Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

NAMA : FRANS DEO SIANIPAR

NPM : 178400139

MATA KULIAH : HUKUM & CONTRACT DRAFTING


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………. 03

DAFTAR ISI……………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 04

1. LATAR BELAKANG……………………………………………. 04

2. TUJUAN………………………………………………………… 04

3. RUMUSAN MASALAH………………………………………… 04

4. MANFAAT PENULISAN………………………………………. 05

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 05

A. SURAT PERJANJIAN KERJA……………………………………… 05

B. SURAT KONTRAK KERJA…………………………………………. 10

C. CONTOH SURAT PERJANJIAN………………………………….. 15

BAB III

A. KESIMPULAN………………………………………………………. 17

B. SARAN……………………………………………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….18
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perjanjian Kontrak
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
bidang studi mata kuliah Hukum & Contract Drafting. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Surat Perjanjian bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Darji Saputra, selaku dosen saya
bidang studi/mata kuliah Hukum & Contract Drafting yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, 10 Mei 2021

Penyusun

Frans Deo Sianipar


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Perjanjian kontrak kerja merupakan elemen dalam suatu


perjanjian dan melekat pada suatu hubungan bisnis/kerja baik skala besar maupun
kecil, baik domestik maupun internasional. Fungsinya sangat penting agar dapat
memberikan kepastian hukum bagi para pihak baik mengatur hak dan kewajiban para
pihak serta mengamankan transaksi bisnis dan mengatur tentang pola penyelesaian
sengketa yang timbul antara kedua belah pihak. Dengan demikian apabila terjadi
perselisihan/cacat mengenai pelaksanaan perjanjian (wanprestasi) diantara para pihak
maka dokumen hukum itu akan dirujuk untuk penyelesaian perselisihan itu. Perjanjian
kontrak kerjadengan demikian merupakan sarana untuk memastikan apa yang hendak
dicapai oleh para pihak dapat diwujudkan dalam sebuah hubungan kerja (perjanjian
kerja).Hukum pembuktian mengenal adanya alat bukti yang berupa surat sebagai alat
bukti tertulis. Surat inilah segala sesuatu yang memuat tanda-tanda bacaan yang
dimaksudakan untuk menyampaikan buah pikiran seseorang dan dipergunakan
sebagai pembuktian. Surat sebagai alat bukti tertulis dibagi menjadi dua yaitu surat
yang merupakan akta dan surat-surat yang bukan akta. Sedangkan akta dibagi lebih
lanjut menjadi akta otentik dan akta dibawah tangan. Membuat akta otentik inilah
pekerjaan pokok sekaligus wewenang notaris.

2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas tujuanyang hendak dicapai dalam penulisan
ini adalah:
1.Untuk mengetahui konsep dalam perjanjian kerja kontrak.
2.Untuk mengetahui manfaat perjanjian kerja.

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka yang menjadi
perumusan pokok permasalahan dalam penulisan tesis ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep dalam perjanjian kerja kontrak yang dibuat?
2. Bagaimana manfaat dari perjanjian kerja kontrak yang dibuat?
4. Manfaat Penelitian
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang
bersangkutan dalam penulisan ini, baik manfaat secara praktis maupun teoritis.
1.Secara TeoritisDapat berguna dalam perkermbangan ilmu pengetahuan di
bidang Ilmu Hukum.
2.Secara Praktis
A.Hasil dari penulisan nantinya diharapkan dapat membantu memberikan
pemahaman dan masukan secara nyata untuk menginplementasikan perjanjian
kerja kontrak.
B.Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para tenaga kerja secara
umum akibat dan kepastian hukum pelaksanaan perjanjian kerja kontrak.

BAB II
PEMBAHASAN

Makalah mengenai Hukum Contract Drafting

Contract Drafting itu biasa disebut (Perjanjian Kerja / Kontrak Kerja)

A. Pengertian perjanjian (kontrak)


Perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada seorang (atau lebih)
lain atau di mana dua (atau lebih) orang itu saling berjanji untuk melaksanakan
sesuatu hal, sebagaimana diatur dalam Ps. 1313 KUHPerdata.
Hukum perikatan (kontrak) diatur dalam buku ke III kuhperdata dan bersifat terbuka,
artinya seseorang diberikan kebebasan untuk membuat perjanjian: tentang apa saja,
berisi apa saja, berbentuk apa saja, selama tidak dilarang UU, tidak berlawanan
dengan kesusilaan dan ketertiban umum.
Dalam KUHP terdapat aturan yang terkait Kontrak, yaitu:
Bab I : ketentuan perikatan pada umum nya (pasal 1213-1233)
Bab II : perikatan yang lahir dari perjanjian (pasal 1313-1351)
Bab III : perikatan yang dilahirkan demi undang-undang (pasal 1350-1352)
Bab IV : penghapusan perikatan(pasal 1381-1456)
Unsur-unsur dalam perjanjian (konrak)
1. Unsur essensialia: yaitu unsur yang harus ada dalam perjanjian, tanpa adanya
unsur essensialia maka tidak ada perjanjian.
2. Unsur naturalia: yaitu unsur yang tidak ada dalam perjanjian namun telah
diatur dalam undang-undang.
3. Unsur aksidentalia: yaitu unsur yang nanti ada atau mengikat para pihak jika
para pihak memperjanjikannya.

Jenis–jenis perjanjian (kontrak)


A. Perjanjian timbal balik: yaitu perjanjian yang menimbulkan kewajiban pokok
bagi kedua belah pihak. Artinya : suatu pihak yang memperoleh hak-hak dari
perjanjian itu, menerima kewajiban-kewajiban yang merupakan kebalikannya dari
hak-hak yang diperolehnya dan sebaliknya suatu pihak yang memikul

kewajiban-kewajiban juga memperoleh hak-hak yang dianggap sebagai kebalikannya


kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya. Contoh : perjanjian jual-beli
B. Perjanjian bernama: yaitu perjanjian yang sudah mempunyai nama sendiri,
maksudnya adalah bahwa perjanjian-perjanjian tersebut diatur dan diberi nama
oleh pembentuk undang-undang. Contoh : perjanjian jual-beli, perjanjian sewa
menyewa.
C. Perjanjian tidak bernama: yaitu perjanjian yang dalam praktik sehari-hari ada,
tetapi tidak diatur secara khusus dalam undang-undang. Contoh : perjanjian jual
beli secara angsuran, dan perjanjian franchise.
D. Perjanjian untung-untungan: yaitu suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai
untung ruginya, baik bagi semua pihak, maupun bagi sementara pihak, bergantung
pada suatu kejadian yang belum tentu (pasal 1774 KUHPerdata)

E. Perjanjian publik: yaitu perjanjian yang sebagian atau seluruhnya dikuasai oleh
hukum publik, karena salah satu pihak yang bertindak adalah pemerintah dan
pihak yang lainnya swasta. Diantara keduanya terdapat hubungan atasan dengan
bawahan (subordinated), jadi tidak dalam kedudukan yang sama (co-ordinated).

Asas–asas perjanjian
1. Asas konsensualisme yaitu bahwa suatu perjanjian dan perikatan yang timbul
telah lahir sejak detik tercapainya kesepakatan, selama para pihak dalam
perjanjian tidak menentukan lain, artinya perjanjian itu sudah sah apabila sudah
tercapai kata sepakat mengenai hal-hal yang pokok dan diperlukan sesuatu
formalitas.
2. Asas kebebasan berkontrak yaitu bahwa para pihak dalam suatu perjanjian
bebas untuk menentukan materi atau isi dari perjanjian sepanjang tidak
bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan kepatutan.
3. Asas kepribadian (ps 1315 KUHPerdata): pada umumnya tiada seorang pun
dapat mengikatkan diri atas namanya sendiri atau meminta ditetapkannya suatu
janji, melainkan untuk dirinya sendiri. Terdapat kewenangan bertindak sebagai
individu pribadi sebagai subjek hukum, dimana setiap tindakan perbuatan yang
4. dilakukan oleh orang perorangan, sebagai subjek hukum pribadi yang mandiri,
akan mengikat diri pribadi tersebut.
5. Asas itikad baik (ps 1338 KUHPerdata): perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan
dengan itikad baik.
6. Asas kekuatan mengikat adalah terikatnya kedua belah pihak pada perjanjian
tidak semata-mata terbatas pada apa yang diperjanjikan tapi juga ada unsur lain
sepanjang dikehendaki oleh kebiasaan dan kepatuhan serta moral sehingga
mengikat para pihak.
7. Asas keseimbangan adalah suatu asas yang menghendaki kedua belah pihak
memenuhi dan melaksanakan perjanjian.
7. Asas moral ini terikat dalam perikatan wajar, di mana suatu perbuatan sukarela
dari seseorang tidak dapat menuntut hak baginya untuk menggugat prestasi dari
pihak debitor

Syarat sahnya perjanjian, menurut pasal 1320 KUHPerdata, adalah :


1. Kata sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
2. Kecakapan para pihak yang membuat perikatan.
3. Suatu hal tertentu.
4. Suatu sebab yang halal.
Syarat 1 dan 2 merupakan syarat subjektif, akibat hukumnya dapat dimintakan
pembatalan. Sedangkan syarat 3 dan 4 merupakan syarat objektif, akibat hukumnya
batal demi hukum.
Personalia perjanjian (kontrak) yangterbagi menjadi:
1. Pribadi, sebagaimana asas kepribadian (ps 1315 KUHPerdata)
2. Janji untuk Pihak Ketiga Ps 1317 KUHPer jo ps 1340 KUHPer (seorang
membuat perjanjian, dalam perjanjian tersebut diperjanjikan hak” bagi orang
lain).
3. Garansi sebagaimana Ps 1316 KUHPer (menjamin bahwa pihak ketiga akan
berbuat sesuatu).

Adapun manfaat dari Perjanjian Kerja adalah:

1. Berfungsi sebagai bukti otentik

Memberikan bukti otentik, bahwa pihak pekerja dan pemberi kerja telah melakukan
kesepakatan untuk kemudian hari dilaksanakan bersama-sama sesuai dengan hak dan
kewajibannya.

2.Memberikan Rasa Tenang bagi Kedua belah Pihak

Adanya surat perjanjian kontrak kerja bisa memberikan rasa tenang bagi kedua belah
pihak yang telah berjanji melaksanakan apa yang tertulis di dalam surat tersebut.

Oleh karena itu, saat Anda bekerja sama dengan seseorang pastikan untuk memiliki
kontrak kerja yang jelas, dimana poin-poinnya sesuai dengan apa yang tertuang dalam
undang-undang.
Selain untuk mengetahui hak dan kewajiban, surat kontrak pun sangat bermanfaat
untuk menjaga Anda secara hukum bila terjadi sesuatu yang merugikan.

3. Mengetahui dan Memperjelas Hak dan Kewajiban Kedua belah Pihak

Jika hak dan kewajiban dinyatakan dengan tertulis, hal itu bisa berpotensi lupa dan
lemah secara hukum dikemudian hari.

Maka dari itu, harus dibuat secara tertulis dimana hak dan kewajiban Anda tertera
dengan jelas pada surat tersebut.

Hak dan kewajiban yang tertulis dalam surat kerja pun bisa membantu kedua belah
pihak untuk konsisten melaksanakannya.

Karena itu, sebelum Anda menandatangani surat perjanjian kontrak kerja pastikan
untuk membacanya dengan seksama agar tidak dirugikan oleh pihak perusahaan.

4. Menghindari dan Mengurangi Perselisihan

Ketika bekerja, bukan tidak mungkin lagi terjadi perselisihan, baik itu perselisihan
antara karyawan dengan karyawan, maupun karyawan dengan pimpinan.

Tentunya, salah satu faktor untuk menghindari dan mengurangi perselisihan tersebut
salah satunya adalah dengan adanya surat perjanjian kontrak kerja yang biasanya
memuat aturan di perusahaan itu sendiri.

5. Sebagai Acuan ketika Ada Perkara atau Perselisihan

Perselisihan yang biasanya tidak terbendung lagi dan menjadi masalah serius adalah
tentang masalah pembagian upah atau tentang hak dan kewajiban lain yang tidak
dipenuhi perusahaan atau karyawan tersebut.

Jika Anda atau pihak perusahaan hal tersebut bisa dibawa ke ranah hukum dimana
sebagai acuannya bisa melihat pada surat perjanjian kontrak kerja.

Dengan kata lain, Anda berhak menggugat seseorang yang mengabaikan hak dan
kewajiabnnya berdasarkan apa yang telah tertulis dalam surat kontrak kerja tersebut.
Terjadinya Perjanjian (kontrak)
Perjanjian lahir dengan tercapainya kata sepakat antara kedua belah pihak dalam
perjanjian tentang hal-hal pokok dari perjanjian (asas konsesualisme), namun
bagaimana terjadinya perjanjian dapat dijabarkan menjadi 3 teori utama:

1. Teori kehendak: yaitu persesuaian kehendak antara para pihak. Teori kehendak
dapat dinyatakan secara tegas dan diam-diam.
2. Teori pernyataan: dimana Pernyataan pihak yang satu diterima pihak lain.
3. Teori kepercayaan: dimana Pernyataan yang dapat di percaya oleh orang yang
normal diterima pihak lain.

Adapun saat terjadinya perjanjian terdapat 4 teori:


1. Teori ucapan: Penerimaan penawaran menyiapkan surat jawaban.
2. Teori pengiriman: Penerimaan penawaran mengirimkan surat jawaban.
3. Teori penerimaan: Orang yang mengajukan penawaran menerima jawaban.
4. Teori pengetahuan: Orang yang mengajukan penawaran mengetahui bahwa
penawarannya diterima.

Bentuk perjanjian (kontrak)


Perjanjian dapat berbentuk Lisan dan Tulisan/akta. Akta itu sendiri adalah suatu
tulisan yang memang dengan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu
peristiwa dan ditandatangani pihak yang membuatnya, menurut ps 1867 KUHPer akta
dibagi menjadi 2 yaitu Akta di bawah tangan (onderhands) dan Akta resmi (otentik).
Batal dan pembatalan
Dapat dibatalkan karena tidak memenuhi syarat subjektif: Sepakat dan Kecakapan
bertndak.
Dalam kata sepakat terdapat pula cacat dalam suatu kesepakatan, yaitu :
1. Kekhilafan (dwaling). Dalam hal ini Kekhilafan tidak mengakibatkan batalnya
suatu persetujuan, kecuali jika kekhilafan itu terjadi mengenai hakikat barang
yang menjadi pokok persetujuan.
1) Kekhilafan juga tidak mengakibatkan kebatalan, jika kekhilafan itu hanya
terjadi mengenai diri orang yang dengannya seseorang bermaksud untuk
mengadakan persetujuan, kecuali jika persetujuan itu diberikan terutama
karena diri orang yang bersangkutan.
2) Paksaan (dwang) sesuai ps 1323 KUHPer (paksaan yang dilakukan terhadap
orang yang mengadakan suatu perjanjian mengakibatkan batalnya perjanjian
yang bersangkutan, juga bila paksaan itu dilakukan oleh pihak ketiga, untuk
kepentingan siapa perjanjian tersebut tidak telah dibuat.) serta ps 1325
KUHPer (subyek terhadap siapa paksaan dilakukanpun ternyata tidak hanya
meliputi pihak yang melakukan perjanjian, melainkan juga termasuk suami
atau isteri dan keluarga mereka dalam garis keturunan keatas maupun
kebawah)
3) Penipuan (bedrof) sebagaimana diatur dalam ps 1328 KUHPer (penipuan
merupakan suatu alasan untuk membatalkan suatu perjanjian, apabila tipu
muslihat yang dipakai oleh salah satu pihak adalah sedemikian rupa, sehingga
terang dan nyata bahwa pihak yang lain tidak telah membuat perikatan itu jika
tidak dilakukan tipu muslihat tersebut. Penipuan tidak dipersangkalkan,
melainkan harus dibuktikan).
Berbeda dengan kekhilafan, penipuan melibatkan unsur kesengajaan dari salah
satu pihak dalam perjanjian, untuk mengelabui pihak lawan, sehingga pihak
yang terakhir ini memberikan kesempatannya untuk tunduk pada perjanjian
yang dibuat antara mereka.

Perjanjian menjadi batal demi hukum jika tidak memenuhi Syarat Objektif, yaitu:
A. Suatu hal tertentu: Perikatan yang ditimbulkan oleh perjanjian harus mempunyai
objek atau prestasi tertentu yang telah ditentukan secara pasti. Juga harus
mengenai suatu hal tertentu, artinya apa yang diperjanjikan hak-hak dan
kewajiban kedua belah pihak jika timbul suatu perselisihan.
B. Suatu sebab yang halal: Diatur dalam Ps 1335 KUHPer : Suatu perjanjian tanpa
sebab, atau yang telah dibuat karena suatu sebab yang palsu atau yang terlarang,
tidaklah mempunyai kekuatan.

B.   Kontrak Kerja


1.      Pengertian Kontrak Kerja
Menurut Shamad kontrak atau perjanjian kerja ialahsuatu perjanjian di
mana seseorang mengikatkan diri untuk bekerja pada orang lain dengan
menerima imbalan berupa upah sesuai dengan syarat-syarat yang dijanjikan atau
disetujui bersam. Sedangkan perjanjian kerja menurut Pasal 1 angka 14 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan:
“Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja atau buruh dengan
pengusahaatau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan
kewajiban para pihak.”
Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perjanjian kerja
harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pihak yang membuatnya.
Menurut pasal 52 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 bahwa suatu
perjanjian kerja dibuat atas dasar :
a.       Kesepakatan kedua belah pihak.
b.      Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum.
c.       Adanya pekerjaan yang diperjanjikan.
d.      Pekerjaan yang dijanjikan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban
umum, kesusilaan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

2.      Dasar Hukum Perjanjian kerja


Diantara dasar hukum perjanjian kerja ialah sebagai berikut:
a.      Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
b.      Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Bab Ke VII A tentang Perjanjian-
perjanjian untuk Melakukan Pekerjaan.
3.      Unsur-unsur dalam Percanjian Kerja
Pekerjaan dalam hal ini yang dimaksud adanya unsur pekerjaan dalam suatu
perjanjian kerja yaitu.
a.       Adanya objek perjanjian
Objek perjanjian disini adalah pekerjaanyang diperjanjikan dan pekerjaan
tersebut harus dilakukan oleh pekerja itu sendiri tapi dapat juga menyuruh
orang lain atau pihak ketiga dengan izin atasanya. Hal ini dijelaskan dalam
KUHPerdata Pasal 1603 a yang berbunyi:
“Si Buruh diwajibkan sendiri melakukan melakukan pekerjaanya; tak
bolehlah ia, selain dengan izin si majikan dalam melakukan pekerjaannya
itu digantikan oleh orang ke tiga”.
b.      Perintah
Perintah dalam unsur ini terjadi hubungan kerja dimana pekerja yang
bersangkutan harus tunduk terhadap atasannya dan melakukan pekerjaan
sesuai dengan apa yang telah diperjanjikan dalam perjanjian kerja.
c.       Upah
Upah merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu perjanjian kerja,
karena seorang pekerja bekerja pada seorang pengusaha adalah untuk
mendapatkan upah, dandengan tidak adanya upah maka suatu hubungan
tersebut tiak bisa di sebut hubungan kerja.
d.      Waktu yang tertentu
Waktu yang tertentu harus ada dalam perjanjian kerja, karena dalam suatu
hubungan kerja tidak selamanya akan terus menerus tapi dibatasi dengan
adanya ketetapan waktu yang telah ditentukan.
4.      Macam-macam Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a.       Perjanjian perburuhan yang sejati (arbeids-overeenkomst);
Dalam Pasal 1601a KUHPerdata disebutkan bahwa:

“Perjanjian perburuhan adalah perjanjian mana pihak yang satu, si buruh,


mengikatkan dirinya untuk dibawah perintah pihak yang lain si majikan, untuk
sesuatu waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan menerima upah”.
Sifat-sifat perjanjian perburuhan yang sejati adalah adanya hubungan
antara buruh dan majikan, adanya gaji untuk para buruh yang sudah
ditetapkan sebelumnya dengan ukuran Upah Minimum Regional (UMR),
adanya masa akhir bekerja, misalnya pensiun atau habis masa kontrak, dan
adanya uang pesangon, uang pensiunan, dan yang sejenisnya.
b.      Perjanjian pekerjaan borongan (aanneming vanwerk);
Dalam Pasal 1601b KUHPerdata disebutkan bahwa:
“Pemborongan Pekerjaan adalah perjanjian, dengan mana pihak yang satu, si
pemborong, mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi
pihak lain, pihak yang memborongkan, dengan menerima suatu harga yang
ditentukan”.
c.       Perjanjian yang mengandung tanda-tanda suatu perjanjian perburuhan
beserta tanda-tanda suatu perjanjian dari jenis lain, maka berlakulah baik
ketentuan-ketentuan perihal perjanjian perburuhan maupun ketentuan-
ketentuan perihal perjanjian lain, yang tanda-tandanya ikut terkandung dalam
itu.(Pasal 1601c KUHPerdata)

5.      Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kerja


a.         Kewajiban Buruh/PekerjaDalam KUHPerdata ketentuan mengenai
kewajiban buruh/pekerja diatur dalam Pasal 1603, 1603a, 1603b dan 1603c
yang pada intinya adalah sebagai berikut:
1)      Buruh/Pekerja wajib melakukan pekerjaan; melakukan pekerjaan
adalahtugas utama dari seorang pekerja yang harus dilakukan sendiri,
meskipun demikian dengan seizin pengusaha dapat diwakilkan.
2)      Buruh/Pekerja wajib menaati peraturan dan petunjuk
majikan/pengusaha;dalam melakukan pekerjaan buruh/pekerja wajib
menaati petunjuk yang diberikan oleh pengusaha. Aturan yang wajib

ditaati oleh pekerja sebaiknya dituangkan dalam peraturanperusahaan


sehingga menjadi lebih jelas ruang lingkup dari petunjuk tersebut.
3)      Kewajiban membayar ganti rugi dan denda;jika buruh/pekerja
melakukan perbuatan yang merugikan perusahaanbaik karena
kesengajaan atau kelalaian, maka sesuatu dengan prinsip hukum pekerja
wajib membayar ganti rugi dan denda.
b.      Kewajiban Pengusaha diantarnya adalah:
1)      Kewajiban membayar upah;dalam hubungan kerja kewajiban utama
pengusaha adalah membayar upah kepada pekerjanya secara tepat waktu.
Ketentuan tentang upah ini juga telah mengalami perubahan pengaturan
ke arah hukum publik dengan adanya campur tangan Pemerintah dalam
menetapkan besarnyaupah terendah yang harus dibayar pengusaha yang
dikenal dengan upah minimum, maupun pengaturan upah
dalamPeraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 Tentang Perlindungan
Upah.
2)      Kewajiban memberikan istrahat/cuti;pihak majikan/ pengusaha
diwajibkan untuk memberikan istrahat tahunan kepada pekerja secara
teratur. Cuti tahunan lamanya 12(dua belas) hari kerja. Selain itupekerja
juga berhak atas cuti panjang selama 2 (dua)bulan setelah bekerja terus-
menerus selama 6 (enam) bulan pada suatu perusahaan(Pasal 79 ayat
2Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan).
3)      Kewajiban mengurus perawatan dan pengobatan;majikan/pengusaha
wajib mengurus perawatan/pengobatan bagi pekerja yang bertempat
tinggal dirumah majikan (Pasal 1602xKUHPerdata). Dalam
perkembangan hukum ketenagakerjaan, kewajiban ini tidak hanya
terbatas bagi pekerja yang bertempat tinggal dirumah majikan.
Perlindungan bagi tenaga kerja yang sakit, kecelakaan, dan kematian
telah dijamin melalui perlindingan Jamsostek sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jamsostek dan sekarang
telah dirubah menjadiBPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Ketenagakerjaan yaitu UU No. 24
Tahun2011tentangBadanPenyelenggara Jaminan Sosial.
4)      Kewajiban memberikan surat keterangan;kewajiban ini didasarkan
pada ketentuan Pasal 1602aKUHPerdata yang menentukan bahwa
majikan/pengusaha wajib memberikan surat keterangan yang diberi
tanggal dan dibubuhi tanda tangan. Dalam surat keterangan tersebut
dijelaskan mengenai sifat pekerjaan yang dilakukan, lamanya hubungan

kerja (masa kerja). Surat keterangan itu juga diberikan meskipu


inisiatifPHK (Pemutusan Hubungan Kerja)datangnya dari
pihakpekerja. Surat keterangan tersebut sebagai bekal pekerja dalam
mencari pekerjaan baru, sehingga dia diperlakukan sesuai dengan
pengalaman pekerjaannya.

6.      Berakhirnya Perjanjian Kerja


Dalam pasal 61 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, perjanjian kerja pun dapat diakhiri bilamana:
a.       Pekerja meninggal dunia.
b.      Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
c.       Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
d.      Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam
perjanjiankerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang
dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.
7. Contoh surat perjanjian kerja:

PT. MAJU BERSAMA


Jln. Melati No. 23 Jakarta
Telp. (025) 436789 Fax. 123456
=======================================================
SURAT PERJANJIAN KERJA
Nomor: SPK-MB/706/II/2016
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Jayadi, SH
Jabatan : Direktur
Alamat : Jln. Bahagia
No. 34 Jakarta
Dalam hal ini bertindak atas nama direksi PT. MAJU BERSAMA yang
berkedudukan Jln. Melati No. 23 Jakartadi dan selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA.
Nama :
Jumari, SE
Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 20
Januari 1988
Pendidikan terakhir           : S-1 Ekonomi
Jenis kelamin                     : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat                               : Jln. Abdullah No. 11 Jakarta
No. KTP/SIM                   : 002238190939
Telepon                                 : 0251-91249083   
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri pribadi dan selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA.

Pasal 1
Mulai Bekerja
Para Pihak setuju dan sepakat bahwa Karyawan mulai bekerja pada tanggal 03
Maret 2016.
Pasal 2
Posisi dan Tugas
PERUSAHAAN dengan ini menunjuk Karyawan dan Karyawan menerima
penunjukkan kerja sebagai Manager Marketing. Karyawan menyatakan kesediaan
dan berkewajiban untuk melakukan aktivitas sebagaimana jabatan yang telah
ditentukan tersebut.
Pasal 3
Gaji dan Tunjangan
1. Karyawan menerima gaji pokok adalah sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) perbulan.
2. Gaji karyawan dibayarkan selambatnya pada hari kerja terakhir pada bulan
yang bersangkutan.
3. Tunjangan karyawan berupa tunjangan tetap maupun tunjangan tidak tetap bagi
yang berhak mengacu kepada Peraturan PERUSAHAAN BAB VII
PENGGAJIAN.

Pasal 4
Berakhirnya Perjanjian Kerja
1. Para pihak dapat memutuskan Perjanjian ini sewaktu-waktu dengan
memberikan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari sebelum hari pengunduran dirinya. PERUSAHAAN juga dapat
mengakhiri perjanjian ini sesuai dengan Peraturan PERUSAHAAN BAB XIII
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA.
2. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dikarenakan pelanggaran yang
dilakukan PIHAK KEDUA atau karena hal-hal yang merugikan PIHAK
PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA tidak wajib memberikan pesangon.

Pasal 5
Lain-lain
Ketentuan lainnya yang belum ditentukan dalam Perjanjian Kerja ini mengacu
kepada Peraturan PERUSAHAAN.
Pasal 6
Penutup
Demikianlah perjanjian ini dibuat, disetujui, dan ditandatangani oleh Para Pihak,
dibuat dalam rangkap dua, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang
sama. Satu dipegang oleh PIHAK KEDUA dan lainnya untuk PIHAK
PERTAMA.
Jakarta, 11 Maret 2016
KARYAWAN                                                                                    DIREKSI

Jumari, S.E                                                                                         Jayadi, S.H

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja atau buruh dengan pengusaha
atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para
pihak.     
Unsur-unsur dalam Perjanjian Kerjaadalah adanya objek perjanjian, Perintah,
Upahdan Waktu yang tertentu. Adapun Macam-macam Perjanjian Kerjaadalah
Perjanjian perburuhan yang sejati (arbeids-overeenkomst);Perjanjian pekerjaan
borongan (aanneming vanwerk); Perjanjian yang mengandung tanda-tanda suatu
perjanjian perburuhan beserta tanda-tanda suatu perjanjian dari jenis lain.
Persekutuan (Maatschap) adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau
lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu kedalam persekutuan, dengan
maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya.
Adapun isi dari perjanjian Persekutuan (Maatschap) adalah sebagai berikut
adalah Bagian yang harus dimasukan kedalam persekutuan, Cara kerja pembagian
keuntungan, Tujuan kerja sama, dan Waktu atau lamanya

2. SARAN
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
http://artonang.blogspot.in/2014/12/perjanjian-kerja.html Diakses pada Rabu 14
September 2016 Pukul 13:22 WIB.
http://gumilar69.blogspot.in/2014/01/makalah-analisa-perjanjian-kerja-bab-ii.html
diakses pada Rabu 14 September 2016 Pukul 14:23 WIB.
http://www.bupeko.com/110-contoh-perjanjian-kerjasama-partnership-mou-adi-
budi.html Diakses pada 13 September 2016 Pukul 13:45 WIB.
http://www.contohsurat16.com/2016/03/contoh-surat-perjanjian-kerja.html diakses
pada Rabu 14 September 2016 Pukul 11:56 WIB.
Subekti. Kitab Undang-undang Hukum Perdata. 2014.PT Balai Pustaka: Jakarta
Timur.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Muhammad, Abdul Kadir. 2006. Hukum Perjanjian. PT. Alumni: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai