Anda di halaman 1dari 13

MACAM-MACAM PERIKATAN

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Hukum Perikatan

Dengan dosen pengampu:


Dr. H. Hamka Siregar, M. Ag. / Nur Hakimah, S.H., M.H.

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Afwanda Frihartini (11824059)


2. Nisrina Noor Rahma (11824048)
3. Nur Sa’adah (11824042)
4. Muhammad Budiman (11824049)
5. Muhammad Husain (11824030)
6. Winda Mauri Tania (11824008)
7. Julbi Akmita (11824014)
8. Muhammad Aditia S (11824027)

Semester/Kelas: IV/B

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah subhana wa ta’ala atas


karunia ilmu yang dianugerahkan sehingga penyusunan makalah mata kuliah
Hukum Dagang yang berjudul “Macam-Macam Perikatan” ini dapat terselesaikan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami tidak terlepas dari bimbingan dosen, dan
teman-teman yang telah mendukung kami dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini dibuat agar mahasiswa dan mahasiswi dapat
mengetahui serta dapat mempelajari tentang perikatan berdasarkan prestasi dan
perikatan berdasarkan sifatnya. Dengan itu juga, mahasiswa dan mahasiswi menjadi
lebih aktif lagi dalam mencari sumber belajar. Dosen juga dapat menambahkan
dengan penjelasan-penjelasan yang lebih singkat, padat, dan jelas.
Tidak menutup kemungkinan, bahwa makalah ini masih terdapat
kesalahan. Karena itu, untuk menyempurnakan makalah ini, saran dan kritik dari
pembaca selalu diharapkan. Kami berharap semoga makalah ini berguna bagi para
pembaca. Khususnya mahasiswa/mahasiswi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Pontianak.

Pontianak, 19 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan Makalah ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

A. Pengertian Perikatan ............................................................... 3


B. Macam-Macam Perikatan ....................................................... 3
1. Perikatan Berdasarkan Prestasi .......................................... 3-6
2. Perikatan Berdasarkan Sifatnya ......................................... 6-8

BAB III PENUTUP .................................................................................... 9

A. Kesimpulan ................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang dari pembuatan makalah ini ialah untuk memberikan
penjelasan mengenai materi yang berkaitan dengan macam-macam perikatan.
Dalam Hukum perdata, banyak sekali cakupannya. Salah satunya adalah
perikatan. Perikatan adalah suatu hubungan hukum dalam lapangan harta
kekayaan antara dua orang atau lebih dimana pihak yang satu berhak atas
sesuatu dan pihak yang lainnya berkewajiban atas sesuatu. Hubungan hukum
dalam harta kekayaan ini merupakan suatu akibat hukum dari suatu perjanjian
atau peristiwa hukum lain yang menimbulkan perikatan.
Di dalam hukum perikatan, setiap orang dapat melakukan perikatan yang
bersumber pada perjanjian, perjanjian apapun dan bagaimana pun, baik yang
telah diatur oleh undang-undang, atau tidak.inilah yang disebut kebebasan
berkontrak harus halal dan tidak melanggar hukum kesusilaan sebagaimana
yang telah di atur dalam undang-undang.
Kita juga tidak hanya mengetahui pengertian atau definisi dari perikatan,
tetapi beberapa macam perikatan juga perlu untuk kita ketahui, agar saat
melakukan perikatan atau perjanjian dengan orang lain, kita bisa mengetahui
aturan-aturan yang berlaku di dalam undang-undang. Jadi, kita tidak di kenai
sanksi atau selainnya. Dalam perikatan, macam-macamnya terdiri dari
perikatan berdasarkan prestasi dn perikatan berdasarkan sifatnya yang akan di
bahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa itu perikatan?
2. apa saja macam-macam perikatan?
3. Bagaimana perikatan berdasarkan prestasi?

1
4. Bagaimana perikatan berdasarkan sifatnya?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu perikatan.
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam perikatan.
3. Untuk mengetahui bagaiamana perikatan berdasarkan prestasi.
4. Untuk mengetahui bagaimana perikatan berdasarkan sifatnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perikatan

Perikatan adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda


“Verbintenis” yaitu mengikat. Perikatan artinya hal yang mengikat antara orang
yang satu dengan orang yang lainnya. Hal yang mengikat itu dapat berupa
perbuatan. Misalnya jual beli barang. Perikatan yang terjadi antara orang yang satu
dengan yang lain itu disebut hubungan hukum (legal relation).

Menurut Von Savigny, perikatan adalah hak seseorang terhadap kreditur.


Sedangkan menurut Subekti, perikatan adalah suatu hubungan hukum antara 2
orang dengan orang lain dan pihak yang lain berkewajiban memenuhi tuntutan itu.
Menurut Hofmann, perikatan adalah suatu hubungan hukum antara sejumlah
seubjek hukum sehubungan dengan itu seorang atau beberapa orang daripadanya
mengikatkan dirinya untuk bersikap menurut cara-cara tertentu terhadap pihak lain
yang berhak atas sikap yang demikian. Dapat disimpulkan, perikatan adalah
hubungan hukum mengenai harta kekayaan yang terjadi dimana salah satu pihak
brhak atas prestasi dan pihak lainnya berkewajiban menyerahkan prestasi.

B. Macam-Macam Perikatan
1. Berdasarkan Prestasi
Prestasi adalah
a. Perikatan positif dan perikatan negatif
Perikatan positif adalah perikatan yang prestasinya berupa
perbuatan positif atau mewajibkan debitur berbuat atau melakukan
sesuatu, yaitu memberi dan berbuat sesuatu.sedangkan perikatan negatif
adalah perikatan yang melarang orang berbuat sesuatu atau mewajibkan

3
debitur membiarkan sesuatu berlangsung, yaitu perikatan untuk tidak
berbuat sesuatu.1

b. Perikatan sepintas lalu dan berkelanjutan


Perikatan sepintas lalu adalah perikatan yang pemenuhan
prestasinya hanya dilakukan dengan satu perbuatan saja dalam waktu
yang singkat umur perikatannya terbatas. Misalnya penyerahan barang
dalam jual beli. Perikatan berkelanjutan adalah perikatan yang
pemenuhan prestasinya dilakukan dengan terus menerus (berkelanjutan)
dalam waktu yang panjang. Misalnya sewa-menyewa dan perjanjian
perburuhan.2

c. Perikatan Alternatif dan Perikatan Fakultatif


Perikatan dengan alternatif diatur dalam pasal 1272 BW-pasal
1277 BW. Pasal 1272 BW berbunyi “Dalam perikatan-perikatan mana
suka si berutang dibebaskan jika ia menyerahkan salah satu dari dua
barang yang disebutkan dalam perikatan, tetapi ia tidak bisa memaksa
si berutang untuk menerima sebagian dari barang yang satu dan
sebagian dari barang yang lainnya.”3
Perikatan alternatif adalah perikatan dimana debitur di bebaskan
untuk memenuhi satu dari dua atau lebih prestasi yang disebutkan dalam
perjanjian. Contohnya: Si A mempunyai tagihan uang Rp. 10.000.000
kepada si B yang sudah lama tidak dibayarnya. Sekarang si A membuat
suatu perjanjian dengan si B , bahwa si B akan dibebaskan dari hutang
jika ia menyerahkan kudamiliknya atau 10 kwintal padi miliknya.

1
Wawan Muhwan Hariri, Hukum Perikatan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm.48.
2
Wibowo, Macam-Macam Perikatan, https://www.jurnalhukum.com, di akses pukul 13.00
WIB pada 19 Maret 2020
3
Marilang, Hukum Perikatan, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, (Makassar: Indonesia
Prime, 2017), hlm. 86.

4
Apabila salah satu objek yang diperjanjikan dalam perikatan
alternatif musnah atau tidak dapat diserahkan, maka perikatan alternatif
itu menjadi perikatan murni.
Perikatan Fakultatif adalah perikatan yang hanya mempunyai satu objek
prestasi manakala debitur dapat menggantikan dengan prestasi lain.
Perbedaan antara keduanya antara lain:
1. Pada perikatan alternatif terdapat dua benda yang sejajar dan debitur
harus menyerahkan salah satu dari dua benda tersebut, sedangkan
pada perikatan fakultatif hanya satu benda yang menjadi prestasi.
2. Pada perutangan alternatif, jika benda yang satu lenyap, benda yang
lain menjadi penggantinya, sedangkan pada perikatan fakultatif, jika
bendanya binasa, perutangannya menjadi lenyap.4
d. Perikatan Generik dan Spesifik
Perikatan generik adalah perikatan dimana objeknya hanya
ditentukan jenis dan jumlah barang yang harus diserahkan. Perikatan
spesifik adalah perikatan dimana objeknya ditentukan secara terinci
tampak ciri-ciri khususnya. Contohnya: Penyerahan beras sebanyak 1
ton (kualitas tidak disebutkan).5 sedangkan perikatan spesifik, debitur
diwajibkan menyerahkan beras sebanyak 10 ton dari Berau kualitas
nomor satu. Arti penting perbedaan antara perikatan generik dan
spesifik, sebagai berikut:6
1. Risiko, yaitu pada perikatan spesifik, sejak terjadinya perikatan,
barangnya menjadi tanggungan kreditur. Apabila bendanya musnah
karena keadaan memaksa, debitur bebas dari kewajibannya untuk
berprestasi (Pasal 1237 dan 1444 BW)
2. Tempat pembayarannya, yaitu pada pasal 1393 BW ditentukan
bahwa jika dalam persetujuan tidak ditetapkan tempat pembayaran,
pemenuhan prestasi mengenai barang tertentu berada sewaktu

4
Ibid., hlm. 52.
5
Universitas Padjajaran, Perikatan Generik dan Spesifik, https://www.coursehero.com, di
akses pukul 09.23 WIB pada 19 Maret 2020
6
Wawan, hlm. 118.

5
persetujuan dibuat. Adapun pembayaran mengenai barang-barang
generik harus dilakukan ditempat kreditur.
e. Perikatan yang dapat dibagi dan Tidak dapat dibagi
Perikatan yang dapat dibagi adalah perikatan yang prestasinya
dapat dibagi, pembagian mana tidak boleh mengurangi hakikat prestasi
itu. Misalnya yang dapat dibagi adalah beras. Sedangkan perikatan yang
tidak dapat dibagi adalah periktan yang prestasinya tidak dapat dibagi,
seperti kuda, sapi dan kambing.7

2. Perikatan Berdasarkan Sifatnya


a. Perikatan Bebas, yaitu perikatan yang tidak dapat dituntut
pelaksanaannya di muka pengadilan, dengan kata lain, “Perikatan tanpa
aksi” Definisi itu di simpulkan dari pasal 1359 ayat 2 yang
menyebutkan akibat hukum dari suatu perikatan bebas (yang
eksistensinya hanya di akui oleh Unang-Undang). Misalnya perikatan
antara orang dewasa dan orang belum dewasa tidak memberi hak
tuntutan kepada orang dewasa terhadap orang yang belum dewasa.
Hubungan antara kreditur dan debitur setelah hak tuntutan kreditur
gugur karena kadaluwarsa.
b. Perikatan yang Lahir Karena Undang-Undang, dibedakan menjadi 2
kemudian di atur dalam pasal 1352-1380 KUHPerd. Maksudnya, suatu
perikatan yang lahir karena telah ditentukan dalam Undang-Undang itu
sendiri. Dibedakan menjadi 2:
1) Perikatan yang hanya lahir dari undang-undang adalah perikatan
yang hanya ahir karena adanya hubungan kekeluargaan. Contoh
alimentasi, yaitu pemberian nafkah dari seorang anak kepada
orangtuanya yang tidak mampu lagi mencari nafkah untuk dirinya.

7
Alannurfitra, Jenis-Jenis Perikatan, https://shareshareilmu.wordpress.com, di akses pukul
09.31 WIB pada 19 Maret 2020

6
2) Perikatan yang lahir karena perbuatan manusia, baik yang di
bolehkan maupun yang melanggar hukum (pasal 1365 KUHPerd.)
yang tidak di perbolehkan ialah pembayaran tidak terutang.
c. Perikatan Tanggung-Menanggung, dalam bahasa Belanda adalah
Hoofdelijk atau solider. Dalam perikatan seperti ini pada salah satu
pihak terdapat beberapa orang dan pada beberapa orang terdapat di
pihak debitur (dan ini yang paling lazim), tiap debitur dapat di tuntut
untuk memenuhi seluruh hutang.
d. Perikatan Murni, yaitu perikatan yang prestasinya dapat dipenuhi saat
itu juga. Yaitu, apabila masing-masing pihak hanya satu orang ,
sedangkan sesuatu yang dapat dilakukan seketika.
e. Perikatan Bersyarat dan Perikatan dengan Ketentuan Waktu
Perikatan bersyarat adalah perikatan yang pemenuhan prestasinya
digantungkan pada syarat tertentu. Perikatan dengan ketentuan waktu,
dibagi menjadi 2, yaitu ketentuan waktu yang menangguhkan dan
ketentuan waktu yang menghapuskan.
f. Perikatan yang Sederhana dan Perikatan yang berlipat Ganda
Perikatan yang sederhana adalah perikatan yang prestasinya terdiri
atas satu prestasi. Contohnya, pinjam-pakai. Kewajiban debitur adalah
mengembalikan barang yang dipinjam, akan tetapi kreditur tidak wajib
untuk menerima atau merasa puas dengan pengembalian barang yang
sejenis, sekalipun nilainya sama atau bahkan lebih tinggi. Perikatan
yang berlipat ganda adalah perikatan yang terdiri atas beberapa
prestasi. Contoh: pada perjanjian jual beli timbul banyak perikatan,
sehingga ada beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh penjual.
g. Perikatan dengan Ancaman Hukuman
Menurut ketentuan pasal 1304 BW, ancaman hukuman adalah
untuk melakukan sesuatu, apabila perikatan tidak di penuhi, sedangkan
penetapan hukuman adalah sebagai ganti kerugian karena tidak di
penuhinya prestasi (Pasal 1307 BW)

7
h. Perikata solider atau tanggung Renteng, yaitu perikatan yang
berdasarkan kehendak para pihak atau ketentuan undang-undang.
Pengertian luas, 1) setiap kreditur dari dua atau lebih kreditur dapat
menuntut keseluruhan prestasi dari debitur dengan pengertian
pemenuhan terhadap seorang kreditur membebaskan debitur dari
kreditur lainnya (tanggug renteng aktif). 2) setiap debitur dari dua atau
lebih debitur berkewajiban terhadap kreditur atas keseluruhan
prestasi. Dengan dipenuhinya prstasi oleh salah seorang debitur,
debitur lainnya bebas dari kewajibannya (tanggung renteng pasif).

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari paparan yang telah disusun, maka penyusun memberikan beberapa
simpulan, sebagai berikut:
1. Perikatan adalah hubungan hukum mengenai harta kekayaan yang terjadi
dimana salah satu pihak brhak atas prestasi dan pihak lainnya berkewajiban
menyerahkan prestasi.
2. Perikatan berdasarkan prestasi, terdiri dari perikatan positif dan perikatan
negatif, perikatan sepintas lalu dan berkelanjutan, perikatan alternatif dan
perikatan fakultatif, perikatan generik dan spesifi, serta perikatan yang dapat
dibagi dan tidak dapat dibagi.
3. Perikatan berdasarkan sifatnya, terdiri dari perikatan bebas, perikatan yang
lahir karena undang-undang, perikatan tanggung-menanggung, perikatan
murni, perikatan bersyarat dan dengan ketentuan waktu, perikatan
sederhana dan berlipat ganda, perikatan dengan ancaman hukuman, serta
perikatan solider.

B. Saran
Sebagai warga negara, sudah sepatutnya kita mempelajari mengenai
perikatan. Karena, perikatan ini pasti selalu muncul dalam kehidupan kita
sehari-hari. Baik perikatan dari hal terkecil hingga yang terbesar. Lebih baik
lagi, kita mempelajari macam-macam perikatan, agar kita mengetahui setiap
perbuatan kita apakah sudah sesuai dengan hukum yang ada/berlaku di negara
Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Muhwan Hariri, Wawan. 2011. Hukum Perikatan, Bandung: Pustaka Setia.
Marilang. 2017. Hukum Perikatan, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian.
Makassar: Indonesia Prime.
Internet:
Universitas Padjajaran, Perikatan Generik dan Spesifik,
https://www.coursehero.com, di akses pukul 09.23 WIB pada 19 Maret
2020.
Alannurfitra, Jenis-Jenis Perikatan, https://shareshareilmu.wordpress.com, di akses
pukul 09.31 WIB pada 19 Maret 2020.
Wibowo, Macam-Macam Perikatan, https://www.jurnalhukum.com, di akses pukul
13.00 WIB pada 19 Maret 2020.

10

Anda mungkin juga menyukai