Anda di halaman 1dari 7

JUAL BELI PERDAGANGAN

A. Pengertian Jual Beli


1. Jual Beli Menurut BW Jual beli diatur dalam Buku III Bab V pasal 1457 sampai dengan pasal 1472 BW. Menurut pasal 1457 BW, jual beli adalah perjanjian dengan mana penjual mengikatkan diri untuk menyerahkan benda, dan pembeli untuk membayar harga yang telah disepakati. Ketentuan pasal ini mengandung 4 ( empat ) unsure pokok yaitu : Unsur subjek terdiri dari penjual dan pembeli Unsure objek terdiri dari benda dan harga Unsure peristiwa ( perbuatan ) terdiri dari menjual dengan menyerahkan benda dan membeli dengan membayar harga Unsure tujuan terdiri dari pengalihan hak milik atas benda dan memperoleh kenikmatan /keuntungan atau laba Berdasarkan unsure-unsur tersebut, maka dapat dibedakan antara jual beli umum dan jual beli khusus. Jual beli umum lazim disebut jual beli yang bertujuan untuk memenuhu kebutuhan konsumsi. Sedangkan jual beli khusus disebut juga jual beli perdagangan yaitu tidak diatur dalam KUHD.jual beli dapat diadakan secara lisan, dapat pula secara tertulis ( pasal 1458 BW ). Jika diadakan secara lisan , maka selalu didukung oleh alat bukti tulis, misalnya faktur penjualan,kuitansi pembayaran. Jika diadakan secara tertulus, perjanjian dapat dibuet dalam bentuk angka otentik di muka notaries, dapat pula dalam bentuk akta di bawah tangan yang dibuat oleh pihak-pihak sendiri. 2. Kekhususan Jual Beli Perdagangan Jual beli perdagangan adalah terjemahan dari istilah asli dalam bahasa Belanda Handelskoop. Soekardono (1977) menerjemehkannya dengan jual beli perniagaan ,

sedangkan Purwosutjipto (1981) menerjemahkannya dengan jual beli perusahaan dengan alasan perbuatan perdagangan ( perniagaan ) pasal 2 pasal 5 KUHD sudah dicabut oleh Stb. Nomor 276 tahun 1938 dan diganti dengan istilah perusahaan. Jual beli perdagangan mempunyai cirri-ciri khusus. Kekhususan tersebut dapat dipahami melalui unsure-unsur berikut ini : Unsur subjek , yaitu penjual dan pembeli kedua-duanya atau salah satunya adalah perusahaan perseorangan, atau persekutuan, atau badan hukum. Unsure objek, yaitu benda dan harga. Benda adalah barang dagangan, di beli untuk dijual lagi. Harga adalah nilai benda dagangan yang diukur dengan uang.

Unsure peristiwa, yaitu perbuatan menjual barang dan penyerahannya menggunakan alat angkut niaga yang digerakkan secara mekanik dan perbuatan membeli barang dengan pembayaran tunai atau mengunakan surat berharga melalui jasa bank.

Unsure tujuan, yaitu keuntungan dan/atau laba sebagai nilai lebih dari modal perdagangan yang sudah diperhitungkan.

Dalam kontrak jual beli perdagangan, dimuat syarat-syarat yang berkenaan dengan cara penyerahan barang dan cara pembayaran harga barang. Syarat-syarat tersebut menyatakan sejauh mana penjual atau pembeli bertanggung jawab atas barang yang diserahkan dan harga yang dibayar dengan dukungan dokumen-dokumen. Tanggung jawab itu meliputi biaya / ongkos, misalnya biaya angkutan, biaya asuransi dan meliputi kerugian akibat penyerahan barang dan pembayaran barang, misalnya kerugian karena kerusakan, kehilangan, kemusnahan,kelambatan.

Jual Beli perdagangan mempunyai 2 sifat, yaitu :

Bersifat Nasional , yaitu apabila perdagangan terjadi antara penjual dan pembeli dalam wilayah Negara yang sama

Bersifat Internasional , yaitu apabila antara penjual dan pembeli yang bertampat tinggal dalam wilayah Negara yang berlainan ( antarnegara)

Purwosutjipto mengatakan bahwa pada jual beli perdagangan internasional prestasi penjual disebut Ekspor-Impor , yaitu perbuatan penyerahan barang oleh penjual kepada pembeli. Sedangkan prestasi pembeli disebut Devisa yaitu perbuatan pembayaran harga barang oleh pembeli kepada penjual dengan alat pembayaran luar negeri.khusus mengenai cara pembayaran bagi jual beli perdagangan dalam negeri yang mana penjual dan pembeli berada di kota yang berjauhan atau antarpulau berlaku pembayaran dengan surat kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN ). Sedangkan bagi jual beli perdagangan luar negeri ( internasional ), berlaku pembayaran dengan surat kredit berdokumen yang diatur dalam Uniform customs and practice documentary credit. Di Indonesia sudah ada undang-undang nomor 32 tahun 1964 tentang peraturan Lalu Lintas Devisa ( Lembaran Negara nomor 131 tahun 1964) dan peraturan pemerintah nomor 1 tahun 1982 tentang pelaksanaan ekspor, impor dan Lalu Lintas Devisa ( lembaran Negara Nomor 1 tahun 1982) jo. Peraturan pemerintah Nomor 24 tqhun 1985 tentang Perubahan Peraturan Pemerinyah nomor 1 tahun 1982.

B. PENYERAHAN BARANG 1. Syarat-syarat Penyerahan Dalam kontrak jual beli perdagangan dimuat syarat-syarat penyerahan yang sudah dibakukan. Syarat-syarat tersebut biasanya dirumuskan dengan kata-kata yang disingkat dengan huruf awalnya saja atau dirumuskan dengan 1 (satu0 kata. Semua itu mengandung makna yang menunjukkan tempat penyerahan barang, dan menentukan pihak yang menanggung risiko atas barang yang deserahkan itu. Syarat-syarat penyerahan ditetapkan dalam International commercial terms 1990 (incoterms)

Dari Kamar Dagang International ( International chamber of commerce).

Incoterms dalam Business news 27 pebruari 1997 : a. Sejarah Incoterms Dalam kegiatan ekspor impor akan terjadi pengiriman barabg dari satu Negara ke Negara lain. Dalam proses pengiriman tersebut sangat mungkin akan timbul berbagai persoalan, seperti hilang atau rusaknya barang atau bahkan yang paling buruk adalah tidak terlaksanannya penyerahan barang.masalah pengiriman barang juga penting karena menyangkut beberapal hal, yaitu : Siapa yang berkewajiban membayar ongkos angkut, biaya penimbunan, biaya asuransi? Siapa yang menanggung risiko hilang dan rusak? Kapan risiko tersebut beralih dari eksportir kepada importer?

Incoterms merupakan seperangkat peraturan internasional tentang pengertian syarat perdagangan sebagai acuan yang dapat dipakai pelaku perdagangan sebagai acuan yang dapat dipakai pelaku perdagangan luar negeri agar mereka memperoleh kepastian tentang rumusan tanggung jawab masing-masing pihak secara sederhana dan aman. Untuk pertama kalinya pada tahun 1936, Kamar Dagan Internasional menerbitkan incoterms 1936. Kemudian incoterms 1939 diadakan berbagai perubahan dan tambahan masing-masing pada tahun 1953, tahun 1967, tahun 1976, tahun 1980 dan terakhir tahun 1990 yang dikenal sebagai incoterms 1990. Incoterms diadakan untuk mengantisipasi adanya salah pengertian dan perselisihan pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi perdagangan luar negeri.

b. Tujuan Incoterms Incoterms bertujuan untuk menyediakan seperangkat peraturan internasional tentang syarat perdagangan yang lazim dipakai dalam perdagangan luar negeri.

Syarat perdagangan dalam Incoterms dikelompokkan dalam empat golongan yang berbeda, yaitu : Kelompok E ( EXW,Ex Work ), yaitu penjual/eksportir menyediakan barang untuk pembeli/impportir di tempat kediaman penjual sendiri. Di Indonesia biasa disebut Loco Gudang Penjual.

Kelompok F (free) terdiri dari free Carrier (FCA) dan free Alongside Ship(FAS) , Free On Board (FOB). Pada kelompok ini, penjual/eksportir dituntut untuk menyerahkan barang kepada pengangkut yang ditunjuk oleh pembeli. Jadi, pembeli yang menyediakan pengangkut.

Kelompok C (cost) terdiri dari cost and freight (CFR), cost,insurance paid to (CIP). Pada kelompok ini penjual/eksportir diwajibkan untuk melakukan kontrak pengangkutan, namun tanpa risiko atas kehilangan dan kerusakan barang serta biaya tambahan karena peristiwa yang mungkin terjadi setelah pengapalan dan selama dalam perjalanan.

Kelompok D (delivered) terdiri dari Delivered At Frontier ( DAF), Delivered Ex Ship (DES), Delivered Ex Quay (DEQ), Delivered Duty Unpaid (DDU), dan Delivered Duty Paid (DDP). Pada kelompok ini, penjual/eksportir memikul semua risiko dan biaya yang dibutuhkan untuk membawa barang ke Negara tujuan.

c. Tempat Penyerahan dan Implikasi Masing-masing terminology syarat perdagangan dalam incoterms memiliki arti dan maksud yang berbeda. Perbedaan itu mencakup tempat dimana penyerahan barang dilakukan dan kapan beralihnya risiko serta siapa yang wajib memikul biaya-biaya yang timbul. Tempat penyerahan dan implikasi dari masing-masing syarat perdagangan tersebut akan diuraikan sebagai berikut : 1. Syarat EXW (loco)

Syarat ini mengandung makna bahwa pembeli menerima penyerahan barang di gudang penjual. Dengan demikian, tempat penyerahan barang adalah di gudang penjual. Hak milik dan risiko atas barang beralih kepada pembeli sejak barang diserahkan untuk diangkut keluar gudang penjual. Implikasinya penjual memikul semua biaya dan risiko dari gudang penjual sampai di tempat pembeli. 2. Syarat Free Carrier (FCA) Free Carrier artinya bebas menggunakan semua alat angkut. Dengan demikian, tempat penyerahan barang adalah di tempat pengangkut yang ditentukan pembeli. Hak milik atas barang beralih sejak penyerahan dilakukan. Implikasinya biaya dan risiko dari tempat pengangkut ke tempat pembeli dipiku oleh atau menjadi tanggung jawab pembeli. 3. Syarat Free Alongide Ship (FAS) Free Alongside artinya bebas disamping kapal.ini berarti penyerahan barang di dermaga di samping kapal yang disediakan oleh pembeli. Hak milik dan resiko atas barang beralih kepada pembeli sejak barang barang ditempatkan di dermaga di samping kapal. Implikasinya semua biaya dan risiko dari dermaga sampai di gudang pembeli menjadi tanggung jawab pembeli. 4. Syarat Free On Board (FOB) Free On Board artinya bebas diatas kapal. Ini berarti penyerahan barang dilakukan diatas kapal yang disediakan oleh pembeli di pelabuhan embarkasi,di geladak kapal. Hak milik dan risiko atas baarang beralih kepada pembeli sejak barang berada di geladak kapal. Implikasinya semua biaya dan risiko sejak di geladak sampai di gudang pembeli menjadi tanggung jawab pembeli. 5. Syarat Cost and Freight (CFR) Cost and freight artinya ongkos dan biaya angkut. Ini berarti penyerahan barang beralih kepada pembeli sejak barang berada di atas kapal. Dengan demikian, tempat

penyerahan barang adalah di atas kapal di pelabuhan embarkasi. Implikasinya risiko dan ongkos tambahan beralih kepada pembeli setelah barang dimuat di atas kapal.

Anda mungkin juga menyukai