Anda di halaman 1dari 47

TEKNIK PERANCANGAN

KONTRAK

Disampaikan oleh :
Ni Putu Riyani Kartika Sari, S.H., M.H.Li.
riyani.ks@gmail.com

Dalam Pendidikan Khusus Profesi Advokat


Kerjasama Federasi Advokat Republik Indonesia (FERARI)
dengan
Fakultas Hukum Universitas Ngurah Rai
Jumat, 28 Juni 2019
Pendahuluan tentang Kontrak

Asas-Asas dalam Perjanjian/Kontrak

Syarat Sah Perjanjian/Kontrak

Materi Unsur-Unsur dalam Kontrak

Anatomi Kontrak

Simulasi Perancangan Kontrak


PENDAHULUAN
TENTANG KONTRAK
Pendahuluan tentang Kontrak

Perjanjian
VS Kontrak
Perjanjian
Pasal 1313 KUHPerdata :
“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”.

Menurut Prof. Van Dune:


“Perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara 2 pihak atau
lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan suatu akibat
hukum”
Perjanjian = Kontrak
• Perjanjian merupakan terjemahan dari bahasa belanda
“OVERINKOMST” (Belanda), sedangkan kontrak merupakan
terjemahan dari bahasa prancis/inggris “Contract”
• Judul Bab II dari Buku III KUHPerdata : Perikatan-Perikatan yang
dilahirkan dari kontrak/perjanjian
• Menurut Prof. Soebekti; menyatakan bahwa kontrak pada
dasarnya sama dengan perjanjian. Namun dalam
perkembangannya kontrak dinyatakan untuk menyebut perjanjian
dalam bentuk tertulis
Bentuk Perjanjian

Perjanjian Perjanjian
Lisan Tertulis
Perjanjian Lisan
• Perjanjian lisan merupakan perjanjian yang dibuat oleh para pihak berdasarkan kesepakatan
yang dikemukakan secara lisan.
• Dasar berlaku dan mengikatnya perjanjian lisan adalah atas dasar kepercayaan.
• Contoh : Transaksi Jual Beli di pasar.
• Karena dilaksanakan atas dasar kepercayaan, maka perjanjian lisan mempunyai kekuatan
pembuktian yang lemah, dan sulit untuk dibuktikan di pengadilan jika terjadi sengketa.
Perjanjian tertulis (AKTA)
• Perjanjian tertulis adalah perjanjian/kesepakatan yang dibuat oleh para pihak dan dibuat dalam bentuk
tertulis guna kepentingan pembuktian di kemudian hari.
• Jenis Perjanjian Tertulis (Akta)
• Akta otentik; akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau di
hadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu, dan dibuat ditempat dimana akta dibuatnya.”
• Amtelek akta (akta pejabat) : akta yang dibuat oleh atau atas inisiatif dari pejabat yang berwenang
berdasarkan kewenangannya untuk membuat akta. Contoh akta pengundian pemenang yang dibuat
oleh notaris.
• Partij akta (akta para pihak) : akta yang dibuat oleh pejabat yang berwenang namun inisiatif untuk
membuat akta tersebut dari para pihak yang melakukan perjanjian. Contoh perjanjian jual beli tanah
dibuatkan akta jual beli oleh PPAT
• Akta dibawah tangan; adalah akta yang dibuat para pihak yang melakukan suatu perjanjian yang berisi
kesepakatan antara para pihak yang membuatnya.
Akta Otentik Akta Bawah Tangan

Perbedaan Pokok antara Akta Otentik dengan Akta Bawah Tangan adalah cara pembuatan atau terjadinya akta tersebut

Definisi Suatu akta otentik ialah suatu akta yang dibuat dalam bentuk akta yang sengaja di buat untuk pembuktian oleh para pihak tanpa
yang ditentukan undang-undang oleh atau dihadapan pejabat bantuan dari seorang pejabat.
umum yang berwenang untuk itu (seperti Notaris, Hakim, cara pembuatan atau terjadinya tidak dilakukan oleh dan atau
Panitera, Juru Sita, Pegawai Pencatat Sipil),di tempat akta itu dihadapan pejabat pegawai umum, tetapi cukup oleh pihak yang
dibuat. berkepentingan saja.
(vide Pasal 1868 KUHPerdata, Pasal 165 Herziene Indonesisch (vide Pasal 1874 KUHPerdata dan Pasal 286 RBg).
Reglemen (“HIR”), dan Pasal 285 Rechtsreglement
Buitengewesten (“RBg”).

Ciri-Ciri • Bentuknya sesuai dengan UU • Bentuknya yang bebas


• Dibuat di hadapan pejabat umum yg berwenang • Pembuatannya tidak harus di hadapan pejabat umum
• Kekuatan pembuktian yang sempurna • Tetap mempunyai kekuatan pembuktian selama tdk disangkal
• Kalau disangkal mengenai kebenarannya, maka oleh pembuatnya
penyangkal harus membuktikan mengenai ketidak
benarannya.

Kekuatan
Pembuktian Akta otentik merupakan alat pembuktian yang sempurna bagi
kedua belah pihak dan ahli warisnya serta sekalian orang yang
mendapat hak darinya tentang apa yang dimuat dalam akta
tersebut.
Akta Otentik merupakan bukti yang mengikat yang berarti Menurut Pasal 1857 KHUPerdata, jika akta dibawah tangan tanda
kebenaran dari hal-hal yang tertulis dalam akta tersebut harus tangannya diakui oleh orang terhadap siapa tulisan itu hendak
diakui oleh hakim, yatiu akta tersebut dianggap sebagai benar dipakai, maka akta tersebut dapat merupakan alat pembuktian yang
selama kebenarannya itu tidak ada pihak lain yang dapat sempurna terhadap orang yang menandatangani serta para ahli
membuktikan sebaliknya. warisnya dan orang-orang yang mendapatkan hak darinya.
Perjanjian/Kontrak
VS Memorandum of
Understanding
Perjanjian adalah suatu hubungan hukum yang berdasarkan kata
sepakat yang menimbulkan suatu akibat hukum.
MOU merupakan suatu pernyataan tentang kesepahaman terhadap
suatu hal yang dilakukan para pihak sebagai permulaan dalam rangka
membuat suatu perjanjian atau dikenal dengan perjanjian pendahuluan
yang nantinya akan diikuti dengan perjanjian pokoknya,
Perbedaannya jika perjanjian ada akibat hukum, sedangkan MOU tidak
ada akibat hukum yang ditimbulkan karenanya.

Jika di sistem hukum anglo saxon, MOU merupakan suatu perjanjian


pendahuluan dimana nantinya akan dibuat lagi perjanjian setelah MOU
tersebut, sehingga terhadap MOU tidak ada akibat hukum, terhadap
pelanggarannya tidak dapat dikenakan konsekuensi yuridis melainkan
hanya konsekuensi moral.
Sedangkan di sistem hukum Indonesia, MOU dianggap sebagai perjanjian
dimana menimbulkan suatu akibat hukum sehingga pelanggaran atau
wanprestasi terhadapnya menimbulkan suatu konsekuensi yuridis.
ASAS-ASAS DALAM
KONTRAK
Asas Kebebasan Berkontrak

Asas Konsensualisme

Asas Pacta Sunt Servanda

Asas – asas Asas Personalitas


dalam
kontrak Asas Itikad Baik
Asas Kebebasan Berkontrak
Diatur dalam Pasal Pasal 1338 ayat 1 yang menyatakan bahwa “semua perjanjian yang dibuat secara
sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”
Asas kebebasan berkontrak terletak pada kata semua perjanjian.
Roten menyatakan bahwa kebebasan berkontrak mengandung 5 makna yang terdiri dari:
Tiap orang bebas untuk membuat atau tidak membuat perjanjian;
Tiap orang bebas untuk menentukan dengan siapa ia akan mengikatkan diri
Tiap orang bebas untuk menentukan bentuk perjanjian
Tiap orang bebas untuk menentukan isi dan syarat-syarat perjanjian.
Tiap orang bebas untuk menentukan terhadap hukum mana perjanjian itu tunduk dan berlaku.
Pengecualian terhadap asas kebebasan berkontrak antara lain:
Asas kebebasan berkontrak berlaku apabila posisi tawar para pihak seimbang.
Asas kebebasan berkontrak berlaku apabila perjanjian tersebut tidak dilarang oleh undang-undang, tidak
bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum.
Asas kebebasan berkontrak berlaku jika perjanjian tidak mengakibatkan atau tidak mengganggu persaingan
usaha yang sehat.
Asas kebebasan berkontrak berlaku jika kebebasan itu tidak mengurangi manfaat yang diterima oleh para
pihak.
• Asas kebebasan berkontrak seiring perkembangan zaman menjadi “terbatas” kebebasannya
karena adanya perjanjian/ kontrak baku.
• Kontrak Baku adalah Kontrak yang klausul-klausulnya telah ditetapkan atau dirancang oleh
salah satu pihak yang memiliki kedudukan atau posisi tawar lebih kuat baik dari segi ekonomi
dan psikologis.
• Dalam hal ini kebebasan pihak yang membuat perjanjian terbatas untuk :
• Membuat atau tidak membuat perjanjian
• Mengadakan perjanjian dengan siapa
• Kontrak baku diperbolehkan sepanjang tidak mengandung Klausul Eksonerasi (salah satu
pihak menghindarkan diri dari tanggung jawab atas ingkar janji atau perbuatan melanggar
hukum).
Asas Konsensualisme
• Asas Konsensualisme diatur dalam Pasall 1338 ayat (1) yang menyatakan bahwa “Semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya”
• Asas konsensualisme dilihat dari kata “Perjanjian yang dibuat secara sah” mengarah kepada
lahirnya perjanjiaan pada saat timbulnya kesepakatan dari para pihak.
• No Concent No Contract. (tidak ada kata sepakat tidak ada kontrak)
• Makna Asas Konsensualisme : suatu kontrak sah dan mengikat ketika tercapai kata sepakat,
selama syarat-syarat sahnya kontrak yang lain terpenuhi sehingga akan menimbulkan hak dan
kewajiban antar kedua belah pihak.
• Terjadinya perjanjian adalah ketika kata sepakat sudah terjadi, namun ada beberapa
pengecualian terhadap asas konsensualisme yaitu pada :
• Perjanjian Riil; yaitu perjanjian yang untuk terjadinya memerlukan penyerahan objek perjanjian dari satu
pihak ke pihak lain. Contoh : perjanjian penitipan barang, perjanjian pinjam pakai.
• Perjanjian Formal ; yaitu perjanjian yang untuk terjadi harus dipenuhi formalitas tertentu yang
dipersyaratkan oleh Undang-Undang. Contoh : Perjanjian / Akta Pendirian Perseroan Terbatas dengan
akta notaris, Perjanjian Jual Beli Tanah harus dibuatkan dalam Akta PPAT.
Asas Pacta Sunt Servanda
Diatur dalam Pasal 1338 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “semua perjanjian yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”
Asas Pacta Sunt Servanda terletak pada frasa “berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya”
Asas pacta sunt servanda mengarah kepada akibat terikatnya para pihak terhadap perjanjian
yang dibuat. Sehingga para pihak wajib mentaati isi perjanjian sebagaimana mereka mentaati
ketentuan dalam Undang-Undang. Karena Perjanjian tersebut merupakan Undang-Undang
yang hanya berlaku bagi para pihak saja.
Asas pacta sunt servanda mengakibatkan perjanjian tersebut mengikat dan tidak dapat
dibatalkan secara sepihak. Sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 ayat 2 “suatu perjanjian
tidak dapat ditarik kembali selain sepakat oleh keduabelahpihak atau oleh uu dinyatakan
cukup untuk itu”
Asas Personalitas
• Pasal 1315 menyebutkan bahwa, “pada umumnya tak seorang dapat mengikatkan diri atas nama
sendiri atau menetapkan suatu janji daripada untuk dirinya sendiri”

• Pasal 1340 disebutkan bahwa,

(1) suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya;

(2) suatu perjanjian tidak dapat membawa rugi kepada pihak ketiga, tak dapat pihak ketiga mendapat
manfaat daripadanya kecuali apabila diperjanjikan.

• Asas Personalitas atau asas kepribadian bermakna bahwa hanya orang yang mengikatkan diri
dalam perjanjian yang terikat terhadap isi perjanjian tersebut. Namun terhadap prinsip ini terdapat
pengecualian dan perluasan.
• Pengecualian terhadap asas personalitas sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1317 atau dikenal
istilah darden bedding. Dimana pihak ketiga dapat mendapatkan manfaat dari adanya suatu
perjanjian. Contoh : Perjanjian Asuransi
• Perluasan terhadap asas personalitas sebagimana diatur dalam Pasal 1318, maka ahli waris
terikat terhadap perjanjian yang dibuat kecuali diperjanjikan sebaliknya. Contoh : Perjanjian KPR
Asas itikad baik
• Diatur dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata, “Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad
baik”
• Asas Itikad baik : asas bahwa para pihak harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan
kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau kemauan yang baik dari para pihak
• Jenis-jenis itikad baik :
• Itikad Baik Subjektif / Nisbi
• Adalah itikad baik yang dilaksanakan sebelum perjanjian terbentuk (Prakontraktual) , itikad baik berupa kejujuran.
• Itikad Baik Objektif / Mutlak
• Adalah itikad baik yang dilaksanakan setelah perjanjian terbentuk, itikad baik berupa kepatutan.
SYARAT SAH
PERJANJIAN/KONTRAK
Adanya Kesepakatan kedua belah
pihak

Kecakapan melakukan perbuatan


hukum

Adanya obyek
Asas – asas
dalam
kontrak Adanya causa yang halal
Kesepakatan
• Kesepakatan : persesuaian pernyataan kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak
lainnya. Yang sesuai itu adalah pernyataannya, karena kehendak itu tidak dapat
dilihat/diketahui orang lain.
• Sebagaimana diatur dalam Pasal 1321 bahwa, “tiada sepakat yang sah apabila sepakat
tersebut diberikan karena kekhilafan atau diperolehnya dengan paksaan atau karena
penipuan”. Sepakat yang sah adalah sepakat yang tidak mengandung cacat kehendak, yang
terdiri dari:
• Paksaan (dwang) ;
Salah satu pihak memberikan kesepakatannya karena ditekan (psikologis)
• Kekhilafan (dwaling)
Salah satu pihak keliru tentang apa yg diperjanjikan, tetapi pihak lain membiarkan pihak
tersebut keliru.
• Penipuan (bedrog)
Salah satu pihak aktif mempengaruhi pihak lain, sehingga pihak yang dipengaruhi
menyerahkan sesuatu atau melepaskan sesuatu
• Penyalahgunaan keadaan
Salah satu pihak memiliki posisi (tawar) yang lebih kuat daripada pihak lainnya yg lebih
lemah untuk membuat kesepakatan yg memberatkan pihak yg lemah.
Kecakapan bertindak
Kecakapan bertindak memiliki makna kemampuan untuk membuat atau melakukan
perbuatan hukum beserta dengan akibat hukumnya secara lengkap.
Kategori yang oleh UU dinyatakan tidak cakap untuk membuat perjanjian menurut
pasal 1330 KUHPerdata antara lain:
 Orang-orang yang belum dewasa
 Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan
 Orang perempuan dalam hal ditetapkan oleh undang-undang (Dihapus berdasarkan SEMA
tahun 1964)
Definisi orang yang belum dewasa adalah orang-orang yang belum berumur 21 tahun
dan belum kawin. Sedangkan orang yang dikatakan dibawah pengampuan adalah
orang yang sakit ingatan, pemabuk, dan pemboros
Objek tertentu
• Objek tertentu adalah pokok perjanjian dimana yang menjadi objek perjanjian adalah
barang/benda atau jasa yang pada umumnya dapat dinilai dengan uang.
• Adapun syarat objek perjanjian :
• Ada dalam lalu lintas perdagangan ( Pasal 1332 KUHPerdata ); hanya barang2 yang dapat
diperdagangkan saja yang dapat menjadi pokok perjanjian.
• Benda itu harus dapat ditentukan jenisnya
• Benda itu harus dapat ditentukan jumlahnya, meskipun tidak spesifik satu persatu, tapi dapat
digeneralisir.
• Benda yang masih akan ada di kemudian hari diperbolehkan, kecuali warisan.
Sebab/causa yang halal
• Sebab atau causa yang halal dalam hal ini bahwa tujuan dari dibuatnya suatu
perjanjian pada intinya tidak dilarang oleh uu, tidak bertentangan dengan kesusilaan,
dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum (ketentuan Pasal 1245, Pasal 1335,
Pasal 1337 KUHPerdata); dan perjanjian dibuat tidak bertentangan dengan kebiasaan
dan kepatutan yang dianut oleh masyarakat (Pasal 1339 KUHPerdata).
Klasifikasi Syarat Sah Perjanjian dan Akibat
Hukum terhadap Pelanggarannya

Dari Keempat syarat sah perjanjian sebagaimana disebutkan diatas, dapat dibedakan
menjadi 2 kategori , yakni syarat Subjektif dan Syarat Objektif.
Kesepakatan dan kecakapan merupakan Syarat Subyektif ; karena menyangkut
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. Jika tidak terpenuhi maka perjanjian itu
dapat dibatalkan.
Obyek dan causa yang halal merupakan Syarat Obyektif ; karena menyangkut objek
perjanjian. Jika tidak terpenuhi maka perjanjian itu batal demi hukum (dari semula
dianggap tidak pernah ada)
UNSUR-UNSUR
DALAM KONTRAK
1. UNSUR ESSENSIALIA
2. UNSUR NATURALIA
UNSUR-UNSUR 3. UNSUR AKSIDENTALIA
KONTRAK
Unsur Essensialia

 Unsur perjanjian yang harus ada di dalam perjanjian, unsur


mutlak, di mana tanpa adanya unsur tersebut, perjanjian
tidak mungkin ada.
 Contohnya dalam perjanjian jual beli harus terdapat harga
dan barang yang disepakati oleh kedua belah.
Unsur Naturalia

• Unsur yang telah diatur dalam undang-undang sehingga


apabila tidak diatur oleh para pihak dalam kontrak,
undang-undang yang mengaturnya.
• Dengan demikian, unsur naturalia ini merupakan unsur yang
selalu dianggap ada dalam kontrak.
• Sebagai contoh, jika dalam kontrak tidak diperjanjikan
tentang cacat tersembunyi, secara otomatis berlaku
ketentuan dalam BW bahwa penjual yang harus
menanggung cacat tersembunyi tersebut.
Unsur Aksidentalia
 Unsur perjanjian yang ditambahkan oleh para pihak,
Undang-Undang sendiri tidak mengatur mengenai hal
tersebut.
 Contohnya:
Dalam perjanjian jual beli rumah, para pihak sepakat untuk
menetapkan bahwa jual beli tersebut tidak meliputi pintu
pagar besi yang ada di halaman depan rumah.
ANATOMI KONTRAK
Kepala
Kontrak/Akta

Badan
Kontrak/Akta
Anatomi
Kontrak
terdiri dari:
Penutup
Kontrak/Akta
Kepala Kontrak/Akta
1. Judul kontrak/ judul akta
• Berisi nama perjanjian (perjanjian bernama – judulnya/ namanya sudah ada dalam UU; jika perjanjian tanpa
nama atau perjanjian jenis baru namanya belum diatur dalam uu, dan masyarakat yang umumnya
memberikan nama tersebut)
2. Nomor kontrak (opsional pada kontrak)
• Jika akta notariil yang memberi kontrak adalah notaris sesuai dengan penomoran buku akta milik notaris.
Sedangkan untuk perjanjian bawah tangan kadang kala nomor itu ditentukan oleh para pihak untuk
memberi penomoran terhadap perjanjian apabila para pihak membuat perjanjian dalam jumlah yang
banyak atau sering melakukan perjanjian agar mempermudah dalam pengarsipan dan tidak terjadi
kekeliruan.
3. Awal kontrak/ awal akta
• Berisi hari, tanggal, bulan dan tahun dibuatnya akta. Sering juga diisikan waktu pembuatan akta terutama
pada akta notariil, karena berkaitan dengan syarat suatu akta otentik bahwa terhadap akta itu dibacakan
dihadapan para pihak pukul berapa. Hal ini diperlukan karena berkenaan dengan tempat akan
menentukan hukum yang berlaku, dan waktu adalah menentukan kewajaran dalam membuat perjanjian
karena bisa saja perjanjian yang dibuat dalam waktu tidak lazim bisa dimohonkan pembatalan perjanjian
atas dasar undue influence.
4. Komparisi
• Adalah identitas para pihak yang disebutkan secara lengkap berisi : nama, tempat
tanggal lahir, umur, pekerjaan, alamat, dan kapasitas bertindak atau keewnangan
bertindaknya.
• Pencantuman identitas secara lengkap berfungsi untuk:
• mengetahui siapa membuat perjanjian dan siapa yang akan terikat terhadap perjanjian itu.
• Mengontrol syarat subjektif (berkenaan dengan kecakapan dan kewenangan untuk membuat
perjanjian)
5. Resital/ premis

• Resital atau premis adalah bagian yang berisi keterangan tentang latar belakang
dibuatnya kontrak, atau menerangkan tentang atas dasar apa kontrak itu dibuat.
• Resital terdiri dari 3 bagian yaitu:
• Resital objek : memuat objek perjanjian
• Resital prestasi : memuat prestasi atau hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh para
pihak dalam perjanjian
• Resital sepakat: memuat kata sepakat atau kesepakatan dari para pihak untuk membuat
suatu perjanjian
Badan Kontrak (Isi Kontrak/ Akta)

Badan/ Isi Kontrak memuat unsur-unsur perjanjian yang terdiri dari unsur esensialia, unsur
naturalia, dan unsur aksidentalia. Adapun unsur-unsur tersebut dijabarkan kedalam klausula
perjanjian yang dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Klausul definisi:
• Memuat berbagai definisi untuk keperluan kontrak yang hanya berlaku pada kontrak tersebut,
penting dalam mendefinisikan klausul-klausul selanjutnya karena tidak perlu diadakan
pengulangan.
2. Klausul transaksi:
• Klausul-klausul yang berisi tentang transaksi yang dilakukan.
3. Klausulspesifik:
• Mengatur tentang hal-hal spesifik dalam suatu transaksi. Artinya klausul tersebut tidak terdapat
dalam kontrak dengan transaksi yang berbeda.
4. Klausul ketentuan umum:
• Klausul ini mengatur tentang domisili hukum dan pilihan penyelesaian sengketa,
Penutup Kontrak/Akta

1. Kata Penutup dan Penegasan tujuan dibuatknya akta


• Kata penutup dimaksudkan untuk memberikan penegasan bahwa perjanjian dibuat oleh para
pihak dengan maksud dibuat adalah sebagai alat bukti yang menyatakan bahwa telah
dibuatnya suatu perjanjian antara para pihak sebagaimana disebutkan diatas.
• Kalimat “demikianlah akta ini dibuat oleh para pihak sebagaimana disebut diatas, untuk
digunakan sebagai pembuktian terjadinya perjanjian dikemudian hari”
2. Pemenuhan uu berupa bea materai
• Adanya materai yang ditempelkan pada perjanjian
3. Penandatanganan oleh para pihak
• Adanya penandatanganan oleh para pihak sebagai bentuk penegasan bahwa memang
benar para pihak yang hadir dalam pembuatan perjanjian telah bersepakat untuk membuat
perjanjian sebagaimana disebutkan dalam isi perjanjian.
PRAKTIK MEMBUAT
KONTRAK
How to Handle Client

1. Client
Request

4. Deal and
2. Meeting
Payment

3.
Quotation
Tahapan Pembuatan Kontrak

Persiapan Pelaksanaan Penutup


Tahap Persiapan
1. Mempelajari maksud dan tujuan pembuatan kontrak:
 Dalam hal ini kita sebagai contract drafter wajib bertanya sedetail mungkin maksud dan tujuan klien
mengadakan kontrak.
 Contract drafter mengumpulkan berkas-berkas terkait dengan kontrak, misalnya catatan-catatan klien atau
MoU yang telah dibuat dengan pihak terkait tentang hal-hal yang akan atau telah disepakati.
 Contract drafter mengecek korespondensi klien terkait dengan pembicaraan tentang kontrak dengan pihak
terkait.
2. Melakukan penelaahan terkait dengan substansi kontrak :
 Ketika contract drafter sudah memperoleh berkas terkait dengan kontrak yang akan dibuat maka wajib
untuk dipelajari.
 Contract drafter dapat mengeksplorasi bidang yang akan dibuatkan kontrak, jika tidak paham dapat
bertanya pada ahlinya.
 Contract drafter wajib melakukan legal due diligent terhadap dokumen-dokumen maupun fisik benda yang
berkaitan dengan kontrak.
3. Melakukan audit hukum terkait dengan kontrak
 Contract drafter wajib mencari dan mempelajari dasar-dasar hukum dan peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan kontrak yang akan dibuat.
Tahap Pelaksanaan
Tipe Tidak Terlibat dalam Negosiasi Tipe Terlibat dalam Negosiasi

• Merumuskan kontrak sesuai ketentuan • Merumuskan kontrak sesuai ketentuan yang


yang berlaku. berlaku.
• Memberikan saran dan masukan kepada
• Mengejawantahkan keinginan klien para pihak tentang kedudukan dan posisi
sesuai dengan penelusuran hukum dan tawar.
anatomi kontrak.
• Mengejawantahkan keinginan klien sesuai
• Merumuskan klausula kontrak dengan dengan penelusuran hukum dan anatomi
mensinkronisasikan keinginan klien kontrak
dengan posisi tawar dan proyeksi • Merumuskan klausula kontrak dengan
keuntungan dan kerugian yang mempertimbangkan keinginan para pihak,
mungkin akan terjadi. posisi tawar para pihak, keuntungan dan
kerugian para pihak yang mungkin akan
terjadi.
Tahap Penutup
Tipe Tidak Terlibat dalam Negosiasi Tipe Terlibat dalam Negosiasi

• Setelah rancangan kontrak selesai, berikan • Setelah rancangan kontrak selesai


catatan-catatan (contract review) yang berikan rancangan kepada para pihak
dapat langsung dibaca dan dipahami klien untuk dipelajari.
terkait hal-hal penting yang harus • Bilamana klien memerlukan bantuan
disetujuinya. maka berikan penjelasan kepada para
• Serahkan rancangan kontrak kepada klien pihak tentang substansi kontrak
untuk dipelajari. • Pada saat klien/keduabelah pihak setuju
• Bilamana klien memerlukan bantuan maka terhadap isi kontrak, pastikan keduanya
dapat diberikan penjelasan terkait dengan sepakat dan menandatangani kontrak
substansi kontrak yang dibuat.
• Pada saat klien sudah setuju, pastikan
keduabelah pihak sepakat dan
menandatangani kontrak
Hal-hal penting yang harus diperhatikan saat membuat kontrak:
• Mudah dimengerti;
• Menggunakan kata2 atau istilah yang mudah dipahami oleh sebagian besar orang, tidak menggunakan
bahasa yang membingungkan apalagi bagi orang yang awam hukum,
• Menggunakan kalimat2 yang singkat dan logis; dimana kalimat jangan dinyatakan dalam uraian yang panjang
melainkan diberi pemenggalan atau dinyatakan dalam beberapa ayat jika yang dinyatakan dalam kalimat
tersebut panjang dan substansial;
• Langsung pada maksud yang disampaikan; artinya kalimatnya jelas mengarah pada maksud dari apa yang
diinginkan dan tidak bertele-tele.
• Spesifik ; terkait dengan pemilihan kata atau pernyataan kalimat pada akta harus jelas dan tidak
menimbulkan multi interpretasi
• Lengkap ; ide dari perjanjian, maksud dari perjanjian yang dibuat para pihak harus tertampung
dalam seluruh klausula perjanjian
• Konsisten; dalam membuat akta penggunaan kata, frasa, atau terhadap penyebutan hal-hal
tertentu dari awal akta atau perjanjian sampai akhir harus konsisten dan tidak boleh berubah2; serta
terhadap pasal yang satu dengan pasal yang lain, tidak
• Pemberkasan yang Baik; setelah akta atau kontrak diserahkan dan ditandatangani klien atau para
pihak, buat salinan atau fotokopi kontrak dan disimpan bersama dokumen-dokumen pendukung
yang dipergunakan dalam tahap persiapan baik dalam bentuk soft copy atau hard copy. Hal ini
dapat mempermudah apabila dikemudan hari klien memerlukan atau bila klien ingin
memperbaharui kontrak yang dibuat.
Simulasi
• Bernard Verschooten , 45 tahun , pemegang Passpor Negara Belgia dengan Nomor EN98751
ingin menyewa tanah milik Nyoman Puji, 58 tahun, pemegang KTP dengan nomor
3015450303610003 yang berlokasi di Jalan Umalas Nomor 100. adapun tanah tersebut
merupakan tanah hak milik atas nama Nyoman Puji berdasarkan SHM Nomor 54 tahun 1998.
jangka waktu sewa yang disepakati adalah selama 5 tahun dengan harga sewa pertahunnya
sebesar Rp5.000.000,-.
• Perjanjian tersebut dibuat oleh para pihak dan ditandatangani pada tanggal 10 Juni 2019,
dihadiri oleh 2 orang saksi yang bernama Putu Adi dan Anna Maria.
• Instruksi:
• Buat rancangan kontrak yang terdiri dari :
• Kepala Kontrak (Lengkap)
• Isi Kontrak (poin-poin klausula saja)
• Penutup Kontrak (lengkap)
SEKIAN
Selamat dan Sukses
Semoga dapat menjadi advokat yang terampil dan berdedikasi

Anda mungkin juga menyukai