KONTRAK
Disampaikan oleh :
Ni Putu Riyani Kartika Sari, S.H., M.H.Li.
riyani.ks@gmail.com
Anatomi Kontrak
Perjanjian
VS Kontrak
Perjanjian
Pasal 1313 KUHPerdata :
“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”.
Perjanjian Perjanjian
Lisan Tertulis
Perjanjian Lisan
• Perjanjian lisan merupakan perjanjian yang dibuat oleh para pihak berdasarkan kesepakatan
yang dikemukakan secara lisan.
• Dasar berlaku dan mengikatnya perjanjian lisan adalah atas dasar kepercayaan.
• Contoh : Transaksi Jual Beli di pasar.
• Karena dilaksanakan atas dasar kepercayaan, maka perjanjian lisan mempunyai kekuatan
pembuktian yang lemah, dan sulit untuk dibuktikan di pengadilan jika terjadi sengketa.
Perjanjian tertulis (AKTA)
• Perjanjian tertulis adalah perjanjian/kesepakatan yang dibuat oleh para pihak dan dibuat dalam bentuk
tertulis guna kepentingan pembuktian di kemudian hari.
• Jenis Perjanjian Tertulis (Akta)
• Akta otentik; akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau di
hadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu, dan dibuat ditempat dimana akta dibuatnya.”
• Amtelek akta (akta pejabat) : akta yang dibuat oleh atau atas inisiatif dari pejabat yang berwenang
berdasarkan kewenangannya untuk membuat akta. Contoh akta pengundian pemenang yang dibuat
oleh notaris.
• Partij akta (akta para pihak) : akta yang dibuat oleh pejabat yang berwenang namun inisiatif untuk
membuat akta tersebut dari para pihak yang melakukan perjanjian. Contoh perjanjian jual beli tanah
dibuatkan akta jual beli oleh PPAT
• Akta dibawah tangan; adalah akta yang dibuat para pihak yang melakukan suatu perjanjian yang berisi
kesepakatan antara para pihak yang membuatnya.
Akta Otentik Akta Bawah Tangan
Perbedaan Pokok antara Akta Otentik dengan Akta Bawah Tangan adalah cara pembuatan atau terjadinya akta tersebut
Definisi Suatu akta otentik ialah suatu akta yang dibuat dalam bentuk akta yang sengaja di buat untuk pembuktian oleh para pihak tanpa
yang ditentukan undang-undang oleh atau dihadapan pejabat bantuan dari seorang pejabat.
umum yang berwenang untuk itu (seperti Notaris, Hakim, cara pembuatan atau terjadinya tidak dilakukan oleh dan atau
Panitera, Juru Sita, Pegawai Pencatat Sipil),di tempat akta itu dihadapan pejabat pegawai umum, tetapi cukup oleh pihak yang
dibuat. berkepentingan saja.
(vide Pasal 1868 KUHPerdata, Pasal 165 Herziene Indonesisch (vide Pasal 1874 KUHPerdata dan Pasal 286 RBg).
Reglemen (“HIR”), dan Pasal 285 Rechtsreglement
Buitengewesten (“RBg”).
Kekuatan
Pembuktian Akta otentik merupakan alat pembuktian yang sempurna bagi
kedua belah pihak dan ahli warisnya serta sekalian orang yang
mendapat hak darinya tentang apa yang dimuat dalam akta
tersebut.
Akta Otentik merupakan bukti yang mengikat yang berarti Menurut Pasal 1857 KHUPerdata, jika akta dibawah tangan tanda
kebenaran dari hal-hal yang tertulis dalam akta tersebut harus tangannya diakui oleh orang terhadap siapa tulisan itu hendak
diakui oleh hakim, yatiu akta tersebut dianggap sebagai benar dipakai, maka akta tersebut dapat merupakan alat pembuktian yang
selama kebenarannya itu tidak ada pihak lain yang dapat sempurna terhadap orang yang menandatangani serta para ahli
membuktikan sebaliknya. warisnya dan orang-orang yang mendapatkan hak darinya.
Perjanjian/Kontrak
VS Memorandum of
Understanding
Perjanjian adalah suatu hubungan hukum yang berdasarkan kata
sepakat yang menimbulkan suatu akibat hukum.
MOU merupakan suatu pernyataan tentang kesepahaman terhadap
suatu hal yang dilakukan para pihak sebagai permulaan dalam rangka
membuat suatu perjanjian atau dikenal dengan perjanjian pendahuluan
yang nantinya akan diikuti dengan perjanjian pokoknya,
Perbedaannya jika perjanjian ada akibat hukum, sedangkan MOU tidak
ada akibat hukum yang ditimbulkan karenanya.
Asas Konsensualisme
(2) suatu perjanjian tidak dapat membawa rugi kepada pihak ketiga, tak dapat pihak ketiga mendapat
manfaat daripadanya kecuali apabila diperjanjikan.
• Asas Personalitas atau asas kepribadian bermakna bahwa hanya orang yang mengikatkan diri
dalam perjanjian yang terikat terhadap isi perjanjian tersebut. Namun terhadap prinsip ini terdapat
pengecualian dan perluasan.
• Pengecualian terhadap asas personalitas sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1317 atau dikenal
istilah darden bedding. Dimana pihak ketiga dapat mendapatkan manfaat dari adanya suatu
perjanjian. Contoh : Perjanjian Asuransi
• Perluasan terhadap asas personalitas sebagimana diatur dalam Pasal 1318, maka ahli waris
terikat terhadap perjanjian yang dibuat kecuali diperjanjikan sebaliknya. Contoh : Perjanjian KPR
Asas itikad baik
• Diatur dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata, “Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad
baik”
• Asas Itikad baik : asas bahwa para pihak harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan
kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau kemauan yang baik dari para pihak
• Jenis-jenis itikad baik :
• Itikad Baik Subjektif / Nisbi
• Adalah itikad baik yang dilaksanakan sebelum perjanjian terbentuk (Prakontraktual) , itikad baik berupa kejujuran.
• Itikad Baik Objektif / Mutlak
• Adalah itikad baik yang dilaksanakan setelah perjanjian terbentuk, itikad baik berupa kepatutan.
SYARAT SAH
PERJANJIAN/KONTRAK
Adanya Kesepakatan kedua belah
pihak
Adanya obyek
Asas – asas
dalam
kontrak Adanya causa yang halal
Kesepakatan
• Kesepakatan : persesuaian pernyataan kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak
lainnya. Yang sesuai itu adalah pernyataannya, karena kehendak itu tidak dapat
dilihat/diketahui orang lain.
• Sebagaimana diatur dalam Pasal 1321 bahwa, “tiada sepakat yang sah apabila sepakat
tersebut diberikan karena kekhilafan atau diperolehnya dengan paksaan atau karena
penipuan”. Sepakat yang sah adalah sepakat yang tidak mengandung cacat kehendak, yang
terdiri dari:
• Paksaan (dwang) ;
Salah satu pihak memberikan kesepakatannya karena ditekan (psikologis)
• Kekhilafan (dwaling)
Salah satu pihak keliru tentang apa yg diperjanjikan, tetapi pihak lain membiarkan pihak
tersebut keliru.
• Penipuan (bedrog)
Salah satu pihak aktif mempengaruhi pihak lain, sehingga pihak yang dipengaruhi
menyerahkan sesuatu atau melepaskan sesuatu
• Penyalahgunaan keadaan
Salah satu pihak memiliki posisi (tawar) yang lebih kuat daripada pihak lainnya yg lebih
lemah untuk membuat kesepakatan yg memberatkan pihak yg lemah.
Kecakapan bertindak
Kecakapan bertindak memiliki makna kemampuan untuk membuat atau melakukan
perbuatan hukum beserta dengan akibat hukumnya secara lengkap.
Kategori yang oleh UU dinyatakan tidak cakap untuk membuat perjanjian menurut
pasal 1330 KUHPerdata antara lain:
Orang-orang yang belum dewasa
Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan
Orang perempuan dalam hal ditetapkan oleh undang-undang (Dihapus berdasarkan SEMA
tahun 1964)
Definisi orang yang belum dewasa adalah orang-orang yang belum berumur 21 tahun
dan belum kawin. Sedangkan orang yang dikatakan dibawah pengampuan adalah
orang yang sakit ingatan, pemabuk, dan pemboros
Objek tertentu
• Objek tertentu adalah pokok perjanjian dimana yang menjadi objek perjanjian adalah
barang/benda atau jasa yang pada umumnya dapat dinilai dengan uang.
• Adapun syarat objek perjanjian :
• Ada dalam lalu lintas perdagangan ( Pasal 1332 KUHPerdata ); hanya barang2 yang dapat
diperdagangkan saja yang dapat menjadi pokok perjanjian.
• Benda itu harus dapat ditentukan jenisnya
• Benda itu harus dapat ditentukan jumlahnya, meskipun tidak spesifik satu persatu, tapi dapat
digeneralisir.
• Benda yang masih akan ada di kemudian hari diperbolehkan, kecuali warisan.
Sebab/causa yang halal
• Sebab atau causa yang halal dalam hal ini bahwa tujuan dari dibuatnya suatu
perjanjian pada intinya tidak dilarang oleh uu, tidak bertentangan dengan kesusilaan,
dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum (ketentuan Pasal 1245, Pasal 1335,
Pasal 1337 KUHPerdata); dan perjanjian dibuat tidak bertentangan dengan kebiasaan
dan kepatutan yang dianut oleh masyarakat (Pasal 1339 KUHPerdata).
Klasifikasi Syarat Sah Perjanjian dan Akibat
Hukum terhadap Pelanggarannya
Dari Keempat syarat sah perjanjian sebagaimana disebutkan diatas, dapat dibedakan
menjadi 2 kategori , yakni syarat Subjektif dan Syarat Objektif.
Kesepakatan dan kecakapan merupakan Syarat Subyektif ; karena menyangkut
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. Jika tidak terpenuhi maka perjanjian itu
dapat dibatalkan.
Obyek dan causa yang halal merupakan Syarat Obyektif ; karena menyangkut objek
perjanjian. Jika tidak terpenuhi maka perjanjian itu batal demi hukum (dari semula
dianggap tidak pernah ada)
UNSUR-UNSUR
DALAM KONTRAK
1. UNSUR ESSENSIALIA
2. UNSUR NATURALIA
UNSUR-UNSUR 3. UNSUR AKSIDENTALIA
KONTRAK
Unsur Essensialia
Badan
Kontrak/Akta
Anatomi
Kontrak
terdiri dari:
Penutup
Kontrak/Akta
Kepala Kontrak/Akta
1. Judul kontrak/ judul akta
• Berisi nama perjanjian (perjanjian bernama – judulnya/ namanya sudah ada dalam UU; jika perjanjian tanpa
nama atau perjanjian jenis baru namanya belum diatur dalam uu, dan masyarakat yang umumnya
memberikan nama tersebut)
2. Nomor kontrak (opsional pada kontrak)
• Jika akta notariil yang memberi kontrak adalah notaris sesuai dengan penomoran buku akta milik notaris.
Sedangkan untuk perjanjian bawah tangan kadang kala nomor itu ditentukan oleh para pihak untuk
memberi penomoran terhadap perjanjian apabila para pihak membuat perjanjian dalam jumlah yang
banyak atau sering melakukan perjanjian agar mempermudah dalam pengarsipan dan tidak terjadi
kekeliruan.
3. Awal kontrak/ awal akta
• Berisi hari, tanggal, bulan dan tahun dibuatnya akta. Sering juga diisikan waktu pembuatan akta terutama
pada akta notariil, karena berkaitan dengan syarat suatu akta otentik bahwa terhadap akta itu dibacakan
dihadapan para pihak pukul berapa. Hal ini diperlukan karena berkenaan dengan tempat akan
menentukan hukum yang berlaku, dan waktu adalah menentukan kewajaran dalam membuat perjanjian
karena bisa saja perjanjian yang dibuat dalam waktu tidak lazim bisa dimohonkan pembatalan perjanjian
atas dasar undue influence.
4. Komparisi
• Adalah identitas para pihak yang disebutkan secara lengkap berisi : nama, tempat
tanggal lahir, umur, pekerjaan, alamat, dan kapasitas bertindak atau keewnangan
bertindaknya.
• Pencantuman identitas secara lengkap berfungsi untuk:
• mengetahui siapa membuat perjanjian dan siapa yang akan terikat terhadap perjanjian itu.
• Mengontrol syarat subjektif (berkenaan dengan kecakapan dan kewenangan untuk membuat
perjanjian)
5. Resital/ premis
• Resital atau premis adalah bagian yang berisi keterangan tentang latar belakang
dibuatnya kontrak, atau menerangkan tentang atas dasar apa kontrak itu dibuat.
• Resital terdiri dari 3 bagian yaitu:
• Resital objek : memuat objek perjanjian
• Resital prestasi : memuat prestasi atau hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh para
pihak dalam perjanjian
• Resital sepakat: memuat kata sepakat atau kesepakatan dari para pihak untuk membuat
suatu perjanjian
Badan Kontrak (Isi Kontrak/ Akta)
Badan/ Isi Kontrak memuat unsur-unsur perjanjian yang terdiri dari unsur esensialia, unsur
naturalia, dan unsur aksidentalia. Adapun unsur-unsur tersebut dijabarkan kedalam klausula
perjanjian yang dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Klausul definisi:
• Memuat berbagai definisi untuk keperluan kontrak yang hanya berlaku pada kontrak tersebut,
penting dalam mendefinisikan klausul-klausul selanjutnya karena tidak perlu diadakan
pengulangan.
2. Klausul transaksi:
• Klausul-klausul yang berisi tentang transaksi yang dilakukan.
3. Klausulspesifik:
• Mengatur tentang hal-hal spesifik dalam suatu transaksi. Artinya klausul tersebut tidak terdapat
dalam kontrak dengan transaksi yang berbeda.
4. Klausul ketentuan umum:
• Klausul ini mengatur tentang domisili hukum dan pilihan penyelesaian sengketa,
Penutup Kontrak/Akta
1. Client
Request
4. Deal and
2. Meeting
Payment
3.
Quotation
Tahapan Pembuatan Kontrak