Anda di halaman 1dari 23

PENILAIAN PEMBUKTIAN PERKARA PERJANJIAN HUTANG

PIUTANG MENURUT SISTEM HUKUM ACARA PERDATA TERHADAP


PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 2574 K/PDT/2017

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

DYAH IVANA PUTRI INDRAJAYA


NIM. 181010201159

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
ini dengan judul “Penilaian Pembuktian Perkara Perjanjian Hutang Piutang
Menurut Sistem Hukum Acara Perdata Terhadap Putusan Mahkamah Agung
No. 2574 K/Pdt/2017.”

Penulis menyadari bahwa tulisan tidak akan selesai tanpa bantuan dan
dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini perkenankan
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang
terhormat:

1. Ketua Yayasan Sasmita Jaya Bapak Dr. (H.C) Drs. H. Darsono

2. Rektor Universitas Pamulang Bapak Dr. E. Nurzaman, AM. MM. M.Si

3. Dekan Fakultas Hukum Universitas Pamulang Bapak Dr. Oksidelfa Yanto,

S.H., M.H.

4. Ketua Program Studi Ilmu Hukum S1 Universitas Pamulang Bapak Dr.

Taufik Kurrohman, S.H.I., M.H.

5. Dosen Penguji serta pembimbing Proposal Ibu Fenny Wulandary S.H, M.H.

6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Hukum Universitas Pamulang.

7. Untuk Orang Tua penulis, terima kasih karena sudah mendukung penulis,

menemani serta selalu memberikan doa.

8. Untuk teman-teman seperjuangan khususnya kelas Reg A Fakultas Hukum,

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan

dukungannya.

i
Penulis menyadari adanya keterbatasan di dalam penyusunan proposal
skripsi ini. Besar harapan penulis akan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis serta bagi
pembaca sekalian.

Tangerang Selatan, 20 September 2021

Penulis,

Dyah Ivana Putri Indrajaya


NIM. 181010201159

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. …...1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
E. Kerangka Teori ....................................................................................... 6
F. Orisinalitas Penelitian ............................................................................. 8
G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 9

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENILAIAN PEMBUKTIAN


PERKARA PERJANJIAN HUTANG PIUTANG MENURUT SISTEM
HUKUM ACARA PERDATA............................................................................12
A. Tinjauan Umum Hukum Acara Perdata..............................................12
B. Tinjauan Umum Pembuktian.............................................................12
C. Tinjauan Umum Alat-alat Pembuktian...............................................12
D. Tinjauan Umum Putusan Pengadilan................................................12

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................13


A. Jenis Penelitian ………………………………………………......13
B. Spesifikasi Penulisan …………………………………………….14
C. Sumber dan Jenis Data ………………………………………......14
D. Lokasi Penelitian ………………………………………………...16
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………16
F. Teknik Analisis Data …………………………………………….16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara hukum, artinya segala tindakan yang dilakukan

oleh masyarakat Indonesia harus berdasarkan hukum yang berlaku di Negara

Indonesia. Adanya ketetapan hukum di Indonesia merupakan suatu upaya untuk

menegakan keadilan, kebenaran dan meningkatkan kesadaran hukum bagi

masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

Manusia dalam kehidupannya pun tidak luput dari yang namanya perjanjian

utang piutang, baik dalam jumlah kecil maupun besar. dalam jumlah besar,

biasanya dilakukan oleh masyarakat untuk memperoleh pinjaman sebagai modal

usaha. Suatu perjanjian utang piutang pastinya memerlukan suatu jaminan.

Keharusan adanya jaminan ini diatur dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perbankan yang terkandung secara tersirat dalam kalimat “keyakinan

berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan

nasabah Debitor” kalimat tersebut juga sekaligus mencerminkan prinsip 5C yang

wajib dipenuhi oleh calon debitor.1

Pengertian hutang piutang sama dengan perjanjian pinjam meminjam yang

dijumpai dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1754 yang

1
Alves Simao dkk, Tinjauan Mengenai Pelaksanaan Perjanjian Kredit dengan Hak
Tanggungan, Jurnal Private Law, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Vol. 2, No .4, hlm. 3.

1
2

berbunyi: “pinjam meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu

memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah barang-barang tertentu dan habis

karena pemakaian, dengan syarat bahwa yang belakangan ini akan mengembalikan

sejumlah yang sama dari macam keadaan yang sama pula”.2

Perjanjian utang piutang hendaknya dibuat secara tertulis karena dengan

bentuknya yang tertulis akan lebih mudah untuk dipergunakan sebagai bukti apabila

dikemudian hari ada hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam hukum perdata, bukti

tertulis merupakan bukti utama, dengan dituangkannya perjanjian dalam bentuk

tertulis, maka masing-masing pihak akan mendapat kepastian hukum terhadap

perjanjian yang dibuatnya. Apabila di dalam hubungan perutangan debitur tidak

memenuhi prestasi secara sukarela, kreditur mempunyai hak untuk menuntut

pemenuhan piutangnya bila hutang tersebut sudah dapat ditagih, yaitu terhadap

harta kekayaan debitur yang dipakai sebagai jaminan3

Perikatan secara etimologis didefinisikan sebagai suatu hubungan hukum

antara dua orang berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut hal dari pihak

lain dan pihak lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.4

Dalam melakukan sebuah perjanjian hutang piutang sudah bukan hal yang

asing untuk kita dengar, karena selalu saja sada masalah yang timbul dalam

pelaksanaan perjanjian utang piutang, Terdapat dua cara yaitu melalui litigasi dan

2
Lamonti Erinda dan Diah Ayu Utami, Wanprestasi Debitur Dalam Perjanjian Hutang
Piutang Secara Lisan, Lontar Merah, 3.1, 2020, hlm. 291-298.
3
Nugraha, Eggy Bintang, Perbuatan Melawan Hukum Kreditur Dalam Mengalihkan
Jaminan Tanpa Sepengetahuan Debitur Dalam Perjanjian Utang Piutang Dihubungkan Dengan
Buku Iii Kuh Perdata, Diss. Fakultas Hukum Unpas, 2019.
4
Lukman Santoso Az, Aspek Hukum Perjanjian, Penebar Media Pustaka, Yogyakarta,
2019, hlm. 6.
3

non litigasi. Melalui penyelesaian litigasi pengadilan putusan hakim dalam

menjatuhkan putusan harus sesuai dengan hukum yang berlaku, tetapi ternyata

masih ada kekeliruan atau kekhilafan dalam menjatuhkan putusan. Dalam hal

pembuktian seorang hakim harus melihat kesaksian dari kedua belah pihak dan

berjalan sesuai dengan hukum acara perdata. Seperti halnya dalam putusan

mahkamah agung no. 2574 k/pdt/2017 hakim perkara tersebut tidak memeriksa secara

keseluruhan dari fakta di Persidangan.

Hukum Acara Perdata bertujuan untuk mencegah tindakan main hakim

sendiri sehingga akan tercipta suasana tertib hukum di dalam kehidupan

bermasyarakat. Peradilan memberikan perlindungan hukum kepada subjek hukum

untuk mempertahankan hak-haknya sehingga mencegah perbuatan main hakim

sendiri dan perbuatan sewenang-wenang.5 Dalam melakukan pembuktian pihak-

pihak berperkara dan hakim yang memimpin pemeriksaan perkara perdata di

persidangan, harus memperhatikan ketentuan-ketentuan hukum pembuktian yang

mengatur tentang cara pembuktian, beban pembuktian, macam-macam alat bukti,

serta kekuatan alat-alat bukti tersebut, dan sebagainya. Hukum pembuktian ini

termuat dalam Pasal 162-177 HIR dan Pasal 282 - 314 RBg, Stb. 1867 Nomor 29

tentang kekuatan pembuktian akta di bawah tangan dan Pasal 1865 – 1945

KUHPerdata.6

Dalam Pelaksanakan perjanjian hutang piutang dalam putusan mahkamah

agung no. 2574 k/pdt/2017 bahwa Penggugat dengan Tergugat tidak mempunyai

5
Yulis, Hukum Acara Perdata, Unimal Press, Aceh, 2018, hlm. 2.
6
Yulis, Op. Cit, hlm. 56-57.
4

hubungan hukum yang sah karena tidak pernah terjadi perselisihan hukum dari

keduanya tetapi Penggugat mempunyai hubungan hukum dengan H.A Syafrudin,

Ba, alias Anton. Penggugat ini melakukan kesalahan subjek dalam mengajukan

gugatan, seharusnya yang digugat adalah H.A Syafrudin, Ba., alias Anton.

Mengenai eksepsi yang diajukan tergugat tentang gugatan penggugat tidak

lengkap/tidak sempurna majelis berpendapat bahwa menurut yurisprudensi

Mahkamah Agung RI yaitu dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 4 K/Sip/1958

tertanggal 13 desember 1958 dan putusan Mahkamah Agung Nomor 995

K/Sip/1975 tertanggal 8 agustus 1975, telah ditetapkan bahwa untuk menarik

seseorang sebagai tergugat haruslah dipenuhi syarat-syarat tertentu yakni pertama

harus ada perselisihan hukum diantara keduanya, kedua harus ada sesuatu yang

dilanggar oleh orang lain sebagai tergugat sepenuhnya diserahkan kepada

penggugat yang berkepentingan (nemo yudex sineactors).

Sikap Profesionalisme hakim sangat mempengaruhi dalam perbuatan

putusan terhadap sengketa, hakim harus menjunjung tinggi keadilan baik itu

keadilan dari yuridis, keadilan dari filosofis, dan keadilan dari sosiologis. 7

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penyusunan sebuah skripsi dengan judul “Penilaian Pembuktian Perkara

Perjanjian Hutang Piutang Menurut Sistem Hukum Acara Perdata Terhadap

Putusan Mahkamah Agung No. 2574 K/Pdt/2017”.

7
Syarif Mappiasse, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, Kencana, Jakarta, 2015,
hlm 4.
5

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penilaian pembuktian perkara perjanjian hutang piutang menurut

sistem hukum acara perdata terhadap putusan mahkamah agung no. 2574

k/pdt/2017?

2. Bagaimana kekuatan hukum pembuktian dalam putusan mahkamah agung no.

2574 K/Pdt/2017 menurut sistem hukum acara perdata?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penilaian pembuktian perkara perjanjian hutang piutang

menurut sistem hukum acara perdata terhadap putusan mahkamah agung no.

2574 k/pdt/2017.

2. Untuk mengetahui kekuatan hukum pembuktian dalam putusan mahkamah

agung no. 2574 K/Pdt/2017 menurut sistem hukum acara perdata.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta mengetahui

penilaian pembuktian dalam perkara perjanjian hutang piutang menurut

sistem hukum acara perdata dan sebagai salah satu syarat persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Strata Satu (S.1) pada Fakultas

Hukum Universitas Pamulang.


6

b. Bagi Universitas Pamulang

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam memutus

sebuah perkara menurut sistem hukum acara perdata.

c. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi yang bermanfaat

bagi kelangsungan hidup orang banyak khususnya dalam proses beracara

dalam perkara perdata di persidangan.

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi para pihak terkait dalam proses beracara dalam perkara

perdata di persidangan.

E. Kerangka Teori

Kerangka teoritik merupakan salah satu sub bahasan awal dalam

penyusunan penelitian yang keberadaannya sangat penting bagi peneliti ketika akan

melakukan analisis terhadap seluruh permasalahan yang dikaji, termasuk dalam

pelaksanaan penelitian di bidang ilmu hukum. Peran penting penguraian kerangka

teoritik dalam penelitian hukum akan dapat diketahui dengan terlebih dahulu

memahami makna dari teori, baik ditinjau dari aspek etimologi (bahasa) maupun

aspek terminologi (istilah) beserta fungsinya dalam sebuah penelitian. Guna

mendapatkan hasil penelitian yang maksimal, seorang peneliti harus mampu


7

memilih dan menggunakan teori-teori yang tepat dan bersesuaian dengan

permasalahan (isu hukum) yang diteliti.8

Keadilan merupakan salah satu tujuan hukum yang paling banyak

dibicarakan sepanjang perjalanan filsafat hukum. Tujuan hukum bukan hanya

keadilan, kepastian hukum tetapi juga menyangkut kemanfaatan hukum. Idealnya

hukum memang harus mengakomodasikan ketiganya. Putusan hakim misalnya,

sedapat mungkin merupakan resultant dari ketiganya. Sekalipun demikian, tetap

ada diantara ketiga tujuan hukum tersebut, keadilan merupakan tujuan hukum yang

paling penting. Seperti yang dikemukakan oleh Gustav Radbruch yang menyatakan

bahwa tujuan hukum sebagai perwujudan keadilan, kemanfaatan dan kepastian

hukum dalam pergaulan manusia, yakni kepastian oleh karena hukum dan kepastian

dalam atau dari hukum. Bahkan Bentham, J. berpendapat bahwa hukum bertujuan

untuk mewujudkan semata-mata yang berfaedah saja, jadi untuk menjamin adanya

kebahagiaan sebesar-besarnya pada masyarakat.9

Teori Keadilan Aritoteles Pandangan Aristoteles tentang keadilan bisa

didapatkan dalam karyanya nichomachean ethics, politics, dan rethoric. Spesifik

dilihat dalam buku nicomachean ethics, buku itu sepenuhnya ditujukan bagi

keadilan, yang berdasarkan filsafat hukum Aristoteles, mesti dianggap sebagai inti

dari filsafat hukumnya, “karena hukum hanya bisa ditetapkan dalam kaitannya

8
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, UPT. Mataram University Press, Mataram, 2020.
hlm. 39.
9
I Nyoman Sujana, Kedudukan Hukum Anak Luar Kawin Dalam Perspektif Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 46/Puu-Viii/2010, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2015, hlm. 16.
8

dengan keadilan”. Pandangan keadilan ini pada pokoknya sebagai suatu pemberian

hak persamaan tapi bukan persamarataan. Aristoteles membedakan hak

persamaanya sesuai dengan hak proposional. Kesamaan hak, pandangan manusia

sebagai suatu unit atau wadah yang sama. Inilah yang dapat dipahami bahwa semua

orang atau setiap warga negara dihadapan hukum sama10.

F. Orisinalitas Penelitian
Orisinalitas merupakan keaslian penelitian yang dilakukan dan penelitian

tersebut belum pernah diteliti oleh peneliti terdahulu. Untuk mengetahui tentang

orisinalitas penelitian, maka peneliti mengacu dan menyajikan berbagai hasil

penelitian skripsi, tesis dan disertasi terdahulu yang ada hubungannya dengan topik

dan permasalahan yang akan diteliti. Originalitas penelitian yang merupakan hasil

pencarian dan penemuan terhadap hasil penelitian yang terdahulu.11

Tabel 1.1

Orisinalitas Penelitian

No Judul, Nama, Institusi Persamaan Perbedaan

penulis, dan tahun

1. PENILAIAN ALAT BUKTI Membahas objek Dalam skripsi Asep


AFFIDAVIT DALAM penelitian yang Dwi Maulyana
SISTEM HUKUM ACARA sama di bidang putusan pengadilan
PERDATA DI INDONESIA hukum dalam yang digunakan
(Studi Putusan Nomor penilaian alat yaitu (Studi Putusan
247/Pdt.G./2019/PN Mdn), bukti yang diatur Nomor
Asep Dwi Maulyana dalam sistem 247/Pdt.G./2019/PN
FAKULTAS HUKUM Mdn).

10
Kadi Sukarna, Alat Bukti Petunjuk Menurut Kuhp Dalam Perspektif Teori Keadilan,
Unnes Press, Semarang, 2016, hlm. 40-41.
11
Muhaimin, Loc.Cit, hlm. 110.
9

UNIVERSITAS hukum acara


MUHAMMADIYAH perdata.
SUMATERA UTARA
MEDAN (2020).
2. PEMBUKTIAN DALAM Membahas Dalam skripsi Baldi
HUKUM ACARA PERDATA terkait Ahmad, berfokus
PERBUATAN MELAWAN pembuktian pada menguasai
HUKUM DENGAN dalam hukum tanah yang tidak
MENGUASAI DAN acara perdata mempunyai alas
MEMILIKI ATAS TANAH yang melawan hak yang sah terkait
TANPA ALAS HAK YANG hukum dan juga putusan Nomor
SAH, Baldi Ahmad, membahas 23/Pdt.G/2018/PN
FAKULTAS HUKUM terkait alat Bbs.
UNIVERSITAS buktinya.
PANCASAKTI TEGAL
(2019)
3. KEKUATAN PEMBUKTIAN Membahas Dalam skripsi Andri
SURAT PERNYATAAN mengenai Winata mengkaji
YANG DIBUAT pembuktian tentang kekuatan
DIHADAPAN NOTARIS dalam hukum dari surat
SEBAGAI ALAT BUKTI acara perdata pernyataan yang
PERKARA PERDATA seperti alat bukti dijadikan alat bukti,
DI PENGADILAN NEGERI dan saksi-saksi. hal tersebut
KLAS I A PALEMBANG, mencakup tentang
Andri Winata UNIVERSITAS kewanangan
MUHAMMADIYAH notaris.
PALEMBANG
FAKULTAS HUKUM (2016)

G. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian yang berjudul “Penilaian Pembuktian Perkara Perjanjian

Hutang Piutang Menurut Sistem Hukum Acara Perdata Terhadap Putusan

Mahkamah Agung No. 2574 K/Pdt/2017”, akan dibuat sistematika yang terdiri dari

lima bab yang masing-masing terdiri dari sub-sub bab dengan sususnan sebagai

berikut:
10

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan pendahuluan secara umum yang meliputi

latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka teori, orisinalitas penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENILAIAN PEMBUKTIAN

PERKARA PERJANJIAN HUTANG PIUTANG MENURUT

SISTEM HUKUM ACARA PERDATA

Dalam bab ini berisi tentang pengertian, sumber, asas-asas, dan tujuan

dari Hukum Acara Perdata, pengertian pembuktian, hal-hal yang harus

dibuktikan, tujuan dan asas-asas pembuktian, pengertian alat bukti,

macam-macam alat bukti, pengertian putusan, jenis-jenis putusan,

kekuatan putusan pengadilan dan pendapat yang sesuai dengan judul

penelitian dan bersumber dari kajian literatur yang relevan dari buku,

jurnal, tesis, skripsi, majalah dan peraturan perundang-undangan.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam hal ini akan diuraikan jenis penelitian, spesifikasi penelitian,

sumber dan jenis data, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, serta

teknik analisis data, yang digunakan penulis sebagai pedoman dan arahan

dalam melakukan sebuah penelitian.


11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam hal ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

kasus dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 2574 K/Pdt/2017.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini merupakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan

pembahasan terhadap permasalahan yang telah diuraikan

permasalahannya dalam Putusan Mahkamah Agung No. 2574

K/Pdt/2017.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PENILAIAN PEMBUKTIAN PERKARA

PERJANJIAN HUTANG PIUTANG MENURUT SISTEM HUKUM

ACARA PERDATA

A. Tinjauan Umum Hukum Acara Perdata

1. Pengertian Hukum Acara Perata

2. Sumber Hukum Acara Perdata

3. Asas-asas Hukum Acara Perdata

4. Tujuan dan Sifat Hukum Acara Perdata

B. Tinjauan Umum Pembuktian

1. Pengertian Pembuktian

2. Hal-Hal Yang Harus Dibuktikan

3. Tujuan dan Asas-Asas Pembuktian

C. Tinjauan Umum Alat-Alat Pembuktian

1. Pengertian Alat bukti

2. Macam-macam Alat Bukti

D. Tinjauan Umum Putusan Pengadilan

1. Pengertian Putusan

2. Jenis-jenis Putusan

3. Kekuatan Putusan Pengadilan

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian hukum normatif yang meneliti dan menelaah bahan pustaka, atau

data sekunder, maka penelitian hukum normatif disebut juga penelitian hukum

kepustakaan, penelitian hukum teoritis/ dogmatis. Dengan demikian bahan yang

diteliti pada penelitian hukum normatif adalah bahan pustaka atau data sekunder.12

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kasus dan pendekatan perundang-undangan. Menurut Peter Mahmud Marzuki

dalam bukunya Penelitian Hukum tidak menyebut pendekatan dalam penelitian

hukum normatif tetapi pendekatan dalam penelitian hukum artinya untuk semua

jenis penelitian hukum. Beberapa pendekatan yang lazim digunakan dalam

penelitian hukum (normatif) adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach)

Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang-

undangan dan regulasi yang terkait dengan isu hukum yang sedang bahas

(diteliti). Pendekatan perundang-undangan (statute approach) akan dilihat

hukum sebagai suatu sistem yang tertutup yang mempunyai sifat sebagai

berikut: 13

12
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi, Alfabeta,
Bandung, 2017, hlm. 66.
13
Muhaimin, Op.Cit, hlm. 56.

13
14

a. Comprehensive artinya norma-norma hukum yang ada didalamnya terkait

antara yang satu denganyang lainnya secara logis;

b. All-iclusive bahwa kumpulan norma hukum tersebut cukup mampu

menampung permasalahan hukum yang ada sehingga tidak akan ada

kekurangan hukum;

c. Sistematic bahwa di samping bertautan antara satu dengan yang lain, norma-

norma hukum tersebut juga tersusun secara sistematis.

2. Pendekatan Kasus (Case Approach)

Pendekatan ini dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap kasus-

kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

B. Spesifikasi Penulisan

Penelitian ini bersifat analisis yang bersifat evaluative, yaitu memberikan

justifikasi atas hasil penelitian. Peneliti akan memberikan penilaian dari hasil

penelitian, apakah hipotesis, dari teori hukum yang diajukan diterima atau ditolak. 14

C. Sumber dan Jenis Data

Di dalam literatur hukum, maka sumber data dalam penelitian hukum

normatif disebut dengan bahan hukum. Bahan hukum merupakan bahan yang

dapat dipergunakan dengan tujuan untuk menganalisis hukum yang berlaku.

14
Muhaimin, Op.Cit, hlm. 128.
15

Bahan hukum yang dipergunakan untuk dianalisis dalam penelitian hukum

normatif terdiri atas15:

1. Bahan hukum primer;

2. Bahan hukum sekunder; dan

3. Bahan hukum tersier.

Bahan hukum primer menurut Peter Mahmud Marzuki merupakan bahan

hukum yang bersifat otoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum

primer terdiri atas perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam

pembuatan perundangundangan dan putusan-putusan hakim.

Bahan hukum sekunder berupa semu apa semua publikasi tentang hukum

yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum

meliputi bukubuku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan

komentarkomentar atas putusan pengadilan.

Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya kamus-

kamus hukum, ensiklopedia, indeks kumulatif, dan sebagainya. Selain bahan

hukum yang diuraikan di atas, seorang peneliti hukum dapat juga menggunakan

bahan non hukum jika dipandang perlu. Bahan-bahan non hukum dapat berupa

buku-buku, jurnal, laporan hasil penelitian mengenai ilmu ekonomi, ilmu politik,

dan disiplin ilmu lainnya sepanjang mempunyai relevansi dengan objek

permasalahan yang akan diteliti.

15
Ishaq, Op. Cit, hlm. 68.
16

D. Lokasi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis melakukan sebuah penelitian di

perpustakaan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara Berdasarkan hasil

kajian pustaka. Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan suatu masalah yang

berpijak pada pengkajian kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang

relevan. Bahan-bahan pustaka ini diposisikan sebagai sumber ide atau inspirasi

yang dapat membangkitkan gagasan atau pemikiran lain. Oleh karena itu, pola pikir

deduktif sering diterapkan dalam skripsi jenis kajian pustaka ini.16

F. Teknik Analisis Data

Tekhnik pengolahan terhadap bahan hukum yang telah terkumpul dilakukan

dengan tahapan; inventarisasi, identifikasi, klasifikasi dan melakukan sistematisasi.

Tahap sistematisasi ini dilakukan agar tidak terjadi kontradiksi antara bahan hukum

yang satu dengan yang lain.Bahan hukum yang telah dikumpulkan dan

dikelompokkan kemudian ditelaah dengan menggunakan pendekatan konseptual,

dan pendekatan perundang-undangan sebagai gambaran atau jawaban terhadap

permasalahan yang menjadi fokus kajian dalam penelitian Analisis data yakni

melakukan kajian atau telaahan terhadap hasil pengolahan data yang dibantu atau

16
Sari, Milya, dan Asmendri, "Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam
Penelitian Pendidikan IPA." Natural Science Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA 6.1
2020, hlm. 41-53.
17

dengan menggunakan teori-teori yang telah didapatkan sebelumnya (dalam

kerangka teori/kepustakaan).

1. Pendekatan Analisis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

yang bersifat kualitatif yaitu dengan cara melakukan interpretasi (penafsiran)

terhadap bahan-bahan hukum yang telah diolah. Penggunaan metode interpretasi

(penafsiran) ini bertujuan untuk menafsirkan hukum, apakah terhadap bahan hukum

tersebut khususnya bahan hukum primer terdapat kekosongan norma hukum,

antinomi norma hukum dan norma hukum yang kabur.

2. Sifat Analisis Penelitian

Sifat analisis penelitian normatif adalah preskriptif yaitu untuk memberikan

argumentasi atas hasil penelitian yang dilakukan. Argumentasi dilakukan untuk

memberikan preskripsi atau memberikan penilaian mengenai benar atau seharusnya

menurut hukum, (norma hukum, asas dan prinsip hukum, doktrin atau teori hukum

terhadap fakta atau peristiwa hukum yang diteliti. Tentunya sangat terkait juga

dengan pendekatan apa yang digunakan sehingga berpengaruh terhadap analisis

bahan hukum yang ada dalam penelitian hukum normatif.17

17
Muhaimin, Op.Cit, hlm. 71.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
I Nyoman Sujana, Kedudukan Hukum Anak Luar Kawin Dalam Perspektif
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/puu-viii/2010, aswaja
pressindo, Yogyakarta, 2015.

Ishaq, Metode Penelitian Hukum Dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi,
Alfabeta, Bandung, 2017.

Kadi Sukarna, Alat Bukti Petunjuk Menurut Kuhp dalam Perspektif Teori
Keadilan, Unnes Press, Semarang, 2016.

Lamonti Erinda dan Diah Ayu Utami, Wanprestasi Debitur Dalam Perjanjian
Hutang Piutang Secara Lisan, lontar merah, 3.1, 2020.

Lukman Santoso Az, Aspek Hukum Perjanjian, Penebar Media Pustaka,


Yogyakarta, 2019.

Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, UPT. Mataram University Press,


Mataram, 2020.

Syarif Mappiasse, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, Kencana,


Jakarta, 2015.

Yulis, Hukum Acara Perdata, Unimal Press, Aceh, 2018.

B. Jurnal
Alves Simao dkk, “Tinjauan Mengenai Pelaksanaan Perjanjian Kredit dengan
Hak Tanggungan”, Jurnal Private Law, Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret, Vol. 2, No. 4.

Nugraha, Eggy Bintang, “Perbuatan Melawan Hukum Kreditur Dalam


Mengalihkan Jaminan Tanpa Sepengetahuan Debitur Dalam Perjanjian
Utang Piutang Dihubungkan Dengan Buku Iii Kuh Perdata”. Diss.
Fakultas Hukum Unpas, (2019).

Sari, Milya, dan Asmendri, “Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam


Penelitian Pendidikan IPA”, Natural Science Jurnal Penelitian Bidang
IPA dan Pendidikan IPA, 6.1, (2020)

18
19

C. Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Dasar 1945

Kitab Undang-undang Hukum Perdata

Putusan Mahkamah Agung Nomor 2574 K/PDT/2017

Anda mungkin juga menyukai