KELAS A
KELOMPOK 4
1. Etika Kasta Kabeakan (B10020078)
2. Boni Artha Br Nainggolan (B10020136)
3. Tiara Syavita (B10020146)
4. Anisa Izmi Fadila (B10020150)
5. Karina Febrika (B10020152)
6. Nia Anjelis Putri (B10020170)
Dosen Pengampu :
JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Terimakasih kami ucapkan
kepada Bapak Dr. Herry Liyus, S.H., M.H. selaku dosen pengampu matakuliah
Sistem Peradilan Pidana. Sehingga penulis dapat menyelesaikan “Makalah
Restoratif Justice Dalam Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik Di Media
Sosial”.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu penulis memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.
(Penulis)
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................7
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................7
D. MANFAAT PENULISAN…………………………………………………..7
BAB II......................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................8
A. Pengertian Tindak Pidana Dan Unsur-Unsur Tindak Pidana....................8
BAB III..................................................................................................................12
PEMBAHASAN....................................................................................................12
A. Pengertian Restirati Justice.........................................................................12
BAB IV..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semenjak manusia dilahirkan, manusia telah bergaul dengan manusia lainnya
dalam wadah yang di kenal sebagai masyarakat. Mula-mula berhubungan dengan
orang tua dan setelah usia meningkat dewasa dan hidup bermasyarakat, dalam
masyarakat tersebut manusia saling berhubungan dengan manusia lainnya.
Sehingga menimbulkan kesadaran pada diri manusia bahwa kehidupan dalam
masyarakat berpedoman pada suatu aturan yang oleh sebagian besar warga
masyarakat tersebut ditaati1. Hubungan antara manusia dengan manusia dan
masyarakat diatur oleh serangkaian nilai-nilai dan kaidah- kaidah.
1
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 1.
4
memberdayakan penyelesaian alternatif di luar pengadilan melalui upaya damai
yang lebih mengedepankan win-win solution, dan dapat dijadikan sarana
penyelesaian sengketa disamping penyelesain sengketa melalui proses pengadilan.
5
tugas-tugas kepolisian, masih banyak aparat kepolisian yang ragu untuk
menggunakan wewenang ini, terutama dalam penanganan kasus pidana.
6
posisi yang mengusung lembaga musyawarah sebagai upaya yang dapat dilakukan
dalam mencari jalan terbaik atas suatu pemecahan masalah yang timbul akibat
dilakukannya suatu tindak pidana.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Restoratif Justice?
2. Bagaimana penerapan Restoratif Justice dalam tindak pidana pencemaran
nama baik di media sosial?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka bisa ditarik bahwa adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Restoratif Justice.
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Restoratif Justice dalam tindak
pidana pencemaran nama baik di media sosial
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berkaitan
dengan hukum pidana terutama tentang Restoratif Justice bagi pembaca.
2. Makalah ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran di bidang
hukum terutama hukum pidana tentang Restoratif Justice.
3. Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penerapan
Restoratif Justice dalam tindak pidana pencemaran nama baik di media
sosial
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
4. Moeljatno, Berpendapat bahwa pengertian tindak pidana yang menurut
istilah beliau yakni perbuatan pidana ialah: “Perbuatan yang dilarang oleh
suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa
pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan tersebut”
1. Jiwa (leven) Dalam berbagai agama dan filsafat, jiwa adalah bagian yang
bukan jasmaniah (immaterial) dari seseorang. Penggunaan jiwa dan roh
seringkali sama, meskipun kata pertama lebih sering berhubungan dengan
keduniaan dibandingkan kata yang kedua. Jiwa dan psyche bisa juga
digunakan secara sinonimous, meskipun psyche berkonotasi fisik,
sedangkan jiwa berhubungan dekat dengan metafisik dan agama.
2. Badan (tubuh atau raga) Keseluruhan jasad manusia atau binatang yang
kelihatan dari bagian ujung kaki sampai ujung rambut.
3. Kebebasan atau kemerdekaan (vrijheid)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, “bebas” berarti lepas sama sekali
(tidak terhalang, tidak terganggu), bebas bergerak, berbuat dan sebagainya.
Kehormatan (eer) Kehormatan dan harga diri adalah sesuatu yang harus dijaga
dan tidak boleh mati.Kehormatan adalah kesetiaan dalam menjalankan kebenaran
9
yang akhirnya melahirkan martabat dan martabat yang membuat segalanya
menjadi terhormat. Harta Benda (vermogen) Harta benda adalah segala bentuk
kekayaan baik berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak.
10
menghormati norma hukum social/adat dan berasaskan keadilan bagi para
pihak
5. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia Nomor 7 tahun
2008 tentang pedoman dasar strategi dan implementasi Pemolisian
Masyarakat dalam penyelenggaraan Tugas Polri.
Sebagaimana yang telah dipaparkan bahwa pasal-pasal dalam Bab XVI KUHP
telah mengatur tentang penghinaan atau pencemaran nama baik. Namun demikian,
di pasal-pasal lainnya juga diatur mengenai penghinaan atau pencemaran nama
baik sebagai pasal-pasal khusus yaitu:
1. Penghinaan terhadap presiden dan wakil presiden (Pasal 134 dan Pasal 137
KUHP), pasal-pasal ini telah dibatalkan atau dinyatakan tidak berlaku lagi
oleh Mahkamah Konstitusi
2. Penghinaan terhadap kepala Negara asing ( pasal 142-144 KUHP)
3. Penghinaan terhadap segolongan penduduk/kelompok/organisasi (Pasal
156-Pasal 157 KUHP)
4. Penghinaan terhadap pegawai agama (Pasal 177 KUHP)
11
BAB III
PEMBAHASAN
2
Chaterine Rahel Narda, Mengenal “Restorative Justice” dan Deretan Implementasinya
di Indonesia, juni 2020, Kompas. Com, diakses pada,
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/15/09265691/mengenal-restorative-
justice-dan-deretan-implementasinya-di-indonesia
12
penyelesaian dengan restorative justice dapat diterapkan pada perkara pidana
tindak pidana anak, tindak pidana lalu lintas, tindak pidana informasi dan
transaksi elektronik serta tindak pidana perempuan yang berhadapan dengan
hukum.
13
e) Bukan pelaku pengulangan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan;
dan
f) Bukan tindak pidana terorisme, tindak pidana terhadap keamanan negara,
tindak pidana korupsi, dan tindak pidana terhadap nyawa orang.
14
mediasi sehingga pelaku dan korban bisa berdamai. Sehingga. Pihak
kepolisian menghentikan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
2. kasus pencemaran nama baik yang melibatkan Ayu Ting-Ting atau Ayu
Rosmalina dengan seseorang bernama Annisa Rosalina. 5 Pada kasus
tersebut Ibu dari Ayu Ting-Ting, yakni Umi Kalsum melaporkan Annisa
Rosalina yang telah menghina Ayu Ting-Ting. Namun, setelah dilakukan
mediasi kedua belah pihak, sehingga kedua belah pihak telah berdamai
dengan syarat Annisa Rosalina mengunggah video permintaan maaf yang
ditujukan kepada Ayu Ting-Ting.
3. kasus Pencemaran Nama Baik Bupati Kepulauan Sangihe): Julian Andreas
Katiandagho alias Andi. Andi terjerat kasus karena dengan sengaja dan
tanpa hak melakukan penghinaan atau pencemaran nama baik terhadap
Bupati Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana. Dia mengunggah tulisan
di Facebook yang dianggap telah mencemarkan nama baik Jabes pada
Jumat, 17 September 2021. Dia disangkakan melanggar Pasal 45 ayat (3)
Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.
2. Ancaman pidana denda atau penjara tidak lebih dari 5 (lima) tahun;
5
Cristi Saksita, 2021, Ayu Ting Ting Dihujat Netizen hingga Ibunda Lapor Polisi, Umi Kalsum:
Semoga Bisa Menjadi Pelajaran https://www.tribunnews.com/seleb/2021/03/15/ayu-ting-ting-
dihujat- netizen-hingga-ibunda-lapor-polisi-umi-kalsum-semoga-bisa-menjadi-pelajaran diakses
pada 25 Maret pukul 10.00
15
5. Tersangka telah membuat pernyataan maaf secara terbuka melalui media
sosial dan melalui saluran RRI di Tahuna tanggal 10 Februari 2022;
(2) Kalau hal ini dilakukan dengan tulisan atau gambar yang disiarkan,
dipertunjukan pada umum atau ditempelkan, maka yang berbuat itu
dihukum karena menista dengan tulisan dengan hukuman penjara selama-
lamanya satu tahun empat bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.
4.500,-.
6
Farih Maulana Sidik, Restorative Justice, Jaksa Hentikan Perkara Pencemaran Nama Baik-
Penganiayaan, detiknews, 18 februari 2022,
https://news.detik.com/berita/d-5948844/restorative-justice-jaksa-hentikan-perkara-
pencemaran-nama-baik-penganiayaan/2
16
ringan dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”
Pasal 45 UU ITE
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun secara prinsip restorative justice merupakan alternatif penyelesaian
perkara tindak pidana, yang dalam mekanisme (tata cara peradilan pidana) fokus
pidana diubah menjadi proses dialog dan mediasi. Dalam restorative justice,
dialog dan mediasi melibatkan beberapa pihak, yang secara umum bertujuan
untuk menciptakan kesepatakan atas penyelesaian perkara pidana. Sejumlah
instansi penegak hukum di Indonesia juga memiliki aturan terkait restorative
justice. Dan untuk penerapan restoratif justice memiliki syarat-syarat tertentu.
Banyak penerapan restoratiff justice bagi tindak pidana pencemaran nama baik
di media social sebagai contoh kasus yakni antara lain : Sebastianus Naitili,
pelajar di SMAN Maubesi, kecamatan Insana Tengah Kabupaten Timor Tengah
Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang sebelumnya ditetapkan sebagai
tersangka oleh penyidik Polres Timor Tengah Utara atas kasus pencemaran nama
baik serta pelanggaran UU ITE. kasus pencemaran nama baik yang melibatkan
Ayu Ting-Ting atau Ayu Rosmalina dengan seseorang bernama Annisa Rosalina,
dan kasus Pencemaran Nama Baik Bupati Kepulauan Sangihe): Julian Andreas
Katiandagho alias Andi.
B. Saran
Tindak pidana pencemaran nama baik melalui media sosial implementasi asas
ultimum remedium perlu dimaksimalkan, karena pada dasarnya kerugiannya
terletak pada reputasi, sehingga dengan adanya pendekatan restorative justice
dapat diformulasikan ganti rugi yang diderita korban dengan pemulihan harkat
dan martabat secara baik dan benar. Melalui Prinsip Keadilan Restoratif
(restorative justice) penyelesaian perkara tindak pidana dengan melibatkan
pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang
terkait untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan
pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan pembalasan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Chaterine Rahel Narda, Mengenal “Restorative Justice” dan Deretan
Implementasinya di Indonesia, juni 2020, Kompas. Com, diakses pada,
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/15/09265691/mengenal-restorative-
justice-dan-deretan-implementasinya-di-indonesia
Cristi Saksita, 2021, Ayu Ting Ting Dihujat Netizen hingga Ibunda Lapor Polisi,
Umi Kalsum: Semoga Bisa Menjadi Pelajaran
https://www.tribunnews.com/seleb/2021/03/15/ayu-ting-ting-dihujat- netizen-
hingga-ibunda-lapor-polisi-umi-kalsum-semoga-bisa-menjadi-pelajaran
Nico Lemos, 2021, Kasus UU ITE Siswa SMAN Maubesi Diselesaikan Secara
Damai, Kuasa Hukum Tersangka Apresiasi Kebijakan Polri,
https://rri.co.id/atambua/1645- hukum/986035/kasus-uu-ite-siswa-sman-maubesi-
diselesaikan-secara-damai-kuasa-hukum-tersangka-apresiasi-kebijakan-polri
Ratriani Virdita, Apa Itu Restorative Justice? Ini Syarat dan Contohnya di
Indonesia, Januari 2023, diakses pada https://caritahu.kontan.co.id/news/apa-itu-
restorative-justice-ini-syarat-dan-contohnya-di-
19