Anda di halaman 1dari 15

Program Magister Ilmu Hukum

Fakultas Hukum Universitas Pancasila


Jakarta
_________________________________

Silabus Perkuliahan
Politik Hukum (2 SKS)
Semester Genap, 2020–2021

Dosen:
Prof. Dr. Satya Arinanto, S.H., M.H.
Dr. Syamsuddin Radjab, S.H., M.H.

A. Pengantar

Dalam perkembangannya selama ini, dalam perspektif Indonesia, politik


hukum antara lain diartikan sebagai perspektif resmi tentang arah
pembangunan hukum sebagaimana tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN). Pengertian yang pertama ini terutama diterapkan sebelum era
reformasi, ketika GBHN sebagai suatu produk hukum masih eksis. Disamping
itu, ia diartikan pula sebagai pengaruh kehidupan politik terhadap pembuatan
norma-norma hukum dan pelaksanaannya.

Berkaitan dengan konteks pengertian yang pertama, dalam perspektif


sejarah, GBHN yang dihasilkan dalam Sidang Umum Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia (SU MPR RI) pada bulan Oktober 1999 yang lalu,
sebagaimana dituangkan dalam Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1999 tentang
GBHN 1999 – 2004 menyatakan bahwa arah kebijakan Bidang Hukum –
sebagaimana tercantum dalam Bab IV Huruf A – adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk


terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi
hukum dan tegaknya negara hukum.
2. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan
mengakui dan menghormati hukum agama dan hukum adat serta
memperbaharui perundang-undangan warisan kolonial dan hukum

1
nasional yang diskriminatif, termasuk ketidakadilan gender dan
ketidaksesuaiannya dengan tuntutan reformasi melalui program legislasi.
3. Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian
hukum, keadilan dan kebenaran, supremasi hukum, serta menghargai
hak asasi manusia.
4. Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional, terutama yang berkaitan
dengan hak asasi manusia sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
bangsa dalam bentuk undang-undang.
5. Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan aparat penegak
hukum, termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia, untuk
menumbuhkan kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan
kesejahteraan, dukungan sarana dan prasarana hukum, pendidikan serta
pengawasan yang efektif.
6. Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh
penguasa dan pihak mana pun.
7. Mengembangkan peraturan perundang-undangan yang mendukung
kegiatan perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas
tanpa merugikan kepentingan nasional.
8. Menyelenggarakan proses peradilan secara cepat, mudah, murah, dan
terbuka, serta bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme dengan tetap
menunjung tinggi asas keadilan dan kebenaran.
9. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan
perlindungan, penghormatan, dan penegakkan hak asasi manusia dalam
seluruh aspek kehidupan.
10. Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum
dan hak asasi manusia yang belum ditangani secara tuntas.

Sedangkan konteks pengertian yang kedua, yang berkaitan dengan


pengaruh konfigurasi politik terhadap karakter produk hukum, timbul asumsi
bahwa hukum merupakan produk politik. Dengan demikian, karakter produk
hukum sangat ditentukan oleh perimbangan kekuatan politik (konfigurasi politik)
yang melahirkannya. Asumsi ini berdasarkan kenyataan bahwa setiap produk
hukum merupakan produk keputusan politik, sehingga hukum dapat dipandang
sebagai kristalisasi dari pemikiran-pemikiran politik yang saling berinteraksi di
kalangan para pengambil keputusan atau pemegang kekuasaan.

Pada masa transisi yang lalu, kedudukan GBHN – yang memiliki bentuk
hukum Ketetapan MPR - sebagai salah satu landasan politik hukum Indonesia
kemudian mengalami peninjauan. Hal ini didasarkan atas ketentuan Pasal I
Aturan Tambahan Perubahan Keempat UUD 1945 yang menyatakan bahwa
MPR ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum
Ketetapan MPR Sementara (MPRS) dan MPR untuk diambil putusan pada
sidang MPR tahun 2003. Berdasarkan Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003
tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis

2
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2004 yang
ditetapkan pada tanggal 7 Agustus 2003, Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999
tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 – 2004 merupakan salah
satu Ketetapan MPR yang masih tetap berlaku sampai dengan terbentuknya
pemerintahan hasil pemilihan umum tahun 2004.

Pada saat setelah terbentuknya pemerintahan baru pada periode 2004-2009


(dengan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden dan M. Jusuf Kalla
sebagai Wakil Presiden), legal policy kita antara lain didasarkan pada Peraturan
Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009, khususnya bagian Bab 9,
yang memberikan arahan mengenai “Pembenahan Sistem dan Politik Hukum”.
Disamping itu harus ditinjau pula ketentuan-ketentuan terkait dalam UU Nomor
17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) Tahun 2005-2025. Selanjutnya, untuk penyelenggaraan pemerintahan
periode 2009-2014 (dengan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden dan
Boediono sebagai Wakil Presiden), pengaturan legal policy didasarkan pada
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2010-2014. Pada saat ini, dengan Joko Widodo
sebagai Presiden dan M. Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden, legal policy
didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

Dalam kaitan dengan politik hukum, legal policy tersebut banyak


mengadopsi pandangan Lawrence Meir Friedman tentang legal system, yang
mencakup structure (tatanan kelembagaan), substance (materi hukum), dan
legal culture (budaya hukum). Hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam
perkuliahan ini.

Dalam perkuliahan ini para peserta akan dibawa untuk mendalami lebih jauh
berbagai permasalahan di sekitar politik hukum. Berdasarkan bahan bacaan
(reading materials) yang telah diberikan, para peserta akan diarahkan untuk
mempelajari dimensi-dimensi teoritis maupun praktis dari politik hukum.
Dimensi-dimensi tersebut dibagi menjadi lima bagian sebagaimana terdapat
dalam bahan bacaan yang telah dibagikan, dengan klasifikasi sebagai berikut:

A. Part One: Democracy, Constitution, Constitutionalism, and Constitutional


Law.
B. Part Two: The Legal Order, The Hierarchy of the Norms, The Pure
Theory, Repressive Law, Autonomous Law, and Responsive
Law.
C. Part Three: The Indonesian Perspectives.
D. Part Four: Comparative Perspectives.

3
E. Part Five: Interpretation Revisited, Legal Rules, and the Process of Social
Change.

B. Materi Perkuliahan

Untuk mendukung pelaksanaan mata kuliah ini, para peserta Program


Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Pancasila diminta untuk
mempelajari materi-materi perkuliahan sebagai berikut, yang terdiri dari: (1)
buku-buku, (2) peraturan dasar dan peraturan perundang-undangan, dan (3)
materi-materi pendukung lainnya yang akan diuraikan sebagai berikut.

1. Buku dan Bahan Bacaan

Abidin, Wikrama Iryans. Politik Hukum Pers Indonesia. Jakarta: Gramedia


Widiasarana Indonesia (Grasindo), 2005.

Arinanto, Satya. Hukum dan Demokrasi. Jakarta: Ind-Hill-Co, 1991.

_______. Pembangunan Hukum dan Demokrasi. Jakarta: Dasamedia Utama,


1993.

_______. “Negara, Hukum, dan Politik”. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas


Hukum Universitas Indonesia, 2000.

_______. “Constitutional Law and Democratization in Indonesia”. Jakarta:


Publishing House Faculty of Law University of Indonesia, 2000.

_______. “Politik Hukum 1”. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum


Universitas Indonesia, 2001.

_______. “Politik Hukum 2”. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum


Universitas Indonesia, 2001.

_______. “Politik Hukum 3”. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum


Universitas Indonesia, 2001.

_______. “Politik Pembangunan Hukum Nasional dalam Era Pasca Reformasi“.


Pidato pada Upacara Pengukuhan Jabatan sebagai Guru Besar Tetap
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 18 Maret 2006.

4
_______. Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik di Indonesia. Jakarta: Pusat
Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018.

Arinanto, Satya dan Ninuk Triyanti, eds. Memahami Hukum: Dari Konstruksi
sampai Implementasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Asshiddiqie, Jimly. Konsolidasi Naskah UUD 1945 Setelah Perubahan Keempat.


Depok: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, 2002.

_______. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Mahkamah


Konstitusi Republik Indonesia dan Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, 2004.

_______. Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi.


Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2007.

Attamimi, A. Hamid S.. “Hukum tentang Peraturan Perundang-undangan dan


Peraturan Kebijakan (Hukum Tata Pengaturan)”. Pidato Purna Bakti Guru
Besar Tetap Fakultas Hukum Universitas Indonesia di Kampus Baru UI
Depok, 20 September 1993.

_______. “Hukum Indonesia Hendaknya Tidak Meninggalkan Cita Hukum dan


Cita Negara”. Orasi Ilmiah Dies Natalis XXXVIII Universitas Muhammadiyah
Jakarta di Jakarta, 20 Nopember 1993.

Azed, Abdul Bari. Hukum Tata Negara Indonesia (Kumpulan Tulisan). Jakarta:
Ind-Hill-Co, 1991.

Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Departemen Kehakiman RI. “Pola


Pikir dan Kerangka Sistem Hukum Nasional Serta Rencana Pembangunan
Hukum Jangka Panjang.” Jakarta: BPHN, 1995 – 1996.

Dimyati, Khudzaifah. Teorititisasi Hukum: Studi tentang Perkembangan


Pemikiran Hukum di Indonesia 1945-1990. Surakarta: Muhammadiyah
University Press, 2004.

Gaffar, Firoz dan Ifdhal Kasim, eds. Reformasi Hukum di Indonesia. Jakarta:
Cyberconsult, 2000.

Harman, Benny K. Konfigurasi Politik & Kekuasaan Kehakiman di Indonesia.


Jakarta: Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), 1997.

5
Hartono, C.F.G. Sunaryati. Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional.
Bandung: Alumni, 1981.

Koesnodiprodjo. Himpunan Undang-undang, Peraturan-peraturan, Penetapan-


penetapan Pemerintah Republik Indonesia 1945. Jakarta: SK Seno, 1951.

_______. Himpunan Undang-undang, Peraturan-peraturan, Penetapan-


penetapan Pemerintah Republik Indonesia 1948. Jakarta: SK Seno, 1951.

_______. Himpunan Undang-undang, Peraturan-peraturan, Penetapan-


penetapan Pemerintah Republik Indonesia 1949. Jakarta: SK Seno, 1951.

Lev, Daniel S. Hukum dan Politik di Indonesia: Kesinambungan dan Perubahan.


Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan
Sosial (LP3ES), 1990.

Mahendra, Yusril Ihza. Dinamika Tata Negara Indonesia: Kompilasi Aktual


Masalah Konstitusi, Dewan Perwakilan dan Sistem Kepartaian. Jakarta:
Gema Insani Press, 1996.

Mahfud MD., Moh. “Perkembangan Politik Hukum: Studi tentang Pengaruh


Konfigurasi Politik Terhadap Produk Hukum di Indonesia.” Disertasi untuk
Memperoleh Derajat Doktor Ilmu Hukum pada Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta: 1993.

_______. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia,


1998.

_______. Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia. Jakarta: Gama Media,


1999.

Merryman, John Henry. The Civil Law Tradition: An Introduction to the Legal
Western Europe and Latin America. Stanford: Stanford University Press,
1998.

Muqoddas, Moh. Busyro, Salman Luthan, Muh. Miftahudin. Politik


Pembangunan Hukum Nasional. Yogyakarta: UII Press, 1992.

Nusantara, Abdul Hakim G. Politik Hukum Indonesia. Jakarta: Yayasan


Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, 1988.

Russell, Bertrand. Power: A New Social Analysis. London: Routledge, 1999.

Seran, Alexander. Moral Politik Hukum. Jakarta: Penerbit Obor, 1999.

6
Simanjuntak, Marsillam. Pandangan Negara Integralistik: Sumber, Unsur, dan
Riwayatnya dalam Persiapan UUD 1945. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti,
1997.

Tim Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman


RI. “Laporan Hasil Akhir Diskusi Konsultan Ahli BPHN. Jakarta: BPHN, 1999.

Wignjoesoebroto, Soetandyo. Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional:


Dinamika Sosial-Politik dalam Perkembangan Hukum di Indonesia. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 1994.

2. Peraturan Perundang-undangan

Badan Kesejahteraan Pegawai (BKP) Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat


Gotong-Royong (DPRGR). Putusan-putusan Sidang Umum ke-IV MPRS.
Jakarta: 1966.

Departemen Penerangan RI. Ketetapan-ketetapan MPR RI Tahun 1993.


Semarang: Aneka Ilmu, 1993.

_______. Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik


Indonesia Tahun 1978. Jakarta: Pradnya Paramita, 1978.

_______. Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik


Indonesia Tahun 1973. Jakarta: Pradnya Paramita, 1978.

_______. Bahan Penataran dan Bahan Referensi Penataran. Jakarta: Penerbit


Universitas Indonesia (UI-Press), 1983.

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. Putusan Majelis


Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia: Sidang Tahunan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2003. Jakarta:
Sekretariat Jenderal MPR RI, 2003.

_______. Himpunan Ketetapan MPRS dan MPR Tahun 1960 s/d 2002. Jakarta:
Sekretariat Jenderal MPR RI, 2002.

_______. Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia:


Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Tahun 2002. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2002.

7
_______. Putusan Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2001. Jakarta: Sekretariat
Jenderal MPR RI, 2001.

_______. Putusan Sidang Istimewa MPR RI Tahun 2001. Jakarta: Sekretariat


Jenderal MPR RI, 2001.

_______. Putusan Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia: Sidang


Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia 7 – 18
Agustus 2000. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2000.

_______. Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 1999.

_______. Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik


Indonesia Hasil Sidang Umum MPR RI Tahun 1999. Jakarta: Sekretariat
Jenderal MPR RI, 1999.

_______. Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik


Indonesia Hasil Sidang Istimewa Tahun 1998. Jakarta: Sekretariat Jenderal
MPR RI, 1998.

_______. Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik


Indonesia Tahun 1998. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 1998.

Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia (MPRS RI)


dan Departemen Penerangan RI. Ringkasan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. I dan II/MPRS/1960.
Jakarta: 1961.

Republik Indonesia. Undang-Undang tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional Tahun 2005-2025. Jakarta: Kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS), 2007.

Republik Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009, Perpres
Nomor 7 Tahun 2005, LN Nomor 11 Tahun 2005.

Suradji, Pularjono, dan Tim Redaksi Tatanusa. Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia. Jakarta: PT Tatanusa, 2000.

8
3. Materi-materi Pendukung

Materi-materi pendukung adalah bahan-bahan yang diberikan dalam


proses perkuliahan, baik sebelum atau setelah suatu sesi perkuliahan
berlangsung. Bahan-bahan tersebut berkaitan dengan masalah-masalah aktual
yang sedang ramai dibahas di kalangan masyarakat, yang berkaitan dengan
masalah politik hukum.

C. Penilaian

Penilaian akhir terhadap para peserta akan didasarkan pada beberapa


komponen dan bobot presentase sebagai berikut:

Komponen Bobot penilaian


1. Kehadiran dalam perkuliahan 15%
(minimal 80% dari jumlah
perkuliahan dalam satu semester)
2. Aktivitas dalam diskusi perkuliahan 20%
dan kuis
3. Tugas terstruktur 30%
4. Makalah akhir 35%

Karena keempat komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang terangkai


dan tidak terpisahkan, maka untuk menentukan nilai akhir, para peserta
diwajibkan untuk mengikuti dan memenuhi keempat unsur tersebut dengan aktif.
Berikut ini diuraikan pengertian dari masing-masing unsur sebagaimana
disebutkan di muka.

1. Kehadiran dalam perkuliahan

Sesuai jadwal yang diberikan oleh Sekretariat Program Magister Ilmu


Hukum, Fakultas Hukum Universitas Pancasila, jumlah tatap muka perkuliahan
Politik Hukum dalam semester genap tahun akademik 2020-2021 ini adalah
sekitar 16 (enam belas) kali. Dari jumlah tersebut, para peserta mata kuliah
diwajibkan untuk hadir sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen) atau
minimal 12 (dua belas) sampai dengan 13 (tiga belas) kali hadir dalam tatap
muka perkuliahan. Periode perkuliahan – termasuk waktu untuk pelaksanaan
ujian - semester ini dimulai dari tanggal 8 Maret sampai dengan 3 Juli 2021.
Dengan demikian, jika karena satu dan lain hal perkuliahan tidak dapat
diselenggarakan pada suatu waktu tertentu, staf pengajar akan mengusahakan

9
untuk mencari waktu penggantinya, agar ketentuan kehadiran minimal
perkuliahan tersebut dapat terpenuhi.

2. Aktivitas dalam Diskusi Perkuliahan dan Kuis

Yang dimaksud dengan hal ini adalah aktivitas-aktivitas yang ditunjukkan


para peserta dalam bentuk pertanyaan dan tanggapan terhadap materi-materi
yang diberikan atau dibahas dalam proses perkuliahan. Sedangkan kuis adalah
evaluasi-evaluasi yang akan dilakukan di tengah-tengah proses perkuliahan.
Bagi para mahasiswa yang berhalangan hadir dengan alasan apapun pada
saat penyelenggaraan kuis, maka tidak akan diadakan kuis susulan.

3. Tugas Terstruktur

Yang dimaksud dengan tugas terstruktur adalah tugas untuk melakukan


penulisan makalah berdasarkan materi-materi yang terdapat dalam Bahan
Bacaan (Reading Materials) Politik Hukum 1, 2, dan 3; dan bahan kepustakaan
lainnya. Makalah yang dimaksud terdiri atas makalah utama, makalah kecil,
dan ringkasan dan tanggapan. Makalah utama atau yang lebih dikenal
sebagai “makalah akhir” akan dijelaskan pada butir keempat di bawah ini.
Sedangkan makalah kecil terdiri dari dua makalah, yang penyusunannya
didasarkan pada tabel sebagai berikut.

Yang dimaksud dengan makalah kecil adalah tugas untuk melakukan


penulisan makalah berdasarkan materi-materi yang terdapat dalam Bahan
Bacaan (Reading Materials) Politik Hukum 1, 2, dan 3. Makalah kecil terdiri dari
satu makalah, yang penyusunannya didasarkan pada tabel sebagai berikut.

Butir Analisis Topik yang Dianalisis Sumber


Pertama John Locke, The Second Treatise “Politik Hukum 1”, Part One, hal.
of Government (Indianapolis: The 3-22.
Liberal Arts Press, Inc., 1952), at
54-73.
Kedua Arend Lijphart, Democracies: “Politik Hukum 1”, Part One, hal.
Patterns of Majoritarian and 25-105.
Consensus Government in
Twenty-One Countries (New
Haven: Yale University Press,
1984), at 1-45 and 187-222.
Ketiga Eric Barendt, An Introduction to “Politik Hukum 1”, Part One, hal.
Constitutional Law (Oxford: Oxford 107-190.
University Press, 1998), at 1-85.
Keempat Jon Elster and Rune Slagstad, “Politik Hukum 1”, Part One, hal.

10
eds., Constitutionalism and 193-521.
Democracy (Cambridge:
Cambridge University Press,
1997), at 19-353.
Kelima Donald P. Kommers, “German “Politik Hukum 1”, Part One, hal.
Constitutionalism: A Prolegome- 523-559.
non,” Emory Law Journal (Vol. 40,
No. 3, Summer 1991), at 837-873.
Keenam 1. Hans Kelsen, General Theory “Politik Hukum 2”, Part Two, hal. 2-
of Law and State (New York: 70.
Russell & Russell, 1961), at
110-161.
2. R.M.W. Dias, Jurisprudence
(London: Butterworths, 1985),
at 358-374.
Ketujuh Philippe Nonet and Philip Selznick, “Politik Hukum 2”, Part Two, hal.
Law and Society in Transition: 73-156.
Toward Responsive Law (New
York: Harper & Row, 1978), at 29-
113.
Kedelapan 1. J. Soedjati Djiwandono, 1. “Politik Hukum 2”, Part Three,
“Democratic Experiment in hal. 158-166 dan 356-374.
Indonesia: Between 2. Satya Arinanto, “Constitutional
Achievements and Law and Democratization in
Expectations,” The Indonesian Indonesia” (Jakarta: Publishing
Quarterly (Vol. XV, No. 4, House Faculty of Law
1987), at 661-669. University of Indonesia, 2000).
2. Harold Crouch, “Indonesia:
Democratization and the Threat
of Disintegration,” Southeast
Asian Affairs 2000 (Singapore:
Institute of Southeast Asian
Studies, 2000), at 113-133.
3. Satya Arinanto, “Constitutional
Law and Democratization in
Indonesia” (Jakarta: Publishing
House Faculty of Law
University of Indonesia, 2000).
Kesembilan Todung Mulya Lubis, “In Search of “Politik Hukum 2”, Part Three, hal.
Human Rights: Legal-Political 168-236.
Dilemmas of Indonesia’s New
Order, 1966-1990” (S.J.D.
Dissertation at Boalt Hall Law
School University of California
Berkeley, 1990), at 84-153.
Kesepuluh Peter J. Burns, The Leiden “Politik Hukum 2”, Part Three, hal.
Legacy: Concepts of Law in 239-353.
Indonesia (Jakarta: PT Pradnya
Paramita, 1999), at 135-222 and
279-308.
Kesebelas 1. William H. Rehnquiest, The “Politik Hukum 3”, Part Four, hal.
Supreme Court: How It Was, 2-17 dan 193-216.

11
How It Is (New York: William
Morrow, 1989), at 99-114.
2. Leslie Zines, The High Court
and theConstitutions (Sydney:
Butterworths, 1997), at 400-
423.0
Kedua belas 1. Jorge Correa S., Dealing with “Politik Hukum 3”, Part Four, hal.
Past Human Rights Violations: 73-111 dan 113-125.
The Chilean Case After
Dictatorship,” Notre Dame Law
Review (Vol. 67, No. 5, 1992),
at 1455-1594.
2. Timothy Scully and Alejandro
Ferreiro Y., “Chile Recovers Its
Democratic Past:
Democratization by
Installment,” Journal of
Legislation (Vol. 18, No. 2,
1992), at 317-329.

Ketiga belas 1. M.P. Jain, Administrative Law “Politik Hukum 3”, Part Four, hal.
of Malaysia and Singapore 19-55 dan 57-71.
(Kuala Lumpur: Malayan Law
Journal Pte. Ltd., 1989), at 38-
74.
2. Du Xichuan and Zhang
Lingyuan, China’s Legal
System: A General Survey
(Beijing: New World Press,
1990), at 26-40.
Keempat belas 1. Peter M. Broody, “The First “Politik Hukum 3”, Part Four, hal.
Amendment, Governmental 113-143 dan 146-191.
Cencorship, and Sponsored
Research,” The Journal of
College and University Law
(Vol. 19, No. 3, Winter 1998),
at 199-215.
2. Geoffrey Lindell, ed., Future
Directions in Australian
Constitutional Law (Canberra:
The Federation Press, 1994),
at 1-46.
Kelima belas 1. Clive Napier, “Africa’s “Politik Hukum 3”, Part Four, hal.
constitutional Renaissance?: 218-235 dan 239-274.
Stocktaking in the ‘90s,” Africa
Dialogue (Monograph Series
No. 1, 2000), at 77-94.
2. Kofi A. Annan, Global Values:
The United Nations and the
Rule of Law in the 21st Century
(Singapore: Institute of
Southeast Asian Studies,

12
2000).
Keenam belas 1. Richard A. Posner, The “Politik Hukum 3”, Part Five, hal.
Problem of Jurisprudence 276-290 dan 340-352.
(Cambridge: Harvard University
Press, 1990), at 247-309.
2. Stewart Macaulay, Lawrence
M. Friedmann, John Stookey,
eds. Law & Society: Readings
on the Social Study of Law
(New York: W.W. Norton &
Company, 1995), at 689-701.

Makalah kecil tersebut disusun dengan topik bebas, namun harus


berkaitan dengan politik hukum. Kedua makalah kecil tersebut harus
memasukkan sebagian atau seluruh Butir Analisis yang terdapat dalam
tabel di muka sebagai sarana untuk menganalisis permasalahan, dengan
kriteria sebagai berikut:

No. Jenis Butir Analisis yang Keterangan


makalah harus dimasukkan
01. Makalah Butir pertama Dikumpulkan pada hari Senin tanggal
kecil sampai dengan 12 April 2021 selambat-lambatnya
pertama butir kedelapan pada pukul 17:00 WIB melalui e-mail ke
alamat:
satyaarinantoassignment@gmail.com.

02. Makalah Butir kesembilan Dikumpulkan pada hari Senin tanggal


kecil sampai dengan 17 Mei 2021 selambat-lambatnya pada
kedua butir keenam belas pukul 17:00 WIB melalui e-mail ke
alamat:
satyaarinantoassignment@gmail.com.

Yang dimaksud dengan “keharusan memasukkan seluruh Butir Analisis” ialah


bahwa dalam makalah kecil tersebut Butir-butir Analisis itu harus dijadikan
sebagai bahan analisis (dielaborasi dalam makalah), dan dicantumkan
sebagai materi dasar baik dalam Catatan Kaki maupun Daftar Pustaka.
Namun hal ini tidak menutup kemungkinan penggunaan dan pencantuman
sumber-sumber kepustakaan lainnya.

13
Jumlah halaman makalah kecil minimal 15 (lima belas) halaman kertas
ukuran kuarto, dan diketik spasi rangkap. Topik makalah bisa berupa tinjauan
dari perspektif teori dan atau studi kasus.

Disamping tugas makalah kecil tersebut, ada pula tugas berupa


ringkasan dan tanggapan dari buku dengan data sebagai berikut:

Satya Arinanto
Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik di Indonesia
Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Cetakan Kelima, 2018
tentang “Transisi Politik Menuju Demokrasi” (hal. 97-246)
Disusun ringkasan minimal 5 halaman kertas kuarto, spasi dua; dan
tanggapan minimal 5 halaman kertas kuarto, spasi dua.

Dikumpulkan pada hari Senin tanggal 5 April 2021 selambat-lambatnya


pukul 17:00 WIB melalui e-mail ke alamat:
satyaarinantoassignment@gmail.com.

Dalam tiap-tiap bagian sampul depan dari makalah kecil dan ringkasan
dan tanggapan tersebut harus dicantumkan dengan lengkap data sebagai
berikut: (1) nama mahasiswa; (2) nomor pokok mahasiswa; (3) nomor urut
nama dalam daftar presensi mahasiswa (“nomor absen”); dan (4)
informasi-informasi lainnya yang berkaitan dengan institusi
penyelenggara, yakni Program Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Pancasila.

4. Makalah Akhir

Tiap-tiap peserta mata kuliah diminta untuk menyusun 1 (satu) makalah


akhir dengan topik bebas, namun harus berkaitan dengan politik hukum,
dengan format sebagai berikut:
1. Pada bagian paling depan terdapat halaman judul (cover depan) yang
memuat nama peserta, Nomor Pokok Mahasiswa (NPM), nomor urut
nama dalam daftar presensi mahasiswa (“nomor absen”), kelas (A, B,
dan sebagainya), keterangan tentang makalah, institusi pendidikan,
tahun pembuatan, dan data pendukung lainnya.
2. Pada halaman selanjutnya dicantumkan “Kata Pengantar”, “Daftar Isi”,
“Daftar Tabel”, “Daftar Bagan”, dan Daftar Lampiran.
3. Pada tiap-tiap halaman makalah, terutama halaman yang berisikan
tanggapan-tanggapan peserta, harus terdapat catatan kaki (footnotes)
sebagai bahan rujukan penyusunan tanggapan. Tata cara

14
penyusunan catatan kaki dapat mengikuti salah satu pola yang ada,
dengan catatan harus diterapkan secara konsisten dalam keseluruhan
isi makalah.
4. Pada bagian akhir makalah diberikan “Daftar Pustaka” atau
“Bibliografi”, yang pola penulisannya disesuaikan dengan pola
penulisan catatan kaki yang dipilih.
5. Panjang makalah minimal 40 (empat puluh) halaman, di luar
halaman judul (cover depan) dan unsur-unsur lainnya sebagaimana
tercantum dalam butir 1, 2, dan 4 di muka.
6. Makalah diketik di atas kertas kuarto, dengan spasi rangkap.
7. Makalah dikumpulkan pada hari Senin tanggal 19 Juli 2021 pukul
17:00 WIB melalui e-mail ke alamat:
satyaarinantoassignment@gmail.com.

Dalam pembuatan tugas terstruktur dan makalah akhir, proses penilaian


pertama-tama akan didasarkan pada keaslian makalah. Karena itu para peserta
mata kuliah diharapkan menghindari pembuatan makalah yang
mengandung unsur-unsur penjiplakan (plagiarisme) atau berbagai hal
lainnya yang terkait dengan pelanggaran norma-norma akademik.

Disamping bahan-bahan sebagaimana tersebut di muka, kepada para


peserta juga akan diberikan bahan-bahan tambahan yang berupa Kumpulan
Materi Perkuliahan dalam bentuk pointers dalam format Microsoft Powerpoint.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah para peserta untuk memahami materi
perkuliahan.

Demikian Silabus Perkuliahan Politik Hukum.

Jakarta, 8 Maret 2021

Pengajar,

T t d.

Prof. Dr. Satya Arinanto, S.H., M.H.


Dr. Syamsuddin Radjab, S.H., M.H.

15

Anda mungkin juga menyukai