Disusun guna memenuhi tugas ujian tengah semester mata kuliah Sejarah Hukum
Oleh
Kelompok 5
1. Aep Saepuloh 82339190015
2. Ari Faturohman 82337190014
3. Anjar Asmara 82339190021
4. Budi Setiaman 82339190013
5. Maulana Hasanudin 82339190011
6. Samsudin Djaki 82337190017
7. Tintin Marliah 82339190009
8. Yussana 82339190010
2019
yang berbeda-beda, akan tetapi kota Athena menjadi yang paling maju dan sering menjadi
kiblat dari sistem hukumYunani. Apabila ditelusuri lebih jauh, hukum Yunani sangat banyak
dipengaruhi oleh hukum yahudi (dari Nabi Musa), berakar dari sistem hukum Babilonia,
bahkan sistem hukum Sumeria (hukum dan ajaran Nabi Ibrahim). Misalnya, hukum yang
berkenaan dengan perdagangan di Yunani, pada prinsipnya merupakan kebiasaan dari dunia
barat yang diperkenalkan oleh bangsa Phoenician, yang berasal dari hukum Babilonia.
Yunani klasik terkenal dengan para ahli pikirnya, seperti Socrates (469-399 SM), Plato (427-
347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM), tetapi tidak banyak mengembangkan teori hukum
kenegaraan, serta menghasilkan berbagai teori yang masih diberlakukan sampai saat ini.
Mereka sudah mengenal dan mempraktikan sistem demokrasi yang baik di saat bangsa-
bangsa lain masih mengembangkan sistem kekuasaan yang feodal, aristokratis dan mistis.
Peradaban Yunani yang maju berpengaruh terhadap peradaban dunia yang maju sampai saat
ini. Namun demikian, sejarah hukum juga menunjukkan bahwa karena sektor hukum tidak
begitu dikembangkan pada zaman Yunani, maka hamper tidak terdengar nama ahli hukum
besar atau kitab undang-undang yang komprehensif. Sejarah hanya meninggalkan beberapa
Solon (594 SM) yang disusun di bawah pengaruh Mesir, Undang-Undang Dura (dekat
dengan Eufrat sekarang) yang berlaku sekitar abad ke-4 masehi dan Undang-Undang Gortyn
tersebut berbeda jauh dengan peninggalan perundang-undangan dan dokumentasi hukum dari
Mesir atau Babilonia, yang sangat banyak jumlahnya dan dapat terbaca sampai sekarang.
Sebagaimana diketahui, sistem peradilan Yunani memakai sistem juri, sehingga
kelihaiam berorasi para advokat di depan pengadilan sangat diperlukan dalam rangka
meyakinkan para juri yang bukan ahli hukum dan umumnya tidak pernah belajar hukum
tersebut. Di samping sistem juri, sistem pemeriksaan saksi melalui proses eksaminasi silang
(cross examination) sudah dikenal di zaman Yunani, seperti yang pernah dipraktikkan dalam
pengadilan Socrates.
Bangsa Yunani, yang dalam sejarah telah menghasilkan banyak filsug besar,
merupakan ras aria yang mendiami dataran eropa. Sebenarnya, ras aria yang mendiami
bagi raja untuk menentukan hukum ataupun atas suruhan atau pengarahan dari
ilustrasi yang representatif. Raja dikelilingi oleh dewan raja yang berisi orang-
orang tua, di mana ketika keluarga raja tidak mampu mengatur sendiri
kerjaannya, maka dewan raja akan lebih berkuasa, termasuk dalam bidang hukum
ini, akibat kesemena-menaan penegak hukum yang berasal dari kaum bangsawan
tersebut, rakyat bersama dengan kaum bangsawan yang tidak puas memaksa agar
kosntitusi yang mesti dibaca oleh rakyat. Karena itulah, muncul beberapa
Konstitusi Sparta. Salah satu konstitusi Yunani yang bersifat demokratis yaitu
konstitusi Athena, dimana hak-hak individu dan rakyat sudah diakui secara tegas,
selain itu konstitusi Athena menunjukkan sebagai hukum yang beragam (legal
banyak negara kota, tetapi orang Yunani memiliki persamaan kebudayaan, cara berpikir dan
mitologis yang kuat. Konsepsi mitologi yang diyakini ialah Dewi Keadilan yang disebut
dengan Themis bersuamikan Dewa Zeus, yang mempunyai dua anak perempuan yaitu Dike
(dewi moralitas dan hukum suci) dan Eunomia (dewi hukum dan ketertiban). Namun
demikian, seperti yang terjadi pada sistem hukum Romawi, meskipun sistem hukum Yunani
dan mulai menggunakan akal serta logika sehingga menjadi hukum yang sekuler. Hanya
saja, karakter dari hukum Yunani lebih berlandaskan pada pemikiran yang abstrak, filsafat
dan spekulatif (mirip dengan sistem hukum Cina, perbedaannya sistem hukum Cina sudah
sekuler dari awal), sedangkan sistem hukum Romawi menitikberatkan terhadap pemikiran
keunggulan yang utama daris sistem hukum Yunani, dimana hal tersebut menjadi sistem
hukum pertama yang memiliki karakter demokratis yang tertuang dalam catatan sejarah
SM.1 Selain itu, perkembangan filsafat hukum sangat doominan dalam sistem hukum
Yunani, hal ini yang membedakan dengan sistem hukum Romawi dimana filsafat tidak
berkembang. Karena kaidah hukum positif tidak berkembang di Yunani, maka tidak banyak
undang-undang ditemukan, bahkan tidak ada yang berbentuk kitab hukum undang-undang.
Sistem pengadilan pun tidak berkembang di Yunani. Waktu itu, perbuatan mengadili perkara
dilakukan oleh ratusan warga negara Yunani yang disebut Diskarteries. Seseorang hanya
boleh mewakili dua orang klien untuk seumur hidupnya. Karena itu, profesi hakim maupun
tidak pandai dalam membuat hukum dan tidak pula berarti orang-orang Yunani tidak
meninggalkan undang-undang tertulis. Seperti yang telah disebutkan, dalam catatan sejarah
hukum Yunani tertuang beberapa undang-undang yang mereka tinggalkan untuk generasi
selanjutnya. Di samping itu, selain ahli hukum legendaris di zaman Yunani klasik yaitu
Minos, Yunani juga menempatkan beberapa ahli hukum dalam sejarahnya yang tersebar di
1
Lihat ketentuan Homer, yang ditulis pada pelindung diri (tameng besi) yang dibuat oleh Hephaestos
untuk Achilles dalam perang Trojan.
teramat besar dan luas sehingga memerlukan hukum yang kuat untuk
sama lain yang merupakan negara-negara kota, seperti Sparta, Athena, dan lain-
lain.
Hukum dalam bahasa Yunani kuno disebut “nomos” atau dalam bentuk jamaknya
disebut “nomoi”. Berbeda dengan pengertian hukum bangsa-bangsa lain, kala itu Yunani
tidak mengartikan hukum sebagai bentuk kehendak ilahi, karenanya hukum tidak berasal
dari tuhan pecipta alam. Istilah “nomoi”2 di Yunani dianggap merupakan batas-batas
seseorang boleh bertindak yang tidak merugikan orang lain. Tujuannya agar tercapai
keadilan, kebenaran, keserasian, keindahan dan nilai-nilai yang lain. Jadi, hukum di Yunani
kepada sektor hukum (an sich). Karena itu, tidak menemukan pemikiran mereka yang
komprehensif tentang hukum, meskipun mereka di sana-sini juga menyebut “nomoi” yang
hukum perdata, satu hal yang bertolak belakang dengan perkembangan hukum Romawi
tidak lama setelah itu. Dengan kata lain, berbeda dengan sistem hukum Romawi yang
menggunakan pendekatan yang induktif (mulai dari hal-hal yang konkret), sistem hukum
2
Istilah “nomoi” sudah ditemukan dalam tulisan seorang penyair yang bernama Pindaros (abad ke-5 SM).
Bahkan dalam orasinya terhadap Timokretes, Demosthenes telah menguraikan bahwa sebuah nomos harus diusulkan
dan disetujui (oleh rakyat).
Akan tetapi, ketika hukum Romawi sudah mapan perkembangannya, mereka juga ternyata
tentunya bangsa Yunani juga memerlukan hukum-hukum di bidang lain selain hukum
kenegaraan, utamanya yang dibutuhkan adalah hukum perdata dan pidana. Ketentuan hukum
perdata dalam kitab undang-undang Gortyn sudah relatif bagus pada saat itu. Hukum perdata
Yunani menyangkul konsep keluarga dalam skala kecil, terbatas pada ayah, ibu dan anak
saja. Pihak laki-laki lebih mendominasi keluarga dan anak perempuan tetap dianggap tidak
cakap melakukan perbuatan hukum. Isteri ditinggalkan suaminya wajib kawin dengan kakak
saat ini, antara lain dokumen Homerus tentang uang damai dan arbitrase. Selain itu, terdapat
pula dokumen lain yang merupakan isi pidato politik dari Demosthenes sekitar 349 SM.
Sedangkan, tentang transaksi hukum yang pernah dilakukan di zaman Yunani, berikut ini
contoh kontrak konstruksi untuk pekerjaan publik, yakni tentang pembuatan drainase dari
rawa-rawa yang dibuat tahun 300 SM di kota Eteria. Kontrak ini ditulis dalam lembpengan
marmer merupakan satu varian dari kontrak BOT (Build Operate and Transfer) versi kontrak
zaman modern, khususnya dalam bentuk BLT (Build Lease & Transfer), dimana kontrak
perjalanan sejarahnya, hukum Yunani dapat dibagi ke dalam beberapa fase sebagai berikut:
1. Periode peradaban Crete (abad XX-XV SM) dan peradaban Mykene (abad XVI-
XII SM).
2. Periode peradaban Gene (Clane dan generasi persekutuan local).
melakukan serbuan dari arah utara. Akibatnya, tidak lagi ditemukan dokumen tertulis di sana
dan sejarah pun, termasuk sejarah hukum, menjadi tidak diketahui. Selanjutnya, dalam
periode Gene, raja adalah kepala klan yang ada serta merangkap jabatan sebagai pendeta dan
hakim. Raja berkuasa dengan rasa solidaritas yang tinggi, sebagaimana dilukiskan dalam buku
Odysseia (Petualangan Odysseus) hasil karya Homerus. Pada periode Poleis, terbentuk
beberapa negara kota, dengan beraneka corak pemerintahan, tetapi umumnya bersifat
menerapkan sistem pemerintahan yang demokratis. Athena dikenal sebagai negara kota yang
paling demokratis, karena di Athena paling banyak meninggalkan dokumen atau tulisan-
tulisan tentang hukum dan pemerintahan. Pada masa inilah diberlakukan Undang-Undang
Solon (594-593 SM) dan Undang-Undang draco (621 SM) yang sangat memposisikan
panglima besar Iskandar Zulkarnain berkuasa di Macedonia (Yunani) sekitar 356-323 SM.
Penaklukan oleh Iskandar Zulkarnain sangat fantastis, sampai-sampai dapat menguasai asia
kecil, Babilonia, Persia dan lain-lain. Namun, kedigdayaan Yunani setelah penaklukan yang
negara dengan sistem pemerintahan absolutism. Mulut raja adalah undang-undang bagi
rakyat, dimana kemudian diadopsi oleh raja-raja Romawi dan raja-raja yang memerintah di
Eropa Barat.
merenung, maka banyak renungan yang mendalam dan filosofis yang dilakukan di berbagai
bidang ilmu, termasuk renungan dalam bidang ilmu hukum. Karena itu, banyak konsep dasar
dalam bidang hukum, seperti tentang keadilan, demokratisasi, ketatanegaraan, hukum alam,
kesebandingan hukum, serta lainnya yang dikembangkan dengan cukup matang oleh filsuf
untuk tindak pidana pembunuhan. Hal ini untuk menjaga agar masyarakat dapat hidup aman
dan damai, tanpa manusia yang satu mengancam atau membunuh yang lain. Menurut sistem
hukum Yunani, pembunuhan manusia tidak selamanya dapat menjadi suatu tindak pidana
pembunuhan. Hukum Yunani membagi tindakan pembunuhan ke dalam tiga kategori sebagai
berikut:
(1) Pembunuhan yang dimaafkan.
(2) Pembunuhan tanpa rencana.
(3) Pembunuhan terencana.
perbedaan kasus dan juga perbedaan zaman. Misalnya di Athena, pengadilan dilangsungkan
lembah Pnyx, dan lain-lain. Lembah Aeropagus dipilih sebagai tempat pengadilan untuk
kasus pembunuhan khususnya periode awal Yunani. Hal itu disebabkan, lembah ini terkenal
dengan legenda pembunuhan yang dilakukan oleh Orestes. Menurut legenda, Orestes
Penuntut umum memberikan tuntutan kepada Orestes bahwa tindakannya hanyalah balas
dendam. Bahkan, dewi Athena konon menyatakan bahwa jika dia harus memberikan suara
dengan voting, suaranya adalah untuk membebaskan Orestes. Akhirnya keputusan juri
keadilan dan menulis kata-kata dew Athena: “Sesungguhnya pengadilan ini tidak korup dan
keadilan di Yunani adalah terbentuknya proses pengadilan yang diputuskan oleh perwakilan
dari masyarakat umum. Dari sinilah sebenarnya awal mula konsep pengadilan dengan sistem
juri yang sekarang banyak dianut oleh negara-negara yang punya tradisi Anglo-Saxon.
Sebuah dokumen di atas papyrus yang ditemukan di Mesir, menjelaskan sistem juri yang
Anglo-Saxon, maka di masa itu dibutuhkan keahlian orasi dari para advokat untuk
meyakinkan para juri tentang perkara yang sedang dibelanya. Oleh karena itu, muncullah
para advokat terkenal dengan kemahirannya yang luar biasa dalam melakukan orasi di
pengadilan. Sebagian dari orasi mereka dapat terbaca sampai sekarang. Nama-nama mereka
sebuah panel (juri) yang terdiri atas sekelompok orang. Untuk kasus-kasus biasa, sebuah
panel terdiri atas 201 orang atau 501 orang. Untuk kasus-kasus khusus, sebuah panel bias
terdiri atas 1000 orang, 1500 orang, bahkan bias terdiri atas 2500 orang. Dalam kasus
Socrates misalnya, terjadi pada 400 SM, panel yang memeriksa dan memutus perkara terdiri
atas 501 orang, dimana suara mayoritas panel menghendaki agar Socrates dihukum mati,
dalam hal dilakukan dengan cara memaksanya minum racun. Karena itu, seperti yang telah
disebutkan bahwa cikal bakal sistem juri sebenarnya sudah lebih dulu ada dalam sistem
kebencian bahkan kepanikan. Pada saat itu, Yunani sedang dilanda oleh banyak
pemberontakan, ketidakpastian dan perubahan-perubahan kea rah yang tidak jelas. Aksi
terorisme terjadi dimana-mana. Di masa seperti itulah Socrates hidup dan kemudian di akhir
riwayatnya dia disidangkan. Tentang pengadilan Socrates ini tidak ada peninggalan sejarah
hukum yang ditemukan, kecuali tulisan-tulisan dari Plato yang merupakan salah satu
muridnya, antara lain yang terdapat dalam buku karangan Plato yaitu Apology.
Proses beracara yang lazim di Pengadilan Yunani setelah perombakan hukum pada
membawa surat panggilan tersebut ke alamat tergugat. Beberapa orang saksi ikut
menyertai penggugat. Bahkan, jika tergugat merupakan orang asing dan akan
menyaring kasus-kasus, sehingga tidak ada kasus yang sembrono atau yang
gugatan dan membayar biaya panjar perkara. Jika tergugat tidak hadir, maka akan
ada, diuraikan dan terlihat dengan jelas dalam tahap ini. Penggugat mengajukan
dalilnya. Pembuktian tertulis dan pemeriksaan saksi-saksi juga terjadi dalam tahap
ini. Jadi, tahap pemeriksaan pendahuluan merupakan tahap tahap yang cukup
esensial dalam suatu proses pemeriksaan perkara di zaman Yunani. Setelah semua
bukti diperiksa dan alat bukti tersebut disegel, magistrate dapat segera
pengadilan juri.
mendengar perkara tersebut bisa mencapai ratusan, bahkan ribuan orang. Sebelum
memberikan putusannya, juri akan mendengar pidato kedua belah pihak. Pidato
dengan putusan tentang kasus yang bersangkutan, yaitu siapa yang menang dan
Yunani, diserahkan kepada para pihak yang bersangkutan dan hanya menyangkut
budak terhadap pihak yang kalah. Ketentuaan ini yang membedakan dengan
hukum Romawi pada masa awal perkembangannya. Salah satu contoh kasus
perdata yang terjadi di Pengadilan Yunani melalui sistem juri dengan 204 orang
yaitu terjadi pada 100 SM, di Pulau Cos, Yunani, dikenal kasus perdata Cnidos.
orang besar pembawa hukum ke dunia, yaitu Menes di Mesir, Minos di Crete (Yunani) dan
Manu di India. Ketigannya menganggap bahwa binatang sapi sebagai hewan suci dan
memakai gambar sapi sebagai lambangnya. Kitab Undang-Undang Draco (mulai berlaku
sekitar 620 SM) merupakan salah satu undang-undang yang pernah berlaku di Yunani Kuno.
Salah satu prestasinya yaitu penolakan terhadap kekuasaan yang tidak terbatas dari kaum
bangsawan, sehingga hukuman terhadap kejahatan tidak lagi hanya tergantung pada
kehendak kaum bangsawan tersebut. KUUD ini belum sampai melakukan perombakan besar,
melainkan hanya mempertahankan hukum yang sudah berlaku, juga menyediakan aturan
yang lebih fleksibel dan membentuk suatu peradilan dengan sistem 50 hakim (ephetae), yang
zaman Yunani, pernah membuat hukum yang berlaku di Yunani yang tertulis dalam Undang-
Undang Solon. Dimana sangat mendkung ide demokrasi dan menentang pemerintahan
hukum yang berlaku. Bahkan sebagian perubahan tersebut bersifat radikal. Meskipun
demikian, masih menempatkan hadirnya hukum kebiasaan. Perubahan yang dilakukan dalam
tercatat dalam sejarah hukum di Yunani, yang sebagian dari naskah aslinya dapat terbaca
sampai sekarang. Kitab Undang-Undang Gortyn (KUUG) atau Kitab Undang-Undang Maha
Besar (Great Code) mulai berlaku sejak 480 SM. Gortyn diambil dari nama sebuah negara
kota di Pulau Crete bagian selatan, Pulau Crete dikenal sebagai tempat persinggahan jika ada
menggambarkan bagaimana hukum yang berlaku sebelum era kedigdayaan hukum Romawi.
Karena itu, tidak heran jika ada yang menyebutkan sebagai Ratunya Prasasti (The Queen of
Inscription). Sebelum Kitab Undang-Undang Gortyn ini berlaku, telah terlebih dahulu hadir
seorang ahli hukum ternama dan dianggap yang pertama dalam sejarah hukum Yunani yaitu
Minos hidup diantara 1600 SM atau 2000 SM, sebagian pihak juga menyebutkan tahun 3000
SM. Dalam mitologi Yunani, Minos memperoleh hukumnya dari Zeus yang merupakan salah
satu dari tiga hakim yang akan mengadili manusia setelah hari kiamat. Sayangnya sampai
saat ini, belum ditemukan peninggalan sejarahnya. Namun, kursi mahkota tempat duduk
Minos di istana kerajaan sampai sekarang dapat dilihat di Knosos. Boleh jadi, dalam UUG
yang dibuat lebih 1000 tahun setelah zaman minos, yang terdapat dan berlaku sama di Pulau
Crete terdapat satu atau dua ketentuan yang berasal dari hukum Minos tersebut.
Di masa Romowi, Gortyn merupakan kota terpenting di Pulau Crete, sampai kota
tersebut dihancurkan oleh bajak laut dari Arab pada tahun 824. Kitab Undang-Undang
Athena, ditulis dalam bahasa Doris sebagai bahasa yang boustrephedon (baris pertama dibaca
dari kiri ke kanan dan baris kedua dibaca dari kanan ke kiri, demikian selanjutnya)
merupakan bahasa dari suku Yunani Kuno di Pulau Crete. Terdapat tiga kumpulan undang-
perihal hukum orang dan keluarga terdiri dari tiga bab, hukum perkawinan, hukum harta
kekayaan terdiri dari dua bab, hukum waris terdiri dari dua bab, hukum acara dan
pembuktian terdiri dari dua bab, hukum tentang perzinaan dan perkosaan terdiri dari dua