pengsangsionasisasian kebiasaan oleh penguasa dengan serta merta menunjukkan bahwa atas inisiatif sendiri ia juga dapat mengeluarkan perintah dan larangan. Inilah awal dari perundang- undangan • Periode peralihan dari pra sejarah ke sejarah hukum berbeda antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Bagi bangsa Mesir hal tersebut berada sekitar abad ke 28 dan 27 SM. Bagi bangsa Romawi antara abad ke 6 dan 5 SM, sedangkan bangsa Germania pada abad ke 5 M dan bagi bangsa Afrika tertentu, bangsa-bangsa yang mendiami daerah Amazona dan sebagainya pada abad ke 20 ini. Karakteristik Umum Tatanan Hukum Bangsa Tuna Aksara
1. Hukum tidak tertulis. Jadi untuk merumuskan aturan
hukum yang abstrak jarang sekali dilakukan; 2. Terdapat sejumlah besar tatanan hukum yang berbeda satu dengan yang lain; 3. Disini dijumpai kebinekaan yang besar di antara tatanan hukum bangsa tuna aksara setiap kelompok social mempunyai kebiasaan masing-masing, yang sedikit banyak menunjukkan perbedaan dengan kelompok yang lain; 4. Di dalam tatanan hukum bangsa tuna aksara nampaknya hukum dan agama belum mengalami perbedaan system norma secara jelas satu dengan yang lain. Begitu pula batas antara apa yang berlaku sebagai hukum dan apa yang termasuk bidang moral dan kebiasaan murni juga sulit ditarik dengan jelas. 5. Dalam tatanan hukum bangsa tuna aksara nampaknya agama masih memainkan peran yang besar. Perbadaan antara aturan agama dan aturan hukum tidak mungkin diadakan, oleh karena bangsa tersebut tidak membedakan antara kekuatan natural dan supranatural. Sumber Tatanan Hukum Bangsa Tuna Aksara 1. Kebiasaan. Yang dimaksud seperangkat aturan hidup yg mengalir dari pola hidup tradisional sebuah pergaulan hidup, sikap umum, perilaku normal para anggota kelompok sisio politik yang dialami orang- orang tersebut mempunyai kekuatan memikat (Customary law) 2. Kebiasaan pada bangsa tuna aksara bukan satu-satunya sumber hukum; perundang-undangan pun dapat juga memainkan perannya.
3. Peradilan pun dapat merupakan sumber
penciptaan hukum, bahkan sekalipun tidak dibuatkan catatan tentang hal itu. Hukum Primitif
• Aturan-aturan hukum merupakan
pengungkapan yuridis hubungan- hubungan kemasyarakatan. Hal tersebut karena terbentuk dengan makin berkembangnya hubungan-hubungan ini: 1. Hubungan kekeluargaan. Secara kronologis nampaknya hubungan inilah yang paling tua. Kekuasaan keluarga pada umumnya diselenggarakan oleh seorang laki-laki, ayah di dalam pergaulan hidup Patrilinier. Kakak laki-laki dari ibu di dalam pergaulan hidup matrilinier, kekuasaan diselenggarakan atas anak dan atas semua kelompok keluarga dan terkadang tak terbatas. 2. Tentang Kelompok Keluarga. Kelompok keluarga terdiri dari orang-orang berkeyakinan teguh bahwa melalui garis keturunan riil atau pun fiktif bahkan melalui perkawinan terhadap kelompok keluarga yang sama. Hak individu hanya berperan dan berfungsi dalam kaitan dg kepentingan kelompok keluarga dan ia hanya dapat bertindak selaku anggota pergaulan hidup. Kesetiakawanan merupakan sesuatu yang teramat penting. Maka muncul kepermukaan perseteruan kelompok keluarga yang pada hakekatnya dijumpai pada semua bangsa. 3. Tentang Bangsa. Pada umumnya muncul kepermukaan dengan sedikit banyak terdiri dari sejumlah besar kelompok keluarga yang membentuk suatu pergaulan hidup dengan nama sendiri, ingatan sendiri, suara batin sendiri, ringkasnya dengan kebuayaan sendiri. 4. Penguasaan/pemilikan Benda (Benda Bergerak). Benda dianggap merupakan satu kesatuan dengan tubuh manusia, yang menguasai dan memilikinya, semua benda merupakan milik persekutuan keluarga. Pemilikan ini bersifat sacral, terhadap hal ini tidak dapat dimintakan pertanggung jawaban dan ia memperoleh perlindungan dari kekuatan supranatural. Penguasaan ini tidak dapat diperdagangkan. 5. Kelas-kelas di dalam masyarakat. Dengan adanya pengambilan sebagai milik atas tanah, ternak dan sebagainya, maupun penyelenggaraan pembagian kerja, maka lambat laun terjadilah ketidak samaan social yg disebabkan oleh berbagai factor, seperti pembagian warisan yang tidak sama, perbedaan kesuburan tanah, keadaan cuaca, tingkat kecerdesan, kreatifitas dan semangat kerja anggota- anggota kelompok keluarga. Tatanan Hukum Arkais (Peluang untuk mencatat aturan hukum maka terjadilah tatanan-tanan hukum) • Kota-kota muncul sebagai akibat perkembangan ekonomi tukar menukar. Orang-orang memperdagangkan barang yang diangkut mereka dari daerah yang berlimpah ruah ke daerah yang persediaannya amat sedikit. Para pedagang memilih domisili di tempat yang terlindungi dalam menjalankan aktifitasnya. • Zaman dahulu peradaban daerah perkotaan yg berasal dari abad ke 40 dan 30 SM menampakkan diri di tiga kawasan besar:
1.Di Mesir , di delta sungai Nil, pada sekitar tahun
4000 SM didirikan kota-kota seperti Busiris, Sais, Letopolis, Buto dan Hekopolis. 2.Di Mesopotamia, dilembah sungai Tigris dan Eufrat dengan kota-kota Ur, Eridw, Esynuna, Babilon dll. 3.Dilembah sungai Indus dengan kota Harappa, Amri, Mohenjo-Daro dll. Hukum Mesir
• Mesir adalah negara besar yang tertua di
dunia. Ia muncul pada abad ke 35 dan 30 SM dan tetap ada sampai ditaklukkan dan dicakup oleh kekaisaran Romawi setelah pertempuran di teluk Actium 31 SM. • Sejarah Mesir telah berevolusi dari suatu tatanan feodal patriarkhat ke kekuasaan teokratis yang sentralistis dan melemahnya kekuasaan tersebut untuk kembali ke suatu tatanan neo-feodal. Tatanan Hukum Aksara Paku
• Julukan ini diberikan kepada tatanan hukum
bangsa di Timur Tengah yang pada zaman dahulu telah mengenal aksara yang sama, yakni aksara paku yang disebut demikian oleh karena tanda-tanda aksara tersebut menyerupai paku- paku. Pemakaian bahasanya Akadian, suatu bangsa Semit sebagai Bahasa diplomatic dan ilmu pengetahuan • Daerah yang termasuk tatanan aksara paku tersebut adalah Sumer, Akadia, Babilonia, Asiria, Mitani, Urartu di Mesopotamia. Hukum Hindu
• Darma. Jadi darma adalah keseluruhan
aturan hidup, yang harus ditaati oleh manusia karena statusnya di dalam masyarakat.
• Sumber dari Darma adalah:
1. Weda (Pengetahuan), yakni jumlah segala sesuatu yang diketahui tentang seluruh kebenaran keagamaan dan moral. 2. Sm’ti atau tradisi. Kaum arif dan bijaksana menyampaikan tradisi yang mereka terima langsung maupun yang mereka ingat kepada orang-orang. 3. Kodeks Manu. Kodeks manu ini terdiri dari 12 buku dan kurang lebih 5400 ayat. • Buku pertamanya mengisahkan tentang kehidupan Brahma. Kodeks manu ini merupakan pembagian secara metodis pertama kedalam cabang-cabang hukum (Hukum Keluarga, Hukum Perikatan, dan hukum Pidana). Ditinjau dari isinya Kitab Undang-undang ini memberikan kesaksian tentang adanya suatu kematangan pemikiran yuridis yang sangat maju. Tatanan Hukum Maju
• Tatanan hukum maju atau mapan dan matang
mempunyai kesamaan bahwa mereka adalah tatanan-tatanan dunia sekuler yg didalamnya penyelenggaraan hukum berlandaskan jalan pikiran rasional, dimana hukum telah mencapai suatu derajat kompleksitas, abstraksi dan sistematisasi dg akibat bahwa hal ini merupakan subyek studi ilmiah dan dilaksanakan oleh para spesialis yag khusus didik untuk itu. 1. Karakter Duniawi atau sekuler. Tatanan hukum maju tersebut telah sepenuhnya tersekulerisasi, artinya bahwa mereka dengan definitive telah melepaskan diri dari agama. Namun hal ini tidak berarti bahwa suasana tsb telah bebas dari tumpang tindih antara hukum pada satu sisi serta agama dan moral pada sisi yang lain. 2. Pengembalian Penguasaan Keagamaan ke dalam Suasananya Sendiri, yakni bidang keagamaan. Dalam hal menerapkan asas ini secara konsekwen menyebabkan sejarah sarat dengan persengketaan antara penguasa sekuler dan penguasa agama 3. Mengeluarkan Unsur-unsur irrasional Yang Ada Pada Hukum. Hal ini muncul ke permukaan dalam hal pembuktian (Sumpah)
4. Karakter Rasional. Ini adalah kegiatan
intelektual penciptaan hukum , entah oleh pembuat undang-undang atau oleh hakim, maupun oleh kedua-duanya. 5. Karakter Yang Disistematisasi. Sumua tatanan hukum modern sedikit banyak telah disistematisasi , artinya bahwa hal ini kurang lebih merupakan suatu kesatuan yang berhubungan satau dengan yang lain dan melalui ilmu pengetahuan diberi suatu struktur yang logis 6. Karakter Abstrak. Karakter ini muncul ke permukaan terutama dalam tatanan yang banyak mengenal hukum kodifikasi.
7. Evolusi yang berlangsung secara
berangsur-angsur. Orang Romawi tetap menggunakan pola pikir induktif, artinya dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum. Mereka mencurigai definisi yang telah disusun terlebih dahulu • Akan tetapi orang Yunani mempunyai mentalitas yang berbeda di bawah pengaruh filsafat, mereka lebih menerapkan penalaran yang deduktif. Meeka menempatkan prinsip umum di depan terlebih dahulu untuk kemudian melalui pemikiran menjabarkan hal yang umum ke hal-hal yang khusus. Pandangan ini diterima dg baik di Eropa pada zaman renaissance dan oleh hukum alam 8. Profesionalisasi dan Pengilmiahan. Rasionalisasi, sistematisasi dan abstraksi pada hakekatnya merupakan sebab dan akibat suatu ciri khas yang terakhir tatanan hukum modern, profesionalisasi dan pengilmiahan • Pelajari sendiri dokumen-dokumen Tatanan-tatanan hukum tuna aksara. OK Selesai