Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HAM DAN PERJUANGAN HAM DI DUNIA

Makalah ini diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Civic Education Pada Program Studi Hukum Tata Negara
Semester II Jurusan Syariah Kelompok 4
Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bone

Oleh :

Akmal
01184066

Ahmad Nur Fajri


01184075

Muhammad Adil Fadili


01184077

Aldi Fitrah Rahman


01184088

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone


2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb

Segalah puji bagi Allah SWT, atas nikmat,taufik, dan hidayahnya yang telah
diberikan kepada kita semuah. Dan taklupa pula kita panjatkan shalawat serta
salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW karenah Beliaulah yang telah
membawa kita dari zaman gelap gulita menuju zaman terang menderang.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini, karena tanpa mereka
mungkin saja makalah ini tidak selesai tepat waktu. Dan yang kami hormati ibu
Zurahmah, S.Pd.,M.Pd., selaku dosen mata kuliah Civic Education, serta teman-
teman yang saya banggakan. Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikim Wr. Wb

Watampone, Mei 2019

Penulis,

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan........................................................................................2

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA .................................................................................3

A. Pengertian dan Hakikat HAM.....................................................................3


B. Sarana dan Hambatan Penegakan HAM ....................................................5

BAB 3 PEMBAHASAN.........................................................................................7

A. Penegakan HAM di Dunia .........................................................................7


B. Kasus Perjuangan HAM di Dunia...............................................................9

BAB 4 PENUTUP.................................................................................................12

C. Kesimpulan ..............................................................................................12
D. Saran .........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebuah hak dasar yang dimiliki oleh
manusia yang dibawanya sejak lahir bahkan dari keberadaannya sebagai anugrah
Tuhan Yang Maha Esa. Kesadaran akan Hak Asasi Manusia didasarkan pada
pengakuan semua manusia memiliki derajat yang sama sebagai makhluk Tuhan.
Terkait tentang hakikat Hak Asasi Manusia, maka sangat penting sebagai
makhluk ciptaan Tuhan harus saling menjaga dan menghormati Hak Asasi
masing-masing individu. Namun, tercermin pada fakta banyak terjadi suatu
pelanggaran dan penindasan atas Hak Asasi tiap orang. Hal ini adalah sebagai
sebuah gambaran atas ditegakkannya kemerdekaan bagi Hak Asasi Manusia bagi
tiap individu. Kita dapat mengambil contoh pada zaman sebelum Indonesia
merdeka. Kala itu begitu banyak rakyat Indonesia yang tidak diperlakukan tidak
adil oleh para penjajah. Mereka ditindas, diperbudak, dan diperlakukan secara
tidak manusiawi oleh para pemegang kekuasaan yang berhati batu. Ketika zaman
itu bangsa Indonesia amat terpuruk, sengssara, dan terbelakang. Oleh karenanya,
penegakan Hak Asasi Manusia harus terus dilakukan secara berkelanjutan.
Sungguh sangat disayangkan ditengah era globalisasi ini pelanggaran
terhadap Hak Asasi Manusia semakin banyak terjadi. Begitu banyak pelanggaran
terhadap Hak Asasi Manusia yang terungkap di media massa. Hak Asasi Manusia
wajib dijunjung dan dihormati serta dijunjung tinggi oleh Negara, Hukum,
Pemerintah, dan tiap individu guna menjaga kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.
Hak Asasi Manusia harus dijunjung tinggi karrena penindasan terhadap
Hak Asasi Manusia dapat berakibat buruk terhadap kelangsungan hidup individu
yang mengalami penindasan tersebut. Bahkan hal ini akan memperendah martabat
manusia sebagai manusia.1

1
Fredi Wibowo. https://.scribd.com/doc/73946079/latar-belakang-HAM. Diakses pada
senin, 22 April 2019 pukul 14:18.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penegakan HAM di dunia?
2. Bagaimana kasus perjuangan HAM di Dunia?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui isi dari rumusan masalah.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Sebagai refrensi mengetahui permasalahan dan kasus perjuangan HAM.
2. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain menulis karya tulis
ilmiah terkait masalah HAM.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Hakikat HAM


Istilah yang dikenal di Barat mengenai Hak-Hak Asasi Manusia ialah “
right of man” yang menggantikan istilah “natural right”. Istilah “right of man”
ternyata tidak secara otomatis mengakomodasi pengertian yang mencakup “right
of woman”. Karena itu istilah “right of man” diganti dengan istilah “human
rights” oleh Eleyanor Roosevelt karena dipandang lebih netral dan universal.
Sementara itu HAM dalam Islam dikenal dengan istilah huquq al-insan ad-
dhoruriyyah dan huquq Allah. Dalam Islam antara huquq al-insan ad-dhoruriyyah
dan huquq Allah tidak dapat dipisahkan atau berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya
keterkaitan satu dengan lainnya. Inilah yang membedakan konsep barat tentang
HAM dengan konsep Islam lainnya.
Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB) dalam teaching
human rights united nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan
bahwa “human rights could be generally defined as those rights which are in
herent in our nature and without which can not live as human being” (hak a sasi
manusia adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tampanya
manusia mustahil dapathidup sebagai manusia). Selanjutnya John Lock
menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan yang maha pencipta sebagai hak yang kodrati (Masyhur Effendi,
1994). Oleh karenanya, tidak ada kekuasan apapun di Dunia yang dapat
mencabutnya. Hak ini sifatnya sangat mendasari (fundamental) bagi hidup dan
kehidupan manusia dan merupakan hal kodrati yang tidak bisa terlepas dari dan
dalam kehidupan manusia.
Dalam UU Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM pasal 1 disebutkan bahwa
“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat Hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara,

3
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia”.
Berdasarkan beberapa rumusan pengertian HAM diatas, diperoleh suatu
kesimpulan bahwa HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugrah Allah yang harus
dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara.
Dengan demikian hakikat penghormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah
menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan
yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara
kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Upaya menghormati,
melindungi dan menjunjung tinggi HAM, menjadi kewajiban dan tanggung
jawab bersama antara individu, pemerintah (aparatur pemerintahan baik sipil
maupun militer) bahkan negara.2
Penegakan HAM dilakukan terhadap setiap pelanggaran HAM.
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik sengaja ataupun tidak disengaja, atau kelalaian yang
secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, atau mencabut hak
asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang.3
Manusia sebagai makhluk Tuhan mempunyai dua sifat kodrat monodualis,
yakni sifat individu (pribadi pereorangan) dan sifat social (bersama orang lain)
yang seimbang dan dinamis, sehingga kebebasan setiap orang dibatasi oleh hak
asasi orang lain. Hal ini berarti bahwa setiap orang mengemban kewajiban
mengakui dan menghormati hak asasi orang lain. Hal ini berlaku juga bagi setiap
organisasi masyarakat terutama negara dan pemerintah harus bertanggung jawab
untuk menghormati, melindungi, membela, dan menjamin Hak Asasi Manusia
setiap warga negara dan penduduk.4

2
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA., Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani,
(Jakarta Timur:Prenada Media, 2000), h.200.
3
Srijanti. Dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa. (Yogyakarta:Graha
Ilmu,2009), h.123.
4
Noor Ms Bakri, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, cet.II,
2011), h. 228.

4
Pemikiran HAM terus berlangsung dalam rangka mencari rumusan HAM
yang sesuai dengan konteks ruang dan zamannya. Secara garis besar
perkembangan pemikiran HAM dibagi empat generasi.
Generasi pertama : pengertian HAM hanya berpusat pada bidang hukum
dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan
politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia II, totalisme dan adanya
keinginan negra-negara yang baru merdeka untuk menciptakan suatu tertib hukum
yang baru.
Generasi kedua : pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis
melainkan juga hak-hak sosial, ekonomi,politik dan budaya.
Generasi ketiga : keadilan dan pemenuhan hak asasi haruslah dimulai
sejak mulainya pembangunan itu sendiri, bukan setelah pembangunan itu selesai.
Agaknya pepatah kuno “justice delayed, justice deny, tetap berlaku untuk kita
semua.
Generasi keempat : pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh
negara-negara di Kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak
asasi manusia yang disebut Declration of The Basic Duties of Asia People and
Government. Deklarasi ini lebih maju dari rumusan generasi ketiga, karena tidak
saja mencakup tuntunan structural tetapi juga berpihak kepada terciptanya tatanan
sosial yang berkeadilan.5
B. Sarana dan Hambatan Penegakan HAM
Penegakan hukum HAM di tingkat internasional dalam sistem PBB
dilakukan dengan cara:
1. Melalui perjanjian internasional dalam kerangka PBB (United Nations
Treaty Based)
2. Membentuk pengadilan pidana ad hoc berdasarkan DK PBB
3. Pembentukan pengadilan campuran6

5
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA., Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani,
(Jakarta Timur:Prenada Media, 2000), h.204.
6
Safiq Muhammadin, “Penegakan Hukum Hak Asasi Manusia Pada Tingkat Nasional
dan Internasional”, diaksees dari, https://www.academia.edu/23792993/Penegakan-Hukum-Hak-
Asasi-Manusia-Pada-Tingkat-Nasional-dan-Internasional? _e_pi-=7%2CPAGE-
ID10%2C8660403329, pada tanggal 12 Mei 2019 pukul 11:20 WITA

5
Adapun beberapa hambatan dalam penegakan HAM yaitu :
1. Masih kurang pemahaman tentang HAM
2. Masih kurang pengalaman
3. Kemiskinan
4. Keterbelakangan
5. Masih dipertayakan bagaimana bentuk pelatihan dalam masyarakat
6. Pemahaman HAM masih terbatas dalam pemahaman gerakan
7. Amati dan perhatikan setiap perkembangan dan gerakan dilapangan dalam
melaksanakan suatu konsep atau ide
8. Ketahui dan pahami betul sumber-sumber termasuk alamnya,
lingkungannya dan habitatnya dari suatu konsep, gagasan, pemikiran yang
ditawarkan.7

7
Abdul Rozak, Wahdi Sayuti, Budiman, M. Arif, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
Education), (Jakarta:Prenada Media,2004), h. 185.

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. Perjuangan Penegakan HAM di Dunia


Sejarah HAM sama tuanya dengan sejarah umat manusia. Perjuangan
penegakan HAM merupakan reaksi terhadap tindakan sewenang-wenang para
penguasa yang mengnjak-injak harkat dan martabat rakyat biasa.
Perjuangan penegakan HAM sebelum masehi:
1. Perjuangan nabi Musa untuk membebaskan umat yahudi dari
perbudakan mesir.
2. Tahun 2000 SM, hukum Hamurabi di Babylonia menetapkan
adanya aturan yang menjami keadilan bagi semua warga negara.
3. Tahun 600 SM, Solon di Athena memperbaharui UU yang
memberikan perlindungan keadilan bagi orang-orang yang
diperbudak karena tidak melunasi hutangnya harus dibebaskan.
4. Tahun 527 SM, Kaisar Yustianius dari Romawi dengan
gagasannya menciptakan peraturan hukum yang memuat jaminan
atas keadilan dan hak-hak kemanusiaan yang nanatinya akan
menjadi pola sisem hukum modern di Negara-negara barat.
5. Filsuf Yunani seperti “Socrates (470-399SM), Plato (384-128SM)
dan Aristoteles (348-322SM)” mengemukakan pemikiran,
perlindungan dan jaminan diakuinya hak-hak asasi manusia.
Perjuangan penegakan HAM setelah masehi
1. Magna Charta (Piagam Agung), tahun 1215 M yaitu suatu
dokumen yang mencatat beberapa hak yang diberikan oleh raja
John Lock Land dari Inggris atas tuntutan para bangsawan
Isi Magna Charta:
a) Kekuasaan raja harus dibatasi.
b) HAM lebih penting dari kedaulatan rakyat

7
c) Tak seorangpun dari warga Negara merdeka dapat ditahan,
dirampas kekayaannya, diperkosa, diasingkan atau diperkosa
hak-haknya, kecuali berdasarkaan pertimbangan hukum.
2. Petition of Rights (Hak-hak Petisi), tahun 1628. Petition of Rights ini
ditandatangi oleh Raja Charles ketika berhadapan dengan parlemen.
3. Bill of Rights (Undang-undang hak), tahun 1689. Suatu UU yang
diterima oleh parlemen Inggris setelah mengadakan perlawanan
terhadap Raja James II dalam suatu revolusi tidak berdarah (Glorious
Revolution)
4. Declaration of Independence, terjadi pada 4 Juli 1776 di Amerika.
Declaration of Independence merupakan piagam yang mengandung
pernyataan “bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama
derajatnya oleh sang maha pencipta, bahwa semua manusia
dianugrahi oleh penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan
untuk menikmati kebahagiaan”
5. Declaration des droit de’home et du citoyen (Pernyataan hak-hak
manusia dan warga Negara) terjadi di Prancis dan terkenal 3
semboyan dari revolusi Prancis ini, yaitu Liberty (Kebebasan),
Egalite (Persamaan), Fraternite (Persaudaraan)8
6. Perkembangan yang lebih signifikan adalah dengan kemunculan The
Four Freedoms dari Presiden Roosevelt pada 6 Januari 1941. Ada 4
hak yaitu:
a. Hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat.
b. Hak kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan
agama ajaran agama yang dipeluknya
c. Hak kebebasan dari kemiskinan dalam pengertian setiap bangsa
berusah mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera
bagi penduduknya

8
Alfi Riskiana,” Perjuangan Penegakan Ham Di Dunia”diakses dari
http://alfiriskiana.blogspot.com/2014/10/perjuangan-penegakan-ham-di-dunia.html, pada tanggal 1
Mei 2019 pukul 11:09 WITA

8
d. Hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha, penguraan
persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa (Negara) berada
dalam posisi berkeingina untuk melakukan serangan terhadap
Negara lain (Masyhur Effendi, dalam Dede Rosiada (dkk),
2003)9
7. Universal Declaration of Human Right
Pernyataan HAM sedunia yang dikeluarkan PBB pada 10 desember
1948.10
B. Kasus Perjuangan HAM di Dunia
Setiap tanggal 10 Desember, semua orang di dunia memperingati Hari
Hak Asasi Manusia. Tanggal tersebut dinyatakan dan dipilih oleh
International Humanist and Ethical Union untuk menghormati Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang telah memproklamasikan Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia, sebuah pernyataan global tentang hak asasi
manusia, yang berlangsung pada 10 Desember 1948. Peringatan ini dimulai
sejak 1950 ketika Majelis Umum mengundang semua negara dan organisasi
yang peduli untuk merayakannya.
Hingga saat ini, sudah banyak sekali orang yang secara gencar
memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM). Bahkan tidak sedikit dari
mereka yang rela mengorbankan nyawanya. Namun, para pejuang HAM
tersebut tidak selalu merupakan orang-orang yang tergolong sudah dewasa.
Beberapa di antaranya justru masih tergolong berusia anak-anak. Usia yang
masih muda tidak menjadi sebuah halangan bagi mereka untuk tetap
memperjuangkan dan menyerukan tentang HAM. Setiap tanggal 10
Desember, semua orang di dunia memperingati Hari Hak Asasi Manusia.
Tanggal tersebut dinyatakan dan dipilih oleh International Humanist and
Ethical Union untuk menghormati Majelis Umum Perserikatan Bangsa-
Bangsa yang telah memproklamasikan Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia, sebuah pernyataan global tentang hak asasi manusia, yang
9
Noor Ms Bakri, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, cet.II,
2011), h.230
10
Op. Cit.

9
berlangsung pada 10 Desember 1948. Peringatan ini dimulai sejak 1950
ketika Majelis Umum mengundang semua negara dan organisasi yang peduli
untuk merayakannya.
Hingga saat ini, sudah banyak sekali orang yang secara gencar
memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM). Bahkan tidak sedikit dari
mereka yang rela mengorbankan nyawanya. Namun, para pejuang HAM
tersebut tidak selalu merupakan orang-orang yang tergolong sudah dewasa.
Beberapa di antaranya justru masih tergolong berusia anak-anak. Usia yang
masih muda tidak menjadi sebuah halangan bagi mereka untuk tetap
memperjuangkan dan menyerukan tentang HAM.
1. Hector Pieterson (1964–1976)
Hector Pieterson adalah salah seorang tokoh terkenal dari peristiwa
pemberontakan Soweto. Namanya saat ini menjadi sebuah ikon dari peristiwa
tersebut. Pemberontakan Soweto sendiri adalah salah satu aksi protes terbesar
dari para pemuda Afrika. Aksi ini dilatarbelakangi para pemuda yang kala itu
menentang sistem pemerintahan Apartheid pada tahun 1976. Para pemuda ini
tidak rela bila hak asasi mereka dibeda-bedakan berdasarkan ras dan warna
kulit mereka.
Pada sistem pemerintahan Apartheid, ras berkulit hitam dianggap lebih
rendah dari ras kulit putih, sehingga ras kulit hitam sering mendapat
perlakuan yang tidak adil dan tidak manusiawi. Para pemuda yang merasa
sudah muak dengan sistem pemerintah akhirnya melancarkan aksi protes.
Salah satu tokoh dari aksi ini adalah Hector Pieterson. Sayangnya, Hector
ditembak mati oleh pihak kepolisian ketika ia masih berusia 12 tahun.
Peristiwa pemberontakan Soweto itu telah memakan korban jiwa
sebanyak 600 orang. Oleh karena itu, tanggal kematian Hector, 16 Juni,
diperingati sebagai Hari Nasional Pemuda di Afrika. Dalam rangka
menghormati para korban pemberontakan Soweto, pada 16 Juni 2002
Museum Memorial Hector Pieterson akhirnya diresmikan.
2. Iqbal Masih

10
Mungkin nama Iqbal Masih terdengar asing di telinga, tapi orang-orang
di Pakistan menganggapnya sebagai seorang pahlawan cilik. Tahukah kamu
apa yang Iqbal Masih lakukan hingga namanya saat ini terus dikenang
sebagai pahlawan di Pakistan? Iqbal Masih telah berjasa kepada lebih dari
3.000 anak di bawah umur kala itu karena ia telah berhasil membebaskan
anak-anak tersebut dari perbudakan.
Semua perjuangan itu berawal dari pengalaman hidup Iqbal sendiri. Saat
usianya masih 4 tahun, ia dijual oleh orang tuanya untuk menjadi budak
dengan harga 12 dolar. Ia dijual kepada seorang juragan pembuat karpet yang
justru menjadikannya seorang budak. Bagaimana tidak? Di usianya yang
masih terbilang sangat muda ia dipaksa bekerja selama 12 jam dan hanya
diberi makan seadanya hingga dalam pertumbuhannya ia mengalami
kekurangan gizi.
Pada usianya yang menginjak 10 tahun, ia berhasil melarikan diri dari
perbudakan. Ia berusaha mencari pertolongan dan pada akhirnya bergabung
dengan sebuah front pembebasan buruh yang berada di Pakistan bernama
BLLF (Bounded Labour Liberation Front of Pakistan). Bersama front inilah
ia mulai melakukan aksi untuk membebaskan 3.000 anak-anak yang memiliki
nasib sama dengan dirinya. Berkat jasanya, pada 1994 Iqbal dianugerahi
penghargaan “Reebok Human Rights Award.”
Saat usia Iqbal Masih telah menginjak 12 tahun. Pada 16 April 1995, ia
ditemukan dengan kondisi yang mengenaskan. Bagian kepala belakangnya
ditembus peluru. Para saksi mata mengatakan Iqbal ditembak oleh
pengendara sepeda motor. Diduga penembak tersebut merupakan salah satu
dari sindikat “mafia karpet” yang memang tidak suka dengan apa yang telah
dilakukan oleh Iqbal Masih. Sebagai bentuk penghargaan atas jasa yang telah
dilakukan Iqbal Masih, pada 2009 Kongres Amerika Serikat
menyelenggarakan "Iqbal Masih Award", sebuah penghargaan tahunan bagi
para pejuang anak.
3. Malala Yousafzai

11
Gadis yang lahir pada 12 Juli 1997 ini adalah seorang siswa yang berasal
dari Kota Mingora, Kabupaten Swat, Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa,
Pakistan. Ia merupakan seorang aktivis muda yang ingin memperjuangkan
dan memajukan hak wanita dalam bidang pendidikan. Pada usianya yang
masih 17 tahun ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian. Hal itulah yang
membuatnya menjadi penerima Hadiah Nobel Perdamaian termuda saat ini.
Dia mulai berkampanye untuk pendidikan bagi anak perempuan pada
usia 11 tahun. Ada hal yang pertama kali membuat Yousafzai menarik
perhatian dunia, yaitu saat pejuang Taliban menembaknya di kepala. Hal ini
diduga karena Taliban memberlakukan peraturan yang tidak memperbolehkan
perempuan untuk mengenyam pendidikan. Taliban seolah tak perduli dia
hanya seorang anak perempuan remaja yang baru berusia 16 tahun. Saat itu
Taliban di bawah pimpinan Maulana Fazlullah yang menguasai Lembah Swat
memang melarang semua anak perempuan di sana untuk bersekolah.
Malala Yousafzai sendiri berhasil pulih dari tragedi penembakan oleh
pejuang Taliban, meski hingga kini berdampak pada gerakan matanya yang
sudah tak lagi sempurna. Bahkan sesekali ketika ia sedang berbicara, mata
Malala Yousafzai tertutup.
Pada 25 Oktober 2011, Malala diberi nominasi dalam penghargaan
International Children’s Peace Prize oleh Desmond Tutu, seorang aktivis asal
Afrika Selatan. Dua bulan kemudian, pada 19 Desember 2011, gadis ini
diberi penghargaan Pakistan’s National Youth Peace Prize oleh Perdana
Menteri Yousaf Raza Gilani.
Tahun 2013, Malala Yousafzai menulis sebuah buku yang berjudul, I Am
Malala: The Girl Who Stood Up for Education and Was Shot by the Taliban.
Di dalam bukunya, Malala mengatakan dia lebih suka dikenang sebagai
seorang anak perempuan yang memperjuangkan kesamaan hak pendidikan
terhadap anak perempuan (di seluruh dunia) daripada dikenang sebagai
seorang anak perempuan yang pernah ditembak Taliban.

12
Keberanian Yousafzai telah menjadi inspirasi untuk para perempuan
muda yang ada di dunia. Ia juga telah membuka mata orang-orang di dunia
perihal berharganya hak wanita.11

11
Liputan6, “3 Anak Paling Berpengaruh dalam Perjuangan HAM Dunia”, diakses dari
https://m.liputan6.com/citizen6/read/2386481/3-anak-paling-berpengaruh-dalam-perjuangan-ham-
dunia, pada tanggal 11 Mei 2019 pukul 11:10 WITA

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat
kodrati dan fundamental sebagai suatu anugrah Allah yang harus dihormati, dijaga
dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara. Perjuangan
penegakan HAM merupakan hasil reaksi terhadap tindakan sewenang-wenang
para penguasa yang mengnjak-injak harkat dan martabat rakyat biasa.
Sejarah mencatat banyak kasus pelanggaran HAM besar di dunia.
Pelanggaran HAM ini melibatkan kekuatan kekuasaan contohya. Rezim Benito
Mussolini di Itali, rezim Adolf Hitler di Jerman, konflik Israel dan Palestina,
perang sipil di Bosnia, kasus apartheid di Afrika Selatan, kekerasan etnis
Rohingya Myanmar.

B. Saran

Dalam makalah ini penulis mengetahui masih banyaknya kekurangan


dalam penyusunan, dengan demikian penulis mengharapkan agar tidak
menjadikan makalah ini sebagai satu-satunya bahan rujukan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rozak, Abdul. Dkk. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).


Jakarta:Prenada Media, 2004.

Riskiana, Alfi. http://alfiriskiana.blogspot.com/2014/10/perjuangan-penegakan-


ham-di-dunia.html. pada rabu, 1 Mei 2019 pukul 11:09 WITA.

Azra, Azyumardi. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani. Jakarta


Timur:Prenada Media, 2000.
Liputan6. https://m.liputan6.com/citizen6/read/2386481/3-anak-paling-
berpengaruh-dalam-perjuangan-ham-dunia, pada tanggal 11 Mei 2019
pukul 11:10 WITA
Ms Bakri, Noor. Pendidikan Kewarganegaraan. Cet.II; Yogyakarta:Pustaka
Pelajar, 2011.
Muhammadin, Safiq. https://www.academia.edu/23792993/Penegakan-Hukum-
Hak-Asasi-Manusia-Pada-Tingkat-Nasional-dan-Internasional? _e_pi-
=7%2CPAGE-ID10%2C8660403329, pada tanggal 12 Mei 2019 pukul
11:20 WITA
Srijanti. Dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa. Cet.I;
Yogyakarta:Graha Ilmu,2009.
Ubaidillah, A.. Pendidikan Kewarganegaraan Demokrasi, HAM, dan Masyarakat
Madani. Cet.I; Jakarta:IAIN Jakarta Press, 2000.
Wibowo, Fredi. https://.scribd.com/doc/73946079/latar-belakang-HAM. Diakses
pada senin, 22 April 2019 pukul 14:18 WITA

15

Anda mungkin juga menyukai