Anda di halaman 1dari 4

PENALARAN DAN ARGUMENTASI HUKUM

Oleh:

Nama : Ni Made Gunarini


NIM : 1604551234
Kelas :C

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
RESUME :
Konsep dan Terminologi dalam penalaran hukum, unsur-unsur dalam penalaran hukum, dan
hubungan antara konsep, proposisi dan penalaran hukum .

1. Konsep dan Terminologi Dalam Penalaran Hukum

Legal Reasoning adalah penalaran tentang hukum yaitu pencarian “reason” tentang
hukum atau pencarian dasar tentang bagaimana seorang hakim memutuskan perkara/ kasus
hukum, seorang pengacara mengargumentasi-kan hukum dan bagaimana seorang ahli hukum
menalar hukum. Pengertian lainnya yang sering diberikan kepada Legal Reasoning adalah: suatu
kegiatan untuk mencari dasar hukum yang terdapat di dalam suatu peristiwa hukum, baik yang
merupakan perbuatan hukum (perjanjian, transaksi perdagangan, dan lain-lain) ataupun yang
merupakan kasus pelanggaran hukum (pidana, perdata, ataupun administratif) dan
memasukkannya ke dalam peraturan hukum yang ada.
Para ahli teori hukum mengambil tiga pengertian tentang legal reasoning yaitu:
 Reasoning untuk mencari substansi hukum untuk diterapkan dalam masalah yang sedang
terjadi.
 Reasoning dari substansi hukum yang ada untuk diterapkan terhadap putusan yang harus
diambil atas suatu perkara yang terjadi.
 Reasoning tentang putusan yang harus diambil oleh hakim dalam suatu perkara, dengan
mempertimbangkan semua aspek.

Bagi para hakim legal reasoning ini berguna dalam mengambil pertimbangan untuk
memutuskan suatu kasus. Sedangkan bagi para praktisi hukum legal reasoning ini berguna untuk
mencari dasar bagi suatu peristiwa atau perbuatan hukum dengan tujuan untuk menghindari
terjadinya pelanggaran hukum di kemudian hari dan untuk menjadi bahan argumentasi apabila
terjadi sengketa mengenai peristiwa ataupun perbuatan hukum tersebut. Bagi para penyusun
undang-undang dan peraturan, legal reasoning ini berguna untuk mencari dasar mengapa suatu
undang-undang disusun dan mengapa suatu peraturan perlu dikeluarkan. Sedangkan bagi
pelaksana, legal reasoning ini berguna untuk mencari pengertian yang mendalam tentang suatu
undang-undang atau peraturan agar tidak hanya menjalankan tanpa mengerti maksud dan
tujuannya yang hakiki.
2. Unsur-unsur Dalam Penalaran Hukum

Unsur-unsur penalaran yang dimaksudkan adalah tentang pengertian, karena pengertian


ini merupakan dasar dari semua bentuk penalaran. Untuk mendapatkan pengertian sesuatu
dengan baik sering juga dibutuhkan suatu analisa dalam bentuk pemecah-belahan sesuatu
pengertian umum ke pengertian yang menyusunnya, hal ini secara teknis disebut dengan istilah
pembagian.
Dan selanjutnya diadakan pembatasan arti atau definisi. Mendefinisikan sesuatu masalah
bukanlah hal yang berlebihan, tetapi untuk memperjelas sebagai titik tolak penalaran, sehingga
kekaburan arti dapat dihindarkan. Definisi dan pembagian merupakan dua hal yang saling
melengkapi. Untuk mendapatkan definisi yang baik sering membutuhkan suatu pembagian.
Demikian juga untuk memudahkan mengadakan pembagian, suatu definisi sering juga
dibutuhkan.
Dalam proses pemikiran yang berbentuk penalaran, antara pengertian satu dengan yang
lain dapat dihubungkan dan seterusnya diungkapkan dalam bentuk kalimat, dan kalimat ini ada
yang disebut kalimat tertutup atau disebut juga dengan pernyataan. Dan pernyataan inilah
merupakan bentuk terakhir yang akan di perbandingkan dalam penalaran. Oleh karena itu, dalam
bab ini sebagai awal pembicaraan logika akan diuraikan berturut-turut tentang pengertian dan
term, pembagian dan definisi, serta tentang pernyataan dan penalaran.

3. Hubungan Antara Konsep, Proposisi dan Penalaran Hukum

Pengertian adalah tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi tentang
kenyataan yang dimengertinya melalui tangkapan pancaindra. Pengertian disebut pula sebagai
konsep. Kemudian konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun
gejala sosial yang dinyatakan dalam “istilah atau kata”. Untuk bisa mengkomunikasikan
pengertian yang diperolehnya secara lebih bermakna maka diperlukan alat pemikiran lebih lanjut
yaitu “pernyataan atau proposisi”.
Dalam perkembangannya agar semakin banyak memperoleh pengertian yang berdasarkan
pengamatan empirik, dalam pemikiran tidak hanya terbentuk pengertian-pengertian saja tetapi
juga terjadi penggabungan dan perangkaian terhadap berbagai pengertian tersebut. Rangkaian
pengertian disebut “proposisi atau pernyataan”. Proposisi atau pernyataan itu lambangnya dalam
bahasa adalah berupa kalimat berita. Kalimat tanya atau kalimat perintah bukan lambang
proposisi. Kalimat tanya dan kalimat perintah tidak menyatakan adanya suatu kaitan diantara
subyek dan predikat padahal itulah yang merupakan inti dari proposisi
Penalaran dalam hukum beranjak dari pengertian atau konsep. Salah satu cara yang
seringkali digunakan untuk menjelaskan konsep adalah definisi. Definisi lazimnya dibedakan
atas definisi nominal dan definisi riil. Definisi nominal terdiri atas tiga macam definisi yakni
definisi leksikal, presisi dan definisi stipulatif. Dalam bidang hukum definisi yang populer adalah
definisi presisi dan stipulatif.
 Definisi leksikal, ini adalah penentuan isi suatu pengertian berdasarkan pemakaian yang
lazim dari istilah itu.. Definisi jenis ini sering ditemukan dalam kamus-kamus.
 Definisi presisi. Dalam bahasa sehari-hari sebuah kata atau frase seringkali mempunyai
lebih dari satu arti dalam rumusan leksikal. Untuk kepastian hukum dan penegakan
hukum secara fair dibutuhkan suatu batasan yang pasti tentang suatu konsep hukum.
 Definisi stipulatif. Definisi stipulatif dapat berupa pengenalan terminologi baru atau
memberikan pengertian baru terhadap term yang sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai