A. RAGAM ISTILAH
Ian McLeod menggunakan istilah legal theory untuk menyebut teori hukum.
Selain itu, masih terdapat istilah lain seperti jurisprudence, legal philosophy, atau the
philosophy of law. Ian McLeod menggunakan istilah legal theory dengan
mempertimbangkan sebagai berikut:
1. Semua topic yang dibahas sangat jelas bersifat teoritis dan semua yang tidak
langsung berkaitan dengan sifat teoritis hukum tersebut.
2. Secara khusus di Anglo-Amerika gagasan mengenal legal theory diperlukan atau
disamakan pengertiannya dengan jurisprudence.1
B. PENGERTIAN TEORI
Dalam bidang hukum, hubungan yang tidak terpisahkan antara teori dan praktik.
Menurut Sudikno Mertokusumo, penemuan hukum pada dasarnya merupakan
kegiatan dalam praktik hukum. Akan tetapi, penemuan hukum tidak dapat dipisahkan
dari ilmu (teori) hukum. Kalaupun secara historis teoritis praktik hukum itu lahirnya
lebih dahulu dari ilmu hukum, tetapi dalam perkembangannya praktik hukum
memerlukan landasan teoritis dari ilmu hukum. Jadi, dalam praktiknya praktik hukum
dan ilmu hukum itu saling memerlukan satu sama lain.3
Teori berasal dari kata bahasa Yunani yaitu thoros yang berarti spectator atau
penonton. Teori menekankan pada fakta-fakta bahwa semua teori adalah mental
1
Prof. Dr, Valerine J. L. K, Metode Penelitian Hukum (Bagian I), Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 2019, Hlm. 84.
2
Ibid, hlm. 85-86.
3
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Liberty, 2001, hlm. 1 dalam Prof. Dr,
Valerine J. L. K, op. cit., hlm. 88.
model yang menjadi realitas.4 Kamus digital Merriam-Webster mengartikan teori
sebagai ide atau kumpulan ide yang dimaksudkan untuk menjelaskan suatu fakta atau
kejadian tertentu.5
Menurut Bruggink, teori dapat dibedakan menjadi teori dalam arti umum yakni
keseluruhan pernyataan yang saling berkaitan, dan dalam arti ilmiah, suatu teori
memenuhi syarat-syarat:
a. Harus ada hipotesis atau sebuah penetapan permasalahan yang hendak
digumuli oleh teori itu;
b. Harus ada metode tertentu yang dalam teori itu harus dilegitimasi; dan
c. Harus ada seperangkat pernyataan yang konsisten dan dapat dikontrol, yang
mewujudkan teori itu sebagai produk dari kegiatan ilmiah.6
Teori pada dasarnya memiliki dua komponen, yaitu konsep-konsep dan prinsip-
prinsip. Konsep adalah gambaran simbolis benda-benda yang tampak atau nyata.7
Prinsip menandakan hubungan antara dua konsep atau lebih. 8 Jadi teori adalah
seperangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang saling terkait mengenal gejala-
gejala tertentu yang tujuannya untuk menjelaskan atau memprediksi gejala-gejala
tersebut.9
1. Teori menetapkan konsep-konsep untuk nama apa yang kita amati dan
menjelaskan hubungan antara konsep-konsep. Teori memperkenalkan kita
untuk menjelaskan apa yang kita lihat dan untuk mengetahui bagaimana
membawa perubahan. Teori adalah sarana yang memungkinkan kita untuk
mengidentifikasi masalah dan merencanakan sarana untuk mengubah suatu
keadaan.
4
www.thebusinessdictionary.com diakses pada 6 Januari 2016, dalam Prof. Dr, Valerine J. L. K, op. cit., hlm. 89.
5
www.merriam-webster.com, diakses 6 Januari 2016, dalam Prof. Dr, Valerine J. L. K, op. cit., hlm. 89.
6
JJ.H, Bruggink, hlm. 2-3, dalam Prof. Dr, Valerine J. L. K, op. cit., hlm. 90.
7
Www.jcu.ufl.edu, diakses 6 Januari 2016, , dalam Prof. Dr, Valerine J. L. K, op. cit., hlm. 91.
8
Ibid.
9
Prof. Dr, Valerine J. L. K, op. cit., hlm. 91.
2. Teori membenarkan penukaran pembyaran untuk mendapatkan pendanaan
dan dukungan kebutuhan untuk menjelaskan apa yang sedang dilakukan untuk
menunjukkan bahwa ia bekerja teori dan penelitian.
3. Teori meningkatkan pertumbuhan bidang professional untuk mengidentifikasi
kumpulan pengetahuan dengan teori-teori baik dari dalam maupun dari luar
bidang pembelajaran. Teori menjadi pedoman untuk melakukan penelitian.
4. Teori juga membantu untuk memahami apa yang tidak kita ketahui. Teori
meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lain di
waktu dan tempat yang berbeda.10
Fungsi teori dalam penelitian meliputi:
1. Menetapkan kerangka untuk melakukan anlisis,
2. Menetapkan metode yang efisien untuk pengembangan bidang yang diteliti,
3. Menetapkan penjelasan yang jelas atau terang untuk alam pragmatis.11
B. Arief Sidharta membagi teori hukum menjadi ajaran hukum atau teori huum,
hubungan hukumdan logika, dan metodologi.17 Ajaran hukum meliputi analisis
pengertian hukum, analisis pengertian-pengertian dalam hukum atau konsep-konsep
dalam hukum, dengan perkaitan antara satu dan lainnya, analisis asas dan system hukum,
analisis kaidah hukum dan keberlakuan kaidah hukum.18 Hubungan hukum dan logika
membahas argumentasi yuridis, penerapan logika deontic19 pada bidang hukum serta
hukum dengan bahasa.20 Metodologi hukum membedakan ajaran ilmu yang membahas
sifat keilmuan dan landasan kefilsafatan ilmu hukum, metode penelitian dan analisis
14
Lawrence B. Solum, Virtue Jurisprudence: An Aretaio Theory of Law, Draft October 19, 2004, hlm. 2, dalam Prof.
Dr, Valerine J. L. K, op. cit., hlm.95.
15
Prof. Dr, Valerine J. L. K, op. cit., hlm. 96-97.
16
Ibid, hlm. 97.
17
B. Arif Sidharta III, hlm. 123, , dalam Prof. Dr, Valerine J. L. K, op. cit., hlm. 97.
18
Ibid.
19
G. H. Von Weighr, Psychology and Philosophy, Mind, New Series, Vol. 60, Number 237, January 1951, hl. 1 ,
dalam Prof. Dr, Valerine J. L. K, op. cit., hlm.97
20
Ibid.
hukum, serta struktur berpikir yuridis dan ajaran metode praktik hukum yag mempelajari
metode pembentukan hukum dan metode penemuan hukum yang mencakup teori
penafsiran dan kontruksi hukum.21
21
Ibid.