Anda di halaman 1dari 155

Indonesia-ku tercinta……..

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM


KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL

( UU RI 20/2003)

“PENDIDIKAN NASIONAL BERFUNGSI


MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN MEMBENTUK
WATAK SERTA PERADABAN BANGSA YANG
BERMARTABAT DALAM RANGKA
MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA”

(Ps 3 UU RI No 20 tahun 2003)

PENDIDIKAN NASIONAL BERTUJUAN :


“…UNTUK BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA
DIDIK AGAR MENJADI MANUSIA YANG
BERIMAN BAN BERTAQWA KEPADA TUHAN
YANG MAHA ESA, SEHAT, BERILMU, CAKAP,
KREATIF, MANDIRI, DAN MENJADI
WARGANEGARA YANG DEMOKRATIS DAN
BERTANGGUNG JAWAB”
( Ps 3 UU RI No.20 Tahun 2003)
“KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH”
WAJIB MEMUAT :
a. PENDIDIKAN AGAMA
b. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
c. BAHASA
(Ps 37 AYAT 1 UU No 20 tahun 2003)

“KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI” WAJIB MEMUAT :


a. PENDIDIKAN AGAMA;
b. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN;
c. BAHASA.
(Ps 37 AYAT 2 UU No.20 tahun 2003)
“Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI
No.20 Tahun 2003:

“Pendidikan kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air”
VISI
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI
(Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002 )

~ SUMBER NILAI DAN


~ PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM STUDI DALAM MENGANTARKAN
MAHASISWA, UNTUK
~ MENGEMBANGKAN KEPRIBADIANNYA SELAKU
WARGANEGARA YANG BERPERAN AKTIF
~ MENEGAKKAN DEMOKRASI MENUJU
MASYARAKAT MADANI
MISI
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI
(Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002)

Membantu mahasiswa selaku warganegara, agar mampu :


~ mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan
bangsa Indonesia,
~ mewujudkan kesadaran berbangsa dan
bernegara,
~ menerapkan ilmunya secara bertanggung
jawab terhadap kemanusiaan.
KOMPETENSI
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI
(Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002 )

Mengantarkan mahasiswa
selaku warganegara, memiliki :
BERTUJUAN UNTUK a. Wawasan kesadaran bernegara,
MENGUASAI : untuk :
- bela negara.
~ Kemampuan berfikir,
-
~ Bersikap rasional, dan dinamis, cinta tanah air.
~ Berpandangan luas sebagai b. Wawasan kebangsaan, untuk :
manusia intelektual. - kesadaran
berbangsa -
mempunyai ketahanan nasional.
c. Pola pikir, sikap yang komprehensif-
Integral pada seluruh
aspek kehidupan nasional.
TUJUAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI
(Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002)

Agar mahasiswa :
1. Memiliki motivasi menguasai materi pendidikan
kewarganegaraan,
2. Mampu mengkaitkan dan mengimplementasikan dalam
peranan dan kedudukan serta kepentingannya, sebagai
individu, anggota keluarga/masyarakat dan
warganegara yang terdidik.
3. Memiliki tekad dan kesediaan dalam mewujudkan
kaidah-kaidah nilai berbangsa dan bernegara untuk
menciptakan masyarakat madani.
Masyarakat Madani
• Masyarakat madani (almujtama’al-madani) adalah masyarakat
bermoral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan
individu dan stabilitas masyarakat, dimana masyarakat memiliki
motivasi dan inisiatif indivudual.
• Masyarakat madani adalah masyarakat yang secara umum
memiki ciri-ciri berbudaya, berperadaban, demokratis, dan
berkeadilan.
• Masyarakat madani adalah masyarakat masyarakat yang
berperadaban(ber-“madaniyah”), karena tunduk dan patuh pada
ajaran kepatuhan yang dinyatakan dalam supermasi hhukum dan
peraturan. 
• Masyarakat madani adalah suatu sistem sosial yang subur yang
didasarkan pada prinsip moral yang menjamin keseimbangan
antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat,
serta masyarakat mendorongkan daya usaha dan inisiatif
individu, baik dari segi pemikiran, seni, ekonomi, maupun
taknologi.
ATRIBUT MASYARAKAT MADANI INDONESIA

• BER-KETUHANAN YANG MAHA ESA,


• BERKEMANUSIAAN YANG ADIL DAN
BERADAB,
• BERSATU DALAM NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA,
• DEMOKRATIS-KONSTITUSIONAL,
• BERKEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA,
• BERBHINNEKA TUNGGAL IKA,
• MENJUNJUNG TINGGI HAK DAN
KEWAJIBAN AZASI MANUSIA,
•MENCINTAI PERDAMAIAN DUNIA.
HISTORIS
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
SEJAK 1960-AN SAMPAI SAAT INI
 CIVICS/KEWARGAAN NEGARA : SMA/SMP 62, SD 68, SMP
1969, SMA 1969
 PENDIDIKAN KEWARGAAN NEGARA (PKN) : SD 68, PPSP 73
 PENDIDIKAN MORAL PANCASILA (PMP) : SD, SMP,SMU 1975,
1984.
 PENDIDIKAN PANCASILA : PT 1970-an - 2000-an
 PENDIDIKAN KEWIRAAN : PT 1960-an - 2001
 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : PT 2002 - Sekarang
 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) :
SD, SMP, SMU 1994-Sekarang
 PENDIDIKAN KEWARGAAN : IAIN/STAIN 2002 - sekarang
(rintisan)
 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) : SD, SMP, SMU, PT
(UU No.20 Thn 2003 ttg SISDIKNAS)
NOMENKLATUUR/TERMINOLOGI:
PENDIDIDKAN KEWARGANEGARAAN DI DUNIA
• CIVICS, CIVIC EDUCATION (USA)
• CITIZENSHIP EDUCATION (UK)
• TA’LIMATUL MUWWATANAH, (TIMTENG)
TARBIYATUL WATONIYAH
• EDUCACION CIVICAS (MEXICO)
• SACHUNTERRICHT (JERMAN)
• CIVICS, SOCIAL STUDIES (AUSTRALIA)
• SOCIAL STUDIES (USA, NEW ZEALAND)
• LIFE ORIENTATION (AFRIKA SELATAN)
• PEOPLE AND SOCIETY (HONGARIA)
• CIVICS AND MORAL EDUCATION (SINGAPORE)
• OBSCESVOVEDINIE (RUSIA)
• PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (INDONESIA)
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

1) Setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib


memuat Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama dan
Pendidikan Kewarganegaraan

2) Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan


adalah hubungan antara warga negara dan negara
serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.

3) Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan


Pendidikan Pendahuluan Bela Negara merupakan
salah satu komponen yg tidak dapat dipisahkan
dari Kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian dalam susunan kurikulum inti
perguruan tinggi di Indonesia.
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
-SEPANJANG PERJALANAN SEJARAH BANGSA INDONESIA MENGALAMI
PASANG SURUT, MENGALAMI KONDISI DAN TUNTUTAN YG BERBEDA
SESUAI DENGAN ZAMANNYA.

- KONDISI & TUNTUTAN YANG BERBEDA TERSEBUT DITANGGAPI


BANGSA INDONESIA DENGAN KESAMAAN NILAI-NILAI PERJ. BGS YG
DILANDASI OLEH JIWA, TEKAD & SEMANGAT KEBANGSAAN.

- KESEMUANYA ITU TUMBUH MENJADI KUAT YG MAMPU MENDORONG


PROSES TERWUJUDNYA NKRI.

- SEMANGAT PERJUANGAN BANGSA INDONESIA YANG TAK KENAL


MENYERAH MERUPAKAN KEKUATAN MENTAL SPIRITUAL YANG DAPAT
MELAHIRKAN SIKAP & PERILAKU HEROIK & PATRIOTIK YANG HARUS
DIMILIKI OLEH SETIAP WARGA NEGARA NKRI.

- NILAI-NILAI PERJUANGAN BANGSA MASIH RELEVAN DALAM


PECAHKAN SETIAP PERMASALAHAN DALAM BERMASYRAKAT,
BERBANGSA & BERNEGARA SERTA SUDAH TERBUKTI KEANDALANNYA.
2

GLOBALISASI YANG DIWARNAI PERKEMBANGAN IPTEK (INFORMASI, KOM,


TANSP) MEMBUAT DUNIA MENJADI TRANSPARAN ( “BORDERLESS COUNTRY” )

OLEH SEBAB ITU ISU GLOBALISASI (DEMOKRASI, HAM, LH) AKAN PENGARUHI
STRUKTUR KEHIDUPAN (POLA PIKIR, SIKAP DAN TINDAK) MASYARAKAT
INDONESIA TERMASUK MENTAL SPIRITUAL.

UNTUK MENGHADAPI GLOBALISASI DALAM MENGISI KEMERDEKAAN,


DIPERLUKAN PERJUANGAN NON FISIK SESUAI BIDANG PROFESI
MASING-MASING. PERJUANGAN INI HRS DILANDASI NILAI-NILAI
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA --> SEHINGGA KITA MEMILIKI WAWASAN,
CINTA TANAH AIR, UTAMAKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.

PERJUANGAN NON FISIK TERSEBUT MEMERLUKAN SARANA KEGIATAN


PENDIDIKAN BAGI SETIAP WNI KHUSUSNYA MAHASISWA SEBAGAI CALON
CENDEKIAWAN MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.
LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

1) UUD 1945

a) Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita tujuan dan
aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya).
b) Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan warga negara di dalam hukum dan
pemerintahan.
c) Pasal 27 (3), hak dan kewajiban warga negara dalam upaya pembelaan
negara.
d) Pasal 30 (1), hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
e) Pasal 31 (1), hak warga negara mendapatkan pendidikan.

2) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3) Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-


Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi.
OBJEK PEMBAHASAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

a) Objek Material. Segala hal yang berkaitan dengan


warga negara baik yang empirik maupun yang non-
empirik, yang meliputi wawasan, sikap dan perilaku
warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara.

b) Objek Formal. Mencakup dua segi, yaitu segi hubungan


antara warga negara dan negara (termasuk hubungan
antar warga negara) dan segi pembelaan negara.

Rumpun Keilmuan. Pendidikan Kewarganegaraan bersifat


interdisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner,
karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu
Kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu.
MATERI
PANCASILA DALAM PENDEKATAN FILSAFAT

Ilmu pengetahuan yang mendalam dan mendasar


mengenai Pancasila, dan merupakan suatu kajian nilai-
nilai yang terdapat dalam masing-masing sila, mencari
intinya, hakikat dari inti dan pokok-pokok yang
terkandung di dalamnya yaitu :
Nilai Ketuhanan;
Nilai Kemanusiaan;
Nilai Persatuan;
Nilai Kerakyatan;
Nilai Keadilan.
Nilai itu selanjutnya menjadi sumber nilai bagi
penyelenggaraan kehidupan bernegara Indonesia.
PENGERTIAN NILAI

• Nilai adalah sesuatu yang


berharga, baik, dan berguna bagi
manusia.
• Nilai adalah suatu penetapan atau
suatu kualitas yang menyangkut
jenis dan minat.
• Nilai adalah suatu penghargaan
atau suatu kualitas terhadap suatu
hal yang dapat menjadi dasar
penentu tingkah laku manusia.
CIRI-CIRI NILAI : suatu realitas
abstrak, bersifat normatif,
sebagai motivator (daya dorong)
manusia dalam bertindak.
Prof. Notonegoro, ada 3 (tiga) macam nilai :
1. Nilai materiil, sesuatu yang berguna bagi jasmani
manusia;
2. Nilai vital, sesuatu sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat melaksanakan kegiatan;
3. Nilai kerokhanian, yang dibedakan :
- nilai kebenaran bersumber pada akal pikir manusia
(rasio, budi, cipta);
- nilai estetika (keindahan) bersumber pada rasa
manusia;
- nilai kebaikan atau nilai moral bersumber pada
kehendak karsa, hati nurani manusia;
- nilai religius (ketuhanan) bersifat mutlak bersumber
pada keyakinan manusia.
PERBUATAN

» Perbuatan manusia
(actus hominis), diluar
pengamatan manusia.

» Perbuatan insani
(actus humanus),
dibawah pengawasan
manusia.
PROSES TERJADINYA PERBUATAN INSANI
Kehendak : tetarik – memilih
memutuskan
Jiwa/rokhani kebaikan yang dimengerti

Budi : pengertian – pertimbangan

Manusia

Nafsu–pengetahuan indr
Catur rasa daya umum
daya gambar
Badan/Jasmani daya ingat
daya penduga

Pancaindera

OBYEK
IDEOLOGI

idea + logos = ilmu tentang gagasan atau


cita-cita.
Sebagai tujuan atau cita-
Sebagai pemersatu
cita yang hendak dicapai
masyarakat dan dengan
secara bersama oleh suatu
demikian dapat menjadi
masyarakat
prosedur penyelesaian
konflik yang terjadi

cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita


yang bersifat tetap dan harus dicapai
sehingga cita-cita itu merupakan dasar,
pandangan/paham
IDEOLOGI vs. FILOSOFI
• Ideologi tidak sama dengan Filosofi
• Ideologi adalah cara pandang ideal bagi
sekelompok masyarakat (ideal way of
life for society)
• Filosofi adalah cara pandang
mengarungi kehidupan (the way of
living life)
• Ideologi bersifat startegis-politis
• Filosofi bersifat strategis-humanis
KARAKTERISTIK IDEOLOGI
1. Mempunyai kekuatan (have
power)
2. Mampu menuntun dalam evaluasi
(guidance of evaluation)
3. Menyediakan petunjuk dalam
beraksi (guidance of action)
4. Harus logis (logic)
6 CARA PEMANFAATAN IDEOLOGI

1. Sebagai sekumpulan ide yang normatif


2. Sebagai bentuk struktur logika internal
3. Sebagai ide dalam interaksi manusia
4. Sebagai ide dalam struktur organisasi
5. Sebagai cara persuasif
6. Sebagai tempat interaksi sosial
JENIS IDEOLOGI POLITIK
• Anarkisme • Islamisme
• Demokrasi Kristen • Liberalisme
• Komunisme • Libertarianisme
• Komunitarianisme • Nasionalisme
• Konservatisme • Demokasi Sosial
• Fasisme • Sosialisme
• Politik Hijau
PANCASILA
• Pancasila : Sebagai dasar filsafat
atau dasar falsafah negara
(philosophische grondslag) dari
negara Indonesia berupa nilai-nilai
budaya bangsa, dan sebagai ideologi
nasional yang terbuka.
• Pancasila adalah dasar (filsafat)
negara, sedang UUD 1945 adalah
dasar (hukum) negara Indonesia.
• Nilai dasar Pancasila bersifat tetap,
dapat dijabarkan sesuai dengan
dinamika perkembangan dan
tuntutan masyarakat
MAKNA PANCASILA SEBAGAI DASAR
NEGARA
• Pancasila sebagai dasar
(filsafat) negara mengandung
makna bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila
menjadi dasar atau pedoman
bagi penyelenggaraan
bernegara.
• Nilai dasar Pancasila bersifat
abstrak, normatif dan nilai itu
menjadi motivator kegiatan
dalam penyelenggaraan
bernegara.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOLOGI
TERBUKA
• a. Nilai
Dasar
Asas-asas yang kita terima sebagai dalil da bersifat
mutlak. Kita menerima nilai dasar itu sebagai sesuatu
yang benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi.

• b. Nilai Instrumental
Pelaksanaan umum dari nilai dasar, berbentuk norma
sosial, dan norma hukum yang terkristalisasi dalam
peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara.

• C. Nilai Praksis
Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam
kenyataan, yang merupakan batu ujian apakah nilai
dasar dan nilai instrumental benar-benar hidup dalam
masyarakat Indonesia.
PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA
DAN DINAMIS

• Nilai-nilai dan cita-citanya bersumber


dari kekayaan budaya masyarakat
sendiri.
• Nilai itu bukan keyakinan sekelompok
orang, tetapi hasil kesepakatan.
• Isinya tidak langsung operasional.
DIMENSI IDEOLOGI TERBUKA DAN
DINAMIS
• Dimensi Realitas
Nilai-nilai ideologi bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup di
dalam masyarakat Indonesia. Merupakan nilai dasar yang abadi
dan tidak boleh diubah.

• Dimensi Idealitis
Ideologi selain memberi penafsiran atau pemahaman atas
kenyataan, juga mempunyai sifat futuristik yaitu memberi
gambaran akan masa depan yang ingin diwujudkan.

• Dimensi Fleksibilitas
Memiliki keluwesan yang memungkinkan untuk pengembangan
pemikiran-pemikiran baru yang relevan tanpa menghilangkan
atau mengingkari hakikat dan jati diri yang terkandung dalam
nilai-nilai dasarnya.
IDEOLOGI TERTUTUP

• Nilai-nilai yang terkandung


merupakan cita-cita suatu
kelompok orang untuk mengubah
dan memperbaharui masyarakat,
bukan berasal dari masyarakat
• Berlakunya nilai ideologi
dipaksakan di masyarakat.
• Isinya bukan hanya nilai-nilai dan
cita-cita tertentu, melainkan atas
tuntutan-tuntutan yang konkret,
operasional dan diajukan dengan
mutlak.
MAKNA NILAI PANCASILA
• Nialai Ketuhanan
Adanya pengakuan dan keyakinan bangsa
terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam
semesta. Bangsa Indonesia merupakan bangsa
yang religius bukan bangsa yang ateis. Adanya
pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama,
menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada
paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar
umat beragama.
• Nilai Kemanusiaan
Kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-
nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani. Manusia perlu diperlakukan
sesuai dengan harkat martabatnya sebagai
makhluk Tuhan yang sama derajatnya dan sama
hak dan kewajiban asasinya.
• Nilai Persatuan
Usaha kearah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk
membina rasa nasionalisme dalam NKRI. Mengakui dan
menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang
dimiliki bangsa Indonesia. Menghayati semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
• Nilai Kerakyatan
Suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-
lembaga perwakilan. Demokrasi yang lebih mengutamakan
pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat.
• Nilai Keadilan
Sebagai dasar sekaligus tujuan yaitu terciptanya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah
ataupun batiniah. Negara Indonesia yang berkeadilan.
Pancasila selain berkedudukan
sebagai Staatsfundamentalnorm,
juga sebagai Cita Hukum (rechtidee)
yang menguasai hukum dasar negara
baik tertulis maupun tidak tertulis,
dan merupakan gagasan, pikiran, rasa
dan cipta mengenai hukum yang
seharusnya diinginkan masyarakat.
yang menguasai hukum dasar negara
baik tertulis maupun tidak tertulis.
2 (dua) fungsi Pancasila sebagai cita
hukum
• Fungsi regulatif , artinya cita hukum
menguji apakah hukum yang dibuat adil
atau tidak bagi masyarakat;
• Fungsi konstitutif, artinya fungsi yang
menentukan bahwa tanpa dasar cita
hukum maka hukum yang dibuat akan
kehilangan maknanya sebagai hukum.
Pengamalan Pancasila Dalam Kehidupan
Bernegara

• Pengamalan secara obyektif : dengan


melaksanakan dan mentaati peraturan
perundang-undangan sebagai norma hukum
negara yang berlandaskan pada Pancasila;
• Pengamalan secara subyektif : dengan
menjalankan nilai-nilai Pancasila yang berwujud
norma etik secara pribadi atau kelompok
dalam bersikap dan bertingkah laku pada
kehidupan berbangsa dan bernegara.
3 (tiga) faktor yang membuat Pancasila semakin
sulit dan marginal dalam semua perkembangan
yang terjadi :
1. Pancasila terlanjur tercemar karena kebijakan
rezim ORBA yang menjadikan Pancasila sebagai
alat politik untuk mempertahankan status quo
kekuasaannya;
2. Liberalisasi politik dengan penghapusan
ketentuan tentang Pancasila sebagai satu-satunya
asas setiap organisasi.
3. Desentralisasi dan otonomisasi daerah yang
sedikit banyak mendorong pengutan sentiment
kedaerahan, sehingga Pancasila kian kehilangan
posisi sentralnya.
Radikalisasi (Ruh Baru) Pancasila
(1). Mengembalikan Pancasila sesuai dengan jati
dirinya (memberi visi kenegaraan), yaitu
sebagai ideologi dan dasar negara;
(2). Mengganti persepsi dari Pancasila sebagai
ideologi menjadi Pancasila sebagai ilmu;
(3). Mengusahakan Pancasila mempunyai
konsistensi dengan produk-produk
perundangan, koherensi antar sila, dan
korespondensi dengan realitas sosial, dan;
(4). Pancasila yang semula melayani kepentingan
vertikal menjadi Pancasila yang melayani
kepentingan horizontal.
LATIHAN PENGUASAAN KONSEP
DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Buat contoh kasus dan peristiwa yang selaras


dan tidak selaras dengan visi, misi dan
kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Buat contoh upaya bela negara dalam berbagai
bidang profesi kecuali militer dan polisi.
3. Jelaskan apakah dengan adanya Internet dan
penggunaannya dapat mengancam Ketahanan
Nasional.

45
LATIHAN PENGUASAAN KONSEP
DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Buat contoh kasus dan peristiwa yang selaras


dan tidak selaras dengan visi, misi dan
kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Buat contoh upaya bela negara dalam berbagai
bidang profesi kecuali militer dan polisi.
3. Jelaskan apakah dengan adanya Internet dan
penggunaannya dapat mengancam Ketahanan
Nasional.

46
REFERENSI PENGANTAR
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
1. Udin S. Winataputra, H., (2004). Pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana psiko-
pedagogis untuk mewujudkan masyarakat madani. Makalah Bahan Sajian dan Diskusi
Dalam Lokakarya
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta : Dirjen Dikti-
Depdiknas. 21-22
September 2004.
2. UU. No. 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. SKep. Dirjen DIKTI – Depdiknas, No. 38/DIKTI/Kep/2002. tentang Rambu-rambu
pelaksanaan Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
4. Sudargo Gautama. (1997). Warga Negara dan Orang Asing. Bandung : Alumni.
5. Sharp, Gene. (1997). Menuju Demokrasi tanpa Kekerasan. Terjemahan: Sugeng
Bahagiyo. Jakarta : Pustaka Sinar Haraoan.
6. Bondan Gunawan S. (2000). Apa itu Demokrasi . Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
7. Beetham, David & Boyle, Kevin. (1995). Demokrasi . Terjemahan : Bern. Hidayat.
Yogyakarta : Kanisius.
8. Saafroedin Bahar dan A.B. Tangdililing. (Penyunting). ( 1996). Intergrasi Nasional :
Teori, Masalah dan Strategi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
9. F. Isjwara. (1982). Ilmu Politik. Bandung : Angkasa.
10.Tim Dirjen Dikti-Dep Diknas. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
11.Tim Lemhannas. (1994). Kewiraan untuk Mahasiswa. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
KONSTITUSI DAN SISTEM
POLITIK
• A. Konstitusi Dalam Suatu Negara
• Konstitusi, dalam bahasa Belanda disebut “Grondwet”/Grond berarti
“dasar” dan Wet berarti “undang-undang. Dalam bahasa Jerman
disebut “Grundgesetz”/ Grund berarti “dasar” dan “gesetz” berarti
“undand-undang”. Lord Acton;”power tends corrupt, but absolute
power corrupts absolutely”
• Konstitusi merupakan jaminan yang paling efektif dalam menjaga
agar kekuasaan yang ada tidak disalahgunakan dan dan hak asasi
warga negara tidak dilanggar. Paham ini kemudian dikenal dengan
istilah Konstitusionalisme, sebagai sebuah paham yang menyatakan
adanya asas-asas pokok yang menetapkan dan membatasi
kekuasaan penguasa agar tidak disalah gunakan.
• Konstitusi merupakan manifestasi dari hukum yang harus ditaati oleh
pemegang kekuasaan dan masyarakat, berlanjut,..........
• Lanjutan,....
• Konstitusi sering disamakan dengan
Undang-undang Dasar dan ada juga yang
membedakan; karena Konstitusi memiliki
pengertian yang lebih luas daripada
Undang-undang Dasar, sebagai bagian
tertulis dari Konstitusi, yang memuat
aturan tertulis dan tidak tertulis. UUD
merumuskan hal-hal pokok/garis besarnya
saja. Di sisi lain dalam kehidupan
bernegara tentu terdapat kemungkinan
timbulnya hal-hal yang tidak diatur dalam
UUD berlanjut,.........
• Lanjutan,....
• Penjelasan UUD 1945 merumuskan,
bahwa undang-undang dasar suatu
negara adalah hanya sebagian dari
hukum dasar negara itu.
• UUD adalah Hukum Dasar yang tertulis,
selain itu berlaku juga Hukum Dasar yang
tidak tertulis ialah aturan-aturan dasar
yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara, meskipun tidak
tertulis, inilah konvensi.
Sifat-sifat Konvensi sebagai
hukum dasar tidak tertulis:
• 1. merupakan kebiasaan yang terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara
• 2. tidak bertentangan dengan UUD, saling
menerima.
• 3. diterima oleh seluruh rakyat.
• 4. sebagai pelengkap, berkualitas sebagai
aturan dasar yang tidak terdapat dalm
UUD
• Contoh konvensi:
• - pengambilan keputusan berdasarkan
musyawarah mufakat dalam sidang MPR.
• -pidato kenegaraan Presiden setiap tg. 16
Agst. dlm. Sidang MPR.
• Konvensi demikian menjadikan timbulnya
gagasan “living constitution” artinya
konstitusi tersebut benar-benar hidup
dalam masyarakat dan dia tidak hanya
merupakan naskah tertulis, tetapi juga
naskah tidak tertulis (konvensi)
CIRI UMUM KONSTITUSI
• 1.Sebagai kaidah hukum berkedudukan
lebih tinggi dari kaidah hukum lainnya.
• 2.Memuat prinsip-prinsip dan ketentuan-
ketentuan yang dianggap paling pokok
mengenai kehidupan bersama dalam
suatu negara.
• 3.Lahir dari moment sejarah terpenting
bagi bangsa ybs.
HAL-HAL YANG DIATUR DALAM
KONSTITUSI

• 1.Jaminan HAM bagi warga


negara.
• 2.Sistem ketatanegaraan yang
mendasar.
• 3.Kedudukan, tugas dan
wewenang lembaga-lembaga
negara.
FUNGSI KONSTITUSI
• Membagi kekuasaan negara; Eksekutif,
Legislatif dan Judikatif dalam sistem “checks
and balances”
• Membatasi kekuasaan penguasa; terhadap isi
kekuasaan dan waktu pelaksanaan kekuasaan.
Pembatasan isi kekuasaan art. penegasan
tugas dan wewenang lembaga-lembaga
negara. Pembatasan waktu art. masa jabatan
masing-masing pejabat dalam menjalankan
kekuasaannya.
B. PERUBAHAN UUD 1945
• Dasar: Penjelasan UUD 1945, “Kita harus senantiasa
ingat kepada dinamika kehidupan masyarakat dan
negara Indonesia....... Jangan tergesa-gesa memberi
kristalisasi, memberi bentuk(Gestaltung) kepada
pikiran-pikiran yang masih mudah berubah, oleh
karena itu semakin (soepel)/elastis sifat suatu aturan,
makin baik.
• Jadi harus dijaga agar Undang-undang Dasar itu
jangan sampai ketinggalan jaman.
• Dasar juridis perubahan UUD 1945; Ps. 37 sebelum
amandemen dinyatakan;(1) “Untuk mengubah UUD
sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota
MPR harus hadir.” (2) “Putusan diambil de ngan
persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah
anggota yang hadir”
• berlanjut,............
• Lanjutan,........
• Perubahan yang terjadi, rumusan Ps. 37 semula
terdiri dari dua (2) ayat, dalam amandemen
menjadi lima (5) ayat, diantaranya berisi;
• 1.perubahan hanya terhadap Ps. 37 ayat 1;
objek perubahannya pada pasal-pasal di Batang-
tubuh, bukan perubahan terhadap Pembukaan.
• 2.usul perubahan diagendakan dalam sidang
MPR, jika diajukan minimal 1/3 dari jumlah
angg.MPR.
• 3.perubahan pasal-pasal, sidang MPR dihadiri
minimal 2/3 dari jumlah angg. MPR. dan putusan
perubahan hanya dapat dilakukan dengan
persetujuan minimal 50 persen ditambah satu
angg. Dari seluruh angg. MPR.
KESEPAKATAN FRAKSI-
FRAKSI:
• 1.Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
• 2.Tetap mempertahankan NKRI
• 3.Tetap mempertahankan sis. Presidensial
• 4.Penjelasan UUD 1945 yg. Memuat hal-hal
normatif dimasukkan ke dalam psl-psl (setelah
amandemen penjelasan UUD 1945 tdk. Ada lagi
• 5.Perubahan dilakukan dng. cara “adendum” art.
tetap mempertahankan naskah asli UUD 1945 yang
disahkan 18 Agst. 1945 dan naskah perubahan
UUD 1945 diletakkan setelah naskah asli.
• berlanjut,.............

Tujuan kesepakatan;
• 1.Menjaga kelestarian dan
kesinambungan sejarah bangsa dan
negara
• 2.Mendokumentasikan pikiran
kenegarawanan para penyusun UUD
1945
• 3.penghargaan terhadap jasa-jasa para
pendiri bangsa dan negara yang
menyusun UUD 1945
C. SISTEM POLITIK DAN
KETATANEGARAAN INDONESIA
• Sistem politik adalah sistem interaksi atau
hubungan yang terjadi di dalam
masyarakat, melalui mana dialokasikan
nilai-nilai kepada masyarakat, dan dengan
mengalokasikan nilai-nilai itu dengan
mempergunakan paksaan fisik yang
sedikit banyak bersifat sah.
Dua model sistem politik;
a. Sebagai Sistem Politik Pluralisme
menempatkan negara(dengan personifikasi
pemerintah) dalam posisi tidak otonom dan
fungsi negara yang utama adalah sebagai
pelaksana keinginan masyarakat yang
disalurkan melalui mekanisme yang
demokratis. Lembaga-lembaga politik
seperti partai politik berperan sebagai
penyalur aspirasi dan kepentingan rakyat.
b. Sistem Politik Integralisme diartikan
sebagai sistem politik otoriter, negara
diletakkan pada posisi otonom dan
bersifat organis yang secara politis diberi
kewenangan untuk menjamin
kepentingan seluruh rakyat, sehingga
negara dapat mengklaim dirinya bertindak
atas nama kepentingan rakyat. Dengan
demikian sistem politik integralisme
adalah sistem politik otoriter yang dalam
hal-hal tertentu mengarah ke totaliter.
Carter dan Herz
• mengatakan terdapat dua hal yang
bertentangan dalam sistem politik, yaitu
“demokrasi” dan “totaliterisme”.
• Dalam implementasinya di suatu negara
bisa menjadi bervariasi, karena
perbedaan latar belakang sejarah,
ideologi, politik dan kondisi sosial
ekonomi dalam masing-masing negara.
Sistem Politik dalam UUD 1945
1.Sistem Poltik Demokrasi Liberal Th. 1945-1959.
2.Periode 1959 sampai sekarang berlaku sistem
politik:
a.Th.1959-1966 Sistem Politik Demokrsi Terpimpin
b.Th.1966-1998 Sistem Politik Demokrasi
Pancasila.
c.Th.1998 sampai sekarang Sistem Politik
Demokrasi era Reformasi.
Perubahan Sistem Politik menjadikan perubahan
pula produk hukum yang dihasilkan.
DEMOKRASI
• A. PENGERTIAN Demokrasi berasal dari kata demos yang berarti
rakyat dan cratein yang berarti pemerintahan. Demokrasi sebagai
pemerintahan oleh rakyat, dialah pemegang kedaulatan tertinggi
secara langsung maupun tidak langsung(sistem perwakilan).
• Pandangan tentang demokrasi
• 1.Deliar Noer, bahwa negara diselenggarakan oleh rakyat atas
kehendak dan kemauan rakyat artinya pengorganisasian negara
dilakukan oleh rakyat.
• 2.Sri Sumantri, bahwa memahami demokrasi dari dua segi; dalam
arti formil dan dalam arti materiil.
• Demokrasi dalam arti formil, sebagai demokrasi langsung, seperti
dilaksanakan dalam Negara Kota (City State) dan dalam
perkembangannya sebagai demokrasi tidak langsung / demokrasi
perwakilan oleh rakyat dalam Dewan Perwakilan Rakyat.
• Demokrasi dalam arti materiil, sebagai demokrasi yang diwarnai oleh
falsafah atau ideologi yang dianut suatu bangsa atau negara,
sehingga ada beberapa landasan falsafah demokrasi, yaitu:
• Lanjutan,.....
• Demokrasi yang mendasarkan diri
atas kemerdekaan dan persamaan
• Demokrasi yang mendasarkan diri
atas kemajuan di bidang sosial dan
ekonomi
• Demokrasi yang mendasarkan diri
atas kemerdekaan dan persamaan
serta atas kemajuan sosial dan
ekonomi sekaligus.
• B.DEMOKRASI DI INDONESIA
Perjalanan demokrasi Indonesia:
1.demokrasi parlementer(demokrasi liberal)
diperkuat Konstitusi RIS dan UUDS TH 1950
2.setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai masa
akhir demokrasi parlementer dan dibentuklah
demokrasi terpimpin. Dalam perjalanannya
banyak terjadi penyimpangan di antaranya
pengangkatan Presiden seumus hidup bagi Ir.
Sukarno.(Tap. MPRS No.III/MPRS/1963
3.demokrasi terpimpin berakhir dengan terjadinya
tragedi nasional G. 30 S/ PKI
4.demokrasi Pancasila di era Orde Baru/Orde
Pembangunan, berkeinginan melaksanakan
Pancasila secara murni dan konsekuen.
5.era reformasi sebagai ganti demokrasi Pancasila.
Miriam Budihardjo mengemukakan demokrasi
konstitusional dalam negara hukum /rechtstaat
yang becirikan:
1. perlindungan konstitusional,artinya ada
jaminan terhadap hak-hak individu dan
menentukan prosedur untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin
2.badan kehakiman yang bebas dan tidak
memihak(independent and impartial tribunals)
3.pemilihan umum LUBER
4.kebebasan menyatakan pendapat
5.kebebasan berserikat/berorganisasi dan
beroposisi
6.pendidikan kewarganegaraan (civic
education)
HAM DAN RULE OF LAW
• A.SEJARAH PERKEMBANGAN
• HAM merupakan hak yang dimiliki oleh manus ia
yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan
dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam
kehidupan masyarakat.
• Dia merupakan hak universal, karena
pemilikannya tanpa didasarkan pada perbedaan;
bangsa, ras, agama maupun jenis kelamin.
• Dari hak tersebut manusia harus memperoleh
kesempatan untuk berkembang sesuai dengan
bakat dan cita-citanya.
Berbagai naskah yang mendasari HAM:
1.Magna Charta (Piagam Agung,1215) merupakan
dokumen yang mencatat berbagai hak yang diberikan
oleh Raja John dari Inggris kepada para bangsawan
bawahannya atas tuntutan mereka dan ini
merupakan wujud pembatasan kekuasaan Raja
John.
2.Bill of Right (Undang-undang Hak,1689) dari
Parlemen Inggris yang tahun sebelumnya
melakukan perlawanan kepada Raja James ke 11
dalam revolusi tak berdarah(The Glonous Revolution
of 1688)
3.Declaration des droits de l’homme et du citoyen
(Pernyataan hak manusia dan warga negara, 1789),
naskah ini dicetuskan pada permulaan Revolusi
Perancis sebagai perlawanan terhadap
kesewenangan rezim lama
Berlanjut,............
Lanjutan,.......

4.Bill of Right (Undang-undang Hak, 1789) merupakan


naskah yang disusun oleh rakyat Amerika th.1789 dan
menjadi bagian dari Undang-undang Dasar th. 1791
•Hak-hak asasi yang dirumuskan dalam abad 17 dan 18
di atas sangat dipengaruhi oleh filosofi Hukum Alam
(Natural Law) sebagaimana dirumuskan oleh John
Locke (1632-1714)dan Jean Jaques Rousseau (1712-
1778). Hak-hak ada saat itu seperti, hak persamaan ,
hak kebebasan dan hak untuk memilih.
•Di abad 20 hak-hak politik tersebut dianggab kurang
sempurna sehingga dicetuskan hak-hak lain yang lebih
luas ruang lingkupnya.
Pencetusnya Presiden AS Franklin D. Roosevelt saat melawan
NAZI Jerman dalam Perang Dunia Ke II, mencakup 4 (empat hak)
disebut dengan The Four Freedoms (Empat Kebebasan) yaitu;
1.Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat
(Freedom of Speech)
2. Kebebasan beragama (freedom of religion)
3. Kebebasan dari rasa takut (freedom of fear)
4. Kebebasan dari kemiskinan (freedom of want)
Pd. Th. 1946 Komisi Hak Asasi Manusia (Commission of Human
Right) yang didirikan oleh PBB menetapkan secara terperinci
beberapa hak ekonomi dan sosial di samping hak-hak politik.
Pd Th. 1948 dikeluarkan Deklarasi Sedunia tentang Hak-hak
Asasi Manusia (The Universal Declaration of Human Right) dan
diterima secara aklamasi oleh negara anggota PBB, kecuali Uni
Soviet tidak memberikan suaranya
• Masalah yang timbul pada implementasi
HAM tersebut, karena dilandasi oleh nilai
tradisi, budaya dan kepentingan politik suatu
bangsa.
• Setiap negara berhak membuat interpretasi
terhadap HAM sesuai dengan kedaulatan
serta nilai-nilai sosial budaya dari negara
tersebut. Inilah yang secara internasional
disebut dengan “relativisme kultural”,
sebagaimana Muladi katakan, meskipun
HAM itu bersifat universal,
indivisible,interdependent and interrelated,
namun dalam pelaksanaannya harus tetap
memperhatikan kondisi sosial budaya setiap
negara.
• Kecenderungan Internasiaonal
menghendaki, bahwa setiap negara
menjabarkan, merinci dan
menyebarluaskan HAM melalui hukum
nasionalnya, dimaksud agar ada upaya
saling memberi informasi dan memahami
konsep relativisme kultural HAM masing-
masing negara, sehingga mudah
dimengerti dan dipahami pihak-pihak lain.
• Dengan demikian jika terjadi perbedaan
pandangan dan interpretasi antar negara,
maka perbedaan tersebut bukanlah
pelanggaran terhadap HAM
HAM DI INDONESIA
• Meskipun UUD 1945 dirumuskan
sebelum Deklarasi HAM, namun di
dalamnya ada perumusan hak tersebut
dan pelaksanaannya oleh berbagai
peraturan perundang-undangan yang
dibuat secara demokratis dan
senantiasa dapat berkembang sesuai
dengan situasi dan kondisi
perkembangan masyarakat Indonesia.
Rumusan HAM dalam UUD 1945 ada dalam Bab X A tentang
Hak Asasi Manusia terdiri dari 10 pasal sebagaimana
terumuskan dalam Pasal 28 A, sampai dengan Pasal 28 J
meliputi:
1.Hak Asasi yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan;
2.Hak Asasi yang berkaitan dengan kekeluargaan;
3.Hak Asasi yang berkaitan dengan pengembangan diri;
4.Hak Asasi yang berkaitan dengan pekerjaan;
5.Hak Asasi yang berkaitan dengan perlindungan hukum dan
persamaan hak di depan hukum;
6.Hak Asasi yang berkaitan dengan kebebasan beragama dan meyakini
kepercayaan;
7.Hak Asasi yang berkaitan dengan komunikasi dan informasi;
8.Hak Asasi yang berkaitan dengan rasa aman dan perlindungan dari
perlakuan yang merendahkan derajad dan martabat manusia;
9.Hak Asasi yang berkaitan dengan kesejahteraan sosial;
10.Hak Asasi yang berkaitan dengan persamaan dan keadilan.
Perumusan Hak Asasi Manusia dalam Bab X A tersebut
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun (not
deroglabe) yaitu;
• Hak untuk hidup,
• Hak untuk tidak disiksa,
• Hak untuk kemerdekaan berpikir dan hati nurani,
• Hak untuk beragama,
• Hak bebas dari perbudakan,
• Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum,
• Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
(kecuali dalam hal ; kejahatan terhadap kemanusiaan (An Offence
againts Humanity), kejahatan terhadap perdamaian (An Offence
againts of Peace), kejahatan perang (War crime) dan terlibat dalam
kejahatan genosida (Has Participated in Genocide) undang-undang
dapat berlaku surut kapan saja tindak pidana dilakukan dasarnya
adalah doktrin “NULLUM CRIMEN SINE POENA ATAU NO CRIME
WITHOUT PUNISHMENT”
C. RULE OF LAW
• Friedman mengemukakan pengertian Rule of
Law Rechtstaat meskipun pada hakikatnya sulit
dipisahkan dan bahkan dapat dikatakan sama,
sebenarnya saling mengisi. Berdasarkan
bentuknya, Rule of Law merupakan kekuasaan
publik yang diatur secara legal. Oleh
karenanya negara yang legal harus senantiasa
mendasarkan dan menegakkan Rule of Law.
• Dalam UUD 1945 dirumuskan Indonesia adalah
negara hukum /rechtstaat bukan negara
kekuasaan/machtstaat di dalamnya terkandung
pengertian atas pengakuan terhadap prinsip
supremasi hukum dan konstitusi inilah Rule of
Law.
Albert v. Dicey, mengartikan Rule of Law
sebagai suatu keteraturan hukum dan di
dalamnya terdapat tiga unsur yang
fundamental;

1.Supremasi aturan-aturan hukum,


2.Kedudukan yang sama di muka hukum,
3.Terjaminnya HAM oleh undang-undang
dan keputusan-keputusan pengadilan.
NEGARA DAN WARGA NEGARA
• A.PENGERTIAN
• Pengertian negara, dapat dikemukakan sebagai organisasi
antar kelompok atau beberapa kelompok manusia yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata
tertib dan keselamatan kelompok atau beberapa kelompok
manusia.
• Pengertian unsur negara, bersifat konstitutif ditandai adanya
wilayah, rakyat atau masyarakat dan pemerintahan yang
berdaulat dan bersifat deklaratif, ditandai adanya
pengakuan dari negara lain.
• Bentuk negara, meliputi negara kesatuan(unitary state) dan
negara serikat(federation)
Persyaratan sebagai negara;
1. Adanya wilayah,
2. Adanya pemerintahan,
3. Adanya penduduk sebagai warga negara,
4. Adanya pengakuan dari negara lain.
5. Persyaratan tersebut, menjadikan negara Indonesia
menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI,
sebagai negara yang berdaulat mendapat pengakuan
dunia internasional sejak 17 Agustus 1945, menjadi
anggota PBB, sehigga mempunyai kedudukan dan
kewajiban yang sama dengan negara-negara lain di
dunia, yaitu ikut serta dalam memelihara dan menjaga
perdamaian dunia. Oleh karena itu kehidupan NKRI tidak
terlepas dari kehidupan dunia internasional/global.
6. NKRI didirikan berdasar UUD 1945 yang mengatur
kewajiban negara terhadap warganya, hak dan
kewajiban warga negara terhadap negaranya dalam
suatu sistem kenegaraan
Kewajiban negara;
1. terhadap warga negaranya pada dasarnya
memberikan kesejahteraan hidup dan
keamanan lahir bathin sesuai dengan
sistem demokrasi yang dianutnya,
2. Melindungi hak asasi warga negara sebagai
manusia secara individual (HAM)
berdasarkan ketentuan internasional yang
dibatasi oleh ketentuan agama, etika moral
dan budaya yang berlaku dan,
3. Melaksanakan sistem kenegaraan yang
dilaksanakan.
WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
1. Sebagai syarat berdirinya sebuah
negara, UUD 1945 dalam Bab X
merumuskan tentang Warga Negara
dan Penduduk.
2. Rumusan Pasal 26 ayat 1 UUD 1945;
yang menjadi warga negara adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang-undang sebagai warga
negara.
4. Perkembangan dunia terutama teknologi
informatika menjadikan dunia sebagai
sebuah desa global (global village),
sehingga batas fisik antar negara semakin
kabur, mobilitas manusia begitu cepatnya.
5. Emigrasi menjadi dampak nyata dari
globalisasi, baik oleh warga negara maupun
warga negara lain dan tetap pada status
kewarganegaraan asli mereka.
6. Respon terhadap warga negara, UUD 1945
merumuskannya dalam Pasal 26 ayat 2;
penduduk ialah warga negara Indonesia
dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
ASAS-ASAS
KEWARGANEGARAAN
1.Asas Ius-soli dan asas ius-sanguinis
•Asas ius-soli merupakan asas daerah kelahiran art. status
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat
kelahirannya di negara tersebut
•Asas ius-sanguinis merupakan asas keturunan atau
hubungan darah art. kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh orang tuanya
•Undang-undang No. 62 Th. 1958 tentang
kewarganegaraan menganut asas ius-sanguinis dari garis
ayah saja.
•Undang-undang No. 12 Th. 2006 tentang
kewarganegaraan tetap menganut asas ius-sanguinis
tetapi dari garis kedua orang tuanya.
2.Bepatride dan Apatride
•Bepatride dan Apatride berkaitan dengan status
kewarganegaraan seorang anak yang seharusnya berdasar
pada asas yang berlaku di negara tempat kelahiran orang
tuanya , namun negara lain tempat orang tua melahirkan
anaknya, asasnya berbeda dengan asas negara orang tuanya.
•Bepatride (dwi kewarganegaraan) terjadi bila
kewarganegaraan seseorang ikut kewarganegaaran dua
negara. Contoh; kewarganegaraan suami-istri ikut negara A,
namun mereka berdomisili di negara B. Negara A menganut
asas ius-sanguinis, sedang negara B menganut asas ius-soli.
Di negara B suami-istri melahirkan seorang anak yang
seharusnya berkewarganegaraan negara A dng. asas ius-
sanguinis(mengikuti status kewarganegaraan orang tuanya),
namun domisili mereka(suami-istri dan anak) di negara B yang
menganut asas ius-soli berlanjut,.........
• Anak mereka, berstatus warga negara B tempat ia
dilahirkan yang menganut asas ius-soli, dan warga negara
A ikut orang tuannya yang menganut asas ius-sanguinis;
dengan demikian dia memiliki dwi kewarganagaraan
(bepatride)
• Apatride (tanpa kewarganegaraan) terjadi bila seseorang
(menurut peraturan kewarganagaraan)tidak diakui sebagai
warganegara manapun
• Contoh; suami-istri warga negara A yang mengikuti asas
ius-soli, tetapi domisili mereka ada di negara B yang
mengikuti asas ius-sanguinis. Di negara B, lahir anak
mereka yang tidak diakui sebagai warganegara karena
orang tuanya bukan warganegara B, begitu halnya di
negara A anak ini tidak diakui sebagai warganegara karena
dia lahir di negara B, sehingga anak mereka tidak memiliki
kewarganegaraan (apatride)
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
• 1.Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan
Pemerintahan
• Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 menyatakan,
segala warganegara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan wajib menjunjung tinggi hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualiannya. Dalam rumusan pasal di atas
menunjukkan adanya kewajiban, tidak ada
diskriminasi di antara warganegara baik
mengenai hak maupun kewajibannya.
Rumusan pasal tersebut menunjukkan
kepedulian akan HAM berlanjut,..........
2.Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi
Kemanusiaan
•Terumuskan dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 (baca)
3.Hak dan Kewajiban Pembelaan Negara dalam Pasal 27
ayat 3 UUD 1945 (baca)
4.Hak Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul dalam Pasal
28 UUD 1945(baca)
Pasal tersebut mencerminkan sifat demokratis negara. Di
samping hak tersebut ada hak bebas mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan mencakup bidang pers. Makna
bebas disertai beban tanggungjawab, sehingga sering
diungkap sebagai pers yang bebas dan bertanggungjawab.
Unsur; “dan sebagainya” dalam pasal tersebut membuka
kemungkinan bagi seseorang mengeluarkan pikiran bukan
dengan lisan atau tulisan namun dengan cara lain, misalkan
gambar kartun.
5.Hak dan Kewajiban Pertahanan dan Keamanan
Negara
– Pasal 30 ayat 1 dan ayat 2 UUD 1945 (baca)
6.Hak mendapat Pendidikan
– Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD
1945,negara berkewajiban mencerdaskan
kehidupan bangsa, maka Pasal 31 ayat 1
UUD 1945 menetapkan, bahwa setiap
warganegara berhak mendapat pendidikan.
Pemerintah mengeluarkan UU No. 20 Th.
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
sebagai upaya penyelenggaraan pendidikan
bagi warganegara.
• 7.Hak Kemerdekaan untuk Memeluk
Agama
• Rumusan Pasal 29 ayat 2 UUD 1945
(baca) Hak tersebut merupakan hak yang
paling asasi di dalam HAM, karena
kebebasan beragama bukan pemberian
negara maupun golongan tertentu. Agama
dan Kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa didasarkan atas keyakinan
individu, sehingga tidak ada istilah
paksaan dalam agama.
GEOPOLITIK INDONESIA
• A. Pengertian
• Geopolitik merupakan kebijaksanaan dalam rangka
tujuan nasional dengan memanfaatkan keuntungan
letak geografis negara berdasarkan pengetahuan
ilmiah tentang kondisi geografis negara tersebut
• Tujuan nasional dalam alinea ke IV Pembukaan UUD
1945 yaitu; 1. membentuk NKRI yang melindungi
bangsa dan tanah air(pendekatan keamanan), 2.
menyelenggarakan masyarakat yang adil dan
makmur(pendekatan kesejahteraan), 3. ikut dalam
ketertiban dan perdamaian dunia.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tujuan dan
cita-cita nasional;
1. kondisi geografi negara/posisi silang terdapat sisi
yang menguntungkan dan sisi ancaman bagi
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,
2. manusia dan lingkungannya, ditandai banyaknya
suku dan adat istiadat yang beraneka ragam,
menjadi faktor yang menguntungkan dan sumber
keresahan dan pertentangan. Dari kondisi demikian
Indonesia memiliki wawasan nasional sebagai
pedoman mencapai tujuan nasional. Pedoman
wawasan nasional berpijak pada wujud wilayah
nusantarara sehingga disebut wawasan nusantara
dan wawasan nusantara inilah yang disebut
geopolitik Indonesia
WAWASAN NUSANTARA
• Wawasan berasal dari kata “wawas” yang
berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan
indrawi. Wawasan berarti cara pandang dan
Nusantara berasal dari kata “nusa” yang
berarti “pulau” dan “antara” berarti posisi
silang dari dua lautan dan dua benua.
Lautan/samodra Pasifik sebelah utara dan
sebelah selatan lautan/samodra Hindia,
benua Asia sebelah utara dan benua
Australia sebelah selatan.
WAWASAN NUSANTARA
• Dengan demikian Wawasan Nusantara
adalah cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya yang sesuai
dengan Pancasila, UUD 1945, keadaan
geografis negara dan sejarah yang
dialaminya
• Letak posisi silang negara Indonesia dengan
pengaruhnya baik menguntungkan maupun
tidak terhadap politik akan melahirkan
geopolitik dan geostrategi
GEOPOLOTIK
• Pandangan tentang geopolitik
• Frederich Ratzel (1844-1904), mengartikan
geopolitik sebagai ilmu bumi politik (Political
Geography)
• Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl
Haushofer mengembangkan political
geography menjadi Geographical Politic atau
disingkat geopolitik. Perbedaan dua istilah
tersebut terletak pada titik perhatian dan
tekanannya, apakah pada bidang geografi
atau politik berlanjut,..........
GEOPOLOTIK
• Lanjutan,........
• Ilmu Bumi Politik (Political Geography)
mempelajari fenomena geografi dari aspek
politik sedangkan geopolitik (Geographical
Politic) mempelajari fenomena politik dari
aspek geografi.
• Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan
dalam menentukan alternatif kebijaksanaan
nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu
dan prinsip-prinsip dalam geopolitik menjadi
perkembangan suatu wawasan nasional.
GEOPOLITIK
• B. WILAYAH SEBAGAI RUANG LINGKUP
• 1.Pandangan Ratzel dan Kjellen
• Frederich Ratzel mengembangkan kajian
geografi politik , bahwa negara mirip organisme
(makhluk hidup). Negara di pandang dari konsep
ruang. Negara merupakan ruang yang ditempati
oleh kelompok masyarakat politik
(bangsa).Bangsa dan negara terikat oleh hukum
alam. Oleh karenanya jika bangsa dan negara
ingin tetap eksis dan berkembang, perlu hukum
ekspansi (pemekaran wilayah).
GEOPOLITIK
• Rudolf Kjellen, negara sebagai organisme yang harus
memiliki intelektual. Dia juga mengemukakan paham
ekspansionisme dalam rangka mempertahankan dan
mengembangkan negara. Langkah strategis yang diajukan
melalui eksplorasi darat dan lautan.
• Pandangan mereka berdua hampir mirip sama. Mereka
memandang pertumbuhan negara mirip dengan
pertumbuhan organisme (makhluk hidup),oki mereka
memerlukan ruang hidup (lebensraum) sehingga falsafah
proses; lahir, tumbuh, mempertahankan hidup menyusut
dan mati layak menjadi perhatian.
• Mereka berdua juga mengajukan paham ekspansionisme
(pemekaran wilayah) yang pada akhirnya melahirkan paham
adu kekuatan.
GEOPOLITIK
• 2.Pandangan Haushofer
• Paham ekspansionisme dalam pemikiran Karl
Haushofer mewarnai geopolitik Nazi Jerman di bawah
Hitler dan paham tersebut juga mengandung ajaran
rasialisme; Ras Jerman merupakan ras yang paling
unggul yang harus bisa menguasai dunia. Pandangan
ini berkembang di Jepang dikenal ajaran Hako Ichiu
yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme.
(prinsip atau paham golongan nasionalis ekstrem
kanan yang menganjurkan pemerintahan otoriter;
Kamus Besar Bahasa Indonesia, DEPDIKBUD, Balai
Pustaka, Jakarta, 1989, hal.240)
GEOPOLITIK
• Pokok-pokok Pemikiran Karl Haushofer:
• 1.Hukum Alam amat berpengaruh terhadap upaya
mempertahankan kelangsungan hidup dan hanya
bangsa yang unggul dapat bertahan dan berkembang,
hal ini menjurus ke arah rasialisme;
• 2.Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak akan
dapat melampaui kekuasaan Imperium Maritim untuk
mengawasi pengawasan di lautan;
• 3.Negara-negara besar akan timbul dan akan
menguasai Eropa (Jerman dan Italia),Afrika dan Asia
Barat dan Jepang menguasai wilayah Asia Timur
Raya, berlanjut,...
• Lanjutan,....
• 4.Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan.
Ruang hidup dengan kekuasaan ekonomi dan
sosial yang rasial mengharuskan pembagian
baru kekayaan alam dunia. Geopolitik
merupakan landasan ilmiah bagi tindakan politik
untuk memperjuangkan kelangsungan hidup dan
mendapatkan ruang hidupnya. Ekspansionisme
membagi wilayah dunia menjadi region-region
yang akan dikuasai bangsa besar, seperti AS,
Jerman, Rusia, Inggris dan Jepang.
• 3. Pandangan Bangsa Indonesia
• Geopolitik dalam pandangan bangsa Indonesia
didasarkan pada Nilai Ketuhanan dan Nilai
Kemanusiaan. Bangsa Indonesia mencintai
perdamaian, tetapi lebih mencitai kemerdekaan.
Penjajahan dalam bentuk apapun ditentang, karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Oki, bangsa Indonesia menolak paham
ekspansionisme dan paham adu kekuatan yang
berkembang di Barat. Paham rasialisme juga ditolak,
martabat manusia pada dasarnya sama dan semua
bangsa memiliki hak dan kewajiban yang sama
berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan danKemanusiaan
yang universal.
• Dalam hub. Internasional,bgs. Indonesia
berpijak pada paham
kebangsaan(nasionalisme) yang membentuk
wawasan kebangsaan dan menolak
pandangan Chauvinisme (sifat patriotik yang
berlebih-lebihan; Kamus Bahasa Inggris,
hal.109). Bangsa Indonesia selalu terbuka
untuk menjalin kerjasama antar bangsa ,
saling menolong dan menguntungkan, dalam
rangka ikut mewujudkan perdamaian dan
ketertiban dunia yang abadi
• 4.Perkembangan Wilayah Indonesia
• A)Dari 17-8-1945 sampai dengan 13-12-1957
• Dasar Hukum :
• Dalam “Territoriale Zee en Mariteme Kringen Ordonantie
th 1939” tentang batas laut territorial Indonesia,
menetapkan sejauh 3 mil dari garis pantai ketika surut
dengan asas pulau demi pulau secara terpisah-pisah.
Kondisi fisik pulau-pulau Indonesia terpisah-pisah oleh
perairan atau selat. Laut territorial masih sedikit, karena
untuk setiap pulau hanya ditambah perairan sejauh 3 mil
di sekelilingnya. Sebagian besar wilayah perairan dalam
pulau-pulau merupakan perairan bebas. Hal ini tentu tidak
sesuai dengan kepentingan keselamatan dan keamanan
negara kesatuan RI
• B.Deklarasi Juanda
• Dasar hukum, UU No.4/Prp/1960 tanggal 18
Pebruari 1960 tentang Perairan Indonesia,
sebagai pengganti Ordonansi 1939 tentang
laut territorial; bertujuan:
– perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan
RI.yang utuh dan bulat;
– Penentuan batas-batas wilayah negara Ind.
disesuaikan dng. asas negara kepulauan
(Archipelagic State Principles);
– Pengaturan lalu-lintas damai pelayaran yang lebih
menjamin keselamatan dan keamanan NKRI.
• Asas neg. Kepulauan adalah Yurisprudensi
Mah. Int. Th. 1951 dalam penyelesaian kasus
perbatasan antara Inggris dan Norwegia.
Dengan demikian Ind. merupakan satu
kesatuan kepulauan nusantara termasuk
perairannya yang utuh dan bulat, di samping
itu berlaku juga dogma “point to point
theory”dalam menentukan garis dasar
wilayah Ind. menghubungkan antara titik-titik
terluar dari pulau-pulau terluar.
• Berdasar Dek. Juanda, wilayah laut diukur sejauh 12
mil dari menghubungkan titik-titik pulau terluar
sehingga merupakan kesatuan wilayah yang utuh dan
bulat. Semua perairan antara pulau-pulau nusantara
menjadi wilayah Ind, sehingga luas wil. laut Ind. dari 2
juta km² bertambah menjadi 5 juta km² lebih dengan
rincian perhitungan: daratan 2.028.087 km² + perairan
3.165.163 km² = 5.193.250 km². 3/5 wilayah Ind.
berupa lautan, inilah yang menjadi dasar, bahwa Ind.
sebagai neg. maritim.
• UU No. 4/Prp/1960 diganti dengan UU No. 6 Th. 1996
tentang Perairan Ind. dan di bab IV mengatur tentang
Rezim Hukum Negara Kepulauan atas ratifikasi
Konvensi Hukum Laut PBB tahun 1982. Pengaturan
demikian sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi
Juanda dalam rangka keselamatan dan keamanan RI
• C.Deklarasi Landasi Kontinen Negara
Indonesia
• Deklarasi Landas Kontinen Negara RI 17
Pebruari 1969 merupakan konsep politik
berdasarkan konsep wilayah, sebagai dasar
pengesahan Wawasan Nusantara.
• Deklarasi di atas merupakan upaya
mewujudkan Ps. 33 ayat 3 UUD 1945
konsekuensinya, sumber kekayaan alam
dalam Landas Kontinen Ind. adalah milik
eksklusif negara RI.
• Landas Kontinen
• Suatu negara berpantai meliputi dasar laut
dan tanah di bawahnya yang terletak di luar
laut teritorialnya sepanjang merupakan
kelanjutan alamiah wilayah daratannya.
• Jaraknya 200 mil laut dari garis pangkal atau
dapat lebih dari itu dengan tidak melebihi
350mil atau tidak boleh melebihi 100 mil dari
garis batas kedalaman dasar laut sedalam
2.500 meter.
• Asas pokok dalam Dek. Landas Kontinen:
• 1)Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam
Landas Kontinen Ind. adalah milik eksklusif neg.RI;
• 2)Pem. Ind. bersedia menyelesaikan soal garis batas L.K.
dengan neg-neg tetangga melalui perundingan;
• 3)Jika tidak ada garis batas, maka LK. adalah suatu garis
yang ditarik ditengah-tengah antara pulau terluar Ind.
dengan wilayah terluar neg. Tetangga;
• 4)Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari
perairan di atas LK Ind. maupun udara di atasnya.
• Asas-asas di atas dituangkan dalam UU No. 1 Tahun 1973
tentang Lands. Kont. juga memberi dasar bagi berlanjut......
• lanjutan,.........
• pengaturan eksplorasi serta penyelidikan ilmiah atas
kekayaan alam di LK dan masalah-masalah yang
ditimbulkannya.
• D.Deklarasi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
• Tg. 21 Mrt. 1980 ZEE diumumkan Pem. Batas ZEE
selebar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut wil.
Ind.
• Alasan pemerintah mengumumkan ZEE:
• Persediaan ikan yang semakin terbatas;
• Kebutuhan pembangunan nasioanal;
• ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional
• Pd. Tg. 30 April 1982, Konfensi Hukum Laut II di
New York menerima “The United Nation
Convention on the Law of the Sea”(UNCLOS)
yang ditandatangani 10 Des. 1982 di Montego
Bay, Jamaica oleh 117 negara termasuk Ind.
• Konvensi tersebut mengakui asas Neg.
Kepulauan (Archipelagic State Principle) serta
menetapkan asas-asas pengukuran ZEE. UU
tentang ZEE Nomor 5 Tahun 1983 dan UU No.
17 Tahun 1985 tentang ratifikasi UNCLOS, dan
sejak Peb.1986 Ind tercatat sebagai salah satu
neg dari 25 neg yang meratifikasi.
• C.WILAYAH NEGARA INDONESIA
• Wilayah sebagai syarat berdirinya negara, yang pada awalnya
terdiri dari daratan dan lautan, berkembang setelah Traktat Paris
1919 meliputi juga udara yang ada di atasnya dan termasuk kapal
dng bendera suatu neg dan komplek kedutaan besar.
• Landasan konsep wilayah adalah Konsep Neg Kep (Archipelagic
State Consept)yang telah diakui oleh Konvensi Hukum Laut
Internasional di Montego Bay, Jamaica 1982 berisi perubahan
kedaulatan dan yurisdiksi RI, bertambah dari yang semula 2 (dua)
juta kilometer persegi menjadi lebih kurang 5 (lima) juta kilometer
pesegi dengan segala hak serta kewenangannya.
• Untuk pertama kali wilayah negara dimesukkan ke dalam
konstitusi dalam BAB IX A Wilayah Neg Ind dalam Pasal 25 A;
NKRI adalah sebuah neg kep yang berciri nusantara dengan wil
yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan olh UU.
• Rumusan di atas bermaksud:
• 1.memberikan dasar hk yang sangat kuat bg
bngs Ind untuk hdp dan brkmb di atas
wilayah negaranya sendiri;
• 2.menegaskan bts-bts wil yg mnjd kedaulatan
neg RI yg akan sangat membantu dalam
penegakan hk dan dlm melkn perundingan
Int;
• 3.mempersulit pemisahan wil ng Ind.
• D. OTONOMI DAERAH
• Sebelum era reformasi, kebjkn pemb pem
terpusat di pusat, shg daerah tertinggal dan
terkebelakang dibanding pusat.
• Hasil eksploitasi SDD yg dilakukan tidak
sebading antara utk kep dan kemajuan
daerah dg kep dan kemajuan pusat.
• Era reformasi merubah pola demikian, shg
dimungkinkan terjadinya keterbukaan dan
partsipasi terselenggaranya otonomi daerah
utk seluruh daerah
• Daerah diberi keleluasaan,kebebasan dan kew
utk menggali dan mengelola SDD dan hasilnya
utk kemajuan dan kesejahteraan daerah. OTDA
dijalankan tetap pd wadah NKRI.
• UUD 1945, baca Pasal 18nya.
• Urusan pemerintahan yg mnjd kew daerah,
pemerintahan daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus
sendiri urs pemerintahan berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan.
• Urusan pemerintahan yg menjadi urusan
pemerintah:
• a. Politik LN;
• b. Pertahanan;
• c. Keamanan;
• d. Justisi;
• e. Moneter dan fiskal nasional;
• f. Agama.
• Dalam urusan pemerintahan, pemerintah
menyelenggarakan sendiri atu dapat
melimpahkan sebagian urusan kepada
perangkat pemerintah atau wakil pemerintah
di daerah atau dapat menugaskan kepada
pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan
desa.
• Dalam urusan pemerintahan yg mjd
kewenangan pemerintah di luar urusan
pemerintahan, pemerintah dapat:,
bersambung,..............
• a.menyelenggarakan sendiri sebagian
urusan pemerintahan;
• b.melimpahkan sebagian urusan
pemerintahan kepada Gubernur selaku
wakil pemerintah;
• c.menugaskan sebagian urusan kepada
pemerintahan daerah dan /atau
pemerintahan desa berdasarkan asas
tugas pembantuan.
BAB IX
GEOSTRATEGI INDONESIA
• A. PENGERTIAN
• Geopolitik merupakan dasar pertimbangan
dalam menentukan alternatif kebijakan nasional
untuk mempertahankan kehidupannya,
eksistensinya dan mewujudkan cita-citanya.
• Implementasi pelaksanaan geopolitik di atas
diperlukan strategi nasional dan itulah yang
disebut sebagai GEOSTRATEGI.
• Mapping Global Strategy ke depan sangat
diperlukan bg bngs-bngs. bagi bngs Ind
Wawasan Nusantara merupak Geopolitik
mengenai persatuan dan kesatuan berlanjut,.......
• Lanjutan,..........................................................dalam
berbagai bidang kehidupan, sebagai perekat bngs Ind
dlm kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
• Geostrategi bermakna metoda atau aturan-aturan utk
mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses pemb
yg memberikan arahan tentang bgmn membuat
strategi pemb dan keputusan yg terukur dan
terimajinasi guna mewujudkan masa depan yg lebih
baik, lebih aman dan bermartabat. Dengan demikian
geostrategi merupakan geopolitik dalam
pelaksanaannya.
• Bagi bngs Ind Geostrategi diartikan sbg metoda
utk mewujudkan cita-cita proklamasi dlm pembkn
UUD 1945 melalui proses pemb.
• Geostrategi dlm hal itu sbg doktrin nasional, mk
dia sebagai TANNAS.
• Baca pembukaan UUD 1945, pernyataan itu sbg
landasan/fundamental geostrategi negara dan itu
sama dg pembukaan UUD 1945 sbg dasar
fundamental neg dan dlm ilmu politik disebut
dengan “staatsfundamentalnorm “/ pokok kaidah
neg yg fundamental sbg sumber hukum dasar
neg.
• Rudolf Kjellen, Karl Haushoffer, Frederich
Ratzel mengembangkan geostrategi demi
kepentingan militer yang bg bngs Ind
pengembangan geostrategi sbg pencapaian
tujuan bngs dan neg dan bersifat mulia yaitu
kesejahteraan dalam kehidupan bersama
dan perlindungan masyarakat (social welfare
and social defence).Geostrategi sangat
diperlukan dan dikembangkan utk
mewujudkan dan mempertahankan integritas
bngs dan wilayah...... berlanjut
• Lanjutan,...tumpah darah neg Ind, mengingat
keterjemukan bngs Ind serta sifat khas wilayah
tumpah darah Ind, mk geostrategi dirumuskan
dlm bentuk Ketahanan Nasional.
• B. KETAHANAN NASIONAL
• Letak geografis Ind. di Asia Tenggara menjadi
perhatian dunia, karena peranan dan posisi Ind
dlm kancah Int dan krn posisi silang Ind, mk
wajar jk Ind menjadi ajang perebutan
kepentingan kekuatan Internasional, mk Ind perlu
mengembangkan Ketahanan Nasional.
Preside Soekarno th 1960 memperkenalkan
istilah Ketahanan Nasional dan th 1962
dikembangkan dlm Sekolah khusus Staf dan
Komando Angkatan Darat Bandung.
Ketahanan Nasional merupakan kondisi
dinamis suatu bngs yg berisi ketangguhan dan
keuletan yg mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dlm
menghadapi dan mengatasi segala ancaman,
gangguan,yg langsung maupun tidak
langsung, berlanjut,......
• Lanjutan,...membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bngs dan
neg serta perjuangan dlm mengejar tujuan
nas Ind.
• Pengembangan Tannas setiap bngs
berbeda dilandasi oleh filsafat bngs dan
sejarah masing-masing bngs. Ind dg
Pancasila yg tercantum Pembukaan UUD
1945, dia sbg landasan juridis Tannas yg
bersumber pd falsafah Pancasila.

• 1. Konsepsi Ketahanan Nasional
• Latar belakang konsep Tannas;
• a. Kekuatan bngs dan neg shg ia mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya,
• b. Sda meskipun mengalami berbagai ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan dr dlm dan
luar,
• c. Ketahanan atau kemampuan bngs utk tetap
jaya mengandung makna keteraturan (regular)
dan stabilitas yg di dalamnya terkandung potensi
utk terjadinya perubahan (the stability idea of
changes)
• Dengan demikian makna Ketahanan
adalah suatu kekuatan yg membuat bngs
dan neg dpt bertahan, kuat menghadapi
ancaman, gangguan hambatan dan
tantangan, konsekuensinya suatu
ketahanan harus disertai keuletan , sbg
suatu upaya terus menerus dg giat dan
kemauan keras dg menggunakan segala
kemampuan dan kecakapan utk mencapai
tujuan dan cita-cita nasional.
• Tantangan merupakan upaya yg bersifat
menggugah kemampuan, adapun ancaman
merupakan suatu upaya untuk mengubah
atau merombak kebijaksanaan atau
keadaan secara konsepsional dr sdt kriminal
maupun politis. Hambatan merupakan
kendala yg bersifat atau bertujuan
melemahkan yg bersifat konseptual yg
berasal dr dlm diri sendiri dan jika hal itu
berasal dr luar mk disebut sbg gangguan.
• 2.METODE ASTAGATRA
• Muncul dari hub man dg alam dlm upaya mempertahankan
eksistensinya meliputi:
• 1. berhub dg Tuhan, muncul Agama;
• 2. berhub dg penguasaan alam, muncul IPTEK;
• 3. berhub dg rasa aman, muncul Hankam;
• 4. berhub dg rasa keindahan, muncul budaya;
• 5. berhub dg manusia, muncul sosial;
• 6. berhub dg kebutuhan, muncul ekonomi;
• 7. berhub dg kekuatan dan kekuasaan, muncul politik;
• 8. berhub dg cita-cita, muncul ideologi.
• Delapan hub di atas sbg kebutuhan man shg sbg kebutuhan neg.
• 3. HAKIKAT KETAHANAN NASIONAL
• Sbg konsep pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan dlm kehidupan
nasional terdiri dari 2 (dua) aspek yaitu:
• 1. Aspek alamiah terdiri dr 3 (tiga) gatra/bidang;
• Kondisi geografi neg
• Kekayaan alam
• Keadaan dan kemampuan penduduk,
berlanjut,.....
• Lanjutan....
• 2. Aspek sosial terdiri dr 5(lima) gatra/bidang:
• Ideologi
• Politik
• Ekonomi
• Sosial budaya
• Pertahanan keamanan (Hankam )
• Aspek alamiah disebut Trigatra dan aspek
sosial disebut Pancagatra shg. Disebut Asta
Gatra.
• Astagatra merupakan satu kesatuan utuh yang memunculkan daya
tahan shg merupakan Ketahanan Nasional.
• 4. ASPEK ALAMIAH
• A.Kondisi Geografi Negara
• Berupa nusantara dlm posisi silang dua benua dan dua samodra
• B.Kekayaan alam
• Yg paling penting eksploitasinya shg setaraf dg kemampuan bngs
lain
• C.Keadaan dan Kemapuan Penduduk
• Jumlah penduduk dan komposisi pndk dipengaruhi oleh kelahiran,
kematiandan perpindahan
• Pertambahan pendk berakibat pertambahan pangan, pakaian,
perumahan, lapangan kerja dan fasilitas pendidikan dan kesehatan
dan jk tidak terpenuhi menimbulkan gejolak sosial dan berakibat
melemahkan Tannas.
• Distribusi pndk jg mempengaruhi Tannas mk
hrs dilakukan secara merata agar memenuhi
persyaratan kesejahteraan dan keamanan dg
cara transmigrasi dg tujuan;
• Penyebaran pndk agar merata,
• Memenuhi persyaratan kesejahteraan dan
keamanan
• Alih informasi dan tehnologi
• Daerah pertumbuhan atau pemekaran
industri
• 5. ASPEK SOSIAL
• 1. Ideologi
• Sbg pandangan hidup utk mempertahankan
kelangsungan hidup, perlu penghayatan dan
pengamalan secara sungguh-sungguh agar ketahanan
ideologi makin kuat
• 2. Politik
• Berhb dng kekuatan dan kekuasaan dlm neg
• Kehidupan politik dibagi dlm 2 (dua) sektor:
• Sektor masyarakat dan sektor pemerintah sebagai in
put dan out put. Input berupa keinginan dan tuntutan
masyarakat, sedang out put berupa penentuan
kebijakan dalam keputusan politik.
• Ketahanan bidang politik di ukur dg kemampuan
sistem pol dlm menghadapi dan menanggulangi 5
(lima) fungsi politik;
• 1. Mempertahankan pola, meliputi mempertahankan
tatacara, kebiasaan, norma dan prosedur yg berlaku
• 2. Pengaturan dan penyelesaian ketegangan
Jk terjadi perselisihan, ketegangan, konflik
diselesaikan dg konsultasi, perundingan yg lebih
menguntungkan kedua belah pihak
3. Penyesuaian dengan perubahan keadaan
Sistem pol hrs menyesuaikan diri dg perubahan
keadaan baik dlm maupun luar negeri, berlanjut,.....
• Lanjutan,....
• 4. Pencapaian tujuan nasional
• Dg syarat pencapaiannya ditentukan dan
disepakati oleh msyrkt neg sendiri
• 5. Integrasi dan sistem sosial
• Sistem pol merupakan sub sistem sosial
jd hrs menyatu art harus dpt mengatasi
gejolak dlm msyrkt
• 3. Ekonomi
• Faktor yg mempengaruhi ketahanan bid ekonomi:
• 1. Bumi dan sumber alam
• 2. Tenaga kerja
• 3. Modal
• 4. Teknologi
• 5. Hub ekonomi
• 6. Prasarana
• 7. Manajemen
• 4. Sosial Budaya
• Terdiri dari dua faktor, masyarakat dan kebudayaan diperlukan
organisasi sosial untuk masyarakat dan mrpk keseluruhan cara
hidup masy yg manifestasinya tampak pd perilaku anggt masy.
• Faktor-faktor yg mempengaruhi bid Sosbud:
• 1. Tradisi
• 2. Pendidikan
• 3. Kepemimpinan nasional
• 4. Tujuan nasional
• 5 Kepribadian nasional
• 5. Pertahanan Keamanan Negara (Hankamneg)
• Sbg salah satu fungsi pemerintahan neg dlm bid
pertahanan utk mengatasi ancaman dr LN dan
bid keamanan utk mengatasi anc dlm negeri
• Tujuan Hankamneg
• Menjamin tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 thd sgl anc utk tercapainya tujuan nasional
• Asas-asas dlm penyelenggaraan hankam;
• Bgs Ind berhak dan wajib membela neg
• Upaya di atas mrpk tanggungjawab dan kehormatan
bg setiap warganegara
• Bngs Ind cinta damai tp lebih cinta kemerdekaan
• Bngs Ind menentang segala macam penjajahan dan
menganut politik bebas aktif
• Bentuk perlawanan bngs Ind bersifat kerakyatan,
kesemestaan dan kewilayahan.
• Kerakyatan, ikut serta rakyat dlm komponen
kekuatan hankam yg disesuaikan dg
kemampuan dan keahliannya
• Kesemestaan, seluruh daya bngs dan neg
mampu memobilisasikan diri guna
menanggulangi setiap bentuk ancaman yg
datang dr dalam dan luar negeri
• Kewilayahan, seluruh wil neg merupakan
benteng dan setiap lingkungan
didayagunakan utk melindungi setiap bentuk
perlawanan secara berlanjut.
• Landasan hukum Hankamneg terumuskan
dlm Pasal 30 BAB XII tentang
PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA ,
BACA,..........
• C. POLA ESKALASI ANCAMAN
• 1. Kebhinekaan merupakan kerawanan
• 2. Kerawanan menjadi ketegangan
• 3. Ketegangan meningkat menjadi bentrokan
• 4. Bentrokan menjadi teror bersenjata,
berlanjut,....
• Lanjutan,....
• 5. Teror bersenjata berkembang menjadi
pembrontakan
• 6. Pembrontakan menjadi kudeta.
• D. HUB KETAHANAN NASIONAL DENGAN
WAWASAN NUSANTARA
• Sbg dasar menyusun, meningkatkan dan
mengembangkan ketahanan nasional yg
perwujudannya dilaksanakan melalui pemb pd
seg bid kehidupan nas, karena Wawasan
Nusantara merupakan geopolitik dan Tannas
sebagai Geostrategi nya
• ALHAMDULILLAHI ROBBIL ALAMIN
• Sistem perumusan ancaman pidana:
• Tunggal sifatnya imperatif, kaku, tidak elastis/
fleksibel
• Alternatif salah satu atau keduanya (Konsep
KUHP)
• Kumulatif sifatnya imperatif, kaku,tidak elastis
• Gabungan sifat tidak pasti jd ada ketidak pastian
contoh; ..... Diancam dng pid pejr 5 th dan /atau
denda 50.000.000,-; terdiri dari;
• 1.alternatif= 5 atau 50 jt
• 2.kumulatif= 5 dan 50 jt
• No liability without unlawfulness
• AVAW= AFWEZEIGHHEIDS VAN ALLE
MATERIELE WEDERRECHTERLIJK= ASAS
TIDAK ADANYA SIFAT MELAWAN HUKUM
MATERIIL
• SISTEM PERUMUSAN ANCAMAN:
• 1.TUNGGAL , IMPERATIF, KAKU, ABSOLUT.
• 2.ALTERNATIF, FLEKSIBEL
• 3.KUMULATIF , IMPERATIF,KAKU, ABSOLUT
• 4.GABUNGAN, FLEKSIBEL, IMPERATIF.
• STRAF SOORT= JENIS PIDANA
• STRAF MAAT= LAMANYA PIDANA
• STARAF MODUS= CARA PIDANA
DILAKSANAKAN
PASAL 30 KUHP; MIN UMUM DENDA = 25 SEN
(UU NO.18/1960 = X15)= RP.3,75
JIKA DENDA TDK DIBAYAR GANTI KURUNGAN
(PENGGANTI); RP. 7,50 = 1HR
KURUNGAN PENGGANTI MAKSIMAL = 6BULAN,
8 BULAN KALAU ADA PEMBERATAN
MATEMATIK; 1000 : 7,50= 134 HR (4BLN 2MG)
2000 : 7,50= 9BULAN YANG
DAPAT DIJATUHKAN HANYA 6 BULAN. PASAL
30 kuhp BERHUB DG Pasal 103 art, dia bisa
berlaku untuk BK II dan III jg untuk UUdi luar
KUHP
• DIANCAM DG PIDANA PEJR 5 TH ATAU
DENDA 500.000.000,-
• CARA: 5 == 500.000.000
• 1== 100.000.000
• HAKIM: 3 TH+200.000.000
• HAKIM: 1TH+ 400.000.000
• GABUNGAN; ALTERNATIF DAN KUMULATIF
• DIPIDANA PENJARA 5 TH DAN /ATAU DENDA
500.000.000 YANG BISA DISIMPULKAN
ADALAH, BAHWA DALAM SISTEM
GABUNGAN ADA KETIDAK PASTIAN
• Membuktikan kealpaan pd diri pelaku;
• 1. Diukur dengan perbuatan orang lain yg
berada pada situasi dan kondisi yg sama dg
pelaku
• 2.Dievaluasi apakah ada kewajiban berbuat
lain
• Ad.1 Kasus dr. Setyaningrum , saksi ahli
diambilkan dr ahli
• Ad.2 Usaha dr membawa pasien ke RS Pati
dapat dinilai sebagai wujud adanya
kewajiban berbuat lain
• Menentukan kesengajaan:
• 1. teori kehendak
• 2. teori pengetahuan/membayangkan
• Ad.1 pelaku menghendaki perbuatan itu
dilakukan
• Ad.2 pelaku mengetahui akibat dari
perbuatannya.
• Ps. 338 KUHP , max 15 th.
• min--------------------------------------------max
• 1 hr (ps 12 KUHP) 15 th (ps.338
KUHP)
Geopolitik merupakan
suaranya

Anda mungkin juga menyukai