Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Puji syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan
karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Fungsi dan
tujuan Hukum” . Tidak lupa sholawat serta salam mari kita haturkan kepada junjungan
Nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW.beserta keluarga dan para sahabat, yang
telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang
Tujuan penulis makalah ini adalah tidak lain untuk memenuhi tugas, mengkaji
dan memperdalam pengetahuan tentang fungsi dan tujuan hukum. Meski demikian
penulis mengakui apa yang penulis sajikan kedalam makalah ini masih banyak
Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hikmah Hariyati yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengkaji materi ini, semoga kesediaan
Kata Pengantar..............................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan........................................................................4
A. Latar Belakang................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................4
C. Tujuan................................................................................5
Barat.........................................6
B. Tujuan Hukum Menurut Islam..........................................7
1.Teori Etis.......................................................................10
2.Teori Ultitas...................................................................11
3.Teori Campuran.............................................................11
Bab 3
Penutup...............................................................................1
3
A. Kesimpulan....................................................................13
Daftar
Pustaka................................................................................1
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hukum.Ilmu hukum objeknya hukum itu sendiri. Demikian luasnya masalah yang di
cakup oleh ilmu ini,sehingga sempat memancing pendapat orang untuk mengatakan
bahwa “batas- batasnya tidak bisa di tentukan”. Menurut J.B. Daliyo, Menyebut
bahwa ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang objeknya hukum. Dengan
Ilmu hukum sebagai ilmu yang mempunyai objek hukum, menelaah hukum
sebagai suatu gejala atau fenomena kehidupan manusia di manapun dan kapan pun
berada. Seorang yang berkeinginan mengetahui hukum secara mendalam sangat perlu
mempelajari hukum itu dari lahir, tumbuh dan berkembangnya dari masa ke masa
sehingga sejarah hukum besar perannya dalam hal tersebut. Sering kali pengantar ilmu
hukum (PIH) oleh dunia studi hukum dinamakan Ensiklopedia Hukum, yaitu
dalam mempelajari ilmu hukum, sehingga pengantar ilmu hukum merupakan dasar
untuk pelajaran lebih lanjut dalam studi hukum yang mempelajari pengertian-
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan hukum menurut barat?
1
Ishaq pengantar ilmu hukum, (jakarta: Raja Grafindo persada, 2014) hal.3
2. Apa tujuan hukum menurut islam?
3. Bagaimana penjabaran teori etis dalam teori tujuan hukum?
4. Bagaimana penjabaran teori ultitas dalam teori tujuan hukum?
5. Bagaimana penjabaran teori campuran dalam teori tujuan hukum?
C. Tujuan
1. Menegetahui tujuan hukum menurut Barat.
2. Mengetahui tujuan hukum menurut Islam.
3. Mengetahui penjabaran teori etis dalam teori tujuan hukum.
4. Mengetahui penjabaran teori ultitas dalam teori tujuan hukum.
5. Mengetahui penjabaran teori campuran dalam teori tujuan hukum.
BAB II
PEMBAHASAN
taat dan mematuhi hukum2. Secara garis besar , hukum bertujuan untuk
menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum itu harus
pula bersendika pada keadilan dari masyarakat itu. Hampir sama dengan
definisi dalam hukum, rumusan tujuan hukum, antara ahli hukum yang satunya
dengan yang lain berbeda, sebagaimana yang dikemukakan oleh C.S.T. Kansil,
yaitu3:
1. Menurut subekti, hukum itu mengabdi pada tujuan negara yang dalam
yang membawa ketenteraman di dalam dan jika di usik atau d langgar akan
2
Sudarsono, pengantar ilmu hukum, (jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm.48
3
Kansil, pengantar ilmu hukum, 40-45
tertentu,kehormatan,kemerdekaan, jiwa, harta dan benda terhadap pihak
yang merugikannya.
keadilan. Isi hukum semata- mata harus ditentukan oleh kesadaran etis kita
seperti4:
Sumber hukum dalam barat pada hakekatnya sama dengan sumber hukum pada
umumnya, dibedakan menjadi dua, yaitu sumber materiil dan sumber formal. Sumber hukum
materiil adalah faktor-faktor yang turut serta menentukan isi hukum. Sumber-sumber
hukum materiil dapat di tinjau lagi dari berbagai sudut ekonomi,sejarah,sosiologo, filsafat dan
lain- lain. Sumber hukum formal adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang
kekuatan mengikat
4
Heru Susanto, Hand Out Pengantar Ilmu Hukum (Surabaya:Fakultas Hukum Universitas Surabaya,
1999),hal.1.s
peraturan- peraturan agar di taati oleh masyarakat maupun oleh pengak hukum. Dengan kata
lain, sumber hukum formal merupakan causa efficient dari hukum. Yang termasuk dalam
sumber hukum formal adalah undang- undang, kebiasaan, Yurisprudensi, Traktat, perjanjian
dan doktrin.
Al- Qur’an dalam literatur hukum islam sama sekali tidak menyebutkan kata
hukum islam sebagai salah satu istilah. Yang di dalam Al- Qur’an adalah kata
syari’ah,
fiqh, hukum Allah, dan yang seakar dengannya. Istilah hukum islam merupakan
terjemahan dari islamic law dalam literatur Barat.5 Istilah ini kemudian menjadi
populer. Untuk lebih memberikan kejelasan tentang makna hukum islam maka perlu di
ketahui lebih dulu arti masing-masing kata. Kata hukum secara etimologi berasal dari
akar kata bahasa arab, yaitu hakama-yahkumu yang kemudian bentuk masdarnya
menjadi hukman. Lafadz al-hukmu adalah bentuk tunggal dari bentuk jamak Al
Ahkam.
Berdasarkan akar kata hakama tersebut kemudian muncul kata al- hikmah yang
memiliki arti kebijaksanaan. Hal ini dimaksudkan bahwa orang yang memahami
bijaksana.
5
Mardani, Hukum Islam;Pengantar Ilmu Hukum di Indonesia, ( Yogyakarta: pustaka pelajar, 2015),
hal.14 6 Rahmat Rosyadi, Formalisasi Syariat Islam dalam persefektif Tata Hukum Indonesia, (Bogor: Ghalia
Indonesia,2006),hal.46
Mempelajari hukum islam harus mengetahui terlebih dahulu maksud dan tujuan
pembuat hukum dan keadaan atau kejadian yang memerlukan turunnya wahyu suatu
ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW. Para Ahli hukum islam mengklasifikasikan
tujuan-tujuan yang luas dari syariat atau hukum islam sebagai berikut7.
1. Dharuriyyah
Dalam kehidupan manusia, kebutuhan ini merupakan hal penting sehingga tidak dapat
diabaikan. Apabila kebutuhan-kebutuhan ini tidak terjamin, akan terjadi kekacauan dan
dalam kepustakaan hukum islam di sebut dengan istilah al- maqashid alkhamsa atau di
sebut juga al- kulliyat al- khoms (lima hal inti/pokok), yaitu: hifdz ad-din (memelihara
agama ), hifdz an-nafs ( memelihara jiwa), hifdz al- ‘aql (memelihara akal), hifdz an-
2. Hajiyat ( sekunder)
dharuriyat. Apabila kebutuhan hajiyat tidak terpenuhi tidak akan mengancam keselamatan
kehidupan umat manusia, namun manusia tersebuta akan mengalami kesulitan dalam
melakukan suatu kegiatan. Kebutuhan ini merupakan penguat dari kebutuhan dharuriyat9.
3. Tahsiniyyat
perbaikan, yaitu menjadiakan hal-hal yang dapat menghiasi kehidupan sosial dan
menjadikan manusia mampu berbuat dan mengatur urusan hidup lebih baik.
Keperluan ini di sebut tersier atau tahsiniyyat. Ketiadaan perbaikan ini tidak membawa
di lakukan
7
Topo Santoso, membumikan Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hal.19
8
Ibid
9
Ibid
agar peraturan selalu berkesinambungan . perbaikan dalam hal ini mencakup arti kebajikan
(virtues) , cara-cara yang baik ( good manner) dan setiap hal yang melengkapi peningkatan
cara hidup.
makhluk Allah di muka bumi. Oleh karna itu, tidak mengherankan, apabila ada orang
masuk surga hanya karna memberi minum anjing yang kehausan, wanita yang masuk
neraka akibat tidak memberi makan seekor kucing, terdapat larangan buang air kecil di
bawah pohon, dan larangan membakar pepohonan sekalipun sedang dalam keadaan
perang.
hukum memiliki tujuan untuk menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, damai, adil,
masyarakat dapat terlindungi. Dalam beberapa literature ilmu hukum, terdapat tiga
teori tujuan
1. Teori etis
Sebelum membahas teori etis tujuan hukum, alangkah baiknya memahami kata
etis itu sendiri. Di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etis merupakan
sesuai dengan asas perilaku yang di sepakati secara umum, dan berhubungan dengan
etika.
Teori etis pertama kali di kemukakan oleh filsuf yunani, Aristiteles dalam
tujuan suci memberikan setiap orang apa yang menjadi haknya. Menurut teori ini,
hukum semata- mata bertujuan demi keadilan. Isi hukum ditentukan oleh keyakinan
etis kita, mana yang adil dan mana yang tidak. Singkatnya, hukum menurut teori ini
bertujuan
mewujudkan keadilan10. Salah satu pendukung dalam teori ini adalah Geny yang
tindakan yang di kaji dengan suatu norma yang menurut pandangan subjektif
karnakan keadilan sangat luas cukupnya. Keadilan tersebut harus mencakup semua
pihak. Dalam perkembangan sejarah, penilaian keadilan sering berubah, maka tidak
lain.
Dalam teori ini di sebutkan bahwa “ the greates good of the greates number” yang
pada hakikatnya tujuan hukum itu adalah mencari kebahagiaan yang merupakan kemanfaatan
dan hukum itu sendiri, teori ini di anut oleh jeremi Bentham. Dalam teori ini tidak menitik
beratkan bahwa tujuan itu adalah untuk keadilan, sehingga tidak memperhatikan unsur
keadilan dalam tujuan hukum dengan demikian oleh pendapat Prof. Bellefroid yang intinya
menyatakan bahwa “ De Inhould Van hetrecht dient te worden bepaal onder leiding van
twee
10
Dr. Sri Warijiyati, memahami dasar ilmu hukum ( jakarta: prenademedia Group,2018),hlm.23
groundbeginingselen t.w. de rechtvaarheid en de doelmatigheid” yang di terjemahkan kedalam
bahasa indonesia “ isi hukum harus di tentukan menurut dua asas yaitu asas keadilan dan
faedah11” Teori ini di titikberatkan pada hal yang berfaedah bagi orang banyak dan bersifat
Teori ini menitikberatkan pada kepastian hukum yang bertujuan mewujudkan apa
yang berfaedah dengan memberikan kebahagiaan bagi banyak orang. Teori etis dan teori
ultitas sangat bertentangan. Teori etis menitikberatkan keadilan, sedangkan teori ultitas
3.Teori campuran
Dalam teori ini merupakan gabungan dari tujuan hukum menurut Teori Eetis dan
Teori Utilitas, jadi dengan demikian tujuan pokok hukum adalah ketertiban yang menjadi
fundamental dan keadilan berdasarkan perkembangan zaman, hal ini senada dengan pendapat
subekti yang menyatakan “tujuan hukum adalah mengabdi kepada tujuan negara, yaitu
Seperti di jelaskan bahwa tujuan hukum adalah mengabdi kepada tujuan negara.
Di dalam negara indonesia yang menganut hukum positif yang menjadikan tujuan hukum
adalah tujuan negara, dapat di temukan pada alinea ke 4 (empat) pembukaan Undang- Undang
Dasar 1945 yang menyatakan bahwa,” kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan untuk
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadaan sosial, maka
di susunlah
11
Ibid
12
ibid
kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan keluarga Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia13.”
13
ibid
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Secara umum, hukum adalah peraturan tingkah laku manusia, yang di adakan oleh
badan-badan resmi yang berwajib, yang bersifat me-maksa, harus di patuhi,dan memberikan
sanksi tegas bagi pelanggar peraturan tersebut (sanksi itu pasti dan dapat di rasakan nyata
kebutuhan dharuriyyah disebut primer, kebutuhan hajiyyah disebut sekunder, dan kebutuhan
tahsiniyyah
disebut tersier.
Tujuan hukum ada macam teori , yaitu teori etis dan teori utilites (Bentham). Teori
etis mengatakan bahwa tujuan hukum ini se mata- mata hanya untuk keadilan. Menurut teori
ini, isi hukum harus di tentukan oleh kesadaran etis kita mengenai apa yang adil dan apa yang
tidak adil. Teori ultitas mengatakan bahwa hakikatnya tujuan hukum itu adalah mencari
Teori Etis dan Teoti Ultitas, jadi dengan demikiantujuan pokok hukum adalah ketertiban
Dengan berbagai peran hukum, maka hukum memiliki fungsi: “ menertibkan dan
Rohidin. Pengantar Hukum Islam dari ujung semenanjung Arabia hingga Indonesia.
Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books. 2016
Mardani. Hukum Islam; Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka
pelajar, 2015