Anda di halaman 1dari 17

POKOK POKOK HUKUM TATA NEGARA

Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengantar Tata Hukum diIindonesia

DISUSUN OLEH:

1. Ahmad Yansah Dani


2. Harun Al Rasyid
3. Ardiansyah

SEMESTER : IV

DOSEN PENGAMPU:
Andri Muda Nst, M.H

PROGRAM STUDI AHWAL AS SYAKHSIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
T.A.2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam.Rahmat dan
keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga
dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dan tak lupa
penulis bersyukur atas tersusunnya makalah ini.

Sebelumnya kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan kami kesempatan untuk membahas Makalah yang berjudul Pokok-Pokok
Hukum Tata Negara.

Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu
pengetahuan kita semua dan untuk memenuhi tugas mata kuliah.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan pihak-
pihak yang membutuhkan untuk dijadikan literatur. Apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh...

Panyabungan, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI   ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara 3


B. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 6
C. Perkembanagan UUD 1945 10
D. Sistem Pemerintahan Negara 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 13
B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat norma-norma dan aturan-
aturan yang mengatur tingkah laku manusia.Ada pula yang menyebutkan hukum merupakan
aturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang dapat mengatur masyarakat dan dikenai sanksi
jika melanggarnya.
Dengan adanya hukum,tingkat kejahatan akan berkurang.Pemegang kekuasaan tidak
dapat berlaku sewenang-wenang karena telah dibatasi oleh hukum.Selain itu hukum
membantu untuk melindungi hak dan kewajiban setiap warga negara.Maka dari itu negara
harus memiliki sistem hukum yang tepat.
Ketika hukum ditegakkan, maka perkara akan diselesaikan. Dalam penyelesaiannya
perlu melalui proses pengadilan yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Hakikatnya, tujuan
hukum yaitu universal dengan terwujudnya ketentraman, ketertiban dan kesejahteraan
masyarakat.
Hukum juga memiliki beberapa tujuan. Dengan adanya hukum, kemakmuran
masyarakat akan terjamin. Pergaulan masyarakat akan lebih tertata dan menjadi petunjuk atau
pedoman dalam menghadapi keputusan negara. Hukum juga digunakan sebagai sarana
mewujudkan keadilan sosial dan sebagai penegak pembangunan.Semua hukum yang berlaku
di negara manapun pasti memiliki unsur tersendiri.Dengan begitu,hukum yang berlaku dapat
diakui oleh warga negara tersebut.
Hukum memiliki banyak cabang antara lain hukum administrasi negara,hukum
internasional dan hukum tata negara,hukum tata negara juga merupakan sebuah hukum yang
wajib kita ketahui tentang apa-apa saja yang harus dibahas dalam hukum tata negara ini,oleh
karena itu tujuan saya membuat atau mengangkat hokum tata negara sebagai tema makalah
saya adalah untuk bisa menambah wawasan kita tentang apa itu hukum tata negara tersebut.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pokok-Pokok Hukum Tata Negara?
2. Bagaimana Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia?
3. Bagaiamana Perkembanagan UUD 1945?
4. Bagaiamana Sistem Pemerintahan Negara?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pokok-Pokok Hukum Tata Negara
2. Untuk mengetahui Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
3. Untuk mengetahui Perkembanagan UUD 1945
4. Untuk mengetahui Sistem Pemerintahan Negara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara
1. Peristilahan

Hukum Tata Negara dikembangkan di beberapa Negara dengan peristilahan


yang berbeda - beda. Perbedaan peristilahan ini lebih merupakan perbedaan kebahasaan
dan perbedaan cakupan yang dibahas didalamnya. Untuk melihat perbedaan peristilahan
Hukum Tata Negara Di berbagai Negara Perhatikan table berikut ini :

Negara Istilah

PrancisDroit Constitutionnel

Inggris Constitutional Law

Belanda Staatrecht

Jerman verfassungsrecht

Indonesia Hukum Tata Negara

Dalam bahasa Indonesia ,Hukum Tata Negara memiliki istilah lain, yaitu
hukum Negara dan Hukum Konstitusi. Moh. Kusnardi Dan Harmaily Ibrahim menyebut
dua istilah ini, keduanya adalah terjemahan dari Bahasa Belanda, staatsrecht, yang
memiliki arti luas dan sempit. Penggunaan istilah hukum Negara dimaksudkan untuk
membedakan dari Hukum Tata Negara dalam arti sempit.

Factor lain dari penggunaan hukum tata Negara ini di Indonesia adalah factor
sejarah sebagaimana diketahui bahwa Indonesia pernah dijajah belanda, tentu saja
penggunaan istilah dari bahasa Belanda tidak bisa terelakan. Selain Hukum Tata
Negara termasuk juga Hukum Pidana dan Hukum Perdata. Keadaan ini wajar - wajar
saja terjadi, karena cenderung

3
4

pihak penjajah mentrasnfer segala bentuk kehidupan, termasuk masalah ketatanegaraan.1

2. Definisi Hukum Tata Negara

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim mendefinisikan Hukum Tata Negara


sebagai sekumpulan peraturan hukum yang mengatur organisasi Negara, hubungan alat
– alat perlengkapan Negara dalam garis vertical dan horizontal serta kedudukan warga
Negara dan hak hak asasinya. Menurut sarjana barat :

a. Cornelis Van Vollen Hoven

Hukum tata Negara mengatur semua masyarakat hukum atasan dan bawahan
menurut tingkatannya.

b. Van Der Pot

Hukum Tata Negara merupakan peraturan – peraturan yang menentukan berbagai


badan yang demikian diperlukan termasuk wewenang fungsi dalam hubungan antara
badan badan itu dan antara badan badan itu dengan para individu serta kegiatan
kegiatannya.

c. J. A. Logemann

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi Negara.Jadi dapat
disimpulkan Hukum tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi Negara,
hubungan alat perlengkapan Negara susunan dan wewenangnya serta hak dan
kewajiban warga Negara.2

Pengertian Sumber Hukum dan jenis Sumber - sumber Hukum Tata Negara
Indonesia

1. Pengertian Sumber Hukum

Sumber Hukum Adalah sebagai asal usul dari mana sebenarnya suatu Hukum
positif itu menurunkan kekuasaan/kewenangan dan kekuatan memaksa atau
mengikatnya. Sejalan dengan pengertian diatas, Mohd. Tolchah Mansur memberikan
pengertian sumber hukum adalah tempat asal pengambilan, landasan segala Hukum.
Pengertian ini relevansinya dengan apa yang disebut tertib hukum, maksudnya tertib
hukum yang dapat diartikan sebagai tangga urutan mana yang dipertamakan,

1 Prof. Dr. H. Ahmad sukardja, S.H.,M.A, 2012, Hukum Tata Negara & Hukum Administrasi Negara
Dalam Perspektif Fikih Siyasah , Jakarta :Sinar Grafika. hal 7
2 Ibid, Hal. 14
5

dikeduakan dan selanjutnya, dan juga merupakan sumber hukum dan mengandung pula
pengertian tertib yang kedua berasal dan bersumber kepada yang pertama

2. Sumber - sumber Hukum Tata Negara Negara

Berdasarkan pengertian sumber hukum di atas , maka selanjutnya dapatlah


dirumuskan pengertian, bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum tata Negara
adalah ( asal-usul) dari hukum tata Negara itu berasal. Apakah ia berasal dari hukum
yang tertulis dan/atau hukum yang tidak tertulis.

Sumber hukum materil tata Negara adalah sumber hukum yang menentukan isi
kaidah hukum tata Negara. Termasuk ke dalam sumber hukum dalam arti materil ini
misalnya :

a. Dasar dan pandangan hidup bernegara atau dapat di katakana ideologi suatu
Negara
b. Kekuatan kekuatan politik yang berpengaruh pada saat merumuskan kaidah
kaidah hukum tata Negara.

Sumber hukum formil tata Negara menurut Sri soemantri M. adalah konstitusi
atau undang undang dasar.Undang – undang dasar 1945 ( sebagai sumber hukum tata
Negara dalam arti formil), selain ia merupakan hukum dasar tertulis mengatur masalah
kenegaraan ia juga merupakan dasar bagi ketentuan lainnya. Dari undang - undang
dasar 1945 ini mengalir peraturan peraturan pelaksana yang menurut tingkatannya
masing 5 Masing merupakan sumber hukum
formal yaitu :

a. Ketetapan MPR ( Sementara )


b. Undang – Undang/ peraturan pemerintah pengganti Undang undang
c. Peraturan Pemerintah
d. Keputusan Presiden
e. Peraturan pelaksanan lainnya3

B. Persiapan Menjelang Proklamasi


1 Hari-Hari Menjelang Proklamasi di Jakarta

Perang pasifik semakin berkobar. Dimana-mana pasukan Jepang mengalami


kekalahan. Untuk persiapan penyerahan kemerdekaan bangsa Indonesia dari Jepang, maka
3 Tim pengajar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas JAMBI.2006 hal 15-20
6

tanggal 9 Agustus 1945, para pemimpin bangsa Indonesia yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta
dan Dr. Rajiman Widyodiningrat berangkat ke kota Dalat di Vietnam. Maksud keberangkatan
itu adalah untuk membicarakan rencana kemerdekaan bangsa Indonesia dengan pimpinan
Jepang Jenderal Terauchi yang berpusat di kota Dalat. Jenderal Terauchi yang menjadi
panglima tertinggi tentara Jepang di seluruh Asia Tenggara memberitahukan bahwa
pemerintah Jepang di Tokyo telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 ketiga tokoh pemimpin pergerakan Indonesia kembali
dari Dalat menuju Jakarta. Pda saat itu sebenarnya ada hal-hal penting yang belum diketahui
oleh ketiga tokoh tersebut. Karena memang sengaja tidak diberitahu oleh Jepang. Hal-hal
penting yang dimaksud adalah :

a. Pada tanggal 6 Agustus 1945, jam 08.15 pagi Kota Hiroshima dijatuhi bom atom
oleh Amerika Serikat. Lebih dari 70.000 orang penduduk Kota Hiroshima menjadi korban.

a. Tanggal 9 Agustus 1945 bom atom yang kedua dijatuhkan oleh Amerika Serikat di
Kota Nagasaki. Akibat ledakan tersebut lebih dari 75.000 orang penduduk Nagasaki
menjadi korban.

Pemimpin Angkatan Perang Jepang, terutama Kaisar Jepang Hiroshito, berkesimpulan


bahwa tentara Jepang tidak mngkin lagi meneruskan peperangan. Untuk menghindari rakyat
Jepang dari kehancuran, maka pada tanggal 14 Agustus 1945 kaisar memerintahkan untuk
menghentikan perang dan mengakui kekalahan Jepang.

Sultan Syahrir mengetahui kekalahan Jepang dari sekutu segera menemui Bung Hatta
yang baru kembali dari Dalat (Saigo, Vietnam). Sultan Syahrir mendesak agar kemerdekaaan
Indonesia segera diproklamasikan. Kemudian Bung Hatta beserta Sutan Syahrir menuju ke
rumah Bung Karno yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Sutan Syahrir
juga mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.

Bung Karno dan Bung Hatta menolak pengumuman proklamasi kemerdekaan


Indonesia tanpa bertemu dan bermusyawarah lebih dahulu dengan anggota Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) lainnya. Bung Karno dan Bung Hatta berpendapat bahwa
kemerdekaan Indonesia harus dicapai tanpa pertumpahan darah.

Pada tanggal 15 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur Jakarta, para pemuda


mengadakan suatu pertemuan. Pertemuan itu antara lain dihadiri oleh Subadio, Subianti,
7

Margono, Wikana dan Armansyah. Pokok pembicaraan adalah sekitar Proklamasi


Kemerdekaan Indonesia secepat mungkin diumumkan ke seluruh dunia.

2 Peristiwa Rengasdengklok

Pada tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh sekelompok
pemuda ke Rengas Dengklok yakni sebuah tempat di sebelah timur kota Jakarta. Maksud dan
tujuan para pemuda membawa kedua pemimpin tersebut adalah agar Bung Karno dan Bung
Hatta mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya. Bung Karno dan Bung
Hatta adalah pemimpin yang

berwibawa besar dan berpendirian teguh. Beliau tidak mau dipaksa oleh para pemuda. Namn
beliau sangat memahami maksud para pemuda yang dibakar oleh semangat untuk merdeka.
Sementara itu, di Jakarta tercapai kesepakatan antara Mr. Ahmad Subardjo dari golongan tua
dengan Wikana dan Yusuf Kunto dari golongan muda untuk membawa kembali Bung Karno
dan Bung Hatta ke Jakarta. Pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 1945 pukul 16.00 sore,
Mr.Ahmad Subardjo dengan diantar oleh Yusuf Kuntomenuju Rengasdengklok untuk
menjemput kembali Bung Karno dan Bung Hatta. Pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar
pukul 21.00 rombongan meninggalkan Rengasdengklok kembali ke Jakarta.

3. Punyusunan Teks Proklamasi

Rapat yang berlangsung sepanjang malam itu baru berakhir sekitar pukul 04.00 pagi
menjelang sahur. Ketika itu kebetulan bertepatan dengan bulan Ramadhan saaat umat Islam
sedang menjalankan ibadah puasa. Di atas dikatakan bahwa rapat berlangsung di rumah
Laksamana Tadashi Maeda ialah Perwira Tinggi Angkatan Laut Jepang. Ia adalah kawan
baik Mr. Ahmad Subardjo.Dalam rapat itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Naskah proklamasi itu dirumuskan oleh tiga orang, yaitu Bung Karno, Bung Hatta
dan Mr. Ahmad Subardjo. Yang menulis naskah proklamasi adalah Bung Karno. Setelah
selesai Bung Karno membacakan teks itu perlahan- lahan agar peserta rapat yang hadir dapat
mendengarnya. Bung Karno menyarankan agar naskah proklamasi itu ditandatangani oleh
seluruh hadirin. Tetapi setelah diadakan musyawarah, disepakati bahwa naskah proklamasi
itu ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. Kemudian
naskah tulisan tangan Bung Karno itu diketik oleh Sayuti Melik. Soekarno minta kepada
Sayuti Melik untuk mengetik konsepteks proklamasi dengan beberapa perubahan, kemudian
ditanda tangani oleh SoekarnoHatta. Perubahan-perubahan tersebut meliputi:
8

a. kata “ tempoh” diubah menjadi tempo,


b. wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”, dan
c. tulisan “Djakarta, 17-8-’05“ diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun ‘05.

Naskah hasil ketikan Sayuti Melik merupakan naskah proklamasi yang autentik.
Rapat berlangsung sepanjang malam di rumah Laksamana Tadashi Maeda itu berhasil
merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Rapat juga menyetujui supaya
proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan pada pukul 10.00 esok hari pada tanggal 17
Agustus 1945.

4. Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan

Keesokan harinya, hari Jum'at tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00, Ir. Soekarno
didampingi oleh Drs. Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa itu
terjadi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi). Setelah
mengucapkan pidato singkat, kemudian

Soekarno membaca naskah proklamasi kemerdekaan. Barisan pelopor dan para


pemuda menyaksikan peristiwa yang sangat penting itu dengan penuh hikmat. Sejak tanggal
17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka yang bebas dari belenggu
penjajah. Nasib bangsa dan tanah air sekarang terletak di tangan bangsa Indonesia sendiri.
Kemerdekaan itu dapat kita rebut berkat persatuan dan kesatuan dalam perjuangan mengusir
penjajah.

Proklamasi kemerdekaan itu segera disebarluaskan ke seluruh tanah air bahkan


seluruh dunia melalui radio, surat kabar dan kurir. Dalam waktu singkat berita tentang
proklamasi itu telah sampai di seluruh tanah air. Bahkan seluruh dunia juga ikut
mendengarkannya. Seluruh bangsa Indonesia menyambut proklamasi itu dengan gegap
gempita. Para pemuda mengobarkan semangat rakyat. Pekik perjuangan merdeka,
berkumandang di seluruh tanah air. Sang Merah Putih segera dikibarkan di setiap rumah di
seluruh tanah air. Di dada para pemuda dan pejuang disematkan lencana Merah Putih.
Pekikan-pekikan pejuang berkumandang di mana-mana. Merdeka atau mati, Sekali merdeka
tetap merdeka, Bangsa Indonesia anti penjajah, Merdeka... Merdeka.

C. Perkembangan UUD 1945


9

Sebagai Negara yang berdasarkan atas hukum, tentu saja Indonesia memiliki suatu
konstitusi. Konstitusi yang dikenal di Indonesia dikenal dengan UUD 1945. Eksistensi UUD
1945 sebagai konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang hingga akhirnya
diterima oleh seluruh rakyat sebagai landasan Hukum bagi pelaksanaan kenegaraan di
Indonesia.4

Undang-undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juli 1945 oleh
badan Penyelidik Usaha- usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam
bahasa Jepang dikenal dengan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang beranggotakan 62 orang,
diketahui Mr. Radjiman Widyodiningrat. Tugas pokok badan ini ialah menyusun rancangan
UUD. Namun dalam praktik persidangan nya berjalan berkepanjangan, khususnya pada saat
membhas masalah dasar Negara.

Di akhir siding I, BPUPKI berhasil membentuk panitia kecil yang disebut dengan
panitia Sembilan. Panitia ini pada 22 Juni 1945 berhasil mencapai kompromi untuk
menyetujui sebuah naskah mukadimah UUD. Hasil panitia 9 ini kemudian diterima dalam
sidang II BPUPKI tanggal 11 Juli 1945. Setelah itu Soekarno membentuk panitia kecil pada
tanggal 16 Juli 1945 yang diketuai Oleh Soepomo dengan tugas meyusun rancangan UUD
dan membentuk panitia untuk mempersiapkan Kemerdekaan, yaitu panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Keanggotaan PPKI berjumlah 21 orang dengan ketua Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Wakilnya. Para anggota PPKI antara lain Mr. Radjiman
Wedyodiningrat, Ki Bagus Hadikoesoemo, Otto Iskandardinata, Pangeran Purbowo,
Pangeran Soerjohamidjojo, Soetarjo Kartohamidjojo, Prof. Dr. Mr. Soepomo, Abdul Kadir,
Drs. Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir ( Sumatera), Mr. AbdulAbbas (Sumatera), Dr.
Ratu Langi, Andi Pangerang (keduanya dari Sulawesi), Mr. Latuharhari, Mr. Pudja (Bali),
AH. Hamidan ( Kalimantan), R. P. Soeroso, Abdul Wachid Hasyim, dan Mr. Mohammad
Hassan (sumatera).

UUD 1945 sering disebut dengan “UUD Proklamasi”. Dikatakan demikiankarena


kemunculannya bersamaan dengan lahirnya Negara Indonesia melalui Proklamasi
Kemerdekaan RI, 17Agustus 1945. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pergulatan pemikiran,
khususnya pengaturan HAM dalam konstitusi begitu intens terjadi dalam persidangan
BPUPKI dan PPKI.

4 Manulana Arafat, 2019, Pembelajaran PPKN di MI/SD, Bandung: Manggu Makmur Tanjung Lestari,
hlm. 71
10

D. Sistem Pemerintahan Indonesia


a. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Konstitusi RIS5

Sistem Pemerintahan Indonesia menurut konstitusi RIS adalah sistem Pemerintah


Parlementer yang tidak murni. Pasal 118 konstitusi RIS antara lain :

a. Presiden tidak dapat di ganggu gugat


b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah

Ketentuan pasal tersebut menunjukkan bahwa RIS mempergunakan sistem


pertanggung jawaban menteri.

b. Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUDS 1950

UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan seperti yang
diatur dalam konstitusi RIS. Di dalam pasal 83 UUDS 1950 dinyatakan :

a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat


b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik
bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-
sendiri.
c. Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum diamandemen:
a. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.
b. DPR sebagai pembuat UU.
c. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.
d. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.
e. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.
f. BPK pengaudit keuangan.
d. Sistem Pemerintahan setelah amandemen
a. MPR bukan lembaga tertinggi lagi.
b. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh
rakyat.
c. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
d. Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
e. Kekuasaan Legislatif lebih dominan.

Negara indonesia adalah negara yang berbentuk republik. Pemerintahan republik


adalah suatu pemerintahan dimana seluruh atau sebagian rakyat memegang kekuasaan yang
5 Muthali’in, Achmad 2012 Bahan Ajar PLPG Pendalaman Materi Bidang Studi PKN SD Surakarta
11

tertinggi di dalam negara. Oleh karena itu, kadaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut undang-undang dasar.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia

a. Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.
b. Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak dibayangi
krisis kabinet.
c. Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR.

Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia

a. Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di tangan


Presiden.
b. Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.
c. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.
d. Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan makalah ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa Hukum Tata
Negara adalah hokum yang mengatur organisasi negara, hubungan alat perlengkapan
Negara susunan dan wewenangnya serta hak dan kewajibannya warga Negara, serta
Hukum Tata Negara juga mempunyai sumber – sumber Hukum yang menunjang dalam
pelaksanaan penyelenggaraan Negara serta Asas - asas yang berlaku dalam Hukum Tata
Negara

Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan


dan kerja keras bangsa Indonesia sendiri.

Sepatutnyalah kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan


kehidupan Indonesia dengan tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

Undang-undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juli


1945 oleh badan Penyelidik Usaha- usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau dalam bahasa Jepang dikenal dengan Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai yang beranggotakan 62 orang, diketahui Mr. Radjiman
Widyodiningrat.

UUD 1945 memiliki kedudukan yang tetap dan melekat bagi negara
Republik Indonesia. Oleh sebab itu, pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah
oleh siapapun, termasuk DPR dan MPR sesuai dengan sifat konstitutifnya pasal
3 dan pasal 37 UUD 1945. Mengubah UUD 1945 berarti meniadakan negara
Republik Indonesia.

Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga


yang bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain

13
14

menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara


dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif,
birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur
lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri.

B. Saran

Demikianlah uraian yang dapat saya sampaikan. Mudah-mudahan dengan uraian yang
ini dapat menambah pengetahuan kita dan berguna dalam kehidupan kita. Makanya saya
mengharap kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
DAFTAR PUSTAKA

Arafat, Maulana. 2019. Pembelajaran PPKn di MI/SD kelas Tinggi. Bandung: Manggu
Makmur Tanjung Lestari.

Tim pengajar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas JAMBI.2006

Prof. Dr. H. Ahmad sukardja, S.H.,M.A, 2012, Hukum Tata Negara & Hukum Administrasi
Negara Dalam Perspektif Fikih Siyasah , Jakarta :Sinar Grafika.
Muthali’in, Achmad 2012 Bahan Ajar PLPG Pendalaman Materi Bidang Studi PKN SD
Surakarta

Anda mungkin juga menyukai