Anda di halaman 1dari 24

RUANG LINGKUP DAN RENCANA PENGEMBANGAN

SEKOLAH/MADRASAH
Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Sekolah dan Madrasah

DISUSUN OLEH:

DWI VIKA RAHMI NASUTION


NIM : 20120005

SEMESTER : II

DOSEN PENGAMPU:
WAHYU FITRINA DEFI, M.Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
T.A.2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta
alam.Rahmat dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia
hingga akhir zaman. Dan tak lupa penulis bersyukur atas tersusunnya makalah ini.

Sebelumnya kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu


yang telah memberikan kami kesempatan untuk membahas Makalah yang berjudul
Ruang Lingkup dan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah.

Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu
pengetahuan kita semua dan untuk memenuhi tugas mata kuliah.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan
pihak-pihak yang membutuhkan untuk dijadikan literatur. Apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh...

Panyabungan, 12 Maret 2021

DWI VIKA RAHMI NASUTION


NIM : 20120005

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang  1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Manajemnen Pendidikan 3
B. Ruang Lingkup Manajemen Madrasah 5
C. Pengertian Rencana Pengembangan Sekolah  (RPS) 6
D. Tujuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) 8
E. Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) 10
F. Kriteria RPS yang Baik 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat
kompleks karena sekolah sebagai organisasi didalamnya terdapat berbagai
dimensi satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat
unik, menunjukkan balwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu
yang tidak dimiliki oleh organisai-organisasi lain. Ciri-ciri yang menempatkan
sckolah memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi proses belajar mengajar,
tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia. Karena sifatnya
yang kompleks dan unik tersebutlah, sekolah sebagai organisasi memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi. Untuk meralisasikan tujuan pendidikan nasional
setiap sekolah perlu melakukan manajemen sekolah agar tujuan kegiatan belajar
mengajar dapat berlangsung secara leralur. efektif dan efisien. Sekolah merupakan
lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan dibina agar mereka
memiliki kemampuan. kecerdasan dan keterampilan Dalam proses pendidikan
diperlukan pembinaan secara terkoordinasi dan terarah Agar pemahaman kita
tentang manajemen pendidikan lebih luas dan komprehensif, maka penulis
menyusunnya dalam sebuah makalah dengan judul "Ruang Lingkup Manajemen
Pendidikan". Semoea bermanfaat dan herguna untuk pribadi penulis dan реmbaca
pada итumnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah:

1. Apa pengertian Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)?

2. Apa Landasan Hukum RPS?

3. Bagaimana Pentingnya RPS?

4. Apa Tujuan RPS?

1
5. Bagaimana Proses Penyusunan RPS?

6. Bagaimana Kriteria RPS yang baik?

2
2

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulis makalah ini


adalah:

1. Untuk Mengetahui pengertian Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)

2. Untuk Mengetahui Landasan Hukum RPS

3. Untuk Mengetahui Pentingnya RPS

4. Untuk Mengetahui Tujuan RPS

5. Untuk Mengetahui Proses Penyusdunan RPS

6. Untuk Mengetahui Kriteria RPS yang baik

7.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Manajemnen Pendidikan


Dalam membicarakan ruang lingkup manajemen pendidikan ini akan
dilihat dari 4 sudut pandang. yaitu dari sudut wilayah kerja, ohjek garapan. fungsi
atau urutan kegiatan dan pelaksana.1
1. Rung lingkup menurut wilayah kurja.
Berdasarkan atat tinjauan wilayah kerja, ruang lingkup manajemen
pendidikan dipisahkan menjadi:
a. Manajemen pendidikan seluruh Negara, yaitu manajemen pendidikan
untuk urusan nasional. Yang ditaneani dalam lingkup ini bukan hanya
pelaksaan pendidikan di sekolah saja tetapi juga pendidikan luar sekolah,
pendidikan pemuda, penylenggaraan laihanpenelitian, pengembangan
masalah-masalah pendidikan scrta meliputi pula kebudayaan dan kesenian
b. Manjemen pndidikan satu provinsi, yaitu manajemen pendidikan yang
meliputi wilayah kerja satu propinsi yang pelaksanaannya dibantu lebih
lanjut oleh petugas manajemen pendidikan di kabupaten dan kecamatan
c. Manajemen pendidikn salu kabupaten/kota, yailu manajen pelidikan yan
melipui wilayah kerja satu kabupaten/kota, meliputi semua urusan
pendidikan memuat  jenjang dan jenis.
d. Manajemen pendidikan satu unit kerja. Pengertian dalam manajemen unit
ini lebih dititikberatkan pada satu unit kerja yang langsung menangani
pekerjaan mendidik misalnya; sekolah, pusat latihan, pusat pendidikan,
dan kursus kursus. Dengan demikian ciri unit adalah adanya (1) Pemberi
pelajaran. (2) Bahan yang diajarkan. (3) Penerima pelajaran, ditambah
semua sarana penunjangnya.
e. Manajemen kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil dalam usaha
pendidikan yang justru merupakan "dapur inti dari selurih jenis

1 Prof. Dr. Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia S.Pd. 2008. Manajemen Pendidikan.
(Yogyakarta: Aditya Media). Hal. 5-8.

3
4

manajemen pendidikan Dalam manajemen kelas inilah kemudian terdapat


istilah "pengelolaan kelas" baik yang bersifat instruksional maupun
manajerial
2. Ruang lingkup menurut objek garapan
Yang dimaksud dengan objek garapan manjemen pendidikn dalam uraian
ini adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak
langsung terlibat dalam kegiatan mendidik. Sebagai titik pusat pandangan adalah
kegiatan mendidik di sekolah. Namun karena kegiatan disekolah tersebut tidak
dapat dipisahkan dari jalur-jalur lingkungan formal maupun non-farmal, maka
tentu juga dibahas lingkup sistem pendidikan sampai ke tingkat pusat. Ditinjau
dari objek garapan manjemen pendidikan, dengan titik tolak pada kegiatan "dapur
inti" yaitu kegiatan belajar-mengajar di kelas, maka sekurang-kurangnya ada 8
obyek garapan, yaiu :
a. Мanajemen siswa
b. Manajemen personil sekolah
c. Manajemen kurikulum
d. Мanajemen sarana atau material
e. Manajemen tatalaksana pendidikan
f. Manjcmen pembiayaan
g. Manjemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan
h. Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan
3. Menurut fungsi atau uruan kegiatan
Adapun fungsi manjemen atau pengeloaan ini adalah
a. Merencanakan
b. Mengorganisasikan
c. Mengarahkan
d. Mengkoordinasikan
e. Mengkomunikasikan
f. Mengawasi atau mengevaluasi
Bagaimanapun pembagiannya, atau apapun sebutannya, unsur-unsur
kegiatan tersebut  tetap berkaitan satu sama lain. Kaitan tersebut bersifat bolak
5

balik. Jadi misalnya kita herpikir tentang perencanaan, tentu telah berpikir pula
bagaimana nanti  hentuk organisasinya, siapa-siapa yang akan menangani tugas,
bagaimana pengarahannya dan sebagainya
4. Menurut pelaksana
Banyak orang mengira bahwa bertanggungjawab melaksanakan manjemen
pendidikan  hanyalah kepala sekolah dan staf tata usha Pandangan seperi itu
keliru. Manajemen adalah suatu kegiatan yang sifatnya melayani. Dalam kegiatan
belajar mengajar, manajemen herfungsi untuk melancarkan jalannya proses
tersehut, atau membantu teralksananya kegiatan mencapai tujuan agar diperoleh
hasi yang efektif dan efisien Dalam lingkungan kelas, guru adalah administrator.
Guru harus melaksakan kegiatan manajemen. Di lingkungan sekolah, kepala
sekolah adalah administrator. Dengan pengertian bahwa manjemen adalah
pengelolaan, manjemen, maka kepala sekulah bertindak sebagai manajer di
sekolah yang dipimpinnya Selain para administrator di sekolah, masih ada lagi
pelaksana manjemen pendidikan yaitu orang-orang yang bekerja di kanto-kantor
pendidikan dan pusat- pusat latihan atau di kursus-kursus mempunyai peranan dan
tugas seperti pelaksana di skolah.

B. Ruang Lingkup Manajemen Madrasah


Manajement yang bagaimanapun memang tidak pernah lepas dari sebuah
kultur kedewasaan yang termanuskrip dalam keseragaman dan kebudayaan dari
daerah tertentu ,berdasar dari itu pula manajemen mempunyai ruang lingkup yang
berbeda ,di pandang dari berbagia aspek manajemen itu sendiri merupakan suatu
pengorganisiran yang mempunyai kepemimpinan dan landasan filosofis maupun
teologis, apa lagi bila sebuah manajement itu  di prioritaskan pada latar belakang
madrasah
a. lingkungan luar (eksternal)
a) lingkungan umum, meliputi ekonomi, politik, hukum, sosio kultural
(budaya), teknologi, dimensi internasional (seperti globalisasi dan
paham ekonomi), dan kondisi lingkungan alam.
b) lingkungan khusus (tugas), meliputi pemilik (stockholder), customer,
6

klien, pemasok (suplier), pesaing, suplai tenaga kerja, badan


pemerintah, lembaga keuangan, media, dan serikat pekerja.
b. lingkungan dalam (internal)
a) Manusia (specialized dan manajerial personal).
b) Finansial (sumber, alokasi, dan control dana).
c) Fisik (gedung, kantor, dll.).
d) Sistem dan Teknologi.
e) Sistem nilai dan Budaya Organisasi.

C. Pengertian Rencana Pengembangan Sekolah  (RPS)


Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumberdaya yang tersedia. RPS adalah dokumen tentang gambaran kegiatan
sekolah di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan sekolah
yang telah ditetapkan.2
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari
salah satu fungsi manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki
sekolah. RPS berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku
sekolah dalam rangka menuju tujuan sekolah yang lebih baik (peningkatan,
pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian
masa depan. Berdasarkan pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku,
khususnya pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP), mulai sekarang setiap sekolah pada semua satuan,
jenis dan jenjang pendidikan termasuk SMP harus memenuhi SNP tersebut. Salah
satu upaya untuk mencapai SNP, setiap sekolah wajib membuat RPS. Standar
Nasional Pendidikan yang harus dicapai oleh tiap sekolah tersebut meliputi
standar kelulusan, kurikulum, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian pendidikan. Sangat
dimungkinkan suatu sekolah telah memenuhi standar kelulusan tetapi fasilitasnya
belum standar atau sebaliknya. Suatu sekolah sekarang kondisinya kurang dalam

2 Baharuddin, dll, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: UIN Maliki Press, 2010), hal. 102.
7

standar fasilitas seperti ruang kelas,laboratorium, buku, dan sebagainya dan secara
bertahap akan dipenuhi selama kurun waktu tertentu. Sementara itu kondisi
gurunya telah memenuhi SNP. Oleh karena itu dipandang sangat penting adanya
suatu pedoman pencapaian SNP yang mampu memberikan arah dan pegangan
bagi tiap sekolah dalam rangka pencapaian SNP tersebut. Rencana Pengembangan
Sekolah (RPS) diharapkan menjadi salah satu cara untuk mengatasi permasalahan
tersebut, baik bagi sekolah rintisan, potensial maupun nasional. 3 RPS sangat
penting manfaatnya bagi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk penyusunan
rencana pendidikan di daerahnya. Semua RPS di Kabupaten/Kota dapat dijadikan
dasar bagi penyusunan Rencana Pengembangan Pendidikan Kabupaten atau Kota
(RPPK). Dengan cara ini, RPPK akan lebih relevan dengan kebutuhan setiap
sekolah di daerahnya. Demikian manfaat bagi Dinas Pendidikan Tingkat Propinsi.
Dalam membuat Rencana Pengembangan Pendidikan Propinsi (RPPP) harus
didasarkan atas semua RPPK yang ada di daerahnya. Demikian juga pada tingkat
nasional, RPPP dapat digunakan sebagai informasi bagi penyusunan Rencana
Pengembangan Pendidikan Nasional (RPPN). 4
Adapun tujuan adanya pedoman penyusuan Rencana Pengembangan
Sekolah (RPS) ini antara lain adalah:
1. Untuk memberikan pedoman bagi semua jenis kelompok sekolah, yaitu
sekolah rintisan, potensial, dan nasional dalam membuat Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS).
2. Untuk memberikan pedoman bagi semua Dinas Pendidikan
Kabupaten atau Kota dalam membuat Rencana Pengembangan Pendidikan
Kabupaten  atau Kota (RPPK).
3. Untuk memberikan pedoman bagi semua Dinas Pendidikan Propinsi dalam
membuat Rencana Pengembangan Pendidikan Propinsi (RPPP).
4. Untuk memberikan pedoman bagi Departemen Pendidikan Nasional dalam
membuat Rencana Pengembangan Pendidikan Nasional (RPPN).
5. Untuk memberikan pedoman bagi semua sekolah dalam mencapai SNP,

3 Ibid, 106.
4 Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), Depdiknas, 2010
8

sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya.


6. Untuk memberikan pedoman bagi semua stakeholder di daerah atau pusat
dalam partisipasinya kepada sekolah untuk mencapai SNP.
7. RPS digunakan sebagai dasar atau acuan bagi pihak-pihak terkait dalam
melakukan monitoring, evaluasi, pembinaan dan pembimbingan kepada
sekolah.5

D. Pentingnya Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)


RPS penting dimiliki untuk memberi arah dan bimbingan para pelaku
sekolah dalam rangka menuju perubahan atau tujuan sekolah yang lebih baik
(peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi
ketidakpastian masa depan. Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan
salah satu wujud dari salah satu fungsi manajemen sekolah yang amat penting
yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan
bagi para pelaku sekolah dalam rangka menuju tujuan sekolah yang lebih baik
(peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi
ketidakpastian masa depan. Berdasarkan pada ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku, khususnya pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), mulai sekarang setiap sekolah pada
semua satuan, jenis dan jenjang pendidikan termasuk SMP harus memenuhi SNP
tersebut.

E. Tujuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)


1. Tujuan Perencanaan Pendidikan dan Perencanaan Sekolah
a. Tujuan perencanaan pendidikan:
a) Mendukung koordinasi antarpelaku pendidikan.
b) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antara
sekolah dengan dinas pendidikan, dinas pendidikan propinsi, dan pusa
c) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.

5 Soetopo, Hendyat, 2010,  Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, hal 218.
9

d) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya


penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
b. Tujuan  Rencana Pengembangan Sekolah  (RPS)
a) Menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat
dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil.
b) Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah.
c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku
sekolah, antarsekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota, dan
antarwaktu.
d) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
e) Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat, danmenjamin
tercapainya penggunaan sumber-daya secara efisien, efektif, berkeadilan
dan berkelanjutan.
f) Sebagai dasar ketika melaksanakan monitoring dan evaluasi pada akhir
program

2. Sistem Perencanaan Sekolah dan Rentang Waktu RPS

Sistem Perencanaan Sekolah adalah satu kesatuan tata cara perencanaan


sekolah untuk menghasilkan rencana-rencana sekolah (RPS) dalam jangka
panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara sekolah dan masyarakat (diwakili oleh komite sekolah). Perbedaan
antara satu dengan lainnya adalah:
a. RPS Jangka Panjang adalah dokumen perencanaan sekolah untuk periode
20 (dua puluh) tahun.
b. RPS Jangka Menengah (Rencana Strategis) adalah dokumen perencanaan
sekolah untuk periode 5 (lima) tahun.
c. RPS Tahunan adalah dokumen perencanaan sekolah untuk periode 1 (satu)
10

tahun.6

6 Muhaimin, 2009, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal.


113-124.
10

F. Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)

Dalam penyusunan RPS harus menerapkan prinsip-prinsip: memperbaiki


prestasi belajar siswa, membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan
atau pengembangan), sistematis, terarah, terpadu (saling terkait & sepadan),
menyeluruh, tanggap terhadap perubahan, demand driven (berdasarkan
kebutuhan), partisipasi, keterwakilan, transparansi, data driven, realistik sesuai
dengan hasil analisis SWOT, dan mendasarkan pada hasil review dan evaluasi.
1. Penyusunan dan Pelaksanaan RPS

Faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap sekolah adalah


konsistensi anatara perencanaan dengan pelaksanaan pengembangan sekolah.
Perencanaan sekolah yang baik akan memberikan kontribusi keberhasilan yang
besar dalam implementasinya.

Sedangkan perencanaan yang kurang baik akan memberikan dampak yang


kurang baik pula terhadap impelemntasinya. Oleh karena itu dalam setiap
membuat RPS, sekolah harus mempertimbangkan berbagai faktor yang
mempengaruhi seperti kondisi lingkungan strategis, kondisi sekolah saat ini, dan
harapan masa datang.7
2. Langkah-langkah Penyusunan RPS: Rencana Strategis (Renstra) dan
Rencana Operasional (Renop)

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa RPS berisi dua rencana


pengembangan pendidikan ditinjau dari jangka waktunya, yaitu Rencana Strategis
(Renstra) Sekolah dalam jangka menengah (lima tahunan) dan Rencana
Operasional (Renop) Sekolah dalam jangka pendek (satu tahunan). Renstra
menggambarkan suatu perencanaan pengembangan sekolah yang menggambarkan
tentang program-program sekolah yang akan dilaksanakan dan dicapai selama
kurun waktu lima tahun. Program-program tersebut lebih bersifat garis besar, baik
menyangkut fisik maupun non fisik, yang semuanya mengacu kepada SNP.

7 Ibid, hal. 113-124.


11

Sedangkan Renop merupakan bagian tak terpisahkan dari Renstra, dan lebih
merupakan penjabaran operasional dari Renstra. Program-program dalam Renop
lebih detail yang akan dilaksankan dan dicapai dalam satu tahun.
11

Dengan demikian Renstra dibuat pada awal tahun untuk lima tahun
mendatang, sedangkan Renop dibuat pada tahun pertama dari lima tahun yang
akan dilaksanakan. Baik dalam Renstra maupun Renop semua sumber dana dan
alokasi biaya sudah dapat diprediksi sebelumnya. Dalam hal program, baik
Renstra maupun Renop harus memperhatikan kebutuhan sekolah, masyarakat
serta sesuai dengan RPPP dan RPPN.
3. Langkah-langkah penyusunan Renstra dalam RPS:
Secara lebih rinci dalam pentahapan proses penyusunan RPS adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah
b. Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah saat ini
c. Melakukan  analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan 5 tahun
kedepan
d. Menentukan kesenjangan antara situasi pendidikan sekolah saat ini dan
yang diharapkan 5 tahun kedepan
e. Merumuskan visi
f. Merumuskan misi sekolah
g. Merumuskan tujuan sekolah selama lima (5) tahun ke depan
h. Merumuskan  program-program strategis untuk mencapai tujuan jangka
menengah (5 tahun)
i. Menentukan strategi pelaksanaan
j. Menentukan milestone (output apa dan kapan dicapainya)
k. Menentukan rencana biaya (alokasi dana)
l. Membuat rencana pemantauan dan evaluasi
4. Langkah-langkah Penyusunan Renop dalam RPS:
Renop disusun berdasarkan Renstra, dan tidak boleh menyimpang dari
Renstra. Sehingga antara Renstra dan Renop harus terkait dan ada benang
merahnya. Renstra dan Renop inilah yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai
dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi, pembinaan, dan pembimbingan
12

oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah.  Adapun langkah-


langkah penyusunan Renop adalah sebagai berikut:
12

a. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah


b. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini
c. Melakukan analisis pendidikan sekolah 1 tahun kedepan (yang diharapkan)
d. Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu (1)
tahun kedepan
e. Merumuskan tujuan tahunan/tujuan jangka pendek (sasaran)
f. Mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk
mencapai setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya
g. Melakukan analisis SWOT (mengenali tingkat kesiapan masing-masing
urusan sekolah melalui analisis SWOT)
h. Menyusun langkah-langkah pemecahan persoalan, yaitu mengubah
ketidaksiapan menjadi kesiapan urusan sekolah.
i. Menyusun rencana program sekolah
j. Menentukan milestone (output apa & kapan dicapai)
k. Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)
l. Menyusun rencana pelaksanaan program
m. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi
n. Membuat jadwal pelaksanaan program
o. Menentukan penanggungjawab program atau kegiatan

Adapun yang menjadi ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan ketika


menyusun Renop sekolah adalah:
a. Menggunakan strategi analisis swot
b. Analisis swot dilakukan setiap tahun
c. Renop merupakan pemjabaran dari renstra
d. Program yang direncanakan lebih operasional
e. Ada benang merah antara tujuan lima tahunan dan sasaran (tujuan) satu
tahunan
f. Rencana dan program sekolah harus memperhatikan hasil  analisis SWOT
g. Penulisan Renop juga mengacu pada buku MBS-2.8

8 Qomar, Mujamil, 2010, Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: PT Gelora Aksara, hal. 67-78.
13
13

G. Kriteria RPS yang Baik

RPS yang baik, harus mengalami proses evaluasi terlebih dahulu. Hasil
evaluasi ini akan digunakan sebagai masukan bagi pengambilan keputusan
sekolah.9

Suatu perencanaan pengembangan dapat dikatakan baik apabila memenuhi


kriteria sebagai berikut :
a. Keluasan, cakupan, dan ketajaman analisis lingkungan strategis sekolah,
b. Keluasan, cakupan, dan ketajman analisis situasi pendidikan sekolah saat
ini,
c. Kualitas dan kuantitas situasi pendidikan sekolah yang di harapkan.
d. Analisis kesesuaian
e. Kelengkapan elemen Renstra
f. Cakupan jenis perencanaan (pemerataan, kualitas, efisiensi, relevansi dan
kapasitas)
g. kemanfaatan serta kesesuaian Renstra dan Renop dengan permasalahan
pendidikan
h. Kelayakan strategi implementasi Renstra dan Renop
i. Kelayakan rencana monitoring dan evaluasi
j. Kecukupan, kemutakhiran, dan kerelevansian data
k. Kelayakan anggaran antara rencana pendidikan, pendapatan, dan rencana
pembelajaran
l. Tingkat partisipasi dan keinklusifan unsur-unsur yang terkait dengan
perencanaan
m. Sustainabilitas SDM, EMIS, dana pendukun , dsb
n. Sistem, proses/prosedur, dan mekanisme penyusun RPS
o. Kelengkapan elemen Renop.

9 Komariah, Aan dan Triatna, Cepi, 2008,  Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif,
Jakarta: Bumi Aksara, h. 5-6
14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Makalah RPS ini dikembangkan sebagai model minimal untuk bisa


dikembangkan lebih jauh tanpa mengurangi aspek-aspek yang ada. Pedoman
penyusunan ini dipergunakan oleh semua sekolah dalam rangka
menyelenggarakan pendidikan, baik sekolah dalam kelompok rintisan, potensial
maupun nasional,juga dapat dipergunakan oleh sekolah, Dinas Pendidikan
Kabupaten atau Kota dan Propinsi dalam upaya pencapaian pendidikan yang
efisien, efektif, relevan, dan merata.
Isi utama yang harus dikembangkan dalam RPS tiap sekolah adalah semua
aspek yang mengarah kepada Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagaimana
diamanatkan dalam UUSPN maupun PP Nomor 19 Tahun 2005. Diharapkan ke
depan semua sekolah tidak ada lagi yang masuk kelompok rintisan dan potensial,
tetapi menjadi sekolah berstandar nasional. Bahkan diharapkan semua sekolah
menjadi sekolah yang memenuhi SNP.

B. Saran

Demikianlah uraian yang dapat saya sampaikan. Mudah-mudahan dengan


uraian yang ini dapat menambah pengetahuan kita dan berguna dalam kehidupan
kita. Makanya saya mengharap kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin

14
DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah dan Cepi Triatna. 2008. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.
Jakarta: Bumi Aksara,

Baharuddin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta: UIN Maliki Press.

Depdiknas. 2010. Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS).

Hendyat Soetopo. 2010. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. 2009. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mujamil Qomar. 2010. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: PT Gelora Aksara.

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan.


Yogyakarta:Aditya Media.

Anda mungkin juga menyukai