Anda di halaman 1dari 12

TEORI PERENCANAAN PENDIDIKAN

Makalah
Diajukan dan dipresentasikan pada Mata Kuliah Perencanaan Pendidikan
Manajemen Pendidikan Islam UIN Alauddin Makassar

Oleh Kelompok V

SAHRUL
NIM: 20300122006
ZULFADLIL HAFIDZUN MUBARAQ
NIM: 20300122009

Dosen Pengampu

Haeril, S, Pd., M.Pd.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2O22
KATA PENGANTAR

‫الرِحْيم‬ َّ ِ‫بِ ْس ِم هللا‬


َّ ‫الر ْْحَ ِن‬

.‫َْجَعِ ْْي‬
ْ ‫ص َحبِ ِه أ‬ ِِ ِ ِ ِ َّ ‫ب الْ َعالَ ِم ْْي َو‬
ْ ‫السالَ ُم َعلَى اَ ْشَرف االْنْبِيَاء َوالْ ُم ْر َسلْي َو َعلَى اَله َو‬
َّ ‫الصالَةُ َو‬ ِّ ‫ا ْْلَ ْم ُد هلل ّر‬
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat tugas makalah yang berjudul "Teori Perencanaan Pendidikan"
dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan


Pendidikan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang apa dan
bagaimana cara pengambilan keputusan dalam manajemen dengan baik dan benar.

Penulis mengucapkan terima kasaih kepada semua pihak yang telah


membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 12 april 2023

SAHRUL

Zulfadlil Hafidzun Mubaraq

ii
DAFTAR ISI

TEORI PERENCANAAN PENDIDIKAN .......................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Pengertian Perencanaan Pendidikan Menurut Para Ahli ........................ 2
B. Teori Perencanaan Pendidikan .................................................................. 3
C. Tujuan Perencanaan Pendidikan............................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 8
A. Kesimpulan .................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengenal orang yang masih
senang bermalas-malasan, menghamburkan waktu tanpa berbuat sesuatu yang
positif, dan waktu hilang dengan percuma. Dalam kondisi seperti ini, Al-Ghazali
pernah mengatakan bahwa jika manusia malas, maka akan kehilangan kesempatan
memperoleh kebermaknaan hidup. Jika waktu yang banyak terbuang, dapat
berakibat hilangnya manfaat hidup. Bahkan jika dikalkulasikan, waktu yang tidak
digunakan oleh manusia sangat banyak. Kita bisa menghitung jika seseorang tidur
8 jam perhari, maka dari total usianya (jika hidup 60 tahun) 20 tahun hanya untuk
tidur. 40 tahun yang waktu efektif terbagi dalam banyak aktivitas, kerja, main,
santai, keluarga, belajar, dan sebagainya.
Begitu halnya dengan pendidikan, karena pendidikan adalah ujung
tombak dari keberhasilan, maka pendidikan pun harus direncanakan sebelum
dilaksanakan agar memperoleh hasil sesuai apa yang diharapkan. Jika pendidikan
di sebuah negara itu berhasil maka kemajuan pun akan semakin pesat, akan tetapi
sebaliknya jika pendidikan itu gagal maka negara itu akan mengalami kemunduran
atau ketertinggalan.
Untuk meraih keberhasilah dalam pendidikan tidaklah lepas dari
perencanaan, karena dalam perencanaan-perencanaan itulah disusun target-target
atau harapan-harapan dan juga metode-metode yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan itu agar menghasilkan produk yang maksimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan pendidikan menurut para ahli?
2. Apa saja teori perencanaan pendidikan?
3. Apa tujuan teori perencanaan pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan pendidikan menurut para ahli.
2. Untuk mengetahui teori perencanaan pendidikan.
3. Untuk mengetahui tujuan teori perencanaan pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Pendidikan Menurut Para Ahli

1. Menurut Prof. Dr. Yusuf Enoch


Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses yang mempersiapkan
seperangkat alternatif keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan
kepadanpencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi,
sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.1
2. Menurut Beeby,C.E
Perencanaan pendidikan merupakan suatu usaha melihat ke masa depan
dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang
mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi,
social, dan politik untuk mengembangkan potensi sistem pendidikan
nasional memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh
sistem tersebut.
3. Menurut Guruge
Perencanaan pendidikan merupakan proses mempersiapkan kegiatan di
masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
4. Menurut Albert Waterson
Perencanaan pendidikan adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan
oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas
pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
5. Menurut Coombs
Perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis
proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih
efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta
didik dan masyarakat.
6. Menurut Y. Dror
Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses mempersiapkan
seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang di
arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara optimal untuk
pembangunan ekonomi dan sosial secara menyeluruh dari suatu negara.

1
Nardawati, Perencanaan Pendidikan yang Baik Sebagai Upaya Peningkatan Mutu
Pendidikan di Era Digital (SDN 119/X Rantau Indah, 2021)

2
3

Dengan demikian definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan


dari beberapa pendapat tersebut adalah suatu proses perumusan kebijakan dan
instrumen sekaligus teknik penentuan prioritas, juga merupakan bagian integral
pembangunan nasional suatu negara serta penghubung antara harapan orang tua,
masyarakat, peserta didik dan negara dalam upaya mencapai tujuan maupun fungsi
pendidikan.2

B. Teori Perencanaan Pendidikan

Menurut Hudson terdapat empat teori yang dapat dijadikan sebagai dasar
dalam merencanakan pendidikan, yaitu radical, advocacy, transactive, synoptic,
dan incremental). Sedangkan Tranner mencoba mensitesiskan teori dengan cara
menggabung teori yang diajukan Hudson yang diberi nama dengan SITAR.

1. Teori Radical
Menurut teori radikal dalam perencanaan pendidikan setiap lembaga
pendidikan harus memiliki perencanaan sendiri, hal 26 Perencanaan
Sebagai Fungsi Manajemen ini dilakukan dengan harapan agar lembaga
pendidikan dapat mengikuti dan menyesuaikan dengan tingkat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan sosial
budaya dan ekonomi. Teori radikal didasarkan pada pandangan bahwa
setiap lembaga pendidikan memiliki karakteristik tersendiri yang memiliki
perbedaan antara lembaga yang satu dengan lainnya.
Dengan perencanaan sendiri yang sifatnya otonom suatu lembaga
pendidikan diharapkan dapat meningkatkan partisipasi individu yang ada di
dalamnya, memberikan kesempatan personalia yang ada untuk dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk menangani dan
mengembangkan lembaganya sendiri khususnya dalam perencanaan.
Dengan partisipasi setiap personel yang ada pada suatu lembaga pendidikan
akan dapat meningkatkan kerja sama dan teamwork sebagai satu kesatuan.
Dengan kata lain berdasarkan teori radikal lembaga pendidikan pada jenis
dan jenjang pendidikan tertentu dituntut untuk dapat mandiri menangani
lembaganya. Begitu juga daerah otonom diharapkan mampu menangani
secara mandiri untuk merencanakan dan mengelola kegiatan dan lembaga
pendidikan yang ada di wilayah kerjanya.
2. Teori Advocacy

2
Kasmawati, Implementasi Perencanaan Pendidikan Dalam Lembaga Pendidikan Islam
(Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar: Jurnal Idaarah, 2019) h.141
4

Bertolak belakang dengan teori radikal, menurut teori advokasi setiap


lembaga pendidikan memiliki persamaan antara yang satu dengan lainnya
dengan mengabaikan perbedaan yang ada baik lingkungan maupun daerah.
Dalam merencanakan pendidikan perencanaan tidka melihat data empiris,
akan tetapi lebih menekankan pada asumsi atau dasar yang rasional, logis,
dan bernilai. Advokasi sendiri diartikan sebagai upaya mempertahankan
sesuatu dengan argumentasi atau alasan tertentu yang logis dan rasional.
Berdasarkan teori advokasi perencanaan pendidikan bersifat sentralisasi
oleh pemerintahan pusat secara nasional dengan tujuan untuk meningkatkan
kerja sama pendidikan secara nasional, toleransi, kemanusiaan,
perlindungan terhadap minoritas, menekankan persamaan hak dan
kewajiban, serta meningkatkan kesejahteraan umum.
3. Teori Transactive
Teori transaktif dalam menekankan bahwa didasarkan pada penekanan
harkat manusia sebagai pribadi serta menjunjung tinggi kepentingan
pribadi. Menurut teori ini perencanaan pendidikan dilakukan dalam
pertemuan antarindividu dalam suatu lembaga pendidikan untuk saling
mengomunikasikan ide masing-masing.
Teori transaktif menekankan pada perencanaan yang bersifat desentralisasi
yang merupakan transaksi hasil pemikiran antarindividu yang ada dalam
suatu lembaga pendidikan secara keseluruhan. Para pengikut teori ini lebih
menekankan pada kemampuan individu dagar dapat merencanakan
pendidikan. Dengan kemampuan tiap individu pada suatu lembaga
pendidikan dalam merencanakan pendidikan diharapkan membawa
lembaga pendidikan ke arah kemajuan serta dapat mengembangkan
organisasi pendidikan yang bersifat internal.
4. Teori Sypnotic
Merupakan satu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen dalam
mencapai tujuan yang sama yang disebut visi serta dengan tindakan yang
sama untuk mencapai tujuan. Teori sinopsis menggunakan pendekatan
sistem dalam pelaksanaannya. Pada teori ini bertujuan menjadi bagian atau
komponen dengan menggunakan analisis model sistem. Model analisis
sistem yang digunakan dengan mengarahkan struktur sistem yang ada untuk
saling bekerja dan saling berinteraksi untuk memudahkan dalam
perencanaan pendidikan.
5

5. Teori Incremental
Menekankan kepada kemampuan lembaga dan performance personalia
yang ada dalam suatu lembaga pendidikan untuk merencanakan pendidikan.
Menurut teori dalam perencanaan pendidikan harus dilaksanakan dengan
hati-hati. Objek yang ditangani untuk pencapaian tujuan selalu diukur dan
dibandingkan dengan kemampuan lembaga dan performance personalia
yang ada, hal ini membawa kepada konsekuensi apabila suatu objek dapat
dikerjakan dengan konsekuensi apabila suatu objek dapat dikerjakan dengan
perkiraan hasil yang memadai haruslah direncanakan kalau tidak dapat
dikerjakan dan diperkirakan hasilnya tidak direncanakan.
Atas dasar pertimbangan dalam teori ini perencanaan dilakukan hanya untuk
perencanaan tahunan, karena untuk perencanaan jangka panjang sulit untuk
mengukur dan mengetahui kemampuan lembaga dan performance
personalia yang ada di dalamnya. Dan perencanaan untuk tahun ke
depannya hanya menambahkan apa yang sudah dilaksanakan pada tahun
sebelumnya. Pada teori dalam merencanakan perencanaan membina
hubungan dan kontak dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dan
lingkungan selalu menjadi bahan pertimbangan utama perencanaan
pendidikan oleh lembaga pendidikan.
Teori ini menekankan rencana jangka pendek karena bersifat riil dan mudah
mewujudkan. Karena aspek yang dipakai dalam perencanaan ini hanya
dibatasi pada tindakan sekarang dengan dasar informasi yang telah tersedia,
pengertian dan gambaran yang jelas, dan mendapat dukungan besar dari
segala pihak yang berkepentingan.
6. Teori SITAR
Merupakan gabungan dari teori yang telah diuraikan di atas (radical,
advocacy, transactive, synoptic, dan incremental). Teori SITAR
dikemukakan oleh Tanner dalam rangka mengurangi kelemahan masing-
masing teori di atas apabila ditetapkan secara terpisah. Dengan
penggabungan teori di atas diharapkan saling melengkapi kekurangan
masing-masing teori dan menghasilkan sinergi teori yang dapat dijadikan
sebagai rujukan dalam menyusun suatu perencanaan dengan meminimalisir
kekurangan dan kelemahan masing-masing teori.
Penggabungan teori didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa kondisi tertentu
atau daerah tertentu bisa digunakan teori radikal bila dipandang tepat.
Dalam kondisi atau lembaga lain yang digunakan teori transactive apabila
individu dalam suatu daerah/lembaga pendidikan sangat sensitif terhadap
6

isu dan masalah pendidikan. Dan teori advocacy dipandang perlu digunakan
apabila dipandang masyarakat umum lebih dipentingkan daripada
masyarakat daerah objek yang direncanakan. Dan teori ini akan efektif
digunakan secara bersama-sama apabila terjadi perubahan dalam situasi dan
kondisi.3

C. Tujuan Perencanaan Pendidikan

Pada dasarnya tujuan perencanaan pendidikan adalah sebagai pedoman


untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam dunia pendidikan dan juga
sebagai suatu alat ukur di dalam membandingkan antara hasil yang dicapai dengan
harapan.
Namun, jika diurai lebih lanjut maka dapat ditemui beberapa tujuan
perencanaan pendidikan antara lain:
1. Untuk standar pengawasan pola perilaku pelaksana pendidikan, yaitu untuk
mencocokkan antara pelaksanaan atau tindakan pemimpin dan anggota
organisasi pendidikan dengan program atau perencanaan yang telah
disusun.
2. Untuk mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu
diberlakukan dan bagaimana proses penyelesaian suatu kegiatan layanan
pendidikan.
3. Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya) dalam
pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, baik aspek kualitas
maupun kuantitasnya, dan baik menyangkut aspek akademik-nonakademik.
4. Untuk mewujudkan proses kegiatan dalam pencapaian tujuan pendidikan
secara efektif dan sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Untuk meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak produktif dan
tidak efisien, baik dari segi biaya, tenaga dan waktu selama proses layanan
pendidikan.

3
Ali Nurdin, Perencanaan Pendidikan Sebagai Fungsi Manajemen (Depok: PT
RajaGrafindo Persada, 2019) h.26-29
7

6. Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh (integral) dan khusus


(spefisik) tentang jenis kegiatan atau pekerjaan bidang pendidikan yang
harus dilakukan.
7. Untuk menyerasikan atau memadukan beberapa sub pekerjaan dalam suatu
organisasi pendidikan sebagai ‘suatu sistem’.
8. Untuk mengetahui beragam peluang, hambatan, tantangan dan kesulitan
yang dihadapi organisasi pendidikan.
9. Untuk mengarahkan proses pencapaikan tujuan pendidikan.4

4
Takbir, Ismail, Teori Perencanaan Pendidikan (Yogyakarta, 2018)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa
pendapat tersebut adalah suatu proses perumusan kebijakan dan instrumen
sekaligus teknik penentuan prioritas, juga merupakan bagian integral
pembangunan nasional suatu negara serta penghubung antara harapan orang
tua, masyarakat, peserta didik dan negara dalam upaya mencapai tujuan
maupun fungsi pendidikan.
2. Menurut Hudson terdapat empat teori yang dapat dijadikan sebagai dasar
dalam merencanakan pendidikan, yaitu radical, advocacy, transactive,
synoptic, dan incremental). Sedangkan Tranner mencoba mensitesiskan
teori dengan cara menggabung teori yang diajukan Hudson yang diberi
nama dengan SITAR.
3. Pada dasarnya tujuan perencanaan pendidikan adalah sebagai pedoman
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam dunia pendidikan dan
juga sebagai suatu alat ukur di dalam membandingkan antara hasil yang
dicapai dengan harapan.

B. Saran

Dari kesimpulan materi diatas, penulis berharap agar pembaca dapat


memahami dan menerapkan di kehidupan sehari-hari. Penulis juga memohon maaf
apabila ada penulisan kata di dalam makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA
Nardawati, Perencanaan Pendidikan yang Baik Sebagai Upaya
Peningkatan Mutu Pendidikan di Era Digital (SDN 119/X Rantau Indah, 2021)
Kasmawati, Implementasi Perencanaan Pendidikan Dalam Lembaga
Pendidikan Islam (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar:
Jurnal Idaarah, 2019) h.141
Ali Nurdin, Perencanaan Pendidikan Sebagai Fungsi Manajemen (Depok:
PT RajaGrafindo Persada, 2019) h.26-29
Takbir, Ismail, Teori Perencanaan Pendidikan (Yogyakarta, 2018)

Anda mungkin juga menyukai