“EVALUASI PENDIDIKAN”
Mata Kuliah:
Tafsir Tarbawi
Dosen Pembimbing:
Masruddin. M.Pd.I
Disusun Oleh:
Kelompok 13
M. Hasan Hafiz 19.12.4778
Azhar 19.12.4728
Kelompok 13
i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................. 2
A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan suatu proses dan tindakan yang terencana untuk
mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan
perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat
disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan.
Dengan demikian, evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara
spontan dan insedental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai
sesuatu yang terencana, sistematik dan berdasarkan tujuan yang jelas.
Jadi, dengan evaluasi diperoleh informasi dan kesimpulan tentang
keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat menentukan alternatif
dan keputusan untuk tindakan berikutnya. Evaluasi dalam pendidikan
merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik
berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh
aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual religious. Melihat
betapa urgennya evaluasi dalam proses belajar mengajar, maka seorang
guru wajib mengetahui yang berkaitan dengan evaluasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi pendidikan?
2. Apa fungsi dan tujuan evaluasi pendidikan?
3. Apa saja sarana dan cara evaluasi pendidikan?
C. Tujuan
1. Agar memahami pengertian evaluasi pendidikan.
2. Supaya mengetahui apa fungsi dan tujuan evaluasi.
3. Supaya mengetahui apa saja sarana dan cara evaluasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Prof. Drs.Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2013)
h.1
2
Ibid, h.2
2
dalam dunia pendidikan. Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah
kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui
mutu atau hasil-hasilnya.3
3
Ibid, h.2
4
H.M Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.1
5
Gito Supriadi, Pengantar dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Malang: Intimedia, 2011), h.8-9
3
2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen
yang saling berkaitan satu sama lain.
3) Untuk keperluan bimbingan dan konseling.
4) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum
sekolah yang bersangkutan.
2. Tuiuan Evaluasi Pendidikan
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua,
yaitu:6
1) Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan diiadikan
sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan
yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti
proses pembelaiaran dalam iangka waktu tertentu.
2) Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metodemetode pengaiaran
yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka
waktu tertentu.
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam
bidang pendidikan adalah:
1) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh
program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin
timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk
memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
2) Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab
keberhasilan dan ketidak berhasilan peserta didik dalam mengikuti
program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
keluar atau cara-cara perbaikarmya.
C. Sarana dan Cara Evaluasi Pendidikan
1. Sarana (obyek) Evalusi Pendidikan
6
Ibid, h.10-11
4
Yang dimaksud dengan obyek atau sasaran evaluasi pendidikan
ialah segala sesuatu yaang bertalian dengan kegiatan atau proses
pendidikan, yang di Jadikan titik pusat perhatian dan pengamatan,
karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang
kegiatan atau proses pendidikan tersebut.7
Dalam dunia pendidikan, khusunya dalam proses pembelajaran
disekolah, input atau bahan mentah yang siap untuk diolah, tidak lain
adalah para calon peserta didik, seperti: calon murid, calon siswa, calon
mahasiswa, dan sebagainnya. Ditilik dari segi input ini, maka obyek dari
evaluasi pendidikan meliputi tiga aspek yaitu:
1) Aspek kemampuan
2) Aspek kepribadian
3) Aspek sikap
2. Cara evaluasi pendidikan
Teknik evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu berbentuk test dan bukan berbentuk test (non test).8 Tes
adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh sekelompok
peserta didik, sehingga menghasilkan suatu nilai tentang prestasi
belajarnya, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh
peserta didik lainnya atau dengan nilai standar yang ditetapkan.
Di samping evaluasi dalam bentuk test, pendidik perlu mengadakan
evaluasi pendidikan dalam bentuk lain, yaitu non test. Misalnya: dalam
bentuk laporan pribadi (self-report) atau catatancatatan hasil sikap
peserta didik, atau hasil observasi yang dilakukan secara sengaja.
Dalam Alquran, terdapat beberapa ayat yang dapat dikaitkan dalam
pengertian pendidikan dan teknik evaluasi yang tersebar di beberapa
surat, seperti al-inba’, al-hisab, al-bala’, al-wazn, al-taqdir dan al-
nadzr.
7
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Op, Cit, h.25
8
Syahril, KONSEP EVALUASI PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ALQURAN, Jurnal Hunafa Vol 4,
No.4, Desember 2007: h. 311-318
5
1) Al-Inba’ terdapat dalam surat Al-Baqarah: 31 dan 33, Allah
berfirman yang artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-
nama (bendabenda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya
kepada para malaikat lalu berfirman: “sebutkanlah kepadaku nama
bendabenda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.” Allah
berfirman: “Bukankah sudah ku katakan kepadamu bahwa
sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan
mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?”
Al-Inba’ adalah evaluasi dalam bentuk dialog atau tes lisan yang
membutuhkan pengembangan dalam jawaban. Hal ini dimiliki
manusia (Adam) tetapi tidak dimiliki oleh Malaikat. Kemudian
Allah mengarahkan evaluasi kepada Adam untuk menguji
kemampuannya terhadap ilmu yang telah diajarkan kepadanya dan
ternyata Adam dapat menjawab dan menjelaskan pertanyaan-
pertanyaan itu dengan lancar. Karena kemampuan Adam dalam
menyelesaikan seluruh pertanyaan dalam evaluasi tersebut, maka
Allah memberikan penghargaan kepadanya dengan memerintahkan
kepada Malaikat supaya bersujud (memberikan penghormatan)
kepada Adam. Tes ini sama dengan placement test, atau test untuk
menentukan penempatan peserta didik apakah di kelas A atau di
kelas B dst. Juga dikenal dengan fit and proper test atau uji
kelayakan, yakni tes yang biasa dilakukan pada pejabat yang akan
menduduki posisi penting dalam pemerintahan dan sebagainya.
2) Al-Hisab yang diterjemahkan perhitungan, semakna dengan
evaluasi. Di dalam QS. Al-Baqarah: 202 Allah berfirman yang
artinya: “Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari
apa yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungannya.”
Allah menganugerahi hasil yang baik yakni hasil evaluasi yang
diberikan adalah berdasarkan hasil kerja mereka. Bila pekerjaannya
baik maka dia akan memperoleh hasil yang membahagiakan yaitu
6
surga. Namun bila hasil evaluasinya buruk karena pekerjaannya
jelek maka dia akan memperoleh hasil yang mengecewakan berupa
siksa neraka. Al-hisab adalah prinsip evaluasi yang berlaku umum,
mencakup teknik dan prosedur evaluasi Allah terhadap makhluknya.
Al-hisab sering diikuti dengan lafal sari’ (cepat). Di akhirat kelak
perhitungan hasil evaluasi manusia dilakukan sangat cepat.
3) Al-Bala’ yang diartikan cobaan dan ujian, ibtala’ atau menguji,
mencoba banyak digunakan oleh Allah dalam mengungkapkan
bentuk ujian yang disebutkan, nama bahan ujiannya atau dengan
istilah pendidikan mata kuliah, bidang studi atau mata pelajaran. Di
dalam QS. Al-Baqarah: 155 Allah berfirman yang artinya: “Dan
sungguh akan Kami berikancobaan kepadamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang sabar.”
Bila dikaitkan dengan pendidikan, maka nilai buruk yang
diperolehnya tidak menjadikan dia lengah dan nilai buruk yang
diperolehnya, karena dia sabar atau tabah dalam menghadapi
kesulitan.
4) Al-Nadzar, searti dengan al-bashar yaitu penglihatan, juga searti
dengan arri’ayah wal I’tibar yakni pertimbangan, (Munawwir,
1998:1533) seperti firman Allah dalam QS. Yunus: 14 yang artinya:
“Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di
muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan kamu
berbuat.”
Apabila diperhatikan ayat-ayat yang menggunakan ungkapan
nadzara, maka evaluasi itu adalah sesuatu yang didemonstrasikan
atau dipraktekkan oleh orang sedang dievaluasi. Karena alat
evaluasi yang digunakan adalah panca indra yaitu mata. Dalam
pendidikan, tekhnik inipun sering digunakan terutama dalam
menilai sesuatu yang memerlukan kebenaran dalam gerak atau
membutuhkan pengamatan yang seksama dari supervisior.
7
5) Al-Wazn atau taqdir ats-tsiql yakni penimbangan seperti dalam
firman Allah QS. Al-Qari’ah (101) 6-9 yang artinya: “Dan adapun
orang-orang yang berat timbangan amal (kebaikan)nya, maka ia
berada dalam kehidupan yang memuaskan, adapun orang-orang
yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya
adalah neraka Hawiyah.”
Dalam perspektif pendidikan, bilamana seseorang tidak
mengerjakan tugas atau soal dengan baik, nilai yang akan diterima
tentu bobotnya kecil, tetapi bila ia dapat mengerjakan tugas dan
memberikan jawaban yang benar, maka bobotnya tentu lebih banyak
dan mendapat hasil yang memuaskan. Jadi, bila amalan baiknya
banyak, maka mizannya berbobot atau hasil evaluasinya
menggembirakan. Sebaliknya, bilamana amalan jeleknya yang
banyak, mizannya tidak berbobot atau hasil evaluasinya
mengecewakan.
6) Al-Fitnah, cobaan dan ujian, yakni sesuatu yang berat hati untuk
melakukan, meninggalkan, menerima atau menolaknya. Fitnah bisa
terjadi pada keyakinan, perkataan, perbuatan dan apa saja. Demikian
juga firman Allah QS. Al-Anbiya: 35 yang artinya; “Tiap-tiap yang
bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”
Lafal fitnah yang berarti ujian. Juga menunjukkan nama bahan ujian
yang tercakup di dalamnya beberapa materi ujian, karena Allah
selalu menyebutkan nama-namanya yang terinci lalu menjelaskan
bahwa itu adalah fitnah atau bahan ujian. Fitnah ini banyak terkait
dengan psycho test, disebabkan ada kecenderungan hati dan berat
dalam menentukan sikap.
7) Al-Taqdir, ketentuan, jumlah, ukuran, seperti firman Allah QS. Al-
Hijr: 21 yang artinya;” Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada
8
sisi Kamilah Khazanahnya, dan Kami tidak menurunkannya
melainkan dengan ukuran yang tertentu.”
Bi miqdar dengan masa yang tidak dilebihkan dan tidak dikurangi.
Lafal al-taqdir dapat disamakan dengan cara penilaian dengan
memberikan penetapan nilai pada setiap soal yang diberikan atau
ketentuan pembobotan seperti pemberian nilai sikap pada penelitian
yang menggunakan statistik.
D. Tafsir tematik QS. Al-Hasyar:18-199
ّللاَ َخ ِبير ِب َما َّ ت ِلغَد َوات َّ ُقوا
َّ ّللاَ ِإ َّن ْ ظ ْر نَ ْفس َما َقدَّ َم ُ ّللاَ َو ْلتَ ْن
َّ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا
َس ُه ْم أُولَئِكَ ُه ُم ْالفَا ِسقُون
َ ُسا ُه ْم أ َ ْنف
َ ّللاَ فَأ َ ْن
َّ سوا ُ َ َوال تَ ُكونُوا كَالَّذِينَ ن18( َتَ ْع َملُون
9
www.ibnukatsironline.com 2015 diakses 14 oktobwe 2020, jam 10.00.
9
Hasyr, yaitu: dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (Al-Hasyr: 18) Hendaklah
seseorang bersedekah dengan uang dinarnya, dengan uang dirhamnya,
dengan sa' jewawutnya, dengan sa' buah kurmanya. Hingga Nabi Saw.
bersabda, bahwa sekalipun dengan separo biji kurma. Maka datanglah
seorang lelaki dari kalangan Ansar dengan membawa kantong yang
telapak tangannya hampir tidak mampu menggenggamnya, bahkan
memang tidak dapat menggenggamnya. Kemudian orang-orang lain
mengikuti jejaknya hingga aku (perawi) melihat dua tumpukan makanan
dan baju. Dan kulihat wajah Rasulullah Saw. berseri, seakan-akan
berkilauan cemerlang, lalu beliau Saw. bersabda:
ِم ْن َغي ِْر أ َ ْن،ِ فَلَهُ أَجْ ُرهَا َوأَجْ ُر َم ْن َع ِم َل بِ َها بَ ْع ِده،سنَة ُ اْلس ََْل ِم
َ سنَّة َح ِ ْ س َّن فِي َ َمن
ْ ْ َ
َكانَ َعل ْي ِه ِوز ُرها َو ِوز ُر َم ْن َع ِم َل،سيِئَة ْ
ُ اْلس ََْل ِم
َ سنَّة ِ َو َم ْن َس َّن فِي،ش ْيء َ ور ِه ْم ُ
ِ يَنقُص ِم ْن أ ُج
َ ص ِم ْن أ َ ْوزَ ِار ِه ْم
ش ْي َ ُ ِم ْن َغي ِْر أ َ ْن يَ ْنق،بِ َها
10
Yakni hitung-hitunglah diri kalian sebelum kalian dimintai
pertanggung jawaban, dan perhatikanlah apa yang kamu tabung buat diri
kalian berupa amal-amal saleh untuk bekal hari kalian dikembalikan, yaitu
hari dihadapkan kalian kepada Tuhan kalian.
َّ } َواتَّقُوا
{َّللا
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu
Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. (Al-Hasyr: 19)
Yaitu janganlah kamu lupa dari mengingat Allah, yang akhirnya kamu
akan lupa kepada amal saleh yang bermanfaat bagi diri kalian di hari
kemudian, karena sesungguhnya pembalasan itu disesuaikan dengan jenis
perbuatannya. Maka disebutkanlah dalam firman berikutnya:
Yakni orang-orang yang keluar dari jalan ketaatan kepada Allah, yang
akan binasa di hari kiamat lagi merugi di hari mereka dikembalikan. Ayat
ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
11
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat
demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al-Munafiqun: 9)
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dikemukakan oleh Ansyar (1989: 134) bahwa "evaluasi mempunyai
satu tujuan utama yaitu untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu program"
Guru adalah orang yang paling penting statusnya adalah kegiatan belajar
mengajar, karena guru memegang tugas yang amat penting, yaitu mengatur
dan mengemudikan kegiatan kelas. Untuk membuat proses belajar mengajar
lebih efektif maka tugas guru adalah menciptakan suasana kelas yang
kondusif untuk pembelajara. Untuk menciptakan suasana kelas yang
kondusif tersebut perlu dirancang program pengajaran. Berhasil tidaknya
suatu program pengajaran, tentu tidak bisa diketahui begitu saja, tanpa
adanya evaluasi program. Oleh karena itu evaluasi program perlu
dilaksanakan oleh guru dalam rangka mengetahui seberapa jauh proram
pengajaran telah berlangsung atau terlaksana, dan jika terlaksana seberapa
baik pelaksanaan program tersebut. Pendek kata, evaluasi program
dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari program
pengajaran.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak
ditemui kesulitan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
agar penulis dapat menyempurnakan karya makalah ini. Demikianlah
Kesimpulan dan saran dalam pembuatan makalah ini . Dalam pembuatan
makalah ini banyak sekali kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis
sebagai manusia biasa mohon maaf atas segala keurangan dan kekhilafan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
13
DAFTAR PUSTAKA
www.ibnukatsironline.com 2015
14