Anda di halaman 1dari 29

“PELAKSANAAN KEGIATAN KEAGAMAAN UNTUK

MENUMBUHKAN KECERDASAN SPIRITUAL


QUONTIENT DI PONDOK PESANTREN DARUL
ILMI PUTRA BANJARBARU”

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH:

RIFQOH

19.12.4897

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) DARUSSALAM


MARTAPURA
2023 M/1444 H

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap

manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri.

Selain itu, pendidikan sangat penting dalam pembangunan, maka tidak salah jika

pemerintah senantiasa mengusahakan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik

dari tingkat yang paling rendah sampai ketingkat perguruan tinggi. Pendidikan

berkualitas yang diharapkan adalah pendidikan yang mampu menghasilkan

manusia berkemampuan tinggi dalam mencari solusi dari berbagai permasalahan

yang dihadapinya, serta mampu menciptakan manusia yang beriman dan

bertakwa.1

Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Manusia dituntut memiliki ilmu pengetahuan

(kognitif), keterampilan (afektif) dan sikap-sikap tertentu (psikomotorik), dalam

menghadapi kelangsungan hidup dan segala masalah yang semakin kompleks. 2

Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat, tanpa

adanya pendidikan maka akan sulit dalam membentuk manusia yang berkarakter,

berintelektual dan berakhlak mulia.

1
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Cet. V; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.
10.
2
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.2.

1
Pendidikan tidak hanya mewadahi pengembangan satu kecerdasan manusia

saja, lebih dari itu pendidikan mampu mengembangkan tiga kecerdasan manusia.

Seperti yang dikemukakan oleh ilmuan dalam ahli psikologi pendidikan, bahwa

kecerdasan manusia itu sendiri terdiri dari 3 macam kecerdasan, yakni kecerdasan

intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan Spiritual (SQ).7

Kecerdasan intelektual (IQ) adalah bentuk kemampuan individu untuk berfikir,

mengolah dan berusaha untuk menguasai untuk lingkungannya secara maksimal

secara terarah.3 Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan untuk mengenali,

mengendalikan, dan menata perasaan sendiri dan orang lain secara mendalam

sehingga kehadirannya menyenangkan dan didambakan oleh orang lain.

Kecerdasan emosional juga meliputi kemampuan seseorang untuk mengenali

emosinya sendiri serta mengelola emosi tersebut dengan cara yang benar. 4

Sedangkan kecerdasan spiritual (SQ) sangat berkaitan dengan kemampuan

seseorang untuk memahami makna hidup dan juga dapat dipakai untuk

mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan manusia dalam mengungkap

misteri diriya. Hidup yang lebih bermakna akan senantiasa melingkupi orang-

orang yang mengembangkan kemampuan SQ-nya secara optimal.5

Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat

mengembangkan bakat, potensi, dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani

kehidupan. Oleh karena itu, sudah seharusnya pendidikan didesain guna

3
Ari Ginanjar Agustian, Manajemen ESQ Power, (Yogyakarta : IVA press, 2007), h. 132
4
Fathur Rasyid, Cerdaskan anakmu dengan Musik, (Yogyajakarta : DIVA press, 2010), h. 208
5
Nila Zulfa Khadija, Implementasi Kegiatan Keagamaan Dalam Meningkatkan Sikap Spiritual
Siswa Tunagrahita Di Slb Al-Chusnaini Pekarungan Sukodono, (Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Surabaya 2018) h. 4

2
memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik

(santri).6

Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.7 Pendidikan memang

merupakan sentral utama dalam membangun suatu anak bangsa, akan tetapi tidak

bisa kita pungkiri bahwa peran seorang pendidik juga tidak kalah pentingnya

dalam membentuk perilaku peserta didik yang berakhlakul karimah, kreatif

berinovasi, dan memiliki kecerdasan. Oleh karena itu pendidikan dan pendidik

sangat penting dalam membentuk peserta didik yang mampu mengubah negara ini

menjadi lebih baik.

Pendidikan pada dasarnya membantu manusia dalam mengembangkan

dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang

di hadapinya. Namun perkembangan dan kemajuan seseorang tidaklah cukup

hanya dengan mengandalkan kecerdasan intelektual yang mengandalkan

kemampuan berlogika semata.

Setiap manusia yang lahir membawa potensi baik secara fisik, psikologis,

sosial, maupun moral. Salah satu potensi yang dimiliki adalah kecerdasan

spiritual. Seperti firman Allah dalam QS. asy-Syams: 8-10.

6
Daryanto, Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran (Cet. II; Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 1.
7
Undang-undang Republik Indonesia No 20 T ahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional
(Jakarta: BP. Cipta Jaya, 2003), h.7.

3
١٠  ﴿ ‫اب َم ْن َد َّس َاها‬ َ ‫﴾ قَ ْد َأ ْفلَ َح َم ْن َز َّك‬٨  ﴿ ‫ور َها َوَت ْق َو َاها‬
َ ‫﴾ َوقَ ْد َخ‬٩  ﴿ ‫اها‬ َ ‫﴾فََأل َْه َم َها فُ ُج‬

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan sesungguhnya

merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. asy-Syams: 8-10)8

Menurut Quraish Shihab ayat diatas menjelaskan bahwa Allah menerangkan

kepada manusia jalan kefasikan dan ketakwaan, kemudian memberi petunjuk

kepada manusia sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Allah untuknya. Dapat

pula dikatakan bahwa sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan

dirinya dengan taat kepada Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh Qatadah, dan

membersihkannya dari akhlak-akhlak yang hina. Ayat diatas memberi penjelasan

bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki tabiat, potensi, dan kecendrungan

ganda, yakni positif ke arah baik atau negatif ke arah buruk. Jika ingin berbahagia,

maka dia harus mengembangkan diri ke arah yang baik, karena itu kedurhakaan

terjadi akibat ulah manusia sendiri yang enggan menggunakan potensi positifnya. 9

Salah satu potensi psikis yang ada pada manusia adalah kecerdasan. Manusia

dibekali akal atau kecerdasan oleh Allah SWT diantaranya kecerdasan spiritual,

dalam rangka mengaktualisasikan dirinya sebagai hamba dan wakil Allah di bumi.

Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran

yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola
8
https://www.mushaf.id/surat/asy-syams/8/15/ pada tanggal 21 November 2022 pukul 21: 35
Wita.
9
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera
Hati, 2002)

4
pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip “hanya karena Allah”.10

Kecerdasan spiritual (SQ) juga memungkinkan diri menyatukan hal-hal yang

bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta menjembatani kesenjangan antara

diri dan orang lain. SQ juga membantu menjalani hidup pada makna yang lebih

dalam, menghadapi baik dan jahat, hidup dan mati, serta asal usul serta dari

penderitaan dan keputus asaan manusia.11

Kecerdasan spiritual penting bagi seseorang, karena IQ dan EQ tinggi yang

tidak diimbangi dengan kecerdasan spiritual maka akan terjadi ketimpangan

dalam pribadi seseorang. Akibat dari ketimpangan tersebut akan berdampak pada

lingkungan sosial. Inilah sebabnya, kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan

yang paling penting dalam kehidupan dan kebahagiaan adalah tujuan dari setiap

orang dalam hidupnya.12

Pembentukan kecerdasan spiritual dilakukan beberapa cara. Pertama,

melibatkan anak dalam beribadah. Apabila jiwa atau batin seseorang mengalami

pencerahan, sangat mudah baginya mendapatkan kebahagiaan dalam hidup.

Kedua, mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan-kegiatan sosial, bertujuan

agar anak mengerti arti sebuah kebersamaan, kesetiakawanan, kepedulian

terhadap sesama sebagai makhluk ciptaan-Nya. Ketiga, melibatkan peserta didik

dalam kegiatan keagamaan dapat dilakukan dengan melakukan praktik ibadah

sekaligus penjelasan tentang makna dan kegunaan ibadah tersebut. Bahwasanya di

sekolah kecerdasan spiritual dapat dikembangkan dan dibina melalui kegiatan


10
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ,
(Jakarta: Arga, 2001), Cet 1, h. 57.
11
Agus Effendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2005), Cet 1, h. 209.
12
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, h. 58.

5
keagamaan.13 Begitu pula Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru, dari

padanya terdapat berbagai macam faktor untuk mengembangkan kecerdasan

spritual quotient (SQ).

Peneliti mengetahui bahwa Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru

adalah tempat pendidikan yang mengedepankan pendidikan agama juga termasuk

pondok pesantren yang tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu agama namun juga

mempelajari ilmu-ilmu umum. Selain itu Kegiatan-kegiatan yang diadakan di

Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru dapat membentuk kecerdasan-

kecerdasan yang dimiliki oleh para santri tidak hanya kecerdasan inteligensi,

kecerdasan emosional tetapi juga kecerdasan spiritual. Pondok Pesantren Darul

Ilmi Putra Banjarbaru merupakan tempat yang dapat membantu menjembatani

para orang tua yang memilih memondokkan anaknya, karena Pondok Pesantren

Darul Ilmi Putra Banjarbaru mempunyai program-program keagamaan yang

mendukung terbentuknya kecerdasan spiritual yang mana kegiatan kegamaan

tersebut meliputi: kegiatan mengaji kitab kuning, salat berjamaah, membaca

burdah pada malam jum’at, kegiatan muhadarah, shalat dhuha berjamaah, dan

masih banyak lagi. Dalam proses menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Ilmi

Putra Banjarbaru para santri diwajibkan untuk mengikuti kegiatan - kegiatan yang

ada. Adanya kegiatan - kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan spiritual

siswa yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

Adapun manfaat kegiatan keagamaan, yaitu menambah keimanan, pemahaman,

13
Ulfa Dwiyanti, Pembentukan Kecerdasan Spiritual Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan Di Smk Negeri 4 Wajo Kab Wajo, (Jurusan Pendidikan Agama Islam FakultasTarbiyah
dan Keguruan UIN Alauddin, Makassar 2018) h. 4

6
penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam, sehingga menjadi

manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak

mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 14 Hal

tersebutlah yang menjadi alasan utama peneliti mengambil penelitian ini, yang

akan peneliti kaji secara dalam untuk melacak pertumbuhan kecerdasan SQ

peserta didik.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “PELAKSANAAN KEGIATAN KEAGAMAAN

UNTUK MENUMBUHKAN KECERDASAN SPIRITUAL QUONTIENT DI

PONDOK PESANTREN DARUL ILMI PUTRA BANJARBARU”.

B. Definisi Operasional

Sebagai langkah untuk menghindari kesalah pahaman atau penafsiran dalam

memahami judul yang di bahas penulis, maka penulis akan menjelaskan beberapa

istilah terkait dengan judul penenlitian ini sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan

Pelaksanaan diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan tertentu yang

dilakukan untuk mewujudkan rencana atau program dalam kenyataannya juga

kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan atau wadah secara berencana,

teratur dan terarah guna mencapai tujuan yang diharapkan, maupun

operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari

14
Suryasubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 271.

7
program yang ditetapkan.15 Kegiatan adalah suatu dorongan bagi manusia

untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu yang mengandung maksud dan

tujuan tertentu. Sedangkan Keagamaan adalah sifat yang terdapat dalam

agama, segala sesuatu mengenai agama.16

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

kegiatan keagamaan ialah suatu bentuk usaha yang terencana dan terkendali

baik dilakukan oleh seseorang maupun kelompok dalam hal menanamkan,

mengimplementasikan dan menyebarluaskan nilai-nilai agama. Sehingga

diharapkan dapat menciptakan budaya religius dan agamis dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Quontient

Arti kata menumbuhkan menurut KBBI ialah menjadikan

(menyebabkan) tumbuh, memperkembangkan, dan menimbulkan.17 Sedangkan

Kecerdasan Spiritual Quontient ialah kemampuan untuk memberi makna

ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan

pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan

memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip “hanya karena

Allah”.18

15
https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/253036/File_10-Bab-II-LandasanTeori.pdf ,
pada tanggal 21 November 2022 pukul 21: 06 Wita.
16
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21413111007.pdf pada tanggal 21
November 2022 pukul 21: 13 Wita.
17
https://jagokata.com/arti-kata/menumbuhkan.html pada tanggal 24 November 2022
pukul14: 17 Wita.
18
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ,
(Jakarta: Arga, 2001), Cet 1, h. 57.

8
Kecerdasan spiritual (SQ) juga memungkinkan diri menyatukan hal-

hal yang bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta menjembatani

kesenjangan antara diri dan orang lain. SQ juga membantu menjalani hidup

pada makna yang lebih dalam, menghadapi baik dan jahat, hidup dan mati,

serta asal usul serta dari penderitaan dan keputusasaan manusia.19

Jadi Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Quontient adalah

menimbulkan kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap

perilaku dan kegiatan untuk memahami makna hidup dan juga dapat dipakai

untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan manusia dalam

mengungkap hakikat hidupnya supaya hidup yang lebih bermakna.

3. Santri Putra Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru

Kata santri yang di pahami pada dewasa ini lebih dekat dengan makna

“cantrik”, yang berarti seseorang yang belajar agama (islam) dan selalu setia

mengikuti guru kemana guru pergi dan menetap. Tanpa keberadaan santri

yang mau menetap dan mengikuti sang guru, tidak mungkin dibangun pondok

atau asrama tempat santri tinggal dan kemudian disebut Pondok Pesantren.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa santri merupakan

seseorang yang sedang belajar memperdalam ilmu - ilmu pengetahuan tentang

agama islam dengan sungguh-sungguh 20

19
Agus Effendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2005), Cet 1, h. 209.
20
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/16011/5/BAB%20II.pdf pada tanggal 28 November 2022
pukul 20:20 Wita.

9
Sedangkan yang dimaksud Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru

adalah Pondok Pesantren Darul Ilmi adalah sebuah lembaga pendidikan

keagamaan yang di bawah binaan kementrian agama yaitu oleh sub Direktorat

Pembinaan Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah (subdit PP dan MD), di

bawah Koordinasi Direktorat Pembinaan Pengurus Agama Islam (Ditbinrus

Islam), dalam lingkup Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama

Islam (Ditjen Bintaga Islam), Kementrian Agama.

Terletak tidak jauh dari pusat kota Banjarbaru ibu Kota Provinsi

Kalimantan Selatan, tepatnya di jalan A. Yani km. 19.200, kelurahan

Landasan Ulin Barat, kecamatan Liang Anggang dan masuk wilayah kota

Banjarbaru. Berdiri tegak di atas tanah 3 Ha, dengan kepemilikan areal seluas

8 Ha.21

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa yang di maksud Santri Putra

Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru ialah seseorang yang sedang belajar

memperdalam ilmu - ilmu pengetahuan tentang agama islam dengan sungguh-

sungguh di Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut:

21
https://darulilmi.ponpes.id/fasilitas/fasilitas-santri-putra/ pada tanggal 28 November 2022
pukul 20:51 Wita.

10
1. Bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Untuk Menumbuhkan

Kecerdasan Spiritual Quontient Di Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra

Banjarbaru?

2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat Pelaksanaan Kegiatan

Keagamaan Untuk Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Quontient Di

Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru?

D. Alasan Memilih Judul

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki alasan dasar dalam

membuat judul tersebut. Alasan dasar yang di maksud iyalah sebagai berikut:

1. Pentingnya Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Untuk Menumbuhkan

Kecerdasan Spiritual Quontient Di Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra

Banjarbaru.

2. Mengetahui apa saja Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Untuk

Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Quontient Di Pondok Pesantren

Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Untuk

Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Quontient Di Pondok Pesantren

Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

11
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat

Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Untuk Menumbuhkan Kecerdasan

Spiritual Quontient Di Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

F. Penelitian terdahulu

Peneliti telah mempelajari penelitian terdahulu yang tentunya telah

memberikan kontribusi dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian ini adalah skripsi oleh Nila Zulfa Khadijah NIM. D91214098

dengan judul “IMPLEMENTASI KEGIATAN KEAGAMAAN DALAM

MENINGKATKAN SIKAP SPIRITUAL SISWA TUNAGRAHITA DI SLB AL-

CHUSNAINI PEKARUNGAN SUKODONO” Jurusan Program Studi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya. Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian merupakan

penelitian kualitatif deskriptif, dan sama – sama pengumpulan data melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian dari penelitian disini

menunjukkan bahwa keadaan sikap spiritual siswa tunagrahita di SLB Al-

Chusnaini sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan indikator sikap

spiritual yang ada dalam penilaian Kurikulum 2013 di jenjang SD/MI dan

SMP/MTs. Implementasi kegiatan keagamaan dalam meningkatkan sikap spiritual

siswa tunagrahita di SLB Al-Chusnaini Pekarungan Sukodono memberikan

kesimpulan : Pertama, sikap spiritual manusia yang tercermin dalam hubungan

manusia dengan Tuhannya terimplementasikan dalam kegiatan berdoa sebelum

dan sesudah belajar, kegiatan sholat dhuhur berjama’ah, membaca Al-Qur’an dan

menghafal surat-surat pendek, peringatan idul adha dan istighosah bersama.

12
Kedua, sikap spiritual manusia yang tercermin dalam hubungan manusia dengan

sesama manusia terimplementasikan dalam kegiatan halal bi halal, peringatan

maulid nabi Muhammad saw, dan buka bersama. Ketiga, sikap spiritual manusia

yang tercermin dalam hubungan manusia dengan alam terimplementasikan dalam

semua kegiatan yakni kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk acara.

Peningkatan sikap spiritual siswa tunagrahita sebagai bentuk kontribusi dari

implementasi kegaiatan keagamaan dalam meningkatkan sikap spiritual siswa

tunagrahita ditulis dalam bentuk prosesntase dan terbagi menjadi tiga ranah, yakni

pertama dalam ranah hubungan manusia dengan Tuhannya (hablumminallah)

yakni sebesar 66,6 %. Kedua dalam ranah hubungan manusia dengan sesama

manusia (hablumminannass) yakni sebesar 66,6 %. Dan, ketiga dalam ranah

hubungan manusia dengan alam yakni sebesar 100 %.

Perbedaan dari penelitian terdahulu adalah penelitian tersebut membahas

tentang Implementasi Kegiatan Keagamaan Dalam Meningkatkan Sikap Spiritual

Siswa. Sedangkan yang peneliti teliti adalah Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan

dalam menumbuhkan Kecerdasan SQ anak, juga peneliti terdahulu melakukannya

di SLB Al-Chusnaini Pekarungan Sukodono, Sedangkan Peneliti di Pondok

Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

Kemudian Peneliti juga telah mempelajari penelitian terdahulu yang juga

tentunya telah memberikan kontribusi dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu

yang relevan dengan penelitian ini adalah skripsi oleh Ulfa Dwiyanti

NIM:201100114045 dengan judul “PEMBENTUKAN KECERDASAN

SPIRITUAL MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN

13
DI SMK NEGERI 4 WAJO KAB WAJO” Jurusan Program Studi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian kualitatif. Kemudian dalam

pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara.

Disini peneliti sama-sama membahas tentang pembentukan kecerdasan spiritual

melalui kegiatan keagamaan, juga sama – sama bertujuan untuk menjadikan

peserta didik mampu menyadari siapa dirinya dan bagaimana mereka memberi

makna terhadap kehidupannya, menambah kepercayaan dirinya, menjadikannya

pribadi bertanggung jawab, serta membentuk karakter peneliti ini mengulas

tentang bagaimana pembentukan kecerdasan spiritual melalui kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan di SMK Negeri 4 Wajo Kab Wajo yang mana lagi-lagi

hal tersebut berbeda dengan apa yang penulis teliti yaitu tentang Pembentukan

Kecerdasan Spiritual melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan sedangkan

penulis tentang Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Untuk Menumbuhkan

Kecerdasan Spiritual Quontient, kemudian perbedaannya ialah dalam

pengumpulan data peneliti terdahulu menggunakan lembar observasi dan

pedoman wawancara, sedangkan peneliti menggunakan observasi, wawancara dan

dokumentasi, juga peneliti melakukan observasi di Di Pondok Pesantren Darul

Ilmi Putra Banjarbaru sedangkan penelitian sebelumnya melakukan observasi di

SMK Negeri 4 Wajo Kab Wajo.

Kemudian Peneliti juga telah mempelajari penelitian terdahulu yang juga

tentunya telah memberikan kontribusi dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu

yang relevan dengan penelitian ini adalah skripsi oleh Siti Khotimah

14
NPM.1511010157 dengan judul “PENGARUH SPIRITUAL QUOTIENT

TERHADAP TABUNGAN INFAQ SANTRI MA`HAD AL- JAMI`AH UIN

RADEN INTAN LAMPUNG” Jurusan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan

metode survey (survey research). Kemudian disini sama – sama menggunakan

pengumpulan data berupa, wawancara, dan dokumentasi, dan angket. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa: adanya pengaruh yang positif dan sangat

signifikan terhadap tabungan infaq santri yang ditimbulkan oleh spiritual quotient.

Hal ini berdasarkan analisa data yang dilakukan dengan menggunakan uji

hipotesis metode korelasi dengan menggunakan program SPSS 25 for windows.

Dengan angka perbandingan r(hitung)>r(tabel) yaitu 0,846>0,220 yang dapat

diartikan bahwa (Hipotesis) dapat diterima. Bahwa spiritual quotient dapat

mengendalikan hati nurani , sehingga memiliki rasa peduli dan infaq juga tertera

dalam Al- Qur`an sebagai bukti dari keimanan seseorang.

Perbedaannya adalah penelitian tersebut membahas tentang pengaruh yang

ditimbulkan oleh spiritual quotient terhadap pelaksanaan tabungan infaq santri,

juga memakai metode penelitian kuantitatif. Sedangkan yang peneliti teliti adalah

Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan dalam menumbuhkan Kecerdasan SQ anak,

juga peneliti memakai metode kualitatif. Persamaannya ialah penelitian tersebut

sama – sama meneliti tentang Spiritual Quotient pada santri di pondok pesantren.

15
G. Signifikasi Penelitian

Berdasarkan tugas penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat baik secara teoristis maupun praktis yaitu di antaranya :

1. Signifikansi Teori

Hasil penelitian ini di harapkan mampu memberikan sumbangan

keilmuan dan pemikiran yang positif dalam perkembangan ilmu pengetahuan

dan pendidikan terutama dalam Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual

Quontient., serta dapat menjadi pedoman tambahan bagi para peneliti

selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sejenis dengan konsep kajian

penelitian ini sehingga mampu menyempurnakan hasil penelitiannya.

2. Signifikasi Praktis

Hasil peneliti diharapkan dapat berkontribusi baik secara langsung

maupun tidak langsung kepada berbagai pihak lembaga diantaranya:

a. Sebagai bahan masukan bagi mudir atau kepala sekolah dalam

meningkatkan lagi pelaksanaan kegiatan keagamaan.

b. Sebagai bahan masukan bagi setiap guru atau ustadz untuk

membimbing santri untuk memahami betul dari pelaksanaan

kegiatan keagamaan.

c. Sebagai bahan masukan bagi santri untuk mengikuti kegiatan

keagamaan dengan bersungguh-sungguh agar mendapatkan hasil

dengan memiliki sifat religi.

16
d. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa lain yang ingin

melakukan penelitian dengan ruang lingkup yang sama.

3. Sistematika Penulisan

Secara garis besar penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima pokok

pikiran yang masing - masing termuat dalam bab yang berbeda - beda .

Berikut uraian dari masing masing bab :

BAB I : Pendahuluan, Meliputi: Latar Belakang Masalah, Definisi

Operasional, Rumusan Masalah, Alasan Memilih judul, Tujuan

Penelitian, Penelitian Terdahulu, Signifikasi Penelitian,

Sistematika Penulisan.

BAB II : Landasan Teori Yang Berisi Tentang: Tinjauan Teoritis, Kajian

Teori Dalam Perspektif Islam, Kerangka Berpikir.

BAB III : Metode Penelitian Meliputi: Jenis Penelitian, Lokasi dan

Waktu Penelitian, Subjek dan Objek, Data dan Sumber Data,

Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan Data, Analisis

Data, Prosedur Penelitian.

BAB IV : Penyajian Data dan Analisis Meliputi Tentang: Gambaran

Umum Lokasi Penelitian, Penyajian Data, Analisis Data.

BAB V : Penutupan Yang Berisi Kesimpulan dan Saran-Saran.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskritif dengan

metode studi kasus. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara,

observasi dan analisis tentang bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan

Untuk Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Quontient Di Pondok Pesantren Darul

Ilmi Putra Banjarbaru.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang penulis pilih adalah Pondok Pesantren Darul Ilmi

Putra Banjarbaru.

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan setelah

dikeluarkannya surat ijin penelitian.

C. Subjek dan Objek

Yang Menjadi Subjek Penelitian dalam penelitian ini adalah Mudir Pondok

Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru. Sedangkan Yang menjadi Objeknya

adalah Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Untuk Menumbuhkan Kecerdasan

Spiritual Quontient Di Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

15
D. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari data pokok dan

data penunjang:

a. Data Pokok

1) Data tentang pembentukan kecerdasan SQ dalam Kegiatan

Keagamaan Di Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

Pembentukan kecerdasan spiritual yang dimaksud adalah proses

yang dilakukan pendidik untuk menjadikan peserta didik mampu

menyadari siapa dirinya dan bagaimana mereka memberi makna

terhadap kehidupannya, menambah kepercayaan dirinya,

menjadikannya pribadi bertanggung jawab, serta membentuk

karakter peserta didik melalui kegiatan keagamaan.

2) Data tentang Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Untuk

Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Quontient Di Pondok

Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru

2) Data tentang Faktor dalam Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan

Untuk Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Quontient Di Pondok

Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru, meliputi:

a) Pendukung

b) Penghambat

16
b. Data Penunjang

Adapun data penunjang adalah data yang digali untuk melengkapi

data pokok, yaitu mengenai gambaran umum Pondok Pesantren Darul

Ilmi Putra Banjarbaru yang meliputi :

1) Gambaran Umum Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

2) Visi dan Misi Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

3) Struktur Keorganisasian Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra

Banjarbaru.

4) Keadaan Siswa Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

5) Keadaan kegiatan Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

6) Sarana Prasarana Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

2. Sumber Data

Untuk mendapatkan data-data di atas, baik pokok maupun

penunjang, maka penelitian ini mengambil sumber data yaitu:

a. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Mudir Pondok Pesantren

Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

b. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Mudir, Santri, Ustadz dan

Semua yang bisa memberikan informasi terkait penelitian.

c. Dokumentasi

17
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa catatan atau

laporan tertulis mengenai Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Untuk

Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Quontient Di Pondok Pesantren

Darul Ilmi Putra Banjarbaru dan hal-hal yang berhubungan dengan

data penelitian seperti profil Ponpes Darul Ilmi Putra Banjarbaru, Dll.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dikehendaki sesuai dengan permasalahan dalam

skripsi ini, maka penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tatap muka dan tanya jawab. Alat yang digunakan

dalam wawancara berupa panduan wawancara. Pertanyaan yang diajukan

kepada Mudir Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru sedetail

mungkin agar mendapat data yang akurat.

2. Observasi

Peneliti menggunakan teknik observasi langsung atau pengamatan

yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang

sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. Dalam hal ini peneliti

meneliti ketempat yang ingin diteliti untuk mengetahui Pelaksanaan

Kegiatan Keagamaan di Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

3. Dokumentasi

a. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

18
b. Struktur Keorganisasian Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra

Banjarbaru.

c. Keadaan Siswa Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

d. Keadaan kegiatan Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

e. Sarana Prasarana Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

MATRIKS

DATA, SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

TEKNIK
SUMBER
NO DATA PENGUMPULAN
DATA
DATA

Mudir, Ustadz,
Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan
dan Santri
Untuk Menumbuhkan Kecerdasan Wawancara,
Pondok
1 Spiritual Quontient Di Pondok Observasi dan
Pesantren Darul
Pesantren Darul Ilmi Putra Dokumentasi
Ilmi Putra
Banjarbaru.
Banjarbaru

2 Faktor dalam Pelaksanaan Mudir, Ustadz, Wawancara,

Kegiatan Keagamaan Untuk dan Santri Observasi dan

Menumbuhkan Kecerdasan Pondok Dokumentasi

Spiritual Quontient Di Pondok Pesantren Darul

Pesantren Darul Ilmi Putra Ilmi Putra

Banjarbaru. meliputi: Banjarbaru.

19
1.Pendukung

2.Penghambat

Data penunjang:

1.Gambaran Umum Pondok

Pesantren Darul Ilmi Putra

Banjarbaru.

2.Visi Misi dan Tujuan Pondok Wawancara dan


3 Tata Usaha
Pesantren Darul Ilmi Putra Observasi

Banjarbaru.

3.Struktur Keorganisasian Pondok

Pesantren Darul Ilmi Putra

Banjarbaru.

Tabel 1 matriks data, sumber data dan Teknik pengumpulan data

F. Teknik Pengelohan Data


1. Koleksi data, yaitu peneliti akan mengumpulkan data sebanyak-

banyaknya untuk mengumpulkan hasil penelitian yang diperlukan.

2. Editing data, yaitu peneliti akan memeriksa kembali data-data yang

telah diterima dengan tujuan apakah data yang diterima sudah lengkap

dan valid untuk digunakan dalam penelitian.

3. Klasifikasi, yaitu peneliti akan melakukan klasifikasi terhadap data

yang sudah dikumpulkan dan jika sudah maka akan diklasifikasi sesuai

dengan jenis data seperti wawancara narasumber.

20
4. Interpretasi, yaitu penafsiran atau memberikan penjelasan atas data

penelitian yang telah diperoleh sesuai dengan permasalahannya

kemudian menjadi bahan analisa.

G. Analisis Data
Proses Dalam penelitian ini teknik analisis data digunakan sebagai proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan

data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.22

Analisis data juga disebut aktivitas pengorganisasian data. Dengan demikian

analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya

mulai dilakukan sejak pengumpulan dan dikerjakan secara intensif, yaitu sesudah

meninggalkan lapangan. Pekerjaan menganalisis data memerlukan pemusatan

perhatian, pengerahan tenaga, dan pikiran peneliti.23

Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka teknik analisis

yang akan digunakan ialah dengan cara deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif

ialah memanfaatkan data fakta kualitatif dalam bentuk kualitatif yang biasa

digunakan untuk menganalisis kejadian atau fenomena sosial. Dengan demikian

22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), h.
244.
23
Afifuddin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009), h. 145-146.

21
dapat tergambar dengan jelas tentang pembentukan karakter religius siswa melalui

kegiatan pembiasaan di Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.

H. Prosedur Penelitian

Prosuder penelitian ini menggunakan beberapa tahapan sebagai

berikut :

1. Tahap Pendahuluan

a. Melakukan observasi terhadap lokasi penelitian

b. Merumuskan masalah penelitian

c. Menentukan tujuan penelitian

d. Membuat desain proposal skripsi

e. Mengajukan proposal skripsi kepada dosen pembimbing akademik

untuk dikoreksi

f. Mengajukan desain proposal skripsi kepada tim Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam (IAI) Darussalam Martapura, sekaligus minta

persetujuan judul.

2. Tahap Persiapan

a. Menggali teori yang relevan dengan aspek penelitian

b. Membuat pedoman wawancara

c. Membuat pedoman observasi

d. Membuat pedoman dokumentasi

3. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan penelitian

22
b. Melakukan penggalian data kelokasi penelitian tentang

pembentukan karakter religius melalui kegiatan pembiasaan

c. Melakukan wawancara tentang pembentukan karakter religius

melalui kegiatan pembiasaan

d. Melakukan observasi pembentukan karakter religius melalui

kegiatan pembiasaan

e. Melakukan dokumentasi pembentukan karakter religius melalui

kegiatan pembiasaan

f. Mengumpulkan data penelitian

g. Mendeskripsikan dengan cara menulis apa yang dilihat dilapangan

dan dijadikan sebuah bentuk tulisan

4. Tahap Akhir

Pada tahap ini dilakukan data yang dikumpulkan di analisis

melalui koleksi data, Editing data, Klasifikasi dan interpretasi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: CV.Pustaka Setia. (2009).

Agung, S. I. IAIN Tulung Agung. (2022). Retrieved from IAIN Tulung Agung:
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/16011/5/BAB%20II.pdf

Agustian, A. G. Rahasia sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual.


Jakarta: Arga. (2001).

Agustian, A. G. Manajemen ESQ Power. Yogyakarta: IVA Press. (2007).

Daryanto. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai


Tujuan Pembelajaran . Yogyakarta: Gava Media. (2013).

Dwiyanti, U. Pembentukan Kecerdasan Spiritual Melalui Kegiatan


Ekstrakurikuler Keagamaan Di Smk Negeri 4 Wajo Kab Wajo. Makassar:
Ulfa Dwiyanti,Pembentukan Kecerdasan Spiritual Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Alauddin. (2018).

Effendi, A. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta. (2005).

Ferdian, M. Al-Quran Surat Asy-Syams Ayat 8 - 15. (2022). Retrieved from


mushaf.id: https://www.mushaf.id/surat/asy-syams/8/15/

Fuad, I. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. (2008).

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(2006)

Ilmi, S. D. (2022, Juli 19). Fasilitas Santri Putra - Pondok Pesantren Darul Ilmi.
Retrieved from Ponpes Darul Ilmi banjarbaru Kalimantan Selatan:
https://darulilmi.ponpes.id/fasilitas/fasilitas-santri-putra/

24
Khadija, N. Z. Implementasi Kegiatan Keagamaan Dalam Meningkatkan Sikap
Spiritual Siswa Tunagrahita Di Slb Al-Chusnaini Pekarungan Sukodono.
Surabaya: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Program Studi Pendidikan
Agama Islam. (2018).

Rasyid, F. Cerdaskan anakmu dengan Musik. Yogyakarta: DIVA Press. (2010).

RI, P. Undang-undang Republik Indonesia No 20 T ahun 2003 tentang system


Pendidikan Nasional . Jakarta: BP.Cipta Jaya. (2013).

Shihab, M. Q. Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta:


Lentera Hati. (2002).

Smartcampus Iain Syekh Nurjati Cirebon. (2022). Retrieved from Iain Syekh
NurjatiCirebon:
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21413111007.pdf

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(2016).

Suryasubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah . Jakarta: PT Rineka Cipta.


(2002).

Team, J. Arti kata menumbuhkan menurut KBBI. (2022). Retrieved from


Jagokata.com: https://jagokata.com/arti-kata/menumbuhkan.html

Universitas Bina Sarana Informatika. (2018). Retrieved from repository.bsi.ac.id:


https://repository.bsi.ac.id/

25

Anda mungkin juga menyukai