PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
RIFQOH
19.12.4897
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri.
Selain itu, pendidikan sangat penting dalam pembangunan, maka tidak salah jika
dari tingkat yang paling rendah sampai ketingkat perguruan tinggi. Pendidikan
bertakwa.1
adanya pendidikan maka akan sulit dalam membentuk manusia yang berkarakter,
1
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Cet. V; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.
10.
2
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.2.
1
Pendidikan tidak hanya mewadahi pengembangan satu kecerdasan manusia
saja, lebih dari itu pendidikan mampu mengembangkan tiga kecerdasan manusia.
Seperti yang dikemukakan oleh ilmuan dalam ahli psikologi pendidikan, bahwa
kecerdasan manusia itu sendiri terdiri dari 3 macam kecerdasan, yakni kecerdasan
mengendalikan, dan menata perasaan sendiri dan orang lain secara mendalam
emosinya sendiri serta mengelola emosi tersebut dengan cara yang benar. 4
seseorang untuk memahami makna hidup dan juga dapat dipakai untuk
misteri diriya. Hidup yang lebih bermakna akan senantiasa melingkupi orang-
3
Ari Ginanjar Agustian, Manajemen ESQ Power, (Yogyakarta : IVA press, 2007), h. 132
4
Fathur Rasyid, Cerdaskan anakmu dengan Musik, (Yogyajakarta : DIVA press, 2010), h. 208
5
Nila Zulfa Khadija, Implementasi Kegiatan Keagamaan Dalam Meningkatkan Sikap Spiritual
Siswa Tunagrahita Di Slb Al-Chusnaini Pekarungan Sukodono, (Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Surabaya 2018) h. 4
2
memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik
(santri).6
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
merupakan sentral utama dalam membangun suatu anak bangsa, akan tetapi tidak
bisa kita pungkiri bahwa peran seorang pendidik juga tidak kalah pentingnya
berinovasi, dan memiliki kecerdasan. Oleh karena itu pendidikan dan pendidik
sangat penting dalam membentuk peserta didik yang mampu mengubah negara ini
Setiap manusia yang lahir membawa potensi baik secara fisik, psikologis,
sosial, maupun moral. Salah satu potensi yang dimiliki adalah kecerdasan
6
Daryanto, Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran (Cet. II; Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 1.
7
Undang-undang Republik Indonesia No 20 T ahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional
(Jakarta: BP. Cipta Jaya, 2003), h.7.
3
١٠ ﴿ اب َم ْن َد َّس َاها َ ﴾ قَ ْد َأ ْفلَ َح َم ْن َز َّك٨ ﴿ ور َها َوَت ْق َو َاها
َ ﴾ َوقَ ْد َخ٩ ﴿ اها َ ﴾فََأل َْه َم َها فُ ُج
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
kepada manusia sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Allah untuknya. Dapat
dirinya dengan taat kepada Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh Qatadah, dan
bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki tabiat, potensi, dan kecendrungan
ganda, yakni positif ke arah baik atau negatif ke arah buruk. Jika ingin berbahagia,
maka dia harus mengembangkan diri ke arah yang baik, karena itu kedurhakaan
terjadi akibat ulah manusia sendiri yang enggan menggunakan potensi positifnya. 9
Salah satu potensi psikis yang ada pada manusia adalah kecerdasan. Manusia
dibekali akal atau kecerdasan oleh Allah SWT diantaranya kecerdasan spiritual,
dalam rangka mengaktualisasikan dirinya sebagai hamba dan wakil Allah di bumi.
yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola
8
https://www.mushaf.id/surat/asy-syams/8/15/ pada tanggal 21 November 2022 pukul 21: 35
Wita.
9
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera
Hati, 2002)
4
pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip “hanya karena Allah”.10
diri dan orang lain. SQ juga membantu menjalani hidup pada makna yang lebih
dalam, menghadapi baik dan jahat, hidup dan mati, serta asal usul serta dari
dalam pribadi seseorang. Akibat dari ketimpangan tersebut akan berdampak pada
yang paling penting dalam kehidupan dan kebahagiaan adalah tujuan dari setiap
melibatkan anak dalam beribadah. Apabila jiwa atau batin seseorang mengalami
5
keagamaan.13 Begitu pula Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru, dari
pondok pesantren yang tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu agama namun juga
kecerdasan yang dimiliki oleh para santri tidak hanya kecerdasan inteligensi,
para orang tua yang memilih memondokkan anaknya, karena Pondok Pesantren
burdah pada malam jum’at, kegiatan muhadarah, shalat dhuha berjamaah, dan
masih banyak lagi. Dalam proses menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Ilmi
Putra Banjarbaru para santri diwajibkan untuk mengikuti kegiatan - kegiatan yang
siswa yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra Banjarbaru.
13
Ulfa Dwiyanti, Pembentukan Kecerdasan Spiritual Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan Di Smk Negeri 4 Wajo Kab Wajo, (Jurusan Pendidikan Agama Islam FakultasTarbiyah
dan Keguruan UIN Alauddin, Makassar 2018) h. 4
6
penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak
tersebutlah yang menjadi alasan utama peneliti mengambil penelitian ini, yang
peserta didik.
B. Definisi Operasional
memahami judul yang di bahas penulis, maka penulis akan menjelaskan beberapa
kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan atau wadah secara berencana,
14
Suryasubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 271.
7
program yang ditetapkan.15 Kegiatan adalah suatu dorongan bagi manusia
kegiatan keagamaan ialah suatu bentuk usaha yang terencana dan terkendali
sehari-hari.
pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan
Allah”.18
15
https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/253036/File_10-Bab-II-LandasanTeori.pdf ,
pada tanggal 21 November 2022 pukul 21: 06 Wita.
16
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21413111007.pdf pada tanggal 21
November 2022 pukul 21: 13 Wita.
17
https://jagokata.com/arti-kata/menumbuhkan.html pada tanggal 24 November 2022
pukul14: 17 Wita.
18
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ,
(Jakarta: Arga, 2001), Cet 1, h. 57.
8
Kecerdasan spiritual (SQ) juga memungkinkan diri menyatukan hal-
kesenjangan antara diri dan orang lain. SQ juga membantu menjalani hidup
pada makna yang lebih dalam, menghadapi baik dan jahat, hidup dan mati,
perilaku dan kegiatan untuk memahami makna hidup dan juga dapat dipakai
Kata santri yang di pahami pada dewasa ini lebih dekat dengan makna
“cantrik”, yang berarti seseorang yang belajar agama (islam) dan selalu setia
mengikuti guru kemana guru pergi dan menetap. Tanpa keberadaan santri
yang mau menetap dan mengikuti sang guru, tidak mungkin dibangun pondok
atau asrama tempat santri tinggal dan kemudian disebut Pondok Pesantren.
19
Agus Effendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2005), Cet 1, h. 209.
20
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/16011/5/BAB%20II.pdf pada tanggal 28 November 2022
pukul 20:20 Wita.
9
Sedangkan yang dimaksud Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru
keagamaan yang di bawah binaan kementrian agama yaitu oleh sub Direktorat
Terletak tidak jauh dari pusat kota Banjarbaru ibu Kota Provinsi
Landasan Ulin Barat, kecamatan Liang Anggang dan masuk wilayah kota
Banjarbaru. Berdiri tegak di atas tanah 3 Ha, dengan kepemilikan areal seluas
8 Ha.21
Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru ialah seseorang yang sedang belajar
C. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
21
https://darulilmi.ponpes.id/fasilitas/fasilitas-santri-putra/ pada tanggal 28 November 2022
pukul 20:51 Wita.
10
1. Bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Untuk Menumbuhkan
Banjarbaru?
membuat judul tersebut. Alasan dasar yang di maksud iyalah sebagai berikut:
Banjarbaru.
E. Tujuan Penelitian
ini adalah:
11
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
F. Penelitian terdahulu
dengan penelitian ini adalah skripsi oleh Nila Zulfa Khadijah NIM. D91214098
Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan
Chusnaini sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan indikator sikap
spiritual yang ada dalam penilaian Kurikulum 2013 di jenjang SD/MI dan
dan sesudah belajar, kegiatan sholat dhuhur berjama’ah, membaca Al-Qur’an dan
12
Kedua, sikap spiritual manusia yang tercermin dalam hubungan manusia dengan
maulid nabi Muhammad saw, dan buka bersama. Ketiga, sikap spiritual manusia
tunagrahita ditulis dalam bentuk prosesntase dan terbagi menjadi tiga ranah, yakni
yakni sebesar 66,6 %. Kedua dalam ranah hubungan manusia dengan sesama
yang relevan dengan penelitian ini adalah skripsi oleh Ulfa Dwiyanti
13
DI SMK NEGERI 4 WAJO KAB WAJO” Jurusan Program Studi Pendidikan
peserta didik mampu menyadari siapa dirinya dan bagaimana mereka memberi
ekstrakurikuler keagamaan di SMK Negeri 4 Wajo Kab Wajo yang mana lagi-lagi
hal tersebut berbeda dengan apa yang penulis teliti yaitu tentang Pembentukan
yang relevan dengan penelitian ini adalah skripsi oleh Siti Khotimah
14
NPM.1511010157 dengan judul “PENGARUH SPIRITUAL QUOTIENT
signifikan terhadap tabungan infaq santri yang ditimbulkan oleh spiritual quotient.
Hal ini berdasarkan analisa data yang dilakukan dengan menggunakan uji
mengendalikan hati nurani , sehingga memiliki rasa peduli dan infaq juga tertera
juga memakai metode penelitian kuantitatif. Sedangkan yang peneliti teliti adalah
sama – sama meneliti tentang Spiritual Quotient pada santri di pondok pesantren.
15
G. Signifikasi Penelitian
1. Signifikansi Teori
2. Signifikasi Praktis
kegiatan keagamaan.
16
d. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa lain yang ingin
3. Sistematika Penulisan
Secara garis besar penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima pokok
pikiran yang masing - masing termuat dalam bab yang berbeda - beda .
Sistematika Penulisan.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskritif dengan
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang penulis pilih adalah Pondok Pesantren Darul Ilmi
Putra Banjarbaru.
2. Waktu Penelitian
Yang Menjadi Subjek Penelitian dalam penelitian ini adalah Mudir Pondok
15
D. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari data pokok dan
data penunjang:
a. Data Pokok
a) Pendukung
b) Penghambat
16
b. Data Penunjang
Banjarbaru.
2. Sumber Data
a. Responden
b. Informan
c. Dokumentasi
17
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa catatan atau
data penelitian seperti profil Ponpes Darul Ilmi Putra Banjarbaru, Dll.
1. Wawancara
penelitian dengan cara tatap muka dan tanya jawab. Alat yang digunakan
2. Observasi
yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang
sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. Dalam hal ini peneliti
3. Dokumentasi
18
b. Struktur Keorganisasian Pondok Pesantren Darul Ilmi Putra
Banjarbaru.
MATRIKS
TEKNIK
SUMBER
NO DATA PENGUMPULAN
DATA
DATA
Mudir, Ustadz,
Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan
dan Santri
Untuk Menumbuhkan Kecerdasan Wawancara,
Pondok
1 Spiritual Quontient Di Pondok Observasi dan
Pesantren Darul
Pesantren Darul Ilmi Putra Dokumentasi
Ilmi Putra
Banjarbaru.
Banjarbaru
19
1.Pendukung
2.Penghambat
Data penunjang:
Banjarbaru.
Banjarbaru.
Banjarbaru.
telah diterima dengan tujuan apakah data yang diterima sudah lengkap
yang sudah dikumpulkan dan jika sudah maka akan diklasifikasi sesuai
20
4. Interpretasi, yaitu penafsiran atau memberikan penjelasan atas data
G. Analisis Data
Proses Dalam penelitian ini teknik analisis data digunakan sebagai proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.22
analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya
mulai dilakukan sejak pengumpulan dan dikerjakan secara intensif, yaitu sesudah
yang akan digunakan ialah dengan cara deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif
ialah memanfaatkan data fakta kualitatif dalam bentuk kualitatif yang biasa
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), h.
244.
23
Afifuddin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009), h. 145-146.
21
dapat tergambar dengan jelas tentang pembentukan karakter religius siswa melalui
H. Prosedur Penelitian
berikut :
1. Tahap Pendahuluan
untuk dikoreksi
persetujuan judul.
2. Tahap Persiapan
3. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan penelitian
22
b. Melakukan penggalian data kelokasi penelitian tentang
kegiatan pembiasaan
kegiatan pembiasaan
4. Tahap Akhir
23
DAFTAR PUSTAKA
Agung, S. I. IAIN Tulung Agung. (2022). Retrieved from IAIN Tulung Agung:
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/16011/5/BAB%20II.pdf
Ilmi, S. D. (2022, Juli 19). Fasilitas Santri Putra - Pondok Pesantren Darul Ilmi.
Retrieved from Ponpes Darul Ilmi banjarbaru Kalimantan Selatan:
https://darulilmi.ponpes.id/fasilitas/fasilitas-santri-putra/
24
Khadija, N. Z. Implementasi Kegiatan Keagamaan Dalam Meningkatkan Sikap
Spiritual Siswa Tunagrahita Di Slb Al-Chusnaini Pekarungan Sukodono.
Surabaya: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Program Studi Pendidikan
Agama Islam. (2018).
Smartcampus Iain Syekh Nurjati Cirebon. (2022). Retrieved from Iain Syekh
NurjatiCirebon:
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21413111007.pdf
25