BAB I
PENDAHULUAN
atau tuntunan kepada peserta didik agar bisa tercapai kedewasaan secara
mulia.
sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi menuju arah yang
urutan terakhir bidang yang harus diperbaiki, bahkan terkadang tanpa sadar
1
Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendididikan Nasional (Cet. 2; Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 2.
1
2
setiap masyarakat (peserta didik) agar dapat menjadi manusia yang baik, taat,
dan unggul. Selain itu, fungsi dan tujuan pendidikan dalam Undang-Undang
yang baik. Bukan hanya taat dan unggul dalam hal duniawi, tetapi juga dalam
2
Kadi Titi dan Robiatul Awwaliayah, “Inovasi Pendidikan Upaya Penyelesaian Problematika
Pendidikan di Indonesia” Islam Nusantara, (online), 1 (2),
https://jurnaljurnalnu.com/index,php/as/artiche, 2017 view (32)
3
Ibid., h. 6.
3
orang. Dan tidak dilaksanakan agama dalam kehidupan sehari-hari, baik oleh
lima waktu, tidak puasa ketika saatnya puasa Ramadhan, tidak suka
berasal dari hati. Dengan demikian, perlu usaha aktif dari sekolah untuk
4
Departemen Agama RI, Op.Cit, h. 1
5
Zakiah Darajat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970),
h.65
6
Ali Noer dkk, op.cit., h. 23
4
membentuk kebiasaan (habit) sehingga sifat anak akan terukir sejak dini, agar
tetapi menambahkan mata pelajaran lain yang berkaitan erat dan menunjang
pelajaran tatap muka, baik dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar
dipelajari oleh peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
PAI yang mencakup lima aspek bahan pelajaran, yaitu: al-Qur’an hadis,
Aqidah, Akhlak, Fikih, dan Tarikh dan Kebudayaan Islam. Luasnya bidang
7
Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah, (Yogyakarta :
Ar-ruzz Media, 2012).
8
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 205.
5
bakat, minat, dan kepribadian peserta didik dalam aspek pengamalan dan
bimbingan guru PAI, guru mata pelajaran lain, tenaga pendidikan dan lainnya
yang baik akan menunjang proses pembentukan karakter bangsa yang baik.
9
Departemen Agama R.I., Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor Dj/12A
Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah tanggal 8 Januari 2009.
6
Pendidikan Agama Islam yang bisa dikembangkan oleh pihak sekolah sesuai
biasanya dilaksanakan oleh Rohani Islam (ROHIS) atau lembaga sejenis yang
insan beriman, bertaqwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
hari.11
Kilat (sanlat), Tadabbur dan Tafakkur Alam, Peringatan Hari Besar Islam
10
Departemen Agama R. I., Panduan Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam (Jakarta: Depag, R.I., 2008), h. 23.
11
Lihat Departemen Agama R.I., Panduan Kegiatan Rohis Tingkat SLTA (SMA/SMK)
(Jakarta: Depag R.I., 2008), h. 4.
7
kompetensi Agama Islam dan kualitas keimanan dan ketaqwaan siswa agar
Kota Jayapura yang banyak diminati oleh masyarakat baik didalam kota
maupun diluar kota. SMA Negeri 4 Jayapura berdiri secara resmi pada tanggal
SMA Negeri 4 Jayapura pertama kali dibangun pada tahun 1997 di kawasan
Entrop atau lebih dikenal dengan sebutan dekat perumahan pajak entrop.
12
Lihat Departemen Agama R.I., Panduan Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam, op. cit., h. 26.
8
umum namun juga dalam bidang keagamaan. Seperti yang disebutkan dalam
visi, misi dan tujuan dari SMA Negeri 4 Kota Jayapura berikut:
warga sekolah;
bahasa asing;
3. Berdasarkan pada visi dan misi sekolah, maka tujuan yang ingin dicapai
sebagai berikut :
yang lainnya;
Nasional;
h) Tim Olah Raga (O2SN) dapat meraih prestasi tingkat Propinsi dan
Nasional;
dunia kerja.
10
menemukan adanya peserta didik yang tidak bisa membaca Al-Qur’an di usia
sekolah serta masih ada peserta didik yang tidak menegur sapa ketika
guna mengetahui seberapa besar dampak dari kegiatan Rohani Islam dalam
Tabel 1.1
Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
No. Fokus penelitian Deskripsi fokus
C. Rumusan Masalah
potensi diri dalam proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau
13
Darmiatun Daryanto S, Implementasi pendidikan karakter disekolah, (Yogyakarta, Gava
Media, C 1,2013), h. 17.
14
Ibid., h. 18
13
E. Kajian Pustaka
serta lingkungan sekolaah. Akhlak ini meliputi sikap dan perbuatan yang
dengan diri sendiri meliputi sabar, pemaaf, rendah hati, jujur dan berani.
15
Dewi ,“Peran program ekstrakulikuler rohani Islam (Rohis) dalam pembentukan akhlak
siswa di sekolah menengah kejuruan(SMK) Negeri 1 Lubuk Lingau “,( Tesis, UNRAM 2011), h.
157.
14
sistem pembelajaran materi PAI dan Rohis dengan materi pelajaran lainnya
sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, dan Ka.
maupun keluarga.16
16
Hasrudin Dute, Peranan Pendidikan Agama Islam(Rohis) dalam Meningkatkan Toleransi
Beragama Siswa di SMA Negeri 4 Jayapura Provinsi Papua, (Tesis UIN Alauddin, Makasar 2012),
h. 180.
15
Sumpiuh Kabupaten Banyumas yaitu 31%. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
r sebesar 0,557, r square sebesar 0,310, harga thitung sebesar 6,289 lebih besar
dari ttabel sebesar 1,987 pada taraf signifikansi 5%. Pengaruh tersebut
Y=29,989+0,563X.
faktor yang mendukung dan menghambat kegiatan sie kerohanian Islam dan
keberagamaan.17
17
Afdiah Fidiyanti, Peran Sie Kerohanian Islam Dalam Upaya Meningkatkan Perilaku
Keberagamaan Siswa di SMA N.1 Sidoarjo, (Tesis UIN Maulana malik Ibrahim, Malang, 2009), h.
12.
16
keagamaan di sekolah.18
budaya relegius di sekolah. Hal ini berkaitan dengan penelitian yang ada di
cukup banyak tulisan ilmiah yang senada dengan tema rohani Islam sehingga
dapat saling melengkapi satu sama lain, akan tetapi penulis belum
18
Ririn Astuti, Peran Organisasi Kerohanian Islam Dalam Membentuk Perilaku Keagamaan
Siswa di SMA Negeri 1 Godean Sleman Yogjakarta, (Tesis, UIN Sunan Kalijaga, Yogjakarta, 2010),
h.15.
19
Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah ( Upaya Pengembangan PAI dari
Teori Ke Aksi).(Malang:UIN Maliki Press,2010), h. 20.
17
1. Tujuan Penelitian:
2. Manfaat Penelitian
sekolah.
b. Manfaat Praktis
G. Kerangka Teori
beberapa teori berdasar pendapat para ahli yaitu teori rohani islam
Islam” ini sering disebut dengan istilah “Kerohanian Islam” yang berarti
sebagai suatu wadah besar yang dimiliki oleh siswa untuk menjalankan
20
IAIN Fattahul muluk Papua, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Makalah dan Tesis,
(Jayapura :, 2020), h.17
21
Koesmarwanti, Nugroho Widiyantoro, Dakwah Sekolah di Era Baru, (Solo: Era Inter
Media, 2000), h. 124.
19
Gambar 1.2
- UU RI Nomor 20
Bentuk Kegiatan Rohani Tahun 2003 tentang
Islam Sistem Pendidikan
Nasional BAB I Pasal
1 Ayat 1
- Al-Qur’an & Hadits
Dampak Kegiatan Rohani - Peraturan Dirjen
Islam Pendidikan Islam No:
Dj.I.12A Tahun 2009
Faktor Pendukung
dan Penghambat
Kegiatan Rohani
Islam
20
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Dampak
Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang
adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab
atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka megikuti
Kata rohani Islam, terdiri dari kata rohani dan Islam. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata rohani berasal dari kata roh berarti
sesuatu unsur yang ada dalam jasad yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab
22
Suharno dan Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang: Widya Karya, h.
243.
23
Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., h. 1179.
20
21
oleh Nabi Muhammad SAW berpedoman kepada kitab suci Al-Qur’an yang
tahun 2010 adalah bagian organisasi dari organisasi siswa intrasekolah yang
agar menjadi insan beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
sehari-hari.25
“kerohanian Islam” ini sering disebut dengan istilah “Rohis” yang berarti
sebagai suatu wadah besar yang dimiliki oleh siswa untuk menjalankan
jalan bagi peserta didik untuk mengamalkan ajaran agama yang diperolehnya
pribadi mereka sesuai dengan nilai-nilai agama. Dengan perkataan lain, tujuan
24
Ibid., h. 549.
25
Badrudin, op.cit., h. 163-164.
26
Koesmarwati, Nugroho Widiyantoro, Dakwah Sekolah di Era Baru, Solo: Era Inter Media,
2000, hal, 124.
22
Allah Swt. Jadi selain menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, peserta
itu akan lebih terasa ketika seluruh warga sekolah (Pimpinan, Guru dan
baik dengan unsur Rohis, sebagai ikhtiar bersama dengan tetap menampilkan
akhlak mulia sesuai ajaran Islam. Penerapan akhlak mulia inilah yang
bangsa.
atau guru yang beragama Islam, termasuk peserta didik. Demikian juga unsur
27
Departemen Agama Republik Indonesi, Panduan Kegiatan Ekstakulikuler Pendidikan
Agama Islam, (Jakarta: DepagRI, 2005), h. 9.
28
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1989), h. 276.
23
Masjid atau Musholla terdekat, bahkan LSM yang sudah memiliki citra bagus
sekolah dibagi menjadi dua macam, yakni bersifat ammah (umum) dan
untuk mengikutinya.30
menjadi siswa baru, target program ini adalah mengenalkan siswa baru
29
Departemen Agama R.I., Panduan Kegiatan Rohis Tingkat SLTA (SMA/SMK), op.cit.,
h.6
30
Koesmarwanti, Nugroho Widiyantoro, Dakwah Sekolah di Era Baru, (Solo: Era Inter
Media, 2000), h. 139-140.
24
alumninya.
tawuran, dan seks bebas. Program seperti ini juga menarik dengan
pasif.
d. Perlombaan
utama PHBI merupakan wahana menjaring bakat dan minat para siswa
e. Majalah Meding
Islam.
a. Mabit
c. Pelatihan (daurah)
d. Penugasan
Selain itu, metode dakwah pada pembinaan rohani Islam adalah suatu
Terjemahannya:
31
Ibid, h. 159-161.
32
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya , (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka
Indonesia), h. 383.
27
Dari ayat ini, menurut M. Munir tetode dakwah ada tiga yaitu :
1. Pengetahuan
33
M. Munir, Wahyu Ilahi, Managemen Dakwah, (Jakarta: Pranada Media, 2006), h. 33-34.
28
baik dalam hal baca tulis al-qur’an, sejarah kebudayaan islam, akidah
2. Pengamalan
3. Pembiasaan
sendiri.
anak, yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat,
dari pribadinya.
tua, dalam hal ini para pendidik agar mereka menyuruh anak-anak
Artinya:
Tanpa itu hidup seseorang akan berjalan lambat sekali, sebab sebelum
34
Muhammad Hamidy, dkk., 1978 : 282 (H.R Ahmad dan Abu Daud)
31
Artinya:
utama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup
35
HR. Bukhari no. 1987 dan Muslim no. 741
32
1. Pengertian Remaja
yaitu umur 12 tahun sampai 21tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai
22 bagi pria. Rentang usia remaja ini dibagi menjadi dua bagian yaitu
remaja awal dengan rentan usia antara 12/13 tahun sampai 17/18 tahun
negatif periode ini disebut juga periode “serba tidak” (the “un” stage),
intelektual.37
36
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori.,2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
didik. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hal 9
37
Dadang Sulaeman.1995. Psikologi Remaja : dimensi-dimensi perkembangan. Bandung:
Penerbit Mandar Maju. Hal 1
33
pada remaja laki-laki, hal ini terlihat dengan jelas bahwa wanita usia
12,13 atau 14 tahun anak wanita lebih tinggi dapi pada laki-laki.39
Tahapoprasional formal ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun keatas.
hasil dari berpikir logis. Aspek perasaaan dan moralnya juga telah
38
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori.,2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
didik. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hal 67
39
Dadang Sulaeman.1995. Psikologi Remaja : dimensi-dimensi perkembangan. Bandung:
Penerbit Mandar Maju. Hal 24
40
hon W. Santroct.2011. Life-Span Development : perkembangan masa hidup jilid 1.
Jakarta: Erlangga. Hal 404
34
dengan orang dewasa. Karena pada tahapan ini anak sudah mulai
perkembngan kognitifnya.42
sejenisnya.43
41
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori.,2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
didik. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hal 29
42
Ibid. Hal 29
43
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori.,2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
didik. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hal 85
35
sekalipun.
c. Mulai ada rasa tertarik terhadap lawan jenis, hal ini menyebabkan
lawan jenisnya.
44
Ibid. Hal 85
45
Ibid. Hal 92
36
Faktor internal adalah segala faktor yang berasal dari dalam diri
46
Zakiyah daradjat, Ilmu Pendidikan…, h.34
37
eksternal adalah segala faktor dari luar diri peserta didik, diantaranya
rohani islam baik yang bersifat internal dan eksternal sebagai berikut:
keagamaan.47
47
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h. 97-98.
38
1) Lingkungan keluarga
48
Fatkur Rozi, Hadits Tarbawi, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015), h. 177.
39
2) Lingkungan sekolah
sesama temannya.
a. Faktor internal
4) Jauh dari Tuhan. Orang yang hidupnya jauh dari agama, dirinya
49
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h. 120-121.
41
b. Faktor eksternal
1) Lingkungan keluarga
perkembangan selanjutnya.
2) Lingkungan sekolah
3) Lingkungan masyarakat
reamaja, namun faktor yang paling domain adalah sekolah dan teman
sebaya, karena sebagian besar waktu dan perhatian remaja mengarah pada
dua faktor itu. Remaja selalu ingin mendapat perhatian dan pengakuan dari
Artinya:
50
Zakiyah Darajat, Remaja, Harapan dan Tantangan, (Jakarta: CV Ruhma, 1994), h. 84.
51
Syekh Ahmad bin Muhammad Atailah, Al-Hikam, (Surabaya: Mutiara Ilmu, 1995), h. 101.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
kasus (case study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif,
Bogdan & Biklen dengan Lincoln & Guba, karakteristik atau ciri
induktif (umum ke khusus); (5) teori dari dasar (grounded theory) dari
bawah ke atas; (6) deskriptif (yaitu data berupa kata-kata, gambar dan
ilustrasi); (7) lebih mementingkan proses dari pada hasil; (8) adanya
52
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Cet. XIV
(Jakarta: PT. Rineka Cipta Anggota IKAPI, 2018), h. 131.
43
44
batasan yang ditentukan oleh fokus; (9) adanya kriteria khusus untuk
dan terperinci tentang gejala dan fenomena yang diteliti yaitu mengenai
Papua atau persoalan yang berkenaan dengan objek kajian penelitian ini.
2. Lokasi Penelitian
mengirit biaya, juga data yang dibutuhkan mudah diperoleh karena ada
B. Pendekatan Penelitian
tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang, yang mana dalam hal
53
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Cet. XXIII (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 8-13.
45
berupaya mengungkap secara rinci atas suatu latar atau satu orang subjek atau
tersebut dilakukan secara intensif terinci dan mendalam pada suatu organisasi,
lembaga dan gejala tertentu.55 Jadi studi ini berusaha menelaah sebanyak
mungkin data mengenai subjek yang diteliti, dan ini merupakan salah satu dari
pendekatan deskriptif analisis karena hasil dari penelitian ini berupa data
deskriptif dalam bentuk kata tertulis atau lisan dan perilaku dari orang-orang
yang diamati (interview, observasi dan dokumentasi) serta hal-hal lain yang
C. Sumber Data
peristiwa yang diamati dan dokumentasi. Jumlah sumber data tidak ditentukan
sebelum penelitian. Melainkan menggunakan snowball sampling. Sumber
data dipilih secara bergilir sesuai kebutuhan sampai informan yang diperoleh
54
S. Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 27.
55
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 142
56
Robert K. Yin, Studi Kasus (Desain dan Metode) (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002), h. 201.
46
Tabel 3.1
Informan Penelitian
No. Nama Jabatan
- Riyan Hidayatullah
Peserta didik (Pengurus
3. - Elis Rahmawati
- Hasbi Sidik ROHIS)
- Siti Lailatul A’yuni
4. - Sri Lestari Orang tua
- Kusrini
Data yang bersumber dari informan, peristiwa-peristiwa atau aktivitas
dokumentasi lain.
data uatama dalam penelitian ini. Meskipun demikian, data yang bukan
47
dengan fokus penelitian ini tidak bisa diabaikan. Sumber data utama tersebut
dibuat transkripnya untuk dapat dipelajari dan didalami kembali. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini dapat ditafsirkan ke dalam dua bentuk; yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer dijaring melalui penelitian
Seperti dokumen tentang SMA Negeri 4 Kota Jayapura dan dukumen lainnya.
dan karya tulis ilmiah lainnya yang ada kaitannya dengan masalah yang
kajian teori dari berbagai sumber yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
kutipan hasil bacaan. Pada kartu kutipan ditulis nama pengarang, nama buku,
penerbit, tempat terbit, tahun terbut dan halaman yang dikutip yang disusun
secara alpabetis.
data deskriptif yang cukup berharga dan dapat digunakan untuk menelaah
segi-segi subjektif dan hasilnya dapat pula dianalisis secara induktif. Foto
48
yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto yang diambil sendiri oleh
peneliti atau foto yang sudah tersedia di sekolah yang diteliti. Foto-foto yang
penelitian.
Di samping itu, data lain yang dapat digunakan adalah data statistik
yang telah tersedia disekolah yang diteliti. Data tersebut dapat dimanfaatkan
dokumentasi. Dalam hal ini peneliti mengutip saran yang disampaikan oleh
subjek penelitian dari topik tertentu atau situasi spesifik yang dikaji.
3. Dokumentasi (documentation).
E. Instrumen Penelitian
57
Wahid Murni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan (Pendekatan
Kualitatif dan Kuantitatif. Skripsi, Tesis, dan Desertasi, Cet. I (Malang: UM Press. 2008), h. 39.
50
peneliti itu sendiri (human isntrument).58 Oleh karena itu, peneliti sebagai
1. Data kualitatif
58
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Cet. IV (Bandung: ALFABETA, 2008), h. 59.
59
Sugiyono, Mamahami Penelitian Kualitatif. h. 59.
51
dan hasil pengamatan yang tercatat dalam berkas di lapangan, dan dari
Oleh karena itu, proses analisis data penelitian ini dimulai sejak peneliti
resmi, hasil perbicangan informal dan foto. Semua data yang sudah
mendalam.
data di antaranya:
60
Lexy J. Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 209.
61
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 89.
52
Bungin. Bahwa analisis model intraktif, meliputi tiga komponen alur kegiatan
data.62 Untuk lebih jelasnya, model analisis data intraktif dalam bentuk bagan
sebagai berikut:
62
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, h. 99.
53
Gambar 3.1
Pengumpulan Data
Penyajian Data
(Data Collection)
(Data Display)
Reduksi Data
(Data Reduction)
(Data Collection)
2. Data Kuantitatif
menurut Moleong (2007) terdapat empat (4) kriteria yaitu derajat kepercayaan
2. Keteralihan (transferability).
jelas.
63
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 324-325.
55
3. Kebergantungan (dependability).
digunakan.
4. Kepastian (confirmability).
laporan penelitian.64
64
Mudjia Rahardjo, Sosiologi Pedesaan (Studi Perubahan Sosial) (Malang: UIN Malang Press,
2007), h. 19.
56
dari segi kesepakatan antar subjek, dalam artian bahwa sesuatu itu subjektif
tulisan ini menjadi lima Bab, yang secara sistimatis ialah sebagai berikut:
umum dan menyeluruh tentang tesis ini, yang dimulai dari latar
Bab II : Kajian teori yang berisi tentang dampak kegiatan Rohani Islam di
A. Pengertian Dampak
65
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif (Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan
Penelitian) (Malang: UMM Press, 2005), h. 82.
57
1. Pengetahuan
2. Pengamalan
3. Pembiasaan
sikap keberagamaan
B. Pendekatan Penelitian
C. Sumber Data
E. Instrumen Penelitian
A. Hasil Penelitian
58
B. Analisis Data
Bab V : Penutup, dalam bab ini berisi tentang uraian kesimpulan dan
implikasi penelitian.
59
BAB IV
A. Hasil Penelitian
tanggal 12 April 2021 sampai 28 Mei 2021 selama lima kali pertemuan, yaitu
pertemuan pertama pada tanggal 12 April 2021 dan pertemuan terakhir pada
bahwa:
66
Herlina Sineri, wawancara, Jayapura, 19 April 2021
59
60
c) Perlombaan
67
Idam Setiawan, wawancara. Jayapura 22 April 2021
68
Ainul Yaqin, wawancara. Jayapura 19 April 2021
61
S.Pd.I., M.Pd selaku guru PAI dan pembina Rohis SMA Negeri 4
e) Majalah Meding
dilakukan.
f) Mabit
69
Ainul Yaqin, wawancara, Jayapura, 19 April 2021
62
diskusi atau bedah buku dilakukan pada saat kegiatan kajian islam atau
pengajian berlangsung.
h) Pelatihan/Daurah
mengatakan:
i) Penugasan
70
Idam Setiawan, wawancara, Jayapura, 22 April 2021
71
Ainul Yaqin, wawancara , Jayapura, 19 April 2021
63
seleksi yang terdiri dari kelas X (sepuluh) dan kelas XII (sebelas). Masa
dari: kelas X jumlah siswa Muslim ada 192, yang aktif mengikuti
kegiatan Rohis sebanyak 154 siswa sedangkan yang tidak aktif hanya
38 siswa. Kelas XI jumlah siswa Muslim ada 208, yang aktif mengikuti
kegiatan Rohis sebanyak 166 siswa dan yang tidak aktif hanya 42
siswa.
2) Anggota luar biasa (anggota kehormatan) yang terdiri dari aktivis Rohis
kelas XII dengan jumlah siswa Muslim ada 196, yang masih aktif dalam
siswa.
program rohis. Di luar kerangka itu, mutu tamatan peserta didik juga dapat
dilihat dari nilai-nilai hidup yang dianut, moralitas, dorongan untuk maju dan
Dampak dari kegiatan rohani islam bagi peserta didik di SMA Negeri
ini tentunya memberi dampak yang sangat baik bagi peserta didik. Ini
bisa dilihat dari adanya peserta didik yang awalnya tidak bisa membaca
72
Riyan Hidayatullah, wawancara. Jayapura
65
73
Kusrini, wawancara. Jayapura, 21 Mei 2021
74
Elis Rahmawati, wawancara. Jayapura, 24 Mei 2021
66
dari kegiatan. Hal ini terlihat dari hasil observasi, sikap peserta didik
ketika bertemu dengan orang yang lebih tua baik orang tua ataupun
adek-adek kelas kalau ketemu dengan kakak kelasnya cuek asal lewat-
lewat saja tapi kalau ikut kegiatan terus pasti lebih bagus supan
santunnya walaupun kadang masih ada beberapa ade tingkat yang belum
berubah sikapnya.76
75
Hasbi Sidik, wawancara. Jayapura, 21 Mei 2021
76
Siti Lailatul A’yuni, wawancara. Jayapura, 24 Mei 2021
67
orang tua dari salah satu siswi di SMA Negeri 4 Kota Jayapura, beliau
mengatakan:
Kota Jayapura
rohis
rohis
berlangsung
77
Sri Lestari, wawancara. Jayapura, 25 Mei 2021
68
karena sibuk bekerja dan ada juga yang kurang faham akan
peserta didik masih lari-lari bersama teman yang agama lain dalam
putrinya.
B. Analisis penelitian
sekolah dibagi menjadi dua macam, yakni bersifat ammah (umum) dan
untuk mengikutinya.78
Rohis.
kegiatan ini peserta didik bisa saling mengeal satu dengan yang lainnya.
baik antara peserta didik dan guru dan junior dan senior di antara peserta
78
Koesmarwanti, Nugroho Widiyantoro, Dakwah Sekolah di Era Baru, (Solo: Era Inter
Media, 2000), h. 139-140.
70
edukatif dan Islami hingga kegiatan outbond dan games yang tidak lepas
3) Perlombaan
utama PHBI merupakan wahana menjaring bakat dan minat para siswa
5) Majalah Meding
dilakukan.
minat peserta didik yang lain untuk tertarik melakukan kegiatan yang
a) Mabit
didik dilatih untuk bisa mandiri dan bisa bersosialisasi dengan teman-
temannya dan bisa lebih dewasa karena terpisah dengan orang tua.
c) Pelatihan/Daurah
d) Penugasan
program rohis. Di luar kerangka itu, mutu tamatan peserta didik juga dapat
dilihat dari nilai-nilai hidup yang dianut, moralitas, dorongan untuk maju dan
islam bagi peserta didik di SMA Negeri 4 Kota Jayapura berdasarkan teori
diantaranya adalah:
75
a. Pengetahuan
yang diketahui.
dalam hal baca tulis al-qur’an, sejarah kebudayaan islam, akidah islam
dan fiqihnya.
dalam mengenal ilmu agama islam serta bertambahnya ilmu baca tulis
al-qur’an peserta didik. Hal ini tentu akan mendorong minat peserta
didik yang lain untuk mengikuti kegiatan BTA apalagi mengingat ujia
mereka yang sudah remaja ini biasanya akan terdorong oleh rasa
teman-teman sebayanya.
b. Pengamalan
c. Pembiasaan
Seperti sedia kala, 3) Sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari
sikap peserta didik ketika bertemu dengan orang yang lebih tua baik
orang tua ataupun kakak tingkatnya dan ketemu bapak/ibu guru sopan
Kota Jayapura
Jayapura:
formal. Tahap oprasional formal ini dialami oleh anak pada usia
11 tahun keatas.
78
orang dewasa. Karena pada tahapan ini anak sudah mulai mampu
perkembngan kognitifnya.80
79
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori.,2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
didik. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hal 29
80
Ibid. Hal 29
79
a) Faktor keluarga
Artinya:
81
Fatkur Rozi, Hadits Tarbawi, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015), h. 177.
80
b) Faktor Sekolah
sesama temannya.
c. Faktor internal
8) Jauh dari Tuhan. Orang yang hidupnya jauh dari agama, dirinya
beberapa peserta didik yang masih susah mengikuti kegiatan dan harus
agama islam.
d. Faktor Keluarga
kegiatan rohis di sekolah karena sibuk bekerja dan ada juga yang kurang
faham akan kegiatan rohani islam sehingga hal ini tentunya hal ini akan
82
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h. 120-121.
83
e. Lingkungan Sekolah
membuat peserta didik masih lari-lari bersama teman yang agama lain
f. Lingkungan masyarakat
yang ada dalam masyarakat, baik yang langsung terlihat ataupun yang
disajikan melalui media, koran, televisi ataupun media lain yang dapat
mempengaruhi seseorang.83
sedikit bebas di luar sekolah apalagi dengan peserta didik yang orang
83
Zakiyah Darajat, Remaja, Harapan dan Tantangan, (Jakarta: CV Ruhma, 1994), h. 84.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disajikan serta dianalisis oleh peneliti. Maka peneliti dapat menarik suatu
dan Penugasan.
Dampak dari kegiatan rohani islam diantaranya: peserta didik sudah bisa
di SMA Negeri 4 Kota Jayapura antara lain: Adanya kesadaran dari peserta
kegiatan yang di programkan sekolah menjadi salah satu faktor yang dapat
84
85
masih ada beberapa peserta didik yang masih enggan mengikuti kegiatan dan
mengikuti kegiatan rohis di sekolah karena sibuk bekerja dan ada juga yang
kurang faham akan kegiatan rohani islam, Sekolah yang bersifat umum
teman yang agama lain dalam mengikuti kegiatan terutama siswa laki-laki,
lingkungan masyarakat yang padat akan penduduk menjadi salah satu faktor
penghambat karena pergaulan peserta didik yang sedikit bebas di luar sekolah
apalagi dengan peserta didik yang orang tuanya sibuk bekerja dan jarang
memperhatikan putra-putrinya.
B. Implikasi Penelitian
b. Adanya penerapan sanksi dari pihak sekolah bagi siswa yang mengikuti
sekolah.
86
DAFTAR PUSTAKA
Atailah, Syekh Ahmad bin Muhammad . Al-Hikam. Surabaya: Mutiara Ilmu, 1995.
Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995.
Hamidy, Muhammad, dkk., 1978 : 282 (H.R Ahmad dan Abu Daud)
Koesmarwati, Nugroho Widiyantoro. Dakwah Sekolah di Era Baru, Solo: Era Inter
Media, 2000.
Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Cet. XXIII. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007.
Munir, M. dan Ilahi, Wahyu. Managemen Dakwah. Jakarta: Pranada Media, 2006.
Murni, Wahid. Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan
(Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Skripsi, Tesis, dan Desertasi, Cet. I
(Malang: UM Press. 2008)
Nata, Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam (Cet. 1). Jakarta: Prenada Media Group,
2010.
Rozi, Fatkur. Hadits Tarbawi. Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015.
Salim, Peter dan Salim, Yenni. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:
Balai Pustaka, 1995.
Usman, Moh. Uzer dan Setyowati, Lilis. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993.
Yaqin, Husnul. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Makalah dan Tesis.
Jayapura: IAIN, 2020.
Yin, Robert K. .Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2002.