Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dimana

diharapkan agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi

dirinya. Peserta didik diharapkan memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

pengendalian diri, mempunyai kepribadian yang baik, cerdas, berakhlak

mulia, mempunyai pengetahuan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negaranya.

Pendidikan hakikatnya dilakukan di lembaga formal dan nonformal,

sebagaimana dilaksanakan di sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat.1

Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada kepemimpinan

kepala sekolah karena dia sebagai pemimpin di lembaganya, maka dia harus

mampu membawa lembaganya ke arah tercapainya tujuan yang telah di

tetapkan, dia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat

masa depan dalam kehidupan globalisasi yang lebih baik.2

Kepemimpinan yang efektif akan dapat meningkatkan semangat kerja

guru yang baik, dan semangat kerja guru yang baik akan menyebabkan

pekerjaan guru menjadi produktif, dan dengan demikian kualitas pendidikan

1
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka setia. 2009), 56.
2
Marno, Triyo Supriyanto. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. (Bandung: Refika
Aditama. 2008), 176.

1
2

akan dapat meningkat.3 Menurut Ngalim purwanto, Kepemimpinan adalah

suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa, sehingga

tercapailah tujuan dari kelompok itu.4

Kepala Sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola

kepemimpinananya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan

kemajuan sekolah. Oleh karena itu dalam pendidikan modern kepemimpinan

kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan.

Kepala sekolah mempunyai tugas pokok dan fungsinya sendiri. Tanpa

adanya kepala sekolah, mustahil sekolah dapat berjalan dengan baik. Oleh

karena itu dalam memilih pemimpin sekolah haruslah yang benar-benar

berkompeten, bijaksana dan adil karena setiap pemimpin nantinya akan di

mintai pertanggungjawabannya.

Islam memandang bahwa kepemimpinan harus dipegang oleh sosok

yang mampu dan dapat menempatkan diri sebagai obar kebenaran dengan

memberi contoh teladan yang baik, karena dia adalah uswatun hasanah. 5 Peran

kepala sekolah sangatlah penting, seorang kepala sekolah haruslah bisa

merencanakan dan melaksanakan program kerja, serta mengadakan evaluasi

secara berkala terhadap proses pendidikan.

Pada dasarnya kepala sekolah dan semua pendidik menginginkan

visi dan misi sekolahan atau lembaga itu tercapai. Tercapainya visi dan misi

3
Sulthon, Membangun Semangat Kerja Guru. (Yogyakarta: LaksBang Pressindo. 2009), 39.
4
Ngalim Purwanto, Administrasi dan supervisi pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007) 26
5
Khatib pahlawan kayo, Kepemimpinan Islam dan dakwah, ( Jakarta: Amzah. 2005,) 74.
3

bahkan tujuan dari sebuah pendidikan tidaklah luput dari suatu pembelajaran

yang ideal.

Pembelajaran pada hakekatnya sebuah proses interaksi antara peserta

didik dengan lingkungannya, dan harus menekankan pada praktek. sehingga

terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. 6 Pembelajaran secara

sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi,

intelektual, dan spiritual seseorang agar mampu belajar dengan kehendaknya

sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral

keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi

dan pengalaman belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang pada

prinsipnya mengambarkan aktivitas guru, sedangkan pembelajaran

menggambarkan aktivitas peserta didik.7

Pendidikan Agama Islam ( PAI ) sangatlah berpengaruh terhadap

perilaku peserta didik. Di Indonesia, Pendidikan Agama termasuk kurikulum

wajib yang harus di pelajari oleh peserta didik di lembaga pendidikan Sekolah

Menengah Atas. Pendidikan agama di sekolah memiliki peranan penting

dalam pembinaan generasi bangsa Indonesia, hal ini ditandai dengan

kemajuan-kemajuan luar biasa dalam pembangunan, baik dalam menciptakan

manusia yang berakhlakul karimah, memiliki spiritualitas yang tinggi hingga

memiliki fungsi yang dibutuhkan oleh agama, maupun masyarakat bangsanya. 

Hal ini seiring dengan Pendidikan Agama Islam dinilai pula memberikan

6
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006),
21.
7
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran ( Jakarta : Kencana
Penanda Media Group, 2009), 85.
4

sumbangsi bagi terdidiknya anak-anak bangsa yang senantiasa memiliki asas-

asas ketauhidan sesuai dengan prinsip Islam dalam kehidupannya.

Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang

selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa dan akhlak, serta aktif

membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam

memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu

diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan

yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional,

regional maupun global.8

Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,

pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam dari peserta

didik, yang disamping untuk kesalehan atau kualitas pribadi, juga sekaligus

untuk membentuk kesalehan sosial karena agama Islam adalah agama yang

benar di sisi Tuhan. Pernyataan ini di tegaskan dalam Al quran surat Ali Imran

(3) :19 yang berbunyi:

b Î ) šúï Ïe $!$ # y ‰Y Ïã «!$# Þ O»n =ó ™M }$# ÇÊÒÈ ¨


“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah
Islam.”

Pembelajaran PAI setidaknya tidak monoton seperti halnya guru

berceramah saja, tapi pembelajaran PAI bisa di ajarkan oleh guru PAI dengan

berbagai metode yang menyenangkan, seperti pemilihan model-model

pembelajaran yang di sesuaikan dengan kondisi peserta didik, ataupun dengan

8
Mgs. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep, karakteristik dan metodologi
Pendidikan Agama Islam di Sekolah umum. (Yogyakarta: Teras. 2007), 95.
5

fasilitas yang tersedia di sekolah. Untuk itu, tidaklah cukup hanya di lakukan

oleh guru PAI saja untuk menciptakan pembelajaran PAI yang modern, namun

hal ini sangat membutuhkan peran kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga

yang mempunyai kewenangan dalam membuat kebijakan-kebijakan sekolah,

dan juga pembinaan dari kepala sekolah kepada guru PAI sehingga tercapailah

pembelajaran PAI yang berkualitas.

Dalam kehidupan modern ini, masyarakat ditundukkan oleh ilmu

pengetahuan dan teknologi yang bertumpu pada rasionalitas. Salah satu ciri

kehidupan yang modern adalah sikap masyarakat yang sangat agresif terhadap

kemajuan. Kehidupan modern juga di tandai dengan adanya: 1) penggunaan

teknologi dalam berbagai aspek kehidupan manusia, dan 2) berkembangnya

ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai wujud dari kemajuan intelektual

manusia.9

Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi yang di

tandai dengan pesatnya produk dan pemanfaatan teknologi informasi, maka

konsepsi penyelenggaraan pembelajaran telah bergeser pada upaya perwujudan

pembelajaran yang modern10

Pembelajaran PAI haruslah sangat berkualitas, tidak hanya di ajarkan

sebuah teori untuk sekedar di baca dan di fahami, namun pembelajaran PAI

harus juga di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan

9
Abdul manan, Syifaul Qulub. Pendidikan Agama Islam. Untuk perguruan tinggi umum. (Sidoarjo:
Laros. 2010), 50.
10
Deni darmawan, Inovasi pendidikan pendekatan praktik teknologi multimedia dan pembelajaran
online. (Bandung: Remaja rosda karya. 2012), 49.
6

mengikuti perkembangan teknologi dan metodologi yang baru, pembelajaran

PAI bisa di ajarkan secara modern di lembaga pendidikan tingkat SMA.

Fungsi pendidikan agama pada tingkat Sekolah Menengah Atas sangat

penting, karena pada saat ini para siswa menghadapi berbagai aliran sesat dan

dekadensi moral. Mereka juga merupakan sasaran dari kebudayaan asing yang

menyesatkan dan mempengaruhi kebudayaan kita. Sedangkan salah satu tujuan

pendidikan Agama Islam di SMA adalah mengokokohkan jiwa keagamaan,

serta apa yang disyariatkan Allah sehingga ia dapat menghadapi berbagai aliran

yang merusak masyarakat dan ideologi atheisme, serta mereka dapat

terhindarkan diri dari berbagai penyimpangan yang bertentangan dengan

akidah islamiyah11

Pada dasarnya siswa tingkat SMA adalah peserta didik yang sangat

labil, pada usianya ia mudah terpengaruh dengan lingkungan. Banyak anak

muda muslim yang merasa kagum dengan peradaban barat.12 Banyak sudah

siswa SMA yang melakukan hal-hal yang di luar kendali, hal ini merupakan

sebuah tantangan tersendiri bagi guru PAI untuk tetap mempertahankan peserta

didiknya menjadi orang yang memiliki budi pekerti yang baik, dan selalu di

jalan yang benar dengan cara mengembalikan dan mengajarkan kembali nilai-

nilai Al Qur’an, karena Al quran adalah pedoman hidup yang sangat baik.

Sesuai dengan firman Allah surat Az Zumar (39) ayat 23:

11
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam. (Jakarta: Rineka Cipta:
2008) 261.
12
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, ( Jakarta: Rineka cipta.
2008), 27.
7

ِ ‫هَّللا ُ نَ َّز َل َأحْ َسنَ ْال َح ِدي‬


‫وْ نَ َربَّهُ ْم ثُ َّم‬O‫و ُد الَّ ِذينَ يَ ْخ َش‬Oُ‫هُ ُجل‬O‫ ِعرُّ ِم ْن‬O‫انِ َي تَ ْق َش‬OOَ‫ابِهًا َمث‬O‫ا ُمت ََش‬OOً‫ث ِكتَاب‬

‫ا‬OO‫لِ ِل هَّللا ُ فَ َم‬O‫ُض‬


ْ ‫ا ُء َو َم ْن ي‬O‫تَلِينُ ُجلُو ُدهُ ْم َوقُلُوبُهُ ْم ِإلَى ِذ ْك ِر هَّللا ِ َذلِكَ هُدَى هَّللا ِ يَ ْه ِدي بِ ِه َم ْن يَ َش‬

)٢٣( ‫لَهُ ِم ْن هَا ٍد‬

Yang artinya :
“Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang
serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1312], gemetar karenanya
kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit
dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab
itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang
disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun”

Lembaga pendidikan yang menarik untuk di kaji dalam penelitian

pembelajaran PAI ini adalah: SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng, dan SMA

Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang

SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng adalah salah satu unit pendidikan

di Yayasan Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang yang berdiri pada tahun 1975.

SMA ini berbeda dengan SMA lainnya di kabupaten Jombang, karena

menggunakan dua kurikulum, yaitu kurikulum nasional dan kurikulum internal

pondok atau dinamakan kurikulum pesantren. Siswa yang menuntut ilmu di

SMA ini juga berasal dari berbagai daerah dan latar belakang. Karena menjadi

tempat menuntut ilmu bagi santri dan santriwatinya, sekolah ini tentunya

harus menurut dengan aturan pesantren agar ajarannya tidak kontras dengan

tujuan pesantren itu sendiri. Pembelajarannya pun menggunakan sistem

modern.13

13
SMA_A_WH/SMA%20A.Wahid%20Hasyim%20Blog.html ( 15 Februari 2016)
8

Lembaga yang mengutamakan pembelajaran PAI lainnya adalah SMA

Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang, Lembaga ini juga mempunyai ciri

khas tersendiri yang menarik untuk di kaji. Lembaga yang berada di daerah

Peterongan Jombang ini mempunyai tiga kurikulum sekaligus yang di

terapkan, salah satunya adalah kurikulum pesantren yang di berlakukan

terhadap mata pelajaran agama di SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT

Jombang.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis mengambil penelitian yang

berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). (Studi Multi Kasus pada SMA

A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang dan SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT

Jombang). sehingga dari sinilah akan di ketahui pembelajaran PAI,

Kepemimpinan kepala sekolah dan faktor pendukung penghambat dari masing

masing sekolah.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA A.

Wahid Hasyim Tebuireng Jombang dan SMA Darul Ulum 2 Unggulan

BPPT Jombang?

2. Bagaimana kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA A. Wahid Hasyim

Tebuireng Jombang dan SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang?


9

3. Apa saja Faktor pendukung dan penghambat kepemimpinan Kepala

Sekolah dalam mengembangkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) di SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang dan SMA Darul

Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Pembelajaran PAI di SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang dan

SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan pembelajaran PAI

di SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang dan SMA Darul Ulum 2

Unggulan BPPT Jombang

3. Faktor pendukung dan penghambat kepemimpinan Kepala Sekolah dalam

mengembangkan pembelajaran PAI di SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng

Jombang dan SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan praktis.

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

khazanah ilmu pengetahuan dan pendidikan pada umumnya serta

mengembangkan adanya teori tentang Pembelajaran PAI melalui

kepemimpinan kepala sekolah di lembaganya.


10

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharap dapat memberikan manfaat

bagi :

a. Manfaat bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi

bagi Kepala Sekolah dalam mengembangkan pembelajaran PAI di

lembaganya

b. Manfaat untuk Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi

dan rujukan bagi guru untuk melakukan pembelajaran PAI yang

berkualitas, serta bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Manfaat untuk siswa

Dengan adanya pengembangan pembelajaran PAI, siswa di harapkan

lebih semangat dalam belajar agama, dan bisa mengaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari

d. Manfaat untuk sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi

bagi sekolah sehingga dapat dijadikan bahan atau dasar untuk

menentukan kebijakan dan perbaikan proses kegiatan pembelajaran PAI

di SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang dan SMA Darul Ulum 2

Unggulan BPPT Jombang.


11

E. Definisi Istilah

Definisi istilah merupakan penjelasan atas konsep penelitian yang ada

dalam judul dan fokus penelitian. Definisi istilah sangat berguna untuk

memberikan pemahaman dan batasan yang jelas agar penelitian ini tetap

terfokus pada kajian yang diinginkan penulis dan menghindari salah tafsir

dari penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang perlu didefinisikan adalah

sebagai berikut:

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu

kelompok sedemikian rupa, sehingga tercapailah tujuan dari kelompok

itu.14 Dalam hal ini, kepemimpinan berarti sebuah langkah-langkah dan

strategi yang di ambil agar dapat mencapai tujuan dengan cara

menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi, dan memberikan

arahan kepada pihak-pihak yang terkait.

Kepala sekolah adalah pemimpin di suatu sekolah. 15 Kepala

Sekolah mempunyai kewenangan untuk membuat kebijakan-kebijakan

dalam melakukan operasional sekolah.

Kemimpinan Kepala Sekolah berarti proses menggerakkan,

mempengaruhi, memberikan motivasi, dan memberikan arah yang di

lakukan oleh pemimpin di suatu lembaga pendidikan agar tercapai tujuan

yang di harapkan.

14
Ngalim Purwanto, Administrasi dan supervisi pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007) 26
15
Purwo Djatmiko, Kamus Bahasa Inndonesia Lengkap. ( Surabaya: Anugerah Surabaya. 2014),
312.
12

2. Pembelajaran PAI

Pembelajaran merupakan kegiatan utama sekolah, yang dalam

pelaksanaannya sekolah diberi kebebasan memilih strategi, pendekatan,

metode, dan teknik pembelajaran yang paling efektif, sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran, peserta didik, guru, serta kondisi nyata

sumber daya yang tersedia dan siap didayagunakan di sekolah. 16 Pemilihan

dan pengembangan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran

hendaknya berpusat pada karakteristik peserta didik didik, agar dapat

melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam pembelajaran.

Pembelajaran harus menekankan pada praktek, dengan pendayagunaan

masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar.

PAI (Pendidikan Agama Islam) adalah suatu kegiatan yang

bertujuan menghasilkan orang-orang beragama, dengan demikian

pendidikan agama perlu diarahkan ke arah pertumbuhan moral dan

karakter.17 PAI berarti usaha melakukan perubahan tingkah laku peserta

didik yang berdasarkan Al quran hadits dan akal.

Pengembangan pembelajaran PAI adalah Suatu inovasi atau

pembaharuan dalam pembelajaran meliputi strategi, model dan fasilitas

yang mendukung proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dan

peserta didik yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan era

globalisasi yang di tandai dengan pesatnya produk dan pemanfaatan

teknologi informasi, serta dapat menjadi fungsi tersendiri bagi peserta


16
E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006) 21.
17
Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang:
Universitas Malang, 2004),1.
13

didik untuk menjadi pedoman dalam hidup untuk menjadi orang yang

memiliki budi pekerti yang baik, dan selalu di jalan yang benar.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk memberi gambaran yang jelas tentang penulisan tesis ini, agar

dapat ditelaah dan dipahami secara utuh dari keseluruhan tesis ini, maka

penulis perlu memberikan sistematika pembahasan terurai secara sistematis

sebagai berikut:

Bab I, Merupakan kerangka dasar yang berisi konteks penelitian,

fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah.

Bab II, Berisi tentang kajian pustaka tentang konsep

kepemimpinan kepala sekolah meliputi A) konsep kepemimpinan kepala

sekolah, B) Tugas dan Fungsi kepala sekolah, C) Konsep pembelajaran PAI,

meliputi (1) pengertian perencanaan pembelajaran, (2) Ragam strategi

pembelajaran, (3) Pengertian Pembelajaran PAI, (4) Prinsip-prinsip

pembelajaran PAI, (5) Tujuan dan Fungsi pembelajaran PAI, (6) Ruang

lingkup dan Komponen pembelajaran PAI, (7) Evaluasi pembelajaran PAI,

dan (8) Metode Pembelajaran PAI, (9) Kurikulum Pendidikan Agama Islam.

Dan D) Kajian Penelitian terdahulu.

Bab III, Berisi tentang metode-metode yang akan digunakan dalam

penelitian, diantaranya: pendekatan dan jenis penelitian, instrument

penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan

teknik pengabsahan data.


14

Bab IV, Berisi tentang a) paparan data yang meliputi deskripsi

tentang profil SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang dan SMA Darul

Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang. b) temuan penelitian yang menjawab

fokus penelitian tentang 1) pembelajaran PAI di SMA A. Wahid Hasyim

Tebuireng Jombang dan SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang. 2)

kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan pembelajaran PAI di

SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang dan SMA Darul Ulum 2

Unggulan BPPT Jombang. 3) faktor pendukung dan penghambat

kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan pembelajaran PAI di

SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang dan SMA Darul Ulum 2

Unggulan BPPT Jombang.

Bab V, Berisi tentang diskusi dan pembahasan dari temuan

penelitian di Bab IV.

Bab VI, Penutup dari seluruh rangkaian pembahasan berisi tentang

kesimpulan dan saran-saran.

Anda mungkin juga menyukai