Anda di halaman 1dari 6

1.

BAHAN DISKUSI MATERI MANAJEMEN ASN


KELOMPOK 2

15 ASN Terjaring Keluyuran di Mall Saat Jam Kerja


REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim Gerakan Disiplin Aparatur (GDA) kembali
bergerak untuk menertibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berkeliaran saat masih
jam kerja. Sebanyak 15 orang ASN terjaring dalam Inspeksi Mendadak (Sidak), Selasa
(14/5).
Wakil Wali Kota Bandung,Yana Mulyana memimpin langsung operasi kali ini. Operasi
menyasar dua pusat perbelanjaan yaitu Pasar Baru Jalan Otista dan Baltos Jalan
Tamansari.
Para ASN yang terjaring berkilah dengan mengutarakan beragam alasan. Namun tim
GDA yang terdiri dari Inspektorat, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) tetap menindaknya.
“Tadi yang terjaring beralasan jam istirahat. Tapi tadi kita temukan setelah jam
istirahat,” kata Yana di sela-sela operasi.
Para ASN yang terjaring ini didata dan diberikan imbauan. Selanjutnya, hasil pendataan
akan dilaporkan kepada atasan masing-masing ASN dan dijatuhi sanksi pengurangan
Tunjangan Kinerja Dinamis (TKD) sebesar 10 persen.
Yana berharap, para ASN yang lain tidak mengikuti kesalahan para ASN yang terjaring.
Namun ia memastikan, operasi akan terus digelar dan akan menyasar tempat lainnya.
“Kita harapkan tidak ada lokasi baru. Mudah-mudahan semakin meningkat disiplin
teman-teman ASN Kota Bandung. Tapi kita juga tetap konsisten melakukan gerakan
disiplin ini,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala BKPP Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana menyatakan Tim
GDA akan terus sidak secara rutin. Kegiatan ini bukan hanya sekedar menggertak.
“Jangan dianggap anget-anget tai ayam, karena kita menghadapi berbagai macam
pekerjaan. PNS itu harus memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ungkapnya.

Yayan mengungkapkan, aturan jam kerja sudah tertera sangat jelas, termasuk perubahan
selama Ramadhan. Oleh karenanya, jangan mencuri kesempatan untuk berkeliaran.
“PNS harus hadir di kantornya sesuai dengan aturan yang berlaku selama Ramadan ini
mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. Dipotong istirahat setengah jam, apapun
alasannya. Boleh keluar, tetapi harus ada izin dari atasannya. Kalau sudah diizinkan ya
dipersilahkan,” ujarnya.
Lebih lanjut Yayan kembali mengingatkan, tugas utama para ASN adalah untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada asyarakat. Oleh karenanya, guna mengoptimalkan
tugas terebut diharapkan agar ASN lebih disiplin dalam bekerja.

“Di samping itu kan PNS sudah digaji, dikasih TKD. Itu uangnya, uang rakyat. Jadi harus
melayani masyarakat. Kita harus malu pada masyarakat,” tegas Yayan.
SUMBER : https://www.republika.co.id/berita/pri6q7349/15-asn-terjaring-keluyuran-di-mall-
saat-jam-kerja

TUGAS :
 JELASKAN SECARA RINGKAS KASUS DI ATAS
 BAGAIMANA MENURUT ANDA SUPAYA KASUS TERSEBUT TIDAK
TERJADI (PENCEGAHAN) -> PENYEBAB ?
 JAWABAN DAPAT DIANALISIS BERBASIS DATA/FAKTA, TEORI DAN
DASAR HUKUM (PERATURAN PERUNDANGAN).
2. BAHAN DISKUSI MATERI PELAYANAN PUBLIK
KELOMPOK 1
Permasalahan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan di Majene Sulawesi Barat
Pada hari selasa 27 Desember 2016 bertempat di Ruang Pola Kantor Bupati mamuju di adakan
Uji Publik Standar Pendidikan Minimal (SPM) di Kabupaten Majene. Saya pikir yang
menghadiri acara tersebut adalah para Pegawai, baik itu guru maupun pengawas serta Media dan
LSM yang perduli pada pendidikan. Saya sendiri tidak hadir dalam acara tersebut dan hanya
membaca berita yang ada di internet.
belumnya, konsultan bersama Pemkab Majene telah membentuk tim tekhnis untuk program yang
menargetkan membenahi mutu pendidikan di Majene lima tahun ke depan. Sebelumnya,
konsultan bersama tim tekhnis mengidentifikasi sejak 2014 data Dikdas yang dinaungi Dinas
Pendidikan (Disdik) dan Kementerian Agama (Kemenag) Majene .
Adapun beberapa poin belum memenuhi SPM yang menjadi kekurangan/yang harus diperbaiki
yang dipaparkan dalam uji publik tersebut adalah
1. Guru belum S1 sebanyak 25 persen di Sekolah Dasar
2. Masih ada guru mengajar hanya 24 jam dalam seminggu dan seharusnya sesuai SPM
sebanyak 37,5 jam
3. Kepala sekolah belum S1, ada dua di Madrasah Tsanawiah (MTs) dan 10 persen di
Sekolah Dasar
4. Masih ada pengawas sekolah yang tidak berkunjung ke sekolah dalam sebulan. Harus
tiga jam berada di sekolah sekali kunjungan
5. Komite sekolah yang tidak berfungsi maksimal mencapai 20 an persen
6. Ketersediaan buku hanya 26 persen dan kekurangan alat laboratorium sekolah
SUMBER :
https://www.kompasiana.com/dedy.aswan/5875f9080f97733b3f8f0760/permasalahan-standar-
pelayanan-minimal-pendidikan-di-majene-sulawesi-barat?page=all
TUGAS :
 JELASKAN SECARA RINGKAS KASUS DI ATAS
 BAGAIMANA MENURUT ANDA SUPAYA KASUS TERSEBUT TIDAK
TERJADI (PENCEGAHAN) -> PENYEBAB ?
 JAWABAN DAPAT DIANALISIS BERBASIS DATA/FAKTA, TEORI DAN
DASAR HUKUM (PERATURAN PERUNDANGAN).
3. MANAJEMEN ASN
KELOMPOK 4
Dua ASN di Kabupaten Bandung Terbukti Langgar Kode Etik, Ada yang Terang-
terangan Galang Dukungan
PIKIRAN RAKYAT - Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) kembali memberi putusan terkait
pelanggaran kode etik ASN di Pemkab Bandung, karena terlibat dalam kegiatan politik terkait
Pilkada Serentak 2020. Dengan demikian, dari empat rekomendasi dari Bawaslu Kabupaten
Bandung, dua di antaranya telah terbukti.
Ketua Bawaslu Kabupaten Bandung Januar Solehuddin mengatakan, pelanggaran kode etik
terbaru yang diputus oleh KASN ialah terkait aktivitas politik ASN Pemkab Bandung berinisial
BB. Bermula dari temuan Bawaslu Kabupaten Bandung dalam mengawasi media sosial,
Bawaslu Kabupaten Bandung lalu melakukan klarifikasi dan kajian.
"Saudara BB diduga melanggar kode etik ASN lantaran menghadiri kegiatan Hari Ulang Tahun
Partai Golkar di Dome Rancaekek pada masa pemenuhan persyaratan dukungan pasangan calon
perseorangan pemilihan bupati dan wakil bupati tahun 2020," kata Januar, melalui pesan singkat,
Senin 6 Juli 2020.
Setelah melakukan kajian, lanjut dia, Bawaslu Kabupaten Bandung kemudian menyampaikan
rekomendasi kepada KASN. KASN pun menyatakan bahwa yang bersangkutan terbukti
melanggar ketentuan Pasal 11 huruf c Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
"Hal tersebut disampaikan oleh KASN untuk kemudian ditindaklanjuti Bupati Bandung. Jadi,
dari empat rekomendasi yang disampaikan oleh Bawaslu Kabupaten Bandung kepada KASN,
dua di antaranya telah mendapatkan putusan. Kedua putusan itu menyebutkan bahwa ASN
tersebut terbukti telah melanggar kode etik ASN," katanya.
Januar menjelaskan, sebelumnya KASN pun telah memutus bahwa ASN berinisial AR terbukti
melakukan pelanggaran kode etik. Pasalnya, AR yang merupakan ASN aktif melakukan
pendekatan ke Partai Gerindra, kemudian mendaftarkan diri sebagai bakal calon di partai
tersebut. Bahkan, AR mendeklarasikan pencalonannya di media daring.
"Atas dugaan pelanggaran tersebut, keduanya diputus terbukti melanggar KASN, dan akan
diberikan sanksi oleh Bupati Bandung selaku Pejabat Pembina Kepegawaian. Keduanya akan
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan PP Nomor 42 Tahun 2004 dan PP Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin PNS," tukasnya.

SUMBER : https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-01587556/dua-asn-di-kabupaten-
bandung-terbukti-langgar-kode-etik-ada-yang-terang-terangan-galang-dukungan

TUGAS :
 JELASKAN SECARA RINGKAS KASUS DI ATAS
 BAGAIMANA MENURUT ANDA SUPAYA KASUS TERSEBUT TIDAK
TERJADI (PENCEGAHAN) -> PENYEBAB ?
 JAWABAN DAPAT DIANALISIS BERBASIS DATA/FAKTA, TEORI DAN
DASAR HUKUM (PERATURAN PERUNDANGAN).
4. BAHAN DISKUSI MATERI WOG
KELOMPOK 3
Carut Marut Kegiatan Konseling Akibat Koordinasi Tidak Harmonis antara Konselor dan
Stakeholder

Di zaman milenial ini, kebanyakan program konseling yang dilaksanakan di tingkat satuan
pendidikan carut marut. Sebagai contoh yaitu kegiatan konseling yang dilakukan di salah satu
Madrasah di Ngawi. Seolah-olah kegiatan konseling disana hanya sebagai formalitas saja.
Mengapa dikatakan demikian? Mari kita simak penjelasan dibawah ini.

Kegiatan konseling sebenarnya merupakan wadah untuk meluapkan semua pendapat, kerisauan
dan permasalahan yang ada di lingkungan madrasah. Dalam setiap prosesnya, kegiatan konseling
selayaknya transparan dan dapat merangkul semua stakeholder yang ada dalam lingkup
madrasah tersebut.
Mengapa demikian? Karena kegiatan tersebut akan bisa berjalan apabila didukung semua
stakeholder di lingkungan madrasah. Namun, pada kenyataannya masih banyak madrasah yang
acuh tak acuh terhadap masalah ini. Contohnya seperti Madrasah di Ngawi tersebut.

Di madrasah tersebut, kegiatan konseling hanya berpusat pada konselor saja tanpa melibatkan
wali kelas, guru pengampu mata pelajaran dan stakeholder yang lainnya. Padahal, kenyataanya
yang mengetahui secara keseluruhan karakteristik siswa justru wali kelas dan guru pengampu
mata pelajaran.

Selain itu, di madrasah tersebut kegiatan konseling dilaksanakan hanya pada waktu tertentu saja.
Misalkan ketika aka ada kegiatan akreditasi sekolah, ketika kegiatan Masa Orientasi Siswa baru
(MOS) dan ketika akan dilaksanakan pendaftaran menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
contohnya pendaftaran masuk perkuliahan.

Lantas bagaimana jika kegiatan konseling hanya sebagai formalitas dan hanya guru Bimbingan
Konseling saja yang bertindak dalam kegiatan konseling ? Ini merupakan kesalahan besar yang
seharusnya tidak terjadi dalam kegiatan konseling.

Dikatakan demikian karena jika konseling hanya formalitas semata maka sekolah tersebut belum
mematuhi apa yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan jika hanya konselor saja yang
melakukan konseling, bisa saja proses konseling tersebut tidak tepat sasaran pada apa yang
diharapkan oleh siswa.
Contoh riilnya saja, ketika siswa tidak memperhatikan gurunya dan malas-malasan ketika
kegiatan pembelajaran. Kemudian guru pengampu mata pelajaran melaporkan pada guru
Bimbingan Konseling. Setelah itu, guru Bimbingan konseling melakukan proses konseling
mengenai masalah tersebut tanpa melibatkan koordinasi yang intens bersama guru pengampu
yang melaporkan masalah tersebut dan seolah-olah si konselor sudah mengetahui semua
penyebabnya. Kemudian konselor mengatasinya sendiri, sehingga hasil yang diharapkan malah
membawa dampak buruk terhadap perkembangan belajar siswa.
Nah, ini yang kerapkali terjadi dalam kegiatan konseling. Lantas bagaimana untuk mengatasi
hal-hal yang tidak diinginkan tersebut? Solusi yang tepat untuk mengatasi kecarut marutan
kegiatan konseling yaitu dengan adanya pengkoordinasian antara guru Bimbingan Konseling
dengan seluruh stakaholder yang ada di lingkup madrasah tersebut.

SUMBER : https://www.kompasiana.com/sitifatim2394073/5bb9a19d6ddcae3d30578956/carut-
marut-kegiatan-konseling-akibat-koordinasi-tidak-harmonis-antara-konselor-dan-stakeholder?
page=all

TUGAS :
 JELASKAN SECARA RINGKAS KASUS DI ATAS
 BAGAIMANA MENURUT ANDA SUPAYA KASUS TERSEBUT TIDAK
TERJADI (PENCEGAHAN) -> PENYEBAB ?
 JAWABAN DAPAT DIANALISIS BERBASIS DATA/FAKTA, TEORI DAN
DASAR HUKUM (PERATURAN PERUNDANGAN).

Anda mungkin juga menyukai