Anda di halaman 1dari 41

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR

PEGAWAI NEGERI SIPIL

Oleh :
Ade Andreus Olimpy Bangun, S.Pd
NIP : 198809232019031006

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (BPSDM)

SUMATERA UTARA

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS

DI SMP NEGERI 1 MEREK

KABUPATEN KARO

NAMA : ADE ANDREUS OLIMPY BANGUN, S.Pd

NIP : 198809232019031006

PANGKAT/GOL : PENATA MUDA / IIIa

JABATAN : GURU PENJASORKES AHLI PERTAMA

INSTANSI : SMP NEGERI 1 MEREK

GELOMBANG/ANGKATAN : 112

KELOMPOK :I

Telah diseminarkan pada hari Jumat, 23 Oktober 2020 di hadapan Penguji, Pembimbing
(Coach) dan Mentor di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara
Medan, November 2020
Penguji, Coach, Mentor,

Jon Paten Ginting, S.Pd


NIP. NIP. NIP.196405231992121001

Mengetahui :
An. KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SUMATERA UTARA
Plh. KABID. PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL

GADIS MELANI RUSLI, SH


NIP. 19671106 199003 2 003
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sampai saat ini penulis masih diberikan kesehatan dan
kesempatan serta kemudahan dalam mengerjakan laporan rancangan aktualisasi ini sebagai
salah satu tahapan penyelesaian tugas yang harus dilaksanakan untuk memeuhi syarat
mengikuti tahapan kegiatan Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III.
Dengan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS dengan pola baru ini
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi PNS sebgai Pelaksana Kebijakan, Pelayanan
Publik dan Perekat Persatuan dan Kesatuan dengan menginternalisasikan didalam dirinya
delapan nilai dasar yang selanjutnya diaktualisasikan dalam melaksnakan tugas dan
kewajibannya. Kedelapan nilai dasar tersebut disingkat dengan akronim “ANEKA” yang
terdiri dari nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi. Kedudukan ASN dalam NKRI yang meliputi : Manajemen ASN, Whole of
Government dan Pelayanan Publik.
Dalam menyelesaikan penyusunan Rencana Aktualisasi ini, penulis dengan ketulusan
hati, mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadaKepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Utara, Kabid Diklat Kepemimpinan dan Umum,
Widyaiswara, Ibu Dra. Rita Clara Simatupang, M.Ed selaku coach, Bapak Ahmat Sopian
Lubis,S.Sos, selaku Penguji, Bapak Jon Paten Ginting, S.Pd selaku Mentor, Panitia
Penyelenggara Pelatihan Dasar Golongan III Angkatan 117. Terkhusus kepada istri dan anak
saya yang senantiasa memberikan dukungan dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan
laporan rancangan aktualisasi ini.
Penulis menyadari bahwa laporan rancangan aktualisasi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
laporan hasil aktualisasi berikutnya.Akhir kata, semoga laporan rancangan aktualisasi ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Medan, November 2020


Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintah. Permasalahan seputar
lingkungan Pegawai Negeri Sipil di negeri ini merupakan bahasan yang selalu menarik untuk
diperbincangkan.
Sebagai seorang ASN tentu akan terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Dengan demikian, tindakan dan perilaku sebagai
ASN yang baik akan sangat mempengaruhi upaya perbaikan kualitas layanan publik. Untuk
mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akuntabel dan berorentasi pada pelayanan
publik serta selalu mengedepankan kepentingan negara dan masyarakat, diperlukan Aparatur
Sipil Negara yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme, mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 63 ayat
yang ke-3 dan 4 mengatakan tentang Calon PNS wajib menjalani masa percobaan selama 1
(satu) tahun dan diwajibkan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan yang dimana instansi
pemerintah sebagai penyelenggara. Menurut Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor
14 Tahun 2018, pengadaan PNS adalah kegiatan untuk mengisi kebutuhan PNS melalui
seleksi calon pegawai negeri sipil atau disingkat dengan CPNS.

Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah warga negara
Indonesia yang lolos seleksi pengadaan PNS, diangkat dan ditetapkan oleh PPK(Pejabat
Pembina Kepegawaian), serta telah mendapatkan persetujuan teknis dan penetapan nomor
induk pegawai. Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Berdasarkan peraturan LAN RI nomor 25 tahun 2017 untuk dapat membentuk sosok
PNS yang profesional, perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan. Sejalan dengan
telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(UU ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme kompetensi bidang.
Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi.Melalui
pembaharuan Pelatihan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan PNS profesional yang
berkarakter dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.

Berdasarkan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 12 tahun 2018 dalam penyelenggaraan


diklat prajabatan pola baru peserta diharapkan mampu menginternalisasikan nilai – nilai
dasar profesi PNS dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada
tempat tugas, sehingga peserta merasakan manfaatnya secara langsung. Diharapkan nilai –
nilai dasar profesi PNS akan melekat kuat dalam diri sehingga terbentuk PNS yang
profesional yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh nilai – nilai dasar profesi PNS.
Adapun kelima Nilai Dasar PNS tersebut adalah tergabung dalam singkatan ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi).
Sehubungan dengan itu, Pendidikan dan Pelatihan Dasar terintegrasi ini merupakan
bagian dari pembelajaran dan orientasi awal di dunia kerja yang sebenarnya sebelum nantinya
akan terjun dan melayani masyarakat di lingkungan organisasi. Setiap CPNS yang mengikuti
program tersebut diwajibkan untuk menyusun sebuah Laporan Rancangan Kegiatan
Aktualisasi yang dikaitkan kepada Nilai-Nilai Dasar ASN dan yang akan diimplementasikan
di lingkungan organisasi masing masing CPNS. Laporan ini berisi rancangan beberapa
kegiatan pemecahan masalah tentang sebuah isu atau masalah yang ada di sekitar lingkungan
organisasi yang mempengaruhi bagaimana proses pembelajaran di sekolah.

Setelah beberapa waktu pengamatan terkait kegiatan sehari-hari pembelajaran di


dalam maupun di luar kelas di lingkungan SMPN 1 Merek, ada beberapa permasalahan yang
diamati mulai dari Kurang Optimalnya Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesetahan pada Permainan Bola Voli pada Siswa-Siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1
Merek, Kurangnya Disiplin untuk Mengikuti Pembelajaran dalam Jaringan Pada Beberapa
Bidang Studi Oleh Siswa-siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek, Kurangnya Kebersihan dan
Kerapian Siswa-siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek pada saat Mengikuti Pembelajaran,
inilah yang menjadi soroton penulis, dimana hal tersebut merupakan permasalahan yang
harus ditemukan solusinya agar tidak semakin memburuk dan pastinya akan mempengaruhi
kualitas pembelajaran siswa dan sekolah itu sendiri. Setelah mengidentifikasi masing-masing
isu, dinilai dari sudut urgensi dan mendasar, maka penulis memilih isu tentang. Kurang
Optimalnya Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesetahan pada
Permainan Bola Voli pada Siswa-Siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek. Diharapkan
kreativitas guru dalam memfasilitasi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
meningkatnya kemampuan siswa-siswi dalam pemberian media pembelajaran yang inovatif
seperti modifikasi bola karet.
Oleh sebab itu, dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis
mempersembahkan Rancangan Aktualisasi ini sebagai hasil dari pelatihan dasar yang
diterima penulis selama pembelajaran secara daring dan akan di terapkan saat aktualisasi serta
memberi kemajuan dan inovasi untuk peningkatan mutu dan kualitas peserta didik.

1.2 Deskripsi Organisasi


1.2.1 Profil Organisasi
Adapun keterangan lengkap tentang SMP Negeri 1 Merek adalah sebagai berikut:

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Merek


NPSN : 10201961

Status Sekolah : Negeri

Luas Tanah : 200002 m2


Alamat Sekolah : Dusun Merek
Desa/ Kelurahan : Merek

Kecamatan : Merek

Kabupaten/Kota : Karo

Provinsi : Sumatera Utara

Kode Pos : 22173
Nama Kepala Sekolah : Jon Paten Ginting, S.Pd

NIP : 196405231992121001

Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I / IV/b

Pendidikan : Sarjana Strata 1
1.2.2 Visi dan Misi Organisasi
1.2.2.1 Visi

Adapun Visi SMP Negeri 1 Merek adalah

“BERPRESTASI, BERIMAN, BERBUDAYA DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN”

1.2.2.2 Misi

Berdasarkan visi diatas, maka misi SMP Negeri 1 Merek adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif , efektif dan menyenangkan.


2. Meningkatkan prestasi di bidang Akedemik dan Non Akademik
3. Meningkatkan Iman dan Taqwa sesuai dengan kepercayaan yang dianut
4. Mengembangkan Implementasi sekolah, Berbudaya lingkungan menuju sekolah
Adiwiyata
5. Mengembangkan sikap peduli warga sekolah terhadap lingkungan
6. Membudayakan hidup bersih dan cinta lingkungan

1.2.2.3 Tujuan Organisasi Unit Kerja

Untuk memperjelas tujuan dan sasaran organisasi, maka di susunlah tujuan organisasi
SMP Negeri 1 Merek sebagai berikut :

1. Siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia
2. Siswa memiliki disiplin, dasar-dasar pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
3. Siswa kreatif, mandiri, peduli dengan lingkungan
1.2.3 Nilai-Nilai Dasar Organisasi
Nilai organisasi yang menjadi pedoman sesuai dengan organisasi KEMENDIKBUD, yakni :
1. Memiliki Integritas
Konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dari keyakinan terutama
dalam hal kejujuran dan kebenaran dalam tindakan memiliki integritas bersikap jujur dan
mampu mengemban kepercayaan :
2. Kreatif dan inovatif
Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif terhadap setiap
permasalahan serta mampu menghasilkan karya baru
3. Inisiatif
Inisiatif adalah kemampuan bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang di tuntut dari
pekerjaan.Melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu dengan tujuan
untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan dan menciptakan peluang baru
atau untuk menghindari timbulnya masalah.
4. Pembelajar
Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan pengetahuan dan
pengalaman serta mampu mengambil hikmah dan menjadikan pelajaran atas setiap kejadiannya.
5. Menjunjung meritrokrasi
Memiliki pandangan yang memberi peluang kepada orang untuk mau berdasarkan kelayakan dan
kecakapannya
6. Terlibat aktif
Suka berusaha mencapai tujuan bersama serta memberikan dorongan agarpihak lain tergerak
untuk menghasilkan karya terbaiknya
7. Tanpa pamrih
Tidak memiliki maksud yang tersembunyi untuk memenuhi keinginan dan memperoleh
keuntungan pribadi memberikan dorongan dan semangat bagi pihak lain untuk suka berusaha
mencapai tujuan bersama. Memberikan inspirasi dan memberikan dorongan agar pihak lain
tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya
1.2.4 Struktur Organisasi SMP NEGERI 1 MEREK

Adapun struktur organisasi SMP NEGERI 1 MEREK sebagai berikut


Tabel 1. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Merek
KEPALA KOMITE
SEKOLAH SEKOLAH

PKS KESISWAAN PKS KURIKULUM PKS SARPRAS

WALI KELAS VII WALI KELAS VIII WALI KELAS IX


VII-1 –-VII-7
VIII-1---VIII-6 IX-1---IX-6

GURU BIDANG Staf Adm Staf Kebersihan


STUDI

Peserta Didik
1.2.5 Tugas Pokok dan Fungsi

Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayaan Apatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya Pasal 13 disebutkan bahwa tugas-tugas guru adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
2. Menyusun silabus pembelajaran;
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di
kelasnya;
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya;
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar
tingkat sekolah dan nasional;
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
13. Melaksanakan pengembangan diri;
14. Melaksanakan publikasi ilmiah; danmembuat karya inovatif.
15. Membuat karya inovatif

8
1.3 Isu Permasalahan
Dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang terjadi di SMP Negeri 1 Merek ,
tahap pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi isu. Pengertian isu menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi, kabar yang
tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya, kabar angin, desas desus. Sebuah
isu mempresentasikan suatu kesenjangan antara praktek korporat dengan harapan – harapan
para stakeholdernya. Dengan kata lain sebuah isu yang timbul kepermukaan adalah suatu
kondisi atau peristiwa, baik didalam maupun diluar organisasi, jika dibiarkan akan menjadi
efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut dimasa mendatang. Isu dapat
berupa masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan yang tengah berlangsung dalam
kehidupan masyarakat.
Adapun permasalahan yang muncul dilapangan khususnya ruang lingkup SMP
Negeri 1 Merek , maka teridentifikasilah masalah tersebut dalam beberapa poin diantaranya
sebagai berikut :
1. Kurang Optimalnya Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan pada Permainan Bola Voli pada Siswa-Siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1
Merek
2. Kurangnya Disiplin untuk Mengikuti Pembelajaran dalam Jaringan Pada Beberapa
Bidang Studi Oleh Siswa-siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek
3. Kurangnya Kebersihan dan Kerapian Siswa-siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek
pada saat Mengikuti Pembelajaran
Dari isu / masalah tersebut diatas maka diharapkan adanya gagasan kegiatan dalam
menyelesaikan masalah melalui kegiatan – kegiatan kreatif dan inovatif yang memiliki nilai
– nilai profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi ditambah lagi Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole Of
Government dan tidak melanggar peraturan perundang – undangan yang telah ditetapkan.

1.4. Tujuan dan Manfaat


1.4.1. Tujuan

Adapun kegiatan Aktualisasi ini memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai, yaitu:
1. Mengaktualisasikan nilai – nilai dasar profesi ASN dalam pekerjaan
2. Mengembangkan kompetensi dalam menyelesaikan sebuah masalah di
lingkungan organisasi dengan berpikir kritis dan inovatif.

9
1.4.2. Manfaat

Manfaat kegiatan Aktualisasi ini yaitu:


1. Bagi Penulis
a. Terselesaikannya tugas akhir Latsar CPNS golongan III
b. Teraktualisasinya internalisasi nilai – nilai dasar ASN
2. Bagi Rekan Kerja
a. Peningkatan kinerja kerjasama antara sesama pegawai
3. Bagi Sekolah
a. Tercapainya visi dan misi serta penguatan nilai sekolah
b. Menjadi bahan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan ke arah
yang lebih baik.
4. Bagi Siswa
Manfaatnya bagi siswa yaitu mampu meningkatkan kemampuan pada bola voli dan
mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari dimana bola voli adalah salah satu olahraga
yang paling diminati diseluruh masyarakat Kabupaten Karo.

10
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1 Identifikasi Isu


Setelah melihat gambaran kondisi berdasarkan permasalahan yang muncul
dilapangan khususnya di ruang lingkup wilayah kerja SMP Negeri 1 Merek, maka telah
dilakukan pengidentifikasian isu yang akan diangkat didalam rancangan aktualisasi ini antara
lain:
1. Kurang Optimalnya Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
pada Permainan Bola Voli pada Siswa-Siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek
2. Kurangnya Disiplin untuk Mengikuti Pembelajaran dalam Jaringan Pada Beberapa
Bidang Studi Oleh Siswa-siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek
3. Kurangnya Kebersihan dan Kerapian Siswa-siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek
pada saat Mengikuti Pembelajaran
Tabel 2.1 Keterkaitan Isu dengan Aspek Kedudukan dan Peran PNS

No Permasalahan Sumber Isu Latar Belakang


1 Kurang Optimalnya Observasi Hasil observasi secara wawancara
Media Pembelajaran 1. Wawancara dengan guru penjas diketahui bahwa
Pendidikan Jasmani 2. Hasil Belajar guru penjas masih mengalami kesulitan
Olahraga dan Harian dalam mengoreksi dan memberikan
Kesehatan pada media modifikasi yang tepat kepada
Permainan Bola setiap siswa-siswi. Guru penjas hanya
Voli pada Siswa- melakukan koreksi secara klasikal. Serta
Siswi Kelas IX-5 Observasi yang dilihat dari hasil belajar
SMP Negeri 1 siswa-siswi yang masih rendah.
Merek
2 Kurangnya Disiplin 1. Pelayan publik Kurangnya motivasi guru dan
untuk Mengikuti 2. daftar hadir siswa lingkungan masyarakat terkhusus
Pembelajaran dalam orangtua untuk peduli terhadap
Jaringan Pada kehadiran siswa pada pembelajaran
Beberapa Bidang dalam jaringan, , hal ini mendorong rasa
Studi Oleh Siswa- ketidak pedulian siswa akan pentingnya
siswi Kelas IX-5 pendidikan. Sehingga persentase ketidak
SMP Negeri 1 hadiran semakin meningkat.
Merek
3 Kurangnya Pelayan publik Kurangnya kesadaran siswa dan
Kebersihan dan orangtua siswa akan pentingnya
Kerapian Siswa- kebersihan dan kerapian yang dapat
siswi Kelas IX-5 menimbulkan ketidaknyamanan pada
SMP Negeri 1 saat mengikuti pembelajaran. Sehingga
Merek pada saat siswa dan guru tidak dapat melaksanakan
Mengikuti pembelajaran secara efektif.
Pembelajaran

Berdasarkan identifikasi yang telah ditemukan, maka akan dilakukan analisis isu
berdasarkan kriteria isu. Kriteria isu dapat diukur menggunakan metode APKL. Unsur-unsur
yang dinilai menggunakan metode APKL ini adalah Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan
Layak/Kelayakan. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang dibicarakan. Problematik
artinya sebuah isu memiliki permasalahan yang kompleks sehingga harus segera dicarikan
solusi permasalahannya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Kelayakan artinya isu yang diangkat masuk akal dan realistis untuk dipecahkan
masalahnya.
Dengan menggunakan metode APKL tersebut, kriteria isu dapat di ukur sebagai
berikut:
Tabel 2.2 Penilaian Kriteria Isu

No Isu Kriteria Isu


. Aktual Problematik Kekhalayakan Layak
1 Kurang Optimalnya √ √ √ √
Media Pembelajaran
Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan
pada Permainan Bola Voli
pada Siswa-Siswi Kelas
IX-5 SMP Negeri 1
Merek
2 Kurangnya Disiplin untuk √ √ √ √
Mengikuti Pembelajaran
dalam Jaringan Pada
Beberapa Bidang Studi
Oleh Siswa-siswi Kelas
IX-5 SMP Negeri 1
Merek
3 Kurangnya Kebersihan √ √ √ √
dan Kerapian Siswa-siswi
Kelas IX-5 SMP Negeri 1
Merek pada saat
Mengikuti Pembelajaran

12
Dari tabel 2.2 diatas semua isu memenuhi kriteria yaitu isu no. 1, 2, dan 3 dapat
dijelaskan sebagai berikut:

a. Aktual
Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan.
b. Problematik
Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera
solusinya.
c. Kekhalayakan
Isu yang di angkat menyangkut orang banyak.
d. Kelayakan
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.

2.2 Analisis Isu dan Dampaknya


Berdasarkan permasalahan yang ada di wilayah kerja SMP Negeri 1 Merek terdapat
beberapa isu yang menjadi perhatian berkenaan dengan tugas dan fungsi guru kelas dan
dampak dari isu tersebut bisa dijelaskan seperti berikut:

1. Kurangnya minat belajar peserta didik di kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek karena media
pembelajaran dalam permainan bola voli sangat minimal. Adapun dampak yang
ditimbulkan jika masalah ini tidak diselesaikan yaitu tidak tercapainya indikator belajar,
siswa akan cenderung sulit untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kurangnya disiplin untuk mengikuti pembelajaran dalam jaringan pada bidang studi Keseniam
dan Agama oleh peserta didik kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek. Adapun dampak yang terjadi
jika masalah ini tidak segera diselesaikan yaitu tidak terwujudnya cita-cita bangsa yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa dan dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia
3. Kurangnya kebersihan dan kerapian peserta didik kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek pada saat
mengikuti pembelajaran. Adapun dampak yang terjadi jika masalah ini tidak segera
diselesaikan yaitu mengganggu kenyamanan siswa atau orang yang ada di sekitarnya
serta semakin jauhnya harapan bangsa menuju masyarakat yang sehat.

13
Maka dari ketiga isu yang ditemukan ini, perlu adanya kegiatan kreatif dan
berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan kesadaran siswa akan
pengembangan dirinya menjadi pribadi yang cerdas dan dapat mengembangkan potensi yang
ada dalam diri mereka sehingga dapat berprestasi dan berkontribusi terhadap terlaksananya
visi dan misi SMP Negeri 1 Merek.
2.3 Penetapan Isu
Salah satu metode untuk menetapkan prioritas isu/ masalah adalah dengan
menggunakan Metode USG(Urgency, Seriousness, dan Growth). Metode ini merupakan salah
satu alternatif pemecahan masalah berdasarkan skala prioritas menggunakan skala nilai 1-5,
sehingga dapat diketahui urutan kepentingan isu/masalah dengan menggunakan 3 (tiga)
komponen/variabel pembanding yaitu (kotler dkk, 2001) :

1. Urgency = seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dihubungkan


dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness = seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan
akibat/dampak yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Suatu
masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius dibandingkan
dengan masalah yang berdiri sendiri.
3. Growth = seberapa besar isu tersebut berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.
Nilai dari ketiga variabel tersebut akan dijumlahkan, isu yang mempunyai jumlah nilai
terbesar merupakan prioritas utama yang harus diselesaikan. Berikut tabel skala nilai matriks
USG.

Tabel 2.3 Analisis Isu melalui USG

No Identifikasi Isu U S G Total Rangking


1 Kurang Optimalnya Media Pembelajaran Pendidikan 5 5 5 15 I
Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada Permainan Bola
Voli pada Siswa-Siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek
2 Kurangnya Disiplin untuk Mengikuti Pembelajaran 4 5 4 13 II
dalam Jaringan Pada Beberapa Bidang Studi Oleh
Siswa-siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek
3 Kurangnya Kebersihan dan Kerapian Siswa-siswi Kelas 3 3 4 10 III
IX-5 SMP Negeri 1 Merek pada saat Mengikuti
Pembelajaran

14
Keterangan :
5 : Sangat Besar 4 : Besar 3 :Sedang 2 : Kecil 1 : Sangat Kecil

2.3.1. Dampak Isu Terpilih


Dari analisis terhadap isu di SMP Negeri 1 Merek, yaitu penilaian kriteria isu dan
analisis isu dengan USG serta penjelasan dari dampak isu diatas maka dapat ditetapkan
dampak isu yang diambil yaitu “Kurang Optimalnya Media Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada Permainan Bola Voli pada Siswa-Siswi Kelas
IX-5 SMP Negeri 1 Merek”. Oleh karena alasan dari dampak tersebut di atas penulis yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan memiliki tanggung jawab untuk mengatasi isu permasalahan tersebut melalui
pelaksanaan program kegiatan aktualisasi.

2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan


Dari penjelasan analisis penetapan isu diatas maka ditetapkan gagasan kegiatan yang
kemudian dijelaskan pada rancangan aktualisasi pada BAB III. Adapun gagasan kegiatan
yang akan dilakukan berdasarkan isu “Kurang Optimalnya Media Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada Permainan Bola Voli pada Siswa-
Siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek”. Dapat kita lihat sebagai berikut :

Tabel 2.4 Gagasan Kegiatan Dan Sumber Kegiatan

No. Isu yang diangkat Gagasan Kegiatan Sumber Kegiatan


1 Kurang Optimalnya 1. Membuat konsep Inisiatif sendiri
Media Pembelajaran pembelajaran Pendidikan
Pendidikan Jasmani Jasmani Olahraga dan
Olahraga dan Kesetahan pada Bola Voli
Kesetahan pada secara daring (menggunakan
Permainan Bola Voli smartphone dan PC) serta
pada Siswa-Siswi luring
Kelas IX-5 SMP 2. Merancang media pembelajaran Inisiatif sendiri
Negeri 1 Merek modifikasi bola karet melalui
Google Classroom, WhatsApp dan
luring untuk meningkatkan Passing

Bawah pada Pendidikan


Jasmani Olahraga dan
Kesetahan pada pembelajaran
bola voli
3. Membuat media belajar
berupa video pembelajaran Inisiatif sendiri
Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesetahan dengan media
pembelajaran modifikasi bola
karet untuk meningkatkan
passing bawah pada
pembelajaran bola voli
4. Menyusun teknik pembelajaran

modifikasi bola karet untuk Inisiatif sendiri


meningkatkan passing bawah
pada pembelajaran bola voli
5. Melakukan kegiatan pembelajaran
modifikasi bola karet untuk Inisiatif sendiri
meningkatkan passing bawah
pada pembelajaran bola voli

2.5. Role Model

Foto 1. Penyerahan Piagam Penghargaan Adiwiyata Nasional Kepada Bapak Kepala SMP Negeri 1 Merek

16
Di lingkungan tempat penulis bertugas di SMP Negeri 1 Merek yang dapat dijadikan
role model Bapak Kepala SMP Negeri 1 Merek yaitu Bapak Jon Paten Ginting, S.Pd. Beliau
merupakan sosok pemimpin yang bisa dijadikan teladan karena memiliki sifat tanggung
jawab, jujur, lemah lembut dan mengayomi. Beliau juga merupakan pemimpin yang disiplin
sehingga saya sebagai seorang ASN mampu menerapkan nilai-nilai profesi PNS di
lingkungan tempat saya bertugas. Banyak prestasi yang beliau torehkan selama beliau
menjabat sebagai Kepala Sekolah diantaranya SMP Negeri 1 Merek Kabupaten Karo menjadi
Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional dengan predikat sangat memuaskan, disamping itu SMP
Negeri 1 Merek bisa menjadi sekolah peraih medali dan piala yang paling banyak pada tahun
2019 di Kecamatan Merek Kabupaten Karo yakni Juara I Bola Voli Putra Se-Kabupaten Karo
pada peringatan hari 17 Agustus 2019 dan Hari Jadi Kabupaten Karo, Juara 1 Putra dan Putri
gerak jalan dan juara lari yang paling mendominasi yaitu ketiga siswa dan siswi SMP Negeri
1 Merek bisa mendapat peringkat di tingkat Kecamatan dan memperoleh peringkat ke 8 dan 9
di tingkat Kabupaten Karo yang notaben nya setiap ada pertandingan tingkat Nasional selalu
menjadi perhitungan di semua daerah lainnya. Selain itu beliau sangat mendukung perubahan
yang lebih baik dalam era industri 4.0, semangat dari beliau mampu memotivasi penulis
untuk lebih banyak belajar lagi.

17
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai-Nilai Dasar PNS


Nilai dasar merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan
profesi. Nilai-nilai dasar PNS sering disebut dengan ANEKA. Kelima nilai dasar itu adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi, serta
ditambah dengan Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole Of Government.

Untuk mencapai terciptanya aparatur negara yang profesional, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan
pelayanaan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945, maka perlu adanya penerapan nilai-nilai dasar PNS. Nilai-nilai dasar
tersebut dijabarkan sebagai berikut.

3.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai yang mencerminkan akuntabilitas yaitu:

a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah yang dimana pimpinan
memainkan peran yang penting dalam menciptakan lingkungannya.

b. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah : mendorong komunikasi yang lebih besar dan
kerjasama antara kelompok internal dan eksternal, memberikan perlindungan terhadap
pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan, meningkatkan
akuntabilitas dalam keputusan-keputusan, serta meningkatkan kepercayaan dan keyakinan
kepada pimpinan secara keseluruhan.

c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjungjung tinggi dan
mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-Undang, kontrak, kebijakan dan peraturan

18
yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan
keyakinan kepada public dan/atau stakeholder.

d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap individu dan
lembaga, bahwa ada sesuatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena
adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat. Responsibilitas
terbagi dalam responsibilitas perorangan dan responsibilitas institusi.

e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus dipelihara dan
dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan
harus dihindari karena dapat meghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.

f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-
hal yang tidak dapat dipercaya.

g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap
individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga memerlukan adanya perubahan
kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan. Selain itu, adanya harapan dalam
mewujudkan kinerja yang baik juga desertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya
keahlian (skill) yang dimiliki.

h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan
wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa
yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian fokus utama untuk
kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja
yang diharapkan, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.

19
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya
lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas
anggota organisasi.

3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti luas berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme merupakan pondasi
bagi Aparatur Sipil Negara dalam mengaktualisasikan fungsi dan tugasnya yang berorientasi
untuk kepentingan Publik, Bangsa dan Negara melalui penanaman nilai-nilai Pancasila bukan
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan.Nilai-nilai yang mencerminkan nasionalisme
antara lain : gotong royong, persamaan etnis, cinta tanah air, patriotisme, musyawarah
mufakat, keadilan, rela berkorban, tidak diskriminatif, kerjasama, tenggang rasa, kerja keras.

Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan


agar bangsa Indonesia senantiasa:

1. Mendapatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan


Negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan Bertanah Air Indonesia serta tidak merasa
rendah diri.
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia
dan sesama bangsa.
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

3.1.3 Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah suatu perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai Etika Publik
antara lain:

20
1. Memegang teguh nilai-nilai pancasila dalam ideologi Negara Pancasila
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja non diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdayaguna, berhasilguna, dan santun
10. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir

3.1.4 Komitmen Mutu


Komitmen mutu dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Negara bertujuan
menjadikan pemerintahan yang baik dan bersih. Indikator komitmen mutu dalam pelaksanaan
tugas ASN dicirikan pada pekerjaan yang berazaskan efektivitas, efiseinsi, selalu berinovasi
demi menjawab tantangan yang senantiasa berubah, serta mutu kinerja ASN. Target utama
kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat
yang menerima layanan (customer satisfaction).

3.1.5 Anti Korupsi


Anti korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU No. 20
Tahun 2001 diartikan sebagai setiap tindakan melawan hukum dengan tujuan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi terdiri dari kerugian
keuangan negara, suap menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi. Subjek korupsi adalah setiap
individu, penyelenggara Negara (ASN). Korupsi dapat terjadi karena objek yang mendukung
seperti: janji, kesempatan, kemudahan, dan kekayaan Negara.

21
Korupsi dapat dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu:

1. Korupsi transaktif adalah korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan timbal


balik antara pemberi dan penerima, demi keuntungan bersama. Kedua pihak
sama-sama aktif menjalankan perbuatan tersebut
2. Korupsi ekstroaktif adalah korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk koersi
(tekanan) tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah
kerugian yang mengancam diri, kepentingan, orang-orangnya, atau hal yang
dihargai
3. Korupsi investif adalah korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau
jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan bagi pemberi.
Keuntungan diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang
4. Korupsi nepotistik adalah korupsi berupa pemberian perlakuan khusus kepada
teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam rangka menduduki
jabatan publik
5. Korupsi autogenik adalah korupsi yang dilakukan individu karena mempunyai
kesempatan untuk mendaptkan keuntungan dari pengetahuan dan pemahamannya
atas sesuatu yang diketahui sendiri
6. Korupsi suportif adalah korupsi yang mengacu pada penciptaan suasana yang
kondusif untuk melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak korupsi yang
lain
7. Korupsi defensif adalah korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka
mempertahankan diri dari pemerasan.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan para pakar telah melakukan
identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak sembilan nilai anti korupsi
sebagai berikut : jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana,
berani dan adil.

3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Aparatur Sipil Negara mempunyai peran besar dan penting didalam Pemerintahan dan
Negara Indonesia ini karena perkembangan pembangunan sebuah Negara berada dipundak
setiap ASN, banyak tantangan dan cobaan oleh setiap ASN dalam mendukung perkembangan
kemajuan sebuah Negara semakin berat, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya oknum
Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran hukum, terlibat praktek korupsi, kolusi

22
dan nepotisme, disisi lain praktek birokrasi yang menjadi salah satu hambatan dalam
pembangunan.

Adapun kedudukan dan peran PNS/ASN didalam Negara Kesatuan Republik


Indonesia berdasarkan Undang–Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
adalah sebagai berikut:

1. Pelaksana Kebijakan Publik


Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai
politik, hai ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN,
serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang dibebankan
kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN, khususnya di daerah
dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.

2. Pelayan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.

3. Perekat dan Pemersatu Bangsa


ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan
NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta
senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan. Dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa
dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN berkewajiban dalam menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa.

Kedudukan dan peran PNS tersebut harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab
dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

23
3.2.1 Whole of Government
1. Pengertian Whole Of Government
Whole of government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai pedekatan yang mendapatkan
perhatian dari pemerintah yaitu sebagai berikut :

a) Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan pubik dalam mewujudkan integritas


kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintah yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam
menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan
publik.
b) Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetensi antar sektor dalam pembangunan. Satu
sektor bisa menjadi sangat superior terhadap faktor lain, atau masing-masing sektor
tumbuh namun tidak berjalan tidak beriringan, malainkan justru kontraproduktif atau
saling membunuh. Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting
dari lainnya.
c) Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang
lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa. Hal ini merupakan upaya
untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna mencapai tujuan
bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang berorientasi sekor harus dicairkan dan
dibangun dalam fondasi kebangsaan yang lebih mendasar, yang mendorong adanya
semangat persatuan dan kesatuan.

2. Praktek WoG
Terdapat beberapa cara pendekatan Wog yang dapat dilakukan, baik dari sisi penataan
institusi formal maupun informal yaitu sebagai berikut :

a. Penguatan koordinasi antar lembaga

24
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lebaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dengan jumlah lembaga yang
rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.

b. Membentuk lembaga koordinasi khusus


Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam menkoordinasikan
sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi
ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya
setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya.

c. Membentuk gugus tugas


Gugus tugas merupakan salah satu bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di
luar strukur formal, yang sifatnya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya
menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut
dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses
koordinasi tadi.

d. Koalisi sosial
Merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga,
tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi ini. Koalisi sosial ini
mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang suatu hal, sehingga pada
akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.

3. Tantangan dalam Praktek WoG


Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek antara lain
sebagai berkut :

a. Kapasitas SDM dan institusi


Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama.
Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG,
misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, dimana terjadi
penggabungan SDM dengan kualifikasi yang berbeda.

25
b. Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi pun menjadi
kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan penyatuan kelembagaan.

c. Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu mengakomodasi
perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu SDM yang tersedia guna
mencapai tujuan yang diharapkan.

3.2.2 Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk manghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politk, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Untuk dapat membangun
profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.

1. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas :


a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pewagai ASN secara menetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor
induk pegawai secara nasional.

b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) PPPK adalah warga Negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam melaksanakan tugas
pemerintahan.

2. Hak dan Kewajiban ASN


Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :

26
a. PNS berhak memperoleh :
1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
2. Cuti;
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. Perlindungan; dan
5. Pengembangan kompetensi

b. PPPK berhak memperoleh :


1. Gaji, dan tunjangan,
2. Cuti;
3. Perlindungan; dan
4. Pengembangan kompetensi

Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan


berupa:

1. Jaminan kesehatan
2. Jaminan kecelakaan kerja
3. Jaminan kematian; dan
4. Bantuan hukum

Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah :

1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,
dan tanggungjawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

27
3.2.3 Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan
oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan lingkungan BUMN/BUMD dalam
bentuk barang dan jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga
Administrasi Negara: 1998). Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif
2. Transparan
3. Responsif
4. Tidak Diskriminatif
5. Mudah dan Murah
6. Efektif dan efisien
7. Aksesibel
8. Akuntabel
9. Berkeadilan

Sesungguhnya yang menjadi produk dari organisasi pemerintahan adalah pelayanan


masyarakat, baik itu merupakan layanan sipil maupun layanan publik. Artinya kegiatan
pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu hak. Pelayanan tersebut melekat
pada setiap orang, baik secara pribadi maupun berkelompok (organisasi), dan dilakukan
secara universal.

Hak atas pelayanan itu sifatnya sudah universal, berlaku terhadap siapa saja yang
berkepentingan atas hak itu, dan oleh organisasi apa pun juga yang tugasnya
menyelenggarakan pelayanan. Tugas pemerintah adalah untuk melayani dan mengatur
masyarakat, dan tugas pelayan lebih menekankan kepada mendahulukan kepentingan umum,
mempermudah urusan publik, mempersingkat waktu proses pelaksanaan urusan publik

Prinsip-prinsip pelayan prima antara lain:


1. Responsif terhadap pelanggan/ memahami pelanggan.
2. Membangun visi dan misi pelayanan.
3. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, sebagai dasar
pemberian pelayanan.
4. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan
pelayanan yang baik, serta pemahaman tugas dan fungsi organisasi.
5. Memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah melaksanakan tugas
pelayanannya dengan baik.
28
Sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7 P sebagai berikut:
1. Pasionate (Sangat bergairah = Bersemangat, Antusias)
2. Progressive (Memakai cara yang terbaik = termaju)
3. Proaktive (Antisipatif, proaktif dan tidak menunggu)
4. Prompt (Positif = tanpa curiga dan kekhawatiran)
5. Patience (Penuh rasa kesabaran)
6. Proporsional (Tidak mengada-ada)
7. Punctional (Tepat waktu)

a. Rancangan Aktualisasi

Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai isu yang diangkat sesuai dengan nilai – nilai
dasar profesi PNS / ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi serta Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government yang
akan diaktualisasikan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan sehari – hari di
SMPN 1 Merek. Adapun rancangan aktualisasi yang akan di implementasiakan adalah
sebagai berikut;

Isu yang diangkat: Kurang Optimalnya Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani


Olahraga dan Kesehatan pada Permainan Bola Voli pada Siswa-Siswi Kelas IX-5 SMP
Negeri 1 Merek. Adapun kegiatannya sebagai berikut;

1. Membuat konsep pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesetahan pada Bola
Voli secara daring (menggunakan smartphone dan PC) serta luring
2. Merancang media pembelajaran modifikasi bola karet melalui Google Classroom,
WhatsApp dan luring untuk meningkatkan Passing Bawah pada Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesetahan pada pembelajaran bola voli
3. Membuat media belajar berupa video pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesetahan dengan media pembelajaran modifikasi bola karet untuk meningkatkan passing
bawah pada pembelajaran bola voli
4. Menyusun teknik pembelajaran modifikasi bola karet untuk meningkatkan passing bawah
pada pembelajaran bola voli
5. Melakukan kegiatan pembelajaran modifikasi bola karet untuk meningkatkan passing
bawah pada pembelajaran bola voli

29
Formulir 1. Rancangan Kegiatan

Unit Kerja : SMP Negeri 1 Merek


Identifikasi Isu :
1. Kurang Optimalnya Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada Permainan Bola Voli pada Siswa-Siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek
2. Kurangnya Disiplin untuk Mengikuti Pembelajaran dalam Jaringan Pada Beberapa Bidang Studi Oleh Siswa-siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek
3. Kurangnya Kebersihan dan Kerapian Siswa-siswi Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Merek pada saat Mengikuti Pembelajaran
Isu yang diangkat : Kurang Optimalnya Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada Permainan Bola Voli pada Siswa-Siswi Kelas IX-5 SMP
Negeri 1 Merek
Gagasan Kegiatan :
1. Membuat konsep pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesetahan pada Bola Voli secara daring (menggunakan smartphone dan PC) serta luring
2. Merancang media pembelajaran modifikasi bola karet melalui Google Classroom, WhatsApp dan luring untuk meningkatkan Passing Bawah pada Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesetahan pada pembelajaran bola voli
3. Membuat media belajar berupa video pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesetahan dengan media pembelajaran modifikasi bola karet untuk meningkatkan
passing bawah pada pembelajaran bola voli
4. Menyusun teknik pembelajaran modifikasi bola karet untuk meningkatkan passing bawah pada pembelajaran bola voli
5. Melakukan kegiatan pembelajaran modifikasi bola karet untuk meningkatkan passing bawah pada pembelajaran bola voli

30
KETERKAITAN KONTRIBUSI
OUTPUT HASIL PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN SUBTANSI MATA TERHADAP VISI DAN
KEGIATAN ORGANISASI
PELAJARAN MISI

1. Membuat konsep Media 1. Meminta izin kepada kepala 1. Mendapatkan arahan dari 1. ETIKA PUBLIK Dengan menyusun konsep Dengan dilaksanakan

Pembelajaran Pendidikan sekolah untuk melakukan atasan (kepala sekolah) pembelajaran secara daring kegiatan ini, maka dapat

Jasmani Olahraga dan pembelajaran secara daring dan berkontribusi terhadap misi memberikan penguatan

Kesehatan pada Permainan luring sekolah yaitu melaksanakan pada nilai dasar organisasi

Bola Voli secara daring 2. Berkonsultasi dengan kepala 2. Adanya masukan dan 2. NASIONALISME pembelajaran yang aktif, yaitu;

(menggunakan smartphone sekolah atau  rekan sejawat dalam arahan dari kepala sekolah kreatif, dan efektif dan -Integritas

dan PC) dan luring pembuatan RPP daring  dan luring maupun rekan sejawat menyenangkan -Kreatif dan inovatif

-Inisiatif

-Pembelajar
3. Menyusun RPP untuk pembelajaran
3.  Adanya RPP 3. KOMITMEN MUTU -Terlibat aktif
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
pembelajaran secara daring -Dan tanpa pamrih
Kesehatan pada Permainan Bola
dan luring
Voli secara daring dan luring

Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Kegiatan

31
KONTRIBUSI
KETERKAITAN SUBTANSI TERHADAP PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT HASIL KEGIATAN
MATA PELAJARAN VISI DAN ORGANISASI
MISI

4. Mempersiapkan perlengkapan 4. Fasilitas dapat digunakan 4. ANTI KORUPSI

pembelajaran secara daring/luring dengan  dalam jangka panjang

memanfaatkan fasilitas yang ada disekolah

dan paket internet yang diberikan

pemerintah secara efektif dan efisien serta

luring ke kelompok belajar setiap desa

5. Pengesahan RPP kepada kepala sekolah 5. Arsip RPP yang sudah sah 5. AKUNTABILITAS

32
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT HASIL KEGIATAN SUBTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELAJARAN DAN MISI

2. Merancang media 1. Meminta izin kepada kepala sekolah 1. Adanya arahan dari kepala 1. ETIKA Dengan menyusun Dengan dilaksanakan

pembelajaran modifikasi untuk melakukan perancangan sekolah konsep kegiatan ini, maka dapat

bola karet melalui Google media pembelajaran modifikasi bola pembelajaran secara memberikan penguatan

Classroom, WhatsApp untuk karet daring berkontribusi pada nilai dasar

meningkatkan Passing 2. Berkonsultasi dengan Kepala 2. Adanya masukan dan 2. NASIONALISME terhadap misi organisasi yaitu;

Bawah pada Pendidikan Sekolah dan rekan sejawat dalam arahan dari kepala sekolah sekolah yaitu -Integritas

Jasmani Olahraga dan merancang tahapan kegiatan media dan rekan sejawat melaksanakan -Kreatif dan inovatif

Kesetahan pada pembelajaran modifikasi bola karet pembelajaran yang -Inisiatif

Pembelajaran Bola Voli 3. Menentukan tahapan kegiatan 3. Adanya tahapan kegiatan 3. KOMITMEN MUTU aktif, kreatif, dan -Pembelajar

pendekatan pembelajaran yang pendekatan pembelajaran efektif dan -Terlibat aktif

sesuai dengan peningkatan passing yang sesuai dengan menyenangkan -Dan tanpa pamrih

bawah bola voli passing bawah bola voli

4. Merancang kegiatan pendekatan 4. Fasilitas dapat digunakan 4. ANTI KORUPSI

pembelajaran  dengan menggunakan dalam jangka panjang

fasilitas sekolah secara efektif dan

efisien

33
KONTRIBUSI PENGUATAN
KETERKAITAN SUBTANSI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT HASIL KEGIATAN TERHADAP VISI NILAI
MATA PELAJARAN
DAN MISI ORGANISASI

3. Membuat media belajar 1. Meminta izin kepada kepala 1. Adanya arahan dari kepala 1. ETIKA Dengan menyusun Dengan dilaksanakan
berupa video sekolah dalam penggunaan sekolah konsep pembelajaran kegiatan ini, maka
pembelajaran Pendidikan fasilitas sekolah 2. Adanya masukan dan arahan 2. NASIONALISME secara daring dapat memberikan
Jasmani Olahraga dan 2. Berkonsulltasi dengan kepala dari kepala sekolah dan rekan berkontribusi penguatan pada nilai
Kesehatan dengan media sekolah dan rekan sejawat dalam sejawat terhadap misi dasar organisasi
pembelajaran modifikasi pembuatan media belajar sekolah yaitu yaitu;
bola karet untuk 3. Menentukan video yang sesuai 3. Adanya video pembelajaran 3. KOMITMEN MUTU melaksanakan -Integritas
meningkatkan passing dengan media pembelajaran yang sesuai dengan media pembelajaran yang -Kreatif dan inovatif
bawah pada pembelajaran modifikasi bola karet untuk pembelajaran modifikasi bola aktif, kreatif, dan -Inisiatif
bola voli peningkatan passing bawah bola karet untuk peningkatan efektif dan -Pembelajar
voli passing bawah bola voli menyenangkan -Terlibat aktif
4. Merancang video pembelajaran 4. Fasilitas dapat digunakan 4. ANTI KORUPSI -Dan tanpa pamrih
dengan menggunakan fasilitas dalam jangka panjang
sekolah secara efektif dan efisien
5. Membuat rancangan video secara 5. Adanya video disetiap 5.  AKUNTABILITAS
sistematis dan terjadwal selama pembelajaran daring
proses pembelajaran daring

34
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
TERHADAP
NO  KEGIATAN  TAHAPAN KEGIATAN  OUTPUT HASIL KEGIATAN  SUBTANSI MATA NILAI
VISI DAN
PELAJARAN  ORGANISASI 
MISI 

4 Menyusun teknik 1. Meminta izin kepada kepala 1. Adanya arahan dari kepala 1. ETIKA Dengan Dengan

pembelajaran sekolah untuk melakukan sekolah menyusun dilaksanakan

modifikasi bola penyusunan teknik pembelajaran konsep kegiatan ini, maka

karet untuk yang menarik pembelajaran dapat memberikan

meningkatkan 2. Berkonsultasi dengan kepala 2. Adanya masukan dan 2. NASIONALISME secara penguatan pada

passing bawah pada sekolah dan rekan sejawat dalam arahan dari kepala sekolah daring/luring nilai dasar

pembelajaran bola penyusunan teknik pembelajaran dan rekan sejawat berkontribusi organisasi yaitu;

voli 3. Menentukan media  pembelajaran 3. Adanya media 3. MANAJEMEN terhadap misi -Integritas

yang sesuai dengan materi pembelajaran  yang sesuai MUTU sekolah yaitu -Kreatif dan

dengan materi melaksanakan inovatif

4. Pembuatan media dengan 4. Menghemat pengeluaran 4.  ANTI KORUPSI pembelajaran -Inisiatif

memanfaatkan aplikasi dalam pembuatan media yang aktif, -Pembelajar

teknologi dan inovasi dari barang kreatif, dan -Terlibat aktif -Dan

bekas efektif dan tanpa pamrih

menyenangkan

35
KONTRIBUSI
KETERKAITAN SUBTANSI PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT HASIL KEGIATAN TERHADAP
MATA PELAJARAN ORGANISASI
VISI DAN MISI
5. Melakukan kegiatan 1. Konsultasi dengan kepala sekolah 1. Adanya arahan dari 1. NASIONALISME Dengan Dengan dilaksanakan
pembelajaran modifikasi melakukan kegiatan pembelajaran kepala sekolah menyusun konsep kegiatan ini, maka dapat
bola karet untuk modifikasi bola karet untuk pembelajaran memberikan penguatan
meningkatkan passing meningkatkan passing bawah pada secara daring pada nilai dasar
bawah pada pembelajaran bola voli berkontribusi organisasi yaitu;
pembelajaran bola voli 2. Membuat pre- test untuk mengetahui 2. Mengetahui indikator  2. KOMITMEN MUTU terhadap misi -Integritas
tingkat kemampuan passing bawah kosakata siswa/i sekolah yaitu -Kreatif dan inovatif
bola voli. 3. Siswa yang memiliki melaksanakan -Inisiatif
3. Mengelompokkan siswa secara passing yang lebih 3. NASIONALISME pembelajaran -Pembelajar
berpasangan kedalam kelompok bnayak dapat membantu yang aktif, -Terlibat aktif
siswa/i yang memiliki kemampuan siswa/i yang memiliki kreatif, dan -Dan tanpa pamrih
passing bawah kurang baik lebih tidak baik efektif dan
dipasangkan  dengan  siswa yang passingnya. menyenangkan
memiliki kemampuan passing bawah
lebih baik 4. Siswa /i menyatakan
4. Memutar video pembelajaran yang pemahaman dalam 4. AKUNTABILITAS
sesuai dengan materi secara  seksama pengaplikasiannya.
dan setelah selesai, meminta pehaman
siswa/i tentang video secara sukarela

36
5 5. Melaksanakan tanya jawab dan 5. Menjadikan siswa lebih 5. KOMITMEN MUTU Dengan Dengan dilaksanakan

. aplikasi secara sederhana dengan percaya diri dan menyusun konsep kegiatan ini, maka dapat

siswa, siswa dengan siswa sesuai termotivasi dalam pembelajaran memberikan penguatan

dengan  materi. melakukan passing bola secara daring pada nilai dasar

voli berkontribusi organisasi yaitu;

6. Menyebarkan lembaran PDF yang 6. Timbulnya kerjasama 6. NASIONALISME terhadap misi -Integritas

memiliki informasi yang berbeda   dan siswa untuk saling sekolah yaitu -Kreatif dan inovatif

menuntun serta memotivasi siswa bertukar informasi dalam melaksanakan -Inisiatif

untuk saling bertukar informasi yang melakukan passing bola pembelajaran -Pembelajar

ada pada lembar PDF dengan pasangan voli yang aktif, -Terlibat aktif

kelompoknya dengan jujur dan tepat kreatif, dan -Dan tanpa pamrih

7. Menuntun siswa untuk 7. Timbulnya rasa percaya 7. KOMITMEN MUTU efektif dan

mempraktekkan hasil kerja secara diri dan keberanian serta menyenangkan

berpasangan dengan benar semakin baik dalam

melakukan passing bola

voli

37
No Gagasan Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan

Membuat konsep pembelajaran


Pendidikan Jasmani Olahraga dan
1 Kesetahan pada Bola Voli secara daring 18-19 November 2020 Minggu III
(menggunakan smartphone dan PC) dan
luring
Merancang media pembelajaran
modifikasi bola karet melalui Google
Classroom, WhatsApp dan luring ke

2 kelompok belajar antar desa untuk 20-21 November 2020 Minggu III
meningkatkan Passing Bawah pada
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan pada pembelajaran bola voli

Membuat media belajar berupa video


pembelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan dengan media
3 pembelajaran modifikasi bola karet untuk 23-25 November 2020 Minggu IV
meningkatkan passing bawah pada
pembelajaran bola voli

Menyusun teknik pembelajaran


modifikasi bola karet untuk 26-28 dan 30 November
4 Minggu IV
meningkatkan passing bawah pada 2020
pembelajaran bola voli

Melakukan kegiatan pembelajaran


modifikasi bola karet untuk
5 1-18 Desember 2020 Minggu I-III
meningkatkan passing bawah pada
pembelajaran bola voli

Tabel 3.2 Rencana Waktu Pelaksanaan Kegiatan


38

Anda mungkin juga menyukai