Disusun Oleh:
i
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadhirat Allah SWT, serta berkat
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika Instansi Pemerintah bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Boyolali di
SMP Negeri 2 Ampel Tahun 2023.
Penyusunan laporan ini sebagai salah satu komponen penilaian dari
Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika Instansi Pemerintah Bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Boyolali di
SMP Negeri 2 Ampel Tahun 2023
Terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Bapak Said Hidayat,SH, selaku Bupati Kabupaten Boyolali yang telah
mendukung pelaksanaan kegiatan orientasi pengenalan nilai dan etika
instansi pemerintahbagi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
2. Ibu Siti Askariyah,S,Sos,MM, selaku Kepala Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Boyolali beserta
jajarannya yang telah memberikan pelayanan yang optimal selama
pelaksanaan orientasipengenalan nilai dan etika instansi pemerintah bagi
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
3. Bapak Darmanto,M.Pd. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Boyolali
beserta jajarannya yg telah memberikan dukungan dan perhatiansehingga
orientasi pengenalan nilai dan etika instansi pemerintah bagi pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja.
4. Bapak Prihadi Santoso, S.Pd. selaku mentor yang telah banyak memberikan
bimbingan,arahan dan memotivasi penulis dalam Menyusun Rancangan
Aktualisasi.
5. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya
Kepada penulis selama Distance Learning (Sychronus dan Asychronus)
kabupaten Boyolali tahun 2023.
i
6. Seluruh rekan-rekan peserta orientasi pengenalan nilai dan etika instansi
pemerintah bagi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
7. Bapak/Ibu Guru dan keluarga besar SMP Negeri 2 Ampel yang telah
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
8. Keluarga besarku tanpa terkecuali yang telah memberikan
dukungan, motivasi, perhatian, dan doa kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karenaitu
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi menyempurnakan laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan...........................................................................................3
C. Waktu dan Tempat.............................................................................................3
BAB II NILAI DAN ETIKA PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
A. Visi, Misi dan Tujuan Kabupaten Boyolali.......................................................4
B. Program Unggulan Kabupaten Boyolali............................................................4
C. SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja)....................................................5
D. Manajemen Kepegawaian dan Penilaian Kinerja PPPK...................................8
E. ASN BerAKHLAK............................................................................................9
BAB III NILAI DAN ETIKA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
A. Rencana Strategis (RenStra) OPD SMP Negeri 2 Ampel.................................11
B. Renstra Visi, dan Misi SMP Negeri 2 Ampel...................................................14
C. Tujuan SMP Negeri 2 Ampel............................................................................15
D. Struktur Organisasi dan Tata Kerja SMP Negeri 2 Ampel...............................17
E. Manajemen Tupoksi PPPK di SMP Negeri 2 Ampel........................................18
BAB IV RENCANA KERJA PPPK
A. Rencana kerja (Renja) PPPK secara umum..........................................................20
B. Berita acara Seminar..............................................................................................21
C. Foto Kegiatan Seminar.....................................................................................................22
BAB V PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................................23
B. Saran..................................................................................................................23
LAMPIRAN
v
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikandasar, dan pendidikan menengah. Pemerintah akhirnya
melakukan perubahan terhadap pengelolaan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Perubahan yang cukup besar salah satunya adalah mengenai pembagian jenis
kepegawaian yang menjadi salahsatu terobosan yang dilakukan oleh pemerintah
melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Bab I
Pasal 1 Ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yangselanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Selanjutnya disebutkan tiga fungsi ASN yaitu
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
Menurut Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil,
ASN PPPK wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Berdasarkan pedoman tersebut, pemerintah juga
melaksanakan hal yang sama terhadap Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian
Kerja (PPPK) berupa kegiatan orientasi pada permulaan tugas setelah Surat
1
Keputusan diserahkan sebagai bagian dari ASN.
Pemerintah Kabupaten Boyolali selaku Organisasi Pemerintah Daerah
(OPD) yang membuka rekrutmen PPPK juga memiliki kewajiban melakukan
orientasi. Dasar hukumnya adalah Keputusan Kepala LAN No.
289/K/PDP.07/2022 tentang Pedoman Orientasi Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja. Penjelasan dari Bab IV ketentuan lain – lain Pasal 31 sebagai
berikut:
1. Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan Orientasi bagi PPPK.
2. Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk bentuk
pelaksanaan Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (2).
3. Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai kebutuhan
Instansi Pemerintah.
4. Sedangkan penjelasan Pasal 32 seperti berikut:
5. Orientasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dilaksanakan
paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak diangkat pertama kali sebagai
PPPK.
6. Pelaksanaan Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a.
pengenalan tugas dan fungsi ASN; dan b. pengenalan nilai dan etika pada
Instansi Pemerintah.
7. Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan oleh
Instansi Pemerintah yang pelaksanaannya berdasarkan pada Kurikulum dan
menggunakan sistem informasi yang ditetapkan oleh LAN.
8. Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilaksanakan hanya
untuk 1 (satu) kali sepanjang berstatus sebagai PPPK.
BKPSDM Kabupaten Boyolali mengadakan orientasi secara luring selama 3
hari. Pemateri diisi oleh BPSDMD Prov. Jateng , Bappeda , Sekretaris Daerah,
BKPSDM, Biro Organisasi Sekda, Kesbangpol, dan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan.
Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk menyusun laporan orientasi dan
rencana kerja yang diberi judul “Laporan Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika
Instansi Pemerintah bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali di SMP Negeri 2 Ampel
Kecamatan Ampel”.
2
B. Maksud dan Tujuan
Kegiatan orientasi PPPK memiliki maksud:
1. Peserta mampu memahami program Orientasi serta Mengenal Nilai dan Etika
Instansi Pemerintah dalam mendukung pelaksanaan tugas jabatannya dalam
mendukung pencapaian visi misi organisasi
2. Peserta mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN BERAKHLAK .
Tujuan dari Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika Instansi Pemerintah
Bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Boyolali di SMP N 2 Ampel Kabupaten Boyolali adalah
sebagai berikut:
1. Pengenalan tugas dan fungsi ASN.
2. Pengenalan nilai dan etika pada Instansi Pemerintah.
Pemahaman dan penyediaan informasi kepada Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja yang baru diangkat.
3. Diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
BERAKHLAK serta dapat melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya
dalam melaksanakan program pemerintah di unit kerja.
3
BAB II
NILAI DAN ETIKA PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
Untuk mewujudkan visi dan misi kabupaten Boyolali Mewujudkan masyarakat lebih
makmur, Kabupaten Boyolali mempunyai dua belas program unggulan yaitu :
1. Reformasi birokrasi yang dinamis berbasis teknologi informasi dan
sistem layanan terintegrasi
2. Penguatan kapasitas desa dan kelurahan
3. Pemberian bantuan sarana dan prasarana kepada kader pembangunan daerah,
4. pemberian sarana dan prasarana keagamaan,
5. Penerapan pendidikan bagi semua yang terjangkau
6. Penguatan sistem kesehatan dan penanganan pandemi virus Corona
7. Jaringan pengaman sosial pasca pandemi virus Corona
8. Pengembangan keolahragaan dan pengembangan generasi muda
9. Penguatan dan pemulihan ekonomi pasca pandemi virus Corona
10. Penguatan produksi pertanian
4
11. Pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif
12. Penguatan intrastruktur daerah.
5
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887) Sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
187, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6402);
e) Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Boyolali Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Boyolali Nomor 236);Pembentukan UPT dan Cabang Dinas (Pasa 19, 22, 41
PP 18/2016)
f) Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 7 Tahun 2022
Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016
Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
2. Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali
Berdasarkan Perda Nomor 07 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah, dengan susunan sebagai berikut :
a. Sekretariat Daerah merupakan Sekretariat Daerah Tipe B;
b. Sekretariat DPRD merupakan Sekretariat DPRD Tipe B;
c. Inspektorat Daerah merupakan Inspektorat Daerah Tipe B;
d. Dinas Daerah, terdiri atas:
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tipe A menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang pendidikan dan bidang kebudayaan;
2. Dinas Kesehatan Tipe A menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
bidang kesehatan;
3. Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Tipe A menyelenggarakan
Urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang dan
bidang pertanahan;
4. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Tipe B menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan bidang perumahan dan kawasan permukiman;
5. Satuan Polisi Pamong Praja Tipe A menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban umum serta
6
perlindungan masyarakat sub urusan ketentraman dan ketertiban umum
dan sub urusan kebakaran;
6. Dinas Sosial Tipe A menyelenggarakan urusan Pemerintahan bidang
sosial;
7. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak Tipe A menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana
dan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
8. Dinas Pangan Tipe B menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang
pangan;
9. Dinas Lingkungan Hidup Tipe A menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang lingkungan hidup;
10. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Tipe A menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan catatan
sipil;
11. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Tipe B menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;
12. Dinas Perhubungan Tipe B menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
bidang perhubungan;
13. Dinas Komunikasi dan Informatika Tipe B menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang komunikasi dan informatika, bidang persandian, dan
bidang statistik;
14. Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang penanaman modal dan
pelayanan terpadu satu pintu;
15. Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Tipe B menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan bidang kepemudaan dan olahraga dan bidang
pariwisata;
16. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tipe C menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang perpustakaan dan bidang kearsipan;
17. Dinas Pertanian dan Perikanan Tipe A menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang pertanian dan bidang kelautan dan perikanan;
18. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah dan Perdagangan Tipe A
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang koperasi, usaha kecil
dan
7
menengah, dan bidang perdagangan; dan
19. Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Tipe A menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang perindustrian, bidang tenaga kerja dan bidang
transmigrasi.
e. Badan Daerah, terdiri atas:
8
c. Pengangkatan oleh Keputusan PPK.
d. Perjanjian kerja minimal 1 tahun dan dapat diperpanjang.
e. PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS
2. Penilaian Kinerja
a. Perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau organisas
b. Sebagai dasar perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan
pengembangan kompetensi.
c. Pemberhentian jika tidak mencapai target kinerja.
3. Disiplin
PPPK wajib mematuhi disiplin dan akan dijatuhi hukuman disiplin jika
melanggarnya.
4. Hak
a. Mendapatkan gaji serta tunjangan yang dibebankan kepada APBN/APBD.
b. Diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi.
c. Dapat diberikan penghargaan.
d. Mendapatkan perlindungan berupa jaminan (hari tua, kesehatan,
kecelakaan kerja, kematian) dan bantuan hukum
E. ASN BerAKHLAK
9
3. Kompeten
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah. Membantu orang lain belajar, dan melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Suka menolong
orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
RepublikIndonesia Tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan
yang sah, menjaganama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan
negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan. Terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas, dan bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalambekerja
sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan menggerakkan pemanfaatanberbagai sumber
daya untuk tujuan bersama
1
BAB III
NILAI DAN ETIKA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
1
3. Bidang Pengembangan Manajemen Ketenagaan seperti :
a. Analisis kebutuhan guru dan pegawai
b. Pembinaan dan peningkatan disiplin siswa
c. Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler
d. Pembinaan peningkatan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
e. Peningkatan pengawasan terhadap siswa melalui buku
komunikasi sekolah
4. Bidang Pengembangan Manajemen perlengkapan sarana prasarana sekolah
a. Pengaturan dan pemeliharaan penggunaan
perlengkapan belajarmengajar (meubiler)
b. Pengaturan dan pemeliharaan media pendidikan
c. Pengadaan dan pemeliharaan alat-alat PBM
5. Bidang pengembangan Manajemen Pendanaan dan pembiayaan
a. Penyusunan dan pembiayaan RAPBS
b. Pelaksanaan dan pengawasan penggunaan RAPBS
c. Pelaporan penggunaan RAPBS
6. Bidang Pengembangan Manajemen Perpustakaan
a. Penyusunan program kerja perpustakaan
b. Menyiapkan dan menata perlengkapan perpustakaan
1
c. dan pengawasan kegiatan perpustakaan
7.Bidang pengembangan manajemen Bimbingan Konseling ( BK )
a. Menyusun program BK
b. Membuat peta kelas dan peta siswa
c. Pengadaan konsultasi dengan orang tua siswa dan siswa
d. Monitoring dan pengawasan pelaksanaan BK
8.Bidang Pengembangan Manajemen Hubungan
Masyarakat
a. Mengadakan rapat dengan orang tua siswa
b .Meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi / dinas di wilayah
Kabupaten Boyolali
c. Mengadakan hubungan kerjasama dengan sekolah-sekolah di
sekitar SMP Negeri 2 Ampel
d. Penyebarluasan informasi tentang berbagai kegiatan sekolah
c) Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Mutu Proses dan Mutu
Hasil Belajar Siswa
1. Meyakinkan guru melalui rapat dinas tentang pentingnya kualitas
belajar siswa.
2. Kinerja sekolah dimonitor secara formal dan reguler dalam kurun
waktu tertentu (2 x setahun) dan informasi dikumpulkan dan
dianalisissecara teliti untuk memperbaiki pelaksanaan dan proses
Pendidikan dari waktu ke waktu
3. Kepala sekolah, Guru dan tenaga administrasi mempunyai komitmen
untuk bersama- sama menilai kondisi sekolah secara kritis .
4. Pemantauan, pengkajian dan pelaporan kemajuan belajar siswadi
lakukan melalui suatu proses yang sistimatis dan terencana
5. Program inti berdasarkan skala prioritas program peningkatan mutu
dari Sekolah dikomunikasikan ke semua pihak komunitas pendidikan
6. Komunitas pendidikan mempunyai kepercayaan kepada sekolah dan
mengakui komitmen sekolah terhadap peningkatan mutu.
1
B. Visi SMP Negeri 2 Ampel
VISI DAN MISI SMP NEGERI 2 AMPEL
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
1
B. MISI
1. Mewujudkan lulusan yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan berbudi pekerti
luhur, menjunjung tinggi nilai-nilai agama,dengan mengembangkan sikap dan
perilaku religius baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
2. Mewujudkan lulusan yang berprestasi tinggi dengan melaksanakan pembelajaran
yang aktif, kreatif, inovatif , berfikir kritis dalam penyelesaian masalah, komunikatif,
kolaboratif, nyaman, dan menyenangkan untuk meningkatkan nilai kecerdasan, cinta
ilmu dan keingintahuan peserta didik dalam bidang akademik maupun non akademik.
3. Mewujudkan lulusan yang memiliki kompetensi yang daya saing yang tinggi.
4. Mewujudkan lulusan yang berketerampilan dengan pembiasaan berfikir kritis logis,
reflektif, metakognitif, dan berfikir kreatif yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
potensi dirinya secara optimal
5. Mewujudkan lulusan yang terampil dalam bidang prakarya dan seni dengan
mengupayakan pemanfaatan waktu belajar dan lingkungan untuk menghasilkan
karya yang maksimal.
6. Mewujudkan lulusan yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya sekolah dan
tatakrama dalam sikap keseharian dengan mengembangkan kepedulian sosial dan
lingkungan, cinta damai, cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan hidup
demokratis.
1
C. SOTK OPD SMP Negeri 2 Ampel
17
D. Manajemen Tupoksi PPPK di SMP Negeri 2 Ampel
18
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
i. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya;
j. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil
belajar tingkat sekolah dan nasional;
k. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
4. Rincian kegiatan Guru Mata Pelajaran
a. Menyusun silabus pembelajaran;
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
d. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
e. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran
yang diampunya;
f. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
g. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
h. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil
belajar tingkat sekolah dan nasional;
i. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
j. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
19
BAB IV
RENCANA KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN
PERJANJIAN KERJA
20
21
Foto Kegiatan Seminar
Konsultasi mentor
Kegiatan Seminar
2
2
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
NegaraBab I Pasal 1 Ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa Aparatur Sipil
Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah. Sebagai langkah awal diterimanya
pegawai PPPK dalam melaksanakan tugas pemerintahan maka
dilaksanakanlah Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika Pada Instansi
Pemerintah bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
tahun 2023 yang dimaksudkanuntuk membekali peserta dengan
pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang nilai dan etika pada instansi
pemerintah dalam mendukung pelaksanaan tugas jabatannya dalam
mendukung pencapaian visi misi organisasi. Sehingga dengan adanya
Pelatihan ini diharapkan menjadikan ASN yang BerAKHLAK
(Berorentasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif) dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan,
khususnya di SMP Negeri 2 Ampel dan Bangsa Indonesia pada
umumnya.
B. Saran
Diharapkan adanya dukungan penuh, saling bersinergi, dan kontribusi
dari seluruh pihak di lingkungan sekolah dalam memajukan dan mencapai
tujuan sekolah. Selain itu, diharapkan kebijakan-kebijakan dan aturan
teknis terkait Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) segera
disusun sehingga lebih jelas dalam masa depannya kelak.
2
NAMA : CHOIRIJATUS
SA,S.Pd NI PPPK196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU Bahasa Indonesia
UNIT KERJA : SMP N 2 AMPEL
NARASUMBER : SITI ASKARIYAH, S.Sos,MM
PROFESIONALISME ASN
Definisi Profesionalisme :
Pengetahuan,ketrampilan dan prilaku ASN sesuai dg nilai2 dasar ASN, kode etik dan kode prilaku dan
nilai2 organisasi yg diterapkan dan dipraktekkan dalam menjalankan profesi.
ASN BERFUNGSI :
A. pelaksana kebijakan public
B. pelayan public
C. perekat dan pemersatu bangsa
Profesional :
- Kompetensi
- Skill
- Knowledge
- Atitute
SKILL Dan kemampuan :
Kemampuan memecahkan masalah komplek
Pengambilan keputusan sulit
Adaptif, cepat menyesuaikan diri
Comunication
Literasi digital
Berkolaborasi dalam jejaring
Berfikir kritis dan inovatif
Kemampuan kepemimpinan
ATITIDE / PRILAKU :
Integritas
Menghormati
Menjaga penampilan
Percaya diri
Mengatur diri sendiri
Bertanggung jawab dan akuntabelKnowledge/ Pengetahuan :
Spesialis
Generalis
Nilai-nilai dasar ASN / ASN BERAKHLAK :
Berorientasi pada pelayanan :
Akuntabel
Kompeten
Harmonis
Loyal
Adaptif
Kolaboratif
2
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA : SMP N 2 AMPEL
NARASUMBER : Drs. KRISNA MURTI
OVERVIEW ORIENTASI
2
Bertanggung jawab memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan publik, serta administrasi
pemerintahan & pembangunanJabatan pelaksana;Jabatan pengawas;Jabatan administrator
2. Jabatan Fungsional (Pasal 17 UU No. 5/14)
Tugas pokok pelayanan fungsional yang berdasarkan keahlian dan keterampilan, Terbagi menjadi
:
Fungsional keahlian: pratama, muda, madya, utama.
Fungsional keterampilan : pemula, terampil, mahir.
3. Jabatan Pimpinan Tinggi (Pasal 18 UU No. 5/14)
Berfungsi memimpin dan memotivasi setiap pegawai ASN (kepeloporan, pengembangan kerja
sama dan keteladanan) Sekelompok jabatan tinggi pada instansi, yaitu:
Jabatan Pimpinan Tinggi Utama;
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya;
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
JENIS JABATAN ASN
1. Jabatan Administrasi (Pasal 14 UU No. 5/14)
Bertanggung jawab memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan publik, serta administrasi
pemerintahan & pembangunan
Jabatan pelaksana;
Jabatan pengawas;
Jabatan administrator
2. Jabatan Fungsional (Pasal 17 UU No. 5/14)
Tugas pokok pelayanan fungsional yang berdasarkan keahlian dan keterampilan, Terbagi menjadi
:
Fungsional keahlian: pratama, muda, madya, utama.
Fungsional keterampilan : pemula, terampil, mahir.
2
Pasal 32
Orientasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dilaksanakan paling lambat 1
(satu) bulan terhitung sejak diangkat pertama kali sebagai PPPK.
Pelaksanaan Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
pengenalan tugas dan fungsi ASN; dan
pengenalan nilai dan etika pada Instansi Pemerintah.
Orientasi PPPK dilaksanakan paling lambat 1 bulan terhitung sejak diangkat pertama kali
sebagai PPPK
Pengenalan Fungsi dan Tugas ASN
Dilakukan hanya 1 kali sepanjang berstatus sebagai PPPK
Pengenalan Nilai dan Etika pada Instansi Pemerintah
Dilakukan sesuai instansi PPPK
Pedoman orientasi PPPK KEPLAN NOMOR 289/K.1/PDP.07/2022
Kegiatan Orientasi Bagi PPPK
1.MOOC oleh LAN
Be a problem – Solver Terus lakukan berbagai upaya untuk mencari solusi terbaik ditengah
keterbatasan sumber daya.
2. Orientasi Instansi
Orientasi Pengenalan nilai dan etika pada Instansi Pemerintah oleh Instansi Masing-Masing
Minimal 16 JP / Keplan 289 thn 2022
PENYELENGGARAAN
Fullerlening mooc MLS lan Ri
9. Be a problem – Solver
Terus lakukan berbagai upaya untuk mencari solusi terbaik ditengah keterbatasan
sumber daya
KURIKULUM PENGENALAN TUGAS DAN FUNGSI ASN
A. Agenda Sikap perilaku Bela Negara
a. Wawasan Kebangsaan dan Nilai2 Bela Negara
b. Analisis isu Kontemporer
c. Kesiapsiagaan Bela Negara
B. Agenda Nilai-nilai Dasar ASN
a. Berorientasi Pelayanan
b. Akuntabel
c. Kompeten
d. Loyal
e. Adaptif
f. Kolaboratif
C. Agenda Kedudukan dan Peran PPPK untuk mendukung terwujudnya Smart Governance
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Manajemen ASN dan Smart ASN
KURIKULUM PENGENALAN NILAI DAN ETIKA PADA INSTANSI PEMERINTAH
Pengenalan Susunan Organisasi dan Tata kerja
Pengenalan jabatan
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
Penerapan Fungsi dan Tugas PPPK di tempat kerja
2
Struktur Program Orientasi Nilai & Etika Instansi Pemerintah PPPK
1. Pengenalan SOTK :4 JP
Membekali peserta dengan pengetahuan visi misi dan tugas fungsi dan fungsi unit organisasi.
2.Pengenalan Jabatan 4 JP
Membekali peserta dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku terkait dengan tugas
dan uraian jabatan, dan tanggungjawab jabatannya
3. Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi 4 JP
Membekali peserta dengan kemampuan untuk menyusun perencanaan kinerja, merumuskan
sasaran kerja pegawai,menjelaskan pelaksanaan kinerja dan penilaian kinerja dalam organisasi
4.Penerapan Fungsi dan Tugas ASN di Tempat Kerja 4 JP
Membekali peserta dengan kegiatan pembelajaran untuk memaknai dan menginternalisasi nilai-
nilai BERAKHLAK dalam menjalankan fungsi dan tugas ASN ditempat kerja.
PENUGASAN
Penyampaian materi sesuai target waktu dan jadwal
Penugasan di akhir sesi pembelajaran berupa:
Resume/ rangkuman/ policy brief
SERTIFIKASI ORIENTASI
PPPK yang telah selesai mengikuti program orientasi Pengenalan Tugas dan Fungsi ASN
dari awal sampai akhir/ Evaluasi melalui MOOC
PPPK telah menyelesaikan Laporan /Tugas Akhir dalam Kegiatan Orientasi
Pengenalan Nilai dan Etika Instansi Pemerintah
Siapa itu PPPK
ASN ( UU No 5 Th 2014 /6)
Menduduki jab JF & JPT Madya & Utama
Dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi (design P3K adalah ekspertis)
Memiliki NIP secara Nasional
Usia min 20 thn dan maks setahun sebelum Batas umur jabatan
Masa kerja paling singkat 1 tahun
Gaji berdasarkan perundang-undangan
Perlindungan: JHT, JamKes, JKK, JKM, BanHK
Bangkom :
o Orientasi maks 1 bulan setelah diangkat
o Pelatihan maks 24 jp setahun
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi tahunan
yang dituangkan dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi.
Perencanaan pengembangan kompetensi untuk mewujudkan profesionalitas ASN dengan
mempertimbangkan kebutuhan individu pegawai dan kebutuhan umum organisasi
dengan sistem perencanaan yang rasional, holistik (terintegrasi), terarah, efektif dan
efisien.
3 (tiga) jenis kompetensi yang perlu dikuasai oleh ASN agar dapat mendorong
proses pembangunan nasional, meliputi :
Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis
2
fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis;
3
Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural
atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan; dan
Kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan
kebangsaan.
Pengembangan Kompetensi Aparatur
PENDIDIKAN
o pendidikan formal dengan pemberian tugas belajar
PELATIHAN
o pelatihan klasikal:(pelatihan, seminar, kursus, workshop, bimbingan teknis,
dan/atau penataran)
o pelatihan non klasikal (bimbingan di tempat kerja/ coaching dan mentoring
ditempat kerja, pelatihan jarak jauh dengan system e-learning, magang, dan
pertukaran pegawai)
PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR
Pelatihan Dasar Calon PNS (Gol I/II dan Gol III)
o (CPNS berdasarkan formasi jabatan yang dilamar)
Pelatihan Kepemimpinan: (I, II, III, IV)
o (Utama, Madya, Pratama, Administrator, dan Pengawas).
Pelatihan Teknis
o (Semua ASN dalam Jabatan)
Pelatihan Fungsional
o (Semua ASN dalam jabatan Fungsional)
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PPPK Peraturan LAN Nomor 15 Tahun 2020
Pasal 4
Pengembangan Kompetensi bertujuan untuk:
pengayaan pengetahuan PPPK dalam lingkup Kompetensi Teknis;
pemenuhan tuntutan kebijakan; dan/atau
penghargaan terhadap kinerja PPPK
Pasal 5 (2)
Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi dilakukan paling lama 24 (dua puluh empat) JP dalam 1
(satu) tahun masa perjanjian kerja
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PPPK
Peraturan LAN Nomor 15 Tahun 2020
Pasal 6
(1) Selain Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
dimungkinkan bagi PPPK untuk melakukan pengembangan kapasitas secara mandiri
(2) Pengembangan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat [2] disesuaikan
dengan kebutuhan organisasiyang dilakukan:
a. Dalam jam kerja , berdasarkan atas izin dan penugasan tertulis dari atasan langsung
paling rendahsetungkat JPT pertama;dan
b. Di luar jam kerja, dengan meyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
atasan langsung.
3
(3) 9. Be a problem – Solver Terus lakukan berbagai upaya untuk mencari solusi terbaik
ditengah keterbatasan sumber daya
Sijari AKPK
Si Jari AKPK adalah sebuah sistem informasi berbasis web yang disediakan oleh Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah
untuk memfasilitasi kebutuhan pengembangan kompetensi bagi PNS di Jawa Tengah.
3
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA : SMP N 2 AMPEL
NARASUMBER : Drs. MASRURI
TANTANGAN ,PELUANG DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN
BOYOLALI
TUGAS DAN FUNGSI ASN:
Sebagai ASN sebaiknya kita memiliki sikap sebagai berikut:
Etika di lingkungan kerja /kanntor artinya kantor sebagai rumah kedua bagi
kita
Peliang kerja kabupaten boyolali tahun ini ada 600 yang pension peluang
pppk semakin terbuka dengan kualifikasi baik
3
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA : SMP N 2 AMPEL
NARASUMBER : M.SYAWALLUDIN, AP, M.si
PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali cenderung meningkat dari tahun 2006 ke
tahun 2009 tetapi pada tahun 2020 mengalami kontraksi yang cukup dalam
2. Hal tersebut terjadi akibat adanya pembatasan aktivitas masyarakat yang diakibatkan oleh
pandemi covid-19
3. Pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali mulai meningkat yaitu
sebesar 4,63%
KONDISI KESEJAHTERAAN
KEMISKINAN
Perhitungan persentase penduduk miskin di Kabupaten Boyolali tahun 2022
BPS : 9,82%
Monitoring Center For Development (MCD) : 6,71%
3
Angka harapan hidup saat lahir (AHH) merupakan indikator untuk mengevaluasi kinerja
pelayanan kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
semakin tinggi AHH maka semakin tinggi kualitas kesehatan masyarakat
AHH Kabupaten Boyolali pada tahun 2022 sebesar 76,12 angka ini meningkat jika
dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 76,03
KONDISI INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH YANG TERTANGANI
Berdasarkan SK Bupati Boyolali nomor 667/773 tahun 2020 tentang penetapan lokasi
perumahan kumuh dan pemukiman kumuh di Kabupaten Boyolali tahun anggaran 2020
luas san kumuh di Boyolali seluas 87,85 Ha
Setelah dilakukan intervensi di tahun 2021 dan dan 2022 luasan kumuh berkurang 23,66
Ha sesuai SK terbaru tahun 2020
Luasan kumuh tersisa seluas 64,19 Ha atau 0,0632% dari seluruh luas Kabupaten Boyolali
yaitu 101.510 Ha
KETERSEDIAAN RUMAH LAYAK HUNI
Cakupan ketersediaan rumah layak huni (RHL) di Kabupaten Boyolali tahun 2022 sebesar
87,75% dan rumah tidak layak huni (RTLH) sebesar 10,25%
Total Capaian peningkatan kualitas rumah tidak layak huni pada tahun 2022 sebanyak
4.144 unit
3
Visi dan misi pemerintah kabupaten Boyolali
Definisi :
Visi adalah suatu rangkaian kata yang memuat impian, cita-cita, nilai, masa depan dari suatu
organisasi, baik di dalam sebuah lembaga hingga perusahaan. Visi juga merupakan sebuah tujuan
organisasi dalam bekerja. Dalam Organisasi Pemerintahan (kab/kota) Visi pembangunan Daerah
merupakan rumusan visi Bupati dan Wakil Bupati Boyolali terpilih yang secara substansi memuat
tentang rumusan umum mengenai keadaan yang akan dicapai pada akhir periode perencanaan
pembangunan Daerah
Misi adalah bagaimana sebuah Organisasi dapat mewujudkan cita-citanya tersebut di masa depan.
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi
Visi misi ini dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah yang disebut RPJMD
Visi Pembangunan Daerah Boyolali Tahun 2021-2026: “BOYOLALI MAJU, MENERUSKAN
PRO INVESTASI”
Melangkah dan Menata Bersama, Penuh Totalitas (METAL)
Penjelasan Visi Boyolali Maju:
Proses pembangunan yang berkelanjutan dan terencana sistematis diharapkan membawa
kemajuan di segala bidang.
• Boyolali Maju berarti no-one left behind, yakni tidak ada pihak yang terlewatkan untuk
merasakan kemajuan, karena semua komponen telah menjadi subyek pembangunan.
• Maju dimaknai sebagai kondisi masyarakat yang semakin sejahtera dan daerah yang
semakin berdaya saing yang ditopang dengan pembangunan infrastruktur wilayah
berkualitas dan merata, serta tata kelola pemerintahan yang semakin bersih, efektif,
dan dipercaya masyarakat
Meneruskan Pro Investasi
- Pro investasi telah menjadi arah pembangunan dan identitas Kabupaten Boyolali dengan
berbagai capaian pembangunan yang telah membawa manfaat bagi masyarakat.
- Melanjutkan arah pembangunan yang pro investasi berarti tidak hanya dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus membangun sinergi dengan arah
pembangunan nasional, terutama dalam rangka pemulihan ekonomi nasional secara
sistematis dan cepat.
- Arah pro investasi membutuhkan sinergi lintas sektor dan pemangku kepentingan, yang
muaranya tetap pada kesejahteraan masyarakat Boyolali, tanpa menghadirkan
ketimpangan sosial.
Meneruskan Pro Investasi:
Pro investasi tetap dikendalikan dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan, yakni
selain berorientasi ekonomi dan sosial, tidak kalah penting pada keberlanjutan lingkungan
untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta membawa manfaat
pembangunan bagi generasi masa depan
Melangkah dan Menata Bersama, Penuh Totalitas (METAL)
- Pembangunan yang efektif membutuhkan prasyarat berupa sinergi dan kolaborasi
seluruh komponen governance, yakni masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta.
3
- Seluruh komponen daerah diharapkan mampu melangkah dan menata bersama
penuh totalitas yang merupakan implementasi dari prinsip gotong royong.
- Gotong royong dengan menjalankan perannya masing-masing namun saling bersinergi
dan berkolaborasi dalam ikatan visi pembangunan daerah maupun landasan nilai kearifan
yang tertanam kuat di tengah masyarakat berupa filosofi dari Pangeran Sambernyawa
“Tiji Tibeh (mati siji, mati kabeh, mukti siji mukti kabeh)”.
MISI KAB BOYOLALI
1. BOYOLALI MENERUSKAN PRO INVESTASI, MAJU, SINERGI
DAN BERKELANJUTAN
2. BOYOLALI SEHAT, TANGGUH, CERDAS, BERKARAKTER DAN BERBUDAYA
3. BOYOLALI KOTA SUSU, LUMBUNG PANGAN NASIONAL
4. BOYOLALI MENGHADIRKAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH, EFEKTIF DAN
TERPERCAYA
5. BOYOLALI TERSENYUM, TUMBUH, MANDIRI DAN BERDAYA SAING
PENJELASAN MISI ke I KAB BOYOLALI :
1. BOYOLALI MENERUSKAN PRO INVESTASI, MAJU, SINERGI DAN
BERKELANJUTAN
- Memantapkan “business friendly”, dengan mempertahankan iklim investasi yang
kondusif, mendorong perusahaan yang ramah lingkungan (green company), strategi bisnis
perusahaan (green strategy), dan proses bisnis yang aman, nyaman dan bersih (green
process), serta pengembangan produk yang ramah lingkungan (green product) serta
Pengembangan kompetensi dan perlindungan kepada sumber daya manusia (green
employee).
- Mensinergikan manajemen pemerintahan, peran masyarakat dan swasta dalam
pembangunan sosial, pembangunan ekonomi dan pembangunan tata kelola pemerintahan,
pembangunan dan kehidupan yang lebih maju, dengan mengedepankan peningkatan
Kualitas manusia, ekonomi yang produktif, mandiri, berdaya saing serta pembangunan
dan lingkungan hidup yang berkelanjutan
- Pembangunan Sosial, guna pemenuhan hak dasar manusia yang berkualitas untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
- Pembangunan Lingkungan, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan berkelanjutan.
- Pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi berkualitas, keberlanjutan peluang kerja
dan usaha, inovasi, industri inklusif, infrastruktur memadai, energi bersih yang
terjangkau dan didukung kemitraan
- BOYOLALI MENERUSKAN PRO INVESTASI, MAJU, SINERGI
DAN BERKELANJUTAN
- Pembangunan tata kelola pemerintahan, tata kelola yang efektif, transparan, akuntabel dan
partisipatif untuk mewujudkan prinsip dan standar pelayanan publik yang prima
3
- Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, baik melalui pelayanan kesehatan, lingkungan,
ataupun perilaku dengan pendekatan keluarga peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan yang berkualitas.
2. BOYOLALI SEHAT, TANGGUH, CERDAS, BERKARAKTER DAN
BERBUDAYA
- Mendorong pembangunan berkelanjutan, yang memanusiakan manusia dengan
pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup, berlandaskan prinsip universal,
terintegrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang
terlewatkan atau “No-one Left Behind”.
- Dengan adanya resiko bencana dan perubahan iklim dan dampaknya, mitigasi bencana
dan tindakan cepat untuk mengatasi diperlukan sebagai bentuk wilayah yang Tangguh
- Penyediaan dan pemeliharaan sarana prasarana olah raga publik.
- Adanya Pemeliharaan fakir miskin, yatim, anak terlantar dan penanganan penyandang
masalah kesejahteraan sosial. Demikian pula dengan Sosial and Economy Safety Net yakni
jaminan sosial daerah baik bidang kesehatan maupun sosial seperti cukup sandang, pangan,
dan papan
3. BOYOLALI KOTA SUSU, LUMBUNG PANGAN NASIONAL
- Mempertahankan tradisi Boyolali Kota Susu, penghasil daging, pengembangan produksi
perikanan darat serta sektor peternakan lainnya adalah sesuatu yang prioritas
- Boyolali Lumbung Pangan sebagai aplikasi dari konsep ketahanan pangan (food security)
lokal dan nasional terus dipertahankan dan dikembangkan, dengan prinsip pertanian yang
maju, lestari, berdaya saing internasional, dan berkontribusi penting bagi perekonomian
bangsa dengan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dan budaya untuk mensejahterakan
masyarakat yang berperadaban.
- Meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, perikanan darat termasuk sektor sejenis
lainnya. Aplikasi good farming practices, fasilitasi kebutuhan modal, pengembangan
kemitraan yang sehat, kredit pengembangan kelompok/perorangan, pendampingan
sampai dengan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan serta
member nilai lebih pada pasca produksi
- Mempertahankan tradisi Boyolali Kota Susu, penghasil daging, pengembangan produksi
perikanan darat serta sektor peternakan lainnya adalah sesuatu yang prioritas
- Boyolali Lumbung Pangan sebagai aplikasi dari konsep ketahanan pangan (food security)
lokal dan nasional terus dipertahankan dan dikembangkan, dengan prinsip pertanian yang
maju, lestari, berdaya saing internasional, dan berkontribusi penting bagi perekonomian
bangsa dengan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dan budaya untuk mensejahterakan
masyarakat yang berperadaban.
- Meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, perikanan darat termasuk sektor sejenis
lainnya. Aplikasi good farming practices, fasilitasi kebutuhan modal, pengembangan
kemitraan yang sehat, kredit pengembangan kelompok/perorangan, pendampingan sampai
dengan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan serta member
nilai lebih pada pasca produksi
3
4. BOYOLALI MENGHADIRKAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH, EFEKTIF
DAN TERPERCAYA
- Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses keadilan untuk semua, dan membangun kelembagaan yang
efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan
- Pembangunan integritas dengan menumbuhkan karakter yang baik bagi individu maupun
organisasi dalam mewujudkan tindakan maupun keputusan bagi kebaikan Bersama
- Pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan prinsip-prinsip pokok good and clean
governance. Peran masyarakat yang melahirkan kontrol terhadap jalannya pengelolaan
lembaga pemerintahan sangat diharapkan. Kontrol masyarakat akan berdampak pada
tata pemerintahan yang baik, efektif, dan bebas dari KKN
- Tidak berhenti pada good and clean governance, Boyolali berusaha menumbuhkan Smart
governance, atau pemerintah yang dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki dan
meminimalisir kendala atau masalah yang dihadapi, dengan terus melakukan peningkatan
kinerja birokrasi melalui inovasi-inovasi dan adaptasi teknologi yang terpadu, yang
bermuara pada efektifitas, efisiensi dan kesejahteraan masyarakat
3
Indikator dapat digunakan untuk mengetahui faktor perubahan dalam mencapai tujuan
tersebut.
VISI
Indikator Kinerja
MISI
Utama /IKU
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR TUJUAN
Indikator
Pembangunan
Daerah
4
Indikator Capaian Pembangunan Daerah
Target Tahun 2022
No Tujuan/Indikator Akhir RPJMD Target Realisasi Satuan
Tujuan V : Meningkatnya Keberdayaan Sosial
6 Indeks Pemberdayaan Gender 82 81,96 82,23 Angka
Angka Penyandang Masalah
7 66.153,00 70.276,00 61,029 Angka
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
8 Indeks Desa Membangun 0,7553 (Maju 0,7297 (Maju 0,7349 Angka
Tujuan VI : Meningkatnya kesejahteraan
petan i
9 Nilai Tukar Petani 109,8 107,16 107,27 Angka
Tujuan VII : Terwujudnya penyelenggaraan
pemerintahan yang baik
Indeks Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
10 903 800 843 Angka
(IPPD)
Tujuan VIII : Meningkatnya kenyamanan
hidup Kabupaten Boyolali
11 Indeks Smart City 3,28 3,03 3,15 Angka
12 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 66,71 66,49 60,77 Angka
4
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA : SMP N 2 AMPEL
NARASUMBER : HENDI WIBOWO, ST
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATAKERJA OPD PEMERINTAH KABUPATEN
BOYOLALI
DASAR HUKUM
• UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2014
• PERATURAN PEMERINTAH NO 18 TAHUN 2016
DAN PERUBAHANNYA
• PERMENDAGRI NO 12 TAHUN 2017
PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
Dilaksanakan oleh kepala daerah dan dprd dibantuoleh perangkat daerah
Urusan Pemerintahan
Urusan pemerintahan Absolut
Kewenangan pemerintahPusat
Urusan PemerintahanKonkuren
Pemerintah Pusat dan Daerah
provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota (dasar pelaksanaan Otonomi Daerah)Urusan pemerintahan
konkuren yang menjadikewenangan Daerah terdiri atas Urusan PemerintahanWajib dan Urusan
Pemerintahan Pilihan
Urusan PemerintahanUmum
Kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan
4
• Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
• Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
• Urusan Pemerintahan Pilihan
4
• pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa;
• pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya
• penanganan konflik sosial
• koordinasi pelaksanaan tugas antar instansi pemerintahan yang ada di wilayah Daerah
provinsi dan Daerah kabupaten/kota
• pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila;
• pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan Daerah
dan tidakdilaksanakan oleh Instansi Vertikal
4
• Sekretariat DPRD;
4
• Inspektorat;
• Dinas;
• Badan; dan
• Kecamatan.
• Nomenklatur Perangkat Daerah dan unit kerja pada Perangkat Daerah yang
melaksanakan UrusanPemerintahan dibuat dengan memperhatikan pedoman dari
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang membidangi Urusan Pemerintahan
tersebut
• Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perda. (Perda No. 16 Tahun
2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah)
SEKRETARIAT DAERAH
• Dipimpin oleh Sekretaris Daerah,
• Bertanggung jawab kepada Kepala daerah
• Tugas membantu Kepala Daerah dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian
administratifterhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah serta pelayanan
administratif.
FUNGSISEKRETARIAT DAERAH
• Pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah;
• Pengoordinasian pelaksanaan tugas satuan kerja Perangkat Daerah;
• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Daerah;
• Pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada instansi Daerah; dan
• Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.
SEKRETARIAT DPRD
• unsur pelayanan administrasi dan pemberian dukungan terhadap tugas danfungsi DPRD
• dipimpin oleh sekretaris DPRD
• bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD kabupaten dan secara administratif bertanggung
jawab kepadabupati melalui sekretaris Daerah kabupaten Sekretariat DPRD mempunyai
tugas:
• menyelenggarakan administrasi kesekretariatan;
• menyelenggarakan administrasi keuangan;
• mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD; dan
4
• menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam
melaksanakan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.
4
FUNGSISEKRETARIAT DPRD
• penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD kabupaten/kota;
• penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD kabupaten/kota;
• fasilitasi penyelenggaraan rapat DPRD kabupaten/kota; dan
• penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD kabupaten/kota.
INSPEKTORAT DAERAH
• unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
• dipimpin oleh inspektur
• bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris Daerah
• tugas membantu kepala daerah membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat
Daerah
DINAS
4
• melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
4
• dipimpin oleh Kepala Dinas
• bertanggung jawab kepadabupati melalui sekretaris Daerah
• tugas membantu bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada kabupaten
FUNGSI DINAS
• perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
• pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
• pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
• pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
• pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait dengan tugas dan fungsinya.
KLASIFIKASI DINAS
• dinas tipe A yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah dengan beban kerja yang besar;
• dinas tipe B yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah dengan beban kerja yang sedang; dan
• dinas tipe C yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah dengan beban kerja yang kecil.
BADAN
• melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
• dipimpin oleh Kepala Badan
• bertanggung jawab kepadabupati melalui sekretaris Daerah Fungsi penunjang meliputi
• perencanaan;
• keuangan;
• kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan;
• penelitian dan pengembangan; dan
• fungsi lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan
KLASIFIKASI BADAN
• badan tipe A yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang
Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang besar;
5
• badan tipe B yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang
Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang sedang; dan
• badan tipe C yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang
Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang kecil.
KELURAHAN
• Kelurahan dibentuk dengan Perda Kabupaten berpedoman pada peraturan pemerintah.
• Kelurahan dipimpin oleh seorang kepala kelurahan yang disebut lurah selaku
perangkat Kecamatan dan bertanggung jawab kepada camat.
5
secara profesional
5
• UPT terdiri dari UPT kelas A (mewadahi beban kerja yang besar) dan UPT Kelas B
(mewadahi beban kerja yang kecil)
PENYEDERHANAAN BIROKRASI
Penyederhanaan struktur organisasi menjadi 2 level Mekanisme Kerja yang Fleksibel &
Kolaboratif
Tujuan peyerderhanaan birokrasi:
Birokrasi yang dinamis dan agile
Menunjukan professional ASN
Fokus pada fungsional
Percepatan sistim kerja
RUANG LINGKUP PEYEDERHANAKAN BIROKRASI
TRASFORMASI ORGANISASI
Organisasi tradisional:pelaporan yang berjenjang
Organisasi Agile Berjenjang: didukung tata kelola digital
TANSFORMASI JABATAN
TRANFORMASI SISTEM KERJA
5
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA : SMPN 2 AMPEL
NARASUMBER : LILIK SUBAGYO, SE, M.Si.
RESUME MATERI
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI BAGI ASN, STRATEGI DAN
TANTANGAN YANG DIHADAPI
KLASIFIKASI KORUPSI
1. Individuak corruption - dilakukan individu,
2. Petty corruption - Korupsi kecil –kecilan dilakukan oleh aparat dlm kegiatan se-hari2
3. Endemic corruption – Korupsi sdh terintegrasi dlm sistem ekonomi, sosial, politik di
masarakat. Korupsi sdh menjadi budaya (corruption culture)
4. Grand corruption – Korupsi yg dilakukan para pejabat pengambil keputusan untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
5
e. Membuat SPJ palsu (kegiatan fiktif)
f. Memalsukan tanda tangan honor, daftar hadir, dsb
g. Membuat laporan keuangan fiktif
2. Pengadaan Barang/Jasa
a. Menekan panitia agar memenangkan rekanan tertentu
b. Volume barang/jasa tidak sesuai SPK/kontrak
c. Spesifikasi barang/jasa tidak sesuai SPK/&KAK
d. SPK/Kontrak dimenangkan oleh rekanan tapi dikerjakan oleh internal sendiri/oknum
e. Menerima hadiah/fee dari rekanan
f. Memahalkan HPS atau nota pembelian
g. Melibatkan famili atau teman sejawat dalam pengadaan barang
h. Meminta bagian dari rekanan
i. Mengutip biaya tambahan
j. Membuat laporan kemajuan fisik palsu
PENYEBAB KORUPSI
Opportunity : peluang
Exposure : ingin pamer
Needs : tekanan ekonomi
Greed : serakah
DAMPAK KORUPSI
1. In-efisiensi dalam penyelenggaraan negara
2. Kenaikan biaya administrasi
3. Mengurangi kuantitas dan kualitas hasil pembangungan
4. Pelayanan Publik menurun
5. Menurunkan martabat aparat birokrasi
6. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap birokrasi
7. Ketimpangan dlm Pendapatan ( Kaya –Miskin)
PEMAHAMAN GRATIFIKASI
5
merugikan perekonomian / keuangan negara.
DAMPAK GRATIFIKASI
a.Mempengaruhi Pejabat Publik
b.Rusaknya Sistem dan Prosedur
c.Visi, Misi dan tujuan tidak tercapai
APA ITU GRATIFIKASI
Definisi : pemberian dalam arti luas
Bentuk : uang, barang, pinjaman tanpa bunga, pengobatan cuma-cuma, diskon,
fasilitas penginapan, tiket perjalanan, perjalanan wisata, fasilitas lainnya
GRATIFIKASI ILEGAL
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya.
Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
PENYELENGGARA NEGARA
Penyelenggara Negara adalah pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif,
atau yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
(Pasal 1 angka (1) UU Nomor 28 Tahun 1999)
PEGAWAI NEGERI(UU No 31/1999 Jo. UU No 20/2001)
o Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Kepegawaian
o Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
o Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah
o Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan
dari keuangan negara atau daerah; atau
o Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal
atau fasilitas dari negara atau masyarakat.
“Seseorang tidak berhak meminta dan mendapat sesuatu melebihi haknya sekedar ia
melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab dan kewajibannya” Gagasan Plato (427 SM -
347 SM)
Gratifikasi kepada pegawai negeri/penyelenggara negara yang berhubungan
dengan jabatan atau kedudukannya dianggap suap. Rumus: Suap = Gratifikasi +
Jabatan
Mengapa Gratifikasi Dilarang? Karena Gratifikasi Akar masalah korupsi, yang
berdampak pada diskriminasi atas pelayanan atau pengambilan keputusan terkait
kebijakan publik. Hal tersebut bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang
baik
Aparatur pemerintahan adalah unsur Birokrasi yang menjadi mesin pencapaian tujuan
organisasi. Tujuan organisasi, mencapai kesejahteraan masyakat, secara efektif efisien
dan ekonomis, serta akuntabel dan transparan
“bahwa semua tujuan setiap aparatur, tujuan organisasi, tujuan nasional hanya akan
menjadi mimpi belaka selama korupsi (gratifikasi) masih menyertai dalam setiap proses
pencapaiannya”
MENERAPKAN SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Sistem Pengendalian Gratifikasi didukung perangkat dan kegiatan agar dapat berjalan
dengan baik, diantaranya:
Aturan etika memberi dan menerima gratifikasi.
a. Sebagai landasan atau standar perilaku bagi pegawai di instansi dalam menghadapi
praktik penerimaan dan pemberian gratifikasi
b. Pelaksana fungsi pengendalian gratifikasi.
Surat Keputusan Pembentukan dan Susunan Organisasi Pelaksana Fungsi Pengendalian
Gratifikasi dan Tata Kerja Pelaksana Fungsi Pengendalian Gratifikasi
c. Komitmen Pimpinan
Adanya contoh nyata pelaporan gratifikasi
Kewenangan kepada unit pengendalian gratifikasi; serta
Penegakan reward and punishment atas aturan etika memberi dan menerima
gratifikasi,
5
d. Pelaksanaan diseminasi aturan etika gratifikasi
Diseminasi atas aturan etika gratifikasi sangat diperlukan untuk menjamin standar
5
pemahaman yang sama bagi seluruh pemangku kepentingan. Output timbulnya
kesadaran, dan patuh.
Upaya Meningkatkan Budaya Anti-Gratifikasi
Public campaign dan Sosialisasi melalui media massa
Mengatasi Resistensi/ Penolakan dari Pegawai
Gratifikasi masuk dalam Kode Etik ASN dan Pemberian reward kepada pelapor gratifikasi
berupa TPP Bonus
Upaya mendapatkan dukungan dari Pimpinan
Komitmen tinggi dari Kepala Daerah
e. Monitor dan evaluasi
Untuk menjaga standar kualitas dan menjamin bahwa sistem pengendalian gratifikasi
menjawab kondisi aktual yang ada, diperlukan kegiatan monitor dan evaluasi secara
berkala atas penerapan sistem tersebut.
6
2. Penyusunan:
a. Indikator dan Rekonsiliasi Data Program Pengendalian Gratifikasi pada
UPG Pembantu (13 Indikator);
b. Pedoman Monitoring dan Evaluasi Implementasi PPG pada UPG Pembantu
(SE Bupati No 180/SE/1861/3/2021, yang diperbaharui dengan SE Bupati No
180/SE/0884/3/2022);
c.Pedoman Verifikasi Monev Implementasi PPG pada UPG Pembantu .
6. Penyelenggaraan Penghargaan UPG Terbaik Tahun 2021 dan Penghargaan
Inovasi dan Insan UPG Pembantu Terbaik Tahun 2022.
7. Digitalisasi Monev UPG Pembantu melalui Aplikasi eMonev UPG Pembantu,
https://sirb.boyolali.go.id (Regulasi Penerapan Program Pengendalian Gratifikasi pada
UPG Pembantu (SK Bupati No 700/558 TAHUN 2021).
8. Rapor UPG Pembantu Triwulanan
9. Sertifikat Apresiasi Kinerja UPG Pembantu Program Pengendalian Gratifikasi
10. Laporan Kinerja UPG Pembantu Tahunan
11. Sertifikat Hak Cipta dari KemenkumHAM atas Aplikasi eMonev UPG Pembantu
12. Pilot Project Pembentukan dan Rekonsiliasi Data PPG (13 Indikator)
UPG Pembantu
Pemerintahan Desa sebanyak 46 Desa, dalam rangka mewujudkan Desa
berIntegitas
13. Penyelenggaraan Pekan Metal Bebas Gratifikasi untuk UPG Pembantu
Pemerintahan Desa
6
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA : SMP N 2 AMPEL
NARASUMBER : SINGGIH WINARSO, S.H
MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DAN PENILAIAN KINERJA
PPPK
SASARAN KINERJA DAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI SESUAI PERMENPAN
RB NOMOR 6 TAHUN 2022 TENTANG PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI ASN
Pasal 51 UU 5 Tahun 2014 Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit
Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun
kondisi kecacatan.
Penilaian Kinerja PNS adalah suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan
oleh pejabat penilai terhadap sasaran kinerja pegawai dan perilaku kerja PNS
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi
sesuai dengan sasaran kinerja pegawai dan perilaku kerja
Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan target
yangakan dicapai oleh seorang PNS
Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh PNS
atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
POIN – POIN PERUBAHAN DENGAN PERMENPANRB 8/2021
1. JUDUL: PermenPANRB Pengelolaan Kineja ASN
Kebijakan pengelolaan kinerja juga berlaku untuk PPPK. Pada prinsipnya
Pengelolaan kinerja pegawai antara PNS dan PPPK adalah sama
6
2. PERILAKU KERJA: Core Values Ber-Akhlak: Memasukkan Core Values Ber- Akhlak
dan panduan perilakunya sebagai perilaku kerja yang akan mempengaruhi predikat
kinerjaASN
3. MEKANISME KERJA: Mekansime Kerja Agile Memasukkan mekanisme kerja agile
yangmendukung kebutuhan organisasi yang lincah dan dinamis dalam menghadapi
perubahan dunia yang semakin cepat.
4. SKP DAN ANGKA KREDIT: emisahkan antara SKP dan Angka Kredit Predefined
task tidaklagi menjadi acuan utama dalam menentukan kinerja pegawai. Klarifikasi
ekspektasi dan dialog kinerja diharapkan lebih sering dilakukan oleh pimpinan dan
pegawai
POIN – POIN DETAIL PERUBAHAN DENGAN PERMENPANRB 8/2021
A. RUANG LINGKUP: PermenPANRB 8/2021 (PNS) menjadi PermenPANRB 6/2022
ASN(PNS dan PPPK)
B. TAHAPAN
a. PermenPANRB 8/2021)
1. Perencanaan Kinerja yang meliputi perencanaan dan penetapan SKP
2. Pelaksanaan, Pemantauan, dan pembinaan kinerja pegawai yang
meliputi bimbingan dan konseling kinerja
3. Penilaian Kinerja yang meliputi penilaian SKP dan perilaku kerja
4. Tindak Lanjut Hasil Penilaian Kinerja yang meliputi penghargaan dan sanksi kinerja
b. PermenPANRB 6/2022 ASN (PNS dan PPPK)
1. Perencanaan kinerja yang meliputi penetapan dan klarifikasi Ekspektasi
2. Pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja Pegawai yang meliputi
pendokumentasian kinerja, pemberian Umpan Balik Berkelanjutan, dan
pengembangan
kinerja Pegawai
3. Penilaian kinerja Pegawai yang meliputi evaluasi kinerja Pegawai dan
4. tindak lanjut hasil evaluasi kinerja Pegawai yang meliputi pemberian
penghargaan dan sanksi.
C.PERILAKU KERJA
a. PermenPANRB 8/2021
1. Orientasi Pelayanan
2. Komitmen
3. Inisiatif Kerja
6
4. Kerjasama
5. Kepemimpinan
b. PermenPANRB 6/2022
(Core Values ASN dan merupakan pengembangan PP 30/2109)
1. Berorientasi Pelayanan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif
D. STANDAR PERILAKU
KERJA
a. PermenPANRB 8/2021
Standar Perilaku kerja ditetapkan sesuai jenjang jabatan dalam bentuk level (1 – 7)
b. PermenPANRB 6/2022
Panduan perilaku pada Core Values ASN tanpa pelevelan dan dapat diberikan
ekspektasi khusus pimpinan atas perilaku ASN
Prinsip dan Gambaran Umum Pengelolaan Kinerja Pegawai
1. Fokus pada Peningkatan Kinerja, bukan sekedar penilaian kinerja
2. Pemenuhan Eskpektasi Kinerja yang dinamis dan berlanjutan
3. Peningkatan Intensitas Dialog Kinerja dan Ongoing Feedback (umpan
balik yangberkesinambungan
4. Kinerja Individu mendukung Kinerja Organisasi
5. Kinerja Pegawai Mencerminkan Hasil Kerja Bukan Sekedar Uraian Tugas Serta
Perilaku YangDitunjukkan Selama Bekerja Dan Berinteraksi Dengan Orang Lain
Core Values BerAkhlak dan Panduan Perilakunya
1. BERORIENTASI
PELAYANAN
- Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
- Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
- Melakukan perbaikan tiada henti
2. AKUNTABEL
- Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi
- Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif,
dan efisien
- Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
6
3. KOMPETEN
- Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
- Membantu orang lain belajar
- Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. HARMONIS
- Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
- Suka menolong orang lain
- Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. LOYAL
- Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia
Tahun 1945, setia pada NKRI serta pemerintahan yang sah
- Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara
- Menjaga rahasia jabatan dan negara
6. ADAPTIF
- Cepat menyesuaikan diri menghadapi
- perubahan
- Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
- Bertindak proaktif
7. KOLABORATIF
- Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
- Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
- Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan Bersama
PERMASALAHAN DAN TINDAKLANJUT DALAM PENYUSUNAN SKP
- SKP dianggap enteng/sepele dan tidak urgen sehingga dikesampingkan
- SKP disusun/dibuat oleh salah satu pejabat saja
- SKP disusun pada akhir tahun
- Belum adanya aplikasi e-Kinerja sesuai PERMENPAN RB Nomor 6 tahun 2022
tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN
- Mekanisme penyusunan SKP dengan sistem top down kebottom up
- Ketegasan dan keberanian pimpinan dalam melakukan penilaian atau evaluasi secara obyektif
/ melakukan ekspektasi
- Optimalisasi dan implementasi dialog kinerja pimpinan dengan bawahan dan tim (JPT dan pejabat
dibawahnya/Tim melakukan Rapat/dialog kinerja terutama dalam Pembagian MatrikPeran dan
hasil.
6
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA: SMP NEGERI 2 AMPEL
NARASUMBER : YOGA NUGRAHA, S.H
RESUME
DISIPLIN ASN
Dasar Hukum
1. UU No 5 Tahun 2014 Tentang Manajemen ASN
2. PP NO 11 Tahun 2017 Jo PP NO 17 Tahun 2020 Tentang Manajemen PNS
3. PP NO 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin PNS
C. Kewajiban PNS
Kewajiban PNS dijelaskan di dalam Pasal 3 yang terdiri dari :
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap
6
orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
D. Larangan PNS
Larangan PNS dijelaskan di dalam Pasal 5 yang terdiri dari :
a. Menyalahgunakan wewenang
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik
kepentingan dengan jabatan
c. Menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
d. Bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau tanpa ditugaskan
oleh Pejabat Pembina
e. Kepegawaian bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
f. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen, atau surat berharga milik
negara secara tidak sah
g. Melakukan pungutan di luar ketentuan
h. Melakukan kegiatan yang merugikan negara
i. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan
j. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
k. Menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaan
l. Meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan
m. Melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan
kerugian bagi yang dilayani; dan
n. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon
anggota Dewan Perwakilan Daerah, atan calon DPRD dengan cara sebagai berikut :
6
Ikut kampanye;
Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
Sebagai pesertakampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; dan/atau
Memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda Penduduk.
6
g. Pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan.
Pasal 11 : Ayat (1) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban Pasal 3 huruf a apabila
berdampak negatif pada unit kerja, instansi, dan/atau negara, Pasal 3 huruf b s.d. huruf h, apabila
berdampak negatif pada negara. Ayat (2) Dijatuhkan bagi PNS yang tidak memenuhi ketentuan
Pasal 4 huruf c dan huruf d apabila berdampak negatif pada negara dan/atau pemerintah, pasal 4
huruf e jika dilakukan PPT, ketentuan masuk kerja dan Pasal 4 huruf i, apabila berdampak negatif
pada negara.
Pasal 14 : Dijatuhkan bagi PNS yang melanggar ketentuan larangan Pasal 5 huruf a s.d huruf g,
huruf k, huruf l, dan huruf n angka 3 s.d. angka 7, apabila berdampak negatif pada negara dan/atau
pemerintah.
F. Catatan untuk Pelanggaran Tidak Masuk Kerja dan Menaati Jam Kerja
1. Hukuman Disiplin Ringan
a. Teguran lisan bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama
3 hari kerja dalam 1 tahun;
b. Teguran tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif
selama 4 sampai dengan 6 hari kerja dalam 1 tahun; dan
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
secara kumulatif selama 7 sampai dengan 10 hari kerja dalam 1 (satu) tahun.
2. Hukuman Disiplin Sedang
a. Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 % selama 6 bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja
tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 11 sampai dengan 13 hari kerja dalam 1 (satu)
tahun;
b. Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama 9 bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja
tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 14 sampai dengan 16 hari kerja dalam 1 (satu)
tahun; dan
c. Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 12 bulan bagi PNS
yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 17 sampai dengan 20
hari dalam 1 (satu) tahun.
3. Hukuman Disiplin Berat
a. Penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja
tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 21 - 24 hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
b. Pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan bagi PNS yang tidak
Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 25 - 27 hari kerja dalam 1 (satu)
tahun;
c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS bagi PNS yang tidak
Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 28 (dua puluh delapan) hari kerja
atau lebih dalam 1 (satu} tahun; dan
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS bagi PNS yang tidak
Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara terus menerus selama 10 (sepuluh) hari kerja.
6
huruf c.
Penjatuhan HD ditetapkan berdasarkan usul :
a. Menteri : JPT Utama
b. PPK : JPT Madya, dan jabatan lain yang menjadi kewenangan Presiden.
2. PPK Pusat dan PPK Provinsi (Pasal 18 ayat 2)
a. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a dan huruf b.
b. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (3) dan ayat (4).
c. Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), dan ayat Pejabat (4) huruf a dan huruf b.
d. Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (4)
e. Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis
HD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4).
3. PPK Kabupaten/Kota (Pasal 18 ayat 3)
a. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4).
b. Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a dan huruf b.
c. Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk HD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (3) dan ayat (4).
d. Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis
HD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8ayat (4).
4. Kepala Perwakilan RI (Pasal 19)
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis HD ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2).
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis HD sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3).
5. PPT Madya Pusat atau Provinsi atau Setara (Pasal 20)
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis HD ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2); dan
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis HD sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3).
6. PPT Pratama atau Pejabat lain yang Setara di Lingkungan Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota (Pasal 21)
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis HD ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis HD sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3); dan
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(2) dan ayat (3).
7. Pejabat Administrator atau Pejabat lain yang Setara di Lingkungan Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota (Pasal 22)
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis HD ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
7
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis HD sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3); dan
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(2) dan ayat (3).
Catatan : Dalam hal tidak terdapat jabatan administrator pada unit kerja di lingkungan Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/ Kota, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Madya tertentu yang ditetapkan
dengan keputusan PPK dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin bagi PNS yang menjadi kewenangan
Administrator.
8. Pejabat Pengawas atau Pejabat lain yang Setara di Lingkungan Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota (Pasal 23)
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis HD ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk Jenis HD sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3); dan
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(2).
Catatan: Dalam hal tidak terdapat jabatan pengawas pada unit kerja di lingkungan Pusat, Provinsi,
dan Kabupaten/ Kota, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Muda tertentu yang ditetapkan dengan
keputusan PPK dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin bagi PNS yang menjadi kewenangan
Pengawas.
Keterangan :
Pejabat yang berwenang menghukum wajib menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang
melakukan pelanggaran disiplin.
Dalam hal pejabat yang berwenang menghukum tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS
yang melakukan pelanggaran disiplin, pejabat yang berwenang menghukum dijatuhi hukuman
disiplin oleh atasannya.
Pejabat yang berwenang menghukum dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat.
Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dijatuhkan setelah melalui proses pemeriksaan.
Atasan pejabat yang berwenang menghukum juga menjatuhkan hukuman disiplin terhadap PNS
yang melakukan pelanggaran disiplin.
7
a. Tujuan Pemeriksaan
1) Bersangkutan benar/tidak
2) Faktor yg mendorong/ menyebabkan
3) Mengetahui dampak/akibat
b. Pemeriksaan (dituangkan dalam BAP)
1) Teliti dan obyektif,
2) PYBM mempertimbangkan dengan seksama.
c. Wajib Memeriksa
1) Atasan langsung untuk jenis Hukdis Ringan.
2) Tim Pemeriksa:
a) Hukdis sedang dapat dilakukan oleh tim pemeriksa.
b) Hukdis berat dilakukan oleh tim pemeriksa.
Tim pemeriksa terdiri dari atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian.
Dalam hal tertentu dapat melibatkan pejabat lain yang ditunjuk. Tim pemeriksa dibentuk oleh
pejabat pembina kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk. Dalam hal atasan langsung PNS
yang diduga melakukan pelanggaran disiplin terlibat dalam pelanggaran tersebut, maka yang
menjadi anggota tim pemeriksa adalah atasan yang lebih tinggi secara berjenjang. Dapat juga
meminta keterangan dari pihak lain dalam pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin.
7
2. Pemeriksaan
PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dan kemungkinan dijatuhi HD berat, dapat
dibebaskan sementara dari tugas jabatannya sejak diperiksa sampai dengan ditetapkan keputusan
HD. Diangkat pejabat pelaksana harian. Diberikan hak kepegawaian, jika tidak ada atasan oleh
pejabat lebih tinggi.
Hasil pemeriksaan unsur pengawasan dan/atau unit yang mempunyai tugas pengawasan dapat
digunakan sebagai bahan untuk melakukan pemeriksaan dan/atau melengkapi pertimbangan
untuk menjatuhkan Hukuman Disiplin terhadap PNS yang diduga melakukan Pelanggaran
Disiplin.
Dalam hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan atasan langsung terdapat indikasi penyalahgunaan
wewenang yang menimbulkan kerugian keuangan negara, maka atasan langsung atau tim
pemeriksa wajib berkoordinasi dengan aparat pengawas intern pemerintah. Dalam hal indikasi
tersebut terbukti, aparat pengawas intern pemerintah merekomendasikan Pejabat Pembina
Kepegawaian untuk melaporkan kepada aparat penegak hukum.
3. Penjatuhan Hukuman Disiplin
a. Setiap penjatuhan HD ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum.
b. PNS berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan beberapa pelanggaran, kepadanya hanya
dijatuhi satu jenis HD yang terberat.
c. PNS yang pernah dijatuhi HD, kemudian melakukan pelangaran yang sifatnya sama, maka
dijatuhi HD yang lebih berat dari HD yang pernah dijatuhkan.
d. PNS tidak dapat dijatuhi hukdis 2 kali atau lebih untuk pelanggaran disiplin yang sama.
e. Hukuman Disiplin yang akan dijatuhkan pada PNS yang mendapatkan penugasan khusus dan
bukan merupakan kewenangan pimpinan instansi atau Kepala Perwakilan tempat penugasan
khusus, maka pimpinan instansi atau Kepala Perwakilan mengusulkan penjatuhan Hukuman
Disiplin kepada pimpinan instansi induk disertai berita acara pemeriksaan.
4. Penyampaian HD
a. Ditetapkan oleh Keputusan PYBM.
b. Dilakukan sendiri oleh PYBM.
c. PNS YBS dipanggil secara tertulis untuk menerima keputusan HD.
d. Disampaikan oleh PYBM atau Pejabat lain yang ditunjuk.
e. Apabila kedudukan jauh dapat menunjuk pejabat lain
7
f. Penyampaian Kep. HD dilakukan paling lambat 14 hari kerja.
g. Apabila PNS YBS tidak hadir maka Keputusan HD dikirim kepada YBS
I. Berlakunya Hukuman Disiplin
1. Keputusan Hukuman Disiplin berlaku pada hari ke-15 (lima belas) sejak diterima.
2. Keputusan Hukuman Disiplin yang diajukan Upaya Administratif berlaku sesuai dengan keputusan
upaya administratifnya.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai Upaya Administratif diatur dalam Peraturan Pemerintah tersendiri.
K. Ketentuan Peralihan
1. Hukuman Disiplin yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan sedang
dijalani oleh PNS yang bersangkutan dinyatakan tetap berlaku.
2. Keberatan yang diajukan kepada atasan Pejabat yang Berwenang Menghukum atau banding
administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah
ini diselesaikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil beserta peraturan pelaksanaannya.
3. Pelanggaran Disiplin yang dilakukan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan belum
dilakukan pemeriksaan, maka berlaku ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
4. Pelanggaran Disiplin yang telah dilakukan pemeriksaan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah,
maka hasil pemeriksaan tetap berlaku dan proses selanjutnya berlaku ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini.
5. PNS yang melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang lzin
Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil dijatuhi salah satu jenis
Hukuman Disiplin berat berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
6. Ketentuan HD sedang dalam Pasal 8 ayat (3) berlaku setelah PP Gaji dan Tunjangan berlaku.
7. Tetap berlaku Pasal 7 ayat (3) PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
8. Ketentuan Peraturan Pemerintah ini mutatis mutandis berlaku untuk calon PNS.
L. Ketentuan Penutup
1. Peraturan perundangundangan yang merupakan pelaksanaan dari peraturan perundangundangan
mengenai Disiplin PNS yang ada sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Dalam
Usaha Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 8, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 3021) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; dan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia
7
Nomor 5135}, sepanjang tidak mengatur jenis Hukuman Disiplin sedang, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Dasar Hukum
1. UU NO. 1 TAHUN 1974
2. UU NO. 5 TAHUN 2014
3. PP NO. 9 TAHUN 1975
4. PP NO. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PNS
5. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990
6. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983
7. PERKA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010
8. SE KEPALA BAKN NO.08/SE/1983
9. SE KEPALA BAKN NO. 48/SE/1990
10. SURAT KEPALA BKN NOMOR K.26-30/V.252.2535/99 TGL. 22 AGUSTUS 2011
A. Definisi Perkawinan
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
7
C. PP.10/1983 Jo PP.45/1990
Dasar Pokok Pikiran Ditetapkannya PP No 10 Tahun 1983 Jo PP No 45 Tahun 1990
1. Azas monogami (Pasal 3 UU No 1 Tahun 1974).
2. Beristri lebih dari seorang dan perceraian harus dihindarkan. Dapat dilakukan jika dalam
keadaan sangat terpaksa.
3. PNS harus menjadi teladan yang baik bagi masyarakat dan mampu menunjang kehidupan
berkeluarga yang serasi, sehingga tidak banyak mengganggu pelaksanaan tugas kantor.
PP.10/1983 Jo PP.45/1990 mengatur tentang :
1. Perkawinan PNS
PNS yang melangsungkan perkawinan wajib memberitahukan selambat-lambatnya 1 (satu)
tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan, termasuk duda / janda.
2. Perceraian PNS
PNS yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh ijin atau surat keterangan lebih
dahulu dari Pejabat. Bagi PNS yang berkedudukan sebagai Penggugat wajib ijin dan bagi PNS
yang berkedudukan sebagai Tergugat wajib memperoleh surat keterangan. Dalam permohonan
izin harus disebutkan alasan-alasan perceraian. Adapun alasan-alasan yang syah dapat
melakukan perceraian, yaitu :
a. Salah satu Pihak Berbuat Zina;
b. Salah satu pihak menjadi Pemabuk, Pemadat / Penjudi yang sulit disembuhkan;
c. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa ijin dan
tanpa alasan yang syah;
d. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat
secara terus menerus setelah perkawinan berlangsung;
e. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak
lain;
f. Antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan & pertengkaran dan tidak ada harapan
untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
Perceraian yang sah menurut Pasal 39 UU No 1/1974 adalah perceraian hanya dapat dilakukan
di depan sidang pengadilan setelah pengadilan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan
keduanya.
7
3. PNS pria yang akan beristri lebih dari seorang
PNS pria yang akan beristri lebih dari seorang dijelaskan di dalam Pasal 4 yaitu :
a. PNS pria yang akan beristeri lebih dari seorang, wajib memperoleh ijin lebih dahulu dari
Pejabat.
b. PNS wanita tidak diijinkan menjadi isteri kedua, ketiga dan keempat.
c. Permintaan ijin diajukan secara tertulis.
d. Dalam surat permintaan ijin harus disebutkan alasan-alasan yang lengkap.
Ijin untuk beristeri lebih dari seorang dapat diberikan apabila memenuhi sekurang-kurangnya
1 (satu) syarat alternatif dan 3 (tiga) syarat komulatif.
a. Syarat Alternatif
1) Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri dalam arti isteri menderita
penyakit jasmani atau rohani yang sukar disembuhkan yang dibuktikan dengan surat
keterangan Dokter Pemerintah.
2) Isteri mendapat cacat badan atau penyakit lain yang tidak dapat disembuhkan yang
dibuktikan dengan surat keterangan Dokter Pemerintah.
3) Isteri tidak dapat melahirkan keturunan setelah menikah sekurang - kurangnya 10 tahun
yang dibuktikan dengan surat keterangan Dokter Pemerintah.
b. Syarat Komulatif
1) Ada persetujuan tertulis yang dibuat secara ikhlas dari isteri PNS yang bersangkutan.
2) PNS Pria yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang cukup untuk membiayai
lebih dari seorang isteri dan anak-anaknya yang dibuktikan dengan surat keterangan
pajak penghasilan.
3) Ada jaminan tertulis dari PNS Pria yang bersangkutan bahwa ia akan berlaku adil
terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya.
Permintaan ijin untuk beristeri lebih dari seorang dapat disetujui apabila :
a. Tidak bertentangan dengan ajaran/Agama yang dianutnya/Kepercayaan terhadap Tuhan
YME.
b. Memenuhi salah satu syarat alternatif dan semua syarat kumulatif.
c. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Alasan yang dikemukakan untuk beristeri lebih dari seorang tidak bertentangan dengan akal
sehat.
e. Tidak ada kemungkinan mengganggu pelaksanaan tugas kedinasan.
Dengan demikian :
a. PNS pria yang menikah dengan istri ke dua, baik itu yang hanya dilakukan sesuai hukum
agama (Siri), maupun yang telah dicatatkan, sepanjang tanpa izin PJBW, PNS tersebut
harus dijatuhi hukuman disiplin tingkat Berat.
b. PNS pria yang baru hanya menyatakan Talak kepada istrinya, bila kawin lagi dengan
wanita lain, baik itu yang hanya dilakukan sesuai hukum agama (Siri) maupun yang telah
dicatatkan,maka perkawinan tersebut merupakan perkawinan dengan istri ke dua, sepanjang
tidak minta izin dari PJBW sebelumnya, maka PNS tersebut harus dijatuhi hukuman
disiplin tingkat berat.
c. PNS pria yang nikah dengan wanita yang mengaku Janda, baik itu pernikahan yang hanya
dilakukan sesuai hukum agama (Siri) maupun yang telah dicatatkan, tetapi ke Jandaan
wanita tersebut baru hanya Talak, maka pernikahan PNS pria tersebut adalah pernikahan
dengan
7
istri orang lain, maka sepanjang tidak ada izin dari PJBW, PNS tersebut harus dijatuhi
hukuman disiplin tingkat berat.
7
6. Pembagian gaji terhadap istri
a. Apabila perceraian terjadi atas kehendak PNS pria, maka ia wajib menyerahkan sebagian
gajinya untuk penghidupan bekas isteri dan anak-anaknya.
b. Pembagian gajinya ialah sepertiga untuk PNS pria, sepertiga untuk bekas isterinya, dan
sepertiga untuk anak-anaknya.
c. Apabila dari perkawinan tersebut tidak ada anak maka gaji dibagi 2 (dua) antara PNS
tersebut dengan bekas isterinya.
d. Pembagian gaji kepada bekas isteri tidak diberikan apabila perceraian terjadi karena isteri
berzina, dan atau melakukan kekejaman atau penganiayaan berat baik lahir maupun bathin
terhadap suami, pemabuk, pemadat, penjudi, meninggalkan suami selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa ijin suami.
e. Apabila perceraian terjadi atas kehendak isteri, maka ia tidak berhak atas bagian penghasilan
dari bekas suaminya.
f. Ketentuan (apabila perceraian terjadi atas kehendak isteri, maka ia tidak berhak atas bagian
penghasilan dari bekas suaminya), tidak berlaku apabila isteri minta cerai karena dimadu dan
atau suami berzina, melakukan kekejaman, pemabuk, pemadat, penjudi, meninggalkan isteri
selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa ijin isteri.
g. Apabila bekas isteri PNS tersebut kawin lagi,maka haknya atau bagian gaji dari bekas
suaminya hapus TMT ia kawin lagi.
7
1) Suami = 1/3 + 1/3 = 2/3
2) Mantan istri tidak dapat, sedangkan anak mendapat 1/3
NB: Anak yang ikut mantan istri yang menikah lagi tetap mendapat bagian gaji 1/3
h. Pembagian gaji akibat perceraian apabila anak ikut mantan istri kemudian suami menikah lagi
1) Suami = 1/3
2) 2Mantan istri 1/3 + anak 1/3 = 2/3
Pasal 16 : PNS yang menolak melaksanakan ketentuan pembagian gaji (Pasal 8), dijatuhi salah
satu jenis hukuman disiplin berat berdasarkan PP. 53, Th. 2010.
8. Sanksi
Salah satu sanksi/hukuman disiplin berat berdasarkan PP No. 94 Tahun 2021, apabila :
a. Tidak memberitahukan perkawinan pertama dalam jangka waktu 1 th setelah perkawinan;
b. Cerai tanpa izin /surat keterangan dari Pejabat;
c. Beristri lebih dari seorang tanpa izin Pejabat;
d. Hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah;
e. Tidak melaporkan perceraian dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 bulan setelah
perceraian;
f. Tidak melaporkan perkawinan kedua/ketiga/ keempat dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 1 tahun setelah perkawinan.
PNS wanita yg melanggar ketentuan Pasal 4 ayat (2) dijatuhi HD pemberhentian dengan
hormat TAPS sebagai PNS (Pasal 15 ayat (2) PP 45/90 jo Pasal. 87 ayat (3) UU ASN).
Sedangkan atasan yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (2) & PJB yang melanggar ketentuan
Pasal 12, dijatuhi salah satu HD berat berdasarkan PP.53/2010.
Adapun tingkat dan jenis hukuman disiplin dijelaskan berdasarkan peraturan Gubernur
Nomor 19 Tahun 2020 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai. Sedangkan dampak hukuman
disiplin bagi tunjangan kinerja daerah untuk kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru,
pengawas sekolah, penilik dan pamong belajar dijelaskan berdasarkan Peraturan Gubernur
Nomor 22 Tahun 2017.
8
75