Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN

ORIENTASI PENGENALAN NILAI DAN ETIKA


INSTANSI PEMERINTAH BAGI PPPK
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PESERTA DIDIK DENGAN


PEMBIASAAN LITERASI DI AWAL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
SMP N 2 AMPEL BOYOLALI Tahun ajaran 2022/ 2023

Disusun Oleh:

DI SUSUN OLEH : CHOIRIJATUS SA,S.Pd


NIPPPK 196908212021212004
INSTANSI : SMP NEGERI 2 AMPEL

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN


SUMBER DAYA MANUSIA
PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2023

i
i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadhirat Allah SWT, serta berkat
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika Instansi Pemerintah bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Boyolali di
SMP Negeri 2 Ampel Tahun 2023.
Penyusunan laporan ini sebagai salah satu komponen penilaian dari
Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika Instansi Pemerintah Bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Boyolali di
SMP Negeri 2 Ampel Tahun 2023
Terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Bapak Said Hidayat,SH, selaku Bupati Kabupaten Boyolali yang telah
mendukung pelaksanaan kegiatan orientasi pengenalan nilai dan etika
instansi pemerintahbagi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
2. Ibu Siti Askariyah,S,Sos,MM, selaku Kepala Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Boyolali beserta
jajarannya yang telah memberikan pelayanan yang optimal selama
pelaksanaan orientasipengenalan nilai dan etika instansi pemerintah bagi
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
3. Bapak Darmanto,M.Pd. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Boyolali
beserta jajarannya yg telah memberikan dukungan dan perhatiansehingga
orientasi pengenalan nilai dan etika instansi pemerintah bagi pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja.
4. Bapak Prihadi Santoso, S.Pd. selaku mentor yang telah banyak memberikan
bimbingan,arahan dan memotivasi penulis dalam Menyusun Rancangan
Aktualisasi.
5. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya
Kepada penulis selama Distance Learning (Sychronus dan Asychronus)
kabupaten Boyolali tahun 2023.

i
6. Seluruh rekan-rekan peserta orientasi pengenalan nilai dan etika instansi
pemerintah bagi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
7. Bapak/Ibu Guru dan keluarga besar SMP Negeri 2 Ampel yang telah
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
8. Keluarga besarku tanpa terkecuali yang telah memberikan
dukungan, motivasi, perhatian, dan doa kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karenaitu
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi menyempurnakan laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Boyolali, 10 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan...........................................................................................3
C. Waktu dan Tempat.............................................................................................3
BAB II NILAI DAN ETIKA PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
A. Visi, Misi dan Tujuan Kabupaten Boyolali.......................................................4
B. Program Unggulan Kabupaten Boyolali............................................................4
C. SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja)....................................................5
D. Manajemen Kepegawaian dan Penilaian Kinerja PPPK...................................8
E. ASN BerAKHLAK............................................................................................9
BAB III NILAI DAN ETIKA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
A. Rencana Strategis (RenStra) OPD SMP Negeri 2 Ampel.................................11
B. Renstra Visi, dan Misi SMP Negeri 2 Ampel...................................................14
C. Tujuan SMP Negeri 2 Ampel............................................................................15
D. Struktur Organisasi dan Tata Kerja SMP Negeri 2 Ampel...............................17
E. Manajemen Tupoksi PPPK di SMP Negeri 2 Ampel........................................18
BAB IV RENCANA KERJA PPPK
A. Rencana kerja (Renja) PPPK secara umum..........................................................20
B. Berita acara Seminar..............................................................................................21
C. Foto Kegiatan Seminar.....................................................................................................22

BAB V PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................................23
B. Saran..................................................................................................................23
LAMPIRAN

v
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikandasar, dan pendidikan menengah. Pemerintah akhirnya
melakukan perubahan terhadap pengelolaan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Perubahan yang cukup besar salah satunya adalah mengenai pembagian jenis
kepegawaian yang menjadi salahsatu terobosan yang dilakukan oleh pemerintah
melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Bab I
Pasal 1 Ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yangselanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Selanjutnya disebutkan tiga fungsi ASN yaitu
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
Menurut Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil,
ASN PPPK wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Berdasarkan pedoman tersebut, pemerintah juga
melaksanakan hal yang sama terhadap Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian
Kerja (PPPK) berupa kegiatan orientasi pada permulaan tugas setelah Surat

1
Keputusan diserahkan sebagai bagian dari ASN.
Pemerintah Kabupaten Boyolali selaku Organisasi Pemerintah Daerah
(OPD) yang membuka rekrutmen PPPK juga memiliki kewajiban melakukan
orientasi. Dasar hukumnya adalah Keputusan Kepala LAN No.
289/K/PDP.07/2022 tentang Pedoman Orientasi Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja. Penjelasan dari Bab IV ketentuan lain – lain Pasal 31 sebagai
berikut:
1. Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan Orientasi bagi PPPK.
2. Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk bentuk
pelaksanaan Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (2).
3. Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai kebutuhan
Instansi Pemerintah.
4. Sedangkan penjelasan Pasal 32 seperti berikut:
5. Orientasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dilaksanakan
paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak diangkat pertama kali sebagai
PPPK.
6. Pelaksanaan Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a.
pengenalan tugas dan fungsi ASN; dan b. pengenalan nilai dan etika pada
Instansi Pemerintah.
7. Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan oleh
Instansi Pemerintah yang pelaksanaannya berdasarkan pada Kurikulum dan
menggunakan sistem informasi yang ditetapkan oleh LAN.
8. Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilaksanakan hanya
untuk 1 (satu) kali sepanjang berstatus sebagai PPPK.
BKPSDM Kabupaten Boyolali mengadakan orientasi secara luring selama 3
hari. Pemateri diisi oleh BPSDMD Prov. Jateng , Bappeda , Sekretaris Daerah,
BKPSDM, Biro Organisasi Sekda, Kesbangpol, dan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan.
Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk menyusun laporan orientasi dan
rencana kerja yang diberi judul “Laporan Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika
Instansi Pemerintah bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali di SMP Negeri 2 Ampel
Kecamatan Ampel”.

2
B. Maksud dan Tujuan
Kegiatan orientasi PPPK memiliki maksud:
1. Peserta mampu memahami program Orientasi serta Mengenal Nilai dan Etika
Instansi Pemerintah dalam mendukung pelaksanaan tugas jabatannya dalam
mendukung pencapaian visi misi organisasi
2. Peserta mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN BERAKHLAK .
Tujuan dari Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika Instansi Pemerintah
Bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Boyolali di SMP N 2 Ampel Kabupaten Boyolali adalah
sebagai berikut:
1. Pengenalan tugas dan fungsi ASN.
2. Pengenalan nilai dan etika pada Instansi Pemerintah.
Pemahaman dan penyediaan informasi kepada Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja yang baru diangkat.
3. Diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
BERAKHLAK serta dapat melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya
dalam melaksanakan program pemerintah di unit kerja.

C. Waktu dan Tempat


Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika pada Instansi Pemerintah Bagi
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahun 2023.
1. Agenda I, tanggal 1 Maret 2023 pembukaan orientasi pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja, Secara daring di SMP Negeri 2 Ampel Kabupaten
Boyolali.
2. Agenda II, tanggal 2 - 10 Maret 2023, on the job training orientasi pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja pemerintah Kabupaten Boyolali dengan
materi SOTK OPD Pemerintah Kabupaten Boyolali, Pendidikan anti korupsi
dan manajemen kepegawaian di SMP Negeri 2 Ampel Kabupaten Boyolali.

3
BAB II
NILAI DAN ETIKA PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI

A. Visi dan Misi Kabupaten Boyolali

Visi Pemerintah Kabupaten Boyolali Tahun 2021 - 2026:

Boyolali maju,Meneruskan pro investasi.


Melangkah dan Menata Bersama, Penuh Totalitas (METAL)

Misi Pemerintah Kabupaten Boyolali Tahun 2021 - 2026:

1. Boyolali meneruskan pro investasi, maju, sinergi dan berkelanjutan


2. Boyolali sehat, tangguh, cerdas, berkarakter dan berbudaya
3. Boyolali kota susu, lumbung pangan nasional
4. Boyolali menghadirkan pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya
5. Boyolali tersenyum, tumbuh, mandiri dan berdaya saing .

B. Program Unggulan Kabupaten Boyolali

Untuk mewujudkan visi dan misi kabupaten Boyolali Mewujudkan masyarakat lebih
makmur, Kabupaten Boyolali mempunyai dua belas program unggulan yaitu :
1. Reformasi birokrasi yang dinamis berbasis teknologi informasi dan
sistem layanan terintegrasi
2. Penguatan kapasitas desa dan kelurahan
3. Pemberian bantuan sarana dan prasarana kepada kader pembangunan daerah,
4. pemberian sarana dan prasarana keagamaan,
5. Penerapan pendidikan bagi semua yang terjangkau
6. Penguatan sistem kesehatan dan penanganan pandemi virus Corona
7. Jaringan pengaman sosial pasca pandemi virus Corona
8. Pengembangan keolahragaan dan pengembangan generasi muda
9. Penguatan dan pemulihan ekonomi pasca pandemi virus Corona
10. Penguatan produksi pertanian

4
11. Pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif
12. Penguatan intrastruktur daerah.

C. SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja)

1. Dasar Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali :


a) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Tengah sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah UndangUndang No. 13 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2757);
c) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 245, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
d) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

5
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887) Sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
187, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6402);
e) Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Boyolali Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Boyolali Nomor 236);Pembentukan UPT dan Cabang Dinas (Pasa 19, 22, 41
PP 18/2016)
f) Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 7 Tahun 2022
Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016
Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
2. Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali
Berdasarkan Perda Nomor 07 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah, dengan susunan sebagai berikut :
a. Sekretariat Daerah merupakan Sekretariat Daerah Tipe B;
b. Sekretariat DPRD merupakan Sekretariat DPRD Tipe B;
c. Inspektorat Daerah merupakan Inspektorat Daerah Tipe B;
d. Dinas Daerah, terdiri atas:
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tipe A menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang pendidikan dan bidang kebudayaan;
2. Dinas Kesehatan Tipe A menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
bidang kesehatan;
3. Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Tipe A menyelenggarakan
Urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang dan
bidang pertanahan;
4. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Tipe B menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan bidang perumahan dan kawasan permukiman;
5. Satuan Polisi Pamong Praja Tipe A menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban umum serta

6
perlindungan masyarakat sub urusan ketentraman dan ketertiban umum
dan sub urusan kebakaran;
6. Dinas Sosial Tipe A menyelenggarakan urusan Pemerintahan bidang
sosial;
7. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak Tipe A menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana
dan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
8. Dinas Pangan Tipe B menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang
pangan;
9. Dinas Lingkungan Hidup Tipe A menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang lingkungan hidup;
10. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Tipe A menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan catatan
sipil;
11. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Tipe B menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;
12. Dinas Perhubungan Tipe B menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
bidang perhubungan;
13. Dinas Komunikasi dan Informatika Tipe B menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang komunikasi dan informatika, bidang persandian, dan
bidang statistik;
14. Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang penanaman modal dan
pelayanan terpadu satu pintu;
15. Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Tipe B menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan bidang kepemudaan dan olahraga dan bidang
pariwisata;
16. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tipe C menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang perpustakaan dan bidang kearsipan;
17. Dinas Pertanian dan Perikanan Tipe A menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang pertanian dan bidang kelautan dan perikanan;
18. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah dan Perdagangan Tipe A
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang koperasi, usaha kecil
dan

7
menengah, dan bidang perdagangan; dan
19. Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Tipe A menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang perindustrian, bidang tenaga kerja dan bidang
transmigrasi.
e. Badan Daerah, terdiri atas:

1. Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah Tipe


A melaksanakan fungsi penunjang perencanaan dan fungsi
penunjang penelitian dan pengembangan;
2. Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Tipe B
melaksanakan fungsi penunjang keuangan;
3. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
ManusiaTipe B melaksanakan fungsi penunjang kepegawaian serta
pendidikan dan pelatihan;
4. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik intensitas sedang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesatuan bangsa
dan politik; dan
5. Badan Penanggulangan Bencana Daerah klasifikasi B
menyelenggarakan urusan Pemerintahan bidang ketentraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat sub urusan
bencanPerbup Nomor 82 Tahun 2021 Tentang Kedudukan Susunan
Organisasi Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Kecamatan Di
Kabupaten Boyolali.Teridiri dari 12 Kecamatan. Tugasnya adalah
melaksanakan urusan pemerintahan umum, Pemberdayaan
masyarakat, ketentraman dan ketertiban serta melaksanakan tugas
yang dilimpahkan oleh Bupati untuk melaksanakan sebagian
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

D. Manajemen Kepegawaian dan Penilaian Kinerja PPPK


1. Pengadaan
a. Tahapan : perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi,
pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan.
b. Berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan kebutuhan.

8
c. Pengangkatan oleh Keputusan PPK.
d. Perjanjian kerja minimal 1 tahun dan dapat diperpanjang.
e. PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS
2. Penilaian Kinerja
a. Perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau organisas
b. Sebagai dasar perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan
pengembangan kompetensi.
c. Pemberhentian jika tidak mencapai target kinerja.

3. Disiplin
PPPK wajib mematuhi disiplin dan akan dijatuhi hukuman disiplin jika
melanggarnya.
4. Hak
a. Mendapatkan gaji serta tunjangan yang dibebankan kepada APBN/APBD.
b. Diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi.
c. Dapat diberikan penghargaan.
d. Mendapatkan perlindungan berupa jaminan (hari tua, kesehatan,
kecelakaan kerja, kematian) dan bantuan hukum

E. ASN BerAKHLAK

Nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK, adapun maknanya adalah sebagai


berikut: Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif. BerAKHLAK merupakan panduan perilaku bagi ASN.
Nilai dasar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, dan menjadi
fondasi budaya kerja ASN yang profesional. Adapun detil dari nilai-nilai tersebut
adalah:
1. Berorientasi Pelayanan:
Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Ramah, cekatan, solutif, dan
dapat diandalkan, serta melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel:
Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin dan
berintegritas tinggi. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien, dan tidak menyalahgunakan kewenangan
jabatan.

9
3. Kompeten
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah. Membantu orang lain belajar, dan melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Suka menolong
orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
RepublikIndonesia Tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan
yang sah, menjaganama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan
negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan. Terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas, dan bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalambekerja
sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan menggerakkan pemanfaatanberbagai sumber
daya untuk tujuan bersama

1
BAB III
NILAI DAN ETIKA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

A. Rencana Strategi OPD SMP Negeri 2 Ampel

a) Rencana Strategis Program Pencapaian Mutu Akademik


1. Rencana Satrategis Pencapaian Mutu Bidang akademik
a. Kegiatan MGMP; hal ini dimaksudkan untuk mengubah kelemahan guru
dalam mengemas dan melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif,
efektifdan menyenangkan.Penyusuanan silabus mandiri, desain
pembelajaran dan penilaian otentik.
b. Pembentukan kelompok siswa diskusi terbimbing/ club: hal ini untuk
mempersiapkan siswa dalam pengembangan bakat dan minat dengan
narasumber yang kompeten dan profesional.
2. Rencana Strategis Pencapaian Mutu Bidang Non Akademik
a. Meningkatkan kerjasama antara orang tua siswa melalui komite sekolah
untuk pengembangan sekolah.
b. Pembentukan kelompok kreativitas siswa dalam apresiasi seni dan olah
raga.
b) Rencana Strategis Pengembangan Manajemen Sekolah
1.Bidang pengembangan Manajemen ketatalaksanaan, seperti :
a. Penyusunan struktur organisasi sekolah
b. Penyusunan kalender pendidikan
c. Penyusunan dan pengarsipan RAPBS
d. Penyiapan, pengadaan dan perangkat manajemen kurikulum
e. Penyiapan, pengadaan dan pengarsipan administrasi BK
f. Penyiapan, pengadaan dan pengarsipan administrasi
manajemen perpustakaan
2. Bidang pengembangan Manajemen Kurikulum dan pembelajaran seperti :
a. Menyusun jadwal kegiatan belajar
b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar
c. Pelaksanaan supervisi akademik dan analisis tindak lanjut
d. Pengaktifan MGMP sekolah
e. Membentuk evaluasi dan uji kompetensi

1
3. Bidang Pengembangan Manajemen Ketenagaan seperti :
a. Analisis kebutuhan guru dan pegawai
b. Pembinaan dan peningkatan disiplin siswa
c. Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler
d. Pembinaan peningkatan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
e. Peningkatan pengawasan terhadap siswa melalui buku
komunikasi sekolah
4. Bidang Pengembangan Manajemen perlengkapan sarana prasarana sekolah
a. Pengaturan dan pemeliharaan penggunaan
perlengkapan belajarmengajar (meubiler)
b. Pengaturan dan pemeliharaan media pendidikan
c. Pengadaan dan pemeliharaan alat-alat PBM
5. Bidang pengembangan Manajemen Pendanaan dan pembiayaan
a. Penyusunan dan pembiayaan RAPBS
b. Pelaksanaan dan pengawasan penggunaan RAPBS
c. Pelaporan penggunaan RAPBS
6. Bidang Pengembangan Manajemen Perpustakaan
a. Penyusunan program kerja perpustakaan
b. Menyiapkan dan menata perlengkapan perpustakaan

1
c. dan pengawasan kegiatan perpustakaan
7.Bidang pengembangan manajemen Bimbingan Konseling ( BK )
a. Menyusun program BK
b. Membuat peta kelas dan peta siswa
c. Pengadaan konsultasi dengan orang tua siswa dan siswa
d. Monitoring dan pengawasan pelaksanaan BK
8.Bidang Pengembangan Manajemen Hubungan
Masyarakat
a. Mengadakan rapat dengan orang tua siswa
b .Meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi / dinas di wilayah
Kabupaten Boyolali
c. Mengadakan hubungan kerjasama dengan sekolah-sekolah di
sekitar SMP Negeri 2 Ampel
d. Penyebarluasan informasi tentang berbagai kegiatan sekolah
c) Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Mutu Proses dan Mutu
Hasil Belajar Siswa
1. Meyakinkan guru melalui rapat dinas tentang pentingnya kualitas
belajar siswa.
2. Kinerja sekolah dimonitor secara formal dan reguler dalam kurun
waktu tertentu (2 x setahun) dan informasi dikumpulkan dan
dianalisissecara teliti untuk memperbaiki pelaksanaan dan proses
Pendidikan dari waktu ke waktu
3. Kepala sekolah, Guru dan tenaga administrasi mempunyai komitmen
untuk bersama- sama menilai kondisi sekolah secara kritis .
4. Pemantauan, pengkajian dan pelaporan kemajuan belajar siswadi
lakukan melalui suatu proses yang sistimatis dan terencana
5. Program inti berdasarkan skala prioritas program peningkatan mutu
dari Sekolah dikomunikasikan ke semua pihak komunitas pendidikan
6. Komunitas pendidikan mempunyai kepercayaan kepada sekolah dan
mengakui komitmen sekolah terhadap peningkatan mutu.

1
B. Visi SMP Negeri 2 Ampel
VISI DAN MISI SMP NEGERI 2 AMPEL
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Visi SMP Negeri 2 Ampel adalah :


“Membentuk Peserta didik yang Beriman, Berprestasi, Terampil, dan Berbudaya”.
Dengan indikator Manusia yang Beriman sebagai berikut :
1. Terwujudnya lulusan yang berkeimanan dan berketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa mencapai 90%.
2. Terwujudnya lulusan yang dapat mengamalkan dan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan keyakinannya mencapai 90%.
3. Terwujudnya lulusan yang berperilaku sesuai dengan aturan agama yang dianutnya
mencapai 90%.
4. Terwujudnya lulusan yang berperilaku santun dan berbicara sopan terhadap semua
warga sekolah mencapai 90%.
Indikator Manusia yang Berprestasi sebagai berikut :
1. Tercapainya nilai peserta didik yang melampaui batas Kriteria Ketuntasan
Minimal(KBM) mencapai 85%.
2. Tercapainya lulusan/peserta didik lulus dengan nilai rata-rata Ujian Sekolah
Berstandar Nasional mencapai 75.
3. Tercapainya lulusan/peserta didik lulus dengan nilai rata-rata Ujian Nasional
Berbasis Komputer secara bertahap mencapai 80.
4. Tercapainya peserta didik lolos Lomba olimpiade Sains Tingkat Kabupaten,
Provinsi, dan Nasional minimal 1 mata pelajaran.
5. Tercapainya peserta didik lolos Lomba non akademis Tingkat Kabupaten, Provinsi,
dan Nasional minimal 3 mata lomba.

Indikator Manusia yang Terampil sebagai berikut :


1. Terwujudnya lulusan/peserta didik yang dapat berkarya dalam bidang seni sesuai
dengan bakat dan potensi yang dimilikinya mencapai 80%.
2. Terwujudnya lulusan/peserta didik yang dapat mengembangkan bakat dalam bidang
olah raga sesuai dengan bakat dan potensi dimilikinya mencapai 80%.
3. Terwujudnya lulusan/peserta didik yang memiliki keterampilan berwiraswasta
mencapai 80%.
Indikator Manusia yang Berbudaya sebagai berikut :
1. Terwujudnya lulusan/peserta didik yang mematuhi tata tertib sekolah mencapai 90%.
2. Terwujudnya lulusan/peserta didik yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan
sekolah mencapai 90%.
3. Terwujudnya lulusan/peserta didik yang bertanggung jawab ,berkarakter kuat,
menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya mencapai 80%.

1
B. MISI
1. Mewujudkan lulusan yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan berbudi pekerti
luhur, menjunjung tinggi nilai-nilai agama,dengan mengembangkan sikap dan
perilaku religius baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
2. Mewujudkan lulusan yang berprestasi tinggi dengan melaksanakan pembelajaran
yang aktif, kreatif, inovatif , berfikir kritis dalam penyelesaian masalah, komunikatif,
kolaboratif, nyaman, dan menyenangkan untuk meningkatkan nilai kecerdasan, cinta
ilmu dan keingintahuan peserta didik dalam bidang akademik maupun non akademik.
3. Mewujudkan lulusan yang memiliki kompetensi yang daya saing yang tinggi.
4. Mewujudkan lulusan yang berketerampilan dengan pembiasaan berfikir kritis logis,
reflektif, metakognitif, dan berfikir kreatif yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
potensi dirinya secara optimal
5. Mewujudkan lulusan yang terampil dalam bidang prakarya dan seni dengan
mengupayakan pemanfaatan waktu belajar dan lingkungan untuk menghasilkan
karya yang maksimal.
6. Mewujudkan lulusan yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya sekolah dan
tatakrama dalam sikap keseharian dengan mengembangkan kepedulian sosial dan
lingkungan, cinta damai, cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan hidup
demokratis.

C. Tujuan Satuan Pendidikan


Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar yaitu
”Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut”. Berdasarkan
tujuan tersebut di atas, SMP Negeri 2 Ampel, menetapkan tujuan sekolah dalam
mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini.
1. Terpenuhinya perangkat pembelajaran untuk semua mata pelajaran model kurikulum
Merdeka dengan mempertimbangkan pengembangan nilai religius dan budi pekerti
luhur.
2. Terwujudnya budaya gemar membaca, kerjasama, saling menghargai, displin, jujur,
malu jika membuat kesalahan, kerja keras, kreatif dan inovatif.
3. Terwujudnya peningkatan Prestasi di bidang Akademik dan non-Akademik yang
meliputi:
a. Lulus 100% pada ujian sekolah dengan rerata nilai seluruh mapel 70,00
b. Perolehan peringkat 3 besar tingkat kabupaten pada lomba mata pelajaran
maupun olimpiade.
c. Perolehan peringkat 3 besar tingkat kabupaten pada setiap lomba seni dan
budaya.
d. Mempunyai bekal ketrampilan yang dapat di kembangkan di masyarakat.
4. Terwujudnya suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan, komunikatif,
tanpa takut salah, dan demokratis meskipun dilaksanakan secara daring.
5. Terwujudnya efisiensi waktu belajar, optimalisasi penggunaan sumber belajar
dilingkungan untuk menghasilkan karya dan prestasi yang maksimal.
1
6. Terwujudnya lingkungan sekolah yang memiliki kepedulian sosial dan lingkungan,
cinta damai, cinta tanah air, semangat kebangsaan, serta hidup demokratis.
Dalam rangka untuk mencapai visi, misi dan tujuan sekolah tersebut, sekolah
menyusun program yang akan dikembangkan.Program unggulan yang dikembangkan
SMP Negeri 2 Ampel Boyolali adalah sebagai berikut:
1) Program religius
 Program ini merupakan bentuk implementasi dari Visi sekolah. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan memantau kedisiplinan peserta didik
dalam melaksanakan sholat dhuhur berjamaah
2) Program Peduli Lingkungan
 Program ini dilaksanakan harian, memantau peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan tentang kebersihan lingkungan.
3) Pengembangan SDM
 Pengembangan SDM diikuti oleh tenaga pendidik maupun tenaga
kependidikan yang dilaksanakan pada hari-hari MGMP.
4) Membentuk kelas unggulan/ kelas bina lomba

Ampel, 6 Juli 2022

1
C. SOTK OPD SMP Negeri 2 Ampel

17
D. Manajemen Tupoksi PPPK di SMP Negeri 2 Ampel

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
Pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
1. Kewajiban Guru
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif,dinamis, dan dialogis;
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan;
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
d. Mengikuti dan menjadi anggota organisasi profesi (UU No.14 tahun
2005 pasal41 (3) ttg Guru dan Dosen)
e. Pengembangan kompetensi (PP No.49/2018 Manajemen PPPK)
f. PAN RB tahun
2. Tugas Pokok Guru
a. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan
b. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan
c. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan
d. Membimbing dan melatih peserta didik
e. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok
sesuai dengan beban kerja guru
3. Rincian Kegiatan Guru Kelas
a. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
b. Menyusun silabus pembelajaran;
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
e. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
f. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran dikelasnya;
g. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
h. Melaksanakan pembelajaran / perbaikan dan pengayaan dengan

18
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
i. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya;
j. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil
belajar tingkat sekolah dan nasional;
k. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
4. Rincian kegiatan Guru Mata Pelajaran
a. Menyusun silabus pembelajaran;
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
d. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
e. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran
yang diampunya;
f. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
g. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
h. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil
belajar tingkat sekolah dan nasional;
i. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
j. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;

19
BAB IV
RENCANA KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN
PERJANJIAN KERJA

NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd


NIP 196908212021212004
JABATAN :AHLI PERTAMA-GURU Bahasa Indonesia
UNIT KERJA :SMP NEGERI 2AMPEL
MASA KONTRAK :TAHUN 2022 s/d 2024

A. Rencana Kerja Tahunan PPPK SMP Negeri 2 Ampel

No. Uraian Kegiatan Waktu Kegiatan


1. Merencanakan pembelajaran Setiap awal tahun
 menyusun ATP pelajaran
 mengembangkan modul ajar
 mengembangkan silabus
 menyusun RPP

2. Melaksanakan pembelajaran atau Periode tahun pelajaran


pembimbingan siswa sesuai dengan
pembagian jam mengajar (guru tidak
hanya mengajar tetapi juga mendidik
siswa agar tercapai profil pelajar
Pancasila) serta pendampingan projek.

3. Menyusun perangkat penilaian/ Assesmen : Peserta didik mampu


 Kisi-kisi soal membaca , tiap awal
 Soal ulangan harian, PTS dan PAS pelajaran Bahasa
Indonesia dengan diawali
4. Melaksanakan penilai harian/ Assesmen pembiasaan literasi sesuai
5. Menyusun analisis ulangan harian dengan ATP dan proses
yang dibuat
6. Mengikuti Kegiatan MGMP Bahasa Indonesia Minimal setiap semester
sekali

7. Mengikuti kegiatan pengmbangan diri, Minimal 6-10 kegiatan


berupa seminar, webinar ataupun kegiatan setiap tahunnya
lainnya

20
21
Foto Kegiatan Seminar
Konsultasi mentor

Kegiatan Seminar

2
2
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
NegaraBab I Pasal 1 Ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa Aparatur Sipil
Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah. Sebagai langkah awal diterimanya
pegawai PPPK dalam melaksanakan tugas pemerintahan maka
dilaksanakanlah Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika Pada Instansi
Pemerintah bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
tahun 2023 yang dimaksudkanuntuk membekali peserta dengan
pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang nilai dan etika pada instansi
pemerintah dalam mendukung pelaksanaan tugas jabatannya dalam
mendukung pencapaian visi misi organisasi. Sehingga dengan adanya
Pelatihan ini diharapkan menjadikan ASN yang BerAKHLAK
(Berorentasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif) dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan,
khususnya di SMP Negeri 2 Ampel dan Bangsa Indonesia pada
umumnya.

B. Saran
Diharapkan adanya dukungan penuh, saling bersinergi, dan kontribusi
dari seluruh pihak di lingkungan sekolah dalam memajukan dan mencapai
tujuan sekolah. Selain itu, diharapkan kebijakan-kebijakan dan aturan
teknis terkait Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) segera
disusun sehingga lebih jelas dalam masa depannya kelak.

2
NAMA : CHOIRIJATUS
SA,S.Pd NI PPPK196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU Bahasa Indonesia
UNIT KERJA : SMP N 2 AMPEL
NARASUMBER : SITI ASKARIYAH, S.Sos,MM
PROFESIONALISME ASN
Definisi Profesionalisme :
Pengetahuan,ketrampilan dan prilaku ASN sesuai dg nilai2 dasar ASN, kode etik dan kode prilaku dan
nilai2 organisasi yg diterapkan dan dipraktekkan dalam menjalankan profesi.
ASN BERFUNGSI :
A. pelaksana kebijakan public
B. pelayan public
C. perekat dan pemersatu bangsa
Profesional :
- Kompetensi
- Skill
- Knowledge
- Atitute
SKILL Dan kemampuan :
 Kemampuan memecahkan masalah komplek
 Pengambilan keputusan sulit
 Adaptif, cepat menyesuaikan diri
 Comunication
 Literasi digital
 Berkolaborasi dalam jejaring
 Berfikir kritis dan inovatif
 Kemampuan kepemimpinan
ATITIDE / PRILAKU :
 Integritas
 Menghormati
 Menjaga penampilan
 Percaya diri
 Mengatur diri sendiri
 Bertanggung jawab dan akuntabelKnowledge/ Pengetahuan :
 Spesialis
 Generalis
Nilai-nilai dasar ASN / ASN BERAKHLAK :
Berorientasi pada pelayanan :
 Akuntabel
 Kompeten
 Harmonis
 Loyal
 Adaptif
 Kolaboratif

2
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA : SMP N 2 AMPEL
NARASUMBER : Drs. KRISNA MURTI

OVERVIEW ORIENTASI

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja 2023


DASAR HUKUM : UU No. 5 Tahun 2014 ,Perpres No.38 Tahun2020, Peraturan LAN no15
tahun 2020 , Permen PANRB NO 70 TAHUN 2020,Kep ka. LAN no 289/K.1/PDP.07/2020
APARATUR SIPIL NEGARA Adalah PNS dan PPPK yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.Terdiri dari:
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan (PP No. 11 tahun 2017)
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan (PP No. 49 Tahun 2019)
PEGAWAI ASN :
TUGAS (PASAL 11 UU No. 5/14)
 Sebagai unsur aparatur negara yang melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinan instansi pemerintah dan harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik.
 Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
 Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
 Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI
HAK-HAK PEGAWAI ASN/ PNS
(Psl 21 UU No. 5/14) :
 Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
 Cuti;Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
 Perlindungan (jaminan kesehatan, kecelakaan kerja, kematian, bantuan hukum; dan
 Pengembangan kompetens
HAK HAK PEGAWAI PPPK
(Psl 22 UU No. 5/14) :
 Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
 Cuti
 Perlindungan (jaminan hari tua, kesehatan, kecelakaan kerja, kematian, bantuan hukum
dan
 Pengembangan kompetensi
JENIS JABATAN ASN :
1. Jabatan Administrasi (Pasal 14 UU No. 5/14)

2
Bertanggung jawab memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan publik, serta administrasi
pemerintahan & pembangunanJabatan pelaksana;Jabatan pengawas;Jabatan administrator
2. Jabatan Fungsional (Pasal 17 UU No. 5/14)
Tugas pokok pelayanan fungsional yang berdasarkan keahlian dan keterampilan, Terbagi menjadi
:
 Fungsional keahlian: pratama, muda, madya, utama.
 Fungsional keterampilan : pemula, terampil, mahir.
3. Jabatan Pimpinan Tinggi (Pasal 18 UU No. 5/14)
Berfungsi memimpin dan memotivasi setiap pegawai ASN (kepeloporan, pengembangan kerja
sama dan keteladanan) Sekelompok jabatan tinggi pada instansi, yaitu:
 Jabatan Pimpinan Tinggi Utama;
 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya;
 Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
JENIS JABATAN ASN
1. Jabatan Administrasi (Pasal 14 UU No. 5/14)
Bertanggung jawab memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan publik, serta administrasi
pemerintahan & pembangunan
 Jabatan pelaksana;
 Jabatan pengawas;
 Jabatan administrator
2. Jabatan Fungsional (Pasal 17 UU No. 5/14)
Tugas pokok pelayanan fungsional yang berdasarkan keahlian dan keterampilan, Terbagi menjadi
:
 Fungsional keahlian: pratama, muda, madya, utama.
 Fungsional keterampilan : pemula, terampil, mahir.

3. Jabatan Pimpinan Tinggi (Pasal 18 UU No. 5/14)


Berfungsi memimpin dan memotivasi setiap pegawai ASN (kepeloporan, pengembangan kerja
sama dan keteladanan) Sekelompok jabatan tinggi pada instansi, yaitu:
 Jabatan Pimpinan Tinggi Utama;
 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya;
 Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
Peraturan LAN Nomor 15 Tahun 2020
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 31:
 Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan Orientasi bagi PPPK.
 dimaksud dalam Pasal 5 ayat (Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak termasuk bentuk pelaksanaan Pengembangan Kompetensi sebagaimana 2).
 Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai kebutuhan Instansi
Pemerintah.
Peraturan LAN Nomor 15 Tahun 2020

2
Pasal 32
 Orientasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dilaksanakan paling lambat 1
(satu) bulan terhitung sejak diangkat pertama kali sebagai PPPK.
 Pelaksanaan Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
 pengenalan tugas dan fungsi ASN; dan
 pengenalan nilai dan etika pada Instansi Pemerintah.
Orientasi PPPK dilaksanakan paling lambat 1 bulan terhitung sejak diangkat pertama kali
sebagai PPPK
Pengenalan Fungsi dan Tugas ASN
 Dilakukan hanya 1 kali sepanjang berstatus sebagai PPPK
 Pengenalan Nilai dan Etika pada Instansi Pemerintah
 Dilakukan sesuai instansi PPPK
 Pedoman orientasi PPPK KEPLAN NOMOR 289/K.1/PDP.07/2022
Kegiatan Orientasi Bagi PPPK
1.MOOC oleh LAN
Be a problem – Solver Terus lakukan berbagai upaya untuk mencari solusi terbaik ditengah
keterbatasan sumber daya.
2. Orientasi Instansi
Orientasi Pengenalan nilai dan etika pada Instansi Pemerintah oleh Instansi Masing-Masing
Minimal 16 JP / Keplan 289 thn 2022
PENYELENGGARAAN
 Fullerlening mooc MLS lan Ri
 9. Be a problem – Solver
 Terus lakukan berbagai upaya untuk mencari solusi terbaik ditengah keterbatasan
sumber daya
KURIKULUM PENGENALAN TUGAS DAN FUNGSI ASN
A. Agenda Sikap perilaku Bela Negara
a. Wawasan Kebangsaan dan Nilai2 Bela Negara
b. Analisis isu Kontemporer
c. Kesiapsiagaan Bela Negara
B. Agenda Nilai-nilai Dasar ASN
a. Berorientasi Pelayanan
b. Akuntabel
c. Kompeten
d. Loyal
e. Adaptif
f. Kolaboratif
C. Agenda Kedudukan dan Peran PPPK untuk mendukung terwujudnya Smart Governance
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Manajemen ASN dan Smart ASN
KURIKULUM PENGENALAN NILAI DAN ETIKA PADA INSTANSI PEMERINTAH
 Pengenalan Susunan Organisasi dan Tata kerja
 Pengenalan jabatan
 Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
 Penerapan Fungsi dan Tugas PPPK di tempat kerja

2
Struktur Program Orientasi Nilai & Etika Instansi Pemerintah PPPK
1. Pengenalan SOTK :4 JP
Membekali peserta dengan pengetahuan visi misi dan tugas fungsi dan fungsi unit organisasi.
2.Pengenalan Jabatan 4 JP
Membekali peserta dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku terkait dengan tugas
dan uraian jabatan, dan tanggungjawab jabatannya
3. Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi 4 JP
Membekali peserta dengan kemampuan untuk menyusun perencanaan kinerja, merumuskan
sasaran kerja pegawai,menjelaskan pelaksanaan kinerja dan penilaian kinerja dalam organisasi
4.Penerapan Fungsi dan Tugas ASN di Tempat Kerja 4 JP
Membekali peserta dengan kegiatan pembelajaran untuk memaknai dan menginternalisasi nilai-
nilai BERAKHLAK dalam menjalankan fungsi dan tugas ASN ditempat kerja.
PENUGASAN
 Penyampaian materi sesuai target waktu dan jadwal
 Penugasan di akhir sesi pembelajaran berupa:
 Resume/ rangkuman/ policy brief
SERTIFIKASI ORIENTASI
 PPPK yang telah selesai mengikuti program orientasi Pengenalan Tugas dan Fungsi ASN
dari awal sampai akhir/ Evaluasi melalui MOOC
 PPPK telah menyelesaikan Laporan /Tugas Akhir dalam Kegiatan Orientasi
Pengenalan Nilai dan Etika Instansi Pemerintah
Siapa itu PPPK
 ASN ( UU No 5 Th 2014 /6)
 Menduduki jab JF & JPT Madya & Utama
 Dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi (design P3K adalah ekspertis)
 Memiliki NIP secara Nasional
 Usia min 20 thn dan maks setahun sebelum Batas umur jabatan
 Masa kerja paling singkat 1 tahun
 Gaji berdasarkan perundang-undangan
 Perlindungan: JHT, JamKes, JKK, JKM, BanHK
 Bangkom :
o Orientasi maks 1 bulan setelah diangkat
o Pelatihan maks 24 jp setahun
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
 Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi tahunan
yang dituangkan dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi.
 Perencanaan pengembangan kompetensi untuk mewujudkan profesionalitas ASN dengan
mempertimbangkan kebutuhan individu pegawai dan kebutuhan umum organisasi
dengan sistem perencanaan yang rasional, holistik (terintegrasi), terarah, efektif dan
efisien.
3 (tiga) jenis kompetensi yang perlu dikuasai oleh ASN agar dapat mendorong
proses pembangunan nasional, meliputi :
 Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis

2
fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis;

3
 Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural
atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan; dan
 Kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan
kebangsaan.
Pengembangan Kompetensi Aparatur
 PENDIDIKAN
o pendidikan formal dengan pemberian tugas belajar
 PELATIHAN
o pelatihan klasikal:(pelatihan, seminar, kursus, workshop, bimbingan teknis,
dan/atau penataran)
o pelatihan non klasikal (bimbingan di tempat kerja/ coaching dan mentoring
ditempat kerja, pelatihan jarak jauh dengan system e-learning, magang, dan
pertukaran pegawai)
PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR
 Pelatihan Dasar Calon PNS (Gol I/II dan Gol III)
o (CPNS berdasarkan formasi jabatan yang dilamar)
 Pelatihan Kepemimpinan: (I, II, III, IV)
o (Utama, Madya, Pratama, Administrator, dan Pengawas).
 Pelatihan Teknis
o (Semua ASN dalam Jabatan)
 Pelatihan Fungsional
o (Semua ASN dalam jabatan Fungsional)
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PPPK Peraturan LAN Nomor 15 Tahun 2020
Pasal 4
Pengembangan Kompetensi bertujuan untuk:
 pengayaan pengetahuan PPPK dalam lingkup Kompetensi Teknis;
 pemenuhan tuntutan kebijakan; dan/atau
 penghargaan terhadap kinerja PPPK
Pasal 5 (2)
Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi dilakukan paling lama 24 (dua puluh empat) JP dalam 1
(satu) tahun masa perjanjian kerja
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PPPK
Peraturan LAN Nomor 15 Tahun 2020
Pasal 6
(1) Selain Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
dimungkinkan bagi PPPK untuk melakukan pengembangan kapasitas secara mandiri
(2) Pengembangan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat [2] disesuaikan
dengan kebutuhan organisasiyang dilakukan:
a. Dalam jam kerja , berdasarkan atas izin dan penugasan tertulis dari atasan langsung
paling rendahsetungkat JPT pertama;dan
b. Di luar jam kerja, dengan meyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
atasan langsung.
3
(3) 9. Be a problem – Solver Terus lakukan berbagai upaya untuk mencari solusi terbaik
ditengah keterbatasan sumber daya
Sijari AKPK
Si Jari AKPK adalah sebuah sistem informasi berbasis web yang disediakan oleh Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah
untuk memfasilitasi kebutuhan pengembangan kompetensi bagi PNS di Jawa Tengah.

3
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA : SMP N 2 AMPEL
NARASUMBER : Drs. MASRURI
TANTANGAN ,PELUANG DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN
BOYOLALI
TUGAS DAN FUNGSI ASN:
Sebagai ASN sebaiknya kita memiliki sikap sebagai berikut:

 Memiliki masyarakat dengan penuh keramahan

 Fungsi ASN membantu visi misi bupati,memberikan kontribusi pada


masyarakat sesuai tanggung jawab kita

 Etika ASN PP NO 3 TAHUN 2021 tentang bela negara dan wawasan


kebangsaan

 Cinta tanah air bagian dari iman

 Etika di lingkungan kerja /kanntor artinya kantor sebagai rumah kedua bagi
kita

 Berani mengritik dengan baik dan elegan, mencerminkan di masyarakat

 Meningkatkan kemampuan dengan banyak membaca dalam peningkatan


kerjabijak dalam berkomunikasimelalui media social dan ASN dituntut
mampu menghadapitantangan dengan menguasai it sehingga tidak
tergantung kepada orang lain

 ASN juga harus mengerti ungang undang perlindungan anak dalam


menangani kenakalan anak

 Peliang kerja kabupaten boyolali tahun ini ada 600 yang pension peluang
pppk semakin terbuka dengan kualifikasi baik

 Pendidikan di sekolah negeri perlu peningkatan mutu Pendidikan terutama


di Pendidikan agama
 ASN dituntut meningkatkan kemampuan kognitifnya dengan mengikuni pelatihan-
pelatihan danmelanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.
 ASN harus mendukung organisasi pemerintah Yang Ada di Kabupaten Boyolali.
 Sebagai ASN yang di Gaji oleh negara harus selalu melayani masyarakat
,sebagai pelayanmasyarakat dengan beretika,tata krama,Akhak dengan baik

3
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA : SMP N 2 AMPEL
NARASUMBER : M.SYAWALLUDIN, AP, M.si

VISI MISI SERTA INDIKATOR CAPAIAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH


KABUPATEN BOYOLALI
KONDISI PEREKONOMIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali cenderung meningkat dari tahun 2006 ke
tahun 2009 tetapi pada tahun 2020 mengalami kontraksi yang cukup dalam
2. Hal tersebut terjadi akibat adanya pembatasan aktivitas masyarakat yang diakibatkan oleh
pandemi covid-19
3. Pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali mulai meningkat yaitu
sebesar 4,63%

KONDISI KESEJAHTERAAN
KEMISKINAN
Perhitungan persentase penduduk miskin di Kabupaten Boyolali tahun 2022
 BPS : 9,82%
 Monitoring Center For Development (MCD) : 6,71%

KONDISI KESEJAHTERAAN TPT


 Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Boyolali tertinggi pada tahun 2020
dikarenakan adanya pandemi covid 19 yaitu sebesar 5,28%
 Dengan adanya program pemulihan ekonomi nasional TPT di Kabupaten Boyolali kembali
menunjukkan penurunan yaitu sebesar 4,92%
 Selama periode tahun 2018 sampai dengan 2022 TPT di Kabupaten Boyolali lebih rendah
bila dibandingkan TPT provinsi Jawa tengah maupun Indonesia

KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
 Indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Boyolali secara umum mengalami
kemajuan yang konsisten selama periode 2018 hingga 2022
 IPM Kabupaten Boyolali konstan selalu di atas IPM provinsi Jawa tengah dan nasional
 Pada tahun 2022 IPM Kabupaten Boyolali telah mencapai angka 74,97 sedangkan provinsi
72,79 dan nasional 72,91

KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA


ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH)

3
 Angka harapan hidup saat lahir (AHH) merupakan indikator untuk mengevaluasi kinerja
pelayanan kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
 semakin tinggi AHH maka semakin tinggi kualitas kesehatan masyarakat
 AHH Kabupaten Boyolali pada tahun 2022 sebesar 76,12 angka ini meningkat jika
dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 76,03

KONDISI INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH YANG TERTANGANI
 Berdasarkan SK Bupati Boyolali nomor 667/773 tahun 2020 tentang penetapan lokasi
perumahan kumuh dan pemukiman kumuh di Kabupaten Boyolali tahun anggaran 2020
luas san kumuh di Boyolali seluas 87,85 Ha
 Setelah dilakukan intervensi di tahun 2021 dan dan 2022 luasan kumuh berkurang 23,66
Ha sesuai SK terbaru tahun 2020
 Luasan kumuh tersisa seluas 64,19 Ha atau 0,0632% dari seluruh luas Kabupaten Boyolali
yaitu 101.510 Ha
KETERSEDIAAN RUMAH LAYAK HUNI
 Cakupan ketersediaan rumah layak huni (RHL) di Kabupaten Boyolali tahun 2022 sebesar
87,75% dan rumah tidak layak huni (RTLH) sebesar 10,25%
 Total Capaian peningkatan kualitas rumah tidak layak huni pada tahun 2022 sebanyak
4.144 unit

KONDISI TATA KELOLA PEMERINTAHAN


 Nilai reformasi birokrasi Kabupaten Boyolali belum optimal. Pelembagaan reformasi
birokrasi di Kabupaten Boyolali masih perlu diperkuat.
 Nilai SAKIP di Kabupaten Boyolali mengalami perkembangan yang cukup positif dari
tahun 2018 sampai 2021, namun demikian, kedepannya nilai SAKIP Kabupaten Boyolali
masih perlu ditingkatkan.
KONDISI TATA KELOLA PEMERINTAHAN
Kinerja pengelolaan keuangan dan aset daerah dapat dilihat dari capaian opini BPK. Secara umum
pengelolaan keuangan Boyolali dalam kategori baik.

ISU STRATEGIS KABUPATEN BOYOLALI


 Pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi yang berwawasan lingkungan
 Penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan
 Pembangunan SDM yang inklusif dan berdaya saing
 Peningkatan infrastruktur dasar yang berkelanjutan
 Reformasi birokrasi yang akuntabel dan agile
 Penanganan bencana alam dan non alam
 Inovasi dan teknologi informasi

3
Visi dan misi pemerintah kabupaten Boyolali
Definisi :
Visi adalah suatu rangkaian kata yang memuat impian, cita-cita, nilai, masa depan dari suatu
organisasi, baik di dalam sebuah lembaga hingga perusahaan. Visi juga merupakan sebuah tujuan
organisasi dalam bekerja. Dalam Organisasi Pemerintahan (kab/kota) Visi pembangunan Daerah
merupakan rumusan visi Bupati dan Wakil Bupati Boyolali terpilih yang secara substansi memuat
tentang rumusan umum mengenai keadaan yang akan dicapai pada akhir periode perencanaan
pembangunan Daerah
Misi adalah bagaimana sebuah Organisasi dapat mewujudkan cita-citanya tersebut di masa depan.
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi
Visi misi ini dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah yang disebut RPJMD
Visi Pembangunan Daerah Boyolali Tahun 2021-2026: “BOYOLALI MAJU, MENERUSKAN
PRO INVESTASI”
Melangkah dan Menata Bersama, Penuh Totalitas (METAL)
Penjelasan Visi Boyolali Maju:
 Proses pembangunan yang berkelanjutan dan terencana sistematis diharapkan membawa
kemajuan di segala bidang.
• Boyolali Maju berarti no-one left behind, yakni tidak ada pihak yang terlewatkan untuk
merasakan kemajuan, karena semua komponen telah menjadi subyek pembangunan.
• Maju dimaknai sebagai kondisi masyarakat yang semakin sejahtera dan daerah yang
semakin berdaya saing yang ditopang dengan pembangunan infrastruktur wilayah
berkualitas dan merata, serta tata kelola pemerintahan yang semakin bersih, efektif,
dan dipercaya masyarakat
Meneruskan Pro Investasi
- Pro investasi telah menjadi arah pembangunan dan identitas Kabupaten Boyolali dengan
berbagai capaian pembangunan yang telah membawa manfaat bagi masyarakat.
- Melanjutkan arah pembangunan yang pro investasi berarti tidak hanya dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus membangun sinergi dengan arah
pembangunan nasional, terutama dalam rangka pemulihan ekonomi nasional secara
sistematis dan cepat.
- Arah pro investasi membutuhkan sinergi lintas sektor dan pemangku kepentingan, yang
muaranya tetap pada kesejahteraan masyarakat Boyolali, tanpa menghadirkan
ketimpangan sosial.
Meneruskan Pro Investasi:
Pro investasi tetap dikendalikan dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan, yakni
selain berorientasi ekonomi dan sosial, tidak kalah penting pada keberlanjutan lingkungan
untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta membawa manfaat
pembangunan bagi generasi masa depan
Melangkah dan Menata Bersama, Penuh Totalitas (METAL)
- Pembangunan yang efektif membutuhkan prasyarat berupa sinergi dan kolaborasi
seluruh komponen governance, yakni masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta.

3
- Seluruh komponen daerah diharapkan mampu melangkah dan menata bersama
penuh totalitas yang merupakan implementasi dari prinsip gotong royong.
- Gotong royong dengan menjalankan perannya masing-masing namun saling bersinergi
dan berkolaborasi dalam ikatan visi pembangunan daerah maupun landasan nilai kearifan
yang tertanam kuat di tengah masyarakat berupa filosofi dari Pangeran Sambernyawa
“Tiji Tibeh (mati siji, mati kabeh, mukti siji mukti kabeh)”.
MISI KAB BOYOLALI
1. BOYOLALI MENERUSKAN PRO INVESTASI, MAJU, SINERGI
DAN BERKELANJUTAN
2. BOYOLALI SEHAT, TANGGUH, CERDAS, BERKARAKTER DAN BERBUDAYA
3. BOYOLALI KOTA SUSU, LUMBUNG PANGAN NASIONAL
4. BOYOLALI MENGHADIRKAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH, EFEKTIF DAN
TERPERCAYA
5. BOYOLALI TERSENYUM, TUMBUH, MANDIRI DAN BERDAYA SAING
PENJELASAN MISI ke I KAB BOYOLALI :
1. BOYOLALI MENERUSKAN PRO INVESTASI, MAJU, SINERGI DAN
BERKELANJUTAN
- Memantapkan “business friendly”, dengan mempertahankan iklim investasi yang
kondusif, mendorong perusahaan yang ramah lingkungan (green company), strategi bisnis
perusahaan (green strategy), dan proses bisnis yang aman, nyaman dan bersih (green
process), serta pengembangan produk yang ramah lingkungan (green product) serta
Pengembangan kompetensi dan perlindungan kepada sumber daya manusia (green
employee).
- Mensinergikan manajemen pemerintahan, peran masyarakat dan swasta dalam
pembangunan sosial, pembangunan ekonomi dan pembangunan tata kelola pemerintahan,
pembangunan dan kehidupan yang lebih maju, dengan mengedepankan peningkatan
Kualitas manusia, ekonomi yang produktif, mandiri, berdaya saing serta pembangunan
dan lingkungan hidup yang berkelanjutan
- Pembangunan Sosial, guna pemenuhan hak dasar manusia yang berkualitas untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
- Pembangunan Lingkungan, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan berkelanjutan.
- Pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi berkualitas, keberlanjutan peluang kerja
dan usaha, inovasi, industri inklusif, infrastruktur memadai, energi bersih yang
terjangkau dan didukung kemitraan
- BOYOLALI MENERUSKAN PRO INVESTASI, MAJU, SINERGI
DAN BERKELANJUTAN
- Pembangunan tata kelola pemerintahan, tata kelola yang efektif, transparan, akuntabel dan
partisipatif untuk mewujudkan prinsip dan standar pelayanan publik yang prima

3
- Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, baik melalui pelayanan kesehatan, lingkungan,
ataupun perilaku dengan pendekatan keluarga peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan yang berkualitas.
2. BOYOLALI SEHAT, TANGGUH, CERDAS, BERKARAKTER DAN
BERBUDAYA
- Mendorong pembangunan berkelanjutan, yang memanusiakan manusia dengan
pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup, berlandaskan prinsip universal,
terintegrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang
terlewatkan atau “No-one Left Behind”.
- Dengan adanya resiko bencana dan perubahan iklim dan dampaknya, mitigasi bencana
dan tindakan cepat untuk mengatasi diperlukan sebagai bentuk wilayah yang Tangguh
- Penyediaan dan pemeliharaan sarana prasarana olah raga publik.
- Adanya Pemeliharaan fakir miskin, yatim, anak terlantar dan penanganan penyandang
masalah kesejahteraan sosial. Demikian pula dengan Sosial and Economy Safety Net yakni
jaminan sosial daerah baik bidang kesehatan maupun sosial seperti cukup sandang, pangan,
dan papan
3. BOYOLALI KOTA SUSU, LUMBUNG PANGAN NASIONAL
- Mempertahankan tradisi Boyolali Kota Susu, penghasil daging, pengembangan produksi
perikanan darat serta sektor peternakan lainnya adalah sesuatu yang prioritas
- Boyolali Lumbung Pangan sebagai aplikasi dari konsep ketahanan pangan (food security)
lokal dan nasional terus dipertahankan dan dikembangkan, dengan prinsip pertanian yang
maju, lestari, berdaya saing internasional, dan berkontribusi penting bagi perekonomian
bangsa dengan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dan budaya untuk mensejahterakan
masyarakat yang berperadaban.
- Meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, perikanan darat termasuk sektor sejenis
lainnya. Aplikasi good farming practices, fasilitasi kebutuhan modal, pengembangan
kemitraan yang sehat, kredit pengembangan kelompok/perorangan, pendampingan
sampai dengan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan serta
member nilai lebih pada pasca produksi
- Mempertahankan tradisi Boyolali Kota Susu, penghasil daging, pengembangan produksi
perikanan darat serta sektor peternakan lainnya adalah sesuatu yang prioritas
- Boyolali Lumbung Pangan sebagai aplikasi dari konsep ketahanan pangan (food security)
lokal dan nasional terus dipertahankan dan dikembangkan, dengan prinsip pertanian yang
maju, lestari, berdaya saing internasional, dan berkontribusi penting bagi perekonomian
bangsa dengan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dan budaya untuk mensejahterakan
masyarakat yang berperadaban.
- Meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, perikanan darat termasuk sektor sejenis
lainnya. Aplikasi good farming practices, fasilitasi kebutuhan modal, pengembangan
kemitraan yang sehat, kredit pengembangan kelompok/perorangan, pendampingan sampai
dengan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan serta member
nilai lebih pada pasca produksi

3
4. BOYOLALI MENGHADIRKAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH, EFEKTIF
DAN TERPERCAYA
- Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses keadilan untuk semua, dan membangun kelembagaan yang
efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan
- Pembangunan integritas dengan menumbuhkan karakter yang baik bagi individu maupun
organisasi dalam mewujudkan tindakan maupun keputusan bagi kebaikan Bersama
- Pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan prinsip-prinsip pokok good and clean
governance. Peran masyarakat yang melahirkan kontrol terhadap jalannya pengelolaan
lembaga pemerintahan sangat diharapkan. Kontrol masyarakat akan berdampak pada
tata pemerintahan yang baik, efektif, dan bebas dari KKN
- Tidak berhenti pada good and clean governance, Boyolali berusaha menumbuhkan Smart
governance, atau pemerintah yang dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki dan
meminimalisir kendala atau masalah yang dihadapi, dengan terus melakukan peningkatan
kinerja birokrasi melalui inovasi-inovasi dan adaptasi teknologi yang terpadu, yang
bermuara pada efektifitas, efisiensi dan kesejahteraan masyarakat

5. BOYOLALI TERSENYUM, TUMBUH, MANDIRI DAN BERDAYA SAING


- Boyolali dikenal dengan slogan Tersenyum, yang memiliki arti tertib, elok, rapi, sehat,
nyaman untuk masyarakat. Tanpa meninggalkan tersenyum, Boyolali mulai dikenal
dengan slogan nyaman ditinggali, nyaman investasi, nyaman untuk everybody. Sebagai
identitas dari kota, city brand akan terus dikembangkan guna memasarkan segala
aktivitas terutama potensi wisata dan budayanya
- Smart Gov diharapkan dapat mendorong terwujudnya Smart city, Water City dan Green
City yakni konsep Boyolali Kota cerdas/pintar, kota air, yang ramah lingkungan
- Boyolali tumbuh dengan infrastruktur yang tangguh dan ikonik, permukiman inklusif,
aman, dan berkelanjutan. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan
yang layak untuk semua. mengurangi kesenjangan intra dan antar wilayah
- Potensi ekonomi daerah, akan terus dioptimalkan guna kemandirian daerah dengan
kinerja yang inovatif, termasuk peningkatkan penerimaan daerah. Peningkatan pendapatan
dan kesempatan kerja yang terbuka terhadap persaingan domestik maupun internasional,
serta berbagai inovasi yang tumbuh diharapkan dapat meningkatkan daya saing daerah.
Percepatan pembangunan yang mendorong pertumbuhan investasi dipadukan dengan
koperasi, umkm, pasar tradisional dan modern

INDICATOR CAPAIAN PEMBANGUNAN KAB BOYOLALI


Definisi :
 Indikator adalah alat ukur dalam sebuah proses mencapai tujuan.
 Indikator tidak selalu menjelaskan tentang keadaan keseluruhan, tetapi juga dapat berupa
sebuah petunjuk (indikasi) atau perkiraan yang mewakili keadaan tersebut.
 indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan. Indikator
juga dapat menjadi acuan dalam mencapai suatu tujuan.

3
Indikator dapat digunakan untuk mengetahui faktor perubahan dalam mencapai tujuan
tersebut.

VISI
Indikator Kinerja
MISI
Utama /IKU
TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR TUJUAN
Indikator
Pembangunan
Daerah

Indikator Capaian Pembangunan Daerah


Target Tahun 2022
No Tujuan/Indikator Akhir RPJMD Target Realisas Satuan
Tujuan I : Meningkatnyakualitas
pertumbuhanekonomi
1 Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,68 − 6,15 3,68 − 5,15 4,3 Persen
Tujuan II : Menurunnya tingkat kemiskinan
2 Tingkat Kemiskinan 5,18−2,68 9,18−8,68 6,95 Persen
Tujuan III : Meningkatnya SDM yang
berkualitas dan berdaya saing
3 Indeks Pembangunan Manusia 77,34 75,28 74,97 Angka
Tujuan IV : Meningkatnya ketahanan sosia
4 Indeks Risiko Bencana 80,32 120,32 130,32 Angka
5 Angka Konflik Sosial 8 16 − Angka

4
Indikator Capaian Pembangunan Daerah
Target Tahun 2022
No Tujuan/Indikator Akhir RPJMD Target Realisasi Satuan
Tujuan V : Meningkatnya Keberdayaan Sosial
6 Indeks Pemberdayaan Gender 82 81,96 82,23 Angka
Angka Penyandang Masalah
7 66.153,00 70.276,00 61,029 Angka
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
8 Indeks Desa Membangun 0,7553 (Maju 0,7297 (Maju 0,7349 Angka
Tujuan VI : Meningkatnya kesejahteraan
petan i
9 Nilai Tukar Petani 109,8 107,16 107,27 Angka
Tujuan VII : Terwujudnya penyelenggaraan
pemerintahan yang baik
Indeks Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
10 903 800 843 Angka
(IPPD)
Tujuan VIII : Meningkatnya kenyamanan
hidup Kabupaten Boyolali
11 Indeks Smart City 3,28 3,03 3,15 Angka
12 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 66,71 66,49 60,77 Angka

4
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA : SMP N 2 AMPEL
NARASUMBER : HENDI WIBOWO, ST
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATAKERJA OPD PEMERINTAH KABUPATEN
BOYOLALI

ORGANISASI DAN PERANGKATDAERAH KABUPATEN BOYOLALI


• Tugas dan Uraian Jabatan
• Tanggung Jawab Jabatan
• Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan
• Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku terkait dengan
tugas dan uraian jabatan dan tanggungjawabnya

DASAR HUKUM
• UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2014
• PERATURAN PEMERINTAH NO 18 TAHUN 2016
DAN PERUBAHANNYA
• PERMENDAGRI NO 12 TAHUN 2017

PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
Dilaksanakan oleh kepala daerah dan dprd dibantuoleh perangkat daerah

Urusan Pemerintahan
Urusan pemerintahan Absolut
Kewenangan pemerintahPusat

Urusan PemerintahanKonkuren
Pemerintah Pusat dan Daerah
provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota (dasar pelaksanaan Otonomi Daerah)Urusan pemerintahan
konkuren yang menjadikewenangan Daerah terdiri atas Urusan PemerintahanWajib dan Urusan
Pemerintahan Pilihan

Urusan PemerintahanUmum
Kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan

URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT


• Politik luar negeri;
• Pertahanan;
• Keamanan;
• Yustisi;
• Moneter dan fiskal nasional; dan
• Agama

URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN


• Urusan Pemerintahan Wajib

4
• Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
• Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
• Urusan Pemerintahan Pilihan

URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN (URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB)


Berkaitan dengan pelayanan dasar
• pendidikan;
• kesehatan;
• pekerjaan umum dan penataan ruang;
• perumahan rakyat dan Kawasan permukiman;
• ketenteraman, ketertiban umum, danpelindungan masyarakat; dan
• sosial.

Tidak berkaitan dengan pelayanan dasar


• tenaga kerja;
• pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
• pangan;
• pertanahan;
• lingkungan hidup;
• administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
• pemberdayaan masyarakat dan Desa;
• pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
• perhubungan;
• komunikasi dan informatika;
• koperasi, usaha kecil, dan menengah;
• penanaman modal;
• kepemudaan dan olah raga;
• statistik;
• persandian;
• kebudayaan;
• perpustakaan; dan
• kearsipan.

URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN


• Kelautan dan perikanan;
• Pariwisata;
• Pertanian;
• Kehutanan;
• Energi dan sumber daya mineral;
• Perdagangan;
• Perindustrian;
• Transmigrasi.

URUSAN PEMERINTAHAN UMUM


• pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional

4
• pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa;
• pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya
• penanganan konflik sosial
• koordinasi pelaksanaan tugas antar instansi pemerintahan yang ada di wilayah Daerah
provinsi dan Daerah kabupaten/kota
• pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila;
• pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan Daerah
dan tidakdilaksanakan oleh Instansi Vertikal

TUGAS KEPALA DAERAH


• memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;
• memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
• menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan rancangan Perda tentang
RPJMDkepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta menyusun dan menetapkan
RKPD;
• menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang
perubahan APBD,dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada
DPRD untuk dibahasbersama;
• mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;
• mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan
• melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

WEWENANG KEPALA DAERAH


• Mengajukan Rancangan Perda;
• Menetapkan Perda Yang Telah Mendapat Persetujuan Bersama DPRD;
• Menetapkan Perkada Dan Keputusan Kepala Daerah;
• Mengambil Tindakan Tertentu Dalam Keadaan Mendesak Yang Sangat Dibutuhkan Oleh
Daerah Dan/Atau Masyarakat;
• Melaksanakan Wewenang Lain Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

KEWAJIBAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH


• Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara
KesatuanRepublik Indonesia;
• menaati seluruh ketentuan peraturan perundang- undangan;
• mengembangkan kehidupan demokrasi;
• menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah;
• menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik;
• melaksanakan program strategis nasional; dan
• menjalin hubungan kerja dengan seluruh Instansi Vertikal di Daerah dan semua
Perangkat Daerah.

PERANGKAT DAERAH KABUPATEN


• Sekretariat Daerah;

4
• Sekretariat DPRD;

4
• Inspektorat;
• Dinas;
• Badan; dan
• Kecamatan.
• Nomenklatur Perangkat Daerah dan unit kerja pada Perangkat Daerah yang
melaksanakan UrusanPemerintahan dibuat dengan memperhatikan pedoman dari
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang membidangi Urusan Pemerintahan
tersebut
• Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perda. (Perda No. 16 Tahun
2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah)

SEKRETARIAT DAERAH
• Dipimpin oleh Sekretaris Daerah,
• Bertanggung jawab kepada Kepala daerah
• Tugas membantu Kepala Daerah dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian
administratifterhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah serta pelayanan
administratif.

FUNGSISEKRETARIAT DAERAH
• Pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah;
• Pengoordinasian pelaksanaan tugas satuan kerja Perangkat Daerah;
• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Daerah;
• Pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada instansi Daerah; dan
• Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH


Sekretariat Daerah Tipe A
• paling banyak 3 (tiga) asisten.
• Asisten paling banyak 4(empat) bagian.
• Bagian paling banyak 3 (tiga)
subbagian Sekretariat Daerah Tipe B
• paling banyak 3 (tiga)asisten.
• Asisten paling banyak 3(tiga) bagian.
• Bagian paling banyak 3 (tiga) subbagian.
Sekretariat DaerahTipe C
• paling banyak 2 (dua) asisten.
• Asisten paling banyak 3(tiga) bagian.
• Bagian paling banyak 3(tiga) subbagian.

SEKRETARIAT DPRD
• unsur pelayanan administrasi dan pemberian dukungan terhadap tugas danfungsi DPRD
• dipimpin oleh sekretaris DPRD
• bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD kabupaten dan secara administratif bertanggung
jawab kepadabupati melalui sekretaris Daerah kabupaten Sekretariat DPRD mempunyai
tugas:
• menyelenggarakan administrasi kesekretariatan;
• menyelenggarakan administrasi keuangan;
• mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD; dan

4
• menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam
melaksanakan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.

4
FUNGSISEKRETARIAT DPRD
• penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD kabupaten/kota;
• penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD kabupaten/kota;
• fasilitasi penyelenggaraan rapat DPRD kabupaten/kota; dan
• penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD kabupaten/kota.

STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DPRD


Sekretariat DPRDTipe A
• paling banyak 4(empat) bagian.
• Bagian paling banyak 3(tiga) subbagian Sekretariat DPRD Tipe B
• paling banyak 3 (tiga)bagian.
• Bagian paling banyak 3(tiga) subbagian.Sekretariat DPRD Tipe C
• paling banyak 3 (tiga)bagian.
• Bagian paling banyak 2 (dua) subbagian.

INSPEKTORAT DAERAH
• unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
• dipimpin oleh inspektur
• bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris Daerah
• tugas membantu kepala daerah membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat
Daerah

FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH


• perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan;
• pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
• pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan bupati/wali kota;
• penyusunan laporan hasil pengawasan;
• pelaksanaan koordinasi pencegahan tindak [pidana korupsi
• pengawasan pelaksanaan program reformasi birokrasi
• pelaksanaan administrasi inspektorat kabupaten/kota; dan
• pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait dengan tugas
dan fungsinya.

STRUKTUR ORGANISASI INSPEKTORAT DAERAH


Inspektorat Daerah
Tipe A
• 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) inspektur pembantu.
• Sekretariat terdiri atas 3(tiga) subbagian.Inspektorat
Daerah Tipe B
• 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 3 (tiga)inspektur pembantu.
• Sekretariat terdiri atas 2dua) subbagian Inspektorat
Daerah Tipe C
• 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 2 (dua) inspektur pembantu.
• Sekretariat terdiri atas 2(dua) subbagian

DINAS

4
• melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah

4
• dipimpin oleh Kepala Dinas
• bertanggung jawab kepadabupati melalui sekretaris Daerah
• tugas membantu bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada kabupaten

FUNGSI DINAS
• perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
• pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
• pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
• pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
• pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait dengan tugas dan fungsinya.

KLASIFIKASI DINAS
• dinas tipe A yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah dengan beban kerja yang besar;
• dinas tipe B yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah dengan beban kerja yang sedang; dan
• dinas tipe C yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah dengan beban kerja yang kecil.

STRUKTUR ORGANISASI DINAS


Dinas Tipe A
• 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4(empat) bidang.
• Sekretariat paling banyak 3 (tiga)subbagian.
• Bidang paling banyak 3(tiga) seksi.
Dinas Tipe B
• 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 3 (tiga) bidang.
• Sekretariat (dua) subbagian.
• Bidang paling banyak 3 (tiga) seksi.
Dinas Tipe C
• 1 (satu) secretariat dan paling banyak 2(dua) bidang.
• Sekretariat 2 (dua) subbagian.
• Bidang paling banyak3 (tiga) seksi.

BADAN
• melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
• dipimpin oleh Kepala Badan
• bertanggung jawab kepadabupati melalui sekretaris Daerah Fungsi penunjang meliputi
• perencanaan;
• keuangan;
• kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan;
• penelitian dan pengembangan; dan
• fungsi lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan

KLASIFIKASI BADAN
• badan tipe A yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang
Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang besar;

5
• badan tipe B yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang
Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang sedang; dan
• badan tipe C yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang
Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang kecil.

STRUKTUR ORGANISASI BADAN


Badan Tipe A
• 1 (satu) secretariat dan paling banyak 4(empat) bidang.
• Sekretariat terdiri atas 3 (tiga) subbagian.
• Bidang terdiri atas paling banyak 3(tiga) subbidang.
Badan Tipe B
• 1 (satu) secretariat dan paling banyak 3(tiga) bidang.
• Sekretariat terdiri atas 2 (dua) subbagian.
• Bidang terdiri atas paling banyak 3 (tiga)subbidang
Badan Tipe C
• 1 (satu) secretariat dan paling banyak 2(dua) bidang.
• Sekretariat terdiri atas 2 (dua) subbagian.
• Bidang terdiri atas paling banyak 3 (tiga) subbidang.

KECAMATAN DAN KELURAHAN KECAMATAN


• Tujuan dibentuknya Kecamatan adalah untuk meningkatkan koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan,pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat
Desa/kelurahan
• Kecamatan dibentuk dengan Perda Kabupaten berpedoman pada peraturan pemerintah.
• Dipimpin oleh camat

KELURAHAN
• Kelurahan dibentuk dengan Perda Kabupaten berpedoman pada peraturan pemerintah.
• Kelurahan dipimpin oleh seorang kepala kelurahan yang disebut lurah selaku
perangkat Kecamatan dan bertanggung jawab kepada camat.

STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN


Struktur Organisasi
Kecamatan Tipe A
• terdiri atas 1 (satu)sekretariat dan paling banyak 5 (lima) seksi.
• Sekretariat paling banyak terdiri atas 2(dua) subbagian truktur
Organisasi Kecamatan Tipe B
• terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) seksi.
• Sekretariat paling banyak terdiri atas 2 (dua) subbagian.

Struktur Organisasi Kelurahan


• terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 3 (tiga) seksi UPT
• Unit Pelaksana Teknis dibentuk untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu
• Bidang Pendidikan berupa Satuan Pendidikan (satuan pendidikan Formal dan Satuan Pendidikan
Non Formal)
• Bidang Kesehatan berupa Rumah Sakit Daerah sebagai unit organisasi bersifat khusus dan pusat
kesehatan masyarakat sebagai unit organisasi bersifat fungsional yang memberikan layanan

5
secara profesional

5
• UPT terdiri dari UPT kelas A (mewadahi beban kerja yang besar) dan UPT Kelas B
(mewadahi beban kerja yang kecil)

STRUKTUR ORGANISASI UPT


Struktur Organisasi UPT Kelas A
• terdiri atas 1 (satu) subbagian tata usaha dan kelompok jabatan
fungsional. Struktur Organisasi UPT Kelas B
• terdiri atas pelaksana dan kelompok jabatan fungsional Ruang Lingkup
Penyederhanaan Birokrasi

PENYEDERHANAAN BIROKRASI
Penyederhanaan struktur organisasi menjadi 2 level Mekanisme Kerja yang Fleksibel &
Kolaboratif
Tujuan peyerderhanaan birokrasi:
 Birokrasi yang dinamis dan agile
 Menunjukan professional ASN
 Fokus pada fungsional
 Percepatan sistim kerja
RUANG LINGKUP PEYEDERHANAKAN BIROKRASI
 TRASFORMASI ORGANISASI
Organisasi tradisional:pelaporan yang berjenjang
Organisasi Agile Berjenjang: didukung tata kelola digital
 TANSFORMASI JABATAN
 TRANFORMASI SISTEM KERJA

5
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA : SMPN 2 AMPEL
NARASUMBER : LILIK SUBAGYO, SE, M.Si.

RESUME MATERI
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI BAGI ASN, STRATEGI DAN
TANTANGAN YANG DIHADAPI

 DASAR HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI


1. UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi
2. UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
3. UU no. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
 PENGERTIAN KORUPSI
UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang TPK
“Setiap orang yang secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau suatu
korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”
 BENTUK-BENTUK KORUPSI
 Merugikan keuangan negara
 Suap
 Gratifikasi
 Penggelapan dalam jabatan
 Pemerasan
 Perbuatan curang
 Konflik kepentingan

 KLASIFIKASI KORUPSI
1. Individuak corruption - dilakukan individu,
2. Petty corruption - Korupsi kecil –kecilan dilakukan oleh aparat dlm kegiatan se-hari2
3. Endemic corruption – Korupsi sdh terintegrasi dlm sistem ekonomi, sosial, politik di
masarakat. Korupsi sdh menjadi budaya (corruption culture)
4. Grand corruption – Korupsi yg dilakukan para pejabat pengambil keputusan untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain.

 AREA POTENSI KORUPSI


1. Pengelolaan Anggaran
a. Konsipirasi dg pihak tertentu utk mengalokasikan kegiatan fiktif (titip anggaran)
b. Markup satuan biaya kegiatan/volume
c. Markdown Pendapatan daerah
d. Memalsukan bukti pengeluaran

5
e. Membuat SPJ palsu (kegiatan fiktif)
f. Memalsukan tanda tangan honor, daftar hadir, dsb
g. Membuat laporan keuangan fiktif

2. Pengadaan Barang/Jasa
a. Menekan panitia agar memenangkan rekanan tertentu
b. Volume barang/jasa tidak sesuai SPK/kontrak
c. Spesifikasi barang/jasa tidak sesuai SPK/&KAK
d. SPK/Kontrak dimenangkan oleh rekanan tapi dikerjakan oleh internal sendiri/oknum
e. Menerima hadiah/fee dari rekanan
f. Memahalkan HPS atau nota pembelian
g. Melibatkan famili atau teman sejawat dalam pengadaan barang
h. Meminta bagian dari rekanan
i. Mengutip biaya tambahan
j. Membuat laporan kemajuan fisik palsu

 PENYEBAB KORUPSI
 Opportunity : peluang
 Exposure : ingin pamer
 Needs : tekanan ekonomi
 Greed : serakah

 DAMPAK KORUPSI
1. In-efisiensi dalam penyelenggaraan negara
2. Kenaikan biaya administrasi
3. Mengurangi kuantitas dan kualitas hasil pembangungan
4. Pelayanan Publik menurun
5. Menurunkan martabat aparat birokrasi
6. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap birokrasi
7. Ketimpangan dlm Pendapatan ( Kaya –Miskin)

 RED FLAG KORUPSI


 PEGAWAI
a. erubahan Gaya Hidup
b. Terlibat Hutang
c. Perubahan Perilaku
d. Tingginya Perputaran pegawai
e. Menolak Mengambil Cuti
f. Tidak Ada Pembagian Tugas Yg jelas
 MANAJEMEN
a. Perubahan Gaya Hidup
b. Terlibat Hutang
c. Perubahan Perilaku
d. Tingginya Perputaran pegawai
e. Menolak Mengambil Cuti
5
f. Tidak Ada Pembagian Tugas Yg jelas
 UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI
 Aparat birokrasi
 Regulasi
 ASN berintegritas
 Pendidikan anti korupsi integritas
 Penerapan penegakan hukum konsisten dan adil
INTEGRITAS MENCEGAH KORUPSI
 PENGERTIAN INTEGRITAS
Suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-
metode dan berbagai hal yang dihasilkan. Berintegritas sering diartikan sebagai pribadi
yang jujur dan memiliki karakter kuat.
Bersatunya antara kejujuran (1), konsisten (2), dan keberanian (3) untuk melakukan tindakan
benar Tanpa Kompromi”
Pribadi yg berintegritas: Menjalankan aktivitas dengan benar selaras dengan keyakinan
(belief), di ucapkan (say) dan dijalankan ( act)
 9 NILAI INTEGRITAS
a. Peduli f. Adil
b. Mandiri g. Berani
c. Tanggung jawab h. Disiplin
d. Kerja keras i. Jujur
e. Sederhana
 PERAN PENTING INTEGRITAS
 Integritas memegang peran penting bagi generasi muda untuk mewujudkan moral bangsa
dan menciptakan pemimpin yang anti korupsi.
 salah satu upaya kedepan untuk mencegah korupsi adalah menanamkan nilai-nilai
integritas kepada generasi muda.
 Sejak dini integritas harus sudah dikenalkan, baik dari keluarga, masyarakat dan
lingkungan sekolah/kerja.
 PENDIDIKAN/ PRAKTIK ANTI KORUPSI MENGHASILKAN ASN
BERINTEGRITAS
 Hati-hati dalam berkata
 Dapat memegang perkataan
 Jujur dalam bekerja
 Taat pada aturan
 Siap bertanggung jawab

PEMAHAMAN GRATIFIKASI

 GRATIFIKASI AKAR DARI KORUPSI


1. Menimbulkan sikap/mental pengemis
2. Secara tidak langsung menumbuhkan sikap tidak puas terhadap diri sendiri dan hedonis
3. Menghalalkan segala cara agar dapat memuaskan dirinya / memperkaya diri sendiri / orang lain
/ korporasi walaupun harus menyalahgunakan wewenang, melanggar hukum dan dapat

5
merugikan perekonomian / keuangan negara.

 DAMPAK GRATIFIKASI
a.Mempengaruhi Pejabat Publik
b.Rusaknya Sistem dan Prosedur
c.Visi, Misi dan tujuan tidak tercapai
 APA ITU GRATIFIKASI
 Definisi : pemberian dalam arti luas
Bentuk : uang, barang, pinjaman tanpa bunga, pengobatan cuma-cuma, diskon,
fasilitas penginapan, tiket perjalanan, perjalanan wisata, fasilitas lainnya
 GRATIFIKASI ILEGAL
 Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya.
 Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

 PENYELENGGARA NEGARA
Penyelenggara Negara adalah pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif,
atau yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
(Pasal 1 angka (1) UU Nomor 28 Tahun 1999)
 PEGAWAI NEGERI(UU No 31/1999 Jo. UU No 20/2001)
o Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Kepegawaian
o Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
o Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah
o Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan
dari keuangan negara atau daerah; atau
o Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal
atau fasilitas dari negara atau masyarakat.

 SIKAP TERHADAP GRATIFIKASI SUAP


TOLAK
a. Terindikasi gratifikasi dianggap suap
b. Gratifikasi diterima langsung
TIDAK DAPAT MENOLAK, SEGERA LAPORKAN
a. Diterima secara tidak langsung
b. Dalam keadaan sulit menolak
c. Ragu dengan jenis gratifikasi tersebut
 KETENTUAN PELAPORAN GRATIFIKASI
5
Penerimaan gratifikasi wajib melaporkan penerimaan gratifikasi kepada:
1. UPG dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal
Gratifikasi diterima;
2. KPK dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal
Gratifikasi diterima;
3. UPG wajib meneruskan laporan Gratifikasi kepada KPK dalam waktu paling lama 10
(sepuluh) hari kerja sejak tanggal laporan Gratifikasi diterima.
jika tdk melapor dapat berubah menjadi SUAP

 IMPLEMENTASI PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN


PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
Gratifikasi dan Aparatur Pemerintah Daerah
 Hadiah untuk pejabat (Penguasa) adalah kecurangan”

 “Seseorang tidak berhak meminta dan mendapat sesuatu melebihi haknya sekedar ia
melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab dan kewajibannya” Gagasan Plato (427 SM -
347 SM)
 Gratifikasi kepada pegawai negeri/penyelenggara negara yang berhubungan
dengan jabatan atau kedudukannya dianggap suap. Rumus: Suap = Gratifikasi +
Jabatan
 Mengapa Gratifikasi Dilarang? Karena Gratifikasi Akar masalah korupsi, yang
berdampak pada diskriminasi atas pelayanan atau pengambilan keputusan terkait
kebijakan publik. Hal tersebut bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang
baik
Aparatur pemerintahan adalah unsur Birokrasi yang menjadi mesin pencapaian tujuan
organisasi. Tujuan organisasi, mencapai kesejahteraan masyakat, secara efektif efisien
dan ekonomis, serta akuntabel dan transparan
“bahwa semua tujuan setiap aparatur, tujuan organisasi, tujuan nasional hanya akan
menjadi mimpi belaka selama korupsi (gratifikasi) masih menyertai dalam setiap proses
pencapaiannya”
 MENERAPKAN SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Sistem Pengendalian Gratifikasi didukung perangkat dan kegiatan agar dapat berjalan
dengan baik, diantaranya:
Aturan etika memberi dan menerima gratifikasi.
a. Sebagai landasan atau standar perilaku bagi pegawai di instansi dalam menghadapi
praktik penerimaan dan pemberian gratifikasi
b. Pelaksana fungsi pengendalian gratifikasi.
Surat Keputusan Pembentukan dan Susunan Organisasi Pelaksana Fungsi Pengendalian
Gratifikasi dan Tata Kerja Pelaksana Fungsi Pengendalian Gratifikasi
c. Komitmen Pimpinan
 Adanya contoh nyata pelaporan gratifikasi
 Kewenangan kepada unit pengendalian gratifikasi; serta
 Penegakan reward and punishment atas aturan etika memberi dan menerima
gratifikasi,

5
d. Pelaksanaan diseminasi aturan etika gratifikasi
Diseminasi atas aturan etika gratifikasi sangat diperlukan untuk menjamin standar

5
pemahaman yang sama bagi seluruh pemangku kepentingan. Output timbulnya
kesadaran, dan patuh.
 Upaya Meningkatkan Budaya Anti-Gratifikasi
Public campaign dan Sosialisasi melalui media massa
 Mengatasi Resistensi/ Penolakan dari Pegawai
Gratifikasi masuk dalam Kode Etik ASN dan Pemberian reward kepada pelapor gratifikasi
berupa TPP Bonus
 Upaya mendapatkan dukungan dari Pimpinan
Komitmen tinggi dari Kepala Daerah
e. Monitor dan evaluasi
Untuk menjaga standar kualitas dan menjamin bahwa sistem pengendalian gratifikasi
menjawab kondisi aktual yang ada, diperlukan kegiatan monitor dan evaluasi secara
berkala atas penerapan sistem tersebut.

 INOVASI PENGENDALIAN GRATIFIKASI UPG KABUPATEN BOYOLALI


1. Penyusunan Regulasi Pengendalian Gratifikasi (Perbup dan SK UPG)
2. Komitmen Pimpinan Daerah
3. UPG Kabupaten Selesai dengan Dirinya Sendiri
4. Tahun 2019 Pengendalian Gratifikasi Fee Perbankan; Bingkisan/Parcel Hari Raya
5. Tahun 2020 Pengendalian Gratifikasi Sponshorsip; Proses Pelaksanaan Akreditasi pada
RSUD, UPT Puskesmas dan UPT Labkesda; Inagurasi CPNS; Anggaran UPG
Kabupaten Boyolali Rp0,00
6. Tahun 2021 Pengendalian Gratifikasi Hak Amil Zakat ke BAZNAS; Biaya Operasional
Petugas Pengumpulan Sumbangan Bulan Dana PMI; Piagam Apresiasi kepada Pelapor
baik yang menerima maupun yang menolak penerimaan gratifikasi; Jargon UPG
Kabupaten Boyolali “Berbagi tanpa Gratifikasi”; Pembentukan UPG Pembantu Badan,
Dinas, Kecamatan, BUMD, BLUD, UPT, Pemerintah Desa dan Layanan Perizinan;
Penyelenggaraan Penghargaan UPG Terbaik 2021 dan Penghargaan Inovasi dan Insan
UPG Pembantu Terbaik 2022; Rekonsiliasi Data Program Pengendalian Gratifikasi
pada UPG Pembantu; Video Praktik Baik Pengendalian Gratifikasi UPG Pembantu; dan
Digitalisasi Aplikasi eMonev UPG Pembantu; Rapor UPG Pembantu Triwulanan
7. Tahun 2022 Seluruh ASN, TNI, Polri, P3K, Pegawai mengikuti eLearning KPK,
Peningkatan Pemahaman Gratifikasi dan Dasar-dasar Anti Korupsi dan Integritas;
Sertifikat Apresiasi Kinerja UPG Pembantu Program Pengendalian Gratifikasi; Laporan
Kinerja UPG Pembantu Tahunan; Sertifikat Hak Cipta dari KemenkumHAM atas
Aplikasi eMonev UPG Pembantu; dan Gebyar Integritas Boyolali Tahun 2022
Succes Story Pengelolaan Program Pengendalian Gratifikasi di Kabupaten Boyolali pada
UPG Pembantu
1. Pembentukan UPG Pembantu Unit Kerja (SK Bupati No 180/298 Tahun 2022
tentang Pembentukan UPG Pembantu Badan, Dinas, Kecamatan, UPT, BUMD,
Pemerintahan Desa dan Layanan Perizinan di Lingkungan Pemkab Boyolali)

6
2. Penyusunan:
a. Indikator dan Rekonsiliasi Data Program Pengendalian Gratifikasi pada
UPG Pembantu (13 Indikator);
b. Pedoman Monitoring dan Evaluasi Implementasi PPG pada UPG Pembantu
(SE Bupati No 180/SE/1861/3/2021, yang diperbaharui dengan SE Bupati No
180/SE/0884/3/2022);
c.Pedoman Verifikasi Monev Implementasi PPG pada UPG Pembantu .
6. Penyelenggaraan Penghargaan UPG Terbaik Tahun 2021 dan Penghargaan
Inovasi dan Insan UPG Pembantu Terbaik Tahun 2022.
7. Digitalisasi Monev UPG Pembantu melalui Aplikasi eMonev UPG Pembantu,
https://sirb.boyolali.go.id (Regulasi Penerapan Program Pengendalian Gratifikasi pada
UPG Pembantu (SK Bupati No 700/558 TAHUN 2021).
8. Rapor UPG Pembantu Triwulanan
9. Sertifikat Apresiasi Kinerja UPG Pembantu Program Pengendalian Gratifikasi
10. Laporan Kinerja UPG Pembantu Tahunan
11. Sertifikat Hak Cipta dari KemenkumHAM atas Aplikasi eMonev UPG Pembantu
12. Pilot Project Pembentukan dan Rekonsiliasi Data PPG (13 Indikator)
UPG Pembantu
Pemerintahan Desa sebanyak 46 Desa, dalam rangka mewujudkan Desa
berIntegitas
13. Penyelenggaraan Pekan Metal Bebas Gratifikasi untuk UPG Pembantu
Pemerintahan Desa

6
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA : SMP N 2 AMPEL
NARASUMBER : SINGGIH WINARSO, S.H
MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DAN PENILAIAN KINERJA
PPPK
SASARAN KINERJA DAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI SESUAI PERMENPAN
RB NOMOR 6 TAHUN 2022 TENTANG PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI ASN
Pasal 51 UU 5 Tahun 2014 Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit

Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun
kondisi kecacatan.

Pasal 75 UU 5 Th 2014 Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin


obyektifitas pembinaan PNS yang didasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier
PENGERTIAN

Penilaian Kinerja PNS adalah suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan
oleh pejabat penilai terhadap sasaran kinerja pegawai dan perilaku kerja PNS

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi
sesuai dengan sasaran kinerja pegawai dan perilaku kerja

Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan target
yangakan dicapai oleh seorang PNS

Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh PNS
atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
POIN – POIN PERUBAHAN DENGAN PERMENPANRB 8/2021
1. JUDUL: PermenPANRB Pengelolaan Kineja ASN
Kebijakan pengelolaan kinerja juga berlaku untuk PPPK. Pada prinsipnya
Pengelolaan kinerja pegawai antara PNS dan PPPK adalah sama

6
2. PERILAKU KERJA: Core Values Ber-Akhlak: Memasukkan Core Values Ber- Akhlak
dan panduan perilakunya sebagai perilaku kerja yang akan mempengaruhi predikat
kinerjaASN
3. MEKANISME KERJA: Mekansime Kerja Agile Memasukkan mekanisme kerja agile
yangmendukung kebutuhan organisasi yang lincah dan dinamis dalam menghadapi
perubahan dunia yang semakin cepat.
4. SKP DAN ANGKA KREDIT: emisahkan antara SKP dan Angka Kredit Predefined
task tidaklagi menjadi acuan utama dalam menentukan kinerja pegawai. Klarifikasi
ekspektasi dan dialog kinerja diharapkan lebih sering dilakukan oleh pimpinan dan
pegawai
POIN – POIN DETAIL PERUBAHAN DENGAN PERMENPANRB 8/2021
A. RUANG LINGKUP: PermenPANRB 8/2021 (PNS) menjadi PermenPANRB 6/2022
ASN(PNS dan PPPK)
B. TAHAPAN
a. PermenPANRB 8/2021)
1. Perencanaan Kinerja yang meliputi perencanaan dan penetapan SKP
2. Pelaksanaan, Pemantauan, dan pembinaan kinerja pegawai yang
meliputi bimbingan dan konseling kinerja
3. Penilaian Kinerja yang meliputi penilaian SKP dan perilaku kerja
4. Tindak Lanjut Hasil Penilaian Kinerja yang meliputi penghargaan dan sanksi kinerja
b. PermenPANRB 6/2022 ASN (PNS dan PPPK)
1. Perencanaan kinerja yang meliputi penetapan dan klarifikasi Ekspektasi
2. Pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja Pegawai yang meliputi
pendokumentasian kinerja, pemberian Umpan Balik Berkelanjutan, dan
pengembangan
kinerja Pegawai
3. Penilaian kinerja Pegawai yang meliputi evaluasi kinerja Pegawai dan
4. tindak lanjut hasil evaluasi kinerja Pegawai yang meliputi pemberian
penghargaan dan sanksi.
C.PERILAKU KERJA
a. PermenPANRB 8/2021
1. Orientasi Pelayanan
2. Komitmen
3. Inisiatif Kerja

6
4. Kerjasama
5. Kepemimpinan
b. PermenPANRB 6/2022
(Core Values ASN dan merupakan pengembangan PP 30/2109)
1. Berorientasi Pelayanan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif

D. STANDAR PERILAKU
KERJA
a. PermenPANRB 8/2021
Standar Perilaku kerja ditetapkan sesuai jenjang jabatan dalam bentuk level (1 – 7)
b. PermenPANRB 6/2022
Panduan perilaku pada Core Values ASN tanpa pelevelan dan dapat diberikan
ekspektasi khusus pimpinan atas perilaku ASN
Prinsip dan Gambaran Umum Pengelolaan Kinerja Pegawai
1. Fokus pada Peningkatan Kinerja, bukan sekedar penilaian kinerja
2. Pemenuhan Eskpektasi Kinerja yang dinamis dan berlanjutan
3. Peningkatan Intensitas Dialog Kinerja dan Ongoing Feedback (umpan
balik yangberkesinambungan
4. Kinerja Individu mendukung Kinerja Organisasi
5. Kinerja Pegawai Mencerminkan Hasil Kerja Bukan Sekedar Uraian Tugas Serta
Perilaku YangDitunjukkan Selama Bekerja Dan Berinteraksi Dengan Orang Lain
Core Values BerAkhlak dan Panduan Perilakunya
1. BERORIENTASI
PELAYANAN
- Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
- Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
- Melakukan perbaikan tiada henti
2. AKUNTABEL
- Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi
- Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif,
dan efisien
- Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan

6
3. KOMPETEN
- Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
- Membantu orang lain belajar
- Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. HARMONIS
- Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
- Suka menolong orang lain
- Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. LOYAL
- Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia
Tahun 1945, setia pada NKRI serta pemerintahan yang sah
- Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara
- Menjaga rahasia jabatan dan negara
6. ADAPTIF
- Cepat menyesuaikan diri menghadapi
- perubahan
- Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
- Bertindak proaktif
7. KOLABORATIF
- Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
- Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
- Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan Bersama
PERMASALAHAN DAN TINDAKLANJUT DALAM PENYUSUNAN SKP
- SKP dianggap enteng/sepele dan tidak urgen sehingga dikesampingkan
- SKP disusun/dibuat oleh salah satu pejabat saja
- SKP disusun pada akhir tahun
- Belum adanya aplikasi e-Kinerja sesuai PERMENPAN RB Nomor 6 tahun 2022
tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN
- Mekanisme penyusunan SKP dengan sistem top down kebottom up
- Ketegasan dan keberanian pimpinan dalam melakukan penilaian atau evaluasi secara obyektif
/ melakukan ekspektasi
- Optimalisasi dan implementasi dialog kinerja pimpinan dengan bawahan dan tim (JPT dan pejabat
dibawahnya/Tim melakukan Rapat/dialog kinerja terutama dalam Pembagian MatrikPeran dan
hasil.

6
NAMA : CHOIRIJATUS SA,S.Pd
NI PPPK 196908212021212004
JABATAN : AHLI PERTAMA-GURU BAHASA
INDONESIA UNIT KERJA: SMP NEGERI 2 AMPEL
NARASUMBER : YOGA NUGRAHA, S.H
RESUME

DISIPLIN ASN

Dasar Hukum
1. UU No 5 Tahun 2014 Tentang Manajemen ASN
2. PP NO 11 Tahun 2017 Jo PP NO 17 Tahun 2020 Tentang Manajemen PNS
3. PP NO 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin PNS

A. Definisi Disiplin PNS


Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan (Pasal 1 angka 4 PP 94 Tahun 2021).

B. Pelanggaran Disiplin PNS


Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati
kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan Disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam
maupun di luar jam kerja (Pasal 1 angka 6 PP 94 Tahun 2021). Adapun bentuk pelanggaran disiplin
PNS tersebut dapat berupa :
1. Ucapan
Setiap kata-kata yg diucapkan dihadapan atau dapat didengar oleh orang lain seperti dalam rapat,
ceramah, diskusi, melalui telepon, radio, televisi, rekaman, atau alat komunikasi lainnya.
2. Tulisan
Pernyataan pikiran dan/atau perasaan secara tertulis baik dalam bentuk tulisan maupun gambar,
karikatur, coretan, dll yang serupa dengan itu.
3. Perbuatan
Setiap tingkah laku, sikap, atau tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu
yang seharusnya dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan.

C. Kewajiban PNS
Kewajiban PNS dijelaskan di dalam Pasal 3 yang terdiri dari :
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap

6
orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Selain memenuhi kewajiban di atas, pada Pasal 4 PNS juga wajib :


1. Menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PNS;
2. Menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentinga pribadi, seseorang, dan/atau golongan;
4. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan keamanan negara atau merugikan keuangan negara;
5. Melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
6. Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja; (Pasal 15: dihitung secara kumulatif, dan
diberhentikan pembayaran gaji nya sejak bulan berikutnya apabila tidak masuk secara terus
menerus selama 10 hari kerja)
7. Menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
8. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kompetensi; dan
9. Menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas dan fungsi kecuali penghasilan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

D. Larangan PNS
Larangan PNS dijelaskan di dalam Pasal 5 yang terdiri dari :
a. Menyalahgunakan wewenang
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik
kepentingan dengan jabatan
c. Menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
d. Bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau tanpa ditugaskan
oleh Pejabat Pembina
e. Kepegawaian bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
f. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen, atau surat berharga milik
negara secara tidak sah
g. Melakukan pungutan di luar ketentuan
h. Melakukan kegiatan yang merugikan negara
i. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan
j. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
k. Menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaan
l. Meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan
m. Melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan
kerugian bagi yang dilayani; dan
n. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon
anggota Dewan Perwakilan Daerah, atan calon DPRD dengan cara sebagai berikut :

6
 Ikut kampanye;
 Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
 Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
 Sebagai pesertakampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
 Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
 Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; dan/atau
 Memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda Penduduk.

E. Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin


1. Hukuman Disiplin Ringan
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis; dan
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
Pasal 9 :
Ayat (1) Dijatuhkan bagi pelanggaran kewajiban Pasal 3 huruf a s.d. huruf h, apabila berdampak
negatif pada unit kerja. Ayat (2) Dijatuhkan bagi PNS yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 4
huruf c, huruf g, dan huruf h, apabila berdampak negatif pada unit kerja.
Pasal 12 : Dijatuhkan bagi PNS yang melanggar ketentuan larangan Pasal 5 huruf f, huruf h,
huruf i, dan huruf j, apabila berdampak negatif pada unit kerja.
2. Hukuman Disiplin Sedang
a. Penundaan kenaikan gaji berkala;
b. Penundaan kenaikan pangkat;
c. Penurunan Pangkat 1 tingkat lebih rendah selama 1 tahun;
d. Pemotongan tukin sebesar 25% selama 6 bulan;
e. Tukin sebesar 25% selama 9 bulan; dan
f. Pemotongan tukin sebesar 25 persen selama 12 bulan.
Pasal 10 : Ayat (1) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban Pasal 3 huruf b s.d. huruf h,
apabila berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan. Ayat (2) Dijatuhkan bagi PNS yang
tidak memenuhi ketentuan Pasal 4 huruf a s.d. huruf e, ketentuan masuk kerja, Pasal 4 huruf g dan
huruf h, apabila berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan.
Pasal 13 : Dijatuhkan bagi PNS yang melanggar ketentuan larangan Pasal 5 huruf f, huruf h,
huruf I, huruf j, dan huruf m, apabila berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan, huruf g
apabila berdampak negatif pada unit kerja dan/atau instansi yang bersangkutan, dan huruf n angka
2.
3. Hukuman Disiplin Berat
a. Penurunan Pangkat 1 tingkat lebih rendah selama 3 tahun;
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan 1 tingkat lebih rendah;
c. Pembebasan dari jabatan;
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS;
e. PTDH;
f. Penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan; dan

6
g. Pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan.
Pasal 11 : Ayat (1) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban Pasal 3 huruf a apabila
berdampak negatif pada unit kerja, instansi, dan/atau negara, Pasal 3 huruf b s.d. huruf h, apabila
berdampak negatif pada negara. Ayat (2) Dijatuhkan bagi PNS yang tidak memenuhi ketentuan
Pasal 4 huruf c dan huruf d apabila berdampak negatif pada negara dan/atau pemerintah, pasal 4
huruf e jika dilakukan PPT, ketentuan masuk kerja dan Pasal 4 huruf i, apabila berdampak negatif
pada negara.
Pasal 14 : Dijatuhkan bagi PNS yang melanggar ketentuan larangan Pasal 5 huruf a s.d huruf g,
huruf k, huruf l, dan huruf n angka 3 s.d. angka 7, apabila berdampak negatif pada negara dan/atau
pemerintah.
F. Catatan untuk Pelanggaran Tidak Masuk Kerja dan Menaati Jam Kerja
1. Hukuman Disiplin Ringan
a. Teguran lisan bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama
3 hari kerja dalam 1 tahun;
b. Teguran tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif
selama 4 sampai dengan 6 hari kerja dalam 1 tahun; dan
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
secara kumulatif selama 7 sampai dengan 10 hari kerja dalam 1 (satu) tahun.
2. Hukuman Disiplin Sedang
a. Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 % selama 6 bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja
tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 11 sampai dengan 13 hari kerja dalam 1 (satu)
tahun;
b. Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama 9 bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja
tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 14 sampai dengan 16 hari kerja dalam 1 (satu)
tahun; dan
c. Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 12 bulan bagi PNS
yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 17 sampai dengan 20
hari dalam 1 (satu) tahun.
3. Hukuman Disiplin Berat
a. Penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja
tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 21 - 24 hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
b. Pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan bagi PNS yang tidak
Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 25 - 27 hari kerja dalam 1 (satu)
tahun;
c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS bagi PNS yang tidak
Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 28 (dua puluh delapan) hari kerja
atau lebih dalam 1 (satu} tahun; dan
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS bagi PNS yang tidak
Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara terus menerus selama 10 (sepuluh) hari kerja.

G. Pejabat Yang Berwenang Menghukum


1. Presiden
a. Ayat (1) JPT Utama dan JPT Madya yang merupakan PPK untuk Jenis HD Berat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4).
b. Ayat (1) JPT Madya, JF Ahli Utama dan Jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentian
menjadi wewenang Presiden untuk Jenis HD Berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(4)

6
huruf c.
Penjatuhan HD ditetapkan berdasarkan usul :
a. Menteri : JPT Utama
b. PPK : JPT Madya, dan jabatan lain yang menjadi kewenangan Presiden.
2. PPK Pusat dan PPK Provinsi (Pasal 18 ayat 2)
a. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a dan huruf b.
b. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (3) dan ayat (4).
c. Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), dan ayat Pejabat (4) huruf a dan huruf b.
d. Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (4)
e. Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis
HD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4).
3. PPK Kabupaten/Kota (Pasal 18 ayat 3)
a. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4).
b. Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a dan huruf b.
c. Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk HD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (3) dan ayat (4).
d. Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis
HD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8ayat (4).
4. Kepala Perwakilan RI (Pasal 19)
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis HD ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2).
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis HD sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3).
5. PPT Madya Pusat atau Provinsi atau Setara (Pasal 20)
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis HD ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2); dan
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis HD sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3).
6. PPT Pratama atau Pejabat lain yang Setara di Lingkungan Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota (Pasal 21)
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis HD ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis HD sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3); dan
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(2) dan ayat (3).
7. Pejabat Administrator atau Pejabat lain yang Setara di Lingkungan Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota (Pasal 22)
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis HD ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);

7
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis HD sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3); dan
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(2) dan ayat (3).
Catatan : Dalam hal tidak terdapat jabatan administrator pada unit kerja di lingkungan Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/ Kota, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Madya tertentu yang ditetapkan
dengan keputusan PPK dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin bagi PNS yang menjadi kewenangan
Administrator.
8. Pejabat Pengawas atau Pejabat lain yang Setara di Lingkungan Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota (Pasal 23)
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis HD ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk Jenis HD sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3); dan
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(2).
Catatan: Dalam hal tidak terdapat jabatan pengawas pada unit kerja di lingkungan Pusat, Provinsi,
dan Kabupaten/ Kota, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Muda tertentu yang ditetapkan dengan
keputusan PPK dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin bagi PNS yang menjadi kewenangan
Pengawas.

Keterangan :
 Pejabat yang berwenang menghukum wajib menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang
melakukan pelanggaran disiplin.
 Dalam hal pejabat yang berwenang menghukum tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS
yang melakukan pelanggaran disiplin, pejabat yang berwenang menghukum dijatuhi hukuman
disiplin oleh atasannya.
 Pejabat yang berwenang menghukum dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat.
 Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dijatuhkan setelah melalui proses pemeriksaan.
 Atasan pejabat yang berwenang menghukum juga menjatuhkan hukuman disiplin terhadap PNS
yang melakukan pelanggaran disiplin.

H. Pemanggilan dan Pemeriksaan, Penjatuhan dan Penyampaian Keputusan


1. Pemanggilan

7
a. Tujuan Pemeriksaan
1) Bersangkutan benar/tidak
2) Faktor yg mendorong/ menyebabkan
3) Mengetahui dampak/akibat
b. Pemeriksaan (dituangkan dalam BAP)
1) Teliti dan obyektif,
2) PYBM mempertimbangkan dengan seksama.
c. Wajib Memeriksa
1) Atasan langsung untuk jenis Hukdis Ringan.
2) Tim Pemeriksa:
a) Hukdis sedang dapat dilakukan oleh tim pemeriksa.
b) Hukdis berat dilakukan oleh tim pemeriksa.

Tim pemeriksa terdiri dari atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian.
Dalam hal tertentu dapat melibatkan pejabat lain yang ditunjuk. Tim pemeriksa dibentuk oleh
pejabat pembina kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk. Dalam hal atasan langsung PNS
yang diduga melakukan pelanggaran disiplin terlibat dalam pelanggaran tersebut, maka yang
menjadi anggota tim pemeriksa adalah atasan yang lebih tinggi secara berjenjang. Dapat juga
meminta keterangan dari pihak lain dalam pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin.

7
2. Pemeriksaan

PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dan kemungkinan dijatuhi HD berat, dapat
dibebaskan sementara dari tugas jabatannya sejak diperiksa sampai dengan ditetapkan keputusan
HD. Diangkat pejabat pelaksana harian. Diberikan hak kepegawaian, jika tidak ada atasan oleh
pejabat lebih tinggi.
Hasil pemeriksaan unsur pengawasan dan/atau unit yang mempunyai tugas pengawasan dapat
digunakan sebagai bahan untuk melakukan pemeriksaan dan/atau melengkapi pertimbangan
untuk menjatuhkan Hukuman Disiplin terhadap PNS yang diduga melakukan Pelanggaran
Disiplin.
Dalam hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan atasan langsung terdapat indikasi penyalahgunaan
wewenang yang menimbulkan kerugian keuangan negara, maka atasan langsung atau tim
pemeriksa wajib berkoordinasi dengan aparat pengawas intern pemerintah. Dalam hal indikasi
tersebut terbukti, aparat pengawas intern pemerintah merekomendasikan Pejabat Pembina
Kepegawaian untuk melaporkan kepada aparat penegak hukum.
3. Penjatuhan Hukuman Disiplin
a. Setiap penjatuhan HD ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum.
b. PNS berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan beberapa pelanggaran, kepadanya hanya
dijatuhi satu jenis HD yang terberat.
c. PNS yang pernah dijatuhi HD, kemudian melakukan pelangaran yang sifatnya sama, maka
dijatuhi HD yang lebih berat dari HD yang pernah dijatuhkan.
d. PNS tidak dapat dijatuhi hukdis 2 kali atau lebih untuk pelanggaran disiplin yang sama.
e. Hukuman Disiplin yang akan dijatuhkan pada PNS yang mendapatkan penugasan khusus dan
bukan merupakan kewenangan pimpinan instansi atau Kepala Perwakilan tempat penugasan
khusus, maka pimpinan instansi atau Kepala Perwakilan mengusulkan penjatuhan Hukuman
Disiplin kepada pimpinan instansi induk disertai berita acara pemeriksaan.
4. Penyampaian HD
a. Ditetapkan oleh Keputusan PYBM.
b. Dilakukan sendiri oleh PYBM.
c. PNS YBS dipanggil secara tertulis untuk menerima keputusan HD.
d. Disampaikan oleh PYBM atau Pejabat lain yang ditunjuk.
e. Apabila kedudukan jauh dapat menunjuk pejabat lain

7
f. Penyampaian Kep. HD dilakukan paling lambat 14 hari kerja.
g. Apabila PNS YBS tidak hadir maka Keputusan HD dikirim kepada YBS
I. Berlakunya Hukuman Disiplin
1. Keputusan Hukuman Disiplin berlaku pada hari ke-15 (lima belas) sejak diterima.
2. Keputusan Hukuman Disiplin yang diajukan Upaya Administratif berlaku sesuai dengan keputusan
upaya administratifnya.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai Upaya Administratif diatur dalam Peraturan Pemerintah tersendiri.

J. Pendokumentasian Keputusan Hukuman Disiplin


1. Keputusan Hukuman Disiplin harus didokumentasikan oleh pejabat pengelola kepegawaian di
instansi yang bersangkutan.
2. Dokumen keputusan Hukuman Disiplin digunakan sebagai salah satu bahan penilaian dalam
pembinaan PNS yang bersangkutan.
3. Pendokumentasian keputusan Hukuman Disiplin termasuk dokumen dalam pemeriksaan diunggah
ke dalam sistem yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara.

K. Ketentuan Peralihan
1. Hukuman Disiplin yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan sedang
dijalani oleh PNS yang bersangkutan dinyatakan tetap berlaku.
2. Keberatan yang diajukan kepada atasan Pejabat yang Berwenang Menghukum atau banding
administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah
ini diselesaikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil beserta peraturan pelaksanaannya.
3. Pelanggaran Disiplin yang dilakukan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan belum
dilakukan pemeriksaan, maka berlaku ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
4. Pelanggaran Disiplin yang telah dilakukan pemeriksaan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah,
maka hasil pemeriksaan tetap berlaku dan proses selanjutnya berlaku ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini.
5. PNS yang melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang lzin
Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil dijatuhi salah satu jenis
Hukuman Disiplin berat berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
6. Ketentuan HD sedang dalam Pasal 8 ayat (3) berlaku setelah PP Gaji dan Tunjangan berlaku.
7. Tetap berlaku Pasal 7 ayat (3) PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
8. Ketentuan Peraturan Pemerintah ini mutatis mutandis berlaku untuk calon PNS.

L. Ketentuan Penutup
1. Peraturan perundangundangan yang merupakan pelaksanaan dari peraturan perundangundangan
mengenai Disiplin PNS yang ada sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Dalam
Usaha Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 8, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 3021) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; dan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia

7
Nomor 5135}, sepanjang tidak mengatur jenis Hukuman Disiplin sedang, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

IZIN PERKAWINAN & PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Dasar Hukum
1. UU NO. 1 TAHUN 1974
2. UU NO. 5 TAHUN 2014
3. PP NO. 9 TAHUN 1975
4. PP NO. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PNS
5. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990
6. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983
7. PERKA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010
8. SE KEPALA BAKN NO.08/SE/1983
9. SE KEPALA BAKN NO. 48/SE/1990
10. SURAT KEPALA BKN NOMOR K.26-30/V.252.2535/99 TGL. 22 AGUSTUS 2011

A. Definisi Perkawinan
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.

B. Perkawinan yang Sah menurut Pasal 2 UU No. 1/1974


Ayat (1) : Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan
kepercayaannya itu.
Ayat (2) : Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penjelasan Pasal 2 :
Dengan rumusan pada pasal 2 ayat (1) ini, tidak ada perkawinan di luar hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya itu.
Penjelasan Umum UU No. 1/ 1974 angka 4 huruf b :
Pencatatan tiap-tiap perkawinan adalah sama halnya dengan pencatatan peristiwa-peristiwa penting
dalam kehidupan seseorang, misalnya : Kelahiran, kematian.
Keterangan :
1. Sepanjang perkawinan dilakukan menurut Agamanya/Kepercayaannya, maka perkawinan
tersebut adalah sah, baik sebagai penganut agamanya maupun sebagai WNI.
2. Pasal 2 ayat (2), mengatur agar tiap perkawinan dicatatkan, tentu yang dicatatkan adalah
perkawinan yang telah sah, kalau perkawinan yang belum sah tidak disuruh dicatatkan.
3. Dengan demikian “Pencatatan Perkawinan” tidak termasuk syarat yang menentukan sah atau
tidaknya suatu perkawinan tetapi merupakan bukti administratif terjadinya perkawinan.
4. Pasal 2 ayat (2) mengatur agar tiap perkawinan dicatatkan, dengan demikian harus terlebih
dahulu ada perkawinan baru kemudian dicatatkan.
5. Jika yang disuruh dicatatkan itu adalah perkawinan yang telah sah, maka pencatatan perkawinan
tidak termasuk syarat yang menentukan sah atau tidaknya suatu perkawinan.

7
C. PP.10/1983 Jo PP.45/1990
 Dasar Pokok Pikiran Ditetapkannya PP No 10 Tahun 1983 Jo PP No 45 Tahun 1990
1. Azas monogami (Pasal 3 UU No 1 Tahun 1974).
2. Beristri lebih dari seorang dan perceraian harus dihindarkan. Dapat dilakukan jika dalam
keadaan sangat terpaksa.
3. PNS harus menjadi teladan yang baik bagi masyarakat dan mampu menunjang kehidupan
berkeluarga yang serasi, sehingga tidak banyak mengganggu pelaksanaan tugas kantor.
PP.10/1983 Jo PP.45/1990 mengatur tentang :
1. Perkawinan PNS
PNS yang melangsungkan perkawinan wajib memberitahukan selambat-lambatnya 1 (satu)
tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan, termasuk duda / janda.

2. Perceraian PNS
PNS yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh ijin atau surat keterangan lebih
dahulu dari Pejabat. Bagi PNS yang berkedudukan sebagai Penggugat wajib ijin dan bagi PNS
yang berkedudukan sebagai Tergugat wajib memperoleh surat keterangan. Dalam permohonan
izin harus disebutkan alasan-alasan perceraian. Adapun alasan-alasan yang syah dapat
melakukan perceraian, yaitu :
a. Salah satu Pihak Berbuat Zina;
b. Salah satu pihak menjadi Pemabuk, Pemadat / Penjudi yang sulit disembuhkan;
c. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa ijin dan
tanpa alasan yang syah;
d. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat
secara terus menerus setelah perkawinan berlangsung;
e. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak
lain;
f. Antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan & pertengkaran dan tidak ada harapan
untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

Namun, permintaan ijin untuk BERCERAI TIDAK dapat diberikan apabila :


a. Alasan bercerai karena isteri mendapat cacat badan atau penyakit.
b. Bertentangan dengan ajaran / peraturan agama yang dianut PNS tersebut.
c. Tidak ada alasan yang sah untuk melakukan perceraian.
d. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Alasan yang dikemukakan bertentangan dengan akal sehat.

Perceraian yang sah menurut Pasal 39 UU No 1/1974 adalah perceraian hanya dapat dilakukan
di depan sidang pengadilan setelah pengadilan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan
keduanya.

7
3. PNS pria yang akan beristri lebih dari seorang
 PNS pria yang akan beristri lebih dari seorang dijelaskan di dalam Pasal 4 yaitu :
a. PNS pria yang akan beristeri lebih dari seorang, wajib memperoleh ijin lebih dahulu dari
Pejabat.
b. PNS wanita tidak diijinkan menjadi isteri kedua, ketiga dan keempat.
c. Permintaan ijin diajukan secara tertulis.
d. Dalam surat permintaan ijin harus disebutkan alasan-alasan yang lengkap.
 Ijin untuk beristeri lebih dari seorang dapat diberikan apabila memenuhi sekurang-kurangnya
1 (satu) syarat alternatif dan 3 (tiga) syarat komulatif.

a. Syarat Alternatif
1) Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri dalam arti isteri menderita
penyakit jasmani atau rohani yang sukar disembuhkan yang dibuktikan dengan surat
keterangan Dokter Pemerintah.
2) Isteri mendapat cacat badan atau penyakit lain yang tidak dapat disembuhkan yang
dibuktikan dengan surat keterangan Dokter Pemerintah.
3) Isteri tidak dapat melahirkan keturunan setelah menikah sekurang - kurangnya 10 tahun
yang dibuktikan dengan surat keterangan Dokter Pemerintah.
b. Syarat Komulatif
1) Ada persetujuan tertulis yang dibuat secara ikhlas dari isteri PNS yang bersangkutan.
2) PNS Pria yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang cukup untuk membiayai
lebih dari seorang isteri dan anak-anaknya yang dibuktikan dengan surat keterangan
pajak penghasilan.
3) Ada jaminan tertulis dari PNS Pria yang bersangkutan bahwa ia akan berlaku adil
terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya.
 Permintaan ijin untuk beristeri lebih dari seorang dapat disetujui apabila :
a. Tidak bertentangan dengan ajaran/Agama yang dianutnya/Kepercayaan terhadap Tuhan
YME.
b. Memenuhi salah satu syarat alternatif dan semua syarat kumulatif.
c. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Alasan yang dikemukakan untuk beristeri lebih dari seorang tidak bertentangan dengan akal
sehat.
e. Tidak ada kemungkinan mengganggu pelaksanaan tugas kedinasan.
Dengan demikian :
a. PNS pria yang menikah dengan istri ke dua, baik itu yang hanya dilakukan sesuai hukum
agama (Siri), maupun yang telah dicatatkan, sepanjang tanpa izin PJBW, PNS tersebut
harus dijatuhi hukuman disiplin tingkat Berat.
b. PNS pria yang baru hanya menyatakan Talak kepada istrinya, bila kawin lagi dengan
wanita lain, baik itu yang hanya dilakukan sesuai hukum agama (Siri) maupun yang telah
dicatatkan,maka perkawinan tersebut merupakan perkawinan dengan istri ke dua, sepanjang
tidak minta izin dari PJBW sebelumnya, maka PNS tersebut harus dijatuhi hukuman
disiplin tingkat berat.
c. PNS pria yang nikah dengan wanita yang mengaku Janda, baik itu pernikahan yang hanya
dilakukan sesuai hukum agama (Siri) maupun yang telah dicatatkan, tetapi ke Jandaan
wanita tersebut baru hanya Talak, maka pernikahan PNS pria tersebut adalah pernikahan
dengan

7
istri orang lain, maka sepanjang tidak ada izin dari PJBW, PNS tersebut harus dijatuhi
hukuman disiplin tingkat berat.

4. PNS wanita dilarang menjadi istri ke-II, dst


a. PNS wanita yang hanya di Talak oleh suaminya, bila menikah dengan pria lain, baik itu
pernikahan hanya dilakukan secara hukum agama (Siri) maupun yang telah dicatatkan, maka
secara juridis PNS wanita tersebut telah Poliandri, maka PNS wanita tersebut harus dijatuhi
hukuman disiplin tingkat berat.
b. PNS wanita yang nikah dengan pria yang mengaku Duda, baik itu pernikahan yang hanya
dilakukan sesuai hukum agama (Siri) maupun yang telah dicatatkan, tapi ke Dudaan pria
tersebut baru hanya Talak kepada istrinya, maka PNS wanita tersebut secara juridis adalah
istri ke dua, maka harus diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS.
c. PNS wanita yang nikah dengan pria yang masih mempunyai istri, baik itu pernikahan yang
hanya dilakukan secara hukum agama (Siri) maupun yang telah dicatatkan, maka PNS
wanita tersebut adalah istri ke dua, sehingga harus diberhentikan tidak dengan hormat
sebagai PNS.

5. Prosedur pemberian dan penolakan ijin melakukan perceraian


Prosedur pemberian dan penolakan ijin melakukan perceraian dijelaskan berdasarkan :
a. Pasal 5
1) Permintaan ijin untuk bercerai atau beristeri lebih dari seorang diajukan kepada Pejabat
melalui saluran hirarki.
2) Setiap atasan yang menerima permintaan ijin dari PNS dalam lingkungannya, baik untuk
melakukan perceraian atau untuk beristeri lebih dari seorang, wajib memberikan
pertimbangan dan meneruskannya kepada Pejabat melalui saluran hirarki dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan TMT ia menerima permintaan ijin dimaksud.
b. Pasal 6
1) Pejabat yang menerima permintaan ijin untuk melakukan perceraian, wajib
memperhatikan dengan seksama alasan-alasan yang dikemukakan dalam surat permintaan
ijin dan pertimbangan dari atasan PNS tersebut.
2) Apabila alasan-alasan dan syarat-syarat yang dikemukakan dalam permintaan ijin tersebut
kurang meyakinkan, maka Pejabat harus meminta keterangan tambahan dari isteri/suami
PNS tersebut atau dari pihak lain yang terkait.
3) Sebelum mengambil keputusan Pejabat berusaha lebih dahulu merukunkan kembali suami
/ isteri tersebut.
c. Pasal 12
Pemberian atau penolakan ijin melakukan perceraian dan untuk beristeri lebih dari
seorang dilakukan oleh Pejabat secara tertulis dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3
(tiga) bulan TMT ia mulai menerima permintaan ijin tersebut.
d. Pasal 13
Pejabat dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada Pejabat lain di
lingkungannya serendah-rendahnya Pejabat eselon IV atau yang dipersamakan untuk
memberikan atau menolak ijin cerai atau beristeri lebih dari seorang bagi PNS golongan II ke
bawah atau yang dipersamakan.

7
6. Pembagian gaji terhadap istri
a. Apabila perceraian terjadi atas kehendak PNS pria, maka ia wajib menyerahkan sebagian
gajinya untuk penghidupan bekas isteri dan anak-anaknya.
b. Pembagian gajinya ialah sepertiga untuk PNS pria, sepertiga untuk bekas isterinya, dan
sepertiga untuk anak-anaknya.
c. Apabila dari perkawinan tersebut tidak ada anak maka gaji dibagi 2 (dua) antara PNS
tersebut dengan bekas isterinya.
d. Pembagian gaji kepada bekas isteri tidak diberikan apabila perceraian terjadi karena isteri
berzina, dan atau melakukan kekejaman atau penganiayaan berat baik lahir maupun bathin
terhadap suami, pemabuk, pemadat, penjudi, meninggalkan suami selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa ijin suami.
e. Apabila perceraian terjadi atas kehendak isteri, maka ia tidak berhak atas bagian penghasilan
dari bekas suaminya.
f. Ketentuan (apabila perceraian terjadi atas kehendak isteri, maka ia tidak berhak atas bagian
penghasilan dari bekas suaminya), tidak berlaku apabila isteri minta cerai karena dimadu dan
atau suami berzina, melakukan kekejaman, pemabuk, pemadat, penjudi, meninggalkan isteri
selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa ijin isteri.
g. Apabila bekas isteri PNS tersebut kawin lagi,maka haknya atau bagian gaji dari bekas
suaminya hapus TMT ia kawin lagi.

Ketentuan Pembagian Gaji (Pasal 8) adalah sebagai berikut :


a. Pembagian gaji akibat perceraian apabila ada anak
1) Suami = 1/3
2) Mantan Istri = 1/3
3) Anak = 1/3
NB.Tidak tergantung pada jumlah anak
b. Pembagian gaji akibat perceraian apabila tidak ada anak
1) Suami = 1/2
2) Mantan Istri = 1/2
c. Pembagian gaji akibat perceraian apabila anak ikut mantan istri
1) Suami = 1/3
2) Mantan Istri 1/3 + Anak 1/3 = 2/3
d. Pembagian gaji akibat perceraian apabila anak ikut suami
1) Suami 1/3 + Anak 1/3 = 2/3
2) Mantan Istri = 1/3
e. Pembagian gaji akibat perceraian apabila memiliki 2 anak, 1 anak ikut suami dan 1 anak ikut
mantan istri
1) Suami 1/3 + Anak 1/6 = 3/6
2) Mantan Istri = 1/3 + Anak 1/6 = 3/6
f. Pembagian gaji akibat perceraian apabila memiliki 3 orang anak 1 anak ikut suami dan 2
orang anak ikut mantan istri
1) 1/3 dari 1/3 gaji = 1/9 diberikan kepada suami
2) 2/3 dari 1/3 gaji = 2/9 diberikan kepada mantan istri
NB. Gaji yang menjadi hak anak dibagi menurut jumlah anak.
g. Pembagian gaji akibat perceraian apabila anak ikut mantan istri kemudian mantan istri
menikah lagi

7
1) Suami = 1/3 + 1/3 = 2/3
2) Mantan istri tidak dapat, sedangkan anak mendapat 1/3
NB: Anak yang ikut mantan istri yang menikah lagi tetap mendapat bagian gaji 1/3
h. Pembagian gaji akibat perceraian apabila anak ikut mantan istri kemudian suami menikah lagi
1) Suami = 1/3
2) 2Mantan istri 1/3 + anak 1/3 = 2/3

Pasal 16 : PNS yang menolak melaksanakan ketentuan pembagian gaji (Pasal 8), dijatuhi salah
satu jenis hukuman disiplin berat berdasarkan PP. 53, Th. 2010.

7. PNS yang hidup bersama


Berdasarkan Pasal 14 PNS dilarang hidup bersama dengan wanita yang bukan isterinya
atau dengan pria yang bukan suaminya sebagai suami isteri tanpa ikatan perkawinan yang sah.
Catatan : Hidup bersama adalah melakukan hubungan sebagai suami isteri diluar ikatan
perkawinan yang sah, yang seolah-olah merupakan suatu rumah tangga.

8. Sanksi
Salah satu sanksi/hukuman disiplin berat berdasarkan PP No. 94 Tahun 2021, apabila :
a. Tidak memberitahukan perkawinan pertama dalam jangka waktu 1 th setelah perkawinan;
b. Cerai tanpa izin /surat keterangan dari Pejabat;
c. Beristri lebih dari seorang tanpa izin Pejabat;
d. Hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah;
e. Tidak melaporkan perceraian dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 bulan setelah
perceraian;
f. Tidak melaporkan perkawinan kedua/ketiga/ keempat dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 1 tahun setelah perkawinan.
PNS wanita yg melanggar ketentuan Pasal 4 ayat (2) dijatuhi HD pemberhentian dengan
hormat TAPS sebagai PNS (Pasal 15 ayat (2) PP 45/90 jo Pasal. 87 ayat (3) UU ASN).
Sedangkan atasan yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (2) & PJB yang melanggar ketentuan
Pasal 12, dijatuhi salah satu HD berat berdasarkan PP.53/2010.
Adapun tingkat dan jenis hukuman disiplin dijelaskan berdasarkan peraturan Gubernur
Nomor 19 Tahun 2020 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai. Sedangkan dampak hukuman
disiplin bagi tunjangan kinerja daerah untuk kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru,
pengawas sekolah, penilik dan pamong belajar dijelaskan berdasarkan Peraturan Gubernur
Nomor 22 Tahun 2017.

8
75

Anda mungkin juga menyukai