Disusun oleh:
Nama : Ihwanudin, S.Pd.
NI PPPK : 199603042022211003
Instansi : SD Negeri 1 Kismoyoso
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
ridho dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir
orientasi Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Kabupaten
Boyolali di SD Negeri 2 Gagaksipat. Penyusunan laporan akhir ini adalah salah
satu (1) tahap akhir dalam pelaksanaan Orientasi Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) Kabupaten Boyolali. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak- pihak yang terlebit dan dapat terselenggara dengan lancar dan
penyusunan laporan dapat penulis selesaikan dengan optimal. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Mohammad Said Hidayat, SH selaku Bupati Kabupaten Boyolali yang
telah mendukung pelaksanaan kegiatan orientasi Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) Angkatan II.
2. Ibu Siti Askariyah, S.Sos, MM selaku Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan
dan Pelatihan Daerah (BKP2D) beserta jajarannya yang bersedia memberikan
pelayanan yang optimal selama pelaksanaan orientasi Pegawai Pemerintan
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Angkatan II.
3. Bapak Darmanto, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Boyolali yang telah memberikan dukungan dan
perhatian dalam pelaksanaan orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK).
4. Seluruh pemateri dan narasumber yang telah memberikan materi dan
pengetahuan selama orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
berlangsung.
5. Ibu Dwi Paryanti, S.Pd.SD selaku kepala sekolah dan mentor yang telah
memberikan banyak bimbingan dan arahan dalam pelaksanaan orientasi
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
6. Seluruh rekan- rekan peserta orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK) yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan akhir
iii
7. Bapak dan Ibu Guru dan keluarga besar SD Negeri 1 Kismoyoso
Kecamatan .Ngemplak Kabupaten Boyolali yang telah memberikan dukungan
dan motivasi kepada penulis.
8. Keluarga besar tanpa terkecuali yang telah memberikan dukungan, motivasi,
perhatian dan doa kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyususnan laporan akhir orientasi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang
dapat membangun dari berbagai pihak demi sempurnanya laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Maksud dan Tujuan 2
C. Waktu dan Tempat 2
BAB II NILAI DAN ETIKA PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
3
A. Visi dan Misi 3
B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) 6
C. Manajemen Kepegawaian dan Penilaian Kinerja PPPK 6
D. ASN Ber- Akhlak 7
BAB III NILAI DAN ETIKA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
9
A. Rencana Strategi (Renstra) SD Negeri 1 Kismoyoso 9
B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) SD Negeri 1 Kismoyoso
10
C. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) PPPK di SD Negeri 1 Kismoyoso
11
BAB IV RENCANA KERJA PPPK 12
A. Rencana Kerja Tahunan 12
B. Berita Acara Seminar 13
C. Foto Kegiatan Seminar 14
BAB V PENUTUP 15
A. Kesimpulan 15
B. Saran 16
LAMPIRAN HASIL RESUME MATERI 17
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru merupakan
salah satu profesi dalam bidang pendidikan, guru memiliki peran yang
sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang
dilaksanakannya. Sebagai pendidik, guru harus bisa berusaha menciptakan
kondisi belajar mengajar yang efektif dalam proses pembelajarannya, yang
mampu meningkatkan kemampuan peserta didik untuk aktif, kreatif dan
menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus peserta didik capai. Guru
profesional adalah tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi yang mampu untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alenia 4 yang berbunyi
“Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Selain itu guru juga mmiliki peran
dan fungsi yang mana guru harus selalu mengikuti perkembangan jaman
serta selalu berinovasi memberikan gagasan baru khususnya dalam bidang
pendidikan. Guru juga harus melek teknologi yang mana pada saat ini
teknologi adalah salah satu hal yang menarik untuk di bicarakan dan
dipelajari sehingga tidak kalah dengan negara - negara lain.
Sesuai dengan PP No. 49 Tahun 2019 tentang Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja
untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan. Peraturan tersebut menjelaskan tentang kriteria dan syarat
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Peraturan LAN
Nomor 15 Tahun 2020 BAB IV Pasal 31 berbunyi bahwa Instansi
1
Pemerintah wajib menyelenggarakan Orientasi bagi PPPK, Sesuai juga
dengan Pedoman
2
3
4
5
Loyalitas dan kesetiaan ASN terletak pada ideologi dan dasar negara
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, NKRI serta pemerintahan yang sah. Dan tidak pada satu sosok
atau pihak tertentu.
6. Adaptif
Adaptasi dapat dilakukan dengan terus berinovasi dengan
mengembangkan kreativitas. Setiap pegawai juga harus selalu bertindak
proaktif dan tidak hanya berpangku tangan.
7. Kolaboratif
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak
harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat
mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita.
BAB III
NILAI DAN ETIKA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
10
11
13
14
A. Kesimpulan
Guru merupakan salah satu profesi dalam bidang pendidikan, guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan
kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya. Sebagai pendidik, guru harus
bisa berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif dalam
proses pembelajarannya, yang mampu meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk aktif, kreatif dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang
harus peserta didik capai. Guru profesional adalah tenaga pendidik yang
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang mampu untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Sesuai dengan PP No. 49 Tahun 2019 tentang Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja
untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan. Peraturan tersebut menjelaskan tentang kriteria dan syarat
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Peraturan LAN
Nomor 15 Tahun 2020 BAB IV Pasal 31 berbunyi bahwa Instansi
Pemerintah wajib menyelenggarakan Orientasi bagi PPPK, Sesuai juga
dengan Pedoman Orientasi PPPK KEPLAN No. 289/K.1/PDP.07/2022
yang berisi tentang tujuan orientasi yaitu untuk memberikan pengenalan
nilai- nilai, tugas dan fungsi ASN dan penyediaan informasi mengenai
ASN dan pembekalan kepada Pegawai Pemerintah denga Perjanjian Kerja
yang baru diangkat. Orientasi sebagaimana dimaksud tidak termasuk
bentuk pelaksanaan pengembangan kompetensi, Orientasi dilakukan
sesuai kebutuhan Instansi Pemerintahan.
16
17
B. Saran
Terlaksananya orientasi Pegawai Pemerintah denga Perjanjian
Kerja (PPPK) Kabupaten Boyolali diharapkan adanya peningkatan
kompetensi bagi para peserta dan memberikan pemahaman kepada
Pegawai Pemerintah denga Perjanjian Kerja (PPPK) atas aturan dan
kebijakan-kebijakan yang berlaku di dalam pemeritahan serta dapat
tercapainya tujuan yang tercantum dalam peraturan-peraturan yang sudah
ada dan yang sudah dibuat. Sehingga sebagai ASN yang profesional dapat
mewujudkan tujuan Negara Indonesia yang termuat dalam Pembukaan
UUD 1945 alenia 4.
LAMPIRAN
RESUME HARI KE-1
SAMPAI
HARI KE-3
NAMA : DENISTA DENTA BAHANA, S.Pd.SD
NIPPPK : 1986021182022211012
JABATAN : GURU KELAS
UNIT KERJA : SDN 2 GAGAKSIPAT
17
Percaya diri
Mengatur diri sendiri
Bertanggung jawab dan akuntabel
KNOWLEDGE/Pengetahuan
Spesialis
Generalis
Nilai-nilai dasar ASN / ASN BERAKHLAK
Berorientasi pada pelayanan
Akuntabel
Kompeten
Harmonis
Loyal
Adaptif
Kolaboratif
UPAYA PENGEMBANGAN PROFESIONALISME ASN
1. Growth mindset
Saya dapat pelajari apapun yang saya mau
Ketika saya frustasi saya gigih berusaha
Saya ingin diri sendiri saya tertantang
Ketika saya gagal saya belajar
katakana kepada saya, bahwa berusaha keras
Ketika ada yang sukses saya terinspirasi
Usaha dan perilaku saya akan sangat menentukan
2. Be productive
gunakan waktu seproduktif mungkin
Fokus pada tugas yang menjadi tanggung jawab
Hindari medsos yang bukan untuk kepentingan tugas
3. develop a professional image
Berpakaian secara rapi, bersih dan pantas sesuai instansi
Gunakan kartu pengenal instansi dan berbagai kelengkapan lain
18
Rapikan ruangan kerja, bersih, nyaman yang membuat situasi menjadi
dinamis
4. Take Inisiative
Selesaikan pekerjaan dengan cepat
Ambil inisitaif pekerjaan lain yang perlu segera diselesaikan tanpa harus
disuruh, untuk membantu target-target unit kerja
Munculkan inovasi-inovasi
5. Maintain effective work habits
Buat prioritas, susun rencana dan Kelola tugas-tugas agar dapat selesai
sesuai target waktu
Diskusikan dengan rekan kerja, senior, atasan agar memperoleh masukan
Cari terobosan-terobosan untuk memperoleh cara yang paling efektif dan
efisien dalam penyelesaianya
6. Manage your time effisiently
Buat prioritas, tetapkan targe-target dan susun rencana aksi
Susun jadwal kerja dan penyelesaian target harian sesuai dengan
rencana aksi
Atur waktu agar dapat tercapai keseimbangan hidup
7. Demonstrate integrity
Tunjukan kejujuran dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
Berperilaku sesuai dengan nilai- nilai organisasi dan kode etik serta kode
perilaku
Netral, bebas dari benturan kepentingan ( tidak menerima gratifikasi ),
tidak terlibat dalam organisasi terlarang
8 Provide excellence
Tunjukan bahwa hasil pekerjaan kita merefleksikan kesempurnaan yang
melebihi harapan
Kesalahan dalam berproses akan memberikan pelajaran berharga untuk
kesempurnaan hasil akhir
Kerja keras untuk memberikan hasil terbaik
19
Berikan pelayanan yang terbaik, tunjukkan perilaku melayani dengan
prima
9. Be a problem – Solver
Terus lakukan berbagai upaya untuk mencari solusi terbaik ditengah
keterbatasan sumber daya
10. Be Resilient
Terus menerus meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan erilaku
positif
Mengevaluasi diri, mengatasi berbagai kekurangan/kelemahan,
memperbarui berbagai kelebihan
Menerima tantangan-tantangan baru agar memiliki keampuan beradaptasi
dengan perubahan
11. Communicate effectively
Bangun komunikasi dengan berbagai pihak baik yang terkait / tidak
terkait dengan bidang tugas
Gunakan berbagai media komunikasi baik online maupun langsung
Tingkatkan kemampuan komunikasi secara efektif agar tugas-tugas
terlaksana dengan baik
12. Develop self awareness
Terus menerus mengelola dan mengendalikan emosi
Gunakan pemicu emosi untuk memberikan sesuatu reaksi yang positif dan
produktif
Menerima kritik sebagai bagian dari upaya pengembangan diri
13. Build relationship
Bangun jejaring yang baik dengan rekan kerja, pengguna layanan,
pemangku kepentingan/profesi
Tingkatkan hubungan menjadi hubungan kolaboratif yang efektif untuk
meningkatkan kompetensi
Hormati seluruh relasi agar tetap terjaga kolaborasi positif
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU
PP 94 Tahun 2021 tentang disiplin PNS
20
NAMA : DENISTA DENTA BAHANA, S.Pd.SD
NIPPPK : 1986021182022211012
JABATAN : GURU KELAS
UNIT KERJA : SDN 2 GAGAKSIPAT
OVERVIEW ORIENTASI
DASAR HUKUM
UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
PP No. 49 Tahun 2018 Manajemen PPPK
Perpres No. 38 Tahun 2020 jenis jabatan yang dapat diisi PPPK
Peraturan LAN no 15 tahun 2020 pengembangan kompetensi PPPK
PermenPANRB no 70 tahun 2020 masa hubungan perjanjian kerja PPPK
Kep Ka. LAN No 289/K.1/PDP.07/2022 pedoman orientasi PPPK
APARATUR SIPIL NEGARA
Adalah PNS dan PPPK yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
APARATUR SIPIL NEGARA
Terdiri dari:
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan (PP No. 11 tahun 2017)
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian
kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan
(PP No. 49 Tahun 2019)
21
PEGAWAI ASN
KEDUDUKAN (PASAL 8 & 9 UU No. 5/14) Sebagai unsur aparatur negara
yang melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi
Pemerintah dan harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan
dan partai politik.
TUGAS (PASAL 11 UU No. 5/14) Melaksanakan kebijakan publik yang
dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas; dan Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
JENIS JABATAN ASN
Jabatan Fungsional (Pasal 17 UU No. 5/14)
Tugas pokok pelayanan fungsional yang berdasarkan keahlian dan keterampilan,
Terbagi menjadi :
Fungsional keahlian: pratama, muda, madya, utama.
Fungsional keterampilan : pemula, terampil, mahir.
Peraturan LAN Nomor 15 Tahun 2020
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 31
Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan Orientasi bagi PPPK.
Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk bentuk
pelaksanaan Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (2).
Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai kebutuhan
Instansi Pemerintah.
HAK-HAK PEGAWAI ASN
PPPK (Psl 22 UU No. 5/14)
Gaji, tunjangan, dan fasilitas;Cuti;Perlindungan (jaminan hari tua, kesehatan,
kecelakaan kerja, kematian, bantuan hukum; danPengembangan kompetensi
Peraturan LAN Nomor 15 Tahun 2020
Pasal 32
22
Orientasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dilaksanakan paling
lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak diangkat pertama kali sebagai PPPK.
Pelaksanaan Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
pengenalan tugas dan fungsi ASN; dan
pengenalan nilai dan etika pada Instansi Pemerintah.
ORIENTASI PPPK
Orientasi PPPK dilaksanakan paling lambat 1 bulan terhitung sejak diangkat
pertama kali sebagai PPPK
PEDOMAN ORIENTASI PPPK KEPLAN NOMOR 289/K.1/PDP.07/2022
Bertujuan untuk :
Memberikan pengenalan nilai-nilai, tugas dan fungsi ASN
dan penyediaan informasi mengenai aparatur sipil negara dan pembekalan kepada
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang baru diangkat.
Kegiatan Orientasi Bagi PPPK
MOOC oleh LAN :rientasi Pengenalan tugas dan fungsi ASN dilakukan oleh
Instansi Pemerintah yang pelaksanaannya berdasarkan pada Kurikulum dan
menggunakan sistem informasi yang ditetapkan oleh LAN. sebanyak 45 JP.
Orientasi Instansi :Orientasi Pengenalan nilai dan etika pada Instansi Pemerintah
oleh Instansi Masing-Masing Minimal 16 JP / Keplan 289 thn 2022
Struktur Program Orientasi Nilai & Etika Instansi Pemerintah PPPK
Pengenalan SOTK :4 JP
membekali peserta dengan pengetahuan visi misi dan tugas fungsi dan fungsi
unit organisasi
Pengenalan Jabatan 4 JP
membekali peserta dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku terkait
dengan tugas dan uraian jabatan, dan tanggungjawab jabatannya
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi 4 JP
membekali peserta dengan kemampuan untuk menyusun perencanaan kinerja,
merumuskan sasaran kerja pegawai,menjelaskan pelaksanaan kinerja dan
penilaian kinerja dalam organisasi
Penerapan Fungsi dan Tugas ASN di Tempat Kerja 4 JP
23
membekali peserta dengan kegiatan pembelajaran untuk memaknai dan
menginternalisasi nilai-nilai BERAKHLAK dalam menjalankan fungsi dan tugas
ASN ditempat kerja.
SERTIFIKASI ORIENTASI
PPPK yang telah selesai mengikuti program orientasi Pengenalan Tugas dan
Fungsi ASN dari awal sampai akhir/ Evaluasi melalui MOOC
PPPK telah menyelesaikan Laporan /Tugas Akhir dalam Kegiatan Orientasi
Pengenalan Nilai dan Etika Instansi Pemerintah
Siapa itu PPPK ?ASN ( UU No 5 Th 2014 /6)
Menduduki jab JF & JPT Madya & Utama
Dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi (design P3K adalah
ekspertis)
Memiliki NIP secara Nasional
Usia min 20 thn dan maks setahun sebelum BU Jab
Masa kerja paling singkat 1 tahun
Gaji berdasarkan perundang-undangan
Perlindungan: JHT, JamKes, JKK, JKM, BanHK
Bangkom :
Orientasi maks 1 bulan setelah diangkat
Pelatihan maks 24 jp setahun
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi
tahunan yang dituangkan dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi.
Perencanaan pengembangan kompetensi untuk mewujudkan profesionalitas
ASN dengan mempertimbangkan kebutuhan individu pegawai dan kebutuhan
umum organisasi dengan sistem perencanaan yang rasional, holistik
(terintegrasi), terarah, efektif dan efisien.
3 (tiga) jenis kompetensi yang perlu dikuasai oleh ASN agar dapat mendorong
proses pembangunan nasional, meliputi :
Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan,
pelatihan teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis;
24
Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan
struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan; dan
Kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga
memiliki wawasan kebangsaan.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR
Pelatihan Dasar Calon PNS (Gol I/II dan Gol III) (CPNS berdasarkan formasi
jabatan yang dilamar)
Pelatihan Kepemimpinan: (I, II, III, IV) (Utama, Madya, Pratama,
Administrator, dan Pengawas).
Pelatihan Teknis (Semua ASN dalam Jabatan)
Pelatihan Fungsional (Semua ASN dalam jabatan Fungsional)
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PPPK Peraturan LAN Nomor 15 Tahun
2020
Pasal 4
Pengembangan Kompetensi bertujuan untuk: pengayaan pengetahuan PPPK
dalam lingkup Kompetensi Teknis; pemenuhan tuntutan kebijakan; dan/atau
penghargaan terhadap kinerja PPPK.
Pasal 5 (2)
Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi dilakukan paling lama 24 (dua puluh
empat) JP dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PPPK Peraturan LAN Nomor 15 Tahun
2020
Pasal 6
(1) Selain Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) dimungkinkan bagi PPPK untuk melakukan pengembangan kapasitas
secara mandiri
(2)Pengembangan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disesuaikan
dengan kebutuhan organisasi yang dilakukan:
a. dalam jam kerja, berdasarkan atas izin dan penugasan tertulis dari atasan
langsung paling rendah setingkat JPT pratama; dan/atau
25
b. di luar jam kerja, dengan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
atasan langsung.
Sijari AKPK
Si Jari AKPK adalah sebuah sistem informasi berbasis web yang disediakan oleh
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa
Tengah untuk memfasilitasi kebutuhan pengembangan kompetensi bagi PNS di
Jawa Tengah.
26
Hari / Tgl : Kamis, 2 Maret 2023
Nama : Denista Denta Bahana, S.Pd.SD
NIPPPK : 198602182022211012
Jabatan : Ahli Pertama-Guru Kelas
Unit Kerja : SD Negeri 2 Gagaksipat
RESUME
TANTANGAN, PELUANG DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH BOYOLALI
ASN perlu bekerja dengan baik dan professional karena bekerja untuk
melayani masyarakat .
ASN harus mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
ASN harus selalu belajar atau meningkatkan kompetensi dan kinerja agar di
masa yang akan datang mempunya peluang untuk mengembangkan diri dan
meningkatkan kariernya sebagai ASN.
ASN mengikuti perkembangan zaman tetapi jangan sampai menggunakan
teknologi untuk hal-hal yang merusak nilai-nilai etika dan norma sebagai
ASN.
ASN harus tahu dan memahami UU ITE.
ASN memiliki komitmen menjadi abdi yang baik untuk wilayah nya
(Kabupaten Boyolali)
ASN mampu menerima tantangan dalam masyarakat.
ASN harus mampu memahami karakter orang-orang di sekitarnya.
Syarat perpanjangan kontrak ASN berdasarkan kinerja dan akhlak (perilaku).
Pemerintah Kabupaten Boyolali membuat aturan tidak diskriminatif dengan
tetap memperhatikan kondisi wilayah dan kebutuhan masyarakat.
27
Nama : Denista Denta Bahana, S.Pd.SD
Ni PPPK : 1986021182022211012
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : SDN 2 Gagaksipat
Definisi :
Visi adalah suatu rangkaian kata yang memuat impian, cita-cita, nilai, masa depan
dari suatu organisasi, baik di dalam sebuah lembaga hingga perusahaan. Visi juga
merupakan sebuah tujuan organisasi dalam bekerja
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi
Visi Misi ini dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah yang
disebut RPJMD. Sehingga RPJMD merupakan bagian dari Perencanaan
Pembangunan Daerah yang memuat penjabaran Visi dan Misi
28
2. Meneruskan Pro Investasi
a. Melanjutkan arah pembangunan yang pro investasi berarti tidak hanya
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus
pembangunan nasional dalam rangka pemulihan ekonomi nasional secara
sistematis dan cepat.
b. Arah pro investasi tetap pada kesejahteraan masyarakat Boyolali tanpa
menghadirkan ketimpangan sosial.
c. Pro investasi tetap dikendalikan dengan prinsip pembangunan yang
berkelanjutan,
3. Melangkah Dan Menata Bersama, Penuh Totalitas (METAL)
g. Seluruh komponen diharapkan mampu melangkah dan menata bersama
penuh totalitas.
h. Gotong royong dengan saling bersinergi dan berkolaborasi dengan
landasan nilai kearifan yang tertanam kuat di tengah masyarakat berupa
filosofi dari Pangeran Sambernyawa “Tiji Tibeh (mati siji, mati kabeh,
mukti siji mukti kabeh)”.
Misi Kabupaten Boyolali
1. Boyolali Meneruskan Pro Investasi, Maju, Sinergi Dan Berkelanjutan
b. Memantapkan “business friendly”, dengan mempertahankan iklim
investasi yang kondusif, mendorong perusahaan yang ramah lingkungan
(green company), strategi bisnis perusahaan (green strategy), dan proses
bisnis yang aman, nyaman dan bersih (green process), serta pengembangan
produk yang ramah lingkungan (green product) serta Pengembangan
kompetensi dan perlindungan kepada sumber daya manusia (green
employee).
i. Mensinergikan manajemen pemerintahan
j. Pembangunan Sosial
k. Pembangunan Lingkungan
l. Pembangunan ekonomi
m. Pembangunan tata kelola pemerintahan
n. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
29
2. Boyolali Sehat, Tangguh, Cerdas, Berkarakter Dan Berbudaya
a. Mendorong pembangunan berkelanjutan, yang memanusiakan manusia
dengan pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup, berlandaskan
prinsip universal, terintegrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak
akan ada seorang pun yang terlewatkan atau “No-one Left Behind”.
b. Dengan adanya resiko bencana dan perubahan iklim dan dampaknya,
mitigasi bencana dan tindakan cepat untuk mengatasi diperlukan sebagai
bentuk wilayah yang Tangguh
c. Penyediaan dan pemeliharaan sarana prasarana olah raga publik.
d. Adanya Pemeliharaan fakir miskin, yatim, anak terlantar dan penanganan
penyandang masalah kesejahteraan sosial. Demikian pula dengan Sosial
and Economy Safety Net yakni jaminan sosial daerah baik bidang
kesehatan maupun sosial seperti cukup sandang, pangan, dan papan
3. Boyolali Kota Susu, Lumbung Pangan Nasional
a. Mempertahankan tradisi Boyolali Kota Susu, penghasil daging serta sektor
peternakan lainnya adalah sesuatu yang prioritas
b. Boyolali Lumbung Pangan sebagai aplikasi dari konsep ketahanan pangan
(food security) lokal dan nasional terus dipertahankan dan dikembangkan
c. Meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, termasuk sektor sejenis
lainnya. Dan pendampingan sampai dengan konsumsi dan produksi yang
bertanggung jawab dan berkelanjutan serta member nilai lebih pada pasca
produksi
4. Boyolali Menghadirkan Pemerintahan Yang Bersih, Efektif Dan Terpercaya
a. Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk semua, dan membangun
kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan
b. Pembangunan integritas dengan menumbuhkan karakter yang baik.
c. Pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan prinsip-prinsip pokok
good and clean governance.
d. Boyolali berusaha menumbuhkan pemerintah yang dapat memaksimalkan
potensi yang dimiliki dan meminimalisir kendala atau masalah yang
30
dihadapi, melalui inovasi-inovasi yang bermuara pada efektifitas, efisiensi
dan kesejahteraan masyarakat
5. Boyolali Tersenyum, Tumbuh, Mandiri Dan Berdaya Saing
a. Boyolali dikenal dengan slogan Tersenyum, yang memiliki arti tertib, elok,
rapi, sehat, nyaman untuk masyarakat.
b. Boyolali tumbuh dengan infrastruktur yang tangguh dan ikonik dengan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,
kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang
layak untuk semua.
c. Potensi ekonomi daerah, akan terus dioptimalkan guna kemandirian daerah
dengan kinerja yang inovatif yang diharapkan dapat meningkatkan daya
saing daerah.
Indicator Capaian Pembangunan Kab Boyolali
Definisi:
Indikator adalah alat ukur dalam sebuah proses mencapai tujuan. Dan Indikator
dapat digunakan untuk mengetahui faktor perubahan dalam mencapai tujuan
tersebut.
Tujuan/Indikator
Tujuan I Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi dan Laju
Pertumbuhan Ekonomi
Tujuan II Menurunnya tingkat kemiskinan
Tujuan III Meningkatnya SDM yang berkualitas dan berdaya saing dan
Indeks Pembangunan Manusia
Tujuan IV Meningkatnya ketahanan sosial
Indeks Risiko Bencana
Angka Konflik Sosial
Tujuan V Meningkatnya Keberdayaan Sosial
Indeks Pemberdayaan Gender
Angka Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Indeks Desa Membangun
Tujuan VI Meningkatnya kesejahteraan petani
31
Nilai Tukar Petani
Tujuan VII Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik
Indeks Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (IPPD)
Tujuan VIII Meningkatnya kenyamanan hidup Kabupaten Boyolali
Indeks Smart City
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
32
Nama : Denista Denta Bahana, S.Pd.SD
Ni PPPK : 1986021182022211012
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : SDN 2 Gagaksipat
1. DASAR HUKUM
Undang-Undang No 23 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 2016 Dan Perubahannya
Permendagri No 12 Tahun 2017
2. URUSAN PEMERINTAHAN
Urusan Urusan Pemerintahan Konkuren Urusan
Pemerintahan Pemerintahan
Absolut Umum
Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah Kewenangan
Pemerintah Pusat provinsi dan Daerah Presiden
Kabupaten/Kota (dasar sebagai kepala
pelaksanaan Otonomi Daerah) pemerintahan
Urusan pemerintahan konkuren
yang menjadi kewenangan
Daerah terdiri atas Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan
Pemerintahan Pilihan
33
Moneter dan fiskal nasional; dan
Agama.
4. URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
Urusan Pemerintahan Wajib
a. Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
b. Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
Urusan Pemerintahan Pilihan
5. URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN (URUSAN
PEMERINTAHAN WAJIB)
a. Berkaitan dengan pelayanan dasar
pendidikan;
kesehatan;
pekerjaan umum dan penataan ruang;
perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan
sosial.
b. Tidak berkaitan dengan pelayanan dasar
tenaga kerja;
pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
pangan;
pertanahan;
lingkungan hidup;
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
pemberdayaan masyarakat dan Desa;
pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
perhubungan;
komunikasi dan informatika;
koperasi, usaha kecil, dan menengah;
penanaman modal;
kepemudaan dan olah raga;
statistik;
34
persandian;
kebudayaan;
perpustakaan; dan
kearsipan.
6. URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN URUSAN
PEMERINTAHAN PILIHAN
Kelautan dan perikanan;
Pariwisata;
Pertanian;
Kehutanan;
Energi dan sumber daya mineral;
Perdagangan;
Perindustrian;
Transmigrasi.
7. URUSAN PEMERINTAHAN UMUM
pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional
pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa;
pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama, ras, dan
golongan lainnya
penanganan konflik sosial
koordinasi pelaksanaan tugas antar instansi pemerintahan yang ada di
wilayah Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota
pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila;
pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan
kewenangan Daerah dan tidak dilaksanakan oleh Instansi Vertikal
8. URUSAN PEMERINTAHAN UMUM
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan urusan pemerintahan umum,
dibentuk Forkopimda provinsi, Forkopimda kabupaten/kota, dan forum
koordinasi pimpinan di Kecamatan
35
9. TUGAS KEPALA DAERAH
memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;
memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan
rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama
DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD;
menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan
Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas
bersama;
mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan;
mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan
melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
10. SEKRETARIAT DPRD
unsur pelayanan administrasi dan pemberian dukungan terhadap tugas
dan fungsi DPRD
dipimpin oleh sekretaris DPRD
bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD kabupaten dan secara
administratif bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris
Daerah kabupaten
11. Sekretariat DPRD mempunyai tugas:
menyelenggarakan administrasi kesekretariatan;
menyelenggarakan administrasi keuangan;
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD; dan
menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh
DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.
36
12. FUNGSI SEKRETARIAT DPRD
penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD kabupaten/kota;
penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD kabupaten/kota;
fasilitasi penyelenggaraan rapat DPRD kabupaten/kota; dan
penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh
DPRD kabupaten/kota.
13. WEWENANG KEPALA DAERAH
Mengajukan Rancangan Perda;
Menetapkan Perda Yang Telah Mendapat Persetujuan Bersama DPRD;
Menetapkan Perkada Dan Keputusan Kepala Daerah;
Mengambil Tindakan Tertentu Dalam Keadaan Mendesak Yang Sangat
Dibutuhkan Oleh Daerah Dan/Atau Masyarakat;
Melaksanakan Wewenang Lain Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
14. KEWAJIBAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
menaati seluruh ketentuan peraturan perundang- undangan;
mengembangkan kehidupan demokrasi;
menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah;
menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik;
melaksanakan program strategis nasional; dan
menjalin hubungan kerja dengan seluruh Instansi Vertikal di Daerah
dan semua Perangkat Daerah.
15. FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH
Pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah;
Pengoordinasian pelaksanaan tugas satuan kerja Perangkat Daerah;
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Daerah;
37
Pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada
instansi Daerah; dan
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.
16. INSPEKTORAT DAERAH
unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
dipimpin oleh inspektur
bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris Daerah
tugas membantu kepala daerah membina dan mengawasi pelaksanaan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan oleh Perangkat Daerah
17. FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH
perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi
pengawasan;
pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya;
pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan
bupati/wali kota;
penyusunan laporan hasil pengawasan;
pelaksanaan koordinasi pencegahan tindak [pidana korupsi
pengawasan pelaksanaan program reformasi birokrasi
pelaksanaan administrasi inspektorat kabupaten/kota; dan
pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait
dengan tugas dan fungsinya.
18. DINAS
melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
dipimpin oleh Kepala Dinas
bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris Daerah
38
tugas membantu bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan
kepada kabupaten
19. FUNGSI DINAS
perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait
dengan tugas dan fungsinya.
20. KLASIFIKASI DINAS
dinas tipe A yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang besar;
dinas tipe B yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang sedang; dan
dinas tipe C yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang kecil.
21. BADAN
melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah
dipimpin oleh Kepala Badan
bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris Daerah
22. Fungsi penunjang meliputi
perencanaan;
keuangan;
kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan;
penelitian dan pengembangan; dan
fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
23. KLASIFIKASI BADAN
badan tipe A yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi
penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang besar;
39
badan tipe B yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi
penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang sedang; dan
badan tipe C yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi
penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang kecil.
24. KECAMATAN DAN KELURAHAN
A. KECAMATAN
Tujuan dibentuknya Kecamatan adalah untuk meningkatkan
koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan
pemberdayaan masyarakat Desa/kelurahan
Kecamatan dibentuk dengan Perda Kabupaten berpedoman pada
peraturan pemerintah.
Dipimpin oleh camat
B. KELURAHAN
Kelurahan dibentuk dengan Perda Kabupaten berpedoman pada
peraturan pemerintah.
Kelurahan dipimpin oleh seorang kepala kelurahan yang disebut
lurah selaku perangkat Kecamatan dan bertanggung jawab kepada
camat.
25. UPT
Unit Pelaksana Teknis dibentuk untuk melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu
Bidang Pendidikan berupa Satuan Pendidikan (satuan pendidikan
Formal dan Satuan Pendidikan Non Formal)
Bidang Kesehatan berupa Rumah Sakit Daerah sebagai unit organisasi
bersifat khusus dan pusat kesehatan masyarakat sebagai unit organisasi
bersifat fungsional yang memberikan layanan secara profesional
UPT terdiri dari UPT kelas A (mewadahi beban kerja yang besar) dan
UPT Kelas B (mewadahi beban kerja yang kecil)
40
26. TRANSFORMASI ORGANISASI
41
Nama : Denista Denta Bahana, S.Pd.Sd
Ni PPPK : 1986021182022211012
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : SDN 2 Gagaksipat
42
AREA POTENSI KORUPSI
1. Pengelolaan Anggaran
Konsipirasi dg pihak tertentu utk mengalokasikan kegiatan fiktif (titip
anggaran)
Markup satuan biaya kegiatan/volume
Markdown Pendapatan daerah
Memalsukan bukti pengeluaran
Membuat SPJ palsu (kegiatan fiktif)
Memalsukan tanda tangan honor, daftar hadir, dsb
Membuat laporan keuangan fiktif
2. Pengadaan Barang/Jasa
Menekan panitia agar memenangkan rekanan tertentu
Volume barang/jasa tidak sesuai SPK/kontrak
Spesifikasi barang/jasa tidak sesuai SPK/&KAK
SPK/Kontrak dimenangkan oleh rekanan tapi dikerjakan oleh internal
sendiri/oknum
Menerima hadiah/fee dari rekanan
Memahalkan HPS atau nota pembelian
Melibatkan famili atau teman sejawat dalam pengadaan barang
Meminta bagian dari rekanan
Mengutip biaya tambahan
Membuat laporan kemajuan fisik palsu
3. Pengelolaan Barang Daerah
Pencatatan aset tidak wajar
Pemeliharan atas barang fiktif
Penyerobotan/pengakuan/penghilangan aset oleh oknum pejabat/pns secara
sengaja
Menggunakan aset utk kepentingan pribadi
4. Pelayanan Publik
43
Masih ada Praktik Pungli
MASIH ada GRATIFIKASI
Pelayanan tidak Prima- PTSP
Perijinan yang tidak transparan
DAMPAK KORUPSI
In-efisiensi dalam penyelenggaraan negara
Kenaikan biaya administrasi
Mengurangi kuantitas dan kualitas hasil pembangungan
Pelayanan Publik menurun
Menurunkan martabat aparat birokrasi
Ketidakpercayaan masyarakat terhadap birokrasi
Ketimpangan dlm Pendapatan ( Kaya –Miskin)
RED FLAG KORUPSI
Pegawai Manajemen
44
Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan, akan menjunjung etika jabatan,
bekerja dengan sebaik baiknya,dan penuh tanggungjawab.Bahwa saya, aka
menjaga integritas, tidak menyalahgunakan kewenangan serta menghindari diri
dari perbuatan tercela
INTEGRITAS
Suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-
nilai, metode-metode dan berbagai hal yang dihasilkan. Berintegritas sering
diartikan sebagai pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat.
“Bersatunya antara kejujuran (1), konsisten (2), dan keberanian (3) untuk
melakukan tindakan benar Tanpa Kompromi”
Pribadi yg berintegritas: Menjalankan aktivitas dengan benar selaras dengan
keyakinan (belief), di ucapkan (say) dan dijalankan ( act)
PERAN PENTING INTEGRITAS
Integritas memegang peran penting bagi generasi muda untuk mewujudkan
moral bangsa dan menciptakan pemimpin yang anti korupsi.
salah satu upaya kedepan untuk mencegah korupsi adalah menanamkan nilai-
nilai integritas kepada generasi muda.
Sejak dini integritas harus sudah dikenalkan, baik dari keluarga, masyarakat
dan lingkungan sekolah/kerja.
GRATIFIKASI AKAR DARI KORUPSI
Menimbulkan sikap/mental pengemis
Secara tidak langsung menumbuhkan sikap tidak puas terhadap diri sendiri dan
hedonis
Menghalalkan segala cara agar dapat memuaskan dirinya / memperkaya diri
sendiri / orang lain / korporasi walaupun harus menyalahgunakan wewenang,
melanggar hukum dan dapat merugikan perekonomian / keuangan negara.
Gratifikasi ilegal?
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap
suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya.
45
Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud
dalam Ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana
denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
UNSUR PASAL 12 B AYAT (1) UU 20/2001
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara
Menerima Gratifikasi
Berhubungan dengan Jabatan dan Berlawanan dengan Kewajiban atau
Tugasnya
Penerimaan Gratifikasi Tidak Dilaporkan kepada KPK dalam Jangka Waktu 30
Hari Kerja Sejak Diterimanya Gratifikasi
PENYELENGGARA NEGARA
Penyelenggara Negara adalah pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif,
legislatif, atau yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya
berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan yang berlaku. ( Pasal 1 angka (1) UU Nomor 28 Tahun
1999)
PEGAWAI NEGERI (UU No 31/1999 Jo. UU No 20/2001)
Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang tentang
Kepegawaian
Pegawai negeri sebagaimana dmaksud dalam kitab Undang- Undang Hukum
Pidana
Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah
Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima
bantuan dari keuangan negara atau daerah
Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan
modal atau fasilitas dari negara atau masyarakat
SIKAP TERHADAP GRATIFIKASI SUAP
Tolak: terindikasi gratifikasi dianggap suap, gratifikasi diterima langsung
46
Tidak dapat menolak, segera laporkan: diterima secara tidak langsung, dalam
keadaan sulit menolak, ragu dengan jenis gratifikasu tersebut
KETENTUAN PELAPORAN GRATIFIKASI
Penerimaan gratifikasi wajib melaporkan penerimaan gratifikasi kepada:
UPG dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal
Gratifikasi diterima;
KPK dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal
Gratifikasi diterima;
UPG wajib meneruskan laporan Gratifikasi kepada KPK dalam waktu paling
lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal laporan Gratifikasi diterima.
jika tdk melapor dapat berubah menjadi SUAP
GRATIFIKASI DAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH
“Hadiah untuk pejabat (Penguasa) adalah kecurangan”
“Seseorang tidak berhak meminta dan mendapat sesuatu melebihi haknya
sekedar ia melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab dan kewajibannya”
Gagasan Plato (427 SM - 347 SM)
Gratifikasi kepada pegawai negeri/penyelenggara negara yang berhubungan
dengan jabatan atau kedudukannya dianggap suap. Rumus: Suap = Gratifikasi
+ Jabatan
Mengapa Gratifikasi Dilarang? Karena Gratifikasi Akar masalah korupsi, yang
berdampak pada diskriminasi atas pelayanan atau pengambilan keputusan
terkait kebijakan publik. Hal tersebut bertentangan dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik
Aparatur pemerintahan adalah unsur Birokrasi yang menjadi mesin pencapaian
tujuan organisasi. Tujuan organisasi, mencapai kesejahteraan masyakat, secara
efektif efisien dan ekonomis, serta akuntabel dan transparan
“bahwa semua tujuan setiap aparatur, tujuan organisasi, tujuan nasional hanya
akan menjadi mimpi belaka selama korupsi (gratifikasi) masih menyertai
dalam setiap proses pencapaiannya”
MENERAPKAN SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI
47
Sistem Pengendalian Gratifikasi didukung perangkat dan kegiatan agar dapat
berjalan dengan baik, diantaranya:
Aturan etika memberi dan menerima gratifikasi.
a. Sebagai landasan atau standar perilaku bagi pegawai di instansi dalam
menghadapi praktik penerimaan dan pemberian gratifikasi
b. Pelaksana fungsi pengendalian gratifikasi.
Surat Keputusan Pembentukan dan Susunan Organisasi Pelaksana Fungsi
Pengendalian Gratifikasi dan Tata Kerja Pelaksana Fungsi Pengendalian
Gratifikasi
c. Komitmen Pimpinan
Adanya contoh nyata pelaporan gratifikasi, kewenangan kepada unit
pengendalian gratifikasi, serta penegakan reward and punishment atas aturan
etika memberi dan menerima gratifikasi
d. Pelaksanaan diseminasi aturan etika gratifikasi
Diseminasi atas aturan etika gratifikasi sangat diperlukan untuk menjamin
standar pemahaman yang sama bagi seluruh pemangku kepentingan. Output
timbulnya kesadaran, dan patuh.
Upaya Meningkatkan Budaya Anti-Gratifikasi. Public campaign dan
Sosialisasi melalui media massa. Mengatasi Resistensi/ Penolakan dari
Pegawai. Gratifikasi masuk dalam Kode Etik ASN dan Pemberian reward
kepada pelapor gratifikasi berupa TPP Bonus. Upaya mendapatkan dukungan
dari Pimpinan. Komitmen tinggi dari Kepala Daerah
e. Monitor dan evaluasi
Untuk menjaga standar kualitas dan menjamin bahwa sistem pengendalian
gratifikasi menjawab kondisi aktual yang ada, diperlukan kegiatan monitor dan
evaluasi secara berkala atas penerapan sistem tersebut
INOVASI PENGENDALIAN GRATIFIKASI UPG KAB BOYOLALI
Penyusunan Regulasi Pengendalian Gratifikasi (Perbup dan SK UPG)
Komitmen Pimpinan Daerah
UPG Kabupaten Selesai dengan Dirinya Sendiri
48
Tahun 2019 Pengendalian Gratifikasi Fee Perbankan; Bingkisan/Parcel Hari
Raya
Tahun 2020 Pengendalian Gratifikasi Sponshorsip; Proses Pelaksanaan
Akreditasi pada RSUD, UPT Puskesmas dan UPT Labkesda; Inagurasi CPNS;
Anggaran UPG Kabupaten Boyolali Rp0,00
Tahun 2021 Pengendalian Gratifikasi Hak Amil Zakat ke BAZNAS; Biaya
Operasional Petugas Pengumpulan Sumbangan Bulan Dana PMI; Piagam
Apresiasi kepada Pelapor baik yang menerima maupun yang menolak
penerimaan gratifikasi; Jargon UPG Kabupaten Boyolali “Berbagi tanpa
Gratifikasi”; Pembentukan UPG Pembantu Badan, Dinas, Kecamatan, BUMD,
BLUD, UPT, Pemerintah Desa dan Layanan Perizinan; Penyelenggaraan
Penghargaan UPG Terbaik 2021 dan Penghargaan Inovasi dan Insan UPG
Pembantu Terbaik 2022; Rekonsiliasi Data Program Pengendalian Gratifikasi
pada UPG Pembantu; Video Praktik Baik Pengendalian Gratifikasi UPG
Pembantu; dan Digitalisasi Aplikasi eMonev UPG Pembantu; Rapor UPG
Pembantu Triwulanan
Tahun 2022 Seluruh ASN, TNI, Polri, P3K, Pegawai mengikuti eLearning
KPK, Peningkatan Pemahaman Gratifikasi dan Dasar-dasar Anti Korupsi dan
Integritas; Sertifikat Apresiasi Kinerja UPG Pembantu Program Pengendalian
Gratifikasi; Laporan Kinerja UPG Pembantu Tahunan; Sertifikat Hak Cipta
dari KemenkumHAM atas Aplikasi eMonev UPG Pembantu; dan Gebyar
Integritas Boyolali Tahun 2022
SUCCES STORY PENGELOLAAN PROGRAM PENGENDALIAN
GRATIFIKASI DI KABUPATEN BOYOLALI PADA UPG PEMBANTU
Pembentukan UPG Pembantu Unit Kerja (SK Bupati No 180/298 Tahun 2022
tentang Pembentukan UPG Pembantu Badan, Dinas, Kecamatan, UPT,
BUMD, Pemerintahan Desa dan Layanan Perizinan di Lingkungan Pemkab
Boyolali)
Penyusunan:
Indikator dan Rekonsiliasi Data Program Pengendalian Gratifikasi pada UPG
Pembantu (13 Indikator);
49
Pedoman Monitoring dan Evaluasi Implementasi PPG pada UPG Pembantu
(SE Bupati No 180/SE/1861/3/2021, yang diperbaharui dengan SE Bupati No
180/SE/0884/3/2022);
Pedoman Verifikasi Monev Implementasi PPG pada UPG Pembantu .
Penyelenggaraan Penghargaan UPG Terbaik Tahun 2021 dan Penghargaan
Inovasi dan Insan UPG Pembantu Terbaik Tahun 2022.
Digitalisasi Monev UPG Pembantu melalui Aplikasi eMonev UPG Pembantu,
https://sirb.boyolali.go.id (Regulasi Penerapan Program Pengendalian
Gratifikasi pada UPG Pembantu (SK Bupati No 700/558 TAHUN 2021).
Rapor UPG Pembantu Triwulanan
Sertifikat Apresiasi Kinerja UPG Pembantu Program Pengendalian Gratifikasi
Laporan Kinerja UPG Pembantu Tahunan
Sertifikat Hak Cipta dari KemenkumHAM atas Aplikasi eMonev UPG
Pembantu
Pilot Project Pembentukan dan Rekonsiliasi Data PPG (13 Indikator) UPG
Pembantu
Pemerintahan Desa sebanyak 46 Desa, dalam rangka mewujudkan Desa
berIntegitas
Penyelenggaraan Pekan Metal Bebas Gratifikasi untuk UPG Pembantu
Pemerintahan Desa
BEST PRACTICE DI BOYOLALI
kata adalah cerminan pemikiran
sikap adalah cerminan jiwa
kesesuaian kata dan tindakan adalah integritas yang dewasa
ketidaksesuaiannya adalah kecurangan masa kanak kanak
semua indah pada waktunya
anak menjadi dewasa,
dewasa merindukan masa kanak kanak
merindukan adalah kenyataan yang mesti disadari bahwa kita telah dewasa
so, selamat datang kedewasaan
boleh merindu tapi berintegritaslah
50
karena hanya itu pilihan kita
dewasa berintegritas
51
Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana
kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS
Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang
dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
52
kinerja pegawai yang meliputi bimbingan
dan konseling kinerja
3. Penilaian Kinerja yang meliputi penilaian
SKP dan perilaku kerja
4. Tindak Lanjut Hasil Penilaian Kinerja yang
meliputi penghargaan dan sanksi kinerja
B. ASN/PPPK :
1. Perencanaan kinerja yang meliputi
penetapan dan klarifikasi Ekspektasi
2. Pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan
kinerja Pegawai yang meliputi
pendokumentasian kinerja, pemberian
Umpan Balik Berkelanjutan, dan
pengembangan kinerja Pegawai
3. Penilaian kinerja Pegawai yang meliputi
evaluasi kinerja Pegawai dan
4. tindak lanjut hasil evaluasi kinerja Pegawai
yang meliputi pemberian penghargaan dan
sanksi.
1. Orientasi 1. Berorientasi
Pelayanan Pelayanan
2. Komitmen 2. Akuntabel
3. Inisiatif Kerja 3. Kompeten
PERILAKU KERJA 4. Kerjasama 4. Harmonis
5. Kepemimpinan 5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif
53
jabatan dalam bentuk tanpa pelevelan dan
level (1 – 7) dapat diberikan
ekspektasi khusus
pimpinan atas perilaku
ASN
54
kegiatan dan angka kredit kegiatan dan angka
KREDIT
kredit
55
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaborati
56
Nama : Denista Denta Bahana, S.Pd.Sd
Ni PPPK : 1986021182022211012
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : SDN 2 Gagaksipat
Kewajiban PNS
57
(pasal 3)
1. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia,dan Pemerintah
2. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang
berwenang
4. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab
6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan
7. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuarı peraturan perundang-undangan
8. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
(pasal 4)
1. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PNS;
2. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi,
seseorang, dan/atau golongan;
4. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan keamanan negara atau merugikan
keuangan negara;
5. melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
(Larangan Pasal 5)
58
memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, atan calon DPRD
Tingkat & jenis hukuman disiplin :
1. hukuman disiplin ringan,
2. hukuman disiplin sedang,
3. hukuman disiplin berat
Pejabat yang berwenang menghukum :
1. Presiden,
2. PPK Pusat dan PPK Provinsi,
3. PPK Kabupaten/Kota,
4. Kepala Perwakilan RI,
5. PPT Madya Pusat atau Provinsi atau setara,
6. Pejabat Administrator atau pejabat lain yang setara di lingkungan
Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota,
7. Pejabat Pengawas atau pejabat lain yang setara di lingkungan Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/ Kota
Pemanggilan dan pemeriksaan, penjatuhan, dan penyampaian keputusan
hukuman
1. Pemeriksaan
a. tujuan bersangkutan benar/tidak
b. faktor yg mendorong/ menyebabkan
c. mengetahui dampak/akibat
2. Penjatuhan Hukuman Disiplin
a. Keputusan Hukuman Disiplin berlaku pada hari ke-15 (lima belas)
sejak diterima.
b. Keputusan Hukuman Disiplin yang diajukan Upaya Administratif
berlaku sesuai dengan keputusan upaya administratifnya
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai Upaya Administratif diatur dalam
Peraturan Pemerintah tersendiri
3. Penyampaian keputusan hukuman
59
a. Hukuman Disiplin yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya
Peraturan Pemerintah ini dan sedang dijalani oleh PNS yang
bersangkutan dinyatakan tetap berlaku.
b. Keberatan yang diajukan kepada atasan Peja-bat yang Berwenang
Menghukum atau banding administratif kepada Badan
Pertimbangan Kepegawaian sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah ini diselesaikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
beserta peraturan pelaksanaannya.
c. Pelanggaran Disiplin yang dilakukan sebelum berlakunya
Peraturan Pemerintah ini dan belum dilakukan pemeriksaan, maka
berlaku ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Dasar hukum
1. UU NO. 1 TAHUN 1974
2. UU NO. 5 TAHUN 2014
3. PP NO. 9 TAHUN 1975
4. PP NO. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PNS
5. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990
6. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983
7. PERKA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010
8. SE KEPALA BAKN NO.08/SE/1983
9. SE KEPALA BAKN NO. 48/SE/1990
10. SURAT KEPALA BKN NOMOR K.26-30/V.252.2535/99 TGL. 22
AGUSTUS 2011
Perkawinan :
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yg
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yg Maha Esa
PP.10 / 1983 Jo PP.45 / 1990
Mengatur Tentang :
1. Perkawinan PNS
60
2. Perceraian PNS
3. PNS Pria yang akan beristri lebih dari seorang.
4. PNS Wanita Dilarang Menjadi istri ke- II dst.
5. Prosedur pemberian dan penolakan ijin.
6. Pembagian gaji terhadap istri
7. PNS yg Hidup bersama
8. SANKSI
61
d. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau
hukuman yang lebih berat secara terus menerus setelah perkawinan
berlangsung;
e. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat
yang membahayakan pihak lain;
f. Antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan &
pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam
rumah tangga.
62
5. Apabila perceraian terjadi atas kehendak isteri, maka ia tidak berhak
atas bagian penghasilan dari bekas suaminya.
Pasal 4
1. PNS pria yang akan beristeri lebih dari seorang, wajib memperoleh ijin
lebih dahulu dari Pejabat.
2. PNS wanita tidak diijinkan menjadi isteri kedua, ketiga dan keempat.
3. Permintaan ijin diajukan secara tertulis.
4. Dalam surat permintaan ijin harus disebutkan alasan-alasan yang
lengkap.
Pasal 5
1. Permintaan ijin untuk bercerai atau beristeri lebih dari seorang
diajukan kepada Pejabat melalui saluran hirarki.
2. Setiap atasan yang menerima permintaan ijin dari PNS dalam
lingkungannya, baik untuk melakukan perceraian atau untuk beristeri
lebih dari seorang, wajib memberikan pertimbangan dan
meneruskannya kepada Pejabat melalui saluran hirarki dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan TMT ia menerima
permintaan ijin dimaksud.
Pasal 6
1. Pejabat yang menerima permintaan ijin untuk melakukan perceraian,
wajib memperhatikan dengan seksama alasan-alasan yang
dikemukakan dalam surat permintaan ijin dan pertimbangan dari
atasan PNS tersebut.
2. Apabila alasan-alasan dan syarat-syarat yang dikemukakan dalam
permintaan ijin tersebut kurang meyakinkan, maka Pejabat harus
meminta keterangan tambahan dari isteri/suami PNS tersebut atau dari
pihak lain yang terkait.
3. Sebelum mengambil keputusan Pejabat berusaha lebih dahulu
merukunkan kembali suami / isteri tersebut.
Pasal 12
63
Pemberian atau penolakan ijin melakukan perceraian dan untuk beristeri
lebih dari seorang dilakukan oleh Pejabat secara tertulis dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan TMT ia mulai menerima
permintaan ijin tersebut
Pasal 13
Pejabat dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada Pejabat lain
di lingkungannya serendah-rendahnya Pejabat eselon IV atau yang
dipersamakan untuk memberikan atau menolak ijin cerai atau beristeri
lebih dari seorang bagi PNS golongan II ke bawah atau yang
dipersamakan.
Pasal 14
PNS dilarang hidup bersama dengan wanita yang bukan isterinya atau
dengan pria yang bukan suaminya sebagai suami isteri tanpa ikatan
perkawinan yang sah.
Catatan : Hidup bersama adalah: Melakukan hubungan sebagai suami
isteri diluar ikatan perkawinan yang sah, yang seolah-olah merupakan
suatu rumah tangga.
Pasal 16
PNS yang menolak melaksanakan ketentuan pembagian gaji (Pasal 8),
dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin berat berdasarkan PP. 53, Th.
2010
64
65