Anda di halaman 1dari 19

FORMULIR A

TUGAS 1.
PENERAPAN NILAI BERAKHLAK DALAM MATRIK DESIGN THINKING

No Emphatize Teknik Analisis Isu


(Kode Etik/ Define A P K L T Ideate Prototype Test/Result
Panduan (SKIP)
Perilaku
11. BERORIENTASI PELAYANAN
1.1 Memahami Kurangnya optimalnya 3 3 2 2 1 Bahwa belum Sebagai Pembanding Melakukan reviw
dan penera aplikasi untuk 0 maksimalnya dalam pemberian dan refresh
memenuhi pendaftaran secara online penerapan 5 S yang pelayanan yang training berkala
kebutuhan sehingga Masyarakat memiliki nilai dilakukan instansi kepada para
masyarakat masih mengentri manual tertinggi sehingga yang telah melakukan pegawai
1.2 Ramah, Belum maksimalnya 4 4 2 2 1 harus diperbaiki perubahan pola piker
cekatan, penerapan 5 S (Senyum, 2 dengan membangun dan budaya kerja
solutif, Salam, Sapa, Sopan, kesadaran diri
dan dapat Santun) dalam penerapan
diandalkan pelayanan pada
1.3 Melakukan Sudah tersedianya 0 0 0 0 0 masyarakat
perbaikan pelayanan
tiada henti
2. AKUNTABEL
2.1 Melaksanakan Masih rendahnya siswa yang 5 4 4 5 18 1. Memberikan Nina Junisa Sianipar Metode STAD
tugas tidak mengerjakan tugas peringatan dan Upaya meningkatkan dapat membantu
dengan jujur, PPKn di sekolah. sanksi tegas pada hasil belajar siswa siswa dalam
bertanggung siswa yang dalam pembelajaran meyelesaikan
jawab, merusak fasilitas ppkn melalui masalah hasil
cermat, disiplin sekolah penggunaan metode belajar siswa di
dan 2. Menggunakan stad: kelas pada mata
berintegritas beberapa metode pelajaran PPKn
tinggi dalam
2.2 Menggunakan Kurang bertanggung 4 4 4 3 15 menyelesaikan http://digilib.unimed.ac.id
kekayaan jawabnya siswa dalam masalah /39428/1/30.-Nina-
dan barang milik penggunaan fasilitas sekolah penugasan. Junisa.pdf
Negara secara seperti tempat duduk dan
bertanggung meja siswa.
jawab,
efektif dan
efisien
2.3 Tidak Masih tampaknya 3 4 3 3 13
menyalahgunak penggunaan wewenang yang
an berlebihan ketika pendidik
kewenangan mengeksploitasi posisi
jabatan otoritas mereka untuk
keuntungan pribadi atau
untuk menegaskan kontrol
mereka.
3. KOMPETEN
3.1 Meningkatkan Melakukan monitoring dan 0 0 0 0 0 Dari ketiga isu Sebagai pembanding Membuat media
kompetensi diri evaluasi kepada pegawai tersebut dapat dilihat sudah melakukan elektronik tentang
untuk bahwa isu tidak pelayanan dengan alur pelayanan
menjawab memberikan informasi memberikan petunjuk
tantangan yang jelas sehingga serta memandu dalam
yang selalu harus diperbaiki melaksanakan
berubah dengan sikap pegawai pembelajaran
3.2 Membantu Tidak memberikan 3 3 2 3 11 yng lebih proaktif

orang lain informasi yang jelas


belajar
3.3 Melaksanakan Kurang optimalnya 3 3 2 2 1
tugas pegawai dalam 0
dengan menjalankan tugas dan
kualitas terbaik tanggung jawab dengan
baik
4. HARMONIS
4.1 Menghargai Seluruh pegawai selalu 0 0 0 0 0 Penerapan nilai
setiap memberikan pelayanan dasar ‘HARMONIS”
orang apapun tanpa membedakan sesuai dengan core
latar setatus suku, ras dan value ASN
belakang bahasa BerAKHLAK
4.2 Suka Selalu menolong 0 0 0 0 0
menolong masyarakat
orang
lain
4.3 Membangun Selalu menjaga 0 0 0 0 0
lingkungan komunikasi yang baik
kerja yang dengan rekan kerja dan
kondusif pimpinan
5. LOYAL
5.1 Memegang Tidak membedakan status 0 0 0 0 0 Penerapan nilai
teguh sosial dasar ‘LOYAL”
ideologi sesuai dengan core
Pancasila, value ASN
Undang BerAKHLAK
-Undang Dasar
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1945,
NKRI serta
pemerintahan
yang sah
5.2 Menjaga nama Tidak saling menjeleksan 0 0 0 0 0
baik sesame ASN
sesama ASN,
pimpinan,
instansi dan
Negara
5.3 Menjaga Tidak menyebarluaskan 0 0 0 0 0
rahasia arsip dan identitas
jabatan dan
negara
6. ADAPTIF
6.1 Cepat Masih adanya pegawai 3 3 2 2 1 Dari ketiga isu Sebagai pembanding Mengadakan
menyesuaikan yang kurang memahami 0 tersebut dapat dilihat dan penerapan dalam whoksop untuk
diri penggunaan aplikasi bahwa isu “Masih masyarakat peningkatan
menghadapi terbaru berkaitan dengan adanya pegawai kapasitas dari
perubahan pelayanan yang kurang pegawai
6.2 Terus Mengadakan even dengan 0 0 0 0 0 memahami

berinovasi dan adanya promo penggunaan aplikasi

mengembangk pemutahiran dan diskon terbaru berkaitan

an dengan pelayanan

kreativitas sehingga harus

6.3 Bertindak Menyediakan layanan 0 0 0 0 0 diperbaiki dengan

proaktif kepada masyarakat petugas yang


proaktif
7. KOLABORATIF
7.1 Memberi Pendidik melakukan 0 0 0 0 0 Penerapan nilai
kesempatan kerjasama yang baik dasar ‘LOYAL”
kepada dengan wali murid sesuai dengan core
berbagai pihak value ASN
untuk BerAKHLAK
berkontribusi
7.2 Terbuka dalam Pendidik berkolaborasi 0 0 0 0 0
bekerjasama dengan Masyarakat dalam
untuk proses pembelajaran
menghasilkan
nilai
tambah
7.3 Menggerakkan Pendidk berkerjasama 0 0 0 0 0
pemanfaatan dengan walu murid guna
berbagai mendukung peogram
sumber daya sekolah demi menciptakan
untuk anaka generasi bangsa
tujuan
bersama

EMPATHIZE : sebutkan kode etik atau panduan perilaku BerAKHLAK yang akan dianalisa dari isu instansi yang diambil.
Tuliskan core values BerAKHLAK berikut kesemua kode etiknya kedalam matrik Design Thinking
DEFINE : Identifikasi isu pelanggaran core values BerAKHLAK pada unit kerja bapak ibu
Alat Tapisan Isu : salah satunya APKL (Aktual, Problematik, Khalayak, dan Layak), Skor dari skala 1-5
IDEATE : identifikasi gagasan yang dapat menjadi solusi pemecahan isu
PROTOTYPE : , temukan unit pelayanan publik lain yang sudah menerapkan solusi yang dapat mengatasi isu tersebut
dan bisa menjadi benchmark dalam perbaikan kualitas pelayanan publik.
TEST/RESULT : Bagaimana kira-kira/output hasil gagasan kreatif yang diimplementasikan saat aktualisasi; Penggalian
pengalaman dalam menginternalisasi nilai-nilai BerAKHLAK
FORMULIR B

TUGAS 2.
IDENTIFIKASI ISU DAN GAGASAN KREATIF (CIKAL BAKAL LAPORAN ORIENTASI PPPK)

IDENTIFIKASI ISU DAN DESKRIPSI ISU DISEKOLAH

No Identifikasi Isu Diskripsi Isu Data dan Informasi Pendukung


1 Kurangnya kesadaran warga Isu ini saya deskripsikan berdasarkan kesadaran warga sekolah dalam menjaga kebersihan
sekolah dalam menjaga data yang saya peroleh dari pengamatan lingkungan sekolah masih tergolong rendah. Hal ini
kebersihan lingkungan sekolah. langsung dilingkungan sekolah masih dibuktikan dengan masih banyaknya sampah yang
belum optimalnya warga sekolah dalam berserakan di lingkungan sekolah seperti pada gambar
Sumber isu : Unit Kerja menjaga kebersihan lingkungan. Terbukti di bawah ini.
Peran ASN dengan sampah yang sudah di sapu
dibiarkan ditempat tidak dibuang diempat
Peran ASN sebagai perencana, sampah.
pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan
nasional (manajemen ASN)
Ruang lingkup isu :
Tusi unit kerja
2 Kurang optimalnya fungsi Isu ini saya deskripsikan berdasarkan Keberadaan rak buku di perpastakaan memudahkan
perpustakaan sebagai sumber data yang saya peroleh dari pengamatan siswa dan guru dalam mencari sumber belajar
belajar siswa. langsung di perpustakaan bahwa tambahan. Kondisi saat ini bisa dilihat pada gambar di
beberapa rak buku sudah rusak sehingga bawah ini.
Sumber isu : Unit Kerja buku perpustakaanhanya diletakkan di
Peran ASN atas meja sehingga menyulitkan siswa
Ketika ingin mencari bahan bacaan.
Peran ASN sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan
nasional (manajemen ASN)
Ruang lingkup isu :
Tusi unit kerja
3 Kurangnya inovasi dalam Isu ini saya deskripsikan berdasarkan Melalui media pembelajaran siswa akan dapat
penggunaan media pembelajaran data yang saya peroleh dari buku analisis berusaha ingin tahu tentang konsep materi yang
khususnya matematika sehingga butir soal pada pembelajaran matematika dipelajari, dengan begitu aktivitas belajar siswa akan
siswa kurang antusias dalam kelas IV. Siswa kurang aktif dalam meningkat sehingga pembelajaran matematika yang
mengikuti pembelajaran. mengikuti pembelajaran sehingga nilai dialami akan lebih bermakna dan tujuan pembelajaran
siswa masih banyak yang berada di akan tercapai. Data hasil belajar dapat dilihat pada
Sumber isu : Individu bawah KKM. gambar di bawah ini.
Peran ASN
sebagai aparatur negara yang
melaksanakan kebijakan dan
bebas dari pengaruh serta
intervensi (manajemen ASN)
dan pemanfaatan media
pembelajaran belum optimal
(smart ASN)
Ruang lingkup isu :
Tusi unit kerja
4 Sarana dan prasarana yang masih Isu ini saya deskripsikan berdasarkan Tempat cuci tangan disetiap ruangan sehingga sarana
kurang dalam pemenuhan kondisi di tempat kerja bahwa sarana dan dan prasarana untuk setiap saat menjaga kebersihan
protokol kesehatan. prasarana tempat cuci tangan belum terpenuhi. Kondisi sekarang dapat dilihat pada gambar
mencukupi sehingga dengan siswa yang di bawah ini.
berjumlah 107 anak sementara tempat
Sumber isu : Organisasi cuci tangan yang ada baru 3 titik
sehingga belum memenuhi syarat.
Peran ASN
Kewajiban ASN untuk menaati
ketentuan peraturan perundang-
undanga (manajemen ASN)
Ruang lingkup isu :
Tusi Organisasi
5 Kurangnya sarana prasarana Isu ini saya deskripsikan berdasarkan Dengan adanya LCD proyektor disetiap kelas proses
media pembelajaran elektronik di kondisi di tempat kerja bahwa LCD belajar mengajar tidak hanya monoton terpusat pada
sekolah sehingga mengakibatkan proyektor di sekolah masih kurang guru sehingga antusias siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar monoton sehingga disetiap ruang kelas belum bisa pelajaran semakin optimal. Kondisi sekarang dapat
dan kurang menarik antusias memanfaatkannya untuk kegiatan belajar dilihat pada gambar di bawah ini.
siswa dalam belajar. mengajar dengan maksimal.

Sumber isu : Organisasi


Peran ASN
Peran ASN sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan
nasional (manajemen ASN)
dan pemanfaatan LCD proyektor
sebagai media pembelajaran
belum optimal (smart ASN)
Ruang lingkup isu :
Tusi Organisasi
A. Analisis Isu

Setelah dilakukan identifikasi isu strategis yang ada di instansi, kemudian


dilakukan penilaian kualitas isu dengan teknik APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan) :
1. Aktual : Isu sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau
diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat;
2. Problematik : Merupakan masalah mendesak yang memerlukan berbagai
upaya alternatif jalan keluar dengan aktivitasdan tindakan
nyata;
3. Kekhalayakan : Menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakatpada
umumnya, bukan untuk seseorang atau kelompok.
4. Kelayakan : Logis, Pantas, Realitas, dapat dibahas sesuai dengantugas,
hak, kewenangan dan tanggungjawab.
Pedoman penilaian skor dengan teknik APKL pada isu-isu yang telah
diidentifikasi pada lingkungan kerja menggunakan kriteria penilaian sesuai
pada Tabel II-2. Pedoman penilaian kualitas isu dengan teknik APKL berikut:

Tabel II-2.
Pedoman penilaian kualitas isu dengan teknik APKL

Kriteria
Nilai
Aktual Problematik Kekhalayakan Kelayakan
5 Sangat Aktual Sangat Mendesak Sangat Kompleks Sangat Layak
4 Aktual Mendesak Kompleks Layak
3 Cukup Aktual Cukup Mendesak Cukup Kompleks Cukup Layak
2 Kurang Aktual Kurang Mendesak Kurang Kompleks Kurang Layak
1 Tidak Aktual Tidak Mendesak Tidak Kompleks Tidak Layak

Berdasarkan pedoman tabel diatas, maka dapat dirumuskan hasil


terhadap analisis isu seperti pada Tabel II-3. Hasil analisis isu dengan teknik
APKL.
Tabel II-3.
Hasil analisis isu dengan teknik APKL

Isu Kriteria (skor) Jumlah Peringkat


No
A P K L
Kurangnya kesadaran warga
sekolah dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekolah.
5 3 4 4 16 II
Sumber isu : Unit Kerja
1. Ruang Lingkup : Tusi Unit
Kerja
Kurang optimalnya fungsi
perpustakaan sebagai sumber
belajar siswa.
5 3 3 2 13 V
Sumber isu : Unit Kerja
2. Ruang Lingkup : Tusi Unit
Kerja
Kurangnya inovasi dalam
penggunaan media
pembelajaran khususnya
matematika sehingga siswa
kurang antusias dalam
5 4 4 4 17 I
mengikuti pembelajaran.
3. Sumber isu : Individu
Ruang Lingkup : Tusi Jabatan

Sarana dan prasarana yang


masih kurang dalam
pemenuhan protokol kesehatan. 5 3 4 3 15 III
4. Sumber isu : Organisasi
Ruang Lingkup : Organisasi
Kurangnya sarana prasarana
media pembelajaran elektronik
di sekolah sehingga
mengakibatkan proses belajar
mengajar monoton dan kurang
menarik antusias siswa dalam 5 3 3 3 14 IV
belajar.
5. Sumber isu : Organisasi
Ruang Lingkup : Tusi
Organisasi

Berdasarkan analisis isu dengan teknik APKL, maka didapatkan tiga isu
antara lain yaitu :
1. Kurangnya inovasi dalam penggunaan media pembelajaran khususnya
matematika sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.
2. Kurangnya kesadaran warga sekolah dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah.
3. Sarana dan prasarana yang masih kurang dalam pemenuhan protokol
kesehatan.

Isu yang telah di analisis dengan teknik APKL di atas, selanjutnya


ditentukan prioritas permasalahannya dengan teknis USG (Urgency,
Seriousness, Growth):
1. Urgency (U) : seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, di
analisis, dan di tindaklanjuti.
2. Seriousness (S) : seberapa serius suatu isu harus dibahas terkait
dengan akibat yang ditimbulkan.
3. Growth (G) : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana
mestinya.

Pedoman penilaian prioritas isu dengan teknik USG pada isu-isu yang
telah di analisis pada lingkungan kerja menggunakan skala penilaian; 5 : sangat
besar; 4 : besar; 3 : sedang; 2 : kecil; 1 : sangat kecil.

Identifikasi prioritas isu dengan teknik USG dapat dilihat pada Tabel II-4.
Hasil identifikasi prioritas isu dengan teknik USG.

Tabel II-4.
Hasil identifikasi prioritas isu dengan teknik USG

No. Isu Urgency Seriousness Growth Jumlah Rangking

1. Kurangnya inovasi dalam


penggunaan media
pembelajaran khususnya
matematika sehingga
siswa kurang antusias
dalam mengikuti 5 5 5 15 I
pembelajaran.
Sumber isu : Individu
Ruang Lingkup : Tusi
Jabatan
2. Kurangnya kesadaran
warga sekolah dalam
menjaga kebersihan
lingkungan sekolah.
4 4 4 12 II
Sumber isu : Individu
Ruang Lingkup : Tusi
Jabatan

3. Sarana dan prasarana


yang masih kurang dalam
pemenuhan protokol
kesehatan.
Sumber isu : 4 4 3 11 III
Organisasi
Ruang Lingkup :
Organisasi

Berdasarkan penilaian prioritas permasalahan yang telah dilakukan,


permasalahan mengenai Kurangnya inovasi dalam penggunaan media
pembelajaran khususnya matematika sehingga siswa kurang antusias dalam
mengikuti pembelajaran menjadi prioritas pertama.

B. Analisis Penyebab Isu


Dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka isu strategis yang
perlu diselesaikan adalah Kurangnya inovasi dalam penggunaan media
pembelajaran khususnya matematika sehingga siswa kurang antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Akar penyebab masalah selanjutnya didiagnosa
menggunakan fishbone diagram. Diagram ini merupakan merupakan suatu
alat untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan menggambarkan secara
detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan.
Kategori penyebab permasalahan yang digunakan sebagai start awal meliputi
manpower (sumber daya manusia), material (bahan baku), method (metode),
dan milieu (lingkungan) atau melalu pendekatan lain yang dimantapkan
melalui brainstorming bersama rekan kerja di instansi, sehingga hasilnya
dirumuskan sebagai berikut yang terlihat pada Gambar II-4. Analisis penyebab
isu dengan fishbone diagram.
MAN MATERIAL

Kurangnya minat
guru menggunakan Kurang tersedianya
variasi metode ajar media pembelajaran

Inovasi dalam
Kemampuan guru penggunaan media
dalam memotifasi Kurang tersedianya
instrument penilaian pembelajaran
siswa masih kurang. khususnya
pembelajaran
matematika siswa
kelas IV SDN
Kurangnya variasi
metode 21 AMPENAN
Literatur di
pembelajaran perpustakaan
terbatas
Pembelajaran
masih berpusat
pada guru Kondisi ruang
kelas belum
tertata dengan
rapi.
MILIEU
METHOD

Gambar II-1.

Analisis penyebab isu dengan fishbone diagram

Dari diagram fishbone diatas, diperoleh penyebab-penyebab prioritas


yang perlu diselesaikan diantaranya yaitu :
1. Man : Kemampuan guru dalam memotifikasi belajar siswa masih
kurang.
2. Material: Kurang tersedianya media pembelajaran.
3. Method : Pembelajaran masih berpusat pada guru.
4. Milieu : Kondisi ruang kelas belum tertata dengan rapi.

C. Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan

Dampak yang akan terjadi apabila isu rendahnya hasil belajar siswa pada
mata pelajaran matematika oleh guru tidak dipecahkan dapat dilihat pada
Tabel II-5 berikut ini:
Tabel II-5.
Dampak bila isu tidak diselesaikan

Isu Dampak
Kurangnya inovasi dalam 1 Prestasi akademik siswa akan menurun
penggunaan media 2 Kegiatan belajar mengajar menjadi
pembelajaran khususnya terganggu
matematika sehingga siswa 3 Akan menghilangkan motivasi siswa untuk
kurang antusias dalam belajar.
mengikuti pembelajaran. 4 Reputasi sekolah akan menurun.

D. Gagasan Pemecahan Isu

Berdasarkan identifikasi isu, analisis isu, dan analisis penyebab isu,


maka judul gagasan pemecahan isu yang diusulkan penulis adalah
Peningkatan hasil belajar matematika melalui media pembelajaran
“DAKOTA KPK dan FPB” pada siswa kelas IV di SDN 21 AMPENAN.
Selanjutnya akan dilaksanakan5 (lima) kegiatan sebagai gagasan
pemecah isu dapat dilihat pada Tabel II-6 berikut ini:

Gagasan pemecahan isu

No. Gagasan Kegiatan Langkah-langkah


1. Membuat media pembelajaran a. Menyusun bahan ajar yang sesuai dengan
“DAKOTA KPK dan FPB” pembelajaran yang akan dilakukan.
pada siswa kelas IV di b. Bekerjasama dengan rekan guru dalam
sekolah pembuatan media pembelajaran.
c. Konsultasi dengan mentor terkait media
Sumber kegiatan: SKP pembelajaran yang telah dibuat.
2. Penyusunan Rencana a. Draf RPP pembelajaran matematika
Pelaksanaan Pembelajaran kelas IV
(RPP) matematika dengan b. Berdiskusi dengan mentor tentang
media pembelajaran draf RPP yang telah dibuat.
“DAKOTA KPK dan FPB” c. Menyusun RPP yang sesuai dengan
pada siswa media pembelajaran yang akan
kelas IV di sekolah digunakan.
d. Menyusun instrument penilaian.
Sumber kegiatan: SKP

3. Membuat power point dalam a. Membuat media pembelajaran power point


pembelajaran matematika secara mandiri dan tanggung jawab.
“DAKOTA KPK dan FPB” b. Konsultasi dengan mentor terkait dengan
siswa kelas IV pembelajaran menggunakan power point
sekolah yang bervariasi.
c. Menginformasikan kepada peserta didik
Sumber kegiatan: Inovasi terkait rencana kegiatan pembelajaran
yang menarik.

4. Melakukan pembelajaran a. Kegiatan pendahuluan pembelajaran


Matematika Menggunakan matematika.
Media “Dakota KPK Dan FPB” b. Kegiatan inti pembelajaran
pada Siswa Kelas IV di matematika.
sekolah c. Kegiatan penutup pembelajaran
matematika.
Sumber kegiatan: Inovasi d. Diskusi dengan mentor terkait
pembelajaran yang telah dilaksanakan.

5. Melakukan evaluasi kegiatan a. Melakukan evaluasi kepada peserta didik.


pembelajaran menggunakan b. Melakukan konsultasi dengan mentor.
media “DAKOTA KPK dan c. Menyusun laporan hasil evaluasi.
FPB” pada siswa
kelas IV di sekolah.

Sumber kegiatan: Inovasi


E. Rancangan Aktualisasi Dan Habituasi
Unit Kerja : SDN 21 AMPENAN

Identifikasi Isu : 1.Kurangnya inovasi dalam penggunaan media pembelajaran khususnya matematika
sehingga siswakelas IV kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran di SDN 21
AMPENAN.
2. Kurangnya kesadaran warga sekolah dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah SDN 21
AMPENAN.
3. Sarana dan prasarana yang masih kurang dalam pemenuhan protokol kesehatan di SDN 21
AMPENAN.
Isu yang diangkat : Kurangnya inovasi dalam penggunaan media pembelajaran matematika kelas IV

SDN 21 AMPENAN.

Penyebab Isu : 1. Man :Kemampuan guru dalam memotifasi siswa masih kurang.
2. Method : Pembelajaran masih berpusat pada guru.
3. Material : Kurang tersedianya media pembelajaran.
4. Milieu : Kondisi ruang kelas belum tertata dengan rapi.

Anda mungkin juga menyukai