DISUSUN OLEH :
NAMA : BILSAN KIPOLUSI, S.Pd
NIPPPK : 19930505 202321 1 015
INSTANSI : SMP NEGERI 1 BUKO SELATAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Orientasi Pengenalan
Nilai dan Etika Pengawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Angkatan IV Tahun
2023.
Telah di seminarkan dalam seminar Laporan Hasil Orientasi Pengenalan Nilai dan
Etika Pengawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Tahun 2023 pada Hari Senin 11
Mengesahkan
MENTOR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan pembukaan kode etik guru Indonesia bahwa jabatan guru adalah
suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang
beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni dalam mewujudkan Masyarakat yang maju, adil, Makmur, dan beradab. Oleh
karena itu, Pemerintah kabupaten Banggai Kepulauan melaksanakan kegiatan Orientasi
Pengenalan Nilai Dan Etika Instansi Pemerintah bagi PPPK Kabupaten Banggai
Kepulauan Tahun 2022 sebagai bekal dasar bagi kami selaku peserta dari P3K
kabupaten Banggai Kepulauan
1. Fungsi Manajemen
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pelaksanaan
d. Pengoordinasian
e. Penganggaran
f. Pengawasan
g. Litbang
h. Standardisasi
i. Pengelolaan Organisasi
2. Unsur Manajemen
a. Sarana dan prasarana
b. Personil
c. Bahan – bahan
d. Metode Kerja
Fungsi Koordinasi
B. PENGISIAN JABATAN
Agar peralihan perangkat Daerah dari yang ada saat ini menjadi perangkat
Daerah baru berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah tidak mengganggu pelaksanaan Anggaran Tahun 2016 dan
siap untuk melaksanakan Anggaran Tahun 2017.maka dalam ketentuanperalihan
Peraturan Daerah Agar memuat :
1. Pejabat pada perangkat Daerah yang ada saat ini tetap melaksanakan
tugas,kegiatan dan anggaran Tahun 2016 sampai dengan berakhirnya Tahun
Anggaran 2016.
2. Pengisian Jabatan pada Perangkat Daerah Berdasarakan Perda ini untuk
pertama kali dilakukan pada akhir tahun 2016.
BAB III
PENGENALAN JABATAN PPPK
UU No.8 tahun 1974 ----- UU No .43 tahun 1999 ------ UU no. 5 tahun 2014
undang – undang merupakan pokok – pokok yang mengatur PNS dan PPPK.
□ Tindak lanjut PP. No. 49 tahun 2018 Manajemen pegawai Pemerintah Dengan
Perjanjian Kerja.
Pasal 107 undang – undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.Ketentuan lebih lanjut mengenai manajemen PPPK sebagaimana dimaksud
dalam pasal 95 sampai dengan pasal 106 diatur dalam Peraturan Pemerintah
A. MANAJEMEN PPPK
1. Penetapan kebutuhan PPPK
2. Penilaian kerja 1 dan 2
3. Pengembangan Kompetensi
4. Pemberian Penghargaan
5. Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
6. Perlindungan
7. Cuti
8. Pengawasan dan Evaluasi
9. Larangan
10. Isu isu Strategi Manajemen PPPK
11. Implementasi PP No.49 Tahun 2018 pada instansi Pemerintah
Penilaian Kinerja 1
1. Penilaian kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang
sudah disepakati berdasarkan perjajian kerja antara PPPK dengan pegawai
yang bersangkutan.
2. Penilaian kinerja PPPK dilakukan berdasarkan perjanjian kerja ditingkat
individu dan tingkat unit atau organisasi dengan memperhatikantarget,sasaran
hasil, manfaat yang dicapai dan perilaku pegawai.
3. Penilaian kinerja PPPK dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif , dan
transparan.
4. Penilaian kinerja PPPK berada di bawah kewenangan PyB pada instansi
pemerintah masing – masing.
5. Penilaian kinerja PPPK didelegasikan secara berjenjang kepada atasan
lansung dari PPPK.
Penilaian Kinerja 2
1. Masa hubungan perjanjian Kerja bagi PPPK dalam pelaksanaan tugas jabatan
yang sama paling singkat 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan
dan berdasarkan penilaian kinerja.
2. Perpanjangan Hubungan Perjanjian Kerja dalam pelaksanaan tugas jabatan
yang sama di dasarkan pada pencapaian kinerja,kinerja,kesesuaian
kompetensi,dan kebutuhan instansi setelah mendapat PPK.
3. Perpanjangan Hubungan Kerja bagi JPT yang berasal dari kalangan Non-PNS
mendapat dari PPK .
4. Dalam hal perjanjian kerja PPPK diperpanjang,PPK wajibmenyampaikan
tembusan perpanjangan perjanjian kinerjakepada BKN.
5. Perpanjangan hubungan perjanjian Kerja bagi PPPK yang menduduki
JPTutama dan JPT madya tertentu paling lama 5 (lima )
Pengembangan Kompetensi
Pemberian Penghargaan
Cuti
Setiap PPPK berhak mendapat cuti yang diberikan oleh PPK. Cuti terdiri
atas :
1. Cuti tahunan
2. Cuti sakit
3. Cuti melahirkan
4. Cuti bersama
Larangan
1. PPK dilarang mengangkat pegawai non – PNS dan /atau non –PPPK untuk
mengisi jabatan ASN .
2. Larangan berlaku juga bagi pejabat lain dilingkungan instansi pemerintah
yang melakukan pengangkatan pegawai non – PNS dan /atau non –PPPK.
3. PPK dan pejabat lain yang mengangkat pegawai non – PNS dan /atau non –
PPPK untuk mengisi jabatan ASN dikenakan sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang – undangan.
Sebagai ASN PPPK Guru yang baik dan bertanggung jawab, sudah menjadi
kewajiban baginya untuk mematuhi tugas pokok dan fungsi sesuai aturan perundang-
undangan yang berlaku. Untuk itu, perlu disusun rencana kerja yang terstruktur, agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Rencana kerja yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
Kinerja
Manajer
1. Kejujuran
2. Pelayanan
3. Tangung jawab
Kriteria Keberhasilan
Tantangan
1. Bisa berhasil
2. Resiko kegagalan
1. Perencanaan
2. Proses kerja
3. Tujuan dan sasaran
BAB V
Sebagai gambaran dan harapan yang ingin diwujudkan oleh Kabupaten Banggai Kepulauan
5 (lima) tahun ke depan, pada hakekatnya mengandung makna dengan Penjabaran Visi
tersebut dapat uraikan sebagai berikut:
1. Masyarakat
Sekelompok orang atau warga yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau
semi terbuka), yakni sebagian besar interaksi yang terjadi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut, dengan kata lain
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas
yang sama.
2. Banggai Kepulauan
Kesatuan wilayah dan masyarakat Kabupaten yang terbentuk dari hasil pemekaran
Kabupaten Banggai berdasarkan Undang Undang Nomor 51 Tahun 1999, tentang
Pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan yang
diresmikan pada tanggal 3 November 1999, termasuk sarana dan prasarana serta
kelembagaan yang dipisahkan dari kabupaten induk. Sebagai daerah otonom,
maka Kabupaten Banggai Kepulauan dalam kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah dan berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sistem negara kesatuan Republik Indonesia. Daerah
menunjukkan suatu kesatuan pemerintah dan kemasyarakatan beserta semua
potensi yang dimiliki.
3. Mandiri
Dimaknai sebagai suatu kondisi masyarakat yang mempunyai kapasitas untuk
menggerakkan dan mengelola secara swadaya segala potensi dan sumber daya
yang dimiliki untuk mendukung pembangunan daerah dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan (stakeholders).
4. Bermartabat
Sikap dan kondisi masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan yang memiliki
harkat kemanusiaan dan harga diri sehingga berada pada tatanan kehidupan
masyarakat yang mulia.
5. Berkeadilan
Suatu tatanan Mendistribusikan kegiatan dan hasil pembangunan secara merata,
menghilangkan kesenjangan antar wilayah di Kabupaten Banggai Kepulauan serta
menghilangkan diskriminasi dan berbagai bentuk ketidakadilan yang ada dalam
masyarakat.
6. Sejahtera
Gambaran masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan yang terpenuhi kebutuhan
dasar meliputi: Sandang, pangan, papan dan memperoleh pelayanan dasar
pendidikan dan kesehatan secara layak serta terbukanya kesempatan kerja yang
luas dan menyerap tenaga kerja dengan penghasilan yang memadai.
B. MISI
Misi merupakan penjabaran dari visi, maka rumusan misi Kabupaten Banggai Kepulauan
yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banggai Kepulauan Periode 2017–2022, adalah
sebagai berikut:
Misi 4: Mengembangkan potensi wisata secara serius menuju peningkatan ekonomi rakyat.
Misi 5: Mengembangkan sarana kebutuhan petani dan nelayan yang cukup dan memadai.
Misi 6: Penyediaan rumah layak huni bagi warga miskin, tunjangan hari tua dan santunan
kematian bagi masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan.
BAB VI
CERAMAH
A. PROFESIONALITAS ASN
POLA PIKIR
BUDAYA KERJA
Budaya Kerja adalah suatu cara pandangan hidup sebagai nilai – niali yang
menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu
kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita – cita, pendapat,
pandangan, serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.
Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai – nilai dan
kebijakan organisasi serta kode etik profesi. Mengkomunikasikan / menjelaskan
maksud, ide dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam
negosiasi yang sulit dengan pihak lain.
□ Loyal
ASN BerAKHLAK
B. ANTI KORUPSI
Pendidikan anti korupsi merupakan salah satu bentuk pencegahan dan pemberantasan
korupsi yang dilaksanakan melalui pendidikan, baik formal maupun nonformal. Oleh
karena itu, pendidikan antikorupsi memiliki fungsi sebagai berikut.
Pembentukan karakter anti korupsi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan mengikuti
perkembangan usia anak mulai dari PAUD, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Pelaksanaan kurikulum yang dilaksanakan sudah sesuai dengan tujuan pendidikan yang
ingin dicapai pada setiap jenjang pendidikan.
Ada 9 nilai penting anti korupsi yang diajarkan kepada siswa untuk membantu
membentengi diri dari sikap koruptif. Sikap tersebut meliputi kejujuran, tanggung jawab,
kesederhanaan, kepedulian, kemandirian, disiplin, keadilan, kerja keras dan keberanian.
Salah satu model pengajaran pendidikan antikorupsi yang dilakukan adalah jangka panjang.
Sudah sangat parah kondisi tidak bisa diatasi dalam sehari, dua hari atau setahun, tapi harus
dilakukan bertahun-tahun, bahkan bisa seumuran dengan seseorang. Tradisi yang telah
mengakar kuat di masyarakat perlu dipahami sejak dini.
Mulai dari sekolah dasar, pelaksanaan pendidikan ini mulai diadakan. Mengapa pendidikan
anti korupsi ini harus diajarkan di dunia pendidikan? Berikut beberapa alasannya:
Korupsi sebagai budaya kolonial di Indonesia sudah sangat parah. Budaya perilaku
konsensual dalam korupsi menjadi tradisi yang sulit diurai. Bahkan penulis tidak lagi
menyadari bahwa itu adalah perbuatan terlarang, dosa dan merugikan bagi banyak orang.
Korupsi terjadi di semua lapisan kehidupan, termasuk di lembaga pendidikan.
Kondisi di ambang jurang ini berarti bahwa tujuan dari kesepakatan itu diwujudkan dari
bawah dan dalam jangka panjang. Lembaga pendidikan sebagai lokomotif pembentukan
karakter generasi bangsa harus menjadi wadah pengajaran yang kuat bagi pendidikan
antikorupsi.
Dalam proses pembelajaran misalnya, siswa atau mahasiswa yang menyontek saat ujian
sebenarnya adalah suap yang terjadi dalam skala kecil. Tidak disiplin saat itu, menerima
siswa dengan curang, memanipulasi nilai, reward dan lain sebagainya adalah tindakan
korupsi kecil yang ada dalam dunia pendidikan.
Disinilah sikap korupsi bisa muncul, sehingga sebelum generasi muda tumbuh dan
menghadapi kehidupan bernegara yang lebih luas, lembaga pendidikan harus terlebih
dahulu menanamkan sikap anti korupsi.
Menanam pendidikan karakter yang aplikatif
Nilai-nilai karakter yang telah dipahami harus dibentuk secara nyata dalam tindakan
seseorang, tidak terbatas pada materi pendidikan yang hanya dihafal tanpa ada
implementasi yang sebenarnya. Mengajarkan anak untuk tidak korupsi sejak dini harus
dilakukan dengan tindakan nyata dan contoh tindakan, tidak lagi melalui teori belajar.
Penting bagi para guru, tenaga pengajar dan pimpinan lembaga pendidikan untuk
memahami bahwa pendidikan anak tanpa korupsi harus didahului dengan keteladanan
orang tua di lembaga pendidikan terkait.
BAB VII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Saran yang diberikan dari Kepala SMP Negeri 1 Buko Selatan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pendidik kedepannya diharapkan dapat menjalankan tugas dengan baik sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Bimbingan dan motivasi dari hasil orientasi
untuk meningkatkan etos kerja supaya mendapatkan hasil yang optimal demi tercapainya
tujuan Pendidikan sesuai Visi dan Misi kabupaten banggai kepulauan.
2. Diharapkan adanya dukungan penuh, saling bersinergi dan kontribusi dari seluruh pihak
dilingkungan sekolah. Selain itu diharapkan kebijakan-kebijakan dan aturan teknis terkait
PPPK segera disusun sehingga menjadi acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai
PPPK.
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMAPARAN HASIL ORIENTASI PPPK TENAGA
GURU
ANGKATAN IV TAHUN 2023