Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN ORIENTASI PENGENALAN

NILAI DAN ETIKA INSTANSI PEMERINTAH PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN


PERJANJIAN KERJA (PPPK)

DISUSUN OLEH :
NAMA : BILSAN KIPOLUSI, S.Pd
NIPPPK : 19930505 202321 1 015
INSTANSI : SMP NEGERI 1 BUKO SELATAN

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Orientasi Pengenalan

Nilai dan Etika Pengawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Angkatan IV Tahun

2023.

Nama : Bilsan Kipolusi, S.Pd

NIPPPK : 19930505 202321 1 015

UNIT KERJA : SMP Negeri 1 Buko Selatan

Telah di seminarkan dalam seminar Laporan Hasil Orientasi Pengenalan Nilai dan

Etika Pengawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Tahun 2023 pada Hari Senin 11

September 2023 di SMP Negeri 1 Buko Selatan.

Lumbi-lumbia, 12 September 2023

Mengesahkan

MENTOR

Amaludin, S.Pd, M.Si


NIP. 19720912 200012 1 002
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sesuai dengan pembukaan kode etik guru Indonesia bahwa jabatan guru adalah
suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang
beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni dalam mewujudkan Masyarakat yang maju, adil, Makmur, dan beradab. Oleh
karena itu, Pemerintah kabupaten Banggai Kepulauan melaksanakan kegiatan Orientasi
Pengenalan Nilai Dan Etika Instansi Pemerintah bagi PPPK Kabupaten Banggai
Kepulauan Tahun 2022 sebagai bekal dasar bagi kami selaku peserta dari P3K
kabupaten Banggai Kepulauan

Setelah diangkat, PPPK membutuhkan informasi terkait banyak hal. Olehsebab


itu, Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan Orientasi bagi PPPK. Hal ini
diperlukan agar para peserta orientasi mengenal Nilai dan Etika Instansi Pemerintah
Bagi PPPK terutama di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai
Kepulauan.

B. Maksud dan Tujuan


1. Peserta mampu memahami program orientasi dan Mengenal Nilai dan Etika
Instansi Pemerintah

2. Peserta mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN BERAKHLAK

C. Waktu dan Tempat


Orientasi pengenalan nilai dan etika instansi pemerintah PPPK Angkatan IV
Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2023 dilaksanakan selama 4 hari secara klasikal
sejak tanggal 4 september sampai dengan 7 september 2023 di Auditorium Barata
Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan (Jadwal Kegiatan
terlampir).
BAB II
PENGENALAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

A. MANAJEMEN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN PADA PENJELASAN UU


23/14

Menajemen Urusan Pemerintahan dibagi menjadi dua

1. Fungsi Manajemen
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pelaksanaan
d. Pengoordinasian
e. Penganggaran
f. Pengawasan
g. Litbang
h. Standardisasi
i. Pengelolaan Organisasi
2. Unsur Manajemen
a. Sarana dan prasarana
b. Personil
c. Bahan – bahan
d. Metode Kerja

Latar Belakang Pemetaan

1. Perbedaan daerah Kota dan Kabupaten


2. Perbedaan Daerah Kepulauan/Pesisir dan pegunungan
3. Perbedaan Daerah Industri/Perdagangan dengan Daerah Pertanian
4. Daerah Cenderung bembuat Organisasi yang besar (menerapkan tsruktur
gemuk akibat tekanan birokrasi)

5. Daerah belum optimal dalam merumpunkan SKPD (Nomenklatur struktur


yang berbeda – beda)
6. Pelaksanaan pembinaan belum fokus pada daerah sesuai dengan urusan yang
menjadi kewenangan daerah
7. Struktur Organisasi Daerah Belum sepenuhnya mengakomodasikan fungsi
pelayanan public yaitu penyediaan pelayanan dasar dan pengembangan
potensi daerah
Peraturan Pelaksana UU 23/2014

Peraturan Pelaksana UU 23/2014 mencakup dalam 30 Peraturan


Pemerintah, 2 Peraturan presiden dan 6 Peraturan menteri.

Prinsip pembentukan perangkat daerah

1. Lima elemen yaitu :


a. Kepala Daerah (Strategic Apex)
b. Sekretaris Daerah (middle line)
c. Dinas Daerah (Operting Core)
d. Badan/fungsi penunjang (Technos tructure)
e. Stap pendukung (Supporting staff)
2. Tepat Fungsi dan Tepat Ukuran (rightsijing) Berdasarkan beban kerja yang
sesuai dengan kondisi nyata dimasing-masing daerah
Asas Pembentukan Perangkat Daerah :
a. Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
b. Intensitas Urusan Pemerintahan dan potensi Daerah
c. Efisiensi
d. Efektifitas
e. Pembagian Habis Urusan

Perangkat Daerah yang Melaksanakan Sub Urusan Bencana

1. Perangkat Daerah yang Melaksanakan Sub Urusan Bencana yang


sebelumnya sudah dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri dalam negeri
no.46 tahun 2008 tentang pedoman struktur Organisasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah.selanjutnya tetap melaksanakan tugas dan
fungsinya.
2. Bagi Daerah Kabupaten/Kota yang pada saat ini tidak membentukperangkat
daerah yang berdiri sendiri,maka untuk melaksanakan sub urusan bencana
dapat digabung dengan salah satu dinas yang melaksanakan sub urusan
Pemerintahan pada urusan pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban
umum serta perlindungan masyarakat.
Unit Layanan Pengadaan

Unit Layanan Pengadaan perupakan salah satu fungsi pendukung


pelaksanaan yang menjadi kewenangan Daerah,sehingga tugas dan fungsi
layanan pengadaan dilaksakan oleh salah satu Unit Kerja pada Sekretariat Daerah
yang pengaturannya ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah tentang Struktur
Organisasi dan tata kerja Perangkat Daerah.

Fungsi Koordinasi

Untuk penajaman pelaksanaan suatu urusan Pemerintahan tertentu,seperti


Penyuluhan atau penataan ruang yang sudah menjadi tugas dan fungsi masing-
masing Perangkat Daerah,tidak perlu dibentuk perangkat Daerahsendiri untuk
mencega pemborosan dan menghindari terjadinya tumpang tindih tugas dan
fungsi antar perangkat Daerah.

B. PENGISIAN JABATAN

Agar peralihan perangkat Daerah dari yang ada saat ini menjadi perangkat
Daerah baru berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah tidak mengganggu pelaksanaan Anggaran Tahun 2016 dan
siap untuk melaksanakan Anggaran Tahun 2017.maka dalam ketentuanperalihan
Peraturan Daerah Agar memuat :
1. Pejabat pada perangkat Daerah yang ada saat ini tetap melaksanakan
tugas,kegiatan dan anggaran Tahun 2016 sampai dengan berakhirnya Tahun
Anggaran 2016.
2. Pengisian Jabatan pada Perangkat Daerah Berdasarakan Perda ini untuk
pertama kali dilakukan pada akhir tahun 2016.
BAB III
PENGENALAN JABATAN PPPK

A. Pengaturan manajemen ASN

UU No.8 tahun 1974 ----- UU No .43 tahun 1999 ------ UU no. 5 tahun 2014
undang – undang merupakan pokok – pokok yang mengatur PNS dan PPPK.

□ Tindak lanjut UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Jabatan ASN Menyangkut


Jabatan pimpinan tinggi, Jabatan Administrasi dan Jabatan Fungsional.
□ Tindak lanjut PP No.21 tahun 2014 Pemberhentian PNS yang mencapai batas
usia pensiun bagi pejabat fungsional.
□ Tindak lanjut PP No.70 tahun 2015 jaminan kecelakaan kerja dan jaminan
kematian bagi pegawai ASN.
□ Tindak lanjut PP No. 11 tahun 2017 Manajemen pegawai negeri sipil

□ Tindak lanjut PP. No. 49 tahun 2018 Manajemen pegawai Pemerintah Dengan
Perjanjian Kerja.

B. Dasar Hukum Penyusunan PP No.49 tahun 2018 Tentang manajemen


PPPK.

Pasal 107 undang – undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.Ketentuan lebih lanjut mengenai manajemen PPPK sebagaimana dimaksud
dalam pasal 95 sampai dengan pasal 106 diatur dalam Peraturan Pemerintah

C. Tugas dan Fungsi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

Sebagai telah dijabarkan sebelumnya, bahwa tugas dan fungsi Pegawai


Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) meliputi tiga hal, yakni:

1. Sebagai Pelayan Publik


Sebagai Apartur Sipil Negara (ASN PPPK), maka sudah cukup jelas bahwa
tugas kita sebagai pelayan Masyarakat. Olehnya itu, kita diwajibkan untuk
memberikan pelayanan yang professional dan berkualitas. Sebab, bagaimanapun
juga upah yang kita dapatkan berupa gaji yang diberikan setiap bulan merupakan
hasil dari pajak yang berasal Masyarakat juga.

2. Pelaksana Kebijakan Publik


Dalam hal ini seorang ASN PPPK dituntuk untuk selalu siap melaksanakan
setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah ataupun
pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang
berlaku.

3. Perekat dan Pemersatu Bangsa


Selain bertugas sebagai pelayan publik dan pelaksana kebijakan publik, ASN
PPPK juga berfungsi sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa.
BAB IV

PENGENALAN MANAJEMEN KINERJA ORGANISASI

A. MANAJEMEN PPPK
1. Penetapan kebutuhan PPPK
2. Penilaian kerja 1 dan 2
3. Pengembangan Kompetensi
4. Pemberian Penghargaan
5. Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
6. Perlindungan
7. Cuti
8. Pengawasan dan Evaluasi
9. Larangan
10. Isu isu Strategi Manajemen PPPK
11. Implementasi PP No.49 Tahun 2018 pada instansi Pemerintah

Penetapan Kebutuhan PPPK


1. Setiap Instansi pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan
PPPK berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
2. Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK dilakukan jangka waktu 5 (tahun) yang di
perinci dalam 1 tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.
3. Penyusunan Kebutuhan jumlah PPPK merupakan satu kesatuan dengan
penyusunan kebutuhan PNS.
4. Kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK ditetapkan dengan keputusan
menteri.
5. Kebutuhan PPPK secara nasional ditetapkan oleh menteri pada setiap
tahun,setelah memperhatikan pendapat menteri keuangan dan pertimbangan
teknis kepala BKN.
6. PPPK dapat mengusulkan kepada presiden melalui menteri kebutuhan JPT
utama tertentu atau JPT madya tertentu yang dapat diisi oleh PPPK setelah
ditetapkan nomenklatur jabatan dan pangkatnya oleh presiden.

Penilaian Kinerja 1
1. Penilaian kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang
sudah disepakati berdasarkan perjajian kerja antara PPPK dengan pegawai
yang bersangkutan.
2. Penilaian kinerja PPPK dilakukan berdasarkan perjanjian kerja ditingkat
individu dan tingkat unit atau organisasi dengan memperhatikantarget,sasaran
hasil, manfaat yang dicapai dan perilaku pegawai.
3. Penilaian kinerja PPPK dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif , dan
transparan.
4. Penilaian kinerja PPPK berada di bawah kewenangan PyB pada instansi
pemerintah masing – masing.
5. Penilaian kinerja PPPK didelegasikan secara berjenjang kepada atasan
lansung dari PPPK.
Penilaian Kinerja 2

1. Masa hubungan perjanjian Kerja bagi PPPK dalam pelaksanaan tugas jabatan
yang sama paling singkat 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan
dan berdasarkan penilaian kinerja.
2. Perpanjangan Hubungan Perjanjian Kerja dalam pelaksanaan tugas jabatan
yang sama di dasarkan pada pencapaian kinerja,kinerja,kesesuaian
kompetensi,dan kebutuhan instansi setelah mendapat PPK.
3. Perpanjangan Hubungan Kerja bagi JPT yang berasal dari kalangan Non-PNS
mendapat dari PPK .
4. Dalam hal perjanjian kerja PPPK diperpanjang,PPK wajibmenyampaikan
tembusan perpanjangan perjanjian kinerjakepada BKN.
5. Perpanjangan hubungan perjanjian Kerja bagi PPPK yang menduduki
JPTutama dan JPT madya tertentu paling lama 5 (lima )

Pengembangan Kompetensi

1. Dalam rangka pengembangan kompetensi untuk mendukung pelaksanaan


tugas, PPPK diberikan kesempatan untuk pengayaan pengetahuan dengan
prioritas diberikan dengan memperhatikan hasil penilaian kinerja PPPK
yang bersangkutan.
2. Pelaksanaan pengembangan kompetensi dilakukan paling lama 24jam
pelajaran dalam 1 tahun masa perjanjian kerja.
3. Pelaksanaan pengembangan kompetensi di catat oleh PyB dalam sistem
informasi pelatihan yang terintegrasi dengan sistem informasi ASN.
4. Perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi pengembangan kompetensi PPPK
dilaksanakan oleh PyB.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman teknis

Pemberian Penghargaan

1. PPPK yang telah menunjukkan kesetian, pengabdian, kecakapan, kejujuran,


kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat
diberikan penghargaan.
2. Pemberian penghargaan berupa tanda kehormatan diberikan kepada PPPK
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan – undangan.
3. Penghargaan diberikan oleh PyB setelah mendapatpertimbangan timpenilai
kinerja PPPK.

Pemutusan Hubungan Perjajian Kerja

1. Pemusatan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat


2. Pemutusan hubngan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat tidak
atas permintaan sendiri
3. Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan tidak hormat.
Perlindungan
Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa :
1. Jaminan hari tua
2. Jaminan Kesehatan
3. Jaminan kecelakaan kerja
4. Jaminan Kematian,dan
5. Bantuan

Cuti
Setiap PPPK berhak mendapat cuti yang diberikan oleh PPK. Cuti terdiri
atas :
1. Cuti tahunan
2. Cuti sakit
3. Cuti melahirkan
4. Cuti bersama

Pengawasan Dan Evaluasi


1. KASN berfungsi mengawasi pelaksanaan norma dasar kode etik dan kode
perilaku ASN, serta penerapan sistem merit dalam kebijakan dan
Manajemen pada instansi pemerintah.
2. Menteri melaksanakan evaluasi pelaksana kebijakan manajemen PPPK
3. Hasil Evaluasi sebagai dasar penetapan kebijakan di bidang pendayagunaan
PPPK

Larangan
1. PPK dilarang mengangkat pegawai non – PNS dan /atau non –PPPK untuk
mengisi jabatan ASN .
2. Larangan berlaku juga bagi pejabat lain dilingkungan instansi pemerintah
yang melakukan pengangkatan pegawai non – PNS dan /atau non –PPPK.
3. PPK dan pejabat lain yang mengangkat pegawai non – PNS dan /atau non –
PPPK untuk mengisi jabatan ASN dikenakan sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang – undangan.

Isu- Isu Strstegi Manajemen PPPK


1. Dalam undang – undang nomor 5 tahun 2015 diamanatkan adanya PPPK
dalam ASN yang telah diatur dalam peraturan pemerintah No.49 tahun
2018 tentang manajemen PPPK sedangkan Peraturan Presiden tentang
Jenis jabatan ASN yang dapat disi PPPK belum ditetapkan.
2. Dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan telah dikenal PPK sebagai
pejabat pimpinan tinggi pada instansi pemerintah yang keberadaanya
ditetapkan dengan keputusan presiden.
3. Dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan dikenal pula pegawai
pemerintah non pegawai negeri (PPNPN) dan pegawai kontrak lainnya
4. Adanya kebutuhan untuk mengatur penilaian kinerja PPPK dalam
peraturan menteri PANRB
5. Adanya kebutuhan untuk mengatur jabatan lain yang dapat diisi PPPK
dalam bentuk peraturan Menteri PANRB.
Implementasi PP No.49 Tahun 2018 pada Instansi Pemerintah
1. Melakukan internalisasi PP.No.49 tahun 2018 dilingkungan instansi
pemerintah.
2. Melakukan Reviw terhadap peta jabatan yang ada di instansi Pemerintah
3. Melakukan identifikasi dan inventarisasi jabatan di Instansi Pemerintah
yang dapat di isi oleh PPPK.
4. Melakukan Inventarisasi tenaga non- PNS di Instansi Pemerintah.
5. Melakukan Penyusunan strategi pengisian jabatan.
6. Melakukan evaluasi terhadap pengisian dan penetapan jabatan ASN yang
dapat di isi oleh PPPK di Instansi Pemerintah.

B. RENCANA KERJA PPPK

Sebagai ASN PPPK Guru yang baik dan bertanggung jawab, sudah menjadi
kewajiban baginya untuk mematuhi tugas pokok dan fungsi sesuai aturan perundang-
undangan yang berlaku. Untuk itu, perlu disusun rencana kerja yang terstruktur, agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Rencana kerja yang dimaksud
adalah sebagai berikut:

1. menyusun perangkat pembelajaran sesuai ketentuan sekolah


2. menyusun program pembelajaran untuk mencapai target kurikulum yang sudah
ditentukan.
3. melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan
4. mengikuti kegiatan MGMP
5. mengikuti pelatihan dan seminar guna meningkatkan kompetensi guru
6. melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap peserta didik
7. menjalin hubungan yang baik dengan orang tua / wali peserta didik
8. berinovasi dalam pembelajaran
9. berprestasi sebagai guru dan mengajak siswa serta guru lain berkolaborasi
10. berkarya sesuai bidang.
C. PENGENALAN MANAJEMEN KINERJA ORGANISASI

Pengertian Manajemen Kinerja

• Manajemen kinerja adalah segala kegiatan yang dilakukan utk meningkatkan


kinerja organisasi.
• Manajemen kinerja adalah suatu proses utk meningkatkan kinerja sdm yg
didalamnya ada individu maupun kelompok melalui pembinaan personil yg
efektif dan kompetitif.
Olehnya itu dapat disimpulkan bahwa manajemen kinerja dasar dan
kekuatan pendorong yang berada dibelakang semua keputusan organisasi,usaha
kerja, dan alokasi semberdaya.

Kinerja

Bagaimana mengelola kinerja didalamnya ada :


1. Manajer (Pimpinan)
2. Seksi – seksi (Unit Kerja)
3. Individu

Manfaat Manajemen Kinerja

Organisasi : menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim dan individu


dalam memperbaiki kinerja, memotifasi pekerja untuk meningkatkan komitmen dan
ketrampilan, mengusahakan perbaikan dan pengembangan berkelanjutan.

Manajer

1. Mengunakan waktu mengusahakan klarifikasi kineja dan harapan prilaku


2. Menawarkan peluang mengunakan waktu secara berkualitas
3. Memperbaiki kinerja tim dan individual
4. Mengusahakan penghargaan pada staf
5. Mengembangkan proses motivasi dan pengembangan tim
Individu

Memperjelas peran dan tujuan :


Mendorong dan mendukung untuk tampil baik membantu mengembangkan
kemampuan dan kinerja untuk mengunakan waktu secara berkualitas,
obyektivitas, dan kejujuran

Prinsip Dasar Manajemen Kinerja

1. Kejujuran
2. Pelayanan
3. Tangung jawab

Kriteria Keberhasilan

1. Proses manajemen kinerja telah memungkinkan pengalaman dan pengetahuan


yang diperoleh individu dapat dipergunakan untuk memodivikasi tujuan
organisasi.
2. Adanya komitmen dan dukungan dari manajer puncak utk menjalankan
manajemen kinerja.

Tantangan

1. Bisa berhasil
2. Resiko kegagalan

❖ Capaian Sasaran Visi Misi (Job Discriptions)

Akumulasi kinerja unit orgaisasi dan akumulasi kinerja individu menghasilakn


kinerja organisasi.

❖ Proses Manajemen Kinerja

1. Perencanaan
2. Proses kerja
3. Tujuan dan sasaran
BAB V

KEBIJAKAN PEMKAB BANGGAI KEPULAUAN


A. VISI

“TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN YANG


MAJU, MANDIRI, BERMARTABAT, BERKEADILAN DAN SEJAHTERA”

Sebagai gambaran dan harapan yang ingin diwujudkan oleh Kabupaten Banggai Kepulauan
5 (lima) tahun ke depan, pada hakekatnya mengandung makna dengan Penjabaran Visi
tersebut dapat uraikan sebagai berikut:

1. Masyarakat
Sekelompok orang atau warga yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau
semi terbuka), yakni sebagian besar interaksi yang terjadi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut, dengan kata lain
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas
yang sama.
2. Banggai Kepulauan
Kesatuan wilayah dan masyarakat Kabupaten yang terbentuk dari hasil pemekaran
Kabupaten Banggai berdasarkan Undang Undang Nomor 51 Tahun 1999, tentang
Pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan yang
diresmikan pada tanggal 3 November 1999, termasuk sarana dan prasarana serta
kelembagaan yang dipisahkan dari kabupaten induk. Sebagai daerah otonom,
maka Kabupaten Banggai Kepulauan dalam kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah dan berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sistem negara kesatuan Republik Indonesia. Daerah
menunjukkan suatu kesatuan pemerintah dan kemasyarakatan beserta semua
potensi yang dimiliki.
3. Mandiri
Dimaknai sebagai suatu kondisi masyarakat yang mempunyai kapasitas untuk
menggerakkan dan mengelola secara swadaya segala potensi dan sumber daya
yang dimiliki untuk mendukung pembangunan daerah dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan (stakeholders).
4. Bermartabat
Sikap dan kondisi masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan yang memiliki
harkat kemanusiaan dan harga diri sehingga berada pada tatanan kehidupan
masyarakat yang mulia.
5. Berkeadilan
Suatu tatanan Mendistribusikan kegiatan dan hasil pembangunan secara merata,
menghilangkan kesenjangan antar wilayah di Kabupaten Banggai Kepulauan serta
menghilangkan diskriminasi dan berbagai bentuk ketidakadilan yang ada dalam
masyarakat.
6. Sejahtera
Gambaran masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan yang terpenuhi kebutuhan
dasar meliputi: Sandang, pangan, papan dan memperoleh pelayanan dasar
pendidikan dan kesehatan secara layak serta terbukanya kesempatan kerja yang
luas dan menyerap tenaga kerja dengan penghasilan yang memadai.

B. MISI

1. Menciptakan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan inovatif.


2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan, kesehatan dan
perekonomian masyarakat.
3. Memperkokoh kerukunan kehidupan beragama dan budaya lestari.
4. Mengembangkan potensi wisata secara serius menuju peningkatan ekonomi rakyat.
5. Mengembangkan sarana kebutuhan petani dan nelayan yang cukup dan memadai.
6. Penyediaan rumah layak huni bagi warga miskin, tunjangan hari tua dan santunan
kematian bagi masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan.

Misi merupakan penjabaran dari visi, maka rumusan misi Kabupaten Banggai Kepulauan
yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banggai Kepulauan Periode 2017–2022, adalah
sebagai berikut:

Misi 1: Menciptakan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan inovatif.

Misi 2: Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan, kesehatan dan

Misi 3: Memperkokoh kerukunan kehidupan beragama dan budaya lestari.

Misi 4: Mengembangkan potensi wisata secara serius menuju peningkatan ekonomi rakyat.

Misi 5: Mengembangkan sarana kebutuhan petani dan nelayan yang cukup dan memadai.

Misi 6: Penyediaan rumah layak huni bagi warga miskin, tunjangan hari tua dan santunan
kematian bagi masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan.
BAB VI
CERAMAH

A. PROFESIONALITAS ASN
POLA PIKIR

PENGERTIAN POLA PIKIR


Pengertian pola pikir adalah sentralnya dari potensi SDM dan SDM merupakan
unsur yang sangat penting dari semua unsur manajemen sehingga SDM akanbersifat
fundamental dan strategis.
POLA PIKIR SEBAGAI UNSUR STRATEGI
□ Pola pikir adalah perubahan sesuatu pemikiran manusia dari yang bersifat
negatif menuju ke arah yang positif.
□ Pola pikir mengubah mind setting individu
□ Pola pikir merubah dari aktivitas yang inefiensi menjadi efisien dan efektif
□ Pola pikir adalah pola piker pegawai yang bangga dengan statusnya sebagai
ASN

JENIS – JENIS POLA PIKIR


□ Pola pikir perfeksionis: Seseorang yang mempunya pola pikir ini akan menilai
dirinya begitu tajam sehingga sekilas orang tersebut tidak berani mencoba yang
tidak ia kuasai dengan sangat sempurna.
□ Pola pikir obsesif: Seseorang dengan pola pikir ini akan mengingat terus
menerus sesuatu yang menakutkan dirinya sehingga ia meneror diri sendiridan
akhirnya ia berhenti sambil meyakini bahwa semua adalah malapetaka. 3.
□ Pola pikir pesimis: Yaitu pola pikir dimana seseorang selalu menganggap semua
hanya akan menjadi sebuah kegagalan.
□ Pola pikir bergantung pada orang lain: Seseorang akan merasa sangat ingin
untuk bebas tapi di lain pihak dia akan merasa bahwa hanya orang lain yang
dapat menyelamatkannya.
□ Pola pikir birokrat/dogmatik: Pola pikir yang memaksakan kehendak untuk
mengikuti aturan dan merasa dirinya paling tahu segalanya.
□ Pola pikir Optimis: Pola pikir yang mencirikan seseorang merasa percaya
bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Semua dapat dilakukan secara bertahap.
□ Pola pikir realistis: Seseorang dengan pola pikir ini dapat mengalahkan rasa
takut dan hal – hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan emosi lalu
membuat rencana secara bertahap dengan penuh rasa percaya diri.
□ Pola pikir Taoisme: Pola pikir tersebut memiliki ciri bahwasanya hitam tidak
selalu buruk dan putih tidak selalu baik. Sesuatu yang jelek dapat sangat
bermanfaat jika pada situasi yang tepat. Sesuatu yang kelihatan baik mungkin
dapat mencelakakanya,
□ Pola pikir mandiri: Pola pikir yang tidak teralu memikirkan perasaan orang
lain sehingga orang lain dapat merasa bebas
CIRI – CIRI YANG BERPIKIR POSITIF
□ Melihat masalah sebagai tantangan untuk menikmati hidupnya
□ Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
□ Menghilangkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas dalam benak
□ Mensyukuri apa yang telah di miliki
□ Tidak mendengarkan issue/gossip yang tak menentu
□ Tidak bikin ALASAN tapi langsung bikin TINDAKAN
□ Menggunakan bahasa lisan dan bahasa tubuh yang positif
□ Peduli pada citra diri.

BUDAYA KERJA

Budaya Kerja adalah suatu cara pandangan hidup sebagai nilai – niali yang
menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu
kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita – cita, pendapat,
pandangan, serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.

MEMBANGUN INTEGRITAS MELALUI KODE ETIK

Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai – nilai dan
kebijakan organisasi serta kode etik profesi. Mengkomunikasikan / menjelaskan
maksud, ide dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam
negosiasi yang sulit dengan pihak lain.

INTEGRITAS yang merupakan bagian dari POLA PIKIR, SIKAP dan


PRILAKU yang terdiri dari :
□ Disiplin

□ Loyal

□ Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama

□ Menjalankan tugas secara kompetensi dan konsisten

□ Bekerja berbasis hasil yang efisien dan efektif

□ Akuntable / dapat dipertanggung jawabkan

□ Memberikan pelayanan / public services

□ Mendorong penciptaan lingkungan yang kondusif

□ Mendorong kesetaraan / gender

□ Menghargai perbedaan pendapat

□ Menjunjung etika profesi


PENERAPAN FUNGSI DAN TUGAS ASN

ASN BerAKHLAK

BerAKHLAK merupakan akronim dari “Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,


Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Adanya Core Values ASN
merupakan perwujudan dari nilai – nilai dasar ASN sesuai dengan Undang –
Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dalam satu kesamaan
persepsi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh ASN.
Adapun nilai – nilai yang terkandung dalam BerAKHLAK yang merupakan
panduan perilaku bagi ASN yang harus dilaksanakan dengan pernuh kesadaran
dan tanggungjawab adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi Pelayanan
Dengan nilai ini seorang ASN dituntut memahami dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Selalu bersikap ramah kepada siapa saja, terutama kepada
masyarakat. Dapat diandalkan serta cekatan dan dapat memberikansolusi atas
masalah – masalah yang ada di masyarakat.
2. Akuntabel
Akuntabel dapat dipahami sebagai sikap jujur dan bertanggungjawab,
memiliki disiplin dan berintegritas yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas.
Berkaitan dengan hal ini dalam tugas – tugas kedinasan, ASN dituntut untuk
menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab,
efektif dan efisien.
3. Kompeten
Untuk menjalan tugas dan fungsinya peningkatan kompetensi sangat penting
dilakukannya, dengan kompetensi yang semakin baik memungkinkan bagi ASN
untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik juga sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
4. Harmonis
Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun
lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis. Kenyamanan dan keharmonisan
lingkungan kerja mendorong atau memotivasi ASN untuk lebih produktif dalam
bekerja.
5. Loyal
Dengan nilai dasar ini ASN harus dapat menjaga nama baik sesama ASN,
nama baik pimpinan, nama baik instansi dan tentu saja harus selalu dapatmenjaga
nama baik negara. Konsekuensi logis dari adanya loyalitas dan kesetiaan adalah
setiap ASN harus selalu menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Nilai dasar adaptif dapat dilakukan dengan terus menerus berinovasi dengan
mengembangkan kreativitas. Setiap pegawai juga harus selalu bertindak proaktif
dan tidak hanya berpangku tangan namun harus responsif dengan berbagai
masalah yang berkembang serta mampu menjadi bagian dari solusi dalam
menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi organisasi.
7. Kolaboratif
Dengan nilai dasar ini dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya diharapkan
ASN mampu berkolaborasi dengan berbagai unsur baik dalam organisasi
maupun diluar organisasi. Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi
bersama akan dapat menghasilkan nilai tambah, dan mempercepat mencapai
tujuan bersama.

B. ANTI KORUPSI

Fungsi Pendidikan Anti Korupsi

Pendidikan anti korupsi merupakan salah satu bentuk pencegahan dan pemberantasan
korupsi yang dilaksanakan melalui pendidikan, baik formal maupun nonformal. Oleh
karena itu, pendidikan antikorupsi memiliki fungsi sebagai berikut.

● Fungsi kognitifnya adalah untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang


korupsi dan dampaknya yang sangat besar
● Fungsi afektif adalah membentuk karakter moral dan anti korupsi peserta didik,
menanamkan nilai-nilai anti korupsi dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
● Fungsi psikomotor adalah kesadaran moral untuk memerangi berbagai bentuk
praktik korupsi yang ada di lingkungan sekitar
Pembentukan karakter anti korupsi berdasarkan tahap perkembangan anak

Pembentukan karakter anti korupsi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan mengikuti
perkembangan usia anak mulai dari PAUD, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Pelaksanaan kurikulum yang dilaksanakan sudah sesuai dengan tujuan pendidikan yang
ingin dicapai pada setiap jenjang pendidikan.

Menanamkan nilai-nilai anti korupsi pada generasi muda

Ada 9 nilai penting anti korupsi yang diajarkan kepada siswa untuk membantu
membentengi diri dari sikap koruptif. Sikap tersebut meliputi kejujuran, tanggung jawab,
kesederhanaan, kepedulian, kemandirian, disiplin, keadilan, kerja keras dan keberanian.

Tanamkan pendidikan anti korupsi jangka panjang

Salah satu model pengajaran pendidikan antikorupsi yang dilakukan adalah jangka panjang.
Sudah sangat parah kondisi tidak bisa diatasi dalam sehari, dua hari atau setahun, tapi harus
dilakukan bertahun-tahun, bahkan bisa seumuran dengan seseorang. Tradisi yang telah
mengakar kuat di masyarakat perlu dipahami sejak dini.

Contoh pendidikan anti korupsi

● Jangan menyontek saat ujian


● Tidak melakukan plagiarisme
● Jangan tinggalkan tanda tangan kehadiran kuliah
● Selalu tepat waktu
● Patuhi semua peraturan yang berlaku
● melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab
● Belajar dengan rajin
● Melihat dan menilai sesuatu secara objektif
● Jujurlah pada dirimu sendiri
● Mengakui kesalahan dan bertanggung jawab untuk memperbaikinya
● Membantu orang yang membutuhkan
● Jangan minum obat
● Rendah hati
● Tidak terlalu bergantung pada orang lain
Pentingnya penerapan pendidikan anti korupsi di lembaga pendidikan

Pemerintah melalui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengkampanyekan


pemberantasan korupsi di lembaga pendidikan. Kurikulum pendidikan anti korupsi mulai
dikembangkan di sekolah dengan menyesuaikan konsep dan tujuan yang ingin dicapai di
tingkat lembaga pendidikan terkait.

Mulai dari sekolah dasar, pelaksanaan pendidikan ini mulai diadakan. Mengapa pendidikan
anti korupsi ini harus diajarkan di dunia pendidikan? Berikut beberapa alasannya:

Budaya korupsi di Indonesia di ujung jurang

Korupsi sebagai budaya kolonial di Indonesia sudah sangat parah. Budaya perilaku
konsensual dalam korupsi menjadi tradisi yang sulit diurai. Bahkan penulis tidak lagi
menyadari bahwa itu adalah perbuatan terlarang, dosa dan merugikan bagi banyak orang.
Korupsi terjadi di semua lapisan kehidupan, termasuk di lembaga pendidikan.

Kondisi di ambang jurang ini berarti bahwa tujuan dari kesepakatan itu diwujudkan dari
bawah dan dalam jangka panjang. Lembaga pendidikan sebagai lokomotif pembentukan
karakter generasi bangsa harus menjadi wadah pengajaran yang kuat bagi pendidikan
antikorupsi.

Lawan korupsi dari lingkungan terdekat

Menerapkan pendidikan anti korupsi di sekolah dan perguruan tinggi sebenarnya


merupakan cara untuk mengatasi pola pikir dan sikap dasar yang mengarah pada tindakan
korupsi curang.

Dalam proses pembelajaran misalnya, siswa atau mahasiswa yang menyontek saat ujian
sebenarnya adalah suap yang terjadi dalam skala kecil. Tidak disiplin saat itu, menerima
siswa dengan curang, memanipulasi nilai, reward dan lain sebagainya adalah tindakan
korupsi kecil yang ada dalam dunia pendidikan.

Disinilah sikap korupsi bisa muncul, sehingga sebelum generasi muda tumbuh dan
menghadapi kehidupan bernegara yang lebih luas, lembaga pendidikan harus terlebih
dahulu menanamkan sikap anti korupsi.
Menanam pendidikan karakter yang aplikatif

Lembaga pendidikan adalah suatu wadah pengembangan pendidikan karakter yang


aplikatif. Namun kenyataannya sebagian besar siswa masih bersifat hafalan bahan ajar,
belum diimplementasikan dalam sebuah implementasi.

Nilai-nilai karakter yang telah dipahami harus dibentuk secara nyata dalam tindakan
seseorang, tidak terbatas pada materi pendidikan yang hanya dihafal tanpa ada
implementasi yang sebenarnya. Mengajarkan anak untuk tidak korupsi sejak dini harus
dilakukan dengan tindakan nyata dan contoh tindakan, tidak lagi melalui teori belajar.

Penting bagi para guru, tenaga pengajar dan pimpinan lembaga pendidikan untuk
memahami bahwa pendidikan anak tanpa korupsi harus didahului dengan keteladanan
orang tua di lembaga pendidikan terkait.
BAB VII

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Memberikan kesempatan kepada ASN PPPK untuk melakukan pengenalan


terhadap tugas pokok dan fungsi sesuai dengan tujuan rekrutmen,
2. Masa orientasi akan memberikan pemahaman dan pengenalan bagi para ASN
PPPK pada tugas dan fungsi serta visi misi.
3. Sebagai ASN PPPK di lingkungan Pemerintah Banggai Kepulauan diberikan
pendampingan agar dapat menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan etika pada
instansi Pemerintah Banggai Kepulauan.

B. SARAN

Saran yang diberikan dari Kepala SMP Negeri 1 Buko Selatan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pendidik kedepannya diharapkan dapat menjalankan tugas dengan baik sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Bimbingan dan motivasi dari hasil orientasi
untuk meningkatkan etos kerja supaya mendapatkan hasil yang optimal demi tercapainya
tujuan Pendidikan sesuai Visi dan Misi kabupaten banggai kepulauan.

2. Diharapkan adanya dukungan penuh, saling bersinergi dan kontribusi dari seluruh pihak
dilingkungan sekolah. Selain itu diharapkan kebijakan-kebijakan dan aturan teknis terkait
PPPK segera disusun sehingga menjadi acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai
PPPK.
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMAPARAN HASIL ORIENTASI PPPK TENAGA
GURU
ANGKATAN IV TAHUN 2023

Anda mungkin juga menyukai