DISUSUN OLEH :
SUNDARI, S.Pd.I
4
LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI
Pelatihan Dasar CPNS GolonganIII Angkatan I
Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian ManajemenPemerintahan
Lembaga Administrasi Negara Tahun 2020
JUDUL AKTUALISASI
“UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PESERTA DIDIK KELAS III
DI SDN TALANG JEMBATAN KEC. ABUNG KUNANG
KAB. LAMPUNG UTARA”
Coach Mentor
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR PROFESI PNS
5
Nama : Sundari,S.Pd.I
NIP : 198806042019032001
Unit Kerja : SD Negeri Talang Jembatan
Penguji,
Coach Penguji
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan aktualisasi dengan judul “Upaya meningkatkan kemampuan baca tulis al-
Qur’an dengan menggunakan metode drill pada peserta didik kelas III di SD
Negeri Talang Jembatan Kecamatan Abung Kunang Lampung Utara.
6
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
sejauh mana aktualisasi menanamkan nilai-nilai dasar PNS yakni ANEKA
(akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi) yang
telah diinternalisasi selama pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
Semoga laporan aktualisasi ini dapat menjadi acuan dalam aktualisasi Nilai-Nilai
Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara di UPTD SD N Talang Jembatan Kecamatan
Abung Kunang Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.
Terima kasih penulis ucapkan kepada:
Penulis menyadari laporan aktualisasi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk pengembangan selanjutnya.
Lampung Utara,11 September 2020
Penulis,
Sundari,S.Pd.I
NIP.19880604 201903 2 001
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................... iii
LEMBAR PENGANTAR...................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN................................................................... 1
7
A. LatarBelakang................................................................ 1
B. Tujuan dan Manfaat....................................................... 3
C. RuangLingkup................................................................ 3
BAB II. RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS.... 4
A. Deskripsiorganisasi........................................................ 4
1. Profile Organisasi.................................................... 4
2. StrukturOrganisasi................................................... 5
3. Visi, Misi, Nilai-nilaiOrganisasi................................. 5
4. TugasPokok dan Fungsi.......................................... 6
B. Analisis Isu...................................................................... 9
C. Argumentasi Terhadap Issue Terpilih............................. 10
D. Dampak Jika Isu Tidak Dapat Dilaksanakan................. 11
E. Nilai-Nilai Dasar ASN ................................................... 11
F. Matriks Rancangan....................................................... 27
G. Jadwal Kegiatan ............................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
8
empat Pembukaan UUN 1945. Dalam rangka mecapai tujuan nasional
bangsa, maka perlu dibangun ASN yang berintegritas, profesional, netral,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme, serta mampu melaksanakan fungsinya dngan
baik.Berdasarkan UUno.5 tahun 2014
Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti merupakan salah satu mata
pelajaran yang sangat berperan penting untuk mengenal,
memahami,menghayati dan mengimani ajaran agama Islam yang
bersumber pada kitab suci Al-Quran. Sehingga dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti, peserta didik harus mampu
dalam membaca dan menulis Al-Quran. Untuk membaca dan menulis Al-
Quran siswa perlu diperkenalkan terlebih dahulu dengan huruf-huruf
hijayah supaya Siswa dapat menulis dan melafalkannya dengan tartil.
Namun, Peserta didik masih banyak yang belum menguasai baca tulis
Al-Quran sehingga diperlukan suatu tindakan yang dapat meningkatkan
pengetahuan siswa tentang baca tulis Al-Quran.
9
dengan metode pembelajaran yang baru.terlebih pada jenjang sekolah
dasar.
10
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. DESKRIPSI ORGANISASI
1. Profil Organisasi
Penulis merupakan seorang guru Pendidikan Agama Islam di SD Negeri
Talang Jembatan Kecamatan Abung Kunang.SD Negeri Talang
Jembatan memiliki peserta didik total 140 dengan rincian jumlah peserta
didik laki-laki 73 dan jumlah peserta didik perempuan 67.
Adapun identitas selengkapnya sebagai berikut:
11
Propinsi : Lampung
No. Telpon : 085381051008
3. Status Sekolah : Negeri
4. NSS : 101120322005
5. NPSN : 10802983
6. Status tanah : Hibah
7. Luas tanah : + 5000 M2
8. Nama Kepala Sekolah : Ritawati, S.Pd
9. Akreditasi Sekolah : C
10. Email : sdtalangjembatan77@gmail.com
12
2. Struktur Organisasi SDN Talang Jembatan
Kepala Sekolah
Komite Sekolah
Ritawati,S.Pd
Mulyadi
NIP. 196510311991032003
PENJAGA
SISWA
MASYARAKAT
1
3. Visi, Misi,dan Nilai-nilai Organisasi
Visi SD Negeri Talang Jembatan adalah :
TERCIPTANYA PESERTA DIDIK YANG BERKUALITAS,KOMPETITIF
DAN BERAKHLAK MULIA,UNGGUL DALAM PRESTASI DAN TERPUJI
Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi yang diterapkan di SD Negeri Talang Jembatan yaitu
7T (Tertib Waktu, Tertib Administrasi, Tertib Berpakaian, Tertib KBM, Tertib
Bertingkah Laku, Tertib berbicara dan bekerja).
7
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan. Melalui penilaian hasil
pembelajaran diperoleh informasi yang bermakna untuk meningkatkan
proses pembelajaran berikutnya serta pengambilan keputusan
lainnya. Menilai hasil pembelajaran dilaksanakan secara terintegrasi
dengan tatap muka seperti ulangan harian dan kegiatan menilai hasil
belajar dalam waktu tertentu seperti ujian tengah semester dan akhir
semester.
Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan
nontes. Penilaian nontes dapat berupa pengamatan dan pengukuran
sikap serta penilaian hasil karya dalam bentuk tugas, proyek fisik atau
produk jasa.
B. ANALISIS ISU
PENETAPAN ISU
8
Masih kurangnya kemampuan baca tulis Al-qur’an siswa kelas III di
SD Negeri Talang Jembatan pada masa pandemi covid-19 membuat
siswa terkendala untuk mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
maka isu yang diangkat dalam rancangan aktualisasi ini adalah isu terkait
kurangnya kemampuan baca tulis Al-Qur’an pada peserta didik di masa
pandemi covid-19, dengan harapan dapat dicarikan solusi penyelesaiannya
melalui metode pembelajaran yang sesuai dan menarik.
2. Penyebab Isu
Dari alasan tersebut maka kita dapat menganalisis penyebab terjadinya
isu yang telah ditetapkan. Ada banyak metode untuk mengetahui akar
penyebab dari suatu isu yang muncul,
salah satunya dengan menggunakan Diagram Tulang Ikan (Fishbone)
seperti yang terlihat pada tabel berikut :
MACHINE MAN
Kurang teknik
Media terbatas
Metode
pembelajaran yang 9 Kurangnya
monoton yang y kemampuan
peserta didik
dalam baca
tulis Al-Quran
monoton
Tidak sesuai
METHOD
MONEY
10
E. NILAI-NILAI DASAR ASN
Sebagai upaya untuk mendukung reformasi birokrasi dan
mengarahkan cita-cita Good Governance, maka Aparatur Sipil Negara
(ASN) dituntut senantiasa mampu mengembangkan nilai-nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA). Dengan merujuk pada pasal 10 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014, secara empiris ASN melalui nilai-nilai dasar tersebut harus mampu
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat
bangsa. Setiap ASN memiliki kesempatan untuk mengembangkan
profesional kelas dunia, tidak parsial dalam pelaksanaan tugas,
memperoleh kesejahteraan dan mengembangkan nilai-nilai kebijaksanaan
selaras dengan semangat yang termuat dalam UU Nomor 5 Tahun 2014.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu untuk menyediakan
kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : akuntabilitas vertikal
( pertanggung jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas
horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum,
akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
11
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas
berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator
dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya
b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
e. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
i. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
12
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik
menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai
ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa
lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai negara
sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru
mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan
berpolitik. Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah
nilai-nilai ketuhanan yang positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan
yang terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan
dan persaudaraan.
Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan
bisa memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan
etos kerja yang positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk
mengembangkan potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan Tuhan
untuk kemakmuran masyarakat.
b. Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
13
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam
berarti menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai
kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan
fungsi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam
keragaman dan terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa
Indonesia terjadi karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang
tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan
riwayat, yang membangkitkan persatuan karakter dan kehendak untuk
hidup bersama dalam suatu wilayah geopolitik nyata.
d. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi
pertama , badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang
memperjuangkan asprasi beragam golongan yang ada di masyarakat.
Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa menguatkan negara
persatuan, bukan negara untuk satu golongan atau perorangan.
Permusyawaratan dengan landasan kekeluargaan dan hikmat
kebijaksanaan diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang membawa
kebaikan bagi semua pihak.
e. Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa
menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang
bertujuan menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial juga merupakan
perwujudan imperative etis dari amanat pancasila dan UUD 1945.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan
14
untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut.
Konsep etika sering disamakan dengan moral. Padahal ada perbedaan
antara keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik atau benar.
Sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau
apa yang seharusnya dilakukan. Etika juga dipandang sebagai karakter atau
etos individu/kelompokberdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku / etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.
15
7. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
8. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
9. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua
16
mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholder. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
17
kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan yaitu :
a) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan;
c) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya;
e) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan keru
sakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran
mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang
dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta
18
baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat
membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi
akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran
tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
19
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak
akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar
harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan
akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya.
Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia
seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
20
6. Manajemen ASN dalam Peran dan Kedudukan ASN
Untuk menjalankan kedudukannya berdasarkan Pasal 10 Undang-
Undang No. 5 tahun 2014, Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Tugas
Pegawai ASN menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11
mengatakan bahwa tugas dari ASN adalah melaksanakan kebijakan publik
yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan
bangsa.
21
7. WoG (Whole of Government) dalam Peran dan Kedudukan ASN
Whole of Government (WoG) merupakan cara pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintah dari seluruh sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan-tujuan perumusan kebijakan, manajemen program, dan
pelayanan publik.
Whole of Government bertujuan menciptakan Good Governance di mana
terdapat tiga pilar di dalamnya, yaitu pemeritah, swasta/bisnis dan masyarakat.
Adapun WoG diperlukan, antara lain:
1. Dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan,
programpembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraanpemerintahan yang lebih baik;
2. Mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi
pemerintahsebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik;
3. Adanya nuansa kompetisi antar sektor, satu sektor bisa menjadi sangat
superior terhadap sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun
tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau ‘saling
membunuh’;
4. Tumbuhnya ego sektoral (mentalitas silo) yang mendorong perilaku dan
nilai individu maupun kelompok yang menyempit pada kepentingan
sektornya yang kontra produktif terhadap tujuan-tujuan yang lebih besar
atau yang berskala nasional; dan
5. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi.
Adapun indikator dari Whole of Govermenmet, antara lain: Integrasi, Koordinasi; d
Kapasitas.
22
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pasal 1
Angka 1 dirumuskan:
23
pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani
melalui satu pintu.
24
F.MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI
Tabel 2.4 Rancangan Aktualisasi upaya meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an Siswa Kelas III Di SDN Talang
Jembatan
No Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansial Mata Kontribusi Penguatan Nilai-nilai
. pelatihan terhadap visi Organisasi
misi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Menyusun Melakukan Bahan Keterkaitan dengan agenda III Dengan Kegiatan menyusun
rencana konsultasi konsultasi melakukan rencana kegiatan ini
kegiatan dengan mentor Surat Whole Of Government: menyusun menguatkan nilai-nilai
persetujuan rencana kegiatan organisasi tentang tertib
Membuat mentor Dalam melaksanakan kegiatan
dengan baik administrasi
jadwal rencana Jadwal menyusun rencana kegiatan
dapat saling
kegiatan kegiatan keterkaitan dengan mata diklat WoG
Foto kegiatan mendukung
adalah kolaborasi antara peserta
kegiatan demi
latsar dengan mentor
terwujudnya Visi
SDN Talang
Jembatan yaitu
Keterkaitan dengan agenda II “Terciptanya
peserta didik yang
Akuntabilitas: berkualitas,kompe
titif dan berakhlak
Implementasi nilai dasar dari mulia,unggul
tahapan kegiatan melakukan dalam prestasi
konsultasi, membuat jadwal rencana dan terpuji diri”.
kegiatan, maka nilai dasarnya adalah
rasa tanggung jawab dan
keterbukaan kepada mentor
xxv
No Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansial Mata Kontribusi Penguatan Nilai-nilai
. pelatihan terhadap visi Organisasi
misi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Nasionalisme:
Etika Publik :
Komitmen Mutu:
Anti Korupsi:
xxvi
No Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansial Mata Kontribusi Penguatan Nilai-nilai
. pelatihan terhadap visi Organisasi
misi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
jujur terhadap mentor
2. Menyusun Mencantumka Prota, promes Keterkaitan dengan agenda III Dengan Kegiatan menyusun
Rencana n identitas menyusun RPP rencana kegiatan ini
Pelaksanaan Merumuskan Whole Of Government: dengan baik menguatkan nilai-nilai
Pembelajar-an tujuan dapat organisasi tentang tertib
pembelajaran Dalam melaksanakan kegiatan
mendukung administrasi
Menentukan keterkaitan dengan mata diklat WoG
terwujudnya
materi adalah kolaborasi antara peserta
pembelajaran Misi SDN
latsar dengan mentor dan rekan kerja
Menentukan Talang
metode Manajemen ASN : Jembatan yaitu
pembelajaran “Menyelenggara
Menetapkan Dalam melaksanakan kegiatan kan pendidikan
kegiatan keterkaitan dengan mata diklat untuk
pembelajaran
Manajemen ASN adalah cermat, mengembangka
disiplin dan berintegritas tinggi n kepribadian
nilai-nilai agama
Pelayanan Publik : dan budaya
peserta didik
Dalam melaksanakan kegiatan
keterkaitan dengan mata diklat
Pelayanan Publik adalah cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
Akuntabilitas:
xxvii
No Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansial Mata Kontribusi Penguatan Nilai-nilai
. pelatihan terhadap visi Organisasi
misi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
tanggung jawab
Komitmen Mutu:
Anti Korupsi :
3. Membuat Membuat Keterkaitan dengan agenda III Dengan Dalam kegiatan ini
media ide/gagasan menyediakan menguatkan nilai-nilai
pembelajaran media Whole Of Government: media organisasi tentang tertib
Menganalisis pembelajaran administrasi dan tertib
Berupa kartu kebutuhan Dalam melaksanakan kegiatan
dengan baik bekerja
huruf hijaiyah dan karakter kartu berisi huruf membuat media pembelajaran
siswa dapat mendukung
hijaiyah keterkaitan dengan mata diklat WoG
Merumuskan terwujudnya Misi
adalah kolaborasi antara peserta
tujuan SDN Talang
latsar dengan mentor dan rekan kerja
Menentukan Jembatan yaitu
kerangka isi Manajemen ASN : “Menyelenggarak
bahan ajar an pendidikan
Menentukan Dalam melaksanakan kegiatan untuk
jenis media
menyediakan media pembelajaran mengembangkan
Menentukan
keterkaitan dengan mata diklat kepribadian nilai-
partisipasi
siswa Manajemen ASN adalah cermat, nilai agama dan
Menentukan disiplin dan berintegritas tinggi budaya peserta
xxviii
No Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansial Mata Kontribusi Penguatan Nilai-nilai
. pelatihan terhadap visi Organisasi
misi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
alat dan Pelayanan Publik : didik”
bahan yang
digunakan Dalam melaksanakan kegiatan
Pelaksanaan menyediakan media pembelajaran
pembuatan keterkaitan dengan mata diklat
media Pelayanan Publik adalah cermat,
Uij coba
disiplin dan berintegritas tinggi
Akuntabilitas:
xxix
No Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansial Mata Kontribusi Penguatan Nilai-nilai
. pelatihan terhadap visi Organisasi
misi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan tetap Melakukan adalah kolaborasi antara peserta “Terciptanya
memperhatika penilaian latsar dengan peserta didik peserta didik yang
n protokol terhadap berkualitas,kompe
kesehatan Materi Manajemen ASN : titif dan berakhlak
dengan home mulia,unggul
Dalam melaksanakan kegiatan
visit dalam prestasi
pembelajaran menggunakan metode
dan terpuji diri”
drill keterkaitan dengan mata diklat
Manajemen ASN adalah cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
sebagai guru
Pelayanan Publik :
Akuntabilitas:
xxx
No Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansial Mata Kontribusi Penguatan Nilai-nilai
. pelatihan terhadap visi Organisasi
misi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Komitmen Mutu:
Pelayan Publik:
Anti Korupsi:
xxxi
No Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansial Mata Kontribusi Penguatan Nilai-nilai
. pelatihan terhadap visi Organisasi
misi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
belajar adalah jujur adan adil
Nasionalisme:
xxxii
G. Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi
SEPTEMBER OKTOBER
N
KEGIATAN
O
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Menyusun
rencana kegiatan
2 Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
3 Membuat media
pembelajaran
4 Melaksanakan
pembelajaran
5 Melakukan
evaluasi
pembelajaran
xxxiii