Anda di halaman 1dari 50

RANCANGAN AKTUALISASI

“MAKASI TERAWAT”

Optimalisasi Komunikasi Terapeutik Perawat Kepada Pasien


Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Palangisang

Disusun Oleh :

Nurfitriani Idris, A. Md. Kep


NDH 40
UPT Puskesmas Palangisang

Dibimbing oleh:
Mentor : Nur Aida Mappe, SKM
Coach : Andi Wahyudin, S.E.,M.Si

PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN


KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN VIII


PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN 2021

NAMA : Nurfitriani Idris, A. Md. Kep


NIP : 199303202020122029
INSTANSI : UPT Puskesmas Palangisang
JABATAN : Pelaksana/Terampil-Perawat
NDH : 40

JUDUL AKTUALISASI
“MAKASI TERAWAT”

Optimalisasi Komunikasi Terapeutik Perawat Kepada Pasien


Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Palangisang

Disetujui untuk disampaikan pada Evaluasi Rancangan Aktualisasi


Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan VIII Pusat Pelatihan dan
Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi
Negara tahun 2021.

Makassar, 18 September 2021

Menyetujui,

Coach Mentor

Andi Wahyudin, S.E.,M.Si Nur Aida Mappe, SKM


NIP. 198411252018011001 NIP. 196807301988122003
LEMBAR PERSETUJUAN HASIL PERBAIKAN
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN VIII


PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN 2021

NAMA : Nurfitriani Idris, A. Md. Kep


NIP : 199303202020122029
INSTANSI : UPT Puskesmas Palangisang
JABATAN : Pelaksana/Terampil-Perawat

JUDUL AKTUALISASI
“MAKASI TERAWAT”

Telah diseminarkan dan disempurnakan berdasarkan masukan dari Penguji,


Coach dan Mentor pada tanggal 20 September 2021.

Makassar, 20 September 2021

Menyetujui,

Coach Mentor

Andi Wahyudin, S.E.,M.Si Nur Aida Mappe, SKM

Penguji

dr. Grace V. Dumalang, M.Kes


KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata’ala yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta nikmat yang tiada terkira kepada hamba-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi sebagai salah satu syarat kelulusan Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (LATSAR CPNS) Golongan II dan III Angkatan VIII di
Pemerintah Kabupaten Bulukumba. Dalam laporan ini terdapat berbagai kegiatan yang telah
penulis lakukan dengan menerapkan nilai-nilai dasar Aparatr Sipil Negara (ASN) yaitu
Aktualisasi, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi atau disingkat
dengan ANEKA.
Penulis menyadari penyusunan laporan kegiatan aktualisasi ini banyak pihak yang
telah memberikan bantuan, dorongan, dukungan, masukan, dan semangat pada penulis
sehingga penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan laporan aktualisasi ini. Untuk itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Andi Wahyudin, SE.,M.Si, sebagai coach pembimbing yang bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan masukan dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan
laporan aktualisasi ini.
2. Ibu Nur Aida Mappe, SKM, selaku Kepala Puskesmas sekaligus mentor dalam kegiatan
aktualisasi ini yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan serta
motivasi kepada penulis demi kelancaran penyusunan laporan kegiatan aktualisasi.
3. Bapak/Ibu Widyaiswara dan Panitia Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan II dan III
di lingkungan Puslatbang KMP LAN Makassar atas segala dukungan dan kerjasamanya
yang telah berbagi pengetahuan dan informasi kepada penulis.
4. Orang tua Ayahanda Muhammad Idris, Ibunda Hasminah dan Suami Muhammad Ridwan
serta keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung penulis hingga tahap ini.
5. Teman-teman di unit kerja Puskesmas Palangisang yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah membatu penulis.
6. Teman-teman seperjuangan peserta LATSAR CPNS 2021
7. Seluruh pihak yang telah membatu dan mendoakan penulis selama proses penyusunan
laopran kegiatan aktualisasi ini.
Dalam penyusunan laporan aktualisasi ini, penulis menyadari bahwa masih ada
kekurangan dan keselahan. Untuk itu segala masukan, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap laporan kegiatan aktualisasi ini
dapat menjadi acuan penulis dalam mengimplementasikan nila-nilai dasar ASN guna menjadi
ASN yang profesional dan berintegritas tinggi. Semoga laporan aktualisasi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin…

Bulukumba, 15 September 2021


Penulis,

Nurfitriani Idris, A.Md.Kep


NIP : 199303202020122029

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Latsar
C. Manfaat Latsar
BAB II GAMBARAN ORGANISASI
A. Profil Organisasi

B. Struktur Organisasi

C. Visi Misi Organisasi

D. Motto Organisasi

E. Nilai-Nilai Organisasi
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara

B. Kedudukan dan Peran ASN

C. Deskripsi Isu, Sumber Isu, Analisis Dampak dan Gagasan Pemecahan Isu

D. Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi


BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Rencana Tindak Lanjut


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membangun pemerintahan yang baik harus berawal dari perbaikan kualitas pelaksana
kebijakan. Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana kebijakan mempunyai
kewajiban dan keharusan untuk memperbaiki mutunya. Salah satu cara yang dapat
dilakukan seperti, mengikuti pelatihan dasar. Dengan pelatihan tersebut ASN mendapat
penguatan keilmuan sebagai dasar berpikir dan berperilaku dalam menjalankan tugas
yang diamanahkan kepadanya.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah pendidikan dan
pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan
menunjukkan sikap perilaku bela negara; mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam
pelaksanaan tugas jabatannya; mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan menunjukkan penguasaan
Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Sementara terintegrasi
berarti penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS memadukan antara pelatihan klasikal
dengan nonklasikal; dan Kompetensi Sosial Kultural dengan Kompetensi Bidang. 
(Sumber: Peraturan LAN No. 1 Tahun 2021)
Pelatihan Dasar CPNS dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan untuk
pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, pengetahuan dasar
tentang system penyelenggaraan pemerintahan Negara, bidang tugas, dan budaya
organisasinya serta nilai-nilai dasar ASN yang dikenal dengan ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) sehingga mampu
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan, pelayan masyarakat serta
perekat dan pemersatu bangsa.
Maka dari itu, setelah peserta LATSAR diinternalisasikan nilai-nilai dasar ANEKA
pada saat penguatan materi, peserta LATSAR diharuskan untuk mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar ANEKA tersebut saat menjalankan tugas pokok dan fungsinya pada instansi
masing-masing, melalui kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN.
Penyempurnaan dan pengayaan konsep Diklat Prajabatan dilakukan dengan
mengembangkan desain Diklat terintegrasi sejalan dengan perkembangan dinamika
tuntutan jabatan dan penguatan terhadap kompetensi bidang sesuai dengan formasi
jabatan yang ditetapkan. Nomenklatur Diklat Prajabatan diubah menjadi Pelatihan Dasar
CPNS, sebagai salah satu jenis Pelatihan yang strategis pasca UU ASN dalam rangka
pembentukan karakter PNS dan membentuk kemampuan bersikap dan bertindak
profesional mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural dengan
menggunakan perspektif whole of government yang didasari nilai- nilai dasar PNS
berdasarkan kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat sebagai
wujud nyata bela negara seorang PNS.
B. Tujuan
Kegiatan LATSAR dimaksudkan untuk menghasilkan Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang profesional dan berkarakter dalam melaksanakan tugas dan jabatannya
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat serta pemersatu
bangsa. Kegiatan LATSAR juga dimaksudkan sebagai salah satu jenis pelatihan yang
strategis dalam rangka pembentukan karakter Pegawai Negeri Sipil (PNS), sehingga
dapat bersikap dan bertindak profesional dalam mengelola tantangan dan masalah
keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif Whole of Goverment yang
didasarkan oleh nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan kedudukan
dan perannya dalam NKRI pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan
masyarakat sebagai wujud nyata bela negara seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS).
B. Manfaat
1. Bagi peserta diklat:
a. Mampu menginternalisasi dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN
kepada diri sendiri maupun dalam pekerjaan yang dilakukan;
b. Mampu melaksanakan tugas dan perintah sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
c. Mampu menambah kompetensi diri dan keahlian yang berdaya guna, dinamis,
dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi lingkungan kerja.
2. Bagi unit kerja:
a. Terselenggaranya pelayanan publik yang optimal dilingkungan kerja.
b. Terwujudnya lingkungan dan budaya kerja yang kondusif dan menjunjung
kegotongroyongan.
3. Bagi organisasi:
a. Sebagai bahan evaluasi kebijakan dan kegiatan pelayanan publik yang dilakukan
oleh unit kerja;
b. Sebagai stimulus dalam penyelenggaraan pelayanan publik kedepan.
4. Bagi stakeholder:
a. Terciptanya pelayanan publik yang optimal dan terpercaya bagi masyarakat;
b. Terwujudnya integrasi antar instansi dalam melaksanakan pelayanan publik yang
maksimal, efektif, dan efisien.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Profil Organisasi

Gambar 2.1 Puskesmas Palangisang


1. Keadaan Geografis
Puskesmas Palangisang merupakan salah satu dari tiga puskesmas yang ada di
kecamatan Ujungloe. Jarak puskesmas dari ibukota Kabupaten Bulukumba kurang
lebih 12 km. Lokasi Puskesmas Palangisang dapat dijangkau oleh penduduk dengan
menggunakan transportasi umum seperti angkutan desa dan roda dua.
2. Luas Wilayah
Wilayah Puskesmas Palangisang berada pada ketinggian >700 m di atas
permukaan laut termasuk kategori bukn pantai dengan luas wilayh 39,98 km2 terdiri
dari 3 desa, 12 dusun, dengan rincian sebagai berikut:
a. Desa Balong : 9,83 km2 terdiri dari 6 dusun yaitu: dusun Batuloe, dusun Longki,
dusun Patuku, dusun Kalicompeng, dusun Pabbentengan dan dusun Batu Puteh.
b. Desa Balleanging : 11,7 km2 terdiri 3 dusun yaitu : dusun Palangisang, dusun
Mattoanging, dan dusun Sapiri Pangka.
c. Desa Tamatto : 18,45 km2 terdiri 3 dusun yaitu: dusun Allu, dusun Tamappalalo,
dusun Possi tana.
3. Batas Wilyah
Kondisi geografis termsuk daerah daratan tinggi berada di daerah perbatasan
Kec. Ujungloe dengan kecamatan lain dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan : Desa Karassing (Kec. Herlang)
b. Sebelah Selatan berbatasan : Desa Garanta (Kec. Ujungloe)
c. Sebelah Barat berbatasan : Desa Swatani (Kec. Rilau Ale’)
d. Sebelah Timur berbatasan : Desa Manyampa (Kec. Ujungloe)
B. Struktur Organisasi

KEPALA PUSKESMAS
NUR AIDA MAPPE, SKM

KASUBAG TATA USAHA


NURWAHIBAH, SKM

KEUANGAN
SULPIAH, AMD.AK

UM UM DAN KEPEGAWAIAN
MUH. SAIN

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT UPAYA KESEHATAN JARINGAN PELAYANAN


DAN KEP. KESMAS PERORANGAN PUSKESMAS DAN JEJARING
KARTINI, SKM dr.BENAWA, S.Ked dr. RESTIAN TRI
PRAMUTYA, S. Ked

PELAYANAN
LBORATORIUM
PELAYANAN SULPIAH,A.Md. AK
UKM ESENSIAL UKM PENGEMBANGAN PEMERIKSAAN UMUM UNIT PUSTU
KARTINI, SKM drg. ROSITA SARI.M Dr. BENAWA, S.Ked RIZKI SRI WAHYUNI
A.Md.Keo

PELAYANAN
KEFARMASIAN
PELAYANAN KES. RISMAYANI
PROMKES DAN UKS KESEHATAN JIWA GIGIDAN MULUT OKTAVIA,S.Farm.Apt UNIT PUSKEL
OCTA EKASURYA MUH. ILYAS,AMd. Kep drg. ROSITA SARI HILDAWATI, S. Kep.
NINGSIH, AMK NS

NURFITRIANI
PELAYANAN UGD
KESLING KES. GIGI MASYARAKAT PELAYANAN KIA/KB
IDRIS, A.Md. UNIT BIDAN DESA
OCTA EKASURYA
JUSFAEGA, SKM SRI AHRIYANI,S.ST Kep SRI AHRIYANI, S.ST
NINGSING. AMK

KIA/KB KES. TRADISIONAL Ppelayanan persalinan BIDAN DESA BALLEANGING


SRI AHRIYANI, S.ST RISNAWATI, SSI ROSTIAH, S. ST
PELAYANAN LOKET
NUR ANRIANI RAHMIATI,
A.MD.KEB A.md.Kep
BIDAN DESA BALONG
GIZI KES. OLAHRAGA GUSNIATI, A.Md. keb
AKHYAR ARISANDI,
KARTINI, SKM
A.Md. KEP
PELAYANAN GIZII
PELAYANAN
KARTINI SKM RAWAT INAP BIDAN DESA TAMATTO
KEP. KESMAS KES. INDERA YULIANA, DESI DILATANTI, A.Md.Keb
FARIDA. Z. AMd. Kep HILDAWATI.S.KEP.NS S. Kep. NS Jejaring

Dr. RESTIAN TRI


KES. LANSIA
PRAMUTYA,
MEGAWATI.AMd.Keb

P2P
ABDUL ASIS, MTBS
AMK SARTIKAWATI, AMK

Gambar 2.2. Struktur Organisasi


C. Visi Misi Pemerintah Kabupaten Bulukumba
“Visi : Mewujudkan Masyarakat Produktif, Yang Berkarakter Kearifan Lokal Menuju
Bulukumba Maju dan Sejahtera”
Misi Pemerintah Kabupaten Bulukumba
1. Meningkatkan kesadaran toleransi dan beragama dalam Masyarakat
2. Meningkatkan tata Kelola Pemerintahan dan Layanan Publik
3. Mewujudkan tata Kelola Pertanian yang berkualitas dan Berdaya saing untuk
memenuhi kebutuhan Daerah dan Ekspor
4. Meningkatkan produktifitas sumber daya Kelautan dan Perikanan untuk memenuhi
kebutuhan Daerah, Nasional dan Internasional
5. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan dan Kebudayaan
yang Berkarakter Kearifan Lokal
6. Meningkatkan Kualitas dan Layanan Kesehatan Masyarakat
7. Mengembangkan Destinasi Wisata untuk menarik Wisatawan Domestik dan
Mancanegara
8. Pembangunan Infrastruktur yang Merata untuk melancarkan aktivitas Masyarakat
9. Pembangunan dan Meningkatkan Perdagangan dan Perindustrian untuk mewujudkan
Ekonomi Mandiri berbasis investasi dan Bantuan Pemerintah
10. Membina Generasi Muda yang berkarakter dengan menjunjung tinggi Sportivitas dan
Profesionalisme
11. Membangun Desa Mandiri untuk meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
12. Penegakan Supremasi Hukum dan Pertahanan dan Keamanan.
D. Visi Misi Organisasi
Puskesmas Palangisang Kabupaten Bulukumba memiliki visi dan misi sebagai berikut.
1. Visi
“Terwujudnya masyarakat yang sehat mandiri dan berkualitas dalam lingkungan yang
sehat”
2. Misi
a. Menggerakkan kemadirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat
b. Meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu bagi masyarakat
c. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan
d. Meningkatkan kualitas, kuantitas sarana dan prasarana kesehatan
e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemecahan dan penanganan masalah
kesehatan
f. Menjadikan puskesmas sebagai pusat informasi kesehatan
C. Motto
Kesehatan Anda Adalah Kebahagian Kami, Kepuasan Anda Adalah Tujuan Kami “
D. Nilai- Nilai Organisasi
1. Profesional
Mengerjakan tugas dengan baik dalam upaya pelayanan dan upaya masyarakat sesuai
dengan kompetensi dan SOP (Standar Operasional Prosedur).
2. Responsif
Melayani pasien dengan cepat tanggap dan memiliki rasa empati.
3. Akuntabel
Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan puskesmas secara transparansi dan dapat di
pertanggungjwabkan.
4. Kerjasama
Seluruh staf puskesmas saling membantu dalam pelayanan kesehatan baik didalam
puskesmas maupun diluar puskesmas.
5. Tertib
Melaksanakan pekerjaan secara tertib dan disiplin sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
6. Integritas
Dalam melaksanakan kegiatan puskesmas bersifat jujur, dapat dipercaya, megikuti
aturan yang belaku serta menjaga nama baik puskesmas.
7. Santun
Bersikap sopan dan santun dalam melakukan pelayanan kesehatan di puskesmas.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)


Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang harus ditanamkan kepada setiap
Aparatur Sipil Negara maka perlu diketahui indikator- indikator dari kelima nilai dasar
tersebut yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut atara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintah.
Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya;
b. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/instansi;
c. Integritas: Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
d. Tanggung Jawab: Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban;
e. Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang;
f. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;
g. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas;
h. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan, dan
i. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasinalisme adalah pondasi bagi
Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan orientasi
mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Fungsi ASN sebagai perekat dan
pemersatu bangsa dan negara yaitu setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa
nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga
kedaulatan negara, menjadi perekat bangsa dan mengupayakan situasi damai di seluruh
wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI. Adapun nilai-nilai dasar Nasionalisme
meliputi:
a. Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Menyatakan keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan sesuai dengan keimanan dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, gemar dengan kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran
dan keadilan. Sadar bahwa manusia itu semua sederajat, maka dikembangkan sikap
saling manghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Nilai-nilai Persatuan Indonesia
Bangsa Indonesia menempatkan persatuan dan kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Persaatuan
dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
d. Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan Manusia Indonesia menjunjung tinggi dan menghayati
hasil dari keputusan musyawarah, karena itu semua pihak harus mau untuk menerima
dan melaksanakan hasil musyawarah dengan penuh tangung jawab. Kepentingan
bersama lebih utama daripada kepentingan pribadi atau golongan. Keputusan yang
diambil harus menjunjung tinggi nilai keadilan serta dapat dipertanggung jawabkan.
e. Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Hak dan kewajiban itu sama kedudukannya dalam menciptakan keadilan dalam
masyarakat. Perlu dikembangkan perbuatan yang luhur dan sikap kegotong royongan
dan kekeluargaan. Maka perlu kesinambungan antara hak dan kewajiban untuk
menjaga keadilan terhadap sesama.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar norma, yang menentukan baik buruk,
benar salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayan publik.
Adapun indikator-indikator dari nilai dasar etika publik adalah:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila;
b. Setia dan mempertahankan undang-undang negara kesatuan republik Indonesia
1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun;
j. Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Menjelaskan bahwa karateristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur
tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari
capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan
tingkat efisensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan. Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi
disekitarnya. Terdapat 7 Indikator Nilai Komitmen Mutu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya
diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat
diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Upaya untuk menemukan cara-cara baru yang meningkatkan nilai
tambah/kemanfaatan.
d. Mutu
Pencapaian standar/kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan guna memenuhi atau bahkan memuaskan harapan pihak
pengguna.
e. Adaptif
Upaya perubahan pola kerja yang lebih baik, guna mengatasi tuntutan perubahan di
lingkunga kerja
f. Responsif
Membantu orang yang dilayani dan menyediakan layanan yang cepat
g. Perbaikan berkelanjutan
Upaya perbaikan atas cara kerja/pelayanan yang telah ada sebelumnya.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Indikator Nilai Anti Korupsi :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi
pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik tehadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga
dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial terhadap sesama mejadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya dimana masih terdapat banyak orang yang kurang mampu, menderita
dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda
untuk memperkaya diri sendiri dan bahkan akan menyisihkan sebagian
pengahsilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mental kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkan untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara
efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat
d. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyatakat,
negara dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka semua orang tidak akan
tergelicir dalam perbuatan tercela dan nista.
e. Disiplin
Disiplin adalah kunci dari sebuah keberhasilan. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayan dengan cara yang mudah.
f. Kerja Keras
Individu yang beretos kerjakan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya pelayanan publik yang sebesar- besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dengan baik
serta tidak mau memperoleh sesuatu tanpa memalui kerja keras.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang memahami dan
memenuhi kebutuhannya dengan cara yang semestinya. Ia tidak tergoda dalam
gelimangan hidup mewah dan menganggap ilmu dan amal baik sebagai kekayaan
yang utama.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter yang kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebatilan. Ia mampu berdiri sendiri dalam
kebenaran meksipun semua rekan bahkan keluarganya melakukan penyimpangan
dari yang semestinya serta tidak takut dumusuhi karena sikapnya yang berani untuk
mengungkapkan kebenaran.
i. Adil
Pribadi dengan karakter baik akan menyadari bahwa apa yang diperoleh adalah
sesuai dengan yang telah diperjuangkan serta tidak akan menuntut lebih dari apa
yang telah di peroleh dari hasil usahanya. Keadilan bukanlah atas kesamaan jumlah
dari apa yang diperoleh tetapi keseimbagan atas hak dan tanggung jawab yang
dilaksanakan.
B. Kedudukan Dan Peran ASN
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras degan perkembangan zaman.
Manajemen ASN terdiri dari manajemen PNS dan manajemen PPPK. Adapun
manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat
dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, edukasi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan
hari tua, dan perlindungan. Sedangkan manajemen PPPK meliputi penetapan
kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan
kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja,
dan perlindungan.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan
dalam manajemen ASN, diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN
diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar-instansi daerah.
2. Whole of Government
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh
beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.
a) Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Salah satu alternatifnya
adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang
ideal untuk sebuah koordinasi, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
b) Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan
WoG.
c) Membentuk gugus tugas Gugus tugas
Merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar struktur
formal, yang sifatnya tidak permanen, yang bertujuan agar sumber daya yang
terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya
untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
d) Koalisi social
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar
sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam
koordinasi ini.
3. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service”. Hal ini merujuk pada
pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh
orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa
dalam memenuhi harapan pengguna. Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian
kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses
yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara
penerima dan pemberi pelayanan.
Terdapat 9 prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah:
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Mudah dan murah
d. Responsif
e. Efektif dan Efisien
f. Mudah Diakses
C. Deskripsi Isu, Sumber Isu, Analisis Dampak dan Gagasan Pemecahan Isu
1. Deskripsi Isu
Pengetahuan tentang komunikasi terapeutik sangat penting dalam melakukan
asuhan keperawatan dan dalam melakukan hubungan profesional dengan tim
kesehatan lainnya. Pengetahuan dan penerapan tentang dasar-dasar komunikasi
terapeutik dalam keperawatan ini sangat penting. Komunikasi dalam praktik
keperawatan dapat menjadi elemen terapi. Perawat yang memiliki keterampilan
berkomunikasi terapeutik akan mudah menjalin hubungan saling percaya dengan
pasien dan memberikan kepuasan serta meningkatkan citra profesi keperawatan.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara perawat dan
klien yang dilakukan secara sadar ketika perawat dan klien saling memengaruhi dan
memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi
masalah klien serta memperbaiki pengalaman emosional klien yang pada akhirnya
mencapai kesembuhan klien. Dengan menerapkan komunikasi yang efektif maka akan
meningkatkan mutu pelayanan dan tingkat kepuasan pasien.
Pelaksanaan komunikasi terapeutik yang lebih baik di suatu Puskesmas, akan
menyebabkan pasien dan keluarganya merasa lebih puas, kembali memilih Puskesmas
tersebut bila memerlukan dan menceritakan kepuasannya kepada orang lain. Dimana
efek menceritakan kepuasan atau ketidakpuasan suatu produk atau pelayanan jasa
dapat mempengaruhi pemilihan produk jasa dari orang lain yang mendengar.
Berdasarkan hal tersebut, seharusnya penulis sebagai staf harus berupaya
mewujudkan suatu pelayanan keperawatan yang bermutu sesuai dengan Misi dan tata
nilai organisasi sehingga mendorong terciptanya pelayanan keperawatan yang
Optimal. Isu yang diangkat yaitu berkaitan dengan mata pelatihan untuk agenda 3
yaitu Manajemen ASN dan Pelayanan Publik
2. Sumber Isu
Selama 7 bulan bertugas di Puskesmas Palangisang, Penulis mengamati
beberapa masalah yang sering terjadi dalam pelayanan sehari-hari sehingga Isu ini di
dapatkan melalui pengamatan langsung terkait komunikasi antara petugas kesehatan
dengan pasien dan diskusi langsung dengan pasien yang datang di Puskesmas
Palangisang. Setelah diidentifikasi Akar Permasalahan dari Isu tersebut antara lain :
a. Tidak Adanya Panduan Komunikasi Terapeutik di Puskesmas
b. Tidak Adanya Sosialisasi Terkait Panduan Komunikasi Terapeutik
c. Kurangnya Minat Perawat untuk Mengupdate ilmu Keperawatan
d. Tidak Optimalnya Pengawasan Koordinator Perawat
3. Analisis Dampak
Jika Isu Penerapan Komunikasi Terapeutik tidak dipecahkan maka:
a. Tugas dan fungsi Perawat adalah melaksanakan komunikasi terapeutik sehingga
jika hal ini tidak dilaksanakan secara optimal akan mempengaruhi pelayanan
prima pada pasien.
b. Terjadinya miskomunikasi antara perawat dan pasien sehingga pasien menjadi
tidak mengerti apa yang disampaikan oleh perawat.
c. Membuat perawat menjadi sulit mengembangkan tugas dan fungsinya sebagai
pelayanan masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok.
4. Gagasan Pemecahan Isu
Dari isu yang telah ditetapkan oleh penulis, maka gagasan pemecahan isu
dalam kegiatan Aktualisasi Habituasi ini adalah dengan menerapkan Komunikasi
Terapeutik yang dilakukan sesuai dengan Panduan, sehingga terlaksananya
komunikasi terapeutik yang efektif dan dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan di Puskesmas Palangisang.
Adapun Kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Menyediakan Panduan komunikasi terapeutik dalam pemberian pelayanan
keperawatan
b. Menyiapkan leafleat Komunikasi Terapeutik
c. Sosialisasi Penerapan Komunikasi Terapeutik
d. Menyediakan kotak kepuasan, kritik dan saran pasien
e. Melakukan Penerapan Komunikasi Terapeutik
f. Evaluasi dan Monitoring Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
D. Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi
Unit Kerja : Jabatan Perawat Pelaksana, Puskesmas Palangisang, Kabupaten Bulukumba
Isu yang Diangkat : Rendahnya Penerapan Komunikasi Terapeutik Perawat Kepada Pasien di Poli Rawat Jalan Puskesmas
Palangisang
Gagasan Pemecahan Isu :Optimalisasi Pelayanan Pasien Melalui Penerapan Komunikasi Terapeutik Yang Sesuai dengan Panduan
Komunikasi Terapeutik Di Puskesmas Palangisang
Tujuan Gagasan Pemecahan Isu :Dengan optimalnya Pelayanan Pasien Melalui Penerapan Komunikasi Terapeutik Yang Sesuai dengan
Panduan Komunikasi Terapeutik Di Puskesmas Palangisang maka dapat Terlaksananya Komunikasi
Terapeutik Yang Efektif dan Meningkatnya Mutu Pelayanan Kesehatan.

NO Kegiatan Tahapan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan


Kegiatan Substansi Mata Terhadap Nilai
Pelatihan Visi Organisasi
Misi
1 2 3 4 5 6 7
1 Menyediakan Panduan Manajemen ASN Berkontribusi Akuntabel,
komunikasi terapeutik terhadap Visi Integritas,
dalam pemberian dan Misi Profesional
pelayanan keperawatan Puskesmas , kerja
Palangisang sama dan
Konsultasi Dukungan dari Akuntabilitas (Kepemimpinan, (Misi Tertib
kepada Pimpinan pimpinan Konsisten, Tanggung Jawab dan Kedua dan
dalam pembuatan Kejelasan), Nasionalisme (Kerja ketiga)
Panduan Sama), Etika Publik (Jujur, Terbuka,
komunikasi Tulus, Sopan dan Bersikap Hormat),
terapeutik Komitmen Mutu (Efektif, Efisien,
Inovatif dan Perbaikan Berkelanjutan)
dan Anti Korupsi (Disiplin, Mandiri
dan Kerja Keras)
Mencari Panduan Akuntabilitas (Konsisten, Tanggung
literatur/referensi Komunikasi Jawab dan Kejelasan), Etika Publik
yang Terapeutik yang (Jujur), Komitmen Mutu (Mutu dan
berkaitan dengan dibuat oleh dr. Perbaikan Berkelanjutan) dan Anti
Panduan Syahruddin Korupsi (Disiplin, Mandiri dan Kerja
Komunikasi Ibrahim Keras)
Terapeutik secara
daring

Menyusun dan Draft Panduan Akuntabilitas (Tanggung Jawab dan


mengidentifikasi komunikasi Kejelasan), Etika Publik (Jujur dan
draft Panduan terapeutik Tulus), Komitmen Mutu (Inovatif,
komunikasi tersusun Mutu dan Perbaikan Berkelanjutan)
terapeutik dan Anti Korupsi (Disiplin, Mandiri
dan Kerja Keras)

Berkoordinasi Dukungan dan Akuntabilitas (Tanggung Jawab dan


dengan masukan terkait Kejelasan), Nasionalisme (Kerja
penanggung panduan Sama), Etika Publik (Jujur, Sopan
jawab Poli komunikasi dan Bersikap Hormat), Komitmen
terapeutik Mutu (Perbaikan Berkelanjutan) dan
Anti Korupsi (Disiplin, Mandiri dan
Kerja Keras)

Mencetak Tersedianya Akuntabilitas (Tanggung Jawab dan


Panduan lembaran Kejelasan), Etika Publik (sopan),
Komunikasi Panduan Komitmen Mutu (Mutu) dan Anti
Terapeutik komunikasi Korupsi (Disiplin, Mandiri dan Kerja
terapeutik Keras)
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan 1 : Dalam melakukan pencarian informasi dari beberapa sumber untuk memilah dan memilih dengan cermat dan menyusun
Panduan yang baik menandakan saya telah menerapkan nilai Manajemen ASN
Tahapan Kegiatan 1 : Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan dapat dimengerti yang dilandasi dengan Kepemimpinan, Konsisten,
Tanggung Jawab dan Kejelasan (Akuntabilitas) dalam melakukan Konsultasi kepada Pimpinan dilakukan secara kerja sama yang baik
(Nasionalisme). Penyampaian rancangan aktualisasi dengan Jujur, Terbuka, Tulus, Sopan dan Bersikap Hormat (etika
publik). Pelaksanaan kegiatan berkomitmen untuk mencapai suatu pelayanan yang Efektif, Efisien, Inovatif dan Perbaikan Berkelanjutan
(Komitmen Mutu), dengan penuh sikap Disiplin, Mandiri dan Kerja Keras (Anti Korupsi).

Tahapan Kegiatan 2 : Sebelum membuat Panduan komunikasi terapeutik, saya mencari materi di intenet secara daring, dengan sikap
Konsisten, Tanggung Jawab dan Kejelasan (Akuntabilitas) itu dilakukan dengan penuh kejujuran (Etika Publik), yang bertujuan agar panduan
komunikasi terapeutik dapat Bermutu dan dapat menjadi perbaikan Berkelanjutan (Komitmen Mutu). Dilakukan secara Disiplin, Mandiri dan
Kerja Keras (Anti Korupsi) untuk mendapat bahan dari sumber yang tepat.

Tahapan Kegiatan 3 : Membuat Panduan Komunikasi terapeutik dengan sikap Tanggung Jawab dan Kejelasan (Akuntabilitas) secara Jujur
dan Tulus (Etika Publik) dengan penggunaan bahasa yang Inovatif, bermutu untuk Perbaikan Berkelanjutan (Komitmen Mutu), juga bekerja
keras, disiplin dan Mandiri untuk mengumpulkan materi Panduan Komunikasi terapeutik (Anti Korupsi).

Tahapan Kegiatan 4 : Saya melakukan koordinasi dengan penanggungjawab Ruang Poli dengan sikap Tanggung Jawab dan jelas
(Akuntabilitas) dan Kerja Sama (Nasionalisme) untuk pelaksanaan kegiatan demi Perbaikan Berkelanjutan (Komitmen Mutu). Jujur, Sopan
dan Bersikap Hormat (Etika Publik), dengan penuh sikap Disiplin, Mandiri dan Kerja Keras (Anti Korupsi)

Tahapan Kegiatan 5: Sebelum saya mencetak Panduan komunikasi terapeutik saya mengidentifikasi kembali dengan sikap Tanggung Jawab
dan Kejelasan (Akuntabilitas), dengan penggunaan bahasa yang sopan (Etika Publik), saya melihat kembali Panduan yang telah dibuat agar
dapat bermutu (Komitmen Mutu) secara Disiplin, Mandiri dan Kerja Keras (Anti Korupsi).

Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi : Dalam mengidentifikasi Membuat Panduan komunikasi terapeutik dalam pemberian pelayanan
keperawatan secara cermat, sederhana, mandiri dan penuh tanggungjawab serta sesuai dengan tata naskah Puskesmas maka saya akan
berkontribusi terhadap Visi Puskesmas Palangisang “Terwujudnya masyarakat yang sehat mandiri dan berkualitas dalam lingkungan
yang sehat” dan Misi nomor 2 yang berbunyi “Meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu bagi masyarakat” dan Misi nomor 3 yang
berbaunyi “Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan”.
Penguatan Nilai Organisasi : Dengan kegiatan Mengidentifikasi Panduan komunikasi terapeutik yang akan digunakan maka akan menguatkan
nilai Puskesmas Akuntabel, Integritas dan Tertib serta Kerja sama dalam memberikan pelayanan Profesional : dengan dikumpulkannya
bahan dari beberapa sumber akan di peroleh panduan yang berkualitas.

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan


Pelatihan Terhadap Nilai
Visi Dan Organisasi
Misi
1 2 3 4 5 6 7
2 Menyiapkan Manajemen ASN (M-ASN) Berkontribusi Kerjasama
leaflet Membuat leaflet tentang Tersedianya Akuntabilitas (Tanggung Jawab terhadap Visi dan tertib
panduan komunikasi leaflet yang dan Kejelasan), Etika Publik dan Misi
terapeutik belum dicetak (Sopan), Komitmen Mutu Puskesmas
(Inovatif) dan Anti Korupsi Palangisang
(Disiplin, Mandiri dan Kerja (Misi
Keras) Kedua dan
ketiga)
Mengkonsultasikan isi Isi leaflet Akuntabilitas (Tanggung Jawab
leaflet dengan kepala disetujui oleh dan Kejelasan), Nasionalisme
puskesmas kepala (musyawarah), Etika Publik
puskesmas (Jujur, Sopan dan Bersikap
Hormat), Komitmen Mutu
(Perbaikan Berkelanjutan) dan
Anti Korupsi (Disiplin, Mandiri
dan Kerja Keras)

Mencetak leaflet Leafllet Akuntabilitas (Tanggung Jawab


tercetak dan Kejelasan), Komitmen Mutu
(Inovatif) dan Anti Korupsi
(Disiplin, Mandiri dan Kerja
Keras)
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan 2 : pada kegiatan ini saya Menyiapkan media informasi / alat dan bahan untuk edukasi aktualisasi dengan cermat dan disiplin sesuai
kode etik dan kode perilaku ASN (Manajemen ASN).
Tahapan Kegiatan 1 : Membuat leaflet panduan komunikasi terapeutik dengan sikap Tanggung Jawab dan jelas (Akuntabilitas), Saya
membuat leaflet secara Sopan (Etika Publik), dengan desain yang Inovatif (Komitmen Mutu), memasukkan informasi dengan bahasa yang
mudah dipahami. Pembuatan leaflet ini saya lakukan sendiri mulai dari mencari materi, konsep desain secara Disiplin Mandiri, Kerja Keras
(Anti Korupsi).
Tahapan Kegiatan 2 : Mengkonsultasikan isi leaflet dengan kepala puskesmas dengan sikap Tanggung Jawab dan jelas (Akuntabilitas).
Leaflet yang sudah saya buat, saya konsultasikan untuk mendapatkan saran atau koreksi dengan cara Musyawarah (Nasionalisme),
menggunakan bahasa yang Sopan, Jujur dan Bersikap Hormat (Etika Publik), demi Perbaikan Berkelanjutan (Komitmen Mutu) dengan penuh
Disiplin, Mandiri dan Kerja Keras (Anti Korupsi).

Tahapan Kegiatan 3 : Sebelum saya mencetak leafleat komunikasi terapeutik saya melihat kembali Panduan yang telah dibuat dengan sikap
Tanggung Jawab dan jelas (Akuntabilitas), teliti dan cermat agar lebih Inovatif (Komitmen Mutu) secara Disiplin, Mandiri dan Kerja Keras
(Anti Korupsi)

Kontribusi Terhadap Visi Misi : Dalam Menyiapkan leaflet komunikasi terapeutik secara cermat, sederhana, mandiri dan penuh
tanggungjawab serta sesuai dengan tata naskah Puskesmas maka saya akan berkontribusi terhadap Visi Puskesmas Palangisang “Terwujudnya
masyarakat yang sehat mandiri dan berkualitas dalam lingkungan yang sehat” dan Misi nomor 2 yang berbunyi “Meningkatkan kualitas
pelayanan yang bermutu bagi masyarakat” dan Misi nomor 3 yang berbaunyi “Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan”.

Penguatan Nilai Organisasi : Dengan kegiatan Menyiapkan leaflet komunikasi terapeutik yang akan digunakan maka akan menguatkan nilai
Puskesmas (Kerjasama dan tertib)

NO Kegiatan Tahapan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan


Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3 Sosialisasi Penerapan Manajemen ASN Berkontribusi Profesional
Komunikasi Terapeutik terhadap Visi , Kerja
dan Misi Sama dan
Puskesmas Akuntabel
Palangisang
Konsultasi Adanya Akuntabilitas (Tanggung Jawab dan (Misi
Dengan Arahan Dari Kejelasan), Nasionalisme (Kerja Kedua dan
Penanggung Penanggung Sama), Etika Publik (Jujur, Sopan dan ketiga )
Jawab Poli Jawab Poli Bersikap Hormat), Komitmen Mutu
terkait rencana (Mutu) dan Anti Korupsi (Disiplin,
sosialisasi Mandiri dan Kerja Keras)

Menetapkan Kesedian Akuntabilitas (Konsisten, Tanggung


Jadwal Teman Sejawat Jawab dan Kejelasan), Nasionalisme
Sosialisasi dan (kerja sama), Etika Publik (Sopan),
Mengundang Komitmen Mutu (Efektif, Efisien) dan
teman Sejawat Anti Korupsi (Disiplin, Mandiri dan
Kerja Keras)

Menyiapkan leafleat Akuntabilitas (Tanggung Jawab dan


bahan tersedia Kejelasan), Etika Publik (Jujur),
sosialisasi Komitmen Mutu (Inovatif dan Mutu)
dan Anti Korupsi (Disiplin, Mandiri
dan Kerja Keras)
Melakukan Peserta Akuntabilitas (Tanggung Jawab dan
sosialisasi mengerti Kejelasan), Nasionalisme
tentang pengetahuan (Musyawarah), Etika Publik (Sopan),
Panduan tentang Komitmen Mutu (Perbaikan
Komunikasi Komunikasi Berkelanjutan) dan Anti Korupsi
Terapeutik Terapeutik (Disiplin, Mandiri dan Kerja Keras)
kepada perawat

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Kegiatan 3 : Dalam melakukan Sosialisasi akan memberikan pengetahuan dan meningkatkan kompetensi serta membuat perawat dapat
memberikan pelayanan sesuai Panduan dan penuh tanggungjawab menandakan saya telah menerapkan nilai Manajemen ASN
Tahapan Kegiatan 1 : Melakukan Konsultasi Dengan Penanggung Jawab Poli, dengan sikap Tanggung Jawab dan jelas (Akuntabilitas),
Proses Konsultasi Ini Juga Merupakan Perwujudan Dari Nilai Kerja Sama (Nasionalisme). Penyampaian Ide Dilakukan Dengan Jujur, Sopan
dan Bersikap Hormat (Etika Publik) agar bahan sosialisasi dapat bermutu (Komitmen Mutu) dilakukan dengan Disiplin, Mandiri dan Kerja
Keras (Anti Korupsi)

Tahapan Kegiatan 2 : Sebelum Melakukan Sosialisasi Saya akan membuat Jadwal dan mengundang teman sejawat dengan sikap Konsisten,
Tanggung Jawab dan Kejelasan Waktu dan Tempat (Akuntabilitas), dilaksanakannya Sosialisasi dengan Kerja Sama (Nasionalisme), dan
memberikan undangan tersebut kepada teman sejawat dengan Sopan (Etika Publik), agar dapat Efektif dan Efisien (Komitmen Mutu) dengan
sikap Disiplin, Mandiri dan Kerja Keras (Anti Korupsi).

Tahapan Kegiatan 3 : Saya menyiapkan bahan yang akan di sosialisasikan dengan sikap Tanggung Jawab dan jelas (Akuntabilitas), secara
Jujur (Etika Publik), teliti dan cermat agar kegiatan bisa Inovatif dan bermutu (Komitmen Mutu), dilakukan dengan Disiplin, Mandiri dan
Kerja Keras (Anti Korupsi).

Tahapan Kegiatan 4 : Saya melakukan sosialisasi dengan sikap Tanggung Jawab dan Kejelasan (Akuntabilitas), dilaksanakannya Sosialisasi
dengan musyawarah (Nasionalisme) menyampaikan materi sosialisasi dengan sopan sederhana, dan jelas demi kepentingan bersama dan
kualitas pelayanan organisasi (Etika Publik) untuk perbaikan berkelanjutan (Komitmen Mutu) dan Disiplin, Mandiri dan Kerja Keras (Anti
Korupsi).
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi : Dalam melakukan Sosialisasi Komunikasi Terapeutik dan SOP Komunikasi Terapeutik secara
jelas, efektiv dan penuh tanggungjawab serta kerjasama dari rekan sejawat demi kepentingan bersama maka saya akan berkontribusi terhadap
Visi Puskesmas Palangisang “Terwujudnya masyarakat yang sehat mandiri dan berkualitas dalam lingkungan yang sehat” dan Misi
nomor 2 yang berbunyi “Meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu bagi masyarakat” dan Misi nomor 3 yang berbaunyi
“Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan”.

Penguatan Nilai Organisasi : Dengan kegiatan ini digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang menguatkan Nilai Puskesmas
“Profesional, Kerja Sama dan Akuntabel”.
NO Kegiatan Tahapan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai
Pelatihan Misi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
4 Menyediakan kotak Pelayanan Publik Berkontribusi Akuntabel
kepuasan, kritik dan dan Manajemen terhadap Visi dan integritas
saran pasien ASN dan Misi
Puskesmas Palangisang (Misi
Kedua dan ketiga )
Mencari alat Alat dan bahan Komitmen Mutu
dan bahan tersedia (efisien) dan anti
yang dapat korupsi (mandiri dan
digunakan kerja keras)

Membuat Kotak Anti korupsi


kotak kepuasan (mandiri dan kerja
kepuasan, keras)
kritik dan saran

Menempatkan Kotak Komitmen mutu


kotak kepuasan kepuasan (mutu dan perbaikan
di Ruang Poli tersedia di berkelanjutan)
dan UGD ruang UGD
dan Poli
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan 4 : Dalam Penyediaan kotak kepuasan, kritik dan saran pasien dapat memberikan respon sehingga perawat dapat meningkatkan
kompetensi dan dapat memberikan pelayanan sesuai panduan yang penuh tanggungjawab menandakan telah menerapkan nilai Pelayanan
Publik dan Manajemen ASN
Tahapan Kegiatan 1 : Saya mencari alat dan bahan yang akan digunakan dengan mandiri, kerja keras, teliti dan cermat agar bisa evektif dan
efisien Kemudian meminta kerja sama pasien untuk mengisi kotak kepuasan (Anti Korupsi dan Komitmen Mutu)

Tahapan Kegiatan 2 : Saya Membuat kotak kepuasan, kritik dan saran dengan mandiri dan kerja keras (Anti Korupsi)

Tahapan Kegiatan 3 : Saya Menempatkan kotak kepuasan di Ruang Poli dan UGD agar semua pasien dapat menyampaikan tingkat
kepuasannya terhadap pelayanan yang diberikan sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang bermutu dan untuk perbaikan
berkelanjutan (Komitmen Mutu)

Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi : Dalam Penyediaan kotak kepuasan, kritik dan saran secara efektiv, penuh tanggungjawab dan
kerjasama dari Pasien demi kepentingan bersama maka saya akan berkontribusi terhadap Visi Puskesmas Palangisang “Terwujudnya
masyarakat yang sehat mandiri dan berkualitas dalam lingkungan yang sehat” dan Misi nomor 2 yang berbunyi “Meningkatkan kualitas
pelayanan yang bermutu bagi masyarakat” dan Misi nomor 3 yang berbaunyi “Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan”.

Penguatan Nilai Organisasi : Dengan kegiatan ini digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang menguatkan Nilai Puskesmas
“Profesional dan Akuntabel”.
NO Kegiatan Tahapan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai
Pelatihan Misi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
5 Melakukan Penerapan Manajemen ASN, Berkontribusi Profesional,
Komunikasi Terapeutik Pelayanan Publik terhadap Visi Responsif,
dan Misi Integritas dan
Puskesmas Palangisang (Misi Santun
Kedua dan ketiga )
Mempersiapkan Perawat siap Akuntabilitas
diri sebelum secara emosi (Tanggung Jawab)
bertemu dengan untuk
pasien, menghadapi
perhatikan pasien
kondisi
emosional.
Mengucapkan Salam terucap Etika Publik (sopan
salam, santun)
identifikasi
pasien dan
tanyakan kabar
pasien

Mengedukasi Edukasi Etika Publik (sopan),


pasien terkait terlaksana Nasionalisme (adil)
dengan
tindakan
keperawatan
yang akan
dilakukan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan 5 : Dalam melakukan penerapan Komunikasi terapeutik artinya telah memberikan pelayanan jasa dengan disiplin, sopan,
bertanggungjawab dan melakukan komunikasi terapeutik sesuai dengan Panduan dan melakukan pelayanan secara adil, jujur
serta memberikan informasi yang benar kepada pasien dan menjaga privasi pasien berarti telah menerapkan nilai Manajemen
ASN, Pelayanan Publik
Tahapan Kegiatan 1 : Sebelum berkomunikasi dengan pasien perawat mempersiapkan diri dan mempersipkan materi yang akan disampaikan
kepada pasien secara bertanggung jawab (Akuntabilitas)
Tahapan Kegiatan 2 : Perawat menyapa pasien dengan ramah, sopan dan santun (Etika Publik). Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
jelas sehingga dapat dimengerti oleh pasien.
Tahapan Kegiatan 3 : Selama menjalankan komunikasi terapeutik Perawat bersikap sopan, pertahankan kontak mata dan jadilah pendengar yang
baik (Etika Publik) dalam melaksanakan komunikasi terapeutik perawat tidak membeda-bedakan antara pasien satu
dengan pasien yang lainnya (Nasionalisme)
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi : Dalam melakukan penerapan Komunikasi Terapeutik sesuai dengan Panduan yang dilakukan dengan
amanah, sopan santun, adil dan tidak diskriminatif serta bertanggungjawab maka akan berkontribusi
terhadap Visi Puskesmas Palangisang “Terwujudnya masyarakat yang sehat mandiri dan
berkualitas dalam lingkungan yang sehat” dan Misi nomor 2 yang berbunyi “Meningkatkan
kualitas pelayanan yang bermutu bagi masyarakat” dan Misi nomor 3 yang berbaunyi
“Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan”.
Penguatan Nilai Organisasi : Dengan melakukan komunikasi terapeutik maka akan menguatkan Nilai Puskesmas yang Profesional, Responsif,
Integritas dan Santun.
NO Kegiatan Tahapan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai
Pelatihan Misi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
6 Evaluasi dan Manajemen ASN dan Pelayanan Berkontribusi Profesional,
Monitoring Publik terhadap Visi Akuntabel
Pelaksanaan dan Misi dan Santun
Komunikasi Terapeutik Puskesmas
Menyiapkan Monitoring Akuntabilitas (transparan dan Palangisang
lembar ceklist evaluasi tanggung jawab), Etika Publik (Misi
evaluasi terlaksana (jujur) dan Anti Korupsi (Disiplin, Kedua dan
dan Monitoring dengan lembar Mandiri dan Kerja Keras) ketiga )
terhadap cheklist
Komunikasi
Terapeutik yang
telah
dilaksanakan

Melakukan Rekapitulasi Akuntabilitas (tanggung jawab,


rekapitulasi hasil transparan) dan Etika Publik
hasil monitoring monitoring (jujur)
dan evaluasi dan evaluasi
tersedia
Melaporkan Laporan hasil Akuntabilitas (tanggung jawab) dan
hasil monitoring tersampaikan Etika Publik (sopan, jujur)
dan evaluasi
kepada kepala
puskesmas

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Kegiatan 6 : Dalam melakukan Evaluasi kegiatan Komunikasi terapeutik saya bertanggungjawab untuk melakukan evaluasi kegiatan secara
jujur dan meminta Partisipatif dari pimpinan dan rekan-rekan perawat berarti telah menerapkan nilai Manajemen ASN dan
Pelayanan Publik
Tahapan Kegiatan 1 : Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi secara transparan dan tanggung jawab (Akuntabilitas), faktual dan
profesionalisme, jujur dalam melaksanakan monitoring evaluasi (Etika Publik) dengan penuh sikap Disiplin, Mandiri dan Kerja Keras (Anti
Korupsi)
Tahapan Kegiatan 2 : Peserta menyampaikan hasil yang akurat, jujur dan transparan serta penuh tanggung jawab (Akuntabilitas, Etika
Publik)
Tahapan Kegiatan 3 : Dalam menyampaikan hasil monitoring evaluasi peserta menyampaikannya dengan sopan dan melaporkan hasil
monitorig evaluasi dengan jujur (Etika Publik) dan bertanggung jawab (Akuntabilitas) dengan hasil yang sebenar-benarnya.

Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi : Dalam melakukan Evaluasi dan Monitoring kegiatan Komunikasi terapeutik secara jujur,
konsisten dan penuh tanggungjawab serta selalu menajaga privasi pasien maka saya akan berkontribusi terhadap Visi Puskesmas Palangisang
“Terwujudnya masyarakat yang sehat mandiri dan berkualitas dalam lingkungan yang sehat” dan Misi nomor 2 yang berbunyi
“Meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu bagi masyarakat” dan Misi nomor 3 yang berbaunyi “Meningkatkan profesionalisme
tenaga kesehatan”.
Penguatan Nilai Organisasi : Kegiatan evaluasi akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan berkontribusi terhadap Nilai Organisasi
Profesional, Akuntabel dan Santun.
Kegiatan 1 Kegiatan
Indikator MATRIX HABITUASI
Kegiatan III Kegiatan IV Kegiatan V Kegiatan VI
Nilai Dasar II TOTAL
Nilai
I II III IV V I II III I II III IV I II III I II III I II III
Kepemimpinan 1
Kejelasan 12
Akuntabilitas Tanggung Jawab 16
Konsisten 3
Transparan 2
Adil 1
Nasionalisme Musyawarah 2
Kerja Sama 4
Sopan Santun 11
Bersikap Hormat 4
Etika Publik Tulus 2
Terbuka 1
Jujur 10
Komitmen Mutu 6
Mutu Efektif 2
Efisien 3
Perbaikan 7
Berkelanjutan
Inovatif 5
Mandiri 15
Anti Krupsi Kerja Keras 15
Disiplin 13

MATRIKS KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

Keterkaitan KEGIATAN I KEGIATAN KEGIATAN


Dengan KEGIATAN KEGIATAN
Menyediakan KEGIATAN IV V
Kedudukan Dan II VI
Panduan III Menyediakan Penerapan TOTAL
Peran ASN Menyiapkan Evaluasi dan
komunikasi SOSIALISASI kotak Komunikasi
leafleat Monitoring
terapeutik kepuasan Terapeutik
Manajemen ASN 6

Pelayanan Publik 3

Whole of
Government (WOG)
MATRIKS VISI MISI DAN TATA NILAI ORGANISASI
Keterkitan Visi Misi Dan Tata Nilai Organisasi Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Total
I II III IV V VI
Visi Terwujudnya masyarakat yang 6
sehat dan berkualitas dalam
lingkungan yang sehat
Misi Menggerakkan kemandirian
masyarakat untuk berprilaku hidup
sehat
Meningkatkan kualitas pelayanan
yang bermutu bagi masyarakat
Meningkatkan profesionalisme
tenaga kesehatan
Meningkatkan kualitas, kuantitas
sarana dan prasarana kesehatan
Meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pemecahan dan
penanganan masalah kesehatan
Menjadikan puskesmas sebagai
pusat informasi kesehatan
Tata Nilai Profesional 4
Organisasi Responsif 1
Akuntabel 4
Kerjasama 3
Tertib 2
Integritas 3
Santun 2
JADWAL KEGIATAN
NO KEGIATAN MINGGU KE- KETERANGAN
I II III IV V
1 Menyediakan Panduan komunikasi terapeutik dalam pemberian
pelayanan keperawatan
2 Menyiapkan leafleat Komunikasi Terapeutik
3 Sosialisasi Penerapan Komunikasi Terapeutik
4 Menyediakan kotak kepuasan, kritik dan saran pasien
5 Melakukan Penerapan Komunikasi Terapeutik
6 Evaluasi dan Monitoring Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
BAB IV

PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Daftar Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar CPNS


Secara umum, kegiatan-kegiatan aktualisasi yang saya lakukan terkait langsung
dengan isu Rendahnya Penerapan Komunikasi Terapeutik Perawat Kepada Pasien di
Puskesmas Palangisang. Kegiatan Aktualisasi saya lakukan sejak Rabu, 22 September
2021 dan paling lambat 22 Oktober 2021, pada minggu pertama kegiatan yang Penulis
lakukan yaitu Menyediakan Panduan komunikasi terapeutik dalam pemberian pelayanan
keperawatan, minggu ke dua Menyiapkan leafleat Komunikasi Terapeutik dan Sosialisasi
Penerapan Komunikasi Terapeutik, minggu ke tiga Menyediakan kotak kepuasan dan
Melakukan Penerapan Komunikasi Terapeutik, pada minggu ke empat Evaluasi dan
Monitoring Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik dan minggu ke lima dan seterusnya
selalu menerapkan Komunikasi Terapeutik kepada Pasien.
B. Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan 1: Menyediakan Panduan komunikasi terapeutik dalam pemberian
pelayanan keperawatan
Kegiatan pertama yang penulis lakukan adalah Menyediakan Panduan komunikasi
terapeutik dalam pemberian pelayanan keperawatan. Kegiatan ini penulis lakukan di
minggu pertama aktualisasi. Dalam penyediaan Panduan komunikasi terapeutik Penulis
melakukan pencarian materi dari beberapa sumber yang terpercaya untuk memilah dan
memilih dengan cermat dan menyusun Panduan yang baik agar menghasilkan Perawat
yang profesional dan beretika menandakan Penulis telah menerapkan nilai Manajemen
ASN.
Tahapan 1 : Konsultasi kepada Pimpinan dalam pembuatan Panduan komunikasi
terapeutik
Pada tanggal 22 September 2021, penulis melakukan konsultasi dengan Kepala
puskesmas Palangisang terkait pembuatan Panduan komunikasi terapeutik yang berisikan
pengertian, tujuan dan prosedur/tahapan. Hal ini bertujuan untuk meminta saran dan
bimbingan serta dukungan.
a. Deskripsi Kegiatan
Dalam melaksanakan kegiatan konsultasi dengan kepala puskesmas Menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan dapat dimengerti yang dilandasi dengan Sikap
Kepemimpinan, Konsisten, Tanggung Jawab dan Kejelasan merupakan indikator nilai
dari Akuntabilitas dimana kepemimpinan artinya mampu memimpin diri sendiri
dalam merencanakan pertemuan dengan kepala Puskesmas, Konsisten dengan apa
yang dibicarakan atau disepakati, tanggung jawab terhadap Panduan Komunikasi
terapeutik yang dibuat dan juga jelas agar dapat dimengerti oleh teman sejawat.
Dalam melakukan Konsultasi kepada Pimpinan dilakukan secara kerja sama yang
baik yang merupakan indikator nilai dari Nasionalisme.
Terdapat nilai Etika publik dengan indikator sopan santun, jujur dan terbuka
yaitu memiliki tata krama yang baik, jujur dalam menyampaikan informasi dan
menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama. Hal yang penulis lakukan adalah
menyampaikan maksud kedatangan penulis yaitu untuk mengkonsultasikan Panduan
komunikasi terapeutik dan untuk meminta saran dan bimbingan serta dukungan beliau
agar penyebaran informasi ini dapat diterima dengan baik oleh teman sejawat. Penulis
juga bersikap terbuka terhadap semua masukan dan arahan yang diberikan oleh
Kepala puskesmas.
Dalam melaksanakan kegiatan ini juga terdapat nilai Komitmen mutu dengan
indikator mutu dan perbaikan berkelanjutan. Hal yang penulis lakukan dalam
menerapkan indikator nilai-nilai ini adalah melakukan perbaikan dan meningkatankan
kualitas media yang akan digunakan dalam kegiatan sosialisasi. Proses konsultasi
terhadap pimpinan ini penulis lakukan secara Disiplin, Mandiri tanpa melibatkan
orang lain yang dapat mengubah keputusan pimpinan dan semua itu membutuhkan
Kerja Keras yang merupakan indikator nilai dari Anti Korupsi.
b. Output
Dukungan dari pimpinan
c. Analisis Dampak dan Manfaat
Pada kegiatan ini terdapat beberapa nilai dasar ASN yang terkait diantaranya:
1) Akuntabilitas pada tahapan kegiatan ini adalah menerapkan nilai Sikap
Kepemimpinan, Konsisten, Tanggung Jawab dan Kejelasan. Dampak apabila
nilai-nilai tersebut penulis terapkan adalah mampu memimpin diri sendiri pada saat
berkonsultasi dengan pimpinan, pembicaraan dapat terarah atau tertib, Panduan
Komunikasi terapeutik yang dikonsultasikan dapat dipertanggung jawabkan dan juga
jelas agar dapat dimengerti oleh Pimpinan.
2) Nasionalisme pada tahapan kegiatan ini adalah menerapkan nilai kerja sama.
Dampak apabila nilai tersebut penulis terapkan adalah penulis memiliki masukan
terkait panduan komunikasi yang tepat, Sebaliknya jika nilai tersebut tidak penulis
terapkan, maka tidak terjadi proses bertukar pikiran, sehingga mungkin saja, target
untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan tidak akan tercapai karena
kesalahan memilih panduan komunikasi terapeutik.
3) Etika Publik pada tahapan kegiatan ini adalah menerapkan nilai sopan santun, jujur
dan terbuka. Dampak apabila nilai-nilai tersebut penulis terapkan adalah Kepala
puskesmas akan merasa dihargai dan dihormati serta mengetahui dan merasa yakin
terhadap kegiatan yang akan penulis lakukan untuk menambah informasi terkait
panduan komunikasi terapeutik kepada pasien pada wilayah kerja Puskesmas
Palangisang. Sebaliknya jika nilai-nilai tersebut tidak penulis terapkan, maka Kepala
puskesmas akan merasa tidak dihargai dan dihormati serta tidak akan mengetahui dan
yakin terhadap kegiatan pembelajaran yang akan penulis lakukan ini dapat
berpengaruh penambahan informasi terkait panduan komunikasi terapeutik.
4) Komitmen mutu Dalam melaksanakan kegiatan ini terdapat nilai indikator mutu dan
perbaikan berkelanjutan. Dampak apabila nilai-nilai tersebut penulis terapkan adalah
penulis dapat mewujudkan pelayanan keperawatan yang bermutu sesuai misi dan tata
nilai puskesmas, Sebaliknya jika nilai-nilai tersebut tidak penulis terapkan, maka
kegiatan ini tidak mencapai target sesuai misi dan tata nilai organisasi.
5) Anti korupsi. Dalam melakukan konsultasi kepada pimpinan penulis menerapkan
sikap Disiplin, mandiri, dan penuh kerja keras terhadap kegiatan yang akan
dilakukan. Dampak apabila nilai-nilai tersebut penulis terapkan adalah penulis akan
menghargai dan merasa bangga dengan usaha yang telah penulis lakukan demi
ketercapaian target sosialisasi, Sebaliknya jika nilai-nilai tersebut tidak penulis
terapkan, maka penulis tidak merasa bangga dengan hasil yang didapatkan.
d. Kendala
Penulis terhambat oleh jam kerja pelayanan di UGD, sehingga sukar untuk berkonsultasi
secara langsung.
e. Solusi
Atas persetujuan kepala puskesmas, jika terdapat hal-hal yang ingin didiskusikan, bisa
diluar jam operasional puskesmas via telepon.
Tahapan 2: Mencari literatur/referensi yang berkaitan dengan Panduan Komunikasi
Terapeutik secara daring
Pada tanggal 23 September 2021, Mencari literatur/referensi yang berkaitan dengan Panduan
Komunikasi Terapeutik secara daring yang berisikan pengertian, tujuan dan
prosedur/tahapan.
a. Deskripsi Kegiatan
Referensi yang penulis ambil berasal dari internet yang berpacu pada mutu dan untuk
perbaikan berkelanjutan sebagai bentuk dari Komitmen Mutu, Hal yang penulis lakukan
dalam menerapkan indikator nilai-nilai ini adalah melakukan perbaikan dan meningkatkan
kualitas sumber informasi agar memperoleh ketercapaian target yang maksimal . dan
penulis lakukan setelah waktu pelayanan selesai atau pada saat pasien sudah mulai
berkurang. Pada saat Penulis mencari materi panduan komunikasi terapeutik, penulis
menerapkan sikap Konsisten, Tanggung Jawab dan Kejelasan Akuntabilitas terhadap
penyusunan materi. Hal ini dilakukan agar informasi yang akan diberikan ke teman
sejawat valid karena berdasarkan sumber yang jelas. Mencari dan mencantumkan
sumber/referensi secara teliti dan Jujur, sebagai bentuk dari Etika Publik dalam mencatat
isi dari setiap materi yang ditampilkan pada panduan komunikasi terapeutik untuk
menghindari tindakan plagiarism.
Saat mencari bahan terkait isi dari panduan komunikasi terapeutik ini, penulis
menerapkan sikap Disiplin, Mandiri dan Kerja Keras sesuai dengan perwujudan Anti
Korupsi. Disiplin maksudnya memaksimalkan waktu dengan baik dalam mencari
referensi terkait komunikasi terapeutik, Mandiri disini maksudnya penulis melakukan
sendiri mencari literatur hingga menyusunnya, Kerja keras pada hal ini yaitu penulis
mencari dan mengumpulkan referensi dari beberapa sumber dan membandingkan serta
mengambil informasi yang isinya paling mudah dipahami oleh orang yang membaca
panduan tersebut.
b. Output
Materi/file referensi oleh dr. Syahruddin Ibrahim

c. Analisis Dampak dan Manfaat


1) Akuntabilitas : Konsisten, Tanggung Jawab dan kejelasan. Dengan penerapan nilai
ini bermanfaat terhadap kejelasan informasi yang dibutuhkan perawat. Jika nilai ini
tidak diterapkan, informasi yang diperoleh tidak berimbang, sehingga perawat tidak
dapat mengimplementasikan komunikasi terapeutik dengan baik kepada pasien.
2) Komitmen Mutu. komitmen mutu dengan indikator mutu dan perbaikan
berkelanjutan. Hal yang penulis lakukan dalam menerapkan indikator nilai-nilai ini
adalah melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas sumber informasi agar
memperoleh ketercapaian target yang maksimal, Jika nilai ini tidak diterapkan maka
tidak dapat melakukan perbaikan sehingga tidak dapat mencapai target.
3) Etika Publik : Jujur yaitu mencantumkan sumber/referensi secara teliti. Jika nilai ini
tidak diterapkan maka penulis termasuk melakukan tindakan plagiarism.
4) Anti Korupsi : Disiplin, Mandiri dan Kerja Keras. Dampak apabila nilai-nilai
tersebut penulis terapkan adalah penulis akan menghargai waktu dan merasa puas
dengan usaha yang telah penulis lakukan demi ketercapaian target sosialisasi. Jika nilai
tersebut tidak penulis terapkan, maka proses pengerjaan panduan komunikasi
terapeutik akan berlangsung biasa saja dengan mengambil hanya dari satu sumber
referensi, tanpa membandingkannya dengan yang referensi yang lain, sehingga isi dari
panduan komunikasi yang akan dibuat sulit dipahami oleh perawat.
d. Kendala
Jaringan Internet kurang baik di tempat kerja.
e. Solusi
Terus mencoba mengumpulkan bahan materi yang sesuai yang akan dilakukan dengan
cara mencari beberapa tempat yang mudah mengakses internet.
Tahapan 3: Menyusun dan mengidentifikasi draft Panduan komunikasi terapeutik
Menyusun dan mengidentifikasi draft Panduan komunikasi terapeutik dilakukan Pada tanggal
23 September 2021.
a. Deskripsi Kegiatan
Dalam menyusun dan mengidentifikasi Panduan Komunikasi terapeutik dengan sikap
Tanggung Jawab dan Kejelasan (Akuntabilitas), artinya bertanggung jawab kepada teman
sejawat atas apa yang telah disusun dan harus jelas agar dapat dipahami. Dalam
penyusunan draft panduan komunikasi terapeutik ini dilakukan dengan Jujur yaitu
mencantumkan sumber referensi dan Tulus (Etika Publik) dalam membuat draft agar apa
yang disusun dapat bermutu, dengan penggunaan bahasa yang Inovatif demi Perbaikan
Berkelanjutan (Komitmen Mutu), juga bekerja keras dalam mencari referensi yang tepat,
disiplin dalam memaksimalkan waktu dan Mandiri, semua dilakukan sendiri untuk
mengumpulkan materi Panduan Komunikasi terapeutik (Anti Korupsi).
b. Output
Draft Panduan komunikasi terapeutik tersusun

c. Analisis Dampak dan Manfaat


Pada kegiatan ini terdapat beberapa nilai dasar ASN yang terkait diantaranya:
1) Akuntabilitas pada tahapan kegiatan ini adalah menerapkan nilai Sikap Tanggung
Jawab dan Kejelasan. Dampak apabila nilai-nilai tersebut penulis terapkan adalah
Panduan Komunikasi terapeutik yang disusun dapat dipertanggung jawabkan dan juga
jelas agar dapat dimengerti oleh Pimpinan. Jika nilai ini tidak diterapkan, perawat
tidak dapat mengimplementasikan komunikasi terapeutik dengan baik kepada pasien.
2) Etika Publik : Jujur dan tulus, Dampak apabila nilai-nilai tersebut penulis terapkan
adalah Panduan Komunikasi terapeutik yang disusun tidak mengandung tindakan
plagiarism. Jika nilai ini tidak diterapkan, berarti penulis melakukan tindakan
Plagiarism.
3) Komitmen Mutu : mutu dan Perbaikan Berkelanjutan, dampak apabila nilai-nilai
tersebut penulis terapkan adalah melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas
sumber informasi agar memperoleh ketercapaian target yang maksimal, Jika nilai ini
tidak diterapkan maka tidak dapat melakukan perbaikan sehingga tidak dapat
mencapai target.
4) Anti Korupsi : kerja keras, disiplin dan Mandiri, dampak apabila nilai-nilai
tersebut penulis terapkan adalah dapat menemukan referensi yang tepat,
memaksimalkan waktu dan penulis akan menghargai dan merasa bangga dengan usaha
yang telah penulis lakukan. Sebaliknya jika nilai-nilai tersebut tidak penulis terapkan,
maka penulis tidak merasa bangga dengan hasil yang didapatkan.
d. Kendala : dalam menyusun dan mengidentifikasi draft Panduan komunikasi terapeutik,
Penulis tidak mengalami kendala.
Tahapan 4 : Berkoordinasi dengan penanggung jawab Poli
Pada tanggal 24 September 2021, penulis berkoordinasi dengan penanggung jawab Poli
terkait Panduan komunikasi terapeutik.
a. Deskripsi Kegiatan
Penulis melakukan koordinasi dengan penanggungjawab Ruang Poli dengan penuh
Tanggung Jawab artinya mampu mempertanggung jawabkan panduan komunikasi
terapeutik yang telah dibuat dan harus jelas agar mudah dipahami (Akuntabilitas),
koordinasi ini termasuk Kerja Sama yang baik (Nasionalisme) dalam pelaksanaan
kegiatan demi Perbaikan Berkelanjutan (Komitmen Mutu). Jujur, Sopan dan Bersikap
Hormat (Etika Publik), sopan dan bersikap hormat yaitu memiliki tata krama yang baik
dalam berkoordinasi, yaitu mengucapkan salam memakai pakaian yang rapi tidak
memotong pembicaraan, sedangkan jujur maksudnya, jujur dalam menyampaikan
informasi dan menghargai komunikasi. Hal yang penulis lakukan adalah menyampaikan
maksud kedatangan penulis yaitu untuk mengkonsultasikan Panduan komunikasi
terapeutik dan untuk meminta saran dan bimbingan agar dapat diterima dengan baik oleh
teman sejawat. Dalam berkoordinasi harus disiplin maksudnya tidak molor dari waktu
yang telah direncanakan, dilakukan secara mandiri tidak bergantung dengan orang lain
yang dilandasi dengan adanya Kerja Keras (Anti Korupsi).
b. Output
Dukungan dan masukan terkait panduan komunikasi terapeutik

c. Analisis Dampak dan Manfaat


Pada kegiatan ini terdapat beberapa nilai dasar ASN yang terkait diantaranya:
1) Akuntabilitas : Tanggung Jawab dan Kejelasan. Dampak apabila nilai-nilai
tersebut penulis terapkan adalah panduan komunikasi terapeutik yang dikoordinasikan
dapat dipertanggung jawabkan dan juga jelas agar dapat dimengerti oleh Penanggung
jawab poli. Jika nilai ini tidak diterapkan, perawat tidak dapat membuat panduan
komunikasi terapeutik yang baik/valid.
2) Nasionalisme : Kerja Sama. Dampak apabila nilai-nilai tersebut penulis terapkan
adalah panduan komunikasi terapeutik yang di hasilkan dapat diimmplementasikan.
Jika nilai ini tidak diterapkan, perawat tidak dapat membuat panduan komunikasi
terapeutik yang baik/valid.
3) Etika Publik : Jujur, Sopan dan Bersikap Hormat. Dampak apabila nilai-nilai
tersebut penulis terapkan adalah Penanggung jawab poli akan merasa dihargai dan
dihormati serta mengetahui dan merasa yakin terhadap kegiatan yang akan penulis
lakukan untuk menambah informasi terkait panduan komunikasi terapeutik kepada
perawat di wilayah kerja Puskesmas Palangisang. Sebaliknya jika nilai-nilai tersebut
tidak penulis terapkan, maka penanggung jawab poli akan merasa tidak dihargai dan
dihormati serta tidak akan mengetahui dan yakin terhadap kegiatan pembuatan
pedoman komunikasi terapeutik yang akan penulis lakukan ini dapat berpengaruh
penambahan informasi terkait panduan komunikasi terapeutik.
4) Komitmen Mutu : Perbaikan Berkelanjutan Dampak apabila nilai-nilai tersebut
penulis terapkan adalah penulis dapat mewujudkan pelayanan keperawatan yang
berorientasi pada perbaikan berkelanjutan sesuai misi dan tata nilai puskesmas,
Sebaliknya jika nilai-nilai tersebut tidak penulis terapkan, maka kegiatan ini tidak
mencapai target sesuai misi dan tata nilai organisasi.
5) Anti korupsi. Dalam melakukan koordinasi kepada penanggung jawab poli, penulis
menerapkan sikap Disiplin, mandiri, dan penuh kerja keras terhadap kegiatan yang
akan dilakukan. Dampak apabila nilai-nilai tersebut penulis terapkan adalah penulis
akan menghargai dan merasa bangga dengan usaha yang telah penulis lakukan demi
ketercapaian target pembuatan panduan komunikasi terapeutik, Sebaliknya jika nilai-
nilai tersebut tidak penulis terapkan, maka penulis tidak merasa bangga dengan hasil
yang didapatkan.
d. Kendala : dalam berkoordinasi dengan penanggung jawab Poli, Penulis tidak mengalami
kendala.
Tahapan 5 : Mencetak Panduan Komunikasi Terapeutik
Pada tanggal 25 September 2021 setelah Berkoordinasi dengan penanggung jawab Poli dan
sudah menentukan Panduan komunikasi terapeutik yang tepat, kemudian penulis mencetak
panduan komunnikasi terapeutik.
a. Deskripsi Kegiatan
Sebelum penulis mencetak Panduan komunikasi terapeutik penulis mengidentifikasi
kembali dengan sikap Tanggung Jawab artinya dapat mempertanggung jawabkan kepada
teman sejawat terhadap apa yang sudah dibuat dan Kejelasan artinya isi dari panduan
komunikasi terapeutik mudah dipahami dan diimplementasikan (Akuntabilitas), dengan
penggunaan bahasa yang sopan (Etika Publik), saya melihat kembali Panduan yang telah
dibuat agar dapat bermutu (Komitmen Mutu) secara Disiplin maksudnya mencetak sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan, dilakukan secara mandiri karena membuat rancangan
leaflet secara mandiri dengan bahan yang sederhana, sehingga penulis tidak perlu
mengeluarkan biaya yang banyak dalam pengadaannya tetapi harus dilandasi dengan
Kerja Keras (Anti Korupsi).

b. Output
Tersedianya lembaran Panduan komunikasi terapeutik

c. Analisis Dampak dan Manfaat


Pada kegiatan ini terdapat beberapa nilai dasar ASN yang terkait diantaranya:
1) Akuntabilitas : Tanggung Jawab dan Kejelasan. Tanggung jawab penulis dalam
menyajikan informasi membuat perawat tertarik untuk membaca atau mendengarkan.
Dengan penerapan nilai ini bermanfaat terhadap kejelasan informasi yang dibutuhkan
perawat. Jika nilai ini tidak diterapkan, informasi yang diperoleh perawat tidak mudah
dipahami.
2) Etika Publik : Sopan. Penulisan yang sopan serta kalimat yang mudah dipahami oleh
perawat dan mencantumkan sumber/referensi secara teliti dan saling menghargai karya
orang lain. Jika nilai ini tidak diterapkan maka perawat tidak tertarik dalam
mengimplementasikan panduan tersebut dan juga dapat menjadi tindakan plagiarism.
3) Komitmen Mutu : Mutu. Perbaikan Berkelanjutan Dampak apabila nilai-nilai
tersebut penulis terapkan adalah penulis dapat mewujudkan pelayanan keperawatan
yang berorientasi pada perbaikan berkelanjutan sesuai misi dan tata nilai puskesmas,
Sebaliknya jika nilai-nilai tersebut tidak penulis terapkan, maka kegiatan ini tidak
mencapai target sesuai misi dan tata nilai organisasi.
4) Anti Korupsi : Disiplin, mandiri, dan kerja keras. Dampak apabila nilai-nilai
tersebut penulis terapkan adalah penulis akan menghargai dan merasa bangga dengan
usaha yang telah penulis lakukan demi ketercapaian target pembuatan panduan
komunikasi terapeutik, Sebaliknya jika nilai-nilai tersebut tidak penulis terapkan, maka
penulis tidak merasa bangga dengan hasil yang didapatkan.
d. Kendala : dalam mencetak Panduan Komunikasi Terapeutik, Penulis tidak mengalami
kendala.

Anda mungkin juga menyukai