Anda di halaman 1dari 54

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)


PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II
ANGKATAN XXXI TAHUN 2022

UPAYA MENGURANGI KEJADIAN MISSFILE MELALUI PEMBUATAN TRACER SEBAGAI


ALAT BANTU MONITORING BERKAS REKAM MEDIS KELUAR MASUK DARI TEMPAT
PENYIMPANAN DI UPTD PUSKESMAS TOMIA
KABUPATEN WAKATOBI

OPTIMALISASI PENGELOLAAN REKAM MEDIS MELALUI PEMBUATAN TRACER SEBAGAI


ALAT BANTU MONITORING BERKAS REKAM MEDIS KELUAR MASUK DARI TEMPAT
PENYIMPANAN DI UPTD PUSKESMAS TOMIA
KABUPATEN WAKATOBI

Disusun oleh:

Nama : FENI FERINA


NIP : 19990228 202203 2 009
NDH : 18
Jabatan : TERAMPIL PEREKAM MEDIS
Instansi : UPTD PUSKESMAS TOMIA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXXI
ANGKATAN 2022

OPTIMALISASI PENGELOLAAN REKAM MEDIS MELALUI PEMBUATAN TRACER SEBAGAI


ALAT BANTU MONITORING BERKAS REKAM MEDIS KELUAR MASUK DARI TEMPAT
PENYIMPANAN DI UPTD PUSKESMAS TOMIA KABUPATEN WAKATOBI

Nama : FENI FERINA, A.Md.RMIK


NDH : 18
NIP : 19990228 202203 2 009
Jabatan : Terampil Perekam Medis
Instansi : UPTD Puskesmas Tomia

Telah disetujui untuk dilaksanakan tanggal: 03 Agustus 2022

di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara

COACH, MENTOR,

Dr. Misnawati Lily, M.Si Moh. Yusuf Hidayat, SKM., M.Kes


NIP. 19731228 199201 2 001 NIP. 19880322 201406 1 001

i
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)


PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXXI
TAHUN 2022

KABUPATEN WAKATOBI

Nama : FENI FERINA, A.Md.RMIK


NDH : 18
NIP. : 19990228 202203 2 009
Instansi : UPTD Puskesmas Tomia
Jabatan : Terampil Perekam Medis

Telah diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor


Pada seminar rancangan aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal,
03 Agustus 2022 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk aktualisasikan pada Pelatihan Dasar
CPNS Golongan II Angkatan XXXI Tahun 2022

Kendari, 03 Juli 2022

PENGUJI, COACH, MENTOR,

Dr. Ir. SUKANTO T. A Dr. MISNAWATI LILY, MOH. YUSUF HIDAYAT,


MSP, MA. M.Si. SKM., M.Kes.
NIP. 19660621 199012 1 001 NIP. 19731228 199201 2 001 NIP. 19880322 201406 1 001

Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

i
Dra. YUNI NURMALAWATI, M.Si
NIP. 19700626 198909 2 001

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
ridho-Nya sehingga laporan aktualisasi ini bisa selesai dengan baik dalam latihan dasar (Latsar)
CPNS pola baru ini, penyusun telah diberikan pengetahuan tentang nilai-nilai dasar PNS yang
terdiri dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan
Kolaboratif yang kemudian disingkat BerAKHLAK. Tujuan dari pembuatan laporan rancangan
aktualisasi ini, sebagai tugas diklat prajabatan yang telah diaktualisasikan di institusi penyusun.

Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan dari banyak pihak. Penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepala BPSDM Provinsi Sulawesi Tenggara beserta jajarannya.

2. Kepala BKPSDM Kabupaten Wakatobi serta jajarannya yang telah memfasilitasi


penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II.

3. Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi

4. Johannes Robbert,ST.,MT selaku penguji

5. Dr.Drs.Ruslan,M.Pd selaku coach atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan bimbingannya.

6. Rachmad Suryanto,S.Kep selaku mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan
bimbingan selama perancangan program aktualisasi.

7. Risal selaku wali kelas angkatan XXXI

8. Keluarga besar UPTD Puskesmas Kecamatan Tomia atas dukungan dan kerjasamanya.

9. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan pengarahan
terkait materi BerAKHLAK untuk dapat diinternalisasikan dan diaktualisasikan diinstansi.

10. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi kegiatan latsar.

11. Keluarga besar peserta Latsar Kabupaten Wakatobi Golongan II

6
12. Seluruh keluarga besar saya, terutama Ibu dan bapak saya serta saudara saudara saya yang
telah memberikan motivasi dalam mengikuti Latsar ini.

13. Serta beberapa orang lain yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu, yang telah
berkontribusi dalam penyelenggara kegiatan ini berjalan.

Tak ada gading yang tak retak, penulis sadar bahwa laporan hasil aktualisasi dan habituasi
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan yang membangun
dari berbagai pihak sehingga membuat laporan ini menjadi lebih baik lagi dan dapat menjadi
acuan dalam penyusunan laporan aktualisasi dan haituasi dimasa mendatang serta memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Kendari, Juli 2022

Penulis

FENI FERINA, A.Md.RMIK

7
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan Aktualisasi

1.3. Manfaat Aktualisasi

3 1.4. Ruang Lingkup, Waktu, Dan Tempat

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,


KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PROFIL PESERTA

2.1. Gambaran Umum Organisasi

2.2. Profil Peserta Aparatur Sipil Negara

2.3. Konsep Nilai Dasar

2.4. Kedudukan Dan Peran ASN

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi, Penetapan dan Analisis Isu

3.2. Gagasan Kreatif / Terpilih dan Kegiatan sebagai Pemecahan Isu

3.3. Deskripsi / Penjelasan Kegiatan Rancangan Aktualisasi dan Habituasi


8
3.4. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi CoreValue ASN (BerAKHLAK)

3.5. Estimasi Biaya

3.6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan .

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

9
BAB I

PENDAHULUAN

2.1.1 Latar Belakang


Menjadi seorang ASN (Aparatur Sipil Negara) masih merupakan hal yang diimpikan
oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Pengertian ini tercantum dalam Undang-undang ASN no.5 tahun 2014.
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang- Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945, maka diperlukan ASN yang berintegritas tinggi, profesional, netral, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi kolusi dan nepostisme, serta mampu menjadi
perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Demi menghasilkan ASN yang sesuai dengan
harapan pemerintah maka perlu adanya pelatihan dasar yang diatur dalam Peraturan
Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Tujuan dari Diklat terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang.
Peran ASN di bidang kesehatan adalah mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas prima di pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada seperti rumah sakit milik
pemerintah dan pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS).
Menurut Pemenkes No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif. Puskesmas sebagai Penyelenggara
Pelayanan Publik menurut UU no 25 tahun 2019 berkewajiban memberikan pelayanan yang
berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik.
Puskesmas Sebagai ujung tombak pelayanan dan pembangunan kesehatan di Indonesia
maka perlu mendapatkan perhatian terutama berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan.
Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan dari para pegawainya serta

10
meningkatkan fasilitas/sarana kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat
pengguna jasa layanan kesehatan. Oleh sebab itu puskesmas harus memiliki rekam medis.
Menurut Permenkes No. 269 tahun 2008 tentang rekam medis, rekam medis adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumfen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien. UPTD
Puskesmas Tomia merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan harus membuat rekam
medis untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
mutu pelayanan kepada masyarakat. Salah satu kegiatan agar tercapainya tertib administrasi
adalah pengelolaan sistem penyimpanan rekam medis.
Pengelolaan sistem penyimpanan yang tidak sesuai akan menyebabkan misfile. Misfile
adalah kesalahan dalam penempatan berkas rekam medis saat proses penyimpanan berkas
rekam medis atau tidak ditemukannya berkas rekam medis ditempat penyimpanan saat
dibutuhkan. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya tracer pada rak penyimpanan
berkas rekam medis.
Tracer merupakan petunjuk keluar atau pengganti rekam medis yang akan keluar dari
tempat penyimpanan untuk tujuan apapun. Dengan tidak digunakannya tracer maka akan
menyebabkan kendala dalam sistem penyimpanan, diantaranya rekam medis sering terselip
atau tidak pada tempatnya dan hilang sehingga menyebabkan penghambatan dalam
pelayanan penyediaan rekam medis yang berdampak pula kepada lamanya waku pelayanan
kepada pasien, ketidaksinambungan riwayat penyakit pasien.
Dengan alasan tersebut di atas maka penulis menyusun Rancangan Aktualisasi ini
dengan judul Rancangan Aktualisasi “Optimalisasi Pengelolaan Rekam Medis Melalui
Pembuatan Tracer dan Prosedur Penggunaannya Sebagai Alat Bantu Monitoring Berkas
Rekam Medis Keluar Masuk Dari Tempat Penyimpanan di UPTD Puskesmas Tomia
Kabupaten Wakatobi”

2.1.2 Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu yang telah ditemukan, tujuan yang akan dicapai dan
dilaksanakan aktualisasi ini adalah:
a. Umum

11
Terlaksananya aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga mewujudkan seorang
ASN yang Profesional serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan menerapkan
nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dalam melaksanakan tugasnya.

b. Khusus
Optimalisasi Pengelolaan Rekam Medis Melalui Pembuatan Tracer dan Prosedur
Penggunaannya Sebagai Alat Bantu Monitoring Berkas Rekam Medis Keluar Masuk Dari
Tempat Penyimpanan di UPTD Puskesmas Tomia Kabupaten Wakatobi

2.1.3 Manfaat

1. Manfaat Untuk Penulis


Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
dan Kolaboratif) sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, serta menjadi
tenaga fungsional yang mampu menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan,
pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan
profesionalisme.
2. Manfaat Untuk Organisasi
Meningkatnya pelayanan masyarakat dalam kecepatan penyediaan berkas rekam medis
dalam mewujudkan visi dan misi Puskesmas Tomia.
3. Manfaat Untuk Masyarakat
Menjadikan laporan aktualisasi ini sebagai tolak ukur keberhasilan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat khususnya di Wilayah Kerja
Puskesmas Tomia, serta meningkatkan kesadaran dan kepatuhan petugas dalam
mengontrol, mengendalikan dan memanfaatkan berkas rekam medis dengan benar dan
tepat, sehingga penggunaan berkas rekam medis menjadi lebih baik.

2.1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi

12
Ruang lingkup aktualisasi nilai–nilai dasar ASN ini dibatasi ditempat peserta
melakukan rencana aktualisasi habituasi yaitu di Wilayah kerja Puskesmas Tomia sehingga
terjadi “
Puskesmas Tomia” dalam memberikan pelayanan kesahatan kepada masyarakat secara
terpadu yang menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

13
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN
KEDUDUKAN PERAN ASN

2.1 Gambaran Umum UPTD Puskesmas Kecamatan Tomia


2.1.1 Kedudukan Organisasi
Berdasarkan PERMENKES No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat menyatakan bahwa kedudukan Puskesmas, yaitu :
a. Sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam sistem kesehatan nasional,
khususnya subsistem upaya kesehatan;
b. Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota, dan;
c. Dalam sistem pemerintah daerah memiliki jalur koordinasi horizontal dengan
pelayanan kesehatan primer lainnya.
Secara administrasi wilayah kerja UPTD Puskesmas Tomia terdiri dari 2 kelurahan
dan 3 desa yang terdiri dari 13 Lingkungan, yaitu :
Kelurahan Onemay : 4 Lingkungan
Kelurahan Waha : 4 Lingkungan
Desa Kollosoha : 2 Lingkungan
Desa Patua : 2 Lingkungan
Desa Patua II : 1 Lingkungan
Semua wilayah kerja UPTD Puskesmas Tomia dapat dijangkau dengan
kendaraan roda dua dan roda empat, jarak tempuh dari desa ke puskesmas rata-rata 30
menit, kecuali kelurahan Onemay dan Waha jarak tempuh ke Puskesmas 10 menit.
Jumlah Penduduk diwilayah kerja UPTD Puskesmas Tomia 4434 jiwa (1278
KK). Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tomia secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

31
Tabel 1.
Distribusi Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tomia.

L/P
Nama Jumlah Jumlah
No Desa/ Kel Penduduk KK L P

1 Desa Patua 451 140 2 2


2 2
8 3
2 Desa Patua II 261 89 1 1
3 3
0 1
3 Kel. Onemay 1738 513 8 8
9 4
4 4
4 Kel. Waha 1468 400 7 7
2 4
8 0
5 Desa Kollosoha 516 136 2 2
6 4
7 5
Jumlah 4434 1278 2247 2183

2.1.2. Visi Misi Organisasi

Visi
Visi UPTD Puskesmas Kecamatan Tomia, yaitu : “PUSKESMAS IDAMAN,
PILIHAN MASYARAKAT TOMIA DAN SEKITARNYA”.
Misi
Dalam upaya mewujudkan “PUSKESMAS IDAMAN, PILIHAN MASYARAKAT
TOMIA DAN SEKITARNYA”, maka ditetapkan misi UPTD Puskesmas Kecamatan
Tomia sebagai berikut :

32
1. Meningkatkan Mutu SDM sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan
2. Menetapkan standart baku dalam tiap lini pelayanan pelanggan
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menumbuhkan empatic
governance kepada pelanggan
4. Meningkatkan tata kelola yang professional akuntabel dan mempunyai daya saing
5. Meningkatkan kesejahteraan pegawai
6. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

2.1.3. Nilai Organisasi


Nilai Organisasi di UPTD Puskesmas Tomia, yaitu :

Tabel 2.
Nilai-Nilai Organisasi UPTD Puskesmas Tomia

P Profesional Bekerja sesuai dengan keahlian dan juknis


O Obyektif Bekerja dan bersikap sesuai dengan fakta
S Sehat Terwujudnya masyarakat sehat dan mandiri
I Inovatif Bekerja dengan tulus dan ikhlas dan selalu berinovasi
N Nyaman Lingkungan dan ruangan yang nyaman dalam puskesmas
T Tertib Teratur dan rapi dalam bekerja
A Adil Memberikan pelayanan tanpa membedakan status
pelanggan/sasaran program

2.1.4 Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Tomia

33
2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Organisasi Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung


memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah
tertentu. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 pasal
4 mengutarakan bahwa Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Sebagai pelaksana pelayanan kesehatan strata
pertama, puskesmas mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pusat pelayanan kesehatan
masyarakat, penggerak pembangunan dan pusat pemberdayaan. Puskesmas juga harus
memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif, sampai dengan rehabilitatif baik
melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat
(UKM).

2.2 Profil Peserta


34
Tabel 3. Profil Peserta

DATA PRIBADI
Nama : Feni Ferina, A.Md.RMIK
NIP : 19990228 202203 2 009
Pangkat/Golongan : Pengatur/IIc
Jabatan : Terampil-Perekam Medis
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Tomia
Alamat Kantor : Kompleks Rujab Camat Tomia,Kel. Onemay, Kec.Tomia
Alamat Domisili : Kel. Waha
Tempat/Tanggal lahir : Bau-Bau, 28 Februari 1999
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan

Uraian Tugas Perekam Medis berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 Bab VI Pasal 8
rincian kegiatan jabatan fungsional Perekam Medis Terampil sesuai dengan jenjang jabatan,
sebagai berikut:
Perekam Medis Pelaksana, meliputi:
1. Mengidentifikasi kebutuhan formulir dalam penyusunan SIM rekam medis manual (berbasis
kertas);
2. Mengidentifikasi kebutuhan isi dan data dalam formulir dalam penyusunan SIM rekam
medis manual (berbasis kertas);
3. Mengklasifikasi kegiatan pelayanan dalam rangka penyusunan alur pembentukan SIM rekam
medis (manual);
4. Merancang alur kegiatan pelayanan dalam rangka penyusunan alur pembentukan SIM rekam
medis (manual);
5. Mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan baik
internal maupun eksternal;

35
6. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien rawat jalan dalam
rangka pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama rawat jalan;
7. Membuat dan memutakhirkan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) rawat jalan dalam rangka
pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama rawat jalan;
8. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien rawat inap dan
menginformasikan ke ruang perawatan dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat
penerimaan pasien baru dan lama rawat inap;
9. Menyiapkan rekam medis rawat inap serta meminta rekam medis rawat inap ke petugas
rekam medis bagian penyimpanan dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat
penerimaan pasien baru dan lama rawat inap;
10. Membuat, menyimpan dan memutakhirkan Kartu Kendali (KK) dalam rangka pelaksanaan
rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama rawat inap;
11. Mengisi buku registerasi pendaftaran pasien rawat jalan melalui pencatatan/registrasi pasien;
12. Membuat dan memutakhirkan KIUP rawat jalan melalui pencatatan/registrasi pasien;
13. Membuat dan memutakhirkan Indeks Utama Pasien (IUP) rawat jalan melalui pencatatan/
registerasi pasien;
14. Membuat indeks penyakit, indeks tindakan medis dan indeks dokter pasien rawat jalan
melalui pencatatan/registerasi pasien;
15. Mengisi buku registrasi pendaftaran pasien rawat inap melalui pencatatan/registrasi pasien;
16. Membuat dan memutakhirkan KIUP rawat inap melalui pencatatan/registrasi pasien;
17. Membuat dan memutakhirkan IUP rawat inap melalui pencatatan/registrasi pasien;
18. Membuat indeks penyakit, indeks tindakan medis dan indeks dokter pasien rawat inap dalam
rangka pelaksanaan rekam medis melalui pencatatan/ registrasi pasien;
19. Menerima data rekam medis dalam rangka assembling rekam medis rawat jalan berdasarkan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada;
20. Mencatat buku ekspedisi dalam rangka assembling rekam medis rawat jalan berdasarkan
SOP yang ada;
21. Menyeleksi rekam medis incomplete dalam rangka assembling rekam medis rawat jalan
berdasarkan SOP yang ada
22. Menyisipkan slip lembar kekurangan dalam rangka assembling rekam medis rawat jalan
berdasarkan SOP yang ada;
36
23. Membuat laporan incomplete dalam rangka assembling rekam medis rawat jalan berdasarkan
SOP yang ada;
24. Menerima rekam medis dalam rangka assembling rekam medis rawat inap berdasarkan SOP
yang ada;
25. Mencatat buku ekspedisi dalam rangka assembling rekam medis rawat inap berdasarkan SOP
yang ada;
26. Mengidentifikasi data dalam rangka penyusunan katalog jenis formulir rekam medis secara
manual;
27. Mengklasifikasi data dalam rangka penyusunan katalog jenis formulir rekam medis secara
manual;
28. Mengolah data katalog jenis formulir rekam medis secara manual dalam rangka penyusunan
katalog jenis formulir rekam medis secara manual;
29. Membuat laporan data katalog catatan mutu formulir rekam medis secara manual;
30. Memasukkan data demografi pasien, kode diagnosa dan tindakan medis pasien rawat jalan ke
dalam software case mix.
31. Memasukkan data demografi pasien, kode diagnosa dan tindakan medis pasien rawat inap ke
dalam software case mix;
32. Memproses grouping untuk menentukan tarif case mix;
33. Menyiapkan dan menyerahkan laporan hasil grouping dalam bentuk txt ke bagian akuntansi
untuk diverifikasi internal;
34. Menerima kembali berkas klaim/file txt hasil koreksi dari bagian akuntansi;
35. Melakukan input ulang hasil koreksi kedalam software case mix;
36. Menyortir rekam medis rawat jalan dalam rangka penyimpanan rekam medis;
37. Menyimpan rekam medis rawat jalan dan menjaga agar penyimpanan rekam medis aman,
rahasia, tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan;
38. Menyimpan rekam medis rawat jalan inaktif yang bernilai guna dengan media tertentu;
39. Menyeleksi rekam medis yang akan disusutkan dalam rangka proses retensi;
40. Membuat daftar pertelaan rekam medis yang akan disusutkan;
41. Mendistribusikan rekam medis ke unit terkait;
42. Mengumpulkan data untuk penyusunan laporan cakupan pelayanan pada sarana pelayanan
kesehatan;
37
43. Mengumpulkan data penyakit dan tindakan medis untuk penyusunan laporan morbiditas dan
mortalitas pasien rawat inap;
44. Mengumpulkan data penyakit menular untuk penyusunan laporan morbiditas dan mortalitas
pasien rawat jalan;
45. Menghitung angka ketidaklengkapan pengisian informed consent;
46. Mengidentifikasi data formulir analisis mutu sistem pengembalian berkas rekam medis;
47. Mengumpulkan data analisis mutu sistem pengembalian berkas rekam medis;
48. Mengidentifikasi keabsahan data rekam medis secara manual dalam rangka evaluasi rekam
medis pasien rawat inap; dan
49. Mengobservasi data pada setiap lembaran rekam medis dalam rangka evaluasi keabsahan
data.

2.3 Konsep Nilai-nilai Dasar ASN


2.3.1 Berorientasi Pelayanan

Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik


adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik
khususnya dalam konteks ASN, yaitu (1) Penyelenggara pelayanan publik yaitu
ASN/Birokrasi, (2) Penerima layanan yaitu masyarakat, stake holders, atau sektor
privat, dan (3) Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.
Berikut ini akan mengulas mengenai panduan perilaku/kode etik dari nilai
Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas,
yaitu:

a) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat Nilai Dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini
38
diantaranya mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia, menjalankan tugas
secara profesional dan tidak berpihak, membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian, menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
b) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan Adapun beberapa Nilai Dasar
ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan
yang kedua ini diantaranya memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang
luhur, memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah, memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdayaguna, berhasil guna, dan santun.
c) Melakukan perbaikan tiada henti Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan
dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya
mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik,
mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

2.3.2 Akuntabel

Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas


atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti
yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang
berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam
konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggung jawabkan
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga
pembina, dan lebih luasnya kepada publik. Aspek – Aspek akuntabilitas mencakup
beberapa hal berikut yaitu akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas
berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas
memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja. Akuntabilitas
public memiliki tiga fungsi utama, yaitu (1) untuk menyediakan kontrol demokratis
(perandemokrasi); (2) untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(perankonstitusional); (3) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran
belajar). Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
39
institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan
kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin
terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam
konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:

a) Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,


disiplin dan berintegritas tinggi .
b) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien .
c) Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.

2.3.3 Kompeten

Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan


perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PAN RB Nomor
38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: (1)
Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang
teknis jabatan, (2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau
mengelola unit organisasi, (3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan
terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral,
emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan tupoksi. Pendekatan pengembangan dapat
dilakukan dengan klasikal dan non klasikal, baik untuk kompetensi teknis,
manajerial, dan sosial kultural. Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan
pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal
24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
40
Kerja (PPPK). Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN
ditentukan dengan peta nine box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan
pegawai, sesuai dengan hasil pemetaan pegawai dalam nine box tersebut. Terkait
dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran
Menteri PAN RB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain disebutkan
bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu :

a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.


b) Membantu orang lain belajar.
c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

2.3.4 Harmonis

Dalam Kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonious) diartikan sebagai


having a pleasing mixture of notes. Sinonim dari kata harmonious antara lain
canorous, euphonic, euphonious, harmonizing, melodious, musical, symphonic
symphonious, tuneful. Sedangkan lawan kata dari harmonious adalah discordant,
disharmonious, dissonant, inharmonious tuneless, unmelodious, unmusical.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna dan tulisan kata
‘harmonis’ yang benar: har·mo·nis : bersangkutpaut dengan (mengenai) harmoni;
seiasekata. Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia)
berarti terikat secara serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmonis adalah
kerjasama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga factor faktor
tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Ada tiga hal yang dapat
menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi
positif. Ketiga hal tersebut adalah membuat tempat kerja yang berenergi,
memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi, dan berbagi
kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi. Penerapan sikap perilaku beretika
yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis tidak hanya saja berlaku untuk sesama
ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap perilaku
ini bisa antar lain :

41
a) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya (toleransi).
b) Suka membantu orang lain.
c) Membangun lingkungan kerja yang kondusif

2.3.5 Loyal

Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seseorang ASN ideal adalah sifat
loyal atau setia kepada bangsa dan Negara. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa
dan Negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada
kepemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena ASN merupakan bagian atau
komponen dari pemerintahan itu sendiri. Secara etimologis, istilah loyal diadaptasi
dari bahasa Prancis yaitu “loyal” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah
loyal berarti setia atau suatu kesetiaan. Kesetiaan timbul tanpa adanya paksaan
tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam kamus Oxford
Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai “giving or showing firm and constant
support or allegiance to a person or institution” yang artinya “tindakan memberi
atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada
seseorang atau institusi”. Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam
Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara dengan panduan perilaku:

a) Memegang teguh ideologi pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik


Indonesia tahun 1945, serta kepada NKRI dan pemerintahan yang sah
b) Menjaga nama baik semua ASN, pimpinan, instansi dan Negara
c) Menjaga rahasia jabatan dan Negara.

2.3.6 Adaptif

Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan


individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup,
untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga
memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri
individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu
42
dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi,
karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi
memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat
kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Budaya
adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter
adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk
mencapai tujuannya. Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi
dalam mencapai tujuan baik individu maupun organisasi dalam situasi apa pun.
Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individual dan organisasi
adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan
Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan
understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan
agility. Adapun panduan perilaku sikap adaptif sebagai berikut:

a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan,

b) Terus berinovasi dan mengembangkan kretifitas, dan

c) Bertindak proaktif.

2.3.7 Kolaboratif

Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapdefinisi


kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and Sing(1998, dalam Celik et al,
2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “ value generated from an alliance
between two or more firms aiming to become more competitive by developing
shared routines”. Yang berarti suatu nilai yang dihasilkan dari kerjasama antara satu
atau lebih orang/organisasi yang bertujuan untuk lebih kompetitif dengan
mengembangkan rutinitas bersama. Sedangkan Gray (1989) mengungkapkan bahwa
: Collaboration is a process though which parties with different expertise, who see
different aspects of a problem, can constructively explore differences and find novel
solutions to problems that would have been more difficult to solve without the
other’s perspective (Gray, 1989). Lindeke and Sieckert (2005) mengungkapkan
43
bahwa kolaborasi adalah: Collaboration is a complex process, which demands
planned, intentional knowledge sharing that becomes the responsibility of all
parties (Lindeke and Sieckert, 2005). Dalam pelaksanaan tugas sebagai aparatur
sipil negara, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus dilaksanakan.
Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita.
Adapun panduan perilaku sikap kolaboratif yaitu berupa:

a) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi,


b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan
c) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

2.4 Kedudukan dan Peran ASN

2.4.1 Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN


yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman. Pegawai
ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama
ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk
dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU
ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
(1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan (2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai

44
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi


sebagai berikut:

1. Pelaksana kebijakan publik;

2. Pelayan publik; dan

3. Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas


penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu
kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan
bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak
PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut. PNS berhak memperoleh:

1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas;


2. Cuti;
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. Perlindungan; dan
5. Pengembangan kompetensi
45
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
1. Gaji dan tunjangan;
2. Cuti;
3. Perlindungan; dan
4. Pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN
disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib
memberikan perlindungan berupa:

1. Jaminan kesehatan;
2. Jaminan kecelakaan kerja;
3. Jaminan kematian; dan
4. Bantuan hukum

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat


kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:

1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode
etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
46
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku
agar ASN:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab,dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
5. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif,
dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai
ASN.
2.4.2 Smart ASN
Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing dan
menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industri 4.0 (Pusat
Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan untuk
mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class Government). Profil ASN
tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme,
berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa
entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.
1. Integritas

47
Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan/atau etika
organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung,
dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi,
bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta risiko yang menyertainya.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan nasib
dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka,
bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan negara serta
cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdi identitas, persatuan,
kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan dalam
implementasinya, seorang ASN harus bekerja dengan semangat cinta tanah air
Indonesia.
3. Profesionalisme
Profesionalisme adalah komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuannya secara terus menerus (Nurita Putranti,Blog). Oleh karena Pegawai
Negeri Sipil merupakan salah satu profesi maka konsekuensinya harus selalu
meningkatkan kemampuannya secara terus menerus agar dalam melaksanakan tugas
atau pekerjakaan dapat dilaksanakan secara profesional.
4. Berwawasan global
ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ birokrasi yang mampu
melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia bekerja melalui pandangan
yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan dan menggunakan perkembangan atau
inovasi lain yang ada baik dalam skala nasional maupun internasional.
5. Menguasai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan
bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam meningkatkan efektifitas dan
efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan
fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
6. Hospitality

48
Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan tamu, pengunjung,
atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan memiliki kesan baik dan
terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.
7. Entrepreneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa kewirausahaan yang
ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan
cerdas dalam menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab.
Enterpreneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak,
kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu
mereka yang membutuhkan. Kemampuan enterpreneurship ini maka seorang ASN akan
mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.
8. Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau organisasi
yang berpengaruh positif pada kesuksesan profesional maupun personal. Literasi digital
merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN yang berdaya saing dalam
perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar literasi digital, yaitu:
a). Etika bermedia digital
Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari
meliputi: (1) Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata karma,
dan etika berinternet (netiquette); (2) Pengetahuan dasar membedakan informasi apa
saja yang mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll;
(3) Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang
sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku; (4) Pengetahuan dasar
bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital yang sesuai dengan
perturan yang berlaku.
Adapun ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan
perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan nilai
kebajikan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, perpartisipasi, berkolaborasi
dan bertransaksi elektronik.
49
b). Budaya bermedia digital
Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa
dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
dalam kehidupan seharihari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut: (1)
Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan
kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia; (2) Pengetahuan dasar
membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila di mesin
telusur, seperti perpecahan, radikalisme; (3) Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa
Indoensia baik dan benar dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika; (4) Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi
sehat, menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegaitan produktif lainnya.
c). Aman bermedia digital
Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,
menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun dasardasarnya adalah sebagai berikut: (1) Pengetahuan dasar fitur proteksi
perangkat keras (kata sandi, fingerprint) pengetahuan dasar memproteksi identitas
digital (kata sandi); (2) Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data valid dari
sumber yang terverifikasi dan terpercaya,; (3) Pengetahuan dasar dalam memahami fitur
keamanan platform digital dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat
konten sosmed; (4) Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan dalam transaksi
digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi.
d). Cakap bermedia digital
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat
keras dan perangkat lunak TIK serta system operasi digital dalma kehidupan sehari-hari.
Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut: (1) Pengetahuan dasar menggunakan
perangkat keras digital (Handphone/HP, Personal Computer/PC); (2) Pengetahuan dasar
tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari informasi dan data, memasukkan
kata kunci dan memilah berita benar; (3) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi
chat dan media sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti
setting; (4) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce
untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital.
50
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 IDENTIFIKASI ISU


3.1.1 Identifikasi isu berdasarkan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
Berdasarkan observasi penulis selama bertugas di Puskesmas Tomia, terdapat
beberapa isu yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar ASN. Isu-isu tersebut
mempengaruhi pelayanan terhadap pasien. Setelah menemukan isu-isu tahap
selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi
yang diharapkan oleh penulis. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan
isu yang layak diangkat dan dijadikan sebagai rancangan aktualisasi.

Tabel 4. Identifikasi isu berdasarkan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan

Deskripsi
Tugas dan Fungsi Kondisi
No. Kondisi Ideal Identifikasi Isu Keterkaitan
yang Bermasalah Sekarang
dengan Agenda III
1. Menyortir rekam medis Belum adanya Terdapat tracer Banyaknya  Manajemen
rawat jalan dalam tracer atau atau outguide rekam medis ASN:
rangka penyimpanan outguide sebagai sebagai penanda yang hilang dan  Smart ASN
rekam medis penanda keluarnya rekam tidak ada di

51
keluarnya rekam medis dari rak ruang
Membuat tracer untuk medis dari rak penyimpanan penyimpanan
meningkatkan efisien penyimpanan rekam medis
dan keakuratan dalam
peminjaman berkas Terjadinya
rekam medis misfile berkas
rekam medis
padarak
penyimpanan

2. Melaksanakan kegiatan Rekam medis Tidak terjadi Kurangnya  Manajemen ASN


pelayanan pasien pasien nomor rekam pemahaman  Smart ASN
dalam manajemen Ganda medis petugas
dasar rekam medis dan ganda/duplikat pendaftaran
informasi kesehatan terhadap
pemberian
nomor rekam
medis sehingga
terjadi duplikasi
nomor rekam
medis

3. Mengingatkan pasien Masih ada pasien Meningkatnya Kurangnya  Manajemen ASN


untuk selalu membawa yang lupa pemahaman pasien pemahaman  Smart ASN
kartu identitas berobat membawa kartu terhadap pasien terhadap
pada saat berkunjung identitas berobat. pentingnya kartu pentingnya kartu
ke puskesmas identitias berobat. identitas berobat
pasien

3.1.2 Identifikasi Isu Melalui Matriks APKL


52
Tehnik analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan
ditindaklanjuti yaitu metode analisa APKL. Dengan cara menentukan tingkat
Aktualitas, Problematik, Kekhayalakan,dan Kelayakan.
1. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan dimasyarakat .
2. Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin.
3. Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak.
4. Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalah.
Selanjutnya menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi
setelah perankingan merupakan isu prioritas.
Skala Likert : 1-5
5 : Sangat kuat pengaruhnya
4 : Kuat pengaruhnya
3 : Sedang pengaruhnya
2 : Kurang pengaruhnya
1 : Sangat kurang pengaruhnya

Berdasarkan permasalahan diatas, perlu diadakannya analisis isu untuk


menentukan prioritas permasalahan yang akan diselesaikan. Berikut ini analisis isu
permasalahan dengan menggunakan teknik penetapan isu secara APKL.

Tabel 5. Penetuan Isu Menggunakan APKL

APKL
No. Isu Utama Total Ranking
A P K L
1. Banyaknya rekam medis yang 5 4 5 5 19 I
hilang dan tidak ada di ruang
penyimpanan rekam medis
2. Kurangnya pemahaman petugas 4 3 4 4 15 III
pendaftaran terhadap pemberian
nomor rekam medis sehingga
53
terjadi duplikasi nomor rekam
medis
3. Kurangnya pemahaman pasien 4 5 4 4 17 II
terhadap pentingnya kartu identitas
berobat pasien

Berdasarkan penentuan analisis kriteria isu dengan menggunakan alat analisis isu
APKL maka tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu prioritas yang perlu
dicarikan pemecahan masalahnya yaitu : Banyaknya rekam medis yang hilang dan
tidak ada di ruang penyimpanan rekam medis, yang mana kemudian Penulis
menetapkan 1 (Satu) Judul Rancangan Aktualisasi sebagai gagasan pemecahan isu,
yaitu :

“Optimalisasi Pengelolaan Rekam Medis Melalui Pembuatan Tracer Sebagai Alat


Bantu Monitoring Berkas Rekam Medis Keluar Masuk dari Tempat
Penyimpanan di UPTD Puskesmas Tomia kabupaten Wakatobi”.

3.2. Analisis Metode Problem Tree

Lamanya waktu Pasien dilayani tidak Riwayat penyakit


tunggu pelayanan berdasarkan nomor pasien tidak
Dampak
kepada pasien antrian diketahui

tidak ditemukannya
rekam medis pasien di
dalam rak/hilang

Masalah
Kurangnya pengetahuan Belum adanya tracer
petugas tentang sebagai alat penanda Belum Ada SOP
pentingnya berkas keluarnya BRM Penyimpanan
rekam medis

54
Sosialisasi terkait Pengadaan tracer
pentingnya tracer dalam Pengadaan SOP
sebagai alat penanda
mencegah terjadinya Penyimpanan
Solusi

3.3. Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan Sebagai Pemecahan Isu

Tabel 6. Gagasan Kreatif/ Terpilih dan Kegiatan Sebagai Pemecah Isu

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Tomia


Isu Yang Diangkat : Banyaknya rekam medis yang hilang dan tidak ada di
ruang penyimpanan rekam medis
Gagasan pemecah isu : Optimalnya penerapan tracer sebagai alat bantu
monitoring berkas rekam medis di ruang penyimpanan
Tujuan pemecahan isu : Pelaksanaan penerapan tracer sebagai alat bantu
monitoring berkas rekam medis oleh petugas rekam
medis di ruang penyimpanan
Kegiatan yang akan : 1. Konsultasi dengan atasan
dilakukan a. Mempersiapkan bahan konsultasi
b. Melakukan konsultasi
c. Meminta persetujuan atasan tentang rancangan
aktualisasi
2. Pembuatan Tracer
a. Membuat desain tracer
b. Merencanakan dan menyiapkan alat dan bahan yang
telah ditentukan untuk membuat tracer
c. Membuat tracer dari alat dan bahan yang sudah ada
3. Pembuatan SOP (Standar Operasional Prosedur)
tentang penggunaan tracer
a. Konsultasi sistematika penulisan SOP ke Pimpinan
b. Mencari referensi untuk merancang SOP tentang
penggunaan tracer
c. Menyusun draft SOP tentang penggunaan tracer
d. Konsultasi dengan mentor terkait SOP tentang
penggunaan tracer
e. Mencetak SOP tentang penggunaan tracer

55
f. Mengajukan kepada Kepala UPTD Puskesmas
Tomia (pimpinan) untuk pengesahan SOP tentang
penggunaan tracer
4. Melakukan Kegiatan Sosialisasi SOP Penggunaan
tracer dan SOP Penyimpanan
a. Membuat surat undangan dan daftar hadir
b. Mempersiapkan tempat dan materi sosialisasi
c. Melaksanakan sosialisasi
5. Melakukan monitoring dan evaluasi
a. Membuat lembar monitoring
b. Melakukan monitoring dan evaluasi
c. Menyusun laporan hasil kegiatan
d. Melaporkan hasil kegiatan ke pimpinan

3.4 DESKRIPSI / PENJELASAN KEGIATAN

A. Nama : Feni Ferina, A.Md.RMIK


B. Jabatan : Terampil – Perekam Medis
C. Unit Kerja : UPTD Puskesmas Tomia
D. Isu yang diangkat : Banyaknya rekam medis yang hilang dan tidak ada di
ruang penyimpanan rekam medis
E. Gagasan Pemecahan Isu : Pelaksanaan penerapan tracer sebagai alat bantu
monitoring berkas rekam medis oleh petugas rekam medis
di ruang penyimpanan

56
3.4 Tabel Rancangan Kegiatan

Kegiatan 1. DESKRIPSI KEGIATAN DAN ANALISIS DAMPAK “ KONSULTASI DENGAN ATASAN “

No Kegiatan Tahap Output Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Penguatan


Kegiatan /hasil Terhadap Visi - Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Konsultasi a. Mempersiap- Tersedianya  Melakukan perbaikan tiada henti dengan menyiapkan Dengan Terkait dengan
dengan kan bahan bahan rancangan aktualisasi dengan cekatan. (Berorientasi berkonsultasi nilai organisasi:
atasan konsultasi konsultasi pelayanan) kepada atasan 1.Tertib
 Menyiapkan dokumen rancangan aktualisasi dengan akan tercipta Teratur dan rapi
penuh tanggung jawab dan cermat. (Akuntabel) birokrasi yang dalam bekerja
 Menyiapkan dokumen rancangan dengan kualitas memiliki 2. Profesional
terbaik (Kompeten) integritas Bekerja sesuai
 Dalam menyiapkan bahan konsultasi penulis akan sehingga turut dengan kehalian
berkonsultasi agar tercipta keselarasan antara pimpinan mendukung visi dan juknis
dan pelaksana aktualisasi mengenai rancangan dan misi 3.Inovatif
aktualisasi yang akan dilakukan (Harmonis) puskesmas yakni : Bekerja dengan
 Dalam menyiapkan bahan konsultasi penulis akan Visi tulus dan ikhlas
menjalin kerjasama yang sinergis dengan pimpinan Puskesmas dan selalu
untuk tujuan bersama (Kolaboratif) Idaman , Pilihan berinovasi
b. Melaksanakan Diperolehnya  Dalam melakukan konsultasi kepada atasan, penulis Masyarakat
konsultasi saran dari membangun komunikasi yang lebih besar dan Tomia Dan
pimpinan kerjasama antara kelompok internal yang menjadi Sekitarnya.
yang bersifat tujuan adanya transparansi (Akuntabel) Dan Misi
membangun  Meningkatkan
Dalam melakukan konsultasi kepada atasan, Penulis
Mutu SDM
berkomitmen untuk melaksanakan apa yang diarahkan
sebagai upaya
pimpinan (Loyal)
meningkatkan
 Dalam melakukan konsultasi kepada atasan, Penulis
kualitas layanan.
proaktif berkomunikasi dan konsultasi dengan atasan
(Adaptif).

57
c. Meminta Diperolehnya  Dalam meminta persetujuan, Penulis akan menjaga
persetujuan persetujuan integritas mengemukakan alasan dengan sopan
atasan pelaksanaan (Akuntabel).
terhadap aktualisasi  Dalam meminta persetujuan, Penulis akan menghargai
rancangan pendapat atasan (Harmonis)
aktualisasi  Saat meminta izin kegiatan dan meminta dukungan,
penulis akan menjaga nama baik pimpinan terhadap
kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan (Loyal)
 Dalam meminta persetujuan, Penulis akan menjaga
komunikasi dan bertutur kata dengan sopan dan
bersedia bekerja sama (Kolaboratif)
ANALISIS DAMPAK
Perkiraan Hambatan : Atasan sedang melakukan perjalanan dinas ke luar kota.
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Kegiatan tidak akan berjalan sesuai rencana.
Alternatif Solusi : Menyesuaikan jadwal konsultasi dengan jadwal atasan.

DESKRIPSI KETERKAITAN DENGAN AGENDA III :


Manajemen ASN : penulis berkedudukan sebagai ASN yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan. Oleh karena itu,penulis
melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada pimpinan terkait rancangan kegiatan sebagai bentuk sikap hormat dan menghargai pimpinan.
Smart ASN : penulis sebagai seorang Smart ASN menunjukkan perilaku integritas yaitu dengan konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai
dan norma atau etika organisasi dan jujur dalam hubungan dengan atasan.

Kegiatan 2. DESKRIPSI KEGIATAN DAN ANALISIS DAMPAK “PEMBUATAN TRACER”

No Kontribusi Penguatan
Kegiatan Tahap kegiatan Ouput /hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Terhadap Visi - Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Pembuatan a. Membuat Tersedianya  Penulis akan membuat desain tracer dengan kualitas Dengan Terkait denagn
Tracer desain tracer desain tracer terbaik (Kompeten) mempersiapkan Niai organisasi
desain yang :

58
 Desain tracer yang dibuat bisa dipertanggung sejalan untuk 1. Tertib
jawabkan. (Akuntabel) mendukung visi Teratur dan
 Dalam membuat desain tracer rekam medis dan misi rapi dalam
disesuaikan dengan kondisi tempat penyimpanan. puskesmas yakni : bekerja
(Kompeten) Visi 2. Profesional
b. Merencanakan Tersedianya  Penulis akan melakukan perbaikan jika ada kekurangan Puskesmas Bekerja sesuai
dan alat dan dan selalu melengkapi alat dan bahan yang ada. Idaman , Pilihan dengan
menyiapkan bahan untuk (Berorientasi Pelayanan) Masyarakat keahlian dan
alat dan bahan pembuatan  Penulis akan bertanggungjawab terhadap alat dan bahan Tomia Dan juknis
yang telah tracer yang direncanakan serta melaksanakan tugas dengan Sekitarnya. 3.Inovatif
ditentukan cermat dan akurat dalam pencarian bahan tracer Dan Misi Bekerja
untuk (Akuntabel) Meningkatkan dengan tulus
membuat Mutu SDM dan ikhlas dan
 Penulis akan mencari bahan tracer yang berkualitas sebagai upaya selalu
tracer dan disesuaikan dengan kebutuhan ruang penyimpanan
meningkatkan berinovasi
(Kompeten)
kualitas layanan.
 Penulis akan menyiapkan alat dan bahan dengan penuh
kerja keras (Loyal)
 Penulis akan lebih pro aktif atau berfikir sebelum
bertindak dalam memilih bahan tracer (Adaptif)
 Penulis akan bekerjasama dengan pihak lain dalam
menyiapkan alat dan bahan pembuatan tracer
(Kolaboratif)

c. Membuat Tersedianya  Penulis akan konsisten dan cermat dalam membuat


tracer dari alat tracer tracer (Akuntabel)
dan bahan  Penulis akan membuat tracer dengan kinerja terbaik
yang sudah sehingga menghasilkan tracer yang berkualitas
ada (Kompeten)
 Penulis akan berdedikasi tinggi dalam membuat tracer

59
(Loyal)
 Penulis akan berinovasi dan mengembangkan
kreativitas dalam membuat tracer (Adaptif)
ANALISIS DAMPAK
Perkiraan Hambatan : kurang lengkapnya bahan yang tersedia dan kualitas bahan yang kurang baik
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Jika pembuatan tracer tidak dilaksanakan, maka berkas pasien lama yang akan dicari memakan
waktu karena tidak adanya penanda, sehingga tujuan dari aktualisasi itu sendiri tidak tercapai.
Alternatif Solusi : Menyediakan bahan jauh hari, mencari area yang luas serta berkonsultasi dengan mentor dan coach

DESKRIPSI KETERKAITAN DENGAN AGENDA III :


Manajemen ASN : Pembuatan tracer merupakan kegiatan aktualisasi yang menunjukkan kode etik ASN yaitu bertanggung jawab dan
berintegritas tinggi dalam melaksanakan tugasnya.
Smart ASN :penulis sebagai seorang Smart ASN dituntut untuk bisa memanfaatkan aplikasi IT termasuk memanfaatkan internet dan
komputer untuk mencari referensi dan membuat tracer sebagai alat dan bahan untuk media pembuatan tracer.

Kegiatan 3. DESKRIPSI KEGIATAN DAN ANALISIS DAMPAK “Pembuatan SOP Penggunaan Tracer”

No Kegiatan Tahap kegiatan Ouput /hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Penguatan
Terhadap Visi - Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Pembuatan a. Konsultasi Tersedianya  Penulis akan membangun komunikasi yang lebih besar Dengan Terkait denagn
SOP sistematika sistematika dan kerjasama antara kelompok internal yang menjadi melakukan Niai organisasi
(Standar penulisan SOP penulisan SOP tujuan adanya transparansi (Akuntabel) persiapan :
Operasional ke Pimpinan  Penulis akan berkomitmen untuk melaksanakan apa kegiatan 1. Tertib
Prosedur) yang diarahkan pimpinan (Loyal) pembuatan tracer Teratur dan
tentang  Penulis akan proaktif dalam berkomunikasi dan sejalan untuk rapi dalam
penggunaan konsultasi dengan pimpinan (Adaptif). mendukung visi bekerja
tracer b. Mencari Tersedianya  Penulis akan mencari referensi dengan cermat dan misi 2. Profesional
referensi untuk referensi untuk berdasarkan sumber terpercaya (Akuntabel) puskesmas yakni : Bekerja sesuai
merancang merancang Visi dengan

60
SOP tentang SOP tentang  Penulis akan dalam mencari bahan pembuatan SOP Puskesmas kehalian dan
penggunaan penggunaan tentang penggunaan tracer dibuat Idaman , Pilihan juknis
tracer tracer  Penulis akan terus berinovasi dalam mencari referensi Masyarakat 3.Inovatif
perancangan SOP penggunaan tracer (Adaptif) Tomia Dan Bekerja
c. Menyusun Tersedianya  Penulis akan membuat draft SOP dengan cermat dan Sekitarnya. dengan tulus
draft SOP rancangan bertanggungjawab Dan Misi dan ikhlas dan
tentang SOP tentang (Akuntabel) Meningkatkan selalu
penggunaan penggunaan  Penulis akan menyusun draft SOP dengan kinerja Mutu SDM berinovasi
tracer tracer terbaik (Kompeten) sebagai upaya
 Penulis akan menggunakan Bahasa Indonesia yang meningkatkan
baik dan benar dalam menyusun SOP sebagai bentuk kualitas layanan.
nasionalisme (Loyal)

d. Konsultasi Terlaksananya 
dengan diskusi  Dalam melakukan konsultasi terkait SOP
mentor terkait berkaitan penggunaan tracer, penulis akan bekerja sama
SOP tentang dengan SOP dengan mentor (Kolaboratif)
penggunaan tentang
tracer penggunaan
tracer

61
e. Mencetak SOP Tersedianya  Penulis akan mencetak SOP penggunaan tracer
tentang SOP tentang dengan cermat (Akuntabel)
penggunaan penggunaan
tracer tracer

f. Mengajukan Disahkannya  Penulis akan mengajukan SOP penggunaan tracer


kepada Kepala SOP tentang kepada kepala puskesmas dengan penuh tanggung
UPTD penggunaan jawab dan transparan (Akuntabel)
Puskesmas tracer
Tomia
(pimpinan)
untuk
pengesahan
SOP tentang
penggunaan
tracer
ANALISIS DAMPAK
Perkiraan Hambatan : Data belum diperbaharui
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Kegiatan tidak akan berjalan sesuai rencana.
Alternatif Solusi : Menyesuaikan data yang data

DESKRIPSI KETERKAITAN DENGAN AGENDA III :


Manajemen ASN : dalam pembuatan SOP penggunaan tracer dan SOP Penyimpanan termasuk dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara terhadap pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
Smart ASN :penulis sebagai seorang Smart ASN dituntut untuk bisa memanfaatkan aplikasi IT termasuk memanfaatkan internet untuk
mencari referensi alat dan bahan untuk media penyuluhan serat berkolaborasi dengan sesama ASN yang lain untuk menciptakan pelayanan
yang prima.

62
Kegiatan 4. DESKRIPSI KEGIATAN DAN ANALISIS DAMPAK “MELAKUKAN KEGIATAN SOSIALISASI SOP
PENGGUNAAN TRACER”

No Kegiatan Tahap kegiatan Ouput /hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Penguatan
Terhadap Visi - Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Melakukan a. Membuat surat Tersedianya  Penulis akan melakukan perkenalan diri dan Dengan Terkait denagn
Kegiatan undangan dan surat undangan meminta persetujuan kepada para petugas dengan melakukan Niai organisasi
Sosialisasi daftar hadir dan daftar menggunakan bahasa yang sopan dan bersikap persiapan :
SOP hadir ramah. (Berorientasi Pelayanan) kegiatan 1. Tertib
Penggunaan  Bersikap menghargai sesama apapun latar penyuluhan Teratur dan
Tracer belakangnya. (Harmonis) sejalan untuk rapi dalam
 Dapat menyesuaikan diri dengan petugas dan mendukung visi bekerja
proaktif sehingga kegiatan berjalan dengan baik dan dan misi 2. Profesional
petugas tidak merasa canggung. (Adaptif) puskesmas yakni : Bekerja sesuai
b.Mempersiapka Tersedianya  Dalam mempersiapkan tempat dan materi sosialisasi, Visi dengan
n tempat dan tempat untuk penulis akan mencari lokasi dan refernsi yang terbaik Puskesmas kehalian dan
materi sosialisasi dan benar-benar meyakini bahwa solusi terbaik dalam Idaman , Pilihan juknis
sosialisasi mencegah terjadinya misfile adalah dengan Masyarakat 3.Inovatif
menggunakan tracer (Berorientasi Pelayanan) Tomia Dan Bekerja
 Penulis akan bertanggungjawab terhadap tempat dan Sekitarnya. dengan tulus
materi sosialisasi (Akuntabel) Dan Misi dan ikhlas dan
 Penulis akan memberikan pelayanan yang sama tanpa Meningkatkan selalu
membedakan derajat profesi serta membangung Mutu SDM berinovasi
lingkungan sosialisasi yang kondusif (Harmonis) sebagai upaya
meningkatkan
 Penulis akan menggerakkan pemanfaatan berbagai
kualitas layanan.
sumber daya untuk tujuan bersama. (Kolaboratif)
c. Melaksanakan Terlaksananya  Penulis akan menggunakan bahasa yang sopan dan
sosialisasi sosialisasi mudah dipahami oleh petugas, ramah, cekatan dan
solutif serta dapat diandalkan. (Berorientasi
Pelayanan)

63
 Penulis akan melakukan sosialisasi dengan penuh
tanggungjawab, efektif dan efisien, jujur dan
transparan sehingga dapat dipercaya (Akuntabel)
 Dalam melakukan sosialisasi penulis akan
memberikan kualitas kinerja terbaik agar kegiatan
yang akan dilakukan bisa berhasil sesuai dengan apa
yang diharapkan (Kompeten)
 Penulis akan menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya tanpa membedakan antara satu dan yang
lainnya (Harmonis)
 Penulis akan menepati waktu saat kegiatan sebagai
bentuk komitmen terhadap kegiatan (Loyal)
 Petugas akan memberi kesempatan kepada peserta
sosialisasi untuk bertanya jika ada hal yang tidak
dipahami untuk membangun kerjasama yang sinergis.
(Kolaboratif)
ANALISIS DAMPAK
Perkiraan Hambatan : penentuan waktu pelaksanaan
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Kegiatan tidak akan berjalan sesuai rencana. Tidak adanya rasa tanggungjawab dan tidak adanya
rasa kepedulian terhadap peningkatan pelayanan di puskesmas
Alternatif Solusi : meminta saran pimpinan, dan petugas untuk menetukan jadwal.

DESKRIPSI KETERKAITAN DENGAN AGENDA III :


Manajemen ASN : penulis sebagai seorang ASN harus bersikap profesionalitas dan berintegritas dalam memberikan pelayanan, oleh
karena itu penulis harus betul-betul memperhatikan kelengkapan data, bahan dan waktu pelaksanaan kegiatan agar kegiatan dapat
berlangsung secara efektif dan efisien.
Smart ASN :penulis sebagai seorang Smart ASN dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang prima dengan berkolaborasi dengan
petugas agar kegiatan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

3.8 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Melakukan Evaluasi Kegiatan”

No Kegiatan Tahap kegiatan Output /hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Penguatan

64
. Terhadap Visi - Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Melakukan a. Membuat Adanya lembar  Penulis akan bertanggungjawab terhadap lembar Dengan Terkait denagn
monitoring lembar monitoring monitoring yang telah dibuat (Akuntabel) melakukan Niai organisasi
dan evaluasi monitoring yang akan evaluasi kegiatan :
digunakan sejalan untuk 1. Tertib
untuk melihat mendukung visi Teratur dan
perbandingan dan misi rapi dalam
pelayanan puskesmas yakni : bekerja
sebelum dan Visi 2. Profesional
setelah Puskesmas Bekerja sesuai
penggunaan Idaman , Pilihan dengan
tracer Masyarakat kehalian dan
Tomia Dan juknis
b. Melakukan Terlaksananya  Dalam melakukan monitoring dan evaluasi penulis akan Sekitarnya. 3.Inovatif
monitoring Monitoring Saya akan melakukan perbaikan tiada henti dari Dan Misi Bekerja
dan evaluasi dan evaluasi evaluasi yang ada (Berorientasi pelayanan) Meningkatkan dengan tulus
kecepatan  Penulis akan bertanggungjawab terhadap tracer yang Mutu SDM dan ikhlas dan
pelayanan telah dibuat (Akuntabel) sebagai upaya selalu
setelah  Penulis akan berdedikasi tinggi dalam melakukan meningkatkan berinovasi
penggunaan monitoring dan evaluasi terkait tracer (Loyal) kualitas layanan.
tracer di rak  Penulis terus berinovasi dan antusias dalam
penyimpanan. mengembangkan tracer (Adaptif)

c. Menyusun Terlaksananya  Dalam menyusun laporan hasil kegiatan aktualisasi,


laporan hasil laporan penulis melakukan dengan cermat, disiplin, dan
kegiatan kegiatan penuh tanggung jawab. (Akuntabel)
 Dalam menyusun laporan, penulis menyusun sesuai
dengan hal yang sebenarnya tanpa melebihkan dan
mengurangi. (Loyal)
 Dalam menyusun laporan hasil aktualisasi, penulis
akan menunjukkan kinerja sehingga menunjukkan

65
hasil yang maksimal. (Kompeten)

d. Melaporkan Adanya  Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, penulis


hasil kegiatan laporan menyampaikan dengan ramah. (Berorientasi
ke pimpinan kegiatan Pelayanan)
 Dalam menyampaikan laporan kegiatan, Penulis akan
jujur, konsisten dan bertanggungjawab (Akuntabel)
 Penulis akan menunjukkan kinerja terbaiknya dalam
membuat laporan (Kompeten)
 Dalam melaporkan kegiatan kepada pimpinan,
penulis siap menerima saran dan masukkan ketika
ada perbedaan pendapat dengan pimpinan.
(Harmonis)
 Dalam melaporkan hasil kegiatan, penulis akan
antusias terhadap perubahan untuk optimalisasi
pelayanan rekam medis (Adaptif)
 Dalam melakukan pelaporan Penulis akan bertindak
proaktif dan menghargai dan menerima saran atasan
(Kolaboratif).
ANALISIS DAMPAK
Perkiraan Hambatan : tidak terkumpulnya data secara lengkap
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : manfaat hasil kegiatan yang dilakukan tidak bisa diketahui secara pasti dan jelas serta laporan
yang disusun tidak memenuhi indikator pencapaian, sehingga kegiatan kurang bermanfaat dan berkualitas seperti apa yang diharapkan.
Alternatif Solusi : berkonsultasi dengan mentor dan coach

66
DESKRIPSI KETERKAITAN DENGAN AGENDA III :
Manajemen ASN : Kegiatan ini merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya secara baik akan
digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
Smart ASN : penulis harus mampu mengolah data dengan professional sebagai wujud tanggung jawab kepada organisasi dan masyarakat.

67
3.9 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Values ASN (BerAKHLAK)

Kegiatan Jumlah
No. Mata Pelatihan 1 2 3 4 5 Aktualisasi per
Mata Pelatihan
1. Berorientasi pelayanan 1 2 2 5 3 13
2. Akuntabel 3 2 2 5 3 15
3. Kompeten 1 1 1 2 1 6
4. Harmonis 1 1 2 1 1 6
5. Loyal 1 1 1 1 2 6
6. Adaptif 1 2 1 2 1 7
7. Kolaboratif 1 2 2 2 1 8
Jumlah Aktualisasi Per Kegiatan 9 10 11 18 12

3.10 Estimasi Biaya


Estimasi biaya yang digunakan pada aktualisasi ini adalah :
Tabel Estimasi Biaya

No Kegiatan Estimasi Keterangan


. biaya yang
tersedia (Rp)
1. Kegiatan ke-1 25.000
2. Kegiatan ke-2 25.000
3. Kegiatan ke-3 50.000
4. Kegiatanke-4 50.000
5. Kegiatan ke-5 25.000

68
3.11 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

N Kegiatan T. Agustus 2022 Septem


o Ke ber
g 2022
2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Konsultasi 1.
dengan atasan 2.
3.
2 Persiapan 1.
Media dan 2.
Materi 3.
Penyuluhan 4.
3 MelakukanPer 1.
siapan 2.
Kegiatan 3.
Penyuluhan 4.
4 Melakukan 1.
Kegiatan 2.
Penyuluhan 3.
4.
5.

69
6.
5 Melakukan 1.
monitoring 2.
Evaluasi 3.
Kegiatan 4.

70
DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 139 tahun 2003 Tentang
Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya
2. Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Berorientasi Pelayanan”: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
3. Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Akuntabel”: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
4. Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Kompoten”: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
5. Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Harmonis”: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
6. Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Loyal”: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
7. Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Adaptif”: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
8. Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Kolaboratif”: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
9. Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Smart ASN”: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
10. Mustaqiem. 2010. JurnalKebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2
11. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2018
12. Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan
Aparatur Sipil Negara
13. Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding
ASN
14. Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
15. Undang-Undang Nomor 75 tahun 2014 Tentang Puskesmas
16. Undang-Undang Nomor 43 tahun 2019 Tentang Puskesmas

71

Anda mungkin juga menyukai