Oleh :
LAILA FAZRI HARAHAP, S. Gz
NIP : 19920914 202012 2 021
i
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
COACH, MENTOR,
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
Oleh :
COACH, MENTOR,
PENGUJI,
iii
6. Bapak/Ibu Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Buton
Utara, Kabupaten Buton dan Kabupaten Konawe Utara golongan III
Angkatan CXV, CXVI dan CXVII tahun 2021;
7. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Buton Utara,
Kabupaten Buton, dan dan Kabupaten Konawe Utara golongan III
Angkatan CXV, CXVI dan CXVII tahun 2021 dan Keluarga yang selalu
memberi dukungan.
Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan laporan Aktualisasi ini. Semoga dapat
bermanfaat dalam pengembangan pelayanan keperawatan yang profesional
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
v
2.2.4 Komitmen Mutu ........................................................................... 38
2.2.5 Anti Korupsi ................................................................................. 39
2.2.6 Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) ..................................... 39
2.2.7 Whole Of Govermen (WOG)………………………………………….42
2.2.8 Pelayanan Publik………………………………………………………43
BAB III LAPORAN AKTUALISASI .............................................................. 46
3.1 Gagasan Kreatif / Terpilih sebagai Pemecahan Isu ............................ 46
3.2 Deskripsi / Penjelasan Kegiatan ......................................................... 47
3.3 Jadwal Kegiatan ................................................................................. 72
3.4 Estimasi Biaya .................................................................................... 74
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI ……….…………………..………………..74
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… X
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Identifikasi isu dikaitkan dengan agenda ketiga pelatihan dasar
CPNS (Managemen ASN, WoG dan Pelayanan Publik)……… .. 25
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk meningkatkan kesadaran, kamauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Dengan demikian puskesmas berfungsi sebagai penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan pusat pemberdayaan keluarga
dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah
penilaian status gizi balita. Gizi yang baik merupakan landasan utama
yang mempengaruhi kekebatalan tubuh, kerentanan terhadap penyakit
serta pertumbuhan fisik dan mental. Gizi yang baik akan menurunkan
angka kesakitan, kecacatan, dan kematian sehingga dapat
menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan
oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan
anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.
Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai
factor keturunan (genetic) dari kedua orangtuanya, sehingga
masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa
untuk mencegahnya. Padahal genetika merupakan factor determinan
kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan
factor perilaku, lingkungan social, ekonomi, budaya, politik, dan
pelayanan kesehatan. Stunting merupakan masalah kesehatan yang
dapat di cegah.
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan
prevalensi stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-
negara berpendapatan menengah lainnya. Situasi ini jika tidak segera
diatasi akan memengaruhi kinerja pembangunan Indonesia baik yang
menyangkut pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan ketimpangan.
Pengalaman dan bukti internasional menunjukkan bahwa
masalah anak kerdil (stunting) dapat menghambat pertumbuhan
ekonomi dan produktifitas pasar kerja dengan potensi kehilangan 11%
2
GDP (Gross Domestic Product), serta mengurangi pendapatan
pekerja dewasa hingga 20%. Masalah stunting juga memperburuk
kesenjangan karena mengurangi 10% dari total pendapatan seumur
hidup dan dengan demikian menciptakan kemiskinan antar generasi.
Menurut data Riskedas tahun 2018, stunting di Indonesia
mencapai 30,8% atau kurang lebih 7 juta anak balita di Indonesia
mengalami masalah stunting, hal ini lebih tinggi daripada angka
stunting di dunia sebesar 21,6%. 1 dari 3 balita di Indonesia
mengalami stunting. Anak-anak dengan masalah stunting ini tersebar
di wilayah Indonesia dan lintas kelompok pendapatan.
Sulawesi Tenggara merupakan provinsi ke-6 tertinggi di
Indoneisa untuk status gizi balita pendek dan sangat pendek (stunting)
dengan persentase 36,4% atau masih di atas rata-rata Nasional.
Status gizi TB/U berdasarkan riset Penilaian Status Gizi Dasar pada
tahun 2017 menyatakan masalah dan kinerja program gizi di Sulawesi
tenggara yang paling tinggi ada pada stunting 35,4%. Buton Utara
menjadi Kabupaten ke 2 untuk kasus balita stunting tertinggi dengan
persentase 44,5 %.
Stunting saat ini menjadi masalah di dunia. Indonesia
menjadikan stunting menjadi tujuan utama SDGs hingga 2030
mendatang. Pemerintah juga memasukkan stunting ke RPJMN 2019 –
2024 dengan target penurunan angka stunting yang mencapai 24%.
Stunting dapat dicegah melalui intervensi spesifik dan sensitive.
Intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung langsung
mengatasi penyebab terjadinya stunting yang dilakukan pada sector
kesehatan untuk jangka pendek dimana hasilnya dapat dicatat dalam
waktu relative pendek seperti :
a. Pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil (khususnya ibu
hamil yang Kurang Energi Kronis) dan balita kurus
b. Pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri, WUS, dan ibu
hamil
3
c. Promosi konseling dan menyusui
d. Promosi dan konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
e. Tata Laksana gizi buruk
f. Pemantauan dan Promosi pertumbuhan
g. Suplementasi mikronutrien
h. Pemeriksaan kehamilan dan imunisasi
i. Manajemen Terpadu Balita Sakit
Intervensi sensitive merupakan kegiatan pembangunan diluar
sector kesehatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung
stunting. Intervensi sensitive terbagi menjadi 4 jenis yaitu :
a. Penyediaan air minum dan sanitasi
b. Pelayanan gizi dan kesehatan
c. Peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi
d. Peningkatan akses pangan bergizi
Intervensi pendukung melibatkan sector pemerintahan lain
a. Pencatatan sipil
b. Penguatan posyandu
c. Surveillance gizi
d. Advokasi daerah
e. Konversi pencegahan stunting di desa
Intervensi stunting perlu dilakukan kepada balita stunting. Balita
yang stunting bukan berarti gagal bertumbuh hingga dewasa.
Balita stunting masih dalam masa pertumbuhan dan akan
mengalami masa catch grow up. Kebanyakan orangtua balita
stunting tidak mengetahi bahwa anaknya stunting, karena kader
dan tenaga kesehatan tidak memberitahukan status gizi anak balita
setelah dilkakukan pemantauan pertumbuhan di posyandu. Dalam
hal ini seharusnya orangtua balita memberikan perhatian lebih
kepada balita stunting, mulai dari pola makan hingga pola asuh
balita sehingga balita bisa dapat bertambah tinggi secara optimal.
4
Tenaga kesehatan dan kader juga memotivasi dan mendukung
orangtua balita stunting.
Pendeteksian dan pemantauan stunting dapat dilakukan dari
pengukuran tinggi badan secara berkala yang dilakukan di
posyandu bayi balita. Sticker tinggi badan menjadi alat bantu untuk
memudahkan orangtua balita untuk melakukan pemantauan tinggi
badan di rumah.
Pengetahuan kader dan orangtua sangat berpengaruh kepada
deteksi dan pemantauan balita stunting kedepannya. Kader akan
mendeteksi dan memantau tinggi badan secara berkala. Oleh
karena itu, pengetahuan kader tentang cara mengukur tinggi badan
yang baik dan benar serta pengisian grafik tinggi badan sangat
penting untuk menjunjang kegiatan deteksi dan pemantauan balita
stunting.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai dasar PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan
kedudukan peran ASN dalam pelaksanaan tugas pokok sebagai
Nutrisionis Ahli Pertama dalam Penigkatan Pengetahuani Deteksi dan
Pemantauan Balita Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale
5
1.3 Manfaat
Manfaat Laporan Aktualisasi nilai dasar PNS ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Mampu mengoptimalisasi deteksi dan pemantauan balita
stunting di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lambale Buton
Utara
b. Mampu memahami, dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
c. Menjadi ahli gizi yang dapat menjalankan fungsi sebagai
pelaksana kebijakan, pelayanan public dan perekat serta
pemersatu bangsa yang memiliki integrtitas dan professional di
lingkungan UPTD Puskesmas Lambale Buton Utara.
2. Bagi instansi (Puskesmas Lambale Buton Utara)
a. Laporan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi,
dan inovasi serta mutu pelayanan di Puskesmas Lambale
b. Terwujudnya visi, misi, dan tata nilai Puskesmas Lambale
3. Bagi masyarakat
a. Mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas sebagai
wujud aktualisasi nilai dasar ANEKA
b. Meningkatkan kepercayaan mesyarakat terhadap mutu dan
pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Lambale
6
dengan menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika
public, komitmen mutu, dan anti korupsi sebagai ASN disetiap tahapan
kegiatan.
7
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI
DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN
8
Berdasarkan tabel diatas menyatakan bahwa puskesmas Lambale
sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Wakorumba masuk dalam
wilayah kerja puskesmas wakorumba utara, sebelah selatan berbatasan
dengan Laut ( Teluk Kulisusu), sebelah timur berbatasan dengan Kecamtan
Kulisusu, sebelah barat berbatasan dengan Desa Ronta (wilayah kerja
puskesmas bonegunu).
9
dan penanggulangan keamanan Puskesmas Lambale menggunakan Pagar
keliling dengan 1 pintu masuk utama.
2. Misi Puskesmas
10
3. Motto :
11
2.1.4 Struktur Organisasi
12
paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Dalam PMK Nomor
43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat mempunyai
tugas :
13
1) Program upaya kesehatan essensial
Upaya kesehatan essensial memiliki 5 (lima) upaya pelayanan
yaitu:
a) Pelayanan promosi kesehatan;
b) Pelayanan kesehatan lingkungan;
c) Pelayanan KIA-KB;
d) Pelayanan Gizi;
e) Pelayanan pencegahan dan pengndalian penyakit (P2P);
2) Upaya kesehatan pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan memiliki 6 (enam) upaya
pelayanan yaitu:
a) Kesehatan lansia
b) Kesehatan remaja
c) Kesehatan sekolah dan masyarakat (UKS/UKGS dan UKGM)
d) Kesehatan kerja (UKK)
e) Kesehatan jiwa
f) Kesehatan olah raga
3) Upaya kesehatan perorangan
Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama meliputi 9 upaya
kegiatan:
a) Pelayanan pemeriksaan umum
b) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d) Pelayana Unit Gawat Darurat
e) Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
f) Pelayanan kesling Yang bersifat UKP
g) Pelayanan kefarmasian
h) Pelayanan Laboratorium
i) Pelayanan rekam pendaftaran atau rekam medis
4) Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
14
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di
puskesmas Lambale yakni posyandu. Posyandu merupakan bentuk
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dari, oleh, untuk & bersama masyarakat, guna
memberdayakan masyarakat & memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan
semata-mata tanggungjawab pemerintah saja, namun semua
komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader. Peran kader
dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain
sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga
sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Lambale terdiri sebagai berikut:
a) Posyandu Balita
Pelayanan posyandu balita merupakan pelayanan yang
dilakuakn untuk bayi dan balita usia 0 – 59 bulan yang
mencakup pelayanan kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, imunisasi, gizi.
b) Posbindu
Pelayanan Posbindu dengan sasaran usia 15 – 59 Tahun di
Puskesmas Lambale telah Melaksanakan di 16 desa wilayah
kerja Puskesmas Lambale sejak tahun 2018 sampai sekarang.
c) Poslansia
Pelayanan Poslansia dengan sasaran usia > 59 Tahun di
Puskesmas Lambale telah Melaksanakan di 16 desa wilayah
kerja Puskesmas Lambale sejak tahun 2018 sampai sekarang.
15
Fungsional Nutrisionis dan angka kreditnya, berikut adalah rincian
kegiatan yang menjadi tugas pokok nutrisionis ahli pertama :
1. Menganalisis data gizi dan penunjangnya secara deskriptif dalam
rangka menyusun rencana lima tahunan
2. Menganalisis data gizi dan penunjangnya secara deskriptif dalam
rangka menyusun rencana tahunan
3. Menganalisis data gizi dan penunjangnya secara deskriptif dalam
rangka menyusun rencana triwulan
4. Menganalisis data gizi, dan penunjangnya secara deskriptif dalam
rangka menyusun rencana bulanan
5. Menganalisis data dalam rangka menyusun juklak / juknis di bidang
gizi, makanan dan dietetic
6. Menganalisis data secara deskriptif dalam rangka menyusun
pedoman gizi, makanan dan dietetik
7. Menganalisis data secara standar umum dalam rangka menyusun
standar gizi
8. Menyusun Laporan standar gizi, pada penyakit tanpa komplikasi
9. Menganalisis data dalam rangka menyusun kebutuhan gizi
10. Menganalisis uji coba studi kelayakan Laporan juklak/ juknis /
pedoman / standar / kebutuhan gizi
11. Melaksanakan studi kelayakan Laporan juklak / juknis / pedoman /
standar / kebutuhan gizi makanan dan dietetic
12. Menyusun laporan pelaksanaan studi kelayakan Laporan juklak /
juknis / pedoman / standar / kebutuhan gizi, makanan dan dietetic
13. Menyusun proposal untuk menyusun instrument pengamatan
keadaan gizi
14. Melakukan uji coba instrument pengamatan keadaan gizi
15. Menganalisis data pengamatan keadaan gizi
16. Mengumpulkan data tentang sumber daya untuk penanggulangan
masalah di bidang gizi
16
17. Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetic serta penunjangnya
untuk melaksanakan koordinasi kegiatan gizi, pembinaan kegiatan
perbaikan gizi, makanan dan dietetic pada kegiatan kelompok
sasaran tertentu, pencatatan dan pelaporan
18. Melakukan pelatihan bagi pengelola institusi pelayanan di bidang
gizi
19. Melakukan inventarisasi fisik bahan , materi, pangan, peralatan &
sarana pelayanan gizi setiap triwulan
20. Melakukan pengukuran palpasi di unit atau wilayah kerja tahunan
21. Mengumpukan data deteksi dini kekurangan vitamin A di unit
wilayah kerja tahunan
22. Mengumpuknan data prevalensi anemi gizi besi (AGB) di unit atau
wilayah kerja tahunan
23. Melakukan penilaian hasil pengumpulan data prevalensi anemi gizi
besi
24. Melakukan penilaian pemeriksaan penunjang meliputi laboratorium
klinik, dll
25. Melakukan konsultasi diet khusus dengan satu komplikasi
26. Melakukan konsultasi diet KEP berat tanpa komplikasi
27. Melakukan penyuluhan gizi diet / kelompok
28. Melakukan pemeriksaan pada penyediaan makanan biasa
29. Melakukan pemeriksaan pada penyediaan makanan khusus
30. Melakukan pengawasan harian mutu makanan dan PMT meliputi
standar porsi, standar bumbu, standar resep, standar menu,
keamanan dan cita rasa
31. Menyusun perencanaan diet sesuai penyakit dan preskripsi diet
dengan dua komplikasi
32. Melakukan penilaian diet klien dalam tim kerja pada kunjungan
keliling
33. Mengolah data penelitian terapan dalam bidang gizi
17
34. Melakukan rujukan gizi sesuai kasus pelayanan gizi terhadap
penyakit tanpa komplikasi
35. Melakukan rujukan tenaga dalam pelayanan gizi
36. Memantau kegiatan pengukuran LILA, IMT, palpasi, deteksi vitamin
A meliputi sasaran, perawtan gizi standar gizi di tingkat desa dan
kecamatan secara tahunan
37. Memantau penggunaan dana kegiatan pelayanan gizi, makanan
dan dietetic di institusi lain secara bulanan
38. Memantau konsultasi diet khusus, standar khusus meliputi sasaran,
macam dan jumlah diet
39. Memantau penyuluhan gizi khusus, individu, kelompok meliputi
sasaran, macam, dan jumlah diet
40. Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan gizi terhadap pengukuran
TB, BB, umur pada akhir kegiatan secara analitik
41. Mengevaluasi hasil kegiatan PMT di Desa, kecamatan di tengah
dan di akhir kegiatan pada PMT anak sekolah
42. Mengevaluasi hasil distribusi pelayanan gizi meliputi kapsul yodium,
kapsul vit. A, pil. Besi, obat gizi di desa, kecamatan di tengah dan
diakhir kegiatan
43. Mengevaluasi hasil penyuluhan gizi umum dan khusus meliputi
sasaran, macam dan jumlah di akhir kegiatan
44. Melakukan evaluasi penggunaan dana kegiatan pelayanan gizi, di
kecamatan di akhir kegiatan.
18
kemampuan secara keilmuan dan keterampilannya dalam rangka
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
Informasi tenaga kesehatan diperlukan bagi perencanaan dan
pengadaan tenaga serta pengelolaan kepegawaian. Puskesmas
Lambale mempunyai jumlah pegawai pada tahun 2021 sebanyak 53
orang terdiri dari 27 orang PNS dan 26 orang Non PNS.
Tenaga kesehatan di Puskesmas Lambale dapat di lihat pada tabel
sebagai berikut
Tabel 2.2. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Lambale
PEGAWAI NEGERI SIPIL
1 Dokter Umum 1
2 Dokter Gigi 0
3 Apoteker 1
4 Sarjana Kesehatan Masyarakat 4
5 Sarjana Keperawatan 2
6 Sarjana Gizi 1
7 Sarjana Farmasi 1
8 Sarjana Fisioterapi 1
9 D4 Analis 1
10 Akademi Keperawatan 4
11 Akademi Kebidanan 11
12 Akademi Kesehatan Lingkangan 0
13 Akademi Gigi 0
PEGAWAI TIDAK TETAP
1 Dokter Umum 0
2 Dokter Gigi 0
3 Bidan PTT 0
4 Nusantara Sehat 1
TENAGA HONORER
1 Sarjana Kesehatan Masyarakat 6
19
2 Ners 4
3 Sarjana Keperawatan 1
4 Akademi Keperawatan 6
5 Sarjana Gizi 1
6 Akademi Kebidanan 6
7 Akademi Farmasi 1
TOTAL 53
Sumber : Data Primer Puskesmas Lambale Tahun 2020
2. Data – data Terkait Isu Yang Diangkat
Berdasarkan dialog dengan rekan nutrisionis dan pengamatan
langsung oleh penulis, bahwa masih ada beberapa kegiatan gizi di
Puskesmas Lambale yang belum optimal, salah satunya adalah
kegiatan konseling gizi di poli gizi, kegiatan tersebut sudah
direncanakan namun belum berjalan dengan baik, sarana yang
seharusnya ada seperti leaflet diit penyakit, dan food model belum
tersedia, sehinggga konseling gizi dilakukan belum maksimal, hal ini
akan berdampak kepada masyarakat yang susah memahami pada
saat konseling dan akan berdampak pada kurang pengetahuan
mengenai gizi dan diit penyakit yang harus dilakukan selama
menjalani proses penyembuhan dan perubahan pola makan.
Masalah lainnya yang ada id wilayah kerja puskesmas ini yaitu
kurangnya partisipasi masyrakat untuk dating ke posyandu balita.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi balita setiap
bulan yang dilakukan oleh kader dan tenaga kesehtan. Peran kader
dalam penyelenggaraan posyandu sangat besar, karena selain
sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat, juga
sebagai penggerak masyarakat untuk dating ke posyandu dan
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Posyandu memiliki peranan-peranan penting dalam
menyediakan pelayanan kesehtan dasar bagi masyarakaaat,
khususnya bagi ibu hamil dan balita. Berdasarkan pengamatan
20
langsung oleh penulis bahwa belum optimalnya pelayanan posyandu
yang disebabkan beberapa factor antara lain, sarana dan prasarana
yang kurang memadai, kurangnya pengetahuan kader dan warga
tentang kesehatan, hal tersebut dapat dilihat dari pengisian buku Kartu
Menuju Sehat yang masih kurang dipahami oleh kader, dan cara
penimbangan dan pengukuran tinggi badan yang masih ada beberapa
kekurangan, kader kurang aktif untuk mengajak masyarakat datang ke
posyandu, serta kesadaran dari masyarakat sendiri untuk datang ke
posyandu masih kurang.
Tidak hanya itu, pengetahuan dan kesadaran orangtua
mengenai gizi balita menjadi masalah dalam upaya mencapai tujuan
program kesehatan gizi balita, sehingga minat orangtua balita untuk
membawa anak balita mereka ke posyandu juga menurun. Data hasil
surveillance gizi sampai dengan Juni 2020 jumlah balita yang
ditimbang berat badannya belum mencapai jumlah sasaran. Balita
yang berusia 0 – 59 bulan berjumlah 777 orang dan yang datang hadir
ke posyandu 464 orang atau dengan persentase D/S 59,72%..
Penimbangan yang rutin diadakan setiap bulan di posyandu ini
bertujuan untuk mengetahui apakah bayi bertumbuh dan berkembang
sehat dan optimal sesuai dengan usianya, hal ini dapat mengetahui
dan mencegah gangguan pertumbuhan, mengetahui bila balita sakit,
kelengkapan imunisasi, dan mendapatkan penyuluhan kesehatan
khususnya di bidang gizi. Namun masalah lainnya yang masih
ditemukan yaitu deteksi balita stunting masaih belum maksimal
dilakukan. Pengukuran tinggi badan hanya dilakukan setahun dalam 2
kali. Hal ini membuat pendeteksian tinggi badan bayi balita lebih sulit
karena tidak dilakukan setiap bulan. Pencatatan di register gizi juga
tidak dicantumkan tinggi badan dan status gizi anak, hanya terdapat
berat badan serta umur balita, hal ini akan menyulitkan petugas gizi
untuk menentukan status gizi anak.
21
Pengetahuan kader dan orangtua balita akan sangat
berpengaruh terhadap deteksi dan pemantauan balita stunting.
Orangtua balita tidak akan tahu bahwa anaknya kekurangan gizi
kronis dalam waktu yang lama sehingga memiliki status gzizi stunting
(pendek dan sangat pendek) Jika orangtua tidak mengetahui hal ini,
pola makan, pola perilaku, dan pola asuh anak tidak akan berubah,
seharusnya anak yang malnutrisi atau memiliki masalah gizi
mendapatkan perhatian khusus. Begitu juga dengan kader, Kader
tidak tahu bahwa ada grafik TB/U yang bisa digunakan untuk
mendeteksi dan memantau balita stunting, begitu juga pengukuran
tinggi badan yang seharusnya dilakukan secara berkala merupakan
salah satu cara untuk mendeteksi dan memantau balita stunting
pengukuran tinggi badan harus dilakukan secara tepat dan cepat agar
hasil dari pengukuran tinggi badan memiliki tingkat akurasi yang tinggi
dan dapat dipercaya untuk menentukan status gizi balita.
Pengetahuan dan kesadaran orangtua balita yang rendah
tentang kesehatan juga berpengaruh kepada capaian ASI Ekslusif
yang masih rendah. Berdasarkan Laporan hingga Juni 2020 capaian
ASI Ekslusif di Puskesmas Lambale 33%. Menurut wawancara penulis
kepada beberapa orangtua bayi, ASI Ekslusif gagal dilaksanakan
karena ibu bayi merasa ASI tidak mencukupi untuk asupan bayi dan
sering kali bayi masih menangis. Adapun pengaruh dari lingkungan
seperti keluarga yang menyarankan untuk memberikan madu tepat
ketika bayi lahir, atau memberikan makan ketika bayi belum mencapai
usia 6 bulan masih sering terjadi. Hal ini dapat dikarenakan kurangnya
pengetahuan ibu balita tentang Gizi dan kesehatan bayi. Jika bayi
tidak ASI Ekslusif akan membuat bayi gampang terkena penyakit.
Masalah lain didapatkan di pendistribusian tablet tambah darah
pada remaja. Distribusi tablet tambah darah pada remaja dilakukan
untuk pencegahan anemia pada remaja, dan pencegahan jangka
panjangnya agar berkurangnya ibu hamil KEK dan anemia yang dapat
22
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) yang dapat
berpengaruh kepada balita kurang gizi atapun balita stunting.
Distribusi tablet tambah darah pada rematri dilakukan hanya 2 kali
pertahun. Hal ini tidak efektif karena ada tablet yang rusak atau hilang
karena diberikan dalam jumlah banyak.Tingkat kepatuhan minum
tablet tambah darah hanya sebesar 50% yang berarti hanya separuh
tablet tambah darah yang dikonsumsi oleh remaja putri , hal ini masih
jauh dari angka target 100%. Pendistribusian yang tidadk dilakukan
secara berkala mempengaruhi pemantauan tingkat kepatuhan minum
tablet tambah darah pada remaja putri tidak dilakukan secara berkala,
sehingga tidak ada monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut dari
kegiatan ini.
Dari masalah-masalah diatas dapat disimpulkan bahwa di UPTD
Puskesmas Lambale ada beberapa isu gizi yang perlu ditangani, yaitu
1. Belum optimalnya pelayanan konseling pada poli gizi
2. Rendahnya partisipasi masyarakat ke posyandu bayi balita
3. Belum optimalnya deteksi dan penanganan gizi pada kasus
balita stunting
4. Rendahnya capaian asi ekslusif di wilayah kerja Puskesmas
Lambale
5. Belum optimalnya ditribusi dan kepatuhan minum tablet tambah
darah pada remaja putri
23
sangat mempengaruhi sehingga menjadi perlu untuk dianalisis
penyebabnya dan ditemukan solusi untuk menanganinya.
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negeri
Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan pengamatan penulis selama bekerja di UPTD
Puskesmas Lambale kabupaten Buton Utara, maka terdapat beberapa
isu yang bisa diidentifikasi. Daftar isu yang diperoleh dalam lingkungan
kerja penulis yang dikaitkan dengan agenda ketiga Pelatihan Dasar
CPNS (Managemen ASN, whole of Govement (WoG), dan Pelayanan
Publik) dapat ditampilkan pada table berikut :
24
Tabel 2.3 Identifikasi isu dikaitkan dengan agenda ketiga pelatihan dasar CPNS (Managemen ASN, Whole of Government (WOG dan
Pelayanan Publik)
No. Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan
1 Belum optimalnya Pelayanan public, -Belum ada food model, leaflet - Tersedianya food model dan leaflet
pelayanan konseling manajemen ASN, diit penyakit untuk diit penyakit untuk mempermudah
pada poli gizi Whole Of mempermudah media konseling proses konsultasi.
Gorvernment gizi. - Pasien yang mengalami malnutrisi
-Pasien yang mengalami dari poli KIA dan Poli umum dirujuk ke
malnutrisi tidak langsung dirujuk poli gizi.
ke poli gizi.
2 Masih rendahnya Pelayanan public, Partisipasi masyarakat atau Semua balita di wilayah kerja hadir di
partisipasi manajemen ASN, Capaian D/S belum sesuai target posyandu (minimal 85%)
masyarakat ke Whole of Goverment (60%)
posyandu bayi balita
3. Belum optimalnya Pelayanan public, -Kurangnya pengetahuan kader - Kader mengetahui dan melakukan
deteksi dan manajemen ASN, untuk mendeteksi dan deteksi dan pemantauan stunting di
pemantauan balita Whole of Goverment memantau balita stunting posyandu secara berkala
stunting - Kurangnya Pengetahuan - Orangtua balita stunting mengetahui
orangtua balita stunting tentang memiliki kesadaran gizi dan
kesehatan dan gizi balita kesehatan untuk balita
25
No. Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan
Belum optimalnya Pelayanan public, - Pengukuran tinggi badan untuk -Pengukuran tinggi badan dilakukan
deteksi dan manajemen ASN, mendeteksi dan memantau setiap bulan secara berkala dan balita
pemantauan balita Whole of Goverment stunting dilakukan hanya 2 kali stunting diberi perhatian lebih.
stunting dalam setahun, -Register lebih lengkap yang terdiri
–Belum ada tinggi badan pada dari identitas balita, hasil
register kohor balita anthropometri (Berat badan, dan
tinggi badan) serta usia, dan terdapat
status gizi balita
4. Rendahnya capaian Pelayanan public, Capaian ASI Ekslusif massih Capaian ASI Ekslusif seharusnya
ASI Ekslusif manajemen ASN, rendah (33%) 85%
Whole of Goverment
5. Belum optimalnya Pelayanan public, - Distribusi atau pemberian tablet -Seluruh sasaran rematri menerima
distribusi&kepatuhan manajemen ASN, tambah darah hanya dilakukan 2 tablet tambah darah secara berkala
minum tablet Whole of Government kali dalam setahun - Seluruh rematri mengkonsumsi
tambah darah pada - Rendahnya capaian kepatuhan tablet tambah darah secara teratur
rematri minum tablet tambah darah pada
rematri (50%)
26
Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini
bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu
yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan
menggunakan alat bantu APKL (Aktual, Probelamatik, Kekhalayakan,
Layak).
Tabel 2.4. Penjelasan analisis dengan menggunakan metode APKL
No. Indikator Keterangan
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam
proses kejadian, sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat,
atau isu yang diperkirakan bakal terjadi
dalam waktu dekat. Jadi bukan isu yang
sudah lepas dari perhatian masyarakat
atau isu yang sudah basi
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan
standar, ketentuan yang menimbulkan
kegelisahan yang perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut
hajat hidup orang banyak, masyarakat
pelanggan pada umumnya, dan bukan
hanya untuk kepentingan seseorang atau
sekelompok kecil orang tertentu saja.
27
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas,
realistis, dan dapat dibahas sesuai
dengan tugas, hak, wewenang, dan
tanggung jawab.
28
balita Goverment
3 Belum Pelayanan 5 5 5 5 20 1
optimalnya public,
deteksi dan manajemen
pemantauan ASN, Whole
balita stunting of
Goverment
4 Rendahnya Pelayanan 5 5 5 4 19 2
capaian ASI public,
ekslusif di Whole of
wilayah kerja Goverment
5 Belum Pelayanan 4 4 5 4 17 5
optimalnya public,
disribusi dan manajemen
kepatuhan ASN, Whole
minum tablet of
tambah darah Goverment
pada remaja
putri
29
2. Penetapan Isu
Dari hasil analisis APKL, ditetapkan isu yang dipilih dan ditindaklanjuti
dengan gagasan rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi isu
tersebut. Langkah yang dilakukan dalam tahap ini merumuskan isu yang
memuat focus dan lokus, untuk menentukan gagasan kegiatan yang akan
dilakukan, mengidentifikasi sumber isu, pihak yang terlibat dan perannya,
serta mendeskripsikan keterkaitannya dengan mata pelatihan yang relevan
(secara langsung maupun tidak langsung) degan konteks isu. Hasil
perumusan isu yang terpelih adalah “Peningkatan Pengetahuan Deteksi dan
Pemantauan Balita Stunting melalui media Kartu Menuju Sehat dan Sticker
Tinggi Badan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten
Buton Utara”
30
diagram atau diagram tulang ikan lebih menekankan kepada hubungan
sebab akibat, sehingga seringkali juga disebut Cause and Effect.
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari
satu efek atau masalah, dan meng analisis masalah tersebut. Masalah
akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup
manusia,material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya.
31
DANA MANUSIA PENGGERAK
Pelaksanaan program
Dana Desa tidak Kader Pembangunan ___gizi _kurang optimal
digunakan Manusia kurang aktif__ Pemeriksaan tinggi badan tidak
maksimal_______ ______dilakukan secara berkala Kurangnya
pengawasan -
PHBS kurang____ Cakupan ASI
________kepala
diterapkan _ekslusif rendah
Ekonomi keluarga Kurangnya
Kurangnya penyuluhan
rendah__________ Kurangnya asupan pencatatan &
naskes_______________
___gizi pada balita _____pelaporan Tingginya
angka balita
stunting
Keterbatasan Kurangnya Penyuluhan kurang
alat________ sanitasi_____ menarik__________
_ Kurangnya
dukungan Kurangnya
Kurangnya penyuluhan tentang
Prasarana ______keluarga Nutrisionis
pengetahuan ___kesehatan dan gizi
Kurang___ kurang
orangtua
terlatih dan
balita______
terampil___
32
Berikut ini adalah penjelasan factor sebab – akibat pada diagram fishbone :
Penggerak
33
Dana (Money)
a. Dana desa : Dana desa untuk kesehatan khususnya untuk
program stunting tidak digunakan dengan maksimal. Seperti untuk
pembelian alat pengukur tinggi badan di setiap posyandu.
b. Ekonomi rendah : Ekonomi keluarga balita yang rendah dapat
membuat rendahnya daya beli pada keluarga sehingga
menyebabkan kurangnya asupan pada balita
Metode (Methode)
a. Kurangnya penyuluhan dari tenaga kesehatan tentang gizi dan
kesehatan : Kurangnya penyuluhan membuat kurangnya informasi
untuk orangtua balita dan membuat rendahnya kesadaran
orangtua balita akan kesehataan dan gizi keluarga
b. Penyuluhan kurang menarik : Penyuluhan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan yang dilakukan kurang menarik karena hanya
memberikan informasi tanpa adanya media tambahan lainnya
seperti poster ataupun lembar balik yang menyediakan banyak
gambar sehingga lebih dapat lebih mudah dipahami oleh orangtua
balita.
c. Nutriosionis kurang terampil : Nutrionis yang ada kurang update
dan paham mengenai isu dan masalah kesehatan yang ada
sehingga sulit untuk memberikan informasi kepada orangtua balita.
Lingkungan (Environment)
a. Kurangnya sanitasi : masih ada masyarakat yang buang air besar
yang bisa menyebabkan masyarakat lebih gampang terkena
penyakit seperti diare
b. Kurangnya dukungan dari keluarga : Keluraga dan orangtua
terdekat kurang mendukung dan memotivasi orangtua balita.
c. Kurangnya pengetahuan ibu balita : Ibu balita kurang memahami
pentingnya kandungan gizi yang ada di dalam makanan balita
sehingga dapat membuat balita kurang mengkonsumsi makanan
bergizi.
Sarana (Material)
a. Kurangnya alat : Belum semua posyandu memiliki alat pengukur
tinggi badan bayi dan balita dan alat yang ada jarang dilakukan
kalibrasi
b. Terbatasnya prasarana : terbatasnya ruang posyandu sehingga
menyulitkan unttuk mengukur tinggi badan bayi balita
34
2.2 Konsep Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN
Aparatur Sipil Negara memiliki beberapa Nilai-Nilai Dasar
yang harus dilaksanakan untuk melandasi semua sikap dan perilaku
yang dilakukan oleh seorang ASN. Nilai-Nilai Dasar ASN adalah
sebagai berikut:
2.2.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya.
Dengan demikian kepercayaan masyarakat (public trust)
kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu
berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas.
Indikator Nilai-nilai Akuntabilitas :
a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
meciptakan lingkungannya.
b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok instansi
c. Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja,
tanggung jawab berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajiban.
e. Keadilan : kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang
f. Kepercayaan : rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan : untuk mencapai akuntablitias dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas
h. Kejelasan : pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus
memiliki gambaran yang jelas apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.
i. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus melakukan sesuatu
sampai tercapai tujuan akhir.
35
2.2.2 Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara.
Dengan nasionalisme yang kuat maka setiap ASN memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.
Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilainilai Pancasila. ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila
demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalismedan wawasan kebangsaan.
Indikator Nilai-nilai Nasionalisme :
a.Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan Yang Maha Esa menjadikan Indonesia sebagai
negara yang tidak membatasi agam dalam ruang privat. Nilai-nilai
ketuhanan yang dikehendai Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan
yang positif, ayng digali dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka
(inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan
persaudaraan.
b.Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar.
Ke dalam berarti menjadi pedoman negara dalam
memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia.
Ini berarti negara menjalankan fungsi “melindungi segenap
bangsa Indonesia dan selurh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
c.Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
Keberasaan bangsa Indonesia terjadi karena memiliki
satu nyawa, satu akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat
sebelumnya yang menjalani datu kesatuan riwayat, yang
membangkitkan persatuan karakter dan kehendak untuk
hidup bersama.
d.Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Pemusyawaratan Perwakilan.
36
Demokrasi pemusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi
pertama, badan pemusyawaratan/perwakilan bisa menjadi
ajang memperjuangkan aspirasi beragam golongan yang
ada di masyarakay. Fungsi kedua, semangat
pemusyawatan bisa menguatkan negara persatuan, bukan
negara untuk satu golongan atau perorangan.
e.Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan social, para
pendiri bangsa menyatakan bahwa Negara merupakan
organisasi masyrakat yang bertujuan menyelenggarakan
keadilan.
37
l) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai peangkat sistem karir
38
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
39
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan Efisien
i. Keterbukaan
j. Non-diskriminasi
k. Persatuan dan Kesatuan
l. Keadilan dan keseteraan
m. Kesejahteraan
.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip:
a. Nilai dasar;
b. Kode etik;
c. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada
pelayanan publik;
d. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas;
e. Kualifikasi akademik;
f. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas; dan
g. Profesionalitas jabatan.
40
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program Pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
41
umum calon Pegawai ASN, pembinaan Pusat
Penilaian Kinerja Pegawai ASN, pemeliharaan dan
pengembangan Sistem Informasi Pegawai ASN, dan
pembinaan pendidikan fungsional analis kepegawaian.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi
pengambilan keputusan dalam manajemen ASN diperlukan Sistem
Informasi Aparatur Sipil Negara. Sistem informasi Aparatur Sipil
Negara diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi
antar berbagai Instansi. Untuk menjamin keterpaduan dan akurasi
data dalam Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara, setiap Instansi
wajib memutakhirkan data secara berkala dan menyampaikannya
kepada BKN. Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara sebagaimana
berbasiskan teknologi informasi yang mudah diaplikasikan, mudah
diakses dan memiliki sistem keamanan yang dipercaya. BKN
bertanggung jawab atas penyimpanan informasi yang telah
dimutakhirkan oleh Instansi serta bertanggung jawab atas
pengelolaan dan pengembangan Sistem Informasi Aparatur Sipil
Negara.
42
meliputi kekurangan dan hambatan (barrier) sehingga menyebabkan
WoG tidak dapat dilanjutkan atau terhenti ditengah jalan dan pada
akhirnya kembali ke cara lama. Kekurangan-kekurangan WoG adalah
memerlukan waktu lama, relatif mahal (costly), tidak selalu cocok
dengan wicked problems yang akan ditangani, dan hasilnya sulit
diukur. Kekurangan-kekurangan ini pada akhirnya dapat menjadi
dorongan untuk kembali ke cara lama. Hambatan WoG terutama
disebabkan oleh tujuan, prioritas dan akuntabilitas yang tidak jelas,
benturan agenda dan kepentingan sehingga tidak dapat tercipta
kolaborasi, ego sektoral antar instansi dan insentif yang rendah.
Pada sektor pelayanan publik, masalah akuntabilitas yang tidak
jelas atau minim ini menjadi faktor kunci timbulnya korupsi di sektor
publik (Samuel Paul,2012:4 dalam Loura Hardjaloka, 2014:435).
Pemerintah sebagai pelayan warga negara memiliki unsur-unsur
utama yang menunjang timbulnya korupsi yaitu: monopoli, diskresi
dan akuntabilitas yang 5 tidak jelas. Pemerintah memiliki monopoli
kewenangan atau kekuasaan untuk mengakses sumber daya alam,
sumber daya manusia dan membuat peraturan perundang-
undangan.Monopoli membuka peluang transaksional bagi
perdagangan akses perijinan dengan imbalan suap atau gratifikasi.
Lebih lanjut, pemerintah memiliki kewenangan atau kekuasaan
diskresi yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan akses atau hak
istimewa tertentu kepada pihak yang dapat memberikan imbalan atau
suap. Terakhir, unsur lemah atau tidak jelasnya akuntabilitas akan
menjadi enabler (faktor yang memungkinkan) terjadinya korupsi.
Hubungan ketiga unsur tersebut dapat digambarkan dalam rumusan
berikut (Loura Hardjaloka, 2014: 436):
43
Aparatur Negara No.63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan publik adalah
segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dan selanjutnya menurut Ridwan dan Sudrajat (2009:19)
pelayanan publik merupakan pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah sebagai penyelenggara negara terhadap masyarakat nya
guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri dan memiliki
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Adapun menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 81 tahun 1993, kinerja organisasi publik
dalam memberikan pelayanan publik dapat dilihat indikatornya
sebagai berikut :
1. Kesederhanaan, adalah prosedurnya harus didesign sedemikian
rupa, sehingga penyelenggara layanan publik menjadi mudah, lancar,
cepat, tidakberbelit belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan dan kepastian tentang tata cara, khususnya mengenai
biaya layanan, cara pembayaran, jadwal waktu, pejabat yang
berwenang dan tanggung jawab pemberi layanan public
3. Keamanan, adalah usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas
pelanggan dari bahaya, resiko dan keragu raguan. Proses dan hasil
pelayanan publik dapat memberikan keamanan dan kenyamanan
serta memberikan kepastian hukum.
4. Keterbukaan, adalah pelanggan dapat mengetahui seluruh
informasi yang mereka butuhkan secara mudah dan jelas yang
meliputi informasi tata cara persyaratan, waktu penyelesaian, biaya
dan lain-lain.
5. Efesien, adalah persyaratan layanan publik hanya dibatasi pada
hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran
pelayanan, dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara
persyaratan dan produk layanan publik yang diberikan. Disamping itu
juga harus dicegah adanya pengulangan yang tidak perlu, terutama
tentang persyaratan administratif khususnya mengenai biaya
layanan, cara pembayaran, jadwal waktu, pejabat yang berwenang
dan tanggung jawab pemberi layanan public
6. Keamanan, adalah usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas
pelanggan dari bahaya, resiko dan keragu raguan. Proses dan hasil
pelayanan publik dapat memberikan keamanan dan kenyamanan
serta memberikan kepastian hukum.
7. Keterbukaan, adalah pelanggan dapat mengetahui seluruh
informasi yang mereka butuhkan secara mudah dan jelas yang
44
meliputi informasi tata cara persyaratan, waktu penyelesaian, biaya
dan lain-lain.
8. Efesien, adalah persyaratan layanan publik hanya dibatasi pada
hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran
pelayanan, dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara
persyaratan dan produk layanan publik yang diberikan. Disamping itu
juga harus dicegah adanya pengulangan yang tidak perlu, terutama
tentang persyaratan administratif.
9. Ekonomis, adalah agar pengenaan biaya pelayanan ditetapkan
secara wajar, dengan memperhatikan nilai barang dan jasa dan
dengankemampuan pelanggan untuk membayar.
10. Keadilan, adalah yang merata meliputi cakupan dan jangkauan
layanan publik harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi
yangdiperlakukan secara adil.
11. Ketepatan waktu, adalah pelaksanaan layanan publik dapat
diselesaikan dalam waktu yang telah ditentuk.
45
BAB III
LAPORAN AKTUALISASI
46
badan
4. Mengedukasi kader tentang informasi stunting, cara
pengukuran tinggi badan balita, dan cara mengisi grafik
pada Kartu Menuju Sehat tinggi badan
a) Mengundang kader untku kegiatan edukasi
b) Melakukan edukasi informasi tentang stunting, cara
pengukuran tinggi badan balita dan pengisian grafik
TB/U pada KMS
c) Praktek cara pengukuran tinggi badan bayi dan
balita
47
Tabel 3.2. Deskripsi kegiatan dan Prediksi Hambatan kegiatan “Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait Laporan aktualisasi yang akan
dilaksanakan”
Kontribusi
Penguatan
Tahapan Keterkaitan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi
No. Kegiatan Output / Hasil Nilai – nilai
Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar ANEKA Misi
Organisasi
Organisasi
1. Melakukan 1. Menghubungi, Tersampaikannya -Akuntabilitas Kegiatan Kegiatan
konsultasi dan menemui Laporan Membahas konsep aktualisasi konsultasi konsultasi
dengan lalu aktualisasi sebagai wujud tanggung jawab dengan dengan
pimpinan menjelaskan kepada pimpinan terhadap tugas yang diberikan pimpinan ini pimpinan ini
terkait Laporan - Nasionalisme merupakan menguatkan
Laporan aktualisasi Menggunakan Bahasa Indonesia perwujudan visi nilai
aktualisasi yang akan yang baik dan benar pada saat puskesmas puskesmas:
yang akan dilaksanakan menjelaskan yaitu Cepat
dilaksanakan kepada - Etika Publik “Terwujudnya Tepat
pimpinan Penulis menghadap kepada Pelayanan Cooperatif
(kepala atasan yaitu kepala Puskesmas Kesehatan (Kerjasama)
puskesmas) dengan sikap sopan yang
-Komitmen Mutu professional
Membahas rencana kegiatan agar dan berkualitas”
kegiatan berjalan dengan efektif serta sesuai
dan efisien dengan salah
-Anti Korupsi, disiplin satu misi
Berkonsultasi dengan mentor saat Puskesmas
jam pelayanan selesai Lambale yaitu
2. Memohon Diperoleh arahan, - Akuntabilitas meningkatkan
arahan dan saran, dan Meminta arahan dari pimpinan dan kemampuan,
saran serta persetujuan menjalankan arahan dengan kualitas kinerja
persetujuan kepala bertanggungjawab dan
48
dari kepala puskesmas - Nasionalisme kesejahteraan
puskesmas terhadap rencana Menghargai saran dari pimpinan staf.
kegiatan yang dengan lapang dada
akan dilakukan - Etika Publik
Memohon arahan dengan sikap
hormat dan sopan
- Komitmen mutu
Meminta arahan dari pimpinan
secara sistematis sehingga
rencana aktualisasi berjalan
efektif dan efisien
- Anti Korupsi
Penulis menyampaikan keadaan
masalah yang ditemukan dengan
jujur dan memohon arahan dari
pimpinan secara berani
3. Melakukan Diperoleh hasil -Akuntabilitas
koordinasi persetujuan atau Mengajukan biaya anggaran yang
dengan penolakan dbutuhkan secara transparan
bendahara anggaran untuk -Nasionalisme
puskesmas pembuatan Saat berkoordinasi dengan
register, leaflet, bendahara penulis melakukan
dan sticker musyawarah untuk memperoleh
stunting mufakat dan menyampaikan usul
menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar serta
menghargai masukan dari
bendahara dengan lapang dada
- Etika Publik
49
Menghargai komunikasi, konsultasi,
dan kerjasama dengan bendahara
-Komitmen Mutu
Menjelaskan kepada bendahara
bahwa mencetak Register Kohor
dengan Status Gizi Berwarna,
Kartu Menuju Sehat dan sticker
merupakan inovasi yang dilakukan
untuk peningkatan mutu pelayanan
secara efektif dan efisien
- Anti Korupsi
Setelah mendapat persetujuan
dari bendara, penulis akan
menggunakan anggaran dengan
jujur dan bertanggung jawab
Prediksi Hambatan :
Perkiraan Hambatan : Waktu untuk melakukan konsultasi kepada pimpinan sulit ditentukan, pimpinan dinas luar dan tidak ada
ditempat. Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tidak terlaksananya kegiatan ini menyebabkan tidak terlaksananya kegiatan
selanjutnya karena dianggap tidak resmi.
Strategi mengahadapi kendala : mengatur jadwal waktu untuk meminta persetujuan pimpinan atau konsultasi melalui telepon
dan whatsapp
Perkiraan Hambatan : Puskesmas tidak dapat membiayai untuk mencetak Kartu Menuju Sehat dan sticker tinggi badan
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Sulit terlaksananya kegiatan edukasi kepada kader dan orangtua, karena Kartu Menuju
Sehat dan sticker tinggi badan merupakan alat bantu pada saat mendeteksi, memantau, dan mengedukasi.
Strategi mengahadapi kendala : Mencetak dengan dana pribadi
50
Tabel 3.3. Deskripsi Kegiatan dan Prediksi Hambatan Kegiatan “Membuat Register Balita Disertai Dengan Warna Pada Status Gizi Balita ”
Keterkaitan Tahapan Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Kegiatan dengan Nilai-nilai Terhadap Visi Nilai – nilai
dasar ANEKA Misi Organisasi Organisasi
2.. Membuat 1. Mengumpulkan data Tersedianya -Akuntabilitas Kegiatan Kegiatan
register sasaran balita dan sasaran balita 0 Penulis mengumpulkan data membuat register membuat
balita diserta mengelompokkan – 59 bulan sasaran balita dengan balita beserta pencatatan
dengan berdasarkan desa, beserta data professional, bertanggung warna pada di register
warna pada jenis kelamin, dan identitas seperti jawab dan transparan status gizi dalam warna ini
status gizi umur tanggal lahir, - Nasionalisme merupakan menguatkan
balita nama orangtua, Berkoordinasi dan saling perwujudan visi nilai
dan alamat menghormati dengan teman puskesmas yaitu puskesmas:
sejawat untuk mendapatkan “Terwujudnya Cepat
sasaran balita, dan berdiskusi Pelayanan Tepat
dengan menggunakan Bahasa Kesehatan yang Cooperatif
yang baik dan benar professional dan (Kerjasama)
-Etika Publik berkualitas” serta
Berkomunikasi dengan sesuai dengan
penanggung jawab gizi smisi Puskesmas
sebelumnya untuk Lambale yaitu :
mensinkronkan data sasaran - Meningkatkan
-Komitmen mutu mutu pelayana
Data sasaran yang ada pada kesehatan
program gizi harus real agar masyarakat
51
semua data efisien secara paripurna,
-Anti Korupsi, Adil didukung oleh
Penulis mengelompokkan SDM yang
sasaran balita pada register professional dan
secara adil sesuai dengan sarana prasarana
desa, jenis kelamin, dan umur yang memadai
2. Mencetak Tersedianya -Akuntabilitas - Meningkatkan
register kohort register kohor Penulis mencetak register kemampuan,
balita balita balita secara professional dan kualitas kinerja
tanggung jawab dan
- Nasionalisme kesejahteraan
Dalam mencetak register staf.
penulis bekerjasama dengan
nutrsionis lain
-Etika Publik
Membuat keputusan
berdasarkan prinsip keahlian
- Komitmen mutu
Mencetak register sesuai
dengan prinsip efektif dan
efisien
- Anti Korupsi
Mencetak register balita sesuai
dengan kebutuhan dan tidak
berlebihan
52
3. Menginput data Terinputnya - Akuntabililitas
sasaran ke data identitas Menginput data dengan penuh
dalam register balita beserta transparan dan bertanggung
kohort data jawab sesuai sasaran yang
antoropometri ada
balita dan status - Nasionalisme
gizi balita Tidak membeda-bedakan
sasaran dengan menginput
sesuai data yang ada
-Etika Publik
Memohon kerjasama nutrsionis
lain membantu penginputan
dengan sopan dan santun
- Komitmen mutu
Menginput sesuai dengan data
yang ada sehingga balita
stunting dapat dideteksi secara
berkelanjutan (orientasi mutu)
-Anti Korupsi, jujur
Menginput data sasaran ke
dalam register kohort sesuai
dengan data yang ada
4. Menentukan Terdatanya -Akuntabilitas
sasaran yang balita yang Menentukan sasaran dengan
termasuk ke termasuk ke professional dan transparan
53
dalam stunting dalam kategori - Nasionalisme
(pendek dan stunting Melibatkan rekan nutrisionis
sangat pendek) (pendek dan lain untuk menentukan sasaran
sangat pendek) secara bersama-sama
-Etika Publik
dengan
memberi warna Mengutamakan pencapaian
hasil dan mendorong kinerja
pada setipa
pegawai.
status gizi balita -Komitmen Mutu
untuk dijadikan menentukan sasaran dilihat
sasaran dari warna status gizi yang
berada pada register (inovasi)
sehingga lebih efektif dan
efisien untuk menentukan
sasaran balita stunting
- Anti Korupsi
Penulis menentukan sasaran
balita stunting secara jujur dan
adil
Prediksi Hambatan
- Perkiraan Hambatan : Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat register dan mengelompokkan berdasarkan desa,
jenis kelamin, dan umur, mengiput data anthropometri, serta diwarnai status gizi balita peranak
- Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Sulitnya mendeteksi status gizi balita (khususnya balita stunting)
- Strategi mengahadapi kendala : Koordinasi dengan nutrisionis lain untuk pembuatan register kohor baru dengan melihat register
sebelumnya sehingga efektif dalam pembuat register dan mengefisien kan waktu.
54
Tabel 3.4. Deskripsi Kegiatan dan Prediksi Hambatan kegiatan “ Membuat Kartu Menuju Sehat dan Sticker tinggi badan untuk balita
stunting”
Keterkaitan Tahapan Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Kegiatan dengan Nilai-nilai Terhadap Visi Nilai – nilai
dasar ANEKA Misi Organisasi Organisasi
3. Membuat 1. Melakukan Diperoleh -Akuntabilitas Kegiatan Kegiatan
Kartu koordinasi dengan kesepakatan Melakukan koordinasi membuat Kartu Membuat
Menuju rekan nutrisionis untuk dengan profesional Menuju Sehat Kartu
Sehat dan untuk menyusun menentukan isi - Nasionalisme merupakan Menuju
sticker tinggi untuk Kartu Menuju Kartu Menuju Mengajak rekan nutrisionis perwujudan visi Sehat dan
badan untuk Sehat Sehat bermusyawarah dan mufakat puskesmas yaitu Sticker
balita untuk menentukan isi dari “Terwujudnya Tinggi Badan
stunting KMS Pelayanan ini
(inovasi) Dalam musyawarah, saya Kesehatan yang menguatkan
mendapat masukan dan professional dan nilai
saran untuk perbaikan berkualitas” serta puskesmas:
konsep KMS, kritik dan saran sesuai dengan Cepat
tersebut saya terima dengan smisi Puskesmas Tepat
lapang dada Lambale yaitu : Cooperatif
-Etika Publik - Meningkatkan (Kerjasama)
Dalam bermusyawarah saya mutu pelayana
mengutamakan komunikasi kesehatan
masyarakat
yang baik dan tidak
55
diskriminatif secara paripurna,
-Komtimen Mutu didukung oleh
SDM yang
Berkoordinasi dengan rekan
professional dan
lain agar mendapatkan mutu
sarana prasarana
pelayanan yang efektif dan
yang memadai
efisien
- Meningkatkan
-Anti Korupsi, Disipilin
kemampuan,
Disipilin pada saat jam kerja
kualitas kinerja
dan melakukan koordinasi
dan
pada saat pelayanan selesai
kesejahteraan
2. Mengumpulkan Terkumpulnya -Akuntabilitas
staf.
materi dan konsep materi dan Memegang teguh
Kartu Menuju Sehat konsep media kepercayaan yang diberikan
Stunting leaflet Kartu mentor dan rekan nutrisionis
Menuju Sehat dalam penyusunan materi
Stunting; foto untuk KMS dengan
materi dan bertanggung jawab
konsep leaflet -Nasionalisme
KMS Mecari materi yang
berbahasa Indonesia yang
baik dan mudah dimengerti
untuk dimasukkan ke dalam
Kartu Menuju Sehat
-Etika Publik
Mengumpullkan materi
56
dengan tekun dan mencari
dari sumber yang akurat dan
dapat dipercaya
-Komitmen mutu
Mencari materi dengan
gambar yang menarik agar
efektif dibaca
- Anti Korupsi
Bekerja keras
mengumpulkan materi dan
konsep leaflet Kartu Menuju
Sehat stunting
3. Membuat desain Tersedianya - Akuntabilitas
Kartu Menuju Sehat desain media Membuat desain secara jelas
stunting dan sticker Kartu Menuju dan profesional
tinggi badan Sehat Stunting -Nasionalisme
dan sticker tinggi Membuat isi Kartu Menuju
badan Sehat dengan mengunakan
bahasa Indonesia yang baik
dan benar dengan penuh
etos kerja
-Etika Publik
Menyusun materi ke dalam
Kartu Menuju Sehat
sesingkat mungkin agar
57
mudah dan efisien di
gunakan
-Komitmen mutu
Membuat Kartu Menuju
Sehat dengan kreatif dan
inovatif , semenarik mungkin
dengan gambar dan Bahasa
yang yang mudah dipahami
-Anti Korupsi
Membuat Kartu Menuju
Sehat dan sticker tinggi
badan dengan kerja keras,
rapi dan bertanggung jawab
4. Mencetak Kartu Tersedianya -Akuntabilitas
Menuju Sehat dan Kartu Menuju Mencetak Kartu Menuju
sticker tinggi badan Sehat dan sticker Sehat dan Sticker tinggi
tinggi badan badan balita secara
professional dan tanggung
jawab
- Nasionalisme
Dalam mencetak Kartu
Menuju Sehat dan sticker
tinggi badan balita penulis
bekerjasama dengan pihak
percetakan
58
-Etika Publik
Komunikasi dengan pihak
percetakan agar selesai
tepat waktu.
- Komitmen mutu
Mencetak Kartu Menuju
Sehat dan sticker tinggi
badan balita sesuai dengan
prinsip efektif dan efisien
- Anti Korupsi
Mencetak register balita
sesuai dengan kebutuhan
Prediksi Hambatan
- Perkiraan hambatan : Waktu untuk mencetak Kartu Menuju Sehat dan Sticker tinggi badan lebih
lama dari perkiraan
- Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Kegiatan eudkasi kepada orangtua dan kader akan dilakukan lebih lambat daripada jadwal
- Strategi mengahadapi kendala : Merancang dan mencetak Kartu Menuju Sehat dan Sticker sesegera mungkin dan memastikan
kepada pihak percetakan waktu penyelesaiannya.
- Perkiraan hambatan : Pengeditan kurang bagus, terbatasnya inspirasi pembuatan Kartu Menuju
Sehat dan Sticker tinggi badan
- Dampak bila kegiatan ini tidak terlaksana : Isi dari Kartu Menuju Sehat akan sulit dimengerti dan
informasi yang diberikan terbatas
- Strategi mengahadapi kendala : Menyusun konsep yang detail dan meminta saran dari orang yang
lebih menguasai desain
- Perkiraan hambatan : Percetakan melakukan kesalahan dalam mencetak Kartu Menuju Sehat dan
59
sticker
- Dampak bila kegiatan ini tidak terlaksana : Kartu Menuju Sehat tidak dapat digunakan dan
membutuhkan waktu ulang untuk mecnetak ulang
- Strategi mengahadapi kendala : Memantau dan memastikan desain yang dicetak sudah sesuai
Tabel 3.5. Deskripsi kegiatan dan Prediksi Hambatan pada kegiatan “Mengedukasi kader tentang informasi stunting, cara mengukur tinggi
Kartu Menuju Sehat tinggi badan”
badan, dan cara pengisian
Keterkaitan Tahapan Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Kegiatan dengan Nilai-nilai Terhadap Visi Nilai – nilai
dasar ANEKA Misi Organisasi Organisasi
4. Mengedukasi 1. Mengundang Adanya surat -Akuntabilitas Kegiatan edukasi Kegiatan
kader kader untuk undangan Konsisten terhadap semua kepada kader edukasi
tentang kegiatan edukasi pertemuan untuk pembuatan surat tentang stunting kepada
informasi kader - Nasionalisme adalah perwujudan kader
stunting, Membuat surat undangan visi UPTD tentang
cara dengan bahasa Indonesia yang Puskesmas stunting
mengukur baik dan sopan dan tidak Lambale menguatkan
tinggi badan, mebeda-bedakan kader Kabupaten Buton nilai
dan cara posyandu Utara yaitu puskesmas :
pengisian - Etika Publik “Terwujudnya SCAN
Kartu Menuju Cermat dalam setiap kegiatan Pelayanan S : Sopan
Sehat tinggi - Komitmen mutu Kesehatan yang dan
badan Membuat surat dengan efektif professional dan santun
-Anti Korupsi berkualitas” serta C:Cooperatif
Jujur dalam membuat surat sesuai dengan (kerjasama)
undangan sesuai dengan misi Puskesmas A : Antusias
60
jumlah kader posyandu yang Lambale yaitu : N : Nyaman
akan diundang tidak melebih- - dan
lebihkan Menyelenggarakan Senyum saat
2. Melakukan Terlaksananya -Akuntabilitas pelayanan melayani
edukasi edukasi pengisian Menjelaskan isi Kartu Menuju kesehatan dasar pelanggan
informasi tentang Kartu Menuju Sehat dan cara pengisian yang bermutu, Ramah
stunting, cara Sehat stunting grafik tinggi badan dengan professional, terhadap
pengukuran dan penggunaan jelas dan berintegritas komunikatif, serta pelanggan
tinggi badan sticker stunting -Nasionalisme terjangkau oleh Ikhlas dalam
balita dan Mengajak kader untuk semua lapisan pelayanan
pengisian grafik berempati dan cepat tanggap masyarakat
tinggi badan mengenai stunting dan gizi -Meningkatkan
pada Kartu balita mutu pelayanan
Menuju Sehat -Etika Publik kesehatan
Penulis menyapa kader masyarakat secara
dengan salam dan sopan paripurna,
- Komitmen mutu didukung oleh
Penulis menjelaskan dengan SDM yang
singkat dan jelas agar professional dan
mengefisienkan waktu yang sarana prasarana
ada yang memadai
- Anti Korupsi -Meningkatkan
Penulis datang tepat waktu kemampuan,
serta memberikan daftar hadir kualitas kinerja,
untuk bukti dan dokumentasi dan kesejahteraan
61
3. Praktek cara Kader mengerti -Akuntabilitas staf
pengukuran dan mampu Mempraktekkan cara
tinggi badan bayi mempraktekkan pengukuran bayi balita dengan
dan balita cara pengukuran penuh tanggung jawab tanpa
tinggi badan bayi melewatkan langkah-langkah
dan balita pengukuran
-Nasionalisme
Menjelaskan cara pengukuran
dengan bahasa yang sopan
dan santun dan mudah
dimengerti oleh kader
-Etika Publik
Memberikan contoh untuk
mengukur tinggi badan secara
tepat dan akurat
-Komitmen mutu
Menjelaskan cara pengukuran
dengan metode kreatif dan
inovatif sehingga kader tertarik
dan mudah mengerti
-Anti Korupsi
Meemberikan kesempatan
untuk kader mempraktekkan
cara pengukuran dengan adil
dan mandiri
62
Prediksi hambatan
- Perkiraan hambatan : Kader tidak bisa hadir
- Dampak apabila kegiatan tidak terlaksana : Kader tidak mendapatkan edukasi dan kesulitan untuk monitoring tinggi badan
- Strategi menghadapi kendala : Menginformasikan lebih awal, dan melakukan konfirmasi sebelum kegiatan edukasi dimulai
Prediksi hambatan
- Perkiraan hambatan : Kader belum paham cara pengisian Grafik tinggi badan
- Dampak apabila kegiatan tidak terlaksana : Kader kesulitan untuk memantau status gizi balita pada grafik tinggi badan
- Strategi menghadapi kendala : Menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh kader
Prediksi hambatan
- Perkiraan hambatan : Kader belum paham cara mengukur tinggi badan bayi dan balita dengan baik dan benar
- Dampak apabila kegiatan tidak terlaksana : Kader tidak mengukur tinggi badan anak dengan baik sehingga hasil pengukuran
tinggi badan balita tidak akurat
- Strategi menghadapi kendala : Memberikan kesempatan untuk semua kader mepraktekkan cara ukur tinggi
Tabel 3.6. Deskripsi kegiatan dan Prediksi Hambatan pada kegiatan “Melakukan kunjungan rumah ke balita stunting untuk mengedukasi
orangtua balita stunting dengan media KARTU MENUJU SEHAT dan Sticker Tinggi Badan”
Keterkaitan Tahapan Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Kegiatan dengan Nilai-nilai Terhadap Visi Nilai – nilai
dasar ANEKA Misi Organisasi Organisasi
5 Melakukan 1. Koordinasi dengan Terjadinya -Akuntabilitas Kegiatan edukasi Kegiatan
kunjungan bidan desa dan komunikasi dan Bekerjasama untuk kepada orangttua edukasi
rumah ke kader untuk balita koordinasi antara melaksanakan pekerjaan balita stunting kepada
balita stunting yang akan petugas gizi, dengan penuh tanggung adalah perwujudan orangttua
stunting dikunjungi bidan desa dan jawab visi UPTD balita
untuk kader. Mengenali -Nasionalisme Puskesmas stunting
63
mengedukasi list balita yang Bekerjasama dengan bidan Lambale menguatkan
orangtua akan dikunjungi dan kader melalui Kabupaten Buton nilai
balita dan waktu musyawarah untuk mencari Utara yaitu puskesmas :
stunting berkunjung mufakat agar dapat “Terwujudnya SCAN
dengan menentukan sasaran yang Pelayanan S : Sopan
media Kartu akan dikunjungi serta Kesehatan yang dan
Menuju menghormati dan professional dan santun
Sehat dan menjunjung tinggi keputusan berkualitas” serta C:Cooperatif
sticker tinggi yang dicapai sebagai hasil sesuai dengan (kerjasama)
badan musyawarah misi Puskesmas A : Antusias
-Etika Publik Lambale yaitu : N : Nyaman
Komunikasi dengan bidan - Dan
coordinator dan bidan desa Menyelenggarakan Senyum saat
untuk menentukan sasaran pelayanan melayani
-Komitmen mutu kesehatan dasar pelanggan
Berkoordinasi untuk yang bermutu, Ramah
menentukan sasaran dimulai professional, terhadap
dari sasaran rumah terjauh komunikatif, serta pelanggan
untuk mengefektifkan waktu terjangkau oleh Ikhlas dalam
kunjungan semua lapisan pelayanan
- Anti Korupsi masyarakat
Adil, jujur dan bertanggung -Mendorong
jawab dalam menentukan kemandirian
sasaran sesuai dengan data masyarakat untuk
yang ada berperilaku hidup
64
2.Mengedukasi orangtua balita -Akuntabilitas bersih dan sehat
orangtua balita mengerti tentang Melalui kunjungan rumah -Meningkatkan
stunting tentang stunting, dan penulis mendapatkan mutu pelayanan
informasi stunting dapat mengerti kejelasan masalah dari kesehatan
menggunakan media cara mengukur sasaran masyarakat secara
KMS, dan cara tinggi badan anak - Nasionalisme paripurna,
memantau tinggi menggunakan Mengucapakan salam pada didukung oleh
badan anak sticker stunting saat kunjungan dan SDM yang
menggunakan sticker menjelaskan tujuan professional dan
tinggi badan kunjungan dengan Bahasa sarana prasarana
yang mudah dimengerti dan yang memadai
dipahami ibu balita serta -Meningkatkan
dengan sikap yang sopan kemampuan,
agar orangtua balita tidak kualitas kinerja,
tersinggung dan kesejahteraan
-Etika Publik staf
Penulis mengukur balita dan
mewawancarai ibu balita
stunting didasari sikap peduli
dan empati
-Komitmen Mutu
Menjelaskan dengan
menggunakan inovasi media
bantu KMS agar orangtua
tertarik dan mengerti
65
-Anti Korupsi
Dalam berkunjung
mengenakan pakaian
sederhana
3.Praktek cara ukur Orangtua balita -Akuntabilitas
tinggi badan anak dapat mengukur Mempraktekkan cara
menggunakan sticker tinggi badan anak pengukuran bayi balita
stunting menggunakan dengan penuh tanggung
sticker tinggi jawab tanpa melewatkan
badan langkah-langkah
pengukuran
-Nasionalisme
Menjelaskan cara
pengukuran dengan bahasa
yang sopan dan santun dan
mudah dimengerti oleh
orangtua balita
-Etika Publik
Menjelaskan cara ukur
menggunakan sticker tinggi
badan dengan tepat dan
cepat agar hasil akurat
-Komitmen mutu
Menjelaskan cara
pengukuran dengan kreatif
66
dan inovatif menggunakan
sticker tinngi badan
sehingga orangtua tertarik
dan mudah mengerti
-Anti Korupsi
Menjelaskan status gizi anak
berdasarkan TB/U dengan
jujur dan adil
Prediksi Hambatan
- Perkiraan hambatan : Jarak rumah balita terlalu jauh dari puskesmas dan Orangtua balita kurang mengerti tentang penjelasan
konseling
- Dampak apabila kegiatan tidak terlaksana : Sasaran stunting tidak mendapatkan intervensi
- Strategi menghadapi kendala : Berkoordinasi dengan bidan desa / kader kesehatan agar memotivasi pasien agar selalu
memantau kesehatan dan khususnya tinggi badan balita di postandu
- Perkiraan hambatan : Orangtua balita kurang memahami edukasi yang diberikan
- Dampak apabila kegiatan tidak terlaksana : Orangtua balita masih belum memahami tentang kesehatan dan gizi dari balita
- Strategi menghadapi kendala : Menjelaskan kepada orangtua balita dengan bahasa yang mudah dimengerti dan disertai
dengan gambar agar lebih mudah dipahami
Tabel 3.7. Deskripsi kegiatan dan Prediksi Hambatan Pada Kegiatan “Melakukan monitoring dan Evaluasi Hasil Kegiatan serta Sembuat
Laporan Hasil”
Keterkaitan Tahapan Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Kegiatan dengan Nilai- Terhadap Visi Nilai – nilai
nilai dasar ANEKA Misi Organisasi Organisasi
6 Melakukan 1. Memonitoring dan Hasil pengukuran - Akuntabilitas Kegiatan Kegiatan
monitoring mengevaluasi yang diisi di grafik Melakukan monitoring monitoring, monitoring,
67
dan kegiatan dengan TB/U pada KMS dengan konsisten dan evaluasi, dan evaluasi,
evaluasi dengan memberi pertanyaan yang jelas membuat laporan dan
hasil pertanyaan atau -Nasionalisme hasil ini adalah membuat
kegiatan merecalled balik Menghormati dan perwujudan visi laporan hasil
serta kader dan orangtua menghargai jawaban dari UPTD Puskesmas ini
membuat balita kader dan orangtua balita Lambale menguatkan
laporan -Etika Publik Kabupaten Buton nilai
hasil Memberikan pertanyaan Utara yaitu puskesmas :
kepada kader dan “Terwujudnya C: Cepat
orangtua balita dengan Pelayanan T : Tepat
komunikasi yang baik dan Kesehatan yang C:Cooperatif
sopan santun professional dan (kerjasama)
-Komitmen Mutu berkualitas” serta A : Antusias
Memberikan pertanyaan sesuai dengan
dengan kreatif dan inovatif misi Puskesmas Ikhlas dalam
agar kader dapat aktif Lambale yaitu : pelayanan
dalam menjawab -
pertanyaan Menyelenggarakan
-Anti Korupsi pelayanan
Melaporkan hasil kesehatan dasar
monitoring kegiatan yang bermutu,
dengan jujur, berani professional,
2. Mengevaluasi Hasil evalulasi -Akuntabililitas komunikatif, serta
kegiatan dengan tingkat kehadiran Menginput data sesuai terjangkau oleh
melihat jumlah pada saat sasaran yang ada, semua lapisan
68
kehadiran kegiatan konsisten dengan penuh masyarakat
tanggung jawab -Meningkatkan
-Nasionalisme mutu pelayanan
Kader yang berhalangan kesehatan
hadir tidak dipaksakan masyarakat secara
untuk datang paripurna,
- Etika Publik didukung oleh
Memberitahukan hasil SDM yang
evaluasi kehadiran pada professional dan
kegiatan kepada kader sarana prasarana
dengan sopan santun yang memadai
- Komitmen mutu -Meningkatkan
Menginput sesuai dengan kemampuan,
data yang ada sehingga kualitas kinerja,
evaluasi kegiatan tepat dan dan kesejahteraan
akurat sesuai kenyataan staf
-Anti Korupsi, jujur
Berani menggambarkan
situasi hasil evaluasi
kegiatan dengan jujur dan
menginput data evaluasi
sesuai dengan data yang
ada
3. Membuat laporan Tersampaikannya -Akuntabilitas
hasil kegiatan dan laporan pada Penulis melaporkan hasil
69
melaporkan pimpinan dari kegiatan secara
kepada pimpinan bertanggung jawab
-Nasionalisme
Penulis membuat laporan
dengan kerja keras dan
Bahasa Indonesia yang
baik dan benar
-Etika Publik
Penulis membuat laporan
dengan singkat padat tepat
dan jelas agar efisien dan
mudah dibaca
-Komitmen mutu
Memohon saran dan
arahan dari pimpinan
sebagai wujud dari
peningkatan pelayanan
mutu
-Anti Korupsi
Penulis menulis laporan
dengan bertanggung
jawab, dan kerja keras
serta mendokumentasikan
kegiatan dengan jujur dan
berani, mengumpulkan
70
laporan dengan disiplin
sesuai tenggat waktu, dan
mengerjakan laporan
secara mandiri.
Prediksi hambatan
- Perkiraan hambatan : Penginputan tidak tepat waktu
- Dampak apabila kegiatan tidak terlaksana : Tahap-tahap kegiatan tidak berjalan dengan maksimal
- Strategi menghadapi kendala : Melakukan seluruh kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
71
3.3 Jadwal Kegiatan
Tabel 3.8. Jadwal kegiatan Aktualisasi dan Habituasi
Juli Agustus
No Kegiatan Tahapan Kegiatan 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
72
Juli Agustus
No Kegiatan Tahapan Kegiatan 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 1
14 15 16 17 18 19 20 21
22
2 3
Mengedukasi
kader tentang
informasi
stunting, cara
Praktek cara pengukuran
4 mengukur tinggi
tinggi badan bayi dan balita
badan, dan cara
pengisian Kartu
Menuju Sehat
tinggi badan
Koordinasi dengan bidan
desa dan kader untuk balita
stunting yang akan
Mengedukasi dikunjungi
orangtua balita
Melakukan kunjungan
stunting melalui
rumah untuk mengedukasi
media Kartu orangtua balita tentang
5 Menuju Sehat dan stunting dengan media
sticker stunting Kartu Menuju Sehat dan
dengan Sticker tinggi badan
kunjungan rumah
Praktek cara ukur tinggi
badan anak menggunakan
sticker stunting
Memonitoring dan
mengevaluasi kegiatan
dengan pencatatan pada
buku register serta
Melakukan Menginput hasil
monitoring dan pengukuran antoropometri
evaluasi hasil pada aplikasi dan
6
kegiatan serta memberikan warna sesuai
membuat laporan status gizi
hasil
Membuat laporan hasil
kegiatan dan melaporkan
kepada pimpinan
73
Tabel 3.9. Keterangan warna pada jadwal kegiatan aktulisasai dan habituasi
Warna Keterangan
Konseling kepada pimpinan mengenai Laporan aktualisasi
Membuat register kohort balita dengan warna status gizi stunting
(inovasi)
Membuat Kartu Menuju Sehat dan Sticker Pemantau tinggi
badan (Inovasi)
Melaksanakan edukasi kepada kader
Melaksanakan kunjungan rumah kepada orangtua balita stunting
Monitoring evaluasi hasil kegiatan dan penyusunan laporan
3.4 Biaya
Jumlah 427.000
74
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI
75
Tabel 4.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan
No. Kegiatan Waktu Pelaksana Output / Hasil Kendala yang Upaya dan
Pelaksanaan dialami Antisipasi
Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan
1 Menghubungi, dan 19 Juli 2021 Peserta dan Waktu untuk Biaya Mendanai
menemui lalu Kepala bertemu dengan pencetakan pencetakan media
menjelaskan rancangan Puskesmas pimpinan 19 Juli KMS dan menggunakan dana
yang akan dilaksanakan 2021 Sticker tinggi pribadi untuk Kartu
kepada pimpinan badan tidak Menuju Sehat dan
2 Memohon arahan dan 19 Juli 2021 Peserta dan Kegiatan dapat dana menghubungi
saran serta persetujuan Kepala disetujui, dan dari sponsor untuk
dari pimpinan (Kepala Puskesmas diarahkan untuk puskesmas pencetakan sticker
Puskesmas) bekerjasama tinggi badan.
dengan Kader
Pembangunan
Manusia
3 Melakukan koordinasi 22 Juli 2021 Peserta dan Sebagian
dengan bendahara Bendahara kegiatan didanai
puskesmas Puskesmas oleh puskesmas
(Pencetakan
register warna )
76
No. Kegiatan Waktu Pelaksana Output / Hasil Kendala yang Upaya dan
Pelaksanaan dialami Antisipasi
Membuat register kohort balita yang disertai dengan warna status gizi balita untuk mendeteksi balita stunting
1 Mengumpulkan data 19 Juli 2021 Peserta dan Data sasaran Pada kegiatan Semua kegiatan
sasaran balita dan Rekan balita yang ada ini, penulis terlaksana, sesuai
mengelompokkan Nutrisionis pada register tidak waktu yang telah
berdasarkan desa, jenis kohor balita menemukan direncanakan. Alat
kelamin dan umur sebelumnya kendala saat dan bahan untuk
2 Mencetak register kohor 21 Juli 2021 Peserta Register kohor membuat membuat register
balita baru register kohor seperti kertas, map
3 Menginput data sasaran 22 dan 23 Peserta Data balita dengan snailhecter, printer,
ke dalam register kohor Juli 2021 antropometri status gizi dan spidol
sasaran terinput berwarna disediakan dari
di register puskesmas
4 Menentukan sasaran 24 Juli 2021 Peserta Pemberian sehingga penulis
yang termasuk ke dalam warna sesuai melakukan kegiatan
balita stunting (pendek dengan status ini tidak mengalami
dan sangat pendek) gizi balita lalu hambatan
menentukan
sasaran stunting
(55 orang)
77
No. Kegiatan Waktu Pelaksana Output / Hasil Kendala yang Upaya dan
Pelaksanaan dialami Antisipasi
Membuat Kartu Menuju Sehat dan Sticker Tinggi Badan untuk balita stunting
1 Melakukan koordinasi 26 Juli 2021 Peserta dan Notulen yang 1. Grafik untuk 1. Penulis mencari
dengan rekan nutrisionis Rekan berisi konsep status gizi dari sumber yang
untuk menyusun materi Nutriosionis dan materi TB/U sulit akurat dan dapat
Kartu Menuju Sehat untuk di leaflet ditemukan dipercaya (WHO
Kartu Menuju 2005)
Sehat
2 Mengumpulkan materi 26 Juli 2021 Peserta Materi dan
dan konsep stunting gambar yang
akan
dimasukkan ke
dalam KMS
3 Membuat desain Kartu 27 dan 28 Peserta dan Desain untuk
Menuju Sehat dan Juli 2021 rekan NS leaflet Kartu
Sticker Tinggi Badan Menuju Sehat
4 Mencetak Kartu Menuju 29 sampai 31 Peserta dan Leaflet Kartu
Sehat dan Sticker Tinggi Juli 2021 Pihak Menuju Sehat
Badan Percetakan
78
No. Kegiatan Waktu Pelaksana Output / Hasil Kendala yang Upaya dan
Pelaksanaan dialami Antisipasi
Mengedukasi kader tentang informasi stunting, cara pengukuran tinggi badan balita, dan cara mengisi grafik
pada Kartu Menuju Sehat
1 Mengundang kader 28 Juli 2021 Peserta dan Surat undangan 1.Ada kader 1. Memberitahukan
untuk kegitan edukasi Kepala untuk kader yang tidak kader yang
Puskesmas datang pada datang untuk
2 Melakukan edukasi 3, 4, 5, 9, 10, Daftar hadir saat menyampaikan
informasi tentang 13, dan 14 kader yang pemberian hasil materi
mengikuti
stunting cara Agustus edukasi edukasi yang
Peserta, kegiatan (45
pengukuran tinggi badan 2021 orang) dan 2.Cuaca yang telah
rekan NS,
balita dan pengisian Dokumentasi tidak disampaikan
Kader
grafik TB/U dan KMS memungkink 2. Kegiatan
posyandu
3 Praktek cara pengkuran 3, 4, 5, 9, 10, Daftar hadir an untuk edukasi kader
balita, Kader
tinggi badan bayi dan 13, dan 14 kader yang melakukan (Desa
Pemba-
balita Agustus mengikuti kegiatan Lapandewa)
ngunan
2021 kegiatan (45 aktualisasi akan dilakukan
Manusia
orang) dan (pada desa pada bulan
Dokumentasi Lapandewa berikutnya
tidak
terlaksana)
79
No. Kegiatan Waktu Pelaksana Output / Hasil Kendala yang Upaya dan
Pelaksanaan dialami Antisipasi
Mengedukasi orangtua balita stunting melalui media Kartu Menuju Sehat dan Sticker Stunting dengan kunjungan rumah
1 Koordinasi dengan 29 Juli 2021 Peserta, Surat undangan 1. Beberapa 1. Berkoordinasi
bidan desa dan Bidan untuk rapat balita yang dengan kader
kader untuk koodinator, koordinasi menjadi agar bulan
menentukan balita Bidan dengan bidan sasaran tidak berikutnya balita
stunting yang akan Desa, coordinator dan dapat ditemui sasaran datang
menjadi sasaran Rekan NS bidan desa 2. Keterbatasan ke posyandu
2 Melakukan 3, 4, 5, 9, 10, Daftar hadir (36 waktu untuk untuk di edukasi
kunjungan rumah 13, dan 14 orang) dan melakukan 2. Melakukan
untuk mengedukasi Agustus 2021 dokumentasi kegiatan edukasi konseling
Peserta,
orangtua balita kegiatan aktualisasi secara berkala
Kader,
tentang stunting 3. Keterbatasan pada saat
Rekan NS,
dengan media KMS tempat untuk posyandu
dan
dan Sticker tinggi menempel 3. Menyediakan alat
Orangtua
badan sticker tinggi tambahan seperti
balita
3 Praktek cara ukur 3, 4, 5, 9, 10, Daftar hadir (36 badan di lakban dan
stunting
tinggi badan balita 13, dan 14 orang) dan rumah balita gunting agar
menggunakan Agustus 2021 dokumentasi sticker lebih
sticker tinggi badan kegiatan menempel
80
No. Kegiatan Waktu Pelaksana Output / Hasil Kendala yang Upaya dan
Pelaksanaan dialami Antisipasi
Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan serta membuat laporan
1 Memonitoring dan 3, 4, 5, 9, 10, Peserta, Kader dan 1. Pada saat 2. Memotivasi
evaluasi kegiatan 13, dan 14 Rekan NS, orangtua balita pengukuran orangtua balita
dengan memberi Agustus 2021 Kader dapat menggunakan untuk
pertanyaan atau posyandu menjelaskan dan sticker tinggi membiasakan
merecalled balik balita, KPM mempraktekkan badan di rumah balita berdiri di
kader dan orangtua ulang cara ukur balita, anak sticker tinggi
balita tinggi badan tidak mau badan agar lebih
2 Mengevaluasi 3, 4, 5, 9, 10, Peserta, Hasil capaian diukur mudah mengukur
kegiatan dengan 13, dan 14 Kader sasaran yang tinggi badan
melihat jumlah Agustus 2021 posyandu akan diedukasi
kehadiran pada balita, KPM dibandingkan
saat kegiatan dengan sasaran
berlangsung awal
3 Membuat laporan 16 sampai Peserta, Laporan hasil
hasil kegiatan dan dengan 25 Kepala dan dokumentasi
melaporkan kepada Agustus 2021 Puskesmas
pimpinan
81
4.2 Keterkaitan Nilai Dasar ASN dengan Kegiatan dan Tahapan Kegiatan
yang dilaksanakan
82
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Tahapan Kegiatan
83
Bukti
kegiatan /
Evidence
84
Menghargai saran dari pimpinan dengan lapang dada
- Etika Publik
Memohon arahan dengan sikap hormat dan sopan
- Komitmen mutu
Arahan yang diberikan dilaksanakan dengan kreatif dan
inovatif
- Anti Korupsi
Penulis menyampaikan keadaan masalah yang ditemukan
dengan jujur dan memohon arahan dari pimpinan secara
berani
Bukti
kegiatan /
Evidence
85
-Akuntabilitas
Mengajukan biaya anggaran yang dbutuhkan secara
transparan
-Nasionalisme
Saat berkoordinasi dengan bendahara penulis melakukan
musyawarah untuk memperoleh mufakat dan
menyampaikan usul menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar serta menghargai masukan dari
bendahara dengan lapang dada
- Etika Publik
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama dengan
bendahara
-Komitmen Mutu
Menjelaskan kepada bendahara bahwa mencetak Register
Kohor dengan Status Gizi Berwarna, Kartu Menuju Sehat
dan sticker merupakan inovasi yang dilakukan untuk
peningkatan mutu pelayanan secara efektif dan efisien
- Anti Korupsi
Setelah mendapat persetujuan dari bendara, penulis akan
menggunakan anggaran dengan jujur dan bertanggung
jawab
Bukti
kegiatan /
Evidence
86
Gambar 4.6 Notulen hasil koordinasi dengan bendahara
Kontribusi Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
terhadap Pada Kegiatan pertama aktualisasi yaitu Melakukan
Visi Misi konsultasi kepada pimpinan terkait rancangan aktualisasi
dan Nilai- yang akan dilaksanakan , yang telah dilaksanakan dengan
nilai menerapkan nilai-nilai Dasar ASN, telah berkontribusi
Organisasi terhadap usaha pencapaian visi Puskesmas Lambale yaitu
“Terwujudnya Pelayanan Kesehtan yang prfeisional dan
berkualitas” serta sesuai dengan salah satu misi
Puskesmas Lambale yaitu meningkatkan kemampuan,
kualitas kinerja dan kesejahteraan staf
Kontribusi terhadap Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan konsultasi dengan pimpinan ini menguatkan nilai
puskesmas yaitu :
Cepat Tepat dan Cooperatif (Kerjasama)
87
Dampak Negatif :
Jika penulis tidak melaksanakan kegiatan “Konsultasi”
serta tidak menerapkan nilai-nilai dasar ASN maka
dukungan Kepala Puskesmas tidak tersedia. Karena tidak
adanya Musyawarah mufakat dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut. Hal ini akan berdampak terhadap pelaksanaan
kegiatan yang tidak berjalan lancar sebagaimana mestinya
sehingga penulis mendapatkan kesulitan dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi.
Tabel 4.3 Hasil Aktualisasi Kegiatan 2 dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN
88
balita seperti nama balita, tanggal lahir, jenis kelamin,
dan nama orangtua. Setelah itu penulis
mengelompokkan berdasarkan desa, umur dan jenis
kelamin. Nilai dasar ASN yang diterapkan oleh penulis
adalah :
-Akuntabilitas
Penulis mengumpulkan data sasaran balita dengan
professional, bertanggung jawab dan transparan
- Nasionalisme
Berkoordinasi dan saling menghormati dengan teman
sejawat untuk mendapatkan sasaran balita, dan
berdiskusi dengan menggunakan Bahasa yang baik
dan benar
-Etika Publik
Berkomunikasi dengan penanggung jawab gizi
sebelumnya untuk mensinkronkan data sasaran
-Komitmen mutu
Data sasaran yang ada pada program gizi harus real
agar semua data efisien
-Anti Korupsi, Adil
Penulis mengelompokkan sasaran balita pada register
secara adil sesuai dengan desa, jenis kelamin, dan
umur
Bukti /
Evidence
89
Gambar 4.8 Membuat register kohor balita baru
Tahap 2 Mencetak register kohor balita
Pada tanggal 21 penulis mencetak register kohor balita
yang identitias sasaran telah disusun dan
dikelompokkan berdasarkan desa, umur, dan jenis
kelamin. Nilai dasar ASN yang diterapkan adalah :
-Akuntabilitas
Penulis mencetak register balita secara professional
dan tanggung jawab
- Nasionalisme
Dalam mencetak register penulis melakukan sesuai
dengan amanah yang diberikan
-Etika Publik
- Komitmen mutu
Mencetak register sesuai dengan prinsip efektif dan
efisien
- Anti Korupsi
Mencetak register balita sesuai dengan kebutuhan dan
tidak berlebihan
90
Bukti /
Evidence
91
Menginput sesuai dengan data yang ada dengan
konsisten dan menyelsaikan dengan tepat waktu
-Anti Korupsi, jujur
Menginput data sasaran ke dalam register kohort
sesuai dengan data yang ada
Bukti / Evidence
92
sasaran secara bersama-sama
-Etika Publik
Bukti /
Evidence
93
Kesehatan yang professional dan berkualitas” serta
sesuai dengan Misi Puskesmas Lambale yaitu :
- Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
secara paripurna, didukung oleh SDM yang
professional dan sarana prasarana yang memadai
- Meningkatkan kemampuan, kualitas kinerja dan
kesejahteraan staf.
Kontribusi terhadap Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan membuat pencatatan di register warna ini
menguatkan nilai puskesmas:
Cepat
Tepat
Cooperatif (Kerjasama)
Analisis Dampak Positif :
Dampak Dampak positif apabila kegiatan pembuatan register
warna kohor balita ini dilakukan adalah untuk
memudahkan nutriosionis dalam mendeteksi status gizi
balita khususnya balita yang mengalami malnutrisi dan
memudahkan untuk memantau pertumbuhan balita
setiap bulan by name by address by case.
Dampak Negatif :
Dampak negative apabila kegiatan ini tidak dilakukan,
nutrisionis akan kesulitan untuk merekap status gizi
balita setiap bulan dan sulit untuk melihat balita yang
malnutrisi karena rekap status gizi ada pada aplikasi
tidak tertera di register.
Tabel 4.4 Hasil Aktualisasi Kegiatan 3 dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN
Judul Kegiatan Membuat Kartu Menuju Sehat
Tanggal 26 sampai dengan 31 Juli 2021
pelaksanaan
Output Tersedianya Leaflet Kartu Menuju Sehat
94
Daftar Lampiran 1. Notulen rapat koordinasi untuk materi KMS
2. Leaflet Kartu Menuju Sehat
3. Dokumentasi kegiatan
Deskripsi Penulis melakukan koordinasi dengan rekan
kegiatan nutrisionis lain untuk menyusun materi yang
dimasukkan ke dalam Kartu Menuju Sehat, setelah itu
penulis mengumpulkan materi sesuai dengan hasil
koordinasi, dan membuat desain Kartu Menuju Sehat.
Pada tahap akhir kegiatan, desain yang telah selesai
dicetak dalam bentuk leaflet.
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Tahapan Kegiatan
Tahap 1 Melakukan koordinasi dengan rekan nutrisionis
untuk menyusun materi Kartu Menuju Sehat .
Pada tanggal 26 Juli 2021, penulis melakukan
koordinasi dengan rekan sejawat untuk menyusun
materi yang akan dimasukkan ke dalam leaflet Kartu
Menuju Sehat. Nilai dasar ASN yang diterapkan pada
kegiatan ini adalah :
-Akuntabilitas
Melakukan koordinasi dengan profesional
- Nasionalisme
Mengajak rekan nutrisionis bermusyawarah dan
mufakat untuk menentukan isi dari KMS
Dalam musyawarah, saya mendapat masukan dan
saran untuk perbaikan konsep KMS, kritik dan saran
tersebut saya terima dengan lapang dada
-Etika Publik
-Komtimen Mutu
Berkoordinasi dengan rekan lain agar mendapatkan
mutu pelayanan yang efektif dan efisien
95
-Anti Korupsi, Disipilin
Disipilin pada saat jam kerja dan melakukan
koordinasi pada saat pelayanan selesai
Bukti / Evidence
Bukti / Evidence
97
Membuat desain secara jelas dan profesional
-Nasionalisme
Membuat isi Kartu Menuju Sehat dengan
mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dengan penuh etos kerja
-Etika Publik
Menyusun materi ke dalam Kartu Menuju Sehat
bekerjasama dengan rekan promosi kesehatan
Nusantara Sehat
-Komitmen mutu
Membuat Kartu Menuju Sehat dengan kreatif dan
inovatif , semenarik mungkin dengan gambar dan
Bahasa yang yang mudah dipahami
-Anti Korupsi
Membuat Kartu Menuju Sehat dan sticker tinggi badan
dengan kerja keras, rapi dan bertanggung jawab
Bukti / Evidence
98
Gambar 4.19 Hasil desain leflet Kartu Menuju Sehat
Tahap 4 Mencetak Kartu Menuju Sehat
Pada tanggal 29 sampai dengan 31 Juli 2021 Desain
Kartu Menuju Sehat diberikan kepada pihak
percetakan. Penulis memfollowup setiap bagian yang
harus diedit agar tidak terjadi kesalahan pencetakan
dan selesai pada tepat waktu. Nilai dasar ASN yang
diterapkan adalah :
-Akuntabilitas
Mencetak Kartu Menuju Sehat dan Sticker tinggi
badan balita secara professional dan tanggung jawab
- Nasionalisme
Dalam mencetak Kartu Menuju Sehat dan sticker
tinggi badan balita penulis bekerjasama dengan pihak
percetakan
-Etika Publik
Bekerjasama dan terus Komunikasi dengan pihak
percetakan agar leaflet yang dicetak sesuai dengan
desain dan selesai tepat waktu.
- Komitmen mutu
Mencetak Kartu Menuju Sehat dan sticker tinggi
badan balita sesuai dengan prinsip efektif dan efisien
- Anti Korupsi
Mencetak register balita sesuai dengan kebutuhan
99
(tidak berlebihan dan jujur)
Bukti / Evidence
Dampak Negatif :
Dampak negative apabila kegiatan membuat Kartu
Menuju Sehat tidak dilakukan adalah, penulis akan
kesulitan untuk menjelaskan kepada kader dan
orangtua balita pada saat edukasi karena tidak ada
gambar ataupun media visual yag dapat dilihat oleh
kader dan orangtua balita stunting. Serta Kader
maupun orangtua balita akan kesulitan memantau
tinggi badan balita setiap bulan.
101
Tabel 4.5 Hasil Aktualisasi Kegiatan 4 dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN
Judul Kegiatan Mengedukasi kader tentang informasi stunting, cara
mengukur tinggi badan, dan cara pengisian grafik pada
Kartu Menuju Sehat.
Tanggal 29 Juli, 3, 4, 5, 9, 10, 13, 14 Agustus 2021
pelaksanaan
Output Terlaksananya kegiatan edukasi kepada kader tentang
stunting, cara pengukuran tinggi badan dan cara
mengisi grafik KMS yang disertai dengan bukti surat
undangan dan daftar hadir.
102
-Akuntabilitas
Konsisten terhadap semua pembuatan surat
- Nasionalisme
Membuat surat undangan dengan bahasa Indonesia
yang baik dan sopan dan tidak mebeda-bedakan kader
posyandu
- Etika Publik
Kerjasama dan komunikasi dengan sopan santun
- Komitmen mutu
Membuat surat dengan efektif
-Anti Korupsi
Jujur dalam membuat surat undangan sesuai dengan
jumlah kader posyandu yang akan diundang tidak
melebih-lebihkan
Bukti /
Evidence
103
cara pengukuran tinggi badan balita dan pengisian
grafik tinggi badan pada Kartu Menuju Sehat
Pada tanggal 2 Agustus 2021 penulis menyiapkan
peralatan untuk mengukur tinggi badan bayi dan balita
serta menyiapkan media Kartu Menuju Sehat dan
Sticker Tinggi Badan untuk kegiatan edukasi kepada
kader dan orangtua balita. Pada tanggal 3 sampai
dengan 14 Agustus penulis melakukan edukasi kader
informasi tentang stunting, cara pengukran tinggi
badan bayi dan balita serta cara pengisian grafik pada
KMS. Pertemuan edukasi dilakukan setelah kegiatan
posyandu selesai sehingga tidak menggangu tugas
kader maupun nutrisionis pada saat berlangsungnya
posyandu. Nilai dasar ASN yang diterapkan adalah :
-Akuntabilitas
Menjelaskan isi Kartu Menuju Sehat dan cara
pengisian grafik tinggi badan dengan jelas dan
berintegritas
-Nasionalisme
Mengajak kader untuk berempati mengenai stunting
dan gizi balita
-Etika Publik
Penulis menyapa kader dengan salam dan sopan
- Komitmen mutu
Penulis menjelaskan dengan singkat dan jelas agar
mengefisienkan waktu yang ada
- Anti Korupsi
Penulis datang tepat waktu serta memberikan daftar
hadir untuk bukti dan dokumentasi
Bukti /
Evidence
104
Menyiapkan alat
pengukur tinggi
badan
Menyiapkan
sticker tinggi
badan
Melipat kertas
KMS
Menyiapkan
KMS
105
Gambar 4.27 Daftar Hadir Edukasi Kepada Kader
106
Memberikan contoh mengukur tinggi badan dengan
komunikasi sopan santun
-Komitmen mutu
Menjelaskan cara pengukuran dengan metode kreatif
dan inovatif sehingga kader tertarik dan mudah
mengerti
-Anti Korupsi
Meemberikan kesempatan untuk kader
mempraktekkan cara pengukuran dengan adil dan
mandiri
Bukti /
Evidence
107
-Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
secara paripurna, didukung oleh SDM yang
professional dan sarana prasarana yang memadai
-Meningkatkan kemampuan, kualitas kinerja, dan
kesejahteraan staf
Kontribusi terhadap Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan edukasi kepada kader tentang stunting
menguatkan nilai puskesmas :
SCAN
S : Sopan dan santun
C:Cooperatif
(kerjasama)
A : Antusias
N : Nyaman
dan
Senyum saat melayani pelanggan
Ramah terhadap pelanggan
Ikhlas dalam pelayanan
108
benar yang akan membuat hasil pengukuran tinggi
badan balita tidak akurat yang berefek kepada status
gizi balita.
Tabel 4.6 Hasil Aktualisasi Kegiatan 5 dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN
Judul Kegiatan Melakukan kunjungan rumah ke balita stunting untuk
mengedukasi orangtua balita stunting dengan media
Kartu Menuju Sehat dan sticker tinggi badan
Tanggal 29 Juli, 3, 4, 5, 9, 10, 13, 14 Agustus 2021
pelaksanaan
Output Kegiatan edukasi dilakukan kepada orangtua balita
tentang stunting disertai dengan bukti kegiatan
109
koordinasi dengan bidan koordinator dan bidan desa
Pada tanggal 30 Penulis beserta bidan coordinator,
bidan desa, dan rekan promosi kesehatan melakukan
pertemuan untuk membahas kegiatan edukasi kepada
orangtua balita stunting serta balita sasaran stunting
yang akan dikunjungi. Penulis juga memberitahukan
kepada bidan desa untuk mengingatkan kader di desa
masing-masing terkait kegiatan eduka si yang akan
dilaksanakan di posyandu. Nilai dasar ASN yang
diterapkan adalah :
-Akuntabilitas
Bekerjasama untuk melaksanakan pekerjaan dengan
penuh tanggung jawab dan professional.
-Nasionalisme
Bekerjasama dengan bidan melalui musyawarah
untuk mencari mufakat agar dapat menentukan
sasaran yang akan dikunjungi serta menghormati dan
menjunjung tinggi keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah
-Etika Publik
Komunikasi dengan bidan coordinator dan bidan desa
untuk menentukan sasaran
-Komitmen mutu
Berkoordinasi untuk menentukan sasaran dimulai dari
sasaran rumah terjauh untuk mengefektifkan waktu
kunjungan
- Anti Korupsi
Adil, jujur dan bertanggung jawab dalam menentukan
sasaran sesuai dengan data yang ada
110
Bukti / Evidence
4.32 Notulen rapat dan daftar hadir koordinasi dengan bidan dan
promkes
111
Tahap 2 Mengedukasi orangtua balita stunting informasi
stunting menggunakan media KMS, dan cara
memantau tinggi badan anak menggunakan
sticker tinggi badan
Tanggal 3, 4, 5, 9, 10, 13, dan 14 Agustus 2021
dilakukan edukasi kepada orangtua balita stuting
dengan kunjungan rumah dengan didampingi salah
satu kader posyandu dan rekan NS. Penulis
menjelaskan status gizi tinggi badan menurut umur
dari balita pada saat ini, informasi tentang stunting
yang berada pada leaflet Kartu Menuju Sehat, grafik
stunting yang digunakan untuk memantau
pertumbuhan tinggi badan balita serta sticker badan
yang ditempel di rumah balita agar memudahkan
orangtua untuk memantau tinggi badan balita. Penulis
juga memotivasi orangtua balita agar dapat merubah
pola makan serta pola asuh balita agar dapat
menambah tinggi badan anak. Nilai dasar ASN yan
diterapkan adalah :
-Akuntabilitas
Penulis melakukan kunjungan rumah dengan
bertanggung jawab dan menjelaskan kondisi status
gizi balita saat ini kepada orangtua balita stunting
dengan transparan
- Nasionalisme
Tidak membeda-bedakan balita stunting dan
mengedukasi orangtua balita dengan Bahasa yang
sopan.
-Etika Publik
Mengucapkan salam dengan sopan ketika pertama
bertemu dengan orangtua balita
-Komitmen Mutu
112
Menjelaskan dengan menggunakan inovasi media
bantu KMS agar orangtua tertarik dan mengerti
-Anti Korupsi
Dalam berkunjung mengenakan pakaian sederhana
dan menunjukkan sikap peduli selama edukasi
Bukti / Evidence
113
penuh tanggung jawab tanpa melewatkan langkah-
langkah pengukuran
-Nasionalisme
Menjelaskan cara pengukuran dengan bahasa yang
sopan dan santun dan mudah dimengerti oleh
orangtua balita
-Etika Publik
Bekerjasama dengan orangtua balita untuk mencoba
mengukur tinggi menggunakan sticker tinggi badan
-Komitmen mutu
Menjelaskan cara pengukuran yang benar agar hasil
pengukuran tinggi badan balita tepat dan akurat
-Anti Korupsi
Menjelaskan status gizi anak berdasarkan TB/U
dengan jujur dan adil
Bukti / Evidence
114
Misi dan Nilai- mengenai informasi stunting menggunakan media
nilai Organisasi KMS, dan cara memantau tinggi badan anak
menggunakan sticker tinggi badan adalah perwujudan
visi UPTD Puskesmas Lambale Kabupaten Buton
Utara yaitu :
“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang
professional dan berkualitas” serta sesuai dengan
misi Puskesmas Lambale yaitu :
-Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang
bermutu, professional, komunikatif, serta terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat
-Mendorong kemandirian masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat
-Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat secara paripurna, didukung oleh SDM
yang professional dan sarana prasarana yang
memadai
-Meningkatkan kemampuan, kualitas kinerja, dan
kesejahteraan staf
Kontribusi terhadap Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan edukasi kepada orangtua balita tentang
stunting menguatkan nilai puskesmas :
SCAN
S : Sopan dan santun
C:Cooperatif
(kerjasama)
A : Antusias
N : Nyaman
dan
Senyum saat melayani pelanggan
Ramah terhadap pelanggan
Ikhlas dalam pelayanan
115
Analisis Dampak Dampak Positif :
Dampak positif apabila kegiatan edukasi kepada
orangtua balita tentang stunting dilakukan adalah
orangtua balita mengetahi status gizi balita pada saat
ini khususnya tinggi badan menurut usia. Orangtua
balita dapat memantau tinggi badan balita melalui
sticker tinggi badan dan KMS yang diberikan.
Orangtua balita juga termotivasi untuk merubah pola
makan serta pola asuh anak agar dapat menambah
tinggi anak.
Dampak Negatif :
Apabila kegiatan edukasi kepada orangtua balita
tentang stunting tidak dilakukan, orangtua dari balita
stunting tidak mengetahi bahwa anaknya mengalami
pendek, sehingga status gizi anak kemungkinan kecil
mengalami perubahan. Hal ini dapat menyebabkan
malnutrisi yang berkepanjangan yang dapat
merugikan anak.
Tabel 4.7 Hasil Aktualisasi Kegiatan 6 dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN
Judul Kegiatan Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan
serta membuat laporan hasil
Tanggal 4 Agustus 2021 sampai dengan 25 Agustus 2021
pelaksanaan
Output Hasil Evaluasi kegiatan dan Laporan hasil kegiatan
116
pengukuran pada grafik tinggi badan yang ada pada
KMS dan, penulis memonitoring kegiatan edukasi
kepada orangtua balita dengan meminta kepada
orangtua balita untuk menjelaskan ulang tentnag
stunting dan memnatau tinggi badan balita dengan
mempraktekkan cara ukur tinggi badan menggunakan
sticker tinggi badan balita. Penulis mengevaluasi
kegiatan dari jumlah kader dan jumlah orangtua balta
stunting yang telah diedukasi. Evaluasi juga dilihat
dari seberapa efektif register kohor balita untuk
deteksi stunting serta KMS dan sticker tinggi badan
untuk memantau tinggi badan. Setelah itu penulis
membuat laporan hasil dari seluruh kegiatan
aktualisasi.
117
dan orangtua balita
-Etika Publik
Memberikan pertanyaan kepada kader dan orangtua
balita dengan komunikasi yang baik dan sopan
santun
-Komitmen Mutu
Memberikan pertanyaan dengan kreatif dan inovatif
agar kader dapat aktif dalam menjawab pertanyaan
-Anti Korupsi
Melaporkan hasil monitoring kegiatan dengan jujur,
berani
Bukti / Evidence
118
-Akuntabililitas
Menginput data sesuai sasaran yang ada, konsisten
dengan penuh tanggung jawab
-Nasionalisme
Kader yang berhalangan hadir tidak dipaksakan untuk
datang
- Etika Publik
Memberitahukan hasil evaluasi kehadiran pada
kegiatan kepada kader dengan sopan santun
- Komitmen mutu
Menginput sesuai dengan data yang ada sehingga
evaluasi kegiatan tepat dan akurat sesuai kenyataan
-Anti Korupsi, jujur
Berani menggambarkan situasi hasil evaluasi
kegiatan dengan jujur dan menginput data evaluasi
sesuai dengan data yang ada
Bukti / Evidence
119
-Nasionalisme
Penulis membuat laporan dengan amanah dan kerja
keras serta Bahasa Indonesia yang baik dan benar
-Etika Publik
Penulis membuat laporan dengan merahasiakan
identitas pribadi dari sasaran
-Komitmen mutu
Membuat laporan dengan teliti dan menuliskannya
dengan kreatif
-Anti Korupsi
Penulis menulis laporan dengan bertanggung jawab,
dan kerja keras serta mendokumentasikan kegiatan
dengan jujur dan berani, mengumpulkan laporan
dengan disiplin sesuai tenggat waktu, dan
mengerjakan laporan secara mandiri.
Bukti / Evidence
120
Gambar 4.41 Laporan hasi dan surat telah melaksanakan
aktualisasi
Kontribusi Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
terhadap Visi Kegiatan monitoring, evaluasi dan membuat hasil
Misi dan Nilai- laporan ini adalah perwujudan visi UPTD Puskesmas
nilai Organisasi Lambale Kabupaten Buton Utara yaitu
“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang
professional dan berkualitas” serta sesuai dengan
misi Puskesmas Lambale yaitu :
-Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang
bermutu, professional, komunikatif, serta terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat
-Mendorong kemandirian masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat
-Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat secara paripurna, didukung oleh SDM
yang professional dan sarana prasarana yang
memadai
-Meningkatkan kemampuan, kualitas kinerja, dan
kesejahteraan staf
Kontribusi terhadap Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan monitoring, evaluasi, dan membuat laporan
hasil ini menguatkan nilai puskesmas :
SCAN
S : Sopan dan santun
C:Cooperatif
121
(kerjasama)
A : Antusias
N : Nyaman
dan
Senyum saat melayani pelanggan
Ramah terhadap pelanggan
Ikhlas dalam pelayanan
Dampak Negatif :
Penulis akan kesulitan untuk menentukan kekurangan
dari kegiatan dan sulit untuk menentukan rencana
tindak lanjut dari kegiatan ini.
122
menjelaskan indonesia yang baik dan benar
rancangan aktualisasi Etika public : Komunikasi dan Sopan
yang akan Komitmen mutu : Efektif dan efisien
dilaksanakan kepada Anti Korupsi : Disiplin
pimpinan (kepala
puskesmas)
123
Komitmen Mutu : Efektif dan Efisien
Anti Korupsi : Sederhana (Tidak Berlebihan)
6 Menginput data Akuntabilitas : Transparan dan Bertanggung
sasaran ke dalam Jawab
register kohor Nasionalisme : Adil dan tidak membeda-
bedakan
Etika Publik : Kerjasama dan Sopan Santun
Komitmen Mutu : Konsisten dan tepat waktu
Anti Korupsi : Jujur dan berani
7 Menentukan sasaran Akuntabilitas : Professional dan transparan
yang termasuk ke Nasionalisme : Bekerjasama
dalam balita stunting Etika Publik : Jaga rahasia
(pendek dan sangat Komitmen Mutu :
pendek) Inovasi, Efektif dan Efisien
Anti Korupsi : Jujur dan Adil
Membuat Kartu Menuju Sehat untuk balita stunting
1 Melakukan koordinasi Akuntabilitas : Professional
dengan rekan Nasionalisme : Musyawarah dan mufakat
nutrisionis untuk Etika Publik : Komunikasi, Sopan, Santun
menyusun materi Komitmen Mutu : Efektif dan Efisien
Kartu Menuju Sehat Anti Korupsi : Disiplin
2 Mengumpulkan materi Akuntabilitas : Bertanggung jawab
dan konsep stunting Nasionalisme : Bahasa Indonesia yang baik
dan benar
Etika Publik : Taat perintah
Komitmen Mutu : Efektif
Anti Korupsi : Kerja keras
3 Membuat desain Kartu Akuntabilitas : Jelas dan Professional
Menuju Sehat Nasionalisme : Bahasa Indonesia yang Baik
dan Benar, dan etos kerja
Etika Publik : Kerjasama
Komitmen Mutu : Kreatif dan inovatif
124
Anti Korupsi : Bekerja keras dan bertanggung
jawab
4 Mencetak Kartu Akuntabilitas : Professional dan tanggung
Menuju Sehat dan jawab
Sticker Tinggi Badan Nasionalisme : Kerjasama
Etika Publik : Komunikasi dan tepat waktu
Komitmen Mutu : Efektif dan Efisien
Anti Korupsi : Sederhana dan jujur
Mengedukasi kader tentang informasi stunting, cara pengukuran tinggi badan
balita, dan cara mengisi grafik pada Kartu Menuju Sehat
1 Mengundang kader Akuntabilitas : Konsisten dan Professional
untuk kegitan edukasi Nasionalisme : Adil serta berbahasa Indonesia
yang baik dan benar
Etika Publik : Kerjasama, Komunikasi dan
sopan santun
Komitmen Mutu : Efektif
Anti Korupsi : Jujur dan sederhana
2 Melakukan edukasi Akuntabilitas : Jelas dan berintegritas
informasi tentang Nasionalisme : Berempati dan cepat tanggap
stunting cara Etika Publik : Salam dan Sopan Santun
pengukuran tinggi Komitmen Mutu : Efisiensi Waktu
badan balita dan Anti Korupsi : Disiplin, tepat waktu
pengisian grafik TB/U
dan KMS
3 Praktek cara Akuntabilitas : Bertanggung Jawab
pengkuran tinggi Nasionalisme : Bahasa Indonesia yang sopan
badan bayi dan balita dan santun
Etika Publik : Komunikasi dan sopan santun
Komitmen Mutu : Kreatif dan inovatif
Anti Korupsi : Adil dan mandiri
Mengedukasi orangtua balita stunting melalui media Kartu Menuju Sehat dan
Sticker Stunting dengan kunjungan rumah
125
1 Koordinasi dengan Akuntabilitas : Bertanggung jawab dan
bidan desa dan kader professionalitas
untuk menentukan Nasionalisme : Musyawarah dan mufakat
balita stunting yang Etika Publik : Komunikasi
akan menjadi sasaran Komitmen Mutu : Efektif dan Efisien
Anti Korupsi : Jujur, Adil dan Bertanggung
Jawab
2 Melakukan kunjungan Akuntabilitas : Jelas dan Bertanggung jawab,
rumah untuk transparan
mengedukasi orangtua Nasionalisme : Tidak membeda-bedakan, dan
balita tentang stunting sopan
dengan media kartu Etika Publik : Sopan
Menuju Sehat dan Komitmen Mutu : Inovasi
Sticker tinggi badan Anti Korupsi : Sederhana, dan Peduli
3 Praktek cara ukur Akuntabilitas : Tanggung jawab
tinggi badan balita Nasionalisme : Bahasa Indonesia yang baik
menggunakan sticker Etika Publik : Kerjasama
stunting Komitmen Mutu : Tepat dan Akurat
Anti Korupsi : Jujur dan Adil
Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan serta membuat laporan
1 Memonitoring dan Akuntabilitas : Konsisten dan jelas
evaluasi kegiatan Nasionalisme : Menghormati dan menghargai
dengan memberi Etika Publik : Komunikasi, Sopan santun
pertanyaan atau Komitmen Mutu : Kreatif dan inovatif
merecalled balik kader Anti Korupsi : Jujur, dan berani
dan orangtua balita
126
3 Membuat laporan hasil Akuntabilitas : Tanggung jawab dan jelas
kegiatan dan Nasionalisme : Amanah
melaporkan kepada Etika Publik : Jaga rahasia
pimpinan Komitmen Mutu : Teliti dan kreatif
Anti Korupsi : Kerja keras, bertanggung
jawab, Jujur, dan Berani
Register balita memuat data identitas balita terdiri dari nama balita,
jenis kelamin, tanggal lahir, tanggal lahir, nama orangtua, bulan
penimbangan, usia balita dan berat balita
Kondisi setelah aktualisasi
127
Gambar 4.43 Register kohor balita saat ini dengan warna status gizi
Register balita memuat data identitas balita terdiri dari nama balita,
jenis kelamin, tanggal lahir, nama orangtua balita, usia balita, bulan
penimbangan, usia balita, berat balita, dan tinggi balita.
- Balita disusun berdasarkan kelompok umur 0-5 bulan, 6 – 11
bulan, 12 – 23 bulan, dan 24 – 59 bulan, lalu dikelompokkan
berdasarkan jenis kelamin.
- Hasil status gizi diberikan warna sesuai dengan status gizi yang
ada sehingga memudahkan untuk mendeteksi balita yang
malnutrisi ataupun stunting
2 Tujuan aktualisasi :
Menambah pengetahuan kader tentang stunting, tentang cara
mendeteksi dan memantau stunting di posyandu
Kondisi Awal
Gambar 4.44 Grafik berat badan menurut usia pada KMS yang diisi oleh kader di
posyandu
- Pengukuran tinggi badan tidak dilakukan secara rutin, dan
pengukuran dilakukan oleh nutrisionis
- Pada saat posyandu kader hanya mengisi grafik status gizi berat
badan menurut umur
128
Kondisi setalah dilakukan aktualisasi
Gambar 4.45 Grafik tinggi badan menurut usia pada KMS yang diisi oleh kader pada
saat edukasi stunting
129
menurut usia, imunisasi balita, Asi Ekslusif dan perkembangan balita
sehat
Kondisi Sekarang
130
2. Adanya kerja keras dari penulis yang telah mengorbankan pikiran,
tenaga, dan materi sehingga kegiatan laporan aktualisasi ini selesai
tepat waktu.
3. Adanya waktu konsultasi kepada pimpinan / mentor dan coach dengan
baik sehingga mendapat dukungan pelaksanaan kegiatan yang telah di
rancang sebelumnya.
4. Adanya dukungan dan do’a dari keluarga yang selalu memberikan
motivasi dan kekuatan untuk penulis.
5. Adanya partisipasi dari masyarakat khususnya kader dan orang tua
balita stunting yang telah berperan aktif dalam kegiatan ini.
6. Adanya kerjasama lintas program dengan rekan promosi kesehatan
Nusantara Sehat, bidan coordinator, dan bidan desa yang telah
membantu dalam seluruh proses kegiatan aktualisasi ini.
7. Adanya sarana dan prasarana yang disediakan oleh puskesmas untuk
membantu jalannya proses pencetakan, pencatatan dan pelaporan
dalam kegiatan ini.
131
BAB V
PENUTUP
4.6 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanana aktualisasi dengan judul “ Peningkatan Pengetahuan
Deteksi Dini dan Pemantauan Balita Melalui Media Kartu Menuju Sehat dan
Sticker Tinggi Badan di Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara” dapat
disimpukan antara lain :
1. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada unit kerja
Puskesmas Lambale telah terlaksanan sesuai dengan rencana yang
tercantum dalam rancangan aktualisasi sebanyak enam kegiatan dengan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Apartur Sipil Negara\
2. Pemahaman kader terhadap deteksi dan pemantauan balita stunting
meningkat, dilihat dari kemampuan kader menjelaskan ulang materi yang
telah diberikan pada saat edukasi, kader mempraktekkan pengukuran tinggi
badan balita lalu menuliskan hasil pengukuran di grafik tinggi badan menurut
usia pada Kartu Menuju Sehat.
3. Pemahaman orangtua balita tentang stunting meningkat. terbukti pada saat
penulis meminta orangtua balita stunting untuk menjelaskan ulang materi
yang telah diberikan dan orangtua mampu untuk memantau tinggi badan
balita melalui sticker tinggi badan dan grafik pertumbuhan pada Kartu Menuju
Sehat.
4. Dengan mengaplikasikan penerapan nila-nilai dasar Aparatur Sipil Negara
yakni ANEKA (akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi) dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dapat dijadikan kebiasaan
(habituasi) kearah yang positif dalam mewujudkan visi misi Puskesmas
Lambale.
4.7 Saran
Penerapan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara yang telah
diaktualisaiskan sebaiknya dilanjutkan dan dikembangkan secara terus
menerus, bukan hanya ketika melaksanakan latihan dasar aktualisasi
saja melainkan disetiap waktu dalam melaksankana tugas maupun
132
dalam kehidupan sehari-hari selaras dengan fungsi ASN yaitu sebagai
pelaksana kebijakan, pelayanan public serta perekat dan pemersatu
bangsa. Diharapkan agar kader dapat membantu mengukur akan
mengukur tinggi badan balita secara berkelanjutan agar deteksi
terhadap balita stunting lebih cepat ditemui dan pemantauan tinggi
badan terhadap balita stunting lebih mudah dilakukan.
133
MATRIX HABITUASI
Tabel. 5.1 Matrix Habituasi
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Kegiatan 2 Kegiatan 3
Indikator Nilai Dasar ANEKA 1 4 5 6 Total
Nilai 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Tanggung jawab 13
Akuntabilitas
Professional 5
Transparan 5
Jelas 5
Musyawarah 4
Muafakat 4
Menggunakan bahasa yang baik 8
Nasionalisme
Tidak membeda-bedakan 4
Menghargai 4
Amanah 2
Tidak memaksakan kehendak 1
Menghormati 1
Empati 1
Sopan 11
Komunikasi 9
Etika Publik
Santun 7
Bekerjasama 9
Taat perintah 2
Jaga rahasia 2
Komitmen
Efektif 10
Mutu
Efisien 10
Konsisten 2
134
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Kegiatan 2 Kegiatan 3
Indikator Nilai Dasar ANEKA 1 4 5 6 Total
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Tepat 5
Teliti 1
Kreatif 6
Inovatif 8
Akurat 3
Sederhana 4
Jujur 10
Tanggung jawab 4
Anti Korupsi
Disiplin 3
Adil 5
Kerja keras 2
Berani 5
Peduli 2
Mandiri 1
Total Nilai dasar ANEKA 178
135
DAFTAR PUSTAKA
X
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020
Tentang Standar Antropometri Anak
UNICEF. “World Map Stunting”. March 2019. Tersedia dari
https://data.unicef.org/wp-content/uploads/infograms/10482/index.html.
(diakses 10 Juli 2021)
Cegah Stunting. “Apa itu Stunting”. 2017. https://cegahstunting.id/stunting/ (diakses
tanggal 1 Juli 2021)
Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi. 10 April
2018. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-
diabetes-melitus-dan-gangguan-metabolik/cegah-stunting-dengan-perbaikan-
pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi (diakses 7 Juli 2021)
XI
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Juli Agustus
No Kegiatan Tahapan Kegiatan 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Mengedukasi
kader
tentang
informasi
stunting,
cara Praktek cara pengkuran tinggi
badan bayi dan balita
mengukur
4
tinggi badan,
dan cara
pengisian
Kartu
Menuju
Sehat tinggi
badan
Mengedukasi
orangtua Koordinasi dengan bidan desa
dan kader untuk balita stunting
balita
yang akan dikunjungi
stunting
melalui
media Kartu Melakukan kunjungan rumah
Menuju untuk mengedukasi orangtua
5 balita tentang stunting dengan
Sehat dan media Kartu Menuju Sehat dan
sticker Sticker tinggi badan
stunting
dengan
Praktek cara ukur tinggi badan
kunjungan anak menggunakan sticker
rumah stunting
01 02 03 04 05
Whatspp
Whatsapp
STRATEGI PEMBIMBINGAN
RINCIAN PELAKSANAAN BIMBINGAN PESERTA LATSAR CPNS
GOLONGAN III ANGKATAN CIV KELOMPOK I TAHUN 2021
01 02 03 04 05
3. 23 Agustus Jadwal berubah Tambahkan dan
2021 dan estimasi BAB III jangan
biaya berubah dirubah
Whastapp
- Dokumentasi
Kegiatan 1 Tahap 2
Memohon arahan dan saran serta persetujuan dari kepala puskesmas
- Dokumentasi
Kegiatan 1 Tahap 3
- Notulen koordinasi dengan bendahara Puskesmas
- Dokumentasi
Dokumentasi Kegiatan 1
“Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait rancangan aktualisasi yang
akan dilaksanakan”
Kegiatan 1 Tahap 1
Menghubungi, dan menemui lalu menjelaskan rancangan yang akan
dilaksanakan kepada pimpinan.
Membuat register kohort balita yang disertai dengan warna status gizi balita
untuk mendeteksi balita stunting
Kegiatan 2 Tahap 1
Mengumpulkan data sasaran balita dan mengelompokkan berdasarkan desa,
umur, dan jenis kelamin
- dokumentasi
Kegiatan 2 Tahap 2
Mencetak register kohor balita
- dokumentasi
Kegiatan 2 Tahap 3
Menginput data antropometri sasaran ke register kohor balita
- dokumentasi
Kegiatan 2 Tahap 4
Memberi warna pada status gizi balita dan menentukan sasaran stunting
- Sasaran balita stunting
- Dokumentasi
Dokumentasi Kegiatan 2
Membuat register kohort balita yang disertai dengan warna status gizi balita
untuk mendeteksi balita stunting
Kegiatan 2 Tahap 1
Mengumpulkan data sasaran balita dan mengelompokkan berdasarkan desa,
umur, dan jenis kelamin
Kegiatan 2 Tahap 3
Menginput data antropometri sasaran ke register kohor balita
Menginput hasil antropometri ke aplikasi dan memberikan warna status pada status gizi
Arti warna status gizi pada register
Register kohor balita yang telah diberi warna pada status gizi
Sangat Pendek
BB/TB Gizi Buruk
Pendek Gizi Kurang
Tinggi
Gizi Baik
badan Kenaikan Gizi lebih
Normal TB / U
berat Overweight
Usia
Berat BB sangat kurang
BB/ U
Badan BB kurang
BB normal
BB lebih
- Dokumentasi
Kegiatan 3 Tahap 2
Mengumpulkan materi
- Dokumentasi
Kegiatan 3 Tahap 3
Membuat desain Kartu Menuju Sehat
- dokumentasi
Kegiatan 3 Tahap 4
Mencetak Kartu Menuju Sehat
- Dokumentasi
Kegiatan 3
“Membuat Kartu Menuju Sehat”
Kegiatan 3 Tahap 1
Melakukan koordinasi dengan rekan nutrisionis untuk menyusun materi Kartu Menuju Sehat
Kegiatan 3 Tahap 3
Desain leaflet KMS Stunting
- Dokumentasi
Kegiatan 4 Tahap 2
Edukasi kader tentang informasi stunting, cara pengukutan tinggi
badan, dan cara pengisian KMS
- Dokumentasi
Kegiatan 4 Tahap 3
Praktek cara pengukuran tinggi badan bayi dan balita
- Daftar hadir kader
- Dokumentasi
Kegiatan 4
“Edukasi kepada kader tentang informasi stunting, cara mengukur tinggi
badan dan cara mengisi grafik pada KMS”
Kegiatan 4 tahap 1
Membuat undangan untuk kader
Kegiatan 4 Tahap 2
Edukasi kepada kader tentang informasi stunting, cara mengukur tinggi
badan dan cara mengisi grafik pada KMS
Kegiatan 4 Tahap 3
Praktek cara pengukuran tinggi badan
Daftar hadir kegiatan edukasi stunting kepada kader
Daftar hadir kegiatan edukasi kepada kader
Daftar hadir kegiatan edukasi stunting kepada kader
LAMPIRAN
Kegiatan 5
Mengedukasi orangtua balita stunting melalui media Kartu Menuju Sehat dan
Sticker Tinggi Badan
Kegiatan 5 Tahap 1
Rapat koordinasi dengan bidan coordinator, bidan desa, promkes Nusantara
Sehat, dan rekan nutrisionis
- Dokumentasi
Kegiatan 5 Tahap 2
Edukasi orangtua balita stunting melalui media Kartu Menuju Sehat
dan Sticker Tinggi Badan
- Dokumentasi
Kegiatan 5 Tahap 3
Praktek cara pengukuran tinggi badan balita menggunakan sticker tinggi
badan
- Daftar hadir orangtua balita
- Dokumentasi
Kegiatan 5
Edukasi kepada orangtua balita melalui media KMS dan sticker tinggi badan
Kegiatan 5 Tahap 1
Rapat koordinasi dengan bidan dan promkes
Surat undangan untuk rapat koordinasi dengan bidan, tenaga promkes dan rekan nutrisionis
Rapat kooordinasi
Notulen rapat koordinasi dengan bidan, promkes dan rekan nutrisionis lain
Daftar hadir rapat koordinasi dengan bidan, promkes dan rekan nutrisionis lain
Kegiatan 5 Tahap 2
Edukasi kepada orangtua balita melalui media KMS dan sticker tinggi badan
Menyiapkan alat
pengukur tinggi
badan
Menyiapkan
sticker tinggi
badan
Melipat kertas
KMS
Menyiapkan
KMS
Menyiapkan alat dan bahan sebelum turun kegiatan
Melakukan edukasi kepada orangtua balita tentang informasi stunting dan
memantau tinggi badan melalui KMS dan sticker tinggi badan
Kegiatan 5 Tahap 3
Praktek pengukuran tinggi badan
- Daftar hadir
- Dokumentasi
Kegiatan 6 Tahap 2
Evaluasi kegiatan melalui daftar hadir
- Lembar evaluasi
Kegiatan 6 Tahap 3
Membuat laporan hasil
- Surat telah menyelesaikan kegiatan aktualisasi
Kegiatan 6
Monitoring dan evaluasi serta membuat laporan hasil
Kegiatan 6 Tahap 1
Monitoring dengan cara meminta kader dan orangtua untuk menjelaskan
ulang materi edukasi yang telah diberikan, dan praktek mengukur tinggi
badan dengan car yang baik dan benar.
Monitoring kepada kader untuk mengukur tinggi badan dan menuliskan di
grafik KMS