JUDUL:
OLEH:
i
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 Puwatu Telepon: 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
OLEH :
Coach Mentor
ii
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 Puwatu Telepon: 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
OLEH :
ABDUL KAHAR MUZAKIR S, S.E., M.Si Drs. AMALUL SYAHID, M.Si MUSTAKIM SARANTOGA, S.T.
NIP. 196809031996031006 NIP. 196710251994121001 NIP. 197109112005021002
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat mengikuti
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan XCII dan
menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN dengan judul
“Peningkatan Edukasi Melalui Penyuluhan Keamanan Pangan pada Dinas Pangan
Kabupaten Buton Tengah”.
Sebagai salah satu peserta pada Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021 Angkatan
XCII, penulis menyadari bahwa keberhasilan implementasi nilai dasar profesi ASN
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dalam
pelaksanaan tahapan kegiatan aktualisasi dapat terwujud atas bantuan dan dukungan berbagai
pihak, karenanya pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah menciptakan dan memberi karunia dan nikmatnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan hasil aktualisasi ini.
2. H. Samahudin, S.E. selaku Bupati Kabupaten Buton Tengah yang telah membuka
rekrutmen seleksi CPNS Tahun 2019 dan mendukung kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
Dasar CPNS.
3. Syahruddin Nurdin, S.E, selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Tenggara.
4. Samrin, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah mendukung kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
Dasar CPNS.
5. Drs. H. Burhanuddin selaku kepala Dinas Pangan yang telah memberikan bimbingan,
dukungan dan arahan kepada peserta sehingga laporan hasil aktualisasi ini dapat
terselesaikan.
6. Bapak Drs. Amalul Syahid, M.Si selaku coach Kelompok VI Angkatan CXXV yang
telah memberikan bimbingan, dukungan dan arahan kepada peserta sehingga laporan
hasil Aktualisasi ini dapat terselesaikan.
iv
7. Bapak Abdul Kahar Muzakir S, S.E., M.Si selaku penguji yang telah memberikan
bimbingan, dukungan dan arahan kepada peserta sehingga laporan hasil Aktualisasi ini
dapat terselesaikan.
8. Mustakim Sarantoga, S.T. selaku mentor yang telah memberikan bimbingan, dukungan
dan arahan kepada peserta sehingga laporan hasil aktualisasi ini dapat terselesaikan.
9. Para Widyaiswara yang telah memberikan materi dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis
serta Panitia penyelenggara yang telah banyak membantu selama proses kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Tahun 2021.
10. Keluarga tercinta terkhusus orang tua selalu memberikan doa dukungan dan motivasi
dalam menyelesaikan segala rangkaian kegiatan selama Pelatihan Dasar CPNS Golongan
III Tahun 2021.
11. Teman-teman Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CXXIV dan CXXV,
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Buton Tengah untuk kebersamaan yang terjalin selama
masa kegiatan Pelatihan Dasar CPNS.
Laporan hasil aktualisasi ini tidaklah luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun akan membantu dalam penyempurnaan isi dari laporan hasil
aktualisasi ini. Penulis berharap semoga laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca.
v
DAFTAR ISI
vi
D. Analisis Isu..................................................................................................................... 32
E. Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu ................................................................... 33
F. Kegiatan Aktualisasi ................................................................................................... 33
G. Estimasi Biaya .............................................................................................................. 46
H. Jadwal Kegiatan Aktualisasi ...................................................................................... 47
BAB III CAPAIAN HASIL AKTUALISASI DAN ANALISIS DAMPAK NILAI-NILAI
DASAR PROFESI ASN ......................................................................................... 49
A. Rencana Kegiatan Aktulisasi ..................................................................................... 49
B. Capaian Aktualisasi ..................................................................................................... 52
C. Hasil Pelaksanaan Aktualisai...................................................................................... 57
BAB IV PENUTUP................................................................................................................ 83
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 83
B. Saran.............................................................................................................................. 84
C. Rencana Tindak Lanjut .............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Lokasi Kantor Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah .............................. 6
Gambar 2. Foto Kantor Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah ........................................... 7
Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah ..................... 10
Gambar 4. Jumlah Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin ......................................................... 14
Gambar 5. Jumlah Pegawai berdasarkan tingkat golongan ..................................................... 14
Gambar 6. Grafik Laporan Kasus Keracunan Nasional Tahun 2019 Berdasarkan kelompok
penyebab Pestisida ................................................................................................. 15
Gambar 7. Bagan analisis menggunakan Pohon Masalah ...................................................... 32
Gambar 8. Bagan Alir Gagasan Kreatif Pemecahan Isu ......................................................... 33
Gambar 9. Melakukan pertemuan dengan mentor untuk meminta waktu konsultasi terkait
aktualisasi keamanan pangan................................................................................. 58
Gambar 10. Menyiapkan bahan konsultasi.............................................................................. 60
Gambar 11. Melaksanakan konsultasi kepada mentor ............................................................ 61
Gambar 12. Surat persetujuan mentor pada pelaksanaan aktualisasi ...................................... 62
Gambar 13. Mencari dan mengumpulkan literature sebagai bahan penyuluhan keamanan
pangan pada kegiatan aktualisasi ......................................................................... 64
Gambar 14. Menyiapkan bahan konsultasi.............................................................................. 66
Gambar 15. Melaksanakan konsultasi kepada pimpinan......................................................... 66
Gambar 15. Melaksanakan konsultasi kepada pimpinan......................................................... 68
Gambar 16. Surat rekomendasi dari pimpinan untuk melakukan aktualisasi ......................... 68
Gambar 17. Pembuatan Leflet sebagai media penyuluhan keamanan pangan ........................ 70
Gambar 18. Leflet sebagai media penyuluhan keamanan pangan........................................... 71
Gambar 19. Menemui perangkat kelurahan Gu Timur untuk meminta izin melaksanakan
penyuluhan keamanan pangan ............................................................................. 73
Gambar 20. Penyuluhan keamanan pangan pada Kelompok Wanita Tani di Kantor Kelurahan
Gu Timur ............................................................................................................. 75
Gambar 21. Penyuluhan keamanan pangan pada kelompok wanita tani di kelurahan
Gu Timur .............................................................................................................. 75
Gambar 22. Pengisian kuisioner oleh kelompok wanita tani ................................................. 78
Gambar 23. Menganalisis data kuisioner ............................................................................... 79
Gambar 24. Data tingkat pengetahuan kelompok wanita tani ................................................ 80
Gambar 25. Melaporkan hasil aktualisasi kepada pimpinan .................................................. 81
ix
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dapat menimbulkan pusing, sakit kepala, badan terasa sakit, iritasi kulit ringan, dan
diare. Keracunan akut berat dapat mengakibatkan mual, menggigil, kejang perut, susah
bernafas, pupil mata mengecil, denyut nadi meningkat, dan keluar air liur
(Djojosumarto, 2008).
Keracunan pestisida yang tepat harus dilakukan lewat proses medis baku,
kebanyakan harus dilakukan di laboratorium. Namun, jika seseorang yang mula-mula
sehat kemudian selama atau setelah bekerja dengan pestisida merasakan salah satu atau
beberapa gejala penurunan kondisi kesehatan mulai gejala ringan seperti pusing, sesak
nafas, diare, muntah, reaksi alergi hingga gejala berat seperti pingsan atau koma, bisa
dipastikan individu yang bersangkutan mengalami keracunan pestisida. Untuk pestisida
yang bekerja dengan menghambat enzim cholinesterase (misalnya pestisida dari
kelompok organofosfat dan karbamat), diagnosa gejala keracunan biasa dilakukan
dengan uji (test) cholinesterase (Rustia et al, 2010).
Beberapa kasus keracunan pestisida yang terjadi di Indonesia, antara lain di Kulon
Progo terdapat 210 kasus keracunan dengan pemeriksaan fisik dan klinis, 50 orang di
antaranya diperiksa di laboratorium dengan hasil 15 orang (30%) positif keracunan.
Daerah Kabupaten Sleman dilaporkan dari 30 orang petugas pemberantas hama 14orang
(46,66%) mengalami gejala keracunan serta di Propinsi Bali. Berdasarkan data
pemeriksaan aktivitas cholinesterase yang dilakukan UPT Balai Hiperkes dan KK
Provinsi Bali pada tahun 2013.
Penyuluhan mempunyai peranan yang sangat strategis. Hal ini disebabkan oleh
penyuluhan yang merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha
agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya.
Keberadaan penyuluh tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi
pertanian, namun juga bertujuan mengubah perilaku dan pemahaman masyarakat
tentang keragaman pangan yang dikonsumsi dalam rangka mendukung ketahanan
pangan nasional (Azhari et al, 2013).
Kurangnya pengetahuan maupun pemahaman masyarakat tentang kemanan
pangan dapat menyebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat terkait pangan aman
yang dikonsumsi masyarakat. Pangan aman adalah pangan yang terbebas dari bahaya
fisik, kimia dan biologis. Bahaya fisik jika pangan tersebut mengandung benda-benda
2
yang membahayakan bagi tubuh manusia seperti kerikil, steples, rambut dan lain-lain.
Bahaya kimia jika pangan tersebut mengandung bahan kimia berbahaya antara lain
formalin, boraks, rhodamin b, dan zat-zat kimia lain yang membahayakan tubuh
manusia. Sedangkan bahaya biologis jika pangan tersebut mengandung bakteri, kuman,
jamur atau makhluk hidul lainnya yang membahayakan tubuh manusia. Pangan yang
bermutu adalah pangan yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
seperti karbohidrat, protein, vitamin dan zat-zat lainnya yang dibutuhkan tubuh manusia
(Wispriono, 2013). Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengajukan judul
Peningkatan Edukasi Melalui Penyuluhan Keamanan Pangan pada Dinas Pangan
Kabupaten Buton Tengah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
masyarakat terhadap keamanan pangan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dengan menerapkan
akuntabilitas dalam setiap tugas, memiliki semangat nasionalisme, menjunjung
kode etik sebagai ASN dalam memberikan pelayanan masyarakat, memiliki
komitmen mutu dalam pokok dan fungsinya, dan nilai – nilai anti korupsi
dalam melaksanakan tugas untuk melayani masyarakat
b. Memahami kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI pada setiap
pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat dengan menerapkan
konsep pendekatan whole of government untuk meningkatkan pelayanan
publik.
2. Tujuan Khusus
3
C. Manfaat
Aktualisasi ini diharapkan bermanfaat bagi penulis, organisasi dan bagi
masyarakat, adapun masnfaat yang diharapkan dalam rancangan kegiatan ini antara
lain:
1. Manfaat untuk penulis
a. Menjadi pengalaman belajar bagi penulis untuk mengemban tanggung jawab
sepenuhnya sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat.
b. Menjadi PNS yang professional, berkomitmen, beretika dan berintegritas
tinggi.
c. Menjadi tenaga teknis yang mampu menjalankan fungsi sebagai pelaksana
kebijakan, pelayanan publik, perekat pemersatu bangsa yang memiliki
integritas dan professional di lingkungan Dinas Pangan Kabupaten Buton
Tengah.
2. Manfaat untuk organisasi
a. Dapat mewujudkan visi dan misi organisasi.
b. Dapat meningkatkan kualitas pelayanan penyuluhan kepada masyarakat
c. Mampu memberikan kualitas layanan prima dalam melaksanakan tugas
secara optimal dan terpadu.
3. Manfaat untuk masyarakat
a. Memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam berinteraksi dengan penyuluh
keamanan pangan serta menjadi referensi dalam memahami dan menambah
wawasan istilah ilmiah bahan berbahaya
b. Terwujudnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam menentukan
pangan aman yang baik untuk dikonsumsi.
D. Ruang Lingkup
Penulisan laporan hasil aktualisasi ini dibatasi pada kegiatan penyuluhan kepada
masyarakat terkait tentang keamanan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat
dilaksanakan di Kelurahan Gu Timur Kecamatan Lakudo oleh Dinas Pangan Kabupaten
Buton Tengah sejak tanggal 27 September sampai dengan 27 Oktober 2021.
Penyusunan dokumen surat menyurat dibatasi hanya pada lingkup Dinas Pangan
Kabupaten Buton Tengah.
4
E. Waktu dan Tempat
5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN
Dinas Pangan
Kabupaten Buton
Tengah
Gambar 1. Peta Lokasi Kantor Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah (Foto
Google Maps, 2021)
6
Gambar 2. Foto Kantor Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah
(Dokumentasi pribadi, 2021)
Visi
Misi
7
3. Nilai Organisasi Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah
Nilai-nilai organisasi yang menjadi landasan Dinas Pangan Kabupaten Buton
Tengah dalam melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan dalam
mewujudkan Visi dan Misi tersebut adalah untuk menuju Kabupaten Buton
Tengah sebagai daerah yang BERKAH (Bersih, Sejahtera, Produktif, Agamis,
dan Harmonis). Hal ini mencerminkan nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh dinas
pangan adalah sebagai berikut:
1. Profesional berarti berwawasan luas, kompeten, memiliki etos kerja yang
tinggi, dan menjunjung tinggi etika profesi.
2. Integritas berarti bertindak konsisten sesuai nilai-nilai dan kebijakan
organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadadan yang sulit
untuk melakukannya.
3. Prestasi berarti dalam melaksanakan tugas selalu bertujuan untuk mencapai
hasil yang memiliki kualitas tinggi.
4. Dedikasi berarti komitmen dan konsisten terhadap tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya.
5. Partisipasi berarti dalam pencapaian tujuan (Visi dan Misi) dilaksanakan
secara bersama-sama secara kolaborasi kohesifitas antar unsur-unsur inter
dan kemitraan yang harmonis dan dinamis.
6. Akuntabilitas berarti berorientasi pada pertanggungjawaban yang
transparan, baik dalam proses, output maupun outcomes.
7. Keterbukaan berarti menerima saran dan kritik yang dapat meningkatkan
kinerja organisasi.
8. Loyalitas berorientasi pada kesetiaan terhadap Dinas Pangan, memiliki
kesadaran pribadi untuk memanfaatkan semua potensi yang ada dalam
dirinya demi kemajuan Dinas Pangan.
4. Struktur Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah
8
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris membawahi:
Sub Bagan Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
4. Bidang Ketersediaan dan Kerawananan Pangan terdiri atas :
a. Seksi Ketersediaan Pangan dan Sumber Daya Pangan;
b. Seksi Kerawanan Pangan.
5. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan terdiri atas :
a. Seksi Distribusi dan Cadangan Pangan;
b. Seksi Harga Pangan.
6. Bidang Konsumsi dan Pengekaragaman Pangan terdiri atas :
a. Seksi Konsumsi Pangan;
b. Seksi Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan.
7. Bidang Keamanan Pangan terdiri atas :
a. Seksi Kelembagaan Pangan;
b. Seksi Pengawasan Keamanan Pangan.
9
Kepala Dinas
Sekretaris
Kelompok Jabatan
Fungsional
Sub Bagian Umum dan Sub Bagian
Kepegawaian Perencanaan dan
Keuangan
Bidang Ketersediaan Bidang Distribusi dan Bidang Konsumsi dan Bidang Keamanan
dan Kerawanan Cadangan Pangan Penganekaragaman Pangan
Pangan Pangan
UPTD
10
5. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah
a. Tugas
Dinas Pangan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan
Urusan Bidang Pangan yang meliputi ketersediaan dan kerawanan pangan,
distribusi dan cadangan pangan, konsumsi dan penganekaragaman pangan
serta keamanan pangan serta tugas pembantuan yang diberikan kepada
Kabupaten Buton Tengah.
b. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Dinas Pangan menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan daerah di bidang ketersediaan pangan, distribusi
pangan, kerawanan pangan, cadangan pangan, konsumsi pangan,
penganekaragaman pangan dan keamanan pangan;
2. Pelaksanaan kebijakan daerah di bidang ketersediaan pangan, distribusi
pangan, kerawanan pangan, cadangan pangan, konsumsi pangan,
penganekaragaman pangan dan keamanan pangan;
3. Koordinasi penyediaan infrastruktur dan pendukung di bidang
ketersediaan pangan, distribusi pangan, kerawanan pangan, cadangan
pangan, konsumsi pangan, penganekaragaman pangan dan keamanan
pangan;
4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang ketersediaan
pangan, distribusi pangan, kerawanan pangan, cadangan pangan,
konsumsi pangan, penganekaragaman pangan dan keamanan pangan;
5. Pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan di
bidang ketersediaan pangan, distribusi pangan, kerawanan
pangan,cadangan pangan, konsumsi pangan, penganekaragaman pangan
dan keamanan pangan;
6. Pelaksaanaan administrasi Dinas Pangan; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.
11
6. Tugas Pokok Pegawai yang Bersangkutan
Nama : NURUL FADILLAH, S.P.
NIP : 199604022020122010
Pangkat/Golongan : Penata Muda, III/a
Nama Jabatan : Penyuluh Pangan
Unit Kerja : Dinas Pangan
12
11. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, DPRD, Sekretariat Daerah, Instansi terkait lainnya sesuai dengan
bidan, tugas dan fungsinya.
12. Melaksanakan kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/Instansi/Lembaga
atau pihak ketiga.
13. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan melaksanakan
tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang, tugas dan fungsinya.
Tugas pokok kepala seksi pengawasan keamanan pangan melakukan
penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan, dan evaluasi di
bidang pengawasan keamanan pangan dan melakukan penyipan koordinasi,
pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta
pemberian pendampingan pemantauan dan evaluasi seksi pengawasan dan
keamanan pangan. Dalam melaksanakan tugas pokok kepala seksi pengawasan
keamanan pangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
13
11. Melaksanakan kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/Instansi/Lembaga
atau pihak ketiga.
12. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan melaksanakan
tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang, tugas dan fungsinya.
7. Data-data sumber daya yang dimiliki unit kerja dan data-data terkait isu
yang diangkat
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam
menjalankan kinerja organisasi secara keseluruhan. Jumlah dan Komposisi
pegawai Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah berdasarkan jenis kelamin
terdiri dari 14 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 13 orang,
sebagaimana disajikan di bawah ini :
14
b. Data-data terkait isu yang diangkat
Berdasarkan Laporan Tahunan Pusat Data dan Informasi Obat dan
Makanan 2019 yaitu kelompok penyebab keracunan pestisida, paling banyak
disebabkan oleh pestisida rumah tangga (178 kasus), diikuti dengan Pestisida
Pertanian (147 kasus).
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut memiliki nilai – nilai dasar sebagai
landasan dalam menjalankan tugas dan perannya. Terdapat lima nilai dasar PNS
yang selanjutnya dikenal dengan istilah ANEKA, antara lain: (1) Akuntabilitas;
(2) Nasionalisme; (3) EtikaPublik; (4) Komitmen Mutu; dan (5) Anti Korupsi.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan konsep etika yang melekat pada administrasi
publik pemerintahan termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN). Akuntabilitas
merujuk pada setiap individu, kelompok atau instansi untuk memenuhi
tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang Pegawai Negeri
Sipil adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik antara lain:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
15
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraanpemerintahan dan pelayanan publik;
4. Menunjukkan sikap dan perilaku konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Tabel 1. Nilai-nilai dan Indikator Akuntabilitas
16
2. Nasionalisme
Nasionalisme dapat dimaknai sebagai suatu paham atau kesadaran yang
sifatnya nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong untuk membangun
dirinya maupun lingkungan masyarakat bangsa dan negaranya. Dalam konteks
negara Indonesia kesadaran nasional yang dikembangkan adalah Nasionalisme
Pancasila. Mengapa Pancasila, sebab merupakan dasar negara sebagaimana
tertuang di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
17
5 Keadilan Sosial Membangun semangat
Bagi Seluruh kekeluargaan dan
Rakyat Indonesia Kegotongroyongan
Mendahulukan kewajiban daripada hak
Gemar menolong orang lain
Menghormati hak orang lain dalam pelayanan
publik
Mengembangkan pola hidup sederhana
Mengakui dan menghargai kesempatan
berkarya
Sumber: Modul Diklat Nasionalisme PNS, 2021
3. Etika Publik
Etika Publik dipahami sebagai refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggungjawab
pelayanan publik. Pelayanan publik mempunyai tiga fokus utama yaitu: 1)
Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan; 2) Sisi dimensi reflektif, etika
publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan alat kebijakan
publik dan alat evaluasi; 3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma
moral dan tindakan faktual.
18
4 Sopan Membiasakan atau membudayakan
senyum, sapa,santun dan ramah dalam
memberikan pelayanan
Saling menghargai dan berkomunikasi baik
Menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat
5 Transparansi Memberikan Informasi secara benar
dan tidakmenyesatkan
Tidak menyalahgunakan informasi untuk
mencari
keuntungan pribadi atau golongan
6 Bersikap Hormat Toleransi dan tenggang rasa terhadap orang
lain
Mengindahkan nasehat orang lain
Membantu / meringankan setiap urusan orang
lain
Menjunjung tinggi harga diri dan
martabat sesamamanusia
7 Bertanggung jawab Menggunakan barang milik
terhadap barang negara sesuaiperuntukannya
milik Negara Tidak menjual barang milik negara
Memelihara dan tidak merusak barang milik
Negara
8 Tidak diskriminatif Tidak pilih kasih dalam memberikan
dan adil pelayanan
Tidak membeda-bedakan ras dan suku
dan agamadalam memberikan
pelayanan.
Berperilaku adil/proporsional dalam
menjalankan
tugas
Sumber: Modul Diklat Etika Publik PNS, 2021
4. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih sudah menjadi
keniscayaan di era reformasi saat ini. Pun dengan penyelenggaraan pemerintah
yang berorientasi pada layanan prima. Itu adalah sesuatu yang sudah tidak bisa
ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.
Apabila pemerintah dapat memberikan layanan prima kepada masyarakat, maka
akan menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani. Pelayanan publik
yang bermutu akan menciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah.
19
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek
utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada
mutu melaui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan
berorientasi mutu. Nilai-nilai dan Indikator Komitmen Mutu sebagai berikut:
Tabel 4. Nilai-nilai dan Indikator Komitmen Mutu
4 Orientasi Mutu
Bekerja dengan komitmen bagi
kepuasanmasyarakat
Bekerja cepat, tepat ramah
Melayani dengan hati
Melindungi dan mengayomi
Melakukan perbaikan kelanjutan
Sumber: Modul Diklat Komtmen Mutu PNS, 2021
5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun nilai - nilai
indikator nya adalah sebagai berikut.
20
Tabel 5. Nilai-nilai dan Indikator Anti Korupsi
NO. NILAI-NILAI INDIKATOR
21
aturan
Memiliki ketekunan dalam bekerja untuk
mendapatkan hasil terbaik
7 Sederhana Efisien dalam menggunakan sumber
daya untukmendapatkan hasil terbaik
Mensyukuri apapun hasil yang dicapainya
setelahmelakukan upaya maksimal.
Memiliki gaya hidup sederhana
yang akanmempengaruhi
pelaksaan tugas pokoknya
Menggunakan dan memelihara aset Negara
8 Berani Berani menolak perintah yang berlawanan
dengan
Berani memberikan informasi sesuai dengan
fakta
9 Adil Memberikan layanan sesuai dengan
aturan yangberlaku secara konsisten
pada semua orang
Memberikan sesuai dengan apa yang menjadi
haknya
Sumber: Modul Diklat Anti Korupsi PNS, 2021
6. Whole of Goverment (WoG)
Whole of Goverment (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
Laporan keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan
publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu
perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih
kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi
pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. Kedua, terkait
22
faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-
masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru
kontraproduktif atau saling membunuh‟. Masing-masing sektor menganggap
bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya. Ketiga, khususnya dalam
konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensidisintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya
elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI. Terdapat beberapa cara
pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal
maupun informal:
1. Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat dilakukan
jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan
manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang
rasional akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi
jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah
koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat
dilakukan lebih mudah;
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah dan
permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian
adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya
diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara
dengan kelembagaan yangdikoordinasikannya;
3. Membentuk gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan koordinasi
yang dilakukan di luar struktur formal, yang sifatnya tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber
daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari
lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi;
4. Koalisi sosial, ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi
antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus
23
dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa pemerintahan Howard
melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif koalisi sosial antar aktor
pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat. Koalisi sosial ini mendorong
adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang suatu hal, sehingga pada
akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
antara lain adalah: kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi,
serta kepemimpinan. Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. enis pelayanan
publik yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah Pelayanan
yang Bersifat Adminisitratif, Pelayanan Jasa, Pelayanan Barang, Pelayanan
Regulatif.
Adapun berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan
juga dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yang masing-masing diuaraikan
sebagaimana berikut ini:
a. Pola Pelayanan Teknis Fungsional;
b. Pola Pelayanan Satu Atap;
c. Pola Pelayanan Satu Pintu;
d. Pola Pelayan Terpusat; dan
e. Pola Pelayanan Elektronik.
Asas-Asas terkait dengan Implementasi WoG :
a. Asas Kepastian Hukum;
b. Asas Kepentingan Umum;
c. Asas Akuntabilitas;
d. Asas Proporsionalitas;
e. Asas Profesionalitas;
f. Asas Keterbukaan;
g. Asas Efisiensi; dan
h. Asas Efektifitas.
24
7. Manajemen ASN
25
Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi,
disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan
bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan Manajemen
PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian
dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin;
pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan
pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga
negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan
kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi,
kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan
integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang
mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak
pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi
syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan
madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
Presiden. Jabatan
26
8. Pelayanan Publik
27
publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis
bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang, Pelayanan publik memiliki
fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai
manusia, akan tetapi juga berfungsi sebagai proteksi bagi warga negara. Bentuk-
bentuk patologi birokrasi antara lain: Penggelembungan Organisasi, Duplikas
Tugas dan Fungsi, Red Tape, Konflik Kewenangan, Korupsi Kolusi dan
Nepotisme, dan Enggan Berubah. Budaya birokrasi yang melayani masyarakat
dapat dioperasionalisasikan dengan cara: memiliki kode etik untuk mengatur hal-
hal apa saja yang secara etis boleh dan tidak boleh dilakukan, menjadikan prinsip
melayani sebagai suatu kebanggaan, memiliki code of conduct atau SOP yang
jelas dalam memberikan pelayanan, memiliki etika profesionalisme sebagai
seorang birokrat. Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain: Responsif terhadap
pelanggan/memahami pelanggan, Membangun visi dan misi pelayanan,
Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, Pemberian
pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan pelayanan
yang baik, Memberikan apresiasi kepada pegawai. Tujuh Sikap pelayanan,
antara lain: Passionate, Progressive, Proactive, Promt, Patience, Proporsional,
Puctional.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa
yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang perlu
diperhatikan oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya adalah sebagai
berikut: Sikap/ perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan, Cara berpakaian, Cara
berbicara, Cara mendengarkan, Cara bertanya.
28
C. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN ISU
1. Identifikasi isu
Tabel 6. Identifikasi Isu
Pelaksanaan Tugas
Deskripsi Keterkaitan dengan
No atau Fungsi Pegawai Isu Terindentifikasi
Agenda III
yang Belum Optimal
29
koordinasi
WOG (Koordinasi):
Berkoordinasi dalam kegiatan
keamanan pangan
4 Menyusun rencana dan Metode Pelayanan Publik (Responsif dan
program kerja keamanan Pengumpulan data Mudah):
pangan. keamanan pangan Cepat dan mudah dalam melakukan
masih konvesional pengumpulan data untuk perencanaan
Manajemen ASN (Profesionalitas):
Profesional dalam melakukan
pengumpulan data rencana
WOG (Koordinasi):
Berkoordinasi dalam kegiatan
keamanan pangan
Bobot Keterangan
30
Tabel 8. Parameter Analisis APKL
No Indikator Keterangan
Kurang optimalnya
koordinasi terkait
3 3 4 3 4 14 3
kegiatan keamanan
pangan
Metode Pengumpulan
4 data keamanan pangan 3 4 3 4 14 4
masih konvesional
31
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode APKL didapatkan isu
prioritas dengan jumlah point tertinggi 18. Maka isu yang menjadi prioritas
adalah “Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Tentang Keamanan Pangan”.
D. Analisis Isu
Apabila tidak ada tindak lanjut terhadap isu prioritas, maka akan
berpotensi menimbulkan dampak sebagai berikut:
1. Adanya bahan pangan yang tidak aman dikonsumsi oleh masyarakat.
2. Masyarakat tidak mengetahui cara memilih bahan pangan yang aman
Dalam menganalisis masalah tersebut, maka digunakan metode pohon
permasalahan, seperti tampak pada gambar di bawah ini;
Gambar 7. Bagan analisis menggunakan Pohon Masalah
Akibat
Sebab
Penyuluhan Solusi
(Keamanan Pangan) Alternatif
32
E. Gagasan Kreatif/Terpilih sebagai Pemecahan Isu
Gagasan kreatif pemecahan isu yang penulis tawarkan dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini:
F. Kegiatan Aktualisasi
Adapun kegiatan dan tahapan kegiatan dalam pelaksanaan aktualisasi yang akan
dilakukan dalam pemecahan Isu yaitu;
33
2. Menyiapkan bahan konsultasi;
3. Melakukan konsultasi sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
B. Menyiapkan materi penyuluhan
1. Mencari dan mengumpukan bahan tentang keamanan pangan;
2. Menyusun materi tentang keamanan pangan;
3. Mengesahkan bahan oleh pimpinan atau mentor.
C. Melaksanakan Penyuluhan Keamanan Pangan
1. Membuat leftlet tentang keamanan pangan;
2. Menemui perangkat kelurahan untuk meminta izin melakukan penyuluhan;
3. Penyuluhan keamanan pangan.
D. Evaluasi dan Pelaporan
1. Mengumpulan Data bahan evaluasi;
2. Menganalisis Data yang akan dievaluasi;
3. Melaksanakan Pelaporan.
-
-
-
-
-
-
-
-
34
Unit Kerja : Penyuluh Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah
Identifikasi Isu : Kurangnya Edukasi Kepada Masyarakat Terhadap Keamanan Pangan
Gagasan Pemecahan Isu : Penyuluhan Keamanan Pangan pada Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah
Konstribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Dengan Nilai Terhadap Visi Nilai Organisasi
Kegiatan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1.
Melakukan Akuntabilitas (jujur) : Dengan Penguatan nilai
1. Menghubungi Diperolehnya
konsultasi Menyampaikan dengan jelas apa berkonsultasi organisasi yang
pimpinan/ment waktu dan tempat
dengan yang akan kita laksanakan kepada kepada atasan terdapat dalam
or untuk pertemuan
kepala pimpinan/mentor akan tercipta tahapan kegiatan
membuat janji
bidang Nasionalisme (santun) : Bersikap birokrasi yang ini yaitu
perihal waktu
selaku santun dalam menghubungi memiliki penguatan nilai
dan tempat
mentor pimpinan/mentor integritas organisasi ke :.
pertemuan
i. Etika Publik (cermat) : Cermat sehingga turut 1. Profesional
dalam menyampaikan maksud dan mengukung berarti
tujuan kepada pimpinan/mentor “Mewujudkan berwawasan
Komitmen Mutu (efektif dan Ketahanan luas, kompeten,
efisien) : Efektif dan efisien dalam Pangan yang memiliki etos
memanfaatkan waktu sebaik Berkelanjutan” kerja yang
mungkin tinggi, dan
Anti Korupsi (jujur) : bersikap menjunjung
jujur dalam menyampaikan izin tinggi etika
sesuai dengan rancangan aktualisasi profesi.
35
2. Menyiapkan Adanya bahan Akuntabilitas (Tanggung Jawab) :
bahan konsultasi yang adanya bentuk pertanggung jawaban
konsultasi akan dalam menyiapkan bahan yang akan
dikonsultasikan digunakan untuk persiapan
konsultasi
Nasionalisme (tidak memaksakan
kehendak) :
Mempertimbangkan masukan dan
saran pimpinan/mentor, tidak
memaksakan kehendak pribadi
Etika Publik (cermat) :
menyiapkan bahan konsultasi
dengan cermat atau teliti sehingga
semua bahan konsultasi tersedia
sesuai kebutuhan.
Komitmen Mutu (Inovatif) : bahan
konsultasi merupakan inovasi untuk
meningkatkan pengetahuan
masyarakat
Anti Korupsi (Mandiri) :
menyiapkan bahan koodinasi tanpa
merepotkan orang lain dan
dikerjakan secara mandiri dan
tuntas.
36
3. Melakukan Diperolehnya Akuntabilitas (Kepercayaan):
konsultasi persetujuan dan Membangun kepercayaan kepada
sesuai arahan dari pimpinan/mentor
dengan Nasionalisme (Tidak memaksakan
pimpinan/mentor
jadwal yang untuk kehendak):
telah melaksanakan Mempertimbangkan masukan dan
disepakati aktualisasi saran pimpinan/mentor, tidak
memaksakan kehendak pribadi
Etika Publik (Ramah dan sopan) :
sopan, ramah dan rapi saat
berkonsultasi
Komitmen Mutu (Responsive) :
Bersifat responsive saat
berkonsultasi
Anti Korupsi (Disiplin) :
Disiplin, datang tepat waktu sesuai
janji yang telah disepakati.
Prediksi hambatan : Pimpinan/mentor sedang melakukan perjalanan dinas ke luar kota
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : kegiatan tidak akan berjalan sesuai rencana.
Solusi Alternatif : menyesuaikan jadwal konsultasi dengan jadwal atasan.
37
Tabel 11. Rancangan Aktualisasi Kegiatan Menyiapkan Materi Penyuluhan
Konstribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Dengan Nilai Terhadap Visi Nilai Organisasi
Kegiatan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. 1. Mencari dan Akuntabilitas (Tanggung Jawab): Dengan Penguatan nilai
Menyiapkan
Materi berupa materi yang dikumpulkan dapat penyiapan materi
materi mengumpukan organisasi yang
jurnal-jurnal dipertanggungjawabkan secara
penyuluan bahan tentang penyuluhan terdapat dalam
hasil penelituan ilmiah.
keamanan dapat tahapan kegiatan ini
pangan terkait Nasionalisme (Bijaksana) : meningkatkan yaitu penguatan
keamanan bijaksana dalam memilih literature kinerja organisai nilai organisasi ke :.
pangan yang sesuai untuk 1. Profesional
Etika Publik (Terbuka) : terbuka, mendukung visi berarti berwawasan
menerima masukan dan saran terkait organisai luas, kompeten,
materi yang dikumpulkan “Menjadi memiliki etos kerja
Komitmen Mutu (efektif) : Efektif lembaga yang yang tinggi, dan
dalam menambah pengetahuan handal dan menjunjung tinggi
masyarakat professional etika profesi.
Anti Korupsi (jujur) : bersikap dalam
jujur dalam mengumpulkan literatur mewujudkan
ketahanan
pangan
masyarakat
berbasis sumber
daya lokal dan
berkelanjutan”
38
2. Menyusun Power point Akuntabilitas (Transparansi) :
materi tentang yang memuat materi yang disusun memuat
keamanan materi tentang informasi yang sesungguhnya sesuai
pangan keamanan literature yang telah dikumpulkan
pangan Nasionalisme (Menghargai karya
orang lain) :
Menghargai karya orang lain
dengan mencantumkan sumber
literature yang dikutip
Etika Publik (Cermat) : cermat
dalam menyusun materi agar tidak
memuat informasi yang salah
Komitmen Mutu (Adaptif) :
adaptif artinya materi yang disusun
dapat dengan mudah dipahami oeleh
masyarakat
Anti Korupsi (Peduli) : materi
yang disusun merupakan bentuk
kepedulian terhadap lingkungan
3. Mengesahkan Tersusunnya Akuntabilitas (Kejelasan
bahan oleh materi Target):
pimpinan atau penyuluhan Materi disampaikan dengan target
mentor yang jelas
Nasionalisme (Kepentingan
Bersama):
Materi di susun untuk kepentingan
bersama dalam keamanan pangan
Etika Publik (Tulus) : Tulus
dalam melakukan perbaikan
39
Komitmen Mutu (Inovatif) :
Memuat Ide-Ide yang inovatif
Anti Korupsi (Sederhana) :
Disusun secara sederhana agar
mudah dipahami
Prediksi hambatan : Sulitnya mencari literature yang sesuai dengan sasaran kegiatan yang akan dilakukan
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat terhambat
Solusi Alternatif : mencari materi dari berbagai sumber atau menanyakan kepada seseorang yang mengerti tentang keamanan pangan
40
Tabel 12. Rancangan Aktualisasi Kegiatan Melaksanakan Penyuluhan Keamanan Pangan
Konstribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Subtansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3.
Melaksanakan Akuntabilitas Dengan berkonsultasi
Penguatan nilai
1. Membuat leftlet Leftlet (Transparansi) : memuat organisasi yang
Penyuluhan dalam penyuluhan
tentang keamanan kejelasan tentang keamanan terdapat dalam
Keamanan keamanan pangan
pangan pangan tahapan kegiatan
Pangan diharapkan birokrasi yang
Nasionalisme (Jujur) : Jujur memiliki integritas
ini yaitu
dalam menyampaikan penguatan nilai
sehingga turut mengukung
informasi organisasi ke :.
“Menjadi lembaga yang
Etika Publik (Terbuka) : handal dan professional
6. Akuntabilitas
terbuka apabila ada kritik dan berarti
dalam mewujudkan
saran terkait leftlet yang telah berorientasi pada
ketahanan pangan
dibuat pertanggungjawab
masyarakat berbasis
Komitmen Mutu (efektif) : sumber daya lokal dan
an yang
Efektif dalam menambah transparan, baik
berkelanjutan”.
pengetahuan masyarakat dalam proses,
Anti Korupsi (Sederhana) : Terwujudnya penguatan output maupun
leftlet dikemas secara tata kelola pemerintahan outcomes.
sederhana agar mudah yang baik, bersih dan .
dipahami transparan melayani
2. Menemui Diperolehnya Akuntabilitas
perangkat saran dan (Transparansi) :
kelurahan untuk masukkan membangun kepercayaan
meminta izin dengan lurah terkait kegiatan
melakukan yang akan dilaksanakan
41
penyuluhan Nasionalisme (Hormat-
menghormati) :
Bersikap saling hormat-
menghormati saat
melakukan pertemuan.
Etika Publik (Tulus) :
Tulus dalam menyampaikan
maksud dan tujuan kepada
perangkat kelurahan
Komitmen Mutu
(Responsif) : menciptkan
interaksi yang responsive
dengan perangkat kelurahan
Anti Korupsi (Jujur) : Jujur
dalam menyampaikan
maksud dan tujuan kepada
perangkat kelurahan
3. Penyuluhan Terselenggara Akuntabilitas (Adil): Adil
keamanan pangan nya kegiatan dalam melakukan
Penyuluhan Penyuluhan dengan tidak
membeda-bedakan status
Sosial
Nasionalisme (Bijaksana):
Bijaksana dalam melakukan
penyuluhan keamanan
pangan
Etika Publik (Sopan) :
bersikap sopan dalam
melakukan penyuluhan
keamanan pangan
42
Komitmen Mutu
(Efektifitas) :
Efektifitas dalam
menentukan waktu dan
tempat pelaksanaan
penyuluhan
Anti Korupsi (Sederhana) :
Berpenampilan sederhana
saat melakukan penyuluhan
Prediksi hambatan : Sulit menentukan waktu yang tepat dikarenakan aktivitas masyarakat yang berbeda-beda
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : informasi tentang kegiatan penyuluhan keamanan pangan yang tidak tersampaikan kepada masyarakat
Solusi Alternatif : menghubungi masyarakat dengan berkoodinasi antar perangkat kelurahan
43
Tabel 13. Rancangan Aktualisasi Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan
Konstribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Subtansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas (Tanggung Penguatan nilai
4. Evaluasi dan Kegiatan ini
1. Mengumpulan Tersedianya data Jawab) : Data Primer dan organisasi yang
pelaporan mendukung visi
Data bahan primer dan daya sekunder yang diperoleh dari terdapat dalam
organisasi
evaluasi sekunder kuisioner dan Tanya jawab tahapan kegiatan
“Terwujudnya
dapat dipertanggungjawabkan ini yaitu
Ketahanan
Nasionalisme (Hormat- Pangan Melalui
penguatan nilai
mengkormati) : Menghormati organisasi ke:.
Penganekaragam
hak masyarakat kelompok 6. Akuntabilitas
an Pangan
wanita tani sebagai sumber data berarti
Berbasis Sumber
primer untuk memberikan berorientasi pada
Daya Lokal
jawaban sesuai kuisioner pertanggungjawab
Berlandaskan
Etika Publik (Ramah) : Kedaulatan
an yang
Menerapkan sikap ramah dan transparan, baik
Pangan dan
sopa saat melakukan dalam proses,
Kemandirian
pengumpulan data output maupun
Pangan”.
Komitmen Mutu (Mutu) : outcomes.
memastikan mutu informasi Terwujudnya .
dikumpulkan penguatan tata
Anti Korupsi (Adil) : tidak kelola
membeda-bedakan status sosial pemerintahan
masyarakat yang baik, bersih
dan transparan
melayani
44
2. Menganalisis Data yang hasil Akuntabilitas (Adil) :
Data yang akan evaluasi mengolah data primer dan data
dievaluasi sekunder dengan menerapkan
prinsip keadilan
Nasionalisme (Jujur) :
Mengolah data primer dan data
sekunder dengan menerapkan
prinsip kejujuran
Etika Publik (Cermat) :
Cermat dalam menganalisis
data primer dan data sekunder
Komitmen Mutu (Responsif) :
menciptkan interaksi yang
responsive dengan masyarakat
Anti Korupsi (Tanggung
Jawab) : penggunaan rumus-
rumus diharapkan mampu
menjadi alat ukur evaluasi
sehingga data yang diperoleh
dapat dipertanggungjawabkan
3. Melaksanakan Laporan Tertulis Akuntabilitas (Tangung
Pelaporan Jawab): data yang dimuat
dalam laoran adalah data yang
akurat dan dapat dipertanggung
jawaban
Nasionalisme (Kerjasama ):
Bekerjasama dengan mentor
terkait pelaporan hasil
evaluasi pelaksanaan kegiatan
Etika Publik (Jujur) : Jujur
45
dalam memasukkan data-data
yang akan dilaporkan
Komitmen Mutu (Mutu) :
Laporan dibuat benar-benar
berorientasi pada mutu
Anti Korupsi (Disiplin) :
Disiplin dalam penulisan
laporan
Prediksi hambatan : pengumpulan data terhambat dikarenakan kurangnya peserta
Solusi Alternatif : melakukan kunjungan dan penyampaian penyuluhan kepada masyarkat sekaligus sebagai responden
46
H. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Mencari dan
mengumpukan
bahan tentang
keamanan
pangan
Menyusun materi
Menyiapkan
2 tentang
materi penyuluan
keamanan
pangan
Mengesahkan
bahan oleh
pimpinan atau
mentor
47
Tabel 15. Matriks Rencana Aktualisasi Kegiatan 3 dan 4
Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan September Oktober
27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Tabel 3. Matriks rencana aktualisasi kegiatan 3 dan 4
Membuat leftlet
tentang keamanan
pangan
Penyuluhan
keamanan pangan
Mengumpukan
Data
Evaluasi dan
4 Menganalisis Data
pelaporan
Melaksanakan
Pelaporan
48
BAB III
CAPAIAN HASIL AKTUALISASI DAN
ANALISIS DAMPAK NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN
49
Kegiatan/Tahapan Kendala Antisipasi
Kegiatan 2
Menyiapkan materi penyuluhan
Tahapan 1
Mencari dan mengumpulkan Kesulitan dalam mencari Mencari lokasi dengan
bahan tentang keamanan literature disebabkan oleh kualitas internet yang lebih
pangan jaringan internet yang mendukung dari lokasi
kurang stabil sebelumnya
Tahapan 2
Menyusun materi tentang Tidak ada kendala. Materi Membaca dan memahami
keamanan pangan disusun berdasarkan sumber setiap literature yang
literature yang telah dikumpulkan dengan baik
dikumpulkan demi kesempurnaan laporan
dan kelancaran kegiatan
Tahapan 3
Mengesahkan bahan oleh Tidak ada kendala. Materi Materi telah disiapkan
pimpinan atau mentor kegiatan telah disetujui oleh dengan baik sebelum
mentor/atasan manghadap ke
mentor/pimpinan
50
Tahapan 2
Menemui perangkat Tidak ada kendala. Bahan penyuluhan telah
kelurahan untuk meminta Perangkat desa merespon disiapkan dengan baik
izin melakukan penyuluhan sangat baik dan menyetujui
adanya kegiatan penyuluhan
Tahapan 3
Penyuluhan keamanan Tidak ada kendala. Menggunakan bahan yang
pangan Kelompok wanita tani yang mudah dipahami oleh
bekerja sebagai ibu rumah kelompok wanita tani,
tangga memahami dengan dokumentasi hasil kegiatan
baik cara tentang tips dan mencatat saran dari
mengenal pangan yang aman peserta penyuluhan dengan
dikonsumsi dan merespon baik
positif kegiatan penyuluhan
51
Tahapan 3
Melaksanakan Pelaporan Diperlukan ketelitian dan Membuat laporan secara
waktu dalam membuat bertahap
laporan
B. Capaian Aktualisasi
Selama pelaksanan aktualisasi telah dilaksanakan sesuai jadwal pelaksanaan
mulai pada tanggal 27 September sampai 27 Oktober 2021, dilaksanakan secara
keseluruhan dalam tahapan diperoleh capaian yang disajikan dalam tabel berikut:
52
Diperolehnya
persetujuan dan arahan
dari pimpinan/mentor
untuk melaksanakan
aktualisasi
Terkumpulnya bahan
tentang keamanan
pangan
2. Menyusun materi
Terlaksana
tentang keamanan
pangan sesuai
rancangan
53
Tersusunnya materi
keamanan pangan yang
akan diberikan saat
penyuluhan
Diperolehnya
rekomendasi dan arahan
dari pimpinan untuk
melaksanakan aktualisasi
3. Melaksanakan 1. Membuat leftlet Terlaksana
Penyuluhan tentang keamanan
sesuai
Keamanan pangan
Pangan rancangan
54
Tersedianya leflet
sebagai media
penyuluhan keamanan
pangan
2. Menemui perangkat Terlaksana
kelurahan untuk
sesuai
meminta izin
melakukan rancangan
55
Terlaksananya kegiatan
penyuluhan tentang
keamanan pangan
56
3. Melaksanakan Terlaksana
pelaporan
sesuai
rancangan
Melaporkan hasil
aktualisasi pada
pimpinan
57
Deskripsi Kegiatan :
Pada tahap awal sebelum melakukan konsultasi kepada mentor/pimpinan terlebih
dahulu saya menghubungi mentor/pimpinan guna menentukan waktu konsultasi yang
baik untuk pelaksanaan aktualisasi
Penjelasan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA :
a) Akuntabilitas :
Saya menyampaikan dengan jelas dan jujur apa yang akan saya laksanakan kepada
pimpinan/mentor
b) Nasionalisme :
Saya menggunakan kalimat yang santun dalam menghubungi pimpinan/mentor
c) Etika Publik :
Saya berusaha secara Cermat dalam menyampaikan maksud dan tujuan kepada
pimpinan/mentor.
d) Komitmen Mutu :
Saya berusaha mengefesiensikan waktu dan efektif dalam memanfaatkan waktu
sebaik mungkin
e) Anti Korupsi :
Saya bersikap jujur dalam menyampaikan izin sesuai dengan rancangan aktualisasi
Dokumentasi Kegiatan :
58
Kegiatan 1 Melakukan konsultasi dengan kepala bidang
selaku mentor/pimpinan
Tahapan kegiatan 2 Menyiapkan bahan konsultasi
Deskripsi Kegiatan :
Pada tahapan ini, setelah menghubungi mentor untuk melakukan konsultasi maka
terlebih dahulu saya menyiapkan bahan-bahan konsultasi. Saya merapikan dan
memasukkan rancangan ke dalam sebuah map serta mengecek kembali setiap lembar
rancangan tersebut untuk memastikan kelengkapannya.
Penjelasan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA :
a) Akuntabilitas :
Saat menyiapkan bahan/materi konsultasi rencana aktualisasi saya melakukan
dengan penuh tanggung jawab.
b) Nasionalisme :
Saya menerima masukan dan saran pimpinan/mentor, tidak memaksakan
kehendak pribadi
c) Etika Publik :
Menyiapkan bahan konsultasi dengan cermat atau teliti sehingga semua bahan
konsultasi tersedia sesuai kebutuhan.
d) Komitmen Mutu :
Dalam menyusun bahan konsultasi, bahan tersebut merupakan inovasi untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat
e) Anti Korupsi :
Menyiapkan bahan koordinasi tanpa merepotkan orang lain dan dikerjakan secara
mandiri dan tuntas
59
Dokumentasi Kegiatan :
Deskripsi Kegiatan :
Dalam melakukan kegiatan konsultasi kepada mentor selaku kabid. Keamanan pangan
di Dinas Pangan Kab. Buton Tengah. Kegiatan tersebut bertujuan untuk melapor kepada
mentor dan pimpinan agar diketahui bahwa saya sebagai peserta Latsar akan
melaksanakan kegiatan aktualisasi dilingkungan organisasi, dengan demikian
diharapkan dukungan mentor untuk kesuksesan pelaksanaan kegiatan aktualisasi. Serta
menyampaikan gagasan rencan aktualisasi kepada mentor untuk mendapatkan saran dan
masukan
60
Penjelasan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA :
a) Akuntabilitas :
Tahapan kegiatan ini menumbuhkan kepercayaan antara peserta latsar dan
pimpinan/mentor.
b) Nasionalisme :
Saya menerima masukan dan saran pimpinan/mentor, tidak memaksakan
kehendak pribadi
c) Etika Publik :
Saya berperilaku dengan sopan serta ramah saat melakukan konsultasi
d) Komitmen Mutu :
Saat melakukan konsultasi saya bersikap responsive untuk menciptakan suasana
konsultasi yang baik
e) Anti Korupsi :
Saya mendisplinkan diri saya untuk datang tepat waktu sesuai dengan janji yang
telah disepakati
Dokumentasi Kegiatan :
61
Gambar 12. Surat persetujuan mentor pada pelaksanaan aktualisasi
Pelayanan Publik
62
Dampak Negatif
a) Akuntabilitas :
Mencari dan mengumpulkan bahan penyuluhan tentang keamanan pangan dilakukan
dengan penuh tanggung jawab untuk memberikan pengetahuan kepada Kelompok
wanita tani
b) Nasionalisme :
Dalam memilih literature yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan materi
dilakukan dengan bijaksana oleh penulis
c) Etika Publik :
Tidak menutup diri serta menerima masukan dan saran terkait bahan penyuluhan
yang akan dikumpulkan
d) Komitmen Mutu :
Penulis berusaha mengefesiensikan waktu dan efektif dalam memanfaatkan waktu
sebaik mungkin
63
e) Anti Korupsi :
Saya bersikap jujur dalam menyampaikan menyusun bahan penyuluhan guna
diberikan ke kelompok wanita tani
Dokumentasi Kegiatan :
Deskripsi Kegiatan :
Tahapan ini dilakukan dengan menyusun bahan materi yang telah dikumpulkan yang
akan disajikan dalam bentuk leflet yang akan digunakan untuk melakukan penyuluhan
keamanan pangan.
64
Penjelasan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA :
a) Akuntabilitas :
Saya menyusun bahan materi yang telah dikumpulkan secara transparansi dengan
memperhatikan literature dan masukan dari pimpinan/mentor..
b) Nasionalisme :
Dalam menyusun bahan materi keamanan pangan saya menghargai karya orang
lain dengan mencantumkan sumber literature yang saya kutip.
c) Etika Publik :
Menyiapkan bahan materi dengan cermat atau teliti sehingga semua bahan materi
tersedia dalam bentuk leflet agar memudahkan melakukan penyuluhan keamanan
pangan
d) Komitmen Mutu :
Menyusun materi yang memiliki sifat adaptif yang berarti materi yang mudah untuk
dipahami oleh masyarakat
e) Anti Korupsi :
Materi yang telah disusun merupakan salah satu bentuk kepedulian dari saya
terhadap maraknya penggunaan pestisida dan kurangnya pemahaman masyarakat
akan keamanan pangan
Dokumentasi Kegiatan :
65
Gambar 14. Menyiapkan bahan konsultasi
66
Kegiatan 2 Menyiapkan materi penyuluhan
Deskripsi Kegiatan :
Kegiatan ini dilakukan dengan membawa rancangan aktualisasi dan bahan materi yang
akan diberikan kepada masyarakat kepada pimpinan untuk selanjutnya diperiksa, jika
pimpinan menyetujui rancangan dan bahan materi aktualisasi maka akan dikeluarkan
surat rekomendasi yang selanjutnya akan dibawa ke kantor Kelurahan Gu Timur untuk
melakukan penyuluhan keamanan.
a.) Akuntabilitas :
Materi keamanan pangan yang disampaikan kepada masyarakat memiliki target
yang jelas sehingga peserta penyuluhan memahami materi yang diberikan.
b) Nasionalisme :
Saya menyusun dan melakukan kegiatan penyuluhan keamanan pangan yang
berasas pada kepentingan bersama untuk mengurangi dan meminimalisir
pestisida
c) Etika Publik :
Apabila terdapat perbaikkan yang dilakukan oleh pimpinan maka saya dengan tulus
akan memperbaikinya agar mendapatkan materi yang layak untuk diberikan kepada
peserta penyuluhan
d) Komitmen Mutu :
Penyuluhan keamanan pangan memiliki ide – ide yang inovatif untuk
menumbuhkan minat peserta penyuluhan untuk memahami materi yang diberikan
e) Anti Korupsi :
Saya menyusun materi keamanan pangan dengan sederhana dan menggunakan
bahasa Indonesia yang baku agar mudah dipahami oleh peserta penyuluhan
67
Dokumentasi Kegiatan :
68
Pelayanan Publik
Dampak Negatif
69
Penjelasan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA :
a) Akuntabilitas :
Dalam pembuatan leflet materi yang termuat memiliki kejelasan tentang keamanan
pangan
b) Nasionalisme :
Dalam menyampaikan informasi, saya bersikap jujur untk memberikan informasi
yang benar kepada masyarakat terkait keamanan pangan
c) Etika Publik :
Saya bersikap terbuka apabila ada saran dan kritik dalam membangun pembuatan
leflet
d) Komitmen Mutu :
Pembuatan leflet ini efektif dalam menambah pengetahuan masyarakat tentang
keamanan pangan
e) Anti Korupsi :
Dalam pembuatan leflet, leflet dikemas dalam bentuk yang sederhana agar mudah
dimengerti dan dipahami oleh masyarakat
Dokumentasi Kegiatan :
70
Gambar 18. Leflet sebagai media penyuluhan keamanan pangan
Output/Hasil yang diharapkan Diperoleh saran dan masukan, serta izin melakukan
penyuluhan keamanan pangan
Deskripsi Kegiatan :
Kegiatan menemui perangkat kelurahan untuk meminta izin melakukan penyuluhan
berdasarkan surat dari Dinas Pangan terkait akan dilaksanakan kegiatan aktualisasi
berupa penyuluhan keamanan pangan yang menjadi terusan ke kelurahan Gu Timur, di
mana kegiatan ini diperoleh saran serta izin untuk melakukan kegiatan penyuluhan
kepada wanita kelompok tani
71
Penjelasan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA :
a). Akuntabilitas :
Dalam tahapan kegiatan ini saya membangun kepercayaan dengan lurah terkait
kegiatan yang akan dilaksanakan serta transparansi dalam penyampaian materi
penyuluhan
b). Nasionalisme :
Saya menghormati peserta penyuluhan serta perangkat kelurahan yang telah
mengizinkan dan meluangkan waktu untuk mendengarkan materi penyuluhan.
c). Etika Publik :
Saya sangat tulus dalam memberikan pelayanan berupa penyuluhan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat dimana saya bekerja sama dengan perangkat
kelurahan
d) Komitmen Mutu :
Dalam melakukan tahapan kegiatan ini saya menumbuhkan sikap responsif agar
terciptakan interaksi dengan perangkat kelurahan
e). Anti Korupsi :
Saat menemui perangkat kelurahan untuk meminta izin melakukan penyuluhan, saya
bersikap jujur dalam menyampaikan maksud dan tujuan kepada perangkat kelurahan
Dokumentasi Kegiatan :
72
Gambar 19. Menemui perangkat kelurahan Gu Timur untuk meminta izin melaksanakan
penyuluhan keamanan pangan
73
Penjelasan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA :
a). Akuntabilitas :
Tahapan kegiatan ini dilaksanakan dengan adil saat melakukan penyuluhan, tidak
ada pembedaan dalam pemberian materi penyuluhan
b) Nasionalisme :
Saya melakukan penyuluhan keamanan pangan dengan bijaksana untuk
mendapatkan suasana yang kondusif saat melakukan penyuluhan
c) Etika Publik :
Saya bersikap sopan saat melakukan penyuluhan keamanan pangan, dengan tujuan
untuk dapat menambah wawasan kelompok wanita tani terkait keamanan pangan
d) Komitmen Mutu :
Tahapan kegiatan ini sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang keamanan pangan
e) Anti Korupsi :
Saya berpenampilan sederhana saat melakukan penyuluhan untuk bisa menciptakan
kondisi yang kondusif untuk penyuluhan keamanan pangan
Dokumentasi Kegiatan :
74
Gambar 20. Penyuluhan keamanan pangan pada kelompok wanita tani di Kantor
Kelurahan Gu Timur
Gambar 21. Penyuluhan keamanan pangan pada kelompok wanita tani di Kelurahan
Gu Timur
75
Konstribusi terhadap Kegiatan penyuluhan keamanan pangan berkonstribusi dalam
Visi Misi Organisasi misi organisasi yaitu Mewujudkan tata kelola lembaga yang
baik berbasis teknologi informasi didukung oleh sumber daya
aparatur yang kompeten dan berintegritas tinggi
Pelayanan Publik
Dampak Negatif
76
Deskripsi Kegiatan :
Proses pelaksanaan tahapan kegiatan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data
melalui pre tes dan post tes yang dikerjakan sebelum dan sesudah kegiatan dengan
menjawab kuisioner yang telah disiapkan oleh penulis untuk mengetahui tingkat
pemahaman kelompok wanita tani tentang kegiatan yang dilaksanakan.
Penjelasan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA :
a) Akuntabilitas :
Dalam pengumpulan data bahan evaluasi aktualisasi, saya melakukan tahapan
kegiatan ini dengan penuh tanggung jawab sehingga hasil dari kegiatan ini dapat
dipertanggungjawabkan
b) Nasionalisme :
Dalam tahapan kegiatan ini, saya menghormati hak responden sebagai sumber data
primer untuk memberikan jawaban kuisioner
c) Etika Publik :
Saya menerapkan sikap ramah dan sopan saat melakukan pengumpulan data agar
tercipta kondisi yang menyenangkan pada saat pengisian kuisioner
d) Komitmen Mutu :
Dalam tahapan kegiatan ini, saya memastikan mutu dari pertanyaan yang diberikan
sesuia dengan kegiatan yang dilaksanakan
e) Anti Korupsi :
Dalam tahapan ini, saya tidak membeda-bedakan status sosial masyarakat terkait
pengambilan data
Dokumentasi Kegiatan :
77
Gambar 23. Pengisian kuisioner oleh kelompok wanita tani
Deskripsi Kegiatan :
Proses pelaksanaan tahapan kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisis data pre
tes dan post tes yang telah dikerjakan sebelum dan sesudah kegiatan untuk mengetahui
tingkat pemahaman kelompok wanita tani tentnag kegiatan yang dilaksanakan.
Penjelasan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA :
a) Akuntabilitas :
Dalam tahapan kegiatan ini, saya mengelolah dan menganalisis data pre test dan
post test dengan menerapkan prinsip keadilan
b) Nasionalisme :
Saya bersikap jujur saat menganalisis data hasil pre test dan post test.
c) Etika Publik :
Dalam tahapan ini, saya bersikap cermat dalam menganalisis data hasil pre test dan
post test.
d) Komitmen Mutu :
Dalam melakukan tahapan kegiatan ini saya menumbuhkan sikap responsif agar
terciptakan interaksi dengan kelompok wanita tani sebagai responden
78
e) Anti Korupsi :
Dalam menganalisis data pre test dan post test dilakukan dengan menggunakan alat
ukur evaluasi sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan
Dokumentasi Kegiatan :
Analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan kelompok wanita tani
tentang keamanan pangan. Aktualisasi dalam meningkatkan pengetahuan kelompok
wanita tani menggunakan pernyataan jika jawaban benar diberi nilai = 1 dan jawaban
salah diberi nilai = 0 (Sugiyono, 2010). Data yang telah dikumpulkan dari hasil kuisoner
tingkat pengetahuan tersebut dapat dikategorikan dalam kategori baik, cukup dan
kurang.
1. Pengetahuan baik : 76% - 100%
2. Pengetahuan cukup : 56% - 75%
3. Pengetahuan kurang : < 56%
Adapun rumus untuk mengetahui skor persentase (Arikunto, 2010) :
p = x/n x 100%
Keterangan:
p : persentase
x : jumlah jawaban yang benar
n : jumlah seluruh item soal.
79
Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan
Deskripsi Kegiatan :
Proses pelaksanaan tahapan kegiatan ini dilakukan dengan cara menyusun hasil data pre
tes dan post tes yang telah dikerjakan sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan untuk
mengetahui tingkat pemahaman kelompok wanita tani tentnag kegiatan yang telah
dilaksanakan. Selanjutnya menjadi bahan laporan penulis terkait dengan evaluasi
kegiatan
80
Penjelasan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA :
a) Akuntabilitas :
Dalam menyusun data evaluasi, hasil yang akan dilaporkan dapat
dipertanggungjawabkan.
b) Nasionalisme :
Melakukan kerja sama dengan mentor terkait pelaporan hasil evaluasi pelaksanaan
kegiatan
c) Etika Publik :
Saya bersikap jujur dalam memasukkan data-data yang akan dilaporkan
d) Komitmen Mutu :
Tahapan kegiatan ini, hasil laporan dibuat benar-benar berorientasi pada mutu
e) Anti Korupsi :
Saya bersikap disiplin dalam melakukan penulisan laporan evalusi aktualisasi
Dokumentasi Kegiatan :
81
Keterkaitan dengan Manajemen ASN
Peran dan Melaksanakan evaluasi dan pelaporan merupakan sikap
Kedudukan ASN profesionalisme bagi ASN untuk dapat memberikan pelayanan
yang baik pada kegiatan penyuluhan keamanan pangan
Pelayanan Publik
Dampak Negatif
82
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
83
B. Saran
Saran saya sebaiknya kelompok wanita tani agar mulai memilih dan mengenali
bahan pangan yang aman untuk dikonsumsi secara konsisten serta membuat bahan
pangan yang aman untuk keluarga dari kelompok wanita tani. Pemilihan bahan pangan
yang aman untuk dikonsumsi dapat mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan
adannya residu pestisida.
84
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, R., P. Muljono, dan P. Tjitropranoto. 2013. Peran penyuluh dalam peningkatan
diversifikasi pangan rumah tangga. Jurnal Agro Ekonomi, 31(1):181-198.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Akuntabilitas: Modul
Pendidikandan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Anti Korupsi: Modul
Pendidikandan Pelatihan Prajabatan Golongan I/II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Etika Publik: Modul
Pendidikandan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. KomitmenMutu: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Nasionalisme: Modul
Pendidikandan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. PelayananPublik: Modul
Pelatihan dasar Calon Pegawai NegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Habituasi: Modul Pelatihan
dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Whole of Goverment: Modul
Pelatihan dasar Calon Republik Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Analisis Isu Kontemporer:
Modul Pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Manajeme nAparatur Sipil
Negara: Modul Pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Ameriana, M. 2008. Perilaku petani sayuran dalam menggunakan pestisida kimia.
Jurnal Hortikultura, 18 (1): 95-106
Djojosumarto, P. 2008. Teknik aplikasi pestisida pertanian. Yogyakarta: Kanisius.
Rustia. Wispriono. Susanna. Luthfiah. 2010. Lama Pajanan Organofosfat Terhadap
Penurunan Aktivitas Enzim Kolinesterase Dalam Darah Petani Sayuran. Makara,
Kesehatan. Vol. 14 No. 2 p. 95-101
85
Rachmawati, I. 2016. Reformasi Aparatur Sipil Negara Untuk Menciptakan Birokrasi
Pelayanan Publik Yang Handal Di Era Mea. UMMI: Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Sains Dan Teknologi, 10(2): 45–51.
Sudrajat, T., & Karsona, A. M. 2016. Menyoal Makna Netralitas Pegawai Negeri Sipil
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Media Hukum, 23 (1): 8.
Wispriono, 2013. Tingkat Keamanan Konsumsi Residu Karbamat dalam Buah dan
Sayur Menurut Analisis Pascakolom Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 7 (7): 317-323.
86
LAMPIRAN
87
Lampiran 2. Surat Persetujuan Rencana Kegiatan Aktualisasi
88
Lampiran 3. Surat Rekomendasi dari Kepala Dinas Pangan
89
Lampiran 4. Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan
18 Oktober 2021
90
Lampiran 5. Surat Pernyataan Dukungan Mentor
91
Lampiran 6. Daftar Hadir Peserta Kegiatan
92
Lampiran 7. Strategi Bimbingan oleh Mentor
93
Lampiran 8. Strategi Bimbingan oleh Coach
94
Lampiran 9. Matriks Keterkaitan Dasar ASN
95
Cermat 4
Bersikap Hormat
Terbuka 2
Sopan 2
Etika Publik
Jujur 1
Ramah dan Sopan 1
Mentaati aturan
Tulus 3
Efektifitas 4
Efisiensi 1
Responsive 3
Komitmen Mutu
Inovatif 2
Adaptif 1
Mutu 2
Mandiri 1
Disiplin 2
Adil 1
Peduli 1
Anti Korupsi
Tanggung Jawab 1
Jujur 3
Kerja Keras
Sederhana 3
96
97