Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)

JUDUL

“SOSIALISASI KEAMANAN MUTU PANGAN PSAT dan PENGAWASAN MUTU PSAT


PADA GAPOKTAN CANDRA KIRANA DESA PANCUR KECAMATAN TANGARAN’’

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CLVIII

Disusun oleh:

Nama : Eni Homnizar, S.P

NIP : 199104302022032004

NDH : 10

Jabatan : Ahli Pertama- Pengawas Mutu Hasil Pertanian

Instansi : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI NILAI DASAR PNS (BerAKHLAK)

SOSIALISASI KEAMANAN MUTU PANGAN PSAT dan PENGAWASAN MUTU PSAT


PADA GAPOKTAN CANDRA KIRANA DESA PANCUR KECAMATAN TANGARAN

PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN


KABUPATEN SAMBAS

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III
ANGKATAN CLVIII TAHUN 2022

Oleh:

Nama : Eni Homnizar, S.P

NIP : 199104302022032004

Jabatan : Ahli Pertama- Pengawas Mutu Hasil Pertanian

Instansi : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Telah disetujui untuk diseminarkan pada hari Senin tanggal 22 Agustus 2022 di Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Kalimantan Barat.

COACH, MENTOR,

Hj. Yati Rohayati, SE, MM Edi Supriyadi, S.PKP


NIP. 19640323 198710 1 001 NIP. 19640323 198710 1 001
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS (BerAKHLAK)


SOSIALISASI KEAMANAN MUTU PANGAN PSAT dan PENGAWASAN MUTU PSAT
PADA GAPOKTAN CANDRA KIRANA DESA PANCUR KECAMATAN TANGARAN
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN CLVIII
TAHUN 2022

OLEH:

Nama : Eni Homnizar, S.P


NIP : 199104302022032004
NDH : 10
Jabatan : Ahli Pertama- Pengawas Mutu Hasil Pertanian
Instansi : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Telah diperbaiki berdasarkan koreksi dan/atau saran penguji pada Seminar Evaluasi
Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan
CLVIII Provinsi Kalimantan Barat pada hari Senin tanggal 22 Agustus 2022 Di Balai Pelatihan
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kalimantan Barat
Sambas, 22 Agustus 2022

Telah diperiksa/disetujui:

COACH, MENTOR,

Hj. Yati Rohayati, SE, MM Edi Supriyadi, S.PKP


NIP. 19640323 198710 1 001 NIP. 19640323 198710 1 001

Disetujui

PENGUJI,

Ir. Diyanto
NIP. 19640323 198710 1 001
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat
mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
Angkatan CLVIII dan menyelesaikan laporan hasil aktualisasi nilai-nilai dasar
profesi ASN dengan judul “SOSIALISASI KEAMANAN MUTU PANGAN PSAT dan
PENGAWASAN MUTU PSAT PADA GAPOKTAN CANDRA KIRANA DESA
PANCUR KECAMATAN TANGARAN” .

Sebagai salah satu peserta pada Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2022
Angkatan CLVIII, penulis menyadari bahwa keberhasilan implementasi nilai dasar
profesi ASN (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif) dalam pelaksanaan tahapan kegiatan aktualisasi dapat
terwujud atas bantuan dan dukungan berbagai pihak, karenanya pada kesempatan
ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah menciptakan dan memberi karunia dan nikmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil aktualisasi ini.

2. Bapak Ir. Satono, M.Si selaku Bupati Kabupaten Sambas yang mendukung
kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Kabupaten Sambas.

3. Bapak Dr. Diyanto selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Sambas.

4. Bapak Ir. Musanif, M.T selaku kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Sambas yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan arahan
kepada peserta sehingga laporan hasil aktualisasi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Elyandri, S.PKP selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten


Sambas yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan arahan kepada peserta
sehingga laporan hasil aktualisasi ini dapat terselesaikan.

6. Ibu Hj. Yati Rohayati, SE, MM selaku coach Kelompok II Angkatan CLVIII
yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan arahan kepada peserta sehingga
laporan hasil Aktualisasi ini dapat terselesaikan.

7. Bapak Dr. Yasir Syam Husain, SP.,MM. selaku penguji yang telah memberikan
bimbingan, dukungan dan arahan kepada peserta sehingga laporan hasil Aktualisasi
ini dapat terselesaikan.

8. Bapak Edi Supriyadi, S.PKP selaku mentor yang telah memberikan bimbingan,
dukungan dan arahan kepada peserta sehingga laporan hasil aktualisasi ini dapat
terselesaikan.

9. Para Widyaiswara yang telah memberikan materi dan ilmu yang bermanfaat bagi
penulis serta Panitia penyelenggara BKPSDMAD Kabupaten Sambas yang telah
banyak membantu selama proses kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Tahun 2022.

10. Keluarga tercinta terkhusus orang tua dan suami yang selalu memberikan doa
dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan segala rangkaian kegiatan selama
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Tahun 2022.

11. Teman-teman Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CLVIII, Lingkup
Pemerintahan Kabupaten Sambas untuk kebersamaan yang terjalin selama masa
kegiatan Pelatihan Dasar CPNS.

Laporan hasil aktualisasi ini tidaklah luput dari kesalahan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun akan membantu dalam penyempurnaan isi
dari laporan hasil aktualisasi ini. Penulis berharap semoga laporan aktualisasi ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Sambas, 22 Agustus 2022

ENI HOMNIZAR, S.P.

NIP. 199104302022032004
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur sipil negara (ASN) dalam penyelenggaraan negara memiliki peran-


peran vital sebagai pelayan serta pemersatu bangsa. Menurut Undang-Undang No. 5
Tahun 2004, ASN memiliki 3 peranan, yaitu sebagai pelayan publik, pelaksana
kebijakan, dan sebagai perekat pemersatu bangsa Indonesia. Keberadaan ASN di
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas, terutama di bidang
tanaman pangan yang memiliki fungsi penting terutama sebagai pembinaan,
penyediaan dan pengawasan sarana prasarana budidaya, pengendalian dan optimasi
lahan pertanian, penerapan teknologi hasil penelitian dan pengembangan spesifikasi
lokasi, peningkatan mutu hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura,
pengembangan komoditi unggulan, bimbingan kelembagaan usaha tani, penyusunan
statistik tanaman pangan dan hortikultura.
Menurut Permenpan RB No. 16 Tahun 2021 bahwa jabatan fungsional
pengawas mutu hasil pertanian adalah jabatan yang memiliki ruang lingkup tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk melaksanakan kegiatan
pengawasan mutu hasil pertanian.
Pangan Segar Asal Tumbuhan yang selanjutnya disingkat PSAT adalah
pangan asal tumbuhan yang dapat di konsumsi langsung dan/atau yang dapat
menjadi bahan baku pangan olahan yang mengalami pengolahan minimal meliputi
pencucian, pengupasan, pendinginan, pembekuan, pemotongan, pengeringan,
penggaraman, pencampuran, penggilingan, pencelupan (blanching), dan/atau proses
lain tanpa penambahan bahan tambahan pangan kecuali pelapisan dengan bahan
penolong lain yang diijinkan untuk memperpanjang masa simpan.
Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan yang selanjutnya disebut
Keamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT
dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat menggaggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan Yang selanjutnya disebut Mutu PSAT
adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan dan kandungan gizi
pangan.
B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan Umum
Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN BerAKHLAK yang meliputi
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompoten, Harmonis, Loyal, Adapif dan
Kolaboratif, serta peran dan kedudukan ASN dalam melaksanakan tugas sebagai
Pengawas Mutu Hasil Pertanian di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Sambas.
2. Tujuan Khusus
Adapun Tujuan khusus dari kegiatan aktualisasi dan habitualisasi ini adalah
Meningkatnya pengetahuan pelaku usaha tani melalui sosialisasi dan pengawasan
mutu PSAT pada Gapoktan Candra Kirana Desa Pancur Kecamatan Tangaran’’

C. Waktu dan Tempat Aktualisasi


Ruang lingkup dari laporan aktualisasi (Habituasi) ini terdiri dari beberapa
kegiatan yaitu menyusun rancangan aktualisasi, mempresentasikan rancangan
aktualisasi, melaksanakan aktualisasi, menyusun laporan aktualisasi, dan
mempresentasikan laporan aktualisasi yang dikaitkan dengan nilai-nilai dasar PNS
(BerAKHLAK) serta peran dan kedudukan PNS di dalam NKRI
Pelaksanaan aktualisasi dilaksanakan di Gapoktan Candra Kirana Desa
Pancur Kecamatan Tangaran, dimana pada kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan
selama 30 hari dimulai dari 22 Agustus sampai dengan 24 September 2022.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Profil Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan Kabupaten Sambas

1. Profil Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas


Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas di bentuk
berdasarkan Peratruran Daerah Nomor 4 tahun 2016 tentang pembentukan dan
susunan perangkat daerah. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Sambas merupakan unsur pelaksana pemerintahan pada bidang pertanian dan
pangan. Berdasarkan Peraturan Bupati Sambas Nomor 51 tahun 2016 tentang
kedudukan, susunan organisasi, tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas.

2. Lokasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas


Berikut adalah profil Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas

:
Nama Instansi : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Sambas
Alamat : Desa Dalam Kaum, Kecamatan Sambas,
Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, 79462
Kab/Kota : Kabupaten Sambas

3. Sumber Daya Manusia


Pelaksanaan tugas dan fungsinya Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tidak
terlepas dari kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang tersedia di lingkungan
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Sampai dengan 31 Desember Tahun 2020
Jumlah Pegawai Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas berjumlah
133 Orang, yang terdiri dari :
a. Pegawai yang bertugas di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Sambas sebanyak 133 orang ( 25 orang pejabat struktural, 21 orang
fungsional umum, 2 orang diperbantukan di Politeknik Negeri Sambas)
Petugas Penyuluh Pertanian yang bertugas di lapangan sebanyak 85 orang. Dari segi
kuantitas SDM Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas relatif kurang
mengingat tugas pokok Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sebagai salah satu
instansi pembuat kebijakan di bidang ketahanan pangan, pertanian, dan perkebunan yang
memerlukan tenaga berpendidikan dengan latar belakang berbagai disiplin ilmu/bidang
teknis. Sedangkan dari 25 jabatan struktural yang tersedia di Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas, yang terisi sebanyak 25 jabatan yaitu Eselon II
sebanyak 1 orang, Eselon III sebanyak 6 orang dan Eselon IV sebanyak 18 orang.
Jumlah pegawai Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan berdasarkan pendidikan,
pangkat/golongan dan umur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1
Jumlah Pegawai Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Berdasarkan Kualifikasi
Pendidikan, Pangkat/Golongan dan Umur

No
1) Komposisi Menurut Pendidikan
- S2
- S1
- D4
- D3
- D2
- D1
- SLTA / Sederajat
- SLTP
2) Komposisi Menurut Pangkat/Golongan
- Pembina Utama Muda (IV/c)
- Pembina Tk. I (IV/b)
- Pembina (IV/a)
- Penata Tk. I (III/d)
- Penata (III/c)
- Penata Muda Tk. I (III/b)
- Penata Muda (III/a)
- Pengatur Tk. I (II/d)
- Pengatur (II/c)
- Pengatur Muda Tk. I (II/b)
- Pengatur Muda (II/a)
- Juru (I/a)
3) Komposisi Menurut Umur
- 20 – 30
- 31 – 40
- 41 – 50
- 51 – 56
- 57 Keatas
B. Visi, Misi dan Tujuan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Sambas

1. Visi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas

“Terwujudnya Pertanian Tangguh, Berorientasi Pasar dan Berkelanjutan


Mendukung Pemanfaatan Ketahanan Pangan”.

2. Misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas

a. Mewujudkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten


Sambas yang transparan, akuntabel, professional, dan berintegritas
tinggi;
b. Meningkatkan mutu konsumsi dan diversifikasi pangan berbasis
karakter dan budaya lokal;
c. Mewujudkan kesejahteraan petani;

d. Mengembangkan sistema penyuluhan pertanian dan perkebunan


sesuai karakter dan
e. Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta
mampu memanfaatkan iptek

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan sebuah susunan berbagai komponen atau unit-


unit kerja dalam sebuah organisasi yang ada di masyarakat. Struktur organisasi
menunjukkan adanya pembagian tugas semua komponen yang terlibat dalam
organisasi.

Gambar 1

Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan


Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas
D. Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas
1. Tugas : Membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang
pertanian dan ketahanan pangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
2. Fungsi :

1. Perumusan kebijakan di bidang pertanian dan ketahanan pangan;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pertanian dan ketahanan pangan;

3. Pengkoordinasian dan pembinaan teknis di bidang pertanian dan


ketahanan pangan;
4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pertanian dan
ketahanan pangan sesuai peraturan perundang-undangan;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pertanian dan
ketahanan pangan ;
6. Pelaksanaan administrasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan ;
7. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati
sesuai dengan tugas dan fungsinya;
E. Uraian Tugas Pengawas Mutu Hasil Pertanian
Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian diatur dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 tahun 2021 . Uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Pertama, ditetapkan dalam butir
kegiatan sebagai berikut:

Tabel 1. Uraian Tugas Pokok Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Pertama

NO SUB UNSUR URAIAN KEGIATAN TUGAS


JABATAN

1 Persiapan Pengawasan Mengumpulkan data dalam rangka


Mutu Hasil Pertanian persiapan pengawasan

Mengolah, menganalisa dan


mengevaluasi data dalam rangka
menyusun rencana kerja
pengawasan (sarana prasarana,
lokasi, budidaya, pengembangan
usaha dan hasil pertanian,
sosialisasi, bimbingan teknis dan
pendampingan

Menyusun rencana kerja


pengawasan (sarana dan prasarana,
lokasi, budidaya, pengembangan
usaha, hasil pertanian, sosialisasi,
bimbingan teknis dan pendampingan

Menyusun rencana kerja


pengawasan sistem mutu hasil
pertanian

Menyiapkan bahan dan peralatan


pengawasan mutu hasil pertanian
(sarana, lokasi, budidaya,
pengembangan usaha dan hasil
pertanian, sosialisasi, bimbingan
teknis dan pendampingan )

2 Persiapan Pengujian Pengawasan penerapan persyaratan


Mutu Hasil Pertanian dasar pengolahan hasil

Melakukan pengawasan produk


segar/olahan yang beredar di
masyarakat

Pengawasan penerapan standar


mutu produk hasil pertanian

Pelaksanaan pengawasan tingkat


kesulitan 1

Penegawasan penerapan
persyaratan dasar melakukan
pengawasan penerapan persyaratan
dasar jaminan mutu hasil di tingkat
panen

Pengawasan penerapan persyaratan


dasar melakukan pengawasan
penerapan persyaratan dasar
jaminan mutu hasil di tingkat pasca
panen

Pengawasan penerapan persyaratan


dasar melakukan pengawasan
penerapan persyaratan dasar
jaminan mutu hasil di tingkat
pengolahan

Penyusunan dokumen sistem mutu


standar prosedur operasional

Melakukan kaji ulang dokumen sistim


mutu laboratorium prosedur kerja

Menyusun rencana kerja pengujian


khusus
Menyusun rencana kerja
pengambilan contoh

Menyusun materi sosialisasi,


bimbingan dan pendampingan dalam
rangka pemberian bimbingan teknis
sistem mutu laboratorium

Menyusun materi
(sosialiasai,bimbingan dan
pendampingan)

3 Pengujian Mutu Hasil Membuat rekomendasi


Pertanian pemusnahan/membuat berita acara
pemusnahan contoh (sampel)

Melakukan pengujian kimia uji logam


berat

Tumbuhan, a. Peneglolaan contoh :


membuat rekomendasi
pemusnahan/membuat berita acara
pemusnahan contoh (sampel)

Melakukan pengujian kimia, uji


rekayasa genetika (GMO)

Melakukan pengujian kimia, uji


cemaran logam

Menghitung ketidakpastian
pengukuran (uncertainty) dengan
jumlah faktor/variabel > 5

Melakukan persiapan dan


homogenisasi contoh uji profisiensi

Sarana produksi (pupuk dan


pestisida), pengelolaan contoh
(sampel), melakukan pengambilan
contoh
Sarana produksi (pupuk dan
pestisida), pengelolaan contoh
(sampel), pengawasan pemusnahan
arsip contoh

Melakuakan pengujian kimia uji


unsur logam

Melakuakan pengujian kimia titrasi

Melakukan pengujian kimia uji


komposisi pupuk

4 Pengembangan Profesi Membuat karya tulis/ilmiah berupa


tinjauan atau ulasn ilmiah hasil
gagasan sendiri dibidang
pengawasan mutu hasil pertanian
yang tidak dipublikasikan dalam
bentuk makalah

Membuat tulisan ilmiah dibidang


pengawasan mutu hasil pertanian
yang disebarluaskan melalui media
massa

Menyampaikan prasarana berupa


tinjauan, gagasan, atau ulsan ilmiah
dalam pertemuan ilmiah dibidang
pengawasan mutu hasil pertanian

BAB III

KONSEP DASAR ASN


1. Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil (BerAKHLAK)
Deskripsi terkait BerAKHLAK, SMART ASN dan MANAJEMEN ASN

1.1 . Nilai-Nilai Dasar ASN

Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut memiliki nilai – nilai dasar sebagai landasan
dalam menjalankan tugas dan perannya. Terdapat lima nilai dasar PNS yang selanjutnya
dikenal dengan istilah BerAKHLAK, antara lain: (1) Berorientasi Pelayanan (2)
Akuntabilitas; (3) Kompeten; (4) Harmonis; (5) Loyal; (6) Adaptif; dan (7) Kolaboratif.

1. Berorientasi Pelayanan

1. Pengertian Pelayanan Publik

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


(UUD 1945) mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik Indonesia,
antara lain adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Amanat tersebut mengandung makna negara berkewajiban memenuhi
kebutuhan setiap warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung
terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan
pelayanan administrative, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan atas Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (UU Pelayanan Publik).

Pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-prinsip yang


digunakan untuk merespons berbagai kebutuhan dalam penyelenggaraan pelayanan
publik di lingkungan birokrasi. Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa
prinsip pelayanan publik yang baik adalah:

a. Partisipatif

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat, pemerintah perlu


melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
hasilnya.

b. Transparan

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan


publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang
terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan,
prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesar-
besarnya untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan apabila mereka merasa
tidak puas dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah.

c. Responsif

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah wajib mendengar dan memenuhi


tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan, akan tetapi juga terkait dengan
mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan. Birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan
masyarakat yang menduduki posisi sebagai klien.

d. Tidak diskriminatif

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara
satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga
negara, seperti status sosial, pandangan politik, agama, profesi, jenis kelamin atau
orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya.

e. Mudah dan Murah Penyelenggaraan

pelayanan publik di mana masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan


membayar biaya untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan, harus
diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk
akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat
untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara. Hal ini
perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat
konstitusi.

f. Efektif dan Efisien

Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang


hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuan-tujuan
strategis negara dalam jangka panjang) dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.

g. Aksesibel

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh
warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan
publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan lain-lain) dan dapat dijangkau dalam arti
non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat
untuk mendapatkan layanan tersebut.

h. Akuntabel

Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas dan


sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar.
Oleh karena itu, semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.

ASN sebagai Pelayan Publik Untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana


tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, pegawai ASN diserahi tugas untuk
melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan

tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan memberikan pelayanan atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN
bertugas untuk:

a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan

c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Akuntabilitas

Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas


atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari
moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab
kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan
tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017)

Aspek-Aspek Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship) Hubungan yang


dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan
negara dan masyarakat.

1. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)


Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah
yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
2. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
3. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance) Tujuan
utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

3. Kompeten

Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma (1998) dan standar


kompetensi dari International Labor Organization (ILO), memiliki tiga aspek penting
berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

PERILAKU KOMPETEN

1. Berkinerja yang BerAkhlak:

a. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi,


dan kinerja.
b. Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan
publik.
c. Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku
BerAkhlak.

2. Meningkatkan kompetensi diri:

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu


berubah adalah keniscayaan. • Pendekatan pengembangan mandiri ini
disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai teori “net-centric”,
merupakan pengembangan berbasis pada sumber pembelajaran utama
dari Internet.
b. Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis
online network.
c. Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber
keahlian para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau
instansi tempat ASN bekerja atau tempat lain.
d. Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang
mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam
organisasi dan atau luar organisasi.

3. Membantu Orang Lain Belajar

a. Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor


termasuk morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer
pengetahuan.
b. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam
“pasar pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open
Forums).
c. Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam
dokumen kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan
memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah
disimpan dan diambil (Knowledge Repositories).
d. Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and
Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network),
pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat
pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned).

4. Pengetahuan menjadi karya:

a. Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap


organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis,
hidup dan berkembang melalui berbagai perubahan lingkungan dan karya
manusia.
b. Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan
dengan apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang.

5. Harmonis

Harmonis adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa
hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Pentingnya
Suasana Harmonis Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari
suasana tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak
positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas,
hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan. Memperhatikan aspek filosofis dari
kata pengertian harmonis diatas, maka jika diibaratkan suatu aliran dalam seni musik
yang membicarakan tentang hubungan antara nada satu dengan nada yang lain.
Kaidah-kaidah yang dikemukakan oleh seorang komponis dan ahli teori musik bernama
Jean Philippe Rameau (1683—1764) menjadi landasan dasar dalam seni musik sampai
akhir abad ke-19.Pada abad ke-20 tercipta efekefek harmoni baru karena adanya
penggunaan penadaan baru. Dalam suatu orkestra, Orkes Harmoni adalah seperangkat
orkes yang secara khusus meliputi alat-alat musik tiup dari kayu, logam, dan alat musik
pukul yang dapat dilengkapi dengan bas-kontra Brian Scudamore (seorang Founder dan
CEO sebuah peruahaan Brand) menyatakan beberapa hal tentang bagaimana
membangun kultur tempat kerja yang harmonis. Suasana tempat kerja yang positif
dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal yang dapat
menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif.
Ketiga hal tersebut adalah:

a. Membuat tempat kerja yang berenergi Sebagian besar karyawan atau orang dalam
organisasi menghabiskan separuh hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus
dibuat sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan nyaman saat bekerja. Tata
ruang yang baik dan keberadaan ruang terbuka sangat disarankan. Desain ruang
terbuka dapat meningkatkan komunikasi, hubungan interpersonal dan kepuasan kerja,
sekaligus optimal mengurangi terjadinya disharmonis yang disebabkan kurangnya
komunikasi.

b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi Selalu ingat dalam
sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang yang menjalankan alur produktivitas.
Ketika Anda sudah "mentok", ada baiknya Anda mencari ide dari orang-orang yang
berada dalam tim. Hal tersebut mampu meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki
karyawan dalam sebuah bisnis atau organisasi.

c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi Tak dapat dielakkan jika
pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di lingkungan kerja. Demikian juga rasa
memiliki. dengan membagi kebahagiaan dalam organisasi kepada seluruh karyawan
dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan meningkatkan antusiasme para karyawan.

6. Loyal

Makna Loyal dan Loyalitas Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa
Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia,
atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari
kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford Dictionary kata Loyal
didefinisikan sebagai “giving or showing firm and constant support or allegiance to a
person or institution (tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan
yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi)”. Sedangkan beberapa ahli
mendefinisikan makna “loyalitas” sebagai berikut:

a) Kepatuhan atau kesetiaan.

b) Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan kepada organisasi


tempatnya bekerja.

c) Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain atau sesuatu
(misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui sikap dan tindakan orang tersebut.

d) Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang ditunjukkan dengan
memberikandukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau
sesuatu.

e) Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan emosional manusia, sehingga untuk


mendapatkan kesetiaan seseorang maka kita harus dapat mempengaruhi sisi emosional
orang tersebut.

f) Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, mendukung,


merasa aman, membangun keterikatan, dan menciptakan keterikatan emosional.

g) Merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dari pekerja untuk mengikuti
pihak yang mempekerjakannya. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat
dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Loyalitas merupakan suatu hal
yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak
faktor yang akan memengaruhinya.

7. Adaptif

Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu
maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan
mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas
jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi
yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan
lain sebagainya. Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN Budaya adaptif dalam
pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki kemampuan
menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan
lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan. Peter Senge
memperkenalkan paradigma organisasi yang disebutnya Learning Organization, yaitu
untuk menggambarkan bahwa organisasi itu seperti manusia yang butuh pengetahuan
yang perlu terus diperbaharui untuk bertahan hidup, bahkan leading dalam kehidupan.
Untuk memastikan agar organisasi terus mampu memiliki pengetahuan yang mutakhir,
maka organisasi dituntut untuk melakukan lima disiplin, yaitu:

1. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personal


mastery);

2. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama

atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama
(shared vision);

3. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin
wujudkan (mental model);

4. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatankegiatan untuk


mewujudkan visinya (team learning);

5. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau bermental silo
(systems thinking).

8. Kolaboratif

Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi kolaborasi


dan collaborative governance. Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019)
mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “ value generated from an alliance between
two or more firms aiming to become more competitive by developing shared routines”.
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi

yaitu:

1) forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;

2) peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;

3) peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya


'‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik;

4) forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;

5) forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika
konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan
6) fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.

Whole of Government

Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan


pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori
hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut :

1. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:

- Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak

- dialog atau pertukaran informasi

- joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara

2. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:

- joint working, atau kolaborasi sementara;

- joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar
yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;

- satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme
integratif.

3. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:

- aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar yang
menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;

- union, berupa unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak;

- merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.

1.2. SMART ASN

Smart ASN adalah profil Aparatur Sipi Negara yang cerdas, berdaya saing dan
menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0 (Pusat
Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan untuk
mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class Government). Profil ASN
tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme,
berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa
entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.

Adapun 8 (delapan) Profil SMART ASN sebagai berikut :

a. Integritas

Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan/atau etika
organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung,
dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi,
bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta risiko yang menyertainya.
(Permenpan RB Nomor 60 tahun 2020)

b. Nasionalisme

Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan nasib
dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang
merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan
negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdi identitas,
persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan negara bangsa yang
bersangkutan. Dalam implementasinya, seorang ASN harus bekerja dengan semangat
cinta tanah air Indonesia.

c. Profesionalisme

Pengertian profesionalisme, adalah merupakan komitmen para anggota suatu profesi


untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus (Nurita Putranti,Blog). Oleh
karena Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu profesi maka konsekuensinya
harus selalu meningkatkan kemampuannya secara terus menerus agar dalam
melaksanakan tugas atau pekerjakaan dapat dilaksanakan secara profesional.
Berpedoman pada pengertian dimuka, menunjukkan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang
merupakan bagian dari profesi agar dapat melaksanakan pekerjaan secara
professional harus diperhatikan dan memperhatikan mengenai profesionalisme.
(Mustaqiem : Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010)

d. Berwawasan global

ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ birokrasi yang mampu
melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia bekerja melalui pandangan
yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan dan menggunakan perkembangan
atau inovasi lain yang ada baik dalam skala nasional maupun internasional.
e. Menguasai IT dan bahasa asing

ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat mengoperasikan
dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan bijak
memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan efektifitas dan efisiensi
untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya
dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, seorang ASN selain
menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan
menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan lain sebagainya.

f. Hospitality

Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan tamu,


pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan memiliki
kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.

g. Entrepreneurship

ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa kewirausahaan yang


ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas
dalam menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship
juga dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang
banyak, kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang
membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpreneurship ini maka seorang
ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.

h. Networking

Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau organisasi
yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun personal. Literasi
digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN yang berdaya saing dalam
perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar literasi digital, yaitu:

1) Etika bermedia digital

Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,


menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola
etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari meliputi:

➢ Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata karma, dan etika
berinternet (netiquette).
➢ Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan
tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.

➢ Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai
dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku.

➢ Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital yang
sesuai dengan perturan yang berlaku.

Adapun ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan perilaku
yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan nilai kebajikan. Baik
itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, perpartisipasi, berkolaborasi dan bertransaksi
elektronik.

2) Budaya bermedia digital

Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan


membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:

➢ Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan
kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia.

➢ Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai
Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll.

➢ Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indoensia baik dan benar dalam


berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

➢ Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung, mencintai


produk dalam negeri dan kegaitan produktif lainnya.

3) Aman bermedia digital

Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,


menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:

➢ Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint) pengetahuan
dasar memproteksi identitas digital (kata sandi).

➢ Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data valid dari sumber yang
terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
➢ Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan menyadari
adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed.

➢ Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi digital
serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi.

4) Cakap bermedia digital

Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras


dan piranti lunak TIK serta system operasi digital dalma kehidupan sehari-hari. Adapun
dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:

➢ Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (Handphone/HP, Personal


Computer/PC).

➢ Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari informasi
dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar.

➢ Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti setting.

➢ Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce untuk
memantau keuangan dan bertransaksi secara digital

Kedudukan dan Peran PNS Menuju Smart ASN

Manajemen ASN

Manajemen ASN adala pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai yang


profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Kedudukan
atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna
untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen
PNS dan Manajemen PPPK.

Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,


pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensiun dan hari tua, dan perlindungan Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan;
pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi;
pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
perlindungan. Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi
tantangan- tantangan tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi
semakin professional, di materi ini dibahas mengenai :

1. Kedudukan ASN

2. Peran ASN

3. Hak dan Kewajiban ASN

4. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN

5. Konsep Sistem Merit dalam pengelolaan ASN

6. Kelembagaan dan jaminan sistem merit dalam pengelolaan ASN

7. Mekanisme Pengelolaan ASN

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan


kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi
dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan
dan persatuan ASN, segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan
kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di daerah
dilakukan oleh pejabat.

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN ISU
1. Identifikasi isu

Tabel 4. Identifikasi Isu

No
Pe
l
aksanaan
Tugas Atau Fungsi
Pegawa
i
Yang Be
l
um
Opt
i
mal

Kondisi

Saat
Ini

Isu
Terindentifikasi

Kondisi
Yang

Diharapkan
Deskripsi Keterkaitan
dengan

Agenda
III

Melakukan diseminasi
informasi pertanian
(teknik, sosial dan
ekonomi) sesuai
kebutuhan

Petani
B. Kedudukan dan Peran PNS Menuju Smart ASN
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
A. Identifikasi Permasalahan dalam Pelaksanaan Tugas
B. Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
Tabel 2.
Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
DAFTAR PUSTAKA
https://pertanian.pontianakkota.go.id/profil-tupoksi.html

Anda mungkin juga menyukai