Anda di halaman 1dari 48

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
KABUPATEN BINTAN
GOLONGAN III ANGKATAN I

OPTIMALISASI PROMOSI KEGIATAN PEKARANGAN PANGAN


LESTARI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM
RANGKA MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI
KABUPATEN BINTAN
Tahun 2021

Disusun Oleh:
SAFRI AFANDI, SP
NIP. 19860126 202012 1 002

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA KABUPATEN BINTAN
BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
LATIHAN DASAR CPNS PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
DI BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM
TAHUN 2021

Nama : Safri Afandi, SP


NIP : 19860126 202012 1 002
Pangkat/Golongan : III/a
Jabatan : Analis Pangan
Instansi : Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupten
Bintan
Mentor : Etti Kurniati, S.Sos
Coach : Artati P. Humokor, SST, M.Kes

Disampaikan pada Seminar Rancangan Aktualisasi


Hari/Tanggal : Senin, 5 Juli 2021
Tempat : Balai Pelatihan Kesehatan Batam

Menyetujui,
Persetujuan Coach dan Mentor
Coach
Mentor

Etti Kurniati, S.Sos


Artati P. Humokor, SST, M.Kes Kepala Seksi Penganekaragaman
Konsumsi Pangan
NIP. 19680423 198803 2 004 NIP. 19671223 199003 2 015
KATA PENGANTAR

Puji syukur peserta ucapkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga rancangan aktualisasi ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun judul yang diangkat oleh peserta
ialah “Optimalisasi Promosi Kegiatan Pekarangan Pangan Lestari Melalui
Pemanfaatan Media Sosial Dalam Rangka Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Di
Kabupaten Bintan”. Rancangan aktualisasi ini disusun sebagai salah satu
persyaratan yang diperlukan untuk memenuhi syarat kelulusan Pelatihan Dasar
CPNS Kabupaten Bintan Golongan III.
Dalam kesempatan ini, peserta mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang mendukung kegiatan ini, yaitu:
1. Bapak Khairul, S.Sos selaku kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Kabupaten Bintan.
2. Bapak Asep Zaenal Mustofa, SKM, M. EPID selaku Kepala Balai Pelatihan
Kesehatan Kota Batam.
3. Ibu Retno Riswati, SSi, Apt selaku Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan
Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan.
4. Ibu Etti Kurniati, S.Sos selaku Kepala Seksi Penganekaragaman Konsumsi
Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan.
5. Ibu Artati P. Humokor, SST, M.Kes selaku coach yang selalu memberikan
bimbingan dan dukungan dalam penyusunan laporan ini.
6. Ibunda tercinta, Istri, anak-anak dan rekan-rekan seperjuangan yang selalu
memberikan bantuan berupa dorongan, semangat serta doa sehingga peserta
dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.
Peserta menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam menyusun dan
menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi ini. Tetapi, keterbatasan dan
rintangan yang dihadapi oleh peserta menjadikannya sebagai motivasi untuk tetap
berusaha menjadi lebih baik. Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak”,
Laporan Rancangan Aktualisasi ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
peserta mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun
demi perbaikan kedepannya menjadi lebih baik. Semoga rancangan ini dapat
diimplementasikan dengan baik melalui akutalisasi di instansi peserta dan dapat
bermanfaat bagi semua pihak pada masa yang akan datang.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
A. LATAR BELAKANG .............................................................................
B. ANALISIS ISU .......................................................................................
a. Environmental Scanning ...................................................................
b. Alat Bantu Analisis ...........................................................................
C. RUMUSAN ISU ......................................................................................
D. IDENTIFIKASI SUMBER ISU ..............................................................
E. ANALISIS DAMPAK ............................................................................
F. LEMBAR KONFIRMASI ISU ...............................................................
G. JUDUL AKTUALISASI .........................................................................
BAB II PELAKSANAAN AKTUALISASI ...................................................
A. RANCANGAN AKTUALISASI ............................................................
a. Unit Kerja ..........................................................................................
b. Identifikasi Isu ...................................................................................
c. Isu yang Diangkat ..............................................................................
d. Gagasan Pemecahan Isu ....................................................................
e. Rancangan Kegiatan ..........................................................................
f. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Mata Pelatihan Agenda II
B. JADWAL KEGIATAN ............................................................................
C. CAPAIAN AKTUALISASI ....................................................................
BAB III PENUTUP ..........................................................................................
A. KESIMPULAN .......................................................................................
B. SARAN ...................................................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Analisa Penilaian Isu dengan APKL ..................................................


Tabel 1.2 Analisa Penilaian Isu dengan USG ....................................................
Tabel 2.1 Jenis dan Sumber Kegiatan ................................................................
Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan ..........................................................................
Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan ..................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bintan


merupakan Organisasi Perangkat Daerah yang menangani bidang ketahanan
pangan dan pertanian. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian beralamat di Jalan
Nusantara, Kilometer 18, Kelurahan Sungai Lekop, Kecamatan Bintan Timur.
Dinas Ketahanan Pangan dan pertanian merupakan penggabungan dari dua Dinas
dan dua Unit Pelaksana Teknis Daerah yaitu Dinas Ketahanan Pangan, Dinas
Pertanian, UPTD Rumah Potong Hewan dan Pusat kesehatan Hewan serta UPTD
Pembenihan dan Pembibitan(tanaman pangan, perkebunan dan peternakan).
Pada bulan April 2018 berdasarkan Peraturan Bupati Bintan No.58 Tahun
2018 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Dinas Daerah dibentuklah Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Dalam
peraturan tersebut dijelaskan bahwa Dinas Ketahanan Pangan dilebur menjadi satu
dengan Dinas Pertanian agar dapat menjadi bagian instansi penyelenggara
pemerintah secara terpadu dalam melakukan pengelolaan, pengawasan, serta
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mengatasi aspek-aspek yang
berkaitan dengan kebutuhan pangan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Bupati tersebut, menjadikan Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian melaksanakan kegiatan ketahanan pangan supaya
terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perorangan, yang tercermin pada
ketersediaan pangan, baik segi kualitas maupun kuantitasnya, aman untuk
dikonsumsi, beranekaragam, mengandung gizi, merata, dan terjangkau agar dapat
hidup sehat, aktif dan produktif secara terus-menerus, serta menjadi sarana bagi
petani dalam mendukung peningkatan produksi di wilayah Kabupaten Bintan.

B. Visi dan Misi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan

Visi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan adalah
“Terwujudnya Ketahanan Pangan yang kuat dan Pertanian yang maju dan modern
menuju Kabupaten Bintan yang gemilang”.
Misi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan adalah :
1. Mewujudkan Ketahanan Pangan dan meningkatkan kualitas pengelolaan
lingkungan hidup secara berkelanjutan.
2. Meningkatkan dan mengembangkan varietas Tanaman Pangan dan
perkebunan yang berkualitas unggul.
3. Mewujudkan pengembangan Prasarana, Sarana dan penyuluhan dalam
mendukung infrastruktur pertanian yang berorientasi Agribisnis.
4. Menjaga ketersediaan dan distribusi cadangan pangan pemerintah dengan
memperhatikan keamanan pangan yang berkualitas, bergizi, seimbang dan
beranekaragam berbasis kemandirian sumber daya lokal.
C. Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten
Bintan

Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten


Bintan terbagi menjadi sembilan bidang yaitu :
1. Bidang Sekretariat.
2. Bidang UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) dan Pusat Kesehatan
Hewan (Puskeswan).
3. Bidang UPTD Pembenihan dan Perbibitan (Tanaman Pangan dan
Perkebunan, dan Peternakan).
4. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan.
5. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan.
6. Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluhan Pertanian.
7. Bidang Tanaman Pangan dan Hortiultura.
8. Bidang Perkebunan.
9. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Adapun struktur organisasi pada Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kabupaten Bintan disajikan pada gambar di bawah ini
Permasalahan terkait pelaksanaan kegiatan yang dirasakan yaitu belum
optimalnya pengelolaan data kegiatan di bidang-bidang pada Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan. Sulitnya dalam memperoleh data
pada bidang lain juga sulitnya untuk input data baik data petani maupun data
pelaksanaan kegiatan. Hal itu disebabkan karena kurangnya kompetensi
sumber daya manusia dalam pemanfaatan serta penguasaan aplikasi/teknologi .
Kurangnya dukungan anggaran operasional dalam memperbaharui peralatan
terutama komputer, laptop dan jaringan internet, sehingga menjadi hambatan
dalam melakukan pelaporan dalam bentuk multimedia serta E-Reporting.
Dengan kondisi pandemi, maka segala jenis pelaporan, surat-menyurat
serta pertemuan dilakukan secara daring. Oleh karena itu, dibutuhkan
pengetahuan dan keahlian serta peralatan dengan spesifikasi yang cukup untuk
melaksanakan kegiatan yang dimaksud.

D. ANALISIS ISU

a. Environmental Scanning
Setelah menjalani masa prajabatan selama enam bulan di Dinas ketahanan
Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan, penulis dapat menemukan isu yang
berkaitan dengan Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of
Government. Isu-isu yang ditemukan kemudian dikonsultasikan dengan
mentor sekaligus atasan langsung penulis. Hasil diskusi dengan mentor
tersebut menghasilkan beberapa isu yaitu:
1. Belum optimalnya kompetensi pegawai baik dalam kemampuan
menggunakan teknologi maupun dalam pelaksanaan kegiatan
pemerintahan. Kemajuan teknologi mengakibatkan hampir semua sektor
baik pemerintahan maupun swasta memanfaatkan fasilitas berbasis
aplikasi internet dalam mempermudah pekerjaan. Beberapa pekerjaan
input data yang dahulu dilakukan secara manual dan dalam bentuk
dokumen fisik mulai beralih menggunakan input data digital seperti input
SIPD, pelaporan E-Monev, SIMLUHTAN, SIMANTAN, dan MySAPK.
Kemudahan yang diberikan oleh kemajuan teknologi internet adalah
pemanfaatan gadget dalam mempermudah pekerjaan, sehingga
penginputan data bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Tetapi
kemajuan teknologi tidak diimbangi dengan peningkatan kompetensi
pegawai dalam memanfaatkan teknologi tersebut dengan ditemukannya
kesulitan beberapa pegawai dalam menginput data E-Monev,
menggunakan aplikasi Zoom Meeting, maupun menginput/mengelola
aplikasi berbasis data. Isu ini dikaitkan dengan materi agenda 3
(Manajemen ASN )

2. Belum tercukupinya sarana dan prasarana alat di kantor guna


mendukung pekerjaan. Sarana dan prasarana kantor terbagi menjadi dua
yaitu berupa perangkat keras (Hardware) yang terdiri atas perlengkapan
fisik baik elektronik (Komputer, Laptop, Printer, Faximili, Telepon Kantor,
Pendingin Ruangan dan lain-lain) dan Perangkat Lunak (Software) yang
terdiri atas program kerja, SOP, aplikasi komputer, dan lain sebagainya.
Sarana dan Prasarana Kantor merupakan hal wajib yang menjadi
penunjang utama dalam pelaksanaan pekerjaan. Kenyataan yang
ditemukan penulis lebih spesifik pada perangkat keras Komputer/Laptop
dan Printer serta Perangkat lunak yang terdapat di dalamnya. Kekurangan
jumlah perangkat komputer menyebabkan terhambatnya beberapa
pekerjaan seperti proses surat-menyurat, pengarsipan, penginputan dan
pengolahan data. Perangkat yang ada pun sudah tidak lagi mumpuni untuk
melakukan pekerjaan beragam dalam satu waktu (Multi tasking) (WOG)
3. Belum optimalnya koordinasi antar bidang terkait permohonan data.
Dalam pelaksanaan kegiatan P2L tentunya data mengenai riwayat
bantuan/kegiatan yang pernah diberikan kepada kelompok tani maupun
Kelompok Wanita Tani sangat diperlukan. Data-data mengenai informasi
Kelompok dapat diperoleh melalui Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian
(SimLuhTan). Tetapi data tersebut hanya berisi informasi umum mengenai
identitas kelompok, sedangkan informasi mengenai riwayat kegiatan yang
pernah diberikan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten
Bintan kepada kelompok diperoleh dari bidang yang menangani kegiatan
tersebut. Sulitnya mendapatkan akses data ke bidang dikarenakan data
yang diminta tidak sesuai dengan yang diharapkan, data hanya berupa
dokumen fisik, tidak dalam bentuk softcopy sehingga data yang diterima
harus diinput kembali ke dalam pengolah data.
4. Belum optimalnya pengelolaan data pada pelaksanaan kegiatan
Pekarangan Pangan Lestari. Pekarangan Pangan Lestari (P2L)
merupakan kegiatan yang menggunakan anggaran bersumber dari APBN
dan telah dilaksanakan semenjak tahun 2011. P2L sebelumnya bernama
Kegiatan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang kemudian namanya berubah
pada tahun 2018. Data kegiatan P2L yang tersimpan semenjak tahun 2011
hingga 2020 masih belum tersusun rapi baik dalam bentuk
Arsip/HardCopy maupun dalam bentuk file komputer / Softcopy. Penataan
kearsipan tidak sekedar disimpan atau ditumpuk begitu saja, tetapi perlu
diatur cara penyimpanannya dengan melalui beberapa tahapan dengan
tujuan sistem pengarsipan yang rapi dan ketika arsip dibutuhkan mudah
ditemukan kembali. Namun yang terjadi di Bidang Ketahanan Pangan
Dinas Pertanian dan Pangan pengarsipan berkas dana bantuan P2L masih
belum tersusun rapi dan teratur. Faktor penyebabnya adalah masih
kurangnya sistem pengelolaan arsip di Bidang konsumsi dan Keamanan
pangan.
5. Rendahnya Partisipasi Masyarakat dalam kegiatan Pekarangan
Pangan Lestari. Kegiatan P2L ditujukan untuk meningkatkan konsumsi
sayuran pada tingkat rumah tangga melalui pemanfaatan pekarangan.
Peningkatan konsumsi sayuran akan berpengaruh terhadap kenaikan Skor
Pola Pangan Harapan (PPH) Individu, Keluarga, Kelurahan/Desa,
Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi. Rendahnya partisipasi dan minat
masyarakat untuk mengikuti kegiatan P2L dikarenakan masih kurangnya
informasi mengenai tujuan kegiatan serta proses/tahapan kegiatan juga
pelaporan yang harus diberikan. Hal ini menyebabkan kurang optimalnya
pelaksanaan kegiatan setiap tahunnya karena beberapa Kelompok Wanita
Tani/Dasawisma menolak untuk diajukan sebagai penerima bantuan.
b. Alat Bantu Analisis

APKL (Aktual Problematik, Khalayakan, dan Layak)

Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu
dengan memperhatikan tingkatan aktual, problematik, kekhalayakan dan layak dari
isu-isu yang ditemukan di lingkungan unit kerja. APKL menggunakan skala Likert
dalam pemberian skor. Setelah diperoleh analisis APKL, maka dipilih isu yang
menjadi prioritas utama yang selanjutnya akan diidentifikasi.

Tabel 1.1 Indikator Metode Tapisan APKL


No Indikator Keterangan
1 (A) Aktual Isu yang sering terjadi atau dalam proses kejadian
sedang hangat dibicarakan dikalangan masyarakat.
2 (P) Problematik Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan segera solusinya
3 (K) Khalayakan Isu yang secara langsung menyangkut hajathidup orang
banyak
4 (L) layak Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

Tabel 1.2 Analisis Isu Menggunakan metode tapisan APKL


No Isu Instansi A P K L Total Ranking
1 Rendahnya Partisipasi
Masyarakat dalam kegiatan 5 5 5 5 20 I
Pekarangan Pangan Lestari
2 Belum optimalnya
pengelolaan data pada
5 5 3 5 18 II
pelaksanaan kegiatan
Pekarangan Pangan Lestari
3 Belum optimalnya koordinasi
antar bidang terkait 5 4 3 4 16 III
permohonan data
4 Belum optimalnya
kompetensi pegawai baik
dalam kemampuan
5 4 3 3 15 IV
menggunakan teknologi
maupun dalam pelaksanaan
kegiatan pemerintahan
5 Belum tercukupinya sarana
dan prasarana alat di kantor 5 4 2 4 15 V
guna mendukung pekerjaan.

Tabel 1.3 Keterangan Skor dalam APKL


No Skor Aktual Problematik Khalayakan Layak
1 5 Sangat Sangat Sangat Sangat
Aktual Problematik Khalayakan Layak
2 4 Cukup Cukup Cukup Cukup
Aktual Problematik Khalayakan Layak
3 3 Aktual Problematik Khalayakan Layak
4 2 Kurang Kurang Kurang Kurang
Aktual Problematik Khalayakan Layak
5 1 Tidak Tidak Tidak Tidak
Aktual Problematik Khalayakan Layak

Dari kelima isu yang menggunakan metode APKL dipilih tiga isu dengan
nilai tertinggi untuk kemudian dianalisis. Isu yang berhasil ditapis kemudian
dilakukan perangkingan sesuai dengan total skor yang diperoleh. Ketiga isu tersebut
adalah:
1. Rendahnya Partisipasi Masyarakat dalam kegiatan Pekarangan
Pangan Lestari. Isu ini mendapatkan Total Skor 20 dimana pada
indikator Aktual mendapatkan skor maksimal karena isu ini sangat
aktual, terjadi pada saat ini, pada indikator Problematik mendapatkan
skor maksimal juga yaitu 5. Isu ini dianggap sangat problematik karena
apabila tidak segera dicari solusi untuk isu ini akan menjadi masalah
bagi Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan berupa sulitnya mencari
Kelompok yang mau berpartisipasi pada kegiatan ini pada masa yang
akan datang. Indikator Khalayakan mendapatkan skor yang sama yaitu
5 karena kegiatan ini sangat berkaitan dengan kepentingan
masyarakat/Khalayak. Sehingga, isu ini menjadi sangat layak/rasional
untuk diangkat pada rancangan aktualisasi ini (Skor 5).
2. Belum Optimalnya pengelolaan data pada pelaksanaan kegiatan
Pekarangan Pangan Lestari. Isu ini mendapatkan Total Skor
sebanyak 18 atau skor tertinggi kedua. Pada dasarnya Isu ini hamper
sama pentingnya dengan isu pertama. Pada indikator A, P dan L
mendapat skor 5 (sangat Aktual, Sangat Problematik, dan Sangat
Layak). Tetapi, pada khalayakan mendapatkan skor 3 (Khalayakan)
karena data yang dikelola ada yang tidak untuk konsumsi publik berupa
Identitas Kelompok, data pribadi dan pembukuan Kelompok.
3. Belum Optimalnya koordinasi antar bidang terkait permohonan
data. Isu ini merupakan isu ketiga yang berhasil ditapis menggunakan
APKL. Pada indikator A mendapatkan Skor 5 (Sangat Aktual), tetapi
pada Skor P dan L mendapatkan skor 4 (Cukup Problematik dan Cukup
Layak) serta pada indikator K mendapatkan skor 3 (Khalayakan)
sehingga Isu ini mendapatkan total skor 16.

USG (URGENCY, SERIOUSNESS, dan GROWTH)


USG (Urgency, Seriousness,dan Growth) digunakan untuk menetapkan isu
berdasarkan prioritas. Isu yang ditetapkan melalui metode tapisan USG ini
kemudian dijadikan Core Issue.Urgency yaitu seberapa mendesaknya waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Semakin mendesak suatu masalah untuk
diselesaikan maka semakin tinggi tingkat urgensinya. Seberapa mendesak suatu isu
harus dibahas, dianalisis dan ditindak lanjuti.. Seriousness berkaitan dengan
dampak dari adanya masalah tersebut terhadap organisasi. Seberapa serius suatu isu
harus dibahas yang dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth berkaitan
dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat berkembang masalah tersebut maka
semakin tinggi tingkat pertumbuhannya. Seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya. USG
dilakukan melalui pengumpulan skor dengan pemberian skol menggunakan skala
Likert (1-5) dimana angka 1 adalah nilai yang diberikan untuk Isu yang mempunyai
keterkaitan paling rendah/tidak terkait dengan indikator dan angka 5 diberikan
kepada Isu yang memiliki keterkaitan paling tinggi/Sangat Terkait dengan indikator
yang digunakan. Berikut disajikan penapisan isu berdasarkan prioritas
menggunakan Metode Tapisan USG.
Selengkapnya terkait penilaian isu dengan metode USG dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1.2 Analisis Penilaian Isu dengan USG
PENILAIAN
NO PRIORITAS ISU TOTAL RANKING
U S G
Rendahnya Partisipasi
Masyarakat dalam
1. 5 5 5 15 I
kegiatan Pekarangan
Pangan Lestari
Belum optimalnya
pengelolaan data pada
2. pelaksanaan kegiatan 5 5 3 13 II
Pekarangan Pangan
Lestari
Belum optimalnya
koordinasi antar
3. 5 4 3 12 III
bidang terkait
permohonan data

Tabel 1.3 Keterangan Skor USG


No Skor Urgency Seriousness Growth
1 5 Sangat Mendesak Sangat Serius Sangat Berkembang
2 4 Cukup Mendesak Cukup Serius Cukup Berkembang
3 3 Mendesak Serius Berkembang
4 2 Kurang Kurang Serius Kurang Berkembang
Mendesak
5 1 Tidak Mendesak Tidak Serius Tidak Berkembang
E. RUMUSAN ISU

Berdasarkan alat bantu penilaian analisis isu menggunakan metode USG,


maka dapat disimpulkan yang menjadi core issue untuk kemudian diangkat
kedalam judul rancangan aktualisasi adalah isu No. 1 yaitu Rendahnya Partisipasi
Masyarakat dalam kegiatan Pekarangan Pangan Lestari.
Pekarangan Pangan Lestari (P2L) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh
kelompok masyarakat yang secara bersama-sama mengusahakan lahan pekarangan
sebagai sumber pangan secara berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan,
aksesibilitas, dan pemanfaatan, serta pendapatan.
Isu promosi kegiatan Pekarangan Pangan Lestari ini dianggap mendesak
untuk dilakukan tindakan karena pentingnya kegiatan tersebut dalam peningkatan
konsumsi sayuran keluarga pada masyarakat di Kabupaten Bintan melalui
pemanfaatan pekarangan. Pemanfaatan Pekarangan, adalah pekarangan yang
dikelola secara berkesinambungan melalui pendekatan terpadu (berbagai jenis
tanaman, ternak dan ikan) sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan
yang beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga dan bila
hasilnya berlebih dapat dijual sehingga memberikan sumbangan pendapatan
keluarga.
Kegiatan P2L ini merupakan program pemerintah untuk mencapai skor
ideal Pola Pangan Harapan pada tingkat Kabupaten yaitu 100 dimana Kabupaten
Bintan memperoleh Skor 85.6 (Baik) pada tahun 2019. Skor PPH merupakan
indikator dari beragamnya jenis pangan yang dikonsumsi masyarakat. Konsumsi
tertinggi masyarakat Kabupaten Bintan adalah pada jenis pangan Protein Hewani
dengan skor aktual 25,1 diatas skor ideal yaitu 25,40 sedangkan untuk konsumsi
sayur dan buah mendapatkan skor aktual 23,00 masih dibawah skor ideal yaitu
30,00.
Tabel 1.4 Perhitungan Skor PPH Kabupaten Bintan Tahun 2019

Sumber : Data Susenas Tahun 2020

Salah satu penyebab rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti


kegiatan P2L adalah kurangnya informasi mengenai kegiatan P2L, Proses/tahapan
dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan tersebut sehingga Kelompok penerima
manfaat (Kelompok Wanita Tani dan Dasawisma) kurang berminat untuk
mengajukan diri menjadi bagian dari kegiatan tersebut, bahkan enggan menerima
ketika ditawarkan untuk diajukan menjadi peserta kegiatan P2L tersebut. Oleh
karena itu diperlukan Optimalisasi Promosi mengenai kegiatan P2L baik manfaat
maupun tujuan kegiatan kepada masyarakat Kabupaten Bintan agar kegiatan P2L
dapat tetap terlaksana menuju masyarakat Indonesia yang sehat aktif dan Produktif
dengan mengkonsumsi pangan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).
Lokasi kegiatan aktualisasi isu akan dilaksanakan di Kabupaten Bintan.
Fokus kegiatan aktualisasi ini ialah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
Kabupaten Bintan pada tingkat rumah tangga akan pentingnya mengkonsumsi
sayur dan buah demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang sehat aktif dan
produktif melalui promosi kegiatan P2L.
F. IDENTIFIKASI SUMBER ISU

Berdasarkan hasil analisis prioritas isu yang di dapat melalui penentuan core
issue yang akan dianalisis lebih lanjut adalah “Rendahnya Partisipasi
Masyarakat dalam kegiatan Pekarangan Pangan Lestari.”. Analisis yang
digunakan adalah analisis Fishbone guna mengetahui akar penyebab dari terjadinya
isu tersebut. Peserta kemudian membagi penyebab utama isu tersebut menjadi 4
aspek yaitu :
1. Man
2. Method
3. Environtment
4. Society

Diagram Fishbone
Setelah dianalisis menggunakan analisis Fishbone maka diketahui beberapa
penyebab dari terjadinya Isu “Rendahnya Partisipasi Masyarakat dalam
kegiatan Pekarangan Pangan Lestari” yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (Man)
2. Kurangnya informasi yang diterima mengenai program P2L (Man)
3. Kurangnya Inovasi dalam menyampaikan informasi ke masyarakat
(Method)
4. Penyampaian informasi oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Bintan kepada masyarakat menggunakan cara sosialisasi, diskusi dan
pertemuan kelompok yang dihadiri perwakilan kelompok sehingga
penyampaian informasi oleh perwakilan kelompok kepada anggota
kelompok tidak maksimal (Method)
5. Belum optimalnya penyampaian Informasi mengenai P2L melalui media
social (Method)
6. Belum optimalnya promosi kegiatan P2L kepada masyarakat sehingga
masyarakat tidak mengetahui tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh
kegiatan tersebut. (Method)
7. Lokasi desa yang berada dekat dengan pesisir pantai menyebabkan hasil
laut mendominasi pemenuhan pangan keluarga. (Environtment)
8. Kurangnya pemanfaatan pekarangan untuk menanam sayuran pada
masyarakat di Kabupaten Bintan. (Environtment)
9. Kebiasaan (Habit) pola makan masyarakat di Kabupaten Bintan yang
menganggap bahwa jika belum makan nasi maka belum dianggap makan
10. Kurangnya konsumsi Sayuran pada tingkat konsumsi keluarga. Pada
masyarakat melayu di Kabupaten Bintan, sayuran masih dianggap sebagai
pelengkap menu, bukan sebagai menu utama. Sayuran dalam pemahaman
masyarakat melayu adalah Nangka muda/pakis/nanas yang dimasak
menggunakan santan. (Environtment)
Dari kesepuluh penyebab diatas peserta kemudian berkonsultasi dengan
mentor dan disepakati bahwa penyebab utama isu “Rendahnya Partisipasi
Masyarakat dalam kegiatan Pekarangan Pangan Lestari” adalah penyebab
nomor enam yaitu “Belum optimalnya promosi kegiatan P2L kepada masyarakat
sehingga masyarakat tidak mengetahui tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh
kegiatan tersebut”.

G. ANALISIS DAMPAK
Dampak yang dapat terjadi apabila rencana kegiatan ini tidak
dilaksanakan ialah:
1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi
sayuran dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral yang berfungsi
sebagai zat pengatur dan penyeimbang dalam tubuh manusia karena
menganggap “makan asal kenyang”.
2. Kurang efektifnya penerapan Penganekaragaman Pangan berbasis
pangan lokal yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) tingkat
rumah tangga pada masyarakat Kabupaten Bintan.
3. Dapat terjadinya penyimpangan dan berbagai permasalahan kesehatan
yang timbul akibat kurangnya konsumsi sayur dan buah pada masyarakat
Kabupaten Bintan.
4. Kurang optimalnya kegiatan Pekarangan Pangan Lestari karena
keterbatasan informasi yang diterima masyarakat tentang manfaat
kegiatan tersebut.
5. Tidak tercapainya target dan sasaran Skor PPH tingkat Kabupaten Bintan
karena rendahnya kontribusi kegiatan P2L dalam meningkatkan Skor
PPH Kabupaten Bintan.
6. Tidak tercapainya target Pemerintah dalam mewujudkan Skor PPH
Nasional 100 untuk terciptanya Masyarakat yang Sehat Aktif dan
Produktif
H. LEMBAR KONFIRMASI ISU

Persetujuan Coach dan Mentor


Coach Mentor

Artati P. Humokor, SST, M.Kes Etti Kurniati, S.Sos


Analis Kepegawaian Ah Kepala Seksi Penganekaragaman
li Muda Konsumsi Pangan
NIP. 19680423 198803 2 004 NIP. 19671223 199003 2 015

I. JUDUL AKTUALISASI
“Optimalisasi Promosi Kegiatan Pekarangan Pangan Lestari Melalui
Pemanfaatan Media Sosial Dalam Rangka Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat di Kabupaten Bintan”
BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. RANCANGAN AKTUALISASI
a. Unit Kerja
Pelaksanaan kegiatan rancangan aktualisasi akan dilakukan di
Kabupaten Bintan, pada Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan
b. Identifikasi Isu
Partisipasi masyarakat untuk mengikuti kegiatan Pekarangan Pangan
Lestari dirasa masih kurang sehingga perlu upaya-upaya untuk
mengoptimalkan promosi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
di Kabupaten Bintan.
c. Isu yang Diangkat
Rendahnya Partisipasi Masyarakat dalam kegiatan Pekarangan Pangan
Lestari di Kabupaten Bintan
d. Gagasan Pemecahan Isu
Optimalisasi Promosi Kegiatan Pekarangan Pangan Lestari Melalui
Pemanfaatan Media Sosial Dalam Rangka Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat Di Kabupaten Bintan

NO JENIS KEGIATAN SUMBER KEGIATAN


Menyampaikan judul rancangan
1. SKP
aktualisasi pada pimpinan
Mengumpulkan dan Menelaah
data terkait sasaran pengguna
2. SKP
media sosial pada kegiatan
aktualisasi
Merencanakan konsep
3. penggunaan media sosial SKP dan Kreatifitas
sebagai sarana optimalisasi
promosi kegiatan pekarangan
pangan lestari
Uji Responsifitas dan efektivitas
4 Kreatifitas
Promosi
5 Sosialisasi Kepada KWT SKP
6 Monitoring dan Evaluasi SKP
e. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan menggunakan tabel sebagai berikut :
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1. Menyampaikan Membuat Janji Janji dibuat, Etika Publik : Meningkatkan Kegiatan ini
judul Bertemu dengan Hari, Tanggal Sopan-santun dan sistem memperkuat nilai
rancangan pimpinan selaku dan jam. pemilihan kata dalam kelembagaan organisasi yaitu
aktualisasi pada mentor peserta membuat janji serta pertanian tanggungjawab,
pimpinan menyesuaikan dengan yang jujur dan
jadwal kegiatan maju dan transparan
pimpinan. mandiri
Nasionalisme :
menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik,
benar dan santun dalam
membuat janji dengan
atasan
Menyiapkan Bahan Akuntabilitas: dalam
bahan Rancangan mempersiapkan bahan
laporan Aktualisasi laporan kegiatan
rancangan dilakukan dengan
aktualisasi transparan, jujur dan
dapat
dipertanggungjawabkan
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
sesuai dengan waktu
yang ditetapkan.
Nasionalisme :
Menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar dalam membuat
laporan Rancangan
Aktualisasi
Komitmen mutu: bahan
laporan yang akan
disampaikan merupakan
laporan yang telah di
revisi dan merupakan
data terbaru
Menyampaikan Lembar arahan, Akuntabilitas :
maksud dan masukan dan rancangan aktualisasi
tujuan notulensi disampaikan dengan
rancangan penuh tanggungjawab
aktualisasi dan benar keadaanya
Etika Publik: dalam
menyampaikan laporan
dilakukan dengan sopan,
santun dan ramah
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
Anti korupsi:
penyampaian isi
rancangan dilakukan
dengan jujur, disiplin
dan berani
Meminta Surat pernyataan Akuntabilitas:
persetujuan mendukung persetujuan pimpinan
pimpinan kegiatan harus transparan,
berdasar pada
kepercayaan dan adanya
kejelasan
Etika publik: setelah
mendapat persetujuan
peserta wajib taat pada
aturan yang diberikan
oleh pimpinan
2. Mengumpulkan Mengumpulkan Data pengguna Akuntabilitas: peserta Meningkatkan Kegiatan ini
dan Menelaah data terkait sosial media harus menerapkan nilai sistem memperkuat nilai
data terkait sasaran terkumpul teliti, integritas dan kelembagaan organisasi yaitu
sasaran pengguna media bertanggung jawab. pertanian tanggung
pengguna sosial kegiatan Komitmen mutu: yang jawab,kreatif,
media sosial aktualisasi dalam maju dan inovatif dan
mandiri mutu
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
pada kegiatan mengumpulkan data
aktualisasi peserta dituntut untuk
kreatif, inovatif dan
mengutamakan mutu
Anti korupsi:
pengumpulan
data dilakukan dengan
kerja keras, mandiri dan
tanggung jawab.
Menelaah data Jumlah Akuntabilitas:
terkait sasaran Pengguna, menelaah data harus
pengguna Aplikasi media dilakukan dengan
kegiatan sosial yang integritas, kepercayaan
digunakan, dan dan adanya kejelasan
intensitas Komitmen mutu:
penggunaan pencarian data harus
aplikasi efektif dan efisien serta
bermutu
Anti korupsi: nilai anti
korupsi yang dapat
diterapkan ialah
tanggung
jawab, jujur dan mandiri
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
Konsultasi Laporan telaah Akuntabilitas
kepada data konsultasi data telaahan
pimpinan dilakukan dengan
transparan, jujur dan
dapat
dipertanggungjawabkan.
Komitmen mutu:
penyampaian data
dilakukan dengan
efektif dan efisien serta
lengkap
3. Merencanakan Menyusun draf Draf tersusun Akuntabilitas: Meningkatkan Kegiatan ini
konsep standar Standar penyusunan draf sistem berkaitan dengan
penggunaan penggunaan dilakukan dengan kelembagaan memperkuat nilai
media sosial media sosial sebaik-baiknya, pertanian organisasi yang
sebagai sarana sebagai sarana berintegritas dan yang berintegritas,
optimalisasi optimalisasi bertanggungjawab maju dan bertanggungjawab
promosi promosi kegiatan Nasionalisme : mandiri dan kepercayaan
kegiatan Pekarangan Berusaha meningkatkan
Pekarangan Pangan Lestari partisipasi masyarakat
Pangan Lestari melalui penyampaian
informasi yang mudah
menarik dan interaktif
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
Etika Publik:
penyusunan draf
dilakukan dengan
memperhatikan jumlah
pengguna aplikasi pada
data yang telah
dikumpulkan dan
ditelaah secara tekun
dan jujur
Komitmen mutu: draf
harus memberikan
manfaat dan bermutu
Konsultasi Laporan susunan Akuntabilitas: dalam
kepada draf konsultasi draf
pimpinan standard penggunaan
media sosial dilakukan
dengan
transparan, jujur dan
dapat
dipertanggungjawabkan.
Komitmen mutu:
penyampaian draf
dilakukan dengan efektif
dan efisien
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
Membuat Pusat Dibuatnya Pusat Akuntabilitas: kegiatan
Informasi Bantuan pembelajaran dilakukan
menggunakan Informasi yang dengan integritas dan
fitur balas chat dapat menjawab ketekunan
otomatis pada pertanyaan Komitmen mutu:
akun WhatsApp secara otomatis pembelajaran dilakukan
Bisnis dengan dengan efektif dan
plugin tambahan efisien serta
Whatsapp Auto memberikan manfaat
Responder yang dan bermutu
disinkronisasikan Anti Korupsi :
dengan Google Menggunakan aplikasi
Spreadsheet berbayar/tidak illegal
untuk pencatatan dan menggunakan
keluhan dan aplikasi yang berbasis
untuk Open Source
menampilkan
file pdf/dokumen
yang dibutuhkan
Membuat system Tersedianya Akuntabilitas : Sistem
mesin penjawab jawaban yang yang dibuat menjawab
otomatis melalui akurat pertanyaan sesuai
server auto reply menggunakan dengan petunjuk teknis
menggunakan bahasa Indonesia dan pelaksanaan
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
google cloud yang tersusun kegiatan P2L secara
console yang secara baik dan jelas,Transparan dan
terintegrasi benar dapat
dengan dipertanggungjawabkan
DialogFlow Nasionalisme :
module Penggunaan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar untuk
memberikan penjelasan
secara rinci.
Etika Publik :
Memberikan pelayanan
dengan menampilkan
jawaban yang tepat
demi kepuasan
masyarakat pengguna
pusat informasi P2L
Komitmen Mutu :
memberikan jawaban
yang akurat dan
berkualitas kepada
masyarakat pengguna
Pusat Informasi P2L
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
Anti Korupsi : Input
data/dokumen pencarian
disesuaikan dengan
pencarian kata kunci
serta menggunakan
dokumen dari sumber
yang dapat
dipertanggungjawabkan
Membuat Tersedianya Akuntabilitas: Laporan
Google dokumen laporan aktivitas yang disediakan
berupa dari Pusat merupakan rangkuman
Spreadsheet dan Informasi P2L kegiatan yang terjadi
pdf untuk sebagai bahan pada pusat informasi
menyimpan serta evaluasi untuk yang tersimpan secara
menyediakan pengembangan rapi, akurat dan dapat
informasi berupa ke tingkat dipertanggungjawabkan
rangkuman aplikasi Komitmen mutu:
aktivitas Pusat Laporan Aktivitas
Informasi P2L memberikan data yang
berkualitas serta
manfaat yang dapat
digunakan untuk
mengembangkan Pusat
Informasi P2L
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI

4 Uji Pengetesan Respon Jawaban Akuntabilitas : Meningkatkan Kegiatan ini


Responsifitas WhatsApp Pusat diharapkan Jawaban yang diberikan sistem memperkuat nilai
dan efektivitas Informasi P2L sesuai dengan sesuai dengan kelembagaan organisasi yaitu
Promosi dengan pertanyaan yang pertanyaan yang pertanian tanggung
memberikan diajukan, Jeda diajukan yang jawab,kreatif,
pertanyaan Respon jawaban Etika Publik : maju dan inovatif dan
beragam terkait 2 detik maksimal Pengguna tidak mandiri mutu
kegiatan dan menunggu terlalu lama
informasi P2L untuk mendapatkan
jawaban
Komitmen Mutu :
Jawaban yang diberikan
dapat menjawab dan
menjelaskan secara rinci
informasi yang diminta
Perbaikan Jawaban yang Akuntabilitas :
celah/Bug untuk diberikan sudah Jawaban yang diberikan
penyimpangan relevan dengan sesuai dengan
jawaban dari pertanyaan yang pertanyaan yang
pertanyaan yang diajukan diajukan
diajukan Etika Publik :
Pengguna tidak
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
menunggu terlalu lama
untuk mendapatkan
jawaban
Komitmen Mutu :
Jawaban yang diberikan
dapat menjawab dan
menjelaskan secara rinci
informasi yang diminta
Laporan dari Efektivitas Komitmen Mutu :
aktivitas jawaban dan Jawaban yang diberikan
pengetesan respons terhadap dapat menjawab serta
respons dan pertanyaan menjelaskan secara rinci
efektifitas mencapai 80% informasi yang diminta
jawaban dan rensponsif
5 Sosialisasi Mempersiapkan Tersedianya Akuntabilitas: dalam Meningkatkan Kegiatan ini
Kepada KWT Bahan bahan untuk mempersiapkan bahan sistem memperkuat nilai
Sosialisasi dan disampaikan dan serta mempersiapkan kelembagaan organisasi yang
Demo Pusat Pelaksanaan demo, kegiatan pertanian transparan, jujur,
Informasi P2L Demo Pusat dilakukan dengan yang efektif dan efisien
Informasi P2L integritas, maju dan
dipertanggungjawabkan mandiri
dan memiliki kejelasan
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
Etika publik: nilai etika
publik yang harus
dilakukan ialah taat
pada
aturan, jujur dan peduli
Anti korupsi:
penyusunan harus jujur,
peduli dan displin
Menyusun Undangan rapat Akuntabilitas: dalam
jadwal Sosialisasi sesuai Menyusun jadwal
sosialisasi Jadwal kegiatan dilakukan
dengan integritas,
dipertanggungjawabkan
dan memiliki kejelasan
Etika publik: nilai etika
publik yang harus
dilakukan ialah taat
pada
aturan, jujur dan peduli
Anti korupsi:
penyusunan harus jujur,
peduli dan displin
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
Pelaksanaan Notulen, daftar Akuntabilitas:
Sosialisasi hadir, sosialisasi dilakukan
dokumentasi dengan terstruktur,
transparan dan
bertanggungjawab
Etika publik:
sosialisasi dilakukan
kepada Kelompok
Wanita Tani dilakukan
dengan santun, sopan
dan ramah
Komitmen mutu:
sosialisasi
dilakukan dengan efektif
dan efisien
Nasionalisme :
Menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar agar penyampaian
dapat dimengerti
6. Monitoring dan Mengunduh Laporan hasil Akuntabilitas: dalam Meningkatkan Kegiatan ini
evaluasi dokumen pengamatan pelaporan hasil sistem memperkuat nilai
laporan/ dilakukan dengan kelembagaan organisasi yang
rekapitulasi transparan, jujur dan transparan, jujur,
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
aktivitas pada dapat pertanian efektif dan efisien
google drive dan dipertanggungjawabkan. yang
melakukan Komitmen mutu: maju dan
pengamatan penyampaian hasil mandiri
terhadap pengamatan dilakukan
aktivitas Pusat dengan efektif dan
Informasi P2L efisien

Melakukan Draf hasil Akuntabilitas:


evaluasi evaluasi penyusunan draf
hasil pengamatan evaluasi dilakukan
dengan integritas dan
bertanggungjawab
Etika Publik: draf hasil
dilakukan dengan tekun
dan jujur
Komitmen mutu: draf
harus memberikan
manfaat dan bermutu
Membuat Matriks aktivitas Akuntabilitas: dalam
matriks aktivitas Pusat Informasi pembuatan matriks
Pusat Informasi P2L aktivitas Pusat Informasi
P2L P2L dilakukan dengan
KONTRIBUSI
KETERKAITAN TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA VISI DAN NILAI
KEGIATAN
PELATHAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
transparan, jujur dan
dapat
dipertanggungjawabkan.
Komitmen mutu: hasil
matriks evaluasi yang
akan disampaikan
dilakukan
dengan efektif dan
efisien
Melaporkan ke Laporan evaluasi Akuntabilitas: dalam
pimpinan pelaporan evaluasi
dilakukan dengan
transparan, jujur dan
dapat
dipertanggungjawabkan.
Komitmen mutu: hasil
evaluasi yang akan
disampaikan dilakukan
dengan efektif dan
efisien
f. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Mata Pelatihan AGENDA II
No Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah
Aktualisasi
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6
per MP

1 Akuntabilitas 3 3 5 2 3 4 20

2 Nasionalisme 2 - 2 - 1 - 5

3 Etika Publik 3 - 2 2 3 1 11

4 Komitmen Mutu 1 3 5 3 1 4 17

5 Anti Korupsi 1 2 2 - 2 - 7

Jumlah aktualisasi per 10 8 16 7 10 9 60


Kegiatan
B. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan menggunakan tabel sebagai berikut:
WAKTU
TAHAPAN OUTPUT/
NO KEGIATAN JULI AGUSTUS
KEGIATAN HASIL
I II III IV I II III
1. Menyampaikan judul Membuat Janji Bertemu Janji dibuat, Hari,
rancangan aktualisasi dengan pimpinan selaku Tanggal dan jam.
pada pimpinan mentor peserta
Menyiapkan bahan Bahan Rancangan
laporan rancangan Aktualisasi
aktualisasi

Menyampaikan Lembar arahan,


maksud dan tujuan masukan dan
rancangan aktualisasi notulensi

Meminta persetujuan Surat pernyataan


pimpinan mendukung
kegiatan
2. Mengumpulkan dan Mengumpulkan data Data pengguna
Menelaah data terkait terkait sasaran sosial media
sasaran pengguna media pengguna media sosial terkumpul
sosial pada kegiatan kegiatan aktualisasi
aktualisasi
Menelaah data terkait Jumlah Pengguna,
sasaran pengguna Aplikasi media
kegiatan aktualisasi sosial yang
digunakan, dan
intensitas
penggunaan
aplikasi
Konsultasi kepada Laporan telaah data
pimpinan
3. Merencanakan konsep Menyusun draf Draf tersusun
standar penggunaan Standar penggunaan
media sosial sebagai media sosial sebagai
sarana optimalisasi sarana optimalisasi
promosi kegiatan promosi kegiatan
Pekarangan Pangan Pekarangan Pangan
Lestari Lestari
Konsultasi kepada Laporan susunan
pimpinan draf
Membuat Pusat Dibuatnya Pusat
Informasi Bantuan Informasi
menggunakan fitur yang dapat
balas chat otomatis menjawab
pada akun WhatsApp pertanyaan secara
Bisnis dengan plugin otomatis
tambahan Whatsapp
Auto Responder yang
disinkronisasikan
dengan Google
Spreadsheet untuk
pencatatan keluhan dan
untuk menampilkan file
pdf/dokumen yang
dibutuhkan
Membuat system mesin Tersedianya
penjawab otomatis jawaban yang
melalui server auto akurat
reply menggunakan menggunakan
google cloud console bahasa Indonesia
yang terintegrasi yang tersusun
dengan DialogFlow secara baik dan
module benar
Membuat Google Tersedianya
dokumen berupa laporan aktivitas
Spreadsheet dan pdf dari Pusat
untuk menyimpan serta Informasi P2L
menyediakan informasi sebagai bahan
berupa rangkuman evaluasi untuk
aktivitas Pusat pengembangan ke
Informasi P2L tingkat aplikasi
4. Uji Responsifitas dan Pengetesan WhatsApp Respon Jawaban
efektivitas Promosi Pusat Informasi P2L diharapkan sesuai
dengan memberikan dengan pertanyaan
pertanyaan beragam yang diajukan, Jeda
terkait kegiatan dan Respon jawaban 2
informasi P2L detik maksimal
Perbaikan celah/Bug Jawaban yang
untuk penyimpangan diberikan sudah
jawaban dari relevan dengan
pertanyaan yang pertanyaan yang
diajukan diajukan
Laporan dari aktivitas Efektivitas jawaban
pengetesan respons dan dan respons
efektifitas jawaban terhadap
pertanyaan
mencapai 80%
5. Sosialisasi Kepada KWT Mempersiapkan Bahan Tersedianya bahan
Sosialisasi dan Demo untuk disampaikan
Pusat Informasi P2L dan Pelaksanaan
Demo Pusat
Informasi P2L
Menyusun jadwal Undangan rapat
sosialisasi Sosialisasi sesuai
Jadwal
Pelaksanaan Sosialisasi Notulen, daftar
hadir, dokumentasi
6. Monitoring dan evaluasi Mengunduh dokumen Laporan hasil
laporan/ rekapitulasi pengamatan
aktivitas pada google
drive dan melakukan
pengamatan terhadap
aktivitas Pusat
Informasi P2L

Melakukan evaluasi Draf hasil evaluasi


hasil pengamatan
Membuat matriks Matriks aktivitas
aktivitas Pusat Pusat Informasi
Informasi P2L P2L
Melaporkan ke Laporan evaluasi
pimpinan
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat oleh peserta dalam rancangan aktualisasi
adalah Core issue pada rancangan aktualisasi ini adalah “Rendahnya
Partisipasi Masyarakat dalam kegiatan Pekarangan Pangan Lestari” dan
diketahui penyebab utama dari core issue adalah “Belum optimalnya
promosi kegiatan P2L kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak
mengetahui tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut”.
Rencana kegiatan yang akan dilakukan ialah menyampaikan judul
rancangan aktualisasi kepada pimpinan, Mengumpulkan dan Menelaah data
terkait sasaran pengguna media sosial pada kegiatan aktualisasi,
Merencanakan konsep penggunaan media sosial sebagai sarana optimalisasi
promosi kegiatan pekarangan pangan lestari, Uji Responsifitas dan
efektivitas Promosi, Sosialisasi Kepada KWT dan Monitoring serta
evaluasi.
Dengan adanya core issue yang telah ditetapkan, maka judul
rancangan aktualisasi yang akan dilakukan ialah “Optimalisasi Promosi
Kegiatan Pekarangan Pangan Lestari Melalui Pemanfaatan Media Sosial
Dalam Rangka Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di Kabupaten Bintan”.

B. SARAN
1. Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat dijadikan langkah awal yang
selanjutnya dapat di habituasikan di instansi
2. Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut
menjadi sebuah Aplikasi berbasis website, Android maupun iOS.
3. Rancangan ini berguna sebagai langkah awal peserta untuk bisa bekerja
di lingkungan kerjanya.
4. Rancangan kegiatan ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca dan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Akuntabilitas: Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Nasionalisme: Modul


Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III Pola Baru
Tahun 2015. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Etika Publik:Modul


Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III Pola Baru
Tahun 2015. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Komitmen Mutu:


Modul Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III Pola
Baru Tahun 2015. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Anti Korupsi:Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan CPNS Golongan III Pola Baru
Tahun 2015. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Mustari, (2014). Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada

PEMERPANRB Nomor 29 Tahun 2019 tentang jabatan fungsional Analis


Ketahanan Pangan

Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil


Negara
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021
Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Rizki Ferdianto, Raja. 2021. Analisis Kompetensi Pegawai di Bidang Penyuluhan


Pertanian Pada Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Kabupaten Bintan. Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan
Tanjungpinang

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai