Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS PELATIHAN DASAR


CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III
ANGKATAN I PADA UPTD PEMBIBITAN DAN PAKAN
TERNAK DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
PROVINSI BENGKULU

OPTIMALISASI IDENTIFIKASI STATUS REPRODUKSI


TERNAK SAPI BRAHMAN CROSS
DI UPTD PEMBIBITAN DAN PAKAN TERNAK
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
PROVINSI BENGKULU

Oleh :

drh. Fathah Syuhada


NIP. 19921216 201902 1 003

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI BENGKULU
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR
LAPORAN AKTUALISASI

Judul : Optimalisasi Identifikasi Status Reproduksi Ternak Sapi


(Brahman Cross) di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu
Nama Peserta : drh. Fathah Syuhada
NIP : 19921216 201902 1 003
Angkatan :I
Nomor Absen : 11
Instansi : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu
Jabatan : Fungsional Medik Veteriner Pertama
Unit Kerja : UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak

Rancangan Aktualisasi telah disetujui oleh Pembimbing untuk


diseminarkan.

Bengkulu, Agustus 2019


Coach/Pembimbing Mentor,

Drs. GUSMIAN, M.Pd FITRIA YUNIARTI, S.Pt


NIP. 19590811 198303 1 003 NIP. 19850620 200804 2 001
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS PELATIHAN DASAR CALON
PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III ANGKATAN I
DI UPTD PEMBIBITAN DAN PAKAN TERNAK DINAS
PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI
BENGKULU

OLEH:
DRH. FATHAH SYUHADA
NIP. 19921216 201902 1 003

Telah Diseminarkan Pada Hari Selasa Tanggal Dua Puluh Tujuh Bulan Agustus
Tahun Dua Ribu Sembilan Belas di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Bengkulu

Penguji

Ir. H. FACHRIZA, MM
NIP. 19650122 198907 1 001

Coch/Pembimbing Mentor,

Drs. GUSMIAN, M.Pd FITRIA YUNIARTI, S.Pt


NIP. 19590811 198303 1 003 NIP. 19850620 200804 2 001

BENGKULU,
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI BENGKULU

Ir. H. FACHRIZA, MM
NIP. 19650122 198907 1 001

iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
peserta dapat menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi
PNS ini. Dengan adanya laporan rancangan aktualisasi ini diharapkan Peserta
Diklat Prajabatan Golongan III dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi
PNS yaitu Aktualisasi, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi dan nilai-nilai dasar tersebut dapat memberi makna terhadap kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan di tempat kerja masing-masing.
Dalam penulisan ini, peserta banyak sekali mendapat bimbingan, arahan
dan bantuan sehingga proses yang peserta jalani berjalan dengan baik. Pada
kesempatan ini peserta menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Gusmian, M.Pd selaku pembimbing atas bimbingan dan
masukannya dalam penyusunan rancangan aktualisasi
2. Bapak M. Rosaz Anthony SS, M.Pd selaku mentor yang telah mendukung,
membimbing dan memfasilitasi penyusunan rencana aktualisasi
3. Ibu Firiani Yuniarti, S.Pt selaku Kasi Pengelolaan Ternak Bibit beserta
staf seksi pengelolaan ternak bibit
4. Orang tua dan keluarga atas doa, perhatian dan dukungan moral dalam
pelaksanaan latihan dasar CPNS golongan III
5. Bapak dan Ibu Widyaiswara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Bengkulu yang telah memberikan materi yang berguna dalam
penyusunan rancangan aktualisasi
6. Seluruh panitia penyelenggara Latihan Dasar CPNS golongan III tahun
2019 Provinsi Bengkulu
7. Rekan-rekan peserta Latihan Dasar CPNS golongan III angkatan I tahun
2019.
Semoga rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
Terimakasih.
Bengkulu, 10 Juli 2019

Penulis

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai-nilai dasar ANEKA ..................................................................15


Tabel 2. Analisa Skor USG Terhadap Isu........................................................20
Tabel 3. Rencana Pelaksanaan Aktualisasi.....................................................25
Tabel 4. Rangkaian Pelaksanaan Aktualisasi .................................................26

v
DAFTAR LAMPIRAN

Sasaran Kerja Pegawai ...................................................................................35


Alat Bantu Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai dasar profesi PNS...................35

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................ii


LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................. v
DAFTAR TABEL...........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................vii
DAFTAR ISI.................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1. Latar Belakang............................................................................................1
2. Tujuan.........................................................................................................2
3. Ruang Lingkup ...........................................................................................3
BAB II DISKRIPSI TENTANG ORGANISASI...........................................4
A. Struktur Organisasi....................................................................................4
B. Visi dan Misi..............................................................................................5
C. Tugas dan Fungsi.......................................................................................6
D. Tugas dan Fungsi UPTD PPT....................................................................7
E. SKP.............................................................................................................7
4. KEPEGAWAIAN ......................................................................................8
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI......................................................9
A. Konsep Nilai Dasar Profesi ASN...............................................................9
B. Identifikasi Isu..........................................................................................16
C. Penetapan Isu............................................................................................20
D. Rancangan Aktualisasi.............................................................................21
E. Rencana Pelaksanaan Aktualisasi.............................................................25
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI ...........................................................26
A. Rangkaian Pelaksanaan Kegiatan dan Jadwal Implementasi ..........................26
B. Capaian Kegiatan .....................................................................................26

vii
BAB V PENUTUP..........................................................................................39
A. Kesimpulan ..............................................................................................39
B. Saran ........................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA`..................................................................................40

LAMPIRAN .................................................................................................41

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintahan adalah lembaga atau badan publik yang mempunyai
fungsi dan tujuan Negara, atau pemerintahan adalah lembaga atau badan-
badan publik dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan Negara.
Tujuan negara Indonesia, seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
melaksanakan ketertiban dunia. Salah satu penunjang dalam mencapai
tujuan Negara ialah dengan mewujudkan kinerja ASN yang prima serta
memiliki integritas yang tinggi dalam menjalankan tugas nya sehari-hari.
Pegawai Aparatur Sipil Negara memiliki fungsi, tugas dan peran
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014. Pegawai
Aparatur Sipil Negara berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik dan perekat dan pemesatu bangsa. Pegawai Aparatur Sipil
Negara bertugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang professional dan
berkualitas, serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik
Indonesia.
Dalam membentuk sosok ASN profesional tersebut perlu
dilaksanakan pembinaan melalui jalur diklat dasar berdasarkan Peraturan
LAN No. 12 Tahun 2018, pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Dalam menjalankan tugasnya, ASN harus
mengamalkan nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika public, komitmen
mutu dan anti korupsi (ANEKA) yang diharapkan menjadi titik balik

1
kemajuan birokrasi Indonesia. Sebelum mengamalkan nilai-nilai ANEKA
tentunya setiap ASN harus melewati tahapan internalisasi yang merupakan
tahap pengenalan, penyesuaian serta pembiasaan terhadap nilai ANEKA.
Pemerintah melakukan program swasembada daging setiap
tahunnya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging dalam negeri.
Program swasembada ini dikatakan berhasil jika kita mampu memenuhi
keperluan daging sapi potong dalam negeri. Ketersediaan bibit yang sesuai
standar merupakan salah satu faktor produksi yang menentukan dan
mempunyai nilai strategis dalam upaya mendukung terpenuhinya
kebutuhan akan hasil peternakan, sehingga diperlukan upaya
pengembangan pembibitan secara berkelanjutan.
Usaha peternakan sapi pedaging di Indonesia sampai saat ini masih
memiliki banyak kendala. Produksi dalam negeri baru mampu memenuhi
sekitar 65% dari kebutuhan daging dari konsumsi masyarakat Indonesia,
kekurangan tersebut harus dipenuhi dari impor berupa ternak bakalan.
Oleh karena itu program pengembangan pembibitan ternak sapi sangat
dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan daging dalam negeri pada saat ini.
UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak Dinas peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu memiliki 50 ekor sapi brahman cross
yang merupakan prograh hibah dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kementerian Pertanian. Untuk pengembangan dan produksi bibit
maka diperlukannya identifikasi status reproduksi dari ternak tersebut,
sehingga membantu ternak dalam pengelolaan ternak dan memudahkan
dalam proses manajemen pemeliharaan dan membantu dalam peningkatan
produktifitas ternak.
B. Tujuan
Tujuan Aktualisasi Nilai- nilai Dasar Profesi PNS (ANEKA) yang
peserta akan dilaksanakan di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Bengkulu Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner
antara lain:

2
1. Memberi kesempatan kepada peserta diklat dasar untuk
mengaktualisasikan nilai- nilai dasar Aparatur Sipil Negara.
2. Membentuk karakter ASN yang memiliki Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Penerapannya
adalah dengan melakukan aktualisasi nilai ANEKA selama masa
jabatannya.
3. Mampu menjunjung tinggi etika publik sehingga menjaga sikap dan kode
etiknya sebagai contoh atau role model bagi masyarakat luas.
4. Agar peserta mampu untuk melihat isu aktual yang terjadi pada instansi
tempat bekerja sehingga mampu untuk memecahkan masalah yang ada di
lingkungan kerja.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari laporan aktualisasi nilai nilai-dasar profesi
ASN ini terdiri dari beberapa kegiatan meliputi pelaksanaan aktualisasi
rancangan nilai-nilai profesi PNS, menyiapkan bukti dan dokumentasi
pelaksanaan aktualisasi, bimbingan pembuatan laporan aktualisasi dengan
pembimbing dan mentor, serta menyusun dan membuat laporan aktualisasi
untuk menjadi bahan seminar di akhir kegiatan prajabatan. Semua kegiatan
dikaitkan dengan nilai nilai dasar PNS (ANEKA) serta peran dan
kedudukan PNS didalam NKRI.
Pelaksanaan aktualisasi ini biasa juga disebut dengan habituasi,
dimana batas waktu pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dimulai
dari 15 Juli hingga 23 Agustus 2019. Aktualisasi ini akan dilaksanakan
ditempat kerja yakni UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu.

3
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

A. Struktur Organisasi

KEPALA

KelompokJabat
anFungsional Sekretaris

Kasubbag.Pere Kasubba Kasubbag.U


ncanaan,
g.Keuang mumdanPer
Evaluasi,
PelaporanEvalu an engkapan

KEPALA KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA


BIDANGSARANA PERBIBITAN DAN KESEHATAN BIDANG
DAN PRASARANA PRODUKSI HEWAN DAN PENGEMBANGA

KASI PENCEGAHAN, KASI


KASI KASI PEMBERANTASAN
PENGEMBANGA
PERBIBITAN PENYAKIT DAN
PENGEMBANGAN N SDM DAN
PENGAWASAN
KAWASAN

KASI
KASI PAKAN KASI KASI
PEMBINAAN
RUMINANSIA PENGAMATAN USAHA DAN
BESAR PENYAKIT DAN PEMASARAN

KASIDATA DAN KasiRuminansia KASI KESEHATAN KASI


INFORMASI Kecil dan Aneka MASYARAKAT PENGOLAHAN
VETERINER HASIL
Ternak

UNIT PELAKSANA
TEKNIS DAERAH

4
Struktur Organisasi UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak

Kepala UPTD
PPT

KASUBAG TATA
USAHA

KASI PENGOLAHAN KASI


PAKAN TERNAK PENGELOLAAN
TERNAK BIBIT

B. Visi dan Misi


 Visi dan Misi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Visi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Bengkulu Tahun 2016 – 2021 dirumuskan sebagai berikut :
“Terwujudnya Ketersediaan dan Keamanan Pangan Hewani
Yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH)”

Untuk mewujudkan visi Dinas Peternakan dan Kesehatan


Hewan Provinsi Bengkulu perlu ditetapkan misi yang akan
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Rumusan misi Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu adalah sebagai
berikut :

1. Meningkatkan ketersediaan pangan asal ternak yang


berkualitas.
2. Meningkatkan derajat kesehatan hewan dan penjaminan
produk hewan yang ASUH.
3. Menambah nilai tambah dan daya saing produk peternakan
4. Meningkatkan akuntabilitas dan kualitas pelayanan.

5
 Visi dan Misi UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak
Visi UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak dirumuskan sebagai berikut
:

“Terwujudnya UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak Sebagai


penghasil bibit ternak dan hijauan pakan ternak”

Untuk mewujudkan visi UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak perlu


ditetapkan misi yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
Rumusan misi UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak adalah sebagai
berikut :

1. Tepat : Menyediakan Bibit Ternak / Benih HPT


Tepat Waktu
2. Integrity : Lebih dari sekedar Kejujuran “Melakukan
apa yang dikatakan dan mengatakan apa yag
dilakukan”
3. Possion : Suatu Gairah / Semangat melakukan sesuatu
untuk mencapai tujuan
4. Sukses : Optimis untuk selalu berhasil

C. Tugas dan Fungsi


Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu
sebagai Organisasi Perangkat Daerah, berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 8 Tahun 2016 dan Peraturan Gubernur Nomor 50 Tahun 2016
memiliki tugas pokok menyelenggarakan urusan rumah tangga baik
Desentralisasi maupun Dekonsentrasi di bidang peternakan dan
kesehatan hewan yang diberi wewenang oleh Gubernur serta Tugas
Pembantuan yang diberikan oleh pemerintah berdasarkan perundangan
yang berlaku.

6
Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang peternakan dan kesehatan
hewan yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi berdasarkan
peraturan perundangan.
2. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum lintas
kabupaten/kota di bidang peternakan dan kesehatan hewan.
3. Pembinaan teknis di bidang peternakan dan kesehatan hewan di
kabupaten/kota.
4. Pembinaan kelompok jabatan fungsional.
5. Pembinaan unit pelaksana teknis daerah.
6. Pelaksanaan urusan ketatausahaan.
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

D. Tugas dan Fungsi UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak


UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, merupakan Unit Pelaksana Teknis
Daerah yang keberadaannya membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan
urusan teknis operasional di bidang pembibitan ternak dan pakan ternak.
Tugas dan Fungsi UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak Dinas
peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu adalah untuk
menghasilkan bibit yang berkualitas dan bermutu. Adapaun ternak yang
dipelihara di UPTD pada saat ini adalah sapi bali, sapi brahman cross (BX)
dan itik talang benih.

E. SKP
1. Melakukan pemeriksaan status preasent hewan
2. Melakukan pemeriksaan bedah bangkai/nekropsi pada ternak
3. Melakukan Eksplorasi Rektal untuk mendiagnosa kebuntingan
pada ternak

7
4. Menentukan dan/atau melaksanakan pensucihamaan
5. Melaksanakan dan menentukan jenis dosis dan cara pengobatan pada
ternak
6. Melakukan stimulasi/perangsangan birahi dalam rangka
pengobatan/treatmen pada ternak
7. Melakukan tindakan dan pengobatan untuk mengatasi gangguan
reproduksi pada ternak
8. Melakukan pertolongan melahirkan yang bersifat normal pada ternak
9. Menentukan isolasi terhadap hewan sakit secara individual

F. Kepegawaian
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) UPTD Pembibitan dan Pakan
Ternak Tahun 2019 sebanyak 13 orang dan tenaga kontrak 7 orang.
Pejabat struktural pada UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak sebanyak
4 orang terdiri dari :
a. Pejabat Esselon III : 1 orang
b. Pejabat Esselon IV : 3 orang
c. Fungsional Tertentu : 3 orang
d. Fungsional umum : 6 orang

8
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Konsep Nilai Dasar Profesi ASN


Nilai-nilai dasar PNS yang disampaikan pada saat sesi on campus
adalah materi mengenai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi. Pada bagain ini akan dipaparkan
pemahaman yang diperoleh peserta, sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Tahun 2019 serta hasil review dari modul-modul Pelatihan
Dasar CPNS 2019.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah untuk sesuatu yang merujuk kepada
kewajiban individu, kelompok atau organisasi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya yaitu menjalankan nilai-
nilai publik. Artinya seorang PNS yang akuntabel dituntut untuk :
a. Mampu mengambil pilhan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan
b. Memilki kemampuan dan kesadarn untuk menghindari dan
mencega keterlibatan PNS dalam politik praktis
c. Menciptakan kesamaan persepsi atas setiap informasi atau instruksi
yang diperoleh
d. Memperlakukan masyarakat dengan baik dalam pelayanan publik
e. Konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara
pemerintahan.

Dalam mewujudkan akuntabilitas dalam pemerintahan, maka


diperlukan transparansi dan keterbukaan informasi yang sesuai dengan
UU No. 14 Tahun 2014 tentang keterbukaan informasi publik.
Keterbukaan informasi memberikan peluang kepada rakyat untuk
berpartisipasi dalam berbagai kebijakan publik. Kondisi ini dapat

9
mendorong terciptanya clean and good governance. Hal ini
dikarenakan lembaga pemerintah dan badan-badan publik dituntut
untuk menyediakan informasi yang lengkap mengenai apa yang
dikerjakannya secara terbuka, transparan dan akuntabel. Keterbukaan
informasi pun dapat menlibatkan masyarakat dalam pengawasan
kinerja suatu lembaga pemerintah. Jika pemerintah tidak akuntabel
maka akan ada peluang terjadinya penyalahgunaan wewenang dari
penyelenggara pemerintah maupun oknum ASN.

2. Nasionalisme
Berdasarkan modul mata pelatihan Nasionalisme dinyatakan
bahwa nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia. Rasa kebangsaan adalah kesadaran berbangsa,
yakni rasa yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial
yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa
lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa
kini.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia
terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu
kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa
tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan
sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya

10
untuk mencapai tujuan atau cita–cita nasionalnya. Nilai-nilai
nasionalisme harus dimiliki oleh setiap PNS dalam menjalankan
fungsi, tugas jabatannya. Nilai-nilai nasionalisme yang sesuai sila
Pancasila sebagai berikut :
a. KeTuhanan Yang Maha Esa : Reigius, toleran, amanah,
terpercaya, percaya diri.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab : humanis, tenggang rasa,
persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
c. Persatuan Indonesia : cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentingan publik, gotong royong.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusywaratan perwakilan : musyawarah mufakat,
kekeluargaan, menghargai pendapat, bijaksana.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia : Adil, tidak
serakah, tolong menolong, kerja keras, sederhana.

3. Etika Publik
Kode etik adah aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus dalam ketentuan yang tertulis. Etika kerja adalah
nilai yang menjadi acuan dalam aktivitas kerja. Perilaku bermoral
perilaku yang sesuai harapan kelompok masyarakat. Perilaku etis
perilaku yang sesuai dengan sistem nilai yang ditetapkan. Terdapat 4
aliran pemikiran etika yaitu teori empiris yang didasarkan kepada
pengalaman, teori rasional yang didasarkan kepada logika, teori
intiuitif berdasarkam intuisi yang meramalkan
kemungkinankemungkinan yang terjadi tetapi ada kemungkinan tidak
dapat dipertanggungjawabkan tidak dapat di jelaskan proses
pengambilan keputusan. Selanjutnya teori wahyu yang berdasarkan
pada ajaran agama atau kita suci. Kode etik yang berlaku secara
universal adalah kesadaran untuk menghindari konflik kepentingan

11
dalam pelaksanaan tugas. Berdasarkan UU ASN, berikut adalah kode
etik dan kode perilaku ASN :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnyaperundangan yang berlaku.sesuaidengan
peraturan
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan
dalammelaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu diperlukan dalam rangka mewujudkan standar
pelayanan prima seorang ASN kepada publik atau stakeholdernya.
Nilai dasar dari komitmen mutu yaitu efektif, efisien, kreatif, inovatif,

12
dan berorientasi mutu. Paling tidak ada 10 strategi komitmen mutu
yaitu :
a. Menyusun program kerja jangka panjang berbasis mutu
b. Mengembangkan mindset dan komitmen pegawai terhadapa
budaya mutu
c. Mengembangakan budaya kerja berorientasi mutu
d. Mengembangkan mutu proses secara berkelanjutan
e. Membangun komitmen pegawai jangka panjang
f. Beradaptasi dengan perubahan
g. Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelangan baik internal
maupun eksternal
h. Membangun kerjsama kolegial antar pegawai yang dilandaasi
kepercayaan dan kejujuran
i. Menampilkan kinerja tanpa cacat
j. Menjalankan fungsi pengawasan secara efektif untuk
mengawasi ketatalaksanaan program kerja.

Implementasi komitmen mutu dalam pelayanan publik dapat dilakukan


dengan:
a. Menganalisa masalah yang telah teridentifikasi.
b. Merencanakan mutu.
c. Melaksanaan pekerjaan berbasis rencana mutu.
d. Mengawal ketercapaian.

5. Anti Korupsi
Dasar hukum perilaku anti korupsi bagi warga negara Indonesia
adalah UU No.81 tahun 1981 dan UU No.31 tahun 1999 junto UU
No.20 tahun 2001. Tujuan dari pelatihan dasar tentang anti korupsi
bagi CPNS adalah membentuk perilaku CPNS yang jujur dan amanah
dalam menjalankan fungsi jabatannya. Selain korupsi, ada perilaku
buruk lain yang menjamur seperti korupsi yaitu kolusi. Kolusi adalah

13
bentuk kerjasama antara pejabat pemerintah dengan oknum lain secara
ilegal pula (melanggar hukum) untuk mendapatkan keuntungan
material bagi mereka. Sedangkan nepotisme adalah perilaku yang
memperlihatkan kesukaan yang berlebihan kepada kerabat dekat atau
kecenderungan untuk mengutamakan(menguntungkan) sanak saudara
sendiri, terutama dalam jabatan, pangkat di lingkungan pemerintah.
Dampak perilaku dan tindakan korupsi terhadap suatu negara yaitu :
a. Negara korup harus membayar biaya hutang yang lebih besar
b. Harga infrastruktur lebih tinggi
c. Tingkat korupsi yang tinggi meningkatkan ketimpangan
pendapatan dan kemiskinan
d. Korupsi menurunkan investasi dan pertumbuhan ekonomi
e. Persepsi korupsi memiliki dampak yang kuat dan negative terhadap
arus investasi asing
f. Negara-negara yang dianggap memiliki tingkat korupsi yang
rendah selalu menarik investasi lebih banyak daripada Negara
rentan korupsi.

Nilai-nilai dasar anti korupsi terdiri dari jujur, peduli, mandiri,


disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.
Dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai anti korupsi
setidaknya perlu ditentukan 3 nilai utama yang harus dilakukan yang
akan menyebabkan nilai – nilai dasar anti korupsi yang lain juga dapat
dilaksanakan. Nilai – nilai dasar tersebut harus disesuaikan dengan visi
dan misi organisasi agar nilai dasar organisasi selaras dengan nilai
dasar anti korupsi. Ada setidaknya tiga tahapan proses perubahan sikap
dan perilaku.
a. Kesediaan terhadap integritas
Bersedia menerima pengaruh untuk berintegrasi dari orang lain
hanya untuk mendapat respon positif dari orang tersebut
b. Identifikasi integritas

14
Meniru integritas seseorang karena sah dianggap sesuai dengan apa
yang dianggapnya sesuai dan memuaskan bagi individu yang
bersangkutan
c. Internalisasi
Individu menerima pengaruh dan bersedia bersikap dan berperilaku
dengan penuh integritas karena integritas tersebut dianggap sesuai
dengan nilai yang dianutnya.

Berdasarkan pemaparan diatas berikut disajikan nilai-nilai dasar


ANEKA beserta prinsip dasarnya masing-masing.

Tabel 1. Nilai-nilai dasar ANEKA

No Nilai Dasar Indikator


1. Akuntabilitas 1. Tanggung Jawab
2. Transparansi
3. Integritas
4. Adil
5. Konsisten
6. Kejelasan
7. Keseimbangan
2. Nasionalisme 1. Keimanan
2. Ketaqwaan
3. Kesetaraan
4. Keadilan
5. Integritas
6. Keberadapan
7. Persatuan dan Kesatuan
8. Kedamaian
9. Kecintaan
10. Kebijaksanaan
11. Musyawarah dan Mufakat
3. Etika publik 1. Jujur

15
2. Bertanggung jawab
3. Integritas Tinggi
4. Cermat
5. Hormat
6. Sopan
7. Taat pada peraturan perundang-
undangan
8. Taat perintah
9. Menjaga Rahasia
4. Komitmen Mutu 1. Efektivitas
2. Efisiensi
3. Inovasi
4. Berorientasi Mutu
5. Anti Korupsi 1. Jujur
2. Disiplin
3. Tanggung Jawab
4. Mandiri
5. Kerja keras
6. Sederhana
7. Berani
8. Peduli
9. Adil

B. Identifikasi Isu
UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak merupakan salah satu UPTD
yang ada di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu.
Tugas dan Fungsi dari UPTD adalah untuk menghasilkan bibit yang
berkualitas dan bermutu. UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak memelihara
ternak sapi potong dan itik talang benih yang ditujukan sebagai sumber
bibit.

16
Pada tahun 2018, UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak
mendapatkan hibah sapi Brahman Cross (BX) dari Ditjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian melalui Balai Pembibitan
Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Sumbawa. Adapun jumlah sapi
yang dihibahkan sebanyak 50 ekor indukan. Pendistribusian sapi Brahman
Cross dilakukan pada tanggal 27 Desember 2018 (sesuai dengan surat dari
Kepala Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak
Sumbawa nomor : 19001/PL130/F2.0/12/2018 tanggal 19 Desember
2018).
Dalam rangka peningkatan kualitas kerja di UPTD Pembibitan dan
Pakan Ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu.
Maka akan dilakukan identifikasi isu untuk menyaring permasalahan
menjadi isu prioritas dalam kegiatan aktualisasi nilai-nilai ANEKA di
lingkungan kerja.
Adapun beberapa hasil identifikasi isu yang ditemukan di
lingkungan kerja UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak yaitu diantaranya
belum optimalnya identifikasi status reproduksi ternak sapi BX (Brahman
Cross). Dimana penetuan status reproduksi ternak sapi sangat penting
dilakukan, karena untuk mengetahui kondisi reproduksi dari ternak
tersebut sehingga dapat ditentukan perlakuan yang harus dilakukan dalam
menjalankan manajemen kesehatan, manajemen kandang, dan manajemen
lainnya dalam pembibitan ternak. Kurang optimalnya pelaksanaan
identifikasi status reproduksi pada ternak sapi di UPTD dikarenakan
kurangnya petugas terampil dalam hal ini petugas Asisten Teknis
Reproduksi (ATR), petugas pemeriksa kebuntingan (PKb) dan juga
kurangnya dokter hewan yang berperan sebagai penyelia dalam medik
reproduksi.
Isu yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah belum
optimalnya kegiatan pensucihamaan/desinfeksi kandang ternak. Kegiatan
pensucihamaan ini sangat penting untuk menekan pertumbuhan dari
bakteri/virus di kandang yang dapat menyebabkan permasalahan kesehatan

17
pada ternak. Kurang optimalnya kegiatan pensucihamaan/desinfeksi ini
dikarenakan tidak adanya aturan atau SOP yang menjadi petunjuk bagi
petugas dalam melakukan kegiatan pensucihamaan/desinfeksi selama ini,
baik itu dosis yang digunakan, waktu pelaksanaan dan bagaimana
pelaksanaannya yang sesuai dengan prosedur.
Isu ketiga adalah belum optimalnya pelaksanaan SOP penanganan
ternak sapi yang sakit dan penanganan ternak sapi post partus. Sehingga
menyebabkan kurang optimalnya tindakan pada ternak sapi yang sakit
yang bisa saja dapat menyebabkan bertambah parahnya kondisi ternak
apabila tidak ditangani dengan baik. Pada ternak post partus baik induk
dan pedetnya apabila kurang optimalnya penanganan, maka akan
menyebakan lemahnya kondisi pedet apabila tidak ditangani dengan baik
dan tidak dipastikan pedet mendapatkan kolostrum yang cukup dari induk.
Isu ini banyak faktor yang menyebabkan kegiatan ini tidak terlakasana
dengan optimal yaitu kurangnya kandang ternak dikarenakan jumlah
ternak yang terus beetambah sehingga terjadi kepadatan ternak di kandang,
contohnya yaitu tidak adanya kandang isolasi bagi ternak yang sakit.
Faktor lainnya yaitu kurangnya petugas kandang yang menangani ternak
sapi.
Isu yang terakhir adalah belum optimalnya tindakan penanganan
untuk mengatasi ternak yang mengalami gangguan reproduksi. Apabila hal
ini tidak tertangani dengan baik maka akan menyebabkan rendahnya
service per conception (S/C), panjangnya calving Interval (CI), kemajiran
dan rendahnya angka kelahiran. Sehingga menyebakan kerugian dan tidak
tercapainya misi dari UPTD yaitu menyediakan bibit ternak tepat waktu
dan sesuai standar. Kurang optimalnya hal ini dikarenakan kurangnya
petugas yang menangani gangguan reproduksi yaitu petugas terampil
dalam hal ini petugas Asisten Teknis Reproduksi (ATR), petugas
pemeriksa kebuntingan (PKb) dan juga kurangnya dokter hewan yang
berperan sebagai penyelia dalam medik reproduksi. Faktor lainnya adalah

18
kurangnya peralatan kesehatan hewan dan obat-obatan dalam penanganan
kasus gangguan reproduksi.
Berdasarkan uraian singkat diatas mengenai permasalahan yang
terjadi, isu yang paling krusial untuk dipecahkan dalam pelaksaan
aktualisasi dipilih berdasarkan metode Urgency, Seriousness, Growth
(USG). Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan
perkembangan isu menggunakan skala Likert 1- 5. Isu yang memiliki total
skor tertinggi merupakan isu prioritas yang harus segera diselesaikan atau
dicari solusinya. Berikut dipaparkan apa yang dimaksud dengan urgensi,
keseriusan dan perkembangan sebuah isu.
a. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi
b. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perhatikan
bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat
menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan
dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri
c. Growth
Seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dan
menimbulkan masalah baru. Sebuah isu yang penting jika tidak segera
diselesaikan akan membaut keadaan semakin memburuk.

Maka berikut adalah isu-isu yang dapat disimpulkan di UPTD


Pembibitan dan Pakan Ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Bengkulu berdasarkan uraian di atas, yaitu :
a. Belum optimalnya identifikasi status reproduksi pada sapi Brahman
Cross

19
b. Belum optimalnya kegiatan pensucihamaan/desinfeksi di kandang
ternak
c. Belum optimalnya pelaksanaan SOP penanganan ternak sapi yang
sakit dan penanganan ternak sapi post partus
d. Belum optimalnya tindakan dan pengobatan untuk mengatasi
gangguan reproduksi (gangrep) pada ternak sapi

Berikut disajikan tabel hasil USG terhadap isu-isu diatas.


Tabel 2. Analisa Skor USG Terhadap Isu
No Isu U S G Skor
1 Belum optimalnya identifikasi status
4 4 5 13
reproduksi pada sapi BX (Brahman Cross)
2 Belum optimalnya kegiatan pensucihamaan
3 2 4 9
/ desinfeksi di kandang ternak
3 Belum optimalnya pelaksanaan SOP
penanganan ternak sapi yang sakit dan 3 4 3 10
penanganan ternak sapi post partus
4 Belum optimalnya tindakan dan pengobatan
untuk mengatasi gangguan reproduksi 3 4 4 11
(gangrep) pada ternak sapi
Keterangan: Berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar; 4=besar; 3=sedang; 2=kecil;
1=sangakt kecil)

C. Penetapan Isu
Isu yang memiliki nilai tertinggi menjadi isu yang akan diangkat
dan dicari pemecah permasalahannya. Berikut analisa isu yang akan
diangkat.
Tabel 3. Analisa isu yang diangkat
Isu Uraian Analisis Isu
Belum optimalnya identifikasi Urgency:
status reproduksi pada sapi BX Isu mendesak untuk segera dicarikan
(Brahman Cross) solusi demi menjamin kesehatan

20
ternak dan peningkatan populasi
ternak.
Seriousness:
Akan berdampak pada
penghambatan peningkatan populasi
ternak
Growth:
Isu ini telah lama terjadi karena
berbagai macam factor

D. Rancangan Aktualisasi
1. Orientasi dengan lingkungan kerja
a. Uraian Pelaksanaan Kegiatan
1) Bertemu dengan Kepala UPTD PPT dan KASI Pengeolaan Ternak
Bibit untuk mendapat arahan.
2) Berkooordinasi dengan petugas kandang mengenai persiapan, tata
cara dan waktu pelaksanaan kegiatan
3) Mengecek kondisi kesehatan dan jumlah ternak yang akan
dilakukan identifikasi status reproduksi
b. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS
1) Etika Publik (Sopan dan Hormat)
2) Nasionalisme (Musyawarah dan Mufakat)
3) Etika Publik (Cermat)
c. Konstribusi Terhadap Pencapaian Visi Misi Organisasi
Melakukan koordinasi mengenai kegiatan identifikasi status
reproduksi baik pada atasan maupun petugas kandang untuk mencapai
efektivitas agar dapat meningkatkan capaian kinerja dan menghasilkan
ternak bibit yang sesuai standar Dimana hal ini merupakan tugas dan
fungsi dari UPTD Penguatan Nilai Organisasi
d. Analisa Dampak

21
Apabila kegiatan koordinasi dengan atasan maupun petugas
kandang tidak dilakukan dengan baik, maka akan menyebabkan
inkoordinasi dan sulit tercapainya kegiatan yang akan dilakukan. Dan
apabila objek kegiatan yaitu ternak sapi tidak dilakukan pengecekan
terlebih dahulu baik jumlah dan kesehatannya sebelum kegiatan
berlangsung maka tidak maksimal atau optimalnya kegiatan tersebut.

2. Perancangan SKSR (Surat Keterangan Status Reproduksi)


a. Uraian Pelaksanaan Kegiatan
1) Membuat SKSR (Surat Ket. Status Reproduksi) yang sederhana
dan mudah dipahami identifikasi status reproduksi
2) Mendiskusikan dengan KASI Pembibitan dan Pengelolaan Ternak
Bibit mengenai rancangan SKSR yang telah dibuat
3) Mencetak dan memperbanyak SKSR yang telah disetujui oleh
atasan
b. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS
1) Komitmen Mutu (Efektivitas dan Efisien)
2) Etika Publik (Sopan)
3) Etika Publik (cermat) dan Komitmen Mutu (efisien)
c. Konstribusi Terhadap Pencapaian Visi Misi Organisasi
Dengan adanya SKSR ini akan lebih efektif dalam membuat
recording ternak yang merupakan tugas dan fungsi dari Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam menjaga dan meningkatakan
kesehatan ternak terutama kesehatan reproduksi ternak
d. Analisa Dampak
Apabila tidak adanya SKSR (surat keterangan Status Reproduksi)
maka akan sulitnya mengetahui keadaan setiap status reproduksi
ternak sapi brahman cross karena tidak adanya catatan atau bukti
tertulis tentang pemeriksaan status reproduksi yang telah dilakukan.

3. Melakukan Identifikasi Status Reproduksi Ternak Sapi Brahman Cross

22
a. Uraian Pelaksanaan Kegiatan
1) Mencetak blangko pemeriksaan status reproduksi untuk
memudahkan mencatat hasil kegiatan saat di lapangan
2) Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan (glove PKB, sabun,
kandang jepit)
3) Bekerja sama dengan petugas kandang dalam kegiatan eksplorasi
rektal dengan menggiring ternak sapi kedalam kandang jepit
4) Melakukan eksplorasi rektal secara legeartis
b. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS
1) Etika Publik (cermat) dan Anti Korupsi (tanggung jawab)
2) Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
3) Anti Korupsi (Kerja Keras)
4) Akuntabilitas (Integritas)
c. Konstribusi Terhadap Pencapaian Visi Misi Organisasi
Kegiatan eksplorasi rektal untuk penentuan status reproduksi ini
merupakan upaya peningkatan populasi dan produksi ternak yang
berkualitas sesuai dengan sasaran utama dari Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan dan juga menghasilkan ternak bibit yang sesuai
dengan standar menurut tugas dan fungsi dari UPTD Pembibitan dan
Pakan Ternak
d. Analisa Dampak
Tidak dilaksanakannya kegiatan eksplorasi rektal untuk penentuan
status reproduksi ternak, maka tidak akan diketahuinya keadaan status
reproduksi setiap ternak sapi brahman cross tersebut. Sehingga akan
menyulitkan dalam pelaksanaan kegiatan manajemen kesehatan
hewan, manajeman kandang, manajemen pakan, dan kegiatan lainnya

4. Menerbitkan SKSR (Surat Ket. Status Reproduksi) ternak sapi Brahman


Cross
a. Uraian Pelaksanaan Kegiatan
1) Memasukkan data status reproduksi kedalam data SKSR (Surat
Ket. Status Reproduksi)

23
2) Menandatangani SKSR (surat Ket. Status Reproduksi)

b. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS


1) Akuntabilitas (Kejelasan)
2) Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
c. Konstribusi Terhadap Pencapaian Visi Misi Organisasi
Menerbitkan SKSR ternak sapi brahman cross yang telah
dilakukan pemeriksaan status reproduksinya ini merupakan
perwujudan dari misi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu
untuk meningkatkan derajat kesehatan Hewan dan juga mendukung
misi dari UPTD untuk menghasilkan ternak bibit dengan waktu yang
tepat dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
d. Analisa Dampak
Apabila penerbitan SKSR setiap ternak sapi brahman cross ini
tidak dilakukan maka akan menyebabkan tidak diketahuinya status
reproduksi dari setiap ternak dan menyulitkan dalam pengambilan
tindakan untuk kedepannya yang berhubungan dengan perkembangan
dan kesehatan ternak tersebut. Dan apabila SKSr tersebut tidak ditanda
tangani oleh dokter hewan penyelia maka tidak adanya orang yang
penyelia atau yang bertanggung jawab dalam penerbitan SKSR setiap
ternak sapi brahman cross tersebut.

24
E. Rencana Pelaksanaan Aktualisasi

Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu


No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Orientasi dengan lingkungan kerja

2 Perancangan SKSR (Surat Keterangan Status Reproduksi)

3 Melakukan identifikasi status reproduksi ternak sapi Brahman


Cross

4 Menerbitkan SKSR (Surat Ket. Status Reproduksi) ternak sapi


Brahman Cross

Tabel 3. Rencana Pelaksanaan Aktualisasi

25
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI

A. Rangkaian Pelaksanaan Kegiatan dan Jadwal Implementasi


Rangkaian kegiatan aktualisasi merupakan realisasi dari jadwal rancangan
aktualisasi yang sudah disusun sebelumnya. Pelaksanaan aktualisasi dilakukan selama 30
hari kerja (off campus) di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak Dinas Peternakan dan
Kesehatan Provinsi Bengkulu. Adapun rangkaian pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan
jadwal implementasi aktualisasi tersebut diuraikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4. Rangkaian Pelaksanaan Aktualisasi
NO Kegiatan Aktualisasi Tanggal Pelaksanaan
1 Orientasi dengan lingkungan kerja 15 - 16 Juli 2019
2 Perancangan SKSR (Surat Keterangan Status 18 - 26 Juli 2019
Reproduksi)
3 Melakukan identifikasi status reproduksi 29 Juli - 01 Agustus 2019
ternak sapi Brahman Cross
4 Menerbitkan SKSR (Surat Ket. Status 02 - 23 Agustus 2019
Reproduksi) ternak sapi Brahman Cross

B. Capaian Kegiatan
1. Orientasi dengan lingkungan kerja
a. Deskripsi Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini pertama kali dilakukan dengan menemui Kepala
UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak untuk mendapatkan arahan dari beliau
tentang pelaksanaan kegiatan identifikasi status reproduksi sapi brahman cross
yang akan dilakukan dan dilaksanakan. Setelah itu berkoordinasi dengan Kasi
Pengelolaan Ternak Bibit dan juga petugas kandang mengenai jadwal
pelaksanaan, bahan dan peralatan yang perlu dipersiapkan dan tata cara
pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan yang terakhir melakukan pemeriksaan
kesehatan ternak sapi brahman cross dan dipastikan kesehatannya sebelum
dilakukan identifikasi status reproduksi sehingga tidak mengganggu dan
timbulnya masalah lain saat kegiatan tersebut berlangsung atau setelah kegiatan
tersebut berlangsung.

b. Capaian Kegiatan

26
Kegiatan untuk meminta arahan dan izin dari kepala UPTD Pembibitan dan
Pakan Ternak dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2019. Pada tanggal tersebut
peserta menemui langsung Kepala UPTD Pembibitan dan Pakan ternak di kantor
yang beralamat di Pematang Gubernur Kecamatan Muara Bangkahulu. Kepala
UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak memberi beberapa arahan tentang
pembuatan SKSR untuk segera dirancang dan didiskusikan dengan Kasi
Pengelolaan Ternak Bibit dan juga mengarakan untuk pelaksanaan kegiatan
tersebut sebaiknya dikoordinasikan dengan Kasi Pengelolaan Ternak Bibit yang
mempunyai tanggung jawab langsung tentang urusan kesehatan dan
perkembangan ternak. Dan beliau juga mengarahkan untuk berkoordinasi dengan
petugas kandang untuk kelancaran kegaiatan tersebut.

Foto 1. Diskusi dengan Kepala UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak

Pada tanggal 15 Juli 2019 setelah menemui Kepala UPTD Pembibitan dan
Pakan Ternak, peserta menemui Kasi Pengelolaan Ternak Bibit menjelaskan
tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Dan beliau merespon positif terhadap
kegiatan tersebut dan akan menyusun jadwal rapat dengan staf saksi Pengelolaan
Ternak Bibit dan petugas kandang. Dan pada tanggal 16 Juli 2019 pada jam
10.00-12.00 diadakan rapat tentang pelaksanaan kegiatan identifikasi status
reproduksi yang dipimpin langsung oleh Kasi Pengelolaan Ternak Bibit untuk
menentukan jadwal perlaksanaan dan tata cara pelaksanaan kegiatan tersebut.

27
Foto 2. Rapat Seksi Pengelolaan Bibit Ternak

c. Nilai-nilai Dasar yang Relavan


Nilai-nilai ANEKA yang tertanam dalam kegiatan “Orientasi dengan
lingkungan kerja” adalah sebagai berikut :
- Etika Publik (Sopan dan Hormat)
Peserta menghadap Kepala UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak dan
Kasi Pengelolaan Ternak Bibit untuk berkonsultasi dan menyampaikan
kegiatan identifikasi status reproduksi sapi brahman cross dengan sopan dan
hormat.
- Nasionalisme (Musyawarah dan Mufakat)
Sebelum melakukan kegiatan, peserta mengusulkan kepada Kasi
Pengelolaan Ternak Bibit untuk mengadakan Rapat staf Seksi Pengelolaan
ternak Bibit dan Petugas Kandang agar mencapai mufakat tentang
pelaksanaan dan penentuan jadwal kegiatan.
- Etika Publik (Cermat)
Dalam pemeriksaan kesehatan ternak sapi brahman cross sebelum
melaksanakan kegiatan identifikasi status reproduksi untuk memastikan
ternak dalam keadaan sehat, maka peserta melakukannya dengan cermat
agar kegiatan tersebut tidak mengalami kendala pada saat maupun setelah
kegiatan berlangsung.
d. Manfaat Nilai Dasar bagi Stakeholder terkait
Dengan menerapkan nilai dasar ANEKA pada aktulisasi “Orientasi dengan
lingkungan kerja” di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak, sehingga terjalinnya
kerjasama yang baik dan keterbukaan (transparasi) antara atasan dan staf. Dan
juga menguatkan rasa tanggung jawab terhadap tugas dan fungsi masing-masing
staf dan petugas UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak.
e. Manfaat Aktualisasi Terhadap Pencapaian Visi Misi Organisasi

28
Melakukan koordinasi mengenai kegiatan identifikasi status reproduksi
sapi brahman cross baik dengan Kepala UPTD Pembibitan dan Pakan
Ternak, Kasi dan staf pengelolaan bibit ternak maupun petugas kandang
untuk mencapai efektivitas agar dapat meningkatkan capaian kinerja dan
menghasilkan ternak bibit yang sesuai standar Dimana hal ini merupakan
tugas dan fungsi dari UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak
f. Keterkaitan dengan Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan ini dilakukan dengan menerapkan nilai profesionalitas yang
merupakan salah satu nilai dasar pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
dalam melaksanakan kegiatan.
g. Dampak bila Aktualisasi tanpa Didasari Nilai Dasar Profesi PNS
Apabila kegiatan “orientasi dengan lingkungan kerja” ini dilakukan
tanpa didasari nilai dasar ANEKA maka koordinasi dengan atasan maupun
petugas kandang tidak akan dilakukan dengan baik, maka akan
menyebabkan inkoordinasi dan kegiatan yang akan dilakukan tidak akan
terlaksana dengan baik. Dan apabila objek kegiatan yaitu ternak sapi tidak
dilakukan pengecekan terlebih dahulu baik jumlah dan kesehatannya
dengan cermat sesuai dengan nilai dasar ANEKA sebelum kegiatan
berlangsung maka tidak maksimal atau optimalnya kegiatan tersebut.

2. Perancangan SKSR (Surat Keterangan Status Reproduksi)


a. Deskripsi Kegiatan
SKSR (Surat Keterangan Status Reproduksi) adalah surat keterangan
hasil pemeriksaan status reproduksi yang dilakukan oleh medik veteriner /
petugas ATR / petugas PKB yang dikeluarkan oleh Medik Veteriner. Dalam
kegiatan ini pertama peserta merancang SKSR, selanjutnya mendiskusikan
rancangan SKSR telah selesai dibuat dengan Kasi Pembibitan dan Pakan
Ternak. Setelah SKSR telah mendapatkan persetujuan, SKSR (Surat
Keterangan Status Reproduksi) diperbanyak.

b. Capaian Kegiatan

29
Kegiatan Perancangan SKSR (Surat Keterangan Status Reproduksi)
dilaksanakan dengan beberapa tahap yaitu pada tanggal 18 Juli 2019 peserta
merancang SKSR sesuai dengan kondisi ternak di UPTD Pembibitan dan
Pakan Ternak dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor
48/Permentan/PK.210/10/2016. Setelah itu tanggal 19 Juli 2019 rancangan
SKSR yang telah selesai dibuat mendapatkan koreksi atau tambahan oleh Kasi
Pengelolaan Bibit Ternak mengenai penambahan poin-poin keterngan ternak
dalam SKSR.

Foto 3. Konsultasi perncangan SKSR dengan Kasi Pengelolaan Bibit


Ternak

Rancangan SKSR langsung diperbaiki pada tanggal 23 Juli 2019 sesuai


dengan arahan oleh Kasi Pengelolaan Bibit Ternak. Dan pada tanggal 24 Juli
2019 diajukan kembali untuk mendapat persetujuan oleh Kasi Pengelolaan
Bibit Ternak. Setelah mendapat persetujuan dari Kasi Pengelolaan Bibit
Ternak, tanggal 25-26 Juli 2019 peserta mencetak SKSR sesuai dengan
kebutuhan dalam kegiatan identifikasi status reproduksi sapi brahman cross di
UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak.
c. Nilai-nilai Dasar yang Relevan
- Komitmen Mutu (Efektivitas dan efisien)
Setelah dilakukan pemeriksaan status reproduksi ternak, hasil yang di
diperoleh dicatat dalam SKSR (Surat Keterangan Status Reproduksi)

30
ternak. Oleh karena itu perancangan SKSR bertujuan agar lebih efektivitas
dan efisien dalam membaca dan pengumpulan data status reproduksi
ternak sapi brahman cross.
- Etika Publik (Sopan)
Perancangan SKSR yang ditelah dirancang oleh peserta, selanjutnya
didiskusikan dengan Kasi Pengelolaan Ternak Bibit. Saat mendiskusikan
rancangan SKSR dengan Kasi Pengelolaan Ternak Bibit, saya
menggunakan tutur kata yang sopan sehingga beliau merasa dihargai
sebagai atasan.
- Komitmen Mutu (Efisien), Etika Publik (Cermat)
Rancangan SKSR yang telah dikoreksi dan disetujui oleh Kasi
Pengelolaan Bibit Ternak, selanjutnya di cetak dan diperbanyak. Saat
mencetak dan memperbanyak SKSR, saya melakukannya dengan teliti
dan cermat dan mencetak SKSR sesuai kebutuhan yang diperlukan agar
efisien sesuai dengan jumlah sapi brahman cross di UPTD Pembibitan dan
Pakan Ternak.
d. Manfaat Nilai Dasar bagi Stakeholder terkait
Dengan menerapkan nilai dasar ANEKA pada kegiatan aktulisasi “Perancangan
SKSR (Surat Keterangan Status Reproduksi)” di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak
maka dapat mencapai mufakat dalam perancangan SKSR untuk identifikasi status
reproduksi ternak sapi brahman cross.
e. Manfaat Aktualisasi Terhadap Pencapaian Visi Misi Organisasi
Dengan adanya SKSR ini akan lebih efektif dalam membuat recording
ternak yang merupakan tugas dan fungsi dari Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan dalam menjaga dan meningkatakan kesehatan ternak terutama
kesehatan reproduksi ternak dan dalam upaya mencapai visi dari UPTD
Pembibitan dan Pakan Ternak untuk meningkatkan produksi bibit ternak yang
unggul di Provinsi Bengkulu.
f. Keterkaitan dengan Nilai-nilai Organisasi
Dalam kegiatan aktualisasi ini, peserta menerapkan dan meningkatnya nilai
administrasi yang baik dan profesional di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu. Sehingga dapat melaksanakan
kegiatan ini dengan sukses sesuai dengan misi dari UPTD Pembibitan dan Pakan
Ternak yang selalu optimis untuk selalu berhasil.

31
g. Dampak bila Aktualisasi tanpa didasari Nilai Dasar Profesi PNS
Apabila kegiatan “perancangan SKSR (Surat Keterangan Status
Reproduksi) Ternak” ini dilakukan tanpa didasari nilai dasar ANEKA maka
tidak akan terancangnya SKSR yang sesuai dengan kondisi di UPTD
Pembibitan dan Pakan Ternak. Dan juga tidak adanya kesepakatan yang
didapat antara atasan dan staf terkait penyusunan SKSR untuk identifikasi
status reproduksi sapi brahman cross di UPTD Pembibtan dan Pakan Ternak.

3. Melakukan Identifikasi Status Reproduksi Ternak Sapi Brahman Cross


a. Deskripsi Kegiatan
Sebelum melakukan pemeriksaan status reproduksi sapi brahman cross,
peserta membuat dan mencetak blangko pemeriksaan status reproduksi ternak.
Dimana blangko ini digunakan untuk mencatat hasil kegiatan saat di lapangan dan
sebagai pedoman dalam mengisi SKSR (Surat Keterangan Status Reproduksi) ternak
sapi brahman cross. Selanjutnya menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam kegiatan ini seperti menyiapkan glove untuk menutupi tangan saat
melakukan eksplorasi rektal, sabun sebagai pelumas saat melakukan eksplorasi
rektal, obat-obatan, spuit, dan kandang jepit untuk membatasi gerak ternak sapi saat
dilakukan eksplorasi rektal atau pengobatan yang dilakukan. Setelah blangko dan
peralatan telah siap, kegiatan identifikasi status reproduksi ternak sapi brahman
cross siap dilaksanakan. Dengan pertama-tama memasukkan ternak sapi kedalam
kandang jepit secara bergiliran satu-persatu. Setelah masuk ke kandang jepit, peserta
selaku medik veteriner melakukan eksplorasi rektal untuk penentuan status
reproduksi dari tiap-tiap sapi brahman cross yang ada di UPTD Pembibitan dan
Pakan Ternak dan hasilnya dicatat sementara di blangko pemeriksaan yang telah
disiapkan.
b. Capaian Kegiatan
Blangko yang digunakan untuk pencatatan hasil kegiatan selama di lapangan
telah dibuat dan dicetak. Pembuatan dan pencetakan blangko pemeriksaan dilakukan
pada tanggal 29 Juli 2019 sebanyak 4 lembar. Dan untuk persiapan alat dan bahan
yaitu glove untuk eksplorasi rektal sebanyak 1 kotak, sabun 1 botol, vitamin,
antibiotik, gusanek, antihistamin, spuit 10 ml, dan kandang jepit.

32
Foto 5. Penyiapan alat dan obat-obatan ternak

Foto 6. Penyiapan Kandang Jepit

Penyiapan alat dan bahan ini dilakukan saat 1 hari sebelum pelaksanaan yaitu
pada tanggal 29 Juli 2019. Pada tanggal 30 Juli 2019 dilakukan kegiatan identifikasi
status reproduksi ternak sapi brahman cross setelah semua peralatan dipersiapkan.
Bekerja sama dengan petugas-petugas kandang, pertama menggiring ternak sapi ke
kandang jepit. Setelah sapi direstrain dengan masuk kedalam kandang jepit. Peserta
selaku medik veteriner melakukan eksplorasi rektal untuk menentukan status
reproduksi ternak sapi brahman cross sebanyak 49 ekor. Kegiatan eksplorasi rektal
untuk identifikasi status reproduksi ternak sapi brahman cross dilakukan selama 3
hari yaitu dari tanggal 30 Juli - 1 Agustus 2019.

33
Foto 7. Kegiatan eksplorasi rektal pada sapi brahman cross

c. Nilai-nilai Dasar yang Relevan


Nilai-nilai ANEKA yang tertanam dalam kegiatan “Melakakukan Identifikasi
Status Reproduksi Ternak Sapi Brahman Cross” adalah sebagai berikut :
- Etika Publik (cermat) dan Anti Korupsi (tanggung jawab)
Sebelum melakukan kegiatan, peserta membuat blangko yang dimana
tujuan pembuatan blangko kegiatan ini adalah untuk mempermudah
pencatatan sementara hasil dari kegiatan identifikasi status reproduksi ternak
sapi brahman cross. Setelah blangko selesai dibuat peserta mencetak blangko
pemeriksaan status reproduksi, pembuatan dan pencetakan blangko dilakukan
secara cermat agar tidak terjadi kesalahan dan dilakukan penuh tanggung
jawab.
- Akuntabilitas (tanggung jawab)
Persiapan alat dan bahan yang digunakan selama kegiatan berlangsung
merupakan tanggung jawab dari peserta. Sehingga penyiapan dan penggunaan
alat dan bahan yang digunakan selama kegiatan berlangsung, dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab.
- Anti Korupsi (kerja keras)
Untuk melakukan eksplorasi rektal untuk identifikasi status reproduksi
ternak sapi brahman cross terlebih dahulu menggiring ternak sapi masuk ke
kandang jepit untuk merestrain ternak sapi tersebut. Dalam menggiring sapi

34
brahman cross satu-persatu ke kandang jepit secara bergiliran, peserta dan
para petugas kandang melakukannya dengan kerja keras supaya dapat
dilakukan eksplorasi rektal terhadap ternak tersebut.
- Akuntabilitas (Integritas)
Setelah sapi sudah direstrain, peserta melakukan eksplorasi rektal
untuk menentukan status reproduksi ternak tersebut. Dalam penentuan status
reproduksi ternak sapi brahman cross sebanyak 49 ekor, peserta melakukannya
dengan penuh integritas sebagai petugas medik veteriner.
d. Manfaat Nilai Dasar bagi Stakeholder terkait
Dengan menerapkan nilai dasar ANEKA pada aktualisasi “Melakakukan
Identifikasi Status Reproduksi Ternak Sapi Brahman Cross” di UPTD Pembibitan
dan Pakan Ternak memberikan manfaat yaitu mengetahui keadaan status reproduksi
dari sapi brahman cross tersebut, sehingga petugas kandang dapat menyesuaikan
perlakuan setiap sapi sesuai dengan hasil status reproduksinya dan tanggung jawab
masing-masing petugas kandang. Dan dengan menerapkan nilai ANEKA pada
kegiatan ini dapat terciptanya kerja sama yang baik, mengetahui tugas dan tanggung
jawab masing-masing petugas/staf dan dapat menyelesaikan kegiatan ini dengan
sukses.
e. Manfaat Aktualisasi terhadap Pencapaian Visi Misi Organisasi
Dengan dilakukannya kegiatan identifikasi status reproduksi ternak sapi
brahman cross di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak, dapat memberikan manfaat
terhadap pencapaian visi misi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Bengkulu. Kegiatan eksplorasi rektal untuk mengetahui keadaan dari masing-masing
ternak tentang status reproduksinya baik yang bunting atau tidak bunting. Dan yang
bunting dipelihara sampai melahirkan dan yang tidak bunting diperiksa kembali
apakah dalam kondisi reproduksi yang normal atau tidak, sehingga tujuan akhirnya
sapi tersebut bunting. Sehingga menghasilkan bibit-bibit ternak yang unggul yang
merupakan visi dari UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak dan meningkatkan populasi
dan produksi ternak yang berkualitas sesuai dengan sasaran utama dari Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu
f. Keterkaitan dengan Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan bibit-bibit ternak yang unggul dan
menyediakan bibit ternak tepat waktu sesuai dengan nilai dari UPTD Pembibitan dan
Pakan Ternak. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan nilai-nilai dari UPTD
35
Pembibitan dan Pakan Ternak yaitu dengan possion atau semangat melakukan
kegiatan ini untuk mencapai visi dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Bengkulu.
g. Dampak bila Aktualisasi tanpa Didasari Nilai Dasar Profesi PNS
Apabila kegiatan ini dilaksanakan tanpa didasari nilai ANEKA maka tidak
akan berjalannya kegiatan ini dengan baik karena tidak dilaksanakan tanpa tanggung
jawab dan tanpa kerja sama yang baik antara petugas/staf. Dimana kerja sama yang
baik sangat dibutuhkan dalam kegiatan di lapangan. Sehingga apabila tidak
dilaksanakannya kegiatan eksplorasi rektal untuk penentuan status reproduksi ternak
ini dengan baik, maka tidak akan diketahuinya keadaan status reproduksi setiap
ternak sapi brahman cross tersebut. Sehingga akan menyulitkan dalam pelaksanaan
kegiatan manajemen kesehatan hewan, manajeman kandang, manajemen pakan, dan
kegiatan lainnya.

4. Menerbitkan SKSR (Surat Keterangan Status Reproduksi) Ternak Sapi Brahman Cross
a. Uraian Pelaksanaan Kegiatan
Pada pelaksanaan kegiatan terakhir ini yaitu menerbitkan SKSR (Surat
Keterangan Status Reproduksi) dari ternak sapi brahman cross yang telah diperiksa.
Penulisan SKSR ini berpedoman pada blangko pemeriksaan yang telah diisi pada
saat pemeriksaan identifikasi status reproduksi dilakukan terhadap 49 ekor sapi
brahman cross. Setelah data dimasukkan ke dalam SKSR selanjutnya ditanda
tangani oleh medik veteriner yang berwenang yaitu peserta sendiri. Jadi hasil akhir
dari kegiatan identifikasi status reproduksi sapi brahman cross di UPTD Pembibitan
dan Pakan Ternak ini adalah diterbitkannya SKSR (Surat Keterangan Status
Reproduksi) dari masing-masing sapi brahman cross yang ada di UPTD Pembibitan
dan Pakan Ternak.
b. Capaian Kegiatan
Kegiatan menulis SKSR (Surat Keterangan Status Reproduksi) ternak sapi
brahman cross di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak ini dilakukan pada tanggal 02
Agustus - 16 Agustus 2019. Setelah SKSR ditulis, peserta melakukan penanda
tanganan SKSR sebagai medik veteriner yang bertanggung jawab dalam kegiatan
identifikasi status reproduksi ternak sapi brahman cross di UPTD Pembibitan dan
Pakan Ternak. Penanda tanganan SKSR ini dilakukan pada tanggal 19 Agustus – 23
Agustus 2019.
36
Foto 8. Menulis SKSR

c. Nilai-nilai Dasar yang Relevan


- Akuntabilitas (Kejelasan)
Setelah kegiatan identifikasi status reproduksi ternak ini dilakukan, peserta
memasukkan data status reproduksi sapi brahman cross sebanyak 49 ekor
kedalam data SKSR, Hal ini dilakukan agar status reproduksi ternak sapi brahman
cross di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak jelas dan memudahkan untuk
mengambil tindakan selanjutnya terhadap ternak-ternak tersebut.
- Akuntabilitas (tanggung jawab)
SKSR (Surat Keterangan Status Reproduksi) yang telah ditulis sesuai dengan
hasil kegiatan pada blangko kegiatan, selanjutnya ditanda tangani oleh dokter
hewan/medik veteriner yang berwenang. Dalam hal ini medik veteriner yang
berwenang adalah peserta sendiri selaku medik veteriner yang bertanggung jawab
di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak. Peserta melakuakan penanda tanganan
SKSR dengan penuh tanggung jawab sebagai medik veteriner yang berwenang.
d. Manfaat Nilai Dasar bagi Stakeholder terkait
Dengan menerapkan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan aktualisasi
“Menerbitkan SKSR” di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak maka dapat

37
menghasilkan SKSR yang tepat dan berlaku, sehingga berguna membantu dalam
pengambilan keputusan terhadap tindakan baik perawatan dalam manajemen pakan,
manajemen kandang, manajemen kesehatan dan pembagian petugas kandang.
e. Manfaat Aktualisasi terhadap Pencapaian Visi Misi Organisasi
Menerbitkan SKSR ternak sapi brahman cross yang telah dilakukan
pemeriksaan status reproduksinya ini merupakan perwujudan dari misi Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan
Hewan dan juga mendukung misi dari UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak untuk
menghasilkan ternak bibit dengan waktu yang tepat dan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
f. Keterkaitan dengan Nilai-nilai Organisasi
Dalam kegiatan penerbitan SKSR (Surat Keterangan Status Reproduksi)
ternak sapi brahman cross ini, peserta melakukannya sesuai dengan nilai dari UPTD
Pembibitan dan Pakan Ternak yaitu Integrity dimana “melakukan apa yang dikatakan
dan mengatakan apa yang dilakukan”. Sehingga peserta menulis dan mengeluarkan
SKSR sesuai dengan apa yang peserta diagnosa pada saat identifikasi status
reproduksi ternak sapi brahman cross di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak.
g. Dampak bila Aktualisasi tanpa didasari Nilai Dasar Profesi PNS
Apabila penerbitan SKSR setiap ternak sapi brahman cross ini tidak dilakukan
dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan salah satu nilai dasar ANEKA maka
akan menyebabkan tidak diketahuinya status reproduksi dari setiap ternak dan
menyulitkan dalam pengambilan tindakan untuk kedepannya yang berhubungan
dengan perkembangan dan kesehatan ternak tersebut. Dan apabila SKSR tersebut
tidak ditanda tangani oleh dokter hewan berwenang maka tidak adanya yang
bertanggung jawab dalam penerbitan SKSR setiap ternak sapi brahman cross di
UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak tersebut.

38
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil capaian aktualisasi yang telah dilaksanakan di UPTD


Pembibitan dan Pakan Ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Bengkulu dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA dalam kegiatan aktualisasi di
UPTD Pembibtan dan Pakan Ternak dapat diterapkan pada semua kegiatan dan
dapat menjadi solusi dalam memecahkan masalah yang ada di lapangan.
2. Penerapan nilai ANEKA pada kegiatan aktualisasi di UPTD Pembibitan dan
Pakan Ternak semakin meningkatkan kualitas kerja petugas di kantor dan di
lapangan.
3. Penerapan nilai ANEKA pada kegiatan di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak
memberikan konribusi terhadap visi misi dan nilai organisasi Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu. Nilai dasar PNS yang telah diterapakan
di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak yaitu Etika Publik : cermat, sopan dan
hormat, Nasionalisme : musyawarah dan mufakat, Komitemen Mutu :
efektivitas dan efisien, Anti Korupsi : kerja keras dan tanggung jawab,
Akuntabilitas : tanggung jawab dan integritas.

B. Saran
Diharapakan peserta diklat dasar senantiasa mengaplikasikan nilai-nilai
ANEKA dengan sungguh-sungguhnya untuk menciptakan kualitas pelayanan publik
yang baik dan juga hendaknya senantiasa memberikan dorongan dan bimbingan yang
bersifat membangun baik itu dari segi pemeriksaan maupun tindak lanjut
pemeriksaan. Dengan adanya ketertiban dalam memegang teguh tugas dan fungsi
dalam pekerjaan serta menjaga loyalitas sebagai Aparatur Sipil Negara nantinya akan
membawa perubahan yang positif yang mengarah pada tercapainya cita-cita bangsa.

39
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Gol. III
tentang Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Gol.III
tentang Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Gol.III
tentang Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Gol.III
tentang Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Gol.III
tentang Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang Habituasi.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang Pelayanan
Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang Whole of
Goverment. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

40
LAMPIRAN

41

Anda mungkin juga menyukai