Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKTUALISASI

NILA-NILAI DASAR PROFESI SERTA KEDUDUKAN DAN PERAN PNS


DALAM KERANGKANKRI PADA PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III
ANGKATAN XVII DI RSUD BENGKULU TENGAH

MENINGKATKAN TERTIB ADMINITRASI


BIDANG TATA USAHA DAN KEPEGAWAIAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN BENGKULU TENGAH

DI SUSUN
OLEH:

HERVINA SASMITA PUTRI,SKM


19910205 201903 2 002

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


KABUPATEN BENGKULU TENGAH
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI BENGKULU
TAHUN 2019
PERSETUJUAN
SEMINAR LAPORAN AKTUALISASI

JUDUL : Meningkatkan Tertib administrasi Tata Usaha di RSUD Bengkulu


Tengah
Nama Peserta : Hervina Sasmita Putri,SKM
NIP : 19910205 201903 2002
Angkatan : III (TIGA)
Nomor Absen : 25 (Dua Lima)
Instansi : Pemerintah Bengkulu Tengah
Jabatan : Staf Tata Usaha
Unit Kerja : RSUD Bengkulu Tengah

Laporan Aktualisasi telah disetujui oleh Pembimbing untuk diseminarkan.

Bengkulu, 22 Oktober 2019

Coach/ Pembimbing, Mentor,

Dra.Hj. NURLENA, M.Pd YOKI HERMANSYAH,SKM,MPH


NIP. 19660910 199102 2 001 NIP.
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI
NEGERI SIPIL GOLONGAN III ANGKATAN III
DI RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU

MENINGKATKAN TERTIB ADMINISTRASI TATA USAHA


DIRSUD BENGKULU TENGAH

OLEH :
HERVINA SASMITA PUTR,SKM
NIP 19910205 201903 2 002

Telah Diseminarkan Pada Hari Selasa Tanggal 27 Bulan Agustus Tahun 2019
Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Bengkulu

Penguji

HAVIED RUSENO, SH
NIP. 19850117 200804 1 001

Mentor Coach / Pembimbing

YOKI HERMANSYAH,SKM,MP Dra.Hj.NURLENA, M.Pd


NIP. NIP. 19660910 199102 2 001

BENGKULU,
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI BENGKULU

Ir. H. Fachriza, MM
NIP. 19650122 198907 1 001
Pembina Utama Madya
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mengijinkan penulis
menyelesaikan penyusunan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar sebagai seorang Aparatur Sipil
Negara. Saya mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat kepada :
1. Bapak dr., Listikarini hilen widyastuti selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Bengkulu Tengah
2. Bapak Yoki Hermansyah,SKM.MPH selaku kepala sub bidang tata usaha RSUD
bengklu Tengah
3. Bapak Ir. H. Fachriza, MM selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Bengkulu, yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti
pelatihan dasar CPNS di BPSDM.
4. Ibu Dra.Hj Nurlena M.Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dalam pembuatan laporan
5. Bapak Yoki Hermansyah,SKM.MPH selaku Mentor yang telah memberikan arahan dan
dukungan dalam pembuatan laporan
6. Serta kepada Orang Tua, para Widyaiswara, para Panitia, dan teman-teman Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III Tahun 2019 yang telah memberikan motivasi dan
bantuannya sehingga laporan aktualisasi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa masih adanya kekurangan dalam pembuatan laporan ini.
Sehingga penulis mohon maaf dan mengharapkan saran dari pembaca agar laporan aktualisasi ini
dapat bermanfaat bagi penulis selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bengkulu, Oktober 2019
Penulis

Hervina Sasmita Putri,SKM


NIP. 19910205 201903 2 002
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sasaran Kinerja Pegawai.............................................................16


Tabel 3.1 Analisis Isu ....................................................................................40
Tabel 3.2 Penapisan Isu Melalui Kriteria USG .........................................42
Tabel 3.3 Gagasan Pemecahan Isu .............................................................44

Tabel 3.4 Rancangan Aktualisasi.................................................................45

Tabel 3.5 Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ................54

Tabel 3.6 Rencana Jadwal Konsultasi.........................................................55

Tabel 3.7 Antisipasi Menghadapi Kendala Melaksanakan Aktualisasi . .56

Tabel 4.1 Pelaksanaan Kegiatan aktualisasi...............................................59

Tabel 4.2 Jadwal Implementasi Pelaksanaan Aktualisasi.........................61


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi...................................................................10


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii

KATA PENGANTAR.....................................................................................iv

DAFTAR TABEL............................................................................................v

DAFTAR GAMBAR......................................................................................vi

DAFTAR ISI..................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................
B. Tujuan Aktualisasi.................................................................................3
C. Manfaat ................................................................................................3
D. Ruang Lingkup......................................................................................4
BAB II GAMBARAN ORGANISASI...........................................................5
A. Sejarah Rumah Sakit ............................................................................5
B. Visi Misi Rumah Sakit .........................................................................7
C. Struktur Organisasi................................................................................8
D. Nilai Organisasi...................................................................................11
E. Kedudukan Tugas dan Fungsi.............................................................11
F. Uraian Tugas.......................................................................................13
G. Sasaran Kinerja Pegawai.....................................................................16
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI...................................................18
A. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN...........................................................18
B. Kedudukan Dan Peran PNS dalam NKRI ..........................................34
C. Identifikasi Isu.....................................................................................38
D. Penetapan Isu......................................................................................43
E. Rancangan Aktualisasi........................................................................45
F. Rencana Pelaksanaan Aktualisasi........................................................54
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI...........................................................59
A. Pelaksanaan Tahapan Kegiatan...........................................................61
B. Capaian Aktualisasi.............................................................................65
BAB V PENUTUP.........................................................................................87
A. Kesimpulan..........................................................................................87
B. Saran....................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................viii

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur sipil negara yang di atur dalam
undang undang No. 5 tahun 2014 adalah sebuah profesi dalam instansi pemerintahan
yang mempunyai peranan penting dalam menjalankan tugas tugas umum pemerintahan
dan pembangunan. Untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan tersebut diperlukn ASN
yang profesional, berintegritas dan akuntabel yaitu ASN yang memenuhi standar
kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif
dan efisien. Untuk dapat membentuk ASN yang profesional perlu dilakukan pembinaan
melalui jalur pelatihan. Selama ini pelatihan jalur calon pegawai Negeri sipil (CPNS) di
lakukan melalui pendidikan dan pelatihan prajabatan (Diklat Prajabatan), dimana praktik
penyelenggaraan pelatihan dan pembelajaran di dominasi oleh ceramah sehingga di rasa
sulit membentuk PNS yang kuat dan profesional. Maka berdasarkan Undang Undang No.
5 tahun 2014 pasal 63 ayat 3 dan 4 dan peraturan kepala lembaga Administrasi Negara
No. 21 Tahun 2016, CPNS diharuskan melalui masa percoban dan diperlukan sebuah
penyelenggaraan pelatihan pembelajaran proses Diklat Terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab serta memperkuat
profesionalisme dan kompetensi bidang sehingga mampu menerapkan dan
mengaktualisasikan serta membuatnya kebiasaan (habituasi), memahami tugas dan
perannya secara baik sebagai pelayan masyarakat sehingga terpatri dalam dirinya sebagai
karakter PNS profesional.
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan merupakan pembekalan komprehensif agar
CPNS mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan
tugas sebagai Aparatur Sipil Negara, sesuai dengan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38
Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
CPNS Golongan III, yang menggunakan pola baru, peserta diklat mengikuti proses
pembelajaran yang mencakup nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti korupsi) serta mengetahui peran
kedudukan ASN dalam melaksanakan tugas sehari hari.
Rumah Sakit Umum Daerah Bengkulu Tengah merupakan Rumah Sakit Pemerintah
Kabupaten bengkulu tengah dengan Klasifikasi Rumah Sakit Kelas D sebagai Rumah
Sakit rujukan di Kabupaten Bengkulu Tengah dalam menyelenggarakan upaya kesehatan
dan sebagai pelayanan publik. Di rsud saya banyak menemukan isu penting yang
berkaitan dengan kurang tetribnya adminitrasi kepegawaian di tata usaha di rsud
bengkulu tengah.
Dalam sistem pembelajaran Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2019, setiap peserta
pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang
telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri. Setelah melalui proses Pelatihan Dasar
CPNS, seluruh peserta akan memiliki kemampuan mensintesakan substansi mata
Pelatihan Dasar ke dalam rancangan Aktualisasi, pembimbingan pembelajaran
aktualisasi, melaksanakan seminar rancangan aktualisasi, melaksanakan aktualisasi di
tempat kerja dan menyusun laporan aktualisasi.
Di samping pembimbing yang ditunjuk di tempat pelatihan, selama masa rancangan
aktualisasi dan off campus untuk aktualisasi di tempat kerja, dimungkinkan peserta akan
belajar tentang penguatan kompetensi teknis bidang tugas melalui proses pembimbingan
dari mentor yang ditunjuk oleh pejabat pembina kepegawaian instansi.
B. Tujuan
1. Persyaratan untuk kelulusan latihan dasar CPNS
2. Terbentuknya PNS yang profesional yang karakternya dibentuk oleh nilai nilai dasar
profesi PNS
3. Peserta mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam
melaksanakan setiap pekerjaan/ kegiatan yang dilakukan, dan berkontribusi dalam
memperkuat visi dan misi organisasi serta menjadi habituasi dalam kehidupan sehari
hari.
4. Peserta mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sesuai dengan
Undang Undang sebagai pelayan masyarakat
5. Terwujudnya ASN dilingkungan kerja yang dapat dalam menerapkan nilai-nilai dasar
ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu,
Anti korupsi
C. Manfaat
1. Mampu menerapkan nilai nilai akuntabilitas sehingga dapat lebih bertanggung jawab
terhadap fungsinya sebagai staf tata usaha.
2. Mampu menerapkan nilai nilai nasionalisme sehingga bekerja atas dasar nilai nilai
pancasila dan berkonstribusi penuh terhadap NKRI
3. Mampu menerapkan nilai nilai etika publik seingga bekerja secara ikhlas dalam
melayani masyarakat mengingat salah satu fungsi ASN sebagai pelayan masyarakat
4. Mampu menerapkan nilai nilai komitmen mutu sehingga mewujudkan pelayanan
prima dan profesional di lingkungan RSUD
5. Mampu menerapkan anti korupsi sehingga dapat mewujudkan lingkungan kerja yang
bebas dari korupsi serta menjaga lagi kedisiplinan dalam menjalankan tugas sebagai
staf tata usaha
6. Menambah bahan kepustakaan badan pengembangan sumber daya manusia
kabupaten Bengkulu tengah serta dapat meningkatkan mutu program pelatihan dan
pendidikan, khususnya Pelatihan Dasar CPNS di masa yang akan datang.
7. Sebagai saran, usulan, masukan, ataupun inovasi dalam peningkatan tertib adminitrasi
bagi visi misi rumah sakit menuju yang lebih baik.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Rancangan aktualisasi oleh peserta diklat mencakup tugas pokok
sesuai Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) oleh unit kerja peserta. Peserta juga dapat
melakukan tugas kreativitas sebagai bentuk inovasi. Tempat aktualisasi nilai-nilai dasar
PNS (ANEKA) peserta adalah di rumah sakit umum daerah kabupaten bengkulu tengah .

BAB II
GAMBARAN ORGANISASI
A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah yang selanjutnya
disingkat RSUD Bengkulu Tengah merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten
Bengkulu Tengah yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna dengan mengutamakan pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan
peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui
penyediaan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat (emergensi), tindakan medik
dan penunjang medik lainnya.

RSUD Bengkulu Tengah merupakan rumah sakit tipe kelas D berdasarkan


Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1510/MENKES/SK/X/2010
tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah Milik
Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi RSUD Bengkulu Tengah telah
terakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) di bulan desember tahun
2018, sebagai bentuk pengakuan bahwa rumah sakit telah memenuhi standar akreditasi
dan dinyatakan Lulus Tingkat Perdana dengan Nomor KARS-SERT/98/XII/2018.
Fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan di tahun 2019 harus sudah
memiliki sertifikat akreditasi. Sertifikat akreditasi merupakan persyaratan wajib yang
harus dipenuhi oleh setiap rumah sakit yang melayani Program JKN-KIS. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan No 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada
Jaminan Kesehatan Nasional.
Peran aktif dalam pelayanan kesehatan individu dalam menunjang misi
pemerintah daerah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten
Bengkulu TengahBerdasarkan Keputusan Bupati Bengkulu Tengah Nomor 343 Tahun
2009 Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Tipe D adalah Unit Pelaksana Teknis Kesehatan dalam bidang pelayanan kesehatan di
Kabupaten Bengkulu Tengah.Secara lengkap Struktur Organisasi RSUD Bengkulu
Tengah dapat dilihat pada gambar berikut ini :
STRUKTUR ORGANISASI

Direktur

dr. Listikarini Hilen Widyastuti

NIP. 19810427 201001 2 008


Kelompok Jabatan
Fungsional
Kasubag Tata Usaha

Yoki Hermansyah, SKM., MPH.

NIP. 19770827 201001 1 003

Kasi Pelayanan Medik Kasi Keperawatan

dr. Rulli Robi Ferli Ns. Noni Rahmidarti, S. Kep.

NIP. 19871206 201503 1 NIP. 19800523 200502 2 003


001

INSTALASI

RSUD Bengkulu Tengah dipimpin oleh Direktur yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati Bengkulu Tengah. Adapun susunan organisasi RSUD
Bengkulu Tengah dengan klasifikasi rumah sakit tipe kelas D berdasarkan Keputusan
Bupati Bengkulu Tengah terdiri dari:
a. Direktur.
b. Kepala Subag Tata Usaha.
c. Kepala Seksi Pelayanan Medik.
d. Kepala Seksi Keperawatan.
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

B. VISI DAN MISI

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya RSUD Bengkulu Tengah telah
menetapkan Visi, Misi, Tata Nilai dan Motto yang digali dari seluruh aspek internal dan eksternal
RSUD Bengkulu Tengah yang akan dijadikan sebagai suatu landasan untuk mencapai tujuan
dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki oleh RSUD Bengkulu Tengah dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya dan
masyarakat Kabupaten Bengkulu Tengah.
Visi “RSUD Bengkulu Tengah Sebagai Pelayanan Publik Unggulan”

Misi RSUD Bengkulu Tengah adalah melakukan penataan SDM melalui peningkatan
yaitu :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional.
2. Menata, mempersiapkan, sarana dan prasarana serta meningkatkan pengawasan disiplin
kerja sehingga memberikan layanan terbaik, tepat, cepat, ramah, ikhlas pada semua lapisan
masyarakat.
3. Membina kemitraan, meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi RSUD
Bengkulu Tengah.
4. Memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.

C. NILAI ORGANISASI

Adapun nilai-nilai yang dikembangkan di lingkungan internal RSUD Bengkulu Tengah


dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah:
1. Profesional : Petugas berpengalaman dalam bidangnya.
2. Akurat : Petugas bekerja sesuai SOP.
3. Tepat Waktu : Petugas memberikan pelayanan sesuai ketentuan waktu.
4. Ikhlas : Petugas memberikan pelayanan dengan senang hati.

E. TUGAS DAN FUNGSI


1. TUGAS

RSUD Bengkulu Tengah Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan unsur


pendukung tugas Kepala Daerah dalam bidang pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat, yang mempunyai tugas :
1. Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
penyelenggaraan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan
secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan derajat
kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan sesuai peningkatan
kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bengkulu Tengah sesuai
dengan bidang tugasnya.
2. FUNGSI
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud tersebut diatas, RSUD
Bengkulu Tengah berada dan berintegrasi dalam Sistem Kesehatan Daerah, mempunyai
fungsi :
1. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data berbentuk database serta analisa
data untuk menyusun program kegiatan.
2. Perencanaan strategis bidang pelayanan kesehatan perorangan.
3. Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan perorangan.
4. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah bidang pelayanan
kesehatan perorangan.
5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pelayanan kesehatan perorangan.
6. Penyelenggaraan dan pengawasan standar pelayanan minimal Rumah Sakit yang
wajib dilaksanakan.
7. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan pada Rumah Sakit Umum Daerah.
8. Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi kegiatan bidang kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah.
9. Penyelenggaraan administrasi Pegawai Negeri Daerah.
10. Pelayanan medik.
11. Pelayanan penunjang medik dan non medik.
12. Pelayanan dan asuhan keperawatan.
13. Pelayanan rujukan.
14. Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan dan bidang lainnya sesuai kebutuhan
RSUD Bengkulu Tengah.
15. Penelitian dan pengembangan.
16. Pengelolaan sumber daya RSUD Bengkulu Tengah.
17. Pelayanan fungsi sosial dengan memperhatikan kaidah ekonomi.
18. Perencanaan program, rekam medik, evaluasi dan pelaporan serta humas dan
Soialisasi (pemasaran) RSUD Bengkulu Tengah.
19. Pembinaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, lembaga pemerintah dan
lembaga lainnya.

F. SKP DAN TUGAS TAMBAHAN SERTA PERSONIL


Peserta Peserta yang merupakan CPNS pemerintahan Provinsi Bengkulu dengan unit
kerja di RSUD Bengkulu Tengah menduduki Staf tata usaha. Tugas pokok peserta sesuai
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yaitu:
 Mengagendakan surat masuk dan surat keluar
 Mengetik surat masuk
 Mengetik surat tugas pegawai
 Membuat absensi pegawai
 Membuat surat cuti pegawai
 Membuat surat keterangan sehat dan sakit,dan dirawat
 Membuat surat keterangan bebas narkoba
 Membantu membuat profil
 Memabantu mengendalikan bagian umum
 Membantu membuat laporan tahunan
Sub bagian tata usaha dan kepegawaian RSUD bengulu tengah saat ini memiliki 8 orang staf tata
usaha berikut kasubag tata usaha dan kepegawaian.Adapun personil tata usaha dibidang tata
usaha

Table 2.1 personil di bidang umum dan kepegawaian

No Nama / Nip Pangkat/Gol Jabatan

1 Yoki Hermansyah,SKM.MPH Penata/III c Kasubag Tata usaha dan


kepegawaian

2 Nery Sugianti,SKM, M.Eng Penata Muda Tk I/IIIb Staf Tat usaha

3 Siven Provisen,SKM Penata Muda Tk I/IIIb Staf Tata usaha

4 Hervina sasmita putri,SKM Penata Muda/IIIa Satf tata Usaha

5 Riska Aprianti,S,Kep,Ners - Staf Tata Usaha

6 Tenti,SKM - Staf Tata Usaha

7 Supran - Staf Tata Usaha


8 Ari saputra,SKm - Staf Tata Usaha

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Nilai Nilai Dasar ASN (Aparatur Sipil Negara)
1. Akuntabilitas
a. Pengertian akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut meliputi:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok dan pribadi;
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan
PNS dalam politik praktis;
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
b. Aspek-aspek Akuntabilitas
Aspek-aspek akuntabilitas antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan
bertanggung jawab memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan
mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Di sisi lain,
individu, kelompok, maupun institusi bertanggung jawab untuk memenuhi semua
kewajibannya.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam hal ini, setiap individu, kelompok,
maupun institusi dituntut untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya untuk memberikan kontribusi
untuk mencapai hasil yang maksimal.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan laporan
kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai
oleh individu, kelompok, maupun institusi, serta mampu memberikan bukti nyata
dari hasil dan proses yang telah dilakukan. Dalam dunia birokrasi, bentuk
akuntabilitas setiap individu berwujud suatu laporan yang didasarkan pada kontrak
kerja, sedangkan untuk institusi adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah).
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences)
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggung jawab, dan
tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa
penghargaan atau sanksi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas yang
bersifat proaktif (proactive accountability), akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah
hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja.
c. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level
atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggung
jawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan berbeda-beda. Adanya norma
yang bersifat informal tentang perilaku PNS yang menjadi kebiasaan (how things
are done around here) dapat mempengaruhi perilaku anggota organisasi atau bahkan
mempengaruhi aturan formal yang berlaku.
d. Tingkatan dalam Akuntabilitas
Tingkatan dalam akuntabilitas digambarkan dalam bagan berikut ini:

Diagram 3.1. Tingkat Akuntabilitas


Keterangan:
1) Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang
seperti kejujuran, integritas, moral, dan etika.
Pertanyaan yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang memiliki
akuntabilitas personal antara lain “Apa yang dapat saya lakukan untuk
memperbaiki situasi dan membuat perbedaan?”.
2) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan
kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan.
Pemberi kewenangan bertanggung jawab untuk memberikan arahan yang
memadai, bimbingan, dan sumber daya serta menghilangkan hambatan kinerja,
sedangkan PNS sebagai aparatur negara bertanggung jawab untuk memenuhi
tanggung jawabnya. Pertanyaan penting yang digunakan untuk melihat tingkat
akuntabilitas individu seorang PNS adalah apakah individu mampu untuk
mengatakan “Ini adalah tindakan yang telah saya lakukan, dan ini adalah apa yang
akan saya lakukan untuk membuatnya menjadi lebih baik”.

3) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok. Dalam hal
ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada adalah “Kami”. Dalam kaitannya
dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan semangat
kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi
memainkan peranan yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang
diharapkan.
4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai,
baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun
kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan dan
pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya.
Jadi, akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab organisasi pemerintah
untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air,
mengedepankan kepentingan Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya terutama
bagi seorang ASN. Nilai Nasionalisme sesuai dengan butir-butir dalam Pancasila, ASN
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta sebagai perekat dan pemersatu
bangsa.ASN sebagai pelaksana kebijakan public.
a. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik. Thomas R.
Dye dalam bukunya berjudul Understanding Public Policy yang diterbitkan pada
tahun 1981 menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh
pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Definisi ini mencakup pengertian
yang sangat luas. Segala hal yang merupakan tindakan pemerintah maupun diamnya
pemerintah terhadap sesuatu disebut sebagai kebijakan publik.

Implementasi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, yaitu :


1) Setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada
kepentingan publik dan senantiasa menempatkan kepentingan publik, bangsa dan
negara di atas kepentingan lainnya,mengedepankan kepentingan nasional ketimbang
kepentingan sektoral dan golongan.
2) Senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan
pelayanan.
3) Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan
harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat dan menciptakan
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
ASN juga harus memperhatikan prinsip penting sebagai pelaksana kebijakan publik,
antara lain:
1) ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
mengimplementasikan kebijakan publik. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya,
tanpa ada implementasi maka suatu kebijakan publik hanya menjadi angan-angan
belaka, sehingga karena itu harus dioperasionalisasikan.
2) ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
Setiap pegawai ASN harus menyadari sebagai aparatur profesional yang kompeten,
berorientasi pelayanan publik, dan loyal kepada negara dan aturan perundang-
undangan.
3) ASN harus berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya, yaitu yang memiliki
potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran sebagai wujud
keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara.
b. ASN Sebagai Pelayan Publik
ASN yang melayani publik Menurut Sianipar (1998) dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Pelayanan Masyarakat pelayanan didefinisikan sebagai cara
melayani, membantu, menyiapkan, dan mengurus, menyelesaikan keperluan,
kebutuhan seseorang atau sekolompok orang, artinya objek yang dilayani dapat
meliputi individu, pribadi-pribadi, dan kelompok-kelompok organisasi.
c. ASN Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa
Aparatur Sipil Negara sebagai Pemersatu Bangsa Dalam UU No 5 tahun 2014
pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika diangkat menjadi PNS. Dinyatakan
bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945,
negara dan pemerintah. PNS juga senantiasa menjunjung tinggi martabat PNS serta
senantiasa mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan.
3. Etika Publik
a. Definisi Etika Publik
Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai “the dicipline
dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation”. Oleh karena
itu konsep etika sering digunakan sinonim dengan moral. Ricocur (1990)
mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di
dalam institusi yang adil.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat
publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan
antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam
pelayanan publik (Haryatmoko, 2001). Jadi, Etika Publik merupakan refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
b. Kode Etik Aparatur Sipil Negara
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku Aparatur Sipil
Negara yakni sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

c. Nilai-Nilai Dasar Etika Publik


Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
ASN, yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
d. Dimensi Etika Publik
Pada prinsipnya, ada 3 (tiga) dimensi etika publik:
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip moral,
sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik. Moral dalam etika
publik menuntut lebih dari kompetensi teknis karena harus mampu mengidentifikasi
masalah-masalah dan konsep etika yang khas dalam pelayanan publik.
2) Dimensi Modalitas
Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa. Pemerintahan korup
menyebabkan kemiskinan, sumber diskriminasi, rentan konflik dan penyalahgunaan
kekuasaan. Korupsi disebabkan lemahnya integritas pejabat publik, kurangnya
partisipasi dan lemahnya pengawasan.
Membangun integritas publik pejabat dan politisi harus disertai perbaikan
sistem akuntabilitas dan transparansi yang didukung modalitas etika publik, yaitu
bagaimana bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai standar etika? Cara
bagaimana etika bisa berfungsi atau bekerja? Struktur seperti apa yang mampu
mengorganisir tindakan agar sesuai dengan etika? Infrastruktur semacam apa yang
dibutuhkan agar etika publik berfungsi?
3) Dimensi tindakan integritas publik
Integritas publik dalam arti sempit yakni tidak melakukan korupsi atau
kecurangan. Adapun maknanya secara luas yakni tindakan yang sesuai dengan nilai,
tujuan dan kewajiban untuk memecahkan dilema moral yang tercermin dalam
kesederhanan hidup.
Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas, transparansi dan
netralitas.
e. Sumber-Sumber Kode Etik Bagi Aparatur Sipil Negara
Rumusan kode etik bagi ASN yang berlaku di sebuah negara cukup beragam
dari segi substansi maupun redaksinya. Biasanya rumusan kode etik itu mengikuti
kaidah moral yang sifatnya universal dan sekaligus menyesuaikan dengan konteks
lingkungan dari sistem administrasi publik di sebuah negara. Oleh sebab itu,
disamping mengetahui rujukan dari peraturan mengenai kode etik di Indonesia, para
calon PNS sebaiknya juga memahami prinsip-prinsip universal yang berlaku dalam
mekanisme pelayanan publik.
Prinsip universal yang dimaksud di sini adalah kaidah yang berlaku bukan
hanya di negara maju yang sistem administrasinya sudah mapan, tetapi juga bisa
dipertimbangkan untuk diberlakukan di negara-negara berkembang karena pada
dasarnya semangat pelayanan publik merupakan muara dari sumber-sumber kode etik
universal tersebut.
Untuk konteks Indonesia, sumber-sumber kode etik universal perlu terus
dicermati dan dijadikan sebagai rujukan agar sistem administrasi publik di Indonesia
terus meningkat dari segi kadar profesionalisme maupun integritasnya.
Berikut ini adalah sebagian dari sumber-sumber kode etik yang telah
berkembang dalam sistem administrasi publik sejak kemerdekaan, yaitu:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan Pegawai
Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang
2) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai
Negeri Sipil
3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps
dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
5) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
6) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

4. Komitmen Mutu
a. Definisi Komitmen Mutu
Goetsch and Davis (2006: 5) berpendapat bahwa belum ada definisi mutu yang
dapat diterima secara universal, namun mereka telah merumuskan pengertian mutu
sebagai berikut: “Quality is a dynamic state associated with products, services,
people, processes, and environments that meets or exceeds expectation.” Menurut
definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis
berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan
nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan (customer) sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur pencapaian hasil
kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan
produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing
(competitors)

b. Aspek Komitmen Mutu


Ada 3 (tiga) aspek yang terdapat dalam komitmen mutu, yaitu efektifitas,
efisien, dan inovasi.
1) Efektifitas
Richard L. Daft (Tita Maria Kanita 2010: 8) mendefinisikan efektivitas
sebagai berikut:
Efektifitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai
tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya.
Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh
pelanggan.
Merujuk dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik utama
yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektifitas adalah
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah
maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
2) Efisien
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8) mendefinisikan
efisiensi sebagai:
Jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku,
uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran
tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan
untuk menghasilkan barang atau jasa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efisiensi diukur dari
ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme
yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan
untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Perubahan bisa dipicu antara lain oleh pergeseran selera pasar, peningkatan
harapan dan daya beli masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan
kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh globalisasi, serta kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagaimana pendapat Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2011:
56) bahwa, ‘Inovasi barang dan jasa adalah cara utama di mana suatu organisasi
beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan.’
Munculnya ide/gagasan baru, kreativitas, dan inovasi dilator belakangi
oleh semangat belajar yang tidak pernah pudar, yang dijalani dalam proses
pembelajaran secara berkelanjutan.
Demikian juga di lingkungan lembaga pemerintahan, aparatur dapat
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya, untuk melahirkan terobosan-
terobosan baru dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan, sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
5. Anti Korupsi
a. Definisi korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan.
Dalam UU No.31 Tahun 1999, pengertian korupsi, yaitu setiap orang yang
dengan sengaja secara melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan
kerugian keuangan negara atau perekonomian negara. Dari pengertian korupsi yang
dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian korupsi merupakan
suatu tindakan yang sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan
Negara, seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan lain sebagainya untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi, yang mengakibatkan kerugian
keuangan pada negara.
b. Langkah Preventif Mencegah Korupsi
Adapun langkah-langkah untu mencegah terjadinya tindakan korupsi, yaitu:
1) Pilihkan pemimpin yang amanah.
2) Optimalkan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara).
3) Gerakan nasional transparansi.
Hal ini sebenarnya sama dengan konsep yang diajukan oleh Anis Baswedan.
Rektor Universitas Paramadina, sekaligus sebagai calon konvensi Partai Demokrat,
mengatakan bahwa masyarakat sekarang ini hampir semuanya memiliki HP. Dengan
transparansi nasional, maka semua warga masyarakat dengan bebas untuk dapat
melakukan pengawasan dengan menggunakan HP-nya, dan dengan HP-nya
masyarakat dapat melaporkan kepada petugas pengawasan, petugas hukum, termasuk
KPK.
4) Pengumuman anggaran secara terbuka.
Untuk mendukung gerakan transparansi nasional, setiap awal tahun anggaran,
semua satuan kerja atau pengguna anggaran berkewajiban untuk mengumumkan
kepada masyarakat tentang program kegiatannya di media massa, atau dipampang di
papan pengumuman di depan kantor.
Kalau di satuan pendidikan sekolah, dalam rangka Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) kepala sekolah diminta untuk memajang RAPBS (Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah) di papan pengumuman sekolah, mengapa tidak di
institusi yang lebih tinggi, seperti kementerian dan institusi lain pengguna anggaran.

B. Kedudukan & Peranan PNS Dalam NKRI


1. Whole Of Government
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting dan
tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pertama,
adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan
integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam
menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik.
Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-masing sektor
tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau „saling
membunuh‟. Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari
yang lainnya. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang
nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi
disintegrasi bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-
elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.

2. Managemen ASN
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam mengelola
aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS maupun PPK. Manajemen
ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja kedudukan, peran, hak, kewajiban
dan kode etik ASN.
a. Kedudukan ASN
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri, namun demikian pegawai
ASN merupakan satu kesatuan.
b. Peran ASN
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik
3) Perekat pemersatu bangsa
c. Hak dan kewajiban ASN
Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak sebagai berikut:
1) Gaji, tunjangan dan fasilitas.
2) Cuti.
3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua.
4) Perlindungan.
5) Pengembangan kompetensi

3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau
masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu,
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Prinsip pelayanan public yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Pemerintah harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal
terkait pelayanan publik yang diselenggarakan. Masyarakat juga harus diberi
akses untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan apabila merasa tidak
puas terhadap pelayanan publik pemerintah.
c. Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negara.
Birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
d. Tidak diskriminatif
Tidak ada perbedaan pemberian layanan kepada masyarakat atas dasar perbedaan
identitas warga negara.
e. Mudah dan murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah
untuk dipenuhi. Murah artinya biaya yang diperlukan dapat dijangkau oleh seluruh
warga negara.
f. Efektif dan efisien
Efektif : mampu mewujudkan tujuan yang hendak dicapai (untuk melaksanakan
mandat konstitusi dan mencapai tujuan strategis negara dalam jangka panjang).
Efisien : cara mewujudkan tujuan dilakukan dengan prosedur sederhana, tenaga kerja
yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan
dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah ditemukan, dan
lain-lain) dan dapat dijangkau dalam arti non fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi.
h. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat melalui media publik baik secara cetak maupun elektronik.
Mekanisme pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai social
accountability.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat pelindung
kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika
berhadapan dengan kelompok kuat.
Dalam UU No.5 tahun 2014, kedudukan, fungsi, tugas dan peranan Aparatur Sipil Negara
dalam NKRI diatur sebagai berikut :
1. Kedudukan ASN
Pada pasal 8 disebutkan bahwa Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur
aparatur Negara. Selanjutnya pada pasal 9 disebutkan Pegawai ASN melaksanakan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah, Pegawai ASN harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
2. Fungsi ASN
Pegawai ASN berfungsi sebagai:
a. Pelaksana kebijakan public
b. Pelayan public
c. Perekat dan pemersatu bangsa

3. Tugas ASN
Pegawai ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas dan
c. Mempercepat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Peran ASN
Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintah dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan public yang professional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
C. Identifikasi Isu
a. Unit Kerja : RSUD Bengkulu Tengah
b. Identifikasi Isu
Selama menjalani orientasi di Rsud Bengkulu penulis menilai terdapat beberapa Isu yang
penulis ajukan yaitu :
1. Belum Optimalnya Penerapan SPO Penerimaan Pasien Baru Dan Peran Perawat
Dalam Memberikan Edukasi Kepada Pasien Dan Keluarga Di Ruang Rawat Inap X
Dr. M. Yunus Bengkulu
2. Belum Terlaksananya penhghitungan Dan Pendokumentasian Balance Cairan Pada
Pasien CKD Di Ruang Rawat Inap Dr. M. Yunus Bengkulu
3. Belum Optimalnya Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rs
Dr. M. Yunus Bengkulu

Berikut deskripsi tentang Isu Isu yang telah disebutkan dan juga mengapa isu itu di
ajukan

Anda mungkin juga menyukai