Anda di halaman 1dari 61

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI DASAR DAN

PERAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA


PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXII

Judul :

OPTIMALISASI PERAN APOTEKER DALAM PENYUSUNAN


FORMULARIUM OBAT PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI
PUSKESMAS PABELAN KABUPATEN SEMARANG

Disusun Oleh:
NAMA PESERTA : HIKMA TRI SUSANTI, S.Farm.,Apt
NIP : 19911204 201902 2 002
GOL/ANGKATAN : III/LXXII
NO. PRESENSI : 32
JABATAN : APOTEKER AHLI PERTAMA
UNIT KERJA : UPTD PUSKESMAS PABELAN
KABUPATEN SUKOHARJO

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN


SEMARANG BEKERJA SAMA DENGAN BADAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI DASAR DAN


PERAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXII

Judul :

OPTIMALISASI PERAN APOTEKER DALAM PENYUSUNAN


FORMULARIUM OBAT PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI
PUSKESMAS PABELAN KABUPATEN SEMARANG

Disusun Oleh :
HIKMA TRI SUSANTI, S. Farm., Apt.
NIP. 19911204 201902 2 002

Dinyatakan untuk disetujui untuk diseminarkan pada hari Jumat 21 Juni


2019 di Gedung PKK Ungaran

Kabupaten Semarang, 21 Juni 2019


Peserta Pelatihan Dasar

HIKMA TRI SUSANTI


NIP. 19911204 201902 2 002

Menyetujui,

Coach, Mentor,

FUAD MULYADI NAZIR, S.Pd., M.Pd dr. Rr. Rismayanti


Widyaiswara Madya Kepala Puskesmas Pabelan
NIP. 19610429 198603 1 006 NIP. 19770217 201001 2 001
ii
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI DASAR DAN


PERAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXII

Judul :

OPTIMALISASI PERAN APOTEKER DALAM PENYUSUNAN


FORMULARIUM OBAT PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI
PUSKESMAS PABELAN KABUPATEN SEMARANG

Disusun Oleh :
Nama : HIKMA TRI SUSANTI, S. Farm., Apt.
NIP. : 1991204 201902 2 002

Dinyatakan untuk disetujui untuk diseminarkan pada hari Jumat 21 Juni


2019 di Gedung PKK Ungaran

Sukoharjo, 21 Junii 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

HIKMA TRI SUSANTI


NIP. 19911204 201902 2 002

Mengesahkan,

Coach, Mentor,

FUAD MULYADI NAZIR, S.Pd., M.Pd dr. Rr. Rismayanti


Widyaiswara Madya Kepala Puskesmas Pabelan
NIP. 19610429 198603 1 006 NIP. 19770217 201001 2 001

Narasumber,

Ir. SUPRIYANTO, M.Si


Widyaiswara Ahli Madya
NIP. 196205171991031004
iii
PRAKATA

Assalamu’alaikum warrohmatullahi wabarakatuh,


Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan
aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi peran apoteker dalam
pendistribusian obat cacing di wilayah puskesmas pabelan kabupaten
semarang”.
Banyak hambatan dalam penulisan karya tulis ini, namun karena
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak maka karya tulis ini dapat
terselesaikan. Tidak lupa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada : 1.
Drs. Mohammad Arief Irwanto, M. Si selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah
2. Partono, S.H., M.M selaku Ketua Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Semarang
3. dr. Rr. Rismayanti selaku Kepala Puskesmas Pabelan Kabupaten
Semarang
4. Fuad Mulyadi Nazir, S.Pd., M.Pd selaku coach yang dengan sabar dan
penuh perhatian dalam memberikan arahan dan bimbingan dalam
menyusun rancangan aktualisasi ini.
5. Bapak dan Ibu Widyaiswara Provinsi Jawa Tengah yang telah
memberikan ilmu tentang implementasi dan internalisasi nilai-nilai
ANEKA serta peran dan kedudukan PNS.
6. Seluruh Panitia dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi
kami
7. Semua pegawai Puskesmas Pabelan atas kerjasama, kebersamaan
dan bantuannya
8. Rekan-rekan golongan III angkatan LXXII yang telah berjuang
bersamasama dengan penulis selama 18 hari, semoga kita menjadi
PNS yang dapat menjadi pelopor pembangun bangsa.

iv
9. Suami, anak, dan seluruh anggota keluarga atas doa, motivasi dan
dukungannya
Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran dari
berbagai pihak guna tercapainya hasil yang maksimal.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kabupaten Semarang, 21 Juni 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
PRAKATA ................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABELBAB I. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ........................................................................... 1


B. Identifikasi Isu, Dampak Isu dan Rumusan Masalah.................. 4
C. Tujuan ....................................................................................... 10
D. Manfaat ..................................................................................... 11
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Sikap dan Perilaku Bela Negara................................................ 12
B. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara .................................... 14
1. Akuntabilitas ........................................................................ 14
2. Nasionalisme ....................................................................... 16
3. Etika Publik ........................................................................... 20
4. Komitmen Mutu ..................................................................... 21
5. Anti Korupsi .......................................................................... 21
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI .................................. 22
1. Manajemen ASN .................................................................. 23
2. Pelayanan Publik................................................................... 23
3. Whole of Goverment............................................................... 25
BAB III. PROFIL ORGANISASI
A. Identitas Organisasi.................................................................... 27
B. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi....................................... 29
C. Struktur Organisasi dan Job Diskripsi........................................ 32
D. Tugas Jabatan Peserta Diklat..................................................... 38
E. Role Model ................................................................................. 39
BAB IV. RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
vi
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA.......................................................................... 41
B. Jadwal Rancana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ............... 49
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ......................... 51
D. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan ...................................... 52
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 54
B. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan ......................................
55 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
56 DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................... 58

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Isu .................................................................... 4


Tabel 1.2 Parameter APKL ................................................................ 6
Tabel 1.3 Analisis Metode APKL ......................................................... 7

Tabel 1.4 Penjelasan USG ................................................................. 8


Tabel 1.5 Parameter USG .................................................................. 8
Tabel 1.6 Analisis Isu dengan Alat Analisis USG ................................ 10
Tabel 3.1 Daftar SDM RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo ................. 34
Tabel 3.2 Kondisi Sarana dan Prasarana Ruang Kantor dan Poli Rawat
Jalan di RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo 2019 ..... 35
Tabel 3.3 Ruang perawatan di RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo
2019 ....................................................................................... 36
Tabel 3.4 Sarana Prasarana Pelayanan Penunjang di RSUD Ir. Soekarno
Kabupaten Sukoharjo 2019 ..................................................... 37
Tabel 3.5 Sarana Prasarana Pelayanan Umum di RSUD Ir. Soekarno
Kabupaten Sukoharjo 2019 .................................................. 37
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi ......................................... 42
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi .......................... 49
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ...................... 51
Tabel 4.4 Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan ................................... 53
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RSUD Ir. Soekarno Kabupaten


Sukoharjo ...................................................................... 33
Gambar 3.2 Role Model..................................................................... 39

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang – Undang No. 5 Tahun 2014 Aparatur sipil negara yang
selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Aparatur
sipil negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka menciptakan
masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur,
adil dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat
secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh
kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945 (LAN, 2017).
Tugas ASN adalah melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan,
memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas dan memepererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (LAN, 2017)
Berdasarkan Per LAN 12 2018 tentang Pedoman Pelatihan Dasar CPNS,
calon pegawai negeri sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah warga negara
Indonesia yang lolos seleksi pegadaan PNS, diangkat dan ditetapkan olek PPK,
serta telah mendapatkan persetujuan teknis dan penetapan nomor induk pegawai.
Pelatihan dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan
yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang.
Merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun moral, kejujuran,
semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan inovatif dan terintegrasi, yaitu
penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal
di tempat pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya
9
menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam
dirinya sebagai karakter PNS yang profesional.
Tahapan pembelajaran latihan dasar CPNS terdiri dari beberapa agenda
diantaranya orientasi, agenda sikap perilaku bela negara, agenda nilai dasar CPNS,
agenda peran dan kedudukan PNS, Pra Habituasi lamanya kegiatan selama 18 hari,
kemudian kegiatan habituasi dilakukan selama 30 hari kerja di tempat kerja. Selama
mulai dari orientasi hingga prahabituasi peserta CPNS menyusun rancangan
kegiatan yang akan dillaksanakan selama proses habituasi. Penciptaan suatu
intervensi yang akan digunakan dalam pembelajaran habituasi yaitu intervensi
aktualisasi. Setelah proses habituasi dilakukan evaluasi dalam bentuk seminar
selama 3 hari (Pusdiklat, 2019).
Aktualisasi nilai dasar merupakan suatu proses untuk menjadikan kelima
nilai dasar menjadi aktual / nyata terjadi / sesungguhnya ada sesuai dengan tugas
fungsi pokok sebagai Apoteker di Puskesmas.
Aktualisasi tersebut disesuaikan dengan nilai dasar ANEKA dan mata
diklat lain, tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi unit kerja, kegiatan yang sehari-
hari dilakukan di unit kerja, modifikasi agar terjadi peningkatan kualitas pelayanan
dan dapat juga berupa inovasi yang sebelumnya belum pernah dilakukan.
Puskesmas merupakan salah satu instansi yang digunakan untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar tersebut dimana Apoteker merupakan salah satu
bagian di dalamnya. Berkaitan dengan pembentukan PNS yang profesional, penulis
sebagai Apoteker di Puskesmas Baki mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang
perlu mendapat perhatian serius, demi mencapai tujuan membentuk PNS yang
profesional dan dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. Melalui kegiatan
aktualisasi yang menerapkan konsep nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) maka penulis berharap dapat
memberikan kontribusi melalui kegiatankegiatan yang bersifat solutif dan inovatif
sehingga nantinya bisa menjadi ASN yang profesional sebagai Apoteker di
Puskesmas Baki.
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu
atau problematika yang ditemukan di instansi tempat bekerja, yaitu di Puskesmas
Baki. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek: (1)
whole of goverment, (2) layanan publik, dan (3) manajemen ASN. Sumber isu yang
diangkat berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Apoteker di Puskesmas Baki
yaitu, “Kurang Optimalnya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Baki”.
10
Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya pengamalan nilai-nilai pelayanan
publik. Mengingat betapa pentingnya optimalisasi pelayanan kefarmasian demi
tercapainya tujuan pengobatan sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
meningkatkan angka kesembuhan, maka pelaksanaannya harus dengan efektif dan
efisien sehingga akan membawa manfaat kepada masyarakat.
Dari beberapa isu yang muncul dipilih satu isu yang menjadi prioritas untuk
dipecahkan melalui kegiatan kreatif dan inovatif yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar
PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan
Anti korupsi). Isu yang dipilih yaitu belum optimalnya peran apoteker dalam
pendistribusian obat cacing di wilayah puskesmas pabelan.

B. Identifikasi Isu, Dampak Jika Isu Tidak diselesaikan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan urain latar belakang di atas, rumusan masalah dalam rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS terdiri atas identifikasi isu dan penetapan isu sebagai
berikut:
1. Identifikasi Isu
Isu atau masalah ditemukan dari adanya ketidaksesuaian antara kondisi yang
terjadi di UPTD Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang dengan kondisi yang
diharapkan. Berberapa isu yang ditemukan oleh penulis adalah:
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Kondisi yang
No Isu Utama Sumber Isu Kondisi Saat Ini
diharapkan
1. Kurang Pelayanan Beberapa pelayanan Pelayanan
optimalnya publik farmasi klinis belum farmasi klinis
pelayanan optimal karena yang optimal
farmasi klinis kurangnya apoteker sesuai standar
di Puskesmas dan belum adanya pelayanan
Pabelan beberapa fasilitas kefarmasian di
Puskesmas

2. Belum Managemen Formularium yang Puskesmas


adanya peran ASN digunakan di mempunyai
apoteker puskesmas Baki formularium
dalam menggunakan sendiri, sehingga
penyusunan formularium pengadaan obat
formularium kabupaten, yang menjadi lebih jelas
menyebabkan dan persentase
obat
persentase ketersediaan obat
pelayanan
ketersediaan obat disbanding
kesehatan dengan
dasardi UPTD puskesmas dibanding
formularium dapat
formularium menjadi
11
Puskesmas jauh dari target memenuhi target
Pabelan (100%). (100%).
kabupaten
semarang

3. Kurang optimalnya
Whole of Masih Seluruh resep
sosialisasi Government ditemukannya resep memiliki
kelengkapan yang belum diberi kelengkapan
resep yang paraf dokter, resep secara
benar kepada diagnosis penyakit, administrasi
petugas dan ada penulisan serta penulisan
penulis resep obat lebih jelas
di Puskesmas dan bisa
4. Belum Manajemen Belum adanya Kesesuaian
optimalnya ASN kesesuaian persediaan
peran apoteker persediaan antara antara aplikasi
dalam tertib aplikasi KHS, KHS, kartu
administrasi kartu persediaan, dan persediaan, dan
persediaan jumlah fisik jumlah fisik
perbekalan perbekalan farmasi perbekalan
farmasi di farmasi
Puskesmas
Pabelan

5. Kurang Whole of Masih kurangnya Obat cacing bias


optimalnya Government distribusi obat cacing didistribusikan
peran sehingga stok obat dengan baik,
Apoteker masih banyak. masyarakat
dalam wilayah
pendistribusian puskesmas
pabelan bias
obat cacing di
konsumsi obat
wilayah
cacing 6 bulan
puskesmas sekali secara
pabelan tertib

2. Penetapan Isu
a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan Metode APKL ( Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan)
Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak) digunakan
untuk menentukan kelayakan suatu isu dengan indikator sebagai berikut :

12
Tabel 1.2
Tabel Parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 2 3
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses
kejadian, sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat, atau isu yang
diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat.
jadi bukan isu yang sudah lepas dari
perhatian masyarakat atau isu yang sudah
basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan
yang perlu segera dicari penyebab dan
pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak, masyarakat pelanggan
pada umumnya, dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok
kecil orang tertentu saja.

4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis,


dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
wewenang, dan tanggung jawab.

Berikut beberapa isu yang ada di Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang,


yang akan ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL, untuk lebih
jelasnya lihat tabel dibawah ini :

Tabel 1.3 Analisis Metode APKL


Kriteria
No Prinsip ASN Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
Pelayanan Kurang optimalnya Tidak
publik pelayanan memenuhi
1. + + + - syarat
farmasi klinis di
Puskesmas Pabelan
Managemen Belum adanya peran
ASN apoteker dalam
penyusunan
formularium obat Memenuhi
2. + + + +
pelayanan kesehatan syarat
dasardi UPTD
Puskesmas Pabelan
kabupaten semarang

13
Whole Of Kurang optimalnya Tidak
Goverment sosialisasi memenuhi
kelengkapan resep syarat
3. + - + -
yang benar kepada
petugas penulis resep
di Puskesmas
Manajemen Belum optimalnya
ASN peran apoteker dalam
tertib administrasi Tidak
4. persediaan perbekalan + - + + Memenuhi
farmasi di syarat
Puskesmas Pabelan

Whole of Kurang optimalnya


Government peran Apoteker dalam
Memenuhi
5. pendistribusian obat + + + +
syarat
cacing di wilayah
puskesmas pabelan

b. Analisis prioritas isu menggunakan USG (Urgency,


Seriousness, dan Growth)
Hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan memenuhi kriteria,
yang kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan
analisis USG. Analisis USG merupakan alat analisis yang dilakukan untuk
menentukan prioritas isu melalui tingkat kegawatan, keseriusan, dan tingkat
pertumbuhan suatu isu atau masalah. Adapun indikator analisis USG adalah
sebagai berikut :

Tabel 1.4
Tabel Penjelasan USG
No Komponen Keterangan
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu

14
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)

3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi


berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk jika
dibiarkan.

Untuk memberikan skor pada isu terpilih maka diberikan parameter pada tabel
berikut :
Tabel 1.5
Tabel parameter USG
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth
Isu tidak begitu
Isu tidak serius untuk di
mendesak untuk bahas karena tidak Isu lamban
1
segera berdampak ke hal berkembang
diselesaikan yang lain

Isu kurang serius


Isu kurang untuk segera
mendesak untuk dibahas karena tidak Isu kurang cepat
2
segera kurang berdampak berkembang
diselesaiakn ke hal yang lain
Isu cukup serius
Isu cukup
untuk segera Isu cukup cepat
mendesak untuk
3 dibahas karena berkembang,
segera
akan berdampak ke segera dicegah
diselesaikan
hal yang lain
4 Isu mendesak Isu serius untuk Isu cepat
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth
untuk segera segera dibahas berkembang untuk
diselesaikan karena akan segera dicegah
berdampak ke hal
yang lain

15
Isu sangat serius
Isu sangat
untuk segera Isu sangat cepat
mendesak
5 dibahas karena berkembang untuk
untuk segera
akan berdampak ke segera dicegah
diselesaikan
hal yang lain

Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan
untuk diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Hasil analisis USG
terkait isu-isu di Puskesmas Pabelan disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 1.6
Analisis Isu Dengan Alat Analisis USG
Kriteria
No Penilaian U S G Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1 Belum adanya
peran apoteker
dalam
penyusunan
formularium obat
pelayanan
5 5 4 14 1
kesehatan
dasardi UPTD
Puskesmas
Pabelan
kabupaten
semarang
2 Kurang optimalnya
peran Apoteker
dalam
pendistribusian
4 4 3 11 2
obat cacing di
wilayah
puskesmas
pabelan

3. Penetapan Isu yang Terpilih


Dari hasil analisis APKL dan USG, ditetapkan isu yang dipilih dan
ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk
mengatasi isu tersebut. Langkah yang dilakukan dalam tahap ini merumuskan isu
yang memuat focus dan locus, menentukan gagasan kegiatan yang akan
dilakukan, mengidentifikasi sumber isu, aktor yang terlibat dan peran dari setiap
aktor, dan mendeskripsikan keterkaitannya dengan mata pelatihan yang relevan
(secara langsung maupun tidak langsung) dengan konteks isu.
16
Hasil analisis USG diperoleh isu yang menjadi prioritas utama untuk
dicarikan solusi yaitu Belum adanya peran apoteker dalam penyusunan
formularium obat pelayanan kesehatan dasar di UPTD Puskesmas Pabelan
Kabupaten Semarang
.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu di atas,
rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini adalah bagaimana cara
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang tekandung dalam Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu dan Anti korupsi (ANEKA) dalam mengoptimalkan peran
apoteker dalam penyusunan formularium obat pelayanan kesehatan dasardi
UPTD Puskesmas Pabelan kabupaten semarang?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan rancangan aktualisasi
nilai-nilai dasar PNS ini adalah untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS
yang terkandung dalam Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam mengoptimalkan peran apoteker dalam
penyusunan formularium obat pelayanan kesehatan dasar di UPTD Puskesmas
Pabelan Kabupaten Semarang.
.
D. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi dalam kegiatan optimalisasi peran apoteker dalam
penyusunan formularium obat pelayanan kesehatan dasar di UPTD Puskesmas
Pabelan.
b. Menjadi apoteker yang mampu dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki
2. Bagi Instansi ( UPTD Puskesmas Pabelan)

17
a. Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan inovasi
serta mutu pelayanan kesehatan khususnya optimalnya peran apoteker dalam
penyusunan formularium obat pelayanan kesehatan dasar.
b. Terwujudnya visi dan misi UPTD Puskesmas Pabelan
3. Bagi Stakeholder
Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan
harapannya dalam bidang pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
ketrsediaan obat yang lengkap dan ekonomis..

BAB II
18
LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan bernegara
yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa
dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa
Indonesia.
Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk mempertahankan negara
dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakatyang
berdasarkan atas cinta tanah air. Selain itu menumbuhkan rasa patriotisme dan
nasionalisme di dalam diri PNS. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban
dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan
dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa.

2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis


Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik yang statis
(trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan pengaruh pada
pencapaian tujuan nasional. Analisa perubahan lingkungan strategis ini bertujuan
membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi perubahan
lingkungan strategis sebagai wawasan strategis PNS. Sehingga PNS dapat
memahami modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis,
dapat mengidentifikasi isu-isu kritikal, dan dapat melakukan analisis isu-isu kritikal
dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis. Dengan begitu PNS dapat
mengambil keputusan yang terbaik dalam tindakan profesionalnya.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara


Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada
semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara dan syarat-syarat tentang pembelan negara. Dalam hal ini setiap PNS
sebagai bagian dari warga masyarakat tertentu memiliki hak dan kewajiban yang

19
sama untuk melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan
profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan
keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang secara
fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang prima serta
secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik,
senantiasa memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja
keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab
tiu dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihanlatihan
seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
6. Kegiatan ketangkasan dan permainan.

B. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara


Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya
sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap
ASN maka perlu di ketahui indikatorindikator dari kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seudah tidak asing lagi kita dengar, namun
seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban
untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
20
pertanggungjawaban yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah: a
Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
b Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok / institusi.
c Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab
juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda maupun orang.
f Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik
juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yang dimiliki.
h Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i Konsistensi

21
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap
tenggang rasa.
PNS harus mampu mengaktualisasikan wawasan kebangsaan dan jiwa
nasionalisme dalam menjalankan profesinya sebaga pelayan publik yang
berintegritas. Nilai-nilai Pancasila tersebut adalah :
a. Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa
1). Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan YME.
2). Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan YME,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing- masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan ber- adab.
3). Mengembankan sikap hormat menghormati dan beker- jasama
antara pemeluk agama dengan penganut keper- cayaan yang berbeda-
beda terhadap Tuhan YME. 4). Membina kerukunan hidup di antara
sesama umat ber- agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME. 5).
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan YME.

22
6). Mengembangkan sikap saling menghormati kebe- Basan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
7). Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan YME kepada orang lain.

b. Sila 2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


1). Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME. 2). Mengakui persamaan
derajat, persamaan hak, dan Kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
memebeda- bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya. 3).
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4). Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5). Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6). Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7). Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8). Berani membela kebenaran dan keadilan.
9). Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10).Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.

c. Sila 3: Persatuan Indonesia


1). Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
2). Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan bangsa
apabila diperlukan.
3). Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4).
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5). Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kepada
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

23
6). Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
7). Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan
1). Sebagai warga Negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2). Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. 3).
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4). Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5). Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah. 6). Dengan itikad baik dan
rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
7). Di dalam musyawarah diutamakan kepentungan bersama diatas
kepentingan pribadi dan golongan.
8). Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai hati nurani yang
luhur.
9). Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungja- wabkan
secara moral kepada Tuhan YME, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10). Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melakukan persmusyawaratan.

e. Sila 5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia 1).


Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2). Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3). Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4). Menghormati hak orang lain.

24
5). Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
6). Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7). Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah. 8). Tidak menggunakan hak milik
untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
9). Suka bekerja keras.
10). Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama. 11). Suka melakukan kegiatan dalam
rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan
moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika public sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN,
yakni sebagai berikut:
a. memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
25
m. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
a. efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
b. efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan pemborosan;
c. inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan;
d. berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu terhadap
produk atau jasa.

5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma– norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi
yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan,
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam
pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat;
b. kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari
suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara
materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
d. disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung yang
mengatur;

26
e. peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang
lain;
f. jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran
(dharma);
g. tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita
kerjakan dalam bentuk apapun
h. sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap
apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
i. adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun
perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan-
tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin
professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil
negara yang bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas,
profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN,
serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain: a.
kepastian hukum;
b. profesionalitas;
c. proporsionalitas;
d. keterpaduan;
e. delegasi;
f. netralitas;
g. akuntabilitas;
h. efektif dan efisien;
i. keterbukaan;
27
j. non diskriminatif;
k. persatuan;
l. kesetaraan;
m. keadilan;
n. kesejahteraan.

2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala
bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan
daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan
jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas
dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
28
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat
dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang
harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan
kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;

29
dialog atau pertukaran informasi; joint planning, yaitu perencanaan
bersama untuk kerjasama sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi: joint working,
atau kolaborasi sementara; joint ventrure, yaitu perencanaan jangka
panjang, kerjasama pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah
satu peserta kerjasama;
satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu
besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak;
merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.

30
BAB III

PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi

1. Visi dan Misi PUSKESMAS Pabelan Kabupaten Semarang

a. Visi

Menjadi Pusat Kegiatan Masyarakat yang memberikan layanan prima


dalam kemandirian menuju masyarakat wilayah PUSKESMAS Pabelan
sehat.
b. Misi

1) Menggerakkkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah


Puskesmas Pabelan
2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat bagi keluarga
dan masyarakat di wilayah Puskesmas Pabelan
3) Memeliharan dan meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu,
merata dan terjangkau
4) Mendorong, memelihara, dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga, masyarakat beserta lingkungan
c. Nilai- Nilai
Amanah : Amanah menjaga kepercayaan
Sabar : Sabar menahan diri dalam tindakan
Ramah : Ramah dalam sikap dan tutur kata
Ikhlas : Ikhlas melayani masyarakat
Motto : Melayani dengan Sepenuh Hati

31
2. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi

Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis daerah sebagai


kepanjang tanganan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya sesuai dengan tanggung jawabnya. Puskesmas berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 bab 1 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan
upaya Promotif, Preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Upaya Kesehatan yang diselenggarakan sesuai permenkes
no. 75 tahun 2014 meliputi:
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial, dan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat yang membawahi :
1) Pelayanan Promosi kesehatan

2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan

3) Pelayanan KIA ,KB yang bersifat UKM

4) Pelayanan Gizi yang bersifat UKM

5) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

6) Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

b. Upaya Kesehatan Perorangan, kefarmasian, dan Laboratorium


membawahi beberapa kegiatan :
1) Pelayanan Pemeriksaan umum

32
2) Pelayanan KIA, KB yang bersifat UKP

3) Pelayanan Gawat Darurat

4) Pelayanan Gizi yang bersifat UKP

5) Pelayanan Persalinan

6) Pelayanan Rawat Inap

7) Pelayanan Kefarmasian

8) Pelayanan Laboratorium Sederhana

c. Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan


Kesehatan, yang membawahi :
1) Puskesmas Pembantu

2) Poliklinik Kesehatan Desa (PKD )

3) Bidan Praktek Mandiri

4) Dokter Praktek Swasta

5) Perawat Praktek Mandiri

d. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan yang dilakukan di


puskesmas antara lain :
1) Pelayanan Kesehatan Tradisional

2) Pelayanan Kesehatan Lansia

3) Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja

4) Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah

3. Kondisi Geografis
UPTD Puskesmas Pabelan adalah salah satu dari 26 Puskesmas di
Kabupaten Semarang yang terletak di Wilayah Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang. Di Wilayah Kecamatan Pabelan, UPTD Puskesmas
Pabelan merupakan salah satu dari 2 (dua) Puskesmas yang ada. Adapun
batas-batas administratif Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pabelan adalah
sebagai berikut :
34
35
1. Sebelah Utara : Kecamatan Bringin.
2. Sebelah Timur : Wilayah UPTD Puskesmas Semowo, Kec.
Pabelan dan Kecamatan Suruh.
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Tengaran dan Kota Salatiga.
4. Sebelah Barat : Kecamatan Tuntang.
5. Bagian Tengah : Wilayah UPTD Puskesmas Semowo
.

Secara astronomi UPTD Puskesmas Pabelan terletak pada 7 O 17’


44,7” Lintang Selatan dan 110O 30’ 44,2” Bujur Timur. Kemudian secara
administratif Wilayah UPTD Puskesmas Pabelan terdiri dari 10 (sepuluh)
Desa, yaitu :
1. Desa Sumberejo;
2. Desa Ujung-Ujung;
3. Desa Segiri;
4. Desa Jembrak;
5. Desa Glawan;
6. Desa Pabelan;
7. Desa Kauman Lor;
8. Desa Bejaten;
9. Desa Giling, dan
10. Desa Padaan.
Dari 10 desa di atas, seluruhnya terdiri dari 50 dusun, 49 RW dan
171 RT. Luas wilayah UPTD Puskesmas Pabelan 24,37 km 2 atau sekitar
50,80 % dari luas Wilayah Kecamatan Pabelan.

35
36

Gambar 3.1 Peta Wilayah Puskesmas Pabelan

Berdasarkan kelompok umur, jumlah penduduk terbanyak pada


tahun 2018 di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pabelan berusia 35 - 39
tahun yang berjumlah 2.176 jiwa atau 8,36% dari seluruh penduduk
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pabelan, dengan perincian laki-laki
sebanyak 1.104 8jiwa dan perempuan sebanyak 1.068 jiwa.

36
37

4. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi

c. Struktur Organisasi

KEPALA UPTD PUSKESMAS PABELAN


dr. Rr. RISMAYANTI

KETUA TIM MUTU KEPALA SUB BAGIAN


TATA USAHA
Drg. FAIZAL ARDIKA YUSTIAN A. AGUS WAHID, A. Md, SE
UMUM DAN KEPEGAWAIAN PERENCANAAN DAN KEUANGAN
RISTYAWAN TRIBAWONO P A. AGUS WAHID, A. Md, SE
RUMAH TANGGA DATA DAN INFORMASI
dr. ELISABET SULISTIO W E. SUTIMIN, A. Md, PK
PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB
UPAYA KESEHATAN PERORANGAN, UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DAN JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS DAN
KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM PERKESMAS JEJARING FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

dr. ELISABET SULISTIO W SUMIRAH, SKM ALFI RISTANTI, A. MKeb


KOORDINATOR KOORDINATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT KOORDINATOR
PELAYANAN RAWAT JALAN
ESENSIAL DAN PERKESMAS JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS

dr. ELISABET SULISTIO W DEWI FITRIANI W, SKM ENDANG ASIYAMAH, A. MKeb


KOORDINATOR KOORDINATOR
PELAYANAN LABORATORIUM DAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT KOORDINATOR
KEFARMASIAN PENGEMBANGAN JEJARING FAS-YAN KESEHATAN

TIN MARTININGSIH, A. MAK QOTIMAH, SST. Keb DINUL QOYYIMAH, A. MKeb


KOORDINATOR
PELAYANAN RAWAT INAP

ERNA YULIANI, AMK

37
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat

1. Tugas Aparatur Sipil Negara

Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun


2014 Pasal 11 menjelaskan bahwa tugas ASN adalah:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas

c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan


Republik Indonesia.
2. Fungsi pokok : Apoteker UPTD Puskesmas Pabelan
3. Tugas Pokok Apoteker
a. Memberikan KIE kepada pasien.
b. Merencanakan kebutuhan obat dan perbekalan
kefarmarsian baik bulanan dan tahunan.
c. Mengelola pemasukan obat dan BHP baik dari gudang
farmasi ataupun BLUD.
d. Mengelola pengeluaran / pendistribusian obat dan BHP
kepada Puskesmas pembantu, Polindes, PKD dan
Puskesling
e. Bertanggung jawab terhadap pengadaan dan
pendistribusian obat dan BHP diluar distribusi dari IPF.
f. Menyusun dan menyimpan arsip resep.
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi.
h. Bertanggung jawab terhadap kebersihan ruangan serta
pemeliharaan alat medis dan non medis.
i. Melaksanakan tugas yang diberikan Kepala Puskesmas.
j. Membina hubungan kerja sama dalam lintas program
dan lintas sektoral.
38
C. Role Model

Gambar 3.3 Role Model

Nama Lengkap : dr. RR. Rismayanti

Tempat, Tanggal Lahir : Banjarmasin, 17 Februari 1977

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Dliko Indah XVII No 221 Blotongan, Sidorejo

dr. RR. Rismayanti adalah kepala Puskesmas Pabelan yang


menjabat sejak 2019 sampai dengan sekarang. Riwayat pendidikan
beliau lulus Sekolah Dasar Negeri Lingga 1 Semarang pada tahun
1989, lulus SMP N 15 Semarang pada tahun 1992, lulus SMA
Institut Indonesia pada tahun 1995 kemudian melanjutkan
sekolahnya di Fakultas Kedokteran UNISSULA Semarang lulus S1
pada tahun 2000 dan melanjutkan Profesi dokter di Kedokteran
UNISSULA lulus pada tahun 2003. Beliau menjadi calon pegawai 07
Desember 2009 dan Penata III C pada 23 Desember 2011,
Semenjak Tanggal 26 Maret dilantik menjadi Kepala Puskesmas
Pabelan Kabupaten Semarang sampai dengan sekarang.
Beliau memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang bagus
dan patut di contoh. Beliau tidak pernah terlambat masuk kerja dan
selalu memimpin apel harian setiap jam 07.15 di Puskesmas. Beliau
pada setiap apel selalu memberikan arahan kepada bawahannya

38
untuk selalu disiplin dan mengerjakan tugas tepat waktu dan terus
menanamkan nilai-nilai Puskesmas Pabelan II. Setiap harinya
setelah apel beliau juga memanggil PJ program untuk berkoordinasi
terkait program-program di Puskesmas yang sudah terlaksana
secara optimal atau belum. Beliau selalu memberikan semangat
motivasi kepada bawahannya dalam mengerjakan tugas.

38
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


Nilai ANEKA
Rencana kegiatan aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan isu-isu
permasalahan yang terjadi di tempat penulis bekerja yaitu di UPTD Puskesmas
Pabelan kabupaten Semarang. Berdasarkan isu-isu yang sudah penullis pilih
dan menganalisis menggunakan metode APKL dan USG, isu yang terpilih akan
dijabarkan menjadi serangkaian kegiatan-kegiatan yang bersumber dari Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP), perintah pimpinan maupun inovasi yang penulis
ciptakan untuk mendukung kegiatan yang akan dilaksanakan.
Isu yang akan diangkat yaitu belum optimalnya peran apoteker dalam
pendistribusian obat cacing di wilayah Puskesmas Pabelan dengan gagasan
pemecahan isu yakni optimalisasi peran apoteker dalam pendistribusian obat
cacing di wilayah Puskesmas Pabelan.
Gagasan untuk menyelesaikan isu tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Membuat leaflet minum obat cacing
2. Memeriksa ketersediaan stok obat cacing di pkm pabelan
3. Memeriksa dan melayani resep obat cacing
4. Melakukan penyerahan obat disertai edukasi tentang pentingnya
minum obat cacing
5. Melakukan pendistribusian obat cacing ke pkd dan pustu kec pabelan
6. Membuat laporan pendistribusian dan monitoring penggunaan obat
cacing setiap bulan.

39
6

Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai
Pelatihan (ANEKA)
Misi Organisasi Organisasi
1 Membuat draft 1. Berkonsultasi 1. Adanya arahan 1. Berkomunikasi Mendukung visi Kegiatan ini,
Standar Prosedur dengan atasan dan dan masukan dengan atasan puskesmas kita ikut
Operasional rekan kerja terkait dari atasan dan dengan sopan dan pabelan yaitu : berkontribusi
Penyusunan rencana penyusunan rekan kerja santun (nilai etika Menjadi pusat terhadap tata
Formularium draft SPO 2. Adanya bahan publik yaitu santun) kegiatan nilai organisasi
Obat Puskesmas penyusunan untuk membuat 2. Mencari bahan untuk masyarakat yang Puskesmas
formularium obat draft SPO membuat draft SPO memberikan Pabelan yaitu:
puskesmas 3. Adanya draft dengan mandiri (nilai layanan prima Amanah
2. Mencari bahan untuk SPO yang siap antikorupsi yaitu dalam Sabar
membuat draft SPO untuk dirapatkan mandiri) kemandirian Ramah
penyusunan dengan atsan 3. Menyusun draft SPO menuju Ikhlas
formularium obat dan rekan kerja dengan penuh masyarakat
puskesmas 4. Adanya tanggung jawab wilayah
3. Menyusun draft SPO masukan dan supaya mendapatkan puskesmas
penyusunan saran dari rekan draft SPO yang baik pabelan sehat.
formularium obat kerja dan dan bermutu (nilai Serta memberikan

40
7

puskesmas sesuai adanya akuntabilitas yaitu kontribusi misi


dengan arahan persetujuan dari tanggung jawab; dan yaitu :
atasan dan rekan atasan atas draft nilai komitmen mutu Memeliharan dan
kerja SPO yang dibuat yaitu berorientasi meningkatkan
4. Berkoordinasi pada mutu) pelayanan
dengan atasan dan 4. Bermusyawarah kesehatan
rekan kerja untuk dengan saling bermutu, merata
membahas draft menghargai dan terjangkau
SPO penyususnan pendapat rekan kerja
formularium demi mencapai
puskesmas tujuan bersama (nilai
nasionalisme sila
ke-4)

40
8

Kontribusi
Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan (ANEKA) Misi Organisasi
Organisasi
2 Melakukan 1. Berkonsultasi 1. Adanya arahan, 1. Berkomunikasi Mendukung visi Kegiatan ini,
Sosialisasi Spo dengan atasan masukan dan dengan atasan puskesmas kita ikut
Penyusunan 2. Membuat rencana persetujuan dengan bahsa pabelan yaitu : berkontribusi
Formularium kegiatan atasan indonesia yang baik Menjadi pusat terhadap tata
Obat Puskesmas pelaksanaan 2. Adanya rencana dan benar serta kegiatan nilai organisasi
Pabelan sosialisasi kegiatan dengan sikap yang masyarakat yang Puskesmas
3. Menyiapkan materi pelaksanaan santun (nilai memberikan Pabelan yaitu:
sosialisasi sosialisasi nasionalisme yaitu layanan prima Amanah
4. Mengadakan rapat 3. Adanya materi sila ke-3; dan nilai dalam Sabar
dengan tim ukp sosialisasi etika publik yaitu kemandirian Ramah
4. Tim UKP paham santun) menuju Ikhlas
dengan materi 2. Menyiapkan kegiatan masyarakat
yang sosialisasi secara wilayah
disampaikan profesional (nilai puskesmas
etika publik yaitu pabelan sehat.
profesional) Serta memberikan
3. Menyiapkan materi kontribusi misi
dengan berorientasi yaitu :

40
9

pada mutu (nilai Menggerakkkan


komitmen mutu pembangunan
yaitu berorientasi berwawasan
pada mutu) kesehatan di
4. Melaksanakan wilayah
sosialisasi sesuai puskesmas
dengan rencana pabelan
kegiatan yang sudah
dibuat dan
menyampaikannya
dengan jelas (nilai
antikorupsi yaitu
disiplin; nilai
akuntabilitas yaitu
kejelasan)

40
10

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan (ANEKA) Misi Organisasi Organisasi
3 Membentuk Tim 1. Berkoordinasi 1. Tersedianya 1. Bermusyawarah Mendukung visi Kegiatan ini,
Perumus dengan penanggung nama-nama tim dengan saling puskesmas kita ikut
Formularium jawab ukp terkait usulan perumus menghargai (nilai pabelan yaitu : berkontribusi
Obat Puskesmas tim perumus 2. Terpilihnya tim nasionalisme yaitu: sila Menjadi pusat terhadap tata
Pabelan 2. Berkonsultasi perumus ke-4) kegiatan nilai organisasi
kepada kepala 3. Adanya surat 2. melakukan masyarakat yang Puskesmas
puskesmas terkait keputusan kepala konsultasi dengan penuh memberikan Pabelan yaitu:
usulan tim perumus puskesmas tanggung jawab (nilai layanan prima Amanah
untuk ditindak lanjuti 4. Pemahaman tim akuntabilitas dalam Sabar
3. Menetapkan tim perumus yaitu:tanggung jawab) kemandirian Ramah
perumus dalam bentuk formularium 3. Dibuatnya surat menuju Ikhlas
surat keputusan kepala 5. Kesepakatan keputusan kepala masyarakat
puskesmas bersama tim puskesmas agar lebih wilayah
4. Melakukan perumus efektif dalam puskesmas
sosialisasi surat mensosialisasikannya pabelan sehat.
keputusan kepala (nilai komitmen mutu Serta memberikan
puskesmas terkait tim yaitu:efektif) kontribusi misi
perumus formularium yaitu :
5. Evaluasi kegiatan Memeliharan dan
40
11

pembentukan tim meningkatkan


perumus pelayanan
kesehatan
bermutu, merata
dan terjangkau

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan (ANEKA) Misi Organisasi Organisasi
4 Menentukan 1. Menyiapkan 1. Tersedianya 1. Mencari informasi Mendukung visi Kegiatan ini,
Kriteria Pemilihan informasi dan informasi dan dan pustaka secra puskesmas kita ikut
Obat Untuk pustaka terkait pustaka teliti dan mandiri (nilai pabelan yaitu : berkontribusi
Masuk kriteria pemilihan 2. Adanya daftar antikorupsi yaitu Menjadi pusat terhadap tata
Formularium obat untuk masuk obat puskesmas mandiri) kegiatan nilai organisasi
Obat Puskesmas formularium obat pabelan 2. Menyajikan data masyarakat yang Puskesmas
puskesmas 3. Kesepakatan tim ketersediaan obat memberikan Pabelan yaitu:
2. Menyajikan data perumus dengan berorientasi layanan prima Amanah
ketersediaan obat di 4. Adanya hasil pada mutu (nilai dalam Sabar
puskesmas pabelan rapat komitmen mutu kemandirian Ramah
3. Mengadakan rapat :berorientasi pada menuju Ikhlas
pembahasan kriteria mutu) masyarakat
obat oleh tim 3. Bermusyawarah wilayah

40
12

perumus dalam membahas puskesmas


4. Mencatat hasil rapat kriteria obat (nilai pabelan sehat.
penentuan kriteria nasionalisme sila Serta memberikan
pemilihan obat dan ke-4) kontribusi misi
usulan obat dari tim 4. Mencatat hasil yaitu :
prumus dengan cermat dan Memeliharan dan
teliti (niulai etika meningkatkan
public yaitu cermat pelayanan
dan teliti kesehatan
bermutu, merata
dan terjangkau

40
13

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai
Pelatihan (ANEKA)
Misi Organisasi Organisasi
5 Menyusun 1. Membuat 1. Tersedianya 1. Membuat Mendukung visi Kegiatan ini,
Formularium rekapitulasi usulan usulan obat rekapitulasi dengan puskesmas kita ikut
Obat Puskesmas obat oleh tim 2. Memperoleh jujur (nilai pabelan yaitu : berkontribusi
perumus kelas teri obat akuntabilitas yaitu: Menjadi pusat terhadap tata
2. Mengelompokkan 3. Adanya jujur) kegiatan nilai organisasi
usulan obat masukan,saran, 2. Mengelompokkan masyarakat yang Puskesmas
berdasarkan kelas dan persetujuan usulan obat memberikan Pabelan yaitu:
terapi 4. Terbentuknya berdasarkan kelas layanan prima Amanah
3. Membahas usulan daftar terapi agar lebih dalam Sabar
tersebut dalam rapat formularium obat efisien (nilai etika kemandirian Ramah
tim perumus puskesmas public yaitu efisien) menuju Ikhlas
formularium obat 3. Mengenbangkan masyarakat
puskesmas sikap hormat wilayah
4. Menetapkan daftar menghormati saat puskesmas
obat yang masuk ke membahas usualan pabelan sehat.
dalam formularium (nilai nasionalisme Serta memberikan
obat puskesmas yaitu sila ke-1) kontribusi misi
4. Berinovasi dalam yaitu :
pembuatan Mendorong,

40
14

formularium memelihara, dan


puskesmas (nilai meningkatkan
komitmen mutu kesehatan
yaitu inovasi) perorangan,
keluarga,
masyarakat
beserta
lingkungan

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan (ANEKA) Misi Organisasi Organisasi
6 Melakukan 1. Membuat desain 1. Tersedianya 1. Berkomunikasi Mendukung visi Kegiatan ini,
Sosialisasi daftar formularium desain dengan bahasa puskesmas kita ikut
Formularium obat puskesmas formularium obat indonesia yang baik pabelan yaitu : berkontribusi
Obat Puskesmas 2. Berkonsultasi puskesmas dan benar serta Menjadi pusat terhadap tata
kepada atasan 2. Adanya rahan, dengan sikap yang kegiatan nilai organisasi
terkait hasil masukan, dan santun (nilai masyarakat yang Puskesmas
pembuatan persetujuan nasionalisme yaitu memberikan Pabelan yaitu:
formularium obat 3. Tersedianya sila ke-3; dan nilai layanan prima Amanah
puskesmas beserta formularium obat etika public yaitu dalam Sabar
desainnya puskesmas santun kemandirian Ramah
40
15

3. Membuat dan 4. Adanya 2. Membuat dan menuju Ikhlas


mencetak pemahaman mencetak poster masyarakat
formularium obat terkait dengan berorientasi wilayah
puskesmas formularium obat pada mutu (nilai puskesmas
4. Melakukan puskesmas komitmen mutu pabelan sehat.
sosialisasi daftar yaitu: berorientasi Serta memberikan
formularium obat pada mutu) kontribusi misi
puskesmas dalam yaitu :
rapat ukp Menggerakkkan
pembangunan
berwawasan
kesehatan di
wilayah
puskesmas
pabelan

40
16

B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang pada tanggal 23 Juni
2019 sampai dengan 27 Juli 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan dijabarkan dalam tabel jadwal pelaksanaan
aktualisasi sebagai berikut:
Tabel 4.2.
Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Bulan/ Minggu ke-

No. Kegiatan Juni Portofolio / Bukti Kegiatan


Juli 2019
2019
4 1 2 3 4
1. Membuat draft SPO mutasi perbekalan 1. Foto konsultasi,
farmasi antar depo di Instalasi Farmasi koordinasi
2. Video
3. Fotokopi undangan rapat
farmasi membahas draft
SPO baru
4. Fotokopi daftar hadir rapat
farmasi membahas draft
SPO baru
5. Fotokopi notulen rapat
farmasi membahas SPO
baru
6. Fc draft SPO
2. Membuat draft SPO Adjustment 1. Foto konsultasi,
persediaan perbekalan farmasi koordinasi
2. Video
3. Fotokopi undangan
40
17

rapat farmasi membahas


draft SPO baru
4. Fotokopi daftar hadir
rapat farmasi membahas
draft SPO baru
5. Fotokopi notulen rapat
farmasi membahas SPO
baru
6. Fc draft SPO
3. Melakukan pengecekan secara sampling 1. Foto
terhadap persediaan perbekalan farmasi 2. Video Pengecekan
dengan kriteria khusus (perbekalan 3. Instrumen Monitoring
farmasi fast moving, harga mahal) Persediaan

4. Melakukan sosialisasi terkait uji coba 1. Rencana kegiatan


draft SPO baru sosialisasi
2. Materi sosialisasi
3. Daftar hadir peserta
sosialisasi
4. Notulen sosialisasi
5. Foto
6. Video
5. Membuat poster untuk meningkatkan 1. Foto
kepatuhan perawat dalam 2. Poster
mengembalikan perbekalan farmasi dari 3. Desain poster
sisa pasien pulang 4. Video Penempelan poster
Keterangan : (Sumber data dielaborasi penulis, 2019)
Keterangan :

: Pelaksanaan Kegiatan

40
18

C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala


Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang dilaksanakan
pada tanggal 23 Juni 2019 sampai dengan 27 Juli 2019 di institusi
tempat kerja. Tidak dapat dipungkiri dalam pelaksanaan kegiatan yang
telah direncanakan menemui hambatan dan kendala sehingga
kegiatan yang telah direncanakan kurang optimal, oleh karena itu
untuk menghadapi berbagai kendala yang mungkin terjadi diperlukan
antisipasi agar hambatan yang mungkin terjadi dapat diminimalisir.
Antisipasi dalam menghadapi hambatan dan kendala selama kegiatan
aktualisasi dapat diuraikan lebih lanjut pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 3
Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kendala yang Antisipasi dan Strategi
No Kegiatan
mungkin terjadi menghadapi kendala
1 Membuat SPO Waktu tidak mencukupi 1. Berkonsultasi dengan
mutasi perbekalan dalam membuat SPO atasan dengan
farmasi antar mutasi perbekalan 2. Berkoordinasi waktu
depo di Instalasi farmasi antar depo di bagian umum
Farmasi Instalasi Farmasi 3. Mengefektifkan
pembuatan SPO

2 Membuat SPO Waktu tidak mencukupi 1. Berkonsultasi dengan


Adjustment dalam membuat SPO atasan dengan
persediaan Adjustment persediaan 2. Berkoordinasi waktu
perbekalan perbekalan farmasi bagian umum
farmasi 3. Mengefektifkan
pembuatan SPO

3 Melakukan Waktu tidak cukup 1. Berkonsultasi dengan atasan


sampling dengan untuk menelusuri 2. Disiplin dan cekatan dalam
membuat persediaan perbekalan monitoring persediaan
instrumen untuk farmasi bila terjadi perbekalan farmasi
monitoring ketidakcocokan 3. Selalu berkoordinasi dengan
persediaan teman sejawat maupun
perbekalan Tenaga Teknis Kefarmasian
farmasi dengan 4. Mengefektifkan waktu untuk
kriteria khusus melakukan monitoring
perbekalan farmasi
19

(perbekalan

Kendala yang mungkin Antisipasi dan Strategi


No Kegiatan
terjadi menghadapi kendala
farmasi fast
moving, harga
mahal)
4 Melakukan Mengalami kesulitan1. Berkonsultasi dengan atasan
sosialisasi terkait uji dalam menyatukan2. Berkoordinasi dengan
coba draft SPO jadwal petugas farmasi penanggungjawab depo
baru untuk datang di acara farmasi
sosialisasi terkait uji3. Mendatangi setiap depo
coba draft SPO baru farmasi untuk melakukan
sosialisasi

5 Membuat poster Waktu tidak mencukupi1. Mengefektifkan waktu untuk


untuk dalam membuat poster membuat konsep poster
meningkatkan 2. Berkoordinasi dengan tempat
kepatuhan perawat pencetakan poster
dalam
mengembalikan
perbekalan farmasi
dari sisa pasien
pulang

D. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan


Dampak yang terjadi apabila isu ini tidak diselesaikan adalah
tidak tercapainya visi dan misi Puskesmas Pabelan Kabupaten
Semarang yang pertama dan ketiga yaitu meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
secara optimal dan meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
20

dan sumbar daya manusia dalam pelayanan medis dan non medis
untuk lebih profesional dan bertanggung jawab. Secara lebih terperinci
dapat dilihat di tabel di bawah ini :

Tabel 4.4
Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan
No Kegiatan Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan
1 Membuat draft SPO Mengakibatkan petugas farmasi tidak mempunyai
mutasi perbekalan pedoman baku dalam melaksanakan mutasi
perbekalan farmasi antar depo di Instalasi Farmasi
farmasi antar depo di sehingga tidak ada konsistensi dalam mutu
Instalasi Farmasi pelayanan

2 Membuat draft SPO Mengakibatkan petugas farmasi tidak mempunyai


Adjustment persediaan pedoman baku dalam melaksanakan Adjustment
perbekalan farmasi persediaan perbekalan farmasi sehingga tidak ada
konsistensi dalam mutu pelayanan

3 Melakukan sampling Mengakibatkan petugas farmasi tidak mengetahui


dengan membuat adanya ketidakcocokan persediaan perbekalan
instrumen untuk farmasi sehingga data ketersediaan obat menjadi
monitoring persediaan tidak valid yang mengakibatkan pelayanan instalasi
perbekalan farmasi farmasi kepada pasien menjadi terganggu. Hal ini
dengan kriteria khusus menyebabkan citra rumah sakit menjadi turun dan
(perbekalan farmasi fast proses penyembuhan pasien menjadi terganggu
moving, harga mahal)

4 Melakukan sosialisasi Mengakibatkan petugas tidak paham tentang cara


terkait uji coba draft pelaksanaan mutasi perbekalan farmasi antar depo di
Instalasi farmasi dan adjustment persediaan
SPO baru perbekalan farmasi
21

5 Membuat poster untuk Mengakibatkan perawat tidak patuh dan merasa tidak
meningkatkan memiliki tanggungjawab untuk mengembalikan sisa
kepatuhan perawat perbekalan farmasi dari pasien pulang. Akibatnya
dalam mengembalikan obat menumpuk di bangsal yang dikhawatirkan terjadi
sisa perbekalan farmasi penyalahgunaan obat oleh orang yang tidak
dari pasien pulang bertanggungjawab dan menyebabkan kerugian
negara.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Permasalahan yang diangkat dalam aktualisasi ini yakni
permasalahan di bidang pelayanan publik khususnya di pelayanan
kefarmasian terkait “Optimalisasi peran apoteker dalam penyususan
formularium obat pelayanan kesehatan dasar di puskesmas pabelan”.
Isu tersebut dipilih berdasarkan hasil analisis menggunakan alat bantu
analisis APKL (Aktual, Problematika, Kekhalayakan, dan Layak) dan
USG (Urgency, Seriousness, Growth) mendapatkan skor penilaian
tertinggi. Permasalah tersebut diambil dikarenakan belum optimalnya
peran apoteker dalam penyusunan formularium obat pelayanan
kesehatan dasar puskesmas pabelan kabupaten semarang. Dengan
adanya optimalisasi peran apoteker dalam penyusunan formularium
obat maka diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kefarmasian di
Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang.
Untuk menyelesaikan isu tersebut dilakukan dengan rencana
kegiatan sebagai berikut :
1. Pembuatan draft SPO mutasi perbekalan farmasi antar depo di
Instalasi Farmasi
2. Pembuatan draft SPO Adjustment persediaan perbekalan farmasi
22

3. Melakukan pengecekan secara sampling terhadap persediaan


perbekalan farmasi dengan kriteria khusus (obat fast moving, harga
mahal)
4. Melakukan sosialisasi terkait uji coba draft SPO baru
5. Membuat poster untuk meningkatkan kepatuhan perawat dalam
mengembalikan sisa perbekalan farmasi dari pasien pulang

B. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan


Apabila permasalahan tersebut tidak segera diselesaikan maka
akan berdampak pada data ketersediaan obat menjadi tidak valid
sehingga terdapat obat tertentu yang stoknya habis dan tidak terdeteksi
yang mengakibatkan pelayanan instalasi farmasi kepada pasien
menjadi terganggu. Hal ini menyebabkan citra rumah sakit menjadi
turun dan proses penyembuhan pasien menjadi terganggu.
Selain itu jika rancangan aktualisasi ini tidak dilaksanakan maka
pengimplementasian nilai-nilai dasar ASN (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti korupsi) juga akan terhambat
karena pemahaman tentang nilai-nilai dasar ASN yang kurang.
23

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit. Jakarta

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar


Profesi Pegawai Negeri Sipil. Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan
Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Akuntabilitas. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Nasionalisme. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Etika Publik. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Komitmen Mutu. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Anti Korupsi. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Pelayanan Publik. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Manajemen ASN. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Whole of Government. Modul


24

Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai


Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi
Negara

Permenkes RI. 2009. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 377 tentang


Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Apoteker dan Angka
Kreditnya. Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara 2014
25

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap : Hikma Tri Susanti


Tempat, Tanggal Lahir : Wonosobo, 04 Desember 1991
Alamat : Perum. Grand Residence 3 No 6 Singopuran
Kartasura Sukoharjo

Jenis Kelamin : Perempuan


Agama : Islam
No. Telpon : 085875257369
Email : hsantiaji1909@gmail.com

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN


2014 – 2015, Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta
2010 – 2014, Sarjana Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
2007 – 2010, SMA Negeri 1 Wonosobo
2004 – 2007, SMP Negeri 1 Kalikajar
1998 - 2004, MI Muhammadiyah Kalikajar
LATAR BELAKANG PEKERJAAN
Apotek K24 Kertek Wonosobo (2015-2016)
PKU Muhammadiyah Surakarta (2016-2017)
Apotek Kleco Farma (2018-2019)

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan


sebenarnya. Apabila ada data yang tidak sesuai, saya siap
mempertanggungjawabkan hal tersebut.
Sukoharjo, 23 Mei 2019
Penyusun,

Anda mungkin juga menyukai