Judul :
Disusun Oleh:
NAMA PESERTA : HIKMA TRI SUSANTI, S.Farm.,Apt
NIP : 19911204 201902 2 002
GOL/ANGKATAN : III/LXXII
NO. PRESENSI : 32
JABATAN : APOTEKER AHLI PERTAMA
UNIT KERJA : UPTD PUSKESMAS PABELAN
KABUPATEN SUKOHARJO
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul :
Disusun Oleh :
HIKMA TRI SUSANTI, S. Farm., Apt.
NIP. 19911204 201902 2 002
Menyetujui,
Coach, Mentor,
Judul :
Disusun Oleh :
Nama : HIKMA TRI SUSANTI, S. Farm., Apt.
NIP. : 1991204 201902 2 002
Mengesahkan,
Coach, Mentor,
Narasumber,
iv
9. Suami, anak, dan seluruh anggota keluarga atas doa, motivasi dan
dukungannya
Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran dari
berbagai pihak guna tercapainya hasil yang maksimal.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penulis
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang – Undang No. 5 Tahun 2014 Aparatur sipil negara yang
selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Aparatur
sipil negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka menciptakan
masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur,
adil dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat
secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh
kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945 (LAN, 2017).
Tugas ASN adalah melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan,
memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas dan memepererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (LAN, 2017)
Berdasarkan Per LAN 12 2018 tentang Pedoman Pelatihan Dasar CPNS,
calon pegawai negeri sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah warga negara
Indonesia yang lolos seleksi pegadaan PNS, diangkat dan ditetapkan olek PPK,
serta telah mendapatkan persetujuan teknis dan penetapan nomor induk pegawai.
Pelatihan dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan
yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang.
Merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun moral, kejujuran,
semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan inovatif dan terintegrasi, yaitu
penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal
di tempat pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya
9
menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam
dirinya sebagai karakter PNS yang profesional.
Tahapan pembelajaran latihan dasar CPNS terdiri dari beberapa agenda
diantaranya orientasi, agenda sikap perilaku bela negara, agenda nilai dasar CPNS,
agenda peran dan kedudukan PNS, Pra Habituasi lamanya kegiatan selama 18 hari,
kemudian kegiatan habituasi dilakukan selama 30 hari kerja di tempat kerja. Selama
mulai dari orientasi hingga prahabituasi peserta CPNS menyusun rancangan
kegiatan yang akan dillaksanakan selama proses habituasi. Penciptaan suatu
intervensi yang akan digunakan dalam pembelajaran habituasi yaitu intervensi
aktualisasi. Setelah proses habituasi dilakukan evaluasi dalam bentuk seminar
selama 3 hari (Pusdiklat, 2019).
Aktualisasi nilai dasar merupakan suatu proses untuk menjadikan kelima
nilai dasar menjadi aktual / nyata terjadi / sesungguhnya ada sesuai dengan tugas
fungsi pokok sebagai Apoteker di Puskesmas.
Aktualisasi tersebut disesuaikan dengan nilai dasar ANEKA dan mata
diklat lain, tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi unit kerja, kegiatan yang sehari-
hari dilakukan di unit kerja, modifikasi agar terjadi peningkatan kualitas pelayanan
dan dapat juga berupa inovasi yang sebelumnya belum pernah dilakukan.
Puskesmas merupakan salah satu instansi yang digunakan untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar tersebut dimana Apoteker merupakan salah satu
bagian di dalamnya. Berkaitan dengan pembentukan PNS yang profesional, penulis
sebagai Apoteker di Puskesmas Baki mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang
perlu mendapat perhatian serius, demi mencapai tujuan membentuk PNS yang
profesional dan dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. Melalui kegiatan
aktualisasi yang menerapkan konsep nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) maka penulis berharap dapat
memberikan kontribusi melalui kegiatankegiatan yang bersifat solutif dan inovatif
sehingga nantinya bisa menjadi ASN yang profesional sebagai Apoteker di
Puskesmas Baki.
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu
atau problematika yang ditemukan di instansi tempat bekerja, yaitu di Puskesmas
Baki. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek: (1)
whole of goverment, (2) layanan publik, dan (3) manajemen ASN. Sumber isu yang
diangkat berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Apoteker di Puskesmas Baki
yaitu, “Kurang Optimalnya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Baki”.
10
Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya pengamalan nilai-nilai pelayanan
publik. Mengingat betapa pentingnya optimalisasi pelayanan kefarmasian demi
tercapainya tujuan pengobatan sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
meningkatkan angka kesembuhan, maka pelaksanaannya harus dengan efektif dan
efisien sehingga akan membawa manfaat kepada masyarakat.
Dari beberapa isu yang muncul dipilih satu isu yang menjadi prioritas untuk
dipecahkan melalui kegiatan kreatif dan inovatif yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar
PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan
Anti korupsi). Isu yang dipilih yaitu belum optimalnya peran apoteker dalam
pendistribusian obat cacing di wilayah puskesmas pabelan.
B. Identifikasi Isu, Dampak Jika Isu Tidak diselesaikan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan urain latar belakang di atas, rumusan masalah dalam rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS terdiri atas identifikasi isu dan penetapan isu sebagai
berikut:
1. Identifikasi Isu
Isu atau masalah ditemukan dari adanya ketidaksesuaian antara kondisi yang
terjadi di UPTD Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang dengan kondisi yang
diharapkan. Berberapa isu yang ditemukan oleh penulis adalah:
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Kondisi yang
No Isu Utama Sumber Isu Kondisi Saat Ini
diharapkan
1. Kurang Pelayanan Beberapa pelayanan Pelayanan
optimalnya publik farmasi klinis belum farmasi klinis
pelayanan optimal karena yang optimal
farmasi klinis kurangnya apoteker sesuai standar
di Puskesmas dan belum adanya pelayanan
Pabelan beberapa fasilitas kefarmasian di
Puskesmas
3. Kurang optimalnya
Whole of Masih Seluruh resep
sosialisasi Government ditemukannya resep memiliki
kelengkapan yang belum diberi kelengkapan
resep yang paraf dokter, resep secara
benar kepada diagnosis penyakit, administrasi
petugas dan ada penulisan serta penulisan
penulis resep obat lebih jelas
di Puskesmas dan bisa
4. Belum Manajemen Belum adanya Kesesuaian
optimalnya ASN kesesuaian persediaan
peran apoteker persediaan antara antara aplikasi
dalam tertib aplikasi KHS, KHS, kartu
administrasi kartu persediaan, dan persediaan, dan
persediaan jumlah fisik jumlah fisik
perbekalan perbekalan farmasi perbekalan
farmasi di farmasi
Puskesmas
Pabelan
2. Penetapan Isu
a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan Metode APKL ( Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan)
Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak) digunakan
untuk menentukan kelayakan suatu isu dengan indikator sebagai berikut :
12
Tabel 1.2
Tabel Parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 2 3
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses
kejadian, sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat, atau isu yang
diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat.
jadi bukan isu yang sudah lepas dari
perhatian masyarakat atau isu yang sudah
basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan
yang perlu segera dicari penyebab dan
pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak, masyarakat pelanggan
pada umumnya, dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok
kecil orang tertentu saja.
13
Whole Of Kurang optimalnya Tidak
Goverment sosialisasi memenuhi
kelengkapan resep syarat
3. + - + -
yang benar kepada
petugas penulis resep
di Puskesmas
Manajemen Belum optimalnya
ASN peran apoteker dalam
tertib administrasi Tidak
4. persediaan perbekalan + - + + Memenuhi
farmasi di syarat
Puskesmas Pabelan
Tabel 1.4
Tabel Penjelasan USG
No Komponen Keterangan
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu
14
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)
Untuk memberikan skor pada isu terpilih maka diberikan parameter pada tabel
berikut :
Tabel 1.5
Tabel parameter USG
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth
Isu tidak begitu
Isu tidak serius untuk di
mendesak untuk bahas karena tidak Isu lamban
1
segera berdampak ke hal berkembang
diselesaikan yang lain
15
Isu sangat serius
Isu sangat
untuk segera Isu sangat cepat
mendesak
5 dibahas karena berkembang untuk
untuk segera
akan berdampak ke segera dicegah
diselesaikan
hal yang lain
Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan
untuk diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Hasil analisis USG
terkait isu-isu di Puskesmas Pabelan disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 1.6
Analisis Isu Dengan Alat Analisis USG
Kriteria
No Penilaian U S G Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1 Belum adanya
peran apoteker
dalam
penyusunan
formularium obat
pelayanan
5 5 4 14 1
kesehatan
dasardi UPTD
Puskesmas
Pabelan
kabupaten
semarang
2 Kurang optimalnya
peran Apoteker
dalam
pendistribusian
4 4 3 11 2
obat cacing di
wilayah
puskesmas
pabelan
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu di atas,
rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini adalah bagaimana cara
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang tekandung dalam Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu dan Anti korupsi (ANEKA) dalam mengoptimalkan peran
apoteker dalam penyusunan formularium obat pelayanan kesehatan dasardi
UPTD Puskesmas Pabelan kabupaten semarang?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan rancangan aktualisasi
nilai-nilai dasar PNS ini adalah untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS
yang terkandung dalam Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam mengoptimalkan peran apoteker dalam
penyusunan formularium obat pelayanan kesehatan dasar di UPTD Puskesmas
Pabelan Kabupaten Semarang.
.
D. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi dalam kegiatan optimalisasi peran apoteker dalam
penyusunan formularium obat pelayanan kesehatan dasar di UPTD Puskesmas
Pabelan.
b. Menjadi apoteker yang mampu dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki
2. Bagi Instansi ( UPTD Puskesmas Pabelan)
17
a. Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan inovasi
serta mutu pelayanan kesehatan khususnya optimalnya peran apoteker dalam
penyusunan formularium obat pelayanan kesehatan dasar.
b. Terwujudnya visi dan misi UPTD Puskesmas Pabelan
3. Bagi Stakeholder
Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan
harapannya dalam bidang pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
ketrsediaan obat yang lengkap dan ekonomis..
BAB II
18
LANDASAN TEORI
19
sama untuk melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan
profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan
keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang secara
fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang prima serta
secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik,
senantiasa memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja
keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab
tiu dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihanlatihan
seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
6. Kegiatan ketangkasan dan permainan.
21
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap
tenggang rasa.
PNS harus mampu mengaktualisasikan wawasan kebangsaan dan jiwa
nasionalisme dalam menjalankan profesinya sebaga pelayan publik yang
berintegritas. Nilai-nilai Pancasila tersebut adalah :
a. Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa
1). Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan YME.
2). Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan YME,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing- masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan ber- adab.
3). Mengembankan sikap hormat menghormati dan beker- jasama
antara pemeluk agama dengan penganut keper- cayaan yang berbeda-
beda terhadap Tuhan YME. 4). Membina kerukunan hidup di antara
sesama umat ber- agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME. 5).
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan YME.
22
6). Mengembangkan sikap saling menghormati kebe- Basan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
7). Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan YME kepada orang lain.
23
6). Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
7). Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
24
5). Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
6). Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7). Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah. 8). Tidak menggunakan hak milik
untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
9). Suka bekerja keras.
10). Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama. 11). Suka melakukan kegiatan dalam
rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan
moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika public sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN,
yakni sebagai berikut:
a. memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
25
m. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
a. efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
b. efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan pemborosan;
c. inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan;
d. berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu terhadap
produk atau jasa.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma– norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi
yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan,
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam
pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat;
b. kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari
suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara
materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
d. disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung yang
mengatur;
26
e. peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang
lain;
f. jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran
(dharma);
g. tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita
kerjakan dalam bentuk apapun
h. sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap
apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
i. adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun
perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala
bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan
daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan
jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas
dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
28
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat
dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang
harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan
kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
29
dialog atau pertukaran informasi; joint planning, yaitu perencanaan
bersama untuk kerjasama sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi: joint working,
atau kolaborasi sementara; joint ventrure, yaitu perencanaan jangka
panjang, kerjasama pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah
satu peserta kerjasama;
satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu
besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak;
merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.
30
BAB III
A. Profil Organisasi
a. Visi
31
2. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
32
2) Pelayanan KIA, KB yang bersifat UKP
5) Pelayanan Persalinan
7) Pelayanan Kefarmasian
3. Kondisi Geografis
UPTD Puskesmas Pabelan adalah salah satu dari 26 Puskesmas di
Kabupaten Semarang yang terletak di Wilayah Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang. Di Wilayah Kecamatan Pabelan, UPTD Puskesmas
Pabelan merupakan salah satu dari 2 (dua) Puskesmas yang ada. Adapun
batas-batas administratif Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pabelan adalah
sebagai berikut :
34
35
1. Sebelah Utara : Kecamatan Bringin.
2. Sebelah Timur : Wilayah UPTD Puskesmas Semowo, Kec.
Pabelan dan Kecamatan Suruh.
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Tengaran dan Kota Salatiga.
4. Sebelah Barat : Kecamatan Tuntang.
5. Bagian Tengah : Wilayah UPTD Puskesmas Semowo
.
35
36
36
37
c. Struktur Organisasi
37
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat
38
untuk selalu disiplin dan mengerjakan tugas tepat waktu dan terus
menanamkan nilai-nilai Puskesmas Pabelan II. Setiap harinya
setelah apel beliau juga memanggil PJ program untuk berkoordinasi
terkait program-program di Puskesmas yang sudah terlaksana
secara optimal atau belum. Beliau selalu memberikan semangat
motivasi kepada bawahannya dalam mengerjakan tugas.
38
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
39
6
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai
Pelatihan (ANEKA)
Misi Organisasi Organisasi
1 Membuat draft 1. Berkonsultasi 1. Adanya arahan 1. Berkomunikasi Mendukung visi Kegiatan ini,
Standar Prosedur dengan atasan dan dan masukan dengan atasan puskesmas kita ikut
Operasional rekan kerja terkait dari atasan dan dengan sopan dan pabelan yaitu : berkontribusi
Penyusunan rencana penyusunan rekan kerja santun (nilai etika Menjadi pusat terhadap tata
Formularium draft SPO 2. Adanya bahan publik yaitu santun) kegiatan nilai organisasi
Obat Puskesmas penyusunan untuk membuat 2. Mencari bahan untuk masyarakat yang Puskesmas
formularium obat draft SPO membuat draft SPO memberikan Pabelan yaitu:
puskesmas 3. Adanya draft dengan mandiri (nilai layanan prima Amanah
2. Mencari bahan untuk SPO yang siap antikorupsi yaitu dalam Sabar
membuat draft SPO untuk dirapatkan mandiri) kemandirian Ramah
penyusunan dengan atsan 3. Menyusun draft SPO menuju Ikhlas
formularium obat dan rekan kerja dengan penuh masyarakat
puskesmas 4. Adanya tanggung jawab wilayah
3. Menyusun draft SPO masukan dan supaya mendapatkan puskesmas
penyusunan saran dari rekan draft SPO yang baik pabelan sehat.
formularium obat kerja dan dan bermutu (nilai Serta memberikan
40
7
40
8
Kontribusi
Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan (ANEKA) Misi Organisasi
Organisasi
2 Melakukan 1. Berkonsultasi 1. Adanya arahan, 1. Berkomunikasi Mendukung visi Kegiatan ini,
Sosialisasi Spo dengan atasan masukan dan dengan atasan puskesmas kita ikut
Penyusunan 2. Membuat rencana persetujuan dengan bahsa pabelan yaitu : berkontribusi
Formularium kegiatan atasan indonesia yang baik Menjadi pusat terhadap tata
Obat Puskesmas pelaksanaan 2. Adanya rencana dan benar serta kegiatan nilai organisasi
Pabelan sosialisasi kegiatan dengan sikap yang masyarakat yang Puskesmas
3. Menyiapkan materi pelaksanaan santun (nilai memberikan Pabelan yaitu:
sosialisasi sosialisasi nasionalisme yaitu layanan prima Amanah
4. Mengadakan rapat 3. Adanya materi sila ke-3; dan nilai dalam Sabar
dengan tim ukp sosialisasi etika publik yaitu kemandirian Ramah
4. Tim UKP paham santun) menuju Ikhlas
dengan materi 2. Menyiapkan kegiatan masyarakat
yang sosialisasi secara wilayah
disampaikan profesional (nilai puskesmas
etika publik yaitu pabelan sehat.
profesional) Serta memberikan
3. Menyiapkan materi kontribusi misi
dengan berorientasi yaitu :
40
9
40
10
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan (ANEKA) Misi Organisasi Organisasi
3 Membentuk Tim 1. Berkoordinasi 1. Tersedianya 1. Bermusyawarah Mendukung visi Kegiatan ini,
Perumus dengan penanggung nama-nama tim dengan saling puskesmas kita ikut
Formularium jawab ukp terkait usulan perumus menghargai (nilai pabelan yaitu : berkontribusi
Obat Puskesmas tim perumus 2. Terpilihnya tim nasionalisme yaitu: sila Menjadi pusat terhadap tata
Pabelan 2. Berkonsultasi perumus ke-4) kegiatan nilai organisasi
kepada kepala 3. Adanya surat 2. melakukan masyarakat yang Puskesmas
puskesmas terkait keputusan kepala konsultasi dengan penuh memberikan Pabelan yaitu:
usulan tim perumus puskesmas tanggung jawab (nilai layanan prima Amanah
untuk ditindak lanjuti 4. Pemahaman tim akuntabilitas dalam Sabar
3. Menetapkan tim perumus yaitu:tanggung jawab) kemandirian Ramah
perumus dalam bentuk formularium 3. Dibuatnya surat menuju Ikhlas
surat keputusan kepala 5. Kesepakatan keputusan kepala masyarakat
puskesmas bersama tim puskesmas agar lebih wilayah
4. Melakukan perumus efektif dalam puskesmas
sosialisasi surat mensosialisasikannya pabelan sehat.
keputusan kepala (nilai komitmen mutu Serta memberikan
puskesmas terkait tim yaitu:efektif) kontribusi misi
perumus formularium yaitu :
5. Evaluasi kegiatan Memeliharan dan
40
11
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan (ANEKA) Misi Organisasi Organisasi
4 Menentukan 1. Menyiapkan 1. Tersedianya 1. Mencari informasi Mendukung visi Kegiatan ini,
Kriteria Pemilihan informasi dan informasi dan dan pustaka secra puskesmas kita ikut
Obat Untuk pustaka terkait pustaka teliti dan mandiri (nilai pabelan yaitu : berkontribusi
Masuk kriteria pemilihan 2. Adanya daftar antikorupsi yaitu Menjadi pusat terhadap tata
Formularium obat untuk masuk obat puskesmas mandiri) kegiatan nilai organisasi
Obat Puskesmas formularium obat pabelan 2. Menyajikan data masyarakat yang Puskesmas
puskesmas 3. Kesepakatan tim ketersediaan obat memberikan Pabelan yaitu:
2. Menyajikan data perumus dengan berorientasi layanan prima Amanah
ketersediaan obat di 4. Adanya hasil pada mutu (nilai dalam Sabar
puskesmas pabelan rapat komitmen mutu kemandirian Ramah
3. Mengadakan rapat :berorientasi pada menuju Ikhlas
pembahasan kriteria mutu) masyarakat
obat oleh tim 3. Bermusyawarah wilayah
40
12
40
13
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai
Pelatihan (ANEKA)
Misi Organisasi Organisasi
5 Menyusun 1. Membuat 1. Tersedianya 1. Membuat Mendukung visi Kegiatan ini,
Formularium rekapitulasi usulan usulan obat rekapitulasi dengan puskesmas kita ikut
Obat Puskesmas obat oleh tim 2. Memperoleh jujur (nilai pabelan yaitu : berkontribusi
perumus kelas teri obat akuntabilitas yaitu: Menjadi pusat terhadap tata
2. Mengelompokkan 3. Adanya jujur) kegiatan nilai organisasi
usulan obat masukan,saran, 2. Mengelompokkan masyarakat yang Puskesmas
berdasarkan kelas dan persetujuan usulan obat memberikan Pabelan yaitu:
terapi 4. Terbentuknya berdasarkan kelas layanan prima Amanah
3. Membahas usulan daftar terapi agar lebih dalam Sabar
tersebut dalam rapat formularium obat efisien (nilai etika kemandirian Ramah
tim perumus puskesmas public yaitu efisien) menuju Ikhlas
formularium obat 3. Mengenbangkan masyarakat
puskesmas sikap hormat wilayah
4. Menetapkan daftar menghormati saat puskesmas
obat yang masuk ke membahas usualan pabelan sehat.
dalam formularium (nilai nasionalisme Serta memberikan
obat puskesmas yaitu sila ke-1) kontribusi misi
4. Berinovasi dalam yaitu :
pembuatan Mendorong,
40
14
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Pelatihan (ANEKA) Misi Organisasi Organisasi
6 Melakukan 1. Membuat desain 1. Tersedianya 1. Berkomunikasi Mendukung visi Kegiatan ini,
Sosialisasi daftar formularium desain dengan bahasa puskesmas kita ikut
Formularium obat puskesmas formularium obat indonesia yang baik pabelan yaitu : berkontribusi
Obat Puskesmas 2. Berkonsultasi puskesmas dan benar serta Menjadi pusat terhadap tata
kepada atasan 2. Adanya rahan, dengan sikap yang kegiatan nilai organisasi
terkait hasil masukan, dan santun (nilai masyarakat yang Puskesmas
pembuatan persetujuan nasionalisme yaitu memberikan Pabelan yaitu:
formularium obat 3. Tersedianya sila ke-3; dan nilai layanan prima Amanah
puskesmas beserta formularium obat etika public yaitu dalam Sabar
desainnya puskesmas santun kemandirian Ramah
40
15
40
16
: Pelaksanaan Kegiatan
40
18
Tabel 4. 3
Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kendala yang Antisipasi dan Strategi
No Kegiatan
mungkin terjadi menghadapi kendala
1 Membuat SPO Waktu tidak mencukupi 1. Berkonsultasi dengan
mutasi perbekalan dalam membuat SPO atasan dengan
farmasi antar mutasi perbekalan 2. Berkoordinasi waktu
depo di Instalasi farmasi antar depo di bagian umum
Farmasi Instalasi Farmasi 3. Mengefektifkan
pembuatan SPO
(perbekalan
dan sumbar daya manusia dalam pelayanan medis dan non medis
untuk lebih profesional dan bertanggung jawab. Secara lebih terperinci
dapat dilihat di tabel di bawah ini :
Tabel 4.4
Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan
No Kegiatan Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan
1 Membuat draft SPO Mengakibatkan petugas farmasi tidak mempunyai
mutasi perbekalan pedoman baku dalam melaksanakan mutasi
perbekalan farmasi antar depo di Instalasi Farmasi
farmasi antar depo di sehingga tidak ada konsistensi dalam mutu
Instalasi Farmasi pelayanan
5 Membuat poster untuk Mengakibatkan perawat tidak patuh dan merasa tidak
meningkatkan memiliki tanggungjawab untuk mengembalikan sisa
kepatuhan perawat perbekalan farmasi dari pasien pulang. Akibatnya
dalam mengembalikan obat menumpuk di bangsal yang dikhawatirkan terjadi
sisa perbekalan farmasi penyalahgunaan obat oleh orang yang tidak
dari pasien pulang bertanggungjawab dan menyebabkan kerugian
negara.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan yang diangkat dalam aktualisasi ini yakni
permasalahan di bidang pelayanan publik khususnya di pelayanan
kefarmasian terkait “Optimalisasi peran apoteker dalam penyususan
formularium obat pelayanan kesehatan dasar di puskesmas pabelan”.
Isu tersebut dipilih berdasarkan hasil analisis menggunakan alat bantu
analisis APKL (Aktual, Problematika, Kekhalayakan, dan Layak) dan
USG (Urgency, Seriousness, Growth) mendapatkan skor penilaian
tertinggi. Permasalah tersebut diambil dikarenakan belum optimalnya
peran apoteker dalam penyusunan formularium obat pelayanan
kesehatan dasar puskesmas pabelan kabupaten semarang. Dengan
adanya optimalisasi peran apoteker dalam penyusunan formularium
obat maka diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kefarmasian di
Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang.
Untuk menyelesaikan isu tersebut dilakukan dengan rencana
kegiatan sebagai berikut :
1. Pembuatan draft SPO mutasi perbekalan farmasi antar depo di
Instalasi Farmasi
2. Pembuatan draft SPO Adjustment persediaan perbekalan farmasi
22
DAFTAR PUSTAKA
IDENTITAS PRIBADI