Disusun oleh :
Coach, Mentor,
Telah diseminarkan :
Di : Pusdiklat BKK Supriyadi Semarang
Hari, Tanggal : Kamis, 11 Juli 2019
Coach, Mentor,
Narasumber,
i
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala
berkat, rahmat, dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
rancangan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pencegahan Resiko
Infeksi pada Pasien Di Bangsal Bedah Ruang Cempaka 2 Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Karanganyar” dengan baik. Kegiatan yang
ada dalam rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat mencerminkan
nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terdiri dari:
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA) yang dapat diterapkan di tempat kerja.
Penulis menyadari bahwa pembuatan rancangan aktualisasi ini tidak
dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dorongan dari banyak
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah beserta jajarannya yang telah
memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II.
2. Drs. H. Juliyatmono selaku Bupati Kabupaten Karanganyar yang telah
memfasilitasi dan memberikan semangat serta nasehat untuk peseta
Pelatihan Datsar CPNS Kabupaten Karanganyar.
3. BKPSDM Kabupaten Karanganyar beserta jajarannya yang telah
memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II.
4. . . . selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran sehingga
rancangan aktualisasi ini menjadi lebih baik.
5. Sriyatun, S.Kep.MM selaku coach yang telah memberikan inspirasi,
dorongan, masukan dan bimbingannya dalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini.
6. Sriyanto, S.Kep.Ns, sebagai mentor yang telah memberikan arahan,
motivasi, dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan
program aktualisasi.
7. Kedua orang tua dan saudara atas dukungan, doa, dan motivasinya.
8. Keluarga besar RSUD Kabupaten Karanganyar atas dukungan dan
kerjasamanya.
ii
9. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
10. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi
kegiatan Pelatihan Dasar
11. Keluarga besar peserta Latsar Golongan II Angkatan CII tahun 2019.
iii
DAFTAR ISI
iv
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ........................ 47
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN) dijelaskan bahwa ASN adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN dituntut untuk
memahami nilai-nilai dasar yang menjadi landasan dalam menjalankan
profesinya. Nilai-nilai dasar tersebut antara lain akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Kelima
dasar tersebut memiliki peranan penting demi menghasilkan pegawai
ASN yang profesional , memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme
sesuai dengan harapan dari pemerintah.
Pembentukan PNS yang berdasarkan pada nilai-nilai dasar
tersebut dilaksanakan melalui jalur pendidikan dan pelatihan dasar.
Menurut Peraturan LAN Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018
tentang Pelatihan Dasar CPNS dalam BAB I pasal 1 dijelaskan
Pelatihan Dasar CPNS adalah prendidikan dan pelatihan dalam masa
prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepriadian yang unggul dan bertanggung jawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelengggara pelayanan publik.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa palayanan kesehatan
1
sesuai dengan tingkat kepuasan rata – rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan.
Pemasangan infus merupakan prosedur invasif yang sering
dilakukan di rumah sakit untuk mengobati berbagai kondisi penderita di
lingkungan perawatan rumah sakit. Pasien yang menjalani rawat inap
mendapatkan terapi cairan infus dan diberikan secara terus-menerus
dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya komplikasi dari pemasangan infus, salah satunya adalah
infeksi. Infeksi nosokomial atau Hospital Acquired Infection (HAIs)
pada pasien yang mendapat terapi infus merupakan salah satu
indikator adanya infeksi akibat kesalahan pemasangan atau
pemasangan infus yang tidak sesuai prosedur terutama masalah
teknik septik-aseptik.
Salah satu infeksi nosokomial yang timbul akibat dari pemasangan
infus yaitu flebitis.Flebitis dapat menjadi bahaya, karena bekuan darah
atau trombofl ebitis bisa menyebabkan emboli, hal ini dapat
menimbulkan kerusakan permanen pada vena. Kejadian flebitis
meningkat sesuai dengan lamanya infus terpasang, dari kejadian
tersebut dapat mengakibatkan pasien menjalani perawatan yang lebih
lama sehingga pasien harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak.
Berdasarkan hasil pengamatan yang ada di bangsal cempaka 2
RSUD Kabupaten Karanganyar di dapatkan beberapa isu yang aktual
untuk di angkat sebagai kasus untuk di bahas. Beberapa isu yang ada
adalah Kurang optimalnya perawatan infus pada pasien di bangsal
bedah, Kurang optimalnya pemberian informasi tentang larangan
membawa anak usia 11 tahun kebawah kebangsal, Kurang optimalnya
jam kunjung pasien, Kurang optimalnya larangan merokok di area
bangsal dan rumah sakit serta Kurang optimalnya verbeden.
Dari beberapa isu yang telah tertulis di atas dan telah di dilakukan
penilaian dengan menggunakan metode APKL dan USG, skor tertinggi
diperoleh isu “Belum optimalnya perawatan infus pada pasien di
2
bangsal bedah”. Sehingga masalah ini merupakan masalah prioritas
yang akan dibahas dalam aktualisasi dan habituasi kali ini
3
Kondisi Yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
kebangsal memberikan resiko
infeksi nosokomial
pada anak karena
daya tahan tubuh
yang masih rendah
4
a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan Analisis APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak)
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria isu. Analisis isu
bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan
prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui
gagasan kegiatan yang dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan
pendekatan APKL yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Layak. Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis
ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat
actual, problematik, kekhalayakan dan layak dari isu-isu yang
ditemukan di lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh analisis
APKL, maka dipilih isu yang menjadi prioritas utama yang
selanjutnya akan diidentifikasi.
5
Tabel 1.3 Penetapan Isu dengan Metode APKL
Kriteria
No Identifikasi isu Keterangan
A P K L
1. Kurang optimalnya + + + + Memenuhi syarat
perawatan infus pada
pasien di bangsal
bedah
2. Kurang optimalnya + + + + Memenuhi syarat
pemberian informasi
tentang larangan
membawa anak usia
11 tahun kebawah
kebangsal
3. Kurang optimalnya jam + + + + Memenuhi syarat
kunjung pasien
4. Kurang optimalnya + + + - Tidak memenuhi
larangan merokok di syarat
area bangsal dan
rumah sakit
6
Isu tersebut kemudian dianalisis lagi dengan
menggunakan metode USG dengan rentang penilaian 1-5
dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti
kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5
berarti sangat besar. Urgency yaitu seberapa mendesak
suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas
yang dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth
didefinisikan sebagai seberapa besar memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani dengan segera.
Hasil analisis USG terkait isu-isu di Bangsal Cempaka 2
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar disajikan
dalam tabel berikut ini :
Kriteria
No Isu Keterangan Peringkat
U S G
1. Kurang optimalnya 5 5 5 15 1
perawatan infus
pada pasien di
bangsal bedah
2. Kurang optimalnya 4 5 4 13 2
pemberian informasi
tentang larangan
membawa anak usia
11 tahun kebawah
kebangsal
3 Kurang optimalnya 3 4 4 11 3
jam kunjung pasien
Berdasarkan hasil penilaian prioritas masalah
menggunakan metode USG, skor tertinggi diperoleh isu
“Belum optimalnya perawatan infus pada pasien di bangsal
7
bedah”. Sehingga masalah ini merupakan masalah prioritas
yang akan dibahas dalam aktualisasi dan habituasi kali ini.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka selanjutnya akan
dituliskan rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini.
Setelah melalui tahap analisis dengan metode USG, maka dapat
diidentifikasi isu yang menjadi prioritas, yaitu Bagaimana cara
pengoptimalan perawatan infus pada pasien di bangsal bedah?
C. Tujuan
1. Mengurangi angka plebitis pada bangsal bedah
2. Meningkatka mutu pelayanan di RSUD Kabupaten Karanganyar
3. Mewujudkan Visi dan Misi RSUD Kabupaten Karanganyar
D. Manfaat
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
a. Penulis bisa menjalankan dan mengimplementasikan perannya
dalam lingkup kegiatan sehari-hari menggunakan nilai-nilai
dasar ASN yang telah didapakan selama mengkuti inclass
Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
b. Memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi keterkaitan
prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan whole of
Government.
2. Bagi Pasien
a. Mampu meningkatkan kesadaran pasien untuk menjaga
kesehatan.
b. Mencegah komplikasi lebih lanjut bagi pasien
c. Terpenuhinya kualitas pelayanan pada pasien
3. Bagi Instansi
a. Terwujudnya visi dan misi Rumah Sakit
b. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
c. Mampu memberikan kualitas layanan prima dalam memberikan
pelayanan
8
BAB II
LANDASAN TEORI
9
dimiliki ASN tersebut diharapkan ASN dapat mengambil
keputusan yang terbaik dalam tindakan profesionalnya.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945
mengamanatkan kepada semua komponen bangsa berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan syarat-syarat
tentang pembelan negara. Dalam hal ini, setiap PNS sebagai
bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban
yang sama untuk melakukan bela negara sebagaimana
diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai
bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga
negara yang secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan
dan jasmani yang prima serta secara kondisi psikis yang memiliki
kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa
memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet,
kerja keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu
dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan
latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
c. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan ketangkasan dan permainan.
10
B. Nilai Dasar PNS
Ada lima (5) nilai dasar profesi PNS, yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Lima nilai
dasar yang biasa disingkat ANEKA ini merupakan modal awal PNS
dalam menjalankan tugasnya. Sebelum mengimplementasikan nilai
dasar PNS, ada satu tahap yang dilalui yaitu tahap internalisasi.
Internalisasi merupakan proses pemahaman atas nilai yang
terkandung dari masing-masing poin ANEKA yaitu :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kesadaran adanya tanggung jawab
dan kemauan untuk bertanggung jawab. Akuntabilitas adalah
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. PNS memiliki
tugas pokok fungsi yang wajib untuk dijalankan. Yujuan utama dari
akuntabilitas adala untuk memperbaiki kinerja PNS dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pentingnya
akuntabilitas bagi organisasi sebagai kewajiban jabatan dalam
memberikan pertangungjawaban laporan kegiatan kepada
atasannya. Ada 9 aspek akuntabilitas antara lain :
a Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
b Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas
semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok / institusi.
c Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan
yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
dan keyakinan.
11
d Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang
tidak disengaja. Tanggung jawab juga dapat berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam
mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.
h Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui
kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan
kinerja baik individu maupun organisasi.
i Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir
(LAN, 2015).
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
12
PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
13
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
14
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
15
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika publik yaitu pembelian pelayanan kepada masyarakat.
Seorang PNS harus mampu memberi pelayanan yang ramah
selama menjalankan tugasnya. Etika publik merupakan refleksi
kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan, dan dipraktikan dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Etika publik
menjadi penuntun perilaku yang mendasar, norma etika sangat
menentukan perumusan kebijakan maupun pola tindakan yang ada
dalam organisasi publik. Aspek etika publik antara lain :
16
a. Kebersamaan: dapat diartikan bagaimana individu menciptakan
rasa kebersamaan untuk menjalankan pelayanan kepada
pelanggan.
b. Empati: dapat diartikan bagaimana individu memberikan rasa
empati kepada pelanggan tentang masalah/kesulitan yang
dihadapi.
c. Kepedulian: dapat diartikan bagaimana individu peduli terhadap
kesulitan pelnggan dan mencoba mencari solusinya.
d. Kedewasaan: dapat diartikan bagaimana individu berpilaku
dewasa sesuai tugas/tupoksinya.
e. Orientasi organisasi: dapat diartikan bagaimana individu
memperhatikan orientasi dalam berperilaku kepada pelanggan.
f. Respek: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku sopan
dan santun saat memberikan pelayanan.
g. Kebajikan: dapat diartikan bagaimana individu berberilaku baik
sesuai dengan norma yang berlaku saat melayani pelanggan.
h. Integritas: dapat diartikan bagaimana kesesuaian perkataan
dan perbuatan individu.
i. Inovatif: dapat diartikan bagaimana individu berinovasi dalam
memberikan pelayanan.
j. Keunggulan: dapat diartikan bagaimana individu memiliki
keunggulan tersendiri ketika memberikan pelayanan.
k. Keluwesan: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku
luwes saat melayani.
l. Kearifan: dapat diartikan bagaimana individu bijaksana sesuai
dengan situasi dan kondisi saat melayani.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu yaitu sikap menjaga efektivitas dan efisiensi
mutu. Ada empat indikator dari nilai – nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu :
17
a. Orientasi mutu: orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa
melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas
pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.
b. Efektif dan efisien: efektif dapat diartikan sejauh mana dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai
apapun yang coba dikerjakan. Efektivitas organisasi tidak
hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana)
mutu, kuantitas, ketepatan waktu, dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan. Sedangkan efisien dapat diartikan
jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Efisiensi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia untuk mencapai tujuan.
c. Inovasi: Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan
hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan
mindset baru sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan,
yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik
yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Adaptasi: dapat diartikan bagaimana pegawai mengadaptasi
dari program atau organisasi lain untuk meningkatkan mutu
organisasinya.
e. Pelayanan sepenuh hati: dapat diartikan bagaimana pegawai
memberikan pelayanan sepenuh hati kepada pelanggan.
f. Perbaikan berkelanjutan: dapat diartikan bagaimana
pegawai/organisasi melakukan suatu perbaikan setelah melihat
situasi dan kondisi yang ada di unit kerjanya.
18
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan
sebagai kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar
biasa yaitu mampu merusak tatanan kehidupan dalam ranah
pribadi, keluarga, masyarakat maupun ranah kehidupan yang lebih
luas lagi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan pakar
telah melakukan identifikasi nilai – nilai dasar anti korupsi. Ada 9
(sembilan) nilai – nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat
berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri
dari perbuatan curang.
b. Peduli
Adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan
seseorang memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi
dengan jiwa sosial yang tinggi tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang
untuk tidak mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
19
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk
melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia.
Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Adil
merupakan kemampuan seseorang untuk memperlakukan orang
lain sesuai dengan hak dan kewajibannya.
20
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri,
namun demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan tugas
umum nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS
pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun
sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban
kita di kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun
2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban
selaku PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
21
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
1) Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
22
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).
2) Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamen Pelayanan Publik:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara
23
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi
3) Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan.
24
Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi
bangsa.
25
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum
RSUD Kabupaten Karanganyar memenuhi syarat menjadi
RSU kelas C berdasarkan analisis organisasi, fasilitas dan
kemampuan, dan dikukuhkan dengan Keputusan Menkes
Republik Indonesia Nomor 009-1/MENKES/1/1993, tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSU Karanganyar. Dalam
rangka meningkatkan kinerja Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Karanganyar, maka pada Tahun 2009 RSUD
Karanganyar ditetapkan sebagai PPK BLUD Berdasarkan SK
Bupati Nomor : 47 Tahun 2009 Tanggal 23 Maret 2009. Dan
pada saat ini RSUD Kabupaten Karanganyar melakukan
pelayanan berdasarkan surat ijin operasional Nomor :
503/01/RS/Tahun 2018 Tanggal 10 Januari 2018.
Pelayanan kesehatan yang diberikan RSUD Karanganyar
kepada masyarakat telah sesuai standar pelayanan yang
ditetapkan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan
lulus Paripurna pada tanggal 27 Nopember 2017.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten
Karanganyar merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah
Kabupaten Karanganyar. Rumah sakit ini pada hakekatnya
berawal dari sebuah Rumah Bersalin (RB) bernama RB “Kartini”
yang didirikan pada tanggal 21 April 1960 oleh tokoh-tokoh
masyarakat di Karanganyar, yang pada waktu itu dipimpin oleh
Bapak Narjo Adirejo selaku Bupati Kepala Daerah Tk.II
Kabupaten Karanganyar saat itu.
Tahun 1964 masyarakat Kabupaten Karanganyar
difasilitasi oleh dr. Tan Tiauw An sebagai Kepala DKR
Kabupaten Dati II Karanganyar mulai bergotong royong
26
membangun Rumah Sakit yang berlokasi di Jetu (sekarang Jl.
Lawu). Pembangunan tersebut mendapat respon dan dukungan
dari Pemerintah Daerah pada waktu itu. Kemudian ditentukan
lokasi Rumah Sakit berada di sebelah barat RB “Kartini” dengan
memanfaatkan tanah yang masih kosong. Penentuan lokasi
pada waktu itu dinilai sangat menguntungkan, karena :
a. Lokasi yang strategis, berada di sisi timur Kota Karanganyar
b. Akses jalan mudah, dapat di jangkau masyarakat luas
c. Suasana sangat tenang, sehingga masyarakat yang
berobat tidak terganggu dan pasien yang menginap /
opname dapat beristirahat dengan tenang.
Tanggal 6 Juni 1965 RB tersebut pindah di Rumah Sakit
yang telah dibangun, Rumah Sakit tersebut gabungan antara
RB Kartini (swasta) yang letaknya bersebelahan dengan
Rumah Sakit. Jumlah TT (tempat tidur) sebanyak 34 buah, dan
mulai saat itu nama Rumah Sakit menjadi “RUMAH SAKIT
BERSALIN KARTINI”. Tahun 1970 Rumah Sakit Bersalin
Kartini dijadikan Rumah Sakit Kartini dengan jumlah karyawan
20 orang, dan jumlah tempat tidur 80 – 100 TT, yang dikepalai
dr. Srijanto Hardjomigoeno.
27
dilakukan di lokasi lama (Jl. Lawu), maka pada tanggal 11
Maret 1995 RSUD pindah di jalan Yos Sudarso, Jengglong,
Bejen, Karanganyar.
3. Struktur Organisasi
28
4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain
a. Jenis dan Jam Buka Pelayanan
Jenis Pelayanan RSUD Kabupaten Karanganyar meliputi :
1) Pelayanan Medis
a) Pelayanan Gawat Darurat
b) Pelayanan Rawat Jalan
c) Pelayanan Rawat Inap
d) Pelayanan Rawat Intensif
e) Pelayanan Tindakan Medis Spesialistik
2) Pelayanan Penunjang
a) Pelayanan Rehabilitasi medis
b) Pelayanan Radiologi
c) Pelayanan Farmasi RS
d) Pelayanan Gizi RS
e) Pelayanan Radioterapi
f) Pelayanan general check up
g) Pelayanan pemeriksaan patologi klinik
h) Pelayanan pemeriksaan patologi anatomi
i) Pelayanan Bank darah
j) Pelayanan pengolahan limbah RS
k) Pelayanan pemulasaran jenazah RS
l) Pelayanan ambulans dan mobil jenazah RS
m) Pelayanan perbaikan sarana RS
3) Poliklinik Pelayanan Rawat Jalan
a) Layanan Medical Check Up (MCU)
b) Poliklinik Jiwa
c) Poliklinik Dalam
d) Poliklinik Anak
e) Poliklinik Kulit
f) Poliklinik Bedah
g) Poliklinik Gigi & Mulut
h) Poliklinik Mata
29
i) Poliklinik Syaraf
j) Poliklinik THT
k) Poliklinik Kandungan
l) Poliklinik Paru
m) Poliklinik Konseling HIV / AIDS
n) Poliklinik Gizi
o) Poliklinik Orthopedi
4) Pelayanan Unggulan
a) Pemeriksaan Audiometri Timpanometri
b) Pelayanan Operasi Timpanoplasti
c) Pemeriksaan TCM
d) Pemeriksaan Broncoscopy
e) Pelayanan Gigi Orthodonsi
f) Pelayanan Gigi Prosthodonsi
Jam Buka Pelayanan di RSUD Kabupaten Karanganyar adalah
sebagai berikut:
3 Cempaka I I 8
II 12
III 18
Isolasi 1
30
4 Cempaka II I 8
II 15
III 16
Isolasi 2
5 Cempaka III I 14
II 3
III 18
Isolasi 2
6 Teratai I I 8
II 16
III 18
7 Teratai II I 0
II 23
III 18
Isolasi 2
8 Teratai III I 0
II 6
III 30
Isolasi 4
9 Mawar I I 0
II 6
III 24
Isolasi 2
10 Mawar II I 0
II 6
III 24
Isolasi 2
11 Flamboyan / HCU II 10
12 ICU II 5
31
13 Dahlia (BASINET) II 24
32
26 Fistulografi 1
27 Appendicografi 1
28 Follow through 1
29 HSG 1
30 Oesophagografi 1
31 OMD 1
32 BNO IVP 1
33 Urografi intravena 1
34 Uretrosistografi/Sistografi 1
35 USG (Doppler) traktus urinarius 1
36 USG (Doppler) testis 1
37 CT Scan tulang 1
38 USG / USG Doppler sendi & jaringan lunak 1
39 VCT 1
40 Audiometri 1
41 Rehabilitasi medic 1
42 Endoskopi lainnya 1
43 Kolonoskopi 1
44 Usg lainnya 1
33
c. Ketersediaan SDM
Sumber Daya Manusia RSUD Kabupaten Karanganyar
tahun 2018
Tabel 3.3 Ketersediaan SDM
JUMLAH
No BIDANG/INSTALASI/BAGIAN
PNS Non PNS
1 Struktural 8
2 Dokter Spesialis 21 5
3 Dokter Umum 12 3
4 Dokter Gigi 2
6 Apoteker 5 4
7 Asisten Apoteker 19 11
8 Perawat Ahli 31
10 Perawat Gigi 1 2
11 Bidan Ahli 2
12 Bidan Terampil 23 49
13 Fisioterapis Ahli 5
14 Fisioterapis Terampil 9 1
34
15 Radiografer Ahli 1
16 Radiografer Terampil 6 2
18 Nutrisionis Terampil 4 1
19 Sanitarian Ahli 2
20 Sanitarian Terampil 3
Pranata Laboratorium
21 Kesehatan Terampil 16 7
26 Arsiparis Terampil 1
27 Administrator Kesehatan 2
28 Fungsional Umum 88 46
35
B. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta
1. Tugas Pokok Aparatur Sipil Negara
Undang - Undang Aparatur Sipil Negara No.5 tahun 2014
Pasal 11 menjelaskan bahwa tugas ASN adalah :
a. Melaksanakan Kebijakan Publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan
b. Memberikan Pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
2. Tugas Pokok Perawat Pelaksana
Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung
berdasarkan proses keperawatandengan sentuhan kasih
sayang:
a. Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah klien
b. Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana
c. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan
d. Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan
respon klien pada catatankeperawatanb.
36
h. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk
menghadapi tindakan perawatan danpengobatan atau
diagnosise.
i. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan
kemampuannya.
j. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat
atau sakarotul maut.
k. Membantu kepala ruang dalam ketatalaksanaan ruang
secara administrative
l. Menyiapkan data klien baru, pulang, atau meninggal
m. Sensus harian atau formulir.
n. Rujukan dan penyuluhan PKMRSh.
o. Mengatur menyiapkan alat-alat di ruangan menurut fungsinya
supaya siap pakai.
p. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenya
manan, dan keindahanruangan.
q. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam atau hari libur
secara bergantian sesuai dengan jadwal dinas.
r. Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan
penyakitnya.
s. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik
secara tulisan dan maupun lisan.
t. Membuat laporan harian klien.
u. Operan dengan dinas berikutnya
37
keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya.
Penulis menjabat sebagai perawat terampil yang
menjalankan kewenangan klinis level 1. Sesuai kewenangannya,
penulis bertugas dalam
1. Melakukan pengkajian keperawatan
2. Menetapkan diagnosa keperawatan
3. Merencanakan tindakan keperawatan
4. Melaksanakan tindakan keperawatan, seperti
a. Memenuhi kebutuhan oksigen
b. Memenuhi kebutuhan sirkulasi dan cairan
c. Memenuhi kebutuhan nutrisi
d. Memenuhi kebutuhan eliminasi
e. Memenuhi kebutuhan mobilisasi
f. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
g. Memenuhi kebutuhan personal hygiene
h. Memenuhi kebutuhan suhu tubuh normal
i. Memenuhi keselamatan pasien
- Melakukan pencegahan jatuh : pemberian tanda resiko jatuh
j. Memenuhi kebutuhan dalam komunikasi
k. Memenuhi kebutuhan spriritual
l. Melakukan penatalaksanaan keperawatan pada klien
kemoterapi, target therapi, bioterapi
m. Melakukan penatalaksanaan keperawatan radioterapi
n. Melakukan penatalaksanaan keperawatan neurodiagnostik
5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
6. Melakukan rujukan
7. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat
8. Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi
dengan dokter
9. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
38
Penatalaksanaan pemberian obat kepada pasien sesuai
resep tenaga medis
C. Role Model
39
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
40
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
41
2. Sosialisasi kepada Output kegiatan : Pemahaman dan pengetahuan rekan kerja Kontribusi kegiatan Dalam pelaksanaan
rekan kerja yang ini adalah sebagai kegiatan ini, maka
a. Melakukan Saya melakukan konsultasi
ada di bangsal perwujudan Visi nilai-nilai organisasi
konsultasi dengan tentang sosialisasi yang akan
RSUD Kabupaten yaitu :
kepala ruang saya berikan dengan sopan
Karanganyar yaitu : Responsif
Cempaka 2 terkait dan santun
“Rumah Sakit Umum
sosialisasi yang
Daerah pilihan
akan saya berikan
masyarakat
kepada rekan kerja
berstandar nasional”
Dan misi yang ke 2,
b. Menyiapkan materi Kemudian saya berfikir secara
yang akan saya yaitu :
kreatif bagaimana cara saya
sosialisasikan “Meningkatkan
membuat sebuah materi yang
kepada rekan kerja kompetensi dan
dapat di terima oleh rekan kerja
komitmen sumber
daya manusia”.
c. Melakukan Lalu Memimpin jalannya
sosialisasi pada sosialisasi dan Musyawarah
saat operan jaga dengan dengan bahasa yang
baik sehingga dapat di terima
oleh rekan kerja
42
3. Melakukan Output Kegiatan : Terpasangnya Infus baru pada Pasien Kontribusi kegiatan Dalam pelaksanaan
perawatan Infus ini adalah sebagai kegiatan ini, maka
a. Melakukan Mendapatkan Saya melakukan konsultasi
pada pasien yang konsultasi dengan perwujudan Visi nilai-nilai organisasi
persetujuan tentang penggantian infus
sudah 3 hari kepala ruang RSUD Kabupaten yaitu :
penggantian infus dengan bahasa yang sopan
Cempaka 2 untuk Karanganyar yaitu : Efektif
dan santun
mengganti infus “Rumah Sakit Umum
pada pasien Daerah pilihan
b. Membuat kontrak Mendapatkan Lalu saya membuat kontrak masyarakat
dengan pasien persetujuan dengan pasien yang akan di berstandar nasional”
perihal penggantian dengan pasien ganti infus dengan bahasa yang Dan misi yang ke 1,
infus Sopan yaitu :
“Memberikan
c. Menyiapkan alat Tersedianya alat Kemudian saya menyiapkan alat pelayanan
penggantian infus untuk mengganti secukupnya untuk mengganti kesehatan
infus infus agar Efektif dan Efisien professional”.
43
4. Membuat poster / Kontribusi kegiatan Dalam pelaksanaan
Output kegiatan : Tersedianya Poster / Banner di bangsal
banner tentang ini adalah sebagai kegiatan ini, maka
resiko infeksi pada a. Melakukan a. Mendapat Saya melakukan konsultasi perwujudan Visi nilai-nilai organisasi
infus konsultasi dengan persetujuan dari tentang pembuatan poster atau RSUD Kabupaten yaitu :
kepala ruang kepala ruang banner dsengan sopan dan Karanganyar yaitu : Efektif
Cempaka 2 terkait
untuk membuat santun “Rumah Sakit Umum
pembuatan poster
atau banner poster Daerah pilihan
masyarakat
b. Membuat konsep b. Adanya konsep Lalu saya Bekerja Keras untuk berstandar nasional”
poster atau banner poster yang mendapatkan ide atau Inovasi Dan misi yang ke 3,
akan di cetak terbaru tentang poster yang yaitu :
akan saya buat Memenuhi sarana
dan prasarana
c. Mencetak poster c. Adanya Poster Kemudian saya menetak poster sesuai kebutuhan
atau banner di bangsal dengan penuh Tanggung masyarakat
Jawab agar poster tercetak
dengan baik
44
5. Evaluasi hasil Kontribusi kegiatan Dalam pelaksanaan
Output Kegiatan : Adanya hasil akhir monitoring pasien
perawatan infus ini adalah sebagai kegiatan ini, maka
1. Melakukan Mendapat Saya melakukan konsultasi perwujudan Visi nilai-nilai organisasi
konsultasi dengan persetujuan dari tentang pembuatan poster atau RSUD Kabupaten yaitu :
kepala ruang kepala ruang untuk banner dsengan sopan dan Karanganyar yaitu : Efektif
Cempaka 2 terkait
evaluasi poster santun “Rumah Sakit Umum
evaluasi hasil
perawatan infus Daerah pilihan
masyarakat
2. Membuat rekap dari Adanya rekap Berkerja Keras dalam berstandar nasional”
lembar monitoring lembar monitoring pengumpulan rekap pasien Dan misi yang ke 4
pasien pasien untuk di lakukan evaluasi hasil yaitu :
“Meningkatkan
kemandirian,
3. Hasil evaluas Adanya hasil akhir Diharapkan sudah berhasil transparansi dan
monitoring pasien monitoring pasien secara Konsisten dalam akuntabel”
pasien penggantian infus selama 3 hari
45
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Tabel 4.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi
Hari libur
Hari aktualisasi
46
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam melaksanakan aktualisasi di tempat kerja kemungkinan
ada hal-hal yang menjadi kendala bagi peserta. Untuk mengantisipasi
hal tersebut, maka diperlukan strategi untuk menghadapi kendala
tersebut agar tidak menimbulkan ketidakefisienan waktu pelaksanaan
yang terbatas. Antisipasi dan strategi menghadapi kendala dituangkan
dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
No Kegiatan Kendala yang Antisipasi dan Strategi
dihadapi menghadapi kendala
1 Belum adanya contoh Mencari referensi di internet
Membuat lembar
lembar monitoring di dan rumah sakit lain untuk
monitoring
bangsal lain mapun di dijadikan bahan pembuatan
pasien
Rumah sakit lembar monitoring
2 Sosialisasi Tidak semua rekan Membuat undangan kepada
kepada rekan kerja datang pada seluruh rekan kerja yang
kerja yang ada di saat sosialisasi ada di bangsal
bangsal
3 Melakukan Pasien yang sudah Memberikan edukas kpada
perawatan Infus tau di hari ke 4 akan pasien tentang bahaya
pada pasien pulang biasanya infeksi jika tidak dilakukan
yang sudah 3 menolak di ganti infus perawatan infus sesuai spo
hari
4 Membuat poster Kurang terampilnya Mencari referensi di internet
/ banner tentang dalam pendisainan tentang pendesain poster
resiko infeksi poster
pada infus
5 Evaluasi hasil Ada beberapa pasien Meminjam accuvent pada
perawatan infus yang sulit di pasang IGD untuk membantu
infus karna vena kecil pemasangan infus
dan pasien gemuk
47
BAB V
PENUTUP
48
DAFTAR PUSTAKA
49
Permen PAN RB Nomor 11 Tahun 2017. Tentang Jabatan Fungsional
Penata Anestesi. Jakarta: MenPAN RB.
Permenkes RI Nomor 18 Tahun 2016. Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Penata Anestesi. Jakarta : Permenkes RI.
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. Tentang Disiplin PNS.
Jakarta: Republik Indonesia.
Sabiston, D. C. (2011). Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC.
Shergold, P., & other. (2004). Connecting Goverment: Whole Of
Goverment Responses to Australia’s Priority Challenges. [Launching
Speech made on 2 April 2004]. Canberra Bulletin of Public
Administration, (112), 11.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
Jakarta: Republik Indonesia.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
Jakarta: Republik Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/bela-negara. Diakses pada tanggal 12 Mei
2019
http://promkes.kemkes.go.id/phbs. Diakses pada tanggal 12 Mei 2019
50
DAFTAR RIWAYAT HUDUP
a. Identitas Diri
Tempat dan
5 Boyolali, 13 Mei 1996
TanggalLahir
Randu kuning, RT 06 RW 01
6 Alamat Rumah
Lampar, Musuk, Boyolali
7 Nomor Hp 0895401230254
b. Riwayat Pendidikan
SD N LAMPAR 1 2008 -
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN 2017 DIII KEPERAWATAN
SURAKARTA
51