Anda di halaman 1dari 84

HALAMAN JUDUL

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI DASAR DAN


PERAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA

Judul:

OPTIMALISASI KEGIATAN KLINIK JALAN DAN JEMBATAN


BIDANG BINA MARGA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG KABUPATEN JEPARA

Disusun oleh:

Nama : FAHRUL HIDAYAT, A.Md.T.


NIP : 199712112019021001
Gol./Angkatan : II / LVII
No. Presensi : 31
Jabatan : TEKNIK PENGAIRAN TERAMPIL
Unit Kerja : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG
Coach : Edi Winarno AS, ST, M.Kom
Mentor : dr. Anjar Ernaning Karuniawati, M.M

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN VLII


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : “Optimalisasi Kegiatan Klinik Jalan dan Jemabatan


Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Jepara”

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Jumat
Tanggal : 14 Oktober 2019
Tempat : BPSDM PROVINSI JAWA TENGAH

Semarang, 14 Oktober 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Fahrul Hidayat, A.Md.T.


NIP.199712112019021001

Menyetujui,

Pembimbing, Mentor,

Edi Winarno AS, ST, M.Kom dr. ANJAR ERNANING K, M.M


NIP. 19750202 200501 1 004 NIP. 197508242006042014

ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : “Optimalisasi Kegiatan Klinik Jalan dan Jemabatan


Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Jepara”

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Jumat
Tanggal : 14 Oktober 2019
Tempat : BPSDM PROVINSI JAWA TENGAH

Semarang, 14 Oktober 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Fahrul Hidayat, A.Md.T.


NIP.199712112019021001

Menyetujui,

Pembimbing, Mentor,

Edi Winarno AS, ST, M.Kom dr. ANJAR ERNANING K, M.M


NIP. 19750202 200501 1 004 NIP. 197508242006042014

Penguji

Drs. Muhroji Arifin, S.Ag, M.Pd


NIP. 19611025 199204 1 001

iii
PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan rancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi
Pelayanan Kasus TB Paru Di UPTD Puskesmas Pakis Aji Kabupaten
Jepara” dengan baik. Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-
nilai dasar Pegawai Negeri Sipil atau selanjutnya disebut PNS ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas PNS di UPTD Puskesmas Pakis Aji Jepara
dengan sikap perilaku PNS dan nilai dasar PNS yang terdiri dari:
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA).
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena
bantuan dan dorongan dari banyak pihak. Penulis dengan rendah hati
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si., Kepala BPSDMD Provinsi Jawa
Tengah yang telah memberikan dukungan fasilitas, sarana, dan
prasarana selama pendidikan dan pelatihan dasar CPNS,
2. KH. Ahmad Marzuqi, SE selaku Bupati Jepara yang telah memberi
kesempatan untuk mengikuti Latihan dasar CPSN Golongan III,
3. Diyar Susanto, S.H., M.H. selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah
Jepara yang telah memberi ijin untuk mengikuti Latihan dasar CPNS
Golongan III ,
4. Drs. Muhroji Arifin, S.Ag, M.Pd selaku Penguji atas saran masukan yang
diberikan untuk perbaikan rancangan aktualisasi,
5. dr. Anjar Ernaning Karuniawati, M.M selaku mentor dari UPT
Puskesmas Pakis Aji yang telah memberikan masukan dan arahan
sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik,
6. Edi Winarno AS, ST, M.Kom, selaku coach atas semua inspirasi,
dorongan, masukan dan bimbingannya.
7. Keluarga besar UPTD Puskesmas Pakis Aji Jepara atas dukungan dan
kerjasamanya.

iv
8. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
9. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar.
10. Orang tua, mertua dan suami yang senantiasa memberikan dukungan
baik moril maupun material kepada penulis setiap saat sehingga penulis
mempunyai semangat dan kekuatan untuk menyelesaikan semua tugas
penulis dalam Latsar CPNS ini;
11. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan VLII tahun 2019.

Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh


dari kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan dari
berbagai pihak untuk membuat rancangan laporan menjadi lebih baik agar
rancangan ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan
aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar PNS, serta memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 14 Juni 2019


Penulis

dr. Syarifa Tris Hidayanti


NIP.199209122019022006

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
PRAKATA ............................................................................................ iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii
DAFTAR TABEL .................................................................................. ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................. 1
B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah ......................... 4
1. Identifikasi Isu......................................................... 4
2. Penetapan Isu ........................................................ 5
C. Tujuan........................................................................... 9
D. Manfaat .........................................................................
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Sikap dan Perilaku Bela Negara ................................... 15
B. Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil .................................. 18
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ..................... 27
D. Tinjauan umum Tuberkulosis …………………………… 38
BAB III : TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi ........................................................... 41
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi .................. 45
2. Visi, Misi, Motto, Nilai-nilai, Komitmen dan Tujan .... 47
3. Struktur Organisasi dan Job Description ................. 46
4. Geografis Wilayah Pakis Aji ..................................... 48
B. Role Model ................................................................... 49
BAB IV : RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan
dengan Nilai ANEKA..................................................... 51
B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi .... 66

vi
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ............... 68
BAB V : PENUTUP……………………………………………………… 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 72
PROFIL PENULIS................................................................................ 74

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Faktor Perubahan Yang Mempengaruhi Kinerja

PNS ................................................................................ 14

Gambar 3.1 Bagan Organisasi UPT Puskesmas Pakis Aji ................. 35

Gambar 3.2 Peta Wilayah Kecamatan Pakis Aji ................................. 37

Gambar 3.3 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin .................... 40

Gambar 3.4 Foto Role Model .............................................................. 41

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Isu yang Teridentifikasi ................................................ 3


Tabel 1.2 Parameter APKL ................................................................... 5
Tabel 1.3 Penetapan Isu Dengan APKL ............................................... 6
Tabel 1.4 Parameter Indikator USG ...................................................... 7
Tabel 1.5 Parameter Analisis USG ....................................................... 8
Tabel 1.6 Indikator USG ....................................................................... 8
Tabel 3.1 Tugas Pokok dan Fungsi dalam Struktur Organisasi UPT
Puskesmas Pakis Aji ............................................................. 38
Tabel 3.2 Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pakis Aji ............................. 40
Tabel 4.1 Isu Terpilih ......................................................................... 44
Tabel 4.2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi di UPT Puskesmas Pakis
Aji .......................................................................................... 46
Tabel 4.3 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ............ 52
Tabel 4.4 Antisipasi Menghadapi Kendala ............................................ 58
Tabel 4.5 Analisis Dampak Jika Isu Tidak Ada Solusi .......................... 59

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai bentuk implementasi reformasi kepegawaian untuk
mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akuntabel dan
berorientasi pada pelayanan publik serta selalu mengedepankan
kepentingan negara dan masyarakat, diperlukan ASN yang profesional,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat
dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk pada
ketentuan Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) UU ASN, CPNS wajib menjalani
masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan terintegrasi
untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif dan
interintegrasi, yaitu penyelenggaraan Pelatihan yang memadukan
pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat Pelatihan dan di tempat
kerja, sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi
menerapkan, dan mengaktulisasikan, serta membuatnya menjadi
kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri
dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional sesuai bidang
tugas. Melalui pembaharuan Pelatihan tersebut, diharapkan dapat
menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam melaksanakan
tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.

1
Arus globalisasi sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia.
Disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia
kini memasuki era revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada pola
digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain
sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation.
Menghadapi tantangan tersebut, kita perlu meningkatkan daya saing kita
baik nasional maupun regional. PNS sebagai pelayan masyarakat yang
mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan publik dalam
masyarakat, merupakan aset negara yang perlu dikembang potensi dan
kemampuannya. Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan desain diklat yang
tepat bagi CPNS sebagai awal pembentukan karakter dan kompetensi
sesuai tuntutan jabatannya. Salah satu cara untuk mewujudkan dan
menyiapkan Sumber Daya Aparatur Pemerintah yang berkualitas dan
professional adalah melalui Pelatihan Dasar CPNS (BPSDMD Provinsi
Jawa Tengah, 2019).
Berdasarkan Peratuan LAN RI No 12 tahun 2018 tentang
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III dilaksanakan selama 51 hari kerja
atau 511 JP, dengan perincian; 18 hari kerja untuk pembelajaran klasikal
(177 JP) dan 30 hari kerja untuk pembelajaran non klasikal atau
aktualisasi nilai dasar profesi (320 JP) (BPSDMD Provinsi Jawa Tengah,
2017) serta evaluasi selama 3 hari (14 JP). Dalam sistem pembelajaran
Pelatihan Dasar Kader PNS, setiap peserta dituntut untuk mampu
mengaktualisasikan materi-materi pembelajaran yang telah dipelajari
dalam memulai proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam
pengembangan agenda aktualisasi habituasi..
Untuk mencapai Visi dan Misi UPT Puskesmas Pakis Aji maka
perlu disusun sebuah dokumen perencanaan yang komprehensif.
Perencanaan kegiatan dilakukan dari organisasi paling bawah atau
disebut Bottom Up Planning. Puskesmas sebagai ujung tombak institusi

2
pelayanan kesehatan dilapangan dituntut untuk dapat menyusun
perencanaan dengan baik berdasarkan prioritas masalah dengan
berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimiliki.
Puskesmas sebagai ujung tombak institusi pelayanan kesehatan di
lapangan dituntut untuk dapat menyusun perencanaan dengan baik
berdasarkan prioritas masalah dengan berdasarkan potensi dan sumber
daya yang dimiliki. Peran ASN di bidang kesehatan melalui kegiatan
mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas prima di Puskesmas
meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya
penanggulangan TB telah dilaksanakan di banyak negara sejak tahun
1995. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat
menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama
dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang
pengendaliannya menjadi komitmen global.
Penemuan pasien merupakan langkah pertama dalam kegiatan
tatalaksana pasien TB. Penemuan dan penyembuhan pasien TB
menular, secara bermakna dapat menurunkan kesakitan dan kematian
akibat TB, penularan TB di masyarakat dan sekaligus merupakan
kegiatan pencegahan penularan TB yang paling efektif di masyarakat.
Strategi penemuan pasien TB dapat dilakukan secara pasif, intensif, aktif,
dan masif. Upaya penemuan pasien TB harus didukung dengan kegiatan
promosi yang aktif, sehingga semua terduga TB dapat ditemukan secara
dini.
Angka penemuan kasus TB di Jawa Tengah tahun 2018 sebanyak
49.520 kasus dengan angka notifikasi kasus (CNR) rata-rata sebesar
143,1 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk Kabupaten Jepara hanya

3
55,1 per 100.000 penduduk yang menduduki peringkat 4 terendah. Hal ini
selaras dengan rendahnya angka temuan kasus TB baru di Puskesmas
Pakis Aji periode Januari-Desember 2018 yakni sebesar 71 kasus
Suspek TB yang diperiksadan 14 diantaranya BTA +. Hanya 5 dari 71
suspek tersebut yang merupakan hasil penjaringan para kader, selainya
adalah temuan dari BPU. Hal ini menunjukan masih rendahnya angka
penemuan kasus TB paru dan masih banyak kasus TB paru yang belum
terdeteksi dan terobati sehingga semakin berpotensi menularkan TB paru
di masyarakat.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah


1. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan proses
identifikasi masalah dan isu yang ada dalam menjalankan tugas
sebagai Dokter Ahli Pertama di instansi terkait, yaitu UPTD
Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara. Beberapa isu yang muncul
dan menjadi rancangan aktualisasi peserta diklat berasal dari aspek :
a. Pelayanan public;
b. Manajemen ASN, dan
c. Whole of government (WoG).
Berdasarkan ruang lingkup Cakupan Kegiatan Penilaian Kinerja
Puskesmas tahun 2018 ditemukan beberapa isu yang berkembang
yaitu terdapat berapa Standar Pelayanan Minimal yang masih belum
mencapai target cakupan dan komplain dari pengunjung maupun
pasien.
Telah dipetakan beberapa isu atau problematika, antara lain:
1. Rendahnya kepatuhan petugas kesehatan dalam penerapan hand
hygiene dan Pemakaian APD dengan benar di UPTD Puskesmas
Pakis Aji Kabupaten Jepara.

4
2. Meningkatnya kasus penyakit tidak menular khususnya hipertensi
dan DM di UPTD Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara.
3. Rendahnya pelayanan kasus TB Paru di UPTD Puskesmas Pakis
Aji Kabupaten Jepara.
4. Rendahnya cakupan kunjungan balita di UPTD Puskesmas Pakis
Aji Kabupaten Jepara.
5. Rendahnya cakupan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal
care (ANC) di UPTD Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara.
Tabel 1.1 Identifikasi Isu

No. Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang


Diharapkan
1. Rendahnya Penerapan hand Menerapkan strategi
kepatuhan hygiene dan APD kepatuhan hand
petugas sekadar untuk hygiene dan APD
kesehatan dalam mencapai standar sebagai budaya di
penerapan hand kelulusan Puskesmas Pakis Aji
hygiene dan akreditasi dan untuk mencegah dan
Pemakaian APD tidak dibiasakan mengendalikan
dengan benar di untuk dilakukan penyebaran infeksi
UPTD setiap hari nosokomial.
Puskesmas
Pakis Aji
Kabupaten
Jepara
2. Meningkatnya Penderita Screening awal
kasus penyakit hipertensi dan DM penderita DM dan
tidak menular yang tidak rutin hipertensi.

5
No. Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan
khususnya kontrol ke
hipertensi dan puskesmas untuk
DM di di UPTD memantau
Puskesmas perkembangan
Pakis Aji penyakit.
Kabupaten
Jepara Kurangnya Peningkatan
kesadaran pengetahuan tentang
masyarakat akan penyakit Hipertensi dan
dampak dari DM dengan lebih
penyakit diaktifkannya kegiatan
hipertensi dan posyandu lansia di
DM. Puskesmas Pakis Aji.

3. Rendahnya Kurangnya Pelayanan yang optimal


pelayanan kasus optimalnya dalam strategi
TB Paru di UPTD pelayanan dan penemuan kasus TB
Puskesmas strategi Paru dan penagnanan
Pakis Aji penemuan kasus penderita TB Paru di
Kabupaten TB Paru baru Puskesmas Pakis Aji
Jepara. Rendahnya angka Peningkatan angka
temuan kasus TB temuan kasus TB Paru
Paru baru. baru.
sehingga rantai
penularan dapat
dikendandalikan.

6
No. Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan
4. Rendahnya Meningkatnya Penurunan kasus
cakupan kasus stunting stunting dan gizi buruk
kunjungan balita dan gizi buruk dan peningkatan
di UPTD pengetahuan ibu
Puskesmas tentang gizi & tumbuh
Pakis Aji kembang balita di
Kabupaten Puskesmas Pakis Aji.
Jepara
5. Rendahnya Meningkatnya Menurunnya angka
cakupan ibu angka kematian kematian ibu dan bayi
hamil ibu dan bayi di Puskesmas Pakis Aji.
mendapatkan
pelayanan
antenatal care
(ANC) di UPTD
Puskesmas
Pakis Aji
Kabupaten
Jepara .
(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

Dari pemetaan dan identifikasi isu diatas, perlu dilakukannya


analisis isu untuk menentukan isu mana yang paling menjadi prioritas
agar menemukan solusi permasalahan oleh penulis. Penetapan

7
kriteria kualitas menggunakan dua acara, yaitu analisis APKL dan
USG.
a. APKL
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan.
1) Aktual artinya betul-betul ada, baru terjadi dan sedang menjadi
pembicaraan banyak orang;
2) Problematik artinya hal yang belum bisa diselesaikan sehingga
perlu dicarikan solusinya;
3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.; dan,
4) Layak artinya wajar, pantas, patut dan relevan untuk
dimunculkan pemecahan masalahnya.

b. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)


Analisis cara ini berpijak pada prinsip Urgency
(kepentingan), Seriousness (keseriusan), dan Growth
(perkembangan) dengan menilai setiap variable dengan skala atau
skor 1-5.
1) Urgency (urgensi), yaitu pertimbangan waktu, keharusan dan
mendesaknya permasalahan untuk diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan kerja, tingkat bahayanya terhadap sistem dan
yang lainnya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu bagaimanakah
perkembangan permasalahan bila tidak diselesaikan melihat
kemungkinan terburuk..

8
Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis
Kriteria Kriteria Peringka
No Sumber Isu ISU Ket ∑
A P K L U S G t

Pelayanan Rendahnya kepatuhan petugas


Publik kesehatan dalam penerapan hand

1 hygiene dan Pemakaian APD + + + + MS 4 5 4 13 II


dengan benar di UPTD Puskesmas
Pakis Aji Kabupaten Jepara

Pelayanan Meningkatnya kasus penyakit tidak


Publik menular khususnya hipertensi dan
2 + + + + MS 4 4 4 12 III
DM di di UPTD Puskesmas Pakis Aji
Kabupaten Jepara

Pelayanan Rendahnya pelayanan kasus TB Paru


Publik di UPTD Puskesmas Pakis Aji
3 + + + + MS 5 5 5 15 I
Kabupaten Jepara.

Whole Of Rendahnya cakupan kunjungan balita


4 Government di UPTD Puskesmas Pakis Aji + + - + TMS - - - - -
Pelayanan

9
Publik Kabupaten Jepara

Whole Of Rendahnya cakupan ibu hamil


Government mendapatkan pelayanan antenatal
5 Pelayanan + + - + TMS - - - - -
care (ANC) di UPTD Puskesmas
Publik
Pakis Aji Kabupaten Jepara .

(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

10
Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel
1.2. Analisis Isu Strategis, ditemukan tiga isu utama yang
memenuhi syarat, yaitu sebagai berikut:
1. Rendahnya kepatuhan petugas kesehatan dalam
penerapan hand hygiene dan Pemakaian APD dengan
benar di UPTD Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara
2. Meningkatnya kasus penyakit tidak menular khususnya
hipertensi dan DM di di UPTD Puskesmas Pakis Aji
Kabupaten Jepara
3. Rendahnya angka penemuan kasus TB Paru di UPTD
Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara
Dari ketiga isu yang problematik tersebut, ditetapkan isu
paling prioritas yakni “Rendahnya pelayanan kasus TB Paru di
UPTD Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara”, dengan perolehan
skor USG 15.
Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan
metode USG jika tidak diselesaikan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1.3 Dampak Isu Tidak Terselesaikan
Sumber Identifikasi Isu Dampak
No.
Isu
1. Pelayanan Rendahnya 1. Target penemuan pasien
Publik pelayanan kasus suspect TB paru tidak
TB Paru di UPTD tercapai.
Puskesmas Pakis 2. masih banyak kasus TB
Aji Kabupaten paru yang belum terdeteksi
Jepara. dan terobati sehingga
semakin berpotensi
menularkan TB paru di
masyarakat.
3. Kasus TB paru semakin
berkembang pesat bahkan

11
Sumber Identifikasi Isu Dampak
No.
Isu
menjadi kasus TB RO
(Resisten Obat).
4. Target eliminasi TB tahun
2030 dan Indonesia bebas
TB tahun 2050 sulit dicapai

(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

Dari table 1.2 menunjukkan validasi isu dengan penggunaan


analisis USG. Dari analisa didapatkan core issue “Rendahnya
pelayanan kasus TB Paru di UPTD Puskesmas Pakis Aji Kabupaten
Jepara.”. Dari isu tersebut, rumusan masalah kegiatan aktualisasi
melalui habituasi adalah :

1. Kegiatan apa yang harus dilakukan agar memberikan kontribusi


terhadap Rendahnya pelayanan kasus TB Paru di UPTD
Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara ?,
2. Bagaimana Nilai Dasar PNS (ANEKA) dapat diaplikasikan dalam
kegiatan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja di UPTD
Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara ?
Gagasan pemecahan isu pada unit kerja di UPTD
Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara adalah Rendahnya
pelayanan kasus TB Paru di UPTD Puskesmas Pakis Aji
Kabupaten Jepara.

12
C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditentukan, tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan
aktualisasi di unit kerja adalah sebagai berikut :
1. Penanganan kasus TB paru di UPTD Puskesmas Pakis Aji Jepara
menjadi optimal.
2. Mengetahui keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan dengan
substansi mata pelatihan Manajemen ASN, Pelayanan Publik,
Whole of Government dan Nilai ANEKA yang mendasari kegiatan
baik secara langsung maupun tidak langsung dan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dalam
pelaksanakan tugas jabatannya.
D. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar PNS
adalah sebagai berikut:
1. Peserta Pelatihan Dasar CPNS
a. Mampu mengoptimalkan penanganan kasus TB paru di UPTD
Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara.
b. Meningkatkan pemahaman dan internalisasi nilai dasar ANEKA
sebagai landasan dalam menjalankan profesi di tempat kerja.
c. Menjadi penuntun dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi
nilai dasar di unit kerja serta dasar pelaporan aktualisasi nilai-
nilai dasar ANEKA di UPTD Puskesmas Pakis Aji Kabupaten
Jepara.

2. UPTD Puskesmas Pakis Aji Jepara Kabupaten Jepara


a. Membantu mewujudkan visi, misi dan tata nilai UPTD
Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara.
b. Meningkatkan mutu pelayananpendidikan di UPTD Puskesmas
Pakis Aji Kabupaten Jepara.

13
3. Masyarakat
a. Mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas sebagai
wujud aktualisasi nilai dasar ANEKA.
b. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap mutu dan
kualitas pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Pakis Aji
Kabupaten Jepara.

14
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara


Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS
untuk menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan
jasmani dan kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan
kesamaptaan mental, dan tata upacara sipil dan keprotokolan.

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara

Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam


penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS
harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan
dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai
amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945) melalui:

a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan


negara Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa
yang mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang
sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat istiadat
kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat
dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk


menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana
yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama
dan menjaga keamanan lingkungan.

15
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga
negara Indonesia yang menghormati lambang-lambang
negara dan mentaati peraturan perundang-undangan.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran


berbangsa dan bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung
jawab bersama. Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga
dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia
serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal yang dapat
mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara bagi PNS yang
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya
kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak persoalan-
persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan PNS dalam
setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk membantu memediasi
masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah
sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat
dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini
tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi
oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus
disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ
PNS telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela
negara.

Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk


mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga
dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam
diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar
juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan
rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.

16
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami
penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain:

1) Cinta Tanah Air.


Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita
cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik
negara kita.
2) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap
kita yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita
dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang
berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
3) Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman
yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama,
etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat
mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
4) Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela
berkorban untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti
sekarang ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras
untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka
harus merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja

17
sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi
seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan
waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung
langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama
bangsa.
5) Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan
dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam
menjalani profesi masing-masing.
2. Analisis Isu Kontemporer

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,


2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).

Gambar 2.1
Model Faktor Perubahan yang mempengaruhi Kinerja PNS

18
Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa
perubahan global (globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa
semua bangsa (Negara) untuk berperan serta, jika tidak maka
arus perubahan tersebut akan menghilang dan akan
meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Perubahan global
ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan
membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh
batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang
pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari
satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama
berselang oleh orang di penjuru dunia lainnya.

Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan


kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam
negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan
lain sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang
tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam
anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di
lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk
sikap ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.

Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan


lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama
yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut
melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi,
Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional, Dalam konteks
globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak positif maupun

19
negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan memberikan
pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa
Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami
sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan
negara, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh
pelosok Tanah Air, sehingga pada akhirnya akan membentuk
wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut bermuara pada
tantangan penciptaan dan pembangunan daya saing nasional
demi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin
terbuka, terhubung, serta tak berbatas.

PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal


juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan
berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan
isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi,
isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/
terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi,
proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu
strategis kontemporer.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada


beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap
dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.

20
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada


negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.

Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :

a. Cinta Tanah Air.


b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di
zaman sekarang di berbagai lingkungan:

a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam


keluarga. (lingkungan keluarga).

b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).

c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)


Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).

21
d. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam
masyarakat (lingkungan masyarakat).

e. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama


(lingkungan masyarakat).

f. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).

g. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).

Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu


kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer
atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana
menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga
kelestarian hayati), menjaga aset bangsa, menggunakan produksi
dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik
dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran fisik saja.

Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi


CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :

a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;


b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.

B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil


1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban


yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat

22
karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan,


yaitu :

a Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari


atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.

b Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan


kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.

C Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak


tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur dan keyakinan.

d Tanggung : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau


Jawab perbuatannya yang di sengaja maupun
yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.

e Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral


mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang.

f Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada


sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas.

g Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam


lingkungan kerja, maka diperlukan

23
keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

h Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan


tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.

i Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus


melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.

Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada
otoritas yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder

2. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan


bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah

24
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.

Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus


diperhatikan, yaitu :

a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa


1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.

25
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
dan bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.

26
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.

27
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik

Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta


keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut

Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:


a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik

28
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu:

29
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan

30
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.
Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab
atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu
berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di
masing-masing unit kerja.

5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema


Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata

31
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi
secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat
penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai
tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
b. Kepedulian

32
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
e. Tanggung Jawab
f. Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah
yang telah dilakukan.
g. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian
diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
h. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.
i. Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani

33
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
j. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu


1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.

2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan oleh


Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
Intervensi semua Golongan serta Parpol.

3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai


politik.

4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun


demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan


kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan tugas umum
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS
pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun
sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban

34
kita di kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun
2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban
selaku PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.

35
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.

36
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamen Pelayanan Publik:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga
negara
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi

3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).

37
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.
D. Tinjauan Umum Tentang Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan


oleh kuman tuberkulosis (TB) yang dikenal dengan nama Mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya. Penularan terutama sekali secara
aerogen. Pasien TB paru menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
droplet (percikan dahak). Sumber penularan adalah pasien TB paru BTA
positif yang saat batuk, bersin atau berbicara mengeluarkan droplet
(percikan dahak) yang mengandung kuman Mycobacterium tuberculosis.

38
Pencegahan utama agar seseorang tidak terpapar dengan
Mycobacterium tuberculosis adalah dengan menemukan pasien TB
secara dini serta mengobati dengan tuntas, sehingga bahaya penularan
tidak ada lagi.

Penemuan pasien TB paru adalah dengan cara menemukan pasien


yang mempunyai gejala mengarah ke TB yaitu batuk lama, 2 minggu atau
lebih, berdahak, dapat disertai darah, panas badan, nyeri dada dan gejala
penyakit paru lainnya. Diagnosis pasien TB terkonfirmasi bakteriologis
adalah dengan pemeriksaan mikroskopis, biakan, dan Tes Cepat
Molekuler (TCM). Cara diagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis yaitu
dengan menemukan kuman TB terduga TB melalui pemeriksaan
mikroskopik dengan pengecatan Ziehl Nielsen (ZN) asupan dahak dan
biakan, serta identifikasi Mycobacterium tuberculosis dengan tes cepat.
Tes cepat saat ini yang digunakan adalah tes biomolekuler menggunakan
alat Xpert/MTB Rif. Jika konfirmasi bakteriologis tidak diperoleh, maka
diagnosis TB ditegakkan secara klinis mengacu pada hasil pemeriksaan
penunjang yang sesuai.

39
Strategi Penemuan Terduga TB

Strategi penemuan pasien TB dapat dilakukan secara pasif,


intensif, aktif, dan masif. Upaya penemuan pasien TB harus didukung
dengan kegiatan promosi yang aktif, sehingga semua terduga TB dapat
ditemukan secara dini. Kemenkes telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 67/2016 tentang Penanggulangan TB yang mengatur
strategi penemuan terduga dan pasien TB.

Penegakan Diagnosis TB pada Orang Dewasa

Diagnosis TB ditetapkan berdasarkan keluhan, hasil anamnesa,


pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan
penunjang lainnya.

Skrining Gejala :

 Gejala utama : batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.


 Gejala tambahan : dahak bercampur darah, batuk darah, sesak
napas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun,
berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat
pada malam hari walaupun tanpa kegiatan, demam meriang yang
berulang lebih dari sebulan.

Mengingat pevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi maka setiap


orang yang datang ke Faskes dengan gejala tersebut diatas dianggap
sebagai terduga pasien TB dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak
secara mikroskopis langsung.

40
BAB III

TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas yaitu Paradigma
Sehat; Pertanggungjawaban Wilayah; Kemandirian masyarakat;
Pemerataan; Teknologi tepat guna; dan Keterpaduan dan
kesinambungan
Dasar Hukum Pusat Kesehatan Masyarakat, yaitu:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269
Tahun 2008 tentang Rekam Medis
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Kinik Pratama
Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek mandiri
Dokter Gigi;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 tentang pedoman Manajemen Puskesmas.

41
2. Visi, Misi, Motto, Nilai-nilai, Komitmen, Tujuan dan Janji
Layanan
a. Visi
Menjadikan Puskesmas yang bermutu dengan pelayanan
kesehatan yang komprehenshif menuju masyarakat Pakis Aji
yang sehat secara mandiri tahun 2022.
b. Misi
1) Menggerakan pemberdayaan masyarakat secara mandiri
dengan perilaku hidup bersih dan sehat
2) Menjadikan Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan
yang komprehensif dengan mengutamakan promotif dan
preventif.
c. Motto
Melayani dengan ramah, bijak dan cermat
d. Nilai-nilai
1. Kejujuran
2. Kerjasama
3. Tanggung jawab
4. Keahlian
5. Profesionalisme
e. Komitmen
1. Melayani dengan Ikhlas dan sepenuh hati
2. Saling berkoordinasi, bekerjasama dan menjaga
keharmonisan antar rekan sejawat
3. Meningkatkan mutu pelayanan melalui PPK-BLUD
Puskesmas Pakis Aji
f. Tujuan
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Pakis Aji
yang bermutu dan terjangkau.

g. Janji Layanan

Kesehatan dan Keselamatan anda adalah kepuasaan kami

42
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi
a. Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Majenang II

Gambar 3.1
Bagan Organisasi UPT Puskesmas Pakis Aji

b. Job Deskripsi

Tabel 3.1
Tugas Pokok dan Fungsi dalam struktur organisasi
UPT Puskesmas Pakis Aji

No Jabatan Tugas Pokok dan Fungsi


1 KEPALA PUSKESMAS Bertugas sebagai manager
Puskesmas, Pelaksana Medis Tekhnis,
dan Konsultan Medis.
2 KEPALA SUB BAGIAN Bertugas membawahi dan
TATA USAHA mengkoordinasi kegiatan: SP2TP,
Bendahara, Administrasi dan
Pelaporan loket, Kepegawaian,

43
pengelolaan barang dan Inventaris
kantor.
3 PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan
UKM ESSENSIAL DAN mengkoordinasi kegiatan: PROMKES,
KEPERAWATAN KESLING, dan P2P
MASYARAKAT

4 PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan


UKM PENGEMBANGAN mengkoordinasi kegiatan : Pelayanan
kesehatan Jiwa,pelayanan NAPZA dan
Rokok, Pelayanan kesehatan
Tradisional komplementer, UKS,
Kesehatan Lansia
5 PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan
UKP KEFARMASIAN mengkoordinasi kegiatan BP Umum,
DAN LABORATORIUM BP Gigi dan Mulut, Pelayanan KIA-KB,
Pelayanan Kefarmasian, Pelayanan
Gizi, Pelayanan Persalinan,
Laboratorium dan Imuninasi.
6 PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan
JARINGAN PELAYANAN mengkoordinasi kegiatan: PUSTU,
PUSKESMAS DAN Puskesmas Keliling, Bidan Desa,
JEJARING PELAYANAN Jejaring Fasilitas pelayanan kesehatan
KESEHATAN (JFPK)

Uraian tugas Dokter berdasarkan Keputusan Menteri


Pendayagunaan Aparatur Negara No.139/KEP/M.PAN/11/2003
adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan Kesehatan
a) Kuratif:
(1) Melakukan pelayanan medik umum.

44
(2) Melakukan tindakan darurat medik/P3K.
(3) Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat
inap.
b) Rehabilitatif:
(1) Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
(2) Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
c) Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dan
Pencegahan Penyakit:
(1) Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Ibu.
(2) Melakukan Pemeliharaan kesehatan Bayi dan Balita.
(3) Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Anak.
(4) Melakukan Pelayanan KB.
(5) Melakukan Pelayanan Imunisasi.
(6) Melakukan Pelayanan Gizi.
(7) Melakukan Penyuluhan Medik.
d) Pembuatan Catatan Medik untuk Pasien Rawat Jalan
dan Rawat Inap:
(1) Membuat catatan medik pasien rawat inap.
(2) Membuat catatan medik pasien rawat jalan.
e) Pelayanan Kesehatan Lainnya untuk Masyarakat:
(1) Melayani atau menerima konsultasi dari luar.
(2) Melayani atau menerima konsultasi dari dalam.
(3) Menguji kesehatan individu.
(4) Melakukan Visum et Repertum.
f) Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Rangka
Kemandirian di Bidang Kesehatan: Melakukan
kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan

2) Pengabdian Pada Masyarakat


a) Pelaksanaan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan:
(1) melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana
alam/wabah di lapangan

45
(2) Membantu dalam kegiatan kesehatan
b) Pelaksanaan tugas lapangan di bidang kesehatan:
(1) Mengamati penyakit/wabah di lapangan

3) Pengembangan Profesi
Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan

4) Penunjang Tugas Dokter


Peran serta dalam seminar/lokakarya dalam bidang
kesehatan

4. Geografis Wilayah Pakis Aji

a. Batas Wilayah
Puskesmas Pakis Aji berada di Kecamatan Pakis Aji
Kabupaten Jepara.Wilayah Puskesmas Pakis Aji berbatasan
dengan :
 Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan Jepara

 Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Kudus – Pati

 Sebelah Selatan : Wilayah Kecamatan Tahunan dan

Batealit

 Sebelah Utara : Wilayah Kecamatan Bangsri dan


Mlonggo

Sedangkan batas wilayah kerja Puskesmas Pakis Aji sebagai


berikut :
 Sebelah Utara : Wilayah Kecamatan Bangsri dan
Kecamatan Mlonggo
 Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Kudus - Pati
 Sebelah Selatan: Wilayah Kecamatan Tahunan dan
Batealit
 Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan Jepara

46
b. Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Aji

Tabel 3.2
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pakis Aji

No Nama Desa Jumlah RT Jumlah RW

1. Desa Lebak 30 RT 6 RW

2. Desa Bulungan 45 RT 5 RW

3. Desa Mambak 14 RT 4 RW

4. Desa Suwawal Timur 27 RT 4 RW

5. Desa Slagi 19 RT 4 RW

6. Desa Kawak 21 RT 3 RW

7. Desa Tanjung 23 RT 4 RW

8. Desa Plajan 43 RT 7 RW

c. Peta Wilayah Kecamatan Pakis Aji

Gambar 3.2

47
Peta Wilayah Kecamatan Pakis Aji

JARAK LUAS
No. DESA Keterangan
Km. Hektar Km2
Daratan, Sawah, Lahan
1. Lebak 0 959,920 9,60 Daratan, Sawah, Lahan
2. Bulungan 4 760,542 7,61 Daratan, Sawah, Lahan
3. Kawak 6 364,875 3,65 Daratan pegunungan, Hutan dan
4. Plajan 7 1044,500 10,45 sawah
5. Tanjung 5 1731,030 17,30 Daratan/pegunungan, Hutan dan
6. Suwawal Timur 3 562,740 5,61 sawah
7. Slagi 4 566,258 3,66 Daratan, Sawah, Lahan
8. Mambak 6 265,365 2,65 Daratan, Sawah, Lahan
Daratan, Sawah, Lahan

d. Luas Wilayah
Luas wilayah Kecamatan Pakis Aji Terdiri dari :

48
TOTAL 35 6055,280 60,53

e. Jumlah Penduduk

PROPORSI PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN

49.53%
50.46%
Laki - Laki
Perempuan

Jumlah Penduduk tahun 2018 : 60562 jiwa


a) Jumlah laki laki : 30562Jiwa
b) Jumlah perempuan : 30000 Jiwa
B. Role Model
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru
atau baik untuk di contoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat
dan sebagainya.

Gambar 3.4
Foto Role Model

49
Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Kepala UPT
Puskesmas Pakis Aji Ibu dr. Anjar Ernaning Karuniawati, M.M.
Pendidikan terakhir Pasca Sarjana Universitas Sultan Agung, Jurusan
Magister Manajemen. Beliau adalah pimpinan di kantor yang dapat
menjadi panutan, inspirasi, contoh, dan teladan bagi penulis.
Bagaimana tidak selama penulis bekerja di berbagai tempat dan
instansi, beliau sosok yang paling bisa menempatkan diri dimana
kapan dan bagaimana situasi yang ada. Beliau bisa tetap berwibawa
tanpa membuat batas antara pimpinan dan yang dipimpin. Ibu dr.
Anjar Ernaning Karuniawati, M.M. selalu memberikan solusi yang
terbaik dan objektif terhadap masalah untuk kepentingan puskesmas
atau masyarakat bukan siapa yang menyampaikan melainkan melihat
apa yang disampaikan saat menerima masukan.
Terutama pada rancangan aktualisasi kali ini, beliau sangat
berperan andil dalam rancangan dan kegiatan yang akan kami lakukan
yang berprinsip bukan hanya formalitas menyelesaikan tugas
melainkan sebagaimana mungkin apa yang kami kerjakan bisa
bermanfaat untuk masyarakat dan dapat mempertahankan mutu di
UPT Puskesmas Pakis Aji.

50
BAB IV

RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


Substansi Mata Pelatihan.
Berdasarkan hasil analisis APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak/ Kelayakan) serta USG (Urgensi,
Seriousness, dan Growth), telah ditentukan 1 (satu) isu yang dapat
dikembangkan menjadi berbagai gagasan/ kegiatan untuk
penyelesaian masalah dengan melibatkan komponen yang ada.
Dalam rancangan aktualisasi ini terdiri atas tahapan: 1 )
Pengidentifikasian, penyusunan dan penetapan isu atau
permasalahan yang terjadi dan harus segera dipecahkan; 2 )
Pengajuan gagasan pemecahan isu/masalah dengan menyusunnya
dalam daftar rencana kegiatan, tahapan kegiatan, dan output
kegiatan; 3 ) Pendeskripsian keterkaitan antara kegiatan yang
diusulkan dengan substansi mata pelatihan yaitu pelayanan publik,
Whole of Government, dan manajemen ASN yang mendasari
kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung; 4)
Pendeskripsian rencana pelaksanaan kegiatan yang didasari
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dan kontribusi hasil kegiatan; serta
5) Pendeskripsian hasil kegiatan yang dilandasi oleh substansi
mata pelatihan terhadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, dan
penguatan terhadap nilai- nilai organisasi.
Rancangan kegiatan aktualisasi merupakan rencana
operasional pelaksanaan aktualisasi dan habituasi yang akan
diterapkan oleh penulis selama 30 hari di UPT Puskesmas Pakis Aji.
Rancangan kegiatan aktualisasi disajikan secara rinci dalam tabel 4.1
berikut ini :

51
4. Isu Terpilih
Tabel 4.1 Isu terpilih
1. Rendahnya kepatuhan petugas kesehatan dalam penerapan hand
hygiene dan Pemakaian APD dengan benar di Puskesmas Pakis Aji
2. Meningkatnya kasus penyakit tidak menular khususnya hipertensi dan
DM di Puskesmas Pakis Aji
Identifikasi Isu : 3. Rendahnya angka penemuan kasus TB Paru di UPTD Puskesmas
Pakis Aji Kabupaten Jepara
4. Rendahnya cakupan kunjungan balita di Puskesmas Pakis Aji
5. Rendahnya cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal care (ANC)
Isu yang Kurang optimalnya pelayanan pada kasus Tuberculosis di Puskesmas
:
diangkat Pakis Aji
Gagasan yang Optimalisasi strategi penemuan kasus TB Paru di UPTD Puskesmas Pakis
:
diangkat Aji Kabupaten Jepara
1. “CATUR” Pencatatan sesuai aturan
2. Sosialisasi “GERMAS PEDULI TB” dan “KADER TANGGAP TB”
Kegiatan : 3. Pembuatan media baca Poster dan leaflet
4. Home visite
5. Membuat alur dan bagan (diagnostic dan pengobatan)

52
6. Penemuan kasus “ Aktif dan Pasif”
7. “GERMAS” Gerakan memakai masker

53
5. Pemecahan Isu
Tabel 4.2
Rancangan Kegiatan Aktualisasi di UPT Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara

Keterkaitan Kontribusi
Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-
Nilai Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 (CATUR) 1. Konsultasi 1. Persetujuan Etika Publik : Kontribusi Kegiatan ini
Pencatatan kepada kepala kepala Diwujudkan adanya kegiatan ini memperkuat nilai
dan pelaporan puskesmas puskesmas komunikasi yang adalah sebagai organisasi UPTD
sesuai aturan ramah dan sopan perwujudan dari Puskesmas
santun Visi UPTD Pakis Aji yaitu
Form TB.01 – Puskesmas Kejujuran,
TB.16 2. Koordinasi 2. Kesepakatan Nasionalisme : Pakis aji Kerjasama,
dengan P2M TB terkait program Diwujudkan melalui Menjadikan Tanggung jawab
DKK Pemintaan musyawarah Puskesmas dan
Sumber Form TB mufakat demi yang bermutu Profesionalisme
kegiatan : kepentingan dengan
SKP bersama (Sila 4 dan pelayanan
5) kesehatan yang
komprehenshif
3. Mensosialisasik 3. petugas Akuntabilitas menuju
an ke petugas Kesehatan Diwujudkan adanya masyarakat
pelayanan terkait transparansi, Pakis Aji yang
puskesmas cara mengetahui kejelasan dan sehat secara
pencatatan dengan jelas konsistensi sistem mandiri tahun
masing – alur pencatatn pencatatan dan 2022

54
Keterkaitan Kontribusi
Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-
Nilai Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
masing form dan pelaporan pelaporan
yang dapat Komitmen Mutu Dan Misi UPTD
dipertanggungj Diwujudkan dengan Puskesmas
awabkan sistem pencatatan Pakis aji poin 2
sesuai standart yang
efektif , efisien dan Dan tujuan dari
ber Orientasi mutu Puseksmas
diharapkan adanya yakni:
perbaikan Peningkatan
berkelanjutan Pelayanan
Kesehatan
4. Evaluasi 4. Tiap - tiap Anti korupsi : Puskesmas
pencatatan from bagian dapat Pencatatan dan Pakis Aji yang
TB tiap-tiap rutin pelaporan dengan bermutu dan
bagian melakukan jujur , disiplin dan terjangkau.
pencatatan dan tanggung jawab
pelaporan menurut kegiatan
form TB sesuai yang sudah
dengan temuan dilaksanakan
kasus
2 Sosialisasi 1. Konsultasi 1. Persetujuan Etika Publik : Kontribusi Dalam kegiatan ini
“GERMAS kegiatan kegiatan oleh Diwujudkan adanya kegiatan ini memperkuat nilai
PEDULI TB” dengan Kepala kepala komunikasi yang adalah sebagai organisasi UPTD
Dan Puskesmas puskesmas ramah dan sopan perwujudan dari Puskesmas Pakis
“KADER santun Visi UPTD Aji yaitu Kejujuran,
TANGGAP 2. Koordinasi 2. Kesepakatan Nasionalisme : Puskesmas Kerjasama,
TB” bersama terkait program Diwujudkan melalui Pakis aji Tanggung jawab,

55
Keterkaitan Kontribusi
Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-
Nilai Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
pemegang Tersusunya musyawarah Menjadikan Keahlian, dan
Sumber : program, rincian mufakat (Sila 4) Puskesmas Profesionalisme
Inovasi penyusunan kegiatan dan Komitmen mutu : yang bermutu
rincian kegiatan materi Diwujudkan melalui dengan
dan materi penyuluhan inovasi pembuatan pelayanan
penyuluhan materi yang mudah kesehatan yang
dipahami komprehenshif
menuju
3. Pre test 3. Mengetahui Anti korupsi : masyarakat
sejauhmana Diwujudkan dengan Pakis Aji yang
pengetahuan adanya sikap jujur sehat secara
terkait TB saat pengerjaan soal mandiri tahun
2022
4. Penyuluhan 4. Adanya Akuntabilitas :
terkait materi TB menerima diwujudkan dengan Dan Misi UPTD
materi dengan kepercayaan dan Puskesmas
jelas kejelasan masyarakat Pakis aji poin 1
dalam menerima dan 2
materi
Dan tujuan dari
5. Post test 5. Adanya Etika publik : Puseksmas
peningkatan Diwujudkan dengan yakni:
pengetahuan pemberian materi ke Peningkatan
masyarakat secara Pelayanan
Jujur, Bertanggung Kesehatan
jawab dan Integritas Puskesmas
tinggi. Pakis Aji yang

56
Keterkaitan Kontribusi
Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-
Nilai Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
bermutu dan
terjangkau.
6. Komitmen 6. Terciptanya Komitmen mutu :
bersama kepedulian Diwujudkan dengan
masyarakat adanya kegiatan
untuk menumbuhkan rasa
kepentingan komitemen efektif
bersama dan ber orientasi
peningkatan mutu
wawasan masyarakat

Nasionalisme :
Diwujudkan dengan
adanya komitmen
kepedulian untuk
kepentingan
bersama tercermin
dalam Pancasila (sila
ke 3 dan 5)

3 Pembuatan 1. Melakukan 1. Persetujuan Etika Publik : Kontribusi Dalam kegiatan ini


media baca konsultasi kepala Diwujudkan adanya kegiatan ini memperkuat nilai
Poster dan dengan Kepala puskesmas komunikasi yang adalah sebagai organisasi UPTD
leaflet Puskesmas terkait kegiatan ramah dan sopan perwujudan dari Puskesmas Pakis
santun Visi UPTD Aji yaitu Kejujuran,
Sumber : Puskesmas Tanggung jawab
Inovasi 2. Mengadakan 2. Kesepakatan Nasionalisme : Pakis aji dan Keahlian

57
Keterkaitan Kontribusi
Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-
Nilai Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
pertemuan,pem dengan Diwujudkan melalui Menjadikan
buatan dan petugas terkait musyawarah Puskesmas
pembahasan isi pembahasan mufakat (Sila 4) yang bermutu
materi poster dan materi Etika publik : dengan
dan leaflet yang dimuat Diwujudkan dengan pelayanan
dengan petugas materi pembahasan kesehatan yang
terkait yang terintegritas komprehenshif
menuju
3. Membuat media 3. Adanya leaflet Akuntabilitas : masyarakat
informasi sesuai dan poster Diwujudkan dengan Pakis Aji yang
dengan materi yang sudah poster dan leaflet sehat secara
yang telah dibuat yang dibuat dapat mandiri tahun
ditentukan dipertanggungjawab 2022
kan dan jelas mudah
dipahami masyarakat Dan Misi UPTD
Puskesmas
4. Menempatkan 4. Pencapaian Anti korupsi : Pakis aji poin 1
media informasi informasi Diwujudkan dengan dan 2
berupa poster dengan jelas proses pembuatan
atau leaflet di dan mudah media dengan jujur Dan tujuan dari
tempat strategis dipahami oleh dan dapat di Puseksmas
masyarakat pertanggungjawabk yakni:
an dan materi terkait Peningkatan
menunjukkan adanya Pelayanan
kepedulian terhadap Kesehatan
kesehatan Puskesmas
Komitmen mutu : Pakis Aji yang

58
Keterkaitan Kontribusi
Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-
Nilai Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
Diwujudkan melalui bermutu dan
inovasi dan terjangkau.
efektifitas terkait
media yang diberikan

4 Home visite 1. Konsultasi 1. Persetujuan Etika Publik : Kontribusi Dalam kegiatan ini
penderita TB dengan Kepala kepala Diwujudkan adanya kegiatan ini memperkuat nilai
Puskesmas puskesmas komunikasi yang adalah sebagai organisasi UPTD
Sumber : SKP terkait kegiatan ramah dan sopan perwujudan dari Puskesmas Pakis
santun Visi UPTD Aji yaitu Kejujuran,
Puskesmas Kerjasama,
2. Menentukan 2. Kerjasama Akuntabilitas : Pakis aji Tanggung jawab,
Jadwal kegiatan dengan Diwujudkan dengan Menjadikan Keahlian, dan
dengan pemegang adanya kejelasan Puskesmas Profesionalisme
koordinasi program dan target kunjungan yang bermutu
kepada Kader dengan
pemegang pembentukan pelayanan
program dan jadwal Home kesehatan yang
kader Visit komprehenshif
menuju
3. Melaksanakan 3. Pemantauan Nasionalisme : masyarakat
kunjungan dari petugas Diwujudkan dengan Pakis Aji yang
rumah dan kesehatan dan adanya sikap adil, sehat secara
edukasi pemberian tidak membedakan mandiri tahun
penderita edukasi terkait perlakuan kepada 2022
beserta TB penderita TB yang

59
Keterkaitan Kontribusi
Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-
Nilai Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
keluarga tercermin pada Dan Misi UPTD
Pancasila (sila ke 2) Puskesmas
Pakis aji poin 1
Anti korupsi : dan 2
Diwujudkan dengan
adanya sikap peduli Dan tujuan dari
terhadap penderita Puseksmas
Dan yakni:
Peningkatan
Pelayanan
4. Evaluasi 4. Perubahan Komitmen mutu: Kesehatan
(kunjungan perilaku Diwujudkan dengan Puskesmas
ulang) setelah adanya inovasi Pakis Aji yang
pemberian pemberian edukasi bermutu dan
informasi secara efektif dan terjangkau.
efisien sehingga
terjadi perubahan
perilaku

5 Membuat alur 1. Konsultasi 1. Persetujuan Etika Publik : Kontribusi Dalam kegiatan ini
dan bagan dengan Kepala Kepala Diwujudkan adanya kegiatan ini memperkuat nilai
(diagnostic Pusekesmas Puskesmas komunikasi yang adalah sebagai organisasi UPTD
dan terkait program ramah dan sopan perwujudan dari Puskesmas Pakis
pengobatan) santun Visi UPTD Aji yaitu Kejujuran,
Puskesmas Kerjasama,
2. Pembuatan 2. Terbentuknya Komitmen mutu : Pakis aji Tanggung jawab,

60
Keterkaitan Kontribusi
Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-
Nilai Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
Sumber : Design alur design alur dan Diwujudkan dengan Menjadikan Keahlian, dan
Inovasi bagan bagan adanya inovasi Puskesmas Profesionalisme
diagnostik dan diagnsotik dan bagan mempermudah yang bermutu
pengobatan pengobatan proses pelayanan dengan
sesuai protap pelayanan
penanggulagan Akuntabilitas : kesehatan yang
TB Diwujudkan dengan komprehenshif
pembuatan bagan menuju
diagnostik dan masyarakat
pengobatan yang Pakis Aji yang
jelas, tanggung sehat secara
jawab dan mandiri tahun
terintegritas 2022

3. Meletakan alur 3. Petugas Anti korupsi: Dan Misi UPTD


bagan ditempat pelayanan Diwujudkan dengan Puskesmas
strategis dapat adanya pelayanan Pakis aji poin 2
mempermudah menerapkan yang peduli terhadap
proses alur diagnostik penderita dengan Dan tujuan dari
pelayanan dan proses lebih Puseksmas
pengobatan sederhana yakni:
sesuai standart Peningkatan
Nasionalisme : Pelayanan
Diwujudkan dengan Kesehatan
perlakukan pasien Puskesmas
secara adil dan tidak Pakis Aji yang
membeda – bedakan bermutu dan

61
Keterkaitan Kontribusi
Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-
Nilai Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
sesuaidengan nilai terjangkau.
Pancasila (sila 2)
6 Penemuan 1. Konsultasi 1. Persetujuan Etika Publik : Kontribusi Dalam kegiatan ini
kasus dengan Kepala kegiatan oleh Diwujudkan adanya kegiatan ini memperkuat nilai
“ Aktif dan Puskesmas Kepala komunikasi yang adalah sebagai organisasi UPTD
Pasif” Puskesmas ramah dan sopan perwujudan dari Puskesmas Pakis
santun Visi UPTD Aji yaitu Kejujuran,
2. Koordinasi 2. Kesepakatan Nasionalisme : Puskesmas Kerjasama,
dengan dengan Diwujudkan melalui Pakis aji Tanggung jawab,
pemegang petugas terkait musyawarah Menjadikan Keahlian, dan
program TB dan mufakat yang Puskesmas Profesionalisme
pelayanan terkandung nilai yang bermutu
terkait Pancasila (Sila 4) dengan
pelayanan
3. Strategi 3. Menemukan Nasionalisme : kesehatan yang
Penemuan kasus baru dan Diwujudkan dengan komprehenshif
kasus secara Terciptanya adanya sikap adil, menuju
“pasif-intensive “ kepercayaan tidak membedakan masyarakat
dengan antar perlakuan sesuai Pakis Aji yang
kolaborasi kolaborasi dasar pancasila (sila sehat secara
layanan layanan 2) mandiri tahun
2022
4. Strategi 4. Menemukan Etika publik:
Penemuan kasus baru, Diwujudkan dengan Dan Misi UPTD
kasus secara terciptanya Pelaksanaan Puskesmas
“aktif-masif “ kepercayaan kegiatan masyarakat Pakis aji poin 1
dengan masyarakat dengan bersikap dan 2

62
Keterkaitan Kontribusi
Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-
Nilai Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
investigasi kepada sopan, luwes,
kontak, petugas empati, respect Dan tujuan dari
penemuan di kesehatan menjaga perasaan Puseksmas
tempat khusus dan rahasia pasien yakni:
Peningkatan
Akuntabilitas : Pelayanan
Diwujudkan dengan Kesehatan
adanya kerjasama Puskesmas
yang timbul Pakis Aji yang
membangun sikap bermutu dan
kepercayaan terjangkau.
masyarakat , rasa
tanggung jawab dan
integritas dalam
temuan

5. Pemeriksaan 5. Pemeriksaan Komitmen Mutu :


dahak dengan dahak sesuai Diwujudkan dengan
pengambilan standart mutu penemuan kasus
hasil sputum dapat dilakukan secra
BTA dan efektif dan efisen
fasilitas TCM dalam rangka
peningkatan angka
temuan

Anti Korupsi :

63
Keterkaitan Kontribusi
Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-
Nilai Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
Diwujudkan dengan
pemerikasaan dahak
dilakukan sesuai
standart memuat sifat
kejujuran, penuh
kedisiplinan
sehingga mampu
dipertanggungjawab
kan

7 GERMAS 1. Konsultasi 1. Persetujuan Etika Publik : Kontribusi Dalam kegiatan ini


(Gerakan dengan kepala Kepala Diwujudkan adanya kegiatan ini memperkuat nilai
memakai puskesmas Puskesmas komunikasi yang adalah sebagai organisasi UPTD
masker) terkait kegiatan ramah dan sopan perwujudan dari Puskesmas Pakis
Sumber santun Visi UPTD Aji yaitu Kejujuran,
kegiatan : Puskesmas Kerjasama,
inovasi 2. Persiapan alat 2. Tersedianya Komitmen Mutu Pakis aji Tanggung jawab,
dan bahan alat dan bahan Diwujudkan dengan Menjadikan Keahlian, dan
demonstrasi demosntrasi masker sesuai Puskesmas Profesionalisme
yang standart untuk dalam yang bermutu
berkualitas rangka orientasi dengan
sesuai standart mutu berkelanjutan pelayanan
Anti Korupsi : kesehatan yang
Diwujudkan dengan komprehenshif
Sumber alat dan menuju

64
Keterkaitan Kontribusi
Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-
Nilai Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
bahan dibuat secara masyarakat
jujur dan dapat Pakis Aji yang
dipertanggung sehat secara
jawabkan mandiri tahun
2022
3. Mendomanstras 3. Terlaksananya Akuntabilitas
ikan cara kegiatan Diwujudkan dengan Dan Misi UPTD
pemakaian yang gerakan adanya kerjasama Puskesmas
baik dan benar memakai dan kepercayaan Pakis aji poin 1
baik ke staf masker untuk antar masyarakat dan dan 2
puskesmas mencegah petugas pelayanan
maupun penularan TB kesehatan dan Dan tujuan dari
masyarakat dengan penuh perilaku menjadi Puseksmas
kedisiplinan sebuah kebiasaan yakni:
pada atau konsistensi Peningkatan
masyarakat Nasionalisme : Pelayanan
dan Diwujudkan dengan Kesehatan
menjadikan adanya sikap adil, Puskesmas
sebuah budaya tidak membedakan Pakis Aji yang
kebiasaan perlakuan sesuai bermutu dan
pada staf dasar pancasila (sila terjangkau.
puskesmas 2)

65
B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Jadwal pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mengaktualisasikan nilai dasar profesi ASN “ANEKA”
di UPTD Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi di UPTD Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara

Bulan/Minggu ke-
Bukti Kegiatan
No Kegiatan Aktualisasi juni Juli

1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 (CATUR) a) Surat permohonan permintaan
Form
Pencatatan sesuai aturan b) Form TB.01 – TB.16
√ √ √ √ √ √ c) Daftar hadir sosialisasi pencatatan
dan pelaporan
d) Dokumentasi kegiatan berupa foto
dan video
2 Sosialisasi “GERMAS a) Daftar hadir sosialisasi
b) Notulen proses sosialisasi
PEDULI TB” dan “KADER
c) Dokumen sosialisasi berupa slide
TANGGAP TB” PPT dan leaflet
√ √
d) Akumulasi Nilai Pre test dan Post
Test
e) Dokumentasi kegiatan berupa foto
dan video

66
Bulan/Minggu ke-
Bukti Kegiatan
No Kegiatan Aktualisasi juni Juli

1 2 3 4 5 1 2 3 4
3 Pembuatan media baca
a) leaflet
Poster dan leaflet b) poster
√ √
c) Dokumentasi kegiatan berupa foto
dan video
4 Home visit a) Laporan kegiatan temuan
b) Daftar Hadir
c) Media edukasi (slide PPT)
√ √ √ √ d) Dokumentasi kegiatan berupa foto
dan video saat home visit dan
evaluasi home visit

5 Membuat alur dan bagan a) Protap alur bagan diagnostic


(diagnostic dan b) Protap alur bagan pengobatan
pengobatan) √ √ c) Dokumentasi kegiatan berupa foto
dan video

6 Penemuan kasus “ Aktif a) Daftar hadir kegiatan


dan Pasif” b) Laporan hasil kegiatan proses
penemuan dan Specimen dahak
√ √ √ √ √
c) Dokumentasi kegiatan berupa foto
dan video

67
Bulan/Minggu ke-
Bukti Kegiatan
No Kegiatan Aktualisasi juni Juli

1 2 3 4 5 1 2 3 4
7 “GERMAS” Gerakan a) Daftar hadir kegiatan
memakai masker b) Video edukasi demontrasi masker
√ √ √ √ √
c) Dokumentasi kegiata dokumentasi
kegiatan berupa foto dan video

68
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam pelaksanaan 5 kegiatan aktualisasi dan habituasi
ANEKA, terdapat kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut
mengalami kendala sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat
direalisasikan secara optimal atau tidak tercapai aktualisasinya.
Oleh karena itu perlu disampaikan kendala-kendala yang mungkin
terjadi, langkah-langkah antisipasi menghadapi kendala tersebut,
dan perlu dicari secara cermat strategi untuk menghadapi kendala
tersebut. Kendala, resiko dan solusi tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala


Antisipasi mengatasi
No Kegiatan Asumsi kendala
kendala
1 2 3 4
1 (CATUR) Proses sosialisasi Butuh evaluasi rutin
yang sulit dilakukan pencatatan form yang benar,
Pencatatan
hanya dalam sekali soasislisasi ulangan
sesuai aturan waktu dan
pemahaman yang
sulit antar bagian
2 Sosialisasi Antisipasi Koordinasi dengan
“GERMAS masyarakat kurang, perangkat desa dan kader,
media informasi tidak pengumuman sosialisasi
PEDULI TB” dan disimpan dengan
“KADER baik (dibuang)
TANGGAP TB”

3 Pembuatan Leaflet dan Poster


media baca setelah di tempel Memasang ulang atau
pudar atau rusak mengganti media yang baru
Poster dan
leaflet Kurang diminati Penempatan di lokais yang
pasien yang strategis, mudah dijangkau
berkunjung
4 Home visit Penolakan dari Koordinasi dengan kader,
penderita alasan tidak melakukan kunjungan
malu, tidak bertemu secara bersama-sam dan

69
Antisipasi mengatasi
No Kegiatan Asumsi kendala
kendala
tidak memakia fasilitas
kendaraan puskesmas
5 Membuat alur Alur tidak Pembuatan alur yang lebih
dan bagan diaplikasikan oleh besar dan penempatan yang
petugas pelayanan mudah dibaca dan
(diagnostic dan kesehatan dan tidak diterapkan oleh petugas
pengobatan) terlihat dengan jelas pelayanan kesehatan

6 Penemuan Masih rendahnya Sosialisasi tanda gejala di


kasus “ Aktif dan kesadaran wilayah-wilayah populasi
masyarakat dalam beresiko. Melakukan
Pasif” berkunjung ke penjelasan dan pendekatan t
puskesmas , rasa
malu dan penolakan
7 “GERMAS” Kegiatan hanya Tersedianya masker yang
Gerakan berlangsung sesekali mencukupi dan sosialisasi
memakai masker bukan menjadi gerakan berkala
sebuah kebiasaan
(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019)

70
BAB V
PENUTUP

Rancangan aktualisasi ini juga mencoba menganalisis kegiatan


mensinkronisasikan nilai dasar PNS yang bisa di terapkan di antaranya
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
korupsi setra kedudukan PNS di didalam NKRI seperti Whole of
Goverment, Pelayan Publik, ataupun Manajemen ASN yang akan di
aktualisasi kan selama proses habituasi.
Pentingnya penyusunan rancangan aktualisasi dan habituasi ini
diharapakan dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan 5 kegiatan.
Kegiatan-kegiatan tersebut kemungkinan mengalami kendala sehingga
rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara optimal atau
tidak tercapai aktualisasinya. Oleh sebab itu Penulis berharap agar
rancangan aktualisasi di UPTD Puskesmas Pakis Aji Kabupaten Jepara
bisa berjalan sebagaimana jadwal dan tahapan yang telah diusun
dengan dukungan segenap pihak.
Dampak yang akan terjadi apabila isu tidak dipecahkan adalah
menurunnya kualitas pelayanan dan rendahnya penemuan TB Paru
UPTD Puskesmas Pakis Aji dan meningkatnya jumlah penularan TB
Paru karena tidak terdeteksinya penderita TB secara keseluruhan di
UPTD Pusekesmas Pakis Aji sehingga target eliminasi Tb sulit tercapai.

71
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, Wiku, Sistem Kesehatan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008

Chandra, Budiman, Pengantar Statistik Kesehatan, Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta, 1995

Daud, Anwar, Dasar- Dasar Kesehatan Lingkungan, FKM- Unhas, Makassar,


2001

Ditjen P2&PL. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta;


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014.

Entjang, Indan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-
XIII, Bandung, 2000

Fatimah, Elly, dan Erna Irawati. 2016. Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.


2nd ed. Jakarta: 2008.

Kusumasari, Bevaola, Septiana Dwiputrianti, dan Enda Laluk Allo. 2015.


Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

Latief, Yudi, Adi Suryanto, dan Abdul Aziz Muslim. 2015. Nasionalisme.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Pemerintah Indonesia. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang


Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Sekertariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Sekertariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009


tentang Pelayanan Publik. Jakarta : Sekertariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Sekertariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta : Sekertariat Negara.

Permenkes TB No.67, tahun 2016 tentang Penanggulangan TB Strategi


Nasional Pengendalian TB, 2015-2019

72
Perron, N. C. (2017). Bronfenbrenner’s Ecological Systems Theory. College
Student Development: Applying Theory to Practice on the Diverse
Campus, 197. Suwarno, Yogi, dan Tri Atmojo Sejati. 2016. Whole of
Gorvernment. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018, Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah

Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2018, Dinas Kesehatan


Kabupaten Jepara

Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Anti Korupsi. Jakarta:


Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Whole-of-government approach | Glossary of Terms for Conflict Management


and Peacebuilding. (n.d.). Retrieved November 3, 2016, from
http://glossary.usip.org/resource/wholegovernment-approach

Yuniarsih, Tjutju, dan Muhammad Taufik. 2015. Komitmen Mutu. Jakarta:


Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

73
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Identitas

1. NamaLengkap : dr. Syarifa Tris Hidayanti

2. Formasi Jabatan : Dokter Ahli Pertama

3. NIP : 19920912 210902 2 006

Tempat dan
4. : Jepara, 12 September 1992
TanggalLahir
: Perumahan Alam Krapyak Green
5. Alamat Rumah Residence no A 02 Desa Krapyak
Kecamatan Tahunan
6. Nomor HP : 081227100602

7. Nama instansi : UPTD Puskesmas Pakis Aji

8. Alamat Kantor : Jl. Jepara – Lebak KM. 12 Pakis Aji Jepara

9. Alamat e-mail : syarifatrishidayanti@gmail.com

74
Riwayat Pendidikan

Nama Sekolah Tahun Lulus Jurusan

SDN PRINGTULIS 02 2004 -

SMP N 1 PECANGAAN 2007 -

SMA N 2 KUDUS 2010 IPA

2014 S1 Fakultas Kedokteran


UNISSULA
2016 Profesi Dokter

75

Anda mungkin juga menyukai