Anda di halaman 1dari 59

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

OPTIMALISASI PEMELIHARAAN DRAINASE JALAN PADA DINAS


PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN JEPARA

Disusun oleh:
Nama : Fahrul Hidayat, A.Md.T
NIP : 19971211 201902 1 001
Golongan/Angkatan : II/CCXLI
No. Presensi : 23
Jabatan : Teknik Pengairan Terampil
Unit Kerja : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Jepara
Coach : Erni Irawati, S.E., M.Pd.
Mentor : Muhammad Zidni Syukron, ST.

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN CCXLI

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA


BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019

I
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI-NILAI DASAR PNS

Judul : Optimalisasi Pemeliharaan Drainase Jalan Pada Dinas


Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Jepara.

Nama : Fahrul Hidayat, A.Md.T.


NIP : 19971211 201902 1 001
Angkatan : CCXLI
No. Presensi : 23
Disetujui untuk diseminarkan pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 04 Oktober 2019
Tempat : Islamic Center Semarang, Jl. Abdurahman Saleh
No. 285 Semarang Provinsi Jawa Tengah.

Semarang, 04 Oktober 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Fahrul Hidayat. A.Md.T.


NIP. 19971211 201902 1 001

Menyetujui,

II
Coach, Mentor,

Erni Irawati, S.E., M.Pd. Muhammad Zidni , ST.

NIP.19730829 200901 2 002 NIP. 19860212 201001 1 017

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Optimalisasi Pemeliharaan Drainase Jalan Pada


Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Kabupaten Jepara.

Nama : Fahrul Hidayat, A.Md.T.


NIP : 19971211 201902 1 001
Angkatan : CCXLI
No. Presensi : 23

Dinyatakan layak untuk diaktualisasikan dalam habituasi


Disahkan pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 04 Oktober 2019
Tempat : Islamic Center Semarang, Jl. Abdurahman Saleh
No. 285 Semarang Provinsi Jawa Tengah.

Semarang, 04 Oktober 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Fahrul Hidayat. A.Md.T.


NIP. 19971211 201902 1 001

Mengesahkan,
Coach, Mentor,

Erni Irawati, S.E., M.Pd. Muhammad Zidni , ST.


NIP.19730829 200901 2 002 NIP. 19860212 201001 1 017

Narasumber,

Ir. Agus Sriyanto, M.Si


NIP19590815 198703 01 009

III
PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan


kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi dengan judul
“Optimalisasi Kegiatan Pemeliharaan Drainase Jalan Dan Jembatan
Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Jepara”
dengan baik. Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai
dasar Pegawai Negeri Sipil atau selanjutnya disebut PNS ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas PNS di Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Jepara dengan sikap perilaku PNS dan nilai
dasar PNS yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena
bantuan dan dorongan dari benyak pihak. Penulis dengan rendah hati
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dian Kristiandi
2. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah beserta jajarannya yang telah
memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
3. Bapak Ary Bachtiar, ST, MT, selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Jepara.
4. Bapak Ir. Agus Sriyanto, M.Si selaku narasumber.
5. Ibu Erni Irawati, S.E., M.Pd., selaku coach atas semua inspirasi,
dorongan, masukan dan bimbingannya
6. Bapak Muhammad Zidni, ST. selaku mentor atas semua arahan,
motivasi, dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan
program aktualisasi.
7. Orang Tua yang selalu memberi dukungan moral maupun material.
8. Keluarga besar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Jepara atas dukungan dan kerjasamanya.
9. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
10. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar.
11. Keluarga besar peserta Latsar Golongan II Angkatan CCXLI tahun
2019.
Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan yang
membangun dari berbagai pihak sehingga membuat rancangan laporan ini
menjadi lebih baik. Sehingga rancangan aktualisasi ini dapat dijadikan
dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-
nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 4 Oktober
2019
Penulis

Fahrul Hidayat. A.Md.T.


NIP. 19971211 201902 1 001
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
PRAKATA.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Identifikasi Isu......................................................................... 4
C. Dampak Jika Isu tidak Diselesaikan....................................... 8
D. Rumusan Masalah................................................................. 9
E. Tujuan..................................................................................... 9
F. Manfaat................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Saluran Drainase U - Ditch..................................................... 11
B. Sikap Perilaku Bela Negara.................................................... 11
C. Nilai-Nilai Dasar ASN............................................................. 13
D. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI............................... 18
BAB III PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi..................................................................... 22
1. Visi, Misi, dan Nilai Organisasi..................................... 22
2. Struktur Organisasi dan Jobdesk................................. 23
3. Tugas Jabatan Peserta Diklat...................................... 24
4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Job Deskripsinya........... 28
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat................................................ 31
C. Role Model.............................................................................. 31
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA.......................................................................... 34
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi............................................... 43
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala........................ 45
BAB V PENUTUP
Simpulan .................................................................................. 46
A.
Pentingnya RAncangan Aktualisasi Dibuat ............................. 46
B.
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………47
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................. 48
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Identifikasi Isu..................................................................... 5
Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis........................................................... 7
Tabel 1.3. Dampak Isu Tidak Terselesaikan........................................ 8
Tabel 3.1. Daftar Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan. 29
Tabel 3.2. Daftar Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan................ 29
Tabel 3.3. Daftar Alat Komunikasi Dinas PUSDATARU…………........ 30
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi........................................ 35
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi..................... 44
Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala …………..... 45
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Kantor Dinas PUSDATARU JATENG............................. 22
Gambar 3.2. Struktur Organisasi Dinas PUSDATARU....................... 22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan ASN dalam pembangunan Nasional sangatlah
penting, sehingga pengembangan dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia aparatur harus segera dan wajib dilaksanakan untuk
menjawab penilaian sumbang dari masyarakat terhadap kualitas
kinerja instansi publik, dalam mewujudkan pemerintahan yang baik
(good govermance), sehingga dunia usaha (corporate govermance)
dan masyarakat (civil society) dapat terlayani dengan maksimal dan
mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sosial yang pada
akhirnya akan meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan Indonesia.
Pelayanan publik menurut UU No. 25 tahun 2009 merupakan
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga Negara dan penduduk atau jasa, barang, dan/ atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
ASN sebagai Pelayan Publik juga harus menerapkan kode etik
ASN, perilaku pejabat publik harus berubah: pertama berubah dari
penguasa menjadi pelayan; kedua berubah dari wewenang menjadi
peranan; ketiga menyadari bahwa jabatan publik adalah tugas, yang
harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di
akhirat. Perubahan mindset harus dilakukan pada sistem manajemen,
kelembagaan, ketatalaksanaan, budaya kerja dan lain-lain untuk
merealisasikan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance) (LAN, 2015).
Undang-undang No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan
Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
selama 1 tahun masa percobaan, dengan mengedepankan penguatan
nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS. Pelatihan
Dasar CPNS bertujuan untuk membentuk PNS yang profesional dan
memiliki karakter sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara prima sebagai pelayan publik.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Jepara merupakan sebagai salah satu unsur penyelenggara
Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mempunyai tugas dan
fungs membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan
Bidang pekerjaan umum, penataan ruang dan pertanahan yang
menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan
kepada Kabupaten Jepara.
Air baku merupakan kebutuhan utama bagi manusia.
Ketersediaan air baku untuk masyarakat merupakan tagggung jawab
pemerintah. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunjuk Dinas
Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang untuk
mengelola air baku di wilayah Jawa Tengah dengan tujuan
menyejahterakan kehidupan warga. Dinas Pekerjaan Umum Sumber
Daya Air dan Penataan Ruang (DINAS PUSDATARU) Provinsi Jawa
Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 60 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Provinsi Jawa
Tengah. Potensi sumber daya air di Provinsi Jawa Tengah meliputi
antara lain 128 buah sungai induk dengan panjang 4.116,89 Km, 38
buah waduk, 172 buah embung atau waduk lapangan, 602 mata air.
Potensi air permukaan sebesar 65,812 Milyar m3 per tahun, yang
berasal dari mata air 682 Juta m3 per tahun, sungai utama 65,13
Milyar m3 per tahun. Potensi tersebut baru dimanfaatkan sebesar
12,786 Milyar m3 per tahun atau 20% dan yang belum dimanfaatkan
serta terbuang ke laut sebesar 53,03 Milyar m3 atau 80%. Sawah
yang dilayani jaringan irigasi seluas 992.455 Ha atau sebanyak 9.127
Daerah Irigasi (DI), terdiri atas 39 DI dengan luas 346.998 Ha menjadi
kewenangan pusat, 106 DI dengan luas 86.252 Ha menjadi
kewenangan provinsi, dan 8.982 DI dengan luas 559.206 Ha adalah
kewenangan kabupaten/kota.
Menurut Peraturan Bupati Jepara No 52 Tahun 2016 tentang
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Jepara, Jalan dan
Jemabatan dikelola oleh Bidang Bina Marga seksi yang terdapat
dalam bidang tersebut adalah Seksi Pembangunan Jalan dan
Jembatan dan Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan yang memiliki
tugas antara lain tugas merencanakan, melaksanakan
pembangunan, dan pemeliharaan jalan, jembatan, pengamanan
danpemanfaatan bagian-bagian jalan serta penerangan jalan umum.
Pada Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jemabatan kegiatan banyak
dilaksanakan di lapangan untuk menanggualangi kerusakan
bangunan di wilayah bidang Bina Marga. Oleh karena tu perlunya
adanya pembahasan penyebab kerusakan yang terjadi untuk
mengurangi tingginya kebutuhan pemeliharaan jalan. Salah satu
prasarana jalan yang sangat penting keberadaannya adalah saluran
drainase. Air pada permukaan jalan akan menyebabkan
teroksidasinya aspal atau menyebabkan korosifnya jalan beton yang
berakibat pada kerusakan jalan, sehingga air perlu disalurkan secara
cepat agar tidak tergenang melalui saluran drainase jalan .
Selama kurang lebih 6 bulan penulis ditempatkan, dalam
melakukan kegiatan di lapangan masih banyak ruas jalan yang belum
adanya dan optimalnya drainase jalan sehingga dapat menyebabkan
kerusakan jalan dan tingginya pemiliharaan jalan. Dan kegiatan yang
belum berlandaskan pada Standar Operasional Prosedur (SOP)
pekerjaan yang ada dikarenakan memang belum adanya SOP
mengenai kegiatan di sana. Saat melaksanakan pekerjaan di
lapangan terdapat karyawan yang belum memakai Alat Pelindung Diri
(APD). APD itu sendiri sebenarnya adalah kebutuhan keselamatan
bagi masing-masing karyawan itu sendiri. Selain mengenai SOP di
atas, dalam ruang kantor penuh dengan dokumen-dokumen lelang
dan konstruksi yang tertumpuk. Kondisi kantor yang seperti ini
berpotensi dapat mengurangi semangat kerja para pegawai di
dalanya.
Dalam melaksanakan tugas, beberapa pegawai memikul beban
tugas yang besar. Hal ini terjadi karena jumlah pegawai yang tidak
sebanding dengan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan. Sering
kali terlihat tamu atau dalam hal ini penyedia jasa yang menunggu
untuk melakukan asistensi ataupun mendapat persetujuan
dikarenakan jadwal pemegang kebijakan yang kurang terbuka.
Setelah berkonsultasi dengan pimpinan, berkoordinasi dengan
rekan sejawat dan melihat sendiri beberapa isu yang terjadi antara
lain belum optimalnya drainase jalan sehingga dapat menyebabkan
kerusakan jalan dan tingginya pemiliharaan jalan; belum optimalnya
SOP kegiatan pengawasan pekerjaan bagi personil Seksi
Pembangunan dan Rehabilitasi; Belum optimalnya penggunaaan Alat
Pelindung Diri (APD) saat berada di lapangan; Pengarsipan dokumen
lelang dan konstruksi yang kurang tertib dan efisien; Kurangnya
personil dan tidak efektifnya pekerjaan dalam bidang BIna Marga
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; kurangnya informasi
jadwal pegawai bagi tamu yang datang.
Oleh karena itu, penulis mengangkat isu-isu tersebut sebagai
bahasan dalam rancangan aktualisasi yang akan diterapkan di unit
kerja penulis. Diharapkan dengan menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam ANEKA, mampu membantu mencari solusi serta
pemecahan isu tersebut. Sekaligus sebagai upaya penanaman nilai
ANEKA dalam diri penulis.

B. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi
beberapa isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan
tugas sebagai Teknik Pengairan Terampil di instansi tempat bekerja,
yaitu di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Sumber isu
yang diangkat dapat berasal dari individu, unit kerja, maupun
organisasi. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini
bersumber dari aspek:
1. Whole of government (WoG),
2. Pelayanan publik, dan
3. Manajemen ASN.

Telah dipetakan beberapa isu atau problematika, antara lain:


1. Belum optimalnya drainase jalan sehingga dapat menyebabkan
kerusakan jalan dan tingginya pemiliharaan jalan;
2. Belum optimalnya SOP kegiatan pengawasan pekerjaan bagi
personil Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi;
3. Belum optimalnya penggunaaan Alat Pelindung Diri (APD) saat
berada di lapangan;
4. Pengarsipan dokumen lelang dan konstruksi yang kurang tertib
dan efisien;
5. Kurangnya personil dalam seksi pemeliharaan jalan dan jemabtan;
6. Kurangnya informasi jadwal karyawan bagi tamu yang datang.

Belum optimalnya drainase jalan di Bidang Bina Marga Dinas


Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Jepara
dikarenakan pembangunan sarana jalan yang tidak diimbangi dengan
prasarananya akan menyebabkan penurunan umur pelayanan jalan
yang cepat. Hal ini dibuktikan dengan tingginya kebutuhan dana untuk
pemeliharaan jalan. Salah satu prasarana jalan yang sangat penting
keberadaannya adalah saluran drainase. Air pada permukaan jalan
akan menyebabkan teroksidasinya aspal atau menyebabkan
korosifnya jalan beton yang berakibat pada kerusakan jalan, sehingga
air perlu disalurkan secara cepat agar tidak tergenang melalui saluran
drainase jalan telah
Belum adanya SOP pengawasan pekerjaan bagi personil Seksi
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah dikarenakan telah adanya
konsultan pengawas sehingga karyawan menjadi kurang mandiri. Hal
ini disebabkan oleh manajemen ASN yang masih kurang. Namun
dikarenakan keterbatasan waktu yang diberikan dalam pelaksanakan
aktualisasi maka pembuatan SOP ini tidak dilaksanakan.
Belum optimalnya penggunaaan Alat Pelindung Diri (APD) saat
berada di lapangan disebabkan oleh manajemen ASN yang masih
kurang. Saat di lapangan kebanyakan lebih memilih menggunakan
pakaian yang lebih nyaman digunakan.
Kurangnya efisiennya pengarsipan dokumen lelang dan
dokumen konstruksi. Pengarsipan masih belum sistematif dan
dokumen-dokumen berupa hard copy ditumpuk dan dijadikan satu di
belakang ruangan. Hal ini disebabkan oleh manajemen ASN yang
masih kurang.
Kurangnya personil dalam Seksi Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan. Banyak terdapat kegiatan yang dilakukan seksi ini
sehingga beban kerja masing - masing pegawai tinggi. Hal ini
disebabkan oleh manajemen ASN yang masih rendah.
Kurangnya informasi jadwal pegawai bagi tamu yang datang
dapat diidentifikasi dari terdapat beberapa penyedia jasa konstruksi
yang terlihat menunggu di sekitar kantor seksi ini. Hal ini disebabkan
oleh layanan publik yang masih rendah.
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai
Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat di
identifikasi isu-isu sebagai berikut:

Tabel 1.1 Identifikasi Isu


Prinsip Kondisi yang
No Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini
ASN Diharapkan
1. Belum Manjemen Banyaknya ruas Seimbangnya
optimalnya ASN jalan yang rusak antara sarana jalan
drainase jalan di dan pembangunan dengan prasarana
Bidang Bina sarana jalan yang jalan, dan umur
Marga tidak diimbangi jalan yang lama.
dengan
prasarananya
akan
menyebabkan
penurunan umur
pelayanan jalan
yang cepat.
2. Belum adanya Manjemen Pengawasan Teradapat SOP
SOP ASN masih bagi karyawan
pengawasan mengandalkan yang sejalan
kegiatan bagi konsultan dengan konsultan
karyawan pengawas, pengawas
karyawan
seharusnya
memliliki SOP
sendiri yang
sejalan dengan
konsultan
pengawas
3. Belum Manjemen Masih terdapat Semua pegawai
optimalnya ASN pegawai yang yang sudah
penggunaaan belum memakai memakai APD saat
Alat Pelindung APD saat berada berada di
Diri (APD) saat di lapangan. lapangan.
berada di
lapangan
4. Kurangnya Manjemen Dokumen Tersedianya
efisiennya ASN sebagian besar aplikasi untuk
pengarsipan masih berufa hard menyimpan e-
dokumen. file yang memakan dokumen
banyak tempat
5. Kurangnya Manajemen Terlalu banyak Penambahan
personil dalam ASN kerjaan. Satu pegawai
Seksi orang memegang
Pemelihaaan lebih dari satu
Jalan dan kerjaan, yang
Jembatan membuat pegawai
kewalahan
6. Kurangnya Pelayanan Terdapat tamu Tamu sudah tidak
informasi jadwal Publik dalam hal ini menunggu kareta
pegawai bagi penyedia jasa sudah mengetahui
Prinsip Kondisi yang
No Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini
ASN Diharapkan
tamu yang konstruksi yang jadwal dengan
datang masih menunggu jelas
untuk asistensi.
(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah


dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu
mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh
penulis. Proses tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan
kriteria kualitas isu yakni berupa:
1. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan)
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan.
a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Sedangkan
d. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
2. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5.
a. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, dan
sebagainya.
c. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.

Tabel 1.2 Analisis Isu Strategis


Kriteria A Kriteria B Peringk
Prinsip ASN Identifikasi Isu A P K L Ket U S G ∑
at
Manajemen Belum optimalnya
ASN drainase jalan di
+ + + + MS 5 4 3 12 2
Bidang Bina
Marga.
Manajemen Belum adanya
ASN SOP pengawasan
+ + + + MS 5 4 3 12 2
kegiatan bagi
karyawan.
Manajemen Belum optimalnya
ASN penggunaaan Alat
Pelindung Diri + + + + MS 5 4 4 13 1
(APD) saat berada
di lapangan.
Manajemen Kurangnya
ASN efisiennya
+ + + + MS 3 4 4 11 3
pengarsipan
dokumen.
WoG Kurangnya
personil dalam
+ - + + TMS
pembangunan dan
rehabilitasi
Manajemen Kurangnya
ASN informasi jadwal
+ + - + TMS
pegawai bagi tamu
yang datang
(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel 1.2.


Analisis Isu Strategis, ditemukan tiga isu utama yang memenuhi
syarat, yaitu sebagai berikut:
1. Belum optimalnya drainase jalan di Bidang Bina Marga Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Jepara;
2. Belum optimalnya SOP kegiatan pengawasan pekerjaan bagi
personil Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi;
3. Belum optimalnya penggunaaan Alat Pelindung Diri (APD) saat
berada di lapangan.
4. Pengarsipan dokumen lelang dan konstruksi yang kurang tertib dan
efisien;
Dari ketiga isu yang problematik tersebut, ditetapkan isu paling
prioritas yakni “Belum optimalnya penggunaaan Alat Pelindung Diri
(APD) saat berada di lapangan” dengan perolehan skor USG 13.

C. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan


Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan
metode USG akan memiliki dampak ketika tidak dilaksanakan.
Dampak dari isu yang tidak dilaksanakan tersaji dalam Tabel 1.3
berikut.
Tabel 1.3 Dampak Isu Tidak Terselesaikan

Sumber Isu Identifikasi Isu Dampak


Manajemen Belum optimalnya Pelaksanaan pengawasan
ASN penggunaaan Alat Pembangunan dan
Pelindung Diri (APD) Rehabilitasi dapat
saat berada di terhambat apabila terjadi
lapangan. kecelakaan terja terjadi
karena tidak menggunakan
APD.
(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis, menunjukkan
validasi isu dengan menggunakan analisa USG. Dari analisa
didapatkan core issue yakni belum optimalnya penggunaaan Alat
Pelindung Diri (APD) saat melakukan pekerjaan lapangan di Dinas
Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Tengah. Dari isu tersebut maka rumusan masalah kegiatan aktualisasi
melalui habituasi adalah: Bagaimana upaya Optimalisasi Penggunaan
APD pada saat melakukan pekerjaan lapangan di Dinas Pekerjaan Umum
Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah?

E. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya
aktualisasi ini adalah sebagai berikut : Mengaktualisasikan nilai nilai
PNS melalui upaya Optimalisasi Alat Pelindung Diri (APD) saat
melakukan pekerjaan lapangan Di Dinas Pekerjaan Umum Sumber
Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah. Sehingga
keselamatan kerja pegawai dapat dimaksimalkan.

F. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar ASN
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Pertama, penulis dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar
PNS seperti ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) serta Manajemen ASN,
Pelayan Publik dan Whole of Goverment sebagai landasan
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Yang kedua, hasil dari
kegiatan optimalisasi APD pada saat melakukan pekerjaan lapangan
Di Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan
Ruang Provinsi Jawa Tengah ini untuk lebih memperhatikan
keselematan diri di lingkungan kerja.
2. Bagi Satuan Kerja
Membantu mengoptimalisasi SOP kegiatan pengawasan
pembangunan dan rehabitasi irigasi dan bangunan air serta
mewujudkan visi dan misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Jepara sehingga unit tempat penulis
khusunya dapat bekerja dengan lebih aman.
3. Masyarakat
Memberikan pelayanan yang optimal, tepat mutu, berdaya guna,
cepat dan efisien dengan maksimalnya kegiatan pelayanan
karena tidak terjadi kecelakaan kerja di dalamnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Alat Pelindung Diri dalam pelaksanaan Kegiatan di PUSDATARU


Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah
alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan
menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki
potensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD)
yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko
pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja sebagai penggunanya.
Hampir semua APD yang dipakai pada bidang industri dan jasa lain
dipakai dan digunakan juga dalam dunia konstruksi seperti pekerjaan di Dinas
PUSDATARU, karena dunia konstruksi bukan hanya membangun fasilitas
baru tetapi juga memelihara dan memperbaiki suatu fasilitas yang masih
berjalan. APD dasr yang wajib digunakan dalam melakukan pekerjaan di
lapangan antara lain : Topi Keselamatan (Safety Helmet) untuk bekerja di
tempat berisiko karena benda jatuh atau melayang, dan dilengkapi dengan
ikatan ke dagu untuk menghalangi terlepasnya helmet dari kepala akibat
menunduk atau kena benda jatuh, dan Sepatu Keselamatan (Safety Boots)
untuk menghindari kecelakaan yang diakibatkan tersandung bahan keras
seperti logam atau kayu, terinjak atau terhimpit beban berat atau mencegah
luka bakar pada waktu mengelas. Sepatu boot karet bila bekerja pada
pekerjaan tanah dan pengecoran beton. Menurut Peraturan Mentri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010
pada pasal 4 menyebutkan perlengkapan APD digunakan salah satunyadi
tempat kerja dimana dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun
tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut
atau terpelanting.

B. Sikap Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia.
Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk mempertahankan
negara dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup
bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air. Selain itu
menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri PNS.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian
kepada negara dan bangsa.

2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis


Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik yang
statis (trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan pengaruh
pada pencapaian tujuan nasional. Analisa perubahan lingkungan strategis
ini bertujuan membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi
perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan strategis PNS.
Sehingga PNS dapat memahami modal insani dalam menghadapi
perubahan lingkungan strategis, dapat mengidentifikasi isu-isu kritikal, dan
dapat melakukan analisis isu-isu kritikal dengan menggunakan
kemampuan berpikir kritis. Dengan begitu PNS dapat mengambil
keputusan yang terbaik dalam tindakan profesionalnya.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara


Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan negara.
Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian dari warga masyarakat tertentu
memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela negara
sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang
secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang
prima serta secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual,
dan spiritual yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan raganya, memiliki
sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental
dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab tiu dalam
pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-latihan
seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
6. Kegiatan ketangkasan dan permainan (LAN, 2015)

C. Nilai Dasar ASN


Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar
sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan
profesi dan tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud
adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di
tanamkan kepada setiap ASN maka perlu di ketahui indikator-indikator dari
kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seudah tidak asing lagi kita
dengar, namun seringkali kita susah untuk membedakannya dengan
responsibilitas. Namun dua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal
tersebut.
b Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua
tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok / institusi.
c Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggungjawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini akan melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan
kinerja yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan
kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
i Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir (LAN, 2015).

2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa (LAN, 2015).

3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik
atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan
yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir (LAN, 2015)

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen
mutu antara lain:
a. efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan
target;
b. efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
c. inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung
kebaruan;
d. berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu
terhadap produk atau jasa (LAN, 2015).

5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan
negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri

seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada


orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan
dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai
keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya
target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk
korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih
kecil;
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak
yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan
kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-
undung yang mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang
dirasakan orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran
(dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa
yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas
terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan
maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi (LAN,
2015).

D. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi
tantangan-tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil
negara menjadi semakin professional. Undang-undang ini merupakan dasar
dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk membangun
aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas
dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat (LAN,
2017).
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. kepastian hukum;
b. profesionalitas;
c. proporsionalitas;
d. keterpaduan;
e. delegasi;
f. netralitas;
g. akuntabilitas;
h. efektif dan efisien;
i. keterbukaan;
j. non diskriminatif;
k. persatuan;
l. kesetaraan;
m. keadilan;
n. kesejahteraan.

2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah
segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam
bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi
warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara
yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan
prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk
memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan
tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana,
tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti
fisik dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan
biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada
atasan akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas
melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai
alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa
keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan
kelompok yang kuat (LAN, 2017)

3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan
perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat
sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
 penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
 dialog atau pertukaran informasi;
 joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
 joint working, atau kolaborasi sementara;
 joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu
peserta kerjasama;
 satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi
lagi menjadi:
 aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama salah
satu peserta kerjasama;
 union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih
nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru
(LAN, 2017)
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi

Gambar 3.1 Kantor Dinas PUSDATARU


(Sumber: Dokumen Pribadi, 2019)

Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (DINAS
PUSDATARU) Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan
Gubernur Jawa Tengah Nomor 60 Tahun 2016 tentang Organisasi dan
Penataan Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi
Provinsi Jawa Tengah. Potensi sumber daya air di Provinsi Jawa Tengah
meliputi antara lain 128 buah sungai induk dengan panjang 4.116,89 Km, 38
buah waduk, 172 buah embung atau waduk lapangan, 602 mata air. Potensi
air permukaan sebesar 65,812 Milyar m3 per tahun, yang berasal dari mata
air 682 Juta m3 per tahun, sungai utama 65,13 Milyar m3 per tahun. Potensi
tersebut baru dimanfaatkan sebesar 12,786 Milyar m3 per tahun atau 20%
dan yang belum dimanfaatkan serta terbuang ke laut sebesar 53,03 Milyar
m3 atau 80%. Sawah yang dilayani jaringan irigasi seluas 992.455 Ha atau
sebanyak 9.127 Daerah Irigasi (DI), terdiri atas 39 DI dengan luas 346.998
Ha menjadi kewenangan pusat, 106 DI dengan luas 86.252 Ha menjadi
kewenangan provinsi, dan 8.982 DI dengan luas 559.206 Ha adalah
kewenangan kabupaten/kota. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air ada 6
(enam) Balai yaitu:
1. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jratun Tuntang
2. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana
3. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo
4. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serayu Citanduy
5. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Pemali Comal
6. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Progo Bogowonto Lok Ulo

2. Visi, Misi dan Nilai-nilai Organisasi


a. Visi:
“Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari.”

b. Misi:
1. Membangun Jawa Tengah Berbasis Trisakti Bung Karno, Berdaulat
di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di
Bidang Kebudayaan;
2. Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan,
Menanggulangi Kemiskinan dan Pengangguran;
3. Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah
yang Bersih, Jujur dan Transparan, “ Mboten Korupsi Mboten
Ngapusi”;
4. Memperkuat Kelembagaan Sosial Masyarakat untuk Meningkatkan
Persatuan dan Kesatuan;
5. Memperkuat Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan
dan Proses Pembangunan yang Menyangkut Hajat Hidup Orang
Banyak;
6. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik untuk Memenuhi
Kebutuhan Dasar Masyarakat;
7. Meningkatkan Infrastruktur untuk Mempercepat Pembangunan Jawa
Tengah yang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan.

c. Nilai-nilai Organisasi
1. Profesional
Aparat Dinas PUSDATARU adalah aparat yang bekerja keras untuk
mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya,
menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
2. Inovatif
Dinas PUSDATARU mendukung kreativitas dan mengembangkan
inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.
3. Komitmen mutu
Komitmen untuk membangun infrastruktur yang berkualitas dan
berwawasan lingkungan
4. Akuntabel
Setiap Kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan
ketentuan atau peraturan yang berlaku.
5. Transparan
Dinas PUSDATARU terbuka dalam informasi tentang
penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan,
proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang
dicapai.

3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsinya


Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 60 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Provinsi Provinsi Jawa Tengah., Dinas Pekerjaan Umum Sumber
Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas
dan fungsi sebagai berikut :
Tugas Pokok :
Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang
Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah bidang sumber daya air berdasarkan asas otonomi
daerah dan tugas pembantuan.
Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas PUSDATARU
Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang sumber daya air;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang sumber daya air;
3. Pembinaan dan fasilitasi bidang sumber daya air lingkup provinsi
dan kabupaten/kota;
4. Pelaksanaan tugas di bidang pengembangan dan pembinaan
teknis, irigasi dan air baku, sungai waduk dan pantai, dan
kerjasama pendayagunaan sumber daya air;
5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang sumber daya air;
6. Pelaksanaan kesekretariatan dinas;
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas


PUSDATARU Provinsi Jawa Tengahmempunyai struktur organisasi sebagai
berikut :
Kepala Dinas, membawahi :
1. Sekretariat, membawahkan :
a. Sub Bagian Program
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Bidang Pengembangan dan Pembinaan Teknis, membawahkan:
a. Seksi Survey, Investigasi dan Desain
b. Seksi Hidrologi dan Sistem Informasi
c. Seksi Pengembangan dan Pendayagunaan
3. Bidang Irigasi dan Air Baku, membawahkan :
a. Seksi Operasi dan Pemeliharaan
b. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi
c. Seksi Kerjasama dan Manajemen Aset
4. Bidang Sungai, Waduk dan Pantai, membawahkan :
a. Seksi Operasi dan Pemeliharaan
b. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi
c. Seksi Penanggulangan Banjir dan Peralatan
5. Bidang Penataan Ruang, membawahkan :
a. Seksi Perencanaan Tata Ruang
b. Seksi Pemanfaatan Ruang
c. Seksi Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang
6. Unit Pelaksana Teknis Daerah, terdiri dari :
a. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Pemali Comal
b. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang
c. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serang Lusi Juana
d. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo
e. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Progo Bogowonto Luk Ulo
f. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serayu Citanduy
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Adalah staf penunjang Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
untuk melaksanakan tugas - tugas yang bersifat fungsional dengan
jumlah tenaga jabatan fungsional ditetapkan berdasarkan beban kerja.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dinas PUSDATARU

Bidang Irigasi dan Air Baku mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang operasi
dan pemeliharaan, pembangunan dan peningkatan, Untuk menyelenggarakan
tugasnya, Bidang Irigasi dan Air Baku.
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bidang Irigasi dan Air Baku mempunyai
fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang operasi dan pemeliharaan;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pembangunan dan peningkatan;
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi; mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di
bidang pembangunan dan peningkatan, meliputi : menyiapkan bahan
perumusan kebijakan teknis di Bidang Pembangunan dan Rehabilitasi;
menyiapkan bahan pengoordnasian kebijakan teknis di Bidang Pembangunan
dan Rehabilitasi; menyiapkan bahan penyusunan dokumen pelaksanaan dan
pengadaan jasa konstruksi pembangunan dan rehablitasi jaringan irigasi dan
drainase serta air baku; menyiapkan bahan fasilitas pelaksanaan
pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi dan drainase serta air baku;
menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalianpembangunan
dan rehabilitasi sarana prasarana irigasi dan drainase serta air baku;
menyiapkan bahan pengelolaan data dan informasi pembangunan dan
rehabilitasi sarana prasarana irigasi dan drainase serta air baku; menyiapkan
bahan evaluasi dan pelaporan di Bidang Pembangunan dan Rehabilitasi; dan
melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.

4. Deskripsi SDM, Sarpras dan sumber daya lainnya

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 60 Tahun 2016


tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Pola ketenagaan Seksi Pembangunan dan Peningkatan Bidang Irigasi dan
Air Baku Dinas PUSDATARU per Juni 2019 adalah sejumlah 12 (dua belas)
orang terdiri dari 9 (Sembilan) Tenaga Teknik Pengairan dan 3 (tiga) orang
pengadiminstrasi.
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat
Pendidikan

Tingkat Pendidikan
No Bidang / Balai Jumlah
S SLP SL D S1/D S
D A III IV 2
1 Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah 0 13 41 12 56 37 159

2 Balai PSDA Jragung Tuntang 4 7 62 3 11 4 91

3 Balai PSDA Pemali Comal 5 13 77 1 7 3 106

4 Balai PSDA Serang Lusi Juana 8 14 80 3 7 2 114

5 Balai PSDA Bengawan Solo 3 9 62 1 13 3 91

6 Balai PSDA Progo Bogowonto Luk 9 8 29 2 4 3 55


Ulo
7 Balai PSDA Serayu Citanduy 1 8 65 2 6 2 84
T O TA 3 72 416 24 104 54 700
L 0

Tabel 3.2 Daftar Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

Golongan
No Unit Kerja Jumlah
IV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a I/d I/c I/b I/a

Dinas PSDA
1 1 3 7 34 29 44 11 5 7 5 7 4 2 0 0 159
Provinsi Jawa Tengah

Balai PSDA
2 0 0 1 4 7 7 3 3 10 26 16 6 2 6 0 91
Jragung Tuntang

Balai PSDA
3 0 1 0 2 13 11 1 5 0 42 20 6 0 5 0 106
Pemali Comal

Balai PSDA
4 Serang Lusi 0 1 1 1 2 9 4 3 9 35 20 9 2 6 12 114
Juana

Balai PSDA
5 0 0 1 3 9 6 5 1 3 54 2 2 2 3 0 91
Bengawan Solo

Balai PSDA Progo


6 0 1 0 2 6 2 2 4 4 14 3 8 6 3 0 55
Bogowonto Luk Ulo
Balai PSDA
7 0 1 0 5 1 12 3 3 8 30 8 4 4 4 1 84
Serayu Citanduy

Jumlah 1 7 10 51 67 91 29 24 41 206 76 39 18 27 13 700

Prasarana penunjang pengelolaan pengairan mendukung penyediaan


data sumber daya air meliputi jaringan stasiun hidroklimatologi dan fasilitas
peralatan telekomunikasi terdiri dari :
Stasiun Klimatologisebanyak : 49 buah
Pos Duga Air Otomatis (PDAO) sebanyak : 157 buah
Pos Duga Air Biasa(PDAB)sebanyak : 35 buah
Pos Hujan Otomatis(PHO)sebanya : 88 buah
Pos Hujan Biasa(PHB)sebanyak : 782 buah

Dalam menunjang program dan kegiatan Dinas PUSDATARU Provinsi


Jawa Tengah, Dinas PUSDATARU juga mempunyai beberapa alat komunikasi
untuk menginformasikan kejadian banjir di Provinsi Jawa Tengah. Daftar alat
komunikasi disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Daftar Alat Komunikasi Dinas PUSDATARU Provinsi Jawa Tengah

Jumlah Peralatan
komunikasi posko
No Instansi Jenis
banjir ( Bh )

1 Dinas PSDA Prov. Repeater Motorola (1 bh), RIG Motorola


Jateng 5 (1 bh), RIG Icom (2 bh) dan RIG Alinco
(1 bh)
2 Balai PSDA RIG Alinco (8 bh) dan HT (7 bh)
Pemali Comal 15

3 Balai PSDA Jragung RIG Icom (12 bh) dan HT (1 bh)


Tuntang 13

4 Balai PSDA RIG Icom (4 bh), RIG Alinco (1 bh) dan


Serang Lusi 15 HT (10 bh)
Juana
5 Balai PSDA RIG Alinco (1 bh), RIG Motorola (2 bh),
Bengawan Solo 6 RIG Kenwood (2 bh) dan HT (1 bh).
6 Balai PSDA RIG Motorola (1 bh), RIG Icom (2 bh)
Progo Bogowonto 3
LukUlo
7 Balai PSDA Serayu RIG Icom (9 bh), Tait 2000 (2
Citanduy 12
bh), Alinco DR 135 (1 bh)
Jumlah 69 -

B. Tugas Jabatan Peserta Diklat


Tugas jabatan peserta dalam institusi sebagai pegawai di Seksi
Pembangunan dan Rehabilitasi berupa tugas pokok dan tugas tambahan
sesuai dengan SKP atau Sasaran Kerja Pegawai, maupun dengan
penugasan dari atasan.
1. Menyiapkan dan menyusun Laporan Mingguan Progres Kegiatan;
2. Melaksanakan survey;
3. Mengolah data survey;
4. Melakukan pengawasan kegiatan konstruksi;
5. Menyiapkan KAK untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi;
6. Menyusun Harga Perkiraan Sendiri untuk pekerjaan konstruksi;
7. Menyusun Rencana Anggaran Biaya untuk pekerjaan konstruksi;
8. Membantu menyusun RKA;
9. Menyiapkan dan menyusun laporan bulanan untuk penginputan
econtrolling;
10. Membuat laporan pelaksanaan konstruksi Dana Alokasi Khusus (DAK);
11. Mengikuti Workshop, Bimbingan Teknis dan Diklat;
12. Penugasan langsung dari pimpinan.

C. Role Model
Ir. Sutami

Nama : Ir. Sutami


Jabatan : Mantan Menteri Pekerjaan Umum pada KAbinet Pembangunan II
Tempat/TAnggal Lahir : Surakarta, 19 Oktober 1928
Agama : Islam
Pendidikan Formal
 Teknik Sipil, ITB 1956

Riwayat Jabatan
 Menteri Negara diperbantukan pada Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan

Tenaga untuk urusan penilaian konstruksi pada Kabinet Dwikora I (27


Agustus 1964 - 22 Februari 1966)
 Menteri Koordinator Kompartimen Pekerjaan Umum dan Tenaga pada Kabinet
Dwikora II (22 Februari 1966 - 28 Maret 1966)
 Menteri Pekerjaan Umum dan Energi pada Kabinet Dwikora III (28
Maret 1966 - 25 Juli 1966)
 Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Ampera I (25 Juli 1966 - 17
Oktober 1967)
 Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Ampera II (17 Oktober 1967 - 6
Juni 1968)
 Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik pada Kabinet Pembangunan I (6
Juni 1968 - 28 Maret 1973)
 Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Pembangunan II (28 Maret 1973 - 29
Maret 1978)
 Menteri Negara diperbantukan pada Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan
Tenaga untuk urusan penilaian konstruksi pada Kabinet Dwikora I (27
Agustus 1964 - 22 Februari 1966)
 Menteri Koordinator Kompartimen Pekerjaan Umum dan Tenaga pada Kabinet
Dwikora II (22 Februari 1966 - 28 Maret 1966)
 Menteri Pekerjaan Umum dan Energi pada Kabinet Dwikora III (28
Maret 1966 - 25 Juli 1966)

Keterkaitan dengan Nilai Nilai PNS

Ir.Sutami, Menteri Pekerjaan Umum. Beliau tidak berasal dari partai, dan seorang
insinyur, kemudian menjabat dalam bidang atau kompetensi yang dikuasai merupakan
keterkaitan dengan nilai AKUNTABILITAS.

Menteri yang mempimpin departemen dengan anggaran besar—atau sangat besar


itu, dikenal sebagai menteri “termiskin di dunia”. Konon, ia menderita penyakit yang bisa
dikategorikan “kurang gizi.” Rumah kediamannya di Solo pernah hampir dicabut aliran
listriknya karena tak bisa membayar karena kesederhanaannya merupakan keterkaitan
dengan nilai ANTI KORUPSI.
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai


ANEKA

Unit Kerja : Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan


Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah
Isu yang diangkat : Belum optimalnya penggunaan Alat
Pelindung Diri saat melakukan pekerjaan
lapangan di Dinas Pekerjaan Umum Sumber
Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Tengah.
Judul : Optimalisasai penggunaan Alat Pelindung Diri
saat melakukan pekerjaan lapangan di Dinas
Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Tegah.

Gagasan Penyelesaian Isu:


1. Mengidentifikasi alasan karyawan tidak memakai Alat Pelindung Diri
(APD).
2. Melakukan pengecekan APD yang ada.
3. Melaksanakan sosialisasi penggunaan APD.
4. Menggunakan APD bagi petugas Survey Kegiatan Tahun Anggaran 2020.
5. Melakukan evaluasi terkait sosialisasi penggunaan APD.
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Output/Hasil Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Nilai Mata Pelajaran Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Mengidentifikasi 1. Melakukan Adanya Ketika berkonsultasi Kontribusi kegiatan ini Aktualisasi nilai-nilai
alasan staff tidak konsultasi dengan persetujuan saya menyampaikan adalah sebagai Organisasi berupa :
memakai APD Kasi dengan Kasi dengan sopan dan perwujudan visi dan Misi
(Sumber : Inovasi) Pembangunan dan Pembangunan santun (ETIKA PUBLIK) Dinas PUSDATARU Profesional
Rehabilitasi dan Rehabilitasi Provinsi Jawa Tengah Akuntabel
Adanya Musyawarah, yaitu:
sesuai dengan pancasila
sila ke 4 saat berdiskusi Visi: Menuju Jawa
dengan atasan Tengah yang Berdikari
(NASIONALISME). Misi:
Misi 7: Meningkatkan
Infrastruktur untuk
Mempercepat
Pembangunan Jawa
Tengah yang

34
Output/Hasil Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Nilai Mata Pelajaran Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Melakukan Alasan staf tidak Ketika berkomunikasi Berkelanjutan dan
koordinasi dan memakai APD saat melakukan interview Ramah Lingkungan.
interview dengan dengan rekan kerja saya
rekan kerja berbicara dengan
komunikatif dan sopan
santun (ETIKA PUBLIK)

Saya melakukan
interview dengan cermat
dan penuh integritas
(AKUNTABILITAS)

2. Melakukan 1. Melakukan Adanya Ketika berkonsultasi Kontribusi kegiatan ini Aktualisasi nilai-nilai
pengecekan APD konsultasi persetujuan saya menyampaikan adalah sebagai Organisasi berupa :
yang ada dengan Kasi dengan Kasi dengan sopan dan perwujudan visi dan Misi
Pembangunan Pembangunan santun (ETIKA PUBLIK) Dinas PUSDATARU Profesional
dan Rehabilitasi dan Rehabilitasi Provinsi Jawa Tengah Komitmen mutu
Ketika melakukan yaitu: Akuntabel
konsultasi menggunakan
bahasa yang jelas dan Visi: Menuju Jawa
tidak berbelit-belit Tengah yang Berdikari
(AKUNTABILITAS) Misi:
Misi 7: Meningkatkan
Adanya Musyawarah, Infrastruktur untuk
sesuai dengan pancasila Mempercepat
sila ke 4 saat berdiskusi Pembangunan Jawa
dengan atasan Tengah yang
(NASIONALISME). Berkelanjutan dan
Ramah Lingkungan.

35
Output/Hasil Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Nilai Mata Pelajaran Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Melakukan Adanya Ketika koordinasi saya
koordinasi dengan persamaan menyampaikan dengan
bagian APD persepsi dengan saling menghargai dan
staf menghormati rekan
Pembangunan kerja saya ketika ada
dan Rehabilitasi masukan saran (ETIKA
PUBLIK)

Koordinasi dengan
bembangun kerja sama
antar rekan sejawat
(NASIONALISME)

3. Membuat daftar Data berupa APD Saya membuat daftar


APD yang tersedia APD yang tersedia
dengan cermat dan teliti
(KOMITMEN MUTU).

Melakukan dengan
menjunjung tinggi nilai
kejujuran (ANTI
KORUPSI).

36
Output/Hasil Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Nilai Mata Pelajaran Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melaksanakan 1. Melakukan Adanya Ketika berkonsultasi Kontribusi kegiatan ini Aktualisasi nilai-nilai
Sosialisasi konsultasi dengan persetujuan saya menyampaikan adalah sebagai Organisasi berupa :
penggunaan APD Kasi dengan Kasi dengan sopan dan perwujudan visi dan Misi
Pembangunan dan Pembangunan santun (ETIKA PUBLIK) Dinas PUSDATARU Profesional
Rehabilitasi dan Rehabilitasi Provinsi Jawa Tengah Inovatif
mengenai Adanya Musyawarah, yaitu: Komitmen mutu
rancangan sesuai dengan pancasila Akuntabel
sosialisasi APD sila ke 4 saat berdiskusi Visi: Menuju Jawa
dengan atasan Tengah yang Berdikari
(NASIONALISME). Misi:
Misi 7: Meningkatkan
2. Mencari literatur Literatur Saya mengumpulkan Infrastruktur untuk
sosialisasi sosialisasi literatur yang berkaitan Mempercepat
dengan materi sosialisasi Pembangunan Jawa
pentingnya penggunaan Tengah yang
APD dengan mandiri Berkelanjutan dan
dan bertanggung jawab Ramah Lingkungan.
(ANTI KORUPSI).

Saya mengumpulkan
literatur yang berkaitan
dengan materi sosialisasi
pentingnya penggunaan
APD dengan
bertanggung jawab
(AKUNTABILITAS).

37
Output/Hasil Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Nilai Mata Pelajaran Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan Materi sosialisasi Melakukan penyusunan
penyusunan materi materi sosialisasi dengan
sosialisasi teliti dan penuh
tanggung jawab
(AKUNTABILITAS)

Melakukan penyusunan
materi sosialisasi dengan
disiplin (KOMITMEN
MUTU) (ANTI
KORUPSI)

Saat menyusun materi


dengan bahasa yang
tidak berbelit belit dan
jelas (KOMITMEN
MUTU)

38
Output/Hasil Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Nilai Mata Pelajaran Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Melakukan Terlaksananya Melakukan sosialisasi
sosialisasi kegiatan dengan jelas dan lugas
pentingnya APD sosialisasi (AKUNTABILITAS)
dalam kegiatan di
lapangan
Saat menjawab dan
melakukan
sosialisasipertanyaan
menggunakan bahasa
yang sopan dan tidak
menyinggung (ETIKA
PUBLIK).

Ketika koordinasi saya


menyampaikan dengan
saling menghargai dan
menghormati rekan
kerja saya ketika ada
pertanyaan dan masukan
saran (ETIKA PUBLIK)

39
Output/Hasil Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Nilai Mata Pelajaran Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Penggunaan APD 1. Melakukan Adanya Ketika berkonsultasi Kontribusi kegiatan ini Aktualisasi nilai-nilai
bagi petugas konsultasi dengan persetujuan saya menyampaikan adalah sebagai Organisasi berupa :
survey Kegiatan Kasi pelaksanaan dengan sopan dan perwujudan visi dan Misi
Tahun Anggaran Pembangunan dan survey santun (ETIKA PUBLIK) Dinas PUSDATARU Profesional
2020 Rehabilitasi Provinsi Jawa Tengah Komitmen mutu
Melakukan konsultasi yaitu: Akuntabel
demi perbaikan mutu
manajemen ASN Visi: Menuju Jawa
(MANAJEMEN MUTU) Tengah yang Berdikari
Misi:
Adanya Musyawarah, Misi 7: Meningkatkan
sesuai dengan pancasila Infrastruktur untuk
sila ke 4 saat berdiskusi Mempercepat
dengan atasan Pembangunan Jawa
(NASIONALISME). Tengah yang

40
Output/Hasil Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Nilai Mata Pelajaran Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Melakukan Pembagian tugas Ketika akan Berkelanjutan dan
koordinasi dengan kegiatan survey melaksanakan koordinasi Ramah Lingkungan.
staff dilakukan secara
Pembangunan dan bersama-sama untuk
Rehabilitasi memperoleh
kesepakatan dan
kelancaran kegiatan
nantinya (ETIKA
PUBLIK)

Komunikatif dalam
menyampaikan informasi
dan lapang hati apabila
terdapat saran atau kritik
yang membangun
(KOMITMEN MUTU)

41
Output/Hasil Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Nilai Mata Pelajaran Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan survey Terlaksananya Melakukan survey
kegiatan survey kegiatan dengan
sungguh-sungguh,
efektif dan dengan
sepenuh hati
(KOMITMEN MUTU)

Melakukan kegiatan
survey dengan penuh
tanggung jawab,
disiplin, kemauan yang
kuat, dan fokus pada
kegiatan (ANTI
KORUPSI)

Saling menghormati
dengan mentor, rekan
setim dan pihak-pihak
yang membantu selama
survey berlangsung
(NASIONALISME)

Saat berkomunikasi
dengan penyedia jasa
maupun rekan
menggunakan Bahasa
yang sopan dan
menghargai mereka
saat mengemukakan
pendapat (ETIKA
PUBLIK, PELAYANAN
PUBLIK).

42
Output/Hasil Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Nilai Mata Pelajaran Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Melakukan evaluasi 1. Melakukan Adanya Ketika berkonsultasi Kontribusi kegiatan ini Aktualisasi nilai-nilai
konsultasi dengan persetujuan saya menyampaikan adalah sebagai Organisasi berupa :
Kasi pelaksanaan dengan apa adanya dan perwujudan visi dan Misi
Pembangunan dan evaluasi tidak melebih-lebihkan Dinas PUSDATARU Profesional
Rehabilitasi penggunaan APD mengenai kegiatan Provinsi Jawa Tengah Komitmen mutu
sebelumnya yaitu: Akuntabel
(KOMITMEN MUTU) dan
meminta saran serta Visi: Menuju Jawa
masukan Tengah yang Berdikari
Misi:
Adanya Musyawarah, Misi 7: Meningkatkan
sesuai dengan pancasila Infrastruktur untuk
sila ke 4 saat berdiskusi Mempercepat
dengan atasan Pembangunan Jawa
(NASIONALISME). Tengah yang
Berkelanjutan dan
2. Melakukan Loporan Melakukan evaluasi Ramah Lingkungan.
Evaluasi dengan penggunaan dengan jujur dan adil
menggunakan penggunaan APD (ANTI KORUPSI)
ceklis
Melakukan evaluasi
secara transparan
(AKUNTABILITAS)

43
Output/Hasil Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Nilai Mata Pelajaran Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan Hasil evaluasi Melakukan pelaporan
Pelaporan Kepada penggunaan APD dengan penuh
Atasan Tanggung jawab dan
integritas
(AKUNTABILITAS)

Melakukan pelaporan
dengan jujur (ANTI
KORUPSI)

Menghormati atasan,
mentor dan rekan
selama kegiatan
berlangsung. (ETIKA
PUBLIK)

B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi
Jawa Tengah pada tanggal 21 Juni 2019 sampai dengan tanggal 29 Juli 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan di
jabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

44
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

Portofolio/
No Kegiatan JUNI JULI Bukti kegiatan

2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Mengidentifikasi alasan staff Foto/ video,
tidak memakai APD hasil interview
2 Melakukan pengecekan Foto/ video,
APD yang ada ceklist APD
yag tersedia
3 Melaksanakan Sosialisasi Foto/ video,
penggunaan APD materi
sosialisasi
4 Penggunaan APD bagi Foto/ video
petugas survey Kegiatan
Tahun Anggaran 2020
5 Melakukan evaluasi Foto/ video,
Laporan
Sosialisasi
dan ceklist
peserta yang
memakai
APD,

(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019)


Keterangan : Pelaksanaan Kegiatan

45
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam pelaksanaan 5 kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai nilia PNS,
terdapat kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut mengalami kendala sehingga
rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara optimal atau tidak
tercapai aktualisasinya. Oleh karena itu perlu disampaikan kendala-kendala
yang mungkin terjadi, langkah-langkah antisipasi menghadapi kendala tersebut,
dan perlu dicari secara cermat strategi untuk menghadapi kendala tersebut.
Kendala, resiko dan solusi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Antisipasi
Strategi menghadapi
No Kendala menghadapi
kendala
kendala
1. Kegiatan tidak selesai Manajemen Displin waktu sesuai
tepat waktu waktu dengan dengan jadwal yg telah
baik dibuat
2. Kurangnya kompetensi - Membaca - Inventarisasi literatur
dalam kegiatan yang literatur tentang - Menemui seseorang
akan dilakukan kegiatan yang yang ahli di bidangnya
akan dilakukan
- Konsultasi
kepada ahlinya
(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019)

46
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Isu yang terpilih dalam proses identifikasi adalah belum optimalnya
penggunaan APD saat melakukan pekerjaan lapangan di Dinas Pekerjaan
Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah. Dalam
penyelesaian isu tersebut diangkat gagasan penyelesaian isu, antara lain:
1. Mengidentifikasi alasan karyawan tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD).
2. Melakukan pengecekan APD yang ada.
3. Melaksanakan sosialisasi penggunaan APD.
4. Menggunakan APD bagi petugas Survey Kegiatan Tahun Anggaran 2020.
5. Melakukan evaluasi terkait sosialisasi penggunaan APD.

B. Pentingnya Rancangan Aktualisasi Dibuat


1. Pentingnya Aktualisasi ini Dilakukan
Kegiatan yang direncanakan diharapkan mampu menumbuhkan
kesadaran dari dalam diri pegawaimengenai pentingnya menggunakan
APD saat melakukan pekerjaan lapangan sehingga diharapkan saat
melakukan pekerjaan di lapangan para pegawai sudah mengenakan
APD.

2. Dampak Apabila Aktualisasi Tidak Dilaksanakan


Apabila aktualisasi ini tidak dilaksanakan, maka pada saat
melakukan pekerjaan di lapangan, pegawai tidak menyadari
pentingnya pemakaian APD. Sehingga tingkat kecelakaan kerja di
lapangan dapat ditekan.

47
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga AdministrasI Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I


dan II Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I
dan II : Akuntabilitas.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I
dan II : Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Msodul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I
dan II : Etika Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I
dan II : Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I II
dan III : Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Pelayanan Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of
Goverment. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pendidikan dan
Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Perbgub No. 60 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan
Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah

48
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Jehandyah Erma Pahlevari, ST


NIP : 19941110 201902 2 008
Tempat/tgl lahir : Jepara, 10 November 1994
Agama : Islam
Alamat : Tlogosari Wetan RT06/RW04 Pedurungan,
Semarang.
No HP : 085225401822
Jabatan : Teknik Pengairan Ahli Pertama
Unit Kerja : Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi
Bidang Irigasi dan Air Baku
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Jawa Tengah

Pendidikan formal:
2012 - 2017 : Teknik Sipil Universitas Diponegoro
2009 - 2012 : SMA Negeri 2 Semarang
2006 - 2009 : SMP Negeri 34 Semarang
2000 - 2006 : SDN Tlogosari Wetan 03

Riwayat Pekerjaan
Februari 2015 – Sekarang : Dinas Pekerjaan Umum Sumber
Daya Air dan Tata Ruang Provinsi
Jawa Tengah
Juli 2017 – Januari 2019 : Pusat Studi Bencana LPPM UNDIP

Semarang, 19 Juni 2019

Jehandyah Erma
Pahlevari, ST
NIP. 19941110 201902 2
008

49
50

Anda mungkin juga menyukai