Anda di halaman 1dari 72

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

OPTIMALISASI KEBERSIHAN DAN LINGKUNGAN HIJAU GUNA


MEWUJUDKAN GREEN SCHOOL DI SDN 1 ARIBAYA KECAMATAN
PAGENTAN KABUPATEN BANJARNEGARA

Disusun oleh:
Nama : Khoerul Vikri, S.Pd
NIP :19950130 201902 1 003
Angkatan : LVI
No. Urut : 05
Jabatan :Guru Kelas
Gol/Ruang :III/a
Unit Kerja :SDN 1 Aribaya Kec. Pagentan
Coach :Yudi Ristiawan, S.Sos.,M.Si
Mentor :Bekti Santosa, S.Pd

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LVI


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
JUNI 2019

LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Kebersihan dan Lingkungan Hijau Guna


Mewujudkan Green School Di SDN 1 Aribaya Kecamatan
Pagentan Kabupaten Banjarnegara

Nama : Khoerul Vikri, S.Pd.


NIP : 19950130 201902 1 003
Angkatan : LVI
No. Presensi : 05

Disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Jumat
Tanggal : 14 Juni 2019
Tempat : Balai Latihan Kerja Klampok Banjarnegara

Banjarnegara, 14 Juni 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Khoerul Vikri, S.Pd


NIP. 19950130 201902 1 003

Menyetujui,
Coach, Mentor,

Yudi Ristiawan, S.Sos.,M.Si Bekti Santosa, S.Pd


NIP. 19711127 199203 1 004 NIP.19640412 198405 1 002

HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR


PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Kebersihan Dan Lingkungan Hijau Guna


Mewujudkan Green School Di SDN 1 Aribaya
Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara
Nama : Khoerul Vikri, S.Pd.
NIP : 19950130 201902 1 003
No. Presensi : 05

dinyatakan layak untuk diaktualisasikan dalam habituasi.

Disahkan pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 14 Juni 2019
Tempat : Balai Latihan Kerja Klampok Banjarnegara

ii
Banjarnegara, 14 Juni 2019
Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Khoerul Vikri, S.Pd


NIP. 19950130 201902 1 003

Menyetujui,

Coach, Mentor,

Yudi Ristiawan, S.Sos.,M.Si Bekti Santosa, S.Pd


NIP. 19711127 199203 1 004 NIP.19640412 198405 1 002

Narasumber,

Ir. Supriyanto. M.Si.


NIP. 19620517 199103 1 004
PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada


Allah SWT atas segala kemudahan yang diberikan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan “Optimalisasi Kebersihan Dan Lingkungan Hijau
Guna Mewujudkan Green School Di SDN 1 Aribaya Kecamatan Pagentan
Kabupaten Banjarnegara” dengan baik. Rancangan kegiatan aktualisasi
dan habituasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil atau selanjutnya
disebut PNS ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas PNS dengan sikap
perilaku PNS dan nilai dasar PNS yang terdiri dari: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
yang dapat diterapkandi tempat kerja.
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena
bantuan dan dorongan dari benyak pihak. Penulis dengan rendah hati
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rochmat dan Ibu Muslimah sebagai orang tua, terima kasih atas
cinta dan kasih sayang yang telah diberikan, atas segala doa yang
tiada putus, atas pengorbanan tenaga, waktu dan pikiran.

iii
2. Drs. Mohamad Arief Irwanto sebagai kepala BPSDMD Provinsi Jateng
yang telah memberikan fasilitas, sarana prasarana sehinga kegiatan
pendidikan dan pelatihan prajabatan ini berlangsung dengan baik.
3. Budi Sarwono selaku Bupati Banjarnegara yang telah memberi
kesempatan untuk mengikuti Latihan Dasar CPNS Golongan III.
4. Yusup Agung Prabowo, S.H M.Si selaku Kepala Badan Kepegawaian
Daerah.
5. Ir. Supriyan, M.Si selaku narasumber atas saran masukan yang
diberikan untuk perbaikan rancangan aktualisasi.
6. Yudi Ristiawan, S.Sos.,M.Si selaku coach atas semua inspirasi,
dorongan, masukan dan bimbingannya.
7. Bekti Santosa, S.Pd selaku mentor atas semua arahan, motivasi,
dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan program
aktualisasi.
8. Keluarga besar SDN 1 Aribaya Kec. Pagentan Kab. Banjarnegara
9. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
10. Seluruh Panitia dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi
kami.
11. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan LVI tahun 2019.

Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh


dari kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan dari
berbagai pihak membuat rancangan laporan menjadi lebih baik agar
rancangan ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan
aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar PNS, serta memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Banjarnegara, Juni 2019


Penulis,

Khoerul Vikri, S.Pd


NIP. 19950130 201902 1 003

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii
PRAKATA.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah........................................ 4
C. Tujuan..................................................................................... 11
D. Manfaat................................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku PNS................................................................ 13
B. Nilai-Nilai Dasar PNS............................................................. 20
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI............................... 32
D. Kebersihan dan lingkungan hijau........................................... 36
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi..................................................................... 42
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat................................................ 46
C. Role Model…………………………………………………….... 48
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan
dengan Nilai ANEKA dan Peran Kedudukan ASN........…… 50
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi……………………………...... 59
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala………………. 60
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ………………………………………………………… 61
B. Saran..…………………………………….................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 63
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................. 65

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Identifikasi Isu.................................................................. 5


Tabel 1.2. Analisis APKL…………………………………………........ 6
Tabel 1.3. Indikator USG ………………………................................ 7
Tabel 1.4. Parameter Analisis USG …………………………............. 8
Tabel 1.5. Analisis USG……………………………………………….. 9
Tabel 1.6 Dampak Isu Tidak Terselesaikan...................................... 10
Tabel 4.1.Rancangan Kegiatan Aktualisasi...................................... 51
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi.................. 59
Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala …………. . 60

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi SDN 1 Aribaya ............................. 46

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara pasal 1, Aparatur Sipil Negara
yang kemudian disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Berdasarkan UU tersebut pegawai ASN diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sedangkan pegawai
negeri sipil yang kemudian disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki tiga fungsi penting, yaitu
sebagai pelayan publik, pembuat dan pelaksana kebijakan, serta
perekat dan pemersatu bangsa. ASN juga memiliki peran yang amat
penting dalam rangka menciptakan masyarakat yang madani yang
taat hukum, berperadaban modern, demokratis, adil, makmur, dan
bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada
masyarakat. Dalam menjalankan peran dan tugasnya tersebut ASN
diikat oleh Asas, prinsip, nilai dasar, serta kode etik dan kode perilaku
yang tertuang dalam UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.
Untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ada, UU No. 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan bahwa
instansi pemerintah wajib memberikan pendidikan dan pelatihan
terintegrasi bagi calon pegawai negeri sipil (CPNS) selama 1 tahun
masa percobaan. Pendidikan dan pelatihan tersebut mengedepankan
penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter untuk mencetak PNS
yang berkualitas berlandaskan nilai-nilai dasar yang meliputi
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi yang kemudian disingkat ANEKA. Dengan adanya pendidikan
dan pelatihan tersebut diharapkan CPNS yang akan diangkat menjadi
PNS dapat menjadi PNS yang berkarakter dan profesional sehingga
dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik.

Aktualisasi nilai dasar merupakan suatu proses untuk menjadikan


kelima nilai dasar menjadi aktual / nyata terjadi / sesungguhnya ada
sesuai dengan tugas fungsi pokok sebagai Penjaga Tahanan.
Aktualisasi tersebut disesuaikan dengan nilai dasar ANEKA dan mata
diklat lain, tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi unit kerja,
kegiatan yang sehari-hari dilakukan di unit kerja, modifikasi agar
terjadi peningkatan kualitas pelayanan dan dapat juga berupa inovasi
yang sebelumnya belum pernah dilakukan.

Sekolah dasar (disingkat SD; bahasa Inggris: Elementary School


atau Primary School) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan
formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun,
mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Pelajar sekolah dasar umumnya
berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15
tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau
sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3
tahun.

Pendidikan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam


pembangunan manusia. Proses pendidikan berkaitan dalam upaya
pencapaian tujuan pembangunan, karena hal tersebut tidak dapat
dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan
diarahkan dan ditujukan untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas, untuk mencapai tujuan tersebut,
pembangunan dilakukan secara menyeluruh termasuk pembangunan
kesehatan.

Lingkungan yang bersih merupakan salah satu unsur yang harus


ada, dibina dan dikembangkan terus agar dalam proses pendidikan
yang berjalan mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu,
semua warga sekolah harus menjaga kebersihan sekolah agar dapat
berfungsi dengan baik sebagai wadah untuk mendidik anak agar
mereka memiliki kesadaran lingkungan dan berkemauan berbuat
sesuatu yang positif bagi kelestarian lingkungan sekolah khususnya
dan lingkungan hidup.

Agar ilmu dapat terserap maksimal oleh siswa, maka kondisi


sekolah haruslah nyaman dan bersih. Walaupun kebersihan sering
kali dianggap tidak penting, namun hal kecil tersebut dapat
berdampak besar terhadap proses belajar mengajar di sekolah.
Sekolah yang kotor akan membuat kegiatan belajar terganggu dan
menjadi sarang penyakit bagi seluruh warga sekolah menjadi sesuatu
yang penting jika bersangkutan dengan kebersihan baik di dalam
maupun di luar sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas dan juga
keseluruhan lingkungan sekolah yang harus menjadi perhatian
penting bagi seluruh warga di sekolah.

Peranan siswa dalam arti kata sikap, perilaku, pengetahuan, dan


keikutsertaannya dalam permasalahan lingkungan perlu dibina dan
dikembangkan, sebab siswa mempunyai peranan penting dalam
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Menurut Djohar
(1999) sekolah menjadi tempat mensosialisasikan nilai-nilai budaya,
tidak hanya terbatas pada nilai-nilai keilmuan tetapi semua nilai-nilai
kehidupan yang memungkinkan mampu mewujudkan manusia
berbudaya. Sebagai pusat pengembangan budaya, sekolah selain
mensosialisasikan nilai-nilai budaya yang telah hidup, juga diharapkan
mampu menciptakan, melahirkan, menumbuhkembangkan nilai-nilai
budaya baru yang menuntut untuk disosialisasikan dan dikembangkan
melalui pendidikan. Sekolah atau lembaga pendidikan pasti
mempunyai peraturan, tata tertib, budaya sekolah, dan norma yang
berlaku.
Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis memutuskan untuk
mengangkat isu kebersihan dan lingkungan hijau sebagai pokok
bahasan utama dalam rancangan aktualisasi yang akan diterapkan di
unit kerja penulis. Diharapkan dengan menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam ANEKA, mampu membantu mencari solusi serta
pemecahan isu tersebut. Sekaligus sebagai upaya penanaman nilai
ANEKA dalam diri penulis.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah


1. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi
beberapa isu atau problematika yang ditemukan di instansi tempat
bekerja, yaitu di SDN 1 Aribaya Kec. Pagentan Kab. Banjarnegara.

Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber


dari aspek: (1) pelayanan publik, (2) whole of goverment, dan (3)
manajemen ASN. Sumber isu yang diangkat berasal dari tugas
pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP),
inovasi dan inisiatif penulis yang disetujui mentor dan coach, serta
penugasan atasan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis juga menyeleksi isu-isu


yang ada antara lain: (1) Belum optimalnya kebersihan dan
lingkungan hijau SDN 1 Aribaya; (2) Kurang optimalnya guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran tepat waktu sesuai dengan
beban kerjanya.; (3) Belum optimalnya pengelolaan dan
pemanfaatan perpustakaan sekolah; (4) Belum optimalnya guru
dalam berkomunikasi dengan masyarakat sekitar untuk kemajuan
sekolah.; (5) Belum optimalnya guru dalam meningkatkan keaktifan
peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN 1 Aribaya;
dengan dua metode yaitu Metode APKL dan Metode USG

Identifikasi isu secara lengkap terangkum dalam Tabel 1.1


berikut.

Tabel 1.1 Identifikasi Isu


Kondisi Saat Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu
Ini Diharapkan
1. Belum optimalnya Pelayanan Belum Lingkungan
kebersihan dan public terciptanya sekolah yang
lingkungan hijau budaya bersih, demngan
SDN 1 Aribaya membuang fasilitas kebersihan
sampah pada yang memadai
tempatnya serta (sarana tempat
halaman dan sampah serta
kebun belakang memiliki taman
sekolah yang yang hijau dan
gersang dan cantik)
kurang terawat.
2. Kurang optimalnya Manajemen Masih kurang Meningkatnya guru
guru dalam ASN optimalnya guru dalam
melaksanakan dalam melaksanakan
proses melaksanakan proses
pembelajaran tepat proses pembelajaran tepat
waktu sesuai pembelajaran waktu sesuai
dengan beban tepat waktu dengan beban
kerjanya. sesuai dengan kerjanya.
beban kerjanya.
3. Belum optimalnya Pelayanan Pemanfaatan Ada penambahan
pengelolaan dan Publik perpustakaan di literature sehingga
pemanfaatan SDN 1 Aribaya dapat digunakan
perpustakaan saat ini masih oleh peserta didik
sekolah. rendah, karena untuk menambah
kurangnya wawasan.
literature yang
bias digunakan
oleh peserta
didik.
4. Belum optimalnya Whole Of Masih belum Meningkatnya guru
guru dalam Government optimalnya guru dalam
berkomunikasi dalam berkomunikasi
dengan berkomunikasi dengan
masyarakat sekitar dengan masyarakat sekitar
untuk kemajuan masyarakat untuk kemajuan
sekolah. sekitar untuk sekolah.
kemajuan
Kondisi Saat Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu
Ini Diharapkan
sekolah.
5. Belum optimalnya Pelayanan Belum Meningkatnya
guru dalam Publik optimalnya keaktifan peserta
meningkatkan keaktifan didik dalam
keaktifan peserta peserta didik kegiatan
didik dalam dalam kegiatan ekstrakurikuler.
kegiatan ekstrakurikuler.
ekstrakurikuler di
SDN 1 Aribaya
2. Penetapan Isu
a. Penilaian Kualitas Isu
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu
dilakukan proses identifikasi isu untuk menentukan isu mana yang
merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis.
Proses identifikasi isu tersebut menggunakan dua alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Kriteria pertama adalah APKL
(Aktual, Probematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan). Aktual artinya
benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah
yang komples, sehingga perlu dicarikan solusinya. Kekhalayakan
artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Sedangkan
Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Analisis APKL
disajikan dalam Tabel 1.2
Tabel 1.2. Analisis APKL

Kriteria Keterangan
No Isu
A P K L
1 Belum optimalnya kebersihan dan Tidak
lingkungan hijau SDN 1 Aribaya + + + + memenuhi
syarat
2 Kurang optimalnya guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran Memenuhi
+ + + +
tepat waktu sesuai dengan beban syarat
kerjanya.
3 Belum optimalnya pengelolaan dan Memenuhi
+ + + +
pemanfaatan perpustakaan sekolah. syarat
4 Belum optimalnya guru dalam Tidak
berkomunikasi dengan masyarakat + - + + memenuhi
sekitar untuk kemajuan sekolah. syarat
5 Belum optimalnya guru dalam + + - + Memenuhi
meningkatkan keaktifan peserta didik Syarat
dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN
1 Aribaya
Kriteria Keterangan
No Isu
A P K L

Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel di


atas, ditemukan tiga isu utama yang memenuhi syarat, yaitu
sebagai berikut :

1) Belum optimalnya kebersihan dan lingkungan hijau SDN 1


Aribaya
2) Kurang optimalnya guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran tepat waktu sesuai dengan beban kerjanya.
3) Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan perpustakaan
sekolah.
Dari ketiga isu yang problematik di atas, ditetapkan isu paling
prioritas menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, dan
Growth) yang mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan,
dan perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5, sesuai
matriks pada Tabel 1.4. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari
tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut
diselesaikan. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah. Tabel
indikator analisis USG dapat dilihat pada tabel 1.3 dan parameter
analisis USG dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut :
Tabel 1.3. Indikator USG
No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut
dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras
tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang
menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu
dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan
pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau
akibat yang ditimbulkan masalah-
masalah lain kalu masalah
penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut
menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu
akan semakin memburuk jika
dibiarkan.
Tabel 1.4. Parameter Analisis USG
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth
1 2 3 4
1 Isu tidak Isu tidak begitu serius Isu lamban
mendesak untuk di bahas karena berkembang
untuk segera tidak berdampak ke
diselesaikan hal yang lain
2 Isu kurang Isu kurang serius Isu kurang
mendesak untuk segera dibahas cepat
untuk segera karena tidak kurang berkembang
diselesaikan berdampak ke hal
yang lain
3 Isu cukup Isu cukup serius Isu cukup cepat
mendesak untuk segera dibahas berkembang,
untuk segera karena akan segera dicegah
diselesaikan berdampak ke hal
yang lain
4 Isu mendesak Isu serius untuk Isu cepat
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth
1 2 3 4
untuk segera segera dibahas berkembang
diselesaikan karena akan untuk segera
berdampak ke hal dicegah
yang lain
5 Isu sangat Isu sangat serius Isu sangat
mendesak untuk segera dibahas cepat
untuk segera karena akan berkembang
diselesaikan berdampak ke hal untuk segera
yang lain dicegah

Hasil dari penetapan isu menggunakan APKL selanjutnya


akan diperingkatkan untuk segera ditindaklanjuti, maka penulis
menggunakan analisis USG yang dijelaskan pada tabel 1.5 berikut:

Tabel 1.5. Analisis USG


No Isu U S G Jml Peringkat
1 Belum optimalnya kebersihan
dan lingkungan hijau SDN 1 4 5 5 14 1
Aribaya
2 Kurang optimalnya guru
dalam melaksanakan proses
pembelajaran tepat waktu 4 5 4 13 2
sesuai dengan beban
kerjanya.
3 Belum optimalnya
pengelolaan dan
4 3 3 10 3
pemanfaatan perpustakaan
sekolah.

Dari analisis USG yang telah dilakukan, Isu “Belum optimalnya


kebersihan dan lingkungan hijau SDN 1 Aribaya” mendapat
peringkat pertama untuk diselesaikan dengan perolehan skor USG
15.
b. Penetapan Isu Terpilih
Berdasarkan analisis APKL dan analisis USG, ditetapkan isu
“Belum optimalnya kebersihan dan lingkungan hijau SDN 1
Aribaya” mendapat prioritas pertama untuk segera dituntaskan.

c. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan


Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan
metode USG akan memiliki dampak ketika tidak dilaksanakan.
Dampak dari isu yang tidak dilaksanakan tersaji dalam Tabel 1.6
berikut.
Tabel 1.6 Dampak Isu Tidak Terselesaikan
Sumber Isu Identifikasi Isu Dampak
Pelayanan Belum optimalnya keber-sihan Sekolah yang kotor akan
Publik dan lingkungan hijau di SDN 1 membuat kegiatan belajar
Aribaya terganggu, menjadi sarang pe-
nyakit dan media penyebaran
penyakit bagi seluruh warga
sekolah. Sehingga kebersihan
baik di dalam maupun di luar
sekolah, baik di dalam maupun di
luar kelas dan juga keseluruhan
lingkungan sekolah yang harus
menjadi perhatian seluruh warga
sekolah. Taman yang terawat,
asri yang indah akan menambah
keindahan dan kenyamanan di
lingkungan sekolah. Pengelolaan
dan perawatan taman dengan
melibatkan peran aktif siswa juga
dapat dikategorikan sebagai awal
penanaman cinta lingkungan
kepada siswa.

3. Rumusan Masalah
Dari analisa didapatkan core issue yakni belum optimalnya
kebersihan dan lingkungan hijau di SDN 1 Aribaya. Dari isu
tersebut maka rumusan masalah kegiatan aktualisasi melalui
habituasi adalah:
1. Bagaimana bentuk kegiatan yang harus dilakukan untuk
memberikan kontribusi pada optimalnya kebersihan dan
lingkungan hijau di SDN 1 Aribaya?
2. Bagaimana output atau hasil yang dihasilkan dari kegiatan-
kegiatan tersebut?
3. Bagaimana Nilai Dasar ASN (ANEKA) dapat diimplementasikan
selama kegiatan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja?
4. Bagaimana kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat memberikan
kontribusi terhadap visi misi SDN 1 Aribaya?
Gagasan Pemecahan Isu pada unit kerja SDN 1 Aribaya
adalah “Optimalisasi Kebersihan dan Lingkungan Hijau di SDN 1
Aribaya”.

C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi
ini adalah sebagai berikut :
1. Mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN ke dalam setiap
kegiatan aktualisasi habituasi yang dilakukan di satuan kerja.
2. Mewujudkan lingkungan bersih, sehat dan nyaman di SDN 1
Aribaya

D. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Mampu memahami, menginternalisasikan dan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi.
b. Menjadi guru yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelaksana kebijakan, pelayanan publik dan perekat dan
pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan professional di
lingkungan SDN 1 Aribaya pada khususnya dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan pada umumnya.
2. Bagi Peserta Didik
a. Siswa merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih
b. Tanaman hijau dapat dijadikan sebagai sumber belajar siswa
3. Bagi Instansi SDN 1 Aribaya
Membantu mengoptimalisasi kebersihan dan lingkungan
hijau serta mewujudkan visi dan misi SDN 1 Aribaya.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku PNS

Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS


untuk menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan
jasmani dan kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan
kesamaptaan mental, dan tata upacara sipil dan keprotokolan.
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara

Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam


penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS
harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan
dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai
amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945) melalui:
a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami
banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke,
dengan beragam bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang
berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat dalam konsep wawasan
nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk
menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu
dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama dan
menjaga keamanan lingkungan.

c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara


Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara dan
mentaati peraturan perundang-undangan.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran


berbangsa dan bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung
jawab bersama. Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga
dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta
kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal yang dapat mengganggu
kesadaran berbangsa dan bernegara bagi PNS yang perlu di cermati
secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan
sosial, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang
membutuhkan peranan PNS dalam setiap pelaksanaan tugas
jabatannya untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari
himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik,
karena dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar
dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa
yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena
masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai
mengalami penderitaan. Di situ PNS telah melakukan langkah
konkrit dalam melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta
tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela
negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan
bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam
bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami
penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara
kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang
harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan
dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang
berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
c. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman
yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama,
etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat
mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini
yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja
sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi
seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan
waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung
langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama
bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing- masing.

Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut


dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari
Siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui
bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga
kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri,
mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi
generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan
atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi
perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi
dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang
dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai
anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun
internasional.

2. Analisis Isu Kontemporer

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,


2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).
PNS Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa
perubahan global (globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa
semua bangsa (Negara) untuk berperan serta, jika tidak maka arus
perubahan tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan
semua yang tidak mau berubah. Perubahan global ditandai dengan
hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan membangun
pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas Negara. Hal
yang menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi
informasi global, dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia
dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang
di penjuru dunia lainnya.

Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan


kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam negeri
dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan lain
sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang tatanan
berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam
anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di
lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk sikap
ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.

Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan


lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama
yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut
melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi,
Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional, Dalam konteks
globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak positif maupun
negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan memberikan
pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa
Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami
sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan
negara, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh
pelosok Tanah Air, sehingga pada akhirnya akan membentuk
wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut bermuara pada
tantangan penciptaan dan pembangunan daya saing nasional demi
kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin
terbuka, terhubung, serta tak berbatas.

PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal


juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa
dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal
Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara.
Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS
mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal
yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut
diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya
narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di
atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis kontemporer.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara


Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada
beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan
mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air;
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di
zaman sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan).
d. Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat).
f. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
g. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
h. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).

Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu


kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer
atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana
menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga
kelestarian hayati), menjaga asset bangsa, menggunakan produksi
dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik
dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan kebugaran
sifik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi
CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.

B. Nilai-Nilai Dasar PNS

Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam tugas


jabatan PNS secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-
nilai dasar tersebut meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Kelima nilai-nilai dasar ini
diakronimkan menjadi “ANEKA” yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk memberikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan
untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat
karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari
atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang
penting dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
3) Integritas : konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan : kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas

yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya


kepada otoritas yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability),
akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada
masyarakat luas.
c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is
results oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaningless without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance)

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan
dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-
sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat
kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya


sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan
negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.

Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang


harus diperhatikan, yaitu :
1) Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain

2) Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10)Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
11) Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
12) Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10)Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
11) Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10)Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut :

a. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:


1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
b. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
c. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10)Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12)Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13)Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14)Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
b. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada
level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab
atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu
berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di
masing-masing unit kerja.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi
secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.

Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena


dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara, (2) suap-
menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan
dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam pengadaan, dan (7)
gratifikasi. Semua jenis tersebut merupakan delik-delik yang
diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU no.3/71)

a. Nilai-Nilai Anti Korupsi


Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat
yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat
jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di
masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada
orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu
perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan
kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan
semua masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan,
tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup
boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat
memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara
merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan
antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi
permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi
dan juga menghindari dari keinginan yang berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan
dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran,
berani mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan
lain sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


1. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya ASN yang kedudukan atau status
jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini belum sempurna
untuk menciptakan birokrasi yang profesional.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan.

2. Whole of Government (WoG)


Definisi Whole of Government (WoG) menurut United States
Institute of Peace (USIP) adalah sebuah pendekatan yang
mengintegrasikan upaya kolaboratif dari instansi pemerintah untuk
menjadi kesatuan menuju tujuan bersama, juga dikenal sebagai
kolaborasi, kerjasama antar instansi, aktor pelayanan dalam
menyelesaikan suatu masalah pelayanan. Dengan kata lain, WoG
menekankan pelayanan yang terintegrasi sehingga prinsip
kolaborasi, kebersamaan, kesatuan dalam melayani permintaan
masyarakat dapat selesaikan dengan waktu yang singkat. WoG
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah instansi yang terkait dengan urusan-urusan
relevan. Pendekatan WoG ini sudah dikenal dan lama berkembang
terutama di negara-negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia
dan Selandia Baru.
Pendekatan WoG, merupakan evolusi dari pendekatan New
Public Management (NPM) yang banyak menekankan aspek
efesiensi dan cenderung mendorong ego sektoral dibandingkan
perspektif integrasi sektor. Dalam banyak literatur, WoG juga sering
disamakan dengan konsep policy integration, policy coherence,
cross-cutting policy-making, joined-up government, concerned
decision making, policy coordination atau cross government. WoG
memiliki kemiripan karakteristik dengan konsep-konsep tersebut,
terutama karakteristik integrasi institusi atau penyatuan
pelembagaan baik secara formal maupun informal dalam satu
wadah. Ciri lainnya adalah kolaborasi yang terjadi antar sektor
dalam menangani isu tertentu. Namun demikian terdapat pula
perbedaanya, yang jelas adalah WoG lebih menekankan adanya
penyatuan keseluruhan (whole) elemen pemerintahan, sementara
konsep-konsep tadi lebih banyak menekankan pada pencapaian
tujuan, proses integrasi institusi, proses kebijakan dan lainnya,
sehingga penyatuan yang terjadi hanya berlaku pada sektor-sektor
tertentu saja yang dipandang relevan.
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia
adalah pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti
dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan lebih baik, selain itu perkembangan teknologi
informasi, situasi dan dinamikakebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong petingnya WoG. Kedua, terkait faktor-faktor internal
dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai
akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia,
keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal
berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai perekat
kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen
kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.

3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan
Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang
dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat
(LAN, 1998). Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.

Dalam melaksanakan pelayanan publik yang maksimal


hendaknya memperhatikan beberapa prinsip seperti: 1) Smile for
everyone, 2) Eye contact that shows we care, 3) Reaching out to
everyone with hospitality, 4) Viewing each customer as special, 5)
Inviting costumer to return with a sincere, 6) Creating a warm
atmosphere of hospitality, dan 7) Excellence in everthing we do.
Melayani masyarakat dengan baik adalah merupakan tanggung
jawab bagi semua pegawai. Dengan demikian maka setiap pegawai
harus melayani masyarakat dan mempelajari cara meningkatkan
keterampilan untuk melayani. Di dalam keterampilan melayani,
termasuk pula di dalamnya adalah penguasaan terhadap
pengetahuan jasa layanan yang diberikan, karena hal ini akan
menunjukan kepada masyarakat bahwa pegawai tersebut adalah
seorang profesional di bidang Manajemen Pelayanan Publik.
Pemerintah melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara telah mengeluarkan suatu kebijaksanaan Nomor 81 Tahun
1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum yang perlu
dipedomani oleh setiap birokrasi publik dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat berdasar prinsip-prinsip pelayanan
sebagai berikut:
a. Kesederhanaan, prosedur dan tata cara pelayanan perlu
ditetapkan dan dilaksanakan secara mudah, lancar, cepat, tepat,
tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan
oleh masyarakat yang meminta pelayanan.
b. Kejelasan dan kepastian, adanya kejelasan dan kepastian dalam
hal prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan pelayanan
baik teknis maupun administratif, unit kerja pejabat yang
berwenang dan bertanggung jawab dalam meberikan pelayanan,
rincian biaya atau tarif pelayanan dan tata cara pembayaran, dan
jangka waktu penyelesaian pelayanan.
c. Keamanan, adanya proses dan produk hasil pelayanan yang
dapat memberikan keamanan, kenyamanan dan kepastian
hukum bagi masyarakat.
d. Keterbukaan, prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan,
unit kerja pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu
penyelesaian, rincian biaya atau tarif serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara
terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat,
baik diminta maupun tidak diminta.
e. Efesiensi, persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal- hal
yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan
dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan
dengan produk pelayanan.
f. Ekonomis, pengenaan biaya atau tarif pelayanan harus
ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan: nilai barang
dan jasa pelayanan, kemampuan masyarakat untuk membayar,
dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
g. Keadilan dan Pemerataan, jangkauan pelayanan diusahakan
seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan adil bagi
seluruh lapisan masyarakat.
h. Ketepatan Waktu, pelaksanaan pelayanan harus dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
D. Kebersihan dan lingkungan hijau
1. Kebersihan
Kebersihan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah,
dan bau. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan
kebersihan diri agar sehat supaya tidak menyebarkan kotoran,
atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang
lain (http://id.wikipedia. org/wiki/kebersihan). Kebersihan diri
meliputi kebersihan badan, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci
tangan, dan memakai pakaian yang bersih.
2. Lingkungan Sekolah
Menurut Sukmadinata (2009: 164), “lingkungan sekolah
memegang perananan penting bagi perkembangan belajar para
siswanya”.Sedangkan menurut Sabdulloh (2010: 196) bahwa:
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang secara sengaja
dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang
ketatseperti harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga
disebutpendidikan formal dan sekolah adalah lembaga khusus,
suatuwahana, suatu tempat untuk menyelenggarakan pendidikan,
yang di dalamnya terdapat suatu proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sejalan dengan pendapat
Dalyono (2009: 59) bahwa, Keadaan sekolah tempat turut
mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. kualitas guru, metode
mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak,
keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah, pelaksanaan tata
tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi
keberhasilan anak. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan
yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-
aturan yang ketat seperti harus berjenjang dan berkesinambungan
sehingga disebut pendidikan formal. Selain itu sekolah
menyelenggarakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan
akademis, yaitu sarana dan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, berbagai kegiatan kurikuler, dan lain sebagainya
(Syaodih, 2004: 164).
Lingkungan sekolah terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.
Sedangkan menurut Rukmana dan Suryana (2006: 69)
menyebutkan bahwa lingkungan fisik tempat belajar memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar anak. Guru harus dapat
menciptakan lingkungan yang membantu perkembangan
pendidikan peserta didik. Lingkungan fisik meliputi ruang tempat
berlangsungnya pembelajaran, ruang kelas, ruang laboratorium,
ruang serbaguna/aula. Pengaturan tempat duduk meliputi pola
berderet atau berbaris belajar, pola susun berkelompok, pola
formasi tapal kuda, damn pola lingkaran atau persegi. Ventilasi dan
pengaturan cahaya dan pengaturan penyimpanan barang-barang.
Sedangkan lingkungan non fisik meliputi kondisi sosio-emosional.
Kondisi sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh
yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan
siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio-
emosional tersebut meliputi tipe kepimimpinan,sikap guru, suara
guru, pembinaan hubungan baik (raport) dan kondisi
organisasional. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa lingkungan sekolah meliputi semua hal yang
berpengaruhdan membentukpola perilaku dan pribadi individu
siswa saat menjalani proses belajarmengajar di sekolah, baik itu
lingkungan sosial amupun lingkungan non sosial.
3. Kebersihan lingkungan sekolah
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal,
tempat bekerja, dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat
tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan perabot rumah
tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak
dan peralatan makan (misalnya dengan abu gosok), membersihkan
kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan
lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan,
dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.
Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan
kegiatan yang dilakukan manusia. Kebersihan di rumah berbeda
dengan kebersihan kamar bedah di rumah sakit, sedangkan
kebersihan di pabrik makanan berbeda dengan kebersihan di
pabrik semikonduktor yang bebas debu.
Kebersihan lingkungan sekolah adalah upaya setiap siswa
dan siswi untuk memelihara diri dan lingkungan dari segala yang
kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan
kehidupan yang sehat dan nyaman.Salah satu faktor yang
mendorong kita untuk lebih bersemangat dalam proses kegiatan
belajar mengajar,oleh karena itu kebersihan sekolah harus dijaga.
4. Lingkungan hijau
Berbicara tentang lingkungan hijau, mungkin yang terbayang
oleh kita adalah lingkungan yang asri,indah, damai. Namun
mungkin saat ini sudah sulit untuk menemukan tempat seperti itu
dikota-kota besar yang ada di Indonesia. Akibat dari kemajuan
jaman dan teknologi, lingkungan hijau banyak tergusur oleh
pebangunan gedung-gedung yang tinggi yang pembangunannya
menggusu lahan-lahan hijau yang sebelumnya ada. Lingkungan
hjau semakin berkurang dijaman yang seperti ini, hal ini disebabkan
karena kecerobohan manusia itu sendiri, karena kecerobohan inilah
suhu bumi ini semakin panas. Hal ini yang seharusnya membuat
kita sadar, bahwa lingkungan hijau ini sangat penting bagi
kehidupan manusia. Sebagai generasi muda kita seharusnya
melestarikan lingkungan. Kita dapat memulai dengan melakukan
penghijauan disekitar rumah ataupun lingkungan tempat kita
menuntut ilmu.
Ada beberapa cara yang bisa anda mulai untuk
mendapatkan lingkungan yang terjaga kelestariannya. Dengan
mulai membuang sampah pada tempatnya, sudah memulai upaya
untuk membangun lingkungan yang sehat dan nyaman. Sampah
yang menumpuk dan tidak dibuang pada tempatnya akan menjadi
penyebab dari banjir dan bencana yang lain. Pemerintah juga
sudah turut andil dalam menjaga kebersihan dan kesehatan dari
lingkungan dengan cara memberikan sanksi kepada orang -- orang
yang tidak menjaga kebersihan lingkungan. Selain menyebabkan
banjir, sampah yang dibuang sembarangan juga akan mencemari
udara di sekitar kita. Antisipasi sejak dini sangat diperlukan untuk
mengontrol keamanan dan kenyamanan lingkungan dari bencana
alam seperti banjir ini. Selain membuang sampah pada tempatnya,
anda juga bisa mencoba untuk mengubah lingkungan anda menjadi
lingkungan hijau yang menyehatkan.
Dengan menanam tanaman yang berwarna hijau di
lingkungan sekolah, akan bisa mendapatkan udara yang segar dan
menyehatkan. Tanaman hijau yang anda tanam di lingkungan
sekolah tidak hanya bisa menyediakan udara yang bersih namun
juga menjadi ornament yang memperindah lingkungan sekitar
anda. Karena sesungguhnya lingkungan hijau sangat diperlukan
oleh manusia. Tetapi manusia itu sendiri tidak sadar akan hal yang
mereka butuhkan dan malah membuat lebih banyak gedung-
gedung tinggi yang akan mengurangi lahan untuk membuat
penghijauan.
5. Green School
Secara harfiah, arti kata green school adalah sekolah hijau,
namun sebenarnya memiliki makna yang lebih luas. Green School
bukan hanya tampilan fisik sekolah saja yang hijau atau rindang,
tetapi wujud sekolah yang memiliki program dan aktivitas
pendidikan yang mengarah pada kesadaran dan kearifan terhadap
lingkungan hidup. Dalam makna luas, Sekolah Hijau diartikan
sebagai sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis
mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan
nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktivitas sekolah.
Tampilan fisik sekolah ditata secara ekologis sehingga
menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk
bersikap arif dan berperilaku ramah lingkungan. Program
pendidikan dikemas secara partisipatif penuh dengan mengaktifkan
dan menyeimbangkan feeling, acting dan thinking. Secara konsep,
individu didorong untuk mampu melahirkan visi bersama dengan
memahami apa yang menjadi penting (definisi), menemukan dan
mengapresiasi apa yang telah ada dan tentunya itu terbaik
(discovery), menemukan apa yang semestinya ada (design), dan
merawatnya hingga menjadi ada (Destiny), sehingga hasilnya akan
melampaui dari apa yang diinginkan dan sangat sinergi dengan
konteks realitas yang ada dalam kehidupan sekolah (Sugeng
Paryadi, 2008).

BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
SDN 1 Aribaya merupakan salah satu sekolah negeri yang
berada dalam wilayah kerja Korwil Kecamatan Pagentan,
Kabupaten Banjarnegara. SDN 1 Aribaya terletak di Kabupaten
Banjarnegara tepatnya di Desa Aribaya, Kecamatan Pagentan.
Untuk dapat mengetahui keberadaan / gambaran umum layanan
pendidikan dasar, akan diuraikan dalam profil singkat sebagai
berikut :

1.Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SDN 1 Aribaya
NPSN : 20340906
Jenjang Pendidikan : SD
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Aribaya
RT / RW : 4 / 1
Kode Pos : 53455
Desa : Aribaya
Kecamatan : Kec. Pagentan
Kabupaten/Kota : Kab. Banjarnegara
Provinsi : Prop. Jawa Tengah
Negara : Indonesia
SK Pendirian Sekolah : 421.2/029/XV/1-28/84
Tanggal SK Pendirian : 1984-10-15
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Izin Operasional : 421.2/029/XV/1-28/84
Tgl SK Izin Operasional : 1984-10-15
Luas Tanah Milik (m2) : 1344
Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0
Nomor Telepon : 081326473723
Nomor Fax : -
Email : sdn01aribaya@gmail.com
Website : -

1. Dasar Hukum
Sekolah Dasar Negeri dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya, berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dasar hukum pelaksanaan tugas berupa Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan dan
Keputusan Menteri, serta dapat pula berupa Surat Edaran Direktur
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah maupun kebijakan
lainnya. Berikut dasar hukum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Sekolah Dasar Negeri antara lain:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;
b. Undang-undang No. 20 tahun 2003; tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c. Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Dasar;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan;
e. Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru;
f. Permendiknas No. 22, 23, dan 24 Tahun 2006 tentang SI dan
SKL;
g. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses;
h. Permendiknas No.19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan;
i. Permendiknas No.20 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana;
j. Permendiknas No.69 Tahun 2009 tentang Standar Pembiayaan.
Dilihat dari dasar hukum yang mengatur pelaksanaan tugas
dan bekerjanya Sekolah Dasar Negeri seperti yang disebutkan
diatas, maka sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No.
20 tahun 2003; tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Menurut pasal 3 Undang-undang No. 20 tahun 2003, yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sedangkan menurut Pasal 17 Undang-undang No. 20 tahun
2003,yaitu:
a. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah.
b. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs),
atau bentuk lain yang sederajat.
c. Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi


a. Visi dan Misi
1) Visi SDN 1 Aribaya
”Mewujudkan lulusan sekolah yang santun, berprestasi, dan
berdaya saing tinggi berdasarkan keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa”.
2) Misi SDN 1 Aribaya
a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa melalui penanaman budi pekerti dan
program kegiatan keagamaan.
b) Mewujudkan pengembangan kurikulum yang meliputi 8
standar pendidikan
c) Mewujudkan pelaksanaan pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan dengan pendekatan
SCIENTIFIC.
d) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
e) Meningkatkan sikap kejujuran, disiplin, peduli, santun,
percaya diri, dalam berinteraksi dengan lingkungan alam
social dan alam
f) Mewujudkan pembelajaran dan pengembangan diri yang
terintegrasi dengan Pendidikan Lingkungan Hidup dan
P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan,
dan Peredaran Gelap Narkoba)
g) Mewujudkan karakter warga sekolah yang berbudi
pekerti luhur, bersih dari narkoba serta peduli terhadap
kelestarian fungsi lingkungan
h) Mewujudkan kondisi lingkungan sekolah yang bersih,
asri, dan nyaman untuk mencegah pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
b. Tujuan
Tujuan Pendidikan SDN 1 Aribaya
Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kescerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Merujuk
pada tujuan pendidikan dasar tersebut di atas, maka tujuan SDN
1 Aribaya Kec. Pagentan Kab. Banjarnegara adalah sebagai
berikut:
1) Terlaksananya program kegiatan keagamaan seperti : sholat
Dhuha dan Dhuhur berjamaah, Istighosah, Pesantren
kilat/Ramadhan, dan peringatan hari besar keagamaan
2) Terlaksananya pengembangan kurikulum yang meliputi 8
standar pendidikan
3. Struktur Organisasi

KEPALA SEKOLAH

BEKTI SANTOSA, S.Pd

GURU KELAS I GURU KELAS III GURU KELAS IV GURU KELAS VI

ENDANG SUKATI, S.Pd SD KHOERUL VIKRI S.Pd MARSO, S.Pd ARINI DIYAH UTAMI, S.Pd
SD
GURU KELAS II GURU KELAS V

NURLIYAH,S.Pd KABUL SANTOSA, S.Pd SD

GURU PENJASORKES TENAGA PERPUSTAKAAN


GURU AGAMA
SLAMET SUGIYANTO, S.Pd SURATNO TRI W
NDARI, S.Pd I
Keterangan:
Garis Komando: PENJAGA

Garis Koordinas USWATUN KHASANAH

SISWA-SISWI

Gambar 3.1. Struktur Organisasi SDN 1 Aribaya 01

B. Tugas Jabatan Peserta Diklat


1. Tugas Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014 Pasal
11 menjelaskan bahwa tugas ASN adalah:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

2. Jabatan Fungsional Guru


Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenegpan RB) No. 16 tahun
2009, Jabatan fungsinal guru adalah jabatan fungsional yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang
untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dari pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. Jabatan
fungsional guru adalah jabatan tingkat keahlian termasuk dalam
rumpun pendidikan tingkat taman kanak-kanak, dasar, lanjutan, dan
sekolah khusus.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Guru Kelas
Dalam menjalankan tugas jabatan fungsionalnya, seorang
guru memiliki pedoman yang dijadikan petunjuk. Pedoman tersebut
berupa petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional guru yang
tertuang dalam Permendiknas No. 35 Tahun 2010. Rincian kegiatan
tugas jabatan guru kelas dijabarkan sebagai berikut:

a. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;


b. Menyusun silabus pembelajaran;
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
d. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
e. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran dikelasnya, didasari pelayanan dan lingkungan
pendidikan yang baik.
f. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
g. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
h. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya;
i. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan
hasil belajar tingkat sekolah dan nasional;
j. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
k. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran;
l. Melaksanakan pengembangan diri;
m.Melaksanakan publikasi ilmiah; dan
n. Membuat karya inovatif.

C. Role Model
Menurut Wikipedia, role model adalah sesorang yang memberikan
teladan dan berperilaku yang bisa di ikuti oleh orang lain. Secara
sederhana arti dari kata “role model” adalah teladan.
Pada kesempatan ini, penulis akan mengambil role model yang
berada di sekitar penulis yaitu Kepala SDN 1 Aribaya Bapak Bekti
Santosa, S.Pd SD Mengapa penulis mengambil Kepala Sekolah
sebagai role model? Alasannya sebagai berikut :
1. Di dalam kesehariannya, beliau sangat layak dijadikan contoh dan
panutan. Beliau sangat menjaga kebersihan dan kerapian.
2. Sebagai sosok pemimpin, sifat yang ramah dan optimis juga
berhasil membawa suasana ceria.
3. Sebagai manajemen di sekolah, beliau telah berhasil
mengkoordinasikan tugas dan fungsi guru sebagai mana mestinya.
4. Sebagai fasilitator beliau selalu menjembatani baik guru, siswa
maupun stakeholder untuk melaksanakan kegiatan dengan penuh
inovatif dan tanggung jawab.
5. Sebagai motivator, beliau tidak pernah lelah untuk menyemangati
guru, terlebih guru wiyata bakti untuk tidak mudah menyerah dalam
menghadapi tantangan-tantangan dalam dunia pendidikan.
Oleh karena itu, penulis mengambil role model yaitu Bapak Bekti
Santosa, S.Pd.SD karena dapat memberikan inspirasi orang lain
supaya meniru perilaku teladannya, khususnya bagi diri penulis
sendiri.
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


Nilai ANEKA dan Peran Kedudukan ASN
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di SDN 1 Aribaya Kec.
Pagentan Kab. Banjarnegara, sesuai dengan nilai dasar Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dan berprinsip pada
Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), Layanan Publik dan Whole
of Government (WoG). Adapun berkaitan dengan rancangan program
tersebut sudah dianalisis dan mempertimbangkan identifikasi isu, dan
untuk merencanakan kegiatan aktualisasi, langkahnya adalah
melakukan identifikasi isu yang terjadi dan aktual di tempat kerja atau
instansi, seperti isu unit kerja, isu organisasi dan isu individu. Setelah
itu memilih isu yang benar-benar penting berdasarkan penilaian dari
kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak (APKL) dan
kriteria Urgency, Seriousness, dan Growth (USG) untuk dicarikan
solusi dan dikategorikan sesuai dengan mata pelatihan dari
Manajemen ASN, WoG, dan Pelayanan publik sebagaimana yang
telah diuraikan pada Bab I. Sumber isu yang diangkat berasal dari
tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP),
inisiatif kegiatan peserta yang disetujui mentor dan coach, dan
penugasan dari atasan. Dengan langkah-langkah atau tahapan
tersebut sehingga muncul rencana kegiatan aktualisasi.
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : SDN 1 Aribaya Kec. Pagentan Kab.Banjarnegara


Isu yang diangkat : Belum optimalnya kebersihan dan lingkungan hijau di SDN 1 Aribaya
Judul : Optimalisasi Kebersihan dan Lingkungan Hijau Guna Mewujudkan Green School Di
SDN 1 Aribaya Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara

Gagasan Pemecahan Isu : Gagasan kegiatan untuk menyelesaikan isu terdiri atas 6 kegiatan yaitu:

1) Pengadaan tempat sampah 3 warna


2) Melaksanakan gerakan pungut sampah (GPS) 5 menit sebelum masuk kelas
3) Pembuatan pot bunga dari botol plastic
4) Menanam tanaman obat dan bunga (TOA)
5) Melakukan perawatan dan penyiraman taman yang telah ditanami bunga dan
tanaman obat
6) Membuat poster kata-kata motivasi menjaga lingkungan.

Keterkaitan Kontribusi Dampak jika


Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-Misi Kegiatan Tidak
Organisasi
Pelatihan Organisasi Dilaksanakan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pengadaan tempat 1. Berkonsultasi 1. Izin atau  Ketika Kegiatan ini sesuai Kegiatan ini  Tercampurnya
sampah 3 warna dengan kepala masukan dari berkonsultasi dengan visi sekolah sesuai dengan sampah
sekolah kepala sekolah dengan kepala yaitu ”Mewujudkan penguatan organic dan
mengenai ide tentang sekolah, bersikap lulusan sekolah pendidikan non organic
pengadaan pengadaan tanggungjawab yang santun, karakter  Tidak adanya
tempat sampah tempat sampah (akuntabilitas), berprestasi, dan tanggung tempat
di halaman sopan (etika berdaya saing jawab pembuangan
sekolah publik), dan tinggi berdasarkan terhadap apa sampah
menghormati keimanan dan yang sehingga
keputusan kepala ketaqwaan dilakukan. sampah
sekolah. terhadap Tuhan berserakan
( Nasionalisme Sila Yang Maha Esa
Ke-2)

2. Berdiskusi 2. Dukungan rekan  Setelah mendapat


dengan rekan kerja dan lokasi persetujuan
kerja mengenai penempatan kepala sekolah,
pengadaan dan tempat sampah saya berdiskusi
lokasi di halaman dengan rekan
penempatan sekolah kerja dengan
tempat sampah menjunjung tinggi
di halaman nilai kebersamaan
sekolah (etika public)dan
tanggung jawab
( Akuntabilitas)
dalam
bermusyawarah
(nasionalisme)

3. Melakukan 3. Tersedianya  Dalam melakukan


pengadaan tempat sampah pengadaan
tempat sampah di halaman tempat sampah
sekolah menggunakan
anggaran dengan
jujur (anti
korupsi) dan
transparan
(akuntabilitas)
sesuai jumlah
yang telah
disepakati oleh
tim
( Nasionalisme)

2.
Melaksanakan 1. Mengumpulkan 1. Siswa berkumpul  Dalam berkumpul Kegiatan ini sesuai Kegiatan ini  Sampah
gerakan pungut siswa di halaman di halaman siswa ditanamkan dengan visi sekolah sesuai dengan berserakan
sampah (GPS) 5 sekolah sekolah nilai kedisiplinan yaitu ”Mewujudkan penguatan  Lingkungan
menit sebelum (akuntabilitas) lulusan sekolah pendidikan menjadi kotor
masuk kelas. yang santun, karakter
 Dalam berprestasi, dan peduli
2. Melakukan 2. Materi sosialisasi penyampaian lingkungan
berdaya saing
sosialisasi GPS GPS 5 menit sosialisasi yaitu
tinggi berdasarkan
kepada siswa sebelum masuk ditanamkan nilai membuang
kelas untuk siswa keimanan dan sampah pada
kepemimpinan ketaqwaan
(akuntabilitas) tempatnya.
terhadap Tuhan
dan
Yang Maha Esa
menyampaikan
apa yang harus
disampaikan
tanpa ada yang
ditutupi (etika
publik)

3. Mendampingi 3. Kegiatan GPS


 Saya dalam
siswa selama berjalan dengan
mendampingi
kegiatan lancar serta
kegiatan tersebut
berlangsung halaman sekolah
dengan
yang bebas
menanamkan
sampah
sikap tanggung
jawab ( anti
korupsi),
kerjasama
(nasionalis),dan
sepenuh hati
( komitmen
mutu) kepada
siswa
3. Kegiatan  Dalam Kegiatan ini sesuai  Perlu membeli
Pembuatan Pot 1. Menugaskan 1. Tersedinya mengkoordinir dengan visi sekolah Kegiatan ini pot sehingga
Bunga Dari Botol siswa membawa botol botol kepada siswa yaitu ”Mewujudkan sesuai dengan membutuhkan
Bekas. botol bekas dari bekas saya bersikap lulusan sekolah penguatan biaya
rumah kejelasan yang santun, pendidikan
(Akuntabilitas). berprestasi, dan karakter
berdaya saing kreatif yaitu
tinggi berdasarkan membuat pot
2. Kesiapan  Dalam persiapan keimanan dan dari botol
2. Guru bersama
siswa membuat pot membuat pot ketaqwaan plastic bekas
menyiapkan alat dari botol ditanamkan nilai terhadap Tuhan .
dan bahan plastic tanggung jawab Yang Maha Esa
membuat pot (akuntabilitas)
dari botol plastic terhadap alat dan
bahan milik
masing-masing.

 Dalam kegiatan
3. Melakukan 3. Terbentuknya membuat pot dari
Kegiatan pot pot bunga
botol saya
pembuatan yang menarik
bersikap
penghiasan pot yang dihasilkan
siswa tanggung jawab
bunga di
sekolahan (Akuntabilitas),
sopan (etika
publik), sepenuh
hati(komitmen
mutu), disiplin
(anti korupsi),
musyawarah
(nasionalisme)
4. Menanam tanaman
obat dan bunga 1. Menyusun 1. Tersusunnya  Menyusun jadwal Kegiatan ini sesuai Kegiatan ini  Tidak ada
(TOA) dihalaman jadwal dan jadwal dan dan menentukan dengan visi sekolah sesuai dengan tanaman yang
belakang sekolah. menentukan lokasi lokasi dengan yaitu ”Mewujudkan penguatan ditanam
lokasi penanaman penuh tanggung lulusan sekolah pendidikan
pelaksanaan bunga jawab yang santun, karakter
kegiatan ( Akuntabilitas) berprestasi, dan peduli
menanam kerja keras ( anti berdaya saing lingkungan
bunga. korupsi) dan tinggi berdasarkan yaitu
dapat keimanan dan menanam
dipertanggungjaw ketaqwaan tanaman
abkan (komitmen terhadap Tuhan bunga dan
mutu) Yang Maha Esa tanaman obat.

2. Mensosialisasika 2. Materi sosialisasi  Menyusun jadwal


n kegiatan dan draft selanjutnyan Saya
menanam bunga pendataan jenis melakukan
kepada siswa bunga yang sosialisasi
serta dibawa siswa kegiatan dengan
menentukan Sederhana (anti
jenis bunga atau korupsi) dan
tanaman obat mudah dipahami
yang ditanam. serta
menggunakan
bahasa Indonesia
yang baik dan
benar.
(Nasionalisme
sila-3) sopan
(etika publik),dan
sepenuh hati
(komitmen mutu)

3. Memeriksa 3. Tersedianya
 Melaksanakan
kelengkapan tanaman bunga
pemeriksaan
dan tanaman dan obat yang
yang dibawa dibawa siswa kelengkapan
oleh siswa sebagai bentuk
tanggung jawab
(aktualisasi)

4. Melaksanakan 4. Taman sekolah


kegiatan yang telah ditata  Menanam bunga
menanam dan ditanami (tanaman)
bunga. bunga kegiatan tersebut
dilakukan dengan
cermat ( etika
public) serta
saling
menghargain
sesama teman
(nasionalisme)
serta
melaksanakan
kegiatan dengan
penuh tanggung
jawab.
(akuntabilitas)
5. Melakukan 1. Melakukan 1. jadwal petugas  Menyusun jadwal Kegiatan ini  Peetumbuhan
perawatan dan penyusunan menyiram taman dan menentukan sesuai dengan visi Kegiatan ini tanaman tidak
penyiraman taman jadwal petugas dan rencana lokasi dengan sekolah yaitu sesuai dengan maksimal
yang telah ditanami untuk menyiram anggaran penuh tanggung ”Mewujudkan penguatan  Tanaman mati
bunga dan taman pengadaan alat jawab lulusan sekolah pendidikan
tanaman obat menyiram taman ( Akuntabilitas) yang santun, karakter peduli
kerja keras ( anti berprestasi, dan lingkungan
korupsi) dan berdaya saing yaitu merawat
dapat tinggi berdasarkan
tanaman dan
dipertanggungjaw keimanan dan
tanggung
abkan (komitmen ketaqwaan
terhadap Tuhan jawab yaitu
mutu)
Yang Maha Esa melaksanakan
2. Mensosialisasika 2. Materi sosialisasi  tugas menyiram
Dalam
n jadwal kegiatan kegiatan tanaman.
penyampaian
menyiram dan menyiram taman sosialisasi
merawat taman
kepada siswa ditanamkan nilai
kepemimpinan
(akuntabilitas)
dan
menyampaikan
apa yang harus
disampaikan
tanpa ada yang
ditutupi (etika
publik)

 Dalam kegiatan
3. Pelaksanaan 3. Tersedianya alat penyiraman
kegiatan untuk menyiram ditanamkan rasa
menyiram dan taman tanggung jawab
merawat taman (aktualisasi)

6. Membuat poster
kata-kata motivasi 1. Guru 1. Siswa mengerti  Guru memberikan Kegiatan ini Kegiatan ini  Kurangnya
menjaga menjelaskan cara membuat arahan yang jelas sesuai dengan visi sesuai dengan motivasi untuk
lingkungan cara membuat poster yang baik kepemimpinan sekolah yaitu penguatan menjaga
poster yang baik (akuntabilitas) ”Mewujudkan pendidikan lingkungan.
lulusan sekolah karakter kreatif
yang santun, yaitu siswa
berprestasi, dan
membuat poster
2. Melibatkan peran 2. Siswa berperan  Pembuatan berdaya saing
sesuai
aktif siswa dalam aktif dalam poster kata-kata tinggi berdasarkan
pembuatan pembuatan keimanan dan imajinasinya
motivasi dengan
poster kata-kata poster ketaqwaan masing-masing
menjunjung tinggi
motivasi nilai terhadap Tuhan
menjaga kebersamaan Yang Maha Esa
lingkungan ( etika publik)dan
kerjasama (
nasionalis) untuk
memunculkan ide
yang inovatif
(komitmen mutu)

 Kegiatan
menempelkan
poster
menanamkan nilai
3. Menempelkan 3. Kata-kata kerjasama
kata-kata motivasi telah (nasionalis)
motivasi ditempel di dalam kepedulian
bersama siswa dan luar kelas ( etika publik)
baik di dalam serta tanggung
kelas maupun di jawab ( anti
luar kelas yang korupsi) pada
strategis untuk siswa untuk
dilihat dan menjaga poster
dibaca tersebut.
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Tabel 4.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi

Bulan/Minggu ke-
No Kegiatan Juni Juli Bukti Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Pengadaan tempat sampah 3 warna  Rencana anggaran,
 nota pembelian
 daftar tempat untuk peletakan tempat sampah
foto
2 Melaksanakan gerakan pungut  Materi sosialisasi GPS
sampah (GPS) 5 menit sebelum  foto
masuk kelas  video kegiatan
3 Pembuatan pot bunga dari botol  Materi sosialisasi pembuatan pot bunga
plastic  Foto
 video kegiatan
4 Menanam tanaman obat dan bunga  Jadwal dan lokasi penanaman bunga
(TOA)  materi sosialisasi
 foto
 video kegiatan
5 Melakukan perawatan dan  Jadwal kegiatan menyiram dan merawat
penyiraman taman yang telah tanaman
ditanami bunga dan tanaman obat  materi sosialisasi
 foto
 video kegiatan
6 Membuat poster kata-kata motivasi  Rencana anggaran
menjaga lingkungan.  foto
 video kegiatan
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kegiatan habituasi rancangan aktualisasi nilai – nilai dasar ASN
akan dilaksanakan di SDN 1 Aribaya Kec. Pagentan Kab.
Banjarnegara. Dalam pelaksanaannya dimungkinkan terjadinya
kendala-kendala yang berisiko menghambat kegiatan yang telah
direncanakan menjadi kurang optimal. Oleh karena itu diperlukan
antisipasi untuk menghadapi kendala-kendala tersebut, sehingga
dampak yang menghambat kegiatan tersebut dapat diminimalisir.
Antisipasi dalam menghadapi kendala-kendala selama aktualisasi
dapat dijelaskan lebih lanjut pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

No. Kegiatan Kendala Strategi


1. Pengadaan Tidak sesuai dengan Meminimalisir penggunaan
tempat sampah 3 anggaran yang ada dana anggaran
warna
2. Pembiasaan Guru dan siswa Memberikan arahan kepada
gerakan pungut belum terbiasa Guru dan siswa yang belum
sampah (GPS) 5 dengan kegiatan GPS terbiasa dengan kegiatan GPS
menit sebelum
masuk kelas
3. Kegiatan Siswa kesulitan Membantu dan memberikan
pembuatan pot membentuk botol arahan kepada siswa saat
bunga dari botol menjadi bot bunga yang pembuatan pot dari botol
bekas menarik
4. Menanam Siswa Kesulitan Guru ikut menyediakan tanaman
tanaman obat dan memperoleh tanaman hias dan tanaman obat
bunga (TOA) di hias dan tanaman obat
halaman belakang
sekolah

5. Melakukan Guru dan siswa Guru dan siswa belum terbiasa


perawatan dan belum terbiasa dengan kegiatan merawat dan
penyiraman taman dengan kegiatan menyiran tanaman
yang telah merawat dan
ditanami bunga menyiran tanaman
dan tanaman obat
6. Membuat poster Siswa kurang aktif Guru memberikan motivasi
kata-kata motivasi dalam pembuatan kepada siswa yang kurang aktif
menjaga poster dalam pembuatan poster
lingkungan

60
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang memiliki peranan penting dalam menentukan
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di
Indonesia saat ini. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN, terdapat tiga fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Terdapat beberapa nilai-
nilai dasar yang harus dikuasai oleh ASN. Nilai-nilai dasar tersebut
diantaranya akuntabilitas, nasionalisme, etika public, komitmen mutu, dan
anti korupsi. Kelima nilai-nilai dasar tersebut harus dimiliki oleh ASN agar
dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai ASN yang professional.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah
pendidikan. Dalam upaya optimalisasi pelayanan publik di sekolah
khususnya optimalisasi kebersihan dan lingkungan hijau di SDN 1 Aribaya.
Guru menerapkan nilai-nilai dasar ASN yang terdiri dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
yang diimplementasikan dalam 9 rancangan kegiatan aktualisasi.
Implementasi ini diharapkan dapat mengoptimalkan kebersihan dan
lingkungan hijau di SDN 1 Aribaya.
Rancangan aktualisasi ini dibuat sebagai salah satu
perwujudan nyata nilai-nilai dasar ASN dalam menjalankan tugas,
yang diperoleh oleh penulis selama mengikuti kegiatan Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III Angkatan I. Begitu juga dalam
menjalankan aktualisasi dan habituasi, selain mendasari
pelaksanaan tugas pokok nilai-nilai dasar ini juga senantiasa
diaktualisasikan oleh penulis dalam rangka mewujudkan visi dan
misi SDN 1 Aribaya.
B. Saran
Untuk melaksanakan kegiatan yang sudah dirancang, sebaiknya
dilakukan dengan menerapkan prinsip WoG, menaati semua
peraturan berkaitan dengan managemen ASN, dan berorientasi pada
pelayanan publik yang bisa memuaskan pengguna layanan. Selain
dapat terealisasi dengan baik penulis juga berharap kegiatan dalam
rancangan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dan mendukung
visi misi organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara,2015.Akuntabilitas.Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara,2015.Nasionalisme.Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara,2015.Etika Publik.Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara,2015.Komitmen Mutu.Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara,2015.Anti Korupsi.Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara,2015.Pelayan Publik.Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara,2015.Whole of Government. Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara,2015.Manajemen ASN. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara,2015.Kesiapsiagaan Bela Negara Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II.
Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara,2015.Wawasan Kebangsaaan Dan Nilai-


Nilai Bela Negara. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Budiyati, Lilin. 2017. Implementasi Whole of Government (WoG) Pada


Sektor Pelayanan Publik Baru (New Public SerVce) di Indonesia.

63
BadanPemberdayaanSumberDayaManusia(BPSDM)ProVnsiJawaTenga
h., WidyaiswaraUtama

Fatimah, Elly, dan Erna Irawati. 2016. Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. NamaLengkap : Khoerul Vikri, S.Pd

2. Formasi Jabatan : Guru Kelas

3. NIP : 19950130 201902 1 003

4. Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarnegara, 30 Januari 1995


Desa Wanadadi Rt 01 Rw 03, Kec.
5. Alamat Rumah :
Wanadadi Kab.Banjarnegara
6. Nomor HP : 082226430034

7. Alamat Kantor :

8. Alamat e-mail : Sandalselen15@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

1. SDN 1 Wanadadi : 2001-2007

2. SMPN 1 Wanadadi : 2007-2010

3. SMKN 2 Bawang : 2010-2013


Universitas Negeri
4 : 2013-2017
Yogyakarta

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.

Banjarnegara, Juni 2019


Penyusun,

Khoerul Vikri, S.Pd


NIP. 19950130 201902 1 003

Anda mungkin juga menyukai