Disusun oleh :
Nama Peserta : dr. Sukma Dewi Mayanggoretno Mustikaning P.
Nip : 19890813 201902 2 007
Nomor Urut : 36
Angkatan : XCIX
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Gol/Ruang : III/B
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Sambong
Coach : Drs.Sujarwo, M.Pd
Mentor : Joko Budi HS, S.Kep, Ns.M.Si
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui,
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Coach, Mentor,
Narasumber,
PRAKATA
iii
Alhamdulillahirobbil’alamin,segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar
PNS dengan judul “Upaya Penurunan Angka Kejadian Ibu Hamil Dengan
Kurang Energi Kronik (KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sambong
Kabupaten Blora” dengan baik.
Penulisan rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai
dasar Pegawai Negeri Sipil atau selanjutnya disebut PNS ini bertujuan
untuk memenuhi persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III Angkatan XCIX Tahun 2019 yang
diselenggarakan di BPPSDM Cepu sebagai bentuk pemahaman
konseptual dan internalisasi nilai-nilai dasar PNS serta diharapkan
menjadi dasar peningkatkan kualitas PNS di UPTD Puskesmas Sambong
Kabupaten Blora.
iv
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikandan diaktualisasikan di instansi.
8. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar.
9. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan XCIX tahun
2019.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
PRAKATA.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Identifikasi Isu, Dampak dan Rumusan Masalah................... 3
C. Tujuan..................................................................................... 9
D. Manfaat................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara.............. 11
B. Nilai-Nilai Dasar PNS............................................................. 17
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI............................... 27
D. Tinjauan umum tentang ibu hamil KEK................................ 31
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi..................................................................... 34
1. Dasar Hukum Pebentukan Organisasi............................... 34
2. Visi, Misi dan Nilai Organisasi............................................ 35
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi............................... 38
4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain............... 39
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat................................................ 41
C. Role Model.............................................................................. 42
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan KegiatanAktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA.......................................................................... 43
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi............................................... 58
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala........................ 59
vi
Halaman
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 60
B. Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi....................................... 61
1. Pentingnya Rancangan Aktualisasi Dilaksanakan............. 61
2. Dampak Apabila Rancangan Aktualisasi Tidak Dilaksanakan
61
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 62
DAFTAR RIWAYAT
HIDUP................................................................................................. 63
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Identifikasi Isu..................................................................... 4
Tabel 1.2. Parameter USG.................................................................. 6
Tabel 1.3 Analisis Isu Strategis.......................................................... 7
Tabel 1.4 Dampak Isu Tidak Terselesaikan........................................ 8
Tabel 3.1. Sumber daya manusia UPT Puskesmas Sambong 2018. 39
Tabel 3.2. Sarana Pembantu.............................................................. 40
Tabel 4.1.Rancangan Kegiatan Aktualisasi......................................... 45
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi.................... 58
Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala …………..... 59
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penyebab Ibu Hamil KEK..............32
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Puskesmas Sambong ................38
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu hamil merupakan masalah yang masih menjadi
prioritas di dunia kesehatan, karena secara langsung berkaitan dengan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Kesehatan ibu yang kurang
diperhatikan dapat berbuntut panjang berpengaruh pada kesehatan ibu
sendiri, janin yang dikandungnya, kondisi saat dalam kandungan hingga
kondisi bayi saat lahir.
Salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan untuk menjaga
kesehatan ibu hamil adalah satus gizi. Status gizi yang baik perlu
diperhatikan semenjak dini. Karena memang permasalahan gizi ini
diibaratkan seperti roda yang berputar, saling berkaitan satu sama lainnya.
Status gizi yang baik ketika masih anak-anak hingga remaja putri akan
berimbas kepada status gizi saat hamil yang kemudian akan turut
berpengaruh pada status gizi calon janin.
Perbaikan status gizi sendiri merupakan hal yang menjadi salah satu
tujuan dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
2015–2030 yang dicanangkan sejak tahun 2016, menggantikan Tujuan
Pembangunan Millennium (MDGs) 2000–2015. Dalam butir ke-2 tujuan
SDGs disebutkan mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan. Salah
satu targetnya adalah mengakhiri segala macam bentuk malnutrisi, di tahun
2025 mampu mencapai target-target yang sudah disepakati secara
internasional tentang gizi buruk termasuk mengatasi kebutuhan nutrisi untuk
para remaja putri, ibu hamil dan menyusui.
Masalah gizi buruk atau gizi kurang pada ibu hamil masih menjadi
salah satu pekerjaan rumah departemen kesehatan Indonesia hingga kini.
Karena pada kenyataannya masih ditemukan ibu hamil dengan kodisi gizi
yang belum optimal di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa masalah gizi
pada ibu hamil yang masih sering ditemukan di Indonesia adalah anemia dan
ibu hamil dengan kurang energi kronik (KEK).
1
Kondisi ibu hamil KEK, berisiko menurunkan kekuatan otot yang
membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
partus lama dan perdarahan pasca salin, bahkan kematian ibu. Risiko pada
bayi dapat mengakibatkan terjadi kematian janin (keguguran), prematur, lahir
cacat, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) bahkan kematian bayi. Ibu hamil
KEK dapat mengganggu tumbuh kembang janin, yaitu pertumbuhan fisik
(stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan penyakit tidak menular
di usia dewasa.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
prevalensi wanita usia subur (WUS) dengan kurang energi kronik (KEK) di
Indonesia berada pada angka 17,3%. Dibanding angka target pencapaian
tahun 2018 19,7%, dapat dikatakan Indonesia sudah mencapai target dalam
mengentaskan masalah ibu hamil dengan KEK. Tetapi jika dijabarkan lebih
lanjut ternyta masih ada beberapa provinsi yang belum memenuhi target
seperti Provinsi Nusa Tenggara Timur menempati presentase tertinggi
penemuan wanita usia subur (WUS) hamil dengan (KEK) 36,8 % dan untuk
Provinsi Jawa Tengah WUS hamil 20.0%. Hal ini menunjukan bahwa masih
belum meratanya keberhasilan program dinas kesehatan dalam mengatasi
masalah ibu hamil dengan KEK. Bahkan jika dibandingkan dengan angka
target secara internasional (WHO) Indonesia masih sangatlah jauh dari
target pencapaian, dimana angka target yang ditetapkan oleh WHO adalah
<5%.
Di UPTD Puskesmas Sambong sendiri jumlah prevalensi ibu hamil
KEK menurut data Minlok bulan Juni 2019 di tiap desa masih diatas standar
target SPM yaitu 3,5 %. Prevalensi di desa Sambong ditemukaan 5%,desa
Sambongrejo 7,55%, desa Gadu 4,14%, desa Pojokwatu 9,09%, desa
Giyanti 5,71% dan tertinggi di desa Brabowan 11,43%.
Masih ditemukannya ibu hamil KEK diwilayah UPTD Puskesmas
Sambong menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan di UPTD
Puskesmas Sambong. Hal ini menjadi pemacu untuk meningkatkan upaya-
upaya pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Sambong, baik itu upaya
kesehatan promotif,preventif,kuratif maupun rehabilitatif. Upaya-upaya ini
diharapkan dapat menurunkan angka temuan ibu hamil KEK.
2
Tenaga kesehatan di puskesmas termasuk didalamnya adalah PNS.
Sesuai dengan fungsi PNS adalah sebagai pelayan publik, pelaksana
kebijakan publik, dan perekat pemersatu bangsa. Hal ini menunjukkan jika
orientasi PNS. adalah menjadi pelayan masyarakat. Diharapkan dalam
menjalankan fungsinya, PNS dapat menginternalisasikan nilai-nilai dasar
ANEKA,menerapkan prinsip PNS dalam memberikan pelayanan pada
masyarakat dan menjadi PNS yang berkarakter dan profesional.
3
Kenyataan masih ditemukannya kasus ibu hamil dengan kurang
energi kronis (KEK) dilingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sambong menunjukan bahwa masih perlunya upaya pelayanan untuk
menurunkan angka kejadian ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK).
Baik itu dengan meningkatkan upaya yang telah ada dan atau membuat
inovasi-inovasi baru yang efektif dan efisian.
4
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
. Diharapkan
5
1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
di kalangan masyarakat.
2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Sedangkan
4) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
b. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variable dengan rentang skor 1-5.
1) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
6
5. Isu sangat mendesak Isu sangat serius untuk Isu sangat cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang untuk
diselesaikan akan berdampak ke hal segera dicegah
yang lain
Tabel 1.3. Analisis Isu Strategis
Kriteria A Kriteria B
Sumber Isu Identifikasi Isu A P K L Ket U S G ∑
Pelayanan
Belum optimalnya
Publik Tidak
penerapan dan pelayanan - - + + memenuh
Manajenme triase IGD sesuai standar i syarat
n ASN
Pelayanan Belum optimalnya
Publik penanganan ODGJ Tidak
dilingkungan wilayah kerja - + - + memenuh
Whole of UPTD Puskesmas i syarat
Goverment Sambong
Masih ditemukannya
Pelayanan pasien TB putus obat Tidak
Publik dilingkungan wilayah kerja - + + + memenuh
UPTD Puskesmas i syarat
Sambong
Pelayanan
Publik
Kurangnya kepatuhan 1
+ + + + Memenuh 3 3 4
Whole of kontrol pasien Prolanis i syarat 0
Goverment
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu tersebut,
rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini adalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk memberikan
kontribusi pada upaya penurunan angka kejadian ibu hamil KEK di
UPTD Puskesmas Sambong?
b. Bagaimana cara mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang
terkandung dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan antikorupsi (ANEKA) dalam upaya penurunan
angka kejadian ibu hamil KEK di UPTD Puskesmas Sambong?
8
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang terkandung dalam
akuntabilitas, nasionalisme, etikapublik, komitmen mutu dan antikorupsi
(ANEKA) dalam kegiatan upaya penurunan angka kejadian ibu hamil KEK di
UPTD Puskesmas Sambong.
b. Tujuan Khusus
(1) Memenuhi persyaratan tugas aktualisasi latihan dasar CPNS
(2) Mendeteksi lebih dini ibu hamil resiko KEK
(3) Melakukan kegiatan pendampingan terhadap ibu hamil KEK oleh
kader dan tenaga kesehatan.
(4) Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai
pentingnya menjaga status gizi selama kehamilan.
(5) Meningkatkan pemberdayaan peran serta keluarga dan masyarakat
dalam pendampingan ibu hamil KEK.
(6) Meningkatkan mutu pelayanan UPTD Puskesmas Sambong
D. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNSini adalah sebagai
berikut:
a. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
1) Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar PNS yang meliputi Akuntabilitas , Nasionalisme ,
EtikaPublik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
2) Menjadi tenaga kesehatan yang mampu menjalankan fungsi
sebagai pelaksana kebijakan, pelayan public dan perekat dan
pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan professional
dilingkungan Puskesmas Sambong
9
b. Bagi Instansi (Puskesmas Sambong)
1) Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas,
efisiensi, dan inovasi serta mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas Sambong
2) Terwujudnya visi dan misi Puskesmas Sambong
3) Menjadi Fasilitas Kesehatan yang memiliki daya saing.
c. BagiStakeholder
1) Pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan
harapannya dalam bidang kesehatan
2) Membantu program pemerintah dalam menurunkan angka
kejadian Ibu hamil dengan KEK
10
BAB II
LANDASAN TEORI
11
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama
dan menjaga keamanan lingkungan.
12
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan
rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.
13
4) Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh seperti sekarang ini yaitu
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja
sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi
seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela menghabiskan waktunya antri
hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para
atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
5) Memiliki Kemampuan Bela Negara
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.
14
Gambar 2.1 Model Faktor Perubahan yang mempengaruhi
Kinerja PNS
15
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam
anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di
lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk
sikap ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.
16
bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan
isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi,
isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/
terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi,
proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu
strategis kontemporer.
17
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
18
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi
CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
a. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
b. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
c. Keprotokolan;
d. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
e. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.
19
nilai luhur dan keyakinan.
d Tanggung : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
Jawab perbuatannya yang di sengaja maupun
yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang.
f Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada
sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan
tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
i Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.
Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
20
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder
2. Nasionalisme
21
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
22
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
23
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
24
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik
25
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
26
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans
untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia
yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
27
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya;
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.
Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab
atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu
berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di
masing-masing unit kerja.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi
28
secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
b. Kepedulian
29
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah
yang telah dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian
diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.
h. Keberanian
30
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
31
pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun
sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban
kita di kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun
2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban
selaku PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
32
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
33
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
34
3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:
35
D. Tinjauan Umum tentang Ibu Hamil KEK
a. Definisi
Kekuranga Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana
seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang
berlangsung lama atau menahun.
Ibu hami dengan KEK adalah merupakan keadaan ibu hamil
menderita kekurangan energi yang berlangsung menahun sehingga
menimbulkan gangguan kesehatan. Parameter lingkar lengan (LiLa)
ibu dan pengukuran IMT (Indeks Masa Tubuh) merupakan parameter
yang digunakan dalam penentuan ibu hamil KEK.
Dikatakan sebagai ibu hamil dengan KEK jika memenuhi
kriteria berikut :
i. LiLA (KEK jika LiLA <23,5 cm)
ii. IMT pra hamil/Trimester I (gizi kurang/KEK jika IMT < 18,5
kg/m2)
iii. Anemia Hb <11 gr/dl (ibu hamil KEK sering disertai dengan
kondisi anemia)
iv. Interpretasi data Klinis tampak Kurus dan pucat
36
dan sumber daya manusia sebagai masalah utama, sedangkan
masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik dan sosial.
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penyebab Ibu Hamil KEK, modifikasi dari
Kerangka Konseptual UNICEF, ACC/SCN, 2000
37
2. Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan yang sulit dan lama, persalinan
sebelum waktunya atau prematur, pendarahan setelah
persalinan serta persalinan dengan operasi cenderung
meningkat.
3. Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dapat menimbulkan keguguran, asfiksia intra
parftum (mati dalam kandungan) dan lahir dengan berat badan
lahir rendah (BBLR).
38
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkatpertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas yaitu Paradigma
Sehat; Pertanggungjawaban Wilayah; Kemandirian masyarakat;
Pemerataan; Teknologi tepat guna; dan Keterpaduan dan
kesinambungan
Dasar Hukum Pusat Kesehatan Masyarakat, yaitu:
a. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116
b. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Kesehatan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2014 tenatang
Sistem Informasi Kesehatan
e. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Ssitem
Kesehatan Nasional
f. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
g. Kep.Menkes RI Nomor : 374/ Menkes/ SK/ V/ 2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional
39
h. Permenkes Nomer 46 Tahun 2015 tentang akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat praktek mandiri dokter
dan tempat praktek mandiri dokter gigi.
i. Permenkes Nomer 43 Tahun 2016 tentang standar
pelayanan minimal bidang kesehatan.
j. PeraturanMenteriKesehatanNomor 11 Tahun 2017
tentangKeselamatanPasien.
k. Permenkes Nomer 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan.
l. Permenkes Nomer 4 Tahun 2019 tentang standar teknis
pemenuhan mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan
minimal bidang kesehatan.
a. Visi
“Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Sambong Sehat
Tahun 2020”
b. Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau.
2. Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat dibidang
kesehatan melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
3. Membina kemitraan dengan lintas sektor dalam
mewujudkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
c. Tujuan
1. Tercapainya kemudahan akses, keterjangkauan dan
kualitas pelayanan kesehatan
40
2. Terwujudnya masyarakat yang memiliki perilaku sehat
yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat
3. Mendapatkan dukungan kebijakan dan pembiayaan dalam
program kesehatan
d. Strategi
1. Pelayanan kesehatan sesuai dengan prosedur, didukung
tenaga berkompeten dan sarana prasarana yang
memadai serta berfokus pada pelanggan untuk
keselamatan pasien dan petugas
2. Meningkatkan akses dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan
3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan kerjasama
lintas program serta lintas sektoral dalam pembangunan
kesehatan
e. Tata nilai
“S3 Sehat”
41
Budaya kerja 5R :
1) Ringkas
2) Rapi
3) Resik
4) Rawat
5) Rajin
5 Malu :
1) Malu datang terlambat dan pulang lebih awal
2) Malu tidak masuk kerja tanpa ijin
3) Malu tidak melaksanakan tata nilai dan budaya kerja 5R
f. Motto
“KITA PASTI SEHAT”
42
3) Pelayanan KIA/KB
4) Pelayanan Gawat Darurat 24 jam
5) Pelayanan Gizi
6) Pelayanan Persalinan 24 jam
7) Pelayanan Konseling
8) Pelayanan Kefarmasian
9) Pelayanan Laboratorium
43
3. Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Sambong
UPTD PUSKESMAS SAMBONG
KEPALA PETUGAS SIMPUS
UPTD PUSKESMAS SAMBONG
Samiyati,Amk
Joko Budi Heri Santoso,S.Kep,Ns,M.Si
PENCEGAHAN &
KESELAMATAN PASIEN MUTU KEPALA TATA USAHA
PENGENDALIAN INFEKSI
KEPEGAWAIAN
RUMAH TANGGA
Agus Priyanto,Am.d
PENANGGUNG JAWAB UKM & PERKESMAS PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB
UKP JARINGAN & JEJARING
Sri Hastuti,SST
Dewi Siswandewi,SST Lili Nujuli Rohmah,SST
KEUANGAN
PENANGGUNG JAWAB UKM PENANGGUNG JAWAB UKM PELAKSANA PELAYANAN PKD SAMBONG
Sri Hastuti,SST
ESENSIAL PENGEMBANGAN PEMERIKSAAN UMUM
Anita Ratna Dewi, Amd
Siti Aminah Ruli Aulia,S.Tr.Gz Anita Ratna Dewi, Amd dr. Dhania Jayantika
PELAKSANA PROGRAM KIA-KB PELAKSANA PROGRAM LANSIA PELAKSANA PELAYANAN KESH GIGI & PKD TEMENGENG
Sri Hastuti,SST Kodrat Gofar Isa MULUT
Ayu Kurniawati,Am.d
Drg Rifka Pujiga
PKD GIYANTI
PUSTU LEDOK
Ayu Tiara,Am.d
44
4. Deskripsi Sumber Daya Manusia , Sarana Prasarana , dan Sumber Daya
lain
Tabel 3.1
Data Sumber Daya Manusia UPTD Puskesmas Sambong 2018
No Pendidikan Jumlah Keterangan
45
Tabel 3.2.
Sarana Pembantu
PUSTU Ledok PKD Pojokwatu
*Bidan 1orang *Bidan desa 1 orang
PUSTU Brabowan PKD Gagakan
*Bidan desa 1 orang *Bidan desa 1 orang
PKD Temengeng PKD Biting
*Bidan 1 orang *Bidan 1 orang
PKD Sambongrejo PKD Giyanti
*Bidan desa 1 orang *Bidan desa 1 orang
PKD Gadu PKD Sambong
*Bidan 1 orang *Bidan 1 orang
2. Ruang pelayanan
a. Ruang Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medik
b. Ruang PelayananFarmasi
c. Ruang Pelayanan Tunggu
d. Ruang PelayananPemeriksaan Umum 1
e. Ruang PelayananPemeriksaan Umum 2
f. Ruang Pelayanankesehatan Gigi dan Mulut
g. RuangPelayananKIA/KB
h. Ruang Pelayanan Anak
46
i. Ruang Pelayanan Gizi
j. Ruang PelayananPromosi Kesehatan
k. Ruang Pelayanan Imunisasi
l. Ruang PelayananLaboratorium
m.Ruang Koprasi
n. Ruang Pelayanan UGD
o. Ruang Sterilisasi
p. Ruang PelayananPersalinan
q. Ruang Rawat Pasca Persalinan
r. Ruang Penyelenggaraan Makanan
s. Pojok Dahak
t. Kamar Mandi/ WC pasien (laki-laki dan perempuan terpisah)
u. KM/WC untuk persalinan
v. Rumah Dinas Tenaga Kesehatan
47
r. Menguji kesehatan individu
s. Melakukan tugas jaga sepi pasien
t. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan sederhana
C. Role Model
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau baik untuk di
contoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya.
Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Kepala Puskesmas UPTD
Puskesmas Sambong Bapak Joko Budi HS, S.Kep, Ns.M.Si. Pendidikan terakhir
S2 Magister Administrasi Publik. Sosok yang akrab dipanggil “Bapak” di
lingkungan kerja UPTD Puskesmas Sambong ini sangat memberikan inspirasi
sebagai pemimpin dan tenaga ASN teladan,mampu memberikan contoh, dan
teladan bagi penulis.
Selama penulis bekerja di instansi, Bapak merupakan sosok yang paling
bisa menempatkan diri dimana kapan dan bagaimana situasi yang ada. Beliau
bisa tetap berwibawa tanpa membuat batas antara pimpinan dan yang dipimpin.
Memberikan solusi yang terbaik dan objektif terhadap masalah untuk
kepentingan puskesmas atau masyarakat bukan siapa yang menyampaikan
melainkan melihat apa yang disampaikan saat menerima masukan.
Terutama pada rancangan aktualisasi kali ini, beliau sangat berperan andil
dalam rancangan dan kegiatan yang akan kami lakukan yang berprinsip bukan
hanya formalitas menyelesaikan tugas melainkan sebagaimana mungkin apa
yang kami kerjakan bisa bermanfaat untuk masyarakat dan dapat
mempertahankan mutu di UPTD Puskesmas Sambong.
48
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
49
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Judul : Upaya Penurunan angka kejadia ibu hamil dengan kurang energi kronik di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Sambong
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya penerapan dan pelayanan triase IGD sesuai standar
2. Belum optimalnya penanganan ODGJ dilingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas Sambong
3. Masih ditemukannya ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK) dilingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sambong
4. Kurangnya kepatuhan kontrol pasien Prolanis
5. Masih ditemukannya pasien TB putus obat dilingkungan wilayah kerja UPTD
6. Kurangnya kesadaran ibu untuk memberikan ASI Ekslusif
Isu yang Diangkat : Masih ditemukannya ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK) dilingkungan wilayah
kerja UPTD Puskesmas Sambong
Gagasan yang Diangkat : Upaya Penurunan angka kejadia ibu hamil dengan kurang energi kronik di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Sambong
50
Kontribusi Penguatan Dampak
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No. Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Kegiatan Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
1. Melakukan Berkonsultasi Persetujuan Akuntabilitas Kontribusi visi : Pro Rakyat Kurangnya
penyuluhan dengan atasan Melakukan konsultasi secara Terwujudnya Responsif pengetahuan
edukasi atasan transparan dan Masyarakat Etika dan kesadaran
tentang bertanggungjawab terkait Kecamatan Simpatik ibu hamil untuk
pentingnya kegiatan yang akan dilakukan Sambong Sehat Tertib menjaga status
menjaga Nasionalisme Tahun 2020 Akuntabel gizi nya
status gizi Sila 2 Semangat
saat hamil Menghormati dan menerima Kontribusi misi : Kondisi ibu
dan ibu hamil putusan atasan Misi ke-2 hamil KEK tidak
KEK Etika publik ada perubahan
Berkonsultasi dengan atasan yang bisa
dengan penuh sopan santun berdampak
dan hormat pada status
Membangun Terjalin Etika publik kehamilan dan
kerjasama kerjasama Kebersamaan dalam kondisi janin
dengan tim dengan tim menjalankan suatu kegiatan
gizi dan ukm ,persamaan Komitmen Mutu
mindset dan Komitmen bersama
tujuan membangun pelayanan
berorientasi mutu
Membuat Kesepakatan Nasionalisme
kesepakatan jadwal ,tugas Sila ke 4
rancangan dan Musyawarah mufakat dalam
kegiatan materi ,tahap pembuatan kesepakatan
(jadwal,tugas an kegiatan jalannya kegiatan
,materi, penyuluhan Komitmen Mutu
tahapan) Mempertimbangkan bersama
51
Kontribusi Penguatan Dampak
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No. Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Kegiatan Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
efektifitas dan efisiensi
kegiatan
52
Kontribusi Penguatan Dampak
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No. Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Kegiatan Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Nasionalisme
Sila 2
Memberikan informasi tanpa
membeda-bedakan golongan
Anti Korupsi
Menyampaikan materi dengan
jujur dan sumber yang akurat
2. Membuat Mempersiap Rancangan Etika publik Kontribusi visi : Pro Rakyat Kurangnya
leaflet kan Leaflet Kebersamaan dalam Terwujudnya Responsif konsistensi
sebagai pembuatan tentang gizi menjalankan suatu kegiatan Masyarakat Etika proses
media leaflet ibu hamil dan Nasionalisme Kecamatan Simpatik penyampaian
edukasi dengan tim ibu hamil Sila ke 4 Sambong Sehat Tertib pengetahuan
gizi dan ukm KEK Musyawarah mufakat dalam Tahun 2020 Akuntabel tentang ibu
(desain, pembuatan kesepakatan Semangat hamil KEK
materi) jalannya kegiatan Kontribusi misi :
Komitmen Mutu Misi ke-2
Mempersiapkan materi yang
bermutu sesuai dengan
literatur terbaru
Berkonsultasi Persetujuan Akuntabilitas
dengan atasan Melakukan konsultasi secara
atasan transparan dan
bertanggungjawab terkait
kegiatan yang akan dilakukan
53
Kontribusi Penguatan Dampak
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No. Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Kegiatan Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Nasionalisme
Sila 2
Menghormati dan menerima
putusan atasan
Etika publik
Berkonsultasi dengan atasan
dengan penuh sopan santun
dan hormat
Anti Korupsi
Menyampaikan kebutuhan
yang diperlukan secara jujur
sesuai realita
Mencetak Leaflet Akuntabilitas
leaflet tentang gizi Melaksanakan kegiatan sesuai
ibu hamil dan rencana dan penuh tanggung
ibu hamil jawab
KEK Anti Korupsi
Mempersiapkan segala
kebutuhan disesuaikan
dengan anggaran
Menempat Dokumentasi Nasionalisme
kan leaflet di proses dan Sila ke 2
ruang tunggu hasil Menmberikan informasi tanpa
puskesmas penyebaran/ membeda-bedakan golongan
dan balai KIA penempatan Komitmen Mutu
leaflet Mempertimbangkan efektifitas
dan efisiensi kegiatan
54
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
3. Membuat Mempersiap Terjalin Etika publik Kontribusi visi : Pro Rakyat Kurangnya
program Hallo kan kerjasama Menghargai komunikasi, Terwujudnya Responsif efektifitas dan
Bunda pembuatan dengan tim, konsultasi, dan kerjasama Masyarakat Etika efisiensi
program persamaan antar tim Kecamatan Simpatik penyebaran
dengan tim mindset dan Nasionalisme Sambong Sehat Tertib informasi
gizi,ukm dan tujuan Sila ke 4 Tahun 2020 Akuntabel edukasi dan
bidan desa Musyawarah mufakat dalam Semangat konseling
kesepakatan pembuatan Kontribusi misi :
program Misi ke-1,2,3 Ketidakpatuhan
Berkonsultasi Persetujuan Akuntabilitas ANC
dengan atasan Melakukan konsultasi secara
atasan transparan dan
bertanggungjawab terkait
kegiatan yang akan dilakukan
Nasionalisme
Sila ke 2
Menghormati dan menerima
putusan atasan
Etika publik
Berkonsultasi dengan atasan
dengan penuh sopan santun
dan hormat
Sosialisasi Dokumentasi Nasionalisme
program ke bukti Sila 2
kader desa sosialisasi Menumbuhkan rasa
dan ibu hamil kepedulian sesama dan
KEK kemanusian
55
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Anti Korupsi
Menyampaikan materi
sosialisai dengan jujur dan
akurat
Membuat Grup WA Komitmen Mutu
grup WA Hallo Bunda Melakukan inovasi baru,
mencapai efektifitas dan
efisiensivpenyampaian
informasi
Anti Korupsi
Tidak menggunakan grup WA
untuk kepentingan pribadi
Memberikan Bukti Akuntabilitas
informasi via Informasi via Edukasi berkelanjutan agar
WA WA tercipta konsistensi dalam
(edukasi, meningkatkan derajat
pengingat kesehatan
kontrol ANC, Nasionalisme
konsultasi Sila ke 2
ibu) Memberikan informasi tanpa
membeda-bedakan golongan
Etika Publik
Memberikan layanan kepada
publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan
santun
56
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
4. Menunjuk Membuat Terjalin Etika publik Kontribusi visi : Pro Rakyat Kurangnya
Anggota kerjasama kerjasama Menghargai komunikasi, Terwujudnya Responsif efektifitas dan
Keluarga dengan tim dengan tim, konsultasi, dan kerjasama Masyarakat Etika efisiensi dalam
Pasien gizi dan ukm persamaan antar tim Kecamatan Simpatik monitoring
sebagai mindset dan Nasionalisme Sambong Sehat Tertib status gizi ibu
Pengawas tujuan Sila ke 4 Tahun 2020 Akuntabel hamil
Gizi Ibu Musyawarah mufakat dalam Semangat
kesepakatan pembuatan Kontribusi misi :
program Misi ke-1,2,3
Berkonsultasi Persetujuan Akuntabilitas
dengan atasan Melakukan konsultasi secara
atasan transparan dan
bertanggungjawab terkait
kegiatan yang akan dilakukan
Nasionalisme
Sila ke 2
Menghormati dan menerima
putusan atasan
Etika publik
Berkonsultasi dengan atasan
dengan penuh sopan santun
dan hormat
57
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Membuat Form Akuntabilitas
form pantauan gizi Melaksanakan kegiatan sesuai
pantauan gizi ibu rencana dan penuh tanggung
ibu jawab
Anti Korupsi
Mempersiapkan form
disesuaikan dengan anggaran
yang diberikan
Komitmen Mutu
Melakukan inovasi baru
Sosialisasi Dokumentasi Nasionalisme
dengan bukti Sila 2
kader, sosialisai Menumbuhkan rasa
keluarga kepedulian sesama dan
pasien dan kemanusian
membagikan Anti Korupsi
form Menyampaikan materi
pantauan gizi sosialisai dengan jujur dan
akurat
Pembuatan Grup WA Komitmen Mutu
grup WA Pengawas Melakukan inovasi baru,
khusus Gizi Ibu mencapai efektifitas dan
efisiensiv penyampaian
informasi
Anti Korupsi
Tidak menggunakan grup WA
untuk kepentingan pribadi
58
Kontribusi Penguatan Dampak
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No. Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Kegiatan Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Monitoring Bukti Akuntabilitas
kondisi ibu monitoring Dengan tanggung jawab
tiap bulan gizi ibu (buku melakukan monitoring
oleh kader KMS) berkelanjutan agar tercipta
dan bidan konsistensi dalam
desa meningkatkan derajat
kesehatan sesuai
Anti Korupsi
Melaporkan bukti monitoring
secara jujur dan apa adanya
5. Menumbuh Berkonsultasi Persetujuan Etika publik Kontribusi visi : Pro Rakyat Kurangnya
kan dengan atasan Kebersamaan dalam Terwujudnya Responsif pengetahuan
kepedulian atasan menjalankan suatu kegiatan Masyarakat Etika dan kesadaran
perangkat Nasionalisme Kecamatan Simpatik perangkat desa
desa tentang Sila ke 4 Sambong Sehat Tertib untuk peduli
status gizi Musyawarah mufakat dalam Tahun 2020 Akuntabel status gizi
warganya pembuatan kesepakatan Semangat warga
jalannya kegiatan Kontribusi misi :
Komitmen Mutu Misi ke-2,3
Mempersiapkan materi yang
bermutu sesuai dengan
literatur terbaru
Membangun Terjalin Etika publik
kerjasama kerjasama Kebersamaan dalam
dengan tim dengan tim, menjalankan suatu kegiatan
gizi dan ukm persamaan Komitmen Mutu
mindset dan Komitmen bersama membangun
tujuan pelayanan berorientasi mutu
59
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Membuat Kesepakatan Nasionalisme
kesepakatan jadwal ,tugas Sila ke 4
rancangan dan Musyawarah mufakat dalam
kegiatan materi ,tahap pembuatan kesepakatan
(jadwal,tugas an kegiatan jalannya kegiatan
,materi, penyuluhan Komitmen Mutu
tahapan) Mempertimbangkan bersama
efektifitas dan efisiensi
kegiatan
60
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Etika publik
Menyampaikan undangan
kepada peserta penyuluhan
dengan sopan dan santun
Melaksanakan Dokumentasi Akuntabilitas
kegiatan penyuluhan Melaksanakan penyuluhan
penyuluhan dengan rasa tanggung jawab
sesuai tupoksi
Nasionalisme
Sila 2
Memberikan informasi tanpa
membeda-bedakan golongan
Komitmen Mutu
Menumbuhkan sikap empaty
kepada masyarakat, Merubah
mindset masyarakat untuk
peduli
Anti Korupsi
Menyampaikan materi dengan
jujur dan sumber yang akurat
6. Pendamping Membuat Terjalin Etika publik Kontribusi visi : Pro Rakyat Kurangnya
an kader, kerjasama kerjasama Menghargai komunikasi, Terwujudnya Responsif efektifitas dan
satu kader dengan tim dengan tim, konsultasi, dan kerjasama Masyarakat Etika efisiensi dalam
satu ibu gizi dan ukm persamaan Kecamatan Simpatik monitoring
antar tim Tertib
hamil mindset dan Sambong Sehat status gizi ibu
Akuntabel
tujuan Tahun 2020 Semangat hamil
61
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Nasionalisme Kontribusi misi : ANC tidak
Sila ke 4 Misi ke-1,2,3 dilaksanakan
Musyawarah mufakat dalam sesuai jadwal
kesepakatan pembuatan
program
62
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Anti Korupsi
Menyampaikan materi
sosialisai dengan jujur dan
akurat
Pelaksanaan Bukti Akuntabilitas
kegiatan satu monitoring Dengan tanggung jawab
kader satu gizi ibu (buku melakukan monitoring
ibu hamil KMS) berkelanjutan agar tercipta
konsistensi dalam
meningkatkan derajat
kesehatan sesuai
Komitmen Mutu
Melakukan inovasi baru
Anti Korupsi
Melaporkan bukti monitoring
secara jujur dan apa adanya
63
B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Puskesmas Samong pada tanggal 18 Juli 2019 sampai dengan
23 Agustus 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan di jabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.2. Jadwal
Pelaksanaan Aktualisasi
64
A. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam pelaksanaan 6 kegiatan aktualisasi dan habituasi ANEKA,
terdapat kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut mengalami kendala
sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara
optimal atau tidak tercapai aktualisasinya. Oleh karena itu perlu
disampaikan kendala-kendala yang mungkin terjadi, langkah-langkah
antisipasi menghadapi kendala tersebut, dan perlu dicari secara
cermat strategi untuk menghadapi kendala tersebut. Kendala, resiko
dan solusi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Antisipasi Strategi
No Rencana Kendala menghadapi menghadapi
Kegiatan kendala kendala
1. Memberikan Kegiatan tidak Manajemen Displin
Edukasi selesai tepat waktu dengan waktu
tentang waktu baik sesuai
pentingnya
dengan
menjaga
status gizi ibu jadwal
hamil dan Kurangnya Membaca yang
tentang ibu kompetensi literatur tentang telah
hamil KEK dalam kegiatan kegiatan yang dibuat
yang akan akan dilakukan,
dilakukan Konsultasi Inventari
kepada ahlinya sasi
literatur,
ibu hamil dan Mencari ibu mencari
Keluarga yang hamil atau nara
kurang kooperatif keluarga yang sumber
lebih kooperatif
Edukasi
kepada
ibu hamil
dan
keluarga
tentang
pentingn
65
ya
kegiatan
ini
dilaksan
akan
2. Pembuatan Kegiatan tidak Manajemen Displin
Leaflet selesai tepat waktu dengan waktu
sebagai waktu baik sesuai
media
dengan
edukasi
jadwal
Kurangnya Membaca yang
kompetensi literatur tentang telah
dalam kegiatan kegiatan yang dibuat
yang akan akan dilakukan
dilakukan Konsultasi Inventari
kepada ahlinya sasi
literatur,
mencari
Kurangnya minat Membagikan nara
pengunjung saat kontrol sumber
mengambil leaflet ANC
Rutin melakukan
promosi edukasi
via leaflet
3. Membuat Kegiatan tidak Manajemen Displin
Program selesai tepat waktu dengan waktu
Hallo Bunda waktu baik sesuai
dengan
jadwal
yang
Kurangnya minat Memotivasi telah
petugas WA petugas untuk dibuat
untuk aktif Aktif
memberikan
konten edukasi Monitoring oleh
via wa atasan
4. Menunjuk ibu hamil dan Mencari Edukasi kepada
Anggota Keluarga yang keluarga ibu ibu hamil dan
Keluarga kurang kooperatif hamil yang lebih keluarga tentang
Pasien
kooperatif pentingnya
sebagai
kegiatan ini
66
Pengawas dilaksanakan
Gizi Ibu
5. Menggalakan Kegiatan tidak Manajemen Displin
kepedulian selesai tepat waktu dengan waktu
perangkat waktu baik sesuai
desa tentang
dengan
status gizi
warganya jadwal
yang
Kurangnya Membaca telah
kompetensi literatur tentang dibuat
dalam kegiatan kegiatan yang
yang akan akan dilakukan,
dilakukan Konsultasi Inventari
kepada ahlinya sasi
literatur,
Perangkat desa Mencari mencari
yang kurang Perangkat desa nara
kooperatif yang lebih sumber
kooperatif
Edukasi
Perangka
t desa
tentang
pentingny
a
kegiatan
ini
dilaksana
kan
6. Pendamping Kegiatan tidak Manajemen Displin
an kader satu selesai tepat waktu dengan waktu
kader satu waktu baik sesuai
ibu hamil
dengan
jadwal
yang
Kurangnya minat Memotivasi telah
kader untuk aktif petugas untuk dibuat
Aktif
Monitoring oleh
bidan desa
67
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Rancangan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja
merupakan rancangan kegiatan utuk menyelesaikan isu dengan
identifikasi isu yang telah dirumuskan melaui analisa APKL dan
analisa USG. Identifikasi isu yang ada dapat berasal dari individu,
unit kerja maupun dari organisasi, dari sana beberapa isu telah dapat
diidentifikasi. Dari beberapa isu tersebut kemudian dilakukan
identifikasi dengan metode USG. Isu yang diangkat yaitu Masih
68
ditemukannya ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK)
dilingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas Sambong. Dari isu
tersebut muncul gagasan pemecahan isu yang tertuang dalam 6
kegiatan yang terdiri dari :
1. Memberikan Edukasi tentang pentingnya menjaga status
gizi ibu hamil dan tentang ibu hamil KEK (SKP)
2. Pembuatan Leaflet sebagai media edukasi (SKP)
3. Membuat Program Halo Bunda (inovasi)
4. Menunjuk Anggota Keluarga Pasien sebagai Pengawas
Gizi Ibu (inovasi)
5. Menggalakan kepedulian perangkat desa tentang status
gizi warganya (SKP)
6. Pendampingan kader satu kader satu pasien (inovasi)
69
pemecahan isu yang tertuang dalam kegiatan yang dirancang.
Dengan adanya pembuatan Rancangan Aktualisasi, diharapkan
pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat menghasilkan output yang
sesuai dengan perencanaan. Selain itu dengan membuat
Rancangan Aktualisasi, penulis juga dapat lebih memahami nilai-
nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) yang dapat diimplementasikan
dalam berbagai kegiatan selama melaksanakan aktualisasi maupun
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Penulis juga lebih paham
mengenai sikap dan perilaku yang dapat memberikan kontribusi
terhadap visi dan misi organisasi serta menguatkan nilai organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
70
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Etika Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Pelayanan Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Whole of Goverment. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul
Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Direktorat jenderal bina gizi dan kesehatan ibu dan anak kementrian
kesehatan RI. (2015). Pedoma Penanggulangan Kurang Energi
Protein (KEK) pada Ibu Hamil. Jakarta : Direktorat jenderal bina
gizi dan kesehatan ibu dan anak kementrian kesehatan RI
Internasional NGO Forum on Development. (2016). Sustainable
Development Goals Panduan Untuk Pemerintah Daerah (Kota
dan Kabupaten) dan Pemangku Kepentingan Daerah. Jakarta :
Internasional NGO Forum on Development
Kementrian kesehatan RI Badan. (2019). Laporan Nasional RISKESDAS
2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengemabngan
Kesehatan.
71
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Laporan Kinerja Ditjen Kesehatan
Masyarakat tahun 2017. Jakarta : Ditjen Kesehatan
Masyarakat.
72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas diri:
Nama Lengkap : Sukma Dewi Mayanggoretno Mustikaning
Pamungkas
Nama Panggilan : Mayang
TTL : Blora, 13 Agustus 1989
Umur : 29th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku : Jawa
Tinggi badan : 141cm
Berat badan : 47kg
Golongan darah :B
Alamat : Desa Kentong RT 03 RW 01, Kec. Cepu,
Kab.Blora, Jateng
Telepon : 085852256960
e-mail : dr.sukma89@gmail.com
Pekerjaan : Dokter umum
Riwayat Pendidikan :
SDN Kentong 1 Cepu 1995-2001
SMPN 1 Cepu 2001-2004
SMAN 1 Blora 2004-2007
FK Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 2007-2014
73
Riwayat Pekerjaan :
Program Internsip Dokter November 2014 - November 2015 di
RSUD Lawang, Malang, Jawa Timur
Klinik Rawat Inap BAGAS Cepu Maret 2016-sekarang
RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu Mei 2016-April 2019
Klinik HSP Cepu juli 2016 - februari 2017
Riwayat Pelatihan :
ATLS
ACLS
EKG
74