Anda di halaman 1dari 83

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

UPAYA PENURUNAN ANGKA KEJADIAN IBU HAMIL DENGAN


KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS SAMBONG KABUPATEN BLORA

Disusun oleh :
Nama Peserta : dr. Sukma Dewi Mayanggoretno Mustikaning P.
Nip : 19890813 201902 2 007
Nomor Urut : 36
Angkatan : XCIX
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Gol/Ruang : III/B
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Sambong
Coach : Drs.Sujarwo, M.Pd
Mentor : Joko Budi HS, S.Kep, Ns.M.Si

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XCIX


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
BEKERJA SAMA DENGAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLORA
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR


PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

UPAYA PENURUNAN ANGKA KEJADIAN IBU HAMIL DENGAN


KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS SAMBONG KABUPATEN BLORA

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Selasa
Tanggal : 16 Juli 2019
Tempat : PPSDM Migas Cepu

Cepu, 16 Juli 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Dr. Sukma Dewi Mayanggoretno Mustikaning Pamungkas


NIP. 19890813 201902 2 007

Menyetujui,

Coach, Mentor,

Drs.Sujarwo, M.Pd Joko Budi HS, S.Kep, Ns.M.Si


Widyaiswara Ahli Madya Kepala UPTD Puskesmas Sambong
NIP.19650119 199702 1 001 NIP.19691105 199003 1 004

ii
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR


PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

UPAYA PENURUNAN ANGKA KEJADIAN IBU HAMIL DENGAN


KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS SAMBONG KABUPATEN BLORA

Telah diseminarkan pada:


Hari : Selasa
Tanggal : 16 Juli 2019
Tempat : PPSDM Migas Cepu

Cepu, 16 Juli 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Dr. Sukma Dewi Mayanggoretno Mustikaning Pamungkas


NIP. 19890813 201902 2007

Menyetujui,
Coach, Mentor,

Drs.Sujarwo. M.Pd Joko Budi HS, S.Kep, Ns.M.Si


Widyaiswara Ahli Madya Kepala UPTD Puskesmas Sambong
NIP.19650119 199702 1 001 NIP.19691105 199003 1 004

Narasumber,

Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom


Widyaiswara Ahli Muda
NIP. 19640520 198503 1 006

PRAKATA

iii
Alhamdulillahirobbil’alamin,segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar
PNS dengan judul “Upaya Penurunan Angka Kejadian Ibu Hamil Dengan
Kurang Energi Kronik (KEK) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sambong
Kabupaten Blora” dengan baik.
Penulisan rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai
dasar Pegawai Negeri Sipil atau selanjutnya disebut PNS ini bertujuan
untuk memenuhi persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III Angkatan XCIX Tahun 2019 yang
diselenggarakan di BPPSDM Cepu sebagai bentuk pemahaman
konseptual dan internalisasi nilai-nilai dasar PNS serta diharapkan
menjadi dasar peningkatkan kualitas PNS di UPTD Puskesmas Sambong
Kabupaten Blora.

Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena


bantuan dan dorongan dari benyak pihak. Penulis dengan rendah hati
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Joko Budi HS, S.Kep, Ns.M.Si sebagai Kepala UPTD Puskesmas
Sambong Kabupaten Blora Dinas Kesehatan Kabupaten Blora dan
mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan
bimbingan selama perancangan program aktualisasi.
2. Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si. sebagai Kepala BPSDMD Provinsi
Jawa Tengah yang telah memberikan dukungan fasilitas, sarana, dan
prasarana selama pelatihan dasar
3. Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom, selaku narasumber atas saran masukan
yang diberikan untuk perbaikan rancangan aktualisasi
4. Drs.Sujarwo,M.Pd selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,
masukan dan bimbingannya.
5. Keluarga tercinta yang telah mendukung sepenuh hati
6. Keluarga besar UPTD Puskesmas Sambong Kabupaten Blora Dinas
Kesehatan Kabupaten Blora atas dukungan dan kerjasamanya.

iv
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikandan diaktualisasikan di instansi.
8. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar.
9. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan XCIX tahun
2019.

Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat


memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh
tentang implementasi nilai-nilai “ANEKA” dengan prinsip Manajemen
Aparatur Sipil Negara (ASN), Pelayanan Publik dan Whole of Government
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.
Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karenanya penulis berharap adanya masukan
dari berbagai pihak untuk membuat rancangan laporan menjadi lebih baik
lagi.

Cepu, Juli 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
PRAKATA.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Identifikasi Isu, Dampak dan Rumusan Masalah................... 3
C. Tujuan..................................................................................... 9
D. Manfaat................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara.............. 11
B. Nilai-Nilai Dasar PNS............................................................. 17
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI............................... 27
D. Tinjauan umum tentang ibu hamil KEK................................ 31
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi..................................................................... 34
1. Dasar Hukum Pebentukan Organisasi............................... 34
2. Visi, Misi dan Nilai Organisasi............................................ 35
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi............................... 38
4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain............... 39
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat................................................ 41
C. Role Model.............................................................................. 42
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan KegiatanAktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA.......................................................................... 43
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi............................................... 58
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala........................ 59

vi
Halaman
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 60
B. Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi....................................... 61
1. Pentingnya Rancangan Aktualisasi Dilaksanakan............. 61
2. Dampak Apabila Rancangan Aktualisasi Tidak Dilaksanakan
61
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 62
DAFTAR RIWAYAT
HIDUP................................................................................................. 63

vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Identifikasi Isu..................................................................... 4
Tabel 1.2. Parameter USG.................................................................. 6
Tabel 1.3 Analisis Isu Strategis.......................................................... 7
Tabel 1.4 Dampak Isu Tidak Terselesaikan........................................ 8
Tabel 3.1. Sumber daya manusia UPT Puskesmas Sambong 2018. 39
Tabel 3.2. Sarana Pembantu.............................................................. 40
Tabel 4.1.Rancangan Kegiatan Aktualisasi......................................... 45
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi.................... 58
Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala …………..... 59

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penyebab Ibu Hamil KEK..............32
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Puskesmas Sambong ................38

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu hamil merupakan masalah yang masih menjadi
prioritas di dunia kesehatan, karena secara langsung berkaitan dengan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Kesehatan ibu yang kurang
diperhatikan dapat berbuntut panjang berpengaruh pada kesehatan ibu
sendiri, janin yang dikandungnya, kondisi saat dalam kandungan hingga
kondisi bayi saat lahir.
Salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan untuk menjaga
kesehatan ibu hamil adalah satus gizi. Status gizi yang baik perlu
diperhatikan semenjak dini. Karena memang permasalahan gizi ini
diibaratkan seperti roda yang berputar, saling berkaitan satu sama lainnya.
Status gizi yang baik ketika masih anak-anak hingga remaja putri akan
berimbas kepada status gizi saat hamil yang kemudian akan turut
berpengaruh pada status gizi calon janin.
Perbaikan status gizi sendiri merupakan hal yang menjadi salah satu
tujuan dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
2015–2030 yang dicanangkan sejak tahun 2016, menggantikan Tujuan
Pembangunan Millennium (MDGs) 2000–2015. Dalam butir ke-2 tujuan
SDGs disebutkan mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan. Salah
satu targetnya adalah mengakhiri segala macam bentuk malnutrisi, di tahun
2025 mampu mencapai target-target yang sudah disepakati secara
internasional tentang gizi buruk termasuk mengatasi kebutuhan nutrisi untuk
para remaja putri, ibu hamil dan menyusui.
Masalah gizi buruk atau gizi kurang pada ibu hamil masih menjadi
salah satu pekerjaan rumah departemen kesehatan Indonesia hingga kini.
Karena pada kenyataannya masih ditemukan ibu hamil dengan kodisi gizi
yang belum optimal di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa masalah gizi
pada ibu hamil yang masih sering ditemukan di Indonesia adalah anemia dan
ibu hamil dengan kurang energi kronik (KEK).

1
Kondisi ibu hamil KEK, berisiko menurunkan kekuatan otot yang
membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
partus lama dan perdarahan pasca salin, bahkan kematian ibu. Risiko pada
bayi dapat mengakibatkan terjadi kematian janin (keguguran), prematur, lahir
cacat, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) bahkan kematian bayi. Ibu hamil
KEK dapat mengganggu tumbuh kembang janin, yaitu pertumbuhan fisik
(stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan penyakit tidak menular
di usia dewasa.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
prevalensi wanita usia subur (WUS) dengan kurang energi kronik (KEK) di
Indonesia berada pada angka 17,3%. Dibanding angka target pencapaian
tahun 2018 19,7%, dapat dikatakan Indonesia sudah mencapai target dalam
mengentaskan masalah ibu hamil dengan KEK. Tetapi jika dijabarkan lebih
lanjut ternyta masih ada beberapa provinsi yang belum memenuhi target
seperti Provinsi Nusa Tenggara Timur menempati presentase tertinggi
penemuan wanita usia subur (WUS) hamil dengan (KEK) 36,8 % dan untuk
Provinsi Jawa Tengah WUS hamil 20.0%. Hal ini menunjukan bahwa masih
belum meratanya keberhasilan program dinas kesehatan dalam mengatasi
masalah ibu hamil dengan KEK. Bahkan jika dibandingkan dengan angka
target secara internasional (WHO) Indonesia masih sangatlah jauh dari
target pencapaian, dimana angka target yang ditetapkan oleh WHO adalah
<5%.
Di UPTD Puskesmas Sambong sendiri jumlah prevalensi ibu hamil
KEK menurut data Minlok bulan Juni 2019 di tiap desa masih diatas standar
target SPM yaitu 3,5 %. Prevalensi di desa Sambong ditemukaan 5%,desa
Sambongrejo 7,55%, desa Gadu 4,14%, desa Pojokwatu 9,09%, desa
Giyanti 5,71% dan tertinggi di desa Brabowan 11,43%.
Masih ditemukannya ibu hamil KEK diwilayah UPTD Puskesmas
Sambong menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan di UPTD
Puskesmas Sambong. Hal ini menjadi pemacu untuk meningkatkan upaya-
upaya pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Sambong, baik itu upaya
kesehatan promotif,preventif,kuratif maupun rehabilitatif. Upaya-upaya ini
diharapkan dapat menurunkan angka temuan ibu hamil KEK.
2
Tenaga kesehatan di puskesmas termasuk didalamnya adalah PNS.
Sesuai dengan fungsi PNS adalah sebagai pelayan publik, pelaksana
kebijakan publik, dan perekat pemersatu bangsa. Hal ini menunjukkan jika
orientasi PNS. adalah menjadi pelayan masyarakat. Diharapkan dalam
menjalankan fungsinya, PNS dapat menginternalisasikan nilai-nilai dasar
ANEKA,menerapkan prinsip PNS dalam memberikan pelayanan pada
masyarakat dan menjadi PNS yang berkarakter dan profesional.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah


1. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi
beberapa isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan
tugas sebagai Dokter di instansi tempat bekerja, yaitu di UPTD
Puskesmas Sambong Kabupaten Blora. Sumber isu yang diangkat
berasal dari pengamatan dan pengalaman individu selama bertugas di
unit kerja, penilaian dari rekan kerja, maupun dari data-data objektif
bulanan di UPTD Puskesmas Sambong Kabupaten Blora. Isu-isu yang
menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek:
a. whole of government (WoG),
b. pelayanan publik, dan
c. manajemen ASN.
Telah dipetakan beberapa isu atau problematika, antara lain:
a. Belum optimalnya penerapan dan pelayanan triase IGD sesuai
standar
b. Belum optimalnya penanganan ODGJ dilingkungan wilayah kerja
UPTD Puskesmas Sambong
c. Masih ditemukannya ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK)
dilingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas Sambong
d. Kurangnya kepatuhan kontrol pasien Prolanis
e. Masih ditemukannya pasien TB putus obat dilingkungan wilayah kerja
UPTD Puskesmas Sambong

3
Kenyataan masih ditemukannya kasus ibu hamil dengan kurang
energi kronis (KEK) dilingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sambong menunjukan bahwa masih perlunya upaya pelayanan untuk
menurunkan angka kejadian ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK).
Baik itu dengan meningkatkan upaya yang telah ada dan atau membuat
inovasi-inovasi baru yang efektif dan efisian.

Tabel 1.1 Identifikasi Isu


No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
. Diharapkan

1. Belum optimalnya Pelayanan Petugas masih Petugas


penerapan dan Publik belum menerapkan melaksanakan sistem
pelayanan triase sistem triase triase yang telah
IGD sesuai Manajemen berdasar label ditetapkan sesuai
prosedur ASN warna sesuai prosedur dan
prosedur, respon meningkatkan respon
time triase time agar tercapai
terkadang masih efektifitas penanganan
melebihi waktu pasien gawat darurat
standar yaitu lebih
dari 2 menit
2. Belum optimalnya Pelayanan Masih ada ODGJ ODGJ di lingkungan
penanganan Publik yang masih belum wilayah kerja UPTD
ODGJ tedeteksi atau Puskesmas Sambong
dilingkungan masuk dalam dapat terjaring secara
whole of
wilayah kerja program maksimal sehingga
government
UPTD Puskesmas pengawasan dapat mendapatkan
(WoG)
Sambong puskesmas, belum pelayanan secara
mendapatkan optimal, baik dalam
pengobatan secara hal penjaminan,
layak karena tidak pengobatan dan
memiliki jaminan pemantauan oleh
kesehatan, masih petugas kesehatan.
ada ODGJ yang
tidak kontrol dengan
rutin.
3. Masih Pelayanan Kurang optimalnya Peningkatan upaya
ditemukannya ibu Publik upaya promotif dan pelayanan promotif
hamil dengan preventif petugas, dan preventif,
kurang energi whole of kurang nya pelibatan keluarga
kronis (KEK) government kesadaran dan terdekat, kader serta
dilingkungan (WoG) kurangnya tokoh masyarakat
wilayah kerja pengetahuan ibu untuk mengurangi
UPTD Puskesmas hamil dan keluarga angka ibu hamil KEK
Sambong terdekat tentang dan meningkatkan
pentingnya status kesadaran pentingnya
gizi saat kehamilan status gizi ibu

4
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
. Diharapkan

4. Masih Pelayanan Masih ada beberapa Meningkatkan


ditemukannya Publik pasien yang motivasi dan
pasien TB putus berhenti minum obat pengetahuan kepada
obat dilingkungan dikarenakan sudah pasien dan keluarga
wilayah kerja jenuh,faktor jarak akan pentingnya
UPTD Puskesmas rumah yang jauh meminum obat TB
Sambong sehingga malas secara rutin
mengambil obat,
kurangnya peran
serta PMO secara
aktif
5. Kurangnya Pelayanan Pemberian obat Puskesmas
kepatuhan kontrol Publik rutin per bulan dari menyediakan stok
pasien Prolanis Apotek BPJS sering obat untuk mengatasi
terkendala karena kekosongan obat dari
stok kosong, BPJS, meningkatkan
seingga pasien tidak kesadaran pentingnya
rutin minum obat patuh minum obat,
dan menurunkan memotivasi
semangat untuk pasien,menyediakan
kontrol, faktor jarak sarana khusus untuk
jauh dan tidak ad mempermudah
transportasi juga kelancaran kontrol
sering menjai pasien.
kendala
6. Kurangnya Pelayanan Angka target ASI Peningkatkan
kesadaran ibu Publik Eksklusif masih pengetahuan ibu dan
untuk memberikan belum tercapai, kesadaran manfaat
ASI Ekslusif masih ada ibu yang memberikan ASI
masih memberikan eksklusif
cairan lain kepada
bayi selain ASI
seperti susu
formula, air tajin

Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan,


perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang
merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses
tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni
berupa:
a. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan)
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan.

5
1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
di kalangan masyarakat.
2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Sedangkan
4) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
b. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variable dengan rentang skor 1-5.
1) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.

Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas yaitu


menggunakan skala likert pada tabel berikut :

Tabel 1.2 Tabel parameter USG


Nilai Urgency / Seriousness / Growth /
Mendesak Kegawatan Pertumbuhan
1. Isu tidak mendesak Isu tidak begitu serius Isu lamban
untuk segera untuk di bahas karena tidak berkembang
diselesaikan berdampak ke hal yang lain
Isu kurang Isu kurang serius untuk Isu kurang cepat
2. mendesak untuk segera dibahas karena berkembang
segera diselesaiakn tidak kurang berdampak ke
hal yang lain
3. Isu cukup mendesak Isu cukup serius untuk Isu cukup cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang, segera
diselesaikan akan berdampak ke hal dicegah
yang lain
4. Isu mendesak untuk Isu serius untuk segera Isu cepat
segera diselesaikan dibahas karena akan berkembang untuk
berdampak ke hal yang lain segera dicegah

6
5. Isu sangat mendesak Isu sangat serius untuk Isu sangat cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang untuk
diselesaikan akan berdampak ke hal segera dicegah
yang lain
Tabel 1.3. Analisis Isu Strategis
Kriteria A Kriteria B
Sumber Isu Identifikasi Isu A P K L Ket U S G ∑

Pelayanan
Belum optimalnya
Publik Tidak
penerapan dan pelayanan - - + + memenuh
Manajenme triase IGD sesuai standar i syarat
n ASN
Pelayanan Belum optimalnya
Publik penanganan ODGJ Tidak
dilingkungan wilayah kerja - + - + memenuh
Whole of UPTD Puskesmas i syarat
Goverment Sambong

Masih ditemukannya ibu


Pelayanan hamil dengan kurang
Publik energi kronis (KEK)
+ + + + Memenuh 4 4 5
1
dilingkungan wilayah kerja i syarat 3
Whole of UPTD Puskesmas
Goverment Sambong

Masih ditemukannya
Pelayanan pasien TB putus obat Tidak
Publik dilingkungan wilayah kerja - + + + memenuh
UPTD Puskesmas i syarat
Sambong

Pelayanan
Publik
Kurangnya kepatuhan 1
+ + + + Memenuh 3 3 4
Whole of kontrol pasien Prolanis i syarat 0
Goverment

Pelayanan Kurangnya kesadaran ibu


Publik untuk memberikan ASI + + + + Memenuh 4 4 4
1
Ekslusif i syarat 2

Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel 1.3.


Analisis Isu Strategis, ditemukan dua isu utama yang memenuhi syarat,
yaitu sebagai berikut:
1. Masih ditemukannya ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK)
dilingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas Sambong
7
2. Kurangnya kepatuhan kontrol pasien Prolanis
3. Kurangnya kesadaran ibu untuk memberikan ASI Ekslusif
Dari kedua isu yang problematik tersebut, ditetapkan isu paling
prioritas yakni “Masih ditemukannya ibu hamil dengan kurang energi kronis
(KEK) dilingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas Sambong” dengan
perolehan skor USG 13.
Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan metode USG
jika tidak diselesaikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.4 Dampak Isu Tidak Terselesaikan


No Sumber Identifikasi Isu Dampak
Isu
1 Pelayanan Masih Karena status gizi kesehatan ibu menjadi
Publik ditemukannya ibu awal mula status gizi penerus bangsa,
hamil dengan maka hal ini akan berimbas pula pada
kurang energi
Whole of kondisi ibu saat melahirkan yang bisa
kronis (KEK)
Goverment dilingkungan menimbulkan penyulit hingga kematian,
wilayah kerja UPTD serta pada kesehatan janin bisa
Puskesmas menimbulkan gagal tumbuh kembang
Sambong pada janin dan melahirkan bayi dengan
status gizi buruk.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu tersebut,
rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini adalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk memberikan
kontribusi pada upaya penurunan angka kejadian ibu hamil KEK di
UPTD Puskesmas Sambong?
b. Bagaimana cara mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang
terkandung dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan antikorupsi (ANEKA) dalam upaya penurunan
angka kejadian ibu hamil KEK di UPTD Puskesmas Sambong?

8
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Umum
Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang terkandung dalam
akuntabilitas, nasionalisme, etikapublik, komitmen mutu dan antikorupsi
(ANEKA) dalam kegiatan upaya penurunan angka kejadian ibu hamil KEK di
UPTD Puskesmas Sambong.
b. Tujuan Khusus
(1) Memenuhi persyaratan tugas aktualisasi latihan dasar CPNS
(2) Mendeteksi lebih dini ibu hamil resiko KEK
(3) Melakukan kegiatan pendampingan terhadap ibu hamil KEK oleh
kader dan tenaga kesehatan.
(4) Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai
pentingnya menjaga status gizi selama kehamilan.
(5) Meningkatkan pemberdayaan peran serta keluarga dan masyarakat
dalam pendampingan ibu hamil KEK.
(6) Meningkatkan mutu pelayanan UPTD Puskesmas Sambong

D. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNSini adalah sebagai
berikut:
a. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
1) Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar PNS yang meliputi Akuntabilitas , Nasionalisme ,
EtikaPublik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
2) Menjadi tenaga kesehatan yang mampu menjalankan fungsi
sebagai pelaksana kebijakan, pelayan public dan perekat dan
pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan professional
dilingkungan Puskesmas Sambong

9
b. Bagi Instansi (Puskesmas Sambong)
1) Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas,
efisiensi, dan inovasi serta mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas Sambong
2) Terwujudnya visi dan misi Puskesmas Sambong
3) Menjadi Fasilitas Kesehatan yang memiliki daya saing.

c. BagiStakeholder
1) Pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan
harapannya dalam bidang kesehatan
2) Membantu program pemerintah dalam menurunkan angka
kejadian Ibu hamil dengan KEK

10
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara


Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS
untuk menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan
jasmani dan kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan
kesamaptaan mental, dan tata upacara sipil dan keprotokolan.

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara

Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam


penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS
harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan
dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai
amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945) melalui:

a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan


negara Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa
yang mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang
sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat istiadat
kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat
dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk


menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana
yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai

11
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama
dan menjaga keamanan lingkungan.

c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga


negara Indonesia yang menghormati lambang-lambang
negara dan mentaati peraturan perundang-undangan.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran


berbangsa dan bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung
jawab bersama. Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga
dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia
serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal yang dapat
mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara bagi PNS yang
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya
kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak persoalan-
persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan PNS dalam
setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk membantu memediasi
masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah
sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat
dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini
tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi
oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus
disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ
PNS telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela
negara.

Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk


mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga
dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam
diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar
juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang

12
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan
rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.

Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami


penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain:

1) Cinta Tanah Air.


Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik
negara kita.
2) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang
harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan
dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang
berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
3) Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman
yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama,
etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat
mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.

13
4) Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh seperti sekarang ini yaitu
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja
sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi
seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela menghabiskan waktunya antri
hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para
atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
5) Memiliki Kemampuan Bela Negara
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.

2. Analisis Isu Kontemporer

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,


2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Ke empat level
lingkungan stratejik tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:

14
Gambar 2.1 Model Faktor Perubahan yang mempengaruhi
Kinerja PNS

Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa


perubahan global (globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa
semua bangsa (Negara) untuk berperan serta, jika tidak maka
arus perubahan tersebut akan menghilang dan akan
meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Perubahan global
ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan
membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh
batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang
pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari
satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama
berselang oleh orang di penjuru dunia lainnya.

Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan


kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam
negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan
lain sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang
tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah

15
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam
anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di
lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk
sikap ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.

Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan


lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama
yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut
melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi,
Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional, Dalam konteks
globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak positif maupun
negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan memberikan
pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa
Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami
sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan
negara, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh
pelosok Tanah Air, sehingga pada akhirnya akan membentuk
wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut bermuara pada
tantangan penciptaan dan pembangunan daya saing nasional
demi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin
terbuka, terhubung, serta tak berbatas.

PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal


juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan
berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan

16
bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan
isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi,
isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/
terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi,
proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu
strategis kontemporer.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada


beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap
dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.

Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan


kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada


negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.

17
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.

Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :


a. Cinta Tanah Air.
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di
zaman sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)
Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
d. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat).
e. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
f. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
g. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).

Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu


kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer
atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana
menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga
kelestarian hayati), menjaga aset bangsa, menggunakan produksi
dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik
dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran fisik saja.

18
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi
CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
a. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
b. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
c. Keprotokolan;
d. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
e. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.

B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil


1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban


yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat
karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan,


yaitu:
a Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari
atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
b Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.
c Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-

19
nilai luhur dan keyakinan.
d Tanggung : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
Jawab perbuatannya yang di sengaja maupun
yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang.
f Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada
sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan
tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
i Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.

Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.

20
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder

2. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan


bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.

Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus


diperhatikan, yaitu :

a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa


1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.

21
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain

b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

22
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.

c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia


1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
dan bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.

d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.

23
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia


1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.

24
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik

Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :


a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.

25
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas

26
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans
untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia
yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:

27
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya;
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.
Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab
atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu
berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di
masing-masing unit kerja.

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi

28
secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.

Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:


a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat
penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai
tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.

b. Kepedulian

29
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah
yang telah dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian
diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.

h. Keberanian

30
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu :
1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.
2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
Intervensi semua Golongan serta Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan tugas umum
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS

31
pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun
sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban
kita di kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun
2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban
selaku PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan

32
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).

2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

33
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.

Fundamen Pelayanan Publik:


a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga
negara
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi

34
3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:

a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam


mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.

b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan


kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan.

c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta


bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.

35
D. Tinjauan Umum tentang Ibu Hamil KEK
a. Definisi
Kekuranga Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana
seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang
berlangsung lama atau menahun.
Ibu hami dengan KEK adalah merupakan keadaan ibu hamil
menderita kekurangan energi yang berlangsung menahun sehingga
menimbulkan gangguan kesehatan. Parameter lingkar lengan (LiLa)
ibu dan pengukuran IMT (Indeks Masa Tubuh) merupakan parameter
yang digunakan dalam penentuan ibu hamil KEK.
Dikatakan sebagai ibu hamil dengan KEK jika memenuhi
kriteria berikut :
i. LiLA (KEK jika LiLA <23,5 cm)
ii. IMT pra hamil/Trimester I (gizi kurang/KEK jika IMT < 18,5
kg/m2)
iii. Anemia Hb <11 gr/dl (ibu hamil KEK sering disertai dengan
kondisi anemia)
iv. Interpretasi data Klinis tampak Kurus dan pucat

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi


Berdasarkan teori yang didapat ibu hamil dengan kurang
energi kronik (KEK) di sebabkan beberapa faktor penyebab langsung
dan tak langsung. Faktor penyebab yang langsung memperngaruhi
kondisi ibu hamil KEK yaitu, konsumsi gizi tidak cukup dan penyakit
kronis.
Sedangkan, faktor risiko atau penyebab tidak langsung yang
bisa mempengaruhi yaitu, persediaan makanan tidak cukup, pola
asuh yang tidak memadai dan kesehatan lingkungan serta pelayanan
kesehatan yang tidak memadai. Semua faktor langsung dan tidak
langsung dipengaruhi oleh kurangnya pemberdayaan wanita, keluarga

36
dan sumber daya manusia sebagai masalah utama, sedangkan
masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik dan sosial.

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penyebab Ibu Hamil KEK, modifikasi dari
Kerangka Konseptual UNICEF, ACC/SCN, 2000

c. Dampak kehamilan ibu dengan kondisi KEK


Bila ibu mengalami kurang gizi selama hamil akan
menimbulkan masalah seperti berikut ini.
1. Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan
komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit
infeksi

37
2. Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan yang sulit dan lama, persalinan
sebelum waktunya atau prematur, pendarahan setelah
persalinan serta persalinan dengan operasi cenderung
meningkat.
3. Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dapat menimbulkan keguguran, asfiksia intra
parftum (mati dalam kandungan) dan lahir dengan berat badan
lahir rendah (BBLR).

38
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkatpertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas yaitu Paradigma
Sehat; Pertanggungjawaban Wilayah; Kemandirian masyarakat;
Pemerataan; Teknologi tepat guna; dan Keterpaduan dan
kesinambungan
Dasar Hukum Pusat Kesehatan Masyarakat, yaitu:
a. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116
b. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Kesehatan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2014 tenatang
Sistem Informasi Kesehatan
e. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Ssitem
Kesehatan Nasional
f. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
g. Kep.Menkes RI Nomor : 374/ Menkes/ SK/ V/ 2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional

39
h. Permenkes Nomer 46 Tahun 2015 tentang akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat praktek mandiri dokter
dan tempat praktek mandiri dokter gigi.
i. Permenkes Nomer 43 Tahun 2016 tentang standar
pelayanan minimal bidang kesehatan.
j. PeraturanMenteriKesehatanNomor 11 Tahun 2017
tentangKeselamatanPasien.
k. Permenkes Nomer 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan.
l. Permenkes Nomer 4 Tahun 2019 tentang standar teknis
pemenuhan mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan
minimal bidang kesehatan.

2. Visi, Misi, Strategi, dan Motto UPTD Puskesmas Sambong

a. Visi
“Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Sambong Sehat
Tahun 2020”

b.  Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau.
2. Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat dibidang
kesehatan melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
3. Membina kemitraan dengan lintas sektor dalam
mewujudkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
c. Tujuan
1. Tercapainya kemudahan akses, keterjangkauan dan
kualitas pelayanan kesehatan

40
2. Terwujudnya masyarakat yang memiliki perilaku sehat
yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat
3. Mendapatkan dukungan kebijakan dan pembiayaan dalam
program kesehatan
d.  Strategi
1. Pelayanan kesehatan sesuai dengan prosedur, didukung
tenaga berkompeten dan sarana prasarana yang
memadai serta berfokus pada pelanggan untuk
keselamatan pasien dan petugas
2. Meningkatkan akses dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan
3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan kerjasama
lintas program serta lintas sektoral dalam pembangunan
kesehatan
e. Tata nilai
“S3 Sehat”

a. S3 : Senyum, Salam dan Sapa


b. S iap : Memberi pelayanan terbaik
c. E mpati : Merespon kebutuhan dan harapan pelanggan
dan Sasaran/Masyarakat
d. H andal : Menguasai pengetahuan, ketrampilan dan
beretika
e. A man : Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
yang Mengutamakan Keamanan dan
Keselamatan Bagi Pelanggan, Petugas dan
Lingkungan
f. T epat : Waktu, pelaksanaan, mutu, sasaran,
manfaat dan Pertanggungjawabanya

41
Budaya kerja 5R :
1) Ringkas
2) Rapi
3) Resik
4) Rawat
5) Rajin

5 Malu :
1) Malu datang terlambat dan pulang lebih awal
2) Malu tidak masuk kerja tanpa ijin
3) Malu tidak melaksanakan tata nilai dan budaya kerja 5R

f. Motto
“KITA PASTI SEHAT”

3. Jenis Pelayanan Uptd Puskesmas Sambong


a. Upaya Kesehatan Masyarakat
1) Program Promosi Kesehatan
2) Program Kesehatan Lingkungan
3) Program KIA - KB
4) Program Gizi
5) Program Pencegahan & Pengendalian Penyakit
6) Program Keperawatan Kesehatan Masyarakat
7) Program pengembangan
8) Program kesehatan lansia
9) Program kesehatan jiwa
10) Program kesehatan kerja
11) Program usaha kesehatan sekolah

b. Upaya Kesehatan Perorangan


1) Pelayanan Pemeriksaan Umum
2) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

42
3) Pelayanan KIA/KB
4) Pelayanan Gawat Darurat 24 jam
5) Pelayanan Gizi
6) Pelayanan Persalinan 24 jam
7) Pelayanan Konseling
8) Pelayanan Kefarmasian
9) Pelayanan Laboratorium

43
3. Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Sambong
UPTD PUSKESMAS SAMBONG
KEPALA PETUGAS SIMPUS
UPTD PUSKESMAS SAMBONG
Samiyati,Amk
Joko Budi Heri Santoso,S.Kep,Ns,M.Si
PENCEGAHAN &
KESELAMATAN PASIEN MUTU KEPALA TATA USAHA
PENGENDALIAN INFEKSI
KEPEGAWAIAN

Anita Ratna Dewi, Amd


Eny Purwaningsih, S.Tr.Keb dr. Dhania Jayantika Pamuji,S.Kep,Ns Ch. Dumiyati,SE

RUMAH TANGGA
Agus Priyanto,Am.d
PENANGGUNG JAWAB UKM & PERKESMAS PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB
UKP JARINGAN & JEJARING
Sri Hastuti,SST
Dewi Siswandewi,SST Lili Nujuli Rohmah,SST
KEUANGAN
PENANGGUNG JAWAB UKM PENANGGUNG JAWAB UKM PELAKSANA PELAYANAN PKD SAMBONG
Sri Hastuti,SST
ESENSIAL PENGEMBANGAN PEMERIKSAAN UMUM
Anita Ratna Dewi, Amd
Siti Aminah Ruli Aulia,S.Tr.Gz Anita Ratna Dewi, Amd dr. Dhania Jayantika

PELAKSANA PROGRAM KIA-KB PELAKSANA PROGRAM LANSIA PELAKSANA PELAYANAN KESH GIGI & PKD TEMENGENG
Sri Hastuti,SST Kodrat Gofar Isa MULUT
Ayu Kurniawati,Am.d
Drg Rifka Pujiga

PELAKSANA PROGRAM GIZI PELAKSANA PELAYANAN KIA &KB


PKD SAMBONGREJO
Siti Aminah Ruli Aulia,S.Tr.Gz
Eny Purwaningsih,S.Tr.Keb
Heny Fatmawati,Am.d

PELAKSANA PROGRAM P2 PELAKSANA PELAYANAN GAWAT PKD GADU


DARURAT
Pamuji,S.Kep,Ns Nisrina Nur Hamida,Am.d
Moh.Zubaidi,SST

PELAKSANA PROGRAM KESLING PELAKSANA PELAYANAN GIZI PKD POJOKWATU


Banu Setyo Putro,SKM
Ema Puji Agustina,Am.d
Siti Aminah Ruli Aulia,S.Tr.Gz

PELAKSANA PROGRAM PELAKSANA PELAYANAN PERSALINAN PKD GAGAKAN


PERKESMAS
Eka Susanti,Am.d Lili Nujuli Rohmah,SST Eny Purwaningsih,S.Tr.Keb

PELAKSANA PROGRAM PROMKES PELAKSANA PELAYANAN PKD BITING


Linda Destiya KEFARMASIAN
Samiyati,Am.K Any Fitria,Am.d

PELAKSANA PELAYANAN PUSTU BRABOWAN


LABORATORIUM
Luly Indah KD,S.Tr. Widi Astuti,Am.d

PKD GIYANTI

Sri Endang W,Amd

PUSTU LEDOK

Ayu Tiara,Am.d

44
4. Deskripsi Sumber Daya Manusia , Sarana Prasarana , dan Sumber Daya
lain
Tabel 3.1
Data Sumber Daya Manusia UPTD Puskesmas Sambong 2018
No Pendidikan Jumlah Keterangan

1 Magister Sains 1 Orang Kepala Puskesmas (PNS)


( 1 Kepala Tata Usaha, 1
2 Sarjana Ekonomi 2Orang
Kontrak)
3 Dokter Umum 1 Orang Dokter (1Kontrak)
4 Dokter Gigi 1 Orang Drg ( 1 Kontrak)
Akademi Bidan /D4
5 3Orang Bidan (3PNS )
kebidanan
Sarjana Keperawatan/D4 Perawat ( 3 PNS, 1
6 4 Orang
keperawatan Kontrak )
7 Akademi Kebidanan D3 15 Orang Bidan ( 9 PNS, 6Kontrak)
Perawat ( 2 PNS,
8 Akademi Keperawatan D3 9 Orang
7Kontrak)
8 Akademi Gizi D3 2Orang Gizi ( 1 PNS, 1 Kontrak)
Akademi Keperawatan Gigi
9 1 Orang Perawat Gigi (1 PNS)
D3
10 Akademi Analis 1 Orang Petugas Analis (PNS)
11 Akademi Sanitasi 1 Orang Sanitarian (PNS)
Administrasi ( 1 PNS, 3
12 Tenaga Non Kesehatan 4Orang
Kontrak )
13 Tenaga Kebersihan, Penjaga 3Orang Kebersihan ( Kontrak)
14 Promkes 1 Orang Promkes (1 Kontrak)
15 Sarjana Akutansi 1 Orang Akutan ( 1 Kontrak )
Sarjana Kesehatan
16 1 Orang Kesling ( 1 Kontrak )
Masyarakat
Asisten Apoteker (1
17 D1 Farmasi 1 Orang
Kontrak )

45
Tabel 3.2.
Sarana Pembantu
PUSTU Ledok PKD Pojokwatu
*Bidan 1orang *Bidan desa 1 orang
PUSTU Brabowan PKD Gagakan
*Bidan desa 1 orang *Bidan desa 1 orang
PKD Temengeng PKD Biting
*Bidan 1 orang *Bidan 1 orang
PKD Sambongrejo PKD Giyanti
*Bidan desa 1 orang *Bidan desa 1 orang
PKD Gadu PKD Sambong
*Bidan 1 orang *Bidan 1 orang

B. Fasilitas Yang Tersedia


1. Ruang kantor
a. Ruang Kepala Puskesmas
b. Ruang Kepala Tata Usaha
c. Ruang Aula
d. Ruang Inventaris
e. RuangAdministrasi Umum
f. Ruang UKM
g. Ruang Karyawan 2
h. Ruang Obat

2. Ruang pelayanan
a. Ruang Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medik
b. Ruang PelayananFarmasi
c. Ruang Pelayanan Tunggu
d. Ruang PelayananPemeriksaan Umum 1
e. Ruang PelayananPemeriksaan Umum 2
f. Ruang Pelayanankesehatan Gigi dan Mulut
g. RuangPelayananKIA/KB
h. Ruang Pelayanan Anak

46
i. Ruang Pelayanan Gizi
j. Ruang PelayananPromosi Kesehatan
k. Ruang Pelayanan Imunisasi
l. Ruang PelayananLaboratorium
m.Ruang Koprasi
n. Ruang Pelayanan UGD
o. Ruang Sterilisasi
p. Ruang PelayananPersalinan
q. Ruang Rawat Pasca Persalinan
r. Ruang Penyelenggaraan Makanan
s. Pojok Dahak
t. Kamar Mandi/ WC pasien (laki-laki dan perempuan terpisah)
u. KM/WC untuk persalinan
v. Rumah Dinas Tenaga Kesehatan

B. Tugas Pokok Peserta Diklat


a. Melakukkan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
b. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
c. Melakukan tindakan khusus dokter umum tingkat sederhana
d. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
e. Melakukan tindakan darurat medik / P3K tingkat sederhana
f. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
g. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
h. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
i. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
j. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
k. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
l. Melakukan pelayanan KB
m. Melakukan pelayanan imunisasi
n. Melakukan pelayanan gizi
o. Melakukan penyuluhan Medik
p. Membuat catatan medik pasien rawat jalan
q. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam

47
r. Menguji kesehatan individu
s. Melakukan tugas jaga sepi pasien
t. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan sederhana

C. Role Model
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau baik untuk di
contoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya.
Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Kepala Puskesmas UPTD
Puskesmas Sambong Bapak Joko Budi HS, S.Kep, Ns.M.Si. Pendidikan terakhir
S2 Magister Administrasi Publik. Sosok yang akrab dipanggil “Bapak” di
lingkungan kerja UPTD Puskesmas Sambong ini sangat memberikan inspirasi
sebagai pemimpin dan tenaga ASN teladan,mampu memberikan contoh, dan
teladan bagi penulis.
Selama penulis bekerja di instansi, Bapak merupakan sosok yang paling
bisa menempatkan diri dimana kapan dan bagaimana situasi yang ada. Beliau
bisa tetap berwibawa tanpa membuat batas antara pimpinan dan yang dipimpin.
Memberikan solusi yang terbaik dan objektif terhadap masalah untuk
kepentingan puskesmas atau masyarakat bukan siapa yang menyampaikan
melainkan melihat apa yang disampaikan saat menerima masukan.
Terutama pada rancangan aktualisasi kali ini, beliau sangat berperan andil
dalam rancangan dan kegiatan yang akan kami lakukan yang berprinsip bukan
hanya formalitas menyelesaikan tugas melainkan sebagaimana mungkin apa
yang kami kerjakan bisa bermanfaat untuk masyarakat dan dapat
mempertahankan mutu di UPTD Puskesmas Sambong.

48
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterikatan dengan Nilai


ANEKA

Berdasarkan hasil analisis dengan metode AKPL dan USG, dari


keenam isu tersebut yang paling dominan dengan skor 13 adalah Masih
ditemukannya ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK)
dilingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas Sambong. Untuk
mengatasi masalah tersebut, ditemukan gagasan pemecah isu yaitu Upaya
Penurunan angka kejadian ibu hamil dengan kurang energi kronik di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Sambong.

Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan berkaitan dengan


antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan Edukasi tentang pentingnya menjaga status gizi ibu hamil
dan tentang ibu hamil KEK
2. Pembuatan Leaflet sebagai media edukasi
3. Membuat Program Hallo Bunda
4. Menunjuk Anggota Keluarga Pasien sebagai Pengawas Gizi Ibu
5. Menggalakan kepedulian perangkat desa tentang status gizi warganya
6. Pendampingan kader satu kader satu ibu hamil

49
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Judul : Upaya Penurunan angka kejadia ibu hamil dengan kurang energi kronik di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Sambong

Nama Lengkap : dr. Sukma Dewi Mayanggoretno Mustikaning Pamungkas


Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Sambong
Coach : Drs.Sujarwo. M.Pd
Mentor : Joko Budi Heri Santoso S.Kep, Ns.M.Si.

Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya penerapan dan pelayanan triase IGD sesuai standar
2. Belum optimalnya penanganan ODGJ dilingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas Sambong
3. Masih ditemukannya ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK) dilingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sambong
4. Kurangnya kepatuhan kontrol pasien Prolanis
5. Masih ditemukannya pasien TB putus obat dilingkungan wilayah kerja UPTD
6. Kurangnya kesadaran ibu untuk memberikan ASI Ekslusif

Isu yang Diangkat : Masih ditemukannya ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK) dilingkungan wilayah
kerja UPTD Puskesmas Sambong
Gagasan yang Diangkat : Upaya Penurunan angka kejadia ibu hamil dengan kurang energi kronik di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Sambong

50
Kontribusi Penguatan Dampak
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No. Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Kegiatan Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
1. Melakukan Berkonsultasi Persetujuan Akuntabilitas Kontribusi visi : Pro Rakyat Kurangnya
penyuluhan dengan atasan Melakukan konsultasi secara Terwujudnya Responsif pengetahuan
edukasi atasan transparan dan Masyarakat Etika dan kesadaran
tentang bertanggungjawab terkait Kecamatan Simpatik ibu hamil untuk
pentingnya kegiatan yang akan dilakukan Sambong Sehat Tertib menjaga status
menjaga Nasionalisme Tahun 2020 Akuntabel gizi nya
status gizi Sila 2 Semangat
saat hamil Menghormati dan menerima Kontribusi misi : Kondisi ibu
dan ibu hamil putusan atasan Misi ke-2 hamil KEK tidak
KEK Etika publik ada perubahan
Berkonsultasi dengan atasan yang bisa
dengan penuh sopan santun berdampak
dan hormat pada status
Membangun Terjalin Etika publik kehamilan dan
kerjasama kerjasama Kebersamaan dalam kondisi janin
dengan tim dengan tim menjalankan suatu kegiatan
gizi dan ukm ,persamaan Komitmen Mutu
mindset dan Komitmen bersama
tujuan membangun pelayanan
berorientasi mutu
Membuat Kesepakatan Nasionalisme
kesepakatan jadwal ,tugas Sila ke 4
rancangan dan Musyawarah mufakat dalam
kegiatan materi ,tahap pembuatan kesepakatan
(jadwal,tugas an kegiatan jalannya kegiatan
,materi, penyuluhan Komitmen Mutu
tahapan) Mempertimbangkan bersama

51
Kontribusi Penguatan Dampak
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No. Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Kegiatan Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
efektifitas dan efisiensi
kegiatan

Mempersiapkan materi yang


bermutu sesuai dengan
literatur terbaru
Menyiapkan Materi Anti Korupsi
undangan, penyuluhan, Mempersiapkan segala
daftar hadir Undangan kebutuhan disesuaikan
dan materi dan daftar dengan anggaran yang
penyuluhan hadir diberika
Nasionalisme
Sila 5
Semangat gotong royong
Menyebarkan Undangan Akuntabilitas
undangan tersampaikan Konsisten melaksanakan
pada peserta kegiatan sesuai rencana dan
penyuluhan penuh tanggung jawab
Etika publik
Menyampaikan undangan
kepada peserta penyuluhan
dengan sopan dan santun
Melaksanakan Dokumentasi Akuntabilitas
kegiatan penyuluhan Melaksanakan penyuluhan
penyuluhan dengan rasa tanggung jawab
sesuai tupoksi

52
Kontribusi Penguatan Dampak
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No. Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Kegiatan Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Nasionalisme
Sila 2
Memberikan informasi tanpa
membeda-bedakan golongan
Anti Korupsi
Menyampaikan materi dengan
jujur dan sumber yang akurat
2. Membuat Mempersiap Rancangan Etika publik Kontribusi visi : Pro Rakyat Kurangnya
leaflet kan Leaflet Kebersamaan dalam Terwujudnya Responsif konsistensi
sebagai pembuatan tentang gizi menjalankan suatu kegiatan Masyarakat Etika proses
media leaflet ibu hamil dan Nasionalisme Kecamatan Simpatik penyampaian
edukasi dengan tim ibu hamil Sila ke 4 Sambong Sehat Tertib pengetahuan
gizi dan ukm KEK Musyawarah mufakat dalam Tahun 2020 Akuntabel tentang ibu
(desain, pembuatan kesepakatan Semangat hamil KEK
materi) jalannya kegiatan Kontribusi misi :
Komitmen Mutu Misi ke-2
Mempersiapkan materi yang
bermutu sesuai dengan
literatur terbaru
Berkonsultasi Persetujuan Akuntabilitas
dengan atasan Melakukan konsultasi secara
atasan transparan dan
bertanggungjawab terkait
kegiatan yang akan dilakukan

53
Kontribusi Penguatan Dampak
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No. Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Kegiatan Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Nasionalisme
Sila 2
Menghormati dan menerima
putusan atasan
Etika publik
Berkonsultasi dengan atasan
dengan penuh sopan santun
dan hormat
Anti Korupsi
Menyampaikan kebutuhan
yang diperlukan secara jujur
sesuai realita
Mencetak Leaflet Akuntabilitas
leaflet tentang gizi Melaksanakan kegiatan sesuai
ibu hamil dan rencana dan penuh tanggung
ibu hamil jawab
KEK Anti Korupsi
Mempersiapkan segala
kebutuhan disesuaikan
dengan anggaran
Menempat Dokumentasi Nasionalisme
kan leaflet di proses dan Sila ke 2
ruang tunggu hasil Menmberikan informasi tanpa
puskesmas penyebaran/ membeda-bedakan golongan
dan balai KIA penempatan Komitmen Mutu
leaflet Mempertimbangkan efektifitas
dan efisiensi kegiatan

54
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
3. Membuat Mempersiap Terjalin Etika publik Kontribusi visi : Pro Rakyat Kurangnya
program Hallo kan kerjasama Menghargai komunikasi, Terwujudnya Responsif efektifitas dan
Bunda pembuatan dengan tim, konsultasi, dan kerjasama Masyarakat Etika efisiensi
program persamaan antar tim Kecamatan Simpatik penyebaran
dengan tim mindset dan Nasionalisme Sambong Sehat Tertib informasi
gizi,ukm dan tujuan Sila ke 4 Tahun 2020 Akuntabel edukasi dan
bidan desa Musyawarah mufakat dalam Semangat konseling
kesepakatan pembuatan Kontribusi misi :
program Misi ke-1,2,3 Ketidakpatuhan
Berkonsultasi Persetujuan Akuntabilitas ANC
dengan atasan Melakukan konsultasi secara
atasan transparan dan
bertanggungjawab terkait
kegiatan yang akan dilakukan
Nasionalisme
Sila ke 2
Menghormati dan menerima
putusan atasan
Etika publik
Berkonsultasi dengan atasan
dengan penuh sopan santun
dan hormat
Sosialisasi Dokumentasi Nasionalisme
program ke bukti Sila 2
kader desa sosialisasi Menumbuhkan rasa
dan ibu hamil kepedulian sesama dan
KEK kemanusian

55
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Anti Korupsi
Menyampaikan materi
sosialisai dengan jujur dan
akurat
Membuat Grup WA Komitmen Mutu
grup WA Hallo Bunda Melakukan inovasi baru,
mencapai efektifitas dan
efisiensivpenyampaian
informasi
Anti Korupsi
Tidak menggunakan grup WA
untuk kepentingan pribadi
Memberikan Bukti Akuntabilitas
informasi via Informasi via Edukasi berkelanjutan agar
WA WA tercipta konsistensi dalam
(edukasi, meningkatkan derajat
pengingat kesehatan
kontrol ANC, Nasionalisme
konsultasi Sila ke 2
ibu) Memberikan informasi tanpa
membeda-bedakan golongan
Etika Publik
Memberikan layanan kepada
publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan
santun

56
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
4. Menunjuk Membuat Terjalin Etika publik Kontribusi visi : Pro Rakyat Kurangnya
Anggota kerjasama kerjasama Menghargai komunikasi, Terwujudnya Responsif efektifitas dan
Keluarga dengan tim dengan tim, konsultasi, dan kerjasama Masyarakat Etika efisiensi dalam
Pasien gizi dan ukm persamaan antar tim Kecamatan Simpatik monitoring
sebagai mindset dan Nasionalisme Sambong Sehat Tertib status gizi ibu
Pengawas tujuan Sila ke 4 Tahun 2020 Akuntabel hamil
Gizi Ibu Musyawarah mufakat dalam Semangat
kesepakatan pembuatan Kontribusi misi :
program Misi ke-1,2,3
Berkonsultasi Persetujuan Akuntabilitas
dengan atasan Melakukan konsultasi secara
atasan transparan dan
bertanggungjawab terkait
kegiatan yang akan dilakukan
Nasionalisme
Sila ke 2
Menghormati dan menerima
putusan atasan
Etika publik
Berkonsultasi dengan atasan
dengan penuh sopan santun
dan hormat

57
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Membuat Form Akuntabilitas
form pantauan gizi Melaksanakan kegiatan sesuai
pantauan gizi ibu rencana dan penuh tanggung
ibu jawab
Anti Korupsi
Mempersiapkan form
disesuaikan dengan anggaran
yang diberikan
Komitmen Mutu
Melakukan inovasi baru
Sosialisasi Dokumentasi Nasionalisme
dengan bukti Sila 2
kader, sosialisai Menumbuhkan rasa
keluarga kepedulian sesama dan
pasien dan kemanusian
membagikan Anti Korupsi
form Menyampaikan materi
pantauan gizi sosialisai dengan jujur dan
akurat
Pembuatan Grup WA Komitmen Mutu
grup WA Pengawas Melakukan inovasi baru,
khusus Gizi Ibu mencapai efektifitas dan
efisiensiv penyampaian
informasi
Anti Korupsi
Tidak menggunakan grup WA
untuk kepentingan pribadi

58
Kontribusi Penguatan Dampak
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No. Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Kegiatan Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Monitoring Bukti Akuntabilitas
kondisi ibu monitoring Dengan tanggung jawab
tiap bulan gizi ibu (buku melakukan monitoring
oleh kader KMS) berkelanjutan agar tercipta
dan bidan konsistensi dalam
desa meningkatkan derajat
kesehatan sesuai
Anti Korupsi
Melaporkan bukti monitoring
secara jujur dan apa adanya
5. Menumbuh Berkonsultasi Persetujuan Etika publik Kontribusi visi : Pro Rakyat Kurangnya
kan dengan atasan Kebersamaan dalam Terwujudnya Responsif pengetahuan
kepedulian atasan menjalankan suatu kegiatan Masyarakat Etika dan kesadaran
perangkat Nasionalisme Kecamatan Simpatik perangkat desa
desa tentang Sila ke 4 Sambong Sehat Tertib untuk peduli
status gizi Musyawarah mufakat dalam Tahun 2020 Akuntabel status gizi
warganya pembuatan kesepakatan Semangat warga
jalannya kegiatan Kontribusi misi :
Komitmen Mutu Misi ke-2,3
Mempersiapkan materi yang
bermutu sesuai dengan
literatur terbaru
Membangun Terjalin Etika publik
kerjasama kerjasama Kebersamaan dalam
dengan tim dengan tim, menjalankan suatu kegiatan
gizi dan ukm persamaan Komitmen Mutu
mindset dan Komitmen bersama membangun
tujuan pelayanan berorientasi mutu

59
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Membuat Kesepakatan Nasionalisme
kesepakatan jadwal ,tugas Sila ke 4
rancangan dan Musyawarah mufakat dalam
kegiatan materi ,tahap pembuatan kesepakatan
(jadwal,tugas an kegiatan jalannya kegiatan
,materi, penyuluhan Komitmen Mutu
tahapan) Mempertimbangkan bersama
efektifitas dan efisiensi
kegiatan

Mempersiapkan materi yang


bermutu sesuai dengan
literatur terbaru
Menyiapkan Materi Anti Korupsi
undangan, penyuluhan, Mempersiapkan segala
daftar hadir Undangan kebutuhan disesuaikan
dan materi dan daftar dengan anggaran yang
penyuluhan hadir diberika
Nasionalisme
Sila 5
Semangat gotong royong
Menyebarkan Undangan Akuntabilitas
undangan tersampaikan Konsisten melaksanakan
pada peserta kegiatan sesuai rencana dan
penyuluhan penuh tanggung jawab

60
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Etika publik
Menyampaikan undangan
kepada peserta penyuluhan
dengan sopan dan santun
Melaksanakan Dokumentasi Akuntabilitas
kegiatan penyuluhan Melaksanakan penyuluhan
penyuluhan dengan rasa tanggung jawab
sesuai tupoksi
Nasionalisme
Sila 2
Memberikan informasi tanpa
membeda-bedakan golongan
Komitmen Mutu
Menumbuhkan sikap empaty
kepada masyarakat, Merubah
mindset masyarakat untuk
peduli
Anti Korupsi
Menyampaikan materi dengan
jujur dan sumber yang akurat
6. Pendamping Membuat Terjalin Etika publik Kontribusi visi : Pro Rakyat Kurangnya
an kader, kerjasama kerjasama Menghargai komunikasi, Terwujudnya Responsif efektifitas dan
satu kader dengan tim dengan tim, konsultasi, dan kerjasama Masyarakat Etika efisiensi dalam
satu ibu gizi dan ukm persamaan Kecamatan Simpatik monitoring
antar tim Tertib
hamil mindset dan Sambong Sehat status gizi ibu
Akuntabel
tujuan Tahun 2020 Semangat hamil

61
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Nasionalisme Kontribusi misi : ANC tidak
Sila ke 4 Misi ke-1,2,3 dilaksanakan
Musyawarah mufakat dalam sesuai jadwal
kesepakatan pembuatan
program

Berkonsultasi Persetujuan Etika publik


dengan atasan Kebersamaan dalam
atasan menjalankan suatu kegiatan
Nasionalisme
Sila ke 4
Musyawarah mufakat dalam
pembuatan kesepakatan
jalannya kegiatan
Komitmen Mutu
Mempersiapkan materi yang
bermutu sesuai dengan
literatur terbaru
Sosialisasi Dokumentasi Nasionalisme
dengan bukti Sila 2
kader dan ibu sosialisai Menumbuhkan rasa
hamil kepedulian sesama dan
kemanusian

62
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Dampak
Kegiatan Kegiatan Pelatihan terhadap Visi Nilai kegiatan jika
Misi Organisasi Organisasi tidak dilakukan
Anti Korupsi
Menyampaikan materi
sosialisai dengan jujur dan
akurat
Pelaksanaan Bukti Akuntabilitas
kegiatan satu monitoring Dengan tanggung jawab
kader satu gizi ibu (buku melakukan monitoring
ibu hamil KMS) berkelanjutan agar tercipta
konsistensi dalam
meningkatkan derajat
kesehatan sesuai
Komitmen Mutu
Melakukan inovasi baru
Anti Korupsi
Melaporkan bukti monitoring
secara jujur dan apa adanya

63
B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Puskesmas Samong pada tanggal 18 Juli 2019 sampai dengan
23 Agustus 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan di jabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.2. Jadwal
Pelaksanaan Aktualisasi

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi


No Kegiatan Minggu/Bulan ke- Portofolio/ Bukti Kegiatan
Juli 2019 Agustus 2019
3 4 1 2 3
1 Memberikan Edukasi tentang Foto /materi edukasi
pentingnya menjaga status gizi ibu
hamil dan tentang ibu hamil KEK
2 Pembuatan Leaflet sebagai media Leaflet
edukasi
3 Membuat Program Halo Bunda Foto/screenshoot/grup WA

4 Menunjuk Anggota Keluarga Pasien Foto/ materi edukasi/grup WA


sebagai Pengawas Gizi Ibu
5 Menggalakan kepedulian perangkat Foto /materi edukasi
desa tentang status gizi warganya

6 Pendampingan kader satu kader satu Foto/ materi edukasi


ibu hamil
Keterangan :
A. : Pelaksanaan Kegiatan
B. :Tahap finalisasi pelaporan dan penyusunan bukti kegiatan aktualisasi melalui habituasi

64
A. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam pelaksanaan 6 kegiatan aktualisasi dan habituasi ANEKA,
terdapat kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut mengalami kendala
sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara
optimal atau tidak tercapai aktualisasinya. Oleh karena itu perlu
disampaikan kendala-kendala yang mungkin terjadi, langkah-langkah
antisipasi menghadapi kendala tersebut, dan perlu dicari secara
cermat strategi untuk menghadapi kendala tersebut. Kendala, resiko
dan solusi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Antisipasi Strategi
No Rencana Kendala menghadapi menghadapi
Kegiatan kendala kendala
1. Memberikan Kegiatan tidak Manajemen Displin
Edukasi selesai tepat waktu dengan waktu
tentang waktu baik sesuai
pentingnya
dengan
menjaga
status gizi ibu jadwal
hamil dan Kurangnya Membaca yang
tentang ibu kompetensi literatur tentang telah
hamil KEK dalam kegiatan kegiatan yang dibuat
yang akan akan dilakukan,
dilakukan Konsultasi Inventari
kepada ahlinya sasi
literatur,
ibu hamil dan Mencari ibu mencari
Keluarga yang hamil atau nara
kurang kooperatif keluarga yang sumber
lebih kooperatif

Edukasi
kepada
ibu hamil
dan
keluarga
tentang
pentingn

65
ya
kegiatan
ini
dilaksan
akan
2. Pembuatan Kegiatan tidak Manajemen Displin
Leaflet selesai tepat waktu dengan waktu
sebagai waktu baik sesuai
media
dengan
edukasi
jadwal
Kurangnya Membaca yang
kompetensi literatur tentang telah
dalam kegiatan kegiatan yang dibuat
yang akan akan dilakukan
dilakukan Konsultasi Inventari
kepada ahlinya sasi
literatur,
mencari
Kurangnya minat Membagikan nara
pengunjung saat kontrol sumber
mengambil leaflet ANC

Rutin melakukan
promosi edukasi
via leaflet
3. Membuat Kegiatan tidak Manajemen Displin
Program selesai tepat waktu dengan waktu
Hallo Bunda waktu baik sesuai
dengan
jadwal
yang
Kurangnya minat Memotivasi telah
petugas WA petugas untuk dibuat
untuk aktif Aktif
memberikan
konten edukasi Monitoring oleh
via wa atasan
4. Menunjuk ibu hamil dan Mencari Edukasi kepada
Anggota Keluarga yang keluarga ibu ibu hamil dan
Keluarga kurang kooperatif hamil yang lebih keluarga tentang
Pasien
kooperatif pentingnya
sebagai
kegiatan ini

66
Pengawas dilaksanakan
Gizi Ibu
5. Menggalakan Kegiatan tidak Manajemen Displin
kepedulian selesai tepat waktu dengan waktu
perangkat waktu baik sesuai
desa tentang
dengan
status gizi
warganya jadwal
yang
Kurangnya Membaca telah
kompetensi literatur tentang dibuat
dalam kegiatan kegiatan yang
yang akan akan dilakukan,
dilakukan Konsultasi Inventari
kepada ahlinya sasi
literatur,
Perangkat desa Mencari mencari
yang kurang Perangkat desa nara
kooperatif yang lebih sumber
kooperatif

Edukasi
Perangka
t desa
tentang
pentingny
a
kegiatan
ini
dilaksana
kan
6. Pendamping Kegiatan tidak Manajemen Displin
an kader satu selesai tepat waktu dengan waktu
kader satu waktu baik sesuai
ibu hamil
dengan
jadwal
yang
Kurangnya minat Memotivasi telah
kader untuk aktif petugas untuk dibuat
Aktif

Monitoring oleh
bidan desa

67
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Rancangan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja
merupakan rancangan kegiatan utuk menyelesaikan isu dengan
identifikasi isu yang telah dirumuskan melaui analisa APKL dan
analisa USG. Identifikasi isu yang ada dapat berasal dari individu,
unit kerja maupun dari organisasi, dari sana beberapa isu telah dapat
diidentifikasi. Dari beberapa isu tersebut kemudian dilakukan
identifikasi dengan metode USG. Isu yang diangkat yaitu Masih

68
ditemukannya ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK)
dilingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas Sambong. Dari isu
tersebut muncul gagasan pemecahan isu yang tertuang dalam 6
kegiatan yang terdiri dari :
1. Memberikan Edukasi tentang pentingnya menjaga status
gizi ibu hamil dan tentang ibu hamil KEK (SKP)
2. Pembuatan Leaflet sebagai media edukasi (SKP)
3. Membuat Program Halo Bunda (inovasi)
4. Menunjuk Anggota Keluarga Pasien sebagai Pengawas
Gizi Ibu (inovasi)
5. Menggalakan kepedulian perangkat desa tentang status
gizi warganya (SKP)
6. Pendampingan kader satu kader satu pasien (inovasi)

Dalam aktualisasi nilai-nilai ANEKA, Manajemen ASN, Whole


of Goverment, dan Pelayanan Publik di unit kerja masing-masing.
Saya akan menerapkan nilai-nilai ANEKA, yaitu:
 Akuntabilitas : tanggung jawab, kejelasan, integritas,
transparan, konsisten
 Nasionalisme : musyawarah, menghormati keputusan dan
mendengarkan pendapat
 Etikapublik : komunikasi, respect, keluwesan,
kebersamaan
 Komitmenmutu : berorientasi mutu, inovasi, pelayanan
sepenuh hati,
 Antikorupsi : disiplin, sederhana

B. Pentingnya Rancangan Aktualisasi


1. Pentingnya Rancangan Aktualisasi Dibuat
Pentingnya Rancangan Aktualisasi dibuat karena menjadi
pedoman dan panduan untuk menyelesaikan isu melalui gagasan

69
pemecahan isu yang tertuang dalam kegiatan yang dirancang.
Dengan adanya pembuatan Rancangan Aktualisasi, diharapkan
pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat menghasilkan output yang
sesuai dengan perencanaan. Selain itu dengan membuat
Rancangan Aktualisasi, penulis juga dapat lebih memahami nilai-
nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) yang dapat diimplementasikan
dalam berbagai kegiatan selama melaksanakan aktualisasi maupun
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Penulis juga lebih paham
mengenai sikap dan perilaku yang dapat memberikan kontribusi
terhadap visi dan misi organisasi serta menguatkan nilai organisasi.

2. Dampak Apabila Rancangan Aktualisasi Tidak Dibuat


Apabila Rancangan Aktualisasi tidak dibuat maka dapat
mengakibatkan dampak berupa tidak terselesaikannya isu yang
ada di unit kerja dan dapat menghasilkan berbagai masalah yang
lebih kompleks. Selain itu pemahaman mengenai nilai-nilai dasar
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi) pun menjadi kurang karena tidak ada pedoman
dan panduan dalam mengimplementasikan nilai-nilai tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga AdministrasI Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS


Golongan I dan II Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Akuntabilitas.Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Nasionalisme. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.

70
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Etika Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Pelayanan Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Whole of Goverment. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul
Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Direktorat jenderal bina gizi dan kesehatan ibu dan anak kementrian
kesehatan RI. (2015). Pedoma Penanggulangan Kurang Energi
Protein (KEK) pada Ibu Hamil. Jakarta : Direktorat jenderal bina
gizi dan kesehatan ibu dan anak kementrian kesehatan RI
Internasional NGO Forum on Development. (2016). Sustainable
Development Goals Panduan Untuk Pemerintah Daerah (Kota
dan Kabupaten) dan Pemangku Kepentingan Daerah. Jakarta :
Internasional NGO Forum on Development
Kementrian kesehatan RI Badan. (2019). Laporan Nasional RISKESDAS
2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengemabngan
Kesehatan.

71
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Laporan Kinerja Ditjen Kesehatan
Masyarakat tahun 2017. Jakarta : Ditjen Kesehatan
Masyarakat.

72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas diri:
Nama Lengkap : Sukma Dewi Mayanggoretno Mustikaning
Pamungkas
Nama Panggilan : Mayang
TTL : Blora, 13 Agustus 1989
Umur : 29th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku : Jawa
Tinggi badan : 141cm
Berat badan : 47kg
Golongan darah :B
Alamat : Desa Kentong RT 03 RW 01, Kec. Cepu,
Kab.Blora, Jateng
Telepon : 085852256960
e-mail : dr.sukma89@gmail.com
Pekerjaan : Dokter umum

Riwayat Pendidikan :
 SDN Kentong 1 Cepu 1995-2001
 SMPN 1 Cepu 2001-2004
 SMAN 1 Blora 2004-2007
 FK Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 2007-2014

73
Riwayat Pekerjaan :
 Program Internsip Dokter November 2014 - November 2015 di
RSUD Lawang, Malang, Jawa Timur
 Klinik Rawat Inap BAGAS Cepu Maret 2016-sekarang
 RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu Mei 2016-April 2019
 Klinik HSP Cepu juli 2016 - februari 2017

Riwayat Pelatihan :
 ATLS
 ACLS
 EKG

Demikianlah daftar riwayat hidup yang saya buat . Atas perhatiannya


saya ucapkan terima kasih.

Cepu, 12 Juli 2019

dr. Sukma Dewi Mayanggoretno Mustikaning Pamungkas

74

Anda mungkin juga menyukai