Disusun oleh:
Coach, Mentor,
HALAMAN PENGESAHAN
ii
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASINILAI-NILAI DASAR
DAN PERAN KEDUDUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
Narasumber,
iii
SURAT PERNYATAAN
PRAKATA
iv
Alhamdulillahirobbil’alamin,segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi dan Habituasi Nilai -
nilai Dasar dan Peran Kedudukan ASN Diklat Latsar CPNS Golongan III
Angkatan XCIX dengan judul “Upaya Meningkatkan Pelaporan Efek
Samping Obat di Uptd Puskesmas Sambong”.
Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat terwujud karena bantuan
dan dorongan dari banyak pihak. Penulis dengan rendah hati
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah.
2. Lilik Hernanto,S.KM,M.Kes. selaku Kepala Dinas Kabupaten Blora.
3. Anang Sri Danaryanto,S.sos.M.M.A. selaku Kepala Badan
Kepegawaian Kabupaten Blora yang telah memberangkatkan CPNS
untuk melaksanakan latsar.
4. Drs. Sujarwo,M.pd ,selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,
masukan dan bimbingannya.
5. Joko Budi HS,S.kep.Msi selaku mentor dan Kepala UPTD Puskesmas
Sambongatas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan
bimbingan selama pelaporan program aktualisasi.
6. Dwi Heri Sudaryanto,S.Komselaku narasumber atas saran masukan
yang diberikan untuk perbaikan laporan aktualisasi.
7. Keluarga besar UPTD Puskesmas Sambong Kabupaten Blora
8. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikandan diaktualisasikan di instansi.
9. Seluruh Panitia dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar.
10. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan XCIX tahun
2019.
v
11. Keluarga saya, Orangtua, Adik dan Suami tercinta yang senantiasa
memberikan dukungan moril maupun materiil.
Penulis sadar bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan dari berbagai
pihak membuat laporan menjadi lebih baik agar laporan ini dapat dijadikan
dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-
nilai dasar PNS, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN...................................................................... iv
PRAKATA................................................................................................ v
DAFTAR ISI............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Identifikasi Isu, Dampak dan Rumusan Masalah.......................... 2
C. Tujuan........................................................................................... 8
D. Manfaat......................................................................................... 9
BAB IIDESKRIPSI UNIT ORGANISASI
A. Dasar Hukum, Visi, Misi dan Nilai Organisasi.............................. 10
1. Dasar Hukum Organisasi........................................................ 10
2. Visi, Misi dan Nilai Organisasi................................................. 10
3. Struktur Organisasi................................................................. 12
4. Deskripsi Sumber Daya Manusia dan Sarpras....................... 12
B. Tugas Pokok Organisasi dan Tugas Pokok Peserta.................... 14
C. Role Model.................................................................................... 17
BAB III RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI-HABITUASI
A. Daftar Rancangan KegiatanAktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA.................................................................................. 18
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi..................................................... 25
BAB IVHASIL KEGIATAN AKTUALISASI-HABITUASI
A. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan didukung dengan
substansi mata pelatihan dan kontribusi terhadap organisasi...... 26
B. Analisis Dampak Hasil Inisiatif/Kegiatan....................................... 41
vii
C. Uraian Kendala yang Timbul dan Strategi Menghadapi Kendala. 46
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................... 47
B. Rekomendasi................................................................................ 48
C. Rencana Aksi ............................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 50
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................... 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintahan. Pengertian tersebut sesuai dengan Undang –
Undang no 5 tahun 2014. Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah
ditetapkan pada UU no 5 tahun 2014 pasal 12, yaitu “Sebagai
perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional, melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme.
1
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III .
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai – nilai publik.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi aparatur sipil Negara untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan
orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa dan Negara.
3. Etika pubik
Etika publik merupakan refleksi atas standart/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, prilaku untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
4. Komitmen mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu
antara lain : mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan
memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara
5. Anti korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan
norma–norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi,
merugikan Negara atau masyarakat baik secara langsung maupun
2
tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian
keuangan Negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan
dan gratifikasi.
3
dengan biaya yang terjangkau oleh dirinya dan kebanyakan
masyarakat. Pengobatan yang pada umumnya ialah untuk mencapai
suatu pengobatan yang efektif, tentu saja mendorong penggunaan obat
rasional digalakkan dimana-mana.
1. Tepat diagnosis,
2. Tepat Pemilihan Obat,
3. Tepat Indikasi,
4. Tepat Pasien,
5. Tepat Dosis,
6. Tepat cara dan lama pemberian,
7. Tepat harga,
8. Tepat Informasi dan
9. Waspada terhadap Efek Samping Obat.
4
Penggunaan obat dikatakan rasional yaitu apabila pasien menerima
pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang
sesuai dengan kebutuhan, dalam periode waktu yang adekuat dan
dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat banyak.
Sesuai dengan indikator pelayanan yang harus dimiliki oleh
Puskesmas Sambong, maka inovasi merupakan suatu upaya yang baik
dalam meningkatkan kualitas hidup pasien yang berobat di Puskesmas
Sambong. Dalam rangka merancang sebuah inovasi, yang pertama
harus dilakukan adalah identifikasi isu yang terjadi di Puskesmas
Sambong. Bahwa pengukuran indicator penggunaan obat yang rasional
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh departemen kesehatan
th 2011 yaitu :
5
Untuk penggunaan injeksi myalgia menggunakan antibiotic tidak
ditemukan kasus. Berdasarkan data tersebut dapat dipastikan bahwa
penggunaan antibiotic masih tinggi di atas standar yang ditetapkan
sehingga perlu dilakukan evaluasi.Hal tersebut yang melatarbelakangi
penulis untuk memilih isu kurangnya penggunaan obat yang rasional.
Setelah isu diidentifikasi dan ditetapkan, maka selanjutnya dapat
disusun kegiatan yang akan diaktualisasikan untuk dapat meningkatkan
kualitas lingkungan Puskesmas Sambong.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka penulis akan
merancang kegiatan aktualisasi dengan menerapkan ilmu dan nilai-nilai
yang telah didapatkan selama pelatihan sehingga mampu memberikan
perubahan yang bermanfaat untuk Puskesmas Sambong dalam
meningkatkan kualitas hidup pasien.
B. Identifikasi Isu, Dampak dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Isu
Laporan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi
beberapa isu atau problematika yang ditemukan dalam
melaksanakan tugas sebagai apoteker ahli pertama di UPTD
Puskesmas Sambong Kabupaten Blora. Sumber isu yang diangkat
dapat berasal dari individu, unit kerja, maupun organisasi. Isu-isu
yang menjadi dasar laporan aktualisasi ini bersumber dari aspek:
a. Whole of government (WoG),
b. Pelayanan publik, dan
c. Manajemen ASN.
Telah dipetakan beberapa isu atau problematika, antara lain:
a. Belum tercapainya peningkatan penggunaan obat yang rasional
di Puskesmas Sambong
b. Belum maksimalnya pengawasan , pengendalian dan
penggunaan narkotika dan psikotropika di Puskesmas Sambong
c. Belum maksimalnya monitoring efek samping obat di Puskesmas
Sambong;
6
d. Belum maksimalnya penyediaan,pengawasan dan monitoring
obat emergensi di masing-masing unit pelayanan
e. Belum optimalnya pemberian informasi obat kepada seluruh
pasien Puskesmas Sambong;
Daftar isu yang diperoleh di lingkungan kerja penulis yang
dikaitkan dengan agenda ketiga Pelatihan Dasar CPNS
(Manajemen ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan
Publik) dapat ditampilkan pada tabel berikut:
7
N Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
o. Diharapkan
almari
penyimpanan obat
yang kecil
sehingga tidak
muat untuk
menyimpan obat
menyebabkan
pengawasan
kurang maksimal
3. Belum maksimalnya Pelayanan Kurangnya Perlu adanya
monitoring Publik kemauan pasien komunikasi antara
pelaporan efek untuk melaporkan dokter, apoteker ,
samping obat efek samping obat tenaga medis lainnya
yang terjadi untuk meminimalkan
efek samping obat
Kurangnya melalui komunikasi
komunikasi antar informasi dan edukasi
petugas kesehatan dengan pasien dari
yang lain terhadap pasien mendaftar
kejadian efek sampai mendapatkan
samping obat obat.
Sistem penulisan
Resep yang
kurang jelas
8
N Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
o. Diharapkan
5. Belum maksimalnya Manajemen Seringkali pasien Pasien megerti akan
pemberian informasi ASN terburu-buru cara penggunaan obat
obat ke seluruh sehingga malas yang baik sesuai
pasien yang berobat mendengarkan dosis, indikasi,
di UPTD PIO atau pasien cara.waktu pemakaian
Puskesmas yang berusia lanjut obat sehingga
Sambong yang tidak di keberhasilan terapi
temani dapat tercapai
keluarganya
9
Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis,
4 Layak (L)
dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
wewenang, dan tanggung jawab.
Berikut beberapa isu yang ada pada UPT Puskesmas Sambong yang
ditetapkan menggunakan pendekatan APKL:
A P K L
1 Belum tercapainya + + + + Memenuhi (M)
penggunaan obat yang
rasional
2 + + + + Memenuhi (M)
Belum tercapainya
pengawasan , pengendalian
dan penggunaan narkotika
dan psikotropika di
Puskesmas Sambong
3 + + - + Tidak Memenuhi
Belum maksimalnya Syarat (TMS)
monitoring pelaporan efek
samping obat
5 + - - + Tidak Memenuhi
Belum maksimalnya Syarat (TMS)
pemberian informasi obat ke
seluruh pasien yang berobat
di Puskesmas Sambong
10
c. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variabeldengan rentang skor 1-5.
Tabel 1.4 Tabel penjelasan USG
No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan
demgan waktu yang tersedia serta seberapa keras
tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk jika
dibiarkan.
Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas yaitu
menggunakan skala likertpada tabel berikut :
11
yang lain
4. Isu mendesak untuk Isu serius untuk segera Isu cepat
segera diselesaikan dibahas karena akan berkembang untuk
berdampak ke hal yang segera dicegah
lain
5. Isu sangat Isu sangat serius untuk Isu sangat cepat
mendesak untuk segera dibahas karena berkembang untuk
segera diselesaikan akan berdampak ke hal segera dicegah
yang lain
Belum tercapainya
1 penggunaan obat yang 5 5 5 15 I
rasional
Belum tercapainya
pengawasan ,
pengendalian dan
2 penggunaan narkotika 4 4 5 13 II
dan psikotropika di
Puskesmas Sambong
Belum maksimalnya
penyediaan,pengawasa
3 n dan monitoring obat 4 3 5 12 III
emergensi di masing-
masing unit
12
Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada table
1.2. Analisis Isu Strategis, ditemukan isu utama yang memenuhi
syarat, yaitu sebagai berikut:
1. Belum tercapainya penggunaan obat yang rasional
2. Belum tercapainya pengawasan , pengendalian dan
penggunaan narkotika dan psikotropika di Puskesmas
Sambong
3. Belum maksimalnya penyediaan,pengawasan dan monitoring
obat emergensi di masing-masing unit
2. Dampak terhadap
biayapengobatan
13
Sumber Identifikasi Isu Dampak
Isu
3. Dampak terhadap
kemungkinan efek samping dan
efek lain yang tidak diharapkan
14
Sumber Identifikasi Isu Dampak
Isu
infeksi tersebut.
3. Rumusan Masalah
Dari isu tersebut maka rumusan masalah laporan aktualisasi
melalui habituasi adalah:
a. Kegiatan apa yang harus dilakukan untuk memberikan
kontribusi pada upaya peningkatan penggunaan obat rasional
di UPTD Puskesmas Sambong?
b. Bagaimana Nilai Dasar PNS (ANEKA) dapat diimplementasikan
selama kegiatan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja?
Gagasan Pemecahan Isu pada unit kerja UPTD PUSKESMAS
SAMBONG adalah “Upaya Peningkatan Penggunaan Obat Yang
Rasional di UPTD Puskesmas Sambong.
C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi
ini adalah sebagai berikut:
Tujuan Umum :
1. Mampu melaksanakan kegiatan sebagai upaya untuk
meningkatkan penyelesaian Peningkatan Penggunaan Obat yang
Rasional.
2. Meningkatkan mutu pelayanan obat di UPTD Puskesmas
Sambong melalui Evaluasi Penggunaan Obat
3. Mengaktualisasikan dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar
ASN yaitu nilai ANEKA ke dalam setiap kegiatan yang dilakukan di
Inspektorat Kabupaten Rembang.
4. Mampu mengetahui kontribusi kegiatan terhadap visi, misi dan
nilai di UPTD Puskesmas Sambong.
15
Tujuan Khusus :
Mengetahui penggunaan obat berdasarkan pedoman standar
yaitu Formularium Puskesmas
D. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar PNS adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi)
sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
2. Bagi Satuan Kerja
Membantu meningkatkan penyelesaian rasionalitas penggunaan
obat di UPTD Puskesmas Sambong dan dapat memberikan
manfaat kepada seluruh masyarakat UPTD Puskesmas Sambong
untuk mendukung Visi dan Misi UPTD Puskesmas Sambong
3. Bagi Stake Holder
TercapainyaSambong sehat secara optimal dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat secara umum melalui penggunaan
obat yang rasional
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Penggunaan obat yang rasional
1. Tepat Diagnosis
Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnosis
yang tepat. Jika diagnosis tidak ditegakkan dengan benar, maka
pemilihan obat akan terpaksa mengacu pada diagnosis yang
keliru tersebut. Akibatnya obat yang diberikan juga tidak akan
sesuai dengan indikasi yang seharusnya.
Contoh I :
Contoh 2:
17
Bila pemeriksa tidak jeli untuk menanyakan adanya darah dalam
feses, maka bisa saja diagnosis yang dibuat menjadi kolera.Untuk
yang terakhir ini obat yang diperlukan adalah tetrasiklin.
Akibatnya penderita amoebiasis di atas terpaksa mendapat
tetrasiklin yang sama sekali bukan antibiotik pilihan untuk
amoebiasis.
Contoh:
4. Tepat Dosis
Dosis, cara dan lama pemberian obat sangat berpengaruh
terhadap efek terapi obat. Pemberian dosis yang berlebihan,
khususnya untuk obat yang dengan rentang terapi yang sempit,
akan sangat beresiko timbulnya efek samping. Sebaliknya dosis
18
yang terlalu kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi
yang diharapkan.
19
Misalnya :Pemberian tetrasiklin tidak boleh dilakukan pada anak
kurang dari 12 tahun, karena menimbulkan kelainan pada gigi dan
tulang yang sedang tumbuh.
20
terjangkauUntuk efektif dan aman serta terjangkau, digunakan
obat-obat dalam daftar obat esensial. Pemilihan obat dalam
daftar obat esensial didahulukan dengan mempertimbangkan
efektivitas, keamanan dan harganya oleh para pakar di bidang
pengobatan dan klinis.
Sebagai contoh:
21
Jika hal ini terjadi, maka dosis obat perlu ditinjau ulang atau
bisa saja obatnya diganti.Demikian pula dalam penatalaksanaan
syok anafilaksis, pemberian injeksi adrenalin yang kedua perlu
segera dilakukan, jika pada pemberian pertama respons sirkulasi
kardiovaskuler belum seperti yang diharapkan.
22
Berikut yang menyebabkan pemberian obat menjadi tidak rasional :
Contoh:
23
Yaitu jika pemberian obat kurang dari yang seharusnya diperlukan, baik
dalam hal dosis, jumlah maupun lama pemberian.Tidak diresepkannya
obat yang diperlukan untuk penyakit yang diderita juga termasuk dalam
kategori ini.
Contoh :
Contoh:
Amoksisilin,Parasetamol,Gliseril guaiakolat,Deksametason,
CTM, dan Luminal.
Contoh :
24
Dalam kenyataannya masih banyak lagi praktek penggunaan obat
yang tidak rasional yang terjadi dalam praktek sehari-hari dan
umumnya tidak disadari oleh para klinisi.Hal ini mengingat bahwa
hampir setiap klinisi selalu mengatakan bahwa pengobatan adalah
seni, oleh sebab itu setiap dokter berhak menentukan jenis obat yang
paling sesuai untuk pasiennya. Hal ini bukannya keliru, tetapi jika tidak
dilandasi dengan alasan ilmiah yang dapat diterima akan menjurus ke
pemakaian obat yang tidak rasional.
Contoh:
Cara pemberian yang tidak tepat, misalnya pemberian ampisilin
sesudah makan, padahal seharusnya diberikan saat perut kosong
atau di antara dua makan.Frekuensi pemberian amoksisilin 3 x
sehari, padahal yang benar adalah diberikan 1 kaplet tiap 8 jam.
25
d. Penggunaan obat yang memiliki potensi toksisitas lebih
besar, sementara obat lain dengan manfaat yang sama
tetapi jauh lebih aman tersedia.
Contoh:
26
Upaya Dan Intervensi Untuk Mengatasi Masalah Penggunaan Obat
Yang Tidak Rasional
b. Pengaturan pembiayaan.
Bentuk pengaturan ini dapat merupakan pembiayaan berbasis
kapitasi dan cost-sharing
27
2. Intervensi regulasi (regulatory strategies)
Intervensi regulasi umumnya paling mudah ditaati, mengingat
sifatnya yang mengikat secara formal serta memiliki kekuatan hukum.
Dengan cara ini setiap penyimpangan terhadap pelaksanaannya akan
mempunyai akibat hukum. Namun demikian, pendekatan ini sering dirasa
kaku dan dianggap membatasi kebebasan profesi.Padahal jika kita simak,
misalnya konsep obat esensial, maka kesan membatasi kebebasan
tersebut tidaklah benar. Hal ini antara lain didasarkan pada kenyataan
bahwa biaya obat secara nasional merupakan komponen terbesar dari
anggaran pelayanan kesehatan.
Formularium Obat
Formularium Obat adalah buku yang memuat daftar obat terpilih
yang paling dibutuhkan dan harus tersedia di RS dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya
28
Peran dan Fungsi Formularium Obat
29
kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat
dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
30
PNS telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela
negara.
31
berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
3) Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari.Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu
keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam
budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan
hambatan.
4) Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara.Contoh seperti sekarang ini yaitu
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja
sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi
seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela menghabiskan waktunya antri
hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para
atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
5) Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.
2. Analisis Isu Kontemporer
32
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Ke empat level
lingkungan stratejik tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:
33
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam
negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan
lain sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang
tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam
anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di
lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk
sikap ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.
34
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan
berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan
isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi,
isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/
terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi,
proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu
strategis kontemporer.
35
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
36
dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik
dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran fisik saja.
37
kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.
38
tujuan akhir.
Jenis-jenis Akuntabilitas
2. Nasionalisme
39
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
40
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
41
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakanpersatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
42
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
43
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
44
2. Keramahan dalam bersikap akan membuat orang lain merasa
dihargai dan dihormati.
3. Sopan santun, merupakan sikap yang berdasarkan pada
aspek lain dan norma saat melayani publik sehingga
meningkatkan kualitas pelayanan publik
4. Empati dan simpati, sikap seakan merasakan apa yang
dirasakan orang lain. Simpati akan berlangsung ketika ada
sikap saling pengertian dansaling percaya sehingga
memudahkan dalam berkomunikasi
5. Netralitas, sikap yang tidak memihak atau ikut berkompetisi
dalam kegiatan yang memungkinkan terjadi pertikaian.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
45
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
46
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.
Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab
atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu
berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di
masing-masing unit kerja.
5. Anti Korupsi
47
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat
penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai
tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan
48
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah
yang telah dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian
diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.
h. Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
49
D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
50
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
51
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
52
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamen Pelayanan Publik:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi
3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordiasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
53
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:
54
BAB III
A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkatpertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas yaitu Paradigma
Sehat; Pertanggungjawaban Wilayah; Kemandirian masyarakat;
Pemerataan; Teknologi tepat guna; dan Keterpaduan dan
kesinambungan
Dasar Hukum Pusat Kesehatan Masyarakat, yaitu:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
c. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269
Tahun 2008 tentang Rekam Medis
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Kinik Pratama
Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek mandiri
Dokter Gigi;
34
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 tentang pedoman Manajemen Puskesmas.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk Mewujudkan masyarakat yang :
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
sebagaimana dimaksud untuk mendukung terwujudnya kecamatan
sehat.Berikut adalah gambaran secara global profil Kesehatan
Puskesmas Sambong.
b. MISI
Misi adalah rumusan umum tentang upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi dengan mengantisipasi
kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan
tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang dan
kekuatan yang dimiliki.
35
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, maka Puskesmas
Sambong merumuskan misi sebagai berikut :
c. TUJUAN
1. Tercapainya kemudahan akses,keterjangkauan dan
kualitas pelayanan kesehatan
2. Terwujudnya masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang
meliputi kesabaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat
3. Mendapatkan dukungan kebijakan dan pembiyaan dalam
program kesehatan
d. STRATEGI
1. Pelayanan kesehatan sesuai dengan prosedur, didukung
tenaga berkompeten dan sarana prasarana yang memadai
serta berfokus pada pelanggan untuk keselamatan pasien
dan petugas
2. Meningkatkan akses dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan
3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan kerjasama lintas
program serta lintas sektoral dalam pembangunan
kesehatan
e. TATA NILAI
S3 SEHAT
Senyum, Salam, Sapa
36
E: Empati Merespon Kebutuhan, Harapan Pelanggan dan
Sasaran/Masyarakat
H: Handal Menguasai Pengetahuan, Keterampilan dan
Beretika
A: Aman Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
Mengutamakan Keamanan dan Keselamatan
Bagi Pelanggan, Petugas dan Lingkungan
BUDAYA KERJA 5R :
1) Ringkas
2) Rapi
3) Resik
4) Rawat
5) Rajin
5 MALU :
1) Malu datang terlambat dan pulang lebih awal
2) Malu tidak masuk kerja tanpa ijin
3) Malu tidak melaksanakan tata nilai dan budaya kerja 5R
f. MOTTO
“KITA PASTI SEHAT
37
3. Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
UPTD PUSKESMAS SAMBONG
KEPALA PETUGAS SIMPUS
UPTD PUSKESM AS SAMB ONG
Samiyati,Amk
RUM AH TANGGA
Agus P riyanto,Am.d
PENANGGUNG JAWAB UKM & PERKESMAS PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB
UKP JARINGAN & JEJARING
Sri Hastuti,SST
Dewi Siswandewi,SST Lili Nujuli Rohmah,SST
KEUANGAN
PENANGGUNG JAWAB UKM PENANGGUNG JAWAB UKM PELAKSANA PELAYANAN PKD SAMB ONG
Sri Hastuti,SST
ESENSIAL PENGEMBANGAN PEM ERIKSAAN UM UM
Anita Ratna Dewi, Amd
Siti Aminah Ruli Aulia,S.Tr.Gz Anita Ratna Dewi, Amd dr. Dhania Jayantika
PELAKSANA PROGRAM KIA-KB PELAKSANA PROGRAM LANSIA PELAKSANA PELAYANAN KESH GIGI PKD TEMENGENG
Sri Hastuti,SST Kodrat Gofar Isa & MULUT
Ayu Kurniawati,Am.d
Drg Rifka Pujiga
PKD GIYANTI
PUS TU LEDOK
Ayu Tiara,Am.d
38
4. Deskripsi SDM Sarpras Dan Sumber Daya Lain
a. Fasilitas Yang Tersedia
1. Ruang Kantor
a. Ruang Kepala Puskesmas
b. Ruang Kepala Tata Usaha
c. Ruang Aula
d. Ruang Inventaris
e. Ruang Administrasi Umum
f. Ruang UKM
g. Ruang Karyawan 2
h. Ruang Obat
2. Ruang Pelayanan
a. Ruang Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medik
b. Ruang Pelayanan Farmasi
c. Ruang Pelayanan Tunggu
d. Ruang Pelayanan Pemeriksaan Umum 1
e. Ruang Pelayanan Pemeriksaan Umum 2
f. Ruang Pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut
39
g. Ruang Pelayanan KIA/KB
h. Ruang Pelayanan Anak
i. Ruang Pelayanan Gizi
j. Ruang Pelayanan Promosi Kesehatan
k. Ruang Pelayanan Imunisasi
l. Ruang Pelayanan Laboratorium
m.Ruang Koprasi
n. Ruang Pelayanan UGD
o. Ruang Sterilisasi
p. Ruang Pelayanan Persalinan
q. Ruang Rawat Pasca Persalinan
r. Ruang Penyelenggaraan Makanan
s. Pojok Dahak
t. Kamar Mandi/ WC pasien (laki-laki dan perempuan
terpisah)
u. KM/WC untuk persalinan
v. KM/WC petugas
w. Rumah Dinas Tenaga Kesehatan
x. Parkir kendaran roda 2 dan 4 serta garasi untuk ambulan
b. Sarana Pembantu
PUSTU Ledok PKD Pojokwatu
40
*Bidan 1 orang *Bidan 1 orang
Perawat ( 2 PNS, 7
8 Akademi Keperawatan D3 9 Orang
Kontrak)
Akademi Keperawatan
9 1 Orang Perawat Gigi (1 PNS)
Gigi D3
41
Kontrak )
Tenaga Kebersihan,
13 3 Orang Kebersihan ( Kontrak)
Penjaga
Sarjana Kesehatan
16 1 Orang Kesling ( 1 Kontrak )
Masyarakat
Asisten Apoteker ( 1
17 D1 Farmasi 1 Orang
Kontrak )
42
h. Memberikan solusi atas keluhan-keluhan pasien berkenaan
dengan penggunaan obat dan memotivasi sehingga tujuan
terapi tercapai
i. Melakukan konsultasi dengan tenaga medis/paramedis
tentang asuhan kefarmasian
j. Pemantauan Penggunaan Obat
k. Mendokumentasikan semua kegiatan secara sistematis
l. Pelayanan kefarmasian kepada pasien yang dalam kondisi
gawat darurat
m. Memberikan edukasi untuk melakukan pengobatan sendiri
khususnya penyakit yang ringan
n. Menjadi saksi dalam penghapusan perbekalan farmasi dan
atau dokumennya
o. Melakukan penyuluhan di bidang kefarmasian/kesehatan
p. Mengajar/melatih/membimbing yang berkaitan dengan
bidang kefarmasian/kesehatan
q. Mengikuti seminar dalam bidang kefarmasian/kesehatan
r. Keanggotaan dalam organisasi profesi apoteker
C. Role Model
43
solusi yang terbaik dan objektif terhadap masalah untuk kepentingan
puskesmas atau masyarakat bukan siapa yang menyampaikan
melainkan melihat apa yang disampaikan saat menerima masukan.
44
BAB IV
45
Tabel 4.1 RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
46
Kontribusi
No Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Misi
. Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Tahapan kegiatan
2. Membuat surat 2. Surat kedua :
permohonan permohonan
kepada kepala dibuat, Etika Publik
puskesmas kapan disampaikan Diwujudkan dengan
dilaksanakannya dan disetujui proses
sosialisasi kepala penyampaian surat
penggunaan obat puskesmas permohonan
47
Kontribusi
No Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Misi
. Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi
Meminta tanda tangan
langsung pimpinan tidak
diwakilkan (kejujuran)
48
Kontribusi
No Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Misi
. Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Tahapan kegiatan
4. Mengedarkan surat 4.Surat sampai keempat :
ke tenaga ketempat tujuan Akuntabilitas
kesehatan lain Pemberian surat
edaran yang
dilakukandengan
penuh tanggung
jawab
Anti Korupsi
Pemberian surat
edaran dilakukan
dengan penuh
tanggung jawab
sesuai kenyataan,
Saya mengantar
surat ke tempat
tujuan dengan
penuh tanggung
jawab
1 2 3 4 5 6 7
bersama-sama di satu
ruamgan tanpa
membedakan pangkat
dan golongan
komitemen mutu
materi yang
disampaikan
efektif,efisien dan
berorientasi mutu
akuntabilitas
pemberian materi
haruslah bertanggung
jawab
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas meliputi
Pemberian obat yang “Menyelenggarakan kesabaran,kemau
dilakukan haruslah pelayanan an dan
penuh tanggung jawab kesehatan yang kemampuan
Anti korupsi bermutu, merata, hidup sehat
Pelaporan obat sesuai dan terjangkau”
yang digunakan (jujur)
Tahapan kegiatan
kedua
2. 2.Pencatatan 2. 2.Data rekapan Akuntabilitas
dilakukan dengan antibiotic yang Melakukan pencatatan
tertib setiap hari digunakan setiap dengan penuh
hari tanggung jawab
Komitmen Mutu
Melakukan pencatatan
sesuai jenis obat yang
diberikanefektif,efisien
dan berorientasi mutu
Anti Korupsi
Yang dicatat haruslah
sesuai data yang ada di
lapangan dilkukan
pencatatan dengan
jujur dan penuh
tanggung jawab
51
Kontribusi
No Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Misi
. Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Tahapan kegiatan
ketiga :
Komitmen mutu
3.3.melakukan evaluasi 3. 3.Laporan Diharapkan
hasil apakah terjadi Penggunaan Obat pengobatannya
penurunan yang rasional berorientasi mutu
penggunaan
antibiotic untuk kasus Anti Korupsi
non infeksi Melakukan pencatatan
dengan penuh
tanggung jawab
Akuntabilitas
Laporan harus bias
dipertanggung
jawabkan
1 2 3 4 5 6 7
Komitmen Mutu
Diharapkan dengan
adanya form
pemantauan terapi
obat dapat
memaksimalkan
pelayanan yang
berorientasi mutu
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi
Saya mengajukan
anggaran form
sesuai harganya
(kejujuran)
Tahapan kegiatan
4. Form keempat
4. Mencatat data pemantauan Komitmen mutu
hasil pemantauan terapi obat Saya mencatat form
terapi obat terlampir pada dengan efektif dan
waktu efisien
kegiatan Nasionalime (sila ke
dua)
Saya mencatat data
pasien tanpa
membeda-bedakan
4. Melakukan skrining R/ 1. Berkonsultasi 1. Adanya Tahapan kegiatan Kontribusi Visi: 1. Tercapainya
administraatif,farmasetis dengan atasan persetujuan pertama “Terwujudnya kemudahan
dan terapeutik dengan dan dokter dokter dan Akuntabilitas Masyarakat akses,keterjangka
form ceklist 7 benar+1 atasan untuk Saya melakukan Kecamatan uan dan kualitas
W (benar pasien,benar Dilakukan skriningi secara Sambong Sehat pelayanan
obat,benar dosis,benar skrining guna terus menerus agar Tahun 2020” kesehatan
waktu pemberian,benar menjamin tercipta konsistensi 2. Terwujudnya
informasi , benar keamanan dan dalam Kontribusi misi masyarakat yang
dokumentasi,benar kemanjuran meningkatkan kedua : memiliki perilaku
indikasi, waspada efek obat ketika derajat kesehatan “Meningkatkan sehat yang
samping) digunakan Nasionalisme Pemberdayaan meliputi
oleh pasien Sila ke 4 masyarakat kesabaran,kemau
54
Kontribusi
No Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Misi
. Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Komitmen Mutu
Diharapkan dengan
adanya ceklist dapat
memaksimalkan
pelayanan yang
berorientasi mutu
1 2 3 4 5 6 7
Komitmen Mutu
Saya menjamin
keamanan dan
kemanjuran obat
ketika digunakan
oleh pasien melalui
skrining resep
56
Kontribusi
No Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Misi
. Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Nasionalisme
Tahapan kegiatan
ketiga
3. Menyusun 3. Data tersusun
laporan sesuai dengan Akuntabilitas
rekapitulasi form Saya menyusun
rekapitulasi laporan dengan
jujur dan dengan
penuh tanggung
jawab
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2019 sampai dengan Agustus 2019. Jadwal
aktualisasi akan dijabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.2.
59
5. Membandingkan Kesesuaian Resep yang ditulis oleh 1. Resep yang dibandingkan per
dokter dengan formularium hari
2. Buku catatan Resep
3. Formularium Puskesmas
60
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Tabel 4.3. Antisipasi dan strategi menghadapi kendala
61
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
62
memberikan kontribusi terhadap visi dan misi organisasi serta
menguatkan nilai organisasi.
63
DAFTAR PUSTAKA
Latief, Yudi, Adi Suryanto, dan Abdul Aziz Muslim. 2015. Nasionalisme.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
64