Anda di halaman 1dari 77

1

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

OPTIMALISASI PELAKSANAAN PENGENCERAN ELEKTROLIT


KONSENTRAT DI UNIT FARMASI RSJD DR RM SOEDJARWADI
KLATEN

Disusun oleh:
Nama : Lola Lutfia Rosi, S.Farm., Apt.
NIP : 199302042019022007
Angkatan/No.presensi : XLII / 38
Jabatan : Apoteker Ahli Pertama
Unit Kerja : RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Sumber kegiatan : SKP / Penugasan Pimpinan / Inisiatif Sendiri
Coach : Kristiana Widiawati, S.Pi, MT
Mentor : Drs. Juli Santoso, Apt. MMR

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XLII


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019

1
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Judul : Optimalisasi Pelaksanaan Pengenceran Elektrolit Konsentrat


di Unit Farmasi RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten

Nama : Lola Lutfia Rosi, S.Farm., Apt.


NIP : 199302042019022007
Angkatan/No.presensi : XLII / 38

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :


Hari, tanggal : Jumat, 24 Mei 2019
Tempat : BPSDMD Srondol

Semarang, 23 Mei 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Lola Lutfia Rosi, S.Farm., Apt.


NIP. 199302042019022007

Menyetujui,
Coach, Mentor,

Kristiana Widiawati, S.Pi, MT Drs. Juli Santoso, Apt. MMR


Widyaiswara Ahli Muda Kasi Penunjang Medis & Non Medis
NIP. 197112041999032007 NIP. 196807051998031013

i
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Judul : Optimalisasi Pelaksanaan Pengenceran Elektrolit Konsentrat


di Unit Farmasi RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten

Nama : Lola Lutfia Rosi, S.Farm., Apt.


NIP : 199302042019022007
Angkatan/No.presensi : XLII / 38

Telah diseminarkan pada :


Hari, tanggal : Jumat, 24 Mei 2019
Tempat : BPSDMD Srondol

Semarang, 24 Mei 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Lola Lutfia Rosi, S.Farm., Apt.


NIP. 199302042019022007

Mengesahkan,
Coach, Mentor,

Kristiana Widiawati, S.Pi, MT Drs. Juli Santoso, Apt. MMR


Widyaiswara Ahli Muda Kasi Penunjang Medis & Non Medis
NIP. 197112041999032007 NIP. 196807051998031013

Narasumber,

Drs. Wardjito Soeharso, M.Sc

ii
PRAKATA

Penulis memanjatkan segala puja dan puji syukur kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar
Aparatur Sipil Negara dengan judul “Optimalisasi Pelaksanaan
Pengenceran Elektrolit Konsentrat di Unit Farmasi RSJD Dr. RM
Soedjarwadi Klaten”.
Penulisan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini disusun
sebagai salah satu persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan XLII tahun 2019 yang diselenggarakan di Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa
Tengah sebagai bentuk pemahaman konseptual dan internalisasi nilai-nilai
dasar PNS yang diterapkan di lingkungan RSJD Dr. RM Soedjarwadi
Klaten.
Penyelesaian rancangan aktualisasi nilai-nilai PNS ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Jawa Tengah Bapak Drs. Mohammad Arief Irwanto, M.Si.
yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Dasar CPNS Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Golongan III
angkatan XLII tahun 2019.
2. Direktur RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten dr. Tri Kuncoro, MMR
yang telah memfasilitasi selama kegiatan aktualisasi.
3. Kristiana Widiawati, S.Pi, MT selaku coach yang telah memberikan
inspirasi, motivasi, arahan, bimbingan dan masukan sehingga
penulisan laporan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur
Sipil Negara dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.

iii
4. Drs. Wardjito Soeharso, M.Sc selaku narasumber atas semua
masukan dan bimbingannya.
5. Drs. Juli Santoso, Apt. MMR selaku mentor yang telah membimbing
penulis dalam membuat rancangan aktualisai nilai-nilai dasar
Aparatur Sipil Negara dan menyusun laporan.
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
7. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi
kegiatan latsar.
8. Keluarga besar RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten atas dukungannya
kepada penulis dalam menyelesaikan rancangan ini.
9. Teman-teman Latsar CPNS Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Golongan III Angkatan XLII Tahun 2019 yang telah memberikan
dukungan, pengertian, kerjasama dan kekompakannya.
10. Keluarga besar penulis yang telah memberikan kasih sayang,
dukungan dan semangat yang luar biasa untuk dapat menyelesaikan
laporan dengan baik.

Demikian atas tersusunnya rancangan ini, semoga hasil rancangan ini


dapat memberikan suatu gambaran dan kesungguhan kami dalam
melaksanakan nilai-nilai dasar nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara
dalam selama masa latsar.

Semarang, 23 Mei 2019


Penulis

Lola Lutfia Rosi, S.Farm., Apt.

iv
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
PRAKATA ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Isu ............................................................................. 4
1. Isu Yang Diangkat .............................................................. 4
2. Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan .................................. 8
3. Rumusan Masalah .............................................................. 8
C. Tujuan ......................................................................................... 8
D. Manfaat ....................................................................................... 9
BAB II, LANDASAN TEORI ................................................................. 10
A. Sikap Perilaku Bela Negara ......................................................... 10
B. Nilai Dasar PNS........................................................................... 18
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI .................................... 30
BAB III. TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA ...................... 36
A. Profil Organisasi .......................................................................... 36
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi ............................. 36
2. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi ................................ 38
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi ................................ 41
4. Deskripsi SDM, Sarpras, dan Sumber Daya Lain ............... 44
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat...................................................... 46
C. Role Model .................................................................................. 50

v
BAB IV. RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI ............................. 52
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterikatan dengan
Nilai ANEKA ................................................................................ 53
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi .................................................... 63
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala .............................. 64
BAB V. PENUTUP ............................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 66
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. 68

vi
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1.1. Identifikasi Isu ................................................................... 4
Tabel 1.2 Analisis APKL dan USG .................................................... 6
Tabel 3.1 Sumber Daya Manusia RSJD Dr. RM Soedjarwadi
Klaten .............................................................................. 45
Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi Kegiatan .................................... 53
Tabel 4.3 Jadwal Rancangan Aktualisasi ....................................... 63
Tabel 4.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala .................. 64

vii
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RSJD Dr. RM Soedjarwadi
Klaten ...................................................................... 41
Gambar 3.2 Foto dr. Tri Kuncoro, MMR. ...................................... 50

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Negara adalah keseluruhan lembaga dan pejabat
Negara serta pemerintahan Negara yang meliputi aparatur
kenegaraan dan pemerintahan sebagai abdi Negara dan abdi
masyarakat, bertugas dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan
Negara dan pembangunan serta senantiasa mengabdi dan setia
kepada kepentingan, nilai-nilai dan cita-cita perjuangan bangsa dan
Negara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
(TAP MPR nomor II tahun 1998). Keberadaan Undang-Undang RI
nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara diharapkan
mampu memperbaiki manajemen pemerintahan yang berorientasi
pada pelayanan publik karena ASN tidak lagi berorientasi melayani
atasannya, melainkan melayani masyarakat. Aturan ini
menempatkan PNS sebagai sebuah profesi yang bebas dari
intervensi politik dan akan menerapkan sistem karier terbuka yang
mengutamakan prinsip profesionalisme yang memiliki kompetensi,
kualifikasi, kinerja, transparansi, objektivitas, serta bebas dari KKN
yang berbasis pada manajemen sumber daya manusia dan
mengedepankan sistem merit menuju terwujudnya birokrasi
pemerintahan yang profesional.
Oleh karena itu, sebagai Sumber Daya Manusia yang handal
dalam melaksanakan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN)
harus mampu menjalankan tugas dan fungsinya. Tiga fungsi ASN
sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat serta
pemersatu bangsa diharapkan dapat terinternalisasi pada ASN.
Aspek pendidikan dan pelatihan menjadi yang paling utama untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sekaligus sebagai

1
2

proses investasi jangka panjang, tentang permasalahan dan


peningkatan kinerja SDM aparatur Negara menghadapi persaingan
global, bahwa reformasi aparatur dilaksanakan secara terus-menerus
dengan ditopang oleh motivasi untuk mencari cara yang lebih efektif
dan efisien (Efendi, 2008).
Menurut Smith (2002) bahwa pelatihan adalah proses
terencana untuk mengubah sikap/prilaku, pengetahuan dan
keterampilan melalui pengalaman belajar untuk mencapai kinerja
yang efektif dalam sebuah kegiatan atau sejumlah kegiatan. Salah
satu bentuk pendidikan dan pelatihan ASN adalah Pelatihan dasar
CPNS Golongan III yang dilaksanakan dalam rangka membentuk
nilai-nilai dasar profesi PNS dikenal dengan istilah ANEKA,
membangun kompetensi dan karakter PNS yang kuat, meningkatkan
kemampuan bersikap dan bertindak profesional dalam melayani
masyarakat, dengan cara mendorong PNS untuk dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam melaksanakan tugas
di instansi masing-masing.
Kurikulum pelatihan dasar CPNS Golongan III terdiri atas: 1)
agenda sikap dan perilaku disiplin PNS; 2) agenda nilai-nilai dasar
PNS yang terdiri atas nilai ANEKA; 3) agenda kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI yang terdiri atas manajemen ASN, Whole of
Government, dan pelayanan publik; dan 4) agenda habituasi, yaitu
aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah
diperoleh melalui berbagai mata pelatihan yang dipelajari. Peserta
pelatihan dasar CPNS dalam pembelajaran agenda habituasi akan
difasilitasi untuk menciptakan suatu penciptaan situasi dan kondisi
tertentu yang memungkinkan peserta pelatihan membiasakan diri
untuk berperilaku sesuai dengan nilai sehingga terbentuk karakter
diri yang ideal melalui proses internalisasi dan pengumpamaan
melalui intervensi tertentu di tempat kerja. Penciptaan suatu
3

intervensi yang akan digunakan dalam pembelajaran habituasi yaitu


intervensi aktualisasi.
Pada dasarnya isu yang muncul dapat bersumber dari individu,
unit kerja maupun organisasi. Penulis adalah seorang Apoteker di
RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten. Berdasarkan hasil pengamatan
penulis, terdapat beberapa isu yang perlu diangkat antara lain: 1)
Kurangnya Edukasi mengenai Penyimpanan Obat di Ruang
Perawatan; 2) Belum Optimalnya Pelaksanaan Pengenceran
Elektrolit Konsentrat di Unit Farmasi; 3) Belum Optimalnya Sistem
ODD untuk Meminimalisir Medication Error; dan 4) Belum Optimalnya
Sistem Pengadaan Obat untuk Memaksimalkan Ketersediaan Obat.
Penyimpanan obat di ruang perawatan perlu memperhatikan
kondisi suhu dan kelembaban ruangan. Selain itu, untuk
penyimpanan obat selain sediaan solid perlu memperhatikan pula
Beyond Use Date (BUD). Pelaksanaan pengenceran elektrolit
konsentrat di RSJD Dr. RM Soedjarwadi masih dilakukan oleh
perawat di ruang penyimpanan obat di ruang perawatan. PMK No. 72
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
menyebutkan bahwa pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi
standar pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai, dan pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi
klinik yang dimaksud salah satunya adalah dispensing sediaan steril.
Pengenceran elektrolit konsentrat merupakan bagian dari dispensing
sediaan steril. Sistem ODD di RSJD Dr. RM Soedjarwadi untuk hari
libur dilakukan merangkap di hari kerja sebelum libur. Jika jumlah
hari libur banyak, maka obat yang harus disiapkan juga sebanyak
jumlah hari libur tersebut, sehingga resiko untuk terjadinya
medication error juga tinggi. Sistem pengadaan obat di RSJD Dr. RM
Soedjarwadi masih belum optimal dimana sering terjadi kekosongan
stok obat.
4

B. Identifikasi Isu

1. Isu Yang Diangkat


Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di
RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten sesuai dengan nilai-nilai
dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) dan sesuai dengan peran dan kedudukan ASN dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan prinsip-
prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat diidentifikasi isu-
isu yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1. Identifikasi Isu

Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
1. Kurangnya Pelayanan Terdapat beberapa Penyimpanan obat
Edukasi Publik penyimpanan obat di ruang perawatan
mengenai di ruang perawatan sesuai dengan
Penyimpanan yang tidak sesuai kondisi yang
Obat di Ruang seharusnya
Perawatan

2. Belum Manajemen Pengenceran Pengenceran


Optimalnya ASN elektrolit konsentrat elektrolit konsentrat
Pelaksanaan di RSJD dilakukan oleh Unit
Pengenceran Soedjarwadi masih Farmasi sebelum
Elektrolit dilakukan oleh diserahkan ke
Konsentrat di perawat perawat
Unit Farmasi

3. Belum Manajemen Sistem ODD untuk Perbaikan sistem


Optimalnya ASN hari libur dikerjakan ODD sehingga
Sistem ODD merangkap di hari meminimalisir
untuk kerja sebelum libur terjadinya
Meminimalisir sehingga rawan Medication Error
Medication terjadinya ketika hari libur dan
Error Medication Error harus dikerjakan
merangkap di hari
kerja sebelum libur
5

Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
4. Belum WoG Sistem Perbaikan sistem
Optimalnya perencanaan dan perencanaan dan
Sistem pengadaan obat pengadaan obat
Pengadaan sering tidak match sehingga lebih
Obat untuk sehingga sering menjamin
Memaksimalka terjadi kekosongan ketersediaan obat
n Ketersediaan stok obat
Obat

(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019).

a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan Analisis APKL (Aktual,


Problematik, Kekhalayakan dan Layak)
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria isu. Analisis isu
bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan
prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui
gagasan kegiatan yang dilakukan. Analisis isu dilakukan
dengan pendekatan APKL yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan dan Layak. Analisis APKL merupakan alat bantu
untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan
memperhatikan tingkat aktual, problematik, kekhalayakan dan
layak dari isu-isu yang ditemukan di lingkungan unit kerja.
Setelah diperoleh analisis APKL, maka dipilih isu yang menjadi
prioritas utama yang selanjutnya akan diidentifikasi.

APKL memiliki 4 kriteria penilaian sebagai berikut:


1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat.
2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah
yang kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
6

3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup


orang banyak.
4) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis,
serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
b. Analisis Prioritas Isu Menggunakan USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth)
Isu yang memenuhi syarat setelah ditapis dengan metode
APKL kemudian dianalisis lagi dengan menggunakan metode
USG menggunakan skala likert dengan rentang penilaian 1-5
dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti
kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5
berarti sangat besar. kriteria analisis USG yaitu:
1) Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
2) Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus
dibahas yang dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
3) Growth didefinisikan sebagai seberapa besar
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani dengan
segera.

Tabel 1.2 Analisis APKL dan USG

No Isu A P K L Ket U S G Total


1 Kurangnya Edukasi + + + + MS 3 4 2 9
mengenai
Penyimpanan Obat di
Ruang Perawatan

2 Belum Optimalnya + + + + MS 5 5 5 15
Pelaksanaan
Pengenceran
Elektrolit Konsentrat
di Unit Farmasi
7

3 Belum Optimalnya + + + - TMS - - - -


Sistem ODD untuk
Meminimalisir
Medication Error

4 Belum Optimalnya + + + + MS 4 3 2 9
Sistem Pengadaan
Obat untuk
Memaksimalkan
Ketersediaan Obat

(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019).


Keterangan :

A= Aktual , P= Problematik , K= Kekhalayakan, L= Layak, U = Urgency


(mendesak), S= Seriousness (serius), G= Growth (penyebaran bila tidak
ditangani) , MS= Memenuhi Syarat, TMS= Tidak Memenuhi Syarat

Berdasarkan pengamatan penulis selama 3 minggu


ditempatkan di Unit Farmasi, penulis menemukan
permasalahan yaitu Belum Optimalnya Pelaksanaan
Pengenceran Elektrolit Konsentrat di Unit Farmasi, dimana
selama ini pengenceran elektrolit konsentrat dilakukan oleh
perawat. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
berdasarkan PMK No. 72 tahun 2016 meliputi standar
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai, dan pelayanan farmasi klinik. Salah satu
pelayanan farmasi klinik yang dimaksud adalah dispensing
sediaan steril, yang mana hanya dapat dilakukan oleh Rumah
Sakit yang mempunyai sarana untuk melakukan produksi
sediaan steril. Oleh karena itu, penulis mengangkat isu ini
dengan harapan dapat terlaksananya pengenceran elektrolit
konsentrat di Unit Farmasi RSJD Dr. RM Soedjarwadi sesuai
dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
8

2. Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan


Pengenceran elektrolit konsentrat merupakan salah satu
kegiatan dispensing sediaan steril yang merupakan poin
pelayanan farmasi klinik. Apabila isu tidak diselesaikan, maka
pelayanan kefarmasian di RSJD Dr. RM Soedjarwadi belum
sesuai dengan PMK No. 72 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit sehingga mutu
Pelayanan Kefarmasian belum sesuai standar yang diharapkan.

3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan pelaksanaan pengenceran elektrolit
konsentrat di Unit Farmasi RSJD Dr. RM Soedjarwadi?
b. Bagaimana mengetahui keterkaitan antara kegiatan yang
diusulkan dengan substansi mata pelatihan Manajemen
ASN, Pelayanan Publik dan WoG dan nilai-nilai dasar PNS
(Nilai ANEKA) yang mendasari kegiatan baik secara
langsung maupun tidak langsung?
c. Bagaimana keterkaitan antara visi, misi, dan nilai
organisasi dari isu yang diangkat?

C. Tujuan
1. Mengoptimalkan pelaksanaan pengenceran elektrolit konsentrat
di Unit Farmasi RSJD Dr. RM Soedjarwadi.
2. Mampu mengetahui keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan
dengan substansi mata pelatihan Manajemen ASN, Pelayanan
Publik dan WoG dan Nilai ANEKA yang mendasari kegiatan
baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Mengetahui keterkaitan antara visi, misi, dan nilai organisasi
dengan hasil kegiatan dari isu yang diangkat.
9

D. Manfaat
1. Manfaat bagi peserta latsar
Penyelenggaraan Latsar akan berguna membentuk PNS yang
profesional yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh nilai-nilai
dasar profesi PNS (ANEKA) dalam tugas dan fungsi sebagai
apoteker.
2. Manfaat bagi RSJD Dr. RM Soedjarwadi
Penyelenggaraan Latsar akan menciptakan kegiataan yang
dijiwai oleh nilai-nilai ANEKA yang selaras dengan visi, misi,
nilai dan tujuan RSJD Dr. RM Soedjarwadi.
3. Manfaat bagi masyarakat rumah sakit
Penyelengaraan Latsar akan memberikan pelayanan yang
dijiwai dengan nilai-nilai ANEKA dari apoteker.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara


Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS
untuk menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku,
kesehatan jasmani dan kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan
kesamaptaan mental, dan tata upacara sipil dan keprotokolan.

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara


Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa
dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai
dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan
cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang
ada dalam Pembukaan UUD 1945).
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta
tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela
negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan
bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam
bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya
dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:

10
11

a. Cinta Tanah Air.


Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita
cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap
masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air
kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita
mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-
budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya
menjaga nama baik negara kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita
yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita
dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian
antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak
bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
c. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman
yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama,
etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat
mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini
yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja
12

sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya


menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan
waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi
mendukung langsung para atlet yang berlaga demi
mengharumkan nama bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.

2. Analisis Isu Kontemporer


PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga
internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan
bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika)
sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-
fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan
memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi
saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut diantaranya;
bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, cyber crime,
money laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya
disebut sebagai isu-isu strategis kontemporer. Ada enam komponen
dari modal manusia (Ancok, 2002), yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Modal Intelektual
Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk
menemukan peluang dan mengelola perubahan organisasi
melalui pengembangan SDM nya. Hal ini didasari bahwa pada
dasarnya manusia memiliki sifat dasar curiosity, proaktif dan
inovatif yang dapat dikembangkan untuk mengelola setiap
13

perubahan lingkungan strategis yang cepat berubah.


Penerapannya dalam dunia birokrasi/pemerintahan adalah,
hanya pegawai yang memiliki pengetahuan yang luas dan terus
menambah pengetahuannya yang dapat beradaptasi dengan
kondisi perubahan lingkungan strategis.
b. Modal Emosional
Kemampuan lainnya dalam menyikapi perubahan ditentukan
oleh kecerdasan emosional. Setiap PNS pasti bekerja dengan
orang lain dan untuk orang lain. Kemampuan mengelola emosi
dengan baik akan menentukan kesuksesan PNS dalam
melaksanakan tugas, kemampuan dalam mengelola emosi
tersebut disebut juga sebagai kecerdasan emosi. Bradberry &
Greaves (2006) membagi kecerdasan emosi ke dalam empat
dimensi kecerdasan emosional yakni: Self Awareness yaitu
kemampuan untuk memahami emosi diri sendiri secara tepat
dan akurat dalam berbagai situasi secara konsisten; Self
Management yaitu kemampuan mengelola emosi secara positif
dalam berhadapan dengan emosi diri sendiri; Social
Awareness yaitu kemampuan untuk memahami emosi orang
lain dari tindakannya yang tampak (kemampuan berempati)
secara akurat;, dan Relationship Management yaitu
kemampuan orang untuk berinteraksi secara positif pada orang
lain.
c. Modal Sosial
Modal sosial adalah jaringan kerjasama di antara warga
masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi dari
permasalahan yang dihadapi mereka. (rasa percaya, saling
pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat
anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas). Modal
sosial ditujukan untuk menumbuhkan kembali jejaringan
14

kerjasama dan hubungan interpersonal yang mendukung


kesuksesan, khususnya kesuksesan sebagai PNS sebagai
pelayan masyarakat.
d. Modal ketabahan (adversity) Konsep modal ketabahan berasal
dari Paul G. Stoltz (1997). Ketabahan adalah modal untuk
sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi
maupun kehidupan sebuah organisasi birokrasi.
e. Modal etika/moral
Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan
prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke
dalam tata-nilai, tujuan, dan tindakan kita atau dengan kata lain
adalah kemampuan membedakan benar dan salah. Orang yang
memiliki kecerdasan moral yang tinggi bukanlah tipe orang
pendendam yang membalas perilaku yang tidak menyenangkan
dengan cara yang tidak menyenangkan pula.
f. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani
Badan atau raga adalah wadah untuk mendukung manifestasi
semua modal insani yang dibahas sebelumnya, Badan yang
tidak sehat akan membuat semua modal di atas tidak muncul
dengan maksimal. Oleh karena itu kesehatan adalah bagian
dari modal manusia agar dia bisa bekerja dan berpikir secara
produktif.
Teknik-Teknik Analisis Isu :
a. Teknik Tapisan Isu
Setelah memahami berbagai isu kritikal yang dikemukakan di
atas, maka selanjutnya perlu dilakukan analisis untuk
bagaimana memahami isu tersebut secara utuh dan kemudian
dengan menggunakan kemampuan berpikir konseptual
dicarikan alternatif jalan keluar pemecahan isu. Untuk itu di
dalam proses penetapan isu yang berkualitas atau dengan kata
15

lain isu yang bersifat aktual, sebaiknya Anda menggunakan


kemampuan berpikir kiritis yang ditandai dengan penggunaan
alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Alat bantu penetapan
kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya
menggunakan teknik tapisan dengan menetapkan rentang
penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan,
Problematik, dan Kelayakan. Aktual artinya isu tersebut benar-
benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut
hajat hidup orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut
memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan
Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan,
dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Alat
bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari
mulai sangat USG atau tidak sangat USG. Urgency: seberapa
mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus
dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.
Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani segera.
b. Teknik Analisis Isu
Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan,
selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam isu yang telah
memenuhi kriteria AKPK atau USG atau teknik tapisan lainnya
dengan menggunakan alat bantu dengan teknik berpikir kritis,
misalnya menggunakan system berpikir mind mapping,
fishbone, untuk menerapkan kemampuan berpikir hubungan
sebab-akibat untuk menggambarkan akar permasalahan, aktor
dan peran aktor, dan alternatif pemecahan isu yang akan
16

diusulkan. Beberapa alat bantu menganalisis isu disajikan


sebagai berikut:
1) Mind Mapping
Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan
otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis
lainnya untuk membentuk kesan. Mind mapping merupakan
cara mencatat yang mengakomodir cara kerja otak secara
natural.
2) Fishbone
Diagram Mirip dengan mind mapping, pendekatan
fishbone diagram juga berupaya memahami persoalan
dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait.
Namun demikian fishbone diagram atau diagram tulang ikan
ini lebih menekankan pada hubungan sebab akibat, sehingga
seringkali juga disebut sebagai Cause and Effect Diagram
atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru
Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang,
sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality
tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin
mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan
terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada
rutinitas. Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai
sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan
menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming.
Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang
berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur,
kebijakan, dan sebagainya.
Prosedur pembuatan fishbone diagram dapat dilihat
sebagai berikut.
a) Menyepakati pernyataan masalah.
17

b) Mengidentifikasi kategori-kategori.
c) Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara
brainstorming.
d) Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling
mungkin.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara


Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada
beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap
dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan
yang dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi,
tidak mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal
usulnya, tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan
terlarang dan permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih
penting lagi ada mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut
bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945
mengamanatkan kepada semua komponen bangsa berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan syarat-syarat
tentang pembelaan negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai
bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban
yang sama untuk melakukan bela Negara sebagaimana
diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti
pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan
bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang
paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara
sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat
18

yang terbaik bagi bangsa dan negara. Setidaknya unsur Bela


Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang
tentu kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai
wajib militer atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih
bagaimana menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air
(dengan menjaga kelestarian hayati), menjaga aset bangsa,
menggunakan produksi dalam negeri, dan tentu ada beberapa
kegiatan yang bersifat fisik dalam rangka menunjang
kesiapsiagaan dan meningkatkan kebugaran sifik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi
CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :
1. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
3. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
6. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.

B. Nilai Dasar PNS


Pegawai ASN sebagai agen pemerintah harus memiliki nilai-
nilai dasar yang terinternalisasi dalam profesinya. Nilai-nilai
tersebut antara lain Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang disingkat dengan kata
ANEKA. Nilai-nilai Dasar tenaga Aparatur Sipil Negara telah
19

dimuat dalam UU Nomor 5 tahun 2014 yang menyebutkan bahwa


untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan Pegawai ASN yang
dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan
sebagai pelaksana kebijakan, dan tugas untuk mempererat
persatuan.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya (LAN RI, 2015a). Amanah seorang PNS
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik
tersebut antara lain: 1) mampu mengambil pilihan yang tepat
dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan
publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi; 2)
memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis; 3)
memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; dan 4)
menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Tujuan utama akuntabilitas bagi PNS adalah untuk
memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Seorang PNS yang akuntabel adalah PNS
yang dapat membuat pilihan tepat saat terjadi konflik
kepentingan, tidak terlibat politik praktis, melayani masyarakat
secara adil, serta konsisten menjalankan tugas dan fungsinya.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada
beberapa nilai dasar yang harus dianut guna menciptakan PNS
yang memiliki akuntabilitas antara lain :
a. Kepemimpinan
20

Lingkungan yang akuntabel dapat tercipta bila pimpinan


dapat memberikan contoh yang baik serta mempunyai
komitmen yang tinggi sehingga memberikan efek positif
bagi pihak lain dalam hal ini adalah bawahan untuk
berkomitmen sehingga terwujud sinergisitas positif antara
atasan dan bawahan yang berdampak pada tercapainya
tujuan organisasi yaitu lingkungan yang akuntabel.
b. Transparansi
Dengan adanya transparansi akan menimbulkan trust
(kepercayaan) sehingga meningkatkan kepercayaan dan
keyakinan rakyat kepada aparat pemerintah serta
memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan.
c. Integritas
Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan
kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau
stakeholders.
d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan yaitu
adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan
yang telah dibuat. Atasan bertanggung jawab memberikan
arahan, bawahan bertanggung jawab memenuhi
kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan Adalah landasan utama dari akuntabilitas yang
harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada
lingkungan organisasinya yang dapat menghasilkan
kepercayaan serta meningkatkan kinerja.
f. Kepercayaan
21

Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan


dan pada akhirnya akan menghasilkan akuntabilitas.
Lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang
tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan
Setiap individu harus memiliki keseimbangan kapasitas
sumber daya dan keahlian yang dimiliki sehingga dapat
menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan
kinerja.
h. Kejelasan
Fokus utamanya adalah untuk mengetahui kejelasan
antara kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja.
i. Konsistensi
Menjamin stabilitas dalam meningkatkan komitmen dan
kredibilitas anggota organisasi.

2. Nasionalisme
Secara bahasa nasionalisme barasal dari kata nation, yang
berarti bangsa. Jadi nasionalisme adalah pemahaman mengenai
nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok kekuatan
dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya dengan
penyerahaan setinggi- tingginya. Dalam arti luas, nasionalisme
diartikan sebagai pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme
bangsa Indonesia dilandasi nilai- nilai pancasila yang diarahkan
22

agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan dan


kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan, menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, bangga sebagai
bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa
rendah diri, mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa,
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia,
mengembangkan sikap tenggang rasa.
Nilai-nilai dasar Nasionalisme antara lain :
a. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.
Nilai-nilai Ketuhanan yang positif yaitu menjunjung tinggi
keadilan dan persaudaraan diimplementasikandengan cara
mengembangkan etika sosial di masyarakat. Sehingga bisa
memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian,
melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki kepercayaan
diri untuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan alam
yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran masyarakat.
b. Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kebijakan dan perilaku aparatur Negara harus dilandasi oleh
prinsip kemanusiaan yaitu; mengakui persamaan derajat, hak,
dan kewajiban asasi setiap manusia serta menjunjung tinggi
nilai kebenaran dan keadilan sehingga arah dan kebijakan
pembangunan mengedepankan keselarasan antara
kepentingan nasional dan kemaslahatan global.
c. Sila ketiga : Persatuan Indonesia
Semangat gotong royong yang diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari mampu melandasi nilai-nilai
persaudaraan, perdamaian, dan keadilan antar umat manusia.
23

d. Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
Demokrasi permusyawaratan merupakan cerminan dari jiwa,
kepribadian, dan cita-cita bangsa Indonesia dimana ciri
permusyawaratan menghendaki persatuan di atas kepentingan
perseorangan dan golongan.
e. Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Komitmen keadilan dalam kerangka kehidupan berbangsa yaitu
ingin mewujudkan Negara dimana rakyatnya memiliki hidup
yang sejahtera tidak secara ekonomis saja tetapi juga
peningkatan martabat kemanusiaan, pemupukan solidaritas
kebangsaan dan kedaulatan rakyat.

3. Etika Publik
Weihrich dan Koontz (dalam LAN RI, 2015) mendefinisikan
etika sebagai “the dicipline dealing with what is good and bad and with
moral duty and obligation”. Konsep etika sering digunakan
sinomim dengan moral. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik,
etika publik adalah refleksi standar/norma yang menentukan baik
dan buruk, benar dan salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
Seorang pelayan publik yang profesional membutuhkan tidak
hanya kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi
etika. Tanpa kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak
peka, tidak peduli dan diskriminatif terhadap masyarakat tertentu.
Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana
nilai-nilai dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian
terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang lain.
24

Nilai-nilai dasar etika publik yang harus diinternalisasi dan


diaktualisasikan oleh ASN sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN (LAN RI, 2015), yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdayaguna, berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
Indikator etika publik ASN antara lain :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku
25

e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau


pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah kebulatan tekad, tanggung jawab yang
terdiri dari kegiatan perbaikan ( efektifitas, efisiensi, inovasi )
berkelanjutan yang melibatkan setiap orang dalam organisasi melalui
usaha yang terintegrasi secara total untuk meningkatkan kinerja pada
setiap level oranisasi. Dengan afektivitas, efisiensi, dan inovasi akan
dicapai hasil kerja yang memenuhi standar mutu yang diharapkan.
Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam komitmen mutu yaitu: 1)
efektifitas; 2) efisiensi; 3) inovasi; dan 4) orientasi mutu.
26

a. Efektivitas
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (dalam LAN RI,
2015) mendefinisikan efektivitas organisasi berarti sejauh mana
organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil
mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi
berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh
pelanggan. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performan
untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu,
dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan
dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan (customers). Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisiensi
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (dala LAN RI,
2015) mendefinisikan efisiensi organisasi adalah jumlah sumber
daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional.
Efisiensi organisasi di t e nt uka n oleh berapa banyak bahan baku,
uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu. Selain itu, efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah
sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumberdayadan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak
terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
Karakteristik yang ideal dari tindakan yang efektif dan efisien
antara lain: penghematan, ketercapaian target yang secara tepat
sesuai dengan yang direncanakan, pekerjaan dapat diselesaikan
dengan cepat dan tepat, serta terciptanya kepuasan semua pihak
yaitu pimpinan, pelanggan, masyarakat, dan pegawai itu sendiri.
27

Sementara itu konsekuensi jika suatu pekerjaan tidak dilaksanakan


secara efektif dan efisien adalah ketidakcapaian target kerja,
ketidakpuasan banyak pihak, menurunkan kredibilitas instansi
tempat kerja, bahkan akan menimbulkan kerugian secara
finansial.
c. Inovasi
Pengertian inovasi menurut Richard L. Daft (dalam LAN RI,
2015) menyatakan bahwa inovasi barang dan jasa adalah cara
utama dimana suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan-
perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan. Inovasi dalam
layanan publik mestinya mencerminkan hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mind-set baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya,
bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan tuntutan
perubahan. Dorongan ini bisa timbul dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa timbul dari adanya desakan
kebutuhan dari pihak luar (eksternal). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa esensi yang terkandung dalam istilah inovasi
adalah perubahan (LAN RI, 2015).
d. Orientasi Mutu
Selain efektivitas, efisiensi, dan inovasi, mutu juga menjadi
tema sentral yang menjadi target capaian institusi, baik di
lingkungan pemerintah maupun perusahaan. Menurut definisi
yang dirumuskan Goetsch dan Davis (dalam LAN RI, 2015), mutu
merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
28

melebihi harapan konsumen atau pengguna. Dari pengertian


tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/ jasa yang diberikan kepada pelanggan
(customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan
bahkan melampaui harapannya. Keberhasilan institusi pemerintah
memberikan layanan kepada masyarakat akan sangat
bergantung pada mutu sumberdaya manusia serta bagaimana
potensi mereka diberdayakan oleh pimpinannya (LAN RI, 2015).

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Dalam bahasa Yunani
corruptio yang artinya perbuatan yang tidak baik, buruk, curang,
dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian,
melanggar norma agama, material, mental,dan umum (LAN, 2015).
Oleh karena itu, anti korupsi adalah pemikiran sikap dan upaya
untuk memberantas korupsi. Dalam sikap anti korupsi terkandung
nilai-nilai dasar yang harus diinternalisasi oleh setiap aparatur
pemerintah, yaitu:
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri
dari perbuatan curang.
b. Peduli
Adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan seseorang
memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi dengan jiwa
sosial yang tinggi tidak akan tergoda untuk mmeperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar.
29

c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang untuk
tidak mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan
tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama
manusia. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak
akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan.
30

i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Adil merupakan
kemampuan seseorang untuk memperlakukan orang lain
sesuai dengan hak dan kewajibannya.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Terkait dengan peran PNS dalam NKRI, diuraikan
manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government
(WoG).
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi, dan nepotisme (LAN RI, 2016). Manajemen ASN
lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diahrapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul dan selaras dengan perkembangan jaman.
Sesuai dengan pengertian manajemen ASN, Peran ASN sebagai
aparatur pemerintah adalah sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut maka pegawai ASN mempunyai fungsi
sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Undang-Undang Republik
31

Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,


yaitu Pegawai ASN berfungsi sebagai: 1) pelaksana kebijakan
publik; 2) pelayan publik; dan 3) perekat dan pemersatu bangsa.
Pada bagian Kedua Tugas Pasal 11 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN bertugas: 1) melaksanakan kebijakan publik yang
dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; 2) memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan 3)
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. ASN juga mempunyai kewajiban sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya. Hak PNS sesuai dengan ketentuan dalam
UU ASN adalah PNS berhak memperoleh: 1) gaji, tunjangan,
dan fasilitas; 2) cuti; 3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua; 4)
perlindungan; dan 5) pengembangan kompetensi.
Sedangkan kewajiban dan tanggung jawab pegawai ASN
disebutkan dalam UU ASN adalah: 1) setia dan taat pada
pancasila, undang-undangdasar negara republik indonesia tahun
1945, negara kesatuan republik indonesia, dan pemerintah yang
sah; 2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; 3)
melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang; 4) menaati ketentuan peraturan
perundangundangan; 5) melaksanakan tugas kedinasan dengan
penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; 6)
menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam
32

maupun di luar kedinasan; 7) menyimpan rahasia jabatan dan


hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 8) mersedia
ditempatkan di seluruh wilayah negara kesatuan republik
indonesia.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan
kode perilaku. Kode atik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN
dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Fungsi kode etik
dan kode perilaku ini sangat penting dalam birokrasi dalam
menyelenggarakan pemerintahan. Fungsi tersebut antara lain,
yang pertama, sebagai pedoman, panduan birokrasi
publik/aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas dan
kewenangan agar tindakannya dinilai baik. Kedua, sebagai
standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan
birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas
dan kewenangannya.

2. Pelayanan Publik
Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Dari pengertian tersebut ada
tiga unsur penting pelayanan publik yaitu organisasi
penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan)
yaitu orang atau masyarakat atau organisasi yang
33

berkepentingan, dan kepuasan yang diberikan dan/atau diterima


oleh penerima pelayanan.
Seorang ASN terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Kesadaran
seluruh anggota ASN untuk memberikan kontribusi terhadap
upaya perbaikan kualitas Pelayanan publik di Indonesia akan
memberikan implikasi strategis jangka panjang untuk mengubah
kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik.Pelayanan
publik yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan
untuk merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh
birokrasi. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah partisipatif, transparansi, responsif, tidak
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, berkeadilan.
Sebagaimana diatur dalam Undang-undang ASN,
dijelaskan bahwa ASN sebagai profesi berdasarkan pada prinsip-
prinsip: 1) nilai dasar; 2) kode etik dan kode perilaku; 3)
komitmen, integritas moral, dan tanggungjawab pada pelayanan
publik; 4) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas; 5) kualifikasi akademik; 6) jaminan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas; dan 7)profesionalitas jabatan.

3. Whole of Government
Whole of Government atau disingkat WoG adalah sebuah
pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik (LAN RI, 2016). WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
34

sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang


relevan. United States Institute of Peace (USIP) (dalam LAN RI,
2016), menyatakan “an approach that integrates the collaborative
effort of the departments and agencies of a government to
achieve unity of effort toward a shared goal. Also known as
interagency approach. The terms unity of effort and unity of
purpose are sometimes used to describe cooperation among all
actors, government and otherwise.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam
prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan
bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor
dalam pemerintahan. Pentingnya WoG untuk diterapkan dalam
pemerintahan saat ini. Pertama, karena adanya faktor eksternal
seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik. Juga adanya
perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika
kebijakan yang lebih kompleks. Kedua, karena adanya faktor
internal yaitu ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat
adanya nuansa kompetisi natar sektor pembangunan.
WoG sebagai pendekatan yang dilakukan pemerintah
untuk mendukung fungsi penting dan utama instansi
pemerintah yaitu sebagai perangkat pemberi pelayanan.
Pelayan yang diberikan harus memenuhi level atau kualitas yang
diharapkan oleh masyarakat umum. Terutama untuk
menghadapi masyarakat yang semakin maju dan persaingan
global yang ketat. Pendekatan WOG dapat dilakukan baik dari
sisi penataan institusi formal maupun informal, diantaranya: 1)
penguatan koordinasi antar lembaga; 2) membentuk lembaga
35

koordinasi khusus; 3) membentuk gugus tugas; dan 4) koalisi


sosial.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan
publik. Pertama, pelayanan yang bersifat administratif, yaitu
pelayanan yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi
yang dibutuhkan masyarakat. Praktek WoG dalam jenis
pelayanan administrasi dapat dilihat dalam praktek-praktek
penyatuan penyelenggaraan izin dalam satu pintu seperti PTSP
atau kantor SAMSAT. Kedua, pelayanan jasa, yaitu pelayanan
yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga
masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
perhubungan, dan lainnya. Ketiga, pelayanan barang, yaitu
pelayanan yang menghasilkan barang yang dibutuhkan warga
masyarakat misalnya jalan, perumahan, jaringan telepon, listrik,
air bersih, dan lainnya. Keempat, pelayanan regulatif, yaitu
pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan
perundang-unndagan maupun kebijakan publik yang mengatur
sendi-sendi kehidupan masyarakat. Adapun pola pelayanan publik
dibedakan dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yaitu pola
pelayanan teknis fungsional, pola pelayanan satu atap, pola
pelayanan satu pintu, pola pelayanan terpusat, dan pola
pelayanan elektronik.
36

BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Berdasarkan UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, sumber daya di bidang kesehatan adalah segala
bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi
dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan
teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat. Upaya kesehatan yang diusahakan
pemerintah bertujuan pada pelayanan kesehatan paripurna
dimana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif, yang sesuai dengan UU RI No. 44
tahun 2009 tentang rumah sakit sebagai institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna.yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi
Jawa Tengah berdiri sejak tanggal 23 Agustus 1953 sebagai
Koloni Orang Sakit Jiwa (KOSJ) yang merupakan satelit RSJ
Pusat Mangunjayan Surakarta dan RSJ Pusat kramat Jaya
Magelang. Sebagai direktur pertamanya adalah Dr. RM.
Soedjarwadi.
Sejak tahun 1972 fungsi sebagai koloni berubah menjadi
rumah sakit dengan dibukanya pelayanan rawat jalan seminggu
37

sekali, sedangkan fungsi sebagai penampung ditingkatkan


menjadi rawat inap. Hal ini dimungkinkan dengan
didatangkannya dokter spesialis jiwa dari RSJ Mangunjayan
seminggu sekali.
Dengan terbitnya SK MENKES RI Nomor :
135/SK/Men.Kes/IV/78 Tahun 1978 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa, Makan KOSJ
berubah menjadi Rumah Sakit Jiwa kelas B denga 120 TT.
Kemudian sesuai dengan Surat Nomor 1732/Menkes-
Kessos/XII/2000 tanggal 12 Desember 2000, Rumah JIwa ini
diserahkan oleh Pemerintah Pusat ke Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah. Sesuai dengan rekomendasi Gubernur Jawa
Tengah Nomor: 445/6797/2000 tanggal 28 JUni 2000 tentang
Perubahan Nama Rumah Sakit Jiwa Klaten selanjutnya dengan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
RI No. 1681.A/MENKES-KESSOS/SK/XI/2000, makan sejak
tanggal 20 November 2000 nama RS Jiwa Klaten secara resmi
berubah menjadi RSJD Dr. RM. Soedjarwadi.
Pada tahun 2008 RSJD Dr. RM. Soedjarwadi telah
melaksanakan PPK-Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
bertahap. Pada tanggal 10 Juni tahun 2013 dengan Surat
KeputusanKepmenkes RI Nomor 216/Menkes/SK/VI/2013
RSJD Dr. RM. Soedjarwadi ditetapkan sebagai Rumah Sakit
Jiwa Daerah Kelas A. Pada Tahun 2014 RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi menjadi Rumah Sakit JIwa pertama di Indonesia
yang meraih Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 dengan
predikat PARIPURNA. Pada tahun 2016 RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi menerapkan Sistem Manajemen Mutu SMM ISO
9001: 2015 dan Sistem Manajemen Lingkungan SMM ISO
14001:2015. Pada tahun 2018 menjadi PPK BLUD penuh
38

Rumah Sakit khusus kelas A, serta lulus akreditasi SNARS


edisi 1 dengan predikat PARIPURNA.
Adapun yang pernah menjadi Direktur adalah :
1. Dr. RM. Soedjarwadi : 1953-1968
2. Dr. Anna Janti : 1965-1980
3. Dr. H. Drijana, Sp.KJ : 1980-1985
4. Dr. H. Suryono Hadi, Sp.KJ : 1985-1994
5. Dr. R. Boedi Boedaja, AM, Sp.KJ : 1994-1999
6. Dr. H. Mohammad Roem, Sp.KJ,SIP : 1999-2003
7. Dr. H. MArif Zainudin, Sp.KJ : 2003-2004
8. Dr. H. Rh Budhi Muljanto, Sp.KJ : 2004-2006
9. Dr. Lilis Indriastuti, Sp.Kl : Januari-Agustus 2006
10. Dr. H. Rh Budhi Muljanto : Agustus-Desember 2006
11. Dr. HM. Sigit Wahyu Purnomo, Sp,KJ : 2006-2008
12. Dr. H Endro Suprayitno, Sp.KJ : 2008-2011
13. Dr. Sugiharto, M.Kes(MMR),SH : 2011-2013
14. Dr. Tri Kuncoro, M.M.R : 2013-sekarang

2. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi


a. Visi Rumah Sakit
Visi RSJD Dr. RM. Soedjarwadi adalah Menjadi Rumah
Sakit Jiwa Pilihan Pertama Masyarakat dengan Layanan
Lengkap, Bermutu Tinggi dan Dengan Ilmu Terkini.
Visi mulia RSJD Dr. RM. Soedjarwadi tersebut dijabarkan
dalam 9 poin tujuan, yaitu :
1. Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan jiwa
masyarakat;
2. Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat
akan pentingnya kesehatan jiwa;
39

3. Terwujudnya peningkatan kuantitas dan kualitas SDM


seara berkesinambungan;
4. Terselenggaranya layanan yang sesuai standard
nasional maupun internasional;
5. Terwujudnya gedung/bangunan rumah sakit yang
terpadu dan berkelanjutan;
6. Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas
fasilitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan;
7. Teriptanya suasana pelayanan rumah sakit yang
aman, nyaman, ramah, efisien dan efektif;
8. Tersedianya lahan belajar yang bermutu terbaik bagi
institusi pendidikan; dan
9. Terwujudnya rumah sakit Khusus Kelas A Pendidikan.
b. Misi Rumah Sakit
Misi RSJD Dr. RM. Soedjarwadi adalah :
1. Memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang terbaik
bagi semua lapisan masyarakat;
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM secara
berkesinambungan;
3. Menjamin kesehatan yang selalu tersertifikasi secara
nasional maupun internasional;
4. Mewujudkan penataan rumah sakit jiwa modern yang
tertata dan konsisten dengan master plan; dan
5. Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penelitian di
bidang kesehatan jiwa.
c. Nilai-Nilai Rumah Sakit
1) Integritas
Kami bekerja melayani dengan konsisten
berdasarkan karakter, norma dan etika.
40

2) Professional
Kami bekerja melayani dengan kompetensi dan
berdisiplin untuk meningkatkan kualitas profesi.
3) Fokus
Fokus pada pelanggan. Tujuan utama kami bekerja
melayani selalu mengarah atau berorientasi kepada
kepuasan pelanggan.
4) Efisien
Kami bekerja melayani dengan tepat dan cermat
tidak membuang-buang waktu, biaya, dan tenaga.
5) Tim yang solid
Kami bekerja secara tim melayani dengan
kompetensi saling melengkapi berkomitmen untuk
memberikan kepuasan dan keamanan pelanggan.

d. Tujuan Rumah Sakit


1) Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan jiwa
masyarakat.
2) Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat
akan pentingnya kesehatan jiwa
3) Terwujudnya peningkatan kuantitas dan kualitas SDM
secara berkesinambungan.
4) Terselenggaranya layanan yang sesuai standar
nasional maupun internasional.
5) Terwujudnya gedung/bangunan rumah sakit yang
terpadu dan berkelanjutan.
6) Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas
fasilitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
7) Terciptanya suasana pelayanan rumah sakit yang
aman, nyama, ramah, efisien dan efektif.
41

8) Tersedianya lahan belajar yang bermutu, terbaik bagi


institusi pendidikan.
9) Terwujudnya Rumah Sakit Khusus Kelas A
Pendidikan.

3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsinya


Struktur Organisasi berdasarkan Peraturan Gubernur
Jawa Tengah Nomor 98 Tahun 2008 tentang Penjabaran
Tugas Pokok, Fungsi Dan Tatat Kerja Rumah Sakit Jiwa
Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah adalah
sebagai berikut :
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RSJD Dr. RM Soedjarwadi

Rumah Sakit dipimpin oleh seorang Direktur yang


membawahi 1 (satu) Sub bagian dan 3 (tiga) seksi dan
kelompok jabatan Fungsional, yaitu :
1. Sub. Bagian Tata Usaha;
2. Seksi Pelayanan Medik dan Non Medik;
3. Seksi Keperawatan;
4. Seksi Penunjang Medik dan Non Medik; dan
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
42

Pejabat Struktural
Direktur : dr. Tri Kuncoro, M.M.R
Kasubag Tata Usaha : Tri Sutarmi, SKM
Kasi Pelayanan Medis & Non : dr. Hj. Anisa Renang
Medis Yulianti, M.Sc, Sp.KJ

Kasi Keperawatan : Parjiyana, S.Kep, M.M.R


Kasi Penunjang medis & Non : Juli Santoso, M.M.R, Apt.
Medis

Kelompok Jabatan Fungsional


Ketua Komite Medik : dr. Eni Kusumawati, Sp.KJ.,
M.Kes
Ketua Satuan Pemeriksa Interna : dr. Alhaq Nafsi Setyawan
Ketua Komite Keperawatan : Puji Prayitno, AMK
Kepala Instalasi Gawat Darurat : Dr. Eni Kusumawati
Sp.KJ.,M.Kes
Kepala Instalasi Rawat Inap : dr. Primasari Pitaningsih,
Sp.KJ, M.Kes
Kepala Instalasi Rawat Jalan : dr. Refilia Rukmanasari
Kepala Instalasi Farmasi : Dra. Lucia Nuraini S, Apt
Kepala Instalasi Elektrodiagnostik & : dr. Bagus Hartanto Ari W.
Elektroterapi

Kepala Instalasi Laboratorium Klinik : dr. Lim Mariana Ulfa, M.Sc,


Sp.PK
Kepala Instalasi Intensif Psikiatri : dr. Primasari Pitaningsih,
Sp.KJ, M.Kes
Kepala Instalasi Rehabilitasi : dr. Primasari Pitaningsih,
Psikososial Sp.KJ, M.Kes
Kepala Instalasi Radiologi : dr. Jayus Inastiawan
Kepala Instalasi Rekam Medik : dr. Primasari Pitaningsih,
Sp.KJ, M.Kes
Kepala Instalasi Rehabilitasi : dr. Anis Sukandar, Sp. KJ.
Ketergantungan Obat (Napza)
43

Kepala Instalasi Pengolahan Data : Christian Adi Pamuji, S.Kom


Elektronik

Kepala Instalasi Gizi : Guntoro, S.Gz.


Kepala Instalasi Diklat : Hartono, S.Psi.
Kepala Instalasi Promosi Kesehatan : Suwarno, S.Kep.Ners,
Rumah Sakit M.Kes

Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik : dr. Dewi Tri Nuryani, M.Sc.,


S.Ps
Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa : Muh. Zaini, AMK
Masyarakat

Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa : dr. Dwi Rejeki Nursanti,


Anak & Remaja Sp.KJ

Kepala Sanitasi, K3 dan : Jaka Arifin Budiyana, S.Kep


Pemulasaran Jenazah

Kepala Instalasi Pemeliharaan : Harwanto, A.Md


Sarana & Prasarana
Kepala Instalasi Laundry : Rini Setyaningsih, ST.
Kepala Instalasi Promkes, Humas, : Suwarno, s.Kep., Ners,
dan Informasi M.Kes
Kepala Instalasi Pemeliharaan : Harwanto, A.Md
Sarana dan Prasarana
Kepala Instalasi Sanitasi, K3 dan : Jaka Arifin Budiyana, S.Kep
Pemulasaran jenazah
Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa : Muh. Zaini, AMK
Masyarakat
Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa dr. Dwi Rejeki Nursanti,
Anak dan Remaja Sp.KJ

Tata kerja RSJD Dr. RM. Soedjarwadi berdasarkan


Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 98 tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja RSJD
Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah yaitu Direktur,
Kepala Subbagian dan Kepala Seksi dalam melaksanakan
44

tugasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang


berlaku dan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur. Direktur,
Kepala Subbagian, Kepala Seksi, Ketua Komite, dan Kepala
Instalasi memperhatikan prinsip-prinsip manajemen yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing.
Direktur, Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Pejabat
Fungsional dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronsasi secara vertikal
maupun horizontal baik ke dalam maupun antar satuan
organisasi dalam lingkungan Pemerintahan Daerah serta
instansi lain sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing.
Direktur bertanggung jawab langsung kepada Gubernur
Jawa Tengah. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi
bertanggung jawab kepada Direktur. Direktur menetapkan
kebijakan, prosedur dan sumber daya yang diperlukan untuk
menjalankan tugas dan fungsi Ketua Komite, Kepala Instalasi,
dan Ketua SPI. Ketua Komite, Kepala Instalasi, dan Ketua SPI
bertanggung jawab kepada direktur. Ketua Komite, Kepala
Instalasi, dan Ketua SPI dalam melaksanakan tugasnya
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan
yang ditetapkan oleh Direktur.

4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain


Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor
yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah
Rumah Sakit. SDM juga merupakan kuni yang menentukan
perkembangan rumah sakit. Demikian rincian SDM di RSJD Dr.
RM Soedjarwadi :
45

Tabel 3.1 Sumber Daya Manusia RSJD Dr. RM Soedjarwadi

No Jenis Tenaga Jumlah


1 Dokter Spesialis 16
2 Dokter Umum 12
3 Dokter Gigi 2
4 Perawat 167
5 Non dokter non perawat 196
JUMLAH 392
(Sumber: Profil SDM RSJD Dr. RM Soedjarwadi, 2019).

Di Instalasi elektrodiagnostik dan elektroterapi menyediakan


peralatan kedokteran untuk mendukung diagnosis dokter
maupun dipergunakan untuk melakukan terapi. Peralatan yang
ada yaitu:
1. Electro Convulsive Therapi (ECT)
ECT merupakan terapi pada pasien gangguan jiwa dengan
mengalirkan listrik ke tubuhnya.
2. Trans Magnetic Stimulator (TMS)
TMS adalah pengobatan dengan menggunakan medan
magnet untuk menstimulasi otak pada pasien depresi,
ketika metode pengobatan lain tidak berhasil
3. Electroencephalography (EEG)
EEG adalah alat untuk merekam aktivitas elektrik dari otak
untuk mendeteksi adanya kelainan otak.
4. Electromyography (EMG)
EMG adalah alat untuk memeriksa fungsi saraf dan otot
melalui rekaman aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot
skeletal, untuk mendeteksi adanya kelainan saraf dan otot.
46

5. Elektrokardiograf (EKG)
EKG merupakan alat untuk mendeteksi kondisi jantung
dengan memantau frekuensi detak jantung.
Selain itu terdapat pelayanan dengan alat-alat kesehatan
seperti defibrilator, dental unit, diathermy, endoscopy,
environmental meter, hematology analyzer, nebulizer,
sphygmomanometer, USG, X-Ray CT-Scan, X-Ray Dental,
X-Ray General Purpose.

B. Tugas Jabatan Peserta Diklat


1. Tugas Aparatur Sipil Negara
Berdasarkan UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 11,
tugas Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
Pejabat Negara
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Kewajiban ASN adalah sebagai berikut:
a. Setia dan taat kepada Pancasila, UUD Tahun 1945,
NKRI, dan pemerintah yang sah
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggungjawab
47

f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam


sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap
orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.

Selain mempunyai tugas dan kewajiban, ASN juga


memiliki kode etik berdasarkan UU ASN No 5 Tahun 2014
Pasal 5 yaitu:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung
jawab, dan berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah
atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
48

i. Memberikan informasi secara benar dan tidak


menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara,
tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu
menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.

2. Tugas Pokok Jabatan Fungsional Apoteker


Apoteker mempunyai tugas pokok melaksanakan
pekerjaan kefarmasian yang meliputi penyiapan rencana
kerja kefarmasian, pengelolaan perbekalan farmasi,
pelayanan farmasi klinik dan pelayanan farmasi khusus.
Rincian kegiatan Apoteker Pertama :
a. Membuat kerangka acuan dalam rangka Penyiapan
Rencana Kegiatan Kefarmasian
b. Mengklasifikasi perbekalan farmasi dalam rangka
pemilihan perbekalan farmasi
c. Inventarisasi pemasok perbekalan farmasi dalam
rangka Pemilihan Perbekalan Farmasi
d. Mengolah data dalam rangka perencanaan
Perbekalan Farmasi
e. Mengawasi kegiatan dalam rangka sterilisasi sentral
f. Menyusun perbekalan farmasi dalam rangka
penyimpanan perbekalan farmasi.
49

g. Merekapitulasi daftar usulan perbekalan farmasi


dalam rangka Penghapusan Perbekalan Farmasi
h. Meracik obat resep individual dalam rangka
dispensing
i. Visite ke ruang rawat
j. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
k. Konseling obat
l. Konsultasi dengan dokter,perawat dan tenaga
kesehatan lainnya.
m. Mendokumentasikan dalam rangka Pemantauan
Penggunaan Obat
n. Pelayanan jarak jauh (remote service)
o. Pelayanan di tempat tinggal (Home care)
p. Ambulatory services
q. Swamedikasi
r. Pelayanan paliatif

3. Tugas Pokok Apoteker RSJD Dr. RM Soedjarwadi


Berikut tugas pokok dari Apoteker :
a. Memberikan pelayanan kefarmasian
b. Melakukan pengkajian instruksi pengobatan atau
resep
c. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah
yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat
kesehatan
d. Melakukan peracikan dan memeriksa perbekalan
Farmasi sebelum diserahkan pada pasien atau
keluarga pasien
50

e. Melakukan konsultasi dengan dokter, perawat dan


petugas kesehatan lainnya tentang masalah yang
berkaitan dengan pelyanan obat dan alat kesehatan
f. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan,
pasien dan keluarga
g. Memberikan konseling kepada pasien dan keluarga
h. Menyerahkan obat atau alat kesehatan kepada
pasien atau keluarga pasien dengan informasi
secukupnya
i. Melakukan monitoring dan evaluasi pencatatan dan
pelaporan Farmasi
j. Memberikan usul dan saran kepada koordinator
pelayanan Farmasi, kepala instalasi dan direktur
mengenai hal yang berkaitan dengan pelayanan
Farmasi.
k. Mengikuti pertemuan rutin instalasi Farmasi
l. Melaksanakan tugas yang diberikan koordinator
pelayanan Farmasi, kepala instalasi dan direktur
pelayanan

C. Role Model
dr. Tri Kuncoro, MMR (Direktur RSJD Dr. RM Soedjarwadi)

Gambar 3.2 Foto dr. Tri Kuncoro, MMR


51

Dalam kegiatan aktualisasi ini, yang menjadi role model


penulis adalah dr. Tri Kuncoro, MMR selaku Direktur RSJD Dr.
RM Soedjarwadi. Alasan beliau dijadikan role model pada
pelaksanaan rencana aktualisasi ini adalah karena beliau
sebagai salah satu sosok ASN yang menginterpretasikan nilai-
nilai ANEKA.
Dalam kesehariannya beliau layak dijadikan contoh dan
panutan. Sebagai sosok pejabat struktural, beliau memiliki sifat
yang ramah, selalu memberikan motivasi dan teladan yang baik
untuk para bawahannya. Beliau memiliki sikap dan sifat
kepemimpinan terlihat dari ketegasannya saat menyampaikan
materi saat orientasi, maupun saat menjadi pembina apel.
Beliau juga memiliki jiwa seni yang tinggi, terbukti dari penataan
RSJD Dr. RM Soedjarwadi yang rapi, indah dan nyaman. Tidak
sedikit beliau menampilkan beberapa karya seni sebagai
hiasan dan pajangan di beberapa sudut rumah sakit, misalnya
lukisan. Komitmen mutu juga selalu beliau tekankan bahwa
kualitas mutu pelayanan harus selalu dijaga dan ditingkatkan
dengan cara melayani dengan sepenuh hati sesuai dengan
SOP (Standar Operasional Prosedur) agar masyarakat menjadi
puas dan menjadikan RSJD Dr. RM Soedjarwadi sebagai
rumah sakit jiwa pilihan pertama masyarakat dengan layanan
lengkap, bermutu tinggi dan dengan ilmu terkini. Beliau juga
sosok yang pekerja keras, disiplin dan bertanggungjawab. Saya
akan meneladani sifat-sifat beliau dalam menjadi ASN yang
baik sesuai dengan nilai-nilai ANEKA.
52

BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA


Unit Kerja : RSJD Dr. RM Soedjarwadi
Isu/ Masalah Yang Diangkat : Belum Optimalnya Pelaksanaan Pengenceran Elektrolit Konsentrat
di Unit Farmasi RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten
Gagasan Pemecahan Isu : Pelayanan Publik
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, Penulis mengajukan beberapa gagasan pemecahan isu
berdasarkan akar-akar masalah seperti yang disajikan, yaitu:
1. Menyusun Panduan Pengenceran Elektrolit Konsentrat
2. Menyusun Draft SOP Pengenceran Elektrolit Konsentrat
3. Merancang kebutuhan sarana prasarana
4. Membuat pengusulan kebutuhan alat
5. Melakukan sosialisasi terkait Panduan dan Draft SOP Pengenceran Elektrolit Konsentrat
53

Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi Kegiatan


Kontribusi
Tahapan Output/ Hasil Nilai-Nilai Dasar Penguatan Nilai-
No Kegiatan terhadap Visi-
Kegiatan Kegiatan (ANEKA) Nilai Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Menyusun 1. Melakukan Persetujuan Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
Panduan konsultasi dan dukungan Transparansi dalam sesuai dengan mencerminkan
Pengenceran dengan serta arahan melakukan konsultasi visi RS yaitu nilai organisasi
Elektrolit atasan dari atasan dan meminta feedback Menjadi Rumah yaitu Profesional
Konsentrat langsung dan/atau dari atasan, serta Sakit Jiwa dan Fokus
(Kepala mentor menerapkan pilihan Pertama
(Inovasi) Instalasi) Responsibilitas atas Masyarakat
dan/atau kegiatan yang dengan layanan
mentor dilaksanakan dengan yang lengkap,
bersungguh-sungguh. bermutu tinggi
2. Melakukan Pengetahuan dan denganilmu
pengkajian mengenai Nasionalisme terkini, serta
literatur pengenceran Komunikasi ke atasan misi RS yaitu
elektrolit dan/atau mentor Memberikan
konsentrat menggunakan Bahasa pelayanan
3. Membuat Draft Panduan Indonesia yang baik kesehatan
draft Pengenceran dan benar (sila ke-3) terbaik bagi
Panduan Elektrolit semua lapisan
Pengencera Konsentrat Etika Publik masyarakat
n Elektrolit Dalam melakukan
Konsentrat konsultasi dengan
4. Mencetak Panduan atasan selalu
Panduan Pengenceran menghormati saran
Pengencera Elektrolit dan masukan yang
n Elektrolit Konsentrat diberikan serta tidak
54

Konsentrat memaksakan
pendapat, yaitu sesuai
5. Meminta Saran dan dengan nilai Respect
feedback masukan dan Keluwesan.
dari atasan terhadap hasil
dan/atau review Panduan Komitmen Mutu
mentor Pengenceran Kegiatan ini dilakukan
terkait Elektrolit bertujuan Perbaikan
Panduan Konsentrat berkelanjutan dengan
Pengencera mengedepankan
n Elektrolit Orientasi mutu
Konsentrat pelayanan. Selain itu,
yang dibuat kegiatan ini bernilai
Inovatif karena belum
ada Panduan
Pengenceran Elektrolit
Konsentrat
sebelumnya.

Anti Korupsi
Nilai Kedisiplinan
diterapkan dalam
melaksanakan
kegiatan dengan
Bekerja Keras dan
penuh
Tanggungjawab.

2 Menyusun a. Melakukan Persetujuan Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini


Draft SOP konsultasi dan dukungan Transparansi dalam sesuai dengan mencerminkan
Pengenceran dengan serta arahan melakukan konsultasi visi RS yaitu nilai organisasi
55

Elektrolit atasan dari atasan dan meminta feedback Menjadi Rumah yaitu Profesional
Konsentrat langsung dan/atau dari atasan, serta Sakit Jiwa dan Fokus
(Kepala mentor menerapkan pilihan Pertama
(Inovasi) Instalasi) Responsibilitas atas Masyarakat
dan/atau kegiatan yang dengan layanan
mentor dilaksanakan dengan yang lengkap,
bersungguh-sungguh. bermutu tinggi
b. Membuat Draft SOP dan denganilmu
draft SOP Pengenceran Nasionalisme terkini, serta
Pengencera Elektrolit Komunikasi ke atasan misi RS yaitu
n Elektrolit Konsentrat dan/atau mentor Memberikan
Konsentrat menggunakan Bahasa pelayanan
c. Mencetak Draft SOP Indonesia yang baik kesehatan
draft SOP Pengenceran dan benar (sila ke-3) terbaik bagi
Pengencera Elektrolit semua lapisan
n Elektrolit Konsentrat Etika Publik masyarakat
Konsentrat Dalam melakukan
d. Meminta Saran dan konsultasi dengan
feedback masukan atasan selalu
dari atasan terhadap hasil menghormati saran
dan/atau review draft dan masukan yang
mentor SOP diberikan serta tidak
terkait draft Pengenceran memaksakan
SOP Elektrolit pendapat, yaitu sesuai
Pengencera Konsentrat dengan nilai Respect
n Elektrolit dan Keluwesan.
Konsentrat
yang dibuat Komitmen Mutu
Kegiatan ini dilakukan
bertujuan Perbaikan
berkelanjutan dengan
56

mengedepankan
Orientasi mutu
pelayanan. Selain itu,
kegiatan ini bernilai
Inovatif karena belum
terdapat Draft SOP
Pengenceran Elektrolit
Konsentrat
sebelumnya.

Anti Korupsi
Nilai Kedisiplinan
diterapkan dalam
melaksanakan
kegiatan dengan
Bekerja Keras dan
penuh
Tanggungjawab.

3 Merancang a. Melakukan Persetujuan Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini


kebutuhan konsultasi dan dukungan Transparansi dalam sesuai dengan mencerminkan
sarana dengan serta arahan melakukan konsultasi visi RS yaitu nilai organisasi
prasarana atasan dari atasan dan meminta feedback Menjadi Rumah yaitu Profesional
langsung dan/atau dari atasan, serta Sakit Jiwa dan Fokus
(Perintah (Kepala mentor dalam merencanakan pilihan Pertama
atasan) Instalasi) sarana dan prasarana Masyarakat
dan/atau sesuai yang dengan layanan
mentor dibutuhkan. Selain itu, yang lengkap,
kegiatan ini juga bermutu tinggi
b. Membuat Rancangan menerapkan dan denganilmu
rancangan kebutuhan Responsibilitas atas terkini, serta
57

kebutuhan sarana kegiatan yang misi RS yaitu


sarana prasarana dilaksanakan dengan Memberikan
prasarana bersungguh-sungguh. pelayanan
c. Meminta Saran dan kesehatan
feedback masukan Nasionalisme terbaik bagi
dari atasan terhadap hasil Komunikasi ke atasan semua lapisan
dan/atau review daftar dan/atau mentor masyarakat
mentor kebutuhan menggunakan Bahasa
terkait sarana Indonesia yang baik
daftar prasarana dan benar (sila ke-3)
kebutuhan
sarana Etika Publik
prasarana Dalam melakukan
yang dibuat konsultasi dengan
atasan selalu
menghormati saran
dan masukan yang
diberikan serta tidak
memaksakan
pendapat, yaitu sesuai
dengan nilai Respect
dan Keluwesan.

Komitmen Mutu
Kegiatan ini dilakukan
bertujuan Perbaikan
berkelanjutan dengan
mengedepankan
Orientasi mutu
pelayanan. Selain itu,
kegiatan ini bernilai
58

Inovatif karena belum


tersedia Sarana
prasarana untuk
melakukan
Pengenceran Elektrolit
Konsentrat
sebelumnya.

Anti Korupsi
Dalam merencanakan
kebutuhan sarana
prasarana
menerapkan nilai
Kejujuran (sesuai
kebutuhan). Selain itu,
nilai Kedisiplinan
diterapkan dalam
melaksanakan
kegiatan dengan
Bekerja Keras dan
penuh
Tanggungjawab.

4 Membuat a. Melakukan Persetujuan Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini


pengusulan konsultasi dan dukungan Transparansi dalam sesuai dengan mencerminkan
kebutuhan dengan serta arahan melakukan konsultasi visi RS yaitu nilai organisasi
alat atasan dari atasan dan meminta feedback Menjadi Rumah yaitu Profesional
langsung dan/atau dari atasan, serta Sakit Jiwa dan Fokus
(Perintah (Kepala mentor dalam mengajukan pilihan Pertama
atasan) Instalasi) alat yang dibutuhkan. Masyarakat
dan/atau Selain itu, kegiatan ini dengan layanan
59

mentor juga menerapkan yang lengkap,


Responsibilitas atas bermutu tinggi
b. Melakukan Pengetahuan kegiatan yang dan denganilmu
koordinasi mengenai alur dilaksanakan dengan terkini, serta
dengan pengajuan bersungguh-sungguh. misi RS yaitu
bagian usulan Memberikan
sarana kebutuhan alat Nasionalisme pelayanan
prasarana Komunikasi ke atasan kesehatan
dan pihak dan/atau mentor terbaik bagi
lain yang menggunakan Bahasa semua lapisan
terkait Indonesia yang baik masyarakat
c. Membuat Pengusulan dan benar (sila ke-3)
pengusulan kebutuhan alat
kebutuhan Etika Publik
alat Dalam melakukan
konsultasi dengan
atasan selalu
menghormati saran
dan masukan yang
diberikan serta tidak
memaksakan
pendapat, yaitu sesuai
dengan nilai Respect
dan Keluwesan.

Komitmen Mutu
Kegiatan ini dilakukan
bertujuan Perbaikan
berkelanjutan dengan
mengedepankan
Orientasi mutu
60

pelayanan. Selain itu,


kegiatan ini bernilai
Inovatif karena belum
tersedia alat untuk
melakukan
Pengenceran Elektrolit
Konsentrat
sebelumnya.

Anti Korupsi
Dalam merencanakan
kebutuhan sarana
prasarana
menerapkan nilai
Kejujuran (sesuai
kebutuhan). Selain itu,
nilai Kedisiplinan
diterapkan dalam
melaksanakan
kegiatan dengan
Bekerja Keras dan
penuh
Tanggungjawab.

5 Melakukan a. Menyiapkan Materi Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini


sosialisasi materi sosialisasi Transparansi dalam sesuai dengan mencerminkan
terkait sosialisasi melakukan konsultasi visi RS yaitu nilai organisasi
Panduan b. Melakukan Feedback dari dan meminta feedback Menjadi Rumah yaitu Profesional
dan Draft konsultasi atasan dan/atau dari atasan, serta Sakit Jiwa dan Fokus
SOP dengan mentor terkait dalam mengajukan pilihan Pertama
Pengenceran atasan materi alat yang dibutuhkan. Masyarakat
61

Elektrolit langsung sosialisasi yang Selain itu, kegiatan ini dengan layanan
Konsentrat (Kepala dibuat juga menerapkan yang lengkap,
Instalasi) Responsibilitas atas bermutu tinggi
(SKP) dan/atau kegiatan yang dan denganilmu
mentor dilaksanakan dengan terkini, serta
terkait bersungguh-sungguh. misi RS yaitu
materi Memberikan
sosialisasi Nasionalisme pelayanan
yang dibuat Komunikasi ke atasan kesehatan
c. Melakukan Jadwal dan dan/atau mentor terbaik bagi
konsultasi metode menggunakan Bahasa semua lapisan
dengan sosialisasi Indonesia yang baik masyarakat
Kepala dan benar (sila ke-3)
Instalasi
d. Memberikan Meningkatnya Etika Publik
materi pengetahuan Dalam melakukan
terkait mengenai konsultasi dengan
Panduan Panduan atasan selalu
dan Draft Pengenceran menghormati saran
SOP Elektrolit dan masukan yang
Pengencera Konsentrat diberikan serta tidak
n Elektrolit memaksakan
Konsentrat pendapat, yaitu sesuai
dengan nilai Respect
dan Keluwesan.

Komitmen Mutu
Kegiatan ini dilakukan
bertujuan Perbaikan
berkelanjutan dengan
mengedepankan
62

Orientasi mutu
pelayanan.

Anti Korupsi
Nilai Kedisiplinan
diterapkan dalam
pelaksanaan kegiatan
sesuai jadwal yang
telah ditetentukan.
Selain itu dalam
melaksanakan
kegiatan dilakukan
dengan Bekerja Keras
dan penuh
Tanggungjawab.
63

B. Jadwal Rancangan Aktualisasi


Tabel 4.3 Jadwal Rancangan Aktualisasi
Bulan/ Minggu Ke-
No Kegiatan Mei Juni Juli Portofolio/ Bukti Kegiatan
4 1 2 3 4 1 2
1 Kegiatan 1: Menyusun 1) Foto konsultasi dengan mentor
Panduan Pengenceran 2) Notulen
Elektrolit Konsentrat 3) Foto literatur
4) Draft Panduan Pengenceran Elektrolit
Konsentrat
5) Panduan Pengenceran Elektrolit Konsentrat
2 Kegiatan 2: Menyusun 1) Foto konsultasi dengan mentor
Draft SOP Pengenceran 2) Notulen
Elektrolit Konsentrat 3) Foto literatur
4) Draft SOP Pengenceran Elektrolit Konsentrat
5) Draft SOP Pengenceran Elektrolit Konsentrat
3 Kegiatan 3: Merancang 1) Foto konsultasi dengan mentor
kebutuhan sarana 2) Notulen
prasarana 3) Draft rancangan kebutuhan sarana
prasarana
4) Layout ruang dispensing steril
4 Kegiatan 4: Membuat 1) Foto konsultasi dengan mentor
pengusulan kebutuhan alat 2) Notulen
3) Form pengusulan kebutuhan alat
5 Kegiatan 5: Melakukan 1) Foto konsultasi dengan mentor
sosialisasi terkait Panduan 2) Notulen
dan Draft SOP 3) Draft materi sosialisasi
Pengenceran Elektrolit 4) Foto koordinasi dengan Kepala Instalasi
Konsentrat 5) Daftar hadir sosialisasi
6) Foto kegiatan sosialisasi
64

C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala


Dalam pelaksanaan aktualisasi ANEKA kemungkinan tidak dapat
direalisasikan secara optimal disebabkan kendala-kendala yang
dihadapi. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan antisipasi baik dari
segi waktu maupun pengambilan dokumentasi antara lain sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Antisipasi
Strategi Mengatasi
No Nama Kegiatan Kendala Mengatasi
Kendala
Kendala
1 Menyusun Belum Berkoordinasi Mencari literatur terkait
Panduan mempunyai dengan mentor dan melakukan sharing
Pengenceran literatur yang dan kepala dengan rekan sejawat
Elektrolit memadai instalasi apoteker
Konsentrat mengenai
Pengenceran
Elektrolit
Konsentrat
2 Menyusun Draft Belum pernah Berkoordinasi Mencari literatur terkait
SOP membuat Draft dengan mentor dan melakukan sharing
Pengenceran SOP dan kepala dengan rekan sejawat
Elektrolit Pengenceran instalasi apoteker
Konsentrat Elektrolit
Konsentrat
3 Merancang Kurang Melakukan Mencari literatur terkait
kebutuhan sarana memahami kunjungan ke dan melakukan sharing
prasarana sarana rumah sakit lain dengan rekan sejawat
prasarana yang sebagai apoteker
wajib dimiliki referensi
dalam ruang
produksi steril
4 Membuat Belum pernah Berkonsultasi Melihat contoh form
pengusulan membuat dengan pihak pengusulan kebutuhan
kebutuhan alat pengusulan terkait alat yang telah dibuat
kebutuhan alat sebelumnya
dan tidak
mengetahui alur
membuat
pengusulan
5 Melakukan Peserta Berkoordinasi Membagikan print out
sosialisasi terkait sosialisasi dengan Kepala Panduan dan Draft
Panduan dan apakah semua Instalasi SOP Pengenceran
Draft SOP karyawan di Unit Elektrolit Konsentrat
Pengenceran Farmasi atau
Elektrolit hanya personil
Konsentrat terkait.
BAB V
PENUTUP

Isu “Belum Optimalnya Pelaksanaan Pengenceran Elektrolit


Konsentrat di Unit Farmasi RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten” akan
diselesaikan melalui kegiatan : 1) Menyusun Panduan Pengenceran
Elektrolit Konsentrat; 2) Menyusun Draft SOP Pengenceran Elektrolit
Konsentrat; 3) Merancang kebutuhan sarana prasarana; 4) Membuat
pengusulan kebutuhan alat 5) Membuat pengusulan kebutuhan alat.
Rancangan Aktualisasi ini penting untuk dilaksanakan, mengingat
salah satu misi RSJD Dr. RM Soedjarwadi adalah memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik bagi semua lapisan masyarakat. Selain itu, RSJD
Dr. RM Soedjarwadi telah terakreditasi Paripurna sesuai Standar
Akreditasi Rumah Sakit Versi KARS-2012 sehingga diharapkan pelayanan
yang diberikan juga telah sesuai dengan standard dan aturan yang
berlaku.
Apabila Rancangan Aktualisasi ini tidak dilaksanakan maka dapat
mengakibatkan dampak berupa tidak terselesaikannya isu mengenai
belum optimalnya pelaksanaan pengenceran elektrolit konsentrat, dimana
pengenceran elektrolit konsentrat tersebut seharusnya dilakukan oleh Unit
Farmasi dan dilakukan di ruang produksi steril, sedangkan selama ini
kegiatan tersebut dilakukan oleh perawat di ruangan yang tidak terstandar
untuk melakukan dispensing steril. Selain itu, jika Rancangan Aktualisasi
ini tidak dilaksanakan maka pelayanan kefarmasian dispensing steril di
RSJD Dr. RM Soedjarwadi, dalam hal ini yaitu pengenceran elektrolit
konsentrat tidak sesuai standar sehingga mutu Pelayanan Kefarmasian
belum sesuai standar yang diharapkan.

65
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Hukum dan HAM, 2014, Undang-Undang Nomor 5 Tahun


2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Kementerian Hukum dan HAM,
Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2015, Akuntabilitas, Modul Pendidikan


Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi
Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2015, Anti Korupsi, Modul Pendidikan Dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2015, Etika Publik, Modul Pendidikan Dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2015, Komitmen Mutu, Modul Pendidikan


Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi
Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2015, Nasionalisme,Modul Pendidikan


Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi
Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2017,Manajemen Aparatur Sipil Negara,


Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.

66
67

Lembaga Administrasi Negara, 2017, Pelayanan Publik,Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2017, Whole of Goverment,Modul


Pelatihan Dasar Calon PNS, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2018, Peraturan Lembaga Administrasi


Negara Nomor 12Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelengaraan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, Lembaga Administrasi
Negara, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Petunjuk Teknis Jabatan


Fungsional Apoteker dan Angka Kreditnya
No.377/MENKES/PER/V/2009, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016, Standar Pelayanan


Kefarmasian di Rumah Sakit, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Undang-undang Republik


Indonesia Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pemerintah Republik
Indonesia, Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Peraturan Pemerintah Nomor 51


Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Pemerintah Republik
Indonesia, Jakarta.

RSJD Dr. RM Soedjarwadi, 2019, Visi dan Misi, http://ppid.rsjd-


sujarwadi.com/profil/index/visi-dan-misi, diakses pada 23 Mei 2019.
68

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
Nama Lengkap Lola Lutfia Rosi, S.Farm., Apt
Formasi Jabatan Apoteker Ahli Pertama
NIP 199302042019022007
Tempat, Tanggal lahir Klaten, 4 Februari 1993
Nomor Telepon/WA 085647571993
Alamat Margomulyo RT.02 RW.11 No.37
Gergunung, Klaten Utara, Klaten,
Jawa Tengah
e-mail lolalutfiarosi@gmail.com
Instasi Kantor RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten
Alamat Kantor Jl. Pandanaran KM 2, Danguran,
Klaten Selatan, Klaten, Jawa
Tengah
Nomor Telepon Kantor (0272) 321435
Alamat email Kantor rsjd.soedjarwadi@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah / Perguruan
No Tingkat Tempat Jurusan Lulus
Tinggi
1 SD SD N 2 Barenglor Klaten 2005
2 SMP SMP N 1 Klaten Klaten 2008
3 SMA SMA Negeri 1 Klaten Klaten IPA 2011
4 S-1 Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Farmasi 2015
5 Profesi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Apoteker 2017

C. Riwayat Pekerjaan

No Nama Instansi Jabatan Masa Kerja


1 PT Phapros Tbk. Staff RnD 1 Mei 2017 – 30 April 2018
2 PT Erela Spv PPIC 1 November – 30 Desember 2018
RSJD Dr. RM
3 Apoteker 1 April 2019 – sekarang
Soedjarwadi

Anda mungkin juga menyukai