Disusun oleh:
i
HALAMAN PERSETUJUAN
OPTIMALISASI
Disusun oleh:
Hari, tanggal :
Mengetahui,
Coach Mentor
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diseminarkan,
Di : Semarang
Hari, tanggal : Rabu, 17 Juli 2019
Penguji
iii
PRAKATA
iv
6. Seluruh panitia penyelenggara dan Binsuh yang telah membantu
dan memfasilitasi kegiatan latsar.
7. Kedua orangtua yang tiada henti memberikan doa, dukungan, dan
bantuan selama pendaftaran CPNS hingga Pelaksanaan Latsar.
8. Seluruh Civitas Hospitalia RSUD Kelet dr. Rehatta Provinsi Jawa
Tengah atas dukungan dan kerjasamanya.
9. Keluarga besar peserta Diklat CPNS Golongan III Angkatan
LXXXVI tahun 2019 atas kebersamaan, pengalaman dan semangat
selama menjalani latsar.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................iii
PRAKATA........................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Identifikasi Isu......................................................................................................4
C. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan.............................................................11
D. Rumusan Masalah............................................................................................11
E. Tujuan................................................................................................................12
F. Manfaat..............................................................................................................12
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................13
A. Sikap Perilaku Bela Negara............................................................................13
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara..................................13
2. Analisis Isu Kontemporer..............................................................................16
3. Kesiapsiagaan Bela Negara.........................................................................18
B. Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara...................................................................20
1. Akuntabilitas...................................................................................................20
2. Nasionalisme..................................................................................................22
3. Etika Publik.....................................................................................................26
4. Komitmen Mutu..............................................................................................28
5. Anti Korupsi....................................................................................................30
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI......................................................33
D. Upaya Pelayanan Psikologi................................................................................38
BAB III PROFIL ORGANISASI....................................................................................39
A. Profil Organisasi................................................................................................39
B. Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Kelet...........................................................43
C. Visi, Misi, Nilai, dan Tujuan Organisasi.........................................................43
D. Struktur Organisasi...........................................................................................45
F. Tugas Jabatan Peserta Latsar........................................................................50
vi
G. Role Mode.........................................................................................................53
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI...................................................55
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai
ANEKA........................................................................................................................55
B. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala...............................................81
BAB V PENUTUP..........................................................................................................84
A. Simpulan............................................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................85
vii
DAFTAR TABEL
i
ii
DAFTAR GAMBAR
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea ke empat, disebutkan
bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah “melindungi segenap bangsa
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia”. Untuk mencapai
tujuan tersebut, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya dapat
mengelola dengan baik sumber daya alam dan potensi-potensi yang
ada di Indonesia. ASN yang profesional adalah salah satu sumber daya
manusia yang berkualitas yang dapat memberikan berbagai macam
perubahan, yang akhirnya dapat membawa bangsa Indonesia meraih
cita-citanya.
Sebagai upaya menghasilkan ASN yang profesional LAN
menerapkan pola baru dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2019. Sesuai dengan Peraturan
Kepala LAN (Perkalan) No. 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Pelatihan Dasar CPNS tersebut lebih
ditekankan pada pengembangan karakter CPNS khususnya bagaimana
peserta dibekali kemampuan untuk menciptakan birokrasi yang bebas
dari korupsi, berintegritas dan berorientasi sebagai pelayan publik.
Dalam pola prajabatan ini, diharapkan Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi yang biasanya disingkat (ANEKA) dalam tugasnya sebagai
seorang pelayan masyarakat. Dengan memahami dan mengamalkan
sendiri nilai ANEKA tersebut, diharapkan dapat membentuk karakter
PNS yang berintegritas dan professional agar dapat menjalankan 3
tugas utama Pegawai Negeri Sipil.
1
Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) mempunyai 3 tugas
utama, yaitu: melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas, serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Termasuk seorang PNS yang
bekerja di Rumah Sakit Pemerintan juga tetap harus menjalankan tiga
tugas sebagai seorang PNS tersebut serta menjalankan tugas
pelayanan kesehatan publik di rumah sakit.
Menurut UU No. 4 Tahun 2009 tentang perumah sakitan, yang
dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
rawat darurat.
Berkaitan dengan hal tersebut ,untuk menjalankan tugas dan
peranannya seorang PNS harus menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA di
dalam setiap melaksanakan tugas dan kewajibannya. Termasuk
seorang psikolog yang bekerja di Rumah Sakit Pemerintah tetap harus
memegang teguh lima nilai-nilai dasar ASN dalam menjalankan tugas
dan fungsinya. Lima nilai-nilai dasar ASN tersebut yaitu: akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA).
Nilai-nilai dasar inilah yang menjadi pedoman saat menjalankan tugas
sebagai seorang psikolog.
Psikolog adalah seorang profesional dengan kompetensi
melakukan asesmen dan intervensi perilaku manusia untuk
meningkatkan kesejahteraan psikologis demi pencapaian status
kesehatan yang paripurna. Psikolog Klinis adalah tenaga kerja
professional kesehatan yang mempunyai tugas dan kewajiban
memberikan layanan pada msyarakat sesuai dengan kompetensinya
dalam bidang psikologi klinis. Psikolog klinis yang betugas dibidang
medis bisa menunjang kinerja dokter dalam penyembuhan pasien
dengan memberikan dukungan emosional dan pendampingan
2
psikologis kepada pasien sehingga tercipta status kesehatan yang
paripurna.
Menurut UU No 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, upaya
kesehatan jiwa merupakan upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative yang harus dilaksanakan sepanjang siklus kehidupan
manusia. Upaya Kesehatan jiwa juga merupakan salah satu amanat
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu
negara menjamin setiap orang hidup sejahtera lahir dan batin serta
memperoleh pelayanan kesehatan. Namun sayangnya pelayanan
kesehatan jiwa bagi setiap orang dan jaminan hak orang dengan
gangguan jiwa belum dapat diwujudkan secara optimal. Kurang
optimalnya upaya kesehatan jiwa akan menurunkan derajat kesehatan,
dan kualitas hidup sseseorang yang akan berdampak pada
menurunnya produktifitas dan kesejahteraan masyarakat.
3
pelayanan kesehatan, seperti puskesmas dan rumah sakit, melalui
upaya optimalisasi pelayanan psikologi.
Hal tersebut sesuai dengan kondisi yang saat ini terjadi di
RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah yang tengah berupaya
meningkatkan mutu pelayanan melalui upaya pengoptimalan pelayanan
kesehatan jiwa dengan mengembangkan Klinik Psikologi yang
sebelumnya kurang berfungsi secara optimal karena hanya terbatas
pada pelayanan VCT (Voluntarry Counseling and Test) pada pasien
dengan HIV-AIDS. Sehingga sat ini di perlukan suatu upaya untuk
mengoptimalkan peran psikolog melalui pengoptimalan upaya
pelayanan psikologi sebagai langkah awal untuk berkontribusi dalam
mewujudkan
B. Identifikasi Isu
1. Identifikasi Isu
Berdasarkan urain latar belakang diatas, rumusan masalah dalam
rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN terdiri atas identifikasi isu
dan penetapan isu sebagai berikut:Rancangan aktualisasi ini disusun
berdasarkan identifikasi beberapa isu atau problematika yang
ditemukan di instansi tempat bekerja, yaitu di RSUD Kelet Provinsi
Jawa Tengah. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini
bersumber dari aspek: (1) whole of goverment, (2) layanan publik, dan
(3) manajemen ASN.
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negeri
Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat di identifikasi
isu-isu pada unit kerja yang dirumuskan pada tabel 1.1 sebagai
berikut:
4
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
1. Kurang Pelayanan 1. Masih kurangnya Tersedianya
optimalnya Publik sarana dan sarana dan
sarana dan prasarana di klinik prasarana
prasarana di psikologi yang sesuai standar
Klinik Psikologi sesuai dengan kebutuhan
RSUD Kelet standar sehingga pelayanan
fungsi klinik psikologi
psikologi belum sehingga
optimal pelayanan di
2. Belum optimalnya Klinik Psikologi
fungsi klinik RSUD Kelet
psikologi karena dapat dilakukan
masih dalam secara optimal.
pengembangan.
2. Belum Pelayanan 1. Belum adanya 1. Adanya draft
optimalnya upaya publik SOP alur SOP alur
pelayanan Managemen Pelayanan Pelayanan
psikologi di ASN Psikologis. Psikologi.
RSUD Kelet. WoG 2. Belum adanya 2. Adanya draft
SOP sistem SOP alur
regulasi rujukan rujukan
internal pelayanan internal
psikologi. pelayanan
3. Kurangnya psikologi.
pengetahuan 3. Meningkatnya
kesehatan jiwa pengetahuan
dan layanan mengenai
psikologis. kesahatan jiwa
5
Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
dan layanan
psikologi di
RSUD Kelet.
3. Belum Pelayanan 1. Belum adanya Permasalahan
optimalnya Publik upaya deteksi dini psikologis baik
program deteksi Manangemen kebutuhan terkait kondisi
dini kebutuhan ASN psikologis atau medis maupun
psikologis dan permasalahan yang tidak
kesehatan jiwa psikologis pada terkait dapat di
pada pasien di pasien. deteksi sejak
RSUD Kelet. 2. Kondisi atau awal sehingga
kebutuhan bisa
psikologis pada mendapatkan
pasien masih belum tindak lanjut.
mendapatkan
perhatian pada saat
asesmen awal.
4. Belum Pelayanan 1. Masih banyaknya 1. Meningkatnya
optimalnya peran Publik masyarakat yang kesadaran
psikolog dalam belum memahami mengenai
upaya promotif dan menyadari kesehatan jiwa
kesehatan jiwa di mengenai dan layanan
RSUD Kelet. kesehatan jiwa. serta peran
2. Masih kurangnya psikolog.
upaya promotive 2. Meningkatnya
dan preventif upaya-upaya
mengenai promotive dan
pemahaman dan preventif
upaya menjaga dalam
kesehatan jiwa di menjaga
wilayah RSUD kesehatan
6
Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
Kelet. jiwa.
3. Masih banyaknya 3. Adanya
masyarakat dan kemaun
yang belum masyarakat
memahami peran untuk
psikolog dan memanfaatkan
layanan psikologi. layanan
4. Masih adanya psikologi dan
stigma masyarakat melakukan
mengenai kunjungan di
gangguan jiwa dan Klinik
kesehatan mental. Psikologi.
2. Penetapan Isu
7
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah
dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan
isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi
oleh penulis. Proses tersebut menggunakan dua alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu yakni berupa APKL dan USG. APKL
merupakan metode yang mempertimbangkan 4 kriteria penilaian
yaitu keaktualan, problematik, kekhalayakan dan kelayakan isu
tersebut. Berikut penjelasan APKL:
a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
d. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Kemudian metode yang dipakai untuk menentukan isu mana
yang paling fundamental adalah dengan menggunakan Urgency,
Seriousness, Growth (USG). USG adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Analisis
USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) mempertimbangkan
tingkat kepentingan, keseriusan, dan perkembangan setiap variabel
dengan rentang skor 1-5 (skor 1 berarti ringan hingga skor 5 paling
berat) dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, dan
sebagainya.
c. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
8
Daftar isu yang diperoleh dalam lingkungan kerja penulis
yang dikaitkan dengan agenda ketiga Pelatihan Dasar CPNS
(Manajemen ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan
Publik) dan telah dipertimbangkan kriteria kualitas isu
menggunakan metode APKL serta telah dilakukan penilaian
prioritas menggunakan metode USGIdentifikasi penentuan
kelayakan isu dilihat dari nilai APKL, sedangkan penentuan
prioritas isu yang akan dipecahkan dapat dilihat dari nilai USG
dengan nilai yang paling tinggi, berikut dapat dilihat pada tabel 1.2
berikut.
Tabel 1.2 Analisis Isu Strategis dengan Metode APKL dan USG
10
Dari hasil analisis APKL dan USG, ditetapkan isu yang dipilih dan
ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan dilakukan
untuk mengatasi isu tersebut. Hasil perumusan isu yang terpilih adalah
“Belum optimalnya upaya pelayanan psikologi di RSUD Kelet”
D. Rumusan Masalah
Dari hasil analisis isu di atas ditetapkan isu yang dipilih dan akan
ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan adalah isu tentang Kurang
optimalnya upaya pelayanan psikologi di RSUD Kelet Provinsi Jawa
Tengah”
11
E. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah ditemukan,
tujuan yang akan dicapai dengan pelaksanaan aktualisasi dan habituasi ini
adalah untuk me
F. Manfaat
Manfaat kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi masyarakat
Guna mewujudkan PNS yang dapat memberikan pelayanan,
melaksanakan kebijakan publik serta menjadi pemersatu di masyarakat,
bangsa dan Negara.
2. Bagi instansi SKPD
Guna mewujudkan peran psikolog ahli pertama yang profesional,
yang dapat memberikan pelayanan maksimal dan komperhensif pada
pasien dan masyarakat dan menjamin komitmen mutu sesuai nilai-nilai
dasar PNS serta mewujudkan visi dan misi RSUD Kelet yaitu professional
dalam meberikan pelayan kesehatan rujukan dan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bermutu.
3. Bagi pemerintah
Guna membentuk PNS yang berintegritas dan mengabdi pada Negara
serta senantiasa menjalankan tugas dengan memegang teguh nilai-nilai
dasar yang dimiliki.
4. Bagi pelaksana
Guna menginternalisasikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di masyarakat, bangsa dan
Negara
12
BAB II
LANDASAN TEORI
13
berbangsa dan bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung
jawab bersama. Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga
dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta
kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal yang dapat mengganggu
kesadaran berbangsa dan bernegara bagi PNS yang perlu di cermati
secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan
sosial, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang
membutuhkan peranan PNS dalam setiap pelaksanaan tugas
jabatannya untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari
himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik,
karena dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar
dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa
yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena
masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai
mengalami penderitaan. Di situ PNS telah melakukan langkah
konkrit dalam melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta
tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela
negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan
bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam
bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami
penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
14
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara
kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang
harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan
dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang
berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
c. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman
yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama,
etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat
mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini
yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja
sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi
seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan
waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung
15
langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama
bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing- masing.
Dalam penerapannya kesadaran bela negara dapat diwujudkan
dengan cara ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti
menjadi bagian dari Siskamling, membantu korban bencana
sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali
mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal kebersihan
tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang
merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa,
mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok
karena di Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang justru
dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar
Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri,
melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa
yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.
16
semua yang tidak mau berubah. Perubahan global ditandai dengan
hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan membangun
pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas Negara. Hal
yang menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi
informasi global, dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia
dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang
di penjuru dunia lainnya.
Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam negeri
dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan lain
sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang tatanan
berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam
anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di
lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk sikap
ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan
lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama
yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut
melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi,
Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional, Dalam konteks
globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak positif maupun
negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan memberikan
pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa
Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami
17
sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan
negara, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh
pelosok Tanah Air, sehingga pada akhirnya akan membentuk
wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut bermuara pada
tantangan penciptaan dan pembangunan daya saing nasional demi
kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin
terbuka, terhubung, serta tak berbatas.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa
dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal
Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara.
Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS
mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal
yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut
diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya
narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di
atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis kontemporer.
18
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air;
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di
zaman sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan).
d. Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat).
f. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
g. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
h. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
19
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu
kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer
atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana
menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga
kelestarian hayati), menjaga asset bangsa, menggunakan produksi
dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik
dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan kebugaran
sifik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi
CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk memberikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan
untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
20
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat
karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Indikator dari nilai-nilai dasar
akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Kepemimpinan
a. Mencerminkan sikap kepemimpinan dalam melaksanakan
tugas jabatannya
b. Mampu memberikan contoh pada orang lain (lead by
example)
c. Berkomitmen tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga
memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen
pula
d. Terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan
kinerja yang baik yaitu hambatan politis maupun
keterbatasan sumber daya
2) Transparansi
a. Komunikasi intensif dan kerjasama yang kondusif antara
kelompok internal dan eksternal
b. Perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan
korupsi dalam pengambilan keputusan
c. Pertanggungjawaban terhadap keputusan-keputusan yang
telah diambil
3) Integritas
a. Kesesuaian antara perkataan dan tindakan
21
b. Menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang
berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan
yang berlaku
c. Keterpaduan individu dan lembaga dengan publik dan/atau
stakeholders
4) Tanggung jawab
Kewajiban bagi setiap individu dan lembaga
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat karena
ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah
dilakukan
5) Keadilan
Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
6) Kepercayaan
Lingkungan akuntabel lahir dari hal-hal yang dapat dipercaya
7) Keseimbangan
a. Keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas
b. Menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja
c. Keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill)
yang dimiliki
8) Kejelasan
a. Memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi
tujuan dan hasil yang diharapkan
b. Mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi
9) Konsistensi
a. Penerapan kebijakan, prosedur, sumber daya yang
konsisten akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya
lingkungan kerja yang akuntabel
22
b. Menguatnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan
dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-
sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat
kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan
negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap ASN memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya. Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar
nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
23
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10)Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
24
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
dan bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
25
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10)Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10)Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
26
11)Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dideskripsikan sebagai refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukanyang
baik atau benar. Etika juga definisikan sebagai karakter atau etos
individu/kelompok berdasarkan nilai-nilai norma-norma luhur (Azra,
2012). Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggungjawab pelayanan publik.
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut :
a. Fokus utama dalam pelayanan publik:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai
bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik
dan alat evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
b. Dimensi etika publik:
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
c. Indikator nilai-nilai dasar etika publik:
27
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Mengadi kepada negara dan rakyat Indonesia
4) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
6) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
8) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
10)Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
11)Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
12)Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
13)Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
14)Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
15)Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komitmen
adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Menurut
definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis, mutu merupakan
suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen atau pengguna
28
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Berikut ini merupakan
nilai-nilai komitmen mutu.
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans
untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia
yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
29
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan. Indikator
nilai-nilai dasar komitmen mutu dijabarkan sebagai berikut:
a. Profesional, yaitu memahami dan memberikan pelayanan
sesuai dengan fungsi, tugas pokok, dan peran masing-masing;
b. Kompeten, pada bidang pekerjaannya;
c. Memiliki target mutu layanan;
d. Memahami karakter masyarakat yang membutuhkan layanan;
e. Efektif yaitu berhasil guna, hasil sesuai dengan target yang
direncanakan
f. Efisien yaitu berdaya guna, proses berjalan dengan lancar
serta tidak terjadi pemborosan, penyalahgunaan alokasi, dan
penyimpangan prosedur
g. Inovatif yaitu mencerminkan hasil pemikiran baru yang
konstruktif
h. Orientasi mutu yaitu pelayanan prima sesuai dengan apa yang
publik butuhkan
i. Kreatif, yaitu memiliki dorongan kuat untuk senantiasa mencari
kebaruan, menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah
ada, dan menciptakan keunikan
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary:
30
1960). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda).
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam
kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara
jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001
didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. menurut
UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara, (2)
suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5)
penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam
pengadaan, dan (7) gratifikasi. Semua jenis tersebut merupakan
delik-delik yang diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU
no.3/71)
a. Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat
yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa
sifat jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya.
31
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi
seorang pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di
masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada
orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu
perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan
dan kesadaran akan kewajiban menerima dan
menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan,
dimana kemauan menimbulkan asosiasi dengan
ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya
kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian,
ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang
mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup
boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat
memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara
merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan
32
antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi
permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak,
egosi dan juga menghindari dari keinginan yang
berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan
dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani
bertanggungjawab dan lain sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memihak.
33
instansipemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
2. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan
birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat
memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir
pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat
berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.
3. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi
pegawai ASN sangat penting, mengingat dengan adanya
desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadinya isu putra
daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan
birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut
merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
1. Pelaksana Kebijakan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakanyang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakanpelayanan yang berorientasi pada kepentingan
public.
2. Pelayan Publik
34
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pe
layanan publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik
merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yangdiselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
35
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi Manajemen ASN dan Manajemen PPPK.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).
2. Whole of Government (WoG)
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan menunjuk sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia
adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.
36
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.
3. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
37
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. Fundamen pelayanan publik
yaitu:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi.
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang.
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi.
38
BAB III
PROFIL ORGANISASI
A. Profil Organisasi
Gambar 3.3 Gedung Poli Rawat Inap (Kiri) dan Poli Rawat Jalan (Kanan)
RSUD dr Rehatta Kelet
39
1. Sejarah dan Profil RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah
Rumah Sakit Umum Daerah Kelet pada awal berdirinya
bernama Rumah Sakit Kusta Kelet/Donorojo. Rumah Sakit Kusta
Donorojo dibangun sekitar tahun 1916 oleh Pemerintah Hindia
Belanda dan dikelola oleh Zending. Tujuan pembangunan Rumah
Sakit Kusta Donorojo waktu itu adalah untuk pengobatan dan
rehabilitasi pasien kusta. Rumah Sakit Kusta Donorojo berlokasi di
Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara berdiri
40
Kusta Kelet/Donorojo dan kemungkinan “optimalisasi” sarana untuk
pelayanan masyarakat umum. Karena struktur komposisi SDM
yang kurang dan terjadi perubahan budaya kerja dilakukan langkah
perbaikan secara gradual yang meliputi Fase Inisiasi, Fase
Transformasi dan Fase Integrasi agar langkah yang diambil oleh
managemen betul-betul dipahami dan didukung seluruh karyawan.
Sejak tahun 2006 RS Kelet keberadaannya berdasarkan
pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun
2006 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas pokok, Fungsi dan
Susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah, yang kemudian diperbarui
dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 8 tahun
2008 tentang Organisasi & Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah.
RSUD Kelet merupakan rumah sakit kelas C, sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan nomor : 829/MENKES/SK/VII/2010
tentang Penetapan Kelas RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.
RSUD Kelet telah terakreditasi lima pelayanan pada tahun 2012
meliputi kelompok kerja keperawatan, kegawatdaruratan, rekam
medis, pelayanan medik dan administrasi dan manajemen.
Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2009 RSUD Kelet telah
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK BLUD) sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa
Tengah No. 059/80/2008 tentang Penetapan Status Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Bertahap
pada RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah dan terjadi peningkatan
berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 901/151/2012
tentang Penetapan Peningkatan Status Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dari Bertahap Menjadi
Penuh Pada RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.
a. Letak Geografis
41
RSUD Kelet merupakan Rumah Sakit Kelas C milik Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah. RSUD Kelet terletak di dua lokasi yaitu
RS Kelet yang berfungsi untuk pelayanan umum terletak di Desa
Kelet, Kecamatan Keling Kabupaten Pati dan RS Donorojo
berfungsi untuk pelayanan khusus kusta terletak didesa
Banyumanis, Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. Letak RS
Kelet dengan RS Donorojo berjarak lebih kurang 20 KM. Secara
geografis RSUD Kelet sangat strategis karena berada di tepi
Jalan Raya Utama Jepara – Pati tepatnya berjarak 33 KM dari
Kabupaten Jepara dan terletak dibagian timur dari Kabupaten
Jepara, wilayah bagian timur berbatasan dengan Kabupaten
Pati, bagian utara berbatasan dengan laut Jawa dan sebelah
selatan berbatasan dengan lereng gunung Muria.
Jumlah penduduk kabupaten Jepara dan Pati pada tahun 2012
adalah 1.144.916 jiwa dan 1.219.993 jiwa. Berdasarkan jenis
kelamin, jumlah penduduk wanita sedikit lebih besar
dibandingkan dengan penduduk pria. Dilihat dari penyebarannya,
sebagian penduduk bermukim di daerah pedesaan. Kemampuan
ekonomi dan mata pencaharian dapat mempengaruhi gaya hidup
masyarakat, termasuk dari sisi pencarian pengobatan atau
pelayanan kesehatan.
b. Cakupan Wilayah
Wilayah cakupan pelayanan RSUD Kelet relatif sempit meliputi
delapan kecamatan diwilayah Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati,
antara lain:
1) Kecamatan Keling
2) Kecamatan Donorojo
3) Kecamatan Kembang
4) Kecamatan Bangsri
5) Kecamatan Cluwak
42
6) Kecamatan Gunungwungkal
7) Kecamatan Dukuhseti
8) Kecamatan Tayu
43
Visi jangka menengah yang ingin diwujudkan oleh RSUD Kelet selama
lima tahun mendatang adalah :
“Profesional Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Rujukan”
Dari rumusan visi tersebut dapat dijelaskan bahwa yang
dimaksud Profesional adalah orang yang menyandang jabatan atau
pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau ketrampilan yang
tinggi. Sedangkan yang dimaksud dengan Rujukan adalah
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan setelah pelayanan dasar yang
dilaksanakan oleh pemberi pelayanan kesehatan tingkat dasar.
2. Misi
1. Membangun dan mengembangkan SDM yang kompeten dan
berkarakter unggul.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu.
3. Mengupayakan sarana dan prasarana yang sesuai standar rumah
sakit kelas B.
4. Mengembangkan system manajemen rumah sakit yang
berkualitas.
3. Nilai
Nilai-nilai dasar RSUD Kelet yaitu K-E-L-E-T akronim dari:
a. Komitmen
Kami berkomitmen untuk meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien.
b. Etika
Kami memegang teguh nilai-nilai etika dalam melaksanakan tugas
dan kehidupan sehari-hari.
c. Loyalitas
Kami bersikap setia terhadap nilai-nilai luhur bangsa, organisasi,
dan kepemimpinan organisasi
d. Empati
Kami nenggunakan sikap empati dalam merespon kebutuhan
pelanggan.
44
e. Tulus
Kami melayani pelanggan di dasari rasa ikhlas.
b. Sasaran
1. Meningkatnya kompetensi SDM dan berkarakter unggul.
2. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan rujukan.
3. Terpenuhinya sarana dan prasarana pelayanan yang sesuai
standar rumah sakit kelas B.
4. Meningkatnya pemanfaatan aset non pelayanan secara
produktif.
5. Meningkatnya kepuasan pelanggan.
D. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi RSUD Kelet berdasarkan Peraturan Daerah
Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2008, tentang Pembentukan kedudukan,
tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi Rumah Sakit Umum
Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Susunan organisasi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah terdiri dari :
1. Direktur : dr. Widyo Kunto, M.Kes
2. Kabag. TU : Malik Asyhar, SE, MM
3. Kabid Pelayanan dan Perawatan Umum : dr. Alex Jusron, M.kes
4. Kabid Pelayanan dan Perawatan Khusus : Joko WInarno, S.Kep.,
M.kes
5. Kasubag Perencanaan dan Keuangan : Sundarwati, SKM., M.Kes
45
6. Kasubag Umum dan Kepegawaian : Sumarlin, SKM, M.Kes
7. Kasie Pelayanan dan penunjang Umum : dr. Budiono
8. Kasie Perawatan Umum; : Aris Sunandar, S.Kep.,
M.Kep., M.Kes
46
2008 tentang Organisasi & Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah dan penjabaran tugas
pokok, fungsi dan susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah. RSUD Kelet dipimpin
oleh seorang direktur, yang mempunyai tugas memimpin, menyusun
kebijakan pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasikan
dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit dan dalam
menjalankan tugasnya Direktur dibantu oleh : Kabag Tata Usaha, Kabid
Pelayanan dan Perawatan Khusus, Kabid Pelayanan dan Perawatan
Umum.
RSUD Kelet juga memiliki berbagai kelompok jabatan fungsional
yang bertugas memberikan pelayanan pada masing- masing instalasi.
Selain yang terdapat dalam susunan organisasi tersebut diatas tada
kelompok jabatan yang sangat menunjang kegiatan pelayanan
kesehatan di RSUD Kelet adalah Komite Medik, Komite Keperawatan,
Komite Keselamatan Pasien.
47
Tabel 3.1 Profil SDM RSUD Kelet Berdasarkan Jabatan dan Status
Kepegawaian
Status
Jabatan
PNS CPNS APBD BLUD MITRA WKDS
Struktural 10 - - - - -
Fungsional Kesehatan 107 132 11 169 - 2
Dokter Spesialis 6 - - - 2
Dokter Umum 7 10 - 2 9 -
Dokter Gigi 1 1 - 7 -
Ners 8 20 - 9 2 -
Perawat 42 50 7 108 - -
Perawat Gigi 1 1 - - - -
Bidan 9 7 2 18 - -
Pranata Laboratorium 9 5 1 7 - -
Apoteker 3 3 - 3 - -
Asisten Apoteker 5 12 - 9 - -
Sanitarian 1 1 - 0 - -
Fisioterapi 4 2 1 1 - -
Ortotik Prostetik 0 1 - 0 - -
Radiografer 6 3 - 2 - -
Nutrisionis 3 2 - 2 - -
Perekam Medis 1 8 - 6 - -
Teknisi Elektromedis 1 3 - 1 - -
Psikolog 0 2 - 1 - -
Penyuluh Kesehatan - -
0 1 - 0
Masyarakat
Fungsional Non Kesehatan 1 1 - 4 - -
Pranata Komputer 1 1 - 4 - -
Pelaksana 40 1 6 134 - -
Sumber: Internal RSUD Kelet, 2019
48
a. Alat Kesehatan
49
Sumber: Internal RSUD Kelet, 2019
50
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
3. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi
politik, seta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
51
yang meliputi assesmen, interpretasi hasil assesmen, intervensi,
pembuatan laporan pemeriksaan psikologi klinis, pelaksanaan
tugas di tempat risiko tinggi, dan pengabdian masyarakat yang
meliputi pelaksanaan penanggulangan problem psikologi klinis
pada masyarakat rumah sakit, pelaksanaan tugas khusus lapangan
di bidang psikologi klinis pada komunitas, dan menjadi saksi ahli.
Sementara Rincian kegiatan Pelayanan dan pendidikan
Psikolog Klinis sesuai jenjang jabatan yaitu sebagai psikolog klinis
pertama berdasarkan Permenpan Nomor PER/11/M.PAN/5/2008
Tentang Jabatan Fungsional Psikolog Klinis dan Angka Kreditnya,
pada Pasal 8 adalah sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan assesmen melalui wawancara
pendahuluan tingkat sederhana;
2. Melakukan persiapan assesmen melalui wawancara
pendahuluan tingkat sedang;
3. Melakukan persiapan assesmen dengan merencanakan
pemeriksaan psikologi;
4. Melaksanakan assesmen dengan melaksanakan observasi,
wawancara lanjutan dan psikotes tingkat sederhana;
5. Melakukan interpretasi hasil observasi, wawancara lanjutan dan
psikotes tingkat sederhana;
6. Merencanakan intervensi psikolog tingkat sederhana;
7. Melakukankan intervensi psikolog tingkat sederhana;
8. Melakukan kunjungan klien di rumah sakit/visite;
9. Melakukan kunjungan klien di Rumah Sakit/Konsultan;
10. Melakukan kunjungan klien di rumah /home visite;
11. Menyusun laporan pemeriksaan psikologis berupa hasil evaluasi;
12. Melakukan tugas pada tempat risiko tinggi;
13. Melaksanakan kegiatan penyuluhan psikologis di masyarakat RS
(PKMRS);
52
14. Melakukan intervensi psikologi pada situasi-situasi khusus atau
kejadian luar biasa di masyarakat, misalnya kejadian bencana
baik secara mandiri maupun dalam TIM;
15. Menjadi anggota Tim penanggulangan problem psikologis dalam
KLB/bencana di masyarakat sebagai ketua;
16. Menjadi anggota Tim penanggulangan problem psikologis dalam
KLB/bencana di masyarakat sebagai anggota.
G. Role Mode
53
merupakan sosok PNS yang memiliki sikap yang sesuai dengan nilai-
nilai dasar ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Salah satunya beliau
tunjukkan dengan memprakarsai dan menupayakan serta
mengoptimalkan pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas dengan
menempatkan psikolog di puskesmas-puskesmas di wilayah Kota
Yogyakarta dan Sleman. Hal tersebut menunjukkan integritas dan
tanggungjawab pada nilai akuntabilitas beliau dalam menjalankan
perannya sebagai seorang psikolog dan sebagai seorang ASN.melalui
upaya meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat.
Selain itu tindakan yang beliau lakukan juga mencerminkan
nilai nasionalisme yang tertuang pada nilai sila ke 5 yaitu melakukan
kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan social. Adanya inisiatif beliau dalam meningkatkan
kesehatan mental masyarakat dengan mengupayakan penempatan
psikolog dan mengoptimalkan pelayanan psikologi merupakan bentuk
kepedulian beliau dalam menangani tingginya prevalensi penderita
gangguan jiwa serta upaya untuk merubah paradigma layanan
psikologi klinis yang masih awam dan tabu dimasyarakat. Hal tersebut
dikarenakan masyarakat berpikir bahwa layanan psikologi bukanlah
layanan kesehatan umum dan hanya dapat diakses oleh orang-orang
dari golongan tertentu. Adanya inisiatif, kepedulian dan respek
terhadap kondisi kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa belaiu
memiliki nilai-nilai etika publik dan komitmen mutu yang baik dan
dapat menjadi panutan atau role model.
54
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
55
Gagasan : 1. Menyusun draft SOP Pelayanan
Penyelesaian Isu Psikologis.
2. Menyusun draft SOP Alur Rujukan
Pelayanan Psikologi.
3. Menyusun draft lembar Rujukan Internal
Layanan Psikologi
4. Menyusun draft lembar Rekam Psikologis
5. Pembuatan leaflet edukasi mengenai
layanan psikologi melalui promosi
kesehatan jiwa “Halo Seroja” (Sahabat
Psikolog, Sahabat Sehat Rohani, Jiwa dan
Jasmani)
6. Pembuatan poster edukasi mengenai
layanan psikologi dan kesehatan jiwa.
56
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Menyusun SOP Pelayanan Tersusunnya SOP Akuntabilitas Kegiatan menyusun Dalam
Psikologis. pelayanan psikologi Keterbukaan SOP Alur Pelayanan menyusun SOP
Menyampaian dengan Psikologis di RSUD Alur Pelayanan
(Inovasi) jujur dan terbuka Kelet, sesuai dengan Psikologis di
A. Konsultasi dan a. Adanya arahan mengenai rencana yang visi RSUD Kelet yaitu RSUD Kelet
perijinan kepada dan ijin serta dilakukan beserta profesional dalam menguatkan
atasan, mentor, dukungan dari maksud atau tujuan dari memberikan nilai-nilai
serta pihak terkait atasan, mentor rencana tersebut. pelayanan organisasi yaitu:
untuk melakukan serta pihak yang Kejelasan kesehatan yang ⁻ Loyalitas
aktualisasi nilai terkait. ⁻Membuat rencana dan bermutu. ⁻ Etika
nilai ASN melalui jadwal kegiatan serta ⁻ Komitmen
kegiatan kejelasan sasaran dan
optimalisasi rincian dalam
pelayanan pembuatan sop agar
psikologi di kegiatan lebih
RSUD Kelet.
57
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
B. Membuat draft b. Adanya Draft SOP terencana dan -
SOP Pelayanan Pelayanan terjadwal.
Psikologi Psikologi ⁻Melakukan konsultasi
agar lebih
mendapatkan
pemahaman dan
gambaran yang lebih
jelas mengenai materi
penyusunan sop
sehingga bisa mencapai
hasil yang sesuai
dengan target yang
diharapkan.
Nasionalisme
Sila ke-3
Ketika berkonsultasi dan
C. Melakukan c. Adanya penyusunan draft SOP
. konsultasi akhir persetujuan draft dilakukan dengan
kepada atasan SOP yang akan menggunakan tata
dan mentor diajukan kepada Bahasa Indonesia yang
mengenai hasil dewan direksi. baik dan benar.
penyususnan Sila ke-4
draft SOP Melakukan musyawarah
Pelayanan untuk menentukan
Psikologi rencana kegiatan serta
rancangan SOP
Sila ke-2
58
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
Menghargai pendapat
maupun masukan dari
atasan, mentor.
Etika Publik:
Kearifan
Berkonsultasi dengan
atasan, mentor serta
pihak terkait dengan
bahasa, tutur kata serta
sikap yang sopan dan
santun.
Kebersamaan
Melakukan diskusi dan
bekerjasama dengan
rekan sejawat maupun
pihak yang terlibat dalam
penyusunan SOP.
Komitmen Mutu
Orientasi Mutu,
Melakukan konsultasi dan
perijinan agar rancangan
kegiatan bisa mencapai
hasil sesuai dengan
target yang diharapkan
serta
Efektif dan efisien
59
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
Saat berkonsultasi serta
dalam penyusunan saya
berusaha
memperhatikan
efektifan dan
kefesienan SOP
Anti Korupsi
Jujur
Saat melakukan perijinan
saya mengungkapkan
secara jujur rencana serta
maksud dan tujuan yang
akan dilaksanaka.
Kerja Keras, Tanggung
Jawab
Saat menyusun SOP
saya berusaha
mengerahkan segara
potensi dan
kemampuan yang saya
miliki untuk melakukan
pengkajia, diskusi serta
penyususnan sehingga
dapat memberikan
kontribuasi bagi
peningkatan mutu
pelayanan di RSUD
60
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
Kelet.
2 Menyusun draft SOP Alur Tersusunnya draft Akuntabilitas Kegiatan menyusun Dalam
Rujukan Internal Pelayanan SOP Alur Rujukan Integritas SOP Alur Pelayanan menyusun SOP
Psikologi. Psikologis. Saat berdiskusi mengenai Psikologis di RSUD Alur Pelayanan
perencanaan dan Kelet, sesuai dengan Psikologis di
penyusunan draft SOP visi RSUD Kelet yaitu RSUD Kelet
(Inovasi) a. Arahan dan saya melaksanakannya profesional dalam menguatkan
A. Melakukan dukungan dalam sesuai dengan prosedur memberikan nilai-nilai
Konsultasi pembuatan draft dan rencana yang telah pelayanan organisasi yaitu:
dengan mentor SOP Pelayanan disepakati dari hasil kesehatan yang ⁻ Loyalitas
mengenai Psikologi. konsultasi dan diskusi. bermutu. ⁻ Etika
rencana Kejelasan ⁻ Komitmen
pembuatan draft Berkonsultasi untuk
SOP Alur mendapatkan gambaran
Rujukan Internal dan arahan yang lebih
Pelayanan jelas mengenai alur
Psikologi. rujukan internal di RSUD
B. Melakukan b. Adanya Kelet.
diskusi dengan pemahaman Keluesan
pihak-pihak literasi dan materi Saat melakukan diskusi
terkait seperti konsep konsep dan penyusunan SOP
psikiater, pokja Draft SOP Alur berusaha untuk
ARK, bidang rujukan Internal menerima pendapat yang
pelayanan, Pelayanan berbeda ataupun
kepaala ruang Psikologi masukkan dari mentor
maupun kepala maupun pihak yang
poli mengenai terkait.
alur rujukan.
61
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
C. Melakukan c. Adanya konsep Nasionalisme
diskusi serta Draft SOP Alur Sila ke-3
mengkaji alur rujukan Internal Ketika berkonsultasi dan
pelayanan Pelayanan berdiskusi dengan pihak-
rujukan dengan Psikologi pihak lain menggunakan
mentor, dan tata Bahasa Indonesia
rekan sejawat yang baik dan benar.
mengenai draft Sila ke-4
SOP Alur Melakukan musyawarah
Rujukan Internal untuk menentukan
Pelayanan rencana kegiatan serta
Psikologi dengan merencanakan regulasi
rekan sejawat. alur pelayanan rujukan
D. Menysun draft d. Adanya draft SOP internal terkait pelayanan
SOP Alur Alur Rujukan psikologi.
Rujukan Internal Internal Sila ke-2
berdasarkan hasil Menghargai pendapat
diskusi dan kajian maupun masukan dari
literasi. atasan, mentor.
E. Melakukan e. Adanya
konsultasi akhir persetujuan draft Etika Publik:
kepada atasan, SOP yang akan Orientasi Organisasi
mentor dan pihak diajukan dan Saat menyusun SOP
terkait mengenai disosialisasilan rujukan internal saya
hasil kepada dewan berusaha untuk
penyususnan direksi. melakukan yang terbaik
draft SOP Alur dengan mensinkronkan
Rujukan Internal alur regulasi dari
62
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
masing-masing bidang
pelayanan di rumah sakit.
Kebersamaan
Melakukan diskusi dan
bekerjasama dengan
rekan sejawat maupun
pihak yang terlibat dalam
penyusunan SOP.
Komitmen Mutu
Orientasi Mutu
Melakukan konsultasi dan
perijinan agar rancangan
kegiatan bisa mencapai
hasil sesuai dengan
target yang diharapkan
serta
Efektif dan efisien
Saat berkonsultasi serta
dalam penyusunan saya
berusaha
memperhatikan
efektifan dan
kefesienan SOP
Anti Korupsi
Disiplin
Saat melakukan rencana
63
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
kegiatan dengan pihak-
pihak yang lain saya
berusaha untuk
melakukan sesuai
dengan jadwal yang
telah disepakati.
Kerja Keras, Tanggung
Jawab
Saat menyusun SOP
saya berusaha
mengerahkan segara
potensi dan
kemampuan yang saya
miliki untuk melakukan
pengkajian dan
berkoodinasi, diskusi
serta penyususnan
sehingga dapat
memberikan kontribuasi
bagi peningkatan mutu
pelayanan di RSUD
Kelet.
3. Menyusun Draft Lembar Tersusunnya draft Akuntabilitas Kegiatan menyusun Dalam
Rujukan Internal Pelayanan Lembar Rujukkan Kejelasan, konsistensi Lembar Rujukan menyusun Draft
Psikologi. Internal Rujukan Saya melakukan Internal Pelayanan Lembar
Psikologis. konsultasi agar lebih Psikologi di RSUD Rujukan
(Inovasi) mendapatkan Kelet, sesuai dengan Pelayanan
pemahaman dan visi RSUD Kelet yaitu: Psikologi di
64
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
A. Melakukan a. Adanya gambaran yang lebih ⁻ Menyelenggarakan RSUD Kelet
Konsultasi persetujuan, jelas mengenai materi pelayanan menguatkan
dengan mentor dukungan dan penyusunan draft Lembar kesehatan yang nilai-nilai
mengenai arahan dalam Rujukan Internal agar berkualitas. organisasi yaitu:
rencana pembuatan Draft dapat rancangan kegiatan ⁻ Mengembangkan - Komitmen
pembuatan Draft Lembar Rujukan bisa mencapai hasil system - Loyalitas
Lembar Rujukan Internal Psikologis. sesuai dengan target managemen - Etka
Internal yang diharapkan. rumah sakit yang
Pelayanan berkualitas.
Psikologi. Nasionalisme
B. Melakukan a. Adanya Sila ke-5
diskusi dan konsep Dalam penyusunan draft
bekerjasama Lembar Lembar Rujukan Internal
dengan rekan Rujukan Pelayanan Psikologi.
sejawat untuk Internal Saya bekerja sama
membuat Pelayanan dengan berbagai pihak
rancangan draft Psikologi.. seperti atasan, mentor,
Lembar Rujukan dan rekan sejawat
Internal Sila ke-4
Pelayanan Saat menentukan
Psikologi rancangan Rjukukan
C. Menyusun draft b. Tersusunnya Internal maupun saat
Lembar Rujukan draft Lembar mengambil keputusan
Internal Rujukan secara musyawarah
Pelayanan Internal melalui diskusi yang
Psikologi. Pelayanan juga
Psikologi. Sila Ke-2
D. Melakukan d. Adanya Dalam melakukan diskusi
65
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
konsultasi serta persetujuan mentor saya berusaha menerima
pengkajian mengenai Draft dan menghargai
lembar Rujukan Lembar Rujukan pendapat lain dari
Internal Internal Pelayanan atasan, mentor maupun
Pelayanan Psikologi rekan rejawat yang
Psikologi menunjukkan sikap saling
dengan rekan menghormati dan
sejawat.dan menghargai.
mentor.
Etika Publik
Respek, Keluesan
Saat melakukan
konsultasi dan diskusi
dilakukan dengan saling
komunikasi,
mendengarkan dan
menghargai pendapat
maupun masukan dari
rekan sejawat, mentor
maupun atasan.
Komitmen Mutu
Orientasi Mutu, efektif
dan efisien
Dalam menyusun draft
Lembar Rujukan saya
memperhatikan
kefektifan dan
66
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
keefisiennan Lembar
Rujukan serta
menggunakan tata
bahasa jelas mudah
dipahami sehingga
aplikasikan dapat
dilakukan dengan baik
sesuai dengan tujuan dan
bisa memberi kontribusi
terhadap mutu
pelayanan di RSUD
Kelet.
Anti Korupsi
Berani dan ADIl
Berani untuk
mempimpin jalannya
diskusi dengan menjadi
penengah bila terjadi
perbedaan pendapat
serta menjelaskan
mengenai tujuan diskusi
dan target yang ingin
dicapai agar
pelaksanaan diskusi bisa
terarah sehingga target
dari diskusi dapat
tercapai yaitu dengan
67
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
tersusunnya draft
Lembar Rujukan
Pelayanan Psikologi.
68
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
D. Melakukan d. Adanya dengan berbagai pihak
konsultasi serta persetujuan seperti atasan, mentor,
pengkajian mentor mengenai dan rekan sejawat
lembar Rujukan Draft Lembar Sila ke-4
Internal Rujukan Internal Saat menentukan
Pelayanan Pelayanan rancangan Rjukukan
Psikologi dengan Psikologi Internal maupun saat
rekan mengambil keputusan
sejawat.dan secara musyawarah
mentor. melalui diskusi yang
juga
Sila Ke-2
Dalam melakukan diskusi
saya berusaha menerima
dan menghargai
pendapat lain dari
atasan, mentor maupun
rekan rejawat yang
menunjukkan sikap saling
menghormati dan
menghargai.
Etika Publik
Respek, Keluesan
Saat melakukan
konsultasi dan diskusi
dilakukan dengan saling
komunikasi,
69
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
mendengarkan dan
menghargai pendapat
maupun masukan dari
rekan sejawat, mentor
maupun atasan.
Inovasi
Pembuatan Lembar
Rekam Psikologis
merupakan inovasi yang
coba saya lakukan
karena kebutuhan
administratif pelayanan
psiklogis serta belum
ada/ belum tersedia
sebelumnya di RSD
Kelet.
Komitmen Mutu
Orientasi Mutu, efektif
dan efisien
Saya melakukan
konsultasi dan pengkajian
untuk memastikan bahwa
lembar rujukan rekam
psikolog telah sesuai
dengan prosedur dan
rencana yang telah
disepakati dari hasil
70
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
diskusi dan konsultasi
dengan
mempertimbangkan
saran dan pendapat dari
atasan, mentor dan rekan
sejawat. Selain itu, dalam
menyusun draft Lembar
Rekam Psikologis saya
memperhatikan
kefektifan dan
keefisiennan Lembar
Rekam Psikologis serta
menggunakan tata
bahasa jelas mudah
dipahami sehingga
aplikasikan dapat
dilakukan dengan baik
sesuai dengan tujuan dan
bisa memberi kontribusi
terhadap mutu
pelayanan di RSUD
Kelet.
Anti Korupsi
Tanggungjawab, Jujur
Saat menyusun draft
Lembar Rekam Psikologi
saya melakukan sesuai
71
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
dengan penuh
tanggungjawab dengan
menyusun Lembar
Rujukan sesuai dengan
prosedur dan rencana
yang telah disepakati
dari hasil konsultasi dan
diskusi.
5. Pembuatan leaflet edukasi - Tersusunnya Akuntabilitas Kegiatan menyusun Dalam
Leaflet edukasi Integritas leaflet edukasi menyusun
mengenai layanan psikologi
mengenai layanan Saya melakukan mengenai layanan Lembar Rekam
melalui promosi kesehatan psikologi dan konsultasi sebelum psikologi dan Psikologis di
kesehatan melakukan sosialisasi kesehatan jiwa di RSUD Kelet
jiwa “Halo Seroja” (Sahabat
- Terlaksananya untuk memastikan RSUD Kelet, sesuai pada tahap
Psikolog, Sahabat Sehat A. Melakukan Sosialisasi bahwa leaflet telah dengan visi RSUD diskusi dan
Konsultasi Program Pelayan sesuai dengan Kelet yaitu: pengkajian
Rohani, Jiwa dan Jasmani)
dengan mentor Psikologi prosedur dan rencana ⁻ Menyelenggarakan literasi
mengenai yang telah disepakati pelayanan menguatkan
rencana a. Arahan dan dengan kesehatan yang nilai-nilai
pembuatan persetujuan dari mempertimbangkan berkualitas. organisasi yaitu:
leaflet. mentor. saran dan pendapat ⁻ Loyalitas
B. Melakukan b. Adanya koordinasi atasan, mentor dan ⁻ Etika
diskusi dan dan kerjasama rekan sejawat Komitmen
koordinasi dengan rekan
dengan rekan sejawat dalam Nasionalisme
sejawat untuk penyusunan Sila ke-3
membantu leaflet. Ketika berkonsultasi
pembuatan dengan menggunakan
72
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
leaflet. tata Bahasa Indonesia
C. Menyusun c. Adanya konsep yang baik dan benar.
konsep pokok bahasan Sila ke-4
rancangan materi poster. Melakukan musyawarah
mengenai untuk menentukan
batasan pokok rancangan leaflet.
pembahasan. Sila ke-2
D. Mencari referensi d. Adanya materi Menghargai pendapat
literasi mengenai sesuai dengan maupun masukan dari
isi materi pada pokok bahasan atasan, mentor
leaflet. pada leaflet.
E. Bekerjasama dan e. Adanya draft Etika Publik
berdiskusi layout leafleat Integritas
dengan rekan Dalam mencari referensi
sejawat dan tim berusaha mencari
design untuk sumber yang terpercaya
menyusun leaflet. agar bisa mendapatkan
informasi yang kejelasan
F. Melakukan f. Persetujuan dan dan konsisten serta dapat
konsultasi dukungan dipertanggung
kepada atasan terhadap hasil jawabkan
dan mentor rancangan leaflet. reliabilitasnya.
mengenai draft
layout leaflet. Komitmen Mutu
G. Mencetak Leaflet. g. Print out leaflet. Efektif, Orientasi
H. Berkoordinasi h. Perijinan dan Organisasi
dengan tim PKRS dukungan untuk Selain itu referensi
73
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
untuk melakukan melakukan yang didapat harus
sosialisasi leaflet sosialisasi leaflet. efektif sesuai dengan
I. Melakukan i. Bembagian leaflet tujuan pembuatan
sosialisasi leaflet pada pasien dan agar apa yang
pengunjung di dituliskan bermanfaat
RSUD Kelet dan untuk masyarakat luas
Meletakkan Poster serta bisa mencapai
di bagian hasil sesuai dengan
resepsionis. target yang
j. Pemahaman diharapkan yaitu
mengenai isi meningkatnya
leaflet. kesadaran dan
pengetahuan tentang
kesehatan jiwa yang
akan berdampak pada
tersosialisasinya
program pelayanan
pelayanan psikologi.
Saat menyusun draft
leaflet saya
memperhatikan
kefektifan dan
keefisiennan leaflet
serta menggunakan
tata bahasa jelas
mudah dipahami
sehingga bisa
memberi kontribusi
74
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
terhadap mutu
pelayanan di RSUD
Kelet.
Anti Korupsi
Jujur
Saat menyusun leaflet
saya berusaha
mencantumkan
sumber referensi
Kerjakeras
Dalam menyusun leaflet
saya memaksimalkan
kompetensi rekan
sejawat serta suberdaya
lain sehingga leaflet
dapat tersusun dengan
baik.
6. Membuat poster mengenai Tersusunya Akuntabilitas Kegiatan menyusun Dalam kegiatan
layanan psikologi dan Poster mengenai Integritas poster edukasi membuat poster
kesehatan jiwa layanan psikologi Saya melakukan mengenai layanan layanan
dan kesehatan konsultasi sebelum psikologi dan psikologi dan
jiwa. melakukan sosialisasi kesehatan jiwa di kesehatan jiwa
untuk memastikan RSUD Kelet, sesuai di RSUD Kelet
A. Melakukan a. Arahan dan bahwa poster telah dengan visi RSUD pada tahap
Melakukan persetujuan dari sesuai dengan Kelet yaitu: diskusi dan
Konsultasi mentor. prosedur dan rencana Menyelenggarakan pengkajian
dengan mentor yang telah disepakati pelayanan literasi
75
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
mengenai dengan kesehatan yang menguatkan
rencana mempertimbangkan berkualitas. nilai-nilai
pembuatan saran dan pendapat organisasi yaitu:
poster. atasan, mentor dan ⁻ Loyalitas
B. Melakukan b. Adanya koordinasi rekan sejawat ⁻ Etika
diskusi dan dan kerjasama ⁻ Komitmen
koordinasi dengan rekan Nasionalisme
dengan rekan sejawat dalam Sila ke-3
sejawat untuk penyusunan Ketika berkonsultasi
membantu poster. dengan menggunakan
pembuatan tata Bahasa Indonesia
poster yang baik dan benar.
C. Menyusun c. Adanya konsep Sila ke-4
konsep pokok bahasan Melakukan musyawarah
rancangan materi poster. untuk menentukan
mengenai rancangan leaflet.
batasan pokok Sila ke-2
pembahasan Menghargai pendapat
materi pada maupun masukan dari
poster. atasan, mentor
D. Mencari d. Adanya materi
Referensi Literasi sesuai dengan Etika Publik
mengenai isi pokok bahasan Integritas
materi pada pada poster. Dalam mencari referensi
poster berusaha mencari
E. Bekerjasama dan e. Adanya draft layout sumber yang terpercaya
berdiskusi poster. agar bisa mendapatkan
dengan rekan informasi yang kejelasan
76
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
sejawat dan tim dan konsisten serta dapat
design untuk dipertanggung
menyusun poster jawabkan
F. Melakukan f. Persetujuan dan reliabilitasnya.
konsutasi kepada dukungan terhadap
atasan dan hasil rancangan Komitmen Mutu
mentor mengenai poster Efektif, Orientasi
draft layout Organisasi
poster. Selain itu referensi
G. Mencetak poster g. Print out poster yang didapat harus
H. Berkoordinasi h. Perijinan dan efektif sesuai dengan
dengan tim PKRS dukungan untuk tujuan pembuatan
untuk melakukan melakukan agar apa yang
sosialisasi poster. sosialisasi poster dituliskan bermanfaat
I. Melakukan i. Pemasangan untuk masyarakat luas
sosialisasi poster poster pada ruang serta bisa mencapai
strategis agar hasil sesuai dengan
dapat dibaca oleh target yang
pasien/pengunjung diharapkan yaitu
. meningkatnya
kesadaran dan
pengetahuan tentang
kesehatan jiwa yang
akan berdampak pada
tersosialisasinya
program pelayanan
pelayanan psikologi.
Saat menyusun draft
77
Keterkaitan Kegiatan Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi Terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-nilai dasar Nilai-nilai
o Kegiatan Visi Misi
ASN (ANEKA) Organisasi
leaflet saya
memperhatikan
kefektifan dan
keefisiennan poster
serta menggunakan
tata bahasa jelas
mudah dipahami
sehingga bisa
memberi kontribusi
terhadap mutu
pelayanan di RSUD
Kelet.
Anti Korupsi
Jujur
Saat menyusun leaflet
saya berusaha
mencantumkan
sumber referensi
Kerjakeras
Dalam menyusun poster
saya memaksimalkan
kompetensi rekan
sejawat serta suberdaya
lain sehingga leaflet
dapat tersusun dengan
baik.
78
A. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan dijabarkan dalam tabel jadwal pelaksanaan aktualisasi sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Menyusun draft
1 SOP Pelayanan
Psikologis
Menyusun draft
SOP Alur Rujukan
2
Pelayanan
Psikologi
Menyusun draft
lembar Rujukan
3
Internal Pekayanan
Psikologi
Menyusun draft
4 lembar Rekam
Psikologi
Pembuatan leaflet
edukasi mengenai
layanan psikologi
melalui promosi
kesehatan jiwa
5
“Halo Seroja”
(Sahabat Psikolog,
Sahabat Sehat
Rohani, Jiwa dan
Jasmani)
Pembuatan poster
edukasi mengenai
6 layanan psikologi
dan kesehatan
jiwa.
Pembuatan tayangan
edukasi mengenai
7 layanan psikologi dan
kesehatan jiwa
80
Antisipasi Strategi
N
Kegiatan Kendala menghadapi menghadapi
o.
kendala kendala
Psikologis rekan sejawat.
2 Menyusun Tidak Melakukan Berkoordinasi
. draft SOP Alur adanya dukungan koordinasi dengan dengan bagian
Rujukan dari DPJP dan atau bagian manageman RS
Pelayanan kepala ruang managemen rumah untuk membatu
Psikologi maupun kepala sakit untuk berkoordinasi
poli. melakukan mediasi dengan DPJP
kepada DPJP maupun kepala
maupun kepala ruang dan poli.
ruang dan kepala Melakukan
poli. pendekatan dan
sosialisasi
secara personal
mengenai
rencana
program
perancangan
SOP alur
Rujukan
Pelayanan
Psikologis
81
Antisipasi Strategi
N
Kegiatan Kendala menghadapi menghadapi
o.
kendala kendala
(Sahabat bahasa yang kepada
Psikolog, mudah pasien.
Sahabat Sehat dipahami oleh 2. Berkoordinasi
Rohani, Jiwa dan orang awam tim PKRS dan
Jasmani) rekan sejawat
untuk
membuat
meteri leaflet
yang menarik
3. Bekerjasama
dengan PKRS
atau jasa
design/creator
untuk
memdesign
leaflet yang
menarik.
6 Pembuatan Pasien dan 1. Meletakkan 1. Berkoordinasi
. poster edukasi pengunjung kurang Poster di tempat dengan bagian
mengenai tertarik dengan strategis yang pendaftaran
layanan psikologi poster yang di mudah atau inpasien
dan kesehatan tempel. dijumpai/dilihat untuk
jiwa. oleh pasien dan membagikan
pengunjung. langsung
2. Menggunakan kepada
design dan pasien.
konten poster 2. Berkoordinasi
yang menarik. tim PKRS atau
jasa
design/creator
untuk
memdesign
leaflet yang
menarik.
3. Menggunakan
bahasa yang
mudah
dipahami dan
memuat
informasi yang
sekiranya
reliabel
dengan
kondisi pasien.
82
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Rancangan kegiatan aktualisasi melalui habituasi di unit
lingkungan kerja akan dilakukan RSUD Kelet guna menyelesaikan
berbagai isu permasalahan yang terjadi dikaitkan dengan nilai-nilai
dasar ASN yang telah dipelajari. Diharapkan setelah aktualisasi,
dapat dijadikan habituasi di unit tempat kerja. Nilai-nilai yang perlu
diaktualisasikan antara lain nilai-nilai dasar ASN berupa
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi, serta nilai-nilai peran dan kedudukan ASN dalam NKRI
seperti Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan
Publik.
Permasalahan yang diangkat dalam aktualisasi ini yakni
permasalah di bidang manajemen ASN terkait “Optimalisasi Upaya
Pelayanan Psikologi RSUD Kelet”. Isu tersebut dipilih berdasarkan
hasil analisis menggunakan alat bantu analisis APKL (Aktual,
Problematika, Kekhalayakan, dan Layak) dan USG (Urgency,
Seriousness, Growth) mendapatkan skor penilaian tertinggi.
Permasalah tersebut diambil dikarenakan masih belum optimanya
pelayanan psikologi di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.
Isu yang muncul akan diselesaikan melalui enam kegiatan
yang akan dilaksanakan di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.
Semua kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasa inta
dan bangga siswa teradap budaya daerah. Apabila permasalahan
tersebut tidak segera diselesaikan maka akan berdampak pada
rendanya rasa nasionalisme siswa dan tidak berorientasi pada visi
dan misi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.
83
DAFTAR PUSTAKA
84
CURRICULUM VITAE
DATA DIRI
Nama Dyah Purbasari Kusumaning Putri., M.Psi.,
Psikolog
Tempat, tanggal lahir Surakarta, 9 September 1991
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
KONTAK
Alamat Gremet, Jl. Srigunting 7 No. 24 RT 06 / RW XI,
Manahan, Banjarsari, Surakarta
HP 0852 8877 2289
EMAIL dpurbasari.kusumaputri@gmail.com
PENDIDIKAN
Formal 2009 – 2013
Universitas Muhammadiyah Surakarta
- Program Sarjana Psikologi (S.Psi)
2014 – 2017
Universitas Gadjah Mada
- Program Magister Psikologi Profesi (M.Psi.,
Psikolog)
KOMPETENSI PENGALAMAN KERJA DAN PRAKTIK
2011 – 2013 BKPP (Biro Konsultasi dan Pemeriksaan
Psikologis) Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Praktik Psikolog Muda - Staff dan Bendahara
Juli – September 2015
Oktober 2015 Puskesmas Pakualaman, Yogyakarta
Desember 2015 RSJ Radjiman Wedhiodiningrat, Lawang,
Februari – Maret 2016 Malang
PSAA (Panti Sosial Asuhan Anak) Yogyakarta
Puskesmas Minggir, Sleman, D.I Yogyakarta
PUBLIKASI
Jurnal Humaniora
Pembagian Peran Pada Pada Pasangan Suami Istri Jawa (Dyah Purbasari
85
Kusumaning Putri & Sri Lestari)
Predisposing
Penerapan Nilai Rukun Pada (Dyah Purbasari Kusumaning Putri & Laila
Listyana Ulya)
86