Indikator :
Mengemukakan pengertian APBN dan APBD
Mengemukakan fungsi APBN dan APBD
Mengemukakan tujuan APBN dan APBD
I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah Proses Pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat :
1. Mendiskripsikan pengertian APBN dan APBD
2. Menjelaskan fungsi dan tujuan APBN dan APBD
II. Materi Ajar / Materi Pokok :
APBN
Pemerintah dalm menjalankan tugasnya untuk melaksanakan dan mengatur pemerintahan
membutuhkan dukungan dari segala bidang. Salah satunya adalah dalam hal keuangan.
Pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membangun negara ini. Oleh sebab
itu pemerintah berusaha mencari sumber-sumber yang sekiranya dapat digunakan untuk
pembiyaan kelangsungan hidup suatu negara. Sumber penerimaan yang dimaksud berasal
dari berbagai pendapatan antara lain ekspor migas dan non migas dan pinjaman luar negeri.
Keseluruhan penerimaan negara tersebut tertuang dalam Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN). Dalam perkembangannya pemerintah menerapkan suatu sistem yaitu
otonomi daerah, dimana daerah diberi kesempatan untuk mengelola sumber-sumber
pendapatan untuk dimanfaatkan daerah tersebut. Sehingga di daerah muncul adanya
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah suatu daftar yang memuat rincian
pendapatan dan pengeluaran negara untuk waktu tertentu, biasanya satu tahun dimulai dari 1
januari sampai dengan 31 Desember.
1. Fungsi APBN :
Ö Alokasi
Pendapatan yang paling besar diterima oleh pemerintah adalah dari sektor pajak, oleh
sebab itu pajak harus dapat dialokasikan ke berbagai sektor pembangunan seperti
pembangunan jalan raya, jembatan dan fasilitas umum lainnya.
Ö Distribusi
Pajak selain digunakan bagi kepentingan umum, penggunaannya dapat didistribusikan
dalam bentuk subsidi dan dana pensiun
Ö Stabilisasi
APBN digunakan sebagai pedoman agar pendapatan dan pengeluaran sesuai apa yang
telah ditetapkan. APBN ini ditetapkan untuk menjaga kestabilan arus uang dan barang
sehingga dapat menghindari terjadinya inflasi dan deflasi.
2. Tujuan Penyusunan APBN
Adalah sebagai pedoman pendapatan dan pembelanjaan negara dalam melaksanakan
tugas kenegaraan untuk meningkatkan produksi dan kesempatan kerja, dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemkmuran masyarakat.
3. Prinsip Penyusunan APBN berdasarkan aspek :
1. Pendapatan
a. Mengintesifkan penerimaan sektor anggaran dalam jumlah dan ketepatan
penyetoran
b. Mengintesifkan penagihan dan pemungutan piutang
2. Pengeluaran
a. Hemat, tidak boros, efisien, dan berdaya guna
b. Terarah dan terkendali sesuai dengan anggaran dan program kegiatan
c. Mengusahakan membeli produk dalam negeri
4. Asas Penyusunan APBN :
1. Kemandirian, artinya pembiayaan negara didasarkan atas kemampuan negara
2. Dinamis
3. Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas
4. Penajaman prioritas pembangunan, APBN harus mengutamakan pada pembiayaan
yang lebih bermanfaat.
5. Landasan Hukum APBN :
1. UUD 1945 pasal 23 ayat 1 yang berbunyi : Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara ditetapkan satu tahun
2. UU No. 1 Tahun 1994 tentang Pendapatan dan Belanja Negara.
3. Keppres RI No. 16 tahun 1994 tentang pelaksanaan APBN
6. Cara Penyusunan APBN
APBN
Lembaga DPR
Pemerintah Presiden (RAPBN)
(usul) APBN
Tahun lalu
Ket. RAPBN diterima maka akan disahkan sebagai APBN, namun bila tidak disetujui maka
menggunakan APBN tahun lalu.
APBD
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka penyelenggaraan
Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban Daerah tersebut, dalam kerangka
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan
Daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD. Tahun fiskal APBD
sama dengan tahun fiskal APBN.
Ö Struktur APBD :
1. Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan Kas Daerah dalam periode tahun
anggaran tertentu yang menjadi hak Daerah.
2. Belanja Daerah adalah semua pengeluaaran Kas Daerah dalam periode tahun
anggaran tertentu yang menjadi beban daerah.
3. Pembiayaan adalah transaksi Keuangan Daerah yang dimaksudkan untuk menutup
selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.
III. Metode Pembelajaran
Tanya Jawab, Diskusi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran :
Kegiatan waktu metode sumber tugas
I. Kegiatan awal
a. Guru menyampaikan tujuan 5 menit Ceramah Buku Ekonomi -
pembelajaran kepada siswa
b. Guru menggali pengetahuan 10 Tanya
siswa tentang APBN dan menit jawab
APBD
c. Guru membagi siswa dalam 5 menit
kelompok diskusi
((Membentuk semangat dalam
KBM)
II. Kegiatan Inti
A. Eksplorasi
1. Guru menjelaskan 10 Ceramah Powerpoint
pengertian APBN dan APBD menit
2. Guru menjelaskan Fungsi
dan tujuan APBN dan APBN 10 Ceramah Powerpoint
( ( Siswa mendengarkan dengan menit
cermat )
B. Elaborasi
1.Guru menugaskan siswa
untuk mendiskusikan
tentang pengertian, fungsi
dan tujuan APBN dan 15 Diskusi Buku Ekonomi
APBD dalam kelompok menit
masing-masing
2.Siswa melakukan
presentasi hasil diskusi
kelompok dan kelompok
lain menanggapi 15 Diskusi Buku Ekonomi
(menanamkan rasa toleransi, menit
jujur dan demokrasi)
C. Konfirmasi
Guru memberi penghargaan
kepada siswa yang telah
terlibat aktif dalam diskusi
dengan bertanya atau 10
menjawab pertanyaan menit
Guru melakukan refleksi
dengan membuat
kesimpulan dari hasil
diskusi.
Kunci Jawaban
I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah Proses Pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat :
1. Mengidentifikasi sumber-sumber APBN
2. Mengidentifikasi sumber-sumber APBD.
3. Menjelaskan pengaruh APBN dan APBD terhadap perekonomian.
C. Konfirmasi 10
Guru memberi penghargaan menit
kepada siswa yang telah
terlibat aktif dalam diskusi
dengan bertanya atau
menjawab pertanyaan
Guru melakukan refleksi
dengan membuat
kesimpulan dari hasil
diskusi.
III. Kegiatan Penutup
a. Siswa diminta 5 menit
membuat kesimpulan
tentang Sumber-sumber
APBN dan APBD
b. Guru melakukan 5 menit
refleksi dengan
menambahkan kesimpulan
yang diberikan oleh siswa
(menanamkan siswa untuk
dapat berfikir kritis dan
berfikir secara logika)
C. Konfirmasi
Guru memberi penghargaan
kepada siswa yang telah
terlibat aktif dalam diskusi
dengan bertanya atau
menjawab pertanyaan 15 Ceramah
Guru melakukan refleksi menit
dengan membuat
kesimpulan dari hasil
diskusi.
III. Kegiatan Penutup Ceramah
a. Guru melakukan
refleksi dengan membuat
kesimpulan dari materi yang
sudah dijelaskan dengan
melakukan tanya jawab
b. Guru memberikan 5 menit Tanya
tugas kepada siswa Jawab
(menumbuhkan sikap
disiplin dan kerja keras)
5 menit
V. Alat / Sumber Belajar.
Alat Belajar :
- Buku literatur
- Internet
Sumber Belajar :
- Sumber APBN
- Sumber APBD
VI. Evaluasi
Pertemuan I
A. Jenis Tagihan : Pertanyaan Lesan
4. Sebutkan macam-macam sumber pendapatan pemerintah pusat !
5. Sebutkan macam-macam sumber pendapatan pemerintah daerah !
B. Teknik Penilaian :
Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan serta kebenaran jawaban.
C. Bentuk Instrumen :
a. Aktif dan sungguh-sungguh berfikir serta benar jawabannya; nilai 100
b. Aktif kurang sungguh-sungguh berfikir serta jawaban hampir benar; nilai 80
c. Aktif tetapi jawaban kurang benar; nilai 70
d. Aktif jawaban salah; nilai 60
e. Pasif tidak dapat menjawab; nilai 50
Pertemuan II
A. Jenis Tagihan : Pertanyaan Lesan
1. Apa yang dimaksud dengan Dana Alokasi Umum !
2. Apa yang dimaksud dengan Dana Alokasi Khusus !
3. Jelaskan pengaruh APBN/APBD terhadap perekonomian Indonesia !
B. Tehnik Penilaian :
Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan serta kebenaran jawaban.
C. Bentuk Instrumen :
1. Aktif dan sungguh-sungguh berfikir serta benar jawabannya; nilai 100
2. Aktif kurang sungguh-sungguh berfikir serta jawaban hampir benar;
nilai 80
3. Aktif tetapi jawaban kurang benar; nilai 70
4. Aktif jawaban salah; nilai 60
5. Pasif tidak dapat menjawab; nilai 50
Setelah pertemuan I dan II dilakukan tes tertulis
Soal :
1. Tuliskan dan jelaskan sumber-sumber pendapatan negara dalam APBN!
2. Jelsakan apa yang dimaksud dengan penerimaan Hibah!
3. Sebut dan jelaskan sumber-sumber pendapatan daerah !
4. Apa yang dimaksud dengan pendapatan asli daerah ?
5. Apa yang dimaksud dengan dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi
khusus (DAK) ?
Kunci Jawaban
1. a. Penerimaan Pajak
Pajak merupakan pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat
dipaksakan dengan tanpa balas jasa yang secara langsung dapat ditunjuk.
b.Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan bukan pajak merupakan penerimaan yang terdiri atas sumber daya
alam dan bagian pemerintah atas laba BUMN.
c.Hibah
Hibah merupakan bantuan berupa uang, barang, dan jasa yang berasal dari
pemerintah, masyarakat, dan badan usaha dalam negeri atau luar negeri
yang tidak mengikat.
2. Hibah merupakan bantuan berupa uang, barang, dan jasa yang berasal dari
pemerintah, masyarakat, dan badan usaha dalam negeri atau luar negeri
yang tidak mengikat.
3. Pendapatan daerah bersumber dari:
1. Bagian asli pendapatan daerah
a. pos pajak daerah
b. pos retribusi daerah
c. pos laba usaha perusahaan daerah
d. pos lain-lain pendapatan daerah yang sah
2. Dana Perimbangan
a. pos bagi hasil pajak
b. pos bagi hasil bukan pajak sumber daya alam
c. pos Dana alokasi umum
d. pos Dana alokasi khusus
3. Bagian lain-lain penerimaan yang sah
a. Pos penerimaan dari pemerintah
b. Pos penerimaan dari propinsi
c. Pos penerimaan dari kabupaten/kota
d. Dana darurat
e. Lain-lain
4. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah
yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
5. - Dana alokasi umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan
antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
- Dana alokasi khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan
sesuai dengan prioritas nasional.
a. Norma penilaian
Setiap 1 (satu) nomor jawaban benar ; nilai 10
Setiap 1 (satu) nomor jawaban kurang benar ; nilai 7.5
Setiap 1 (satu) nomor jawaban kurang benar, nilai 5
Setiap 1 (satu) nomor jawaban salah; nilai 2
Nilai akhir :
I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah Proses Pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat :
1. Mendeskripsikan macam-macam kebijakan fiskal yang berlaku di Indonesia.
2. Mendeskripsikan pengertian pajak dan fungsi pajak
3. Mengidentifikas jenis-jenis pajak dan pungutan resmi lainnya sebagai sumber
pendapatan negara dan daerah
4. Menghitung PPH dan PBB
Kebijakan Fiskal
Pemerintah merupakan faktor determinan yang menentukan dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Pemerintah memiliki perangkat-perangkat kebijakan yang
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu perangkat kebijakan itu
adalah kebijakan fiskal (kebijakan anggaran). Kebijakan fiskal (anggaran) adalah kebijakan
penyesuaian di bidang pengeluaran dan penerimaan negara untuk memperbaiki keadaaan
ekonomi.
Tujuan kebijakan fiskal adalah memperbaiki keadaan ekonomi, mengusahakan kesempatan
kerja dan menjaga kestabilan harga-harga secara umum. Dengan kata lain, kebijakan fiskal
mengusahakan peningkatan kemampuan pemerintah dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan cara menyesuaikan pengeluaran dan penerimaan pemerintah.
Kebijakan anggaran dapat dijalankan melalui empat jenis pembiayaan yaitu :
1. Pembiayaan fungsional (A.P Linier)
Pembiayaan pengeluaran pemerintah ditentukan sedemikian rupa dengan tujuan untuk
meningkatkan kesempatan kerja (employment). Penerimaaan pemerintah dari sektor pajak
bukan ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, tetapi mengatur pengeluaran
swasta. Oleh sebab itu, apabila terjadi pengangguran, penerimaan pajak tidak diperlukan,
sedangkan untuk mengatasi inflasi diatasi dengan kebijakan pinjaman. Namun jika kebijakan
pinjaman tidak berhasil maka pemerintah mengambil kebijakan untuk mencetak uang.
2. Pengelolaan anggaran (Alvin Hansen)
Diperlukan anggaran berimbang, bahwa jika terjadi depresi, maka ditempuh anggaran defisit,
dan jika terjadi inflasi maka ditempuh anggaran belanja surplus.
3. Stabilisasi anggaran otomatis
Dalam stabilisasi anggaran diharapkan terdapat keseimbangan antara penerimaan dan
pengeluaran tanpa campur tangan pemerintah dengan sengaja. Dengan stabilisasi anggaran
ini, pengeluaran pemerintah lebih ditekankkan pada asas manfaat dan biaya relative dari
berbagai paket program. Pajak ditetapkan sedemikian rupa sehingga terdapat anggaran
belanja surplus dalam kesempatan kerja penuh.
4. Anggaran belanja seimbang
Cara yang dilakukan dalam hal ini adalah anggaran yang disesuaikan dengan keadaan
(managed budget). Tujuannya adalah tercapainya anggaran berimbang dalam jangka panjang.
Apabila tidak terjadi ketidakstabilan ekonomi, ditempuh anggaran defisit, sedangkan pada
masa inflasi ditempuh anggaran surplus.
Beberapa anggaran yang ditempuh oleh beberapa negara :
Anggaran berimbang
Anggaran ini mengusahakan agar pengeluaran (belanja) dan pendapatan sama.
Keadaan ini dapat menstabilkan ekonomi dan anggaran.
Anggaran Surplus
Pada anggaran surplus, tidak semua penerimaan pemerintah dibelanjakan,
sehingga terdapat tabungan pemerintah. Asas ini tepat digunakan jika keadaan
ekonomi mengalami inflasi.
Anggaran defisit
Pada anggaran defisit, anggaran disusun sedemikian rupa sehingga
pengeluaran lebih besar dari penerimaan. Anggaran ini menyebabkan inflasi
karena untuk menutup defisit harus dilakukan, misalnya dengan mencetak
uang dan meminjam uang.
Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarka UU (yang dapat dipaksakan) dengan
tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Fungsi Pajak :
1. Budgetair, artinya pajak sebagai sumber dan bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
2. Regulerend, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Syarat pajak :
Ö Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan)
Ö Pemungutan pajak harus berdasarkan UU (syarat yuridis)
Ö Tidak menganggu perekonomian (syarat ekonomis)
Ö Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansi)
Ö System pemungutan pajak harus sederhana
Pajak Negara
1. Pajak Penghasilan (PPh)
Pajak penghasilan adlah suatau pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat
yang berpenghasilan/atas penghasilan yang diterima adan diperolehnya dalam tahun
pajak untuk kepentingan Negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan
bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Dikenakan terhadap
orang pribadi dan badan, berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau
diperoleh selama satu tahun pajak.
Subjek PPh
1. Subjek pajak dalam negeri : orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai
suatu kesatuan, menggantikan yang berhak, badan dan bentuk usaha tetap
(BUT).
2. Subjek pajak luar negeri
Tidak termasuk subjek pajak :
1. Badan perwakilan negara asing
2. Pejabat perwakilan diplomatic/konsulat/pejabat lain dari Negara asing
3. Organisasi internasional
Objek PPh :
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima/diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, dll.
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan
c. Laba usaha
d. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta misal keuntungan
karena pengalihan berupa hibah
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya
f. Deviden
g. Royalty
h. Premi asuransi
Tidak termasuk objek pajak :
1. Bantuan/sumbangan/zakat
2. Warisan
3. Pembayaran dari pihak asuransi
4. Deviden dari cadangan laba yang ditahan
5. Iuran yang diterima dana pensiun
PTKP (penghasilan tidak kena pajak)
Tambahan
Tambahan untuk
untuk seorang
keluarga sedarah
isteri yang
Untuk diri Tambahan dan semenda
penghasilannya Masa
Dasar Hukum Wajib Pajak untuk WP dalam garis
digabung Berlaku
(WP) kawin keturunan lurus
dengan
paling banyak 3
penghasilan
orang
suami
1 Januari
1984 s/d
UU No.8 Tahun
Rp 960.000 Rp 480.000 Rp 960.000 Rp 480.000 31
1983
Desember
1993
1 Januari
1994 s/d
1 Januari
1995 s/d
UU No.10 Tahun
Rp 1.728.000 Rp 864.000 Rp 1.728.000 Rp 864.000 31
1994
Desember
1998
31
Desember
2000
1 Januari
2001 s/d
UU No.17 Tahun
Rp 2.880.000 Rp 1.440.000 Rp 2.880.000 Rp 1.440.000 31
2000
Desember
2004
1 Januari
2005 s/d
1 Januari
2006 s/d
Sampai dengan tahun pajak 2008, tarif Pajak Penghasilan Badan menganut tarif proporsional
dengan struktur sebagai berikut :
Mulai tahun pajak 2009, tarif PPh Badan menganut sistem tarif tunggal atau single taxyaitu
28% dan akan menjadi 25% pada tahun 2010. Jadi berapapun penghasilan kena pajaknya,
tarif yang dikenakan adalah satu yaitu 28% atau 25%. Khusus untuk perusahaan terbuka yang
memenuhi syarat tertentu, tarif PPh Badan nya adalah 5% lebih rendah dari tarif umum.
Secara umum, perubahan tarif PPh Badan ini menguntungkan bagi perusahaan-perushaan
besar yang biasanya kena tarif lapisan tertinggi 30%. Namun bagi perusahaan-perusahaan
kecil, yang biasanya kena tarif dengan lapisan kena pajak rendah tentu saja akan merugikan
karena akan mengalami kenaikan tarif. Namun demikian, ada ketentuan baru dalam Pasal
31E yang memberikan fasilitas pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif umum untuk Wajib
Pajak badan yang omzetnya tidak lebih dari Rp50 Milyar yang dikenakan terhadap
penghasilan kena pajak dari bagian omzet sampai dengan Rp4,8 Milyar.
Asas PBB :
- Memberi kemudahan dan kesedehanaan
- Adanya kepastian hukum
- Mudah dimengerti dan adil
- Menghindari objek ganda
Pengecualian Objek Pajak
1. Objek pajak yang digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum
dan tidak mencari keuntungan. Contoh : masjid, rumah sakit, madrasah, panti
asuhan, museum dll
2. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala
3. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,
tanah negara yang belum dibebani oleh suatu hak
4. Digunakan oleh perwakilan diplomatic, konsulat berdasarkan asas perlakuan
timbal balik
5. Digunakan oleh Badan Perwakilan organisasi internasional yang ditentukan
oleh Menteri Keuangan
Objek pajak yang digunakan oleh negara untuk penyelenggaraan
pemerintahan. Penentuan pengenaan pajaknya diatur oleh Peraturan
Pemerintah. Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang sebagian besar
penerimaannya merupkan pendapatan daerah yang digunakan untuk
penyediaan fasilitas yang dinikmati oleh Pemerintah pusat maupun daerah.
Besarnya Nilai Jual Objek Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) ditetapkan untuk
masing-masing kota/kabupaten dengan besar setinggi-tingginya Rp.
12.000.000 untuk setiap wajib pajak. Apabila seorang wajib pajak mempunyai
beberapa objek pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah satu objek pajak
yang nilainya terbesar, sedangkan objek pajak lainnya tetap dikenakan penuh
tanpa dikurangi NJOPTKP.
Subjek pajaknya adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu
hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan atau memiliki,
menguasai, memperoleh manfaat atas bangunan. Dengan demikian tanda
pembayaran/pelunasan pajak bukan merupakan bukti pemilikan hak.
Dasar Pengenaan Pajak :
1. Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
2. Besarnya NJOP ditetapkan setiap tiga tahun oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan pendapat
Gubernur/Walikota/Bupati (Pemda setempat).
3. Dasar perhitungan pajak adalah yang ditetapkan serendah-rendahnya 20 % dan
setinggi-tingginya 100 % dari NJOP.
4. Besarnya presentase ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan
mempertimbangkan kondisi ekonomi nasional.
Cara Perhitungan PBB :
Pengurangan Pajak :
1. Karena kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak dan
karena sebab tertentu lainnya, berupa :
a. Lahan pertanian/perkebunan/peternakan yang hasilnya sangat terbatas
yang dimiliki atau dimanfaatkan oleh wajib pajak perorangan.
b. Objek pajak yang nilai jualnya meningkat disebabkan karena adanya
pembangunan atau perkembangan lingkungan yang
dimiliki/dikuasai/dimanfaatkan oleh wajib pajak perseorangan yang
berpenghasilan rendah.
c. Objek pajak yang dimiliki/dikuasai/dimanfaatkan oleh wajib pajak
perseorangan yang penghasilannya semata-mata berasal dari pensiun,
sehingga kewajiban PBB nya sulit dipenuhi.
d. Objek pajak yang dimiliki/dikuasai/dimanfaatkan oleh wajib pajak
badan yang mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas yang serius
sepanjang tahun, sehingga tidak memenuhi kewajiban rutin
perusahaan.
e. Objek pajak yang dimiliki/dikuasai atau dimanfaatkan oleh masyarakat
berpenghasilan rendah lainnya sehingga kewajiban PBB nya sulit
dipenuhi.
2. Objek Pajak terkena :
a. Bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dll
b. Sebab lain yang luar biasa seperti kebakaran, kekeringan, wabah penyakit.
Bea Materai
Adalah pajak atas dokumen. Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang
mengandung arti dan maksud tentang perbuatan, keadaan, atau kenyataan bagi
seseorang dan atau pihak-pihak yang berkepentingan . Dasar hukumnya UU No.
13 Tahon 1985, untuk mengatur pelaksanaannya dikeluarkan Peraturan
Pemerintah No.7 Tahun 1995, kemudian diubah menjadi Peraturan Pemerintah
No.24 Tahun 2000.
Prinsip umum pemungutan Bea Materai :
a. Bea Materai dikenakan atas dokumen (merupakan pajak atas dokumen)
b. Satu dokumen hanya terutang satu bea materai
c. Rangkap / tindasan (yang ikut ditandatangani) tentang bea materai sama
dengan aslinya.
Tarif dokumen RP. 6.000,00 digunakan atas dokumen yang bernilai lebih dari Rp.
1.000.000,00 sedangkan tarif Rp. 3.000,00 dikenakan untuk dokumen yang mempunyai nilai
nominal Rp. 250.000,00 s.d Rp. 1.000.000,00.
C. Konfirmasi
a. Guru menugaskan
siswa untuk bertujar 5 menit Ceramah
pekerjaan
b. Guru melakukan 10
refleksi dengan memberikan menit
jawaban yang benar dan
siswa memberikan penilaian
III. Kegiatan Penutup
a. Guru menugaskan siswa
untuk mengumpulkan soal untuk 5 menit
dinilai
b. Guru membuat kesimpulan
dari kegiatan pembelajaran dengan 5 menit Tanya
melakukan tanya jawab kepada jawab
siswa
(membentuk siswa untuk
dapat berfikir kritis dan
berfikir secara logika)
Pertemuan II ( 2 x 45 menit )
Kegiatan waktu metode sumber tugas
I. Kegiatan awal
a. Guru mengulas kembali 10 Ceramah Buku Ekonomi -
materi tentang pengertian kebijakan menit
fiskal
b. Guru melakukan tanya
jawab mengenai pengertian pajak 10 Tanya
dan pungutan resmi lainnya menit jawab
(Membentuk semangat
dalam KBM)
II. Kegiatan Inti
A. Eksplorasi
a. Guru menjelaskan
tentang pajak dan
pungutan resmi lainnya 15 Tanya Buku Ekonomi
sebagai sumber menit jawab
penerimaan negara
b. Guru
memberikan contoh lain
dari sumber-sumber 15 Ceramah
penerimaan negara menit
(siswa mendengarkan
dengan cermat)
B. Elaborasi
a. Guru menugaskan siswa
untuk mengerjakan soal
mengenai konsep pajak 15 Drill Buku Ekonomi
dan pungutan resmi lain menit Pemberian
yang digunakan sebagi tugas
sumber penerimaan
negara.
b. Guru menunjuk Seorang
siswa menuliskan
jawaban di papan tulis 10
(menumbuhkan sikap menit
disiplin, jujur dan kerja
keras)
C. Konfirmasi
Guru memberi penghargaan
berupa nilai kepada siswa
yang telah terlibat dalam 5 menit Ceramah
mengerjakan soal di papan
tulis
Guru melakukan refleksi
dengan memberikan
penjelasan jawaban yang
benar dari soal
III. Kegiatan Penutup
a. Guru membuat
kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran 5 menit Ceramah
b. Guru memberikan
tugas individu kepada
siswa 5 menit Pemberian
(menumbuhkan sikap tugas
disiplin, jujur dan kerja
keras)
B. Elaborasi
a. Guru menugaskan siswa
untuk mengerjakan soal 5 menit Drill Buku Ekonomi
yaitu menghitung PPh Pemberian
dan PBB tugas
b. Siswa menyiapkan bahan
kemudian membuat 20
perhitungan PPh dan PPB menit
(menumbuhkan sikap
disiplin, jujur dan kerja
keras)
c. Konfirmasi
Guru memonitor siswa dalam
mengerjakan tugas 5 menit
III. Kegiatan Penutup
a. Guru dan siswa
mengambil kesimpulan dari 5 menit
materi pembelajaran
IV. Evaluasi
Pertemuan I
A. Jenis Tagihan : Pertanyaan Lesan
1. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Fiskal ?
2. Sebutkan tujuan Kebijakan Fiskal !
3. Sebutkan jenis pembelanjaan Negara !
B. Teknik Penilaian :
Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan serta tingkat kebenaran
C. Bentuk Instrumen
a. Aktif dan sungguh-sungguh berfikir serta benar jawabannya; nilai 100
b. Aktif kurang sungguh-sungguh berfikir serta jawaban hampir benar; nilai 80
c. Aktif tetapi jawaban kurang benar; nilai 70
d. Aktif jawaban salah; nilai 60
e. Pasif tidak dapat menjawab; nilai 50
Pertemuan II
Pertemuan III
5 menit
5 menit
15
menit
Pertemuan I
A.Jenis Tagihan : Pertanyaan Lesan
1. Apa saja yang termasuk pengeluaran pemerintah pusat ?
2. Apa saja yang termasuk pengeluran pemerintah daerah ?
B. Teknik Penilaian :
Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan serta tingkat kebenaran
c. Bentuk Instrumen
a. Aktif dan sungguh-sungguh berfikir serta benar jawabannya; nilai 100
b. Aktif kurang sungguh-sungguh berfikir serta jawaban hampir benar; nilai 80
c. Aktif tetapi jawaban kurang benar; nilai 70
d. Aktif jawaban salah; nilai 60
e. Pasif tidak dapat menjawab; nilai 50
Setelah pertemuan I dilakukan test tertulis.
- Soal
1. Sebut dan jelaskan jenis-jenis pengeluaran pemerintah pusat !
2. Sebut dan jelaskan jenis-jenis pengeluaran pemerintah daerah !
Kunci jawaban
1. Belanja pemerintah pusat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Belanja pemerintah pusat menurut organisasi atau bagian anggaran.
b. Belanja pemerintah pusat menurut fungsi.
Rincian belanja negara dan daerah menurut fungsi, terdiri atas pelayanan
umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan
hidup, perumahan, dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya,
agama, pendidikan, serta perlindungan sosial.
c. Belanja pemerintah pusat menurut jenis belanja, meliputi:
1) belanja pegawai;
2) belanja barang;
3) belanja modal;
4) pembayaran bunga utang;
5) subsidi;
6) belanja hibah;
7) bantuan sosial;
8) belanja lain-lain.
2. Pengeluaran pemerintah daerah terdiri atas pengeluaran belanja, bagi
hasil ke daerah yang menjadi otoritasnya, dan pembiayaan. Belanja terdiri
atas tiga macam pengeluaran, yaitu belanja rutin, belanja modal, dan
belanja tidak terduga. Pengeluaran rutin, yaitu pembelanjaan yang
dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Pembelanjaan yang termasuk dalam
pos ini, di antaranya belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja
pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, belanja pinjaman, belanja subsidi,
belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja operasional lainnya.
Belanja modal, terdiri atas belanja aset tetap dan belanja asset lainnya.
Adapun belanja tidak terduga, yaitu pengeluaran yang tidak diperkirakan
sebelumnya. Bagi hasil pendapatan ke daerah yang menjadi otoritas
dilakukan melalui tiga hal, di antaranya bagi hasil pajak ke
kabupaten/kota, bagi hasil retribusi ke kabupaten/kota, dan bagi hasil
pendapatan lainnya ke kabupaten/kota. Adapun pengeluaran pembiayaan,
di antaranya untuk pembayaran pinjaman, penyertaan modal pemerintah,
belanja investasi permanen, dan pemberian pinjaman jangka panjang.
Norma Penilaian