T e m a:
(APBN)
Oleh :
Edi Tito
NPM : 24091121008
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
umatnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
dalam penulisan makalah ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran
Penulis mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan kekurangan
pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang............................................................Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah.......................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II
PEMBAHASAN...............................................................Error! Bookmark not defined.
A. Pengertian APBN dan APBD......................................Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian APBN.........................................................Error! Bookmark not defined.
2. Pengertian APBD........................................................Error! Bookmark not defined.
B. Fungsi ABPN dan APBD............................................Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penyusunan APBN dan APBD......................Error! Bookmark not defined.
D.Jenis-Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat dan Daerah.Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP........................................................Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan................................................................Error! Bookmark not defined.
B. Saran...........................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA.......................................................Error! Bookmark not defined.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN ), bila kita simak secara
pemerintahan dalam jangka waktu yang relatif pendek namun pada esensinya
4. Dalam konteks yang lebih spesifik anggaran suatu Negara secara sederhana
biasa pula kita ibaratkan dengan anggaran rumah tangga ataupun anggaran
1) Sisi penerimaan anggaran rumah tangga akan sangat tergantung pada
perubahan harga barang dan jasa yang di konsumsi. Jadi, anggaran pendapatan
1
dan belanja Negara dalam suatu pemerintahan merupakan salah satu structural
yang berperan sebagai tulang punggung dalam menopang kehidupan Negara baik
rumah tangga saja harus dianggarkan berapa pengeluaran dan berapa pula
pemasukannya.
lebih sedikit dari pendapatannya tapi akan jadi masalah yang cukup besar apabila
ilmu pengetahuan kita terutama tentang maksud dan tujuan dari APBN tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
peraturan mengenai penerimaan dan pengeluaran uang negara. Oleh karena itu
setiap awal periode disusun APBN yang digunakan sebagai pedoman dalam
Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang
memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran
Setiap tahun pemerintah menyusun APBN. Landasan hukum serta tata cara
penyusunan APBN terdapat di dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 1, 2 dan 3. Pada
pasal 23 ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja
belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan
3
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. Pada pasal 23 ayat 3
penerim
aan negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam rangka melaksanakan
pada akhirnya ditujukan untuk tercapainya masyarakat adil dan makmur material
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu kebijakan
timbul. Tantangan dan sasaran kebijakan ekonomi makro tersebut adalah menjaga
4
rutin dan anggaran pembangunan. Pemisahan anggaran rutin dan anggaran
1. Duplikasi antara belanja rutin dan belanja pembangunan oleh karena kurang
perkiraan mata anggaran keluaran (MAK) karena untuk satu jenis belanja, ada
MAK yang diciptakan untuk belanja rutin dan ada MAK lain yang ditetapkan
3. Analisis belanja dan biaya program sulit dilakukan karena anggaran belanja rutin
4. Proyek yang menerima anggaran pembangunan diperlakukan sama dengan satuan
kerja, yaitu sebagai entitas akuntansi, walaupun proyek hanya bersifat sementara.
Jika proyek sudah selesai atau dihentikan tidak ada kesinambungan dalam
5
Dalam sistem dual budgeting, pengeluaran rutin dimaksudkan sebagai
kegiatan rutin pemerintahan, yang terdiri dari (i) belanja pegawai, (ii) belanja
barang, (iii) pembayaran bunga utang, (iv) subsidi, dan (v) pengeluaran rutin
lainnya.
menurut ekonomi akan berbeda dari klasifikasi sebelumnya. Dalam hal ini,
kompensasi untuk pegawai; (2) penggunaan barang dan jasa; (3) kompensasi dari
modal tetap berkaitan dengan biaya produksi yang dilaksanakan sendiri oleh unit
organisasi pemerintah; (4) bunga hutang; (5) subsidi; (6) hibah; (7) tunjangan
transfer dalam bentuk uang atau barang, dan pembelian barang dan jasa dari pihak
6
Beberapa catatan penting berkaitan dengan perubahan dan penyesuaian
1. Dalam format dan struktur I-account yang baru, belanja negara tetap dipisahkan
antara belanja pemerintah pusat dan belanja untuk daerah, karena pos belanja
untuk daerah yang berlaku selama ini tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah
satu pos belanja negara sebagaimana diatur dalam UU No.6 Tahun 2021.
2. Semua pengeluaran negara yang sifatnya bantuan/subsidi dalam format dan
3. Semua pengeluaran negara yang selama ini ‘mengandung’ nama lain-lain yang
tersebar di hampir semua pos belanja negara, dalam format dan struktur baru
haknya, dan membayar honorarium, lembur, vakasi, tunjangan khusus dan belanja
sosial).
untuk pembelian barang-barang kebutuhan investasi (dalam bentuk aset tetap dan
aset lainnya). Pos belanja modal dirinci atas (i) belanja modal aset tetap/fisik, dan
(ii) belanja modal aset lainnya/non-fisik. Dalam prakteknya selama ini belanja
7
lainnya non-fisik secara mayoritas terdiri dari belanja pegawai, bunga dan
membayar beban subsidi atas komoditas vital dan strategis tertentu yang
menguasai hajat hidup orang banyak, dalam rangka menjaga stabilitas harga agar
selama ini ada jenis subsidi yang sebetulnya tidak ada unsur subsidinya, maka
kompensasi sosial.
1) Pajak Dalam Negeri, terdiri atas Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah
2) Pajak Perdagangan Internasional, terdiri atas Bea Masuk dan Tarif Ekspor.
8
a) Penerimaan SDA (Migas dan Non Migas)
2. Hibah yaitu bantuan yang berasal dari swasta, baik dalam negeri maupun luar
1) Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai
2) Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk
Daerah meliputi:
a) Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman
Proyek
9
b) Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo dan
Moratorium.
1. APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap
2. APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan
3. Pendapatan Negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan
hibah
5. Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja
8. DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah pen
bersangkutan dilaksanakan.
10
10. APBN yang disetujui DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program,
distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran
yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan
1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
rakyat.
2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi
11
3. Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk
4. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi
efektivitas perekonomian.
5. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan
6. Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat
pedoman dalam menyusun APBN. Asumsi dasar tersebut adalah sebagai berikut :
12
Lancarnya distribusi barang
Kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati
4 Nilai tukar rupiah Koreksi undervalued, membaiknya konsisi
per USD keamanan, social, politik
5 Suku bunga SBI Menguat atau melemahnya nilai tukar rupiah
3 bulan (%)
6 Harga minyak Permintaan dan penawaran minyak dunia
indonesia
(USD/barel)
7 Produksi minyak Kuota OPEC, kapasitas sumur yang semakin
Indonesia menurun sementara penemuan sumur baru relatif
(barel/hari) kecil, gangguan keamanan
E. Pertumbuhan Ekonomi
APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak bisa
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. APBN adalah daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan
dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran. Tujuan penyusunan APBN
kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta pada akhirnya ditujukan
2. Mulai tahun 2005, Pemerintah telah mengusulkan penyusunan RAPBN dengan
Sejalan dengan itu, format dan struktur APBN berubah dari T-Account menjadi I-
Account. Format dan struktur I-account yang berlaku saat ini terdiri atas (i)
pendapatan negara dan hibah, (ii) belanja negara, dan (iii) pembiayaan.
dan stabilisasi.
14
5. APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
B. Saran
menghindarkan diri dari praktek-praktek KKN karena KKN secara materiil akan
15
DAFTAR PUSTAKA
Negara
Perpres Nomor 113 Tahun 2021 Tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/185161/uu-no-6-tahun 2021
https://www.gramedia.com/literasi/apbn
https://setjen.pu.go.id/birokeuangan/pdf/Peraturan/
16