Oleh :
Kelompok 9
Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Ekonomi
Publik dengan judul “ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
(APBN)”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 4
PEMBAHASAN 5
A. Pengertian APBN 5
B. Fungsi APBN 6
C. Tujuan APBN 8
D. Struktur Dan Susunan APBN 9
E. Kebijakan APBN 11
F. Analisis APBN 2017 12
G. Analisis APBN 2018 18
H. Analisis APBN 2019 22
I. Realisasi APBN 2017, 2018 DAN 2019 22
PENUTUP 28
DAFTAR PUSTAKA 29
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat APBN,
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. APBN adalah wujud dari pengelolaan keuangan negara yang
merupakan instrumen bagi pemerintah untuk mengatur pengeluaran dan
penerimaan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan
dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan
nasional,mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas
pembangunan secara umum.
Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidakpastian pada kedua
sisi. Misalnya, sisi penerimaan anggaran rumah tangga akan sangat tergantung
pada ada atau tidaknya perubahan gaji/upah bagi rumah tangga yang memilikinya.
Demikian pula sisi pengeluaran anggaran rumah tangga, banyak dipengaruhi
perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi. Sisi penerimaan anggaran
perusahaan banyak ditentukan oleh hasil penerimaan dari penjualan produk, yang
dipengaruhi oleh daya beli masyarakat sebagai cerminan pertumbuhan ekonomi.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama
pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk
mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya
menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik.
Dalam konteks ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan
yang dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN. sehingga APBN
benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat
dan mengelola perekonomian negara dengan baik.
Dalam rangka mewujudkan good governance dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara, sejak beberapa tahun yang lalu telah diintrodusir Reformasi
Manajemen Keuangan Pemerintah. Reformasi tersebut mendapatkan landasan
hukum yang kuat dengan telah disahkannya UU No. 17 Tahun 2003 tentang
3
Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara, dan UU
No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang masalah-masalah :
1. Pengertian APBN
2. Fungsi APBN
3. Tujuan APBN
4. Kebijakan Surplus, Defisit dan Berimbang dalam APBN
5. Analisis APBN tahun 2017, 2018 dan 2019
6. Realisasi APBN tahun 2017, 2018 dan 2019
4
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN APBN
Setiap tahun pemerintah menyusun APBN. Landasan hukum serta tata cara
penyusunan APBN terdapat di dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 1, 2 dan 3. Pada
pasal 23 ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN)sebagai wujud dari pengelolaan keuangan Negara ditetapkan
setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besanya kemakmuran rakyat. Pada pasal 23 ayat
2 disebutkan bahwa Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja
Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. Pada pasal 23 ayat 3
disebutkan apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diusulkan Presiden,
pemerintah menjalankan APBN tahun lalu.
5
APBN kepada DPR berupa Laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan
Pemeriksa Keuangan.
B. FUNGSI APBN
1. Fungsi Alokasi
2. Fungsi Distribusi
6
tersebut dipergunakan untuk kepentingan umum yang didistribusikan dalam
bentuk subsidi, premi maupun dana pensiun. Jadi Fungsi Distribusi yaitu
pengeluaran negara yang dipergunakan untuk kepentingan atas dasar
kemanusiaan, sebagai contoh: dana subsidi, pensiun, dan premi.
3. Fungsi Stabilisasi
4. Fungsi Perencanaan
5. Fungsi Pengawasan
6. Fungsi Otorisasi
7
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrument
utama kebijakan fiskal yang sangat mempengaruhi jalannya perekonomian dan
keputusan-keputusan investasi yang dilakukan para pelaku pasar. Hal ini
disebabkan APBN secara umum menjabarkan rencana kerja dan kebijakan yang
akan diambil pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan, alokasi sumber-
sumber ekonomi yang dimiliki, distribusi pendapatan dan kekayaan melalui
intervensi kebijakan dalam rangka mempengaruhi permintaan dan penawaran
faktor produksi serta stabilisasi ekonomi makro. Dengan demikian strategi dan
pengelolaan APBN menjadi isu yang sangat sentral dan penting dalam
perekonomian suatu negara.
C. TUJUAN APBN
8
konsistensi kebijakan sangat diperlukan dalam mencapai sasaran pembangunan,
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu kebijakan
ekonomi makro tersebut ditujukan untuk memperkuat fundamental ekonomi yang
sudah membaik dan mengantisipasi berbagai tantangan baru yang mungkin timbul.
Tantangan dan sasaran kebijakan ekonomi makro tersebut adalah menjaga
stabilitas ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang didasarkan atas
peningkatan kualitas dan kinerja perekonomian.
Struktur APBN terdiri dari pendapatan negara dan hibah, belanja negara,
keseimbangan primer, surplus/defisit, dan pembiayaan. Sejak Tahun 2000,
Indonesia telah menguba komposisi APBN dari T-account menjadi I-account
sesuai dengan standar statistik keuangan pemerintah, Government Finance
Statistics (GFS).
9
(bea masuk dan pajak/pungutan ekspor) merupakan sumber penerimaan utama
dari APBN. Selain itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) meliputi
penerimaan dari sumber daya alam, setoran laba BUMN, dan penerimaan bukan
pajak lainnya, walaupun memberikan kontribusi yang lebih kecil terhadap total
penerimaananggaran, jumlahnya semakin meningkat secara signifikan tiap
tahunnya Berbeda dengansistem penganggaran sebelum tahun anggaran 2000,
pada system penganggaran saat ini sumber-sumber pembiayaan (pinjaman)
tidak lagi dianggap sebagai bagian dari penerimaan. Dalam pengadministrasian
penerimaan negara, departemen/lembaga tidak boleh menggunakan penerimaan
yang diperolehnya secara langsung untuk membiayai kebutuhannya.Beberapa
pengeculian dapat diberikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
terkait.
2. Belanja Negara.
10
tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu: keseimbangan
primer (primary balance) dan keseimbangan umum (overallbalance).
Keseimbangan primer adalah total penerimaan dikurangi belanja tidak termasuk
pembayaran bunga. Keseimbangan umum adalah total penerimaan dikurangi
belanja termasuk pembayaran bunga.
4. Pembiayaan.
E. KEBIJAKAN APBN
1. Kebijakan Defisit
11
pengurangan subsidi pemerintah dan pengurangan ketergantungan pada utang
luar negeri melalui pengoptimalan sumber daya yang ada dan program gerakan
cinta terhadap produk dalam negeri.
2. Kebijakan Surplus
3. Kebijakan Seimbang
Menghadapi tahun 2017 yang masih dihadapkan oleh potensi risiko global,
pemerintah meresponnya melalui penetapan kebijakan fiskal yang kredibel,
12
efisien dan efektif, serta berkesinambungan. Kebijakan fiskal yang tertuang
dalam APBN 2017 tersebut dibingkai oleh asumsi kerangka makro yang yang
telah disepakati oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) dan Pemerintah.
Berikut Asumsi Dasar Ekonomi Makro pada APBN 2017 dan Target
Pembangunan pada APBN 2017.
Kesepakatan asumsi makro tersebut tidak lepas dari adanya pengaruh dari
faktor eksternal dan faktor internal. Dari faktor eksternal, kondisi perekonomian
dunia masih belum stabil, baik dari sisi permintaan (demand) yang masih
lemah, maupun harga komoditas yang rendah. Selain itu, economic
rebalancing dari negeri Tiongkok juga berimbas pada kondisi ekonomi seluruh
dunia, termasuk Indonesia. Terakhir, kebijakan ekonomi Negara-negara maju
seperti Amerika Serikat juga memiliki dampak kepada Indonesia.
13
Selain itu, nilai investasi langsung yang berasal dari luar negeri (FDI)
maupun dari dalam negeri juga menunjukkan angka yang terus meningkat.
Terakhir, pergerakan neraca pembayaran tahun 2016 terpantau surplus dengan
defisit transaksi berjalan yang terjaga dan nilai cadangan devisa yang memadai.
Postur APBN 2017 dibuat di atas asumsi kerangka makro yang optimis
agar mampu menghadapi berbagai tantangan perekonomian global dan
domestik, serta memacu pembangunan nasional yang lebih baik di tahun 2017
dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian (prudent) dan efektivitas
pelaksanaannya.
14
c. Keseimbangan Primer: (109,0)
d. Surplus (Defisit) Anggaran (A - B): (330,2) % Surplus (Defisit) Anggaran
terhadap PDB: 2,41
e. Pembiayaan Anggaran: 330,2
1) Pembiayaan Utang: 384,7
2) Pembiayaan Investasi: (47,5)
3) Pemberian Pinjaman: (6,4)
4) Kewajiban Penjaminan: (0,9)
5) Pembiayaan Lainnya: 0,3
3. Kebijakan Fiskal Dan APBN Menjadi Tulang Punggung Reformasi
Ekonomi
Kebijakan fiskal dalam APBN tahun 2017 dibuat secara kredibel, efisien
dan efektif serta berkesinambungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Upaya
mereformasi fiskal sudah digulirkan pemerintah sejak 2015 dalam kebijakan
APBN. Dalam APBN 2017, pemerintah memastikan komitmennya untuk
menjaga keberlanjutan reformasi struktural atas kebijakan APBN melalui tiga
pilar utama.
15
pemerintah pada 2017 mendatang, termasuk realisasi program Amnesti
Pajak dan penerimaan dari sumber-sumber pajak baru.
16
Belanja negara juga ditujukan demi pengurangan tingkat kemiskinan
dan kesenjangan sosial. Salah satunya adalah melalui pemenuhan belanja
yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan (mandatory
spending), seperti anggaran pendidikan yang dalam APBN 2017 tetap dijaga
sebesar 20%, dengan fokus untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan
pendidikan.
17
Yang ketiga adalah menjaga kesinambungan pembiayaan anggaran.
Dari sisi pembiayaan, kebijakan penghematan dilakukan pada pembiayaan
investasi. Fokus pemerintah adalah pada kemandirian BUMN dan
infrastruktur melalui sumber pembiayaan murah. Kebijakan defisit ekspansif
dan terarah masih menjadi pilihan pemerintah dengan tetap berkomitmen
pada reformasi penganggaran dan prinsip kehati-hatian.
18
3. Mendorong pembiayaan yang efisien, inovatif, dan berkelanjutan.
1. Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2018
Pengaruh dari faktor domestik, yaitu tingkat kepercayaan dan daya beli
masyarakat, keyakinan pelaku usaha, peningkatan peran swasta melalui kredit
investasi dan investasi langsung, perbaikan neraca pembayaran serta penguatan
cadangan devisa.
19
Dalam postur APBN 2018, pendapatan negara diproyeksikan sebesar
Rp1.894,7 triliun. Jumlah ini berasal dari penerimaan perpajakan sebesar
Rp1.618,1 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp275,4
triliun dan Hibah sebesar Rp1,2 triliun.
b. Belanja Negara
Sementara itu, transfer ke daerah dan dana desa dalam APBN 2018
dialokasikan sebesar Rp766,2 triliun. Alokasi ini diarahkan untuk
meningkatkan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah,
20
meningkatkan kualitas dan mengurangi ketimpangan layanan publik
antardaerah, serta mendukung upaya percepatan pengentasan kemiskinan
di daerah.
21
terhadap PDB. Keseimbangan primer juga turun menjadi negatif Rp87,3
triliun dari outlook tahun 2017 sebesar negatif Rp144,3 triliun.
22
23
24
25
2. Realisasi APBN KITA 2017-2018
26
3. Realisasi APBN KITA 2018-2019
27
PENUTUP
A. Kesimpulan
APBN adalah hasil dari perencanaan yang berupa daftar bermacam-macam
kegiatan terpadu, baik yang menyangkut penerimaan maupun pengeluarannya
yang dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu, biasanya adalah
satu tahun.
Menurut pasal 23 ayat (1) UUD 1945, menyebutkan bahwa, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah perwujudan dari pengelolaan
keuangan Negara, ditetapkan setiap tahun menurut UU dan dilaksanakan secara
terbuka dan bertanggung jawab sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak bias
dipisahkan. Alokasi dana yang terdapat dalam APBN digunakan untuk
pambangunan. Dengan adanya pembangunan ekonomi, akan terciptanya
pertumbuhan ekonomi.
Dari analisis data APBN tahun ke tahun mengalami peningkatan, baik dari
segi pendapatan maupun pengeluaran belanja Negara.
28
DAFTAR PUSTAKA
29