PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian Pariwisata saat ini merupakan bisnis unggulan, sebagian orang membutuhkan hiburan
untuk memuaskan atau membahagiakan diri (pleasure) dan untuk menghabiskan waktu luang
(leisure). Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sudah tidak
diragukan lagi. Pariwisata yang merupakan suatu industri dalam perkembangannya juga
mempengaruhi sektor-sektor industri lain disekitarnya. Pariwisata sesungguhnya telah dimulai sejak
peradaban manusia, yang ditandai oleh adanya pergerakan manusia yang melakukan ziarah atau
perjalanan agama lainnya. Bagi Indonesia, jejak pariwisata dapat ditelusuri kembali ke dasawarsa
1910-an, yang ditandai dengan dibentuknya VTV (Vereeneging Toeristen Verkeer), sebuah badan
pariwisata Belanda, di Batavia. Badan pemerintah ini sekaligus juga bertindak sebagai tour operator
dan travel agent, yang secara gencar mempromosikan Indonesia. Hal ini mendapatkan respon yang
sangat baik, dengan meningkatnya minat masyarakat Belanda dan Eropa untuk berkunjung ke
Indonesia. Menurut Khodyat (1996), sebagai suatu fenomena yang ditimbulakn oleh perjalanan dan
persinggahan manusia maka perkembangan pariwisata di suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) atau
tourist destination ditentukan oleh beberapa faktor berikut ini.
1) Daya tarik wisata (tourist attractions)
2) Kemudahan perjalanan atau aksesibilitas ke DTW yang bersangkutan, dan
3) Sarana dan fasilitas yang diperlukan mengingat kegiatan wisata tidak hanya mencakup
kegiatan-kegiatan yang bersifat rekreatif.
Daerah tujuan wisata merupakan salah satu komponen penting sumber daya pariwisata. Faktor
geografi merupakan faktor penting untuk pertimbangan pengembangan kepariwisataan. Pendekatan
geografi yang mendasarkan pada aspek keruangan mempunyai kaitan yang erat dengan persebaran
dari suatu obyek pembahasan. Pengembangan pariwisata yang menggunakan pendekatan keruangan
dapat dilihat dari kedudukan obyek wisata terhadap obyek wisata yang lain, hal ini dimaksudkan
untuk melihat potensi yang dimiliki obyek wisata dan adanya kemungkinan untuk dikembangkan atau
berkembang (Sujali, 1989). Pengembangan kepariwisataan tidak akan terlepas dari unsur fisik dan
non-fisik. Unsur-unsur fisik dan non-fisik tersebut akan menjadi pertimbangan dalam hal yang
berkaitan dengan daya dukung obyek dan pertimbangan dampak-dampak yang ditimbulkan dari
pengembangan pariwisata. Pengembangan pariwisata di suatu daerah tujuan wisata harus didasarkan
pada perencanaan, pengembangan, dan arah pengelolaan. Pengembangan pariwisata secara sistematis
dan arah pengelolaan itu sendiri sangat membutuhkan perhatian pemerintah, sebagaimana tercermin
dalam pembentukan atau pengakuan terhadap Organisasi Pariwisata Nasional. Pemerintah daerah
memiliki peran penting dalam pengembangan pariwisata, diantaranya merumuskan kebijakan dalam
pengembangan pariwisata dan berperan sebagai alat pengawasan kegiatan pariwisata sehingga
diharapkan dapat memaksimalkan potensi daerah tujuan wisata.
Bajawa adalah daerah pegunungan yang dilewati setelah Ruteng .Tempat pemandian air panas
Soa terletak sekitar 18 km dari pusat kota Bajawa, atau perjalanan dari Labuan Bajo selama 8 jam via
darat dengan menggunakan mobil. Pemandian ini merupakan salah satu daya tarik utama pariwisata
di Bajawa yang diminati wisatawan lokal bahkan mancanegara yang singgah di tengah perjalanannya
menuju Kelimutu. Sumber mata air pemandian air panas ini berasal dari Gunung Inelika di Bajawa.
Mulai dibuka sebagai objek wisata pada tahun 1997. Bentuk pemandiannya sendiri adalah terdiri dari
beberapa kolam yang punya tingkatan suhu tersendiri, ada yang hangat kuku sampai yang paling
tinggi suhunya adalah aliran air panas yang berbentuk seperti sungai air panas yang mengaliri setiap
kolam. Dari sumber mata air, air panas ini bersuhu hingga 44 derajat Celcius dan ketika mengalir di
pemandian suhu, menurun menjadi 36 derajat celcius. Air panas di sini dikenal memiliki khasiat bisa
menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit kulit sebab tingkat kepanasannya layak untuk
dijadikan sebagai media terapi. Selain karena suhunya, kandungan belerang serta zat vulkanis lain
yang berasal dari magma bumi yang membuat air panas juga memberikan khasiat menyehatkan.
Aliran air panasnya juga bisa seperti jeram yang sangat deras terutama saat musim hujan, bila sedang
musim kemarau terkadang aliran air sedikit dan menyebabkan kolam menjadi kering. Hijaunya
kawasan pemandian membuat pemandian air panas Manggeruda di Soa, Bajawa ini dikategorikan
sebagai objek eko-wisata. Tempat wisata ini juga menyediakan berbagai fasilitas seperti toilet, rumah
makan, kawasan perkemahan, hutan dengan jalan setapak. Selain itu, karena letaknya yang memang
berada di jalur perjalanan wisatawan luar kota, travel agent yang menawarkan paket perjalanan
sampai ke Kelimutu dengan sebelumnya singgah di pemandian ini. Hal ini yang membuat pemandian
ini mulai dikenal oleh para wisatawan sebab kawasan pemandian ini hampir kerap dikunjungi
wisatawan luar kota/luar negeri yang melewati kota Bajawa.
Adanya pengembangan kepariwisataan sangat penting dilihat dari kualitas obyek wisata dan peluang
yang dimiliki sebenarnya sangat besar, maka penulis mengambil judul : “ STRATEGI
PENGEMBANGAN OBYEK WISATA AIR PANAS MENGERUDA KECAMATAN SOA
KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT GUNA MENINGKATKAN JUMLAH PENGUNJUNG ”
Gambar 1. KerangkaPikir
DIMENSI STRATEGI
TUJUAN STRATEGI
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PROGRAM
METODE PENELITIAN
III.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.
III.2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ngada.
Hal ini didasarkan karena instansi tersebut diberi kewenangan untuk melakukan pengelolaan
objek wisata air terjun Bissappu kabupaten Ngada.
III.3. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah Deskriptif,
terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya
sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta dan memberikan gambaran secara obyektif tentang
keadaan sebenarnya.
III.4. Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi.
Penentuan unit analisis ini didasarkan pada pertimbangan obyektif, untuk mendeskripsikan penelitian
mengenai strategi pengembangan objek wisata air panas Mengeruda di Kabupaten Ngada.
III.5. Informan Informan dalam penelitian ini adalah orang yang benar-benar tahu atau pelaku yang
terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Informan ini harus banyak pengalaman tentang
penelitian, serta dapat memberikan pandangannya tentang nilai-nilai, sikap, proses dan kebudayaan yang
menjadi latar penelitian setempat. Adapun informan yang dimaksud adalah:
III.6. Jenis Data Sumber data berasal dari data primer dan data sekunder yaitu :
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
2. Data Sekunder
Diperoleh dengan cara mengambil data dari buku, jurnal, serta aturan aturan yang berkaitan
dengan judul penelitian penulis
III.7. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data, sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
i. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden
secara langsung (Siswanto, 2011:58) Peneliti mengadakan tanya jawab dengan para informan
untuk memperoleh data mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan masalah pembahasan
skripsi ini dalam hal melakukan wawancara digunakan pedoman pertanyaan yang disusun
berdasarkan kepentingan masalah yang diteliti.
ii. Observasi
Penelitian dengan pengamatan langsung tentang bagaimana objek wisata air panas
Mengeruda yang dikelolah oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantaeng
dengan mengidentifikasi strategi pengembangan objek wisata air panas Mengeruda di
Kabupaten Ngada.
iii. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan merupakan cara untuk mengumpulkan data dengan menggunakan dan
mempelajari literatur buku-buku kepustakaan yang ada untuk mencari konsepsi-konsepsi dan
teori-teori yang berhubungan erat dengan permasalahan. Studi kepustakaan bersumber pada
laporan-laporan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
iv. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, skirpsi, buku, surat kabar, majalah.
III.8. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari lokasi baik data primer aupun data sekunder, akan
disusun dan disajikan serta dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif berupa pemaparan yang
kemudian dianalisis dan dinarasikan sesuai dengan mekanisme penulisan skripsi.
III.9. Fokus Penelitian Untuk mempermudah dan memperjelas pemahaman terhadap konsep-konsep
penting yang digunakan dalam penelitian ini, maka dikemukakan Fokus Penelitian yaitu analisa dalam
pengembangan strategi berdasarkan dimensi-dimensi strategi yang digunakan yaitu Tujuan, Kebijakan
dan Program (Mintzberg, Lampel, Quinn, Ghoshal :2003) :
Tujuan
Tujuan yang dimaksud adalah hasil yang ingin dicapai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
terhadap pengembangan kawasan obyek wisata Air Terjun Bisapu.
KebijakanKebijakan yang dimaksud adalah rangkaian keputusan yang membimbing dan
membatasi tindakan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terhadap pengembangan
kawasan obyek wisata Air panas Mengeruda.
Program
Program yang dimaksud adalah berupa urutan-urutan tindakan yang dilakukan Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
TUGAS METODE PENELITIAN BISNIS
OLEH:
HILARIA EDO
DOSEN WALI: REYNER F. MAKATITA