Disusun oleh :
Nanda Listiana DS (2014SA045)
1. Penyerapan Anggaran
anggaran yang baik dapat dikatakan sebagai suatu hal yang mustahil akan
yang menghasilkan bunga atau giro dengan tingkat bunga yang berlaku.
negara di bank sentral dan/atau bank umum, reverse revo dan/atau selisih
lebih dari harga jual dengan harga beli dari pembelian/penjualan SBN
Pada pasal 4 PMK ini mengatur bagaimana jenis dan tata cara
d. Reserve revo
Secara umum ada beberapa tujuan utama manajemen kas pemerintah
operasional, resiko kredit, dan resiko pasar yang terkait dengan kagiatan
jabatannya
di tentukan.
B. TINJAUAN ATAS FORMULA PERHITUNGAN DANA ALOKASI
UMUM (DAU)
1. PENDAHULUAN
daerah ditentukan atas besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah,
yang merupakan selisih antara kebutuhan daerah (fiscal need) dan potensi
daerah (fiscal capacity). Alokasi DAU bagi daerah yang potensi fiskalnya
DAERAH
daerah Dengan sumber daya yang sedikit memerlukan subsidi agar dapat
d. Untuk mengatasi persoalan yang timbul dari menyebar atau melimpahnya efek
Berikut ini adalah beberapa kriteria umum yang biasa digunakan dibanyak negara di
dunia.
(termasuk transfer) yang cukup untuk menjalankan segala kewajiban atau fungsi
yang diembannya.
c. Keadilan (equity). Besarnya dana transfer dari pusat ke daerah ini seyoganya
d. Transparan dan stabil. Formula transfer harus diumumkan sehingga dapat diakses
f. Insentif. Desain transfer harus memberikan semacam intensif bagi daerah dengan
Dana alokasi umum adalah transfer dana yang bersifat “block grant”, sehingga
dihitung dengan mengkalikan rasio antara bobot daerah dengan jumlah DAU.
sumber pendanaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
DAU dialokasikan untuk daerah atas dasar celah fiskal (fiscal gap) yaitu
selisih antara kebutuhan fiskal (fiscal needs) dengan kapasitas fiskal (fiscal
capacity) dan alokasi dasar (AD) berupa jumlah gaji PNS Daerah.
gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah tahun sebelumnya (t-1) yang meliputi gaji pokok
yang berlaku.
Celah Fiskal (CF). Untuk mendapatkan alokasi berdasar celah fiskal suatu
daerah dihitung dengan mengalikan bobot celah fiskal daerah bersangkutan (CF
daerah dibagi dengan total CF nasional) dengan alokasi DAU CF nasional. Untuk
CF suatu daerah dihitung berdasarkan selisih antara KbF dengan KpF, sebagai
berikut:
Dimana:
α = Bobot Indeks
Dimana:
DBH Pajak = Dana Bagi Hasil dari Penerimaan Pajak (Kementrian Teknis)
DBH SDA = Dana Bagi Hasil dari Penerimaan Sumber Daya ( Dirjen Pajak )
CELAH FISKAL
Kebutuhan fiskal – Kapasitas fiskal
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
26% X Penerimaan Nasional x Bobot 26% X Penerimaan Nasional x Bobot
Daerah yang memiliki nilai celah fiskal lebih besar dari 0 (nol), menerima DAU
a. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal sama dengan 0 (nol), menerima DAU
kecil dari alokasi dasar, menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah
c. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut sama
pendanaan yang berbasis pada kebutuhan riil daerah. Idealnya dilakukan dengan
standard spending assesment (SSA), sehingga setiap belanja dapat dihitung sesuai
- Total celah fiskal yang ada mungkin akan sangat besar sehingga sulit untuk
- Belanja aktual (realiasi) belum tentu mencerminkan kebutuhan bagi daerah yang
bersangkutan, bisa kebutuhan yang sebenarnya lebih besar atau bahkan lebih kecil
b. Kemungkinan disinsentif DAU terhadap PAD, bagi daerah yang PAD nya tinggi,
menaikan PAD mengakibatkan penurunan DAU yang lebih tinggi dari kenaikan
tersebut.
c. Kemungkinan berkurangnya DAU dinilai tidak adil dan merugikan bagi daerah
d. Jumlah penduduk yang relatif sedikit (misalnya Papua dan Kaltim) merupakan
kesenjangan yang cukup besar antar provinsi Jawa dengan non Jawa perlu
untuk membayar gaji PNSD, sehingga ketika alokasi DAU tidak cukup untuk
membiayai gaji PNSD, maka banyak daerah yang protes. Padahal dalam
praktiknya, formula DAU merupakan fungsi dari Alokasi Dasar (Gaji PNSD)
ditambah dengan Celah Fiskal yang merupakan fungsi dari Kebutuhan Fiskal
dan Daerah (verticalfiscal imbalance), dan antar daerah (horizontal fiscal imbalance) dan
DBH Pajak dan DBH sumber daya alam yang diperoleh daerah ( Equalization grant),
menjadi berkurang.
Daftar Pustaka
Abdul Halim.2014. Manajemen Keuangan Sektor Publik .Edisi 2.Jakarta. Salemba Empat